Anda di halaman 1dari 10

Nama : Nurul Al Firah

NIM : A1C018133
Mata Kuliah : Teori Akuntansi
Jurusan Akuntansi

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Memahami peran riset pasar modal dalam menilai isi informasi dari pengungkapan
akuntansi.
2. Memahami asumsi efisiensi pasar yang diadopsi dalam riset pasar modal.
3. Memahami perbedaan antara riset pasar modal yang melihat kandungan informasi dari
pengungkapan akuntansi (Laporan keuangan), dan riset pasar modal yang menggunakan data
harga saham sebagai patokan untuk mengevaluasi pengungkapan akuntansi (fundamental dan
non-fundamental).
4. Dapat memahami “mengapa laba akuntansi yang tak terduga dan harga saham yang abnormal
diperkirakan terkait”.
5. Dapat membuat outline terkait hasil utama penelitian pasar modal dalam akuntansi keuangan
dan pengungkapannya.

A. PENDAHULUAN
Bab 10 dan bab 11 membahas terkait dampak dari akuntansi keuangan dan keputusan
pengungkapan pada pengguna laporan keuangan. Khususnya, kita melihat penelitian yang
berfokus pada dampak dari akuntansi alternatif dan pilihan pengungkapan pada keputusan
investasi dari pengguna laporan keuangan seperti investor pasar saham, analis keuangan,
petugas pinjaman bank, dan auditor.
Laba dilaporkan tergantung pada banyaknya keputusan akuntansi keuangan. Manajer
memiliki banyak ruang lingkup dalam memilih antara metode akuntansi alternatif dan asumsi
akuntansi. Misalnya, mereka akan memilih antara membebankan atau memanfaatkan biaya
tertentu, memilih antara metode akuntansi alternatif seperti garis lurus atau mengurangi
penyusutan keseimbangan, menerapkan dengan bijaksana dalam kaitannya dengan estimasi
akuntansi seperti masa manfaat aset yang akan disusutkan, dan seterusnya. Selanjutnya,
keputusan harus dibuat dalam kaitannya dengan berapa banyak informasi untuk
mengungkapkan, media untuk pengungkapan, dan dalam beberapa keadaan apakah untuk
mengenali item tertentu dalam laporan keuangan, atau hanya diungkapkan dalam catatan
kaki.
Dampak keputusan pelaporan keuangan pada informasi yang diberikan kepada pengguna
laporan keuangan. Ini berhubungan untuk keputusan yang dibuat oleh pengguna. Ada dua
cara untuk menilai dampak keputusan pelaporan keuangan:
1. Menentukan dampak dari informasi tentang keputusan pengguna informasi individual
(penelitian perilaku),
2. Menentukan apa dampak merilis informasi yang dimiliki harga saham (riset pasar
modal).
Oleh karena itu, salah satu implikasi dari pengambilan keputusan tersebut adalah dampak
informasi terhadap harga saham (riset pasar modal).
B. PENGERTIAN RISET PASAR MODAL
Riset pasar modal mengeksplorasi peran akuntansi dan informasi keuangan lainnya dalam
pasar modal. Riset ini melibatkan pemeriksaan hubungan statistik antara informasi keuangan
dengan harga saham atau return. Reaksi investor dibuktikan dengan transaksi pasar modal
mereka. Reaksi yang menguntungkan adalah informasi yang dibuktikan dengan kenaikan
harga dalam keamanan tertentu, sedangkan reaksi yang tidak menguntungkan adalah
informasi yang dibuktikan dengan penurunan harga. Tidak adanya perubahan harga sekitar
waktu rilis informasi berarti tidak ada reaksi terhadap informasi (rilis tidak memberikan apa-
apa yang baru).
Kesimpulan tentang reaksi pasar terhadap kejadian atau informasi tertentu secara umum
berdasarkan pada bukti yang berasal dari sejumlah besar perusahaan dengan rentang data
beberapa tahun. Jenis penelitian ini sering digunakan untuk menguji reaksi pasar ekuitas
terhadap pengumuman informasi perusahaan, dan untuk menilai relevansi akuntansi dan
pengungkapan alternatif bagi investor. Jika keamanan harga berubah sekitar waktu rilis
informasi tertentu, dan dengan asumsi bahwa informasi dan beberapa peristiwa lain tidak
disebabkan perubahan harga, maka dianggap bahwa informasi itu relevan dan berguna untuk
pengambilan keputusan investasi.
Berbeda dengan riset perilaku, yang menganalisa reaksi individu terhadap pelaporan
keuangan, riset pasar modal menilai dampak pelaporan keuangan secara agregat, terutama
pelaporan akuntansi pendapatan, bagi investor. Dengan menganalisa reaksi harga saham
terhadap informasi keuangan, sejumlah keputusan individu investor dapat ditangkap secara
agregat. Perbedaan penting lainnya dari kedua riset ini adalah bahwa perhatian riset pasar
modal hanya investor, sementara riset perilaku biasanya digunakan untuk memeriksa
keputusan yang dibuat oleh tipe pengguna laporan keuangan lainnya, seperti manajer bank,
pemberi pinjaman, atau auditor.
Riset pasar modal berdasarkan pada asumsi bahwa pasar modal adalah efisien. Efisiensi
pasar, didefinisikan sesuai dengan Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis/
EMH), sebagai pasar yang menyesuaikan secara cepat dan mengumpulkan informasi secara
penuh ke dalam harga saham ketika informasi tersebut diluncurkan. Asumsi efisiensi pasar
merupakan inti dari riset pasar modal.
C. INFORMASI LABA
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa informasi laba berhubungan dengan perubahan
harga sekuritas. Karena teori keuangan modern mengusulkan bahwa harga saham dapat
ditentukan sebagai jumlah perkiraan arus kas masa depan dari deviden, yang dikurangi
dengan present value menggunakan rate of return sepadan dengan tingkat resiko perusahaan.
Jika arus kas berhubungan dengan akuntansi laba, maka harga saham dapat diformulasikan
sebagai berikut :


t
Pi=∑ É t ¿ ( 1+k i ) Persamaan 1
t =1

Karena perubahan harga saham mempengaruhi return kepada investor, return merupakan
fungsi keuntungan atau kerugian, selain deviden maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
( Pit −Pit−1 ) + Dit
Rit = Persamaan 2
P it−1
    Model Pasar, yang berasal dari Capital Asset Pricing Model (CAPM), digunakan untuk
memisahkan antara pergerakan harga saham perusahaan dari pergerakan pasar secara
keseluruhan. Model pasar tersebut digambarkan sebagai berikut :
Rit =α it + β it Rmt + μit Persamaan 3
    Riset Pasar modal melakukan analisa hubungan laba/return dengan pergerakan harga
perusahaan tertentu (return abnormal) pada saat laba diumumkan. Return abnormal tersebut
digunakan sebagai indikator isi informasi pengumuman tersebut.
D. HASIL RISET PASAR MODAL TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN
Riset pasar modal telah menjadi fokus utama penelitian pelaporan keuangan selama tiga
puluh tahun terakhir. Penelitian ini telah menyelidiki kandungan informasi dari laba serta
akuntansi dan pengungkapan item lainnya. Hasil penelitian ini berguna bagi akuntan dan
profesional keuangan seperti analis sekuritas. Pengetahuan tentang hasil ini dianggap sangat
berguna dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan pelaporan keuangan. Pilihan yang
lebih tepat antara alternatif akuntansi dan pengungkapan dapat dilakukan jika dampak yang
diharapkan pada harga saham diantisipasi ketika membuat keputusan pelaporan keuangan.
Ringkasan yang terdiri beberapa hasil pasar modal penting berikut ini :

1) Pendapatan dengan model nilai historis digunakan oleh investor


Ball dan Brown (1968), dalam publikasi pertama riset pasar modal utama dalam
akuntansi, menyelidiki kegunaan laba akuntansi dalam model nilai historis. Ball dan
Brown melihat perlunya bukti empiris tentang bagaimana laba akuntansi, dihitung
menggunakan prinsip nilai historis, menyediakan informasi yang berguna bagi investor.
Mereka menemukan bukti untuk menyarankan bahwa informasi dalam laporan
keuangan tahunan digunakan dalam pembuatan keputusan investasi, meskipun terdapat
keterbatasan dalam sistem akuntansi nilai historis. Sejak penelitian awal Ball dan Brown,
penelitian ini telah diulangi beberapa kali dengan menggunakan data dan metode riset
yang bermacam-macam. Hasil yang muncul mengonfirmasikan kegunaan pendapatan
nilai historis terhadap investor.

2) Sebelum pelepasan laba, investor memperoleh banyak informasi yang mereka butuhkan
dari sumber lain
Selain mengkonfirmasi kegunaan model akuntansi nilai historis, Ball dan Brown
menemukan bahwa sebagian besar informasi dalam pengumuman laba (sekitar 85 – 90%)
telah diantisipasi oleh investor. Antisipasi perubahan laba oleh investor mengindikasikan
bahwa investor memperoleh banyak informasi yang berguna untuk pembuatan keputusan
investasi dari sumber selain pengumuman laba tahunan (kemungkinan dari media, analis,
tren penjualan, dan sebagainya). Hal tersebut disebabkan karena sumber informasi
alternatif tersebut secara umum lebih tepat waktu daripada laporan tahunan, yang
diterbitkan beberapa minggu setelah tanggal penutupan dan kurang banyak dibandingkan
sumber informasi alternatif.

3) Informasi yang terdapat dalam pengumuman laba bergantung pada keberadaan sumber
informasi alternatif
Riset mengindikasikan bahwa informasi laba berbeda-beda antarnegara dan
antarperusahaan dalam satu negara. Sebagai contoh, Brown (1970) menemukan bahwa
jika dibandingkan dengan pasar Amerika, pasar Australia menyesuaikan diri lebih lambat
ketika pengumuman laba. Hasil ini mengimplikasikan bahwa laporan tahunan merupakan
sumber informasi yang lebih penting bagi pasar modal Australia daripada Amerika
karena terdapat sumber informasi alternatif yang lebih sedikit bagi perusahaan Australia.

4) Dampak pasar modal terhadap perubahan laba tak terduga bergantung pada apakah
perubahan tersebut diduga akan permanen atau temporer
Berdasarkan temuan Ball dan Brown bahwa arah dari perubahan laba tak terduga
berhubungan positif dengan arah return abnormal, riset lebih lanjut dilakukan terhadap
hubungan antara besarnya perubahan laba tak terduga dengan besarnya return abnormal.
Hubungan ini sering disebut sebagai koefisien respon laba (earnings response
coefficient). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ini bukan merupakan hubungan satu
dengan satu. Seperti menurut Beaver, Lambert, dan Morse (1980), riset menunjukkan
bahwa return abnormal rata-rata yang diasosiasikan dengan 1% perubahan laba tidak
terduga hanya 0,1 sampai 0,15%. Hubungan ini berbeda-beda bergantung pada apakah
perubahan laba tersebut diduga akan permanen atau temporer. Menurut Easton dan
Zmijewski (1989), perubahan permanen diduga akan berdampak pada peningkatan
deviden, demikian juga dengan arus kas masa depan, dan ini berdampak pada perubahan
nilai perusahaan. Sebaliknya, perubahan temporer akan diabaikan, karena tidak diduga
akan mempunyai dampak yang sama terhadap deviden masa depan.

5) Ketahanan laba bergantung pada besaran relatif kas dan komponen akrual laba berjalan
Sloan (1996) mengadakan riset untuk melihat jika perilaku harga saham seperti jika
investor secara sederhana “terpaku” pada laba yang dilaporkan tanpa memperdulikan
bagaimana angka-angka itu ditentukan (mengacu pada metode akuntansi apa yang
diterapkan). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sloan (1996, p.291) sebagai berikut :
A meaningful test of whether stock prices fully reflect available information
requires the specification of an alternative ‘naive’ expectation model, against
which to test the null of market efficiency. The naive model employed in this study
is that investors ‘fixate’ on earnings and fail to distinguish between the accrual and
cash flow component of current earnings. This naive earnings expectation model is
consistent with the functional fixation hypothesis, which has receive empirical
support in capital market, behavorial, and experimental research.
    Sloan menyediakan bukti bahwa perusahaan dengan hubungan akrual yang besar
terhadap arus kas saat ini tidak mungkin mempunyai ketahanan laba tinggi, karena akrual
membalik tiap waktu, mengurangi laba masa depan. Namun, harga saham diketahui
bereaksi seperti jika investor secara sederhana ‘terpaku’ pada laba dilaporkan, dengan
demikian gagal untuk diperhitungkan dalam besaran relatif kas dan komponen akrual
laba berjalan (keterpakuan berdampak pada derajat inefisiensi pasar).
6) Pengumuman laba perusahaan lain dalam industri yang sama mempunyai muatan
informasi
Ketika perusahaan mengumumkan laba tahunannya, hasil secara umum dalam
return abnormal tidak hanya diperhatikan oleh perusahaan, tetapi juga perusahaan lain
dalam industri yang sama (Foster, 1981). Fenomena ini, dikenal sebagai “transfer
informasi”, mengurangi elemen kejutan (ketidaktahuan) dalam pengumuman laba
perusahaan lain dalam industri yang memilih untuk kemudian mengumumkan laba
mereka. Arah reaksi pasar modal berhubungan dengan apakah berita yang terdapat dalam
pengumuman menggambarkan perubahan kondisi untuk keseluruhan industri atau
perubahan dalam pasar saham relatif dalam industri. Karena informasi diperoleh dari
pengumuman perusahaan serupa, informasi tentang penjualan dan laba merubah hasil
reaksi pasar untuk perusahaan lainnya dalam industri, sama seperti perusahaan yang
mengumumkannya (Freeman dan Tse, 1992).
Firth (1976) menyelidiki isu ‘transfer informasi’. Dia melihat pada “penyelidikan
dampak pengumuman hasil perusahaan kepada publik terhadap perilaku harga saham
perusahaan pesaing”. Hasilnya mengindikasikan bahwa ketika ‘kabar baik’ diumumkan,
harga saham perusahaan lain dalam industri yang sama bereaksi cepat yang ditunjukkan
dengan peningkatan signifikan secara statistik. Yang menarik adalah tidak terlihat return
abnormal pada hari sebelum (antisipasi terbatas) atau sesudah pengumuman. Hasil yang
sama juga ditemukan dalam reaksi terhadap ‘kabar buruk’ pengumuman laba.
Oleh karena itu, muncul perkiraan jika sejumlah perusahaan mengumumkan
informasi laba, dimana hal-hal lainnya seimbang, reaksi harga saham terbesar mungkin
dihasilkan oleh perusahaan yang membuat pengumuman pertama. Sedangkan perusahaan
yang mengumumkan terakhir secara relatif memberi dampak kecil pada harga saham
(Clinch dan Sinclair, 1987).

7) Peramalan laba mempunyai muatan informasi


Pengumuman peramalan laba oleh manajemen maupun analis sekuritas
diasosiasikan dengan return saham. Sama seperti pengumuman laba, peramalan laba
diasosiasikan dengan return pasar, baik arah maupun besarnya (Penman, 1980; Imhoff
dan Lobo, 1984). Hasil ini tidaklah mengejutkan karena peramalan laba diduga memuat
informasi baru yang dapat digunakan dalam prediksi laba masa depan. Peramalan ini
muncul sebagai jalan efektif untuk mengkomunikasikan informasi ke pasar saham, juga
peramalan buruk tentang laba masa depan yang lebih rendah berguna untuk mencegah
tuntutan hukum pemegang saham potensial (Skinner, 1997). Baginski (1987) membuat
hasil yang menunjukkan bahwa harga saham perusahaan dalam industri yang sama yang
tidak menyediakan peramalan laba berkorelasi positif dengan perubahan perkiraan laba
yang diindikasikan oleh peramalan laba oleh manajer perusahaan lain dalam industri
yang sama.

8) Terdapat keuntungan yang diasosiasikan dengan pengungkapan informasi secara sukarela


Pengungkapan informasi tambahan, melebihi yang diperlukan oleh peraturan
akuntansi, mempunyai keuntungan dalam pasar modal. Sebagai contoh, Lang dan
Lundholm (1996) menunjukkan bahwa perusahaan dengan kebijakan pengungkapan
informasi lebih banyak mempunyai analisa yang mengikuti lebih besar dan analisa
peramalan laba lebih akurat. Lebih jauh, Botosan (1997) menunjukan bahwa peningkatan
pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan diasosiasikan dengan pengurangan biaya
modal kapital.

9) Pengakuan dirasakan berbeda daripada pengungkapan footnote sederhana


Pengakuan item dengan mencatat dalam laporan keuangan dan termasuk jumlah
numeriknya dirasakan berbeda daripada pengungkapan jumlah secara sederhana di
footnote laporan. Contohnya, Aboody (1996) menemukan bahwa dimana perusahaan di
industri minyak dan gas Amerika mengakui kurang saji dalam laporan keuangan mereka,
dampak harga negatif adalah signifikan, namun ketika perusahaan dalam industri yang
sama mengungkapkan secara sederhana di footnote, dampak harga adalah tidak
signifikan. Lebih jauh, Cotter dan Zimmer (1999) menunjukan bahwa pengungkapan
sederhana nilai sekarang dari tanah dan bangunan mengindikasikan jumlah tersebut
kurang diperhatikan ketika dibandingkan dengan nilai sekarang yang diakui di laporan
posisi keuangan melalui revaluasi aktiva.

10) Ukuran
Terdapat bukti bahwa hubungan antara pengumuman laba dan pergerakan harga
saham berbanding terbalik dengan ukuran perusahaan. Dengan kata lain, pengumuman
laba secara umum mempunyai dampak yang lebih besar terhadap harga saham
perusahaan yang lebih kecil daripada perusahaan yang lebih besar.

E. APAKAH HARGA SAHAM SAAT INI MENGANTISIPASI PENGUMUMAN LABA


MASA DEPAN?
Pembahasan sebelumnya dalam bab ini membahas bahwa pengumuman laba akuntansi
akan berdampak kepada harga saham. Namun, dampak ini lebih signifikan kepada
perusahaan kecil. Sedangkan pada perusahaan yang lebih besar, dapat dikatakan bahwa harga
saham mengantisipasi pengumuman laba di masa depan. Pendapat ini sesuai dengan
pernyataan Brown (1994) yaitu, jika kita mengambil sudut pandang bahwa harga saham
mengantisipasi pengumuman laba, maka kita secara efektif ‘melihat kembali jalan lain’ dari
sudut pandang tradisional yang mengasumsikan bahwa pengumuman laba mempengaruhi
perubahan harga saham. Fokus riset pasar modal saat ini menyelidiki seberapa baik informasi
akuntansi, seperti laba tahunan, menangkap informasi yang relevan bagi investor. Hal ini
mempunyai fokus yang berbeda dari riset sebelumnya, karena pengumuman laba
tidak menyajikan informasi bagi investor, tetapi merefleksikan informasi yang telah
digunakan oleh investor dalam pengambilan keputusan.
Harga saham dan return diakui oleh beberapa periset menyediakan patokan yang berguna
untuk menentukan apakah informasi akuntansi relevan untuk pembuatan keputusan investor.
Harga saham dianggap merepresentasikan ukuran patokan untuk nilai perusahaan (per
saham), sedangkan return merepresentasikan ukuran patokan untuk kinerja perusahaan (per
saham). Patokan-patokan tersebut digunakan untuk membandingkan kegunaan akuntansi
alternatif dan metode pelaporannya.
Area riset ini berdasarkan pada kerangka kerja teoritis yang diambil dari kesimpulan
bahwa nilai pasar dan nilai buku mengukur nilai perusahaan (simpanan kekayaan), meskipun
nilai buku mengukur dengan beberapa error. Error ini mengacu pada sifat konservatif alami
sistem akuntansi. Jika diformulasikan, maka didapat formula :
MVit= BVit + Ԑit Persamaan ke 4

Keterangan:
MVit = Nilai pasar dari ekuitas perusahaan
BVit = Nilai buku dari ekuitas perusahaan
Ԑit = Error dari nilai buku

Jika nilai pasar dan nilai buku perusahaan dianggap sebagai kekayaan ‘saham’, maka
perubahan masing-masing besaran kekayaan antara dua titik waktu dapat dianggap sebagai
‘arus’ kekayaan. Begitu pula dengan kesalahan yang terjadi pada nilai pasar dan nilai buku
yaitu perubahan nilai. Sehingga dapat dirumuskan sebagai :

∆ MV= ∆ BV + Ԑ’ Persamaan ke 5

Keterangan:
Ԑ’ = Error dari nilai buku dan pasar
Perubahan nilai pasar (∆MV) adalah perbedaan secara sederhana dalam kapitalisasi pasar
perusahaan antara dua titik waktu. Jika didasarkan pada ‘per saham’, maka dinyatakan
sebagai berikut :
∆ MV/ jumlah saham = Pit-Pit-1 Persamaan ke 6
Perubahan nilai buku adalah perbedaan antara total ekuitas pemegang saham awal dan
akhir. Namun, jika diasumsikan tidak terdapat tambahan kontribusi modal dalam periode,
maka dapat diukur dengan dengan memperhatikan perubahan laba ditahan periode.
∆ BV/ jumlah saham = Eit - Dit Persamaan ke 7
Formula ini berdasar pada konsep laba ‘surplus bersih’, yang mengasumsikan bahwa
semua peningkatan nilai buku melalui kinerja laporan keuangan. Asumsi surplus bersih
berguna untuk menyederhanakan analisis, yaitu mengganti persamaan 6 dan 7 dengan
persamaan ke 5. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

Pit - Pit-1 = Eit - Dit + Ԑ’it Persamaan ke 8

Terdapat hubungan teoritis amtara hubungan perubahan harga dan perubahan laba
ditahan untuk periode tersebut. Dengan sedikit manipulasi, persamaan tersebut dapat
diekspresikan untuk menghubungkan return ke laba. Pertama, menambah Deviden pada
kedua sisi persamaan dan membaginya :
(Pit – Pit−1 )+ D it
Pit−1
= Eit/ Pit-1 + Ԑ’’it Persamaan ke 9

Karena sisi kiri persamaan merupakan persamaan dari return, maka persamaan tersebut
dapat berubah menjadi :
Rit= Eit/ Pit-1 + Ԑ’’it Persamaan ke 10

Persamaan inilah yang menunjukan hubungan return dengan laba per saham.
Beaver, Lambert, dan Morse (1980) adalah penelitian paling awal yang menyelidiki
bagaimana data tentang harga saham secara efisien digunakan periset untuk memperkirakan
laba akuntansi masa depan. Mendukung pendapat Beaver, Lambert, dan Morse (1980) dan
Beaver, Lambert, dan Ryan (1987) tentang ukuran perusahaan, Collins, Kothari, dan Rayburn
(1987) menemukan bukti yang mendukung pandangan tersebut, dengan harga saham sebagai
indikator yang lebih baik untuk laba masa depan dalam perusahaan yang lebih besar.
Dechow (1994) menyelidiki bagaimana baiknya laba akuntansi merefleksikan return
pasar. Dia juga menyadari ukuran kinerja lainnya, berdasarkan arus kas, menghubungkan
lebih baik ke return daripada laba berdasarkan sistem akuntansi akrual. Laba diprediksi
menjadi lebih berguna untuk mengukur kinerja perusahaan dibandingkan arus kas karena
diprediksikan lebih tepat waktu dan sedikit masalah pencocokan.
Penelitian-penelitian lain juga mengindikasikan secara konsisten pandangan bahwa harga
pasar telah dipandang merefleksikan nilai aktiva perusahaan saat ini. Sehingga disarankan
bahwa investor dapat memperkirakan informasi nilai saat ini yang sebelumnya diungkapkan
dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, ketika informasi nilai saat ini tidak menyediakan
informasi baru kepada investor, maka merefleksikan informasi yang digunakan oleh investor
dalam membuat keputusan investasi mereka.
Sumber : Financial Accounting Theory by Craig Deegan Chapter 10.

Anda mungkin juga menyukai