kulihat di sekeliling
segerombol pelajar cilik
berseragam merah putih
dengan tentengan tas berisikan alat tulis
bercanda ria sambil menatap jauh di ujung jalan
sebuah sekolah yang menjadi tumpuan harapan
akan asa dan mimpi-mimpi
untuk sebuah cita-cita mulia
demi bangsa dan negara
melihat mereka
tak ada bedanya
seperti halnya kami di sini
yang menatap jauh ke depan
tak hanya di ujung jalan
tapi di ujung langit sana
yang terdapat mimpi besar
meraih cita besar
sebesar upaya dan kerja keras
demi ayah bunda
serta tanah air dan juga ibu pertiwi tercinta
PEMANDANGAN DI KALA SENJA SEPULANG SEKOLAH
Saat ku berjalan pulang bersama sahabat
Kupandangi alam sekitar
Sungguh elok dipandang mata
Langit senja yang kemerahan
Dihiasi awan kemerahan yang amatlah cantik
Dihiasai kawanan burung yang hendak pulang ke sarang
Ulangan harian
Tak bisakah kau datang esok saja
Ketika aku dan teman-temanku telah banyak membaca
Ketika aku dan teman-temanku telah banyak mengulas materi
Ketika aku dan teman-teman telah banyak mengerjakan latihan soal
Ulangan harian
Sungguh kau tak berbelas kasihan
Kau tetap datang tanpa mengerti yang kami rasakan
Ibunda guru hanya tersenyum tipis
Melihat kami kalah telak oleh sesuatu bernama
Ulangan harian
KINI TIBANYA KITA BERPISAH
Wahai kawan-kawanku …
Kini tibanya kita akan berpisah dari sekolah
Tiada lagi tawa kita yang menghiasi suasana
Bermain dan belajar bersama mengukir cita
Kita berbagi bersama dalam suka dan duka
Kawan …
Hari ini kita akan berpisah dari tempat yang penuh sejarah ini
Kita memulai langkah baru lagi dipelosok negeri
Dengan berbekal ilmu dari masa Sekolah Dasar ini
Akan kita curahkan pada dunia yang penuh berisi
Kawan …
Sungguh sedih terngiang dalam ingatan kata berpisah
Tiada lagi tegur dan sapa di tempat yang indah ini
Tempat menggali ilmu sampai kita banyak mengetahui materi
Dari mulai coretan tak berbentuk hingga kini pandai mengukir bentuk
Sahabat …
Kenanglah selalu kisah-kisah kebersamaan kita yang telah dijalani
Jangan lupakan bersama sombongnya keberhasilan yang telah diraih
Dan jangan pernah lupakan doa-doa untuk mengiringi
Tetaplah rendah hati menjadi lingkaran yang serasi
Guruku,
Apakah gerangan ilmu itu
Benarkah ia mampu membantuku
Kala mengeja adalah hal yang sulit bagiku
Apalah lagi menghitung satu demi satu
Guruku,
Harus bagaimanakah aku nantinya
Jika kutemui raut wajah dunia yang kian menua
Seolah letih merawat putera-puterinya
Kian hari yang kian rusak sikapnya
Guruku,
Tanyaku adalah isyarat hati
Yang takut pada keburukan di depan nanti
Saat kau tak lagi di sisi
Menuntunku melewati hari
Guruku,
Kini aku yakin dan tahu
Bahwa segala darimu cukup bagiku
Untuk tak perlu lagi ragu
Menatap dunia, dengan bekal ilmu
SIAPALAH AKU
Oh guruku,
Tanpamu siapalah aku
Tak mampu ku mengeja
Deretan huruf perangkai nama
JALAN INI
Ku lanjutkan perjalanan
Merasakan kembali aroma pojok ruangan
Tempatku bersandar ketika bosan
Mendengarkan susah payah kau menjelaskan
Oh guruku,
Sungguh sabar dirimu
Kala ku berlarian di kelas
Kau tak menegurku dengan keras
Oh pahlawanku,
Dengan apa ku lukiskan terimakasihku
Sedang dari waktu ke waktu
Tak henti ku gunakan ilmu darimu
Oh tuhanku,
Karuniakanlah kemuliaan atas guru-guruku …
KHAYALKU