Anda di halaman 1dari 83

Bermain Internet

Sebuah techo puisi

Budi Setiawan

Budi Setiawan| 1
Bermain Internet

Di internet aku tak jadi berseluncur

Usai hilang sinyal hidup

Rinduku kehabisan kuota

Isi dompetku dalam saku celana

Gagal menyelamatkan jiwanya

Sepi tak tahu diri

Mengirimiku wattsapp berulang kali

Luka insomnia sulit

Menutup matanya

Terkenang kau yang jauh

Update status emoji putus

2 | Bermain Internet
Kartu Perdana

Tuhan maafkan saya

Hatiku yang jadul dan amburadul

Tidak bisa nyambung ketika engkau telepon

Karena

Sudah habis masa berlakunya

Dan sekarang harus aku ganti dengan

Kartu perdana yang 4G

Biar kuat sinyalnya lagi..

Budi Setiawan| 3
Emoji

Sebuah emoji masuk ke dalam mimpiku.

Dari nomor telepon yang tak dikenal.

Lalu, bangun tidur hatiku sudah menggigil demam.

4 | Bermain Internet
Hujan Sedang Mengetik

Hujan sedang mengetik dengan derainya.

Di sepanjang jalan menuju rumahku.

Banjir menunggu pesan masuk.

Mataku berkaca-kaca

Usai membaca berita

Tentang prakiraan cuaca hatimu yang buruk.

Budi Setiawan| 5
Ojek Online

Duduk merokok di pinggir jalan.

Menunggu hujan memesan air matamu.

Di langit yang biru awan-awan sibuk bekerja.

Hingga mereka lupa

Bumi perlu makan dan minum.

Tapi, Tuhan

Tak perlu khawatir lagi

Ia hanya butuh menekan tombol klik sekali

Di hatimu

Maka, datanglah banjir itu.

6 | Bermain Internet
Vidio Call

Ada yang diam-diam nongol menekan tombol

Hijau menyala di langit matamu.

Menghapus jejak hujanku yang turun deras di malam


minggu.

Sampai kau dengar salak seekor asu.

Budi Setiawan| 7
Capslock

:Untuk ibuku

Di dalam doaku

Kau selalu tampak besar

Meski kecil

Di mata tuhan

8 | Bermain Internet
Backspace

Satu per satu kau hapus kenangan

Yang aku cetak tebal di layar kepalamu

yang hitam.

Berulang kali tangan nakalmu tekan tombol

Di kanan atas itu

Sambil hatimu mengupat asu.

Budi Setiawan| 9
Gathering

Hatiku yang miskin di cibir angin

Ketika sedang googling di mana kau berada

Doa-doaku nelangsa kehabisan paket data

Tuhan, bagi dong gatheringnya!

Hambamu ini lata

Ingin update status

Sebelum napas putus-putus di selang infus

10 | Bermain Internet
Paste

Kau menaruh kami di tengah marabahaya

Ketika mesin bor menghujam tanah

Lumpur menyemburkan berkah

Kota kami viral dan

Jadi trending topik di mana-mana.

Budi Setiawan| 11
Streaming

:Wiji

Kau tak perlu lagi takut

Hidupmu yang berantena parabola

Di acak-acak negara

Nasib baikmu masih kuat sinyalnya

Dan baru saja dapat bonus unlimited youtube

Munir bilang jangan lupa subcribe saya

Ayo nyalakan kuotamu

Kita streaming dulu

Lihat ada seekor asu

Sedang

Menyalak-nyalak ke dalam sajakku

yang rindu

Di mana tulang belulangmu?

12 | Bermain Internet
Youtubers

aku mendengar salak seekor asu


yang di upload desir angin
dari arah kampung halamanmu
salak yang memberi kabar buruk

Akan nasib mereka, kaki-kaki berlumpur

Yang sebentar lagi


hilang dicuri sinyal wifi

aku mendengarnya kembali

Salak-salak itu keluar dari hanset ponselmu

Dari tongsis selfi


yang tak bisa lagi dilipat jarak
antara aku dan kamu

Di sini

aku menemukan jejak harimau


dan jejak serigala sedang bermain tik-tok juga

Memakan sawah-sawah, memamah hutan dan pohon

Hingga di langit

Limbah air mataku bocor

Mencemari tanah-tanahmu sri...

Yang sebentar bakal viral dan jadi trending topic

Di vidio youtubeku yang teranyar

Budi Setiawan| 13
14 | Bermain Internet
Miscall

Di dalam sajak

Yang pendek ini

Tak ada lagi

Kata-kata rindu

Yang bisa kurekam

Sebagai hadiah

Ulang tahunmu

Selain salak seekor asu

Yang tak sengaja masuk

Ke dalam ponselku

Seekor asu

Yang suka marah

Jika telat ku bagikan tulang belulang itu

Di status wattsappmu

Di sana mungkin ada kamera cctv

Yang khusyuk berjaga

Budi Setiawan| 15
Sepanjang hari

Dari hujan dan banjir

yang terus berdzikir

Di denyut nadi

Sepi tiba-tiba miscall

Minta vidio call

Kau pun diam-diam nongol menekan tombol

Merah di kanan bawah

16 | Bermain Internet
Email

Di kotak pesan masuk

Hatimu

Yang kecil ini

Tak ada lagi

Kata-kata berjudul cinta

Yang bisa kubaca

Kepada anonim

Semua rindu gagal terkirim

Sepi tak bisa terarsipkan

Luka pun sulit di spam

Draft kesedihan

Belum juga dibaca langit

Yang berbintang air mata hujan

Kenangan yang pernah kita tulis ingin sekali kulampirkan

Ke email tuhan yang jarang pula kau buka

Budi Setiawan| 17
Karena sibuk berbalas wattsapp dengan malaikat maut
yang online terus

Di denyut nadimu yang tak mungkin lagi mendetakkan


aku...

18 | Bermain Internet
Google Maps

Langit

Membagikan

Alamatmu,

Hujan

Dengan

Aplikasi pintar

Yang aku download

Gratis

Di mata ibuku

Sekarang

Banjirku

Tak perlu takut lagi

Kemana harus pergi

Selain tersesat kepadamu...

Budi Setiawan| 19
Loading

Doamu begitu lemot

Loadingnya lama

Gagal aku buka

Tuhan berkata,

Hambaku yang milenial

Ibadah kok nggak pakai hape pintar

20 | Bermain Internet
Google playstore

Aku tidak yakin

Yang kamu download

Dari aplikasi pintar itu adalah rindu.

Ketika saya buka dalamnya

Hanya ada game jadul dari

sisa-sisa kenangan kita yang amburadul...

Budi Setiawan| 21
Blogger

Sudah berapa banyak

Kau ketik hari ini

Kata- kata rindu

Di dalam kepalamu

Yang tak berdomain aku

22 | Bermain Internet
Restart

Di kepalamu

Tak ada lagi yang bisa diketemukan

Kenangan yang pernah aku simpan di sana

Kau restart ulang

Katanya banyak konten negatif yang

Harus segera di buang

Sebelum dicekal undang-undang kerinduan.

Budi Setiawan| 23
Instagram

Kau berbagi banyak hal

Saat aku mampir di story instagrammu

Agama yang kau peluk

Negara yang kau cinta

Iklan foto mringismu

Di follow dan di like rindu

Aku lihat

Di bawah kolom komentar

Ada hastag tanda pagar besar

Dengan emoji hati yang patah

Aku tulis sebait puisi:

Sepi pun kadang butuh privasi.

24 | Bermain Internet
Iklan

Ada banyak iklan

Membikin

Matanya mudah dilewati hujan

Budi Setiawan| 25
Wifi

Kepalaku terbuat dari sinyal wifi

Setiap malam minggu ia akan connecting ke kamu

Tapi, kau tak bisa googling di situ

Sebab ada paswordnya: cinta

Yang salah kau ketik: luka

26 | Bermain Internet
Apartemen

Tuhan di rumahmu yang wah

Ada sebuah apartemen mewah

Yang mustahil ditinggali

Hambamu yang miskin ini

Budi Setiawan| 27
Hape Android

Hidup yang sulit ini

Seperti hape android

Yang selalu gagal kita kredit...

28 | Bermain Internet
Harmonika

Ah, hatimu harmonika itu

Terdengar merdu

Membangunkan seekor asu

Yang tertidur lelap di kepalaku

Budi Setiawan| 29
Translate

Hujan menulis sajak

Di atas lembaran daun-daun hijau

Dan aku seekor burung yang sedang menafsirkanmu dalam


sebuah kicau

30 | Bermain Internet
Screenahoot

Aku bertamu ke dalam ponselmu

dan berharap kau bakal screenahoot aku

Kemarin, kesepian datang mengambil diam-diam

foto selfimu

Yang sedang meringis

Menatap gerimis turun tipis-tipis di langit mataku.

Budi Setiawan| 31
Facebook

Di facebook ada yang iklan sebuah produk

Yang dicari orang-orang milenial

Obat kuat menahan hoak...

Aku beli satu

Untuk menidurkan seekor asu

Yang suka menyalak di mulutmu

32 | Bermain Internet
Doa yang Berbudi

Ketika ibu hamil

Ia suka bergadang

Memandang bulan dan

Berdoa kepada Tuhan

Tuhan, beri saya anak laki-laki

Yang pandai menulis puisi

Bila nanti saya mati dan di surga diserang sepi

Ia bisa mengirimku secangkir kopi

Ketika itu ibu sedang asyik berbincang

Dengan si jabang bayi lalu

Listrik mendadak mati

Hujan turun bulan Juli

Petir menyambar tiga kali

Ibu menjeritkan namamu

Budi, Budi, Budi ...

Bakso Uleg

Budi Setiawan| 33
Cobekmu terbikin dari batu Merapi

Tempat 1 kg cabe rinduku erupsi

Dimanakah muntu sepi?

Di mangkuk itu

Baksoku meminta bibirmu lagi

34 | Bermain Internet
Wedang Ronde

Selalu ada jahe yang jatuh cinta

Pada wedang ronde

Tapi tubuhku tak pernah hangat

Darahku membeku

Seperti rinduku yang kau simpan

Di lemari es hatimu

Budi Setiawan| 35
Puisi Cinta

Di dalam tidurku

Bila aku rindu ibu

Ia sering muncul tiba-tiba

Menggodaku dengan payudara terbuka

Tangan kata-kata yang nakal tak kuat imannya

Dan menuliskannya menjadi puisi cinta

36 | Bermain Internet
Angkringan

Selamat malam, nasi kucingku

Sambal terimu yang pedas telah habis di makan lapar bulan

Saat ceker ayam dan bakwan di atas gerobak kayumu

Mulai dingin, dibelai tangan angin yang mampir sebentar

Ke dalam tenda-tenda terpal di pinggir jalan

Susu jaheku yang mendidih di ceret itu

Menunggu gelas bibirmu menyeduhnya dengan rindu

Budi Setiawan| 37
Asu di Kartu Remi

Setiap ayah pulang kalah judi

Asu di kartu remi itu selalu mengikutinya sampai ke rumah


kami

Aku dan ibu takut berkata-kata

Kita tak ingin anjing baik di perut ini terbangun

Dan mereka berdua

Saling menyalak dan mencakar-cakar

Berebut daging dan tulang iga

Di meja makan tetangga

38 | Bermain Internet
Di Warung Makan Yu Jum

Kudengar kembali suara merdu burung-burung itu

Keluar masuk dari dalam perutmu

Memanggili lembut nasi rames dan secangkir kopi

Di malam sepi, ketika rinduku padamu harus cashbon lagi

Budi Setiawan| 39
Bertemu Ibu di Kuburan

Aku dan ibu sudah janjian

Di kuburan kita akan bertemu

Dan makan malam bersama calon istriku

“Siapa namamu, nduk?”tanya ibu

“Tapi kekasihku hanya bisa diam

Sebab, namanya kesepian,” jawabku

40 | Bermain Internet
Kota Dalam Kepala

Akhirnya ia temukan juga kota itu. Setelah

ia habiskan sisa rindunya untuk mencari:

kota itu ternyata tak pernah hilang, ia hanya sekadar


bersembunyi

di dalam tempurung kepalanya sendiri.

Budi Setiawan| 41
Menggambar Kota

Cita-citanya sederhana

ia hanya ingin bisa menggambar kota

dengan kedua tangannya yang bercahaya.

Tapi Tuhan telah mengirim cahaya

menggunakan bom waktu milikmu

Yang jarak radiusnya berkilo-kilo rindu

dan mengambil cahaya itu

dari kedua tangannya yang menyala sia-sia.

42 | Bermain Internet
Andong

Di dalam tubuhku ada seekor kuda

liar dari sabana Sumba.

Ia kau pelihara di Yogyakarta

untuk menarik kereta cinta para turis.

Hinga keringat rindunya kau peras habis.

Budi Setiawan| 43
Janur Kuning

Atas nama dekorasi

Yang serius mencintaimu

Aroma tubuhku yang katering hancur

Dikoyak tangan tamu undangan

Datang bersalam-salaman

Tunjukkan jalan lurusmu

Janur kuning itu telah layu

Mengingatmu

Di antara bibir orang-orang yang tertinggal

di meja makan prasmanan

44 | Bermain Internet
Susu Kaleng

Puisiku, bayi-bayi yang lahir prematur dan

Bergizi buruk

Sebab kau tahu, semenjak di rahim ibu

Kata-kata telah menyusui asi sapi

Yang kau tuang dari payudara kaleng berkemasan ini

Budi Setiawan| 45
Bertemu Kematian

Kalau bukan Tuhan

Pasti tuan kematian?

Saya tahu suatu saat

Tuan akan datang mencariku

Dan sabit besar di tangan kananmu

Itu untuk menggorok leherku

Tapi, saya sedang keluar

Makan malam bersama ibu

Di atas kuburan restoran favoritku

Kalau tuan berkenan

Datanglah lagi besuk ke rumah

Ada oleh-oleh seperangkat kain kafan

Untuk kita menikah dan menjadi

Keluarga sakinah mawadah warohmah

46 | Bermain Internet
Amin…

Budi Setiawan| 47
Pusing

Di atas kepalaku yang gundul

Engkau seringkali muncul

Dan bertelur

Ketika menetas

Hatiku jadi was-was dan cemas

Di tukang cukur

Aku bertanya, “adakah obat untuk

Penumbuh umur?”

48 | Bermain Internet
Kartu As

Seorang penjudi kebingungan

Di tinggal lari kartu asnya sendirian

Yang ketakutan dikerjar huruf U keluar dari kamus bahasa


Indonesiamu

Huruf itu kian dekat dan kartu asnya mulai mengupat

Sebab kena tangkap

Lalu di penjara ke dalam mulutmu

Yang suka menyalak itu

Budi Setiawan| 49
Keseleo

Meskipun dikaruniai sepasang mata

Ia tetap tak bisa melihat

Mana yang bathil dan yang amanah

Ia hanya ingin terus melangkah ke depan dan

Tak pernah tahu ada lubang di jalan-jalan yang ia lalui

Yang terkadang membuatnya terluka sendiri

50 | Bermain Internet
Batuk

“uhuk”

Seekor anjing terbangun

Dari dalam mulutku

Ia terus mengejar-ngejar dirimu

Hingga putus itu tali ikatan rindu

Budi Setiawan| 51
Kolam

Ada kolam dalam kepalaku

Tempat ikan-ikanku

Menelurkanmu

Ada mata air di dasar kolam itu

Airnya sejernih waktu

Di antara kolam, ikan, dan

Mata airku

Ada dirimu mengalir hidup

Dalam diriku.

52 | Bermain Internet
Lagu-lagu Masa Kecil

#Bangun Tidur

Bangun tidur aku tidur lagi

Dan bermimpi ketemu bidadari

Bidadarinya mirip ibu

Sedang mandi di mata-air-mataku

#Topi Saya Bundar

Topi saya (tak lagi) bundar

Karena ini bukan topi saya

Topi saya hilang entah di mana

Barangkali diambil Ibu

Yang ada di surga

#Kasih Ibu

Kasih dan ibu adalah saudara

Kandung rindu

Budi Setiawan| 53
Yang melahirkan aku

Sepanjang waktu

Mereka selalu berseru

Dalam doa-doaku

Yang paling biru

#Dua Mata Saya

Dua mata saya

Tak bisa lagi melihat apa-apa

Senyummu, tangismu,

Dan bagian-bagian lain dari tubuhmu

Semua tertutup tanah dan batu

Tapi… tidak dengan kasihmu padaku

#Bintang Kecil

Bintang yang kecil itu

Masih di langit yang biru

Dan akan selalu begitu

54 | Bermain Internet
Di mata seorang ibu

Meski usia telah membawa dewasa

Dan menghiasi angkasa

Tapi, di kedalaman hatinya

Ia hanyalah seekor cinta

Yang kadang butuh terjatuh

Dalam pelukan rindunya

#Selamat Ulang Tahun

Selamat ulang tahun

Kesepian

Selamat panjang umur

Kesedihan

Selamat sejahtera

Sehat sentosa air mata

Selamat panjang umur dan bahagia

Di surga

Budi Setiawan| 55
#Cicak-cicak di Dinding

Di dinding itu cicak-cicak

Melukis wajahmu

Yang diam-diam merayap

Dari arah masa lalu

Ingin menangkap aku

Hap…

Seekor nyamuk

Yang dilema rindu

#Si Kancil Nakal

Jika si kancil sudah besar

Dan tak lagi nakal

Apakah kau bakal tetap kekal

Dan takkan pernah tanggal

Meski dalam ingatan

Kesepianku seringkali tinggal?

56 | Bermain Internet
Lagu Buat Puisi

Dari balik jendela, dari gorden sedikit terbuka

Bulan melihatnya

Anak kecil berambut poni itu sedang duduk sendiri

Mencipta lagu buat puisi

Tiap malam

Jari jemarinya terjebak di ujung pena

Bulan ingin sekali menemaninya

Tapi, malam di luar sana

Malam yang tanpa cahaya

Ada banyak hujan dan kesepian

Ingin sekali meminjam tubuhnya

Bulan hanya bisa memandanginya dari langit

Yang nun jauh tak terhingga

Mendengar nada-nada sunyi

Yang ia mainkan mengiris hati

Budi Setiawan| 57
Gudeg

di Yogyakarta cinta kita matang jadi sayur nangka

yang dimasak dengan santan hingga rinduku

menghasilkan areh (kuah) yang kental

di panci tanah liat

lidahmu jadi gatal-gatal

ingin mencicipinya kembali

tapi kemana kamu pergi, dab!

setelah gempa bumi tektonik itu

mengguncang meja makanku

bibirmu rumah joglo yang manis dan legit

rusak parah ketika aku gigit

58 | Bermain Internet
 Lumpia

di Semarang, ndes

orang Tionghoa dan Jawa

saling berbagi resep masakan leluhur kita

semacam cinta, kataku

yang berisi rebung, telur, dan daging rindu

aku ngiler, ujarmu

lidah mereka begitu akur dan santun

beda dengan negeri kita

yang suka ribut-ribut di Senayan sana

Budi Setiawan| 59
Selera Indonesia

Kau tanam rindu ke dalam bumbu masakan itu, cuk

Tangan-tangan gaibmu seperti sajak hujan yang pernah


kutulis

Kata-kata meresap ke dalam tanah

Jadi sayur dan buah di kebun

Bolehkah aku memetiknya, cuk

Aku suka tumis kangkung, sup tomat, dan jus jambu

Cabe merah, gula jawa, bawang putih, merica, kapulaga

Dan segala bumbu rerempahan waktu yang pernah Engkau

Tiriskan di jantungku

Mengingatkan tentang dapurmu, tentang hujan, dan


kenangan

Juga sajak-sajakku yang pernah hilang

Ada cinta matang di wajan

Kesedihan menetes di air kran

Dan jalan lengang menuju meja makan

60 | Bermain Internet
Tidak, tidak, cuk

Sayur ini begitu hambar

Aku perlu garam, atau kecap manis buatan dari bibirmu

Yang asin-manis itu

Supaya bibirku yang selera Indonesia

Bisa lahap untuk menyantapnya

Budi Setiawan| 61
Cinta Malang

Di warung remang

Cinta kita begitu malang

Melihat rinduku doyan makan.

Dulu Kau pesan: “rindu ukuran jumbo,”

dengan bawang goreng tenggelam di kuah kental

kecap-saus-sambal menggoyang lidahmu

lidahku melepuh karena

disirami air mendidih hatimu.

Kini di warung remang

lilin-lilin telah padam

Cinta kita begitu kesepian

tak ada lagi yang memesan.

Bahkan, seekor sepi yang lapar itu

Masih khusyuk duduk sendiri di dalam mangkuk puisi

ditemani secangkir kopi

62 | Bermain Internet
di malam-malam paling sunyi

Ladang Jiwa

Tubuhku ladang subur nan gembur

Tempat engkau menanam buah dan sayur

Maka kau tabur benih-benih cinta

Yang tumbuh dari tangan-tangan doa

Namun tubuhku diserang hama

Sebab tangan-tanganmu begitu

Mudah putus asa dan

Jiwaku masih mencari musim

Yang rentan dicuri amin

Burung-burung sepi terbang

Dari sebuah kitab suci

Menjauhi ayat-ayat hujan

Dari ladang jiwamu yang gersang

Budi Setiawan| 63
Burung-burung sepi terbang

Dari sebuah kitab puisi

Menjauhi ayat-ayat rindu

Dari ladang jiwaku yang merunduk itu

64 | Bermain Internet
Kumis

Ibu, kumisku telah lahir ke dunia

Aku ingin dia menjadi hutan

Tempat bersarang bagi segala puisi cinta

Bermukimlah burung kata-kata

Terbang dari bibirmu hinggap di hutanku yang selalu


berkabut rindu

Mencari kicau burung dalam kenanganmu?

Budi Setiawan| 65
Cinta yang Atheis

:Untuk tutut p

Rindu kita disalip Tuhan

Berbarengan dengan tanggal dan bulan

Ketika yesus kristus dilahirkan

Tapi kesepian kita

Tidak mengenal kebaktian malam dan kebaktian pagi

Cinta kita hanyalah seorang Atheis

Yang tidak mempunyai agama

Surga dan neraka diciptakan Tuhan

dari dalam rahim Maria

66 | Bermain Internet
Doa Akhir Tahun

Jikalau Tuhan seperti sebatang pohon Cemara

Kanku gantungkan segala doa-doamu di antara ranting dan


dahannya

Biar santa claus datang untuk mengirimkan cinta dan rindu


kita

Yang tertinggal di dalam surga

Budi Setiawan| 67
Doa Awal Tahun

Sebentar lagi Desember akan pergi

Meninggalkan hujan dan banjir di kota ini

Tetapi kereta berkuda itu belum juga datang

Membawa hadiah titipanmu, Tuhan

Untuk anak-anak Maria yang kesepian

68 | Bermain Internet
Kebaktian Cinta

Hari ini Tuhan telah berjanji

Atas nama sepi yang kudus

Cinta kita akan naik ke surga

Tanpa perlu doa haleluya

Budi Setiawan| 69
Sumbing

Sumbing bibirmu mekar rindu

Di sepanjang ladang jiwaku

Mencium bunga-bunga Eidelweis

Yang tumbuh berkabut belerang

Mataku merah padam

Melihat doa-doamu yang menyala

Di atas api unggun cinta

70 | Bermain Internet
Lahar Kenangan

Sepanjang seribu tahu cahaya

Aku dikutuk dirimu menjadi seorang penyair buta.

Tak bisa menafsir puisi apa

Yang bersembunyi di antara; talup, yoni, arca dan batu-


batu candi.

Mungkin di rumah panggung kayu yang hangus terbakar


karena rindu

Kata demi kata telah menemukan sendiri sejarahnya.

Atau sejak zaman Mataram kuno

Bahasa di bangun untuk sekedar kau timbun

Dengan muntahan lahar kenanganmu.

Tapi, aku bukankah dirinya

Yang kau cinta

Sepanjang seribu tahun cahaya

Budi Setiawan| 71
Bisa membuatkanmu sembilan ratus sembilan puluh
sembilan candi

Untuk kemudian kau gulingkan ke dasar lembah itu lagi.

72 | Bermain Internet
Rondo lemu

Cinta tumbuh dari mangkuk berdaun pisang

Yang kau tuangi adonan

berwarna merah jambu, bibirmu

Ke dalam dandang

Berperut buncit

Kau kukus aku

Hingga kembali mengembang itu rindu

Sabar ya nanti dulu

Biar matang

Ini sepiku!

Budi Setiawan| 73
lemper

Kenangan adalah suwiran ayam

Kau masukkan ke dalam ketan

Yang dibalut daun pisang

Lalu kita masak ke dalam dandang

Rindu matang di Kota kelahiran

74 | Bermain Internet
Emping Kecis

Menu jajanan hari ini

Adalah bibirmu

Yang aku geprek dan jemur bersama irisan singkong

Di bawah matahari jam 6 pagi

Wajah langit memerah

Ketika wajanku

Mulai menggorengmu

Dengan nyala api

Yang sedang-sedang rindu

Budi Setiawan| 75
Empis-empis

Tuan nikmat mana lagi yang kau dustakan ?

Perutmu mengembang

Lantaran mulutmu banyak makan

Rinduku jadi kepedesan

76 | Bermain Internet
Wajik

Setelah engkau rendam sehari semalam

Sepi itu kau aduk dengan peresan air santan

di atas api membara

Kau diamkan aku

Di dalam sana

Rindu kita

Menjelma daun pandan

Wanginya

Menggetarkan bibir tuhan...

Budi Setiawan| 77
Ndas Borok

Kepalamu singkong yang di kukus

Kenanganku parutan kelapa di atasnya

Rindu kita taburan gula Jawa

Melelehkan luka

Dari segala bala dan bencana

78 | Bermain Internet
Marjubi

Akulah suwiran ayam itu


Yang kau giling ketika musim kawin

Bulan Syawal sungkem di meja makan prasmanan


Menunggu rindu mudik pulang
Merayakan hari raya kesepian

Budi Setiawan| 79
Buntil

Segerombolan daun singkong masuk ke dalam wajan


Bersama teri, parutan kelapa, dan gula jawa
Ingatanku:
tangan ibulah yang menyihirnya
Dengan racikan antara
Cinta dan rinduku
Dan itulah lauk-pauk kesukaan bibirmu

80 | Bermain Internet
Ketan Gudig

Andai saja setan itu

Tidak seseram cinta

Dan huruf S yang ada di depan katanya

Di ganti dengan huruf K

Mungkin kita tidak akan pernah merasa takut

Jikalau ia muncul tiba-tiba

Dan hilang meninggalkan sebuah luka

Budi Setiawan| 81
82 | Bermain Internet
Profil Penulis

Budi Setiawan petani kata pecinta kesepian yang lahir


dan tinggal di Temanggung Jawa Tengah. Seorang
alumnus Universitas Muhammadiyah Magelang
jurusan Manajemen Ekonomi yang beberapa puisi-
puisinya pernah nongkrong di media massa baik cetak
atau media daring. Seperti Koran Media Indonesia,
Koran Pikiran Rakyat, Koran Suara Merdeka, Koran
Solo Pos, Koran Banjarmasin Post, Radar Cirebon,
litera.co, Majalah Simalaba, dan Linifiksi. Terhimpun
juga di sejumlah antologi bersama. Buku puisi
pertamanya berjudul Kerokan yang diterbitkan Fam
Publishing.

Budi Setiawan| 83

Anda mungkin juga menyukai