Anda di halaman 1dari 24

Maman S.

Mahayana

MARI MENULIS PANTUN


Jumat, 24 November 2023
19.00—21.30

ZOOM MEETING
PANTUN # SYAIR
PANTUN:
Puisi paling unik di dunia
Asli Melayu
Menyebar ke Nusantara
Muncul dalam berbagai bahasa
daerah
Menyebar ke mancanegara

Sinyalemen STA: Tidak terbukti


Ciri-Ciri

Satu bait, empat larik


Persajakan a-b-a-b
Dua larik pertama sampiran (pembayang)
Dua larik berikutnya isi (pesan)
Sampiran dan isi tidak harus ada kaitan logis
Jumlah kata setiap larik 4—7 kata
Satu bait pantun – satu pesan (sesuai tema)
CONTOH
Makan cabe rasanya pedas
Obatnya minum air kelapa
Cobalah tulis pantun yang cerdas
Sebagai silurahmi dan tegur sapa

Batu bertulis pusaka buhun


Dibawa orang ke Sunda Kelapa
Ayo belajar menulis pantun
Jika pun salah tiada mengapa
D. ZAWAWI IMRON

Buah delima buah kopyor


Karung goni pembungkus nangka
Syarat utama jadi koruptor
Harus berani masuk neraka

Anak kancil hutan Gelugur


Ikan sepat masak di kompor
Orang kecil wajib bersyukur
Karena tak sempat jadi koruptor
APA BEDANYA PANTUN DENGAN SYAIR?

SYAIR
Satu bait, empat larik
Persajakan a-a-a-a
Tak ada sampiran, semua berupa isi
Jumlah kata setiap larik 4—8 kata
Setiap bait syair merupakan bagian dari
keseluruhan isi
Satu syair, satu wacana
Syair cikal-bakal puisi naratif
Dua puluh empat November waktu tarikhnya
Kita berjumpa di malam harinya
Belajar pantun dan syair sekaliannya
Semoga berguna dan bermanfaat kiranya

Ini syair sekadar contoh belaka


Temanya apa saja yang kita suka
Biar hati dan mata kita terbuka
Biar hilang juga segala sedih dan duka
Mohon Anda sekalian tidak menghina
Kepada hamba fakir yang hina dina
Belajar pantun dan syair sungguh berguna
Untuk melatih kata-kata yang bermakna

Sudi kiranya hamba dimaafkan


Jika ada laku-kata dan kesalahan
Yang salah, pasti bukan kesengajaan
Yang benar datangnya jua dari Tuhan
SYAIR SEBAGAI CATATAN PERISTIWA
SYAIR KAMPUNG GELAM TERBAKAR
Abdullah bin Abdulkadir Munysi

Pada hijrat seribu dua ratus enam puluh tujuh


Kepada bulan Safar dua puluh tujuh
Pada hari Jum’at pukul dua belas sesuku
Demikian kulihat dalam harlojiku

Hijrat Masehi seribu delapan ratus empat puluh


tujuh Kepada dua belas hari Februari tentu Bulan
Cina dua belas hampir tahun baharu Kepada dua
puluh delapan rasaku begitu
PANTOEN PEMBOENOEHAN
Pantoen pemboenoehan saja karangken
18 Augustus itoen boelannja
Sa boleh saja trangken
Hal pemboenoeh kadjadiannja

Onder Godang Afdeeling Djombang


Mas Merto mandor gilingan
Dari hati anpoenja bimbang
Sampe djiwa djadi ka langan

Dikutip sesuai aslinya. Dimuat suratkabar Tjahaja


Hindia, 9 September 1886 dan 14 September 1886.
Pantun ini terdiri dari 29 bait yang dimuat secara
bersambung.
Merto itoe mandor tjoekit
Soedah lama mendjadi mandor
Sakitan ketangkep tiada moengkir
Masoek boei badannja kendor

Koetikalah bersatoe hari


Merto trima oeang dari toewannja
Dengen sigra dia berlari
Di mana roemah gendakannja

Seratoe doea poeloe oewang perak


Di boengkoes dan ditjangklong
Dateng di sitoe dia di larak
Daah kaloewar peroetnja bolong
TJANGKARIMAN
Apatah angkou soeda taoe
Siapatah temanmoe itoe
Jang slamanja ikoet angkaou
Kemana djoega angkou maoe

Djikaloe angkou djalan tjepat


Dia djalan djoega lekas
Tapi orang tra bisa dapet
Di djalan dia poenja bekas
Dia trada poenja daging
Trada dara tra toelangnja
Trada mata trada koeping
Maka trang itoe asalnja

Saja harap sobat sekalian


Jang batja ini soerat kabar
Nanti menjahoetkan ini badean
Akan meramehkan Bintang-Djohar

(Suratkabar Bintang-Djohar, No. 3, 25 Januari 1873)


BAGAIMANA PANTUN?

Ajang latihan dan silaturahmi


Bahan pembelajaran di sekolah
Pemacu kreativitas
Pemantik kegairahan menulis
Penumbuh apresiasi pada sastra tradisi
Pembiasaan mengungkapkan gagasan tertulis
Dari mana datangnya lintah (a)
Dari sawah turun ke kali (b)
Dari mana datangnya cinta (a)
Dari mata turun ke hati (b)

Berakit-rakit ke hulu (a)


Berenang-renang ke tepian (b)
Bersakit-sakit dahulu (a)
Bersenang-senang kemudian (b)

Terbang tinggi burung kedasih


Di langit tinggi melintas awan
Kalau hati sudah dilanda sedih
Mari bernyanyi bersenang-senang
Buah pinang buah belimbing
Bertiga bersama buah mangga
Sungguh senang berbapak suwing
Biar marah masih tertawa juga

Buka tokoh di Pasar Rumput


Saudagar Cina bermata sipit
Perut nenek sudah bergayut
Banyak mengurus si kakek genit

Bebek bertelur di pinggir kali


Asyik dilihat ayam berintik
Nenek peyot tersenyum geli
Melihat kakek menggigit keripik
Burung merpati melayang-layang
Terbang jauh bersuka-suka
Mari berpantun …
Jangan bersedih, jangan …

Burung bangau keluar sarang


Mencari mangsa di rawa-rawa
Janganlah risau, janganlah bimbang,
Mari berpantun, tertawa-tawa
Rumah kecil tiang seribu
Rumah besar tiang sebatang
Sejak kecil ditimang ibu
Sudah besar ditimang gelombang

Mencari kancil di hutan bambu


Ayam bekisar terbang melayang
Sejak kecil ditimang ibu
Sudah besar ditimang gelombang
Katak melompat di batang bambu
Badannya masuk ke dalam lubang
Semenjak kecil ditimang ibu
Sudah besar ditimang gelombang

Ikan patin sedang bercumbu


di sungai besar di tengah hutan
Sejak kecil ditimang-timang ibu
Sudah besar ditimang gelombang
Jangan kita bermalas-malasan
Agar cita-cita dapat tercapai

Sekarang kita membuat sampirannya:

Malam lebaran beli petasan


Untuk dibawa ke pinggir pantai

Malam lebaran beli petasan


Untuk dibawa ke pinggir pantai
Jangan kita bermalas-malasan
Agar cita-cita dapat tercapai
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai