PEMBELAJARAN 1
(RPP 1)
A. Kompetensi Inti
• KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
• KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan kawasan internasional”.
• KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
• KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.
C. Tujuan Pembelajaran
Menggunakan rumus A, B, C dan D dengan menggali informasi dari berbagai sumber
belajar (Literasi), mengolah informasi, berdiskusi, kerja kelompok dan demonstrasi (C)
diharapkan:
1. Peserta didik (A) dapat Menerapkan penyelenggaraan jenazah (B) sesuai dengan ketentuan
syariat Islam (D)
2. Peserta didik (A) Menunjukkan sikap tanggungjawab saat mempraktekkan
penyelenggaraan jenazah didalam kelas (B) dengan baik (D)
3. Peserta didik (A) Menunjukkan sikap kerjasama saat mempraktekkan penyelenggaraan
jenazah di dalamkelas (B) dengan baik (D)
4. Peserta didik (A) Menjelaskan kewajiban seorang Muslim terkait pengurusan jenazah
(B) sesuai syariatIslam (D)
5. Peserta didik (A) Menunjukkan dalil tentang memandikan jenazah (B) dengan benar (D)
6. Peserta didik (A) Menunjukkan dalil tentang mengkafanikan jenazah (B) dengan benar (D)
7. Peserta didik (A) Menganalisis ketentuan dan tata cara memandikan jenazah (B) sesuai
syariat Islam (D)
8. Peserta didik (A) Menganalisis ketentuan dan tata cara mengkafani jenazah (B) sesuai syariat
Islam (D)
9. Peserta didik (A) Menyajikan paparan tentang ketentuan dan tata cara memandikan
jenazah (B) sesuaisyariat Islam (D)
10. Peserta didik (A) Menyajikan paparan tentang ketentuan dan tata cara mengkafani
jenazah (B) sesuaisyariat Islam (D)
11. Peserta didik (A) Mempraktekkan tata cara memandikan jenazah (B) sesuai syariat Islam (D)
12. Peserta didik (A) Mempraktekkan tata cara mengkafani jenazah (B) sesuai syariat Islam (D)
D. Materi Pembelajaran
1. Faktual :
Kematian adalah kepastian, setiap yang bernyaa pasti mengalami kematian. Dalam Islam
merawat jenazah adalah suatu kewajiban.
2. Konseptual :
Q.S. Ali Imran Ayat 185 tentang Kematian, Hadist Nabi Muhammad Saw. tentang
Memandikan dan Mengkafani Jenazah, Ketentuan Memandikan dan Mengkafani Jenazah
3. Prosedural :
Tata Cara Memandikan dan Mengkafani Jenazah Biasa (Materi Lengkap Terlampir)
4. Metakognitif
Penanganan pada jenazah yang anggota badannya tidak utuh karena kecelakan, atau
tidak ditemukannya kain kaffan warna putih, atau kain kurang dari ketentuan yang
disyariatkan, atau penanganan jenazah pada pasien covid-19
G. Sumber Belajar
• Kemendikbud, Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI, 2017
• Kemenag RI, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas XI, 2019
• MGMP PAI SMK Kab. Jepara, Modul PAI dan Budi Pekerti Kelas XI Semester I
• Artikel “Tata Cara Pengurusan Jenazah”:
https://www.kangmasroer.com/2014/08/tata-cara-pengurusan-jenazah.html
• Film pendek tentang kematian:
https://www.youtube.com/watch?v=mkZpvYheqpk&t=48s
• Video tentang tatacara memandikan dan mengkafani jenazah:
https://www.youtube.com/watch?v=Qd2_vEDkm5E
• Sumber dari internet lainnya yang relevan
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Langkah-Langkah Pembelajaran Waktu
Pendahuluan Orientasi 20 menit
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,
memanjatkan syukur kepada Allah SWT dan
berdoa dengan pembiasaan membaca asmaul
husna untuk memulai pembelajaran
(Religius/PPK)
Memeriksa kehadiran peserta didik
(Disiplin/PPK)
Memberikan ice breaking kepada siswa
Apersepsi
Menanyakan kepada peserta didik tentang
pengalaman peserta didik yang terkait dengan
materi pembelajaran.
Peserta didik menjawab pertanyaan guru.
Motivasi
Memberikan motivasi melalui tayangan video:
https://www.youtube.com/watch?v=gxK5kVoeOtw
(TPACK)
1. Critical Thingking:
Menanyakan kepada peserta didik apakah sudah pernah
melakukan pengurusan jenazah?
Apasaja yang dilakukan ketika memandikan dan
mengkafani jenazah?
2. Communication :
Guru menyampaikan:
“Sekarang kita akan mempelajari materi tentang
Pelaksanaan Tatacara Penyelenggaraan Jenazah
untuk Sub Materi: Memandikan dan Mengkafani
Jenazah.”
Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok
Memberikan LKPD interaktif
(https://bit.ly/LKPDperawatanjenazah) kepada
peserta didik (TPACK)
Pemberian pembelajaran berbasis masalah kepada
peserta didik melalui tabel sintak terkait
penyelenggaran jenazah pada pasien Covid-19,
jenazah kecelakaan, tidak adanya kain kafan
sesuai ketentuan (PBL)
3. Colaboration:
Peserta didik mencermati video tatacara
memandikan jenazah dan mengkafani jenazah
biasa
(https://www.youtube.com/watch?v=Qd2_vEDk
m5E)
(Saintifik dan TPACK)
Alokasi
Kegiatan Langkah-Langkah Pembelajaran
Waktu
Peserta didik mengkaji berbagai literatur dari
berbagai sumber belajar untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam LKPD
interaktif sebagai penguat materi untuk
memcahkan permasalahan (Saintifik, Literasi,
dan TPACK)
Peserta didik bersama-sama dengan anggota
kelompok mendiskusikan tentang ketentuan dan
tatacara memandikan serta mengkafani jenazah
sesuai syariat Islam untuk memecahkan masalah
pada lembar PBL dengan mengacu pada LKPD
(Saintifik, PBL, HOTS)
Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya
apabila diperlukan (Saintifik)
Guru melakukan pengamatan untuk menilai sikap
4. Creativity :
Peserta didik bersama kelompoknya secara
bergiliran mempraktekan tata cara mengkafani
jenazah seperti yang dicontohkan guru
(Demontrasi)
Penutup 1. Refleksi: Mengevaluasi aktivitas pembelajaran 20 menit
2. Memberikan umpan balik terhadap presentasi
setiap kelompok
3. Post-test dengan Google Form melalui link
https://forms.gle/tXPbV2xBjnsS2oa79 (TPACK)
4. Memberikan tugas di rumah untuk membuat video
tata cara memandikan atau mengkafani jenazah,
kemudian menguploadnya di Classroom
(TPACK)
5. Menyampaikan rencana materi selanjutnya
6. Menutup dengan berdoa dan salam
(Religius/PPK)
J. Lampiran
- Materi pembelajaran (lampiran 1)
- Instrumen penilaian (lampiran 2)
Jepara, 14 November 2022
A. Kematian
Saat melihat kematian, semestinya semakin menyadarkan bahwa kita akan menyusulnya,
cepat atau lambat. Kematian memang misteri, namun setiap manusia sudah diingatkan
bahwa kematian akan menjemputnya. Itulah sebabnya, setiap ada kematian, semestinya
menjadi sarana muhasabah diri tentang bekal apa yang sudah dipersiapkan, dan sudah sejauh
mana amal shaleh yang sudah dilakukan?
Kisah-kisah orang shaleh dalam memaknai kematian itu melalui persiapan yang matang,
bekal yang banyak, dan jauh-jauh hari meniti waktunya dengan memperbanyak amal shaleh,
sekaligus menghindari dosa dan kemaksiatan, serta mengakhirinya dengan tersenyum, yang
ditandai dengan khusnul khatimah.
Sebaliknya, mereka yang berperilaku buruk, kematian itu semakin dihindari, ingin lari
sejauh-jauhnya, bersembunyi di dalam benteng yang kokoh, padahal harus menjadi
kesadaran bersama bahwa semakin bertambah umur, itu artinya semakin dekat dengan
kematian. Allah Swt. berfirman dalam Q.S. al-Jumu‟ah/62: 8, yaitu:
َش َهادَةِ فَيٌَُ ُِِّّ ُ ُك ْن ِِ َوا ُُ ٌُْ ُ ْن تَ ْْ َولُ ْىى ِ ِي ت َ ِف ُّس ْوىَ ِه ٌْهُ فَ ِاًَّهٗ ُه ٰل ِق ْي ُك ْن ث ُ َّن ت ُ َسد ُّْوىَ ا ِٰلى َعا ِل ِن ْالغَ ْي
َّ ب َوال ْ قُ ْل ا َِّى ْال َو ْىتَ الَّر
Artinya: Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti
menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang
gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S.
al-Jumu‟ah/62: 8)
Kematian merupakan ketentuan Allah Swt. (sunatullah). Tidak ada seorang pun yang dapat
menghindarinya. Kematian merupakan hal yang pasti, cepat atau lambat, pasti akan datang.
Semua makhluk hidup akan merasakan mati. Tidak ada seorang pun, baik kaya miskin,
berpangkat atau orang biasa, tua muda, maupun yang siap atau tidak siap, semuanya akan
menjemput kematian. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. (Q.S. Ali Imrān/3: 185), yaitu:
از َوأ ُد ِِْ َل ْال ٌَََّةَ فَقَدْ فَاشَ ۗ َو َها ْال َحيَاة ُ الدُّ ًْيَا َ ت ۗ َو ِإ ًَّ َوا ت ُ َىفَّ ْىىَ أ ُ ُج
ِ ٌَّىز ُُ ْن يَ ْى َم ْال ِقيَا َه ِة ۖ فَ َو ْي ُشحْ ِص َح َع ِي ال ِ ُُ ُّل ًَ ْف ٍس ذَائِقَةُ ْال َو ْى
وز ِ ع ْالغُ ُس
ُ إِ ََّّل َهُ َا
Artinya: Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah
diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia
hanyalah kesenangan yang memperdaya (Q.S. Ali Imrān/3: 185).
Kematian menjemput seseorang dengan beragam sebab, dan beraneka ragam cara kematian
itu. Di Indonesia, setiap hari 50 orang meninggal karena narkoba; 85% kematian di jalan
raya didominasi anak muda, belum lagi yang dijemput kematian di rumah sakit, di atas
ranjang tanpa penyebab yang pasti, dan beribu macam kematian yang menimpa anak
manusia, bahkan ada yang baru berusia seminggu, sebulan, bahkan belum setahun sudah
ditimpa kematian.
Kenapa harus ada kematian? Begitu juga kenapa ada kehidupan? Keduanya siklus hidup
yang harus dilalui manusia. Hidup berarti pilihan, tergantung manusia, mau memilih di jalan
kebenaran atau keburukan. Allah Swt. sudah memberikan segalanya, saat manusia berada di
dunia diberinya panca indera, akal, qalbu (hati nurani), diturunkan para Nabi dan Rasul agar
diteladani, dan di antaranya dibarengi dengan wahyu. Apalagi adanya hidup dan mati itu
sebagai ujian bagi manusia, siapa yang paling baik amalnya (perhatikan Q.S. al-Mulk/67:
2).
Semua nikmat tersebut harus menjadi bekal manusia saat menjalani kehidupan. Jadi, tidak
ada alasan bagi manusia yang gagal atau terpuruk menjalani kehidupan, karena Allah Swt
sudah memberikan segalanya. Bukankah Rasulullah Saw. juga sudah mengingatkan bahwa
dunia ini sementara, hanya jembatan menuju akhirat, laksana musafir yang sedang istirahat
(dunia), lalu melanjutkan kehidupan yang sejati (akhirat). Rasulullah Saw. pernah berwasiat
kepada Ibu Umar r.a
Artinya: Rasulullah Saw. bersabda: “Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau
orang musafir … .”
Menjelang kematian, setiap manusia mengalami sakaratul maut. Ada beberapa hal yang
perlu dilakukan saat kondisi kritis ini, baik kita sebagai keluarga, karib kerabat, atau maupun
orang terdekat, antara lain: mentalqin-kan (menuntun bacaan tauhid) di telinga seseorang
dengan suara jelas dan tegas, tetapi jika sudah dalam keadaan sangat kritis, cukup dibimbing
hanya dengan lafal “Allah” saja.
Sementara itu, ada beberapa langkah atau tindakan yang harus dilaksakaan, saat kematian
itu sudah terjadi, yaitu sebagai berikut:
1. Segera mengatupkan atau memejamkan matanya, karena saat ruh sudah dicabut, mata
jenazah mengikuti arahnya.
2. Melenturkan persendiannya agar tidak menjadi kaku dan keras.
3. Menanggalkan pakaian dan perhiasannya dan diganti dengan pakaian yang menutupi dan
melindungi seluruh tubuhnya.
4. Membetulkan letak anggota tubuhnya serta membujurkannya ke arah kiblat.
5. Menyegerakan seluruh proses pengurusan jenazah.
6. Membayarkan utang-utangnya.
B. Pengurusan Jenazah
Pengurusan Jenazah adalah pengurusan jenazah seorang muslim/ muslimah. Sebagian
muslim harus melibatkan diri untuk mengurusnya, tidak boleh semuanya abai, cuek atau
masa bodoh, meskipun hukumnya fardhu kifayah, kecuali bila hanya terdapat satu orang
saja, maka hukumnya fardlu „ain.
Maksud dari fardhu kifayah adalah jika sebagian kaum muslimin sudah melaksanakan, maka
kaum muslim yang lainnya tidak terkena kewajiban/ dosa. Sebaliknya, jika tidak ada satu
pun, maka berdosa semuanya, tentu yang terkena dosa adalah kaum muslim yang berada
tidak jauh dari tempat tinggal jenazah.
Mengurus jenazah meliputi 4 (empat) kegiatan: (1) memandikan, (2) mengkafani, (3)
menyalatkan, dan (4) menguburkan. Berikut ini, rincian masing-masing.
1. Memandikan
a. Syarat jenazah dimandikan adalah:
Beragama Islam
Didapati tubuhnya (walaupun hanya sebagian). Hal ini terjadi pada jenazah yang
biasanya mengalami kecelakaan. Jika ada lukanya, bersihkan terlebih dahulu (jika
memungkinkan).
Bukan karena mati syahid (mati dalam peperangan membela agama Islam).
Artinya: Dari Ummu „Athiyyah, seorang wanita Anshar r.a. berkata: Rasulullah
Saw. menemui kami saat kematian putri kami, lalu bersabda:”Mandikanlah
dengan mengguyurkan air yang dicampur dengan daun bidara tiga kali, lima kali,
atau lebih dari itu, jika kalian anggap perlu, dan jadikanlah yang terakhirnya
dengan kapur barus (wewangian) atau yang sejenis, dan bila kalian telah selesai
beritahu aku”. Ketika kami telah selesai, kami memberi tahu Beliau. Kemudian
Beliau memberikan kain Beliau kepada kami seraya berkata: Pakaikanlah ini
kepadanya. Maksudnya pakaian Beliau (H.R. Bukhari).
2. Mengafani
Mengafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan sesuatu yang
dapat menutupi tubuhnya, walau hanya sehelai kain dari ujung rambut sampai ujung
kaki, meskipun para fuqaha (ahli fiqh), memilahnya antara batas minimal dan batas
sempurna. Kain kafan yang dipergunakan hendaknya berwarna putih dan diberi
wewangian, bila mengkafani lebih dari ketentuan batas, maka hukumnya makruh, sebab
dianggap berlebihan.
Batas minimal mengafani jenazah, baik laki-laki maupun perempuan, adalah selembar
kain yang dapat menutupi seluruh tubuh jenazah, sedangkan batas sempurna bagi
jenazah laki-laki adalah 3 lapis kain kafan.
Sementara, untuk jenazah perempuan adalah 5 lapis: terdiri 2 lapis kain kafan, ditambah
kerudung, baju kurung dan kain.
a. Hal-hal yang Disunnahkan dalam Mengkafani Jenazah
Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih dan menutupi
seluruh tubuh jenazah.
Kain kafan hendaknya berwarna putih.
Jumlah kain kafan untuk jenazah laki-laki hendaknya 3 (tiga) lapis, sedangkan bagi
jenazah perempuan 5 (lima) lapis.
Artinya: Dari „Aisyah r.a., bahwa Rasulullah Saw (saat wafat) dikafani jasadnya
dengan 3 (tiga) helai kain yang sangat putih, terbuat dari katun dari negeri
Yaman, dan tidak dikenakan padanya baju dan serban (tutup kepala). (HR.
Bukhari)
Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus atau mengkafani jenazah, kain
kafan hendaknya diberi wangi- wangian terlebih dahulu.
Tidak berlebih-lebihan dalam mengkafani jenazah.
- Jenazah Perempuan
Kain kafan untuk jenazah perempuan terdiri dari 5 (lima) lembar kain, urutannya
sebagai berikut.
Lembar 1 untuk menutupi seluruh badan.
Lembar 2 sebagai kerudung kepala.
Lembar 3 sebagai baju kurung.
Lembar 4 menutup pinggang hingga kaki.
Lembar 5 menutup pinggul dan paha.
3. Memandikan dan megkafani jenazah pada korban kecelakaan dan tidak utuh
jasadnya
cara memandikan dan mengkafani korban mutilasi, berikut kami kesimpulan keterangan
ulama hanafi,
Jika hanya ditemukan potongan tubuh mayit, seperti tangan atau kaki, atau kepala saja,
dia tidak dimandikan dan tidak dishalatkan, namun langsung dimakamkan.
Kemudian beliau menyebutkan keterangan dari Imamnya, disebutkan oleh al-Hasan bin
Ziyad dari Abu Hanifah, beliau mengatakan,
غ ع ب ف ن . د ص ي ف غ ب ث ذ
د ص ي
Jika ditemukan potongan tubuh mayat yang lebih utuh, dia dimandikan, dikafani,
dishalati, dan dimakamkan. Dan jika ditemukan separoh jasad dan ada kepalanya maka
dikafani, dimandikan, dishalati, dan dimakamkan.
ف ن ف
د ف غ ع ن ف ب . غ ن ف ب
ى
“Jika terbelah memanjang separoh, dan ditemukan hanya separohnya, maka tidak
dimandikan, tidak dishalati, namun dikubur dalam rangka memuliakan jasadnya. Jika
ditemukan separoh jasad melintang tanpa kepala maka dimandikan dan tidak dishalati.
Jika kurang dari separoh jasad dan ada kepalanya, dia dimandikan, dikafani, dikuburkan
dan tidak dishalati.” (al-Muhith al-Burhani, 2:364).
“Jika ditemukan potongan anggota badan manusia atau ditemukan separoh badan
terbelah memanjang atau melintang, cukup dibungkus dengan kain (tidak dimandikan),
kecuali jika ada kepalanya maka dia dikafani.” (ar-Raddul Mukhtar, 2:222).
1. Potongan jasad mayat, ada yang disikapi sebagai layaknya manusia utuh dan ada
yang disikapi bukan sebagai manusia.
Allahu a‟lam
4. Memandikan dan Mengkafani Jenazah Covid-19 sesuai fatwa Majelis Ulama
Indonesia Nomor 18 Tahun 2020
a. Memandikan Jenazah Covid-19
Bagi jenazah yang menurut medis dapat dimandikan:
1. Jenazah dimandikan tanpa harus dibuka pakaiannya.
2. Petugas wajib berjenis kelamin yang sama dengan jenazah yang dimandikan dan
dikafani
3. Jika petugas yang memandikan tidak ada yang berjenis kelamin sama, maka
dimandikan oleh petugas yang ada, dengan syarat jenazah dimandikan tetap
memakai pakaian. Jika tidak, maka ditayammumkan.
4. Petugas membersihkan najis (jika ada) sebelum memandikan.
5. Petugas memandikan jenazah dengan cara mengucurkan air secara merata ke
seluruh tubuh.
1.2. Lembar Observasi Penilaian Sikap Pada Kegiatan Diskusi untuk KD KI-2
Aspek yang dinilai
Rasa Jumlah
No Nama Kerja Komuni Nilai
ingin Santun Skor
sama katif
tahu
1
2
3
4
5
Keterangan: Skor 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang.
Rubrik Penilaian
Kriteria penilaian :
Rentang jumlah skor: 13 – 16 Nilai : AB (amat baik)
10 – 12 Nilai :B (baik)
8–9 Nilai :C (cukup)
4–7 Nilai :K (kurang)
KISI-KISI SOAL
Kunci Jawaban
1. C
2. A
3. B
4. D
5. E
NO.
JAWABAN SKOR
SOAL
1 Soal Pilihan Ganda, jika jawaban benar 2
Soal Pilihan Ganda, jika jawaban salah 0
2 Soal Pilihan Ganda, jika jawaban benar 2
Soal Pilihan Ganda, jika jawaban salah 0
3 Soal Pilihan Ganda, jika jawaban benar 2
Soal Pilihan Ganda, jika jawaban salah 0
4 Soal Pilihan Ganda, jika jawaban benar 2
Soal Pilihan Ganda, jika jawaban salah 0
5 Soal Pilihan Ganda, jika jawaban benar 2
Soal Pilihan Ganda, jika jawaban salah 0
SKOR TOTAL 10
Skor maks 2 5 2 3 2 4 3 20
1
2
3
4
5
Skor
No. Unsur yang Dinilai Kriteria Penilaian Skor Maks
1 Pelaksanaan Presentasi Memulai presentasi dengan 2
menyapa, menggunakan bahasa 2
yang benar dan jelas
Memulai presentasi dengan tidak 1
menyapa, menggunakan bahasa
yang kurang benar dan jelas
2 Penyajian Materi/Jawaban Menyajikan materi/jawaban 5
dengan jelas, lengkap, terstruktur,
dan menggunakan bahasa yang 5
benar
Menyajikan materi/jawaban 3
dengan kurang jelas, lengkap,
terstruktur, dan menggunakan
bahasa yang benar
3 Pemberian Waktu kepada Memberikan waktu pada audien 2
Audiens untuk bertanya, tidak membatasi
pertanyaan, dan menerima 2
pertanyaan dari audien
Unsur yang
dinilai
No Nama
Skor Nilai
1 2 3
Skor 2 6 2 10
1
2
3
4
5
Rubrik Penilaian Unjuk Kerja Mempraktekkan Tatacara Memandikan dan
Mengkafani Jenazah Melalui Video
Skor
No. Unsur yang Dinilai Kriteria Penilaian Skor Maks
1 Pembukaan Video Memulai video dengan menyapa, 2
menggunakan bahasa yang benar 2
dan jelas
Memulai video dengan tidak 1
menyapa, menggunakan bahasa
yang kurang benar dan jelas
2 Penyajian Materi Mempraktekkan tatacara dengan 6
jelas, lengkap, terstruktur, dan
menggunakan bahasa yang benar 6
Mempraktekkan tatacara dengan 3
kurang jelas, lengkap, terstruktur,
dan menggunakan bahasa yang
benar
3 Penutupan Video Menutup video dengan bahasa 2
2
yang baik, benar, dan jelas
Menutup video dengan bahasa 1
yang tidak baik, tidak benar, dan
jelas
4. PROGRAM REMEDIAL
Peserta didik yang belum menguasai materi (belum mencapai ketuntasan belajar) akan
dijelaskan kembali oleh guru. Guru melakukan penilaian kembali dengan soal yang sejenis
atau memberikan tugas individu terkait dengan topik yang telah dibahas. Remedial
dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan, contoh: pada saat jam belajar,
apabila masih ada waktu, atau di luar jam pelajaran (30 menit setelah jam pelajaran selesai).
PROGRAM REMIDI
4
5. PROGRAM PENGAYAAN
Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik yang sudah menguasai materi sebelum waktu yang
telah ditentukan, diminta untuk soal-soal pengayaan berupa pertanyaan-pertanyaan yang lebih
fenomenal dan inovatif atau aktivitas lain yang relevan dengan topik pembelajaran. Dalam
kegiatan ini, guru dapat mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang
berhasil dalam pengayaan
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
PAI DAN BUDI PEKERTI
PELAKSANAAN PENGURUSAN JENAZAH
KELAS XI
SEMESTER
GASAL
NAMA LENGKAP
:
KELAS
NO.
PRESENSI
GURU MAPEL PAI DAN BP
AHMAD MUDHOFAR, S. Pd. I
SMK NEGERI 1 BATEALIT
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
A. Kompetensi Inti :
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan diskusi, menggali informasi, dan menyelesaikan proses pembelajaran
(C), peserta didik (A) diharapkan dapat:
1. Menerapkan penyelenggaraan jenazah (B) sesuai dengan ketentuan syariat Islam (D)
2. Menunjukkan sikap tanggungjawab saat mempraktekkan penyelenggaraan jenazah di
dalam kelas (B) dengan baik (D)
3. Menunjukkan sikap kerjasama saat mempraktekkan penyelenggaraan jenazah di dalam
kelas (B) dengan baik (D)
4. Menjelaskan kewajiban seorang Muslim terkait pengurusan jenazah (B) sesuai syariat
Islam (D)
5. Menunjukkan dalil tentang memandikan jenazah (B) dengan benar (D)
6. Menunjukkan dalil tentang mengkafanikan jenazah (B) dengan benar (D)
7. Menjelaskan ketentuan dan tata cara memandikan jenazah (B) sesuai syariat Islam (D)
8. Menjelaskan ketentuan dan tata cara mengkafani jenazah (B) sesuai syariat Islam (D)
9. Menyajikan paparan tentang ketentuan dan tata cara memandikan jenazah (B) sesuai
syariat Islam (D)
10. Menyajikan paparan tentang ketentuan dan tata cara mengkafani jenazah (B) sesuai
syariat Islam (D)
11. Mempraktekkan tata cara memandikan jenazah (B) sesuai syariat Islam (D)
12. Mempraktekkan tata cara mengkafani jenazah (B) sesuai syariat Islam (D)
D. Materi Pembelajaran
1. Q.S. Ali Imran ayat 185 tentang kematian
2. Hadist Nabi Muhammad Saw. tentang memandikan jenazah dan mengkafani jenazah
3. Tata cara memandikan jenazah
4. Tata cara mengafani jenazah
Film pendek tersebut mengajarkan kepada kita bahwa kematian adalah suatu hal yang tidak
bisa kita pungkiri kedatangannya. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Imron ayat 185:
Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari
kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka
dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan
dunia itu tidaklain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
Jelaskan kandungan Q.S Al-Imron ayat 185!
Apabila salah seorang Muslim yang meninggal dunia, maka kita wajib mengurus jenazahnya.
Mengurus jenazah hukumnya farḍu kifayah, yaitu fardhu yang bersifat kolektif.
Memandikan Jenazah:
Artinya: Dari Ummu „Athiyyah, seorang wanita Anshar r.a. berkata: Rasulullah Saw.
menemui kami saat kematian putri kami, lalu bersabda:”Mandikanlah dengan
mengguyurkan air yang dicampur dengan daun bidara tiga kali, lima kali, atau
lebih dari itu, jika kalian anggap perlu, dan jadikanlah yang terakhirnya dengan
kapur barus (wewangian) atau yang sejenis, dan bila kalian telah selesai beritahu
aku”. Ketika kami telah selesai, kami memberi tahu Beliau. Kemudian Beliau
memberikan kain Beliau kepada kami seraya berkata: Pakaikanlah ini
kepadanya. Maksudnya pakaian Beliau (H.R. Bukhari).
Artinya: Dari „Aisyah r.a., bahwa Rasulullah Saw (saat wafat) dikafani jasadnya dengan
3 (tiga) helai kain yang sangat putih, terbuat dari katun dari negeri Yaman, dan
tidak dikenakan padanya baju dan serban (tutup kepala). (HR. Bukhari)
a. Dari pengamatan video serta hadits tentang Memandikan Jenazah, simpulkan
ketentuan dan tata cara memandikan jenazah sesuai syariat Islam!
Apakah ada perbedaan dalam memandikan dan mengkafani jenazah Covid-19 dengan
jenazah biasa? Kemukakan