Anda di halaman 1dari 33

RENCANA PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN 1
(RPP 1)

OLEH : AHMAD MUDHOFAR, S.Pd.I

SMK NEGERI 1 BATEALIT


JEPARA
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Prambanan


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok : Pelaksanaan Tatacara Penyelenggaraan Jenazah
Sub Materi : Memandikan dan Mengkafani Jenazah
Alokasi Waktu : 3 JP x 45 menit (135 menit)

A. Kompetensi Inti
• KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
• KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan kawasan internasional”.
• KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
• KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.

B. Kompetensi Dasar/KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK


No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

Menunjukkan sikap peduli sebagai implementasi


1.7 Menerapkan
pemahaman penyelenggaraan jenazah sesuai dengan
penyelenggaraan
ketentuan syariat Islam (A3)
jenazah sesuai dengan
ketentuan syariat Islam

2.7 Menunjukkan sikap  Menunjukkan sikap tanggungjawab saat


tanggung jawab dan mempraktekkan penyelenggaraan jenazahdi dalam
kerja sama dalam kelas (A3)
penyelenggaraan  Menunjukkan sikap kerjasama saat mempraktekkan
jenazah di masyarakat penyelenggaraan jenazah
 di dalam kelas (A3)
3.7 Menganalisis Indikator Kunci:
pelaksanaan Menganalisis pelaksanaan penyelenggaraanjenazah
penyelenggaraan Indikator Pendukung:
jenazah  Menjelaskan kandungan dalil naqli tentang kepedulian
terhadap jenazah (C2)
 Menunjukkan dalil tentang memandikan jenazah (C2)
 Menunjukkan dalil tentang mengkafani jenazah
(C2)
Indikator Pengayaan:
 Menganalisis ketentuan dan tata caramemandikan
jenazah (C4/HOTS)
 Menganalisis ketentuan dan tata caramengkafani
jenazah (C4/HOTS)

4.7 Menyajikan Indikator Kunci:


prosedur Menyajikan prosedur penyelenggaraan jenazah
penyelenggaraan Indikator Pendukung:
jenazah  Menyajikan paparan tentang ketentuan dan tata cara
memandikan jenazah (P3)
 Menyajikan paparan tentang ketentuaan dan tata
cara mengkafani jenazah (P3)
 Mempraktekkan tata cara memandikan jenazah (P3)
 Mempraktekkan tata cara mengkafani jenazah (P3)

C. Tujuan Pembelajaran
Menggunakan rumus A, B, C dan D dengan menggali informasi dari berbagai sumber
belajar (Literasi), mengolah informasi, berdiskusi, kerja kelompok dan demonstrasi (C)
diharapkan:
1. Peserta didik (A) dapat Menerapkan penyelenggaraan jenazah (B) sesuai dengan ketentuan
syariat Islam (D)
2. Peserta didik (A) Menunjukkan sikap tanggungjawab saat mempraktekkan
penyelenggaraan jenazah didalam kelas (B) dengan baik (D)
3. Peserta didik (A) Menunjukkan sikap kerjasama saat mempraktekkan penyelenggaraan
jenazah di dalamkelas (B) dengan baik (D)
4. Peserta didik (A) Menjelaskan kewajiban seorang Muslim terkait pengurusan jenazah
(B) sesuai syariatIslam (D)
5. Peserta didik (A) Menunjukkan dalil tentang memandikan jenazah (B) dengan benar (D)
6. Peserta didik (A) Menunjukkan dalil tentang mengkafanikan jenazah (B) dengan benar (D)
7. Peserta didik (A) Menganalisis ketentuan dan tata cara memandikan jenazah (B) sesuai
syariat Islam (D)
8. Peserta didik (A) Menganalisis ketentuan dan tata cara mengkafani jenazah (B) sesuai syariat
Islam (D)
9. Peserta didik (A) Menyajikan paparan tentang ketentuan dan tata cara memandikan
jenazah (B) sesuaisyariat Islam (D)
10. Peserta didik (A) Menyajikan paparan tentang ketentuan dan tata cara mengkafani
jenazah (B) sesuaisyariat Islam (D)
11. Peserta didik (A) Mempraktekkan tata cara memandikan jenazah (B) sesuai syariat Islam (D)
12. Peserta didik (A) Mempraktekkan tata cara mengkafani jenazah (B) sesuai syariat Islam (D)
D. Materi Pembelajaran
1. Faktual :
Kematian adalah kepastian, setiap yang bernyaa pasti mengalami kematian. Dalam Islam
merawat jenazah adalah suatu kewajiban.

2. Konseptual :
Q.S. Ali Imran Ayat 185 tentang Kematian, Hadist Nabi Muhammad Saw. tentang
Memandikan dan Mengkafani Jenazah, Ketentuan Memandikan dan Mengkafani Jenazah

3. Prosedural :
Tata Cara Memandikan dan Mengkafani Jenazah Biasa (Materi Lengkap Terlampir)

4. Metakognitif
Penanganan pada jenazah yang anggota badannya tidak utuh karena kecelakan, atau
tidak ditemukannya kain kaffan warna putih, atau kain kurang dari ketentuan yang
disyariatkan, atau penanganan jenazah pada pasien covid-19

E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik, TPACK
2. Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
3. Metode : Tanya jawab, penugasan, diskusi, presentasi, dan demonstrasi

F. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran


1. Media/Alat
• Laptop
• LCD Proyektor
• Manekin dan kain kafan
2. Bahan Belajar
• Lembar Kerja Peserta Didik/ LKPD Interaktif (https://bit.ly/LKPDperawatanjenazah)
• Bahan Ajar interaktif (https://linktr.ee/AhmadMudhofar)
• PPT
• Video Pembelajaran

G. Sumber Belajar
• Kemendikbud, Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI, 2017
• Kemenag RI, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas XI, 2019
• MGMP PAI SMK Kab. Jepara, Modul PAI dan Budi Pekerti Kelas XI Semester I
• Artikel “Tata Cara Pengurusan Jenazah”:
https://www.kangmasroer.com/2014/08/tata-cara-pengurusan-jenazah.html
• Film pendek tentang kematian:
https://www.youtube.com/watch?v=mkZpvYheqpk&t=48s
• Video tentang tatacara memandikan dan mengkafani jenazah:
https://www.youtube.com/watch?v=Qd2_vEDkm5E
• Sumber dari internet lainnya yang relevan
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Langkah-Langkah Pembelajaran Waktu
Pendahuluan Orientasi 20 menit
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,
memanjatkan syukur kepada Allah SWT dan
berdoa dengan pembiasaan membaca asmaul
husna untuk memulai pembelajaran
(Religius/PPK)
 Memeriksa kehadiran peserta didik
(Disiplin/PPK)
 Memberikan ice breaking kepada siswa

Apersepsi
 Menanyakan kepada peserta didik tentang
pengalaman peserta didik yang terkait dengan
materi pembelajaran.
 Peserta didik menjawab pertanyaan guru.

Motivasi
 Memberikan motivasi melalui tayangan video:
https://www.youtube.com/watch?v=gxK5kVoeOtw
(TPACK)

Kematian adalah kepastian. Setiap yang hidup


dipastikan akan mati. Demikian juga manusia.
Allah SWT berfirman dalam (QS. Ali
„Imran/3:185:

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati.”

Ayat tersebut mempertegas bahwa kita yang hidup


di dunia ini pasti akan merasakan mati. Islam
menghormati manusia sejak masih hidup hingga
kematiannya. Penghormatan itu diaplikasikan
menjadi kewajiban bagi kaum Muslim untuk
melakukan perawatan jenazah apabila ada
seorang Muslim lain yang meninggal dunia.

Yang jadi permasalahan sekarang adalah, tidak


ada manusia satupun yang apabila mati kemudian
berangkat sendiri menuju liang kuburnya. Oleh
karena itu, menjadi kewajiban bagi orang yang
masih hidup, terutama keluarga yang
ditinggalkannya untuk mengurus jenazahnya
sampai menguburkannya. Apalagi kalau yang
meninggal adalah orangtua atau orang-orang
terdekat kita. Itulah sebabnya, mengapa sangat
Alokasi
Kegiatan Langkah-Langkah Pembelajaran
Waktu
penting bagi kita untuk mengetahui tatacara
perawatan jenazah sesuai dengan syariat Islam.
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan
dibahas
 Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
Pemberian Acuan
 Memberitahukan tentang kompetensi dasar dan
indikator pencapaian kompetensi
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
 Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang
akan dilakukan
 Pre-test dengan Google Form melalui link
https://forms.gle/cfagCpbLAD74Z7N98
(TPACK)
Kegiatan Literasi (5 M)
Kegiatan Inti  Peserta didik mencermati (Saintifik) materi 95 menit
kontekstual yang diberikan oleh guru terkait
pengurusan jenazah melalui tayangan gambar dan
video:
https://www.youtube.com/watch?v=Uk8XC-TINxs

1. Critical Thingking:
 Menanyakan kepada peserta didik apakah sudah pernah
melakukan pengurusan jenazah?
 Apasaja yang dilakukan ketika memandikan dan
mengkafani jenazah?

2. Communication :
 Guru menyampaikan:
“Sekarang kita akan mempelajari materi tentang
Pelaksanaan Tatacara Penyelenggaraan Jenazah
untuk Sub Materi: Memandikan dan Mengkafani
Jenazah.”
 Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok
 Memberikan LKPD interaktif
(https://bit.ly/LKPDperawatanjenazah) kepada
peserta didik (TPACK)
 Pemberian pembelajaran berbasis masalah kepada
peserta didik melalui tabel sintak terkait
penyelenggaran jenazah pada pasien Covid-19,
jenazah kecelakaan, tidak adanya kain kafan
sesuai ketentuan (PBL)

3. Colaboration:
 Peserta didik mencermati video tatacara
memandikan jenazah dan mengkafani jenazah
biasa
(https://www.youtube.com/watch?v=Qd2_vEDk
m5E)
(Saintifik dan TPACK)
Alokasi
Kegiatan Langkah-Langkah Pembelajaran
Waktu
 Peserta didik mengkaji berbagai literatur dari
berbagai sumber belajar untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam LKPD
interaktif sebagai penguat materi untuk
memcahkan permasalahan (Saintifik, Literasi,
dan TPACK)
 Peserta didik bersama-sama dengan anggota
kelompok mendiskusikan tentang ketentuan dan
tatacara memandikan serta mengkafani jenazah
sesuai syariat Islam untuk memecahkan masalah
pada lembar PBL dengan mengacu pada LKPD
(Saintifik, PBL, HOTS)
 Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya
apabila diperlukan (Saintifik)
 Guru melakukan pengamatan untuk menilai sikap

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya:


 Peserta didik bersama kelompoknya
mengembangkan dan menyajikan jawaban hasil
diskusi
 Masing-masing kelompok menyajikan hasil
diskusi berdasarkan jawaban pada LKPD untuk
menjelaskan permasalahan (PBL, Saintifik)
 Peserta didik dari kelompok lain menanggapi
dengan mengajukan pertanyaan atau memberi
masukan (Saintifik)
 Guru memberikan klarifikasi atau penguatan atas
hasil diskusi tentang ketentuan dan tatacara
memandikan serta mengkafani jenazah sesuai
syariat Islam
 Untuk menguatkan, guru mendemontrasikan pada
tata cara mengkafani jenazah dengan boneka
manekin (Demontrasi)

4. Creativity :
 Peserta didik bersama kelompoknya secara
bergiliran mempraktekan tata cara mengkafani
jenazah seperti yang dicontohkan guru
(Demontrasi)
Penutup 1. Refleksi: Mengevaluasi aktivitas pembelajaran 20 menit
2. Memberikan umpan balik terhadap presentasi
setiap kelompok
3. Post-test dengan Google Form melalui link
https://forms.gle/tXPbV2xBjnsS2oa79 (TPACK)
4. Memberikan tugas di rumah untuk membuat video
tata cara memandikan atau mengkafani jenazah,
kemudian menguploadnya di Classroom
(TPACK)
5. Menyampaikan rencana materi selanjutnya
6. Menutup dengan berdoa dan salam
(Religius/PPK)

I. Penilaian Hasil Belajar


1. Penilaian Sikap
a. Teknik penilaian : Observasi
b. Instrumen penilaian : Jurnal penilaian sikap dan lembar observasi
2. Pengetahuan
a. Jenis/Teknik tes : Tertulis
b. Bentuk tes : PG dan uraian
3. Keterampilan
a. Teknik/Bentuk Penilaian : Unjuk kerja
b. Instrumen : Lembar observasi
4. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas.
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau
tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
5. Pengayaan
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan

J. Lampiran
- Materi pembelajaran (lampiran 1)
- Instrumen penilaian (lampiran 2)
Jepara, 14 November 2022

Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

Suswanto Djony Purnawan, S. Pd, M.Pd Ahmad Mudhofar, S. Pd. I


NIP. 19700531 200401 1 001 NIP
Lampiran 1: Materi Pembelajaran

A. Kematian
Saat melihat kematian, semestinya semakin menyadarkan bahwa kita akan menyusulnya,
cepat atau lambat. Kematian memang misteri, namun setiap manusia sudah diingatkan
bahwa kematian akan menjemputnya. Itulah sebabnya, setiap ada kematian, semestinya
menjadi sarana muhasabah diri tentang bekal apa yang sudah dipersiapkan, dan sudah sejauh
mana amal shaleh yang sudah dilakukan?

Kisah-kisah orang shaleh dalam memaknai kematian itu melalui persiapan yang matang,
bekal yang banyak, dan jauh-jauh hari meniti waktunya dengan memperbanyak amal shaleh,
sekaligus menghindari dosa dan kemaksiatan, serta mengakhirinya dengan tersenyum, yang
ditandai dengan khusnul khatimah.

Sebaliknya, mereka yang berperilaku buruk, kematian itu semakin dihindari, ingin lari
sejauh-jauhnya, bersembunyi di dalam benteng yang kokoh, padahal harus menjadi
kesadaran bersama bahwa semakin bertambah umur, itu artinya semakin dekat dengan
kematian. Allah Swt. berfirman dalam Q.S. al-Jumu‟ah/62: 8, yaitu:

َ‫ش َهادَةِ فَيٌَُ ُِِّّ ُ ُك ْن ِِ َوا ُُ ٌُْ ُ ْن تَ ْْ َولُ ْىى‬ ِ ‫ِي ت َ ِف ُّس ْوىَ ِه ٌْهُ فَ ِاًَّهٗ ُه ٰل ِق ْي ُك ْن ث ُ َّن ت ُ َسد ُّْوىَ ا ِٰلى َعا ِل ِن ْالغَ ْي‬
َّ ‫ب َوال‬ ْ ‫قُ ْل ا َِّى ْال َو ْىتَ الَّر‬

Artinya: Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti
menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang
gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S.
al-Jumu‟ah/62: 8)

Kematian merupakan ketentuan Allah Swt. (sunatullah). Tidak ada seorang pun yang dapat
menghindarinya. Kematian merupakan hal yang pasti, cepat atau lambat, pasti akan datang.
Semua makhluk hidup akan merasakan mati. Tidak ada seorang pun, baik kaya miskin,
berpangkat atau orang biasa, tua muda, maupun yang siap atau tidak siap, semuanya akan
menjemput kematian. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. (Q.S. Ali Imrān/3: 185), yaitu:
‫از َوأ ُد ِِْ َل ْال ٌَََّةَ فَقَدْ فَاشَ ۗ َو َها ْال َحيَاة ُ الدُّ ًْيَا‬ َ ‫ت ۗ َو ِإ ًَّ َوا ت ُ َىفَّ ْىىَ أ ُ ُج‬
ِ ٌَّ‫ىز ُُ ْن يَ ْى َم ْال ِقيَا َه ِة ۖ فَ َو ْي ُشحْ ِص َح َع ِي ال‬ ِ ‫ُُ ُّل ًَ ْف ٍس ذَائِقَةُ ْال َو ْى‬
‫وز‬ ِ ‫ع ْالغُ ُس‬
ُ ‫إِ ََّّل َهُ َا‬

Artinya: Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah
diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia
hanyalah kesenangan yang memperdaya (Q.S. Ali Imrān/3: 185).

Kematian menjemput seseorang dengan beragam sebab, dan beraneka ragam cara kematian
itu. Di Indonesia, setiap hari 50 orang meninggal karena narkoba; 85% kematian di jalan
raya didominasi anak muda, belum lagi yang dijemput kematian di rumah sakit, di atas
ranjang tanpa penyebab yang pasti, dan beribu macam kematian yang menimpa anak
manusia, bahkan ada yang baru berusia seminggu, sebulan, bahkan belum setahun sudah
ditimpa kematian.

Kenapa harus ada kematian? Begitu juga kenapa ada kehidupan? Keduanya siklus hidup
yang harus dilalui manusia. Hidup berarti pilihan, tergantung manusia, mau memilih di jalan
kebenaran atau keburukan. Allah Swt. sudah memberikan segalanya, saat manusia berada di
dunia diberinya panca indera, akal, qalbu (hati nurani), diturunkan para Nabi dan Rasul agar
diteladani, dan di antaranya dibarengi dengan wahyu. Apalagi adanya hidup dan mati itu
sebagai ujian bagi manusia, siapa yang paling baik amalnya (perhatikan Q.S. al-Mulk/67:
2).

Semua nikmat tersebut harus menjadi bekal manusia saat menjalani kehidupan. Jadi, tidak
ada alasan bagi manusia yang gagal atau terpuruk menjalani kehidupan, karena Allah Swt
sudah memberikan segalanya. Bukankah Rasulullah Saw. juga sudah mengingatkan bahwa
dunia ini sementara, hanya jembatan menuju akhirat, laksana musafir yang sedang istirahat
(dunia), lalu melanjutkan kehidupan yang sejati (akhirat). Rasulullah Saw. pernah berwasiat
kepada Ibu Umar r.a

Artinya: Rasulullah Saw. bersabda: “Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau
orang musafir … .”

Menjelang kematian, setiap manusia mengalami sakaratul maut. Ada beberapa hal yang
perlu dilakukan saat kondisi kritis ini, baik kita sebagai keluarga, karib kerabat, atau maupun
orang terdekat, antara lain: mentalqin-kan (menuntun bacaan tauhid) di telinga seseorang
dengan suara jelas dan tegas, tetapi jika sudah dalam keadaan sangat kritis, cukup dibimbing
hanya dengan lafal “Allah” saja.

Sementara itu, ada beberapa langkah atau tindakan yang harus dilaksakaan, saat kematian
itu sudah terjadi, yaitu sebagai berikut:
1. Segera mengatupkan atau memejamkan matanya, karena saat ruh sudah dicabut, mata
jenazah mengikuti arahnya.
2. Melenturkan persendiannya agar tidak menjadi kaku dan keras.
3. Menanggalkan pakaian dan perhiasannya dan diganti dengan pakaian yang menutupi dan
melindungi seluruh tubuhnya.
4. Membetulkan letak anggota tubuhnya serta membujurkannya ke arah kiblat.
5. Menyegerakan seluruh proses pengurusan jenazah.
6. Membayarkan utang-utangnya.

B. Pengurusan Jenazah
Pengurusan Jenazah adalah pengurusan jenazah seorang muslim/ muslimah. Sebagian
muslim harus melibatkan diri untuk mengurusnya, tidak boleh semuanya abai, cuek atau
masa bodoh, meskipun hukumnya fardhu kifayah, kecuali bila hanya terdapat satu orang
saja, maka hukumnya fardlu „ain.

Maksud dari fardhu kifayah adalah jika sebagian kaum muslimin sudah melaksanakan, maka
kaum muslim yang lainnya tidak terkena kewajiban/ dosa. Sebaliknya, jika tidak ada satu
pun, maka berdosa semuanya, tentu yang terkena dosa adalah kaum muslim yang berada
tidak jauh dari tempat tinggal jenazah.

Mengurus jenazah meliputi 4 (empat) kegiatan: (1) memandikan, (2) mengkafani, (3)
menyalatkan, dan (4) menguburkan. Berikut ini, rincian masing-masing.
1. Memandikan
a. Syarat jenazah dimandikan adalah:
 Beragama Islam
 Didapati tubuhnya (walaupun hanya sebagian). Hal ini terjadi pada jenazah yang
biasanya mengalami kecelakaan. Jika ada lukanya, bersihkan terlebih dahulu (jika
memungkinkan).
 Bukan karena mati syahid (mati dalam peperangan membela agama Islam).

b. Syarat orang yang memandikan jenazah adalah


 Muslim, berakal, dan baligh
 Berniat memandikan jenazah
 Kepribadiannya jujur dan shaleh
 Terpercaya, amanah, dan mengetahui hukum memandikan mayat, serta dapat
menjaga aib jenazah.
 Jenis kelamin sama, jenazah laki-laki dimandikan oleh laki- laki, jenazah
perempuan dimandikan oleh perempuan, kecuali suami istri atau mahramnya.
 Hal-hal yang perlu dipersiapkan, antara lain: Tempat mandi, air bersih, sidr
(bidara), sabun mandi, sarung tangan, sekidit kapas, air kapur barus.

c. Tata Cara Memandikan Jenazah


 Jenazah dibaringkan di balai atau tempat lain yang memiliki standar, hindari
terkena hujan, sinar matahari dan tertutup (tidak terlihat kecuali oleh orang yang
memandikan dan mahramnya).
 Diperintahkan menutupi mayit dengan pakaian yang melindungi seluruh tubuhnya
agar auratnya tidak terlihat.
 Pihak yang memandikan memakai sarung tangan, air yang digunakan untuk
memandikan mayit adalah air suci, dan disunnahkan mencampurnya dengan sidr
(bidara), atau larutan kapur barus.
 Menyiram air ke seluruh badan secara merata dari kepala sampai ke kaki
(disunatkan tiga kali atau lebih), dengan mendahulukan anggota badan sebelah
kanan lalu bagian sebelah kiri.
 Bersihkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari tangan
dan kaki serta rambutnya.
 Membersihkan kotoran dan najis yang melekat pada anggota badan jenazah,
khususnya di bagian perut dengan cara menekan bagian bawah perut dan bersamaan
dengan itu angkatlah sedikit bagian kepala dan badan, sehingga kotoran yang ada
di dalamnya dapat keluar.
 Mewudhukan jenazah, sebagaimana wudhu akan shalat setelah semuanya bersih.
 Terakhir disirami dengan larutan kapur barus dan harum- haruman.
Sabda Rasulullah Saw.

Artinya: Dari Ummu „Athiyyah, seorang wanita Anshar r.a. berkata: Rasulullah
Saw. menemui kami saat kematian putri kami, lalu bersabda:”Mandikanlah
dengan mengguyurkan air yang dicampur dengan daun bidara tiga kali, lima kali,
atau lebih dari itu, jika kalian anggap perlu, dan jadikanlah yang terakhirnya
dengan kapur barus (wewangian) atau yang sejenis, dan bila kalian telah selesai
beritahu aku”. Ketika kami telah selesai, kami memberi tahu Beliau. Kemudian
Beliau memberikan kain Beliau kepada kami seraya berkata: Pakaikanlah ini
kepadanya. Maksudnya pakaian Beliau (H.R. Bukhari).

2. Mengafani
Mengafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan sesuatu yang
dapat menutupi tubuhnya, walau hanya sehelai kain dari ujung rambut sampai ujung
kaki, meskipun para fuqaha (ahli fiqh), memilahnya antara batas minimal dan batas
sempurna. Kain kafan yang dipergunakan hendaknya berwarna putih dan diberi
wewangian, bila mengkafani lebih dari ketentuan batas, maka hukumnya makruh, sebab
dianggap berlebihan.

Batas minimal mengafani jenazah, baik laki-laki maupun perempuan, adalah selembar
kain yang dapat menutupi seluruh tubuh jenazah, sedangkan batas sempurna bagi
jenazah laki-laki adalah 3 lapis kain kafan.

Sementara, untuk jenazah perempuan adalah 5 lapis: terdiri 2 lapis kain kafan, ditambah
kerudung, baju kurung dan kain.
a. Hal-hal yang Disunnahkan dalam Mengkafani Jenazah
 Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih dan menutupi
seluruh tubuh jenazah.
 Kain kafan hendaknya berwarna putih.
 Jumlah kain kafan untuk jenazah laki-laki hendaknya 3 (tiga) lapis, sedangkan bagi
jenazah perempuan 5 (lima) lapis.

Artinya: Dari „Aisyah r.a., bahwa Rasulullah Saw (saat wafat) dikafani jasadnya
dengan 3 (tiga) helai kain yang sangat putih, terbuat dari katun dari negeri
Yaman, dan tidak dikenakan padanya baju dan serban (tutup kepala). (HR.
Bukhari)

 Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus atau mengkafani jenazah, kain
kafan hendaknya diberi wangi- wangian terlebih dahulu.
 Tidak berlebih-lebihan dalam mengkafani jenazah.

b. Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mengafani Jenazah


 Kain kafan diperoleh dengan cara halal, yakni dari harta peninggalan jenazah, ahli
waris, atau diambil dari baitul mal (jika tersedia), atau dibebankan kepada orang
Islam yang mampu.
 Kain kafan hendaknya bersih, berwarna putih dan sederhana (tidak terlalu mahal
dan tidak terlalu murah).

c. Tata Cara Mengafani Jenazah


Mengkafani jenazah dibagi menjadi 2 (dua) berdasarkan jenis kelaminnya.
Rinciannya sebagai berikut.
- Jenazah Laki-laki
 Bentangkan kain kafan sehelai demi helai, yang paling bawah lebih lebar dan
luas serta setiap lapisan diberi kapur barus.
 Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan di atas kain
kafan memanjang lalu ditaburi wangi-wangian.
 Tutuplah lubang-lubang (hidung, telinga, mulut, qubul dan dubur) yang mungkin
masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
 Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung lembar
sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan seperti tersebut selembar demi lembar dengan
cara yang lembut.
 Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah kain kafan 3
(tiga) atau 5 (lima) ikatan.
 Jika kain kafan tidak cukup menutupi seluruh badan jenazah, tutuplah bagian
kepalanya, dan bagian kakinya boleh terbuka, namun tutup dengan daun kayu,
rumput atau kertas. Jika tidak ada kain kafan, kecuali sekadar menutup aurat,
tutuplah dengan apa saja yang ada.

Rasulullah Saw. bersabda yang artinya:


Kami hijrah bersama Rasulullah Saw. dengan mengharapkan ridha Allah Swt.,
kami sangat berharap diterima pahala kami, karena di antara kami ada yang
meninggal sebelum memperoleh hasil duniawi sedikit pun juga. Misalnya
Mash‟ab bin Umair, dia tewas terbunuh di perang Uhud, dan tidak ada buat
kain kafannya, kecuali selembar kain burdah. Jika kepalanya ditutup,
terbukalah kakinya dan jika kakinya ditutup, tersembul kepalanya, maka Nabi
Saw. menyuruh kami menutupi kepalanya dan menaruh rumput izhir pada kedua
kakinya.” (H.R. Bukhari)

- Jenazah Perempuan
Kain kafan untuk jenazah perempuan terdiri dari 5 (lima) lembar kain, urutannya
sebagai berikut.
 Lembar 1 untuk menutupi seluruh badan.
 Lembar 2 sebagai kerudung kepala.
 Lembar 3 sebagai baju kurung.
 Lembar 4 menutup pinggang hingga kaki.
 Lembar 5 menutup pinggul dan paha.

Adapun tata cara mengafani jenazah perempuan adalah sebagai berikut:


 Siapkan tali di tempat yang akan digunakan untuk mengakafani
 Susun kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-masing bagian
dengan tertib. Lalu, angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan
letakkan di atas kain kafan sejajar, serta taburi dengan wangi-wangian atau
dengan kapur barus.
 Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan
kapas.
 Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.
 Pakaikan sarung, juga baju kurungnya.
 Rapikan rambutnya, lalu julurkan ke belakang. f ) Pakaikan kerudung.
 Membungkus dengan lembar kain terakhir dengan cara menemukan kedua ujung
kain kiri dan kanan lalu digulungkan ke dalam.
 Ikat dengan tali pengikat yang telah disiapkan.

3. Memandikan dan megkafani jenazah pada korban kecelakaan dan tidak utuh
jasadnya
cara memandikan dan mengkafani korban mutilasi, berikut kami kesimpulan keterangan
ulama hanafi,

Pertama, Burhanudin Ibnu Mazah mengatakan,

Jika hanya ditemukan potongan tubuh mayit, seperti tangan atau kaki, atau kepala saja,
dia tidak dimandikan dan tidak dishalatkan, namun langsung dimakamkan.
Kemudian beliau menyebutkan keterangan dari Imamnya, disebutkan oleh al-Hasan bin
Ziyad dari Abu Hanifah, beliau mengatakan,

‫غ‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ف‬ ‫ن‬ . ‫د‬ ‫ص ي‬ ‫ف‬ ‫غ‬ ‫ب‬ ‫ث‬ ‫ذ‬
‫د‬ ‫ص ي‬

Jika ditemukan potongan tubuh mayat yang lebih utuh, dia dimandikan, dikafani,
dishalati, dan dimakamkan. Dan jika ditemukan separoh jasad dan ada kepalanya maka
dikafani, dimandikan, dishalati, dan dimakamkan.

Beliau juga mengatakan,

‫ف‬ ‫ن ف‬
‫د‬ ‫ف‬ ‫غ‬ ‫ع‬ ‫ن ف ب‬ . ‫غ‬ ‫ن ف ب‬
‫ى‬

“Jika terbelah memanjang separoh, dan ditemukan hanya separohnya, maka tidak
dimandikan, tidak dishalati, namun dikubur dalam rangka memuliakan jasadnya. Jika
ditemukan separoh jasad melintang tanpa kepala maka dimandikan dan tidak dishalati.
Jika kurang dari separoh jasad dan ada kepalanya, dia dimandikan, dikafani, dikuburkan
dan tidak dishalati.” (al-Muhith al-Burhani, 2:364).

Kedua, keterangan dalam Hasyiyah Ibn Abidin,

‫ع‬ ‫ذ‬ ‫ة‬ ‫يخ‬ ‫ف‬ ‫ض‬ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫ن‬


‫ف‬

“Jika ditemukan potongan anggota badan manusia atau ditemukan separoh badan
terbelah memanjang atau melintang, cukup dibungkus dengan kain (tidak dimandikan),
kecuali jika ada kepalanya maka dia dikafani.” (ar-Raddul Mukhtar, 2:222).

Dari beberapa keterangan di atas, kita bisa mengambil kesimpulan,

1. Potongan jasad mayat, ada yang disikapi sebagai layaknya manusia utuh dan ada
yang disikapi bukan sebagai manusia.

2. Potongan jasad yang disikapi sebagaimana layaknya manusia, wajib dimandikan,


dikafani, dishalati dan dimakamkan sebagaimana layaknya jenazah. Sebaliknya,
potongan jasad yang tidak disikapi sebagaimana layaknya manusia, tidak dimandikan
dan tidak dishalati, tapi cukup dibungkus dengan kain dan dikuburkan.

3. Potongan yang disikapi sebagai jasad manusia utuh:


Potongan jasad mayat yang lebih dari separoh, meskipun tanpa kepala
Potongan kurang dari separoh badan bersama kepala

4. Potongan yang disikapi BUKAN sebagai jasad manusia utuh


Hanya potongan anggota badan, seperti tangan, kaki
Hanya potongan separoh tanpa kepala.

Allahu a‟lam
4. Memandikan dan Mengkafani Jenazah Covid-19 sesuai fatwa Majelis Ulama
Indonesia Nomor 18 Tahun 2020
a. Memandikan Jenazah Covid-19
Bagi jenazah yang menurut medis dapat dimandikan:
1. Jenazah dimandikan tanpa harus dibuka pakaiannya.
2. Petugas wajib berjenis kelamin yang sama dengan jenazah yang dimandikan dan
dikafani
3. Jika petugas yang memandikan tidak ada yang berjenis kelamin sama, maka
dimandikan oleh petugas yang ada, dengan syarat jenazah dimandikan tetap
memakai pakaian. Jika tidak, maka ditayammumkan.
4. Petugas membersihkan najis (jika ada) sebelum memandikan.
5. Petugas memandikan jenazah dengan cara mengucurkan air secara merata ke
seluruh tubuh.

Jika jenazah menurut medis tidak dapat dimandikan:


1. Mengusap wajah dan kedua tangan jenazah (minimal sampai pergelangan) dengan
debu.
2. Untuk kepentingan perlindungan diri pada saat mengusap, petugas tetap
menggunakan APD.

b. Mengkafani Jenazah Covid-19


1. Setelah jenazah dimandikan atau ditayamumkan, atau karena dharurah syar‟iyyah
tidak dimandikan atau ditayamumkan, maka jenazah dikafani dengan
menggunakan kain yang menutup seluruh tubuh dan dimasukkan ke dalam kantong
jenazah yang aman dan tidak tembus air untuk mencegah penyebaran virus dan
menjaga keselamatan petugas.
2. Setelah pengafanan selesai, jenazah dimasukkan ke dalam peti jenazah yang tidak
tembus air dan udara dengan dimiringkan ke kanan sehingga saat dikuburkan
jenazah menghadap ke arah kiblat.
3. jika setelah dikafani masih ditemukan najis pada jenazah, maka petugas dapat
mengabaikan najis tersebut.
Lampiran 2: Instrumen Penilaian

1. INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL

No Kompetensi Dasar No Indikator Pencapaian Kompetensi

Menunjukkan sikap peduli sebagai


1.7 Menerapkan 1.7.1
implementasi pemahaman
penyelenggaraan
penyelenggaraan jenazah sesuai dengan
jenazah sesuai dengan
ketentuan syariat Islam (A3)
ketentuan syariat Islam

2.7 Menunjukkan sikap 2.7.1 Menunjukkan sikap tanggungjawab saat


tanggung jawab dan mempraktekkan penyelenggaraan jenazah
kerja sama dalam di dalam kelas (A3)
penyelenggaraan 2.7.2 Menunjukkan sikap kerjasama saat
jenazah di masyarakat mempraktekkan penyelenggaraan jenazah
di dalam kelas (A3)

1.1. Jurnal Penilaian Sikap Pada KBM untuk KD KI-1


Hari/ Kejadian/
No Nama Tindak Lanjut
Tanggal Perilaku
1
2
3
4
5
(Diisi dengan catatan kejadian yang menonjol)

1.2. Lembar Observasi Penilaian Sikap Pada Kegiatan Diskusi untuk KD KI-2
Aspek yang dinilai
Rasa Jumlah
No Nama Kerja Komuni Nilai
ingin Santun Skor
sama katif
tahu
1
2
3
4
5
Keterangan: Skor 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang.
Rubrik Penilaian

Aspek yang Skor


No
dinilai 1 2 3 4
1 Kerja sama Tidak bekerja Kurang Bekerja sama Bekerja sama
sama dan kerjasama dan dan sedikit dan banyak
Tidak kurang memberikan memberikan
memberikan memberikan kontribusi kontribusi
kontribusi kontribusi dalam dalam
dalam dalam mempersiap- mempersiap-
mempersiap- mempersiap- kan materi kan materi
kan materi kan materi bahan diskusi bahan diskusi
bahan diskusi bahan diskusi
2 Rasa ingin Pasif tidak Ada rasa Rasa ingin Rsa ingin tahu
tahu ada rasa ingin ingin tahu tahu yang yang besar
tahu namun sedikit cukup dan dan sangat
dan kurang kurang alktif aktif
aktif
3 Santun Tidak santun Kurang Santun Santun sekali
santun

4 Komunika- Tidak Bertanya tapi Bertanya tapi Bertanya dan


tif komunikatif kurang tidak menanggapi
relevan menanggapi lebih lanjut
dengan materi lebih lanjut
diskusi

Kriteria penilaian :
Rentang jumlah skor: 13 – 16 Nilai : AB (amat baik)
10 – 12 Nilai :B (baik)
8–9 Nilai :C (cukup)
4–7 Nilai :K (kurang)

2. INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

No Kompetensi Dasar No Indikator Pencapaian Kompetensi

3.7 Menganalisis 3.7.1 Menjelaskan kandungan dalil naqli


pelaksanaan tentang kepedulian terhadap jenazah (C2)
penyelenggaraan 3.7.2 Menunjukkan dalil tentang memandikan
jenazah jenazah (C2)
3.7.3 Menunjukkan dalil tentang mengkafani
jenazah (C2)
3.7.4 Menganalisis ketentuan dan tata cara
memandikan jenazah (C4)
3.7.5 Menganalisis ketentuan dan tata cara
mengkafani jenazah (C4)

KISI-KISI SOAL

Level Bentuk No.


No IPK Indikator
Kognitif Soal Soal
Menjelaskan Disajikan Q.S. Ali Imrān/3:
kandungan dalil 185 tentang kematian,
1. naqli tentang peserta didik mampu C2 PG 1
kepedulian terhadap menjelaskan isi
jenazah kandungannya
Disajikan sebuah hadits
Menunjukkan dalil Nabi tentang memandikan
tentang dan atau mengkafani
2. C2 PG 2
memandikan dan jenazah, peserta didik
mengkafani jenazah mampu menunjukkan isi
hadits tersebut
Disajikan narasi singkat
Menganalisis tentang memandikan
ketentuan dan tata jenazah, peserta didik
3. C4 PG 3
cara memandikan mampu mengidentifikasi
jenazah jenazah yang tidak perlu
dimandikan
Disajikan beberapa
Menganalisis pernyataan, peserta didik
ketentuan dan tata mampu mengidentifikasi
4. C4 PG 4
cara mengkafani hal-hal yang termasuk
jenazah dalam ketentuan
mengkafani jenazah
Disajikan beberapa
Menganalisis pernyataan, peserta didik
ketentuan dan tata mampu mengidentifikasi
5. C4 PG 5
cara mengkafani hal-hal yang termasuk
jenazah dalam tatacara mengkafani
jenazah
Soal:
1. Kehati-hatian menjalani kehidupan, harus menjadi prinsip setiap muslim. Hal ini,
Sejalan dengan Q.S. Ali Imrān/3: 185 sebagai berikut:
َّ ََ ََ
A. tata cara menyelenggarakan jenazah
B. tata cara memandikan jenazah
C. peringatan tentang kematian
D. persiapan shalat jenazah
E. tata cara shalat jenazah

2. Perhatikan hadits Nabi berikut ini!

Hadits tersebut berisi tentang tatacara....


A. mengkafani jenazah
B. memandikan jenazah
C. manyolatkan jenazah
D. menguburkan jenazah
E. ziarah kubur

3. Berbeda kematian, berbeda pula penanganannya. Hamzah, paman Rasulullah Saw


ketika wafat tidak dimandikan, hal ini disebabkan ... .
A. sedang berpuasa
B. wafat sebagai syuhada
C. tidak didapati tubuhnya
D. keadaannya belum baligh
E. tidak ditemukannya air

4. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!


1. Jenazah laki-laki sebaiknya dibungkus dengan tiga helai kain kafan dan wanita
dengan lima helai.
2. Jika jenazahnya laki-laki hendaknya orang yang mengafaninya juga laki-laki.
3. Tiap helai kain kafan dihamparkan di atas tikar dan diberi harum-haruman.
4. Jenazah diletakkan di atas kain kafan dengan posisi tangan diangkat seperti sedang
takbiratul ihram.
5. Seluruh tubuh jenazah dibalut dengan kain kafan kecuali muka dibiarkan terbuka.
Dari pernyataan tersebut, pernyataan yang termasuk ketentuan syariat dalam
mengafani jenazah ialah .…
A. 1, 2, dan 4
B. 2, 3, dan 5
C. 1, 2, 4, dan 5
D. 1, 2, dan 3
E. 3, 4, dan 5

5. Perhatikan pernyataan berikut!


1. Hamparkan selembar tikar di atas meja.
2. Menutup jenazah dengan pakaian.
3. Susun 3 lapis kain kafan untuk wanita dan 5 untuk pria.
4. Tutuplah lubang-lubang pada tubuh jenazah dengan kapas
5. Jenazah diletakkan di atas kain kafan, tempelkan kapas lalu dibungkus.
Melalui pernyataan tersebut, yang termasuk tata cara mengafani jenazah ditandai
dengan nomor ....
A. 1, 2, 3
B. 1, 2, 5
C. 1, 2, 4
D. 2, 4, 5
E. 3, 4, 5

Kunci Jawaban
1. C
2. A
3. B
4. D
5. E

Rubrik Penilaian Pengetahuan

NO.
JAWABAN SKOR
SOAL
1 Soal Pilihan Ganda, jika jawaban benar 2
Soal Pilihan Ganda, jika jawaban salah 0
2 Soal Pilihan Ganda, jika jawaban benar 2
Soal Pilihan Ganda, jika jawaban salah 0
3 Soal Pilihan Ganda, jika jawaban benar 2
Soal Pilihan Ganda, jika jawaban salah 0
4 Soal Pilihan Ganda, jika jawaban benar 2
Soal Pilihan Ganda, jika jawaban salah 0
5 Soal Pilihan Ganda, jika jawaban benar 2
Soal Pilihan Ganda, jika jawaban salah 0
SKOR TOTAL 10

Nilai = (Skor yang diperoleh/Skor Total) x 100

3. INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

No Kompetensi Dasar No Indikator Pencapaian Kompetensi

4.7 Menyajikan prosedur 4.7.1 Menyajikan paparan tentang ketentuan


penyelenggaraan dan tata cara memandikan jenazah (P3)
jenazah 4.7.2 Menyajikan paparan tentang ketentuan
dan tata cara mengkafani jenazah (P3)
4.7.3 Mempraktekkan tata cara memandikan
jenazah (P3)
4.7.4 Mempraktekkan tata cara mengkafani
jenazah (P3)

3. 1. Lembar Observasi Penilaian Unjuk Kerja Diskusi dan Presentasi

Unsur yang Dinilai


No Nama 1 2 3 4 5 6 7
Skor Nilai

Skor maks 2 5 2 3 2 4 3 20
1
2
3
4
5

Rubrik Penilaian Unjuk Kerja Diskusi dan Presentasi

Skor
No. Unsur yang Dinilai Kriteria Penilaian Skor Maks
1 Pelaksanaan Presentasi Memulai presentasi dengan 2
menyapa, menggunakan bahasa 2
yang benar dan jelas
Memulai presentasi dengan tidak 1
menyapa, menggunakan bahasa
yang kurang benar dan jelas
2 Penyajian Materi/Jawaban Menyajikan materi/jawaban 5
dengan jelas, lengkap, terstruktur,
dan menggunakan bahasa yang 5
benar
Menyajikan materi/jawaban 3
dengan kurang jelas, lengkap,
terstruktur, dan menggunakan
bahasa yang benar
3 Pemberian Waktu kepada Memberikan waktu pada audien 2
Audiens untuk bertanya, tidak membatasi
pertanyaan, dan menerima 2
pertanyaan dari audien

Memberikan waktu pada audien 1


untuk bertanya, membatasi
pertanyaan, dan menerima
pertanyaan dari audien
4 Kerjasama Bekerjasama dalam menjawab 3 3
pertanyaan audien, merespon
pertanyaan audien dengan baik,
benar, dan jelas
Bekerjasama dalam menjawab 1
pertanyaan audien, merespon
pertanyaan audien kurang baik,
kurang benar, dan kurang jelas
5 Kesempatan pada Audien Memberi kesempatan pada audien 2
untuk menanggapi jawaban,
memberi masukan, dan merespon 2
tanggapan dari audien
Tidak memberi kesempatan pada 1
audien untuk menanggapi
jawaban, memberi masukan, dan
merespon tanggapan dari audien
6 Kesimpulan Materi Menyimpulkan materi presentasi 4
dengan jelas, dan mencakup 4
semua pertanyaan
Menyimpulkan materi presentasi 2
dengan jelas, dan tidak mencakup
semua pertanyaan
7 Menutup Presentasi Menutup presentasi dengan 2
2
bahasa yang baik, benar, dan jelas
Menutup presentasi dengan 1
bahasa yang tidak baik, tidak
benar, dan jelas

Nilai = (Skor yang diperoleh/20) x 100

3. 2. Lembar Observasi Penilaian Unjuk Kerja Mempraktekkan Tatacara


Memandikan dan Mengkafani Jenazah melalui Video

Unsur yang
dinilai
No Nama
Skor Nilai
1 2 3
Skor 2 6 2 10
1
2
3
4
5
Rubrik Penilaian Unjuk Kerja Mempraktekkan Tatacara Memandikan dan
Mengkafani Jenazah Melalui Video

Skor
No. Unsur yang Dinilai Kriteria Penilaian Skor Maks
1 Pembukaan Video Memulai video dengan menyapa, 2
menggunakan bahasa yang benar 2
dan jelas
Memulai video dengan tidak 1
menyapa, menggunakan bahasa
yang kurang benar dan jelas
2 Penyajian Materi Mempraktekkan tatacara dengan 6
jelas, lengkap, terstruktur, dan
menggunakan bahasa yang benar 6
Mempraktekkan tatacara dengan 3
kurang jelas, lengkap, terstruktur,
dan menggunakan bahasa yang
benar
3 Penutupan Video Menutup video dengan bahasa 2
2
yang baik, benar, dan jelas
Menutup video dengan bahasa 1
yang tidak baik, tidak benar, dan
jelas

Nilai = (Skor yang diperoleh/10) x 100

4. PROGRAM REMEDIAL

Peserta didik yang belum menguasai materi (belum mencapai ketuntasan belajar) akan
dijelaskan kembali oleh guru. Guru melakukan penilaian kembali dengan soal yang sejenis
atau memberikan tugas individu terkait dengan topik yang telah dibahas. Remedial
dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan, contoh: pada saat jam belajar,
apabila masih ada waktu, atau di luar jam pelajaran (30 menit setelah jam pelajaran selesai).

PROGRAM REMIDI

Nama Indikator Bentuk


Nilai Nilai Setelah Ket.
No Peserta yang Belum Tindakan
Ulangan Remedial
Didik Dikuasai Remedial
1

4
5. PROGRAM PENGAYAAN

Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik yang sudah menguasai materi sebelum waktu yang
telah ditentukan, diminta untuk soal-soal pengayaan berupa pertanyaan-pertanyaan yang lebih
fenomenal dan inovatif atau aktivitas lain yang relevan dengan topik pembelajaran. Dalam
kegiatan ini, guru dapat mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang
berhasil dalam pengayaan
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
PAI DAN BUDI PEKERTI
PELAKSANAAN PENGURUSAN JENAZAH

SUB MATERI: MEMANDIKAN DAN MENGKAFANI


JENAZAH

KELAS XI
SEMESTER
GASAL

NAMA LENGKAP
:
KELAS
NO.
PRESENSI
GURU MAPEL PAI DAN BP
AHMAD MUDHOFAR, S. Pd. I
SMK NEGERI 1 BATEALIT
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Kelas/Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok : Pelaksanaan Pengurusan Jenazah
Sub Materi : Memandikan dan Mengkafani Jenazah

A. Kompetensi Inti :

KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), e. bertanggung jawab, f. responsif, dan g. pro-aktif,
Dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional, dan kawasan internasional.
KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang a. ilmu pengetahuan, b. teknologi, c.
seni, d. budaya, dan humaniora Dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI.4 Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. efektif, b. kreatif,
c. produktif, d. kritis, e. mandiri, f. kolaboratif, g. komunikatif, dan h. solutif, dalam
ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


No Kompetensi Dasar No Indikator Pencapaian Kompetensi

Menunjukkan sikap peduli sebagai


1.7 Menerapkan 1.7.1
implementasi pemahaman penyelenggaraan
penyelenggaraan jenazah
jenazah sesuai dengan ketentuan syariat
sesuai dengan ketentuan
Islam (A3)
syariat Islam

2.7 Menunjukkan sikap 2.7.1 Menunjukkan sikap tanggungjawab saat


tanggung jawab dan kerja mempraktekkan penyelenggaraan jenazah di
sama dalam dalam kelas (A3)
penyelenggaraan jenazah 2.7.2 Menunjukkan sikap kerjasama saat
di masyarakat mempraktekkan penyelenggaraan jenazah di
dalam kelas (A3)
3.7 Menganalisis pelaksanaan 3.7.1 Menjelaskan kandungan dalil naqli tentang
penyelenggaraan jenazah kepedulian terhadap jenazah (C2)
3.7.2 Menunjukkan dalil tentang memandikan
jenazah (C2)
3.7.3 Menunjukkan dalil tentang mengkafani
jenazah (C2)
3.7.4 Menganalisis ketentuan dan tata cara
memandikan jenazah (C4)
3.7.5 Menganalisis ketentuan dan tata cara
mengkafani jenazah (C4)

4.7 Menyajikan prosedur 4.7.1 Menyajikan paparan tentang ketentuan dan


penyelenggaraan tata cara memandikan jenazah (P3)
jenazah 4.7.2 Menyajikan paparan tentang ketentuan dan
tata cara mengkafani jenazah (P3)
4.7.3 Mempraktekkan tata cara memandikan
jenazah (P3)
4.7.4 Mempraktekkan tata cara mengkafani
jenazah (P3)

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan diskusi, menggali informasi, dan menyelesaikan proses pembelajaran
(C), peserta didik (A) diharapkan dapat:
1. Menerapkan penyelenggaraan jenazah (B) sesuai dengan ketentuan syariat Islam (D)
2. Menunjukkan sikap tanggungjawab saat mempraktekkan penyelenggaraan jenazah di
dalam kelas (B) dengan baik (D)
3. Menunjukkan sikap kerjasama saat mempraktekkan penyelenggaraan jenazah di dalam
kelas (B) dengan baik (D)
4. Menjelaskan kewajiban seorang Muslim terkait pengurusan jenazah (B) sesuai syariat
Islam (D)
5. Menunjukkan dalil tentang memandikan jenazah (B) dengan benar (D)
6. Menunjukkan dalil tentang mengkafanikan jenazah (B) dengan benar (D)
7. Menjelaskan ketentuan dan tata cara memandikan jenazah (B) sesuai syariat Islam (D)
8. Menjelaskan ketentuan dan tata cara mengkafani jenazah (B) sesuai syariat Islam (D)
9. Menyajikan paparan tentang ketentuan dan tata cara memandikan jenazah (B) sesuai
syariat Islam (D)
10. Menyajikan paparan tentang ketentuan dan tata cara mengkafani jenazah (B) sesuai
syariat Islam (D)
11. Mempraktekkan tata cara memandikan jenazah (B) sesuai syariat Islam (D)
12. Mempraktekkan tata cara mengkafani jenazah (B) sesuai syariat Islam (D)

D. Materi Pembelajaran
1. Q.S. Ali Imran ayat 185 tentang kematian
2. Hadist Nabi Muhammad Saw. tentang memandikan jenazah dan mengkafani jenazah
3. Tata cara memandikan jenazah
4. Tata cara mengafani jenazah

E. Kegiatan Peserta Didik

1. Simak dan perhatikan film pendek berikut ini!


https://www.youtube.com/watch?v=gxK5kVoeOtw

Film pendek tersebut mengajarkan kepada kita bahwa kematian adalah suatu hal yang tidak
bisa kita pungkiri kedatangannya. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Imron ayat 185:

Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari
kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka
dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan
dunia itu tidaklain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
Jelaskan kandungan Q.S Al-Imron ayat 185!

Apabila salah seorang Muslim yang meninggal dunia, maka kita wajib mengurus jenazahnya.
Mengurus jenazah hukumnya farḍu kifayah, yaitu fardhu yang bersifat kolektif.

Sebutkan apa saja kewajiban muslim terhadap jenazah!

2. Simak dan perhatikan video di bawah ini!


https://www.youtube.com/watch?v=Qd2_vEDkm5E
Setelah menyaksikan video tersebut, baca beberapa hadits berikut ini!Hadits tentang

Memandikan Jenazah:

Artinya: Dari Ummu „Athiyyah, seorang wanita Anshar r.a. berkata: Rasulullah Saw.
menemui kami saat kematian putri kami, lalu bersabda:”Mandikanlah dengan
mengguyurkan air yang dicampur dengan daun bidara tiga kali, lima kali, atau
lebih dari itu, jika kalian anggap perlu, dan jadikanlah yang terakhirnya dengan
kapur barus (wewangian) atau yang sejenis, dan bila kalian telah selesai beritahu
aku”. Ketika kami telah selesai, kami memberi tahu Beliau. Kemudian Beliau
memberikan kain Beliau kepada kami seraya berkata: Pakaikanlah ini
kepadanya. Maksudnya pakaian Beliau (H.R. Bukhari).

Hadits tentang Mengkafani Jenazah:

Artinya: Dari „Aisyah r.a., bahwa Rasulullah Saw (saat wafat) dikafani jasadnya dengan
3 (tiga) helai kain yang sangat putih, terbuat dari katun dari negeri Yaman, dan
tidak dikenakan padanya baju dan serban (tutup kepala). (HR. Bukhari)
a. Dari pengamatan video serta hadits tentang Memandikan Jenazah, simpulkan
ketentuan dan tata cara memandikan jenazah sesuai syariat Islam!

b. Dari pengamatan video serta hadits tentang Mengkafani Jenazah, simpulkan


ketentuan dan tata cara mengkafani jenazah sesuai syariat Islam!
3. Simak video tentang tata cara mengurus jenazah Covid-19 berikut ini!
https://www.youtube.com/watch?v=-k8zSTIejHI

Apakah ada perbedaan dalam memandikan dan mengkafani jenazah Covid-19 dengan
jenazah biasa? Kemukakan

Anda mungkin juga menyukai