Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“PENILAIAN PERUSAHAAN DAN ANALISA KINERJA KEUANGAN”

Mata Kuliah : Analisa Laporan Keuangan

NAMA KELOMPOK :

1. Anisa Nurmawati (030118005)


2. Muhammad ridwan (030118076)
3. Neneng Anis Nurhasanah (030119159)

Kelas Khusus Akuntansi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI DR.KHEZ.MUTTAQIEN


PURWAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta
unsure-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan
perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan
atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui
tingkat keuntungan dan tingkat risiko dan tingkat kesehatan suatu perusahaan.
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin
mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat risiko dan tingkat kesehatan suatu perusahaan.
Analisis semacam ini mengharuskan seorang analis untuk melakukan beberapa hal :
1)    Menentukan dengan jelas tujuan analisis
2)     Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan keuangan dan
rasio-rasio keuangan yang diturunkan dari laporan keuangan tersebut
3)      Memahami kondisi perekonomian dan kondisi bisnis lain pada umumnya yang berkaitan
dengan perusahaan dan mempengaruhi usaha perusahaan
Sebelum melakukan analisis seorang analis harus memahami ketiga langkah
diatas,baru kemudian melakukan analisis dengan menggunakan alat-alat analisis
seperti rasio-rasio keuangan atau rasio-rasio lainnya.

Dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut diperlukan beberapa tolak
ukur. Analisis yang biasa dipakai adalah rasio atau indeks yang merupakan perbandingan di
antara data-data keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan alat utama yang dapat digunakan
dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan.
Melalui analisis rasio dapat dihasilkan pengukuran dalam bentuk rasio atau relatif dan
bukan dalam angka yang absolut. Dengan demikian dapat mempermudah dalam melihat
perubahanperubahan yang terjadi, apakah menunjukkan arah yang tetap, meningkat atau bahkan
menurun. Faktor-faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian analisis adalah tingkat
likuiditas, profitabilitas atau rentabilitas, solvabilitas dan aktivitas. Likuiditas dapat menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera
dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat
ditagih. Profitabilitas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu. Solvabilitas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban
jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Aktivitas dapat mengukur sejauh mana
efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya.

B.       RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan penilaian perusahaan?
2. Bagaimana cara mengukur penilaian kinerja perusahaan?
3. Apa itu analisa kinerja keuangan perusahaan?
4. Bagaimana cara mengukur kinerja keuangan perusahaan?
5. Hal-hal apa yang harus diperhatikan ketika mengukur kinerja keuangan perusahaan?

C.    TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan penilaian perusahaan.
2. Untuk mengetahui Bagaimana cara mengukur penilaian kinerja perusahaan.
3. Untuk mengetahui analisa kinerja keuangan perusahaan.
4. Untuk mengetahui Bagaimana cara mengukur kinerja keuangan perusahaan.
5. Untuk mengetahui Hal-hal apa yang harus diperhatikan ketika mengukur kinerja
keuangan perusahaan..
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN

Menilai kinerja perusahaan menjadi tugas penting bagi para pemimpin organisasi
perusahaan.  Penilaian kinerja secara periodik memungkinkan pemimpin organisasi
perusahaan mengetahui posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan target atau sasaran
yang telah ditetapkan misalnya, atau dibandingkan dengan pesaing dan rata-rata industri.

Dengan mengetahui pencapaian sasaran dan posisi perusahaan, maka pemimpin organisasi
perusahaan dapat melakukan improvement untuk mencapai level yang diinginkan.

Dalam persepektif balanced scorecard, perusahaan mengukur kinerja financial dan non


financial.  Setiap perusahaan memiliki indikator ukuran kinerja yang mungkin berbeda-
beda.  Perusahaan mengembangkan berbagai ukuran kinerja sesuai dengan strategi
perusahaan masing-masing.

Contoh indikator kinerja untuk perusahaan hotel dengan menggunakan perspektif balanced


scorecared, perusahaan mengembangkan berbagai indikator kinerja sebagai berikut:

1. Perspektif finansial: harga saham, net income, return on sales, return on


investment, residual income, dan economic value-added.

2. Perspektif pelanggan: market share di berbagai lokasi/wilayah,


customer satisfaction, brand image, dan average number of repeat visits.

3. Perspektif proses-bisnis-internal: customer–service time, waktu yang diperlukan


untuk reservasi, check in, restaurant services, tingkat kebersihan hotel dan ruangan,
kualitas restauran, waktu yang diperlukan untuk membersihkan ruangan,
pengurangan limbah dan penurunan konsumsi energi dan air, jumlah layanan baru
untuk pelanggan (wireless Internet, video games, dan lain-lain).
4. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran: tingkat pendidikan dan ketrampilan
pekerja, tingkat turnover pekerja, jumlah pelatihan, pencapaian standar ISO, dan
lain-lain.

Dalam kerangka kerja balanced scorecard, kinerja financial merupakan hasil dari proses


pencapaian kinerja non financial.  Balanced scorecard memberikan panduan strategy map,
peta perjalanan dan peta strategi yang akan dieksekusi oleh pemimpin organisasi
perusahaan sesuai dengan misi dan visi organisasi.

Kerangka kerja balanced scorecared memungkinkan pemimpin organisasi perusahaan


memperoleh gambaran rasional faktor-faktor kunci dalam mencapai kinerja keuangan
perusahaan.

Kinerja keuangan sangat ditentukan oleh bagaimana para pemimpin organisasi perusahaan
mengelola organisasi dan kompetensi modal manusianya.  Pengelolaan organisasi dan
kompetensi modal manusia yang baik memungkinkan perusahaan dapat memberikan
kualitas pelayanan yang prima, sehingga pelanggan puas dan loyal.  Pelanggan yang puas
dan loyal merupakan kunci sukses untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan dalam
jangka panjang.

Perspektif Analisis

Pengukuran kinerja perusahaan, selain dilihat dari perspektif kinerja financial dan non
financial, juga dapat dilihat dari perspektif kepentingan atau tujuan analisisnya.  Dalam hal
ini, kita dapat membedakan perspektif eksternal dan internal.

Pengukuran kinerja dari perspektif eksternal, terutama dilakukan oleh investor ekuitas dan
kreditor.  Dari perspektif ini, tujuan analisis kinerja keuangan perusahaan terutama
dimaksudkan untuk valuation, yaitu menilai prospek dan risiko perusahaan yang tercermin
dari present value harga saham dan nilai perusahaan secara keseluruhan.
Dengan mengetahui present value harga saham, maka para investor dan kreditor dapat
mengambil keputusan atas investasi pada perusahaan tersebut.  Keputusan ini dapat
berupa: hold, buy, atau sell atas kepemilikan saham pada perusahaan tersebut.

Dalam melakukan valuation mensyaratkan data prospek cash-inflow perusahaan dalam


beberapa tahun kedepan, misalnya 5 s.d 7 tahun kedepan.  Analis perlu melakukan
konstruksi dan analisis prospektif untuk menghasilkan proyeksi laporan posisi keuangan,
laporan laba rugi komprehensif, dan laporan arus kas.

Dari informasi proyeksi laporan keuangan ini dapat diperloleh informasi estimasi net
profit dan book values of equity untuk menghitung residual income yang diperlukan dalam
mengestimasi current stock price.

Sementara itu, dari perspektif internal analisis kinerja perusahaan dimaksudkan untuk
mengevaluasi kinerja unit bisnis atau divisi dalam suatu organisasi perusahaan.

Evaluasi kinerja unit bisnis dilakukan untuk memperoleh gambaran kontribusi setiap unit
bisnis terhadap profitabilitas dan value creation perusahaan secara keseluruhan.

Pengukuran kinerja unit bisnis sangat diperlukan dalam konteks sistem pengendalian
manajemen, terutama pada organisasi yang menerapkan desentralisasi pusat-pusat
responsibility (responsibility centers).  Dalam desain sistem pengendalian manajemen,
perusahaan menetapkan responsibility center berupa: revenue center, cost center, profit
center, dan investment center.

Pada unit organisasi atau divisi yang diposisikan sebagai revenue center, manajer


divisi revenue center memiliki tanggung jawab dan kewenangan dalam pencapaian target
pendapatan sesuai yang telah ditetapkan oleh kantor pusat.  Oleh karena itu, pengukuran
kinerja divisi revenue center ditetapkan dengan KPI: pencapaian target pendapatan, market
share, akuisisi pelanggan, dan sebagainya, yang terkait dengan kinerja pencapaian
pendapatan.
Divisi cost center memiliki tanggung jawab dan kewenangan dalam penggunaan biaya
untuk menjalankan suatu fungsi organisasi support, seperti divisi akuntansi,
ICT, human capital services, purchasing, dan lain-lain.  Pada divisi costcenter, penetapan
KPI misalnya: cost effective, efisiensi biaya, target cost reduction, dan sebagainya.

Divisi profit center peran dalam pencapaian profit, oleh karena itu manajer divisi ini
memiliki tanggung jawab dan kewenangan dalam pengelolaan kinerja pendapatan dan
biaya.  Pengukuran kinerja divisi profit center misalnya, returnon sales dan profit margin.

Manajer divisi profit center tidak memiliki kewenangan dalam menetapkan berapa dan dari


mana sumber modal atau aset yang digunakan untuk menghasilkan profit.

Berbeda dengan divisi profit center, divisi investment center memiliki tanggung jawab dan


kewenangan dalam menetapkan sumber modal dan dari mana modal tersebut diperoleh. 
Oleh karena itu, KPI divisi investment center dapat dikembangkan pada pengukuran
kinerja keuangan seperti return on assets, return on investment, residual income,
dan economic value added.

Menerapkan pengukuran kinerja perusahaan

Dalam menerapkan pengukuran kinerja perusahaan, beberapa hal penting yang perlu
dipahami oleh para pemimpin organisasi perusahaan adalah:

 Pengukuran kinerja perusahaan perlu dikembangkan dari perspektif yang lebih luas, baik
perspekfit financial dan non financial. Penggunaan  model balanced scorecard dapat
membantu untuk mengidentifikasi rasional strategy map, antara kinerja finansial dan non
finansial.
 Pengukuran kinerja perusahaan perlu dipastikan untuk kepentingan apa analisis kinerja
perusahaan dilakukan, dalam hal ini pemimpin perusahaan dapat menganalisis kinerja
perusahaan dari perspekfit eksternal dan internal.
 Pengukuran kinerja perusahaan perlu ditetapkan periode analisisnya, sehingga data
gathering dapat ditentukan dengan tepat. Sumber data misalnya laporan tahunan, laporan
manajamen, laporan divisi, dan sumber data eksternal.
 Pemimpin organisasi perusahaan menetapkan target KPI dari setiap perspektif financial
dan non financial sesuai strategi perusahaan. Alignment setiap target KPI divisi dengan
divisi lain, target divisi dengan target korporat menjadi isu penting.

B. ANALISA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

I.          Analisis Common Size dan Analisis Rasio


A.      Analisis common-size
Analisis Common Size adalah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap
rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk
laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
Laporan keuangan dalam persentase per-komponen (Common-size statement)
menyatakan masing-masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya,
cara penyusunan laporan keuangan ini disebut teknik analisis common-size dan termasuk
metode analisis vertikal.
Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size statement)
dapat memberikan informasi sebagai berikut: 
1.    Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang
posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar. 
2.    Struktur modal (komposisi pasiva), yang dapat memberikan gambaran mengenai
posisi relatif utang perusahaan terhadap modal sendiri.
Informasi hasil analisis bermanfaat untuk menilai tepat tidaknya kebijakan  (operasi,
investasi, dan pendanaa) yang diambil oleh perusahaan di masa lalu, serta kemungkinan
pengaruhnya terhadap posisi dan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
Persentase per komponen setiap elemen laporan keuangan dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
1.    Elemen2 Aktiva = Elemen ybs / Total Aktiva
2.    Elemen2 Pasiva = Elemen ybs / Total Pasiva
3.    Elemen2 Laba/Rugi = Elemen ybs / Penjualan
Laporan dengan prosentase per komponen menunjukan prosentase dari total aktiva yang
telah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva. Dengan mempelajari laporan
dengan prosentase ini dan memperbandingkan dengan rata-rata industri sebagai
keseluruhan dari perusahaan yang sejenis, akan dapat diketahui apakah investasi kita
dalam suatu aktiva melebihi batas-batas yang umum berlaku (over investment) atau justru
masih terlalu kecil (under investment), dengan demikian untuk periode berikutnya kita
dapat mengambil kebijaksanaan - kebijaksanaan yang perlu, agar investasi kita dalam
suatu aktiva tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar.
Laporan dengan cara ini juga menunjukan distribusi daripada hutang dan modal, jadi
menunjukan sumber-sumber darimana dana yang diinvestasikan pada aktiva tersebut.
Study tentang ini akan menunjukan sumber mana yang merupakan sumber pokok
pembelanjaan perusahaan., juga akan menunjukan seberapa jauh perusahaan
menggunakan kemampuannya untuk memperoleh kredit dari pihak luar, karena dari itu
juga dapat diduga atau diketahui berapa besarnya margin of safety yang dimiliki oleh
para kreditur.
Prosentase per komponen yang terdapat pada neraca akan merupakan prosentase per
komponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan secara horizontal dari tahun ke
tahunnya akan menunjukan trend daripada hubungan (trend of relationship), dan tidak
menunjukan ada tidaknya perubahan secara absolut. Perubahan ini dapat dilihat kalau
dikembalikan pada data absolutnya. Jadi perubahan dari tahun ke tahun tidak menunjukan
secara pasti adanya perubahan dalam data absolut.
Laporan dalam prosentase per komponen dalam hubungannya dengan laporan rugi-laba,
menunjukan jumlah atau prosentase dari penjualan netto atau net sales yang diserap tiap -
tiap individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income. Oleh karena itu
Common Size percentage analysis banyak digunakan oleh perusahaan dalam
hubungannya dengan income statement, karena adanya hubungan yang erat antara
penjualan, harga pokok dan biaya operasi, sedang untuk neraca tidak banyak digunakan.
Dalam laporan prosentase per komponen (Common Size statement) semua komponen
atau pos dihitung prosentasenya dari jumlah totalnya, tetapi untuk lebih meningkatkan
atau menaikan mutu atau kwalitas data maka masing-masing pos atau komponen tersebut
tidak hanya prosentase dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung prosentase dari masing-
masing komponen terhadap sub totalnya, misalnya komponen aktiva lancar dihubungkan
atau ditentukan prosentasenya terhadap jumlah aktiva lancar, komponen hutang lancar
terhadap jumlah hutang lancar dan sebagainya.

Contoh Analisis Common-Size:

Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos di dalam neraca


dikategorikan menjadi dua, yaitu aktiva dan pasiva. Masing-masing kategori ini (total aktiva dan
total pasiva) dinyatakan sebesar 100%, sedangkan masing-masing pos yang termasuk pada
masing-masing kategori dinyatakan dalam persentase atas dasar total aktiva atau pasiva
(kategori).
% Kas = (Saldo Kas/Total Aktiva) x 100% = (Rp 1.300/Rp 14.000) x 100% = 9,29%
⇒ Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.
Dari neraca yang disusun dalam persentase per-komponen tersebut, tampak bahwa selama dua
tahun, telah terjadi perubahan pada komposisi, baik aktiva (misalnyakas, persediaan) maupun
pasiva (misalnya utang jangka panjang).

PT. BAGAS PERKASA JAYA


Laporan Laba-Rugi Komparatif dalam Persentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2009 dan 2010
(Dalam Ribuan Rupiah)
LABA-RUGI Tahun Common-Size (%)
2009 2010 2009 2010
Penghasilan  Rp  150.000  Rp  200.000 100% 100%
Harga Pokok  Rp  (50.000)  Rp (60.000) (33,33) (30,00)
Penjualan
Laba Kotor  Rp  100.000  Rp  140.000 66,67 70,00
Biaya Pemasaran  Rp  (25.000)  Rp (34.000) (16,67) (17,00)
Biaya Administrasi  Rp  (20.000)  Rp (28.000) (13,33) (14,00)
Biaya Bunga  Rp  (10.000)  Rp (14.000) (6,67) (7,00)
Laba Sebelum Pajak  Rp    45.000  Rp    64.000 30,00 32,00
Pajak (15%)  Rp    (6.750)  Rp   (9.600) (4,50) (4,80)
Laba Bersih  Rp    38.250  Rp    54.400 25,50 27,20

Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos dalam perhitungan laba-rugi


yang dinyatakan dalam persentase per-komponen atas dasar total penghasilan (total penghasilan
dinyatakan sebesar 100%).
% Harga Pokok Penjualan = (Saldo Harga Pokok Penjualan/Total Penghasilan) x 100%
                                      = Rp 60.000/Rp 200.000 x 100%
                                      = 30%
⇒ Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.
Dari perhitungan laba-rugi, tampak bahwa distribusi setiap Rp 1,00 penjualan kepada
harga pokok penjualan misalnya mengalami penurunan, meskipun distribusi untuk biaya lainnya
(pemasaran, administrasi, dan bunga), secara total mengalami kenaikan.
B.       Analisis Rasio

1.    Pengertian Analisis Rasio


Analisa rasio adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba
rugi terhadap satu dengan yang lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah
perusahaan serta penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan
memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur dapat
ditempuh untuk memperoleh dana.

2.    Manfaat Analisis Rasio


1. Membantu penganalisis untuk mengetahui keadaan
2.  Perkembangan keuangan perusahaan yg bersangkutan.
Untuk mengambil manfaat rasio keuangan kita memerlukan standar untuk
perbandingan. Salah satu pendekatan adalah membandingkan rasio-rasio perusahaan dengan
pola industri atau lini usaha di mana perusahaan secara dominan beroperasi.

3.    Kategori Analisis Rasio


1)        Rasio Likuiditas
Menurut Jusuf (2006:50), rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya termasuk bagian dari kewajiban
jangka panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek). Pengertian rasio
likuiditas menurut Munawir (2004:31) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih.

2)        Rasio Profitabilitas
Menurut Agnes (2005:21), profitability ratio (rasio profitabilitas) adalah suatu rasio
yang menunjukan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Menurut Munawir
(2004:43), rentabilitas atau profitability adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu. Pengertian profitabilitas (kemampuan mencapai
laba) menurut Aliminsyah dan Padji (2003:206) adalah suatu kemahiran untuk memperoleh
hasil dalam dunia usaha dengan perhitungan yang seksama.
3)        Rasio Solvabilitas
Pengertian rasio solvabilitas menurut Riyanto (2001:224) adalah kemampuan
perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek maupun jangka
panjang). Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila perusahaan sekiranya saat ini
dilikuidasikan.
4)        Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas atau sering disebut rasio efisiensi. Menurut Riyanto (2001:235) adalah
mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya.
5)        Rasio Pasar
Rasio pasar mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku.
Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut investor (atau calon investor),
meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini.

5.    Perhitungan Beberapa Analisis Rasio


PT. BAGAS PERKASA JAYA
PER 31 DESEMBER 2001
( dalam ribuan rupiah )
Aktiva Lancar Hutang lancar
Kas 200.000 Hutang dagang 300.000
Efek 200.000 Hutang wesel 100.000
Piutang 160.000 Hutang Pajak 160.000
Persediaan 840.000
Jumlah A.L. 1.400.000 Jumlah H.L. 560.000
Aktiva Tetap Hutang jk. Panjang
Mesin 700.000 Obligasi 600.000
Akum. Penyusutan 100.000
600.000 Modal sendiri
Bangunan 1.000.000 Modal saham 1.200.000
Akum. Penyusutan 200.000 Agio saham 200.000
800.000 1.400.000
Tanah 100.000 Laba ditahan 440.000
Intangibles 100.000
Jumlah A.T. 1.600.000 Juml. Modal sendiri 1.840.000
Jumlah Aktiva 3.000.000 Jumlah pasiva 3.000.000

Statemen Laba – Rugi


PT ABC
Periode 31 Desember 2001
( dalam ribuan rupiah )
Penjualan 4.000.000
Harga pokok penjualan 3.000.000
Laba kotor 1.000.000

Biaya-biaya 570.000
Keuntungan sebelum bunga & pajak 430.000

Bi. Bunga obligasi ( 5 % x Rp 600.000 ) 30.000


Keuntungan sebelum pajak 400.000

Pajak penghasilan 160.000


Keuntungan bersih setelah pajak 240.000

Perhitungan analisis rasio sebagai berikut :

RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI

1)   RASIO LIKUIDITAS Aktiva Lancar Kemampuan untuk


a)         Current Ratio -------------------- membayar hutang
Hutang Lancar yang segera harus
1.400.000 dipenuhi dengan
-------------  = 2,5 : 1 = 250% aktiva lancar. Setiap
560.000 hutang Lancar Rp
1,00 dijamin oleh
oleh aktiva lancar
Rp 2,50
Kemampuan
b)        Cash Ratio Kas + Efek   =  400.000  = membayar utang
HL                 560.000 dengan segara yang
= 0,71 atau 71% harus
dipenuhi  dengan
RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI

kas yang tersedia


dalam perusahaan
dan efek yang
segera dapat
diuangkan.
Setiap hutang
Lancar Rp1,00
dijamin oleh
kas dan efek Rp
0,71
c)      Quick ratio (Acid Test Kas +Efek + Hutang          Kemampuan
ratio) Hutang Lancar untuk membayar
utang  yg segera hrs
200.000 + 200.000 + 160.000 dipenuhi
560.000 ·   Dg aktiva lancar
= 1 : 1  atau 100% yg lebih likuid.
·   Setiap utang lancar
Rp 1,00  dijamin
dengan quick assets
1,00
d)     Working Capital to Aktiv Likuiditas darin
Total    Assets Ratio a Lancar – Ht Lancar total aktiva dan
Jumlah Aktiva posisi modal kerja
neto.
1.40 Setiap Rp 1,
0.000 – 560.000 00  assets
3.000.000 perusahaan Rp 0,28
= 0, 28  : 1 atau 28 % terdiri dari  modal
kerja (aktiva lancar)
RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI

2)      RATIO LEVERAGE H  Lancar + H JK Panjang Bagian setiap


Jml Modal Sendiri rupiah modal
a)      Total Debt to Equity sendiri yang
Ratio 560.000 + 600.000 dijadikan jaminan
1840.000 untuk keseluruhan
= 0,63 : 1  atau 63 % hutang.
63% dari setiap
rupiah modal
sendiri menjadi
jaminan utang.

Utg Lancar + Utg JK PJ Beberapa bagiam


b)   Total debt to total capital Jumlah Modal/Aktiva dari keseluruhan
Assets  dana
560.000 + 600.000 yang dibelanjai
3.000.000 dengan utang. Atau
= 0,39 : 1 atau 39% Berapa bagian dari
aktiva yang
digunakan untuk
menjamin utang.
39 % dari setiap
aktiva digunakan
untuk menjamin
utang
RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI

c)      Long Term Debt  To Hutag JK Panjang Bagian setiap


Equity ratio Modal Sendiri rupiah modal
sendiri yang
600.000 dijadikan
---------------  = 0,33 : 1  = 33% jaminan  untuk
1.840.000 hutang jk panjang.
33 % dari setiap
rupiah modal
sendiri
Digunakan untuk
menjamin hutang
jangka panjang.

d)     Tangible Assets Jml Aktiva  - Intangibles HL Besarnya aktiva


        Debt Coverage Hutang Jk Pjg tetap tangible   yang
digunakan untuk
3.000.000 – 100.000 – 560.000 menjamin hutang
600.0000 jangka panjang
setiap rupiahnya
2. 340.000 Setiap rupiah
600.000 Hutang JKPJ
= 3,9 :1 atau 390% dijamin oleh aktiva
tangible  sebesare
RP 390

e)      Times Interest Earned EBIT Besarnya jaminan


Ratio Bunga HTG JK panjang keuntungan yang
digunakan untuk
 430.000   =  14,3 X membayar bunga
30.000 Hutang JK PJG

3)      RASIO AKTIVITAS Penjualan Neto       400.000 Kemampuan dana


--------------------- =  ------------ yang tertanam dlm
a)      Total Assts Turn Over Jumlah Aktiva         300.000 keseluruhan
RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI

                           =  1,33 aktivaberputar
dalam satu periode
tertentu, Atau
kemampuan dana
yang diinvestasi-
kan untuk
menghasilkan
revenue.
Dana yang tertanam
dalam keseluruhan
aktiva rata-rata
dlm  1 thn berputar
1,33X. Atau setiap
1 Rupiah setiap thn
dpt meng- hasilkan
Rp1,33
Kemampuan dana
b)      Receivable Torn Over Penjualan Kredit yang tertanam
------------------------ dalam piutang
Piutang Rata-rata berputar dalam
suatu periode
4.000.000 tertentu.
------------------------ = 25 X Dalam satu tahun
160.000 rata-rata dana yang
tertanam dalam
piutang berputar
selama 25X

c)      Average  Collection Piutang rata-rata X 360 Periode rata-rata


Period Penjualan Kredit yang dibutuhkan
dalam pengumpulan
160.000 X 360 pihutang
------------------ = 14,4 hari Piutang rata-rata
4.000.000 dikumpulkan setiap
15 hari sekali.
Kemampuan dana
d)     Inventory Turn Over Harga Pokok Penjualan yang tertanam
--------------------------------- dalam inventory
Inventory Rata-Rata berputar dalam satu
periode tertentu.
RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI

=      3000.000. Dana yang tertanam


       -------------  = 3,6 X dalam
        840.000 inventory  berputar
rata-rata 3,6 X
dalam satu tahun.

e)      Average Day’s Inventory rata-rata X 360 Periode rata-rata


Inventory ----------------------------------- persediaan berada
Harga Pokok Penjualan di gudang .
Inventory berada di
 840.000 X 360 gudang rata-rata
-------------------  = 10 hari selama 10 hari.
         3.000.000

f)       Working Capital Turn              Penjualan Netto Kemampuan modal


over ---------------------------------- keja perusahaan
        Aktiva lancar – H Lancar berputar dalam satu
periode siklus kas
            4.000.000 perusahaan
             -------------------------- Dana yang tertanam
     1.400.000 – 560.000 dalam modal
    = 4,76 X  atau 4,8 X kerja berputar rata-
rata 4,8 X dalam
satu tahun.

     Penjualan Neto – Harga Laba Bruto per


4)      RASIO       Pokok Penjualan rupiah penjualan
KEUNTUNGAN     ---------------------------------- Setiap Penjualan
a)      Gross Profit Margin      Penjualan Neto menghasilkan laba
bruto Rp 0,25.
4.000.000 – 3.000.000
--------------------------      X 100 %
4.000.000
= 25%
RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI

Penjualan Neto – Harga pokok Laba sebelum


b)      Operating Income Ratio Penjualan – Biaya ADM dan Bunga dan
( Operating Profit Margin) Umum Pajak  (net
---------------------------------------- operating income)
Penjualan Netto oleh setiap rupiah
penjualan
4.000.000 – 3.000.000 –570.000 Setiap rupiah
--------------------------------------- penjualan
            4.000.000 menghasilkan laba
= 10, 75% operasi Rp 0,11.

Hrg Pokok P enjualan + Biaya Biaya operasi per


c)      Operating Ratio ADM + Biaya Penj + Biaya Umum rupiah penjualan .
--------------------------------------- Setiap rupiah
Penjualan Neto penjualan
memerlukan biaya
3.000.000 + 570.000 Rp 0,89
------------------------- = 89,25 % Makin besar rasio
4.000.000 makin buruk

Keuntungan Neto  sesudah Pajak Keuntungan neto


d)     Net Profit Margin -------------------------------------- per rupiah
Penjualan Neto penjualan
Setiap rupiah
penjualan
240.000 menghsilkan
---------------------- = 6 % keuntungan neto
4.000.000 sebesar Rp 0,06
EBIT Kemampuan modal
e)    Earning Power of Total -------------------------- yang diinvestasikan
Investmen rate of return of JML AKTIVA dalam keseluruhan
total assets) Aktiva  untuk
menghasilkan
 430.000 keuntungan bagi
------------------ = 14,3 % semua investor.
  3.000.000 Setiap satu rupiah
modal yang
diinvestasikan
RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI

menghasilkan
keuntungan  Rp
0,14 untuk semua
investor.
Earninf After Tax Kemampuan modal
f)       Net Earning Power ratio ----------------------------- yang diinvestasikan
/ Jumlah Aktiva Dalam keseluruhan
Return On Investment aktiva untuk
(ROI)             240.000 menghasilkan
=   -------------------- = 8% keuntungan neto
          3.000.000

Earning After Tax Kemampuan modal


g)      Rate of  Return for ---------------------------- sendiri dalam
the Owners ML Modas Sendiri menghasilkan
 (Rate of Return on Net keuntungan bagi
Worth)           240.000 pemegang saham
=    ----------------  = 13 % preferen dan biasa.
        1.840. 000 Setiap rupiah modal
sendiri
menghasilkan
keuntungan neto Rp
0,13 yg tersedia
bagi pemegang shm
preferen dan biasa

Pendekatan lain dalam analisis laporan keuangan


Langkah pertama : Pengelompokkan Pengukuran dalam 3 aspek
a)         Ukuran kinerja
b)        Ukuran Efisiensi Operasi
c)         Ukuran Kebijakan Keuangan
1.    Ukuran kinerja dianalisis dalam tiga kelompok:
a)         ratio profitabilitas
b)        ratio pertumbuhan
c)         ratio Penilaian
UKURAN METODE INTERPRETASI
KINERJA/RATIOKEUAN PERHITUNGAN
GAN
a)      RATIO
PROFITABILITAS
Kemampuan penjualan untuk
1. Kinerja laba operasi Laba                Laba Operasi menghasilkan laba bersih.
Operasi Bersih Bersih Setiap satu dollar penjualan
(NOI)/Penjualan           ---------------------- mampu menghasilkan laba
------ operasi bersih $ 0.13
                 Penjualan
                     $ 700,8
          =    ----------------  
= 15,2 %
                    $ 4.620,0

2. Hasil pengembalian atas Kemampuan penggunaan


total aktiva (ROI)                Laba Operasi aktiva  untuk menghasilkan
Bersih laba operasi bersih.
Laba operasi terhadap total           ---------------------- Setiap satu
aktiva ------ dollar  aktiva mampu  mengha
                   Aktiva silkan laba operasi bersih    $
0.20
                     $ 700,8
          =    ----------------  
= 20%
                    $ 3.390,4

3. Laba Operasi Bersih                Laba Operasi Kemampuan penggunaan


   terhadap Total Modal Bersih modal   untuk menghasilkan
          ---------------------- laba operasi bersih.
------ Setiap satu
                   Total Modal dollar modal   mampu mengha
 (Total Modal / Hutang silkan laba operasi bersih    $
berbeban bunga atas 0.28
total modal bunga +
ekuitas pemegang
saham)
                     $ 700,8
          =    ----------------  
= 28,2%
                    $ 2.484,0
UKURAN METODE INTERPRETASI
KINERJA/RATIOKEUAN PERHITUNGAN
GAN

4. Laba bersih terhadap                     Laba Bersih Kemampuan penjualan


penjualan / Marjin laba           ---------------------- dalam     menghasilkan
atas penjualan ------ laba  bersih.
                   Penjualan Setiap satu dollar penjualan
mampu menghasilkan
                      $ 470,2 laba bersih    $ 0.28
          =    ----------------  
= 10,2%
                    $ 4.620,0

Laba Bersih Mengukur pengembalian nilai


5. Hasil pengembalian ---------------------------- buku kepada pemilik
atas  equitas / Return on Equitas pemegang perusahaan.
Equity hasil pengembalian saham Setiap satu dollar Equitas
atas equitas                       $ 470,2 mampu menghasilkan laba
          =    ----------------   bersih  $ 0,288
= 28,8 %
                    $ 1.634,4

Perubahan NOI Mengukur perubahan margin


6. Tingkat profitabilitas ---------------------------- profitabilitas dari beberapa
marjinal Perubahan total modal periode.
                   $ 237,6 Margin profitabilitas dari
          =    ----------------   periode (lima tahun terakhir)
= 18,4 % 18,4%
                    $ 1292,1
Perubahan NI Marginal return to equity
7. Hasil pengembalian ---------------------------- 15,3%
Marginal atas Equitas / Perubahan equitas
Marginal return to equity)                  
                   $ 219,7
          =    ----------------  
= 15,3 %
                    $ 1147,2
b)      Rasio Pertumbuhan Pertumbuhan penjualan,
Laba Operasi bersih,
UKURAN METODE INTERPRETASI
KINERJA/RATIOKEUAN PERHITUNGAN
GAN
Laba bersih, Laba per
saham da dividen per
saham
c)      Rasio Penilaian

Semakin tinggi risiko tinggi


1. Rasio harga/laba              Harga pasar per faktor diskonto dan semakin
Harga pasar per saham saham rendah rasio P/E, semakin
terhadap laba per saham           ---------------------- tinggi P/E, maka semakin
(price /earning ratio atau ------ bagus sebuah perusahaan.
P/E ratio             Laba per saham
                      $ 69.69
          =    ----------------  
= 15,9 %
                     $ 3,85
Mengukur nilai yang
2. Rasio Harga Pasar             Harga pasar per diberikan pasar keuangan
terhadap nilai Buku saham kepada manajemen dan
(market –to – book –           ---------------------- organisasi perusahaan sebagai
value) ------ sebuah perusahaan yang terus
            Nilai buku tumbuh.
ekuitas
                      $ 69.69
          =    ----------------  
= 5,2 %
                    $ 13,41

2.    Ukuran Efisiensi Operasi


Mengukur rasio aktivitas atau rasio perputaran adalah mengukur seberapa efektif perusahaan
memanfaatkan investasi dan sumber daya ekonomis yang dimilikinya.
UKURAN
KINERJA/RATIOKEUANGAN
METODE  PERHITUNGAN INTEPRETASI
Sama dengan di atas
Perputaran Persediaan                Harga Pokok Penjualan (aspek yang lain)
          ----------------------------
                 Persediaan

                     $ 700,8
          =    ----------------  = 15,2
%
                    $ 4.620,0

3.    Ukuran Kebijakan Keuangan


Mengukur sampai seberapa jauh total aktiva dibiayai oleh pemilik, jika dibandingkan dengan
pembiayaan yang disediakan oleh para kreditur.
UKURAN
KINERJA/RATIOKEUANGAN
METODE  PERHITUNGAN INTEPRETASI
Menegukur sampai
a)      Faktor leverage                    Total Aktiva seberapa jauh
          ---------------------------- investasi ekuitas
                    Ekuitas pemegang saham
diperbesar oleh
                     $ 3.390 penggunaan
          =    ----------------  = 2,07 penggunaan hutang
                    $ 1.6334,4 dalam membiaya
    total aktiva.

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Analisis keuangan sangat penting untuk diterapkan dal sistem suatu perusahaan. Karena
dengan menggunakan analisis keuangan ini perusahaan dapat mengetahui keuntungan dan
kerugian yang dicapai perusahaan dalam suatu periode.
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta unsure-
unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan
atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan
usaha pada masa lalu dan sekarang.
Analisis Common Size adalah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap rekening
dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba-
rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
Analisa rasio adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi
terhadap satu dengan yang lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta
penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu.
Beberapa isu yang harus dipertimbangkan dalam analisis laporan keuangan agar laporan
keuangan bis diperbandingkan (comparable). Analisis berdasarkan laporan keuangan yang
melibatkan beberapa perbandingan baik terhadap perusahaan lainnya atau terhadap data pada
periode-periodde sebelumnya.

B.     SARAN
Saran saya sebuah perusahaan harus menggunakan Analisis Laporan Keuangan dalam
sistem operasional perusahaannya,dan juga perusahaan tersebut harus memilih seorang analis
yang mampu untuk menganalisis data perusahaansehingga dapat mencapai tujuan yang telah
direncanakan atau akan memperoleh hasil yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Darminto, Dwi P. 2011. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi. Edisi Ketiga.


Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua.
Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
Hutapea, Agnes. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Zenith Publisher.
Jusuf, Permana. ddk, 2006. Prinsip-Prinsip Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.
Muhamad, Aliminsyah Ddk, 2003. Pengantar Akuntansi. Edisi Ketujuh. Jilid 1. Jakarta :
         Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai