Anda di halaman 1dari 21

Dosen: Dr. Asriani Djunaid, SE.,M.Si.,Ak.

,CA

TEORI AKUNTANSI
(SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI)

Oleh :

Nurul Azisah Muhlis


0050.04.25.2018

Magister Akuntansi
Program Pascasarjana
Universitas Muslim Indonesia
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nyalah
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat beriring
salam selalu kita panjatkan kepada Rasullullah SAW, karena kegigihan beliau dan
ridho-Nyalah kita dapat merasakan kenikmatan dunia seperti sekarang ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen pembimbing pada mata kuliah Teori Akuntansi, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca sekalian.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Asriani Djunaid,
SE.,M.Si.,Ak.,CA selaku dosen mata kuliah Teori Akuntansi yang telah memberikan
tugas untuk menambah wawasan sesuai bidang studi. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini
dari awal hingga akhir.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran penulis harapkan dari pembaca sekalian demi terciptanya
kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
yang memerlukan. Terima kasih.

Makassar, 03 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

SAMPUL..................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ................................................................................ 2
DAFTAR ISI ............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan Penulissan ........................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Akuntansi Dunia ........................................ 6
B. Perkembangan Akuntansi di Indonesia ........................................... 14
C. Alasan Indonesia Mengadopsi IFRS ............................................... 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 20
B. Saran................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 21

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntansi merupakan sebuah seni dalam pencatatan keuangan dalam
organisasi. Begitu gambaran umum dari definisi disiplin ilmu akuntansi. Penggunaan
ilmu akuntansi sangat mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan. Hal ini
dikarenakan ilmu akuntansi berperan penting dalam mencatat, mengidentifikasikan,
mengikhtisarkan setiap transaksi ekonomi perusahaan/organisasi sehingga bisa
dilaporkan kepada berbagai pihak yang berkepentingan.
Perkembangan akuntansi pun hingga pada saat sekarang ini sudah
menunjukkan fase terbaik dibandingkan fase-fase puluhan bahkan ribuan tahun yang
lalu. Regulasi atau peraturan yang mengikat, prinsip-prinsip berlaku umum dan
pencatatan berpasangan merupakan aspek yang terus dikembangkan melalui
pemikiran-pemikiran kritis sehingga dapat diterapkan secara komprehensif di berbagai
negara termasuk Indonesia.
Seiring dengan itu, pengaruh kemajuan ilmu dan teknologi memberikan efek
positif bagi pencatatan akuntansi secara umum. Jika sekarang teknologi informasi
mempermudah proses akuntansi, tentunya dahulu tidak demikian. Untuk itu, melalui
makalah ini penulis mencoba membahas perkembangan akuntansi dengan
menguraikan sejarah-sejarah yang pernah ada pada masa-masa dahulu hingga pada saat
sekarang ini.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah perkembangan akuntansi dunia?
2. Bagaimana awal masuknya sistem akuntansi ke Indonesia?
3. Mengapa Indonesia mengadopsi sistem akuntansi dari Amerika (IFRS)?

4
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menjelaskan sejarah perkembangan akuntansi dunia.
2. Untuk menjelaskan awal masuknya sistem akuntansi ke Indonesia.
3. Untuk menjelaskan alasan Indonesia mengadopsi sistem akuntansi dari
Amerika (IFRS).

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Akuntansi Dunia


Di dunia ini, tentu saja segala sesuatu itu memiliki sejarahnya masing-masing.
Sejarah sangatlah penting karena sejarah dapat dijadikan sebagai gambaran kehidupan-
kehidupan manusia di masa lampau, dapat menjadi pedoman dalam hidup, dan kita
dapat mengetahui apa saja yang telah terjadi pada masa yang lampau itu.
Berhubungan dengan Ilmu Pedagogi (ilmu dalam menjadi seorang guru),
sejarah akuntansi dapat berguna untuk memberikan pemahaman dan apresiasi yang
lebih baik mengenai bidang akuntansi dan evolusinya. Sejarah akuntansi melakukan
peran yang instrumental dalam memberikan pemahaman yang lebih baik atas
permasalahan akuntansi yang terjadi. Berkaitan dengan praktik yang ada, sejarah
akuntansi dapat memberikan penilaian yang lebih baik atas praktik yang berlaku
dengan melakukan perbandingan terhadap metode yang digunakan di masa lalu.
Akuntansi dapat disebut sebagai profesi yang paling tua di dunia (Nurhayati &
Wasilah, 2009, hlm. 51). Hal ini ditunjukkan dengan berbagai bukti sejarah yang ada
di dunia. Sejarah dari perkembangan akuntansi itu sendiri terbagi menjadi 2 (dua).
Pertama, sejarah perkembangan akuntansi di dunia, dan yang kedua adalah sejarah
perkembangan akuntansi di Indonesia.

Periode Mesir

Pada waktu itu pencatatan dilakukan oleh orang-orang pada zaman Mesir kuno
di mana mereka menggunakan metode pencatatan untuk membantu mereka dalam
berdagang keluar daerah negara mereka. Pencatatan dilakukan pada lembaran daun.
Pada awal di mana manusia mulai mengenal uang, metode pencatatan keuangan ini
semakin banyak dikenal. Hal ini terbukti dengan adanya data sejarah tentang materi
pelajaran pencatatan atau pembukuan yang ditulis dalam bahasa Arab. Singkatnya
mereka menghitung laba atau rugi dengan cara menghitung barang yang dibawa pada

6
waktu berangkat berlayar dan barang yang dibawa pulang lagi pada saat selesai
berlayar. Maka dengan kata lain perhitungan rugi laba hanya dibuat pada akhir suatu
pelayaran.

Pada periode Mesir, bukti sejarah menunjukkan gudang-gudang Mesir masa


lalu dijadikan sebagai tempat penyimpanan barang-barang berharga seperti emas,
gandum, permata, tekstil, bahkan hewan ternak yang menunjukkan adanya pencatatan
atas transaksi-transaksi.

Hal ini dapat dibuktikan melalui kisah Yusuf ketika dia dijual oleh saudara-
saudaranya dan dibawa ke Tanah Mesir. Kemudian dia dipercayakan oleh tuannya
untuk mengatur semua hal yang ada di rumah itu kecuali makanannya. Dia bahkan
sempat masuk ke dalam penjara oleh karena dituduh melakukan perbuatan yang tidak
baik terhadap isteri tuannya. Tetapi meskipun demikian, dia mampu mengembalikan
kepercayaan tuannya dan ditunjuk untuk memimpin Mesir selama 7 tahun masa
kelimpahan untuk mengatur dan mencatat persediaan serta mendata seluruh anggota
keluarga yang ada di Mesir.

Berdasarkan kisah tersebut, dapat diketahui bahwa sistem pencatatan sudah ada
sejak dulu kala.

Periode Babilonia

Menurut Ikhsan & Suprasto (2008) ilmuan melakukan pembongkaran ribuan


tablet tanah liat Babilonia. Didapati hasil dari penelitian tersebut menunjukkan suatu
kesaksian yang besar tentang sistem pembukuan mereka. Dalam sistem akuntansinya,
catatan-catatan umum kebanyakan ditemukan berupa penerimaan tablet-tablet. Tablet-
tablet tersebut berisi catatan-catatan akan informasi:

1. Berapa jumlah uang dan barang yang diterima


2. Nama orang yang memberikannya
3. Nama orang yang menerimanya

7
4. Tanggal kejadiannya

Ada juga tablet pengeluaran yang dicatat atas arus keluar dari perusahaan.
Tablet pengeluaran tersebut terdiri dari daftar sejumlah uang dan kekayaan yang
dibelanjakan sebagai hasil dari pengguna internal, pembelian, kerugian dan
lainlainnya. Tablet pengeluaran kadangkala dilayani sebagai suatu catatan tentang
biaya. Laba dan produksi juga dicatat. Tablet laba biasanya meliputi:

1. Apa laba yang diterima


2. Siapa yang menerima
3. Alasan-alasan untuk menerima
4. Tanggal penerimaan.

Sementara itu, untuk tabel produksi, tabel produksi terdiri dari daftar sederhana
mengenai apa yang dibuat dan kepada siapa dijual. Sebuah catatan tentang obligasi
telah dijaga dan terdiri dari informasi berikut:

1. Jumlah dan dasar dari komoditas atau uang yang dipinjamkan


2. Tingkat bunga, jika ada
3. Nama debitur
4. Nama kreditur
5. Waktu pembayaran
6. Spesifikasi mengenai metode pembayaran
7. Saksi
8. Tanggal

Periode China

Pemerintah China menggunakan akuntansi untuk mengevaluasi efisiensi


program dan pegai pelaksana program tersebut. Pada masa Dinasti Chao (1122-256
SM) diketahui sebagai pencapaian akuntansi yang baik.

8
Periode Yunani

Pemerintah membagi secara adil barang kepada rakyatnya. Permulaan


akuntansi mengawasi keseimbangan, uang masuk, pengeluaran-pengeluaran dan
berakhir pada keseimbangan. Pandangan terhadap akuntansi dalam sektor swasta
ditawarkan dengan penemuan di Mesir atas ”zenon papyri,” yang merupakan dokumen
dari abad ketiga sebelum masehi. Waktu Mesir sebagai provinsi Yunani, dibawah
kepemimipinan Alexander Agung, dokumen itu menghasilkan bukti bahwa adanya
akuntansi Yunani abad ke-4 sebelum masehi. Zenon adalah administrator. Setiap
departemen bagian diatur oleh seorang supervisor yang meminjamkan akun sehari-hari
dari aktivitas dibawah yurisdiksi. Pengamatan terhadap dokumen-dokumen tertulis
berisikan transaksi, banyak di antara mereka meminjam uang dan aktiva lainnya yang
diterima oleh kepala departemen.

Catatan menunjukkan bahwa akun ini terdiri dari daftar kas dan aktiva lainnya,
seperti makanan, minyak, baju dan arus masuk serta arus keluar. Item-item yang sama
dan total pengeluaran mereka kemudian dikelompokkan bersama di dalam sebuah
paragraf.

Periode Romawi

Banyak catatan pembukuan dibuat menggunakan tablet lilin yang sangat mudah
rusak. Periode ini, hanya ada sedikit bukti sejarah dari akuntansi. Catatan-catatan telah
diselamatkan, bersama dengan kesimpulan-kesimpulan yang berkaitan dengan
literatur, mengindikasikan bahwa beberapa pemilik menjaga dua susunan pembukuan.
Hal ini memberitahu bahwa orang Romawi suka organisasi dan administrasi. Ada
sebuah memo atau buku harian yang dicatat atas penerimaan dan pengeluaran, dan
sebuah kode “a code accepti et expensi”, sama dengan buku kas yang dimasukkan
setiap bulannya dalam buku harian tersebut (Ikhsan & Suprasto, 2008).

Pada artikel yang ditulis oleh Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan
perkembangan akuntansi sebagai berikut:

9
Tahun 1775: pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entry
maupun double-entry.

Tahun 1800: masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan
dalam perusahaan.

Tahun 1825: mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).

Tahun 1850: laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang
dianggap lebih penting.

Tahun 1900: tepatnya di negara Amerika Serikat mulai diperkenalkan sertifikasi


profesi yang dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.

Tahun 1925: banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:

 Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan,


akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah;
 Laporan keuangan mulai diseragamkan;
 Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan
 Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai
dikenalkannya “punch card record”.

Tahun 1950 s/d 1975: Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan
akuntansi, yaitu sebagai berikut.

 Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan


data.
 Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP).
 Analisis Cost Revenue semakin dikenal.
 Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai
ditawarkan profesi akuntan.

10
 Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk
kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat.
 Muncul jasa-jasa manajemen seperti sistem perencanaan dan pengawasan.
 Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.

Tahun 1975: mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi bidang-
bidang lainnya, perkembangan itu antara lain:

 Timbulnya management science yang mencakup analisis proses manajemen


dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan kekurangan-
kekurangannya;
 Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan model-
model organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan, dan
analisis cost benefit;
 Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori cybernetics;
 Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai
dikenal; dan
 Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi
perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.

Sejarah Akuntansi Saat Ini

Kondisi yang sangat penting yang dapat mendorong perkembangan akuntansi


adalah pertumbuhan perdagangan yang berpusat di sekitar kota Italia pada abad
pertengahan. Seiring perdagangan yang terus berkembang, maka kekayaan bertumpuk
di kota-kota di Italia dan perdagangan yang sifatnya individual diganti dengan
perdagangan melalui agen. Disamping itu, persekutuan sangat penting bagi
perkembangan akuntansi itu sendiri karena membawa pada satu pengakuan bahwa
persekutuan merupakan satu kesatuan yang terpisah dari pemiliknya. Dan juga
hubungan agen penting karena memerlukan pertanggungjawaban.

11
Hal ini dimulai pada tahun 1494 pada saat Luca Pacioli (Lukas dari Borgos) yaitu
seorang ahli matematika menerbitkan buku ilmu yang berjudul “Suma de Arithmatica,
Geometrica, Proportioni et Proportionalita”. Dalam buku tersebut ada sub judul
“Tratactus de Computies et Screptoria” yang berisikan tentang cara-cara oembukuan
menurut catatan berpasangan (double book keeping). (Purnawati, hlm. 1). Dan
kemudian buku tersebut dikembangkan lagi dengan judul “La Scoula Perfecta de
Mercanti” yang diterbitkan oleh Paganini. (Priyatno, hlm. 10). Oleh karena itu, dia
mendapat julukan dengan Father of Modern Accounting atau Bapak Akuntansi
Modern.
Sebenarnya Luca Pacioli bukanlah orang yang menemukan double entry book
keeping system, mengingat system tersebut telah dilakukan sejak adanya perdagangan
antara Venice dan Genoa pada awal ke-13 M setelah terbukanya perdagangan Timur
Tengah dan Mediterania. Menurut Vernoa Kam (1990), akuntansi diperkenalkan pada
zaman Feodalisme Barat. Namun setelah dilakukan penelitian lebih lanjut ditemukan
bahwa akuntansi telah ditemukan sejak abad ke-9 M. (Nurhayanti, hlm. 52).

Pembukuan secara berpasangan atau sekarang dikenal dengan double entry


system yaitu debit kredit yang merupakan dasar ilmu akuntansi. Kata debit kredit
berasal dari bahasa latin di mana debit berasal dari debere yang artinya percaya dan
credere yang artinya berutang.

Setelah itu akuntansi berkembang dengan pesat di daerah Eropa disebut dengan
sistem tata buku kontinental. Pada awalnya tata buku ini adalah tata buku tunggal.
Namun karena kebutuhan yang ada semakin kompleks dan seiring berjalannya waktu
lahirlah buku berpasangan yang tidak hanya berkembang di Eropa namun menyebar
sampai ke Amerika. Sistem Amerika tersebut dikatakan sebagai sistem Anglo Saxon
yang pada zaman ini disebut accounting atau akuntansi. (Pujiyanti, 2015, hlm.9).

Banyak orang yang mengartikan akuntansi adalah hanya sebatas pembukuan


namun sebenarnya akuntansi itu lebih luas dari pembukuan. Pembukuan merupakan

12
bagian dari akuntansi. Akuntansi memiliki banyak bidang diantaranya pembukuan,
audit/pemeriksaan, analisis laporan keuangan, sistem akuntansi, penelitian untuk
mengetahui luas serta macam-macam transaksi keuangan, perencanaan sistem
akuntansi yang akan digunakan pada sebuah perusahaan berdasarkan hasil survey, dan
masih banyak lagi bidang kajian. Beberapa negara di Eropa Barat memisahkan
pembukuan dari pelajaran akuntansi. Negara Belanda, sampai sekarang, masih
memberikan pelajaran pembukuan saja pada berbagai perguruan, dan untuk pelajaran
akuntansi secara luas hanya diberikan di fakultas ekonomi jurusan akuntansi.
Sedangkan di Amerika Serikat, dikarenakan pembukuan merupakan bagian dari
akuntansi, maka yang dipergunakan pada perguruan-perguruan di sana adalah
pelajaran akuntansi dalam arti yang luas.

Tetapi, Pacioli tidak pernah menyatakan bahwa dia yang menemukan sistem
pencatatan double entry. Dia menggunakan sistem ini untuk disebarluaskan keluar dari
Italia yaitu ke negara Eropa lainnya bahkan keseluruh dunia (melalui para pedagang
dari Venice) sehingga banyak yang mengenal pencatatan ini dengan pembukuan ala
orang Venice atau pembukuan ala orang Italia.
Akuntansi kemudian berkembang lagi dengan munculnya akuntansi biaya dan
sistem penyusutan (depresiasi) pada abad ke 19, ketika terjadi revolusi industri di benua
Eropa pada saat itu (Purwanti & Nugraheni, 2001, hlm. 2). Akuntansi pada akhirnya
berkembang seiring dengan berkembangnya zaman dan peradaban manusia, dan
akuntansi di zaman modern saat ini berkembang dengan baik di Eropa dan semakin
makin pesat di negara Amerika Serikat. Ketika memasuki abad ke-20 kerumitan di
dunia akuntansi mulai muncul secara bersamaan sehingga akuntansi diakui menjadi
ilmu akademik yang tersendiri (Shatu, 2016, hlm. 10).

13
Bagan Ringkasan Sejarah Akuntansi

B. Perkembangan Akuntansi Di Indonesia


Akuntansi di Indonesia sebenarnya sudah masuk ke Indonesia sejak zaman
kerajaan di masa yang lalu, seperti kerajaan Majapahit, kerajaan Sriwijaya, dan
kerajaan Mataram dapat disebut menjadi ‘pintu masuk’ bagi akuntansi untuk
berkembang di Indonesia (Waluyo, 2008, hlm. 19). Sejak tahun 1642, akuntansi sudah
mulai diterapkan di Indonesia (Purwanti & Nugraheni, 2001, hlm. 2).
Tetapi sayangnya, tidak ada bukti yang menguatkan hal tersebut. Sehingga awal
dari penerapan akuntansi modern di Indonesia dimulai ketika masa kolonial Belanda.
Menurut Abdoelkadir & Yunus (1994) dalam Burns & Needles (1994) menyatakan
bahwa tepatnya pada tahun 1842 ketika gubernur Belanda dari Hindia-Belanda
mengeluarkan peraturan tentang penerimaan kas, piutang, anggaran untuk garnisun,
dan pengiriman kapal di Jakarta (dulu bernama Batavia) dicatat dengan menggunakan
jurnal. Dimana jurnal ini adalah buku untuk mencatat transaksi sebelum ‘ditransfer’ ke
jurnal. Mereka juga menjelaskan cara penggunaan dari ledger (buku besar). Menurut
Sukoharsono (1995, hlm. 7) dalam akuntansi, bagaimanapun, Belanda, sampai taraf
tertentu, berhasil mengubah proses tradisional pengembangan akuntansi ke dalam
dominasi dominasi kolonial akuntansi, di mana semua istilah dan tindakan menjadi
sasaran tujuan kolonialisme Belanda.
Belanda datang ke Indonesia pada akhir abad ke-16 untuk berdagang dan
kemudian membentuk organisasi maskapai yang bernama VOC (Vereenigde Oost
Indische Compagnie). Pada tahun 1602 terjadi peleburan 14 maskapai dan tahun 1619

14
membuka cabang di Batavia dan kota lain di Indonesia. VOC berakhir pada tahun 1799
dan setelah itu kekuasaan diambil alih oleh Kerajaan Belanda. Sejak itulah muncul
perusahaan Belanda di Indonesia. Catatan pembukuan menekankan pada mekanisme
debit dan kredit berdasarkan praktik dagang untuk kepentingan perusahaan Belanda
saja.
Tetapi sejak Belanda menyerah kepada Jepang pada tanggal 9 Maret 1942
(Hatta, 2010, hlm. 5), Jepang (saat itu diatur oleh Zaibatsu) pada akhirnya merubah
segala bentuk sistem akuntansi Belanda, seperti sistem administrasi dan kekuatan
ekonominya dilucuti, serta orang-orang Eropa yang saat itu memegang sektor penting
untuk dialihkan kepada kepentingan peperangan. Orang-orang Jepang ditempatkan di
posisi manajemen tingkat atas dan orang-orang Indonesia di posisi menengah dan
bawah tanpa mengubah sistem pengetahuan akuntansi waktu era kolonial Belanda.
Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan pada era penjajahan Belanda sejak
sekitar abad ke 17 atau tahun 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada
pembukuan yang dilaksanakan Amphioen Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun
1747. Tetapi perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-
undang mengenai tanam paksa dihapuskan dalam tahun 1870. Dengan dihapuskannya
tanam paksa, kaum pengusaha swasta Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk
menanamkan modalnya. Dunia usaha berkembang, demikian pula kebutuhan akan
akuntansi.
Agar tidak memicu perhatian, pemerintah Belanda tidak mencampuri sistem
pembukuan yang mereka gunakan. Sehingga muncullah sistem pembukuan pada
bidang bidang usaha kecil seperti pembukuan Hokkian, Canton, Hakka, Tio-Tjoe. Di
sisi lain fungsi pemeriksaan atau yang dikenal auditing mulai dikenal bangsa Indonesia
sejak tahun 1907 yang bermula pada saat dikirimnya Van Schagen yang adalah anggota
NIVA dengan tugasnya yaitu menyusun dan mengontrol pembukuan perusahaan. Van
Schagen adalah pencetus didirikannya jawatan akuntan negara (GAD). Akuntan publik
pertama adalah Frese & Hogeweg yang kantornya berdiri di Indonesia pada tahun 1918

15
(Shatu, 2016, hlm. 12). Kemudian disusul dengan berdirinya kantor akuntan H. Y.
Voerens.
Awalnya tidak banyak orang Indonesia yang terjun dalam bidang akuntansi.
Kalaupun ada, pada zaman penjajahan Belanda mereka hanyalah merupakan tenaga-
tenaga pembantu ataupun pelaksana. Orang Indonesia pertama yang bekerja di bidang
akuntansi adalah J. D. Massie yang pada zaman itu diangkat sebagai pemegang buku
untuk jawatan akuntan pajak. Pada zaman pendudukan Jepang, Indonesia sangat
kekurangan tenaga khususnya di bidang akuntansi. Jabatan jabatan pimpinan di
keuangan didominasi sebanyak 90% oleh bangsa Belanda. Melihat hal itu seorang
bernama Bapak Slamet mendirikan kursus-kursus untuk mengisi jabatan tadi yang
didominasi oleh orang-orang Indonesia (Pujiyanti, 2015, hlm. 10)
Studi atas sejarah akuntansi yang dilakukan oleh para ilmuwan akuntansi
dengan menggunakan pendekatan baru ini umumnya mengkritisi studi-studi sejarah
akuntansi sebelumnya yang dianggap menggunakan sudut pandang tradisional. Dalam
sudut pandang tradisional ini dikatakan bahwa akuntansi hanya dianggap sebagai
peralatan teknis, yaitu sebagai teknik mengumpulkan dan menyajikan data keuangan
untuk kepentingan pengambilan keputusan.
Setelah Indonesia merdeka, pernah dirasakan sekali kekurangan akan tenaga
akuntan ini. Pada tahun 1947, hanya ada seorang akuntan berbangsa Indonesia, yaitu
Prof. Dr. Abutari. Dalam masa perang kemerdekaan (1945- 1950), kursus-kursus untuk
mendidik tenaga di bidang akuntansi di lanjutkan. Di Indonesia sendiri, pendidikan
akuntan dimulai dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia dalam tahun 1952. Pendirian jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia ini kemudian di ikuti dengan pembukaan jurusan yang sama di
fakultas-fakultas ekonomi di Universitas Padjadjaran tahun 1961, Universitas
Sumatera Utara tahun 1962, Universitas Airlangga tahun 1962, dan Universitas Gajah
Mada tahun 1964. (Pujiyanti, 2015, hlm.10).
Istilah akuntan pun baru berlaku ketika UU No. 34 Tahun 1954. Kemudian 3
tahun berikutnya dibentuklah sebuah ikatan yaitu Ikatan Akuntan Indonesia atau IAI.

16
Namun pada periode waktu berikutnya, gelar akuntan tidak dapat diberikan
dengan mudah bagi siapapun. Berdasarkan UU No.34 tahun 1954 yang mengandung
berbagai kontroversi yang berisi diantaranya yang dapat menghasilkan gelar akuntan
adalah perguruan tinggi negeri, dengan kata lain perguruan tinggi swasta tidak
berkenan memberikan gelar tersebut. Pada periode tahun 1980 – 2000, kesempatan
dibuka bagi mereka lulusan perguruan tinggi swasta untuk dapat gelar akuntan melalui
ujian negara. Hingga pada akhir nya diawali pada tahun 2001, gelar akuntan kini dapat
diberikan oleh semua perguruan tinggi negeri maupun swasta melalui Fakultas
Ekonomi (SK Mendikbud No. 056/U/1999) (Putri, 2010).
Pada Desember tanggal 23 tahun 1957 didirikan organisasi profesi yang
menghimpun para akuntan dan diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan
pendiri lima orang akuntan Indonesia.profesi akuntan mulai berkembang dengan pesat
sejak tahun 1967.
Jika ditarik kesimpulan secara keseluruhan dapat disimpulakn bahwa tujuan
utama akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi atau informasi keuangan yang
tentu saja banyak dibutuhkan oleh orang-orang yang berkepentingan terhadapnya.
Seerta perkembangannya dapat dirangkum dalam tabel sebagai berikut:
Tabel Perkembangan Standard Akuntansi Keuangan Di Indonesia

Zaman Kolonial Zaman Penjajahan Zaman Penjajahan Zaman Kemerdekaan


(1602-1799) Belanda (1800- Jepang (1942-1945) (1945-Sekarang
1942)

Pencatatan Pencatatan debit dan Pencatatan debit dan Harmonisasi ke


Sederhana kredit kredit (tidak ada standar Akuntansi
perubahan) internasional (IFRS)

C. Alasan Indonesia Mengadopsi Sistem Akuntansi Amerika IFRS


IFRS kepanjangan International Financial Reporting Standards. IFRS
merupakan standar, interpretasi dan kerangka kerja dalam rangka penyusunan dan

17
penyajian laporan keuangan yang diadopsi oleh IASB International Accounting
Standards Board. Sebelumnya IFRS ini lebih dikenal dengan nama International
Accounting Standards (IAS). Di benua Amerika, hampir semua negara di Amerika
Latin dan Kanada mengadopsi IFRS. Di Eropa, negara-negara selain Uni Eropa seperti
Turki dan Rusia juga telah mengadopsi IFRS secara penuh. Negara-negara Asia yang
telah mengimplementasi IFRS: India (2011-2014), Indonesia (2012), Malaysia (2012),
Korea (2012), Jepang (2010-2015), Thailand (2011-2015). Sedangkan negara-negara
Australia, Hongkong dan Singapore sudah menerapkannya lebih 90%. Sebagian besar
negara anggota G20 juga merupakan pengadopsi IFRS.

Pentingnya Standar Akuntansi Internasional

Alasan perlunya Standar Akuntansi International antara lain: Peningkatan daya


banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal
internasional. Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi
perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan. Mengurangi biaya pelaporan
keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para
analis.

Mengapa Perlunya Konvergensi ke IFRS ??

Indonesia memutuskan berkiblat ke IFRS, konvergensi akuntansi Indonesia ke


IFRS perlu didukung agar Indonesia mendapatkan pengakuan maksimal. Pengakuan
maksimal ini didapat dari komunitas internasional yang sudah lama menganut standar
ini. Jurang pemisah terdalam PSAK dengan IFRS telah teratasi yaitu dengan
diperbolehkannya penggunaan nilai wajar (fair value) dalam PSAK.

Dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan manfaat dari


meningkatnya kredibilitas pasar modal Indonesia di mata investor global, meluasnya
pasar investasi lintas batas negara dan meningkatkan efisiensi alokasi modal.
Teknologi informasi yang berkembang pesat telah mengubah lingkungan pelaporan
keuangan. Kemajuan ini membawa jutaan investor (jika tidak milyaran) ke lantai pasar

18
modal di seluruh penjuru dunia. Antusiasme para investor tidak akan terhalangi oleh
batasan negara, misal: Investor dr Amerika bisa dengan mudah berinvestasi di Eropa
atau di Singapore atau bahkan di Indonesia. Bukan hanya investor & analis yang
membutuhkan informasi seperti ini, melainkan jg dibutuhkan oleh stakeholder lainnya.
(Upaya pemerintah Untuk meningkatkan kualitas IFRS akan melindungi investor
dalam negeri, karena dengan penerapan standar internasional akan meningkatkan
kepercayaan internasional untuk investasi di Indonesia).

Konvergensi IFRS ke dalam PSAK akan berdampak besar bagi dunia usaha,
terutama dari sisi pengambilan kebijakan perusahaan yang didasarkan kepada data-data
akuntansi. Suatu perusahaan akan memiliki daya saing yang lebih besar ketika
mengadopsi IFRS dalam laporan keuangannya. Selain itu, dengan
mengimplementasikan IFRS, perusahaan akan menikmati biaya modal yang lebih
rendah. Juga konsolidasi yang lebih mudah & sistem teknologi informasi yang terpadu.
Tujuh manfaat & Penerapan IFRS :

1. Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK);


2. Mengurangi biaya SAK;
3. Meningkatkan kredibilitas & kegunaan lap. Keuangan;
4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan;
5. Meningkatkan transparansi keuangan;
6. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana
melalui pasar modal; dan
7. Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejarah pencatatan akuntansi secara global dimulai dari ratusan abad sebelum
masehi yaitu pada masa berawalnya kegiatan perdagangan antar negara oleh orang-
orang mesir.adapun metode pencatatan berpasangan mulai diperkenalkan dan
dikembangkan sejak masa kejayaan Republik Italia dalam hubungan perdagangan di
negara-negara eropa. Perkembangan tersebut terus menjelajah ke seluruh belahan
dunia termasuk Indonesia. Jalur perdagangan merupakan jalur utama masuknya
akuntansi di Indonesia.
Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum mulai muncul di Amerika dengan
berbagai fase perkembangan. Pengendalian manajemen, hingga pada fase politisasi
terus dikembangkan hingga pada saat ini. Di indonesia, Prinsip Akuntansi Berlaku
umum atau PABU diterbitkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Sedangkan di
Amerika, prinsip tersebut diterbitkan oleh AICPA.
Perkembangan usaha multinasional menyebabkan adanya penyesuaian
relevansi akuntansi kearah internasional. Maka isu-isu akuntansi internasional terus
dibahas dan dikaji agar pencatatan dan pelaporannya tidak melanggar Prinsip-Prinsip
berlaku umum yang telah ditetapkan.
B. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca pada umumnya mahasiswa agar dapat
menjadikan makalah ini sebagai referensi untuk meningkatkan wawasan keilmuan
khsusnya tentang akuntansi dan mengumpulkan lebih banyak sumber bacaan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Abdoelkadir, K. K., & Yunus, H. (1994). Developments in Indonesian Accountancy.


In J. O. Burns, & B. E. Needles (Eds.), Accounting Education for the 21st
Century: The Global Challenges (1st ed., p. 59). UK, USA, and Japan:
Pergamon.

Hatta, M. (2010). Menuju Gerbang Kemerdekaan. Jakarta: Kompas.

Ikhsan, A., & Suprasto, H. B. (2008). Teori Akuntansi &Riset Multiparadigma.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nurhayati, S., & Wasilah. (2009). Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat.

Pujiyanti, F. (2015). Rahasia Cepat Menguasai Laporan Keuangan Khusus Dengan


Akutansi Dasar: Cara Terbaik dan Tercepat Menguasai Keuangan. Lembar
Pustaka Indonesia.

Purwanti, R. E., & Nugraheni, I. (2001). Siklus Akuntansi. Yogyakarta: Kanisius.

Putri, A. (2010). Perkembangan akuntansi Indonesia. [Online]. Available:


https://media.neliti.com/media/publications/4451-ID-perkembangan-akuntansi-di-
indonesia.pdf . 2:39-40. [Skripsi]

Shatu, Y. P. (2016). Kuasai Detail Akuntansi Perkantoran. PUSTAKA ILMU


SEMESTA.

Sukoharsono, E. G. (1995). A power and knowledge analysis of Indonesian accounting


history: social, political and economic forces shaping the emergence and
development of accounting. University of Wollongong. New South Wales:
University of Wollongong Thesis Collection.

21

Anda mungkin juga menyukai