Anda di halaman 1dari 21

Siti Rohani, lahir di Pulau Bunyu, Kalimantan Utara

pada tanggal 16 November 1970. Terlahir sebagai


anak ke enam dari pasangan Abdurahman (alm.) dan
Hj. Suminah.
Menempuh Pendidikan Dasar di SDN 002 Bunyu,
lulus tahun 1983, melanjutkan ke SMP Bunyu, lulus
tahun 1986. Kemudian melanjutkan lagi ke SPG
(Sekolah Pendidikan Guru) Tarakan, lulus tahun
1989. Menyelesaikan pendidikan Sarjana S1 (Strata
1) di FKIP Universitas Borneo Tarakan Tahun 2007,
dan pendidikan Magister S2 (Strata 2) di Universitas Mulawarman Samarinda tahun 2013.
Mengawali karir sebagai guru di SDN 005 Tarakan pada tahun 1992 dan menjadi Kepala
Sekolah dari tahun 2011 sampai 2021. Hingga sekarang mengabdi sebagai guru di SDN 005
Tarakan.
Menulis adalah hal yang tidak mudah dilakukan, namun denga tekad dan kemamuan yang kuat
pasti bisa. Untuk itu terimakasih kepada Bapak Hasto, Bapak Agung Yudana dan Ibu Anita,
yang telah memberi motivasi dan kemudahan sehingga bisa merangkai kata menjadi puisi.
Puisi yang diciptakan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan.
Selamat menikmati, semoga berkenan di hati
1

KAU DAN HUJAN


Siti Rohani

Ketika lambaian yang semakin lemah


Dalam helaan nafas yang semakin berat
Serta desir angin kian melambung
Mewarnai desah hati yang kian resah

Mungkin asa tentang khayal yang terfikir


Mungkin lara tentang duka yang terpendam
Hanya tetesan hujan yang mampu memahami
Hanya butir curahan hujan yang mampu mengerti

Sosokmu sama dengan hujan


Datang dan pergi tanpa permisi
Menghembuskan asa dan juga nestapa
Hingga yang tersisa hanya … dingin

Tarakan, 6 Juni 2016


2

LUKA HATI
Siti Rohani

Raga lemah pucat merana


Sayatan luka menganga, memerah
Hilang gairah, pasrah
Terlindas kegalauan yang mengendap sekian lama

Kini termangu sendiri


Menatap kabut hitam
Sama seperti kabut yang bersemayam dihati
Hati yang terbujur kaku

Mengadu pada sendu


Bercengkrama dengan pilu
Hari ini mati karena luka yang mendalam
Esok terlahir kembali
Lusa bisa jadi bunuh diri

Tarakan, 20 Agustus 2016


3

CINTA DALAM DIAM


Siti Rohani

Aku hanya mengagumi dalam diam


Utuh tak tersentuh

Aku hanya pasrah


Tak berdaya

Cinta bersemi
Menumbuhkan kerinduan
Memekarkan kekaguman

Ingin rasanya aku menangis


Namun air mata rasanya habis

Cinta tak terungkap


Hanya bersemayam dalam kalbu
Cinta itu menyakitkan
Jika tak dipertemukan

Kuingin mengagungkanmu
Dengan tidak menjalin hubungan terlarang
Ku tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatimu

Mungkin saja…
Engkaulah yang kuharapkan
Namun bukan yang terbaik dalam hidupku
Semoga makin lama rasa ini makin pudar

Tarakan, 7 Juni 2017


4

AKHIRNYA
Siti Rohani

Ku yang di sini
Melawan sunyi
Sampai menggigil

Harus bagaimana ini


Kemana harus ku lari
Tuk menggapai mimpi

Langkahku tertatih-tatih
Hampir mati
Menyusuri jalan sepi
Membawa luka hati
Nanar mencari jati diri

Akhirnya… sujudku kembali di depan Illahi Robbi

Tarakan, 10 Juli 2017


5

KEAJAIBAN
Siti Rohani

Ketika takdir membawaku kesini


Dengan penuh suka cita kutemui rumah indahmu
Pada hari keempat lagkah kakiku di masjid Nabawi
Meragkai bait-bait puisi

Ziarah kemesraan ini ku lakoni


Diiringi pijar istighfar
Merawat iman dengan mahabbah nabi dan ridha illahi

Tak kala lantunan adzan bilal berseru


Panggilan indah belahan hati
Menggetarkan relung kalbu yang paling dalam
Menyapu debu kegalauan duniawi

Di sini, tak pernah sepi dari lantunan ayat-ayat Al-Qur’an


Tak pernah luput dari pijakan kaki-kaki berandai surga
Dari hamba Mu yang mengharap ridha
Membuahkan rasa rindu di lubuk hati terdalam

Kujatuhkan dahi ini


Dengan sujud harap ampunan
Damai saatku bersujud di sajadah yang panjang

Dalam kekhusyu’an…
Angan terbang ke masa lalu
Penuh noda, hitam, kelam
Kini muatan kapal-kapal kemaksiatan itu telah tenggelam
Ditelan gelombang cahaya suci

Tiba-tiba…
Jari gemetar dan terbata-bata membilang lembaran rupiah
Yang tiada henti dalam genggaman
Nafas tersengal-sengal diiringi cucuran air mata
Mengalir deras, gugur di mukenah dan sajadah
Jeritan menyebut asma Mu
Gaungnya menggelegar mengoyak langit
Bagai dalam mimpi sebuah keajaiban terjadi
Terhenti pada lembar ke tujuh puluh
Dan aku pun bersaksi ya Robbi ya Ghoniyy… Engkau Maha Kaya
Madinah, 14 Agustus 2017
6

DUKA
Siti Rohani

Gulita malam ini


Diiringi curahan hujan
Tiada henti memaku-maku bumi
Merajam hati

Nyanyian kepedihan beradu kencang


Dengan tetesan hujan yang tak perduli
Sukmaku tertikam sepi
Jiwa mati berkali-kali

Kini tubuhku merangka bersama abu


Kepedihan memeluk dengan menggebu-gebu

Mauku menghadang takdir


Melupakan realita
Menjemput mimpi-mimpi indah

Malam hampir pagi


Terlihat langit mulai memerah
Semakin bergairah duka itu menggauliku

Tarakan, 2 Januari 2018


7

HARAPAN KOSONG
Siti Rohani

Putus asa hadir


Menusuk harapan
Cibiran melukai kesabaran

Kutatap wajahmu
Masa lalu kita
Terlukis indah di sana

Tatkala kita saling pandang


Berpegang erat
Berjanji tuk bersama selamanya
Mengarungi samudera kehidupan

Andai itu abadi


Tersurat dalam takdir kita

Nyatanya, aku tetap di sini


Dan kau harus pergi

Tarakan, 10 November 2018


8

PETUAH UNTUK JAGOAN EMAK


Siti Rohani

Sampailah sudah pada perjanjian sakral


Yang disaksikan Allah dan malaikat
Tunai sudah janji bakti emak
Cinta emak adalah yang paling menenangkan
Tak berwujud
Namun meneduhkan bagai oase dipadang pasir nan gersang

Masih terbayang dalam ingatan


Pelukan hangat kecilmu, jagoan
Berlari mencari emak
Tangismu adalah lara emak
Bahagiamu adalah surga emak

Kini, kakimu mulai menapaki kehidupan baru


Penuh rintangan dan ujian
Namun setiap kau terluka
Emak selalu ada untukmu
Memberikan petuah dan untaian doa

Hiduplah dengan keindahan hati seorang wanita


Bisa mendamaikan dan mengokohkan jiwa jagoanmu
Kesulitan memperkuat kedewasaan
Kesukaran memperkokoh karakter kelaki-lakian mu

Sosok jagoan sejati


Bukanlah ia yang telah terbebas dari kejahatan kehidupan
Namun ia yang telah mengatasinya
Hingga sampai ke puncak, walau terinjak-injak

Ingatlah jagoan emak


Pernikahan laksana pelaut di atas samudera
Penuh dengan gelombang
Bisa mengantar ke tepian pulau impian
Atau dalam palung lautan derita

Mencintai bukan untuk menyamai


Tapi keikhlasan menerima perbedaan

Pernikahan bagai menatap daun jatuh di musim gugur


Selalu berubah dan makin indah
Cinta perlu dijaga dan dipupuk
Lahan terbaiknya adalah pernikahan
Samarinda, 8 Agustus 2020
9

PEJUANG TANGGUH
Siti Rohani

Mungkin bumi sudah terlalu tua dan lelah


Tergilas oleh manusia - manusia egois yang berulah
Mungkin bumi telah rentan,
Ternoda oleh sejuta keserakahan

Kau datang dengan perlahan


Membuat bumiku keresahan
Membuat jiwa-jiwa ketakutan

Namun ku pantang menyerah


Asa tetap menyala
Berkobar tuk sebuah harapan
Menjadi pejuang tangguh
Mengukir semangat juang

Biar rebah jangan berubah


Biar tumbang terus berjuang
Ujian adalah tarbiyah Allah
Tuk semakin dekat dengan Nya

Terus belajar…. belajar…. dan berkarya


Walau pandemi entah kapan kan sirna
Api semangat kan terus menyala
Demi sebuah cita-cita

Tarakan, 18 Oktober 2021


10

EMAK
Siti Rohani

Emak…
Karenamu, ku bisa hadir di dunia ini
Karenamu, ku bisa melihat dunia ini
Dan karenamu, ku bisa sekuat dan setegar ini

Emak…
Kau matahariku
Kau pahlawanku
Kau jiwaku
Penerang jalan gulitaku

Emak…
Nafasmu yang tak pernah terjerat dusta
Asa yang tak koyak dimakan masa
Sejuta sakit kau rasa, tetap penuh cinta
Untuk kami, anak-anakmu…

Emak…
Tanpa keluh kesah kau besarkan kami
Dengan segenap rasa bangga di hati
Kau lewati jalan berduri

Emak…
Harapku kau tak cepat tua dan renta
Doaku kau tak lelah dalam usia
Pintaku kau selalu menyinari langkah-langkahku
Kau terus bersamaku dengan cinta dan petuahmu
Tuk pengobat luka dalam kepedihan

Kaulah emak… laut dan langit


Kaulah emak… mentari dan rembulan
Yang mengayomi perjalananku
Mencari jejak surga di telapak kakimu

Tarakan, 5 November 2021


11

SAHABAT PUTIH ABU-ABU


Siti Rohani

Berawal dari sebuah perkenalan


Terjalin sebuah ikatan
Rajutan benang indahnya persahabatan
Terpintal jadi selembar selendang keakraban

Deretan hari demi hari kita lalui


Walau itu hanya sebatas waktu
Meniti dalam satu rasa
Berbagi dalam suka duka

Ratusan lembar sudah ditorehkan


Untuk jalinan kisah kita
Berbaur dalam manisnya ikatan
Ada tawa di sana
Ibarat angin yang menebar kebahagiaan

Rangkaian sebuah kisah persahabatan


Kisah yang tak lekang ditelan waktu
Lakoni takdir kita dengan penuh perjuangan

Tarakan, 17 Desember 2021


12

SENJA DI KAMPUNG ORANG


Siti Rohani

Saat ini menyambut senja di kampung orang


Terasa asing menggamang
Panorama beda
Kali ini nampak deretan pepohonan menghijau
bagai deretan zamrud khatulistiwa

Kabut mengaburkan pandangan mata


Nyanyian burung hantu dendangkan lagu irama klasik
Tebar pesona sang surya dengan warna emas
Dan lukisan Maha Pencipta
Sebuah karya Maha Besar yang tiada tara

Hening, damai,bahagia, suka cita


Dan senjapun pamit berganti gelap
Tinggal bayang-bayang hitam
Dan suara bising mesin kereta besi
Tetap kunikmati....

Kutai Kartanegara, 18 Desember 2021


13

TAK BERUJUNG
Siti Rohani

Dalam pelukan gulita


Jalan tampak tak berujung
Diiringi jeritan mesin
Ngilu terasa
Sesekali terdengar alunan dengkur
Lirih bersahut-sahutan
Aku yang tetap terjaga
Membilang pepohonan tak terbilang

Mulai langit biru cerah


Hingga hitam tak berbintang
Sejenak berpapasan kereta mesin
Yang berlalu lalang

Jalan ini masih panjang


Sepanjang asaku yang tak terhalang

Berau, 17 Desember 2021


14

HARUAN DI TANAH SEBERANG


Siti Rohani

Masih duduk dalam diam


Mengharu biru
Bersama nyanyian mesin kereta besi
Tetap mengeja barisan kehijauan pepohonan
bercanda bersama ilalang

Sang surya menyapa dengan lembut dan ramah


Merambat giat oang-orang asing di tanah rantau
Alhamdulillah bisa menikmati sajian nasi kuning lawan iwak haruan
ditemani secangkir teh hangat
Bekal menyapa sang surya tuk balik kampung

Membawa sejuta kenangan


Rindu yang mulai menggelitik kembali penuhi relung hati
Yang tertinggal untuk tiga permata hati
Ingin kembali lagi menyatu
Dengan canda, lelucon dan terselip wajah masam
Dendang rangkaian lagu yang seadanya penuh seloroh
Akhirnya pecah dimuara cerita, gelak tawa bersama

Tunggu pertemuan selanjutnya…

Samarinda, 19 Desember 2021


15

PILU
Siti Rohani

Kami datang
Tuk melantunkan lagu kemesraan
Memecah kerinduan yang mengkristal
Sebuah rindu tanpa berujung
Meruntuhkan sepi kian menggunung

Ku dekap bahu ringkihmu


Ku jabat keriput tanganmu
Ku tatap bola mata yang kian mengeruh
Ada setitik luka di sana

Ada embun nyaris jatuh


di sudut mata
Namun asa tetap kau rajut
Tuk melakoni takdir

Hampir hilang ingatanmu


Tergerus usia yang menua
Tertimpa nestapa
Duka sepanjang musim

Ya Allah penguasa jagad raya


Beri mereka setitik bahagia
Mengurai mimpi buruk ini
Sesaat sebelum Kau jemput pulang
Tutup usia

Tarakan, 22 Desember 2021


16

MUDIK
Siti Rohani

Rindu dalam kalbu


Masih seperti dahulu
Kemanapun langkah kaki menuju
Menggelitik nurani selalu
Kembali pada kampung halamanku
Yang dirindukan sepanjang waktu

Kuseberangi lautan
Terayun-ayun diiringi deru ombak
Berimajinasi dengan lautan
Melawan ombak pantai harapan

Demi sampai tujuan


Ku menmbus batas khayalan
Yang membawaku kembali pulang
Melintasi pinggiran samudera
Membaca riak gelombang

Luas bentangan samudera ombak menerpa


Kapal mesin merangkak mengikuti arus
Anginpun siap membawaku pergi
Menuju kampung halaman

Bunyu, 31 Desember 2021


17

THAHAJUD
Siti Rohani

Disepertiga malam terakhir yang kian hening


Saat penghuni bumi larut dalam buaian mimpi indah

Akulah pemburu dalam sepi


Meniti pekatnya hembusan angin malam
Renungkan hakikat kehidupan duniawai
Setelah siang adalah buang-buang kata

Curahan sejuknya air menyucikan diri ini


Lanjut bersimpuh di atas sajadah putih
Melafalkan ayat-ayat suci
Bermohon sejuta harapan di sanubari

Malam semakin menjurang


Ada damai ku rasa
Obat segala luka
Penyejuk gundah gulana
Peredam segala gejolak dunia

Dalam do’a disetiap sujudku


Cinta menggema pada Mu
Menembus batas langit ke tujuh
Berharap do’a diijabah selalu

Kampung Satu, 12 Maret 2022


18

ANTRI MINYAK GORENG


Siti Rohani

Barisan warna warni panjang mengular


Beriringan menyemut bagai pawai
Berdesak-desakan, berhimpit-himpitan
Tak peduli tatapan garang sang surya
Tak terhirup sudah aroma peluh mereka

Wahai penguasa
Lihatlah rakyatmu menderita
Minyak goreng semakin langka
Ibu rumah tangga kian merana

Kini…
Harga minyak goreng lebih mengerikan dari cerita horor
Rakyat jelata diteror
Seperti hidup di negeri diktator
Mengantri pakai kolor
Kendor dan molor

Biarlah minyak goreng diteror


Mungkin bisa mengurangi kolestrol
Walau dompet jadi tekor
Akhirnya… Penguasa pemegang rekor

Pasar Ghuser, 15 Maret 2022


19

ANAKKU DI RANTAU
Siti Rohani

Jangan dikira seperti anak tak bertuan


Jauh di kampung orang
Haus belaian kasih sayang

Anak ku di rantau…
Berpacu dengan waktu
Dalam persaingan tanpa batas

Secuil waktu perjalanan hidup tentu sangat bermakna


Sekelumit bisikan kata sukses menjadi obat lelah
Sebongkah harapan menjadi obat duka lara

Jadilah pejuang bukan pecundang


Maka jangan ragu
Ada kekuatan luar biasa di balik do’a ibu
Lakoni, jalani demi sekantong harapan
Harapanmu, saudaramu, ibumu
Walau lelah, tetap teguh mengais ilmu
Meski hati meraung-raung untuk bertemu
Kepada angin titipkan rindu

Walau jalanmu penuh onak dan duri


Melangkahlah dengan pasti
Tuk menyentuh jiwa-jiwa yang gersang

Anakku…
Jangan sesali apa yang telah terjadi kemarin
Tetapi jika tak mampu menjadi lebih baik hari ini
Kamu memang pantas merasa menyesal

Tarakan, 20 Maret 2022


20

CAHAYA RAMADHAN
Siti Rohani

Kabar bahagia kan datang


Di bulan penuh keberkahan
Di bulan sarat pengampunan
Serta sejuta kemuliaan

Ramadhan, sebentar lagi akan menyapa


Menjadi penyejuk hati yang hampa
Mengharumkan nafas yang tertahan
Menenangkan rasa kegelisahan

Ramadhan, namamu suci nan menawan


Membuat insan kan tertawan
Tuk meraih pahala ganda

Tumpas napsu nan meraja


Menikmati lapar dahaga mendera
Lisanpun kan terjaga
Semoga kian kikis salah dan dosa

Tarakan, 27 Maret 2022

Anda mungkin juga menyukai