Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PAPER MANAJEMEN OPERASIONAL

STRATEGI TATA LETAK

Disusun Oleh :
KELOMPOK 7
1. MUHAMAD AFRIZAL (A021171330)
2. AHMAD MALEO (A021171502)
3. AINUL ADIANANTA (A021171523)
4. MUHAMMAD EEN S. (A021171317)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
A. KEPENTINGAN STRATEGIS KEPUTUSAN TATA LETAK
Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi
sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis
karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam kapasitas, proses,
fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelangga, dan citra
perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah
strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat. Tujuan
strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak yang ekonomis yang
memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan.

B. JENIS-JENIS TATA LETAK


Terdapat enam pendekatan tata letak yaitu:
1. Tata letak dengan posisi tetap – memenuhi persyaratan tata letak untuk proyek
yang besar dan memakan tempat seperti proses pembuatan kapal laut dan
gedung.
2. Tata letak yang berorientasi pada proses – berhubungan dengan produksi
dengan volume rendah, dan bervariasi tinggi (juga disebut sebagai “job shop”,
atau produksi terputus).
3. Tata letak kantor – menempatkan para pekerja, peralatan mereka, dan
ruangan/kantor yang melancarkan aliran informasi.
4. Tata letak ritel – menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan atas
perilaku pelanggan.
5. Tata letak gudang – melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan
sistem penanganan bahan.
6. Tata letak yang berorientasi pada produk – mencari utilisasi karyawan dan
mesin yang paling baik dalam produksi yang kontinu atau berulang.

Oleh karena hanya beberapa dari keenam golongan ini yang dapat
dimodelkan secara matematis, tata letak dan desain dari fasilitas fisik masih
merupakan sebuah seni. Walaupun demikian, telah diketahui bahwa sebuah tata
letak yang baik perlu menetapkan beberapa hal berikut:
1. Peralatan penanganan bahan. Manajer harus memutuskan peralatan yang akan
digunakan meliputi ban berjalan, cranes, juga kereta otomatis untuk mengirim
dan menyimpan bahan.
2. Kapasitas dan persyaratan luas ruang. Desain tata letak dan penyediaan
ruangan hanya dapat dilakukan saat persyaratan jumlah pekerja, mesin dan
peralatan diketahui.
3. Lingkungan hidup dan estetika. Pemikiran mengenai tata letak sering
membutuhkan keputusan mengenai jendela, tanaman, dan tinggi partisi untuk
memfasilitasi aliran udara, mengurangi kebisingan, menyediakan keleluasaan
pribadi, dan sebagainya.
4. Aliran informasi. Komunikasi sangat penting bagi setiap perusahaan dan harus
dapat difasilitasi oleh tata letak.
5. Biaya perpindahan antar wilayah kerja yang berbeda. Terdapat banyak
pertimbangan unik yang berkaitan dengan pemindahan bahan atau kepentingan
beberapa wilayah tertentu untuk didekatkan satu sama lain. Sebagai contoh,
memindahkan leburan baja akan lebih sulit dibandingkan dengan memindahkan
baja dalam keadaan dingin.

C. TATA LETAK KANTOR


Perbedaan utama antara tata letak kantor (office layout) dan pabrik adalah
pada kepentingan informasi. Walaupun demikian, pada beberapa lingkungan
kantor, sebagaimana pada manufaktur, produksi sangat bergantung kepada aliran
bahan.
Walaupun pergerakan informasi sekarang meningkat menjadi elektronik,
analisis tata letak kantor masih memerlukan pendekatan yang berdasarkan tugas.
Oleh karena itu, para manajer kantor menguji pola komunikasi baik secara
elektronik maupun tradisional, kebutuhan pemisahan, dan kondisi-kondisi lain yang
mempengaruhi efektivitas karyawan.
Di sisi lain, terdapat beberapa pertimbangan tata letak yang bersifat umum
(beberapa dapat diterapkan pada pabrik dan kantor). Pertimbangan ini berkaitan
dengan kondisi kerja, kerja sama tim, otoritas, dan status.

D. TATA LETAK TOKO ECERAN / RITEL


Tata letak ritel (retail layout) didasarkan pada ide bahwa penjualan dan
keuntungan bervariasi bergantung kepada produk yang dapat menarik perhatian
pelanggan. Jadi, banyak manajer operasi ritel mencoba untuk memperlihatkan
produk-produk kepada pelanggan sebanyak mungkin. Penelitian menunjukan
bahwa semakin besar produk dapat dilihat oleh pelanggan, maka penjualan akan
semakin tinggi, dan tingkat pengembalian investasi juga semakin tinggi. Manajer
operasi dapat mengubah keduanya, baik dengan pengaturan toko keseluruhan
maupun alokasi tempat bagi beragam produk dalam pengaturan toko tersebut.

Lima ide yang sangat berguna dalam menentukan pengaturan toko secara
keseluruhan:
1. Tempatkan barang-barang yang sering dibeli oleh pelanggan di sekitar batas luar
toko.
2. Gunakan lokasi yang strategis untuk barang-barang yang menarik dan memiliki
nilai keuntungan besar.
3. Distribusikan yang dikenal oleh pedagang sebagai “produk yang kuat” – yaitu
barang-barang yang menjadi alasan utama pengunjung berbelanja – pada kedua
sisi lorong, dan letakkan mereka tersebar untuk menjadikan pengunjung melihat
lebih banyak barang yang lain.
4. Gunakan lokasi di ujung lorong karena mereka memiliki tingkat eksposur yang
tinggi.
5. Sampaikan misi toko dengan memilih posisi bagian yang akan menjadi
perhentian pertama bagi pelanggan.

E. TATA LETAK GUDANG DAN PENYIMPANAN


Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik
optimal di antara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan
luas ruang dalam gudang. Sebagai konsekuensinya, tugas manajemen adalah
memaksimalkan penggunaan setiap kotak dalam gudang – yaitu memanfaatkan
volume penuhnya sambil mempertahankan biaya penanganan bahan yang rendah.
Tata letak gudang yang efektif juga menimimalkan kerusakan bahan dalam gudang.

1. Cross-docking
Cross-docking berarti menghindari penempatan bahan atau barang-
barang dalam gudang dengan langsung memproses mereka saat diterima.

2. Random stocking
Sistem random stocking yang terkomputasi meliputi tugas-tugas berikut:
1. Membuat daftar lokasi “terbuka” atau yang tersedia.
2. Membuat catatan persediaan sekarang secara akurat dan juga lokasinya.
3. Mengurutkan barang-barang dalam urutan tertentu untuk meminimalkan
waktu perjalanan yang dibutuhkan untuk “mengambil” pesanan.
4. Menggabungkan pesanan untuk mengurangi waktu penjemputan.
5. Menugaskan barang atau sekumpulan barang tertentu, seperti barang-barang
yang sering digunakan pada wilayah gudang tertentu sehingga jarak tempuh
total dalam gudang dapat diminimalkan.

3. Customizing
Gudang dapat menjadi tempat di mana nilai ditambahkan melalui
customizing. Kustomisasi gudang biasanya merupakan cara yang berguna untuk
menghasilkan keunggulan bersaing dalam pasar di mana terdapat perubahan
produk yang sangat cepat. Sebagai contoh, gudang bisa menjadi tempat di mana
komponen komputer dipasang, software dimuat, dan perbaikan dilakukan.

F. TATA LETAK DENGAN POSISI TETAP


Dalam tata letak dengan posisi tetap (fixed-position layout), proyek tetap
berada dalam satu tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat
tersebut.

Teknik untuk mengatasi tata letak dengan posisi tetap tidak dikembangkan
dengan baik dan kerumitannya bertambah karena ada tiga faktor. Faktor yang
pertama adalah, terdapat terdapat tempat yang terbatas pada semua lokasi produksi.
Yang kedua, setiap tahapan yang berbeda pada proses konstruksi, membutuhkan
bahan yang berbeda, oleh karena itu banyak hal yang menjadi penting sejalan
dengan perkembangan proyek. Yang ketiga, volume bahan yang dibutuhkan
dinamis.

Karena permasalahan pada tata letak dengan posisi tetap ini sulit dipecahkan
pada lokasi, strategi alternatif yang ada adalah untuk melengkapi proyek sedapat
mungkin di luar lokasi.

G. TATA LETAK YANG BERORIENTASI PADA PROSES


Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat
menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara
tradisional untuk mendukung sebuah strategi diferensiasi produk. Tata letak yang
berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi volume rendah dengan variasi
tinggi.
Satu kelebihan utama dari tata letak ini adalah adanya fleksibilitas peralatan
dan penugasan tenaga kerja. Kelemahan tata letak ini terletak pada peralatan yang
biasanya memiliki kegunaan umum. Pesanan akan menghabiskan waktu lebih lama
untuk berpindah dalam sistem karena penjadwalan yang sulit, penyetelan mesin
yang berubah, dan penanganan bahan yang unik.

H. SEL KERJA
Ide sel kerja (work cell) adalah untuk mengatur ulang orang dan mesin yang
biasanya tersebar pada departemen proses yang beragam dan sewaktu-waktu
mengatur mereka dalam sebuah kelompok kecil, sehingga mereka dapat
memusatkan perhatian dalam membuat satu produk atau sekumpulan produk yang
saling berkaitan. Oleh karena itu, sel kerja dibangun di sekitar produk. Keunggulan
Sel kerja adalah:
1. Mengurangi persediaan bahan setengah jadi karena Sel kerja di-set untuk
menghasilkan keseimbangan aliran dari mesin ke mesin.
2. Ruang yang dibutuhkan lebih sedikit karena berkurangnya persediaan bahan
setengah jadi yang diperlukan di antara mesin.
3. Mengurangi persediaan bahan baku dan barang jadi karena adanya bahan
setengah jadi yang lebih sedikit, menyebabkan adanya pergerakan bahan yang
lebih cepat melalui sel kerja.
4. Mengurangi biaya tenaga kerja langsung karena adanya peningkatan komunikasi
antar karyawan, aliran bahan yang lebih baik, dan penjadwalan yang lebih baik.
5. Meningkatkan partisipasi karyawan dalam organisasi dan produk karena
karyawan dapat menerima tanggung jawab yang lebih dan kualitas produk yang
dikaitkan secara Iangsung kepada mereka dan sel kerja mereka.
6. Meningkatkan penggunaan peralatan dan mesin karena adanya penjadwalan
yang lebih baik dan aliran bahan yang lebih cepat.
7. Mengurangi modal pada mesin dan peralatan karena tingkat pemanfaatan
fasilitas yang baik mengurangi jumlah mesin dan jumlah peralatan dan
perangkat.

I. TATA LETAK PROSES PRODUKSI BERULANG DAN BERORIENTASI


PADA PRODUK
Tata letak yang berorientasi pada produk disusun di sekeliling produk atau
keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi dan bervariasi rendah.
Produksi yang berulang dan kontinu, menggunakan tata letak produk.
Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu lini
pabrikasi dan perakitan. Lini pabrikasi (fabrication line) membuat komponen
seperti ban mobil dan komponen logam sebuah kulkas pada beberapa mesin. Lini
perakitan (assembly line) meletakan komponen yang dipabrikasi secara bersamaan
pada sekumpulan stasiun kerja.

Tujuan utama tata letak yang berorientasi pada produk adalah:


1. Rendahnya biaya variabel per unit yang biasanya dikaitkan dengan produk yang
terstandarisasi dan bervolume tinggi.
2. Biaya penanganan bahan yang rendah
3. Mengurangi persediaan barang setengah jadi
4. Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah
5. Hasil keluaran produksi yang lebih cepat.

Kelemahan tata letak yang berorientasi pada produk adalah:


1. Dibutuhkan volume yang tinggi, karena modal yang diperlukan untuk
menjalankan proses cukup besar.
2. Adanya pekerjaan yang harus berhenti pada setiap titik mengakibatkan seluruh
operasi pada lini yang sama juga terganggu.
3. Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau tingkat
produksi yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Heizer, Jay dan Barry Render. 2015. Manajemen Operasi: Manajemen


Keberlangsungan dan Rantai Pasokan, Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai