batas biaya dan risiko, serta menyediakan kebutuhan ruangan bagi perusahaan.
3. Identifikasi Biaya dan manfaat yang berkaitan dengan setiap alternatif yang layak.
Pada langkah ketiga biaya dan manfaat yang terkait dengan setiap alternatif yang
layak di identifikasi. Pada tahap ini berbagai biaya yang benar-benar tidak relevan dapat
dieleminasi dari pertimbangan. Tidwell product menetapkan biaya pembuatan batang dan
alat pengukur mencakup hal-hal sebagai berikut:
Bahan baku langsung
$ 130.000
Tenaga kerja langsung
150.000
Overhead Variabel
65.000
Total Biaya Produksi Variabel
$345.000
Tidwell harus menyewa gudang jika produksi batang dan alat pengukur dilakukan
secara internal dengan biaya sewa $135.000 per tahun. Alternatif kedua adalah membeli
batang dan alat pengukur secara eksternal, serta memanfaatkan ruangan produksi yang
dikosongkan. Pemasok produksi menawarkan memasok produksi dalam jumlah yang
mencukupi sebesar $460.000 per tahun.
4. Menghitung total Biaya dan Manfaat yang relevan untuk setiap alternatif yang
layak.
Alternatif 4, tetap memproduksi secara internal dengan mengeluarkan biaya
sebesar $480.000.
Alternatif 5, membeli dari luar dan memanfaatkan ruangan sendiri membutuhkan
biaya $460.000 dengan perbandingan sebagai berkut:
2
Alternatif 4
Alternatif 5
Biaya Produksi Variabel $ 345.000
Harga beli
$ 460.000
Sewa Gedung
135.000
Total
$480.000
Perbedaan biaya adalah $20.000 untuk keunggulan alternatif 5.
5. Nilai faktor faktor Kualitatif
Dalam pengambilan keputusan selain berhubungan dengan biaya dan pendapatan,
faktor kualitatif juga berperan penting dalam mempengaruhi keputusan manajer secara
nyata. Faktor faktor kualitatif merupakan faktor yang sulit ditentukan dengan angka.
Seperti dalam ilustrasi perusahaan Tidwell, dalam keputusan memproduksi atau
membeli leo Tidwell harus mempertimbangkan faktor kualitatif seperti kualitas barang dan
alat pengukur yang dibeli secara eksternal, keandalan sumber pasokan, perkiraan
kestabilan harga selama beberapa tahun berikutnya, hubungan ketenagakerjaan, citra
masyarakat dan lain-lain.
Jika kualitas dan alat pengukur yang dibeli secara eksternal lebih rendah dibanding
yang diproduksi secara internal, maka keunggulan kuantitatif dari membeli mungkin lebih
bersifat semu, penggunaan bahan berkualitas lebih rendah dapat menurunkan kualitas
potensiometer sehingga merusak penjualan, oleh karena itu Tidwell Product memilih
untuk terus memproduksi komponen secara internal. Jika sumber Pasokan tidak dapat
diandalkan maka jadwal produksi dapat terputus dan pesanan pelanggan terlambat
ditempat, faktor-faktor seperti ini dapat meningkatkan biaya tenaga kerja dan overhead,
serta menggangu penjualan.
Dalam pengambilan keputusan ini tergantung pada keputusan Tidwell Product untuk
membeli atau memproduksi komponen secara internal walaupun dalam analisis biaya yang
relevan menunjukkan keunggulan pada membeli komponen.
Faktor-faktor kualitatif dalam pengambilan keputusan:
1. Faktor tersebut harus di identifikasi
2. Pengambil keputusan harus berusaha menguantifikasinya.
6. Pembuatan Keputusan
Keputusan dapat dibuat setelah semua biaya dan manfaat relevan untuk setiap
alternatif selesai dinilai, dan faktor-faktor kualitatif dipertimbangkan. Dalam ilustrasi ini
keputusan Leo bagi Tidwell Product adalah berdasarkan analisis biaya didapatkan selisih
biaya dari kedua alternatif yang relatif kecil dan beban Tidwell Product dalam menjamin
kualitas serta pemberkerjaan secara penuh, maka diputuskan untuk membuat batang dan
alat pengukur secara internal serta menyewa gudang.
Biaya relevan merupakan biaya masa depan yang berbeda pada setiap alternatif. Untuk
menjadi relevan, suatu biaya tidak hanya merupakan biaya dari masa depan tetapi juga harus
berbeda dari satu alternatif ke alternatif lainnya. Jika biaya masa depan terdapat pada lebih
dari satu alternatif, maka biaya tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan. Biaya
demikian disebut biaya tidak relevan.
merebus buah dalam produksi selai merupakan sumber daya yang diperoleh karena
digunakan dan dibutuhkan. Jadi, untuk kategori sumber daya ini jika permintaan akan suatu
aktivitas berubah diantara alternatif maka belanja sumber daya akan berubah dan biaya
aktivitas tersebut adalah relevan untuk keputusan yang dimaksud. Jenis pengeluaran atau
belanja sumber daya ini biasanya disebut biaya variabel. Kuncinya adalah bahwa sumber
daya yang dibutuhkan oleh perusahaan sama dengan jumlah sumber daya yang ditawarkan.
Pabrik tersebut mampu memproduksi 20.000 unit produk dengan jumlah yang diharapkan
ketika produk disewa. Setelah lima tahun anggaplah permintaan produk turun dan hanya
memproduksi 15.000 unit per tahun. Pembayan sewa sebesar $100.000 per tahun tetap harus
dibayar setiap tahun meskipun aktivitas produksi turun. Sekarang anggaplah bahwa
permintaan
naik
di
atas
20.000
unit.
Dalam
kasus
ini,
perusahaan
mungkin
Hub.Permintaan
Sumber Daya
Dan Penawaran
Penawaran=Permintaan
Relevansi
a. Permintaan Berubah
a. Relevan
b. Permintaan Tetap
b. Tidak Relevan
Diperoleh di Muka
Penawaran Permintaan=
(jangka pendek)
a. Tidak relevan
Tidak terpakai
b. Kenaikan permintaan > kapasitas
Tidak terpakai
7
b. Relevan
a. Relevan
b. Tidak Relevan
Diperoleh di Muka
Penawaran Permintaan =
(kapasitas untuk
Beberapa periode)
a. Tidak relevan
Tidak Terpakai
b.Penurunan Permintaan (Permanen)
b. Tidak Relevan
c.KeputusanModal
Biaya Total
$11.200
1.600
2.400
4.000
3.200
320
480
800
$24.000
$0,70
0,10
0,15
0,25
0,20
0,02
0,03
0,05
$1,50
$960
320
80
32
160
$0,060
0,020
0,005
0,002
0,010
$1.552
$25.552
$32.000
$0,097
$1,597
$2,00
Sebuah distributor es krim dari wilayah lain yang biasanya tidak dilayani oleh
perusahaan, ingin membeli 2 juta unit seharga $1,55 per unit asalkan distributor tersebut
dapat memasang mereknya pada es krim tersebut. Penawaran seharga $1,55 ini berada
dibawah harga jual normal sebesar $2,00. Bahkan, harga tersebut berada di bawah total biaya
per unit. Meskipun demikian, menerima pesanan tersebut mungkin menguntungkan. Jika
pesanan tersebut diterima, manfaat sebesar $1,55 per unit akan direalisasikan. Namun seluruh
biaya variabel kecuali untuk distribusi ($0,03) dan komisi ($0,02) juga akan terjadi, sehingga
menghasilkan biaya $1,45 per unit. Keuntungan bersihnya adalah $0,10 ($1,55-$1,45)
total pendapatan bersih pada titik pemisa adalah $150 ($1,25 X 120). Jika apel diproses
menjadi isi pai apel., maka total pendapatan adalah $ 450 ($0,90X500). Oleh karena itu ,
tambahan pendapatan dari proses lebih lanjut adalah $300 ($450-$150). Biaya tambaan
pemrosesan adalah $120 ($0,20X600 pon ). Kareana pendapatan naik sebesar $300 dan biaya
hanya naik $120, manfaat bersih dari pemrosesan lebih lanjut adalah $180. Dengan demikian,
Appletime harus memproses apel jenis B menjadi isi pai apel.
meskipun margin kontribusi per unit X adalah 2,5 kali lebih besar dari pada margin kontribusi
per unit Y.
Penetapan Harga
Penetapan Harga Berdasarkan Biaya
Permintaan adalah salah satu sisi dari persamaan penetapan harga, sementara
penawaran adalah sisi lainnya. Karena pendapatan harus menutup biaya perusahaan untuk
menghasilkan laba, maka banyak perusahaan terlebih dulu menetapkan biaya dalam
menetukan harga. Mereka menghitung biaya produk dan menambah laba yang diinginkan.
Biasanya sebagian merupakan biaya dasar dan markup.
Markup adalah presentase yang dibebankan kepada biaya dasar; termasuk di
antaranya adalah laba yang diinginkan dan setiap biaya yang tidak termasuk dalam biaya
dasar. Keunggulan utama dari penetapan harga markup adalah bahwa markup standar mudah
digunakan.
Misalkan, Elvin Company perusahaan yang dimiliki dan dikelola Clare Elvin merakit
dan menginstal computer menurut spesifikasi pelanggan. Perakitan menerima rata-rata$15
per jam. Tahun lalu, total biaya tenaga kerja langsung Elvin Company adalah $140.000.
overhead yang terdiri atas untilitas, peralatan kecil, ruangan dan seterusnya berjumlah
$84.000. Berikut adalah laporan laba rugi Elvin Company untuk tahun lalu.
Pendapatan
Harga pokok penjualan:
-
$ 856.500
$ 489.750
$ 140.000
84.000
Laba kotor
11
713.750
$ 142.750
$ 100.000
9.000
5. 400
$ 114.400
22.880
$137.280
penjumlahan biaya dan laba yang diinginkan. Logikanya adalah perusahaan harus
menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutup semua biaya dan menghasilkan laba.
Perhitungan biaya target merupakan metode pengerjaan terbalik harga untuk
menentukan biaya. Departemen pemasaran menetapkan karakteristik dan harga produk yang
paling dapat diterima pelanggan. Selanjutnya, teknisi perusahaan bertugas mendesain dan
mengembangkan produk sedemikian rupa sehingga biaya dan laba dapat ditutupi harga.
Perhitungan biaya target melibatkan kerja pendahuluan jauh lebih banyak daripada
penetapan harga berdasarkan biaya. Namun, terdapat tambahan pekerjaan yang harus
dilakukan jika harga berdasarkan biaya lebih tinggi dari harga yang bersedia dibayar
pelanggan. Selanjutnya, tugas sulit dimulai, yaitu menghitung biaya untuk mendukung harga
yang lebih rendah atau biaya kesempatan atas hilangya pasar. Sebagai contoh, pasar barangbarang elektronik AS sebenarnya tidak eksis karenan penetapan harga berdasarkan biaya
mengakibatkan harga yang lebih tinggi. Perusahaan Jepang (dan kemudian Korea)
mempraktikkan perhitungan biaya target sehingga menawarkan harga yang lebih murah dan
memenangkan pasar.
Aspek Hukum dari Penetapan Harga
Pelanggan dan biaya merupakan penentu ekonomi yang penting pada harga.
Pemerintah AS juga berperan penting dalam penetapan harga. Prinsip dasar di balik
banyaknya peraturan tentang penetapan harga adalah persaingan itu baik dan harus didorong.
Oleh karena itu, kolusi oleh perusahaan-perusahaan untuk menetapkan harga usaha terangterangan menyingkirkan pesaing dari bisnis dilarang. Secara umum, biaya merupakan
justifikasi penting untuk harga.
Penetapan harga predator
Praktik pengaturan harga yang lebih rendah dari biaya dengan tujuan merugikan
pesaing dan mengeliminasi persaingan disebut penetapan harga predator (predatory pricing).
Hal penting yang perlu diperhatikan adalah penetapan harga di bawah biaya tidak selalu
merupakan harga predator. Perusahaan sering mengenakan harga suatu barangnya di bawah
biaya, misalnya harga khusus untuk produk laris atau harga khusus mingguan. Undangundang negara bagian AS memberlakukan undang-undang yang menentang harga predator,
dimana setiap negara bagian AS agak berbeda dalam definisi dan aturannya.
Harga predator dalam pasar internasional disebut dumping. Hal itu terjadi ketika
perusahaan menjual produknya di negara lain dengan harga di bawah biaya. Selama bertahuntahun, pabrik mobil AS menuduh perusahaan Jepang telah melakukan praktik dumpling.
Perusahaan yang terbukti mempraktikkan dumping di pasar AS dapat dikenakan batasan
13
perdagangan dan tarif yang ketat. Pembelaan atas tuduhan dumpling memperlihatkan harga
benar-benar di atas atau sama dengan biaya.
Diskriminasi harga
Senjata paling ampuh mengatasi diskriminasi harga di AS adalah Robinson-Patman
Act tahun 1936. Diskriminasi harga adalah pengenaan harga yang berbeda kepada beberapa
pelanggan atas produk-produk yang pada dasarnya sama. Robinson-Patman Act
memungkinkan diskriminasi harga pada kondisi tertentu:
a. Jika kondisi persaingan memang menuntut demikian
b. Jika biaya memungkinkan harga yang lebih rendah
Kondisi kedua ini penting bagi para akuntan karena harga lebih rendah yang ditawarkan
kepada pelanggan harus dijustifikasi oleh penghematan biaya yang dapat diidentifikasi.
Selain itu, besarnya diskon yang diberikan paling sedikit harus sama dengan jumlah biaya
yang dihemat.
Beban pengangkutan (freight) dianggap sebagai bagian dari harga pada RobinsonPatman Act. Jika perusahaan mensyaratkan pelanggan untuk membayar beban pengangkutan,
maka tidak ada masalah. Dalam hal ini, pelanggan yang berlokasi di dekat perusahaan
membayar harga yang sama seperti pelanggan yang berada 1.000 mil dari perusahaan. Karena
biaya pengiriman kepada pelanggan yang dekat jauh lebih sedikit dari biaya pengiriman
kepada pelanggan jauh, pelanggan yang dekat membayar beban pengangkutan siluman
(phantom freight).
Keadilan dan Penetapan Harga
Eksploitasi harga (price gouging) dikatakan terjadi ketika perusahaan dengan
kekuatan pasar menghargai produknya sangat tinggi. Jika harga yang dikenakan hanya
untuk menutup biaya, maka eksploitasi harga tidak terjadi. Inilah penyebab banyak
perusahaan menghadapi kesulitan besar untuk menjelaskan struktur biaya mereka dan
mendapati munculnya biaya-biaya yang mungkin tidak disadari pelanggan.
Mudah untuk melihat apakah biaya sebagai justifikasi harga menjadi dasar bagi
standar masyarakat mengenai keadilan. Etika dibangun di atas rasa keadilan. Jadi, perilaku
yang tidak etis dalam penetapan harga berkaitan dengan usaha mendapatkan keuntungan
secara tidak adil dari pelanggan. Kenaikan harga yang berkaitan dengan biaya merupakan
pembelaan terbaik terhadap pemberontakan pelanggan.
PEMROGRAMAN LINEAR
Pemrograman linear (linear programming) adalah metode untuk mencari solusi
optimal dari berbagai solusi yang layak. Teori pemrograman linear boleh mengabaikan
14
banyak solusi. Kecuali sejumlah solusi yang terbatas, semua solusi dieliminasi oleh teori
tersebut. Model pemrograman linear merupakan alat yang penting dalam pengambilan
keputusan tentang bauran produk meskipun model ini mensyaratkan pengambilan keputusan
manajerial independen yang sangat kecil. Keputusan bauran produk dibuat oleh model
pemrograman linear itu sendiri. Dengan asumsi bahwa model pemrograman linear
merupakan wakil realitas yang masuk akal, peran utamanya bagi manajemen adalah
memastikan data yang akurat digunakan sebagai input pada model tersebut. Hal ini mencakup
kemampuan untuk mengenali ketidakrelevanan biaya tetap serta menilai input akuntansi dan
teknologi secara akurat.
BALANCE SCORECARD
Balanced Scorecard (BSC) adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang
dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada
awal tahun 1990. BSC berasal dari dua kata yaitu balanced (berimbang) dan scorecard (kartu
skor). Balanced (berimbang) berarti adanya keseimbangan antara performance keuangan dan
non-keuangan, performance jangka pendek dan performance jangka panjang, antara
performance yang bersifat internal dan performance yang bersifat eksternal. Sedangkan
scorecard (kartu skor) yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor performance
seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak
diwujudkan oleh seseorang di masa depan.
revenue).
2.
3.
akan
mendukung
terbentuknya
hubungan
kerja
secara
menyeluruh
dalam
mengembangkan hubungan yang baik dengan pelanggan. Secara keseluruhan tujuan finansial
pada tahap ini adalah mengukur persentase tingkat pertumbuhan pendapatan, dan tingkat
pertumbuhan penjualan di pasar sasaran.
Tahap selanjutnya adalah sustain (bertahan), di mana pada tahap ini timbul pertanyaan
mengenai
akan
ditariknya
investasi
atau
melakukan
investasi
kembali
dengan
dan menyajikan suatu produk baru/jasa yang bernilai lebih baik kepada pelanggan mereka
(Kaplan, dan Norton, 1996).
Perspektif Pelanggan dapat diukur dengan lima aspek utama (Kaplan, 1996)
1. Pengukuran Pangsa Pasar
2. Pengukuran Customer Retention
3. Pengukuran Customer Acquisition
4. Pengukuran Customer Satisfaction
5. Pengukuran Customer Profitability
Produk dikatakan bernilai apabila manfaat yang diterima produk lebih tinggi daripada
biaya perolehan (bila kinerja produk semakin mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang
diharapkan dan dipersepsikan pelanggan). Perusahaan terbatas untuk memuaskan potential
customer sehingga perlu melakukan segmentasi pasar untuk melayani dengan cara terbaik
berdasarkan kemampuan dan sumber daya yang ada. Ada 2 kelompok pengukuran dalam
perspektif pelanggan, yaitu:
1. Kelompok pengukuran inti (core measurement group).
Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengukur bagaimana perusahaan memenuhi
kebutuhan pelanggan dalam mencapai kepuasan, mempertahankan, memperoleh, dan
merebut pangsa pasar yang telah ditargetkan. Dalam kelompok pengukuran inti, kita
mengenal lima tolak ukur, yaitu: pangsa pasar, akuisisi pelanggan (perolehan pelanggan),
retensi pelanggan (pelanggan yang dipertahankan), kepuasan pelanggan, dan profitabilitas
pelanggan.
2. Kelompok pengukuran nilai pelanggan (customer value proposition).
Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan
mengukur nilai pasar yang mereka kuasai dan pasar yang potensial yang mungkin bisa
mereka masuki. Kelompok pengukuran ini juga dapat menggambarkan pemacu kinerja
yang menyangkut apa yang harus disajikan perusahaan untuk mencapai tingkat kepuasan,
loyalitas, retensi, dan akuisisi pelanggan yang tinggi. Value proposition menggambarkan
atribut yang disajikan perusahaan dalam produk/jasa yang dijual untuk menciptakan
loyalitas dan kepuasan pelanggan. Kelompok pengukuran nilai pelanggan terdiri dari:
a. Atribut produk/jasa, yang meliputi: fungsi, harga, dan kualitas produk.
b. Hubungan dengan pelanggan, yang meliputi: distribusi produk kepada pelanggan,
termasuk respon dari perusahaan, waktu pengiriman, serta bagaimana perasaan
pelanggan setelah membeli produk/jasa dari perusahaan yang bersangkutan.
17
c. Citra dan reputasi, yang menggambarkan faktor intangible bagi perusahaan untuk
menarik pelanggan untuk berhubungan dengan perusahaan, atau membeli produk.
c. Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit
bisnis untuk memberi value proposition yang mampu menarik dan mempertahankan
pelanggannya di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan harapan para pemegang
saham melalui flnancial retums (Simon, 1999).
Tiap-tiap perusahaan mempunyai seperangkat proses penciptaan nilai yang unik bagi
pelanggannya. Secara umum, Kaplan dan Norton (1996) membaginya dalam 3 prinsip dasar,
yaitu:
1. Proses inovasi.
Proses inovasi adalah bagian terpenting dalam keseluruhan proses produksi. Tetapi
ada juga perusahaan yang menempatkannya di luar proses produksi. Proses inovasi itu
sendiri terdiri atas dua komponen, yaitu: identifikasi keinginan pelanggan, dan
melakukan proses perancangan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Bila
hasil inovasi dari perusahaantidak sesuai dengan keinginan pelanggan, maka produk
tidak akan mendapat tanggapan positif dari pelanggan, sehingga tidak memberi
tambahan pendapatan bahkan perusahaan harus mengeluarkan biaya investasi pada
proses penelitian dan pengembangan.
2. Proses operasi.
Proses operasi adalah aktivitas yang dilakukan perusahaan, mulai dari saat
penerimaan order dari pelanggan sampai produk dikirim ke pelanggan. Proses operasi
menekankan kepada penyampaian produk kepada pelanggan secara efisien, dan tepat
waktu. Proses ini, berdasarkan fakta menjadi fokus utama dari sistem pengukuran
kinerja sebagian besar organisasi.
3. Pelayanan purna jual.
Adapun pelayanan purna jual yang dimaksud di sini, dapat berupa garansi,
penggantian untuk produk yang rusak, dll
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga perspektif sebelumnya,
dan untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang. Penting bagi suatu
badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya pada peralatan untuk menghasilkan
18
produk/jasa, tetapi juga melakukan investasi pada infrastruktur, yaitu: sumber daya
manusia, sistem dan prosedur. Tolak ukur kinerja keuangan, pelanggan, dan proses bisnis
internal dapat mengungkapkan hal itu yang besar antara kemampuan yang ada dari
manusia, sistem, dan prosedur. Untuk memperkecil kesenjangan itu, maka suatu badan
usaha harus melakukan investasi dalam bentuk reskilling karyawan, yaitu: meningkatkan
kemampuan sistem dan teknologi informasi, serta menata ulang prosedur yang ada.
Fakta Bisnis yang Berpengaruh yaitu:
1. Kapabilitas pekerja.
Kapabilitas pekerja merupakan bagian kontribusi pekerja pada perusahaan. Sehubungan
dengan hal ini, ada 3 hal yang harus diperhatikan oleh manajemen:
a. Kepuasan pekerja.
Merupakan prakondisi untuk meningkatkan produktivitas, tanggungjawab, kualitas,
dan pelayanan kepada konsumen. Unsur yang dapat diukur dalam kepuasan pekerja
adalah keterlibatan pekerja dalam mengambil keputusan, pengakuan, akses untuk
mendapatkan informasi, dorongan untuk bekerja kreatif, dan menggunakan inisiatif,
serta dukungan dari atasan.
b. Retensi pekerja.
Adalah kemampuan untuk mempertahankan pekerja terbaik dalam perusahaan. Di
mana kita mengetahui pekerja merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan.
Jadi, keluamya seorang pekerja yang bukan karena keinginan perusahaan merupakan
loss pada intellectual capital dari perusahaan. Retensi pekerja diukur dengan
persentase turnover di perusahaan.
c. Produktivitas pekerja.
Produktivitas pekerja merupakan hasil dari pengaruh keseluruhan dari peningkatan
keahlian dan moral, inovasi, proses internal, dan kepuasan pelanggan. Tujuannya
adalah untuk menghubungkan output yang dihasilkan oleh pekerja dengan jumlah
bekerja yang seharusnya untuk menghasilkan output tersebut.
2. Kapabilitas sistem informasi.
Adapun yang menjadi tolak ukur untuk kapabilitas sistem informasi adalah tingkat
ketersediaan informasi, tingkat ketepatan informasi yang tersedia, serta jangka waktu
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.
19