PENDAHULUAN
Manajemen
strategis
adalah
seni
dan
ilmu
penyusunan,
penerapan,
dan
BAB 2
KERANGKA TEORITIS
2.1 Pengertian Manajemen Strategis
Manajemen strategis dapat didefinisikan Fred R David (2009) sebagai Seni dan
pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusankeputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya.
Sedangkan menurut Mudrajad Kuncoro (2005), Manajemen stratejik terdiri dari analisis,
keputusan, dan aksi yang diambil organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan
keunggulan kompetitif.
2.2 Konsep Dasar Manajemen Strategik
1. Strategic competitiveness
2. Strategi
3. Sustained competitive advantage
4. Above avarage returns
2.3 Proses Manajemen Strategis
1. Perumusan strategi
2. Penerapan strategi
3. Penilaian strategi
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Manajemen Strategis
Manajemen strategis dapat didefinisikan Fred R David (2009) sebagai Seni dan
pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusankeputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya.
Sebagaimana tersirat dalam definisi tersebut, manajemen strategis terfokus pada upaya
memadukan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan
pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi.
Istilah manajemen strategis ini sepadan dengan istilah perencanaan strategis. Istilah yang
terakhir ini lebih sering digunakan di dunia akademis. Kadang-kadang istilah manajemen
strategis digunakan untuk merujuk pada perumusan, pelaksanaan, evaluasi strategis.
Sedangkan strategis hanya megacu pada perumusan strategis.
Sedangkan menurut Mudrajad Kuncoro (2005), Manajemen stratejik terdiri dari
analisis,
keputusan,
dan
aksi
yang
diambil
organisasi
untuk
menciptakan
dan
3. Aksi
Perusahaan harus mmbuat aksi-aksi yang dirasa perlu untuk mengimplementasikan
strategi. Hal ini membutuhkan pemimpin untuk mengalokasikan sumber daya yang
diperlukan dan mendesain organisasi agar strategi yang dipilih menjadi sebuah
kenyataan.
Kedua, inti dari manajemen strategik adalah mempelajari mengapa perusahaan mampu
mempunyai kinerja yang mengungguli perusahaan yang lain.
3.2 Konsep Dasar Manajemen Strategik
1. Strategic competitiveness
Hal ini tercapai bila suatu perusahaan memformulasikan dan mengimplementasikan
suatu strategi yang menciptakan nilai (value-creating strategy). Nilai dalam konteks
ini adalah sesuatu yang dicari konsumen, seperti harga murah, produk yang berkualitas
dan sebagainya.
2. Strategi
Sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukkan untuk mencapai tujuan (goal) dan
menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi
dalam lingkungan industrinya.
3. Sustained competitive advantage
Ini terjadi bila suatu perusahaan mengembangkan strategi di mana para pesaing tidak
mengimplementasikan secara bersamaan, melakukan sesuatu yang lebih baik daripada
pesaing lain, atau melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan ole pesaing lain.
4. Above avarage returns
Merupakan return yang diperoleh melebihi apa yang diharapkan investor akan
diperoleh dari investasi lain dengan risiko yang sama. Above average (di atas rata-rata)
menunjukkan komparasi kinerja yang melebihi perusahaan yang lain dalam industri yang
sama.
sesuatu yang dapat dilakukan dengan jauh lebih baik oleh sebuah perusahaan bila
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan saingan.
2. Penyusun strategi
Penyusun strategi adalah individu-individu yang paling betangggung jawab bagi
keberhasilan atau kegagalan organisasi. Para penyusun strategi memiliki beragam gelar
jabatan, seperti pejabat eksekutif kepala, presiden, pemilik, ketua dewan direksi, direktur
eksekutif, penasihat, dekan, atau wirausahawan.
Penyusun strategi membantu sebuah organisasi mengumpulkan, menganalisis, serta
mengorganisasi informasi. Mereka melacak kecenderungan-kecenderungan industri dan
kompetitif, mengembangkan model peramalan dan analisis skenario, mengevaluasi
kinerja korporat dan individual, mencari peluang-peluang pasar, mengindentifikasi
ancaman terhadap bisnis, dan mengembangkan rancangan aksi yang kreatif.
3. Pernyataan visi dan misi
Peryataan visi sering kali dipandang sebagai langkah pertama dan perencanaan
strategis, bahkan mendahului pembuatan peryataan misi banyak peryataan visi berupa
satu kalimat tunggal. Sebagai contoh, pertanyaan visi Stokes Eye Clinic di Amerika
serikat bagian selatan berbunyi, Visi kami adalah merawat visi Anda. Visi Institute of
Management Accountants adalah pemimpin global dalam pendidikan, sertifikasi, dan
pratik akuntasi manajemen dan manajemen keungan.
Peryataan misi adalah peryataan tujuan yang secara jelas membedakan suatu bisnis
dari perusahaan-perusahaan lain yang sejenis. Sebuah pertanyaan visi menunjukkan
cukupan operasi perusahaan dalam hal produk dan pasar.
4. Peluang dan ancaman eksternal
Peluang dan ancaman eksternal menunjukkan pada berbagai tren dan kejadian ekonomi,
sosial, budaya, demografis, lingkungan hidup, politik, hukum, pemerintahan, teknologi,
dan kompetitif yang dapat secara signifikan menguntungkan atau merugikan suatu
organisasi di masa yang akan datang.
Peluang dan ancaman lain bisa jadi meliputi munculnya aturan perundang-undangan
yang baru, introduksi produk baru oleh pesaing, bencana nasional, atau penurunan nilai
tukar. Kekuatan pesaing juga dapat menjadi sebuah ancaman. Kekacauan di Timur
Tengah, naiknya biaya energi, atau perang terhadap terorisme dapat merepresentasikan
peluang atau ancaman.
5. Kekuatan dan kelemahan internal
Kekuatan dan kelemahan internal merupakan aktivitas terkontrol suatu organisasi yang
mampu dijalankan dengan sangat baik atau buruk. Mereka muncul dalam manajemen,
pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/oeprasi, penelitian dan pengembangan, dan
aktivitas sistem informasi manajemen suatu bisnis.
Kekuatan dan kelemahan ditentukan relatif terhadap para pesaing. Kekuatan atau
keunggulan relatif adalah informasi yang penting. Selain itu, kekuatan dan kelemahan
dapat ditentukan lebih oleh elemen-elemen keberadaan daripada kinerja. Sebagai misal,
kekuatan bisa saja terkait dengan kepemilikkan sumber daya alam atau reputasi kualitas
yang melegenda.
6. Tujuan jangka panjang
Tujuan dapat didefinisikan sebagai hasil-hasil spesifik yang ingin diraih oleh suatu
organisasi terkait dengan misi dasarnya. Jangka panjang berarti lebih dari satu tahun.
Tujuan sangat penting bagi keberhasilan organisasional sebab ia menyatakan ara;
membantu dalam evaluasi; menciptakan sinergi; menjelaskan prioritas; memfokuskan
koordinasi; dan menyediakan landasan bagi aktivitas perencanaan, pengorganisasian,
pemotivasian, serta pengontrolan.
7. Strategi
Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak di capai. Strategi
bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk,
penetrasi pasar, likuiditas dan usaha patungan atau joint venture.
8. Tujuan tahunan
Tujuan tahunan adalah tonggak jengka pendek yang mesti dicapai organisasi untuk
meraih tujuan jangka panjangnya. Seperti tujuan jangka panjang , tujuan tahunan mesti
terukur, kuantitatif, menantang, realistis, konsisten, dan terprioritas.
9. Kebijakan
Kebijakan adalah sarana yang dengannya tujuan tahunan akan dicapai. Kebijakan,
meliputi pedoman, aturan, dan prosedur yang ditetapkan untuk mendukung upaya-upaya
pencapaian tujuan yang tersurat. Kebijakan adalah panduan untuk mengambil keputusan
dan menangani situasi-situasi yang repetitif atau berulang-ulang.
3.5 Manfaat Manajemen Strategik
Menurut Fred R David (2009), ada dua jenis manfaat atau kegunaan yang dapat diperoleh
perusahaan melalui penerapan atau penggunaan konsep manajemen strategi, antara lain :
1. Manfaat keuangan
Riset menunjukkan bahwa organisasi yang menggunakan konsep manajemen strategis
lebih mendatangkan laba dan lebih berhasil daripada yang tidak menggunakannya. Hal
tersebut mungkin dapat terjadi karena perusahaan yang menggunakan konsep
manajemen strategis memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memprediksi,
merancang, serta menentukan masa depannya sendiri melalui strategi-strategi yang
dirumuskannya, dimana keputusan-keputusan di masa depan yang informasinya telah
diketahui dan di antisipasi sebelumnya memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk
berhasil dan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
2. Manfaat non keuangan
Selain mendatangkan keuntungan yang bersifat keuangan seperti penambahan laba,
penggunaan konsep manajemen strategis juga memberikan keuntungan dalam bentuk
lain seperti timbulnya kesadaran akan peluang dan ancaman eksternal, serta pengetahuan
akan kekuatan dan kelemahan internal, pemahaman yang lebih baik mengenai pesaing
dan karyawan, serta peningkatan produktivitas karyawan.
Sedangkan manfaat manajemen strategik menurut (Peace & Robinson, 2003:10) :
1. Meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mencegah masalah