Disusun Oleh :
Febryanita Mustikarani
NIM 15111067
KOTA MADIUN
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
Minyak goreng merupakan salah satu komoditas yang cukup penting bagi
menambah nilai gizi dan kalori serta rasa gurih pada makanan.
samping itu, kebutuhan akan salah satu sumber omega 9 ini terus meningkat
setiap tahunnya. Berdasarkan data Susenas Triwulan I 2013 dan Triwulan I 2014,
rata-rata konsumsi minyak goreng perkapita selama seminggu pada tahun 2013
liter/minggu pada tahun 2014. (belum termasuk konsumsi di luar rumah tangga
https://www.bps.go.id/distribusi-perdagangan-komoditi-minyak-goreng-
diindonesia-2016.)
2
Dari hasil survei terhadap beberapa produsen minyak goreng di Provinsi
goreng di Provinsi Jawa Timur secara lengkap disajikan pada gambar di bawah
ini:
(source : https://bps.go.id/2016)
3
Dari sisi ekonomi posisi penting minyak goreng juga tercermin dari
untuk konsumsi di rumah tangga. Total konsumsi langsung diperoleh dari angka
Tahun 2012 – 2017 terjadi peningkatan konsumsi minyak goreng rata-rata sebesar
7,44%, dari 1,83 juta ton menjadi 2,36 juta ton. Selain itu terdapat minyak goreng
rata-rata sawit yang tercecer dengan faktor konversi sebesar 1,55% dari total
total penggunaan minyak goreng sawit Indonesia mencapai 1,90 juta ton pada
tahun 2012 dan terus mengalami peningkatan menjadi 2,5 juta ton pada tahun
2017.
4
Melihat fenomena tersebut, beberapa penjual eceran (riteler) di Indonesia
mencoba untuk mengemas produk yang mereka jual dengan kemasan dan merek
perusahaan mereka telah memiliki citra yang baik dalam menjual produk-produk
produk yang dijual dengan kemasan (packaging) dan merek sendiri (private
brand/private label). Bisnis ritel di Indonesia tidak terlepas dari jaringan ritel
pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas area penjualan kurang dari 200 m2.
Toko pertama dibuka di Ancol, Jakarta Utara, pada tahun 1988, dikelola oleh PT.
waralaba pertama di Indonesia, setelah memiliki lebih dari 230 gerai. Jumlah
gerai hingga tahun 2015 adalah 11.400 gerai dengan rincian 60% gerai adalah
milik sendiri dan sisanya waralaba milik masyarakat. Sampai dengan awal tahun
2017, jumlah gerai sebanyak 13.000 toko. Mitra usaha waralaba ini meliputi:
koperasi, badan usaha dan perorangan. Indomaret tersebar merata dari Sumatera,
Jawa, Madura, Bali, Lombok, Kalimantan dan Sulawesi. Motto perusahaan adalah
5
memiliki produk yang dijual dengan private label Indomaret meliputi, Tissue,
Pewangi pakaian, air mineral, snack, gula, syrup, dan yang akan dilakukan
penelitian kali ini adalah produk minyak goreng. Apakah konsumen tetap setia
lebih murah.
Menurut Oie(2012) terdapat tipe private brand, antara lain private brand
utuh, yaitu pihak distributor memesan produk secara utuh dari produsen lalu
diberi nama merek sesuai dengan distributor. Terdapat pula private brand yang
merupakan gabungan dari bebrapa produsen. Jenis Private Brand ini biasanya
komponen dari produsen yang berbeda dan untuk produk jadi di label merek toko.
Private brand/Private Label mernjadi pilihan bagi pelaku industry ritel yang
ingin menerapkan low cost strategy. Del Vechio (2010) menjelaskan tentang
manfaat yang diharapkan pelaku instri ritel dengan menerapkan strategi private
label. Ia mengatakan bahwa ritel ysng menawarkan produk private label akan
mempunyai harga yang lebih murah dibadingkan dengan produk national brand.
National brand atau yang disebut juga dengan manufacturer’s brand adalah
produk yang dihasilkan sebuah produsen dan menggunakan brand name produsen
6
Private brand / Private Label dengan harga yang murah seringkali
dipresepsikan oleh konsumen sebagai produk dengan kualitas yang rendah apabila
nasional atau yang dikenal juga dengan nama merk pabrik merupakan produk
yang dirancang., diproduksi, dan dipasarkan oleh penjual (Utami, 2011). Harga
murah dari sebuah produk Private Label tidak bisa menjadi jaminan bahwa
konsumen akan memmbeli produk tersebut. Konsumen akan lebih yakin dengan
produk Private Label. Padahal saat kualitas kedua produk tersebut dibandingkan,
tidak terdapat perbedaan yang signifikan (Hernandez & Noruzi, 2011). Konsumen
lebih memilih produk merek nasional yang sudah familiar, Gonzales Diaz, &
suatu merek maka semakin kecil keraguan konsumen untuk membeli produk
tersebut.
1. Kualitas Produk
2. Harga
7
Suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain untuk
manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau
3. Promosi
4. Kemasan
tipografi, dan eleman dalamnya sebagai informasi dari sebuah produk dan
dapat dipasarkan.
adalah untuk menganalisis pengaruh dimensi private label yang terdiri atas
(Customer Loyalty) .
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, masalah yang akan dibahas dalam
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara kualitas produk
8
2. Apakah ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara harga terhadap
3. Apakah ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara promosi terhadap
4. Apakah ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara kemasan terhadap
5. Apakah ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara kualitas produk,
harga, promosi dan kemasan terhadap customer loyalty pada minyak goreng
kemasan merek Indomaret pada pelanggan Indomaret Kelapa Manis Kota Madiun
9
3. Memberi bukti empiris secara parsial pengaruh antara promosi terhadap
harga, promosi dan kemasan terhadap customer loyalty pada minyak goreng
Madiun.
Indomaret (Studi Kasus Pada Pelanggan Indomaret Jl. Kelapa Manis No.108 Kota
Bagi Perusahaan
produknya.
Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat agar lebih memahami
apa perbedaan antara produk private label dengan produk telah familiar di
masyarakat.
10
Bagi Akademis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi kalangan akademis serta sebagai sarana
informasi tambahan ketika akan melakukan penelitian dengan objek yang serupa.
Sehingga penelitian selanjutnya mendapat hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
label yang memiliki nama lain private brand atau store brand adalah merek yang
diciptakan dan dimiliki oleh penjual eceran barang dan jasa. Berdasarkan
beberapa definisi mengenai private label diatas, dapat disimpulkan bahwa private
label adalah nama atau merek pribadi dari suatu toko atau pengecer (ritel) untuk
suatu produk.
dibuat dan hanya tersedia di suatu toko dan tidak dijual oleh pesaing, sehingga
merupakan strategi merek yang dikembalikan dan di kelola oleh distributor untuk
mengembangkan usahanya.
Private label merupakan strategi private branding yang merujuk pada deskripsi
12
terhadap jenis-jenis produk yang disediakan oleh para pemasok kepada industry
brand”, “store brand”, “own label”, dan “own brand”. Apapun istilah yang
digunakan private brand/private label mengacu pada merek yang dimiliki oleh
Menurut Nair (2011,p.146) produk private label adalah produk yang dibeli
oleh peritel dari pemasok dengan maksud merubah nama, pengemasan ulang, dan
Menurut Beneke (2010, dikutip oleh Prasanth 2013, p.13) kualitas private
label telah meningkat sejak pertama kali diperkenalkan dan konsumen pun telah
mengkonfirmasi ttentang hal ini dengan membeli produk private label . Jaafar,
Lalp, dan Mohammed (p.73) juga menyebutkan bahwa awalnya produk private
label dikemas dalam kemasan berwarna putih dan hitam dan selalu diletakkan di
rak bawah, tetapi sekarang pelaku industry ritel mulai meningkatkan kualitas dan
1. Kualitas Produk
adalah “the ability of a product to perform its functions, it includes the product’s
13
overall durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other
2. Harga
uang yang ditagihkan atas suatu produk dan jasa atau jumlah dari nilai yang
berikut:
dari pesaing.
harga pasar.
14
4. Angsuran yaitu pembayaran yang bisa diangsur sampai jangka waktu
tertentu.
3. Promosi
communicate the merits of the product and persuade target customers to buy it”.
sebuah produk dan membujuk target konsumen untuk membeli produk tersebut.
“Promosi adalah salah satu komponen prioritas dari kegiatan pemasaran yang
4. Kemasan
“Packaging includes all the activities of designing and producing the container
melibatkan desain serta produks, sehingga kemasan ini dapat berfungsi agar
mendongkrak penjualan.
15
2.1.2 Customer Loyalty
behaviour”.
kuat dari pelanggan untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang
produk/jasa yang disukai secara konsisten di masa yang akan datang, meskipun
(2012:178) mengatakan “ The long term success of the a particular brand is not
based on the number of consumer who purchase it only once, but on the number
who become repeat purchase “. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
konsumen yang loyal tidak diukur dari berapa banyak dia membeli, tapi dari
adalah kelekatan pelanggan pada suatu merek, toko, pabrikan, pemberi jasa, atau
entitas lain berdasarkan sikap yang menguntungkan dan tanggapan yang baik
16
Menurut Hasan (2008:86), loyalitas berkembang melalui empat tahap, yaitu :
Kognitif,
Afektif,
Konatif, dan
Tindakan.
Tinjauan ini memperkirakan bahwa konsumen menjadi loyal lebih dulu pada
aspek kognitifnya, berturut kemudian pada aspek afektif, konatif dan akhirnya
pada tindakan.
informasi yang memaksa menunjuk pada satu merek atas merek lainnya,
loyalitasnya hanya didasarkan pada aspek kognisi saja. Contoh, sebuah swalayan
secara konsisten selalu menawarkan harga yang lebih rendah dari pesaing yang
tersebut.
Loyalitas tahap kedua didasarkan pada aspek afektif konsumen. Sikap merupakan
17
Dimensi konatif (niat melakukan) dipengaruhi oleh perubahan-perubahan afektif
terhadap merek. Konasi menunjukan suatu niat untuk melakukan sesuatu kearah
tujuan tertentu. Loyalitas konatif merupakan suatu kondisi loyal yang mencakup
melampaui afektif, bagian dari motivasi untuk mendapatkan merek yang disukai.
untuk membeli kembali atau menjadi loyal itu hanya merupakan tindakan yang
Meskipun pembelian ulang adalah suatu tindakan yang sangat penting bagi
cukup, karena konsumen yang membeli ulang belum tentu memmpunyai sikap
positif terhadap barang atau jasa yang dibeli. Pembelian ulang dilakukan bukan
karena puas, melainkan mungkin karena terpaksa atau faktor lainnya. Oleh karena
itu untuk mengenali perilaku loyal dilihat dari dimensi ini, yaitu dari komitmen
pembelian ulang yang ditujukan pada suatu produk dalam kurun waktu tertentu
secara teratur.
18
Ciri dari loyalitas konsumen menurut Kotler & Keller ( 2012:57 ) adalah
Peneliti
Presentasi presentasi,
X4 : promosi dan
Promosi kemasan
X5 : memiliki
Kemasan pengaruh
Loyalty Loyalty
dibuktikan
dengan bahwa
H1 dapat
diterima
19
2. Ruly Frans Pengaruh X1 : - Analisis Ditemukan
Pelanggan adanya
pengaruh yang
signifikan
antara Promosi
dengan
loyalitas
pelanggan
20
Keripik konsumen
Singkong Ditemukan
Sulis di adanyan
signifikan
positif antara
harga terhadap
loyalitas
konsumen
Konsumen Y: Konsumen
signifikan
antara variabel
harga dan
21
promosi
terhadap
loyalitas
konsumen
Family
Karaoke
22
2.3 Desain Penelitian
Desain dari penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Private Label Terhadap
Customer Loyalty Pada Minyak Goreng Kemasan Merek Indomaret (Studi Kasus
Pada Pelanggan Indomaret Kelapa Manis Kota Madiun)”. adalah sebagai berikut :
H1
Kualitas Produk (X1)
Harga (X2)
H2
Kemasan (X4)
H4
H5
2.4 Hipotesis
23
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-
untuk menjelaskan berbagai hal atau sebagai petunjuk untuk penyelidikan lebih
minyak curah tanpa label di pasaran. Seperti yang diungkapkan (Pardede & Hadi
Loyalty (loyalitas konsumen). Sedangkan pada penelitian yang lainnya (Andre &
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori diatas, maka hipotesis dari
H1 : Diduga ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara Kualitas Produk
(X1) terhadap Customer Loyalty (Y) pada minyak goreng kemasan merek
Indomaret Studi Kasus pada pelanggan Indomaret Kelapa Manis Kota Madiun.
24
pertimbangan calon konsumen sebelum memutuskan untuk membeli sebuah
produk. Harga yang bersaing tentunya akan menjadi nilai lebih dalam menarik
(repeat purchase) jika ekpektasi harga produk sesuai dengan apa yang
diharapkan. Hal ini diperkuat oleh penelitian (Sri Hartatik 2017) bahwa Harga
bahwa semakin baik persepsi konsumen terhadap harga yang ditetapkan, maka
H2 : Diduga ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara Harga (X2)
terhadap Cutomer Loyalty (Y) pada minyak goreng kemasan merek Indomaret
menjadi daya tarik tersendiri bagi calon pembeli untuk membeli sebuah produk.
Melalui promosi calon pembeli dapat melihat keunggulan produk, informasi yang
seperti yang diungkapkan oleh (Eric dkk 2014) bahwa Promosi signifikan
25
Berdasarkan penjelasan diatas dan penelitian terdahulu yang telah dilakukan ,
H3 : Diduga ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara Promosi (X3)
terhadap Customer Loyalty (Y) pada minyak goreng kemasan merek Indomaret
segi keindahan atau estetika pengemasan harus memberi kesan menarik. Dengan
peningkatan harga jual produk yang terlalu tinggi. Ditinjau dari aspek praktis,
kemasan harus sederhana, mudah dibawa, mudah pula disusun atau diletakkan di
penelitian yang lain Ria Syaputri (2015) juga mengungkapkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan dan positif antara kemasan terhadap loyalitas konsumen.
H4 : Diduga ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara Promosi (X4)
terhadap Customer Loyalty (Y) pada minyak goreng kemasan merek Indomaret
26
5. Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Kemasan
Indikator dari sebuah produk private label/private brand yang terdiri dari
kualitas produk, harga, promosi , dan kemasan memiliki pengaruh yang sangat
besar terhadap Customer Loyalty. Terbukti jika kualitas produk jauh lebih baik,
harga yang bersaing, promosi yang tepat sasaran, dan kemasan yang menarik akan
menjamin sebuah produk akan dibeli ulang oleh konsumen, hal ini akan semakin
sehingga membangun perilaku loyalitas konsumen yang kuat akan sebuah produk.
menggunakan variabel bebas dan variabel terikat yang serupa maka peneliti
menduga bahwa :
H3 :Diduga ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara Kualitas Produk
(Y) pada minyak goreng kemasan merek Indomaret Studi Kasus pada pelanggan
27
BAB III
METODE PENELITIAN
Manisrejo Kota Madiun. Pemilihan tempat di Outlet Indomaret Jl. Kelapa Manis
dinilai adalah yang paling tepat, lokasi tersebut cukup strategis dimana dekat
tersmasuk salah satu outlet Indomaret yang paling ramai di kota Madiun. Waktu
maksimal.
Bulan ke-
No Kegiatan
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan Umum
2. Pembuatan Proposal
3. Pengumpulan Data
4. Pengolahan Data
6. Penyusunan Laporan
28
3.3 Jenis Penelitian
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis.
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih
data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu melalui metode kuesioner.
29
dijawabnya (Sugiono, 2015:142). Skala yang digunakan dalam kuesioner
menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan mengukur sikap, pendapat, dan
penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor,
misalnya :
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2015 : 80). Populasi dalam
penelitian adalah seluruh konsumen yang berbelanja pada Indomaret Jl. Kelapa
30
kepada seluruh jumlah populasi yang ada. Peneliti menggunakan sebagian daari
Dari data dan informasi yang diperoleh, rata-rata jumlah konsumen pada
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
185) Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Apabila
populasi penelitian berjumlah kurang dari 100 maka sampel yang digunakan
adalah semuanya, namun apabila populasi penelitian berjumlah lebih dari 100
maka sampel dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.
Bersarkan teori tersebut maka untuk menentukan sampel dari populasi 500
Jadi sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 orang
memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
1. Wanita yang berusia lebih dari 20th yang berbelanja di Indomaret Jl.
Kelapa Manis
31
3. Yang memiliki frekuensi berbelanja lebih dari satu kali di Indomaret
Uji Kuisioner
Uji kuisioner terdiri dari 2 bagian, yakni validitas dan realibilitas. Validitas
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
dengan alpha 0,05. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai r positif,
maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid. Untuk hasil analisis
dapat dilihat pada output uji reliabilitas pada bagian corrected item total
indikatornya adalah :
a. Jika r hitung positif serta r hitung > r tabel maka butir atau variabel
tersebut valid.
b.Jika r hitung tidak positif dan r hitung <r tabel maka butir atau variabel
2. Uji Reliabilitas
32
atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
disodori soal yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat
mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Cara One Shot lah yang
akan dilakukan peneliti dalam penelitian ini. Cara ini untuk menghitung
korelasi skala yang dibuat dengan seluruh variabel yang ada, dengan
angka koefiesien yang dapat diterima yaitu nilai Cronbach Alpha > 0.70.
a. Uji Normalitas
Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati
kelihatan normal padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu
dalam penelitian ini juga akan dilakukan dengan uji statistik non-
parametrik KolmogorovSmirnov.
33
Menurut Ghozali (2016:210), uji KolmogorovSmirnov dilakukan dengan
membuat hipotesis :
H1 :Data residual tidak terdistribusi normal, apabila sig. 2-tailed < α = 0.05
b. Uji Multikolinieritas
dengan nol (Ghozali 2016:208). Ada beberapa cara yang digunakan untuk
tolerance value atau variance inflation factor (VIF) dalam penelitian ini
karena cara ini merupakan cara umum yang dilakukan dan dianggap lebih
34
1. Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan
regresi.
2. Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan
regresi.
c. Uji Autokorelasi
lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
atau negatif
35
d. Uji Heterokedastisitas
Cara yang paling umum yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
a. Jika ada pola tertentu ,seperti titik-titik yang membentuk suatu pola
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik–titik menyebar diatas dan
permintaan di masa akan datang berdasarkan data masa lalu atau untuk
mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent) terhadap satu
36
variabel tak bebas (dependent) Siregar, (2014:301). Rumus matematis dari regresi
Keterangan:
Y = Customer Loyalty
ɑ = constanta
X2 = variabel Harga
X3 = variabel Promosi
X4 = variabel Kemasan
e = error disturbances
Uji Hipotesis
a. Uji t
hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau :
H0 : bi = 0
37
Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan
berikut :
b. Uji F
Hipotesis nol (Ho) yang endak diuji adalah apakah semua parameter dalam
H0 : b1 = b2 = .......... = bk = 0
H1 : b1 ≠ b2 ≠ .......... ≠ bk ≠ 0
38
H0 ditolak dan H1 diterima jika Fhitung > Ftabel untuk α =(0,05)
Analisis Rsquare
Product Moment atau koefisien determinasi (R2) untuk mengukur seberapa jauh
pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai
Adjusted dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan
dikehendaki harus bernilai positif. Apabila dalam uji empiris didapat nilai
jika nilai R2 = 1, maka Adjusted R2=R2=1 sedangkan jika nilai R2= 0, maka
Adjusted R2= (1-k)/(n-k). Jika k > 1, maka Adjusted R2 akan bernilai negatif.
KP = R2 x 100%
Keterangan :
39