Anda di halaman 1dari 7

Tugas Puisi Lama Bahasa Indonesia

Oleh:
M. Danish Al Farisi
X IPA BOARDING

SMA LUQMAN AL-HAKIM


PESANTREN HIDAYATULLAH
 Mantra:
 Assalamualaikum putri satulung bersar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
 Assalamualaikum putri satulung bersar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu

 Bidal:
 Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau.
 Ada budi ada talas, ada budi ada balas.

 Pantun:
 Waktu kecil minumnya milo
Hingga besar masih ketagihan
Beginilah nasib menjadi jomblo
Ke kondangan tak ada gandengan
 Begini pula namanya cinta
Hati selalu berbunga-bunga
Kalau sudah mengingat nona
Senyum sendiri macam orang gila
 Taliban:
 Pasang wajah muka memelas
Orang sekitar sampai kesal
Hingga semua berpaling muka
Tuntutlah ilmu dengan ikhlas
Agar kelak tak menyesal
Siap menghadapi tantangan dunia
 Berlayar ke pulau antah berantah
Menerjang gulungan ombak
Bersama nahkoda tak kenal kalah
Agar kau tak bersusah payah
Melewati masa depanmu kelak
Tuntutlah ilmu tak kenal lelah

 Gurindam
 Jika bertindak pikirlah dulu
Supaya sesal tak membelenggu
Jikalau tidak dipikir dulu
Kesusahan ‘kan menghampirimu
Jikalau sudah susah begitu
Pastilah sesal ‘kan membelenggu
 Ketika hendak mencari ilmu
Haruslah sungguh-sungguh selalu
Jika bermalas-malas selalu
Ilmu tak akan bisa kau ampu
Jikalau engkau tidak berilmu
Maka hidupmu sesat selalu

 Seloka:
 Untuk apa punya belati
Jika tak pernah jua diasah
Untuk apa beranak istri
Jika tak pernah dikasih nafkah
 Jika tak pernah jua diasah
Si belati pun akan menumpul
Jika tak pernah dikasih nafkah
Nanti dapur pun takkan mengepul
 Syair:
 Hidup di bumi sementara
Hidup di Sana selamanya
Ingatlah wahai kawan semua
Janganlah sampai engkau terlupa
 Luka di kaki masih bisa diobati
Pun begitu pula luka di jari
Namun jika sudah luka di hati
Sungguh sukar untuk diobati
 Masnawi:
 Umar
Umar yang adil dengan perinya
Nyatalah pun adil sama sendirinya
Dengan adil itu anaknya dibunuh
Inilah adalat yang benar dan sungguh
Dengan beda antara isi alam
Ialah yang besar pada siang malam
Lagipun yang menjauhkan segala syar
Imamu ‘ihak ke dalam padang mahsyar
Barang yang Hak ta’ala katakan itu
Maka katanya sebenarnya begitu.
 GRABYAGAN TERKENAL JEGER DENGAN MODAL NEKAD
GERAKAN INTELEKTUAL GEGER TERDENGAR MODEL SEKED
SIDUPRAJA SUNGAI MENGALIR DEPAN MASJID HUBBUSULKHI
CINTAI DAMAI MASYARAKAT SEJAHTRAH LOH JINAWI

 Rubai:
 Dunia juga yang indah maka tercenganglah manusia
Sebab terkadang ia terhina dan lagi termulia
Bahwa seseorang tiada kenal dunia itu
Dalam dunia juga hidupnya sehari sia-sia
 Subhanahu allah apa segala hal manusia
Yang tubuhnya dalam tanah jadi duli yang sia
Tanah ini kujadikan tubuhnya kemudian
yang ada dahulu ada padanya terlalu mulia

 Nazam:
 Kehidupan adalah anugerah
Anugerah yang diberikan Allah
Hendaklah bersyukur kita selalu
Untuk menenangkan kalbu
Ibarat air di waktu subuh
Sejuk dan suci laksana penyembuh
Jangan biarkan ia keruh
Jangan hadapi dengan keluh
Jika tak pandai berpedoman
Jatuh ke jurang curam dan terjal
Bentengi diri dengan iman
Agar tak risau ketika ajal
 Bahwa bagi raja sekalian
Hendak ada menteri demikian
Yang pada sesuatu pekerjaan
Sempurnakan segala kerajaan
Menteri inilah maha tolan raja
Dan peti segenap rahasianya sahaja,
Karena kata raja itu katanya
Esa artinya dan dua adanya
Maka menteri yang demikianlah perinya
Ada kerajaan raja dirinya
Jika raja dapat adanya itu,
Apat peti rahasianya di situ

 Gazal:
 Kekasihku seperti nyawa pun adalah terkasih dan mulia juga
Dan nyawaku pun, mana daripada nyawa itu jauh ia juga
Jika seribu tahun lamanya pun hidup ada sia-sia juga.
Hanya jika pada nyawa itu hampir dengan sedia suka juga
Nyawa itu yang menghidupkan senantiasa nyawa manusia juga.
Dan menghilangkan cintanya pun itu kekasihku yang setia juga
Kekasihku itu yang mengenak hatiku dengan rahasia juga,
Bukhari yang ada serta nyawa itu ialah berbahagia juga
 Anak bujang bermain gambus
Gambus sebagai pengiring gazal
Cinta di hati teramat tulus
Kepada bujang berambut ikal
Anak bujang bermain gambus
Teramat merdu terdengar melodi
Lihatlah bujang berambut lurus

Anda mungkin juga menyukai