Burung perkutut
burung kuthilang
kamu kentut
enggak bilang bilang
Ikan bandeng
makan kawat
orang ganteng
numpang lewat
Buah semangka
buah duren
nggak nyangka
gue keren
1. Syair Pendidikan
(Bait 1) “Dengarlah wahai anakanda
Rajinlah belajar sepanjang masa
Ilmu tiada pernah habis dieja
sebagai bekal sepanjang usia”
(Bait 2) “Dengan ilmu engkau terjaga
Dari suramnya waktu dan masa
Cemerlang akan senantiasa
Menyinari dirimu di masa dewasa”
2. Syair Agama
“Janganlah engkau berbuat maksiat
Janganlah engkau berbuat jahat
Segeralah engkau bertaubat
Agar selamat dunia akhirat”
3. Syair Nasihat
“Inilah gerangan suatu madah
mengarangkan syair terlalu indah
membetuli jalan tempat berpindah
di sanalah i’tikat diperbetuli sudah.”
4. Syair Cinta
“Siapa telah menanam cinta
Dalam jiwa serta raga
Membuatku gundah gulana
Resah gelisah selalu kurasa
Siapa telah mengukir nama
Menggurat hebat dalam jiwa
Hingga rindu terus membara
Terbakar hati karena asmara
Mengapa kau menabur cinta
Saat kita akan berpisah
Rasa bergelora dalam dada
Akankah menyatu kita berdua
Mungkin inilah takdir cinta
Berliku-liku membawa cerita
Akan terkenang sepanjang masa
Akan abadi selama-lamanya.”
5. Syair Panji
“Adapun akan mangkunegara
Rasa gundah tiada lagi terkira
Belas memandang Raja Putra
Semuanya sudah berada dalam penjara
Sungguh ia bersuka-suka
Dalam hatinya gundah tiada berketika
Sangat pandai menyamarkan duka
Tiada rupa memandang muka
Jikalau memandang saudaranya
Di dalam penjara yang ketiganya
Berlinang-linang air matanya
Seboleh-bolehnya disamarkannya
Daripada ia tiada takutnya
Pada Prabu Nata ratu bangsawan
Hati yang gundah diliburkan
Dibawanya dengan bersesukaan”
6. Syair Nasihat
Wahai anak muda, kenali dirimu
Ialah jembatan bagi tubuhmu
Kehebatan untuk dirimu
Untuk kesuksessan bagimu
Agar kau bisa meraihnya
Semangatlah yang harus ada
Kerja keras kamu ada
Kesungguhan kamu ada
Selepas dari hal itu
Panggillah nama Tuhanmu
Memohonlah kepada Tuhanmu
Tuk dapat manfaat dari usahamu
Dengarlah kisah suatu riwayat
Raja di desa negeri Kembayat
Dikarang fakir dijadikan hikayat
Dibuatkan syair serta berniat
7. Syair Panji
Berhentilah kisah raja Hindustan,
Tersebutlah pula suatu perkataan
Abdul Hamit syah padaku sultan,
Duduklah baginda bersuka-sukaan.
Sungguh ia bersuka-suka
Hatinya gundah tiada berketika
Sangat pandai menyamarkan duka
Tiada rupa memandang muka
8. Syair Agama
Bismillah itu permulaan kalam,
Dengan nama Allah Khalikul’alam,
Dipermulai kitab diperbuat nazam,
Supaya ingat mukmin dan Islam.
9. Syair Sejarah
Mangkubumi saudagar kaya
Kerabat raja yang bijaksana
Berputra seorang elok rupanya
Empu Jatmika konon namanya.
PARA PEMINUM
di lereng lereng
para peminum
mendaki gunung mabuk
kadang mereka terpeleset
jatuh
dan mendaki lagi
memetik bulan
di puncak
mereka oleng
tapi mereka bilang
–kami takkan karam
dalam lautan bulan–
mereka nyanyi nyai
jatuh
dan mendaki lagi
di puncak gunung mabuk
mereke berhasil memetik bulan
mereka mneyimpan bulan
dan bulan menyimpan mereka
di puncak
semuanya diam dan tersimpan
HERMAN
Hanya
Kelengangan tinggal tetap saja.
Lebih lengang aku di kelok-kelok jalan;
lebih lengang pula ketika berada antara
yang mengharap dan yang melepas.
1949
1997
Aku tahu.
Kau pun tahu. Dalam puisi
Semuanya jelas dan pasti.
1968
Jakarta, 2003
IBU
Nasib seseorang tidak akan selalu sama, senang dan susah silih berganti.
Tetap diam dalam sebuah situasi akan lebih mendatangkan manfaat daripada banyak
cakap.
Orang yang tidak tahu diri. Diberi sedikit, malah meminta lebih banyak.
Perilaku guru akan ditiru mentah-mentah oleh muridnya. Jika guru melakukan hal buruk,
murid akan berlaku lebih buruk lagi.
Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, orang mati
meninggalkan nama.
Setiap orang yang sudah meninggal pasti akan dikenang sesuai dengan perbuatannya di
dunia.
Ingin memiliki sesuatu yang berharga, namun tak memiliki kemampuan untuk
melakukannya.
Kasih sayang ibu tak terbatas dan selamanya, sementara kasih anak begitu terbatas.