Anda di halaman 1dari 13

ASA DI UJUNG LANGIT

Sepagi ini aku telah siap menghadapi hari-hariku


Berseragam merah putih dan memanggul tas berisikan buku
Semangat menuntut ilmu begitu terasa
Di kala mentari pagi menyiratkan senyumnya
Untukku dan sahabat-sahabatku

Langkah-langkah kecil berderap mantap


Dengan riang serta canda tawa
menyelusuri medan menuju tempat pembelajaran
tak ada terganggu rasa
meski riuh kendaraan hilir mudik
menemani langkah-langkah kecil kami

kulihat di sekeliling
segerombol pelajar cilik
berseragam merah putih
dengan tentengan tas berisikan alat tulis
bercanda ria sambil menatap jauh di ujung jalan
sebuah sekolah yang menjadi tumpuan harapan
akan asa dan mimpi-mimpi
untuk sebuah cita-cita mulia
demi bangsa dan negara

melihat mereka
tak ada bedanya
seperti halnya kami di sini
yang menatap jauh ke depan
tak hanya di ujung jalan
tapi di ujung langit sana
yang terdapat mimpi besar
meraih cita besar
sebesar upaya dan kerja keras
demi ayah bunda
serta tanah air dan juga ibu pertiwi tercinta
PEMANDANGAN DI KALA SENJA SEPULANG SEKOLAH
Saat ku berjalan pulang bersama sahabat
Kupandangi alam sekitar
Sungguh elok dipandang mata
Langit senja yang kemerahan
Dihiasi awan kemerahan yang amatlah cantik
Dihiasai kawanan burung yang hendak pulang ke sarang

Kucoba menerawang ke arah yang lebih jauh


Kulihat dua buah bukit
Seolah hendak menelan bulat-bulat
Sang raja siang
Hingga hanya tersisa bagian tubuh benda langit itu
Yang memancarkan sinar indahnya

Tak berhenti mata ini memandang


Banyak orang hilir mudik hendak menuju tempat peraduan
Seakan tak peduli keindahan alam di sore ini
Seakan tak mengerti akan kebahagiaan besar
Dari hal-hal kecil disekeliling
Yang kelak akan hilang
Tak berbekas
Sebagaimana hidup ini
Yang nantinya akan sirna
Tak berbekas
ULANGAN HARIAN
Ulangan harian tiba
Di saat segala persiapan dirasa sangat kurang
Belumlah cukup membaca buku
Belumlah cukup mengulas materi
Belumlah cukup latihan soal itu
Namun kau tetap datang pada detik ini

Ulangan harian
Tak bisakah kau datang esok saja
Ketika aku dan teman-temanku telah banyak membaca
Ketika aku dan teman-temanku telah banyak mengulas materi
Ketika aku dan teman-teman telah banyak mengerjakan latihan soal

Ulangan harian
Sungguh kau tak berbelas kasihan
Kau tetap datang tanpa mengerti yang kami rasakan
Ibunda guru hanya tersenyum tipis
Melihat kami kalah telak oleh sesuatu bernama
Ulangan harian
KINI TIBANYA KITA BERPISAH

Wahai kawan-kawanku …
Kini tibanya kita akan berpisah dari sekolah
Tiada lagi tawa kita yang menghiasi suasana
Bermain dan belajar bersama mengukir cita
Kita berbagi bersama dalam suka dan duka

Sekarang jarak akan memisahkan raga kita


Tiada lagi seragam merah putih yang terpakai rapi
Semua akan berubah menjadi kebanggaan negeri
Merajut cita-cita bangsa untuk menata masa depan

Kawan …
Hari ini kita akan berpisah dari tempat yang penuh sejarah ini
Kita memulai langkah baru lagi dipelosok negeri
Dengan berbekal ilmu dari masa Sekolah Dasar ini
Akan kita curahkan pada dunia yang penuh berisi

Kawan …
Sungguh sedih terngiang dalam ingatan kata berpisah
Tiada lagi tegur dan sapa di tempat yang indah ini
Tempat menggali ilmu sampai kita banyak mengetahui materi
Dari mulai coretan tak berbentuk hingga kini pandai mengukir bentuk

Semua perjalanan ini akan tersimpan dalam buku kenangan


Berisi kenakalan kita dan tangisan jail dari kawan
Indah tersimpan dalam lembar-lembar berisi cerita jenaka
Akan terabaikan dalam naungan awan biru yang mengusik pilu
Selamat jalan kawanku
TERIMAKASIH GURUKU ATAS BIMBINGANMU

Terimakasih wahai guruku …


Selama menuntut ilmu engkau pahlawan yang memberi penerangan
Tanpamu mungkin kami sekarang hanya setumpuk debu
Tiada arti dalam hidup yang berwarna-warni ini
Engkau sungguh hebat dan jasamu tiada lagi yang menandingi

Saat masih kecil mengenali berbagai huruf dan angka


Dengan kesabaran engkau mengajarkan kami
Senyum kelembutan selalu terhiasi di wajah yang berseri
Terikhlaskan di hati sanubari bercorak putih suci

Kepolosan ini engkau ukir dengan cara terbaik


Hingga menghasilkan generasi cerdas berpengetahuan luas
Beribu-ribu ilmu tersemai di sanubari kami
Sampai kami menjadi anak yang berbakti

Terimakasih wahai guruku …


Engkau telah menghantarkan kami ke gerbang ilmu
Menuntun langkah kaki penuh dengan dorongan motivasi
Mengepakkan sayap untuk menjemput impian berubah kenyataan
Mengasihi kami dengan kasih dan sayang serta kelembutan

Hari demi hari telah usai kita lewati bersama


Kini senjata yang telah engkau rakit ini siap diluncurkan
Bersama asa dan di atas bumi ku semaikan
Sampai tumbuh tinggi mencakar kegelapan membuka penerangan
PERPISAHAN HANYA SEMENTARA

Sekarang telah usai perjuangan kita di Sekolah Dasar


6 tahun terlalui penuh dengan warna-warni seperti pelangi
Tangisan karena kejailan teman yang seperjuangan
Semua akan dirindukan setelah dipisahkan dengan perpisahan

Seragam merah dan putih yang sudah lusuh ini


Akan menghantarkan kita ke tempat penuh nikmat
Siap menyusuri jalan juang berteman jurang seram
Semangat dilakukan hanya untuk sebuah kemenangan

Sahabat …
Kenanglah selalu kisah-kisah kebersamaan kita yang telah dijalani
Jangan lupakan bersama sombongnya keberhasilan yang telah diraih
Dan jangan pernah lupakan doa-doa untuk mengiringi
Tetaplah rendah hati menjadi lingkaran yang serasi

Tanpa dukungan sahabat mungkin kita tidak akan menjadi kupu-kupu


Indah dipandang memancarkan pesona di kembang-kembang
Memukau pesonanya disetiap orang yang memandang
Tetap hati terendahkan dengan iman melekat di sanubari

Sahabat yakinlah perpisahan ini hanya bersifat sementara


Giat menyemai pengetahuan untuk di hari esok tua
Langkah yang beda untuk menggapai impian
Tapi tetap dalam satu tujuan menempuh pendidikan

Sahabat walau raga nyata terpisahkan


Namun rasa persahabatan masih tetap melekat
Pantang melupakan dan pantang merendahkan
Hingga kita bersama menggenggam kesuksesan
MAAFKAN KESALAHAN KAMI

Kini waktunya berpisah denganmu wahai guruku


Maafkan atas kesalahan yang pernah kami perbuat
Keusilan dan kenakalan yang membuatmu marah dan kesal
Hingga mengusik ketenangan dalam belajar

Padahal berbagai ilmu telah engkau serahkan kepada kami


Tanpa lelah dan tak kenal kesal hati
Penuh perjuangan untuk membekali anak negeri
Segunung pengetahuan rela ia ajarkan perlahan

Sekarang kami menjadi tau karena kesabaranmu


Sekarang kami disiplin karena engkau mengajarkan hal kecil harus terpikirkan
Sekarang kami kreatif karena engkau mengajarkan untuk aktif
Dan sekarang kami cerdas karena engkau telah mengusir malas

Semua telah engkau berikan wahai guruku


Keberhasilan sudah nampak di depan mata
Hingga terlihat jelas dan merasuk ke retina
Sampai terbentuk bayang-bayang yang nyata

Maafkan semua tindakan tak terpuji


Sampai tergores di hati kecilmu nan suci
Baktimu akan selalu terkenang walaupun raga berada dipelosok negeri
Jasamu akan selalu ku ingat hingga akhir nanti
SEPUCUK SAJAK PERPISAHAN

Tangis berderu menghiasi alam perpisahan ini


Bunga-bunga layu di taman hingga enggan bermekaran
Seolah enggan membuka kuncup disuasana perpisahan
Tangkai merunduk turut merasakan kesedihan

Ditelaga yang penuh ilmu ini akan kami tinggalkan


Meneruskan dan menyelami lautan ilmu disebrang
Bersama asa dan temani kemerlip bintang
Akan ku petik terhiasi dinding-dinding perjuangan

Tertoreh indah di kertas pengalaman jasa para pahlawan pendidikan


Yang telah menaburkan sebongkah kilauan ilmu berpadu
Menunaikan dan memenuhi pada benak yang menggebu-gebu hadirnya ilmu
Engkau tuangkan perlahan di gelas kosong hingga penuh pengetahuan

Harapan itu seolah enggan pergi dari indahnya suasana


Ingin segera dijemput dengan penuntut ilmu yang berkereta kencana
Berparas menawan menegukkan banyak perhatian
Mengais pendidikan kemudian minggir ketepian untuk diberikan

Perpisahan tidak menyurutkan kekuatan yang seutuhnya


Kami bebas berjalan di lingkungan yang telah ditetapkan
Berada di bawah langit yang sama warnanya
Membuatku menepis bayang perpisahan dengan sebuah kenyataan
Sepucuk sajak perpisahan aku curahkan …
ISYARAT HATI

Guruku,
Apakah gerangan ilmu itu
Benarkah ia mampu membantuku
Kala mengeja adalah hal yang sulit bagiku
Apalah lagi menghitung satu demi satu

Guruku,
Harus bagaimanakah aku nantinya
Jika kutemui raut wajah dunia yang kian menua
Seolah letih merawat putera-puterinya
Kian hari yang kian rusak sikapnya

Guruku,
Tanyaku adalah isyarat hati
Yang takut pada keburukan di depan nanti
Saat kau tak lagi di sisi
Menuntunku melewati hari

Guruku,
Kini aku yakin dan tahu
Bahwa segala darimu cukup bagiku
Untuk tak perlu lagi ragu
Menatap dunia, dengan bekal ilmu
SIAPALAH AKU

Kau seperti sinar mentari


Menerangi di awal hari
Ajariku tentang warna-warni
Ciptakan ingatan di memori

Pengabdianmu tak perlu ditanya


Kau selalu hadir dengan semangat menyala
Bebanmu bukanlah alasan
Demi mendidik bibit-bibit masa depan

Hidupmu sepenuhnya tentang memberi


Pemahaman yang penuh arti
Meski seringkali kau tak dihormati
Namun cinta tetap terus terpatri

Pernah ku lihat sejenak kau menyeka


Keringat yang jatuh di wajah menua
Seolah lelah telah menyapa
Tapi kau tetap kerahkan segala daya

Oh guruku,
Tanpamu siapalah aku
Tak mampu ku mengeja
Deretan huruf perangkai nama
JALAN INI

Sejenak ku susuri jalan


Sebuah lintasan perjuangan
Sejenak ku bayangkan
Betapa guru mengajariku penuh kesabaran

Terlempar aku ke memori masa silam


Berusaha kerasa menimba ilmu yang dalam
Keluhku selalu menyusahkanmu
Saat pelajaran terasa begitu sulit bagiku

Orang bilang kau pahlawan tanpa tanda jasa


Kataku juga begit nyatanya
Kala kau di sana terus menua
Aku berkelana melanjutkan usia

Mereka menyebutmu bak ibu peri


Karena ketulusanmu selalu memberi
Meski kadang kau menjadi emosi
Kau tau bahwa marah bukanlah solusi

Ku lanjutkan perjalanan
Merasakan kembali aroma pojok ruangan
Tempatku bersandar ketika bosan
Mendengarkan susah payah kau menjelaskan

Kini ku harus kembali pergi


Menapaki lagi jejak-jejak mimpi
Meski kau tetinggal di sini
Ingatan tentangmu selalu ada di hati
MEMBACA MAKNA

Kala ku sendiri bersandar


Menyeka peluh dalam kesusahan
Tiba-tiba ku tersadar
Satu nama dalam kenangan

Ku hitung kembali waktu yang lalu


Masa ketika aku sangatlah lucu
Ketika membaca aksara harus berjuang
Hingga bercucuran keringat bukan kepalang

Meski sulit, sosok itu setia mendampingiku


Tak peduli kapan ku akan tahu
Membedakan huruf demi huruf
Ia selalu di sisiku

Ku beranikan diri melihat ke arahnya


Raut marah tak tampak di sana
Seolah ia berkata
Itu hal biasa, teruslah berusaha

Oh guruku,
Sungguh sabar dirimu
Kala ku berlarian di kelas
Kau tak menegurku dengan keras

Oh pahlawanku,
Dengan apa ku lukiskan terimakasihku
Sedang dari waktu ke waktu
Tak henti ku gunakan ilmu darimu

Oh tuhanku,
Karuniakanlah kemuliaan atas guru-guruku …
KHAYALKU

Pernahkah kau bayangkan dunia tanpa ilmu


Mungkin segalanya jadi abu-abu
Tak ada yang bisa baca tulis
Apalagi merangkai puisi manis

Adakah terfikir olehmu kehidupan tanpa guru


Tiada manusia yang bisa digugu dan ditiru
Tingkah laku jadi tak karuan
Moral hilang tergerus zaman

Apa jadinya ketika guru tak memberimu waktu


Membedakan angka satu persatu
Menghafal tiap bait-bait lagu
Memahami rumus-rumus baru

Bagaimana adanya kala guru tak punya sabar


Seringnya berkata-kata kasar
Meski inginnya membuatmu sadar
Pentingnya engkau belajar

Aahh, untungnya semua hanya bayangan


Imajinasi yang penuh khayalan
Aku kini produk guru sejati
Pengabdiannya sepenuh hati

Anda mungkin juga menyukai