Fermentasi asa
Mengharap sempurna
Bentuk utuh nan konyol
Rasa, karsa tempe
Pembungkus tempe
Bukan plastik tapi kertas usang tak terpakai
Masihkah ada yang membelai sebelum membuangnya?
Tuhan kami
Telah terlalu mudah kami
Menggunakan asmaMu bertahun di negeri ini
Semoga Kau rela menerima kembali
Kami dalam barisanMu
Ampunilah kami
Ampunilah
Amiin
7. Generasi Sekarang
Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
12. Ada burung dua, jantan dan betina
Hinggap didahan
Ada daun dua,tidak jantan tidak betina
Gugur didahan
13. Kelam dalam gelap
Tanpa sinar bulan yang gemerlap
Menunggu cinta yang tak pernah kunjung datang
Duduk sendiri dibawah sebuah kegelapan
Pernah aku berfikir
Dimana, dan kapankah kau datang disini
14. Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
(Muhammad Yamin)
15. GEMBALA
Perasaan siapa ta’kan nyala (a)
Melihat anak berelagu dendang (b)
Seorang s aja di tengah padang (b)
Tiada berbaju buka kepala (a)
1. PANTUN
Bapak tani menanam tebu
Pembeli datang bertanya harga
Wahai ananda hormati Ibu
Karena Ibu jalan ke surga
2. KARMINA
Dahulu ketan, sekarang ketupat(a)
Dahulu preman, sekarang ustat(a)
3. GURINDAM
Kurang pikir kurang siasat (a)
Pasti dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Ibarat rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak akan menjadi kurus ( c )
4. Ibu
Ibu engkau pelita dihidupku
Engkau tak pernah lelah menunggu kehadiranku
Dengan segala beban dan keringat yang membasahi wajahmu
Tiada engkau merasakan pilu
4. Untukmu
Entah bagaima aku harus membalas
Semua yang kuberi takkan mungkin bisa mengganti kasihmu
Ketulusanmu bak awan putih disiang yang cerah
Namun bedanya kasih tulus mu tak hanya terlihat
Tapi terasa bahkan membekas
6. Untuk mu
Entah bagaimana aku harus membalas
Semua yang kuberi takkan mungkin bisa mengganti kasihmu
Ketulusanmu bak awan putih di siang yang cerah
Namun bedanya kasih tulus mu tak hanya terlihat
Tapi terasa bahkan membekas
7. Penuh peluh
Tak peduli seberapapun lelahku
Yang terfikirkan hanyalah kekosongan didapurku
Apa yang harus kuberi untuk mereke?
Sedang aku bersusah payah mencarinya
Keringat dan terik tak lagi asing menyengat
Terus menyusuri kerasnya kota
Kuberikan tenagaku untuk sesuap nasi
8. Untuk ibu
Kuputuskan tuk pergi semata mengejar mimpi
Kau ku tinggalkan
Matamu ku tahu tak ada kerelaan melepaskan
Jika aku menangis, ibu
Kau alasan ingatan sesungguhnya
Menampung rindu
Tawamu adalah kantung air mata
Ibu..
Memelukmu adalah kenyamananku
Melukis senyummu adalah keinginanku
Mencintaimu sudah tentu kewajibanku
Namun terkadang
Melawanmu menjadi kebiasaanku
Bahkan ku menyiakanmu dan
Melupakanmu sebagai seorang ibu
Tanpa kusadari begitu teririsnya hatimu
15. Sahabat
Sahabat..
Ada hari dimana kebersamaan tercipta
Ukiran tentang liku liku hidup bersama
Sahabat..
Tawa yang terkikis kecewa
Berat perjuangan
Arti dari kekompakan
Banyak kisah yang terjalin dan terbingkai
Sahabat..
Masih dan tak habis habis
Dunia diwarnai fenomena
Seperti daur kepompong
Menjadi kupu-kupu