Anda di halaman 1dari 44

FRAMEWORK FOR FINANCIAL STATEMENT ANALYSE,

THE ACCRUAL CONCEPT AND CASH FLOW

MAKALAH KELOMPOK
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Analisis Laporan Keuangan
(Dr. Novita Indrawati, S.E., M.Si., Ak., CA.)

Disusun Oleh:
1. Nelly Yulinda 1710246650
2. Saiful Anwar 1710

MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
2019

i
BAB I

PENDAHULUAN

Menganalisis sebuah laporan keuangan perusahaan merupakan bagian yang


tidak terpisahkan dan penting dari analisis bisnis (business analysis) yang berguna
untuk pengambilan keputusan bisnis seperti memilih investasi dalam efek (surat
berharga atau sekuritas) atau efek utang, memilih perpanjangan pinjaman dengan
utang jangka pendek atau hutang jangka panjang, menilai perusahaan dalam
penawaran saham perdana (initial public offering – IPO), dan mengevaluasi
restrukturisasi yang meliputi merger, akuisisi, dan divestasi. Analisis laporan
keuangan akan mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan, dan intuisi dalam
pengambilan keputusan, serta mengurangi ketidakpastian analisis bisnis.

Oleh karena itu untuk mengenalkan laporan keuangan dan menjelaskan


bagaimana laporan tersebut mencerminkan aktivitas bisnis maka dijelaskan beberapa
alat dan teknik analisis laporan keuangan serta mengaplikasikannya dalam analisis
awal. Selain itu juga ditunjukkan bagaimana analisis bisnis membantu memahami
prospek dan peran lingkuangan bisnis serta strategi dalam analisis laporan keuangan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

KERANGKA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN, KONSEP AKRUAL DAN


ARUS KAS

2.1 KERANGKA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) merupakan aplikasi


dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data
yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam
analisis bisnis. Sedangkan analisis bisnis sendiri adalah analisis atas prospek dan risiko
perusahaan untuk kepentingan pengambilan keputusan bisnis. Analisis bisnis berguna
untuk membantu pengambilan keputusan dengan menstrukturkan tugas analisis atas
lingkungan bisnis perusahaan, strateginya, serta posisi dan kinerja keuangann

Kenapa kita butuh analisis laporan keuangan ?

 Dalam dunia yang ideal, pengguna laporan keuangan hanya dapat fokus pada
garis bawah pelaporan keuangan: laba bersih dan ekuitas pemegang saham.
 Sistem pelaporan keuangan tidak sempurna.
 Kejadian ekonomi & entri akuntansi tidak sesuai secara tepat; mereka berbeda
di dimensi waktu, pengakuan & pengukuran. Peristiwa ekonomi dan
pengakuan akuntansi atas peristiwa tersebut sering terjadi pada waktu yang
berbeda. Aset berumur panjang ditulis, sebagian besar, pada Periode Fiskal
pilihan manajemen
 Prinsip Akuntansi yang Diterima Secara Umum (GAAP) mengizinkan
peristiwa ekonomi yang memang menerima pengakuan akuntansi untuk diakui
dengan cara yang berbeda oleh berbagai laporan keuangan yang berbeda.
 Catatan atas laporan keuangan merupakan data pelengkap meskipun tidak
termasuk dalam laporan itu sendiri, membantu pengguna laporan keuangan
untuk menginterpretasikan laporan atau menyesuaikan ukuran kinerja
perusahaan agar lebih dapat dibandingkan.
 Informasi dari luar proses pelaporan keuangan dapat digunakan untuk
membuat data keuangan lebih bermanfaat.
3
Dalam mengevaluasi lingkungan bisnis dan strategi perusahaan, di mulai
dengan mempelajari aktivitas bisnis perusahaan. Kemudian demi meningkatkan
keputusan bisnis banyak individu dan perusahaan menggunakan laporan keuangan
untuk menyediakan sumber informasi yang kaya dan dapat diandalkan untuk analisis
tersebut.

Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2009:195), kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat


dikemukakan sebagai berikut:

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang
terdapat dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari
suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya
dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern
maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model
dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan.
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
Dengan perkataan lain yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan
merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain:
a. Dapat menilai prestasi perusahaan
b. Dapat memproyeksi laporan perusahaan
c. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang
dari aspek waktu tertentu:
i. Posisi keuangan (Aset, Neraca, dan Ekuitas)
ii. Hasil Usaha Perusahaan (Hasil atau Beban)
iii. Likuiditas
iv. Solvabilitas
v. Aktivitas
vi. Rentabilitas atau Profitabilitas

4
vii. Indikator Pasar Modal
d. Menilai perkembangan dari waktu ke waktu
e. Menilai komposisi struktur keuangan, arus dana
7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu
yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

2.1.1 Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2011:68), tujuan dari analisis laporan keuangan adalah:

1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu,


baik aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk
beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan
perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan
ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang
hasil yang mereka capai.

Tujuan analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah
dicapai perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi
pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua
periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga akan dapat diperoleh data yang
akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil.

2.1.2 Fokus Pada Keputusan Investasi


a. Informasi Berguna dalam Keputusan Investasi dan Kredit
Pelaporan keuangan harus memberikan informasi yang berguna untuk calon
investor dan kreditor dan pengguna lain dalam membuat investasi rasional, kredit
dan keputusan serupa .
Penekanan utama adalah pada laporan keuangan perusahaan yang efeknya
diperdagangkan secara publik. Karakteristik umum dari pengguna eksternal adalah
5
kurangnya otoritas mereka untuk memahami informasi yang mereka inginkan dari
suatu perusahaan. Mereka bergantung pada laporan keuangan eksternal yang
disediakan oleh manajemen.
b. Kelas Pengguna
Pengguna eksternal dari informasi keuangan mencakup berbagai kepentingan
tetapi dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok umum:

1. Pengguna Primer – Investor Modal dan Kreditor


2. Pemerintah (eksekutif dan legislatif), badan pengawas & otoritas pajak.
3. Masyarakat Umum dan khusus, kepentingan kelompok serikat buruh dan
kelompok konsumen.

Investor Modal - tertarik pada kekuatan penghasilan jangka panjang


perusahaan, kemampuannya untuk tumbuh, dan akhirnya kemampuannya untuk
membayar dividen dan peningkatan nilai. Mereka menanggung risiko residual dan
karenanya memerlukan analisis komprehensif yang mencakup teknik yang
digunakan oleh semua pengguna eksternal lainnya.
Kreditor jangka pendek - menekankan pada likuiditas langsung dari bisnis
karena mereka mencari pengembalian investasi awal.
Investor jangka panjang dalam obligasi, seperti perusahaan asuransi
dan dana pensiun - kekhawatiran dengan posisi aset jangka panjang dan daya
penghasilan perusahaan. Mereka mencari jaminan pembayaran bunga dan
kemampuan pensiun atau mengembalikan kewajiban pada saat jatuh tempo.
Analisis bisnis dan analisis laporan keuangan diperlukan dalam beberapa hal
lain sebagai berikut :

a. Manajer
Manajer berkepentingan atas kondisi keuangan, profitabilitas, dan prospek
perusahaan mereka, baik analisis bisnis maupun analisis laporan keuangan
yang memuat perspektif pihak luar terhadap perusahaan, sebagaimana kreditor
dan investor memandangnya. Kegunaan analisis laporan keuangan bagi
manajer memberikan petunjuk tentang perubahan strategis dalam kegiatan
operasional, investasi dan pendanaan perusahaan. Manajer juga menganalisis
dan laporan keuangan perusahaan pesaing untuk mengevaluasi profitabilitas
dan risiko pesaing. Analisis tersebut juga memungkinkan adanya perbandingan

6
antar perusahaan (interfirm comparisons), baik untuk mengevaluasi kekuatan
dan kelemahan relatif terhadap kompetitor, maupun sebagai tolok ukur
(benchmark) kinerja.
b. Merger, Akuisisi, dan Divestasi
Analisis bisnis dilakukan setiap kali perusahaan merestrukturisasi operasinya,
melalui merger, akuisisi, divestasi, maupun spin-off. Bankir investasi perlu
mengindentifikasi target potensi dan menentukan nilainya. Analis efek perlu
menentukan apakah akan ada tambahan nilai, dan bila ada berapa nilainya,
yang dihasilkan dari merger bagi perusahaan pembeli maupun bagi perusahaan
target.
c. Manajemen Keuangan
Manajer harus mengevaluasi dampak keputusan dan kebijakan dividen
terhadap nilai perusahaan. Analisis bisnis membantu manajer untuk menilai
dampak keputusan keuangan terhadap profitabilitas di masa mendatang
maupun resikonya.
d. Direktur.
Sebagai wakil pemegang saham terpilih, direktur bertanggung jawab untuk
melindungi kepentingan pemegang saham dengan mengawasi secara hati-hati
aktivitas perusahaan.
e. Regulator (Pembuat Peraturan).
Internal Revenue Service (IRS) menerapkan alat analisis laporan keuangan
untuk mengaudit laporan pajak dan memeriksa kewajaran jumlah yang
dilaporkan.
f. Serikat kerja.
Teknik analisis laporan keuangan berguna bagi serikat kerja dalam negosiasi
tawar-menawar kolektif.
g. Pelanggan.
Teknik analisis digunakan untuk menentukan profitabilitas pemasok
bersamaan dengan estimasi keuntungan pemasok dari transaksi yang saling
menguntungkan.

7
c. Informasi Keuangan dan Pasar Modal
Temuan, berkaitan dengan keterkaitan antara informasi akuntansi dan standar
pelaporan di pasar modal, sangat kritis terhadap proses penetapan standar akuntansi
dan kegunaan analisis keuangan. Temuan-temuan ini tidak meniadakan kegunaan
analisis keuangan dari sekuritas individual yang mungkin salah harga atau keputusan
yang dibuat di luar pengaturan pasar modal, misalnya keputusan kredit yang dibuat
oleh bank atau pemberi pinjaman kelembagaan lainnya. Data keuangan bermanfaat
bagi investor hanya untuk prediksi karakteristik risiko perusahaan. Alasan ini sejalan
dengna literatur keuangan.

2.1.3 Jenis-Jenis Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dari
analisis bisnis. Tujuan analisis bisnis adalah untuk meningkatkan pengambilan
keputusan bisnis dengan mengevaluasi informasi yang tersedia tentang situasi
keuangan perusahaan, manajemennya, rencana dan strateginya, serta lingkungan
bisnisnya. Analisis bisnis diterapkan dalam banyak bentuk dan merupakan suatu
bagian penting dari keputusan analis efek, penasehat investasi, manajer reksa dana
(fund manager), bankir investasi (investment banker), pemeringkat kredit (credit
raters), bankir korporasi (corporate bankers), dan investor individual. Jenis-jenis
utama analisis bisnis adalah sebagai berikut.

a. Analisis Kredit

Kreditor (creditors) meminjamkan dana kepada sebuah perusahaan dan


menerima janji pembayaran kembali atas dana mereka dan bunganya. Pendanaan ini
bersifat sementara, kreditor meminjamkan dana dalam banyak bentuk dan untuk
beragam tujuan. Jenis kreditor terbagi dua (2) jenis, yaitu :

- Kreditor dagang (operating creditor) mengirimkan barang atau jasa kepada


perusahaan dan mengharapkan pembayaran dalam waktu yang
masuk akal, yang sering kali didasarkan pada norma industri, yaitu berkisar
antara 30 sampai 60 hari dengan pemberian diskon tunai untuk pembayaran
lebih awal.
- Kreditor non-dagang (nontrade creditors atau debtholder), menyediakan
pendanaan kepada perusahaan dan menerima janji, biasanya tertulis, atas

8
pembayaran dengan bunga (eksplisist atau implisist) pada tanggal tertentu
di masa depan. Jenis pendanaan ini biasanya bersifat jangka pendek atau
jangka panjang serta muncul dalam berbagai jenis transaksi.

Dalam pendanaan kredit murni, elemen pentingnya adalah keuntungan bagi


kreditor yang bersifat tetap. Kemungkinan keuntungan kreditor terbatas pada tingkat
bunga atau kotrak utang atau pada margin laba atas barang atau jasa yang diserahkan,
kreditor menanggung resiko tidak di bayar (risk of default) oleh pelanggan.

Analisis kredit merupakan evaluasi atas kelayakan perusahaan untuk


mendapatkan kredit. Sebuah perusahaan dapat mendapatkan kredit jika ia lulus dalam
kelayakan kredit (credit worthiness) yang di ukur dari tingkat laba, sedangkan credit
worthiness adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban kreditnya.
Fokus utama analisis kredit terletak pada risiko, bukan sisi baik potensi (profitabilitas).
Hal ini meliputi analisis likuiditas maupun solvabilitas. Likuiditas (liquidity)
merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dalam jangka pendek
untuk memenuhi kewajibannya. Alat analisis kredit dan kriteria likuiditas bergantung
pada arus kas perusahaan dan komponen aktiva lancar dan kewajiban lancarnya.
Solvabilitas (solvency) merupakan kemungkinan dan kemampuan jangan panjang
perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka panjang.Alat analisis kredit dan kriteria
solvabilitas meliputi penilaian obligasi, kreditor memerlukan analisis yang lebih rinci
dan berorientasi ke depan. Analisis kredit jangka panjang meliputi proyeksi arus kas
dan evaluasi profitabilitas yang berlanjut (disebut pula sustainable earning power).

b. Analisis Ekuitas

Investor ekuitas (equity investor) menyediakan dana kepada perusahaan


sebagai balasan atas risiko dan imbalan kepemilikan. Investor ekuitas merupakan
penyedia terbesar pendanaan perusahaan, atau disebut juga ekuitas atau modal saham
yang menawarkan pengamanan atau penjagaan untuk semua bentuk pendanaan. Hal
ini berarti investor ekuitas berhak atas distribusi aset perusahaan hanya setelah klaim
dari pengklaim yang lebih utama telah dipenuhi, termasuk bunga dan dividen preferen.
Hal ini mengimplikasikan bahwa investor ekuitas menjadi pihak pertama yang
menyerap kerugian jika perusahaan terlikuidasi, meskipun kerugian mereka terbatas
pada jumlah yang diinvestasikan.

9
2.1.5 Komponen Analisis Bisnis

Komponen Proses Analisis Bisnis

Analisis
lingkungan
bisnis dan
strategi

Analisis Analisis
Industri Strategi

Analisis Laporan
keuangan

Analisis
Keuangan Analisis
Analisis
Prospektif
Akuntansi

Analisis
Analisis sumber dan Analisis
Profitabilitas penggunaan Risiko
dana

Biaya estimasi Biaya Intrinsik


modal

a. Analisis Lingkungan Bisnis dan Strategi

Analisis lingkungan bisnis dan strategi terdiri dari : (1) bagian analisis industri, dan
(2) analisis strategi.

Analisis industri (industry analysis) merupakan langkah pertama dalam prospek dan
struktur industri karena hal tersebut akan menentukan profitabilitas perusahaan.
Analisis industri sering dikerjakan dengan menggunakan kerangka yang diajukan oleh
Porter (1980, 1985) atau analisis rantai nilai (value chain analysis).

10
Analisis strategi (strategy analysis) merupakan evaluasi atas keputusan bisnis
perusahaan dan keberhasilan perusahaan membangun keunggulan kompetitifnya.

Analisis lingkungan bisnis dan strategi memerlukan pengetahuan tentang kekuatan


ekonomi dan industri. Analisis ini juga memerlukan pengetahuan tentang manajemen
strategi, kebijakan bisnis, produksi, manajemen logistik, pemasaran, dan ekonomi
manajerial.

b. Analisis Akuntansi

Analisis akuntansi (accounting analysis) merupakan proses evaluasi sejauh


mana akuntansi perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Keterbatasan akuntansi
ini mempengaruhi kegunaan laporan keuangan dan menimbulkan setidaknya dua
masalah dalam analisis.

Ketidakseragaman akuntansi menyebabkan masalah perbandingan


(comparability problem). Masalah ini muncul jika perusahaan yang berbeda
menerapkan akuntansi yang berbeda untuk transaksi atau peristiwa yang sama.
Masalah ini juga muncul jika perusahaan mengubah akuntansinya, yang berakibat
pada timbulnya kesulitan perbanding sementara.

Pilihan dan ketidaktepatan dalam akuntansi dapat mendistrosi informasi


laporan keuangan. Distorsi akuntansi (accounting distortion) merupakan
penyimpangan informasi akuntansi dari ekonomi yang mendasarinya. Distorsi ini
muncul dalam tiga bentuk. (1) Estimasi manajemen dapat salah satu tidak lengkap.
Kesalahan estimasi ini merupakan sebab utama distorsi akuntansi; (2) Manajer dapat
menggunakan pilihan dalam akuntansi untuk manipulasi atau mempercantik laporan
keuangan (window-dressing). Manajemen laba ini dapat menyebabkan distorsi
akuntansi; dan (3) Standar akuntansi dapat menyebabkan distorsi akuntansi karena
gagal menangkap realitas ekonomi.

Tiga jenis distorsi akuntansi tersebut akan menciptakan risiko akuntansi


laporan keuangan (accounting risk), yang berarti ketidakpastian dalam analisis laporan
keuangan karena distorsi akuntansi. Tujuan utama dari analisis akuntansi adalah untuk
mengevaluasi dan mengurangi resiko akuntansi serta meningkatkan muatan ekonomis
laporan keuangan. Analisis akuntansi meliputi evaluasi kualitas laba perusahaan atau
secara lebih luas, kualitas akuntansinya. Analisis akuntansi juga mencakup evaluasi

11
atas daya tahan laba (earning persistence), yang kadang kala disebut sustainable
earning power.

c. Analisis Keuangan

Analasis keuangan (financial analysis) merupakan penggunaan laporan


keuangan untuk menganalisis posisis dan kinerja keuangan perusahaan dan untuk
menilai kinerja keuangan di masa depan.

Analisis keuangan terdiri dari 3 bagian besar,yaitu:

- Analisis Profitabilitas, merupakan evaluasi atas tingkat pengembalian


investasi perusahaan. Analisis ini berfokus pada sumber daya perusahaan dan
tingkat profitabilitasnya. Dan melibatkan identifikasi dan pengukuran dampak
berbagai pemicu profitabilitas.
- Analisis Resiko, merupakan evaluasi kemampuan perusahaan untuk
memenuhi komitmennya dengan variasi laba. Analisis resiko penting untuk
analisis ekuitas, baik untuk mengevaluasi keandalan dabn daya tahan kinerja
perusahaan untuk mengestimasi biaya modal perusahaan.
- Analisis Sumber dan Pengunaan Dana, merupakan evaluasi bagaimana
perusahaan memperoleh dan menggunakan dananya. Analisis ini memberikan
pandangan tentang implikasi pendanaan perusahaan dimasa depan.
d. Analisis Prospektif

Analisis Prospektif (prospective analysis) merupakan peramalana hasil di masa


depan - biasanya laba, arus kas, atau keduanya. Output dari analisis prospektif adalah
hasil yang diharapkan (expected payoffs) di masa depan yang digunakan untuk
mengestimasi nilai perusahaan.Valuasi merupakan proses mengubah ramalan hasil di
masa depan menjadi estimasi nilai perusahaan. Sehingga Valuasi ini menjadi tujuan
utama dari banyak jenis analisis bisnis.

2.1.4 Financial Reporting System

Laporan keuangan memberikan informasi tentang aset (sumber daya),


kewajiban (kewajiban), pendapatan & arus kas, dan ekuitas pemegang saham
perusahaan. Efek transaksi dan peristiwa lainnya dicatat dalam laporan keuangan yang
sesuai.

12
 Laporan laba rugi melaporkan pendapatan, pengeluaran, dan keuntungan &
kerugian.
 Neraca menunjukkan aset, kewajiban, & ekuitas pemegang saham; laporan
pemegang saham melaporkan transaksi modal dengan pemilik.
 Laporan Laba Rugi Komperhensif
 Laporan arus kas mencakup investasi operasi, dan arus kas masuk dan keluar
keuangan. Banyak transaksi tercermin dalam lebih dari satu pernyataan
sehingga seluruh set diperlukan untuk mengevaluasi perusahaan.
 Laporan perubahan modal

2.1.5 Karakteristik Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:5-8), laporan keuangan yang


berguna bagi pemakai informasi bahwa harus terdapat empat karakteristik kualitatif
pokok yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.

1. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah


kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini,
pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi
dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan
yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan
dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan
bahwa informasi tesebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.

2. Relevan

Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses


pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi hasil
evaluasi mereka dimasa lalu. Peran informasi dalam peramalan (predictive) dan
penegasan (confirmatory) berkaitan satu sama lain. Misalnya informasi struktur dan
besarnya aset yang dimiliki bermanfaat bagi pemakai ketika mereka berusaha
meramalkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang dan bereaksi

13
terhadap situasi yang merugikan. Informasi yang sama juga berperan dalam
memberikan penegasan (confirmatory role) terhadap prediksi yang lalu, misalnya
tentang bagaimana struktur keuangan perusahaan diharapkan tersusun atau tentang
hasil dari operasi yang direncanakan. Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa
lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan
kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti
pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk memiliki nilai
prediktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk ramalan eksplisit. Namun
demikian, kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan
dengan penampilan informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu. Misalnya nilai
prediktif laporan laba-rugi dapat ditingkatkan kalau akun-akun penghasilan atau badan
yang tidak biasa, abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah.

3. Keandalan (Realiable)

Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika
bebas dari pengertian yang menyesatkan, material, dan dapat diandalkan
pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan
atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi mungkin relevan tetapi
jika hakekat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi
tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Misalnya jika tindakan hukum masih
dipersengkatakan, mungkin tidak tepat bagi perusahaan untuk mengakui jumlah
seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat untuk
mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut.

a. Penyajian jujur

Informasi harus digambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya


yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
Jadi misalnya, neraca harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa
lainnya dalam bentuk aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada tanggal pelaporan
yang memenuhi kriteria pengakuan.

14
b. Substansi mengungguli bentuk

Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta


peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan
disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk
hukumnya.

c. Netralitas

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak
boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak,
sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang
berlawanan.

d. Pertimbangan sehat

Penyusunan laporan keuangan ada kalanya menghadapi ketidakpastian


peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, perkiraan
masa manfaat prabrik serta peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin
timbul. Ketidakpastian semacam itu diakui dengan mengungkapkan hakekat serta
tingkatnya dan dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan
keuangan. Pertimbangan mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan
perkiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak
dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak
diperkenankan, misalnya pembentukan cadangan tersembunyi atau penyisihan
berlebihan dan sengaja menetapkan aset atau penghasilan yang lebih rendah atau
pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi, sehingga laporan
keuangan menjadi tak netral, dan karena itu tidak memiliki kualitas andal.

e. Kelengkapan

Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas


dan beban. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan mengakibatkan informasi
menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak
sempurna ditinjau dari segi relevansinya.

15
4. Dapat dibandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antara


periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pemakai
juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antara perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran
dan penyajian dampak keuangan, transaksi, dan peristiwa lain yang serupa harus
dilakukan secara konsisten untuk perushaan bersangkutan, antar periode
perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.

2.1.6 Metode Atau Perangkat Analisis Keuangan

Analisis dan interpretasi laporan keuangan digunakan untuk menentukan posisi


keuangan dan hasil operasi juga. Metode analisis berikut yang umum digunakan adalah
sebagai berikut:

1. Pernyataan komparatif.
Laporan keuangan komparatif adalah laporan posisi keuangan pada periode
waktu yang berbeda. Unsur-unsur ditampilkan dalam bentuk komparatif
sehingga memberikan gambaran posisi keuangan pada dua atau lebih periode.
Umumnya dua laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) berada dalam
bentuk komparatif untuk analisis keuangan.

2. Analisis tren.
Laporan keuangan dapat dianalisis dengan menghitung tren layanan informasi.
Metode ini menentukan arah ke atas atau ke bawah dan melibatkan
penghitungan hubungan persentase yang setiap pernyataan dikenakan ke item
yang sama di tahun dasar. Informasi selama bertahun-tahun diambil.

3. Pernyataan ukuran umum.


Sebuah pernyataan ukuran umum memfasilitasi perbandingan laporan
keuangan tidak hanya perusahaan tunggal selama periode tertentu, tetapi juga
perbandingan laporan keuangan perusahaan yang berbeda untuk perusahaan
tertentu. Di bawah metode ini semua item pernyataan disajikan sebagai
persentase atau rasio item tertentu. Oleh karena itu bahkan jika angka-angka
absolut terkait dalam skala operasi yang sangat berbeda, dasar umum untuk
perbandingan dibuat.
16
Dalam hal laporan laba rugi ukuran umum semua item disajikan sebagai
persentase dari penjualan bersih. Neraca ukuran umum menunjukkan setiap
item sebagai persentase dari total aset atau total kewajiban. Pernyataan ukuran
umum membantu dalam menentukan efisiensi relatif dan tanpa suara
perusahaan dan membantu dalam memahami strategi keuangannya.

4. Analisis arus kas


Aliran dana menjelaskan berbagai sumber dari mana dana dibangkitkan dan
menggunakan dana mana yang dimasukkan. Ini menunjukkan perubahan
dalam aset dan liabilitas dari akhir periode waktu ke akhir periode waktu lain
yaitu antara dua neraca tanggal analisis laporan aliran dana membantu dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut yang diajukan

 Apa dana yang dihasilkan dari operasi?


 Seberapa baik aset tetap organisasi yang dibiayai?
 Cuaca posisi likuiditas organisasi meningkat?

5. Analisis rasio.
Rasio adalah teknik analisis dan interpretasi laporan keuangan. Ini adalah
proses membangun dan menafsirkan berbagai rasio untuk membantu dalam
keputusan tertentu. Itu hanyalah sarana untuk memahami kekuatan dan
kelemahan finansial perusahaan dengan lebih baik.

6. Analisis biaya-volume-laba.
Biaya-volume-laba yang populer dikenal sebagai analisis impas. Ini membantu
dalam menjawab pertanyaan seperti :

 Bagaimana biaya berperilaku sehubungan dengan volume?


 Berapa volume penjualan yang akan dihasilkan perusahaan?
 Seberapa sensitif keuntungan terhadap variasi dalam output?
 Apa yang akan menjadi efek volume penjualan proyek terhadap laba?
 Berapa banyak yang harus diproduksi dan dijual perusahaan untuk
mencapai tingkat laba target?

17
2.2 AKRUAL-FONDASI AKUNTANSI KEUANGAN

Laporan keuangan utamanya dibuat berdasarkan basis akrual. Standar


akuntansi mengharuskan konsep akrual. Para pendukung basis ini yakin bahwa
akuntansi akrual lebih unggul dibandingkan akuntansi berbasis kas, baik untuk
mengukur kinerja maupun kondisi keuangan. Statementof Financial Accounting
Concept No 1 menyatakan bahwa "informasi mengenai laba perusahaan berdasarkan
akuntansi akrual biasanya memberikan indikasi kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan arus kas saat ini dan masa depan yang lebih baik dibandingkan dengan
informasi yang dibatasi oleh aspek keuangan berupa penerimaan dan pembayaran
kas."

2.2.1 Konsep Akrual

Fitur yang menarik dalam arus kas adalah kesederhanaannya. Arus kas mudah
dipahami dan dapat dihitung secara langsung.Arus kas merupakan sesuatu yang
berwujud dan pasti. Kas terlihat seperti hal yang nyata bukan kreasi dari metode
akuntansi. Tetapi sayangnya, saat akan mengukur kapasitas perusahaan untuk
menghasilkan kas, kegunaan kas sangat efisien.

Akuntansi akrual bertujuan untuk memberikan informasi kepada pemakai


mengenai konsekuensi aktivitas usaha terhadap arus kas perusahaan di masa depan
secepat mungkin dengan tingkat kepastian yang layak. Hal ini dapat dicapai dengan
mengakui pendapatan dan beban saat terjadi tanpa memperhatikan apakah terdapat
arus kas pada saat yang bersamaan. Pemisahan pengakuan pendapatan dan beban
dengan arus kas difasilitasi dengan penyesuaian akrual yang menyesuaikan arus kas
masuk dan keluar untuk memperoleh pendapatan dan beban. Penyesuaian akrual
dicatat setelah membuat asumsi dan estimasi yang layak tanpa mengorbankan
keandalan informasi akuntansi secara material. Oleh karena itu, penilaian merupakan
bagian terpenting dari akuntansi akrual,serta mekanisme aturan dan institusi yang
diciptakan untuk memastikan keandalannya.

18
2.2.2 Akrual dan Arus Kas

 Arus kas operasi (Operating Cash flow), mengacu pada kas yang berasal dari
aktifitas perusahaan.
 Arus kas bebas (Free cash flow), mencerminkan dampak tambahan investasi
dan divestasi terhadap asset operasional. Keunggulan arus kas bebas adalah
bahwa ia mencerminkan kas yang dapat dengan bebas digunakan untuk
membayar kewajiban atau untuk pemegang saham.

Berdasarkan definisi, akrual merupakan jumlah penyesuaian akuntansi yang


membuat laba bersih berbeda dari arus kas bersih. Penyesuaian ini mencakup
penyesuaian yang mempengaruhi laba saat tidak terdapat dampak arus kas dan
penyesuaian yang mengeluarkan dampak arus kas terhadap laba. Arti umum akrual
adalah penyesuaian akuntansi yang mengubah arus kas operasi menjadi laba bersih.
Definisi ini menghasilkan identitas berikut: Laba bersih= Arus kas operasi dan
akrual. Berdasarkan definisi tersebut, akrual terbagi menjadi akrual jangka pendek
yang terkait dengan pos modal kerja, serta akrual jangka panjang, seperti penyusutan
dan amortisasi.

Akuntansi akrual mengurangi masalah ketepatan waktu dan pengaitan

Perbedaan akuntansi akrual dan akuntansi kas merupakan masalah tepat waktu
dan pengaitan. Akuntansi akrual mengatasi masalah tepat waktu maupun pengaitan
yang selalu terdapat pada akuntansi kas. Masalah tepat waktu mengacu pada arus kas
yang tidak selalu terjadi bersamaan dengaaktifitas usaha yang menghasilkan kas
tersebut. Misalnya suatu penjualan terjadi pada kuartal pertama, namun kas dari
penjualan tersebut diperoleh di kuartal kedua. Masalah penandingan dan pengaitan
mengacu pada arus kas masuk dan keluar yang disebabkan oleh suatu aktiftas usaha
tetapi tidak dapat dikaitkan dengan waktu terjadinya. Misalnya honor yang diterima
dari kegiatan konsultasi yang tidak terkait dengan waktu pembayarangaji konsultan
yang bekerja pada proyek konsultasi tersebut.

Masalah tepat waktu dan pengaitan dengan arus kas disebabkan oleh dua
alasan. Pertama, dalam perekonomian kredit menekankan bahwa transaksi lebih sering
tidak bersamaan dengan transfer kas langsung.Transaksi kredit menyebabkan arus kas
tidak dapat ditelusuri pada aktifitas usaha sesuai waktu terjadinya. Kedua, biaya
biasanya terjadi sebelum manfaatnya dapat diakui , terutama biaya yang terkait
19
denganinvestasi pabrik dan peralatan. Oleh Karena itu, mengukur biaya saat terjadi
kas tidak dapat mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja.

Proses akrual-pengakuan pendapatan dan pengaitan beban

1. Pengakuan Pendapatan. Pendapatan diakui, baik pada saat diperoleh maupun


pada saat direalisasikan, atau pada saat dapat direalisasikan. Pendapatan
direalisasi saat memperoleh kas dari penyerahan barang dan jasa. Pendapatan
dapat direalisasikan saat perusahaan memperoleh aset(biasanya piutang) yang
dapat diubah menjadi kas dan setara kas.
2. Pengaitan Beban. Proses pengaitan ini berbeda untuk dua jenis beban. Beban
yang berasal dari produksi suatu produk atau jasa disebut biaya produk, dan
diakui saat produk atau jasa diserahkan. Seluruh biaya produk akan tetap
berada dalam neraca sebagai persediaan, hingga mereka terjual dan pada saat
bersamaandi transfer ke laporan laba rugi sebagai harga pokok penjualan. Jenis
beban lainnya adalah biaya periode. Biaya periode seperti beban administratif,
tidak langsung berhubungan dengan produksi atau penjualan barang atau jasa.

Akrual jangka pendek dan jangka panjang

 Akrual jangka pendek (short – term accruals), mengacu pada perbedaan waktu
yang pendek antara laba dan arus kas. Akrual ini menyebabkan adanya pos
modal kerja pada neraca (aktiva lancar dan kewajiban lancar) serta disebut juga
akrual modal kerja (working capital accrual).
 Akrual jangka panjang (long-term accrual) disebabkan oleh kapitalisasi.
Kapitalisasi aktiva merupakan proses penangguhan biaya yang terjadi pada
periode kini karena manfaatnya diharapkan terjadi pada periode masa depan.
Proses ini menimbulkan aktiva jangka panjang seperti, bangunan, mesin,
goodwill.

2.3 ANALISIS ARUS KAS

2.3.1 Laporan arus kas

Analisis arus kas sebenarnya sejalan dengan penyusunan laporan arus kas atau
disebut Cash Flow Statement. Laporan arus kas dinilai banyak memberikan informasi
tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan informasi tentang kemampuan

20
perusahaan dalam mendapatkan laba dan kondisi likuiditas perusahaan di masa yang
akan dating.

Laporan arus kas dimaksudkan untuk memberikan ikhtisar arus masuk dan arus
keluar kas untuk suatu periode. Laporan arus kas ini dinyatakan pula dalam Standar
Akuntansi Keuanan (2002: 2.1) yaitu:

“.memberikan informasu historis mengenai perubahan kas dari suatu perusahaan


melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas
operasi, investasi maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi.”

Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa laporan arus kas


memperlihatkan sumber-sumber penerimaan kas dan penggunaan kas dalam satu
peiode. Arus kas tersebut diklasifikasikan menjadi aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan.

2.3.2 Kegunaan Laporan Arus Kas

Dengan melakukan analisis arus kas, kita dapat mengetahui:

1. Kemampuan perusahaan meng”generate” kas, merencanakan, mengontrol arus


kas masuk dan arus keluar perusahaan pada masa lalu.
2. Kemampuan keadaan arus kas masuk dan ke luar, arus kas bersih perusahaan,
termasuk kemampuan membayar deviden di masa yang akan datang.
3. Informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber
kekayaan perusahaan
4. Kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang
akan datang.
5. Alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan
pengeluaran kas
6. Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap
posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu
2.3.3 Sifat Laporan Arus Kas

Laporan arus kas berbeda dengan laporan laba rugi, khususnya yang dalam
penyusunannya menggunakan dasar waktu atau accrual basis, karena laporan arus
kas merupakan ringkasan transaksi keuangan yang berhubungan dengan kas tanpa
memperhatikan hubungannya dengan penghasilan yang diperoleh maupun biaya-biaya

21
yang terjadi. Subyek laporan arus kas adalah sumber dan penggunaan kas, sedangkan
subyek laporan laba rugi adalah penghasilan yang direalisir atau diperoleh dan biaya
yang terjadi tanpa memperhatikan apakah penghasilan itu sudah diterima uangnya atau
belum dan apakah biaya-biaya itu sudah dibayar per kas atau belum.

Sedangkan dasar yang digunakan dalam menyusun laporan laba rugi adalah
dasar tunai atau cash basis, dimana penghasilan baru diakui bila sudah diterima
uangnya dan biaya diakui bila sudah dibayar tunai atau per kas, dalam hal ini laporan
laba rugi menunjukan sumber kas tidak hanya dari operasi tetapi masih banyak
sumber-sumber penerimaan kas lainnya, begitu pula dalam hal pengeluaran. Oleh
karena itu, laporan arus kas sifatnya atau scopenya lebih luas daripada laporan laba
rugi baik yang penyusunannya berdasarkan cash basis maupun accrual basis .

2.3.4 Penggolongan Arus Kas

Dalam penyajian Laporan Arus Kas, memisahkan tansaksi arus kas dalam tiga
kategori yaitu:

1. Kas yang berasal dari/digunakan untuk aktivitas operasi


2. Kas yang berasal dari/digunakan untuk aktivitas investasi
3. Kas yang berasal dari/digunakan untuk aktivitas pembiayaan
a. Aktivitas Operasi

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002; 2.2) dinyatakan bahwa :“Aktivitas


operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-
producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan
aktivitas pendanaan.”

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang
menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang
cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar dividend dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber
pendanaan dari luar. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas
penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada
umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba
atau rugi bersih.

22
Berikut ini adalah beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas operasi :

 Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;


 Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi,dan pendapatan lain;
 Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
 Pembayaran kas kepada karyawan;
 Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan
dengan premi klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya
 Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan
kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari
aktivitas pendanaan dan investasi
 Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan
transaksi usaha dan perdagangan.
b. Aktivitas Investasi

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002; 2.2) dinyatakan bahwa: “Aktivitas


investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain
yang tidak termasuk setara kas.”

Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu
dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas
sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan
arus kas masa depan.

Bila perusahaan memiliki kelebihan kas, ada beberapa alternatif yang dapat
dipilih untuk memanfaatkan kelebihan ini. Yang paling mudah adalah membiarkan kas
tersebut tetap menganggur, tidak digunakan untuk apapun.

Namun adalah lebih baik menginvestasikannya dalam saham atau obligasi


perusahaan lain. Dengan cara ini, perusahaan dapat memperoleh tambahan pendapatan
berupa dividen atau bunga. Bila perusahaan menginvestasikan kelebihan kas ini
dengan tepat, nilai jual/nilai pasar investasi akan naik, sehingga akan semakin
menguntungkan perusahaan pada saat saham atau obligasi tersebut dijual kembali.

Jika peralatan yang menganggur untuk jangka waktu yang lama, sebaiknya
peralatan itu dijual. Peralatan atau mesin-mesin yang menganggur memerlukan tempat
penyimpanan, perawatan, dan memunculkan biaya-biaya tanpa menghasilkan

23
pendapatan bagi perusahaan. Bila aktiva tetap ini dijual, kas yang diterima dapat
digunakan untuk keperluan lain. Pada saat aktiva tetap telah habis masa pakainya,
maka sebaiknya dijual dan diganti dengan yang baru. Pembelian aktiva tetap baru
merupakan investasi.

Seringkali perusahaan meminjamkan uang kepada para karyawannya atau


kepada perusahaan lain. Dana yang digunakan untuk pemberian pinjaman ini harus
berasal dari kelebihan kas dan terpisah dari aktivitas operasi sehari-hari perusahaan.

Dari penjelasan yang dikemukakan dapat disimpulkan bahwa aktivitas investasi


ini memanfaatkan dana yang menganggur, dan juga akan menghasilkan pendapatan di
masa yang akan datang. Dengan kata lain, arus kas yang berasal dari aktivitas investasi
ini mencerminkan penerimaan dan penggunaan kas sehubungan dengan sumber daya
yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.

c. Aktivitas Pendanaan

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002; 2.2) dinyatakan bahwa:“ Aktivitas


pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah
serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.”

Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu
dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh
para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari
pendanaan adalah :

 Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya;


 Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus
saham perusahaan;
 Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan
pinjamannya
 Pelunasan pinjaman;
 Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo
kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance
lease).
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan harus
mengklasifikasikan arus kas tersebut menurut aktivitas operasi (operating activities),

24
investasi (investing activities), dan pendanaan (financing activities). Penyajian arus
kas menurut ketiga klasifikasi tersebut dilakukan dengan cara yang paling sesuai
dengan karekteristik bisnis suatu perusahaan.

Klasifikasi Arus Kas

AKTIVITAS OPRASIONAL

Kas Masuk (cash-inflow)


Penerimaan dari penjualan barang dan jasa
Penerimaan pendapatan, royalty, komisi, fee, dan imbalan lain
Penerimaan dari bunga dan dividen Pos-pos
Kas Keluar (cash-outflow) Laporan
Pembayaran kepada pemasok Pembayaran gaji karyawan Laba - Rugi
Pembayaran pajak pada pemerintah
Pembayaran bunga pada kreditur dan biaya-biaya lainnya
AKTIVITAS INVESTASI

Kas Masuk (cash-inflow)


Penerimaan dari penjualan aktiva tetap dan tidak berwujud Pos-pos
Penerimaan dari penjualan investasi jangka panjang Aktiva Tidak
Kas Keluar (cash-outflow) Lancar
Pembayaran untuk pembelian aktiva tetap dan tidak berwujud
Pembayaran untuk pembelian investasi jangka panjang
AKTIVITAS PENDANAAN

Kas Masuk (cash-inflow)


Penerimaan dari penjualan saham biasa dan saham preferen
Penerimaan dari penerbitan obligasi
Kas Keluar (cash-outflow) Pos-pos
Pembayaran dividen Utang Jangka
Penarikan kembali saham (treasury stock) Panjang dan
Pembayaran untuk pelunasan obligasi serta utang-utang jangka Modal
panjang yang jatuh tempo

25
2.3.5 Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan


menggunakan salah satu metode berikut ini:

a. Metode langsung (direct)

Dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan. Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus
kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung. Metode ini
menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang
tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung.

Dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan


kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik dari :

a) catatan akuntansi perusahaan; maupun dengan

b) menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos


lain dalam laporan laba rugi untuk :
- Perubahan persediaan, piutang usaha, hutang usaha selama
periode berjalan;
- Pos bukan kas lainnya;

- Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.

Keunggulan utama dari metode langsung adalah bahwa hal itu menyajikan
kategori utama penerimaan dan pengeluaran kas. Sedangkan kelemahan utamanya
adalah bahwa pengumpulan data yang diperlukan seringkali mahal.

26
b. Metode Tidak Langsung (indirect)

Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengkoreksi
pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari
penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, unsur
penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan
dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh :

a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode
berjalan;

b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan,


keuntungan dan kerugian, valuta asing yang belum direalisasi, laba
perubahan asosiasi yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang
belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi; dan

c. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

d. Sebagai alternatif, berdasarkan arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat
dilaporkan (tidak langsung) dengan menyajikan pendapatan dan beban yang
diungkapkan dalam laporan laba rugi serta perubahan dan beban yang
diungkapkan dalam laporan laba rugi serta perubahan dalam persediaan,
piutang usaha dan hutang usaha selama satu periode.

27
2.3.6 Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan Pendanaan

Perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas


bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan,
kecuali untuk beberapa hal tertentu arus kas dilaporkan atas dasar kas bersih.

a. Pelaporan Arus Kas atas Dasar Arus Kas Bersih

Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan berikut
ini dapat disajikan menurut arus kas bersih :

a) Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan apabila


arus kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pelanggan dari pada aktivitas
perusahaan.
Beberapa contoh penerimaan dan pembayaran kas sebagaimana dijelaskan
di atas adalah :

 Penerimaan dan pembayaran rekening giro;

 Dana pelanggan yang dikelola oleh perusahaan investasi; dan

 Sewa yang ditagih oleh pengelola dan selanjutnya disetor


kepada pemilik properti,
b) Penerimaan dan pengeluaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat,
dengan volume transaksi yang besar, dan dengan jangka waktu yang singkat
(maturity short).
Beberapa contoh penerimaan dan pembayaran ini adalah :

 Transaksi kartu kredit para nasabah

 Pembelian dan penjualan surat-surat berharga; dan

 Pinjaman jangka pendek lain dengan jangka waktu 3 bulan


atau kurang.
Arus kas yang berasal dari aktivitas suatu lembaga keuangan berikut ini dapat
dilaporkan dengan dasar arus kas bersih :

 Penerimaan dan pembayaran kas sehubungan dengan


deposito berjangka waktu tetap ;
 Penempatan dan penarikan deposit pada lembaga
keuangan lainnya; dan Pemberian dan pelunasan kredit
28
2.3.7 Teknik Analisis Arus Kas

Laporan arus kas menggabungkan arus kas untuk peristiwa yang dilaporkan di
neraca dan laporan laba rugi. Untuk menganalisis laporan arus kas dapat kita lihat dari
dua keadaan yaitu:

1. Menganalisis Laporan Arus Kas yang sudah dibuat perusahaan


2. Melakukan analisis berdasarkan informasi hanya dari laporan Neraca dan
Laba/Rugi (Laporan Arus Kasnya belum ada)

29
Metode Analisis Arus Kas

Sebagaimana telah diketahui bahwa laporan arus kas serta laporan keuangan
lainnya hanya menyajikan data sehingga belum dapat memberikan informasi yang
berarti bagi para stakeholder. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknik atau metode
guna melakukan interpretasi dan analisis terhadap posisi arus kas. Dalam melakukan
analisis arus kas perusahaan dapat digunakan beberapa metode antara lain: analisis
horizontal, analisis vertikal atau analisis common-size dan analisis cross-section.

Analisis Horizontal Arus Kas Perusahaan


Analisis horizontal (horizontal analysis) merupakan suatu metode yang digunakan
untuk membandingkan nilai arus kas setiap aktivitas bisnis antara dua periode atau
lebih. Analisis ini juga biasa disebut analisis tren yang berguna untuk mengetahui
perkembangan arus kas setiap aktivitas bisnis, baik aktivitas operasi, aktivitas
investasi, maupun aktivitas pendanaan.

Analisis Vertikal Arus Kas Perusahaan


Analisis vertikal merupakan suatu teknik atau metode yang membandingkan arus
kas dari ketiga aktivitas bisnis perusahaan untuk periode tertentu. Analisis ini
dilakukan untuk mengetahui sinergi ketiga aktivitas bisnis perusahaan.Pada Analisis
vertikal ini dapat digunakan metode common-size yang menggambarkan
keseimbangan arus kas masuk dan arus kas keluar antara ketiga aktivitas bisnis
tersebut.
Analisis Cross-section Arus Kas Perusahaan
Analisis cross-section merupakan suatu analisis eksternal. Pada pendekatan ini
dilakukan perbandingan cash flow suatu perusahaan yang dianalisis dengan
perusahaan lain atau rata-rata industri. Analisis ini dilakukan sebagai upaya untuk

30
mengetahui daya saing suatu perusahaan dipandang dari aspek keuangan. Perusahaan
yang dipilih sebagai patokan adalah perusahaan yang dianggap sebagai pesaing
terkuat, sementara rata-rata industri adalah kelompok perusahaan pada industri yang
sama.
Penggunaan analisis cross-section pada analisis arus kas pada dasarnya mencakup
seluruh aspek laporan arus kas yang dapat diperbandingkan dengan perusahaan lain
atau rata-rata industri. Namun demikian, untuk lebih memudahkan melakukan analisis
maka ruang lingkup analisis dibatasi pada aspek-aspek utama saja, seperti nilai sub
total setiap aktivitas bisnis atau nilai akhir keseluruhan arus kas perusahaan.

31
Riview Jurnal

Do Stock Price Fully Reflect Information in Accrual and Cash Flows


About Future Earning?

Richard G. Sloan

Isu yang diteliti Apakah harga saham mencerminkan tentang laba masa
depan yang terkandung dalam komponen akrual dan cash
flow dari laba saat ini?
Latar Belakang Investor terlalu terpaku terhadap earning tahun berjalan
untuk memprediksi earning yang akan datang, dan gagal
mencerminkan secara penuh informasi yang terkandung
dalam komponen cashflow dan akural dari laba sekarang
sampai informasi yang berdampak laba masa deepan.
Alasan mengapa topik ini penting Analisis keuangan menganjurkan untuk memeriksa
untuk diteliti komponen akrual dan cash flow dari laba sekarang untuk
memprediksi laba di masa depan. Investor cenderung
terpaku pada laba yang dilaporkan. Untuk itu perlu
dijelaskan tentang sifat informasi yang terdapat dalam
komponen akrual dan cash flow dari laba dan sejauh mana
mencerminkan laba di masa datang.
Masalah yang ingin diteliti Apakah kedua komponen earning tersebut berbeda?
Apakah harga saham merefleksikan sepenuhnya
perbedaan antara kedua komponen?
Tujuan penelitian Menginvestigasi apakah harga saham mencerminkan
informasi tentang laba masa depan yang terkandung dalam
komponen akrual dan cash flow dari laba saat ini.
Teori yang digunakan dalam 1. Accruals
penelitian 2. Financial variables of interest:
a. Earnings
b. Accrual component
c. Cash flow component
3. Measurement of future stock
Hipotesis penelitian H1
Persistensi kinerja laba saat ini menurun dalam besarnya
komponen akrual laba dan peningkatan besarnya arus kas
komponen laba.

H2 (i)

32
Ekspektasi laba (yang terwujud ) pada harga saham gagal
merefleksikan secara penuh higher earning persistence
yang disebabkan oleh komponen cash flow dan lower
earnings persistence yang disebabkan pada komponen
pendapatan akrual

H2 (ii)
Strategi pedagangan adalah long position untuk saham-
saham yang melaporkan level akrual yang rendah: serta
short position untuk saham-saham yang melaporkan level
akrual yang tinggi

H3 (iii)
Abnormal return yang diprediksikan pada H2 (ii) terjadi di
sekitar pengumuman future earning

Sampel Perusahaan Pengambilan Sampel data saham dari tahun 1962-1991


(30 tahun). Mengobservasi 40.679 perusahaan
Metode uji yang digunakan 1. Descriptive statistics
2. Pengujian H1
Hubungan kinerja laba saat ini dengan kinerja masa
datang;

1. Pengujian H2
Menguji mengenai berlaku tidaknya efisiensi pasar
dengan menggunakan model rational expectation rates,
dimana jika pasar berlaku efisien maka abnormal return
nya = 0. Pasar dinyatakan efisien jika nilai γ1< γ2 dan
γ= γ
Apakah harga saham mencerminkan sifat yang
berbeda dari akrual dan arus kas komponen laba
Rational Expectation test developed by Mankin (1983)

33
Market Efficiency imposes the constraint that α1 = α1*

Market Efficiency imposes the dual constraint that

Hasil Penelitian 1. Hasil Statistik Deskriptif menunjukkan


a. Hubungan yang negatif antara cashflow dengan
akrual
b. Hubungan positif antara akrual dan laba
c. Hubungan beta-akrual berbentuk U-shape
d. Hubungan size-akrual berbentuk U-shape terbalik
2. H1
Hasil uji persamaan pertama ditemukan koefisien α
sangat signifikan. Sehingga dapat disimpulkan kinerja
laba tidak bersifat transitori. Demikian pula ditemukan
koefisien α yang sangat signifikan sehingga
disimpulkan kinerja earning tidaklah mengikuti
“random walk”.terjadi secara acak. Dengan kata lain
pasar tidaklah efisien. Hasil persamaan kedua
menunjukkan y1< y2 hasil ini sesuai dengan harapan
yakni cash flow lebih persisten menjelaskan laba.
Dengan demikian hipotesis 1 terpenuhi.
3. H2 (i)
Hasil dari estimasi Nonlinear Generalized Least Squares
dari Reaksi Harga Saham terhadap Informasi dalam
Komponen Arus Kas dan Arus Kas dari Penghasilan
Terkini tentang laba Masa Depan

34
4. H2 (ii)
Pengembalian saham yang abnormal dapat diperoleh
dengan memanfaatkan ketidakmampuan investor untuk
membedakan dengan benar antara akrual dan arus kas
komponen pendapatan)

Dari hasil, kita dapat melihat bahwa terdapat hubungan


negatif yang kuat antara komponen akrual laba dan
pengembalian saham di masa depan.
5. H3 (iii)
Tingkat pengembalian saham yang abnormal
didokumentasikan dalam H2 ( ii ) yang berkerumun di
sekitar pengumuman laba tahun berikutnya itu.
Investor akan memperhatikan portofolio dengan lower
accrual di sekitar tanggal pengumuman. Hal tersebut
ditunjukkan dengan besarnya AR di cluster ini 80% dari
total AR yang diperoleh namun dengan portofolio highest
accrual. Hasil yang asimetri ini menunjukkan respon
investor dimana dimungkinkan untuk bad news telah
diketahui terlebih dahulu oleh pasar sebelum
pengumuman. Akibatnya peristiwa tersebut tercermin
dalam harga saham. Selain itu, ditemukan bahwa
perusahaan dengan akrual besar mengalami telat lapor
28,5%-34,5% yang memberikan dampak pengumuman
laba menyebabkan prediksi return saham direalisasikan
pada cluster non-pengumuman.

35
PENDAPAT

Isu yang diteliti masih cukup relevan hingga kini. Hal ini ditandai dengan adanya
penelitian setelahnya yang tetap mendukung penelitian tersebut. Beberapa penelitian
tersebut yaitu Accrual reliability, earnings persistence and stock prices (Scott A.
Richardson, Richard G. Sloan, Mark T. Soliman, Irem Tuna; 2005) dan Accrual
reliability, earnings persistence, and stock prices: revisited (R. Mithu Dey ,Lucy Lim;
2015).
Di samping itu, hasil penelitian ini mengangkat isu-isu tambahan untuk penelitian
masa depan. Yang menarik adalah sejauh mana persistensi yang lebih rendah dari
kinerja laba yang disebabkan oleh komponen akrual laba yang disebabkan oleh
manajemen laba.Isu-isu terkait termasuk menentukan apakah manajemen laba dibuat
dengan maksud untuk manipulasi sementara harga saham dan motivasi untuk setiap
harga saham tersebut.

36
Journal Summary: Do Stock Prices Fully Reflect
Information in Accruals and Cash Flows about
Future Earnings? By: Richard G. Sloan
The Accounting Review, Vol. 71, No. 3. (Jul., 1996), pp. 289-315

Journal Summary

Do Stock Prices Fully Reflect Information in Accruals and Cash Flows about
Future Earnings?

(Apakah Harga Saham Sepenuhnya Mencerminkan Informasi Akrual dan Cashflow


terkait Laba Masa Depan?)

Jurnal Sloan ini menginvestigasi apakah harga saham mencerminkan informasi


tentang laba masa depan yang terkandung dalam komponen akrual dan cashflow dari
laba saat ini. Sejauh mana kinerja laba saat ini berlanjut ke masa depan yang
ditunjukkan tergantung pada ukuran relatif dari komponen akrual dan kas dari laba
saat ini. Namun, jika para investor “terpaku” pada pendapatan, maka harga saham
ditemukan gagal mencerminkan secara penuh informasi yang terkandung dalam
komponen cashflow dan akrual dari laba sekarang sampai informasi yang berdampak
laba masa depan.

Analis laporan keuangan sering menganjurkan memeriksa komponen akrual


dan cashflow dari laba sekarang untuk tujuan memprediksi laba masa depan. Memang,
beberapa analis keuangan berpendapat bahwa karena investor cenderung “terpaku”
pada laba yang dilaporkan, analisis jenis ini dapat digunakan untuk mendeteksi
kesalahan harga sekuritas. Jurnal ini menjelaskan tentang sifat informasi yang terdapat
dalam komponen akrual dan cashflow dari laba dan sejauh mana informasi ini
tercermin dalam harga saham.

Sloan ingin mengetahui persistensi komponen laba terhadap ekspektasi harga


: E(Pt+1). Untuk maksud tersebut, laba dianalisis melalui dua komponennya yaitu
cashflow dan akrual. Diduga komponen cashflow lebih persisten dibanding komponen
akrual, namun demikian harga saham dapat gagal merefleksikan komponen laba ini
dalam hal ini akan terjadi underprice pada saham-saham yang mengandung banyak
komponen cashflow. Untuk itu strategi investasinya long (beli). Sebaliknya akan
37
terjadi overprice pada saham-saham yang mengandung banyak komponen akrual.
Untuk itu strategi investasinya short (jual), kondisi abnormal return ini diprediksikan
terjadi disekitar tanggal pengumuman. Atas dasar tersebut Sloan membuat tiga
hipotesis sebagai berikut :

H1 = Persistensi kinerja laba saat ini merupakan fungsi menurun dari besarnya
komponen akrual dan merupakan fungsi yang naik/meningkat dari
besarnya komponen cashflow dalam laba.

H2(i) = Ekspektasi laba (yang terwujud) pada harga saham gagal merefleksikan
secara penuh higher earnings persistence yang diatributkan pada
komponen cashflow dan lower earnings persistence yang diatributkan
pada komponen akrual. à mispricing

H2(ii) = Strategi perdagangan adalah long position untuk saham-saham yang


melaporkan level akrual yang rendah; serta short position untuk saham-
saham yang melaporkan level akrual yang tinggi.

H2(iii) = Abnormal return yang diprediksikan pada H2(ii) terjadi di sekitar


pengumuman future earning.

Untuk melakukan pengujian tersebut, komponen akrual laba dihitung dengan


menggunakan informasi dari neraca dan laporan laba rugi, seperti yang umum di dalam
literatur manajemen laba (Dechow et al 1995) :

Accruals = (∆CA – ∆Cash) – (∆CL – ∆STD – ∆TP) –


Dep (1)

Dimana :

∆CA = Perubahan aktiva lancar (Compustat item 4),

∆Cash = Perubahan kas / setara kas (Compustat item 1),

∆CL = Perubahan kewajiban lancar (Compustat item 5),

∆STD = Perubahan utang termasuk dalam kewajiban lancer

(Compustat item 34),

∆TP = Perubahan pajak penghasilan terhutang ( item 71),

38
Dep = Penyusutan dan amortisasi (Compustat item 14).

Income from Continuing Operations

Earnings =

Average Total Assets

Accruals

Accrual Component =

Average Total Assets

Income from Continuing Operations – Accruals

Cash Flows Component =

Average Total Assets

Dimana :

Earnings = Laba

Income = Pendapatan

Total Assets = Total aset

Pengukuran abnormal return dilakukan dengan dua penyesuaian sebagai


berikut : (1) size, dan (2) jensen α, size-adjusted return dihitung dengan cara excess
(buy-hold return), yakni suatu saham dibandingkan dengan portofolionya di mana
perusahaan berada pada market value yang sama. jensen α dihitung sesuai dengan
prosedur yang dianjurkan oleh Ibbotson. Tekniknya adalah sebagai berikut :

(R- R) = α+ β(R- R) + ε

Dimana :

R = Equal-weighted return on portfolio p in year t

R = Market return in year t,

R = Riskless rate of return in year

39
Hasil statistik deskriptif menunjukkan :

1. Hubungan yang negatif antara cashflow dan akrual


2. Hubungan positif antara akrual dan laba
3. Hubungan beta-akrual berbentuk U-shape
4. Hubungan size-akrual berbentuk “terbalik” U-shape

Untuk menguji hipotesis H1 : kinerja laba yang diatributkan pada komponen


akrual kurang persisten dibandingkan kinerja laba yang diatributkan pada komponen
cashflow, ditunjukkan oleh persamaan berikut :

(Earning) = α + α (earning) t + vt + 1

Earning = γ + γ (accrual) t + γ CF

Dimana γ< γ

Hasil uji persamaan pertama ditemukan koefisien α sangat signifikan.


Sehingga dapat disimpulkan kinerja laba tidak bersifat transitori. Demikian pula
ditemukan koefisien α yang sangat signifikan sehingga disimpulkan kinerja earning
tidaklah mengikuti “random walk”/terjadi secara acak. Dengan kata lain pasar tidaklah
efisien. Hasil uji persamaan kedua menunjukkan γ< γhasil ini sesuai dengan harapan
yakni cashflow lebih persisten menjelaskan laba. Dengan demikian hipotesis H1
terpenuhi.

Pengujian hipotesis H2(i) pada dasarnya menguji mengenai berlaku tidaknya


efisiensi pasar dengan menggunakan model rational expectation rates, dimana jika
pasar berlaku efisien maka abnormal returnnya = 0. Pasar dinyatakan efisien jika nilai
γ< γ dan γ= γ. Untuk portofolio dengan lowest accrual (good news) maka di sekitar
tanggal pengumuman investor memperhatikannya. Hal tersebut ditunjukkan dengan
besarnya AR di cluster ini yakni 80% dari total AR yang diperoleh namun dengan
portofolio dengan highest accrual (bad news) maka disekitar tanggal pengumuman
tidak diperoleh AR. Hasil yang asimetri ini menunjukkan respon investor. Bisa jadi
untuk bad news telah diketahui terlebih dahulu oleh pasar sebelum pengumuman.
Akibatnya peristiwa tersebut sudah tercermin pada harga saham. Selain itu Sloan
menemukan pada perusahaan dengan akrual besar (kecil) mengalami telat lapor 34,5
40
% (28,5 %). Hal ini memberikan dampak pengumuman laba menyebabkan prediksi
return saham direalisasikan pada cluster non-pengumuman.

Sloan menunjukkan harga saham berperilaku seolah-olah pelaku pasar tidak


rasional dalam menggunakan informasi tentang rendahnya dampak komponen akrual
terhadap laba masa depan ketika melakukan transaksi saham. Temuan ini merupakan
pukulan terhadap teori pasar efisien yang selama ini digunakan untuk menjelaskan
perilaku pasar. Temuan Sloan ini sering dianggap sebagai anomali akrual. Berbagai
studi empiris yang dilakukan setelah itu juga melaporkan anomali akrual seperti yang
ditemukan oleh Sloan. Namun, temuan bahwa harga saham tidak sepenuhnya
mencerminkan semua informasi publik yang tersedia tidak selalu berarti irasionalitas
investor atau adanya peluang keuntungan yang belum dieksploitasi/digarap.

Sebagai uji tambahan untuk menunjukkan relasi antara komponen akrual


dengan return saham, maka Sloan melakukan uji regresi dengan menambah beberapa
variabel fundamental diantaranya size dan book-to-market, kedua variabel ini
dikemukakan oleh Fama-French (1992,1995). Sebagai variabel yang berpengaruh
terhadap expected return.

Jurnal ini semakin menambah banyak bukti yang menunjukkan bahwa harga
saham mencerminkan harapan naif tentang atribut penilaian fundamental seperti laba.
Secara khusus, penelitian ini menambah bukti dalam Ou dan Penman (1989), yang
menggunakan mechanical statistical prediction model untuk memprediksi perubahan
laba satu tahun ke depan, dan Bernard dan Thomas (1990), yang menggunakan auto-
regresif properti dari laba kuartalan untuk memprediksi laba kuartalan masa depan.
Selain menguatkan temuan dari studi ini dalam lingkungan yang berbeda, jurnal ini
memberikan kontribusi dalam tiga hal utama. Pertama, tidak mengandalkan pada
model statistik, motivasi untuk memprediksi laba masa depan, jurnal ini menggunakan
model yang bergantung pada karakteristik dari proses akuntansi yang mendasarinya
yang didokumentasikan dalam teks pada analisis laporan keuangan. Kedua, sementara
Ou dan Penman (1989) dan Bernard dan Thomas (1990) menggunakan model random
walk untuk mewakili investors’ naive earnings expectations, jurnal ini menggunakan
a less restrictive model yang mengasumsikan investor mungkin tidak sepenuhnya
membedakan antara berbagai komponen pendapatan.Tidak seperti penelitian

41
sebelumnya, tulisan ini menganalisis sejauh mana besarnya pendapatan saham
diprediksi konsisten dengan prediksi dari the naive earnings expectations model.

Biaya perolehan informasi dan biaya pemrosesan yang terkait dengan


pelaksanaan strategi yang diuraikan dalam jurnal ini secara real time adalah non-
trivial. Selain itu, kembali ke pemanfaatan strategi yang berpotensi dibatasi oleh efek
tekanan harga.. Mengamati harga perdagangan historis pada rekaman CRSP tidak
mengimplikasikan bahwa jumlah yang tidak terbatas dari saham bisa saja
diperdagangkan pada harga tersebut. Mungkin hasil dalam jurnal ini hanya bukti dari
normal return untuk strategi investasi yang aktif berdasarkan analisis laporan
keuangan.

Hasil penelitian ini mengangkat isu-isu tambahan untuk penelitian masa depan.
Yang menarik adalah sejauh mana persistensi yang lebih rendah dari kinerja laba yang
disebabkan oleh komponen akrual laba yang disebabkan oleh manajemen laba.
Dechow et al. (1995) memeriksa sampel dari manipulasi laba yang tunduk pada
tindakan penegakan hukum SEC dan menemukan bahwa manipulasi laba pada
dasarnya adalah disebabkan metode akrual yang terbalik/mengalami kemunduran pada
tahun setelah manipulasi laba.

Dengan demikian. Bukti yang ditemukan konsisten dengan manajemen laba


memberikan kontribusi bagi persistensi yang lebih rendah dari komponen akrual laba.
Isu-isu terkait termasuk menentukan apakah manajemen laba dibuat dengan maksud
untuk manipulasi sementara harga saham dan motivasi untuk setiap manipulasi harga
saham tersebut.

42
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) merupakan bagian


penting dan tak terpisahkan dari analisis bisnis dengan tujuan untuk meningkatkan
pengambilan keputusan bisnis dengan mengevaluasi informasi yang tersedia tentang
situasi keuangan perusahaan, manajemennya, rencana dan strateginya, serta
lingkungan bisnisnya. Analisis laporan keuangan banyak digunakan oleh berbagai
lapisan jabatan dalam perusahaan, karena setiap komponen analisis berpengaruh
dalam aktivitas bisnis, serta laporan keuangan akan mencerminkan altivitas bisnis,
baik itu neraca, laporan laba-rugi, laporan ekuitas pemegang saham, maupun laporan
arus kas. Oleh karena itu untuk mempermudah menganalisis laporan keuangan maka
dikenalkan lima alat penting untuk analisis keuangan.

43
DAFTAR PUSTAKA

Subramanyam, K.R, dan John J.Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta :
Salemba Empat
White, Gerald I., Sondhi, Ashwinpaul C. Dan Fried, Dov. 2003. The Analysis and Use
of Financial Statements. New York: Wiley.

44

Anda mungkin juga menyukai