Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

SISTEM PENGEN DALIAN MANAJEMEN

“PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DAN PENGARUHNYA”

Disusun oleh :
Kelompok 3

1. Shifa Ummu Zhaba (18310300076)


2. Yuniar Dwi Indria. A (18310300085)
3. Irawan Marchelino (18310300093)
4. Tri Yuli Astuti (18310300095)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA PURWOKWRTO

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh
karena rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
membahas tentang “Pengukuran Kinerja Keuangan dan Pengaruhnya”. Selain
sebagai tugas, makalah yang kami buat ini bertujuan memberi informasi kepada
para pembaca tentang Pengukuran Kinerja Keuangan dalam Sitem Pengendalian
Mnajemen.
Dengan demikian tidak akan tertinggal informasi mengenai Pengukuran
Kinerja Keuangan. Dalam kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah membantu.
Menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
butuhkan agar ke depannya kami mampu menjadi lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca pada
umumnya.

Purwokerto, 4 Desember 2020

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I. LATAR BELAKANG

A. Pendahuluan .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengukuran Kinerja Dan Pengaruhnya ..................................................... 4


B. Penciptaan Nilai ........................................................................................ 5
C. Kinerja Tindakan Pasar ............................................................................. 5
D. Pengukuran Akuntansi Kinerja ................................................................. 6
E. Investasi dan Operasi Myopia ................................................................... 8
F. Ukuran Kinerja Return-On-Invesment (ROI) ........................................... 9
G. Pengukuran Laba Residual Sebagai Solusi
Yang Tepat Untuk Masalah Pengukuran ROI .......................................... 11

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 12
B. Saran ......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13


BAB I

LATAR BELAKANG

A. PENDAHULUAN

Sistem pengendalian manajemen adalah kesatuan pemikiran dari


metode akuntansi manajemen untuk mengumpulkan dan melaporkan data
serta mengevaluasi kinerjaperusahaan. Suatu sistem pengendalian
manajemen berusaha untuk mengarahkan berbagaimacam usaha yang
dilaksanakan oleh semua subunit organisasi agar mengarah pada tujuan
organisasi dan tujuan para manajernya. Salah satu sistem pengendalian
manajemen adalah sistem penilaian kinerja yang merupakan mekanisme
untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilan organisasi dalam
menerapkan strategi. Sistem penilaian kinerja terbagi menjadi dua yaitu
ukuran finansial(keuangan) dan non-finansial.Pengukuran kinerja keuangan
(finansial) merupakan suata cara untuk mengetahui kondisi keungan
perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga
dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu
perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu.
Pengukuran kinerja keuangan jugamerupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh pihak manajemen untuk dapat memenuhi kewajibannya
terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuanyang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Walaupun akan muncul banyak masalah dalam
hal pengukuran kinerja tersebut di perusahaan, sehingga paramanajer harus
bisa menyikapinyasecara bijak.

Tujuan utama organisasi berorientasi pada laba adalah tujuan


memaksimalkan nilai pemegang saham atau nilai perusahaan dalam jangka
pendek. Pengendalian hasil yang ideal akan memberikan imbalan bagi
karyawan terhadap kontribusi mereka pada nilai perusahaan. Oleh karena
pengukuran langsung dari kontribusi karyawan terhadap pencipta nilai
jarang sekali terjadi, perusahaan harus mencari pngukuran yang mewakili
tujuan akhir da mengambil jalan alternatif pengendalian hasil, baik untuk
mendorong perilaku yang diinginkan ketika proksi menimbulkan
kesenjangan maupun mengurangi konsekuesi yang tidak diinginkan yang
mungkin timbul akibat mengandalkan proksi.

Dalam mengukur kinerja suatu perusahaan, tidaknlah cukup hanya


diukur dari aspek keuangan. Meskipu penting, kinerja keuangan hanya
merupakan salah satu aspek dari kinerja suatu organisasi. Pada makalah ini
juga dijelaskan mengenai aspek-aspek lainnya.bagian pertama makalah ini
membahas mengenai sistem ukuran kinerja, yang mengubungkan informsi
keuangan dengan informasi non keungan. Tujuan dari sistem kinerja adalah
untuk membantu menerapkan strategi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara menciptakan nilai agar menghasilkan laba?
2. Bagaimana kinerja tindakan pasar dalam rangka menaikkan nilai
perusahaan?
3. Apa saja bentuk-bentuk pengukuran akuntansi kinerja?
4. Apa pengaruh investasi dan operasi myopia untuk suatu perusahaan?
5. Bagaimana cara mengukur kinerja ROI?
6. Bagaimana cara mengukur sisa pendapatan sebagai solusi tepat atas
masalah ROI?
C. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami cara menciptakan nilai agar menghasilkan
laba
2. Mengetahui dan memahami kinerja tindakan pasar dalam rangka
menaikkan nilai perusahaan
3. Mengetahui dan memahami bentuk-bentuk pengukuran akuntansi
kinerja
4. Mengetahui dan memahami pengaruh dari investasi dan operasi myopia
untuk suatu perusahaan
5. Mengrtahui dan memahami cara mengukur kinerja ROI
6. Mengetahui dan memahami cara mengukur sisa pendapatan sebagai
solusi tepat atas masalah ROI
BAB II

PEMBAHASAN

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DAN PENGARUHNYA

Kinerja keuangan merupakan penentuan secara periodeik efektifitas


operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan
sasaran, standar dan kriteria sebelumnya, (Mulyadi, 2001). Tujuan Pengukuran
Kinerja Keuangan adalah untuk mengetahui tingkat likuiditas, mengetahui tingkat
solvabilitas, mengetahui tingkat profitabilitas dan retabilitas
Tujuan utama organisasi berorientasi pada laba adalah tujuan
memaksimalkan nilai pemegang saham atau nilai perusahaan dalam jangka
pendek. Pengendalian hasil yang ideal akan memberikan imbalan bagi karyawan
terhadap kontribusi mereka pada nilai perusahaan. Oleh karena pengukuran
langsung dari kontribusi karyawan terhadap pencipta nilai jarang sekali terjadi,
perusahaan harus mencari pngukuran yang mewakili tujuan akhir da mengambil
jalan alternatif pengendalian hasil, baik untuk mendorong perilaku yang
diinginkan ketika proksi menimbulkan kesenjangan maupun mengurangi
konsekuesi yang tidak diinginkan yang mungkin timbul akibat mengandalkan
proksi.
Ringkasan pengukuran merefleksikan kumpulan atau pengaruh bottom
line dari berbagai area kinerja. Ketegori pertama dari ringkasan pengukuran berisi
pengikuran pasar , yang menggambarkan perubahan harga saham atau return
pemegang saham. Kategori kedua berisi pengukuran akuntansi, yang dapat
didefinisikan baik dalam istilah residual (seperti pendapatan bersih setelah pajak,
laba operasi, laba residu, atau tambahan nilai ekonomis) maupun rasio return on
invesment (ROI), return on equity (ROE), atau return on net asset (RONA).
Kategori pengukuran ketiga terdiri dari kmbinasi pengukuran. Kombinasi ini
dapat melibtkan penggunaan baik itu tipe ringkasan ukuran maupun keduanya,
ditambah beberapa pengukuran nonkeuangan(seperti pangsa pasar, kepuasan
konsumen, turnover karyawan).
A. PENCIPTAAN NILAI
Tujuan utama dari organisasi berorientasi laba adalah untuk
memaksimalkan nilai perusahaan, menolak beberapa batasan, seperti
penyesuaian dengan hukum, dan perhatian yang memadai untuk karyawan,
konsumen, dan pemegang saham lainnya. Karyawan dapat meningkatkan
nilai dengan meningkatka ukuran dari aliran kas masa depan perusahaan,
dengan mempercepat waktu dari aliran kas (berdasarkan nilai waktu dari
uang), atau dengan membuat mereka lebih pasti atau tidak terlalu beresiko
(diikuti dengan penurunan tingkat diskon). Perubahan nilai perusahaan pada
periode yang pasti disebut dengan laba ekonomi.

B. KINERJA TINDAKAN PASAR


Menggambarkan pada perubahan nilai pasar atau perusahaan ataupun
return pemegang saham. Dapat diukur secara langsung pada periode tertentu
(tahunan, kuartal, bulanan) sebagai jumlah dari pembayaran dividen untuk
pemegang saham pada periode pengukuran yang ditambah (dikurangi)
perubahan pada nilai pasar saham. Pengukuran pasar memiliki daya tarik
yang kuat karena memberikan indikasi langsung terhadap perubahan nilai
perusahaan. Nilai pasar memiliki karakteristik yang dapat dimengerti, paling
tidak pada pengukuran yang ada dan juga efisien dalam hal biaya karena
tidak memelukan pengukuran biaya perusahaan. Nilai pasar juga memiliki
keterbatasan, terdiri dari :
1. Pengukuran pasar terkendala masalah pengendalian
Penilaian pasar saham dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak
dapat dikendalikan oleh manajer, seperti perubahan aktivitasmakro-
ekonomi (pertumbuhan ekonomi), kondisi politik (seperti hasil pemilu),
kebijakan moneter (seperti kebijakan tingkat bunga), kegiatan dalam
industro, tindakan yang diambil oleh pesaing.
2. Nilai pasar juga tidak selalu menggambarkan kinerja yang
sesungguhnya
3. Pengukuran kinerja pasar berpotensi gagal mencapai kesesuaian.
Pasar tidak selalu memberikakan informasi yang baik mengenai
rencana perusahaan dan prospeknya, baik itu aliran kas masa depan
maupun risikonya.
4. Pada pengukuran pasar, yaitu kelayakan mereka pada kondisi yang
pasti. Pengukuran pasar hanya tersedia untuk perusahaan publik:
mereka tidak menyediakan bagian untuk perusahaan swasta, seluruh
pemilik anak cabang atai divisi. Selain itu pengukuran juga tidak dapat
diterapkan pada perusahaan yang tidak berorientasi laba.

C. PENGUKURAN AKUNTANSI KINERJA


Berdasarkan akuntansi, ringkasan atau pengukuran kinerja bottom-line
berasal dari dua bentuk dasar yaitu:
1. Pengukuran Residual yang meliputi :
a. Pendapatan bersih
b. Laba operasional
c. Pendapatan sebelum bunga
d. Pajak
e. Depresiasi
f. Amortisasi
2. Pengukuran Rasio meliputi :
a. ROI (Return On Invesment)
b. ROE (Return On Eequity)
c. RONA (Return On Net Assets)
d. RAROC (Risk Adjusted Return On Capital)
Ringkasan pengukuran berbasis akuntansi memiliki beberapa
keunggulan. Keuntungan tersebut antara lain memuaskan berbagai kriteria
pengukuran seperti :
a. Laba akuntansi dan return dapat diukur tepat waktu (dalam jangka
pendek) relatif dengan tepat dan objektif. Atuan akuntansi untuk
penugasan aliran kas masuk dan eluar meskipun pada periode
pengukuran yang sangat pendek telah diatur dan dikelaskan lebih detail
oleh International Accounting Standard Board (IASB) atau oleh US
Financial Accounting Standards Board (FASB).
b. Apabila dibandingkan dengan kuantitas lain yang dapat diukur secara
tepat dan objektif berdasarkan ketepatan waktu, seperti aliran kas,
pengiriman, atau penjualan untuk memaksimalkan laba.
c. Pengukuran akuntansi biasanya dapat dikendalikan secara penuh oleh
manajer yang kinerjanya sedang dievaluasi. Pengukuran dapat
disesuaikan dengan keterbatasan otoritas pada beberapa level manajer,
mulai dari CEO hingga sampai manajer tingkat bawah.
d. Pengukuran akuntansi adalah sebuah hal yang dapat dimengerti, jadi
pengukuran akuntansi kinerja bukan sebuah hal yang mahal karena
sebagian besar perusahaan harus mengukur dan melaporkan laporan
keuangan untuk pengguna luar, terlebih lagi bagi perusahaan publik.
Secara umum, kesesuaian pengukiran atau kolerasi antara laba
akuntansi dan nilai perusahaan meningkat sejalan dengan lamanya periode
pengukuran.
Ada berbagai alasan mengapa pengukuran laba akuntansi gagal untuk
merefleksikan pendapatan ekonomi secara sempura, meliputi :
a. Sistem akuntansi adalah sebuah sistem yang berorientasi pada transaksi.
Laba akuntansi terutama penjumlahan dari pengaruh transaksinya
terjadi pada periode tertentu. Sebagian besar perusahaan pada nilai yang
tidak dihasilkan dalam transaksi tidak diakui pada akuntansi laba.
b. Laba akuntansi sangat tergantung pada pilihan metode pengukuran.
Pilihan akuntansi depresiasi (metode garis lurus dibandingkan dengan
akselarsi) adalah salah satu contoh metode yang sering kali
membutuhkan beberapa penilaian.
c. Laba akuntansi diturunkan dari aturan pengukuran yang sering kali
memiliki bias konservatif. Aturan akuntansi memerlukan pengakuan
keuntungan dan pendapatan yang lambat tetapi pengakuan biaya dan
kerugian yang cepat. Hal ini menyebabkan pengukuran akuntansi tidak
selalu sesuai dengan pendapatan dan biaya, masalah ini juga menjadi
semakin akut ketika periode pengukuran lebih pendek dari horizon
pembayaran investasi perusahaan.
d. Perhitungan laba mengabaikan beberapa nilai ekonomis dan nilai
perubahan yang dirasa oleh akuntan tidak dapat diukur secara akurat
dan objektif.
e. Laba merefleksi biaya modal yang dipinjam (melalui
penguranganbunga) tetapi mengabaikan biaya dari modal ekuitas.
f. Laba akuntansi mengabaikan risiko dan perubahan pada risiko.

Berbagai alasan mengapa laba akuntansi dan laba ekonomi berbeda


telah menyebabkan beberapa kritik untuk membuat pernyataan yang kuat
melawan penggunaan pengukuran kinerja akuntansi. Sebagian manajer telah
menemukan kelebihan dari pengukuran akuntansi lebih berat dari pada
kekurangannya. Oleh karena itu mereka harus menyadari bahwa memotivasi
manajer untuk memaksimalkan atau paling tidak mengahasilkan laba atau
return akuntansi dibandingkan dengan pendapatan ekonomi yang dapat
menciptakan sejumlah masalah pergeseran perilaku. Myopia adalah
kemungkingan yang paling potensial untuk merusak.

D. INVESTASI DAN OPERASI MYOPIA


Pengurkuran kinerja akuntansi dapat menyebabkan manajer untuk
bertindak secara myopia baik dalam membuat keputusan investasi maupun
operasi. Myopia investasi dapat bersumber lansungdari dua masalah dalam
pengukuran akuntansi. Aturan akuntansi tidak memperbolehkan perusahaan
untuk mengenali keuntungan saampai mereka menyadarinya. Di sisi lain
aturan dibutuhkan perusahaan untuk mulai mengenali biaya ketika investasi
dibuat. Laba yang berada di bawah pikiran pada periode pengukuran awal
diperbesar karena aturan akuntansi sengaja dibut konservatif.
Pengaruh motivasi dari aturan pengukuran yang salah adalah
bertentangan karena manajer yang termotivasi untuk menghasilkan laba
akuntansi atau return tidak dapat membuat unvestasi yang bernilai (dalam
jangka pendek). Dengan tidak membuat investasi, manajer mengurangi
biaya pada periode saaat inni dan tidak menderita kehilangan pendapatan
hingga periode selanjutnya. Manajer juga dapat mendorong laba pada
periode sekarang dan return dengan menghancurkan goodwil, yang
dibangun dengan konsumen, penyuplai, karyawan, untuk mendorong
karyawan bekerja lembur pada akhir periode pengukuran untuk
menyelesaikan produksi sehingga produk dapat dikirimkan dan pendapatan
serta laba dapat dicatat.
Dalam beberapa kasus, untuk menentukan apakah manajer bertindak
secara myopia merupakan hal yang sulit. Ridder dapat dikatakan myopia
apabila pemotongan biaya membocorkan kemampuan perusahaan surat
kabar untuk melindungi berita secara eefktif. The Knight Ridder adalah
sebuah contoh yang menggambarkan sulitnya membuat kebijakan yang
melibatkan trasdeoff jangka pendek dibandingkan jangka panjang.

E. UKURAN KINERJA RETURN-ON-INVESMENT (ROI)


Bentuk organisasi berdivisi dimulai sejak 1920-an yaitu ketika DuPont
Company diperkenalkan. Kemudian menyebar seelah Perang Dunia II. Saat
ini bentuk divisi dari organisasi digunakan pada beberapa perusahaan yang
ukurannya cukup besar. Pembagian divisi memberikan beberapa
keunggulam. Ketika sebuah organisasi dibagi menjdi beberapa divisi,
manajer lokal menjadi berpengalaman dengan produk mereka dan pasar.
Mereka juga dapat membuat keputusan informasi lebih cepat. Oleh karena
itu mereka dapat mengendaliakn keberhasilan mereka sendiri menuju
tingkatan yang lebih signifikan maka manajer lokal lebih termotivasi dan
berjiwa wirausaha. Pembagian divisi bukan berarti tanpa masalah dan
tantangan. Beberapa isu secara khusus berhubungan dengan masalah yang
ditimbulkan dari pengukuran kinerja dalam hal ROI.
1. Return pada apa?
ROI adalah rasipo dari laba akuntansi yang dihasilkan oleh divisi dibagi
dengan investasi yang ada dalam divisi. Perbedaan rencana dapat
dianalisis dengan menggunaka bagan formula (ROI tress). Grafik
formula ROI juga bermanfaat untuk menghubungkan kinerja pada
berbagai tingkat organisasi. Pengukuran laba pada perhitungan ROI
dapat sepenuhnya dialokasikan pada pengukuran laba setelah pajak atau
dapat juga pada pengukuran pendapatan operasi sebelum pajak.
Tipe pengukuran ROI digunakan secara luas karena mereka
memberikan beberapa keunggulan yang signifikan. Pertama, mereka
menyediakan sebuah pengukuran yang komperhensif yang
menggambarkan tradeoff yang harus diibuat antara pendapatan, biaya,
dan investasi. Kedua, mereka memberikan bilangan pembagian yang
dapat digunakan untuk membandingkan return pada bisnis yang
berbeda, seperti divisi dan pesaing di luar, atau tipe-tipe investasi.
Ketiga, kerena mereka ditunjukan dalam bentuk presentase, mereka
memberikan kesaan bahwa gambar ROI dapat dibandingkan denga
return keuangnan lainnya seperti halnya menghitung saham dan
obligasi, meskipun hal ini sering menggambarkan kesalahan. Terakhir,
karena ROI telah digunakan lama pada berbagai tempat, hampir semua
manajer dapat memahami apa yang digambarkan oleh pengukuran dan
bagaimana mereka dapat terpengaruhi.

2. Masalah yang disebabkan oleh Tipe Pengukuran ROI


Laba akuntansi adalah salah satu masalah yang terkait dengan
pembilang pengukuran ROI. ROI memliki semua keterbatasan dari
pengukuran laba, seperti kecenderungan untuk menghasilkan myopia
manajemen, bentuk umum dari perpindahan perilaku yang kami
diskusikan di bagian sebelumnya. Keterbatasan kedua adalah tendensi
pengukuran untuk menyebabkan suboptimisasi. Pengukuran ROI sering
kali membawa sinyal yang menyesatkan mengenai kinerja pusat
investasi (divisi) karena kesulitan dalam mengukur opersi aset tetap
sebagai penyebut. Kesalahan sinyal dapat menyebabkan investasi dan
keputusan evaluasi kinerja yang buruk.
a. Suboptimisasi
Yaitu proses dimana mendorong manajer membuat investasi yang
membuat divisi merekaterlihat baik meskipun investasi tidak sesuai
dengan kepentingan terbaik perusahaan. Masalah ini muncul
karena manajer divisi tidak ingin mengusulkan investasi modal
yang diharapkan memberi hasil eturn di bawah return tujuan divisi,
bahkan jika investasi tersebut baik menurut persepsi perusahaan.

b. Sinyal Kinerja yang Menyesatkan. Yaitu posisi atau kondisi


dimana nilai aset yang ditunjukkan pada laporan posisi keuangan
tidak menunjukkan nilai sesungguhnya yang tersedia bagi manajer
terhadap return sekarang.

F. PENGUKURAN SISA PENDAPATAN SEBAGAI SOLUSI TEPAT


ATAS MASALAH ROI
Penggunaan dari pengukuran sisa pendapatan dapat membantu
mengatasi keterbatasan suboptimasi dari ROI. Sisa pendapatan dihitung
dengan menggunakan laba dari perubahan modal untuk aset bersih yang
ada pada pusat investasi
Formula: EVA= Laba Operasi setelah pajak – (total modal yang
dimodifikasi x rata-rata tertimbang biaya modal).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mengukur kinerja keuangan dapat dilakukan dengan melihat nilai dari
suatu perusahaan. Karena hal itu maka perusahaan harus bisa menciptakan
nilai yang tinggi, dan menciptakan kinerja tindakan pasar yang baik. Selain
itu, investasi dan operasi myopia juga harus diperhatikan agar tidak
berpengaruh negatif terhadap nilai suatu perusahaan. Untuk mengetahui
pengaruh investasi terhadap nilai perusahaan maka harus menghitung ROI.
B. SARAN

Setelah membaca dan memahami makalah ini, para pembaca


sebaiknya terus mencari informasi lebih dalam lagi agar ilmu yang di dapat
semakin banyak dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Merchant, Kenneth dan Wim A. Van Der Stade. 2014. Sistem Pendalian
Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai