Anda di halaman 1dari 3

Teks Pidato Tema Cinta Tanah Air:

Pentingnya Sikap Cinta Tanah Air dalam Kehidupan Sehari-hari

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh


Selamat pagi dan salam bahagia untuk kita semua
Yang terhormat, Bapak / Ibu Kepala Sekolah…
Yang terhormat, Bapak /Ibu Dewan Guru…
Serta teman-teman yang saya banggakan;

Pertama-tama, marilah kita bersyukur kepada Allah SWT atas segala


nikmat sehingga kita bisa berkumpul di ruangan ini dalam keadaan sehat
wal ‘afiat.
Shalawat berhiaskan salam tidak lupa kita sampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW. Semoga dengan seringnya bershalawat, kita akan
mendapatkan pertolongan beliau di Hari Kiamat nanti.
Bapak, Ibu, serta teman-teman yang berbahagia;
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan pidato
singkat tentang pentingnya sikap cinta tanah air dalam kehidupan sehari-
hari.
Teman-teman yang saya banggakan, sebenarnya seberapa cinta kalian
dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini? Saya yakin jawabannya
adalah kita semua cinta NKRI, cinta Indonesia, cinta terhadap Bumi
Pertiwi.
Namun, kecintaan tersebut sejatinya tidaklah cukup dengan kata-kata atau
sekadar ucapan sekali lewat, melainkan juga harus diikuti dengan sikap
dan perbuatan.
Salah satu sikap dan perbuatan yang menjadi bukti bahwa kita adalah
generasi penerus yang mencintai Tanah Air Indonesia ialah dengan
mengamalkan Pancasila.

Dengan menjadi pribadi dan generasi yang cinta tanah air, maka kita
sedang ikut serta sekaligus berpartisipasi aktif untuk mewujudkan
persatuan dan kesatuan Indonesia.
Teman-teman yang saya banggakan;
Ada beberapa sikap cinta tanah air yang perlu kita lakukan dan terapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Pertama, bersemangat mempelajari sejarah perjuangan para pahlawan
kemerdekaan.
Teman-teman yang berbahagia, sebenarnya mengapa kita harus repot-
repot belajar tentang sejarah perjuangan para pahlawan kemerdekaan?
Jawabannya tidak lain tidak bukan ialah untuk menghargai jasa para
pahlawan. Tanpa perjuangan para pahlawan, rasanya mustahil kita bisa
berdiri tegak dengan aman, tenteram, dan damai di sini.

Mungkin kita malah sibuk berperang dengan penjajah, sehingga tidak


memiliki kesempatan untuk belajar, bersekolah, hingga bermain bersama
teman.
Hebatnya, di zaman milenial era Merdeka Belajar saat ini kita tidak lagi
perlu repot-repot membawa bambu runcing atau tombak. Yang harus kita
lakukan hari ini ialah berperang melawan kemalasan diri agar terhindar
dari kebodohan dan ketertinggalan zaman.
Teman-teman yang berbahagia;
Adapun sikap cinta tanah air yang berikutnya adalah semangat kita dalam
mengikuti upacara bendera hari Senin maupun hari-hari besar nasional.
Dari upacara, kita bisa mengenal bendera Merah Putih, lagu-lagu nasional,
para pahlawan nasional, hingga simbol-simbol negara. Semua itu adalah
wujud dari kecintaan kita terhadap Bumi Pertiwi.
Ketika mengikuti upacara, kita diajarkan untuk menjadi pribadi yang
disiplin, rapi, dan pekerja keras. Selain itu, jangan lupa bahwa kita pula
diajarkan untuk senantiasa menghormati orang lain, baik orang yang lebih
tua maupun rekan-rekan sebaya.
Teman-teman yang berbahagia;
Perilaku cinta tanah air sejatinya tidaklah cukup hanya dengan
melaksanakan kegiatan seremonial belaka.
Sesungguhnya ada banyak sikap dan perilaku lain yang berkaitan dengan
cinta tanah air yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak
hanya terbatas pada lingkungan sekolah namun juga bisa diterapkan di
lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Apa contohnya?
Contohnya seperti menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
pada acara resmi, mewujudkan ketertiban dan ketentraman di lingkungan
sekitar, belajar dengan sungguh-sungguh untuk mengharumkan nama
bangsa dan negara Indonesia, hingga mengapreasiasi karya anak bangsa
dengan berbelanja produk-produk dalam negeri.

Teman-teman yang berbahagia;


Tanpa ada sikap dan perilaku cinta tanah air, maka percayalah bahwa
suatu hari nanti negara kita akan hancur karena dipimpin oleh generasi
penerus yang kurang peduli.
Maka darinya, mari kita tingkatkan kepedulian dan kecintaan terhadap
tanah air dengan memulainya dari diri sendiri, dengan semangat pantang
menyerah dan rela berkorban.
Bapak, Ibu, serta teman-teman yang berbahagia;
Demikianlah pidato singkat yang bisa saya sampaikan pada kesempatan
ini. Mohon maaf atas segenap khilaf dan salah
Saya akhiri; Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai