Anda di halaman 1dari 24

1.

Tumpahan Tinta Ilmu

Tetesan keringat jerih payahmu


Jemari-jemarinya luluh lantakan meja
Diajarkannya berdo’a dan bernyanyi
Alun-alun semilir indahkan kedamaian cinta
Menegakkan badan menghargai jasanya
Menuruti langkahnya jejak pun ada
Jiwanya memberikan pengorbanannya

Tinta-tinta bocor tumpahkan darahnya


Lembaran pun tersobek-sobek singgasana
Suaranya menggemakan dunianya
Gertakan langkahnya dan detakan jantungnya

Kuhaturkan terima kasih kepadanya


Wahai guruku jiwaku
Tanpamu aku tak akan bisa terbang hingga ke langit
Permata indah, indahkan cinta
Gemerlap dari matamu selalu senyumkan hatiku
Terima kasih guruku

2. Kenangan Di Sekolahku Tercinta

Hari demi hari begitu cepat berganti bersama mentari


Pagi hari yang cerah menjadi persaksian aku semangat sekolah
Siang hari yang terik menjadi teman dalam indahnya memetik
Bunga-bunga ilmu itu merekah menggoda sang penuntut

Penuh semangat bergandengan dengan kawan seperjuangan


Menyatu dalam genggaman asa terangkan masa depan
Pantang untuk menyerah dengan alasan kata bermakna lelah
Terus menyelami air berilmu sampai menemukan itu

Sungguh sekolah ini menjadi cerita sendiri dalam dinding hati


Tidak akan terlupakan walau tersiram sebongkah debu
Kisahnya sesejuk embun pagi yang bening di dedaunan
Memberi kesejukan pada insan yang berbalut turut merasakan
Sekarang kenangan hanya tinggal kenangan, Kenangan di sekolahku tercinta
Terimakasih telah menjadi tempat sebaik-baiknya rumah
Persinggahan untuk hari tua
Terimakasih telah melindungi anak negeri dari terik mentari
Terimakasih sekolahku, engkau tempat terbaik menuntut ilmu

Semua akan kami tinggalkan untuk meneruskan perjuangan


Gerbang-gerbang kesuksesan telah menunggu kami di sana
Akan kami kencangkan pacuan dengan cemerlang kecerdasan
Sampai bertemu kembali di pintu-pintu meraih kemenangan

3. Saat Perpisahan Tiba

Tiga tahun sudah kita menyelami telaga ilmu di sini


Mengukir cerita untuk masa depan yang gemilang
Segala kenangan indah meraih prestasi
Terkenang di mermori dan tertanam di hati sanubari

Tempat menempa diri dengan ujung tinta pena yang akan menjadi saksi
Tembok ruang belajar yang menghiasi kata-kata motivasi setiap hari
Menjadi cerita yang tersimpan dalam peti berisi prestasi
Teman ingat dengan baik kenangan ini dalam sejarah hidupmu

Teruskan perjuangan kita untuk agama, bangsa, dan demi negara Indonesia
tercinta
Jangan engkau berhenti melihat dalamnya jurang perjuangan
Terus berusaha hingga mampu menyebrangi tanpa kata lelah
Perpisahan hanya kata pengganti dari melompat ke tempat mencari ilmu lain

Tidak ada alasan untuk saling melupakan kenangan


Kebersamaan akan terus terwujud dalam naungan persaudaraan
Erat tidak akan terlepas sampai kesuksesan menjadi milik bersama
Teman jadikan perpisahan ini bukan untuk mengakhiri sebuah cerita

Jangan kau jadikan alasan untuk saling bersifat acuh


Tapi, jadikan sebuah perpisahan termanis ini
Sebagai momen besar untuk saling bertemu dan merayakan keberhasilan
bersama
Selamat berpisah kawan, aku tunggu kehadiranmu di puncak kesuksesan
4. Tiba Waktunya Perpisahan

Selama 3 tahun kita menyelami telaga ilmu di sini


Mengukir pendidikan untuk masa depan yang gemilang
Segala diraih hingga indah di peraduan prestasi
Tertanam di dalam hati sanubari dan terkenang dimemori

Sekolah engkaulah tempat berteduh kami dari heningnya kebodohan


Tempat menempa diri dengan senjata ujung tinta pena yang menjadi saksi
Dinding-dinding ruang belajar menghiasi kata-kata motivasi setiap hari
Menjadi cerita tersendiri tersimpan dalam peti berisi prestasi

Teman simpan baik-baik kenangan ini dalam sejarah hidupmu


Teruskan perjuangan untuk bangsa, negara, dan agama demi Indonesia tercinta
Jangan sampai terhenti melihat dalamnya jurang perjuangan
Terus lewati hingga mampu menyebrangi tanpa kata lelah

Perpisahan hanya kata peninggalan sejenak dari tempat peraduan ilmu


Tidak ada alasan jiwa untuk saling melupakan kenangan
Kebersamaan akan terus terajut dalam naungan persaudaraan
Erat tidak akan terlepas sampai meraih bersama kesuksesan

Teman jadikan perpisahan ini bukan untuk mengakhiri sebuah pertemuan


Jangan kau jadikan alasan untuk saling mengsombongkan
Tapi jadikan sebuah perpisahan termanis ini adalah
Momen besar untuk saling bertemu dan menggenggam keberhasilan bersama

Selamat berpisah teman


Kehadiranmu aku tunggu di puncak kesuksesan

5. Kawan yang Akan Pergi

Waktu akan terus berjalan


Detik demi detik akan terus bergulir
Tak terasa waktu semakin dekat

Kini tibalah saatnya


Waktu dimana kita berada
Di akhir masa bersama-sama
Kawan,
Bagai tersambar petir rasanya hatiku
Saat kau katakan semua itu
Rasanya baru saja kemarin
Kau bilang jika akan pergi ke tempat baru
Untuk meraih impianmu

Teringat seketika dalam benakku


Waktu-waktu yang kulalui bersamamu
Segala canda dan duka kita lewati bersama
Kukira, semuanya akan tetap sama

Terasa berat rasanya hatiku kawan


Kau adalah sahabatku tersayang
Melepaskan kepergianmu
Namun, semua ini demi masa depanmu

Kawan,
Terima kasih untuk segalanya
Atas semua waktu yang kau luangkan
Atas semua tawa yang kau hadirkan

Ingatlah kawan,
Meski jarak dan waktu memisahkan kita
Namun, hati kita akan tetap bersama
Itulah yang namanya sahabat sejati

6. Sekolahku

Kubuat sebuah puisi sederhana untukmu


Tempatku mengarungi samudra ilmu
Kupersembahkan khusus padamu
Wahai sekolahku tercinta

Di sini aku mengenal banyak teman


Hingga menemukan sahabat tersayang
Menemukan kekasih pujaan
Menimba ilmu pengetahuan untuk masa depan
Semuanya menjadi satu di sini
Di sekolahku ini
Sekolah dimana aku menemukan jati diri
Agar berguna bagi bangsa dan negeri

Di sekolah kutemukan ketulusan dari seorang guru


Di sekolah pula aku belajar tentang ilmu
Ku belajar indahnya kebersamaan
Diskusi dalam menyelesaikan perbedaan

Sekolahku, semoga engkau jaya selalu


Menjadi tempat mendidik putera puteri bangsa
Menjadi generasi penerus yang berguna

Selamat tinggal aku ucapkan


Wahai sekolahku tersayang
Kau tak akan pernah aku lupakan
Meski seiring perkembangan zaman

7. Surat Perpisahan untuk Guru

Ibu bapak guru, ini aku tiga tahun yang lalu


Ku harap pagi ini engkau baik baik saja
Pagi ini masih terasa seperti pagi yang lalu
Ini aku yang dulu selembar kertas putih

Yang pernah engkau lukis warna-warna damai nan berarti


Putih agar diriku berpikir jernih
Emas agar diriku bersinar cerah
Dan merah agar hatiku penuh dengan semangat yang membara

Dan akhirnya hari yang kunanti tiba saatnya


Hari untuk melepas tanganmu dari pundakku
Sketsa aku yang tangguh yang akan engkau lepaskan
Sketsa aku yang tersenyum ceria yang siap untuk melangkah

Ibu bapak guruku tersayang


Aku telah siap meneruskan impianku ini
Terima kasih telah membimbingku
Terima kasih bersabar atas kenakalanku

Terima kasih telah mengajariku tanpa pamrih dan ikhlas dengan


kesederhanaanmu
Dengan doa, cinta dan harapan
Maafkanlah kami ibu bapak guru

8. Detik Perpisahan

Disini kita bertemu


Disini pula kita kan berpisah
Semua kenangan seakan berlalu
Segala yang kami lalui begitu cepat
Begitu berharga
Detik detik yang berganti hari ini
Seakan mempercepat pertemuan kita

Ada harapan disetiap hati kami


Ada keinginan yang begitu besar
Cita cita yang akan merenda masa nanti
Untuk mencari langkah langkah yang pasti
Menggapai cita dan martabat yang tinggi

Selamat tinggal
Selamat tinggal guru guru dan adik adikku tercinta
Do’akan kami agar meraih cita cita yang nyata
Kini kami kan menggapainya
Terimalah salam dari kami
Untukmu guru dan adik adikku

9. Mutiara Kebersamaan

Sahabat, kehidupan ini tak lain adalah hamparan samudera luas


Kita renangi dan selami kedalamannya
Untuk mencari tiram di dasarnya, dan kita petik mutiaranya
Bahwa selalu ada yang bermakna pada setiap kehadiran dan pertemuan
Dengan bahtera tulus kebersamaan kita berlayar
Untuk saling menjaga dan saling percaya
Dan saat ini, saat dimana kita harus lalui waktu
Waktu dimana kita harus mulai maju
Maju untuk sesuatu harapan baru

Mungkin saat ini kita akan berpisah


Namun semua itu hanyalah sementara
Karena kau akan kembali dan harus kembali
Bukan untuk sekedar mengenang dan melihat

Puing-puing masa lalu bersamamu


Namun karena di sini lah tanah kelahiranku
Dimana ada engkau dan orang-orang terdekatku

10. Pengabdian

Gemerlapan bintang di langit


Bagai kiasan fatamorgana
Curahan hati dan pikiran
Senyuman indah bak taman surga

Guruku sang cahayaku


Terangi mimpi khayalku
Warnai semangatku
Penyemangat untuk hari esok

Jiwamu selalu kau abdikan


Untuk para muridmu tersayang
Tak pernah mengenal waktu
Tuk ciptakan motivasi baru

Guruku sang cahayaku


Kau adalah lentera di jalan yang sunyi
Kompas arah menuju kesuksesan
Getarkan isi karang dihatiku
11. Doakan Kami

Bahagia, haru, sedih menyelimuti kemeriahan ini


Menumpahkan segala rasa
Mengenang segala kisah
Memohon panjatan doa

Waktu berlalu begitu cepat tanpa kita sadari


Tanpa terasa kita kan berpisah
Ikatan emosi selama ini kan terlepas
Tiada daya untuk mengingkarinya

Kebahagiaan ini telah tertebus dengan jerih payah selama ini


Belajar tlah kami rengkuh dengan segala daya dan upaya
Bimbingan tlah kami dapatkan dengan ketulusanmu Guruku
Ilmu yang bermanfaat telah terpatri dalam benak kami

Tibalah saatnya kami undur diri


Tuk menggapai asa yang lebih tinggi
Tuk Menghadapi tantangan masa depan
Mencapai cita-cita mulia di hadapan

Kesalahan, kekhilafan, kenakalan, kecerobohan, dan ketidaksopanan kami


Tiada maksud kami untuk menyakiti
Penyesalan atas kebodohan kami
Ribuan maafmu kami harapkan

Waktumu, Ilmumu, bimbinganmu telah menyejukkan hati kami


Petunjukmu telah menuntun kami
Nasehatmu telah menyelamatkan kami
Tiada yang dapat kami berikan sebagai balasan selain ucapan terima kasih kami
yang tulus dari lubuk sanubari terdalam

Tersisa satu harap


Guruku, Doa mu kutunggu
Restumu kunanti
Tuk menerangi jalan kami yang makin berliku
Semoga doamu kan selalu menyertaiku
12. Terimakasih, Guru

Di sudut malam kumembisu


Termenung akan segala dosa hariku
Bibir terasa kelu
Tatkala ku ucap maaf kesekian kalinya

Aku tahu,
Senyum semu yang engkau tampilkan
Beribu beban yang tak tertahankan
Karena aku

Aku malu, sungguh


Ketika aibku engkau tanggung
Saat mereka mencibir karena aku
Betapa tabah hati yang engkau tanam
Dibalik riangmu yang terenggut

Aku malu pada diriku


Tatkala terucap janji-janji
Tatkala terucap sesalnya hati ini
Tak sekalipun aku beranjak

Hingga ku tahu
Kini kau selalu ada
Tak sekalipun gentar, meski mereka hina
Merubah batu menjadi berlian
Merubah kami lebih baik

Terima kasih kusematkan


Rasa syukur aku panjatkan
Teruntuk engkau
Yang tak pernah berhenti berkata

13. Sepucuk Sajak Perpisahan

Tangisku menghiasi jalan perpisahan ini


Bunga-bunga terlihat layu hingga enggan bermekaran
Seolah enggan membuka kuncup di kala perpisahan tiba
Tangkai merunduk seakan ikut merasakan kesedihan

Di telaga yang penuh ilmu ini kami berpisah


Meneruskan untuk menyelami lautan ilmu di seberang sana
Bersama-sama dengan temani kemerlip bintang
Akan kupetik untuk hiasi dinding perjuangan

Terlukis indah di kertas putih jasa para pahlawan pendidikan


Yang telah memberikan sebongkah kilauan ilmu kehidupan
Bagai sumber air yang terus mengalir
Engkau isi dengan perlahan gelas kosong hingga penuh pengetahuan

Perpisahan tidak menyurutkan semangat untuk tetap berjuang


Berada di bawah langit yang sama sebagai saksi
Meyakinkanku bahwa kau tetap memandang langit yang sama
Sepucuk surat perpisahan aku kirimkan

14. Surat untuk Guruku

Ibu bapak guru, ini aku tiga tahun yang lalu


Kuharap, pagi ini engkau baik-baik saja
Pagi ini masih terasa seperti pagi yang lalu
Ini aku yang dulu selembar kertas putih

Yang pernah engkau lukis warna-warna damai nan berarti


Putih, agar diriku berpikir jernih
Emas, agar dirimu bersinar cerah
Dan merah, agar hatiku penuh dengan semangat yang membara

Dan akhirnya hari yang kunanti tiba saatnya


Hari untuk melepas tanganmu dari pundakku
Sketsa aku yang tangguh yang akan engkau lepaskan
Sketsa aku yang tersenyum cerita yang siap untuk melangkah

Ibu bapak guruku tersayang


Aku telah siap meneruskan impianku ini
Terima kasih telah membimbingku
Terima kasih bersabar atas kenakalanku
Terima kasih telah mengajariku tanpa pamrih dan ikhlas
Dengan kesederhanaanmu
Dengan doa, cinta dan harapan
Maafkanlah kami ibu bapak guru

15. Kini Tibanya Kita Berpisah

Wahai kawan-kawanku
Kini tibanya kita akan berpisah dari sekolah
Tiada lagi tawa kita yang menghiasi suasana
Bermain dan belajar bersama mengukir cita
Kita berbagi bersama dalam suka dan duka

Sekarang jarak akan memisahkan raga kita


Tiada lagi seragam merah putih yang terpakai rapi
Semua akan berubah menjadi kebanggaan negeri
Merajut cita-cita bangsa untuk menata masa depan

Kawan
Hari ini kita akan berpisah dari tempat yang penuh sejarah ini
Kita memulai langkah baru lagi di pelosok negeri
Dengan berbekal ilmu dari masa Sekolah Dasar ini
Akan kita curahkan pada dunia yang penuh berisi

Kawan
Sungguh sedih terngiang dalam ingatan kata berpisah
Tiada lagi tegur dan sapa di tempat yang indah ini
Tempat menggali ilmu sampai kita banyak mengetahui materi
Dari mulai coretan tak berbentuk hingga kini pandai mengukir bentuk

Semua perjalanan ini akan tersimpan dalam buku kenangan


Berisi kenakalan kita dan tangisan jail dari kawan
Indah tersimpan dalam lembar-lembar berisi cerita jenaka
Akan terabaikan dalam naungan awan biru yang mengusik pilu
Selamat jalan kawanku
16. Selamat Tinggal Guru

Guru, ijinkanlah kami meneteskan air mata ini


Ijinkanlah kami menggenggam tangan lembutmu
Ijinkanlah kami memahami keikhlasanmu
Ijinkan pula, kamu menyesali kesalahan yang telah kami perbuat

Guru, dengan lengan ini, kami belajar menulis huruf demi huruf
Dengan hati ini, kami memahami sebuah kata hingga menjadi bahasa
Kini, kami baru mengerti dari ketulusanmu
Ketulusan yang tak bisa dibayar dengan apapun itu

Guru, tanpamu kami bukanlah siapa-siapa dan bukanlah apa-apa


Di dalam dada kami, namamu telah terpahat menjadi satu
Guru, maafkan semua kesalahanku
Maafkan segala kesalahan kami

Maafkan kesalahan-kesalahan teman kami


Maafkan kesalahan dari adik-adik kelas kami
Doakan kami agar kami menjadi anak yang berbakti

Guru, terima kasih atas semua keikhlasanmu


Terima kasih atas semua perhatianmu
Terima kasih atas semua yang telah kau berikan kepada kami

Guru, terimalah salam hormat dari kami


Terimalah salam takdzim dari kami
Terimalah salam maaf dari kami
Biarlah doa kami yang akan memelukmu dari jauh

17. Bagaikan Pelita

Kuikuti sudah langkah kaki ini


Membawaku menuju lorong lorong tak berujung
Namun, selalu kudengar sang pelita memanggilku
Dengan untaiannya sang pelita menuntunku

Karena pelita, ku keluar dari lorong


Karena pelita ku dapat meraih cita-cita
Tahukah engkau?
Ada pelita yang selalu kuingat
Ada pelita yang selalu kuhormati

Dialah guruku
Guru yang memberi setitik ilmu
Tak putus asa walau peluh terus mengucur
Tidaklah untuk dirinya seorang
Tapi untuk generasi penerus bangsa

Janganlah pernah redup pelitaku!


Cahaya ilmu selalu ditunggu
Bukan untuk satu jiwa
Tapi untuk semua umat

18. Sebentar Lagi

Sebentar lagi kita akan berpisah


Berpencar menempuh tujuan demi masa depan
Kita akan berpisah
Dan mungkin takkan berjumpa lagi

Wahai kawan
Di depan mata perpisahan itu berada
Kebersamaan kita akan menjadi kenangan hati
Kebersamaan kita akan jadi cerita

Tawa kita
Canda kita
Marah kita
Semua emosi kita dulu hanya beku jadi kenangan indah

Kita berpisah demi segenggam impian


Impian yang berbeda juga jalan yang berbeda
Semuanya untuk masa depan yang kita cita citakan

Hari ini kita berada di sini


Di ruang kotak ini
Semua cerita dan tokoh di mulai
Ada tawa ada tangis ada kebersamaan
Yang takkan mungkin terlupa begitu saja

Semua cerita tentang kelas kita


Beserta penghuninya adalah kita
Kebersamaan yang tercipta tiga tahun
Takkan mungkin terhapus permanen hanya karena raga kita jauh

Mencontek
Mengobrol di kelas
Berisik jika tak ada guru
Tertawa
Sebentar lagi itu hanya akan jadi cerita

Ruang sederhana ini


Jadi saksi di sudut memori
Di ruang ini kita menulis kenangan indah
Kita merajut kebersamaan dengan teman

Wahai teman
Aku ingin kita bertemu kembali di sma
Meski ku tahu semua takkan sama lagi
Meski ku tahu pasti ada yang hilang.

19. Penumbuh Tunas Tinggi

Setiap pagi kau susuri jalan berdebu


Berpacu waktu demi waktu
Tak hirau deru kendaraan lengkingan knalpot
Tak hirau dingin memagut
Kala sang penguasa langit tuangkan cawannya
Wajah-wajah lugu haus kan ilmu
Menari-nari di pelupuk mata menunggu
Untaian kata demi kata terucap seribu makna
Untaian kata demi kata terucap penyejuk jiwa

Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu


Menyaksikan tingkah polah sang penerus
Canda tawa penghangat suasana
Hening sepi berkutat dengan soal
Lengking suara kalah adu argumen

Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu


Entah berapa tinta tergores di papan putih
Entah berapa lisan terucap sarat makna
Entah berapa lembaran tumpahan ilmu terkoreksi
Entah berapa ajaran budi kau tanamkan

Waktu demi waktu dijalani hanya demi mengabdi


Berserah diri mengharap kasih Ilahi
Ilmu kau beri harap kan berarti
Satu persatu sang penerus silih berganti
Tumbuh menjadi tunas-tunas negeri
Kau tetap di sini setia mengabdi
Sampai masa kan berakhir nanti.

20. Akhir Dari Sebuah Awal

Masih ingat ketika pertama melangkah di pintu ini?


seragam merah putih awal kita bertemu
Kini,
Kita terpisah dengan seragam – seragam baru
Dengan impian – impian baru

Di rumah ilmu ini,


Kita berjuang menggali pengetahuan
yang tercecer di lisan guru
Tersembunyi di buku – buku

Di rumah ini,
Kita merasakan marah,
Menahan benci dan dengki
Seringkali menahan tangis
Tak terkecuali tertawa ria

Masih ingatkah kawan?


tentang impian cita kita?
Dokter, guru, pengusaha atau penyanyi?
Inilah akhir dari sebuah awal
Pintu terakhir menuju dunia baru
Semangat wahai para pejuang
Kita bertemu sebagai pemenang

21. Mengikuti Jejak

Pena guruku
Tak pernah bosan menari-nari di diriku
Menuliskan banyak warna di jiwaku
Coretan lembut, hangat menyentuh kalbuku

Pena guruku hebat


Karena penanya aku tak telat
Tugas-tugasku tak lambat
Walau panas matahari menyengat hingga hujan lebat

Pena guruku sangat mengagumkan


Aku pun terbuai angan
Dunia akan kuguncangkan
Menuju sebuah pencapaian

Kuingin penaku seperti miliknya


Menggoreskan, melukiskan dan mewarnai anak bangsa
Hasil penamu kan kujunjung penuh makna
Kaulah sang penaku yang berjuang sepenuh jiwa.

22. Puisi Untuk Sekolahku

Puisi sederhana ini untukmu


Ku persembahkan untuk sekolahku
Tempat sederhana di mana aku belajar

Tempat di mana aku mengenal teman


Bermain berpacaran jatuh cinta belajar
Semuanya menjadi satu
Puisi ini ku tulis saat pelajaran matematika
Berbekal otak sekarat
Ku coba rajut bait dengan baris

Puisi ini bercerita tentang sekolah dan semuanya


Tentang sepenggal cinta
Persahabatan
Jati diri dan masa muda

Jika kau sempat bacalah sajak ini


Di dalamnya penuh dengan bangkai bangkai kenangan
Kenangan yang dulunya hidup kita terbaring mati

23. Tumpahan Tinta Ilmu

Tetesan keringat jerih payahmu


Jemari-jemarinya luluh lantahkan meja
Diajarkannya berdo’a dan bernyanyi
Alun-alun semilir indahkan kedamaian cinta

Menegakkan badan menghargai jasanya


Menuruti langkahnya jejak pun ada
Jiwanya memberikan pengorbanannya

Tinta-tinta bocor tumpahkan darahnya


Lembaran pun tersobek-sobek singgasana
Suaranya menggemakan dunianya
Gertakan langkahnya dan detakan jantungnya

Kuhaturkan terima kasih kepadanya


Wahai guruku, jiwaku
Tanpamu, aku tak akan bisa terbang hingga ke langit
Permata indah, indahkan cinta
Gemerlap dari matamu selalu senyumkan hatiku

24. Kenangan Bersama Sekolah

Kenangan
Masih ingatkah dikau?
Saat kita di hukum karena memanjat pagar?
Saat kita tidak membuat PR
Saat kita berbicara saat pelajaran
Saat kita tidur di jam pelajaran
Ingatkah di kau?

Kenangan
Aku hanya bisa menangis
Aku hanya bisa tersenyum
Aku hanya bisa membayangkan
Aku hanya bisa memikirkan
Aku hanya bisa mengingat
Aku hanya bisa membayangkan
Saat semua kenangan sekolah kita menjadi maya.

Kenangan
Ingin rasanya ku berteriak
Melampiaskan rindu yang suri
Bertarung hingga putus
Terbang tanpa sayap
Berjalan tanpa kaki
Menangis tanpa air mata.

Kenangan
Tuhan terima kasih
Untuk sahabat yang luar biasa
Untuk sahabat yang sangat setia
Untuk sahabat yang sangat peduli
Untuk sahabat yang sangat mengerti
Untuk sahabat yang sangat mencintaiku
Terima kasih.

Kenangan
Di sini kita bertemu untuk pertama
Membarter nama dan berjabat tangan
Kau sahabatku dan aku sahabatmu
Di sekolah ini kita bertemu
Di sekolah ini juga kita tumbuh dewasa.
25. Terima Kasih Guruku Pujaan Hatiku

Pagi hari ini, seperti tak biasa


Berkumpul membaur sebanyak rasa
Haru, sedih, bahagia menjadi satu
Satu nuansa tanpa rekayasa

Kebahagiaan kamu tertumpah di sini


Berhasil melewati ujian akhir tahun ini
Lalu, menjadi haru mengiris hati
Teringat kisah kasih selama ini
Dan kasihmu wahai guru-guru yang kami cintai

Sedih, akhir dari perasaan kami


Kala menyadari perpisahan harus terjadi
Setelah kesan dan pesan terlanjur terpatri
Menjadikan kami murid yang berprestasi tinggi

Bahagia, sedih, dan haru


Menyatu karena kemurnian sentuhanmu
Membuat lidah kami terasa kaku
Untuk sekedar berucap padamu

Thank you for all and good bye, guruku


Hanya itu yang kami mampu
Oh pagi ini begitu sayu

26. Waktu

Waktu
Waktu berjalan cepat
Bagai daun di tiup angin
Raib di telan hilang.

Waktu
Sudah terlalu lama kita beku terpaku
Pucat di bawah kebersamaan
Kebersamaan yang perlahan hilang.
Waktu
Kita bersama kita berjalan
Di bawah rasa sepi kita berteduh
Menunggu sang waktu menerkam.

Waktu
Kawan kita jauh melangkah
Bersama kita duduk di kotak yang bernama kelas
Kita bermain bersama hujan kering.

Waktu
Masa sekolah teramat indah
Semua warna bercampur menjadi bahagia
Bersama kita menari.

Waktu
Sekarang kita adalah langit yang jauh
Hitam biru menjadi saksi
Saksi bahwa waktu tidak akan beku.

27. Kata Akhir Sang Guru

Hari ini usai sudah tugasmu


Mengantarkan saat terakhirku sebagai muridmu
Tertunduk dalam kenangan
Wahai pahlawan tanpa tanda jasaku

Engkau yang kadang menakutkan


Engkau yang kadang melucu
Dan engkau yang kadang menasihati
Engkau adalah guru kami

Cerita tentangmu takkan pernah hilang


Kata yang keluar tak mampu menjelaskan
Tak seterang lilin yang menyala dalam gelap
Kau tetap terang hingga saat perpisahan tiba

Maafkan kami,
Atas segala kebodohan nafsu kami
Atas nasihat yang telah kami langgar
Atas perintah yang tak pernah kami lakukan

28. Bait-Bait Maaf Di Hari Perpisahan

Segala pertemuan sejatinya pasti akan menemukan perpisahan


Kesatuan bertahan tidak akan tercerai-berai dengan kata perpisahan
Sungguh suatu hal yang sulit terungkap kadang mengundang lara
Semua akan menjadi indah bersama kesalahan buruk yang termaafkan

Guruku
Engkau pahlawan penerang dalam batin yang masih kosong
Tiada arti dan tak mengerti bagaimana harus dijalani
Tanpamu mungkin kami akan bersama gelapnya asa kehidupan
Dengan hadirmu membawa gemerlapan cahaya sukses sesungguhnya

Guruku
Tak jarang kami sengaja membuatmu kesal dan kecewa
Kenakalan yang terus kami lakukan tak pernah kami sadarkan
Teguran terhiraukan dengan sulitnya tingkat keangkuhan
Nasehat tidak pernah kami dengarkan tertutup dengan kepuasan

Guruku
Maafkan segala perlakuan kami yang selalu mengganggu tenang batinmu
Kebiasaan yang suka tidak memperhatikan pengajaran
Gaduh mengusik suasana kelas saat belajar bersama
Badung selalu tak taat aturan yang ada dan berlaku

Dulu kami tiada lagi mengenal sikap disiplin pada diri


Sesuka hati demi kepuasan untuk memenuhi diri sendiri
Tiada lagi kebaikan yang dimunculkan semua tertutupi dengan kenakalan
Sungguh tiada lagi selain kata penyesalan sekarang yang terjadi

Wahai guruku terimakasih atas semua jasa dan baktimu


Telah mencerdaskan kami dengan berbagai macam ilmu
Semua baktimu akan terukir indah di kalbu
Perpisahan ini akan selalu mengandung rindu

29. Untuk Guruku


Hari ini tak ada lagi
Puisi yang ku tulis untukmu
Hari ini tiada lagi
Kata-kata indah yang ku ungkapkan padamu
Semua terdiam dan termangu
Hanya air mata yang menetetes di pipimmu
Oh guruku, hapuslah air matamu
Ku tak sanggup melihat semua itu
Sungguh aku sayang

Padamu ku ucapkan sejuta terimakasih


Karenamu tinggalkan kenangan
Yang tak terhapuskan
Kaulah pelipur hati disaat lara
Guruku, disaat suka dan duka
Sejuta kenangan indah
Kala canda tawa

Bersamamu aku belajar untuk membaca


Kepadamu aku berlatih tentang asa
Kau lukiskan indahnya mega
Kau tuturkan tulusnya surya
Kini kau berada didepan kami
Kau harus melangkah meninggalkan kami
Untuk teruskan perjalanan

Ku tak kuasa melihat semua ini


Ku tak mampu melihat air matamu
Yang terus menetes
Hingga luluhkan hatiku
Haruskah kuteteskan air mata ini
Haruskan kupeluk kau dan tak pernah
Kulepas lagi
Hanya kaulah teladanku

Hati yang dulu mampu tersenyum..


Kini hanya terharu dan pilu
Mengapa ini semua
Begitu cepat berlalu
Masa depan yang cerah
Itu harapanku
Mengejar cita, itu perintahmu
Sungguh begitu tulus kasihmu
Begitu besar pengorbananmu
Meski aku sering menentangmu
Walau aku selalu menyangkalmu
Kau tetap berdiri didepan
Untuk mengajariku
Kau tetap bercerita
Tentang indahnya dunia.

Kekayaan yang paling berharga dihatiku


Adalah aku pernah memilikimu
Dan kebahagiaan yang paling indah dalam hidupku
Adalah saat ku menatap wajahmu
Jangan menangis guruku
Janganlah kau bersedih hati
Dan biarlah kau hanya menjadi
Bayang indah yang harus kukenang
Pergi, kita semua harus pergi
Untuk lepaskan kebersamaan ini

Biarkanlah kami melangkah pergi


Untuk teruskan perjalanan ini
Semua kisah yang pernah terjadi
Tetap kenanglah didalam hati.

30. Salam Perpisahan

Kini, hatiku tergores kesedihan


Ketika terucap salam perpisahan
Walau air mataku tak berlinang
Bukan berarti suatu kerelaan

Saat-saat langkah terayun


Jarak kita pun semakin membentang
Akankah semuanya jadi terkenang
Atau hanyut terbawa gelombang
Bahkan mungkin, terkubur oleh waktu dan keadaan

Sobat, dalam hatiku ini


Akan tetap membekas suatu kenangan
Kau sungguh baik, supel dan komunikatif
Siapapun mengenalmu pasti akan merindu

Namun untukku, janganlah kau biarkan


Aku terkulai lemas dalam kehampaan
Karena rasa rinduku yang tak kau harapkan

Anda mungkin juga menyukai