oleh:
AJENG TITA NAWANGSARI 041424253003
A. RINGKASAN JURNAL
Penelitian ini merupakan penelitian studi empiris dengan menggunakan
metode yang berhubungan dengan laba akuntansi terhadap harga saham berdasarkan
pada teori dan bukti, serta fokus penelitian ini pada informasi yang unik untuk sebuah
perusahaan tertentu. Secara khusus, peneliti membangun dua model alternatif dari
beberapa perkiraan pasar mengenai laba dan kemudian menyelidiki reaksi pasar ketika
ekspektasinya ternyata salah. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai kegunaan
angka-angka laba akuntansi yang ada dengan menyelidiki isi informasi dan ketepatan
waktu.
Penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu Canning (1929), menjelaskan bahwa
apa yang ditetapkan sebagai ukuran dari laba bersih tidak akan pernah bisa menjadi
fakta dalam arti apapun kecuali bila hal itu memang benar-benar terjadi ketika
akuntan telah selesai menerapkan prosedur yang digunakan. Pendekatan lain
dilakukan oleh Beaver (1968) adalah dengan menggunakan keputusan investasi,
seperti yang tercermin dalam volume transaksi, untuk kriteria prediktif. Sebagai
contoh, Samuelson (1965) menunjukkan bahwa pasar tanpa bias dalam evaluasi
informasi akan menimbulkan time series acak fluktuasi harga. Penelitian lainnya yaitu
Cootner (ed.) (1964); Fama (1965); Fama dan Blume (1966); Fama, et al. (1967); dan
Jensen (1968).
Upaya analitis dalam mengembangkan pengukuran yang mampu interpretasi
maupun definitif tidak menjadi masalah. Namun, yang menjadi masalah adalah model
analitik tidak menilai pentingnya keberangkatan dari pengukuran yang tersirat.
Kurangnya makna substantif menyiratkan kurangnya utilitas, sehingga dalam
menyimpulkan suatu pernyataan harus dilakukan pengujian empiris lebih lanjut.
Evaluasi empiris dari angka laba akuntansi membutuhkan adanya hasil tes
yang kesesuaian dalam kegunaannya. Laba bersih merupakan sejumlah kepentingan
tertentu bagi investor dan keputusan investasi seperti harga sekuritas yang merupakan
kriteria prediktif. Sehingga, angka pendapatan bersih tahunan akan dievaluasi.
Skema yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
informasi yang
Abnormal
terkandung (good news return saham
atau bad news)
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model
regresi OLS, yang terdiri dari model regresi dan model naif. Secara rinci, dua ukuan
penghasilan yaitu laba bersih (variabel 1) dan EPS (variabel 2) untuk model regresi,
dan salah satu ukuran EPS (variabel 3) untuk model naif.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah semua informasi tentang sebuah
perusahaan individu yang menjadi tersedia selama setahun, satu atau lebih ada dalam
jumlah pendapatan tahun itu, serta cukup untuk diperhitungkan. Namun, laporan
pendapatan tahunan sangat tidak tepat digunakan sebagai media, karena kebanyakan
isinya (sekitar 85 sampai 90 persen) yang dicakup oleh media yang lebih cepat
publikasinya, diantaranya adalah laporan interim. Karena efisiensi dari pasar modal
banyak ditentukan oleh cukupnya sumber datanya, peneliti tidak terkejut jika pasar
beralih ke sumber lain yang dapat diperoleh lebih cepat dibanding laba bersih
tahunan.
Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa informasi yang terdapat
dalam angka laba tahunan berguna terkait dengan harga saham. Namun laporan
akuntansi tahunan hanya merupakan satu dari banyak sumber informasi yang tersedia
bagi investor.
B. ANALISIS ARTIKEL
1. Berisi apakah jurnal tersebut?
Evaluasi empiris dari angka income akuntansi memerlukan persetujuan untuk
mengetahui apakah hasil yang sebenarnya memang layak digunakan. Net income
merupakan angka dari kepentingan tertentu bagi investor adalah hasil yang kita
gunakan sebagai criteria dalam memprediksi keputusan investasi yang tercermin
dari harga saham. Isi dan waktu dari angka net income tahunan akan dievaluasi
semenjak kegunaannya dapat dilemahkan oleh adalah defisiensi faktor lain.
2. Apa yang ditemukan?
Menyediakan pembuktian untuk memilih perilaku harga saham sebagai pengujian
atas kegunaan. Isi teori yang mengesankan akan mendukung dalil bahwa pasar
modal adalah efisien dan tidak bias jika informasi yang ada begrguna dalam
membentuk harga capital asset, sehingga pasar akan menyesuaikan harga asset
terhadap informasi tersebut secara cepat dan tidak memberi kesempatan bagi
adanya keuntungan yang tidak normal di masa depan.
3. Bagaimana menemukannya
Metode yang digunakan penulis untuk menghubungkan income akuntansi
terhadap harga saham dibangun di atas teori ini dan bukti yang berfokus pada
informasi dimana hal tersebut berbeda (unik) bagi perusahaan tertentu.
Khususnya, penulis membangun dua model alternative dari apa yang diharapkan
pasar terhadap income dan lalu menginvestigasi reaksi pasar saat ekspektasi
mereka terbukti salah.
4. Apa kekurangan jurnal tersebut?
Kelemahan dari metode ini adalah tidak mengakui sumber pengetahuan yang
signifikan yaitu sejauh mana prediksi dari model tersebut jika dibandingkan
dengan perilaku yang telah diteliti. Kriteria seleksi kami mungkin mereduksi
generalitas hasil. Analisis kami terbatas pada sembilan tahun fiskal 1957-1965.
5. Apa yang menjadi kekuatan jurnal tersebut?
Peneliti ingin ini menyajikan dan menguji kebenaran terkait argument yang
menyatakan bahwa angka income tidak bisa ditentukan secara substantive, karena
mereka “tidak berarti” dan merupakan alat yang diragukan. Karena akuntansi
tidak memiliki kerangka teoritis yang mencakup semua masalah, maka perbedaan
praktik pun berkembang. Net income adalah angka dari kepentingan tertentu bagi
investor adalah hasil yang kita gunakan sebagai criteria dalam memprediksi
keputusan investasi yang tercermin dari harga saham. Net income sendiri adalah
cerminan dari angka-angka dalam pendapatan akuntansi.
6. Apa tindak lanjut penelitian topik yang terkait dengan jurnal ini?
Nilai dari upaya analisis untuk mengembangkan pengukuran yang tepat dari
intepretasi definisi bukan isu semata. Apa yang menjadi isu adalah fakta bahwa
model analitis tidak menilai signifikansi atas hasil dari pengukuran yang sedang
digunakan. Sebuah evaluasi empiris dari angka income akuntansi memerlukan
persetujuan untuk mengetahui apakah hasil yang sebenarnya memang layak
digunakan. Hal ini menjadi potensi topik penelitian selanjutnya dengan adanya
pengembangan-pengembangan sesuai dengan isu-isu terkini yang berkembang.
ANALISIS JURNAL
A. RINGKASAN JURNAL
Jurnal ini meneliti reaksi investor terhadap pengumuman laba, yang mana
pengumuman laba tersebut merefleksikan volume dan pergerakan harga saham biasa
saat pengumuman.
Teori penilaian menempatkan hubungan antara laporan laba rugi dengan nilai
intrinsik saham. Graham, Dodd, Cottle mengambil posisi yang sama, yakni dengan
menaruh perhatian yang sama pada perhitungan dari “nilai instrinsik” dan sekuritas
saham biasa. Miller dan Modigliani juga menyediakan bukti empirik yang
menyebutkan bahwa laba yang dilaporkan disesuaikan untuk mengukur error melalui
penggunaan variabel instrumental, laba yang disesuaikan sangat berguna untuk
memprediksi bahwa laba berjangka merupakan variabel eksplanatori yang penting
dalam rumus penilaian. Hubungan ini merupakan kondisi yang baik untuk laba untuk
memiliki konten informasi, tetapi bukti tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa
justru yang sebaliknya yang benar.
Saham merupakan sarana untuk melipatgandakan laba dengan tingkat
multiplier yang sesuai dengan tingkat risikonya. Laporan laba rugi yang telah
disesuaikan dengan kesalahan pengukuran sangat berguna dalam prediksi nilai pasar
saham. Dua alasan laporan laba rugi kurang memberikan informasi adalah:
a) Kesalahan pengukuran sangat besar sehingga lebih baik menggunakan
variabel pengukuran lainnya.
b) Masih ada sumber informasi lain yang lebih tepat waktu daripada laporan laba
rugi yang ketika diumumkan, informasi tersebut telah tersita dalam harga
pasar.
5. Implikasi
Implikasi langsung yang dirasakan bahwa laporan pendapatan (laba) berhubungan
dengan peristiwa dasar yang dirasakan oleh investor untuk mempengaruhi pasar
harga. Akan menunjukkan pentingnya pengumuman laba tahunan relatif terhadap
jenis informasi lainnya.
Kritik yang dapat berikan terhadap jurnal Beaver ini adalah walaupun merupakan
penelitian lanjutan dari penelitian yang dilakukan Ball dan Brown, namun di dalam
penelitian ini Beaver juga belum mampu memberikan kejelasan dalam penelitian ini
sehingga sangat sulit dipahami.Dan di dalam penelitian ini peneliti tidak menjelaskan
hipotesis penelitian sedangkan di dalam penelitian ini peniti ingin mengetahui apakah
terdapat respon positif/negatif investor terhadap adanya