SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
DENNY RISMANTO
NIM 1112016300045
1
i
ii
iii
DENNY RISMANTO 1112016300045. Pengaruh Media Mobile Learning
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Alat Optik. Skripsi
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017
Permasalahan utama dalam penelitian ini siswa kesulitan dalam bidang sains
khususnya pelajaran fisika, dan penggunaan smartphone yang disalahgunakan
oleh siswa dapat berdampak buruk terhadap hasil belajar. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning
berbantuan android terhadap hasil belajar siswa pada konsep alat optik. Penelitian
dilaksanakan di SMK AL-HASRA. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode eksperimen semu, dengan desain penelitian nonequivalent control group
design. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X TKJ 1 sebagai kelas
eksperimen dan X TKJ 2 sebagai kelas kontrol. Sampel tersebut ditentukan
berdasarkan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah instrumen tes berupa pilihan ganda dan nontes berupa angket. Penelitian ini
belum pernah dilakukan sebelumnya. Temuan yang menarik dari penelitian ini,
peneliti melakukan uji validitas konstruk dengan content validity index (CVI)
untuk menentukan kesesuaian pada instumen tes. Data hasil instrumen tes
dianalisis secara kuantitatif menggunakan uji analisis statistik nonparametrik
dengan Mann-Whitney U, sedangkan data hasil instrumen nontes dianalisis secara
kuantitatif, menghasilkan data berupa persentase, kemudian dikonversi menjadi
data kualitatif. Berdasarkan analisis data tes, diperoleh bahwa >sig.(2-tailed).
Artinya, terdapat pengaruh aplikasi latihan aplikasi alat optik terhadap hasil
belajar siswa pada konsep alat optik. Selain itu, pembelajaran menggunakan
aplikasi berbantuan android lebih tinggi dalam meningkatkan ranah kognitif C1
(mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan) dan C4 (menganalisis). Hasil
analisis data nontes menunjukkan respons siswa terhadap aplikasi latihan alat optik
secara keseluruhan memperoleh hasil dengan kategori baik.
Kata kunci: Aplikasi berbantuan android, Hasil Belajar, Mobile learning, Alat
optik.
iv
DENNY RISMANTO 1112016300045. The Effect of Media Mobile Learning
Android Assisted Of Student Learning Outcomes On the Concept of Optical
Tools . Skripsi of Physics Education Program, Science Education Departement,
Faculty of Tarbiyah and Teaching Training, State Islamic University of Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2017.
The main problem in this research that students have difficulty in science,
especially physics lesson, and the use of smartphones that are abused by students
can adversely affect the learning outcomes. This research aims to determine the
effect of optical learning tools application by mobile learning android assisted on
student learning outcomes. The research was conducted at SMK AL-HASRA. The
research method used is quasi experimental, with nonequivalent control group
design. The sample in this research was X TKJ 1 as experiment class and X TKJ 2
as control class. Sample is determined by purposive sampling technique.
Instrument used is test instrument in the form of multiple choice and questionnaire.
This research has never been done before. An interesting finding from this
research, the researchers done the validity test of the constructs with content
validity index (CVI) to determine the suitability of the test instrument. The test
instrument result data was analyzed quantitatively using nonparametric statistical
analysis test with Mann-Whitney U, while nontest instrument result data was
analyzed quantitatively obtaining data in percentage, then was converted to
qualitative data. Based on the analysis of test data,it was found that >sig.(2-
tailed). It means, there is effect of optical learning tools application by mobile
learning android assisted on student learning outcomes. In addition, learning using
android assisted application is higher in improving cognitive domain C1
(remember), C2 (understand), C3 (apply), and C4 (analyze). Nontest analysis data
result showed students’ responses to the optical learning tools application obtained
good category results overall.
v
KATA PENGANTAR
Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih
tersebut disampaikan kepada:
1. Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dwi Nanto, Ph.D., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Iwan Permana Suwarna, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
waktu, arahan, dan saran untuk membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.
4. Diah Mulhayatiah, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik.
5. Seluruh dosen, staff, dam karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya
program studi pendidikan fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan,
pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.
6. Drs. Cik Hakim, selaku kepala madrasah SMK Al-Hasra.
7. Baihaki Ari Nugraha, S.Pd., selaku guru bidang studi fisika SMK Al-Hasra yang telah
memberikan izin penelitian dan membimbing selama penelitian berlangsung.
8. Dewan guru, staff, karyawan, dan siswa-siswa SMK Al-Hasra khususnya X TKJ I dan
X TKJ II yang telah memberikan bantuan selama penelitian berlangsung.
vi
9. Keluarga tercinta Ayahanda Triyono, dan Ibunda Sariyem, serta semua keluarga yang
selalu mendoakan dan mendorong penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan
meraih cita-cita. Skripsi ini saya persembahkan untuk Bapak dan Ibu.
10. Teman sejawat Pendidikan Fisika angkatan 2012 beserta kakak-kakak tingkat
pendidikan Fisika yang telah memberikan inspirasi dan motivasi.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
E. Tujuan Penelitian......................................................................................... 4
viii
E. Populasi dan Sampel ................................................................................. 43
A. Kesimpulan................................................................................................ 85
ix
B. Saran-saran ................................................................................................ 85
Daftar Pustaka ......................................................................................................86
Lampiran ..............................................................................................................89
x
Daftar Gambar
xi
Daftar Tabel
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
LAMPIRAN D TAMPILAN APLIKASI LATIHAN ALAT OPTIK ...........295
LAMPIRAN E SURAT-SURAT PENELITIAN .............................................296
Lampiran E 1 Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................296
Lampiran E 2 Surat Keterangan Penelitian ..........................................................297
Lampiran E 3 Lembar Uji Refrensi ......................................................................298
Lampiran E 4 Biodata Penulis..............................................................................304
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang begitu pesat menciptakan kultur baru dalam
dunia pendidikan. Di era perkembangan teknologi ini, user lebih cepat dalam
mencari informasi dan lebih mudah dalam memahami pelajaran yang bersifat
abstrak menjadi konkret. Pada kurikulum 2013 menekankan media yang dapat
menunjang dalam proses pembelajaran diantaranya dengan berbantuan teknologi.
Dengan memanfaatkan teknologi pada setiap mata pelajaran, maka kualitas sumber
daya manusia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat ditingkatkan guna
menghadapi tantangan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Guru
dapat menggunakan fasilitas teknologi dalam pembelajaran fisika, karena konsep
fisika banyak yang bersifat matematis dan sulit dipahami oleh siswa.
Fisika merupakan pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa. Hal ini terlihat
dari hasil PISA tahun 2015 yang menyatakan bahwa Indonesia berada pada
peringkat 62 dari 70 negara untuk bidang sains. 1 Selain itu, berdasarkan hasil Ujian
Nasional pada SMK swasta tahun 2015/2016 diperoleh informasi bahwa nilai rerata
UN pada mata pelajaran fisika 57,48. Sementara hasil wawancara pada studi
pendahuluan diperoleh informasi bahwa persentase tingkat ketuntasan siswa sangat
kecil, salah satunya pada konsep alat optik sebesar 50%. Dengan kata lain, siswa
mengalami kesulitan dalam mempelajari pelajaran fisika, khususnya pada konsep
alat optik. 2
Kesulitan siswa dalam memahami fisika disebabkan oleh beberapa hal.
Menurut Byun, Ha& Lee, siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari pelajaran
fisika karena mereka tidak suka dengan mata pelajarannya.3 Siswa tidak dapat
memahami, menyimpulkan, dan tidak mampu merespons apa yang ditanyakan pada
1
Programme For International Student Assassment (PISA), Result From PISA 2015
2
Pemaparan hasil ujian nasional 2016
3
Susana Anggraheni, Analisis kesalahan dalam menyelesaikan soal materi pokok cahaya
pada siswa kelas VIII SMPN 1 Wonosegoro tahun ajaran 2011/2012, Skripsi pada Universitas
Sebelas Maret, Surakarta, 2012, h.2
1
2
soal fisika, khususnya materi optik yang disajikan guru.4 Hal ini menyebabkan
siswa mengalami kesalahan dalam mengerjakan soal dan mendapat hasil yang
kurang maksimal. Selain itu, terdapat faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar
siswa kurang maksimal, salah satunya adalah penggunaan gadget yang
disalahgunakan.
Gadget digunakan hanya untuk bermain game online, mengakses berbagai
media sosial, dan mereka cenderung memiliki gadget untuk mengikuti trend yang
ada saat ini. Berdasarkan pemaparan di atas, penggunaan gadget belum digunakan
dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat menyebabkan, hasil belajar fisika tidak
akan meningkat, menyebabkan kurangnya minat siswa dalam pembelajaran di
kelas, serta rendahnya pemahaman konsep siswa.5 Upaya untuk memperbaiki
kondisi pembelajaran fisika dengan bantuan gadget salah satunya adalah
penggunaan mobile learning.
Penggunaan mobile learning yang dilakukan melalui perangkat komunikasi
nirkabel di perkirakan dapat membantu menyelesaikan permasalahan dalam
pembelajaran fisika.6 Mobile learning memiliki karakteristik yang praktis dibawa
kemanapun. Salah satu media yang dapat digunakan dalam mobile learning adalah
Smartphone.
Smartphone memiliki fungsi multimedia yang menyajikan suara, gambar,
teks, video, dan dapat digunakan untuk mengakses internet. Mobile learning dengan
menggunakan smartphone bersistem operasi android juga dapat memfasilitasi
siswa agar dapat belajar dimana saja dan kapan saja tanpa dibatasi oleh ruang dan
waktu sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Sistem
operasi android ini memiliki kelebihan, yaitu platform terbuka (open source)
sehingga semua aplikasi android dapat diunduh secara gratis. Pengembangan dari
media ini dengan yang lain, yaitu media yang dibuat lebih ditekankan kepada
4
Anik Surnarsih, Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fisika pokok
bahasan alat optik berdasarkan taksonomi solo, Skripsi pada Universitas Jember, 2002, h.33
5
Beauty Manupil dkk, Hubungan penggunaan gadget dengan tingkat prestasi siswa di
sma negeri 9 manado, ejoural keperawatan Volume 3 Nomor 2, 2015, h.1
6
Hafizul, dan Khairulanuar, Mobile Learning Environment System (MLES): The Case of
Android-based Learning Application on Undergraduates’ Learning, International Journal of
Advanced Computer Science and Applications Vol 3 No 3, 2012, h.1
3
latihan soal-soal. Beberapa latihan soal berupa video agar siswa lebih memahami
fenomena terkait materi alat optik yang bersifat abstrak, lalu media dilengkapi
penjelasan jawaban melalui suara agar siswa lebih terarah dalam mengerjakan soal
pemahaman maupun perhitungan, dan disediakan video pembelajaran untuk
meningkatkan minat belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut diharapkan dapat mengurangi
kesalahan siswa dalam mengerjakan soal, dapat melatih keterampilan siswa dalam
mengerjakan soal, meningkatkan minat belajar siswa, serta meningkatkan hasil
belajar fisika siswa. Sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Media Mobile Learning Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada
Konsep Alat Optik”.
B. Identifikasi Masalah
Dengan mengacu dari latar belakang di atas, maka identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Rendahnya hasil belajar fisika siswa khususnya materi optik
2. Kurangnya minat belajar siswa dalam pembelajaran di kelas
3. Siswa belum mampu memanfaatkan smartphone secara maksimal untuk proses
pembelajaran khususnya fisika
4. Siswa kurang terlatih dalam mengerjakan latihan soal-soal
5. Rendahnya pemahaman siswa terhadap rumus karena siswa hanya menghafal
rumus-rumus yang disajikan guru di dalam kelas.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan,
permasalahan tersebut tidak mungkin untuk diteliti semua karena keterbatasan
penelitian ini. Sebagai berikut:
1. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif
berdasarkan taksonomi Bloom dimulai dari tahap mengingat (C1) hingga
menganalisis (C4) saja.
4
A. Deskripsi Teoritik
1. Media pembelajaran
a) Definisi media
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’.7 Menurut Gerlach & Ely dalam bukuya
Azhar Arsyad, mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam
pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara
lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses,
dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Sedangkan menurut Gagne,
media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar.8
7
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hal 3
8
Ibid hal 3
9
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan,(Jakarta:Kencana Prenada Group, 2013 ) hal 162
6
7
10
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta:Gaung
Persada Press, 2008), hal 7
11
Wina Sanjaya, op.cit. hal 169-171
12
Azhar Arsyad, op.cit. hal 26-27
8
13
Ibid, hal 25
14
Karim Q Hussein, Authoring System Of Drill & Practice E-Learning Modules For
Hearing Impaired Students, Journal of Computer Science & Information Technology(IJCSIT) Vol.
7 No.1, 2015, h.132
15
Deni Darmawan. Teknologi Pembelajaran. (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2012)
hal 105-106
9
16
Claire O’Maley, Guidelines for Learning/Teaching/Tutoring in a Mobile Enviroment,
MOBllearn, 2005, h.6
17
Deni Darmawan. Teknologi Pembelajaran. (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2012)
hal 15-17
10
2. Hakikat android
a) Sistem operasi android
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara
pemakai komputer dan perangkat keras komputer.18 Pendapat lain sistem operasi
merupakan perangkat lunak yang dibuat untuk mempermudah pengguna atau
program aplikasi dalam mengakses sumber daya komputer mobile device.19
Android merupakan sebuah software yang digunakan pada perangkat
mobile yang mencangkup sistem operasi, middleware dan aplikasi kunci yang
dirilis oleh Google.20 Pendapat lain, android merupakan sebuah sistem operasi
perangkat mobile berbasis Linux yang mencangkup sistem operasi, middleware dan
aplikasi.21
Jadi, sistem operasi android adalah sebuah program yang digunakan dalam
perangkat smartphone. Fungsinya sama seperti sistem operasi symbian di Nokia,
iOS di Apple dan Blackberry OS.
b) Versi android
Hingga saat ini, terdapat beberapa versi dari sistem operasi android, antara lain:
1) Android versi 1.0-1.1
Pada 9 Maret 2009, Google merilis android versi 1.1. Android versi ini
dilengkapi dengan pembaruan estetis pada aplikasi, jam alarm, voice search
(pencarian suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan pemberitahuan email.22
2) Android versi 1.2-1.5 (Cupcake)
Pada pertengahan Mei 2009, Google kembali merilis seluler dengan
menggunakan android dan SDK (Software Development Kit) dengan versi 1.5
(Cupcake). Terdapat pembaruan termasuk juga penambahan beberapa fitur dalam
seluler versi ini yakni kemampuan merekam dan menonton video dengan modus
18
Bambang Hariyanto, Sistem Operasi, (Bandung: Informatika Bandung, 2009), cet. 4,
h.1
19
Kusnadi, dkk, Sistem Operasi, (Yogyakarta: CV Andi OFFSET, 2008), h.v
20
Tim EMS, Pemrograman Android dalam Sehari, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2015), h.1
21
Tim Litbang Wahana Komputer, Mudah Membuat Game Android Berbasis Adobe AIR,
(Yogyakarta: CV Andi OFFSET, 2014), hal 2
22
Nazaruddin Safaat H, Android Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet
PC berbasis Android Revisi Kedua, (Bandung: Informatika Bandung,2015), h.10
11
kamera, men upload video ke youtube dan gambar ke picasa langsung dari telpon,
dukungan bluetooth A2DP, kemampuan terhubung secara otomatis ke headset
bluetooth, animasi layar, dan keyboard pada layar yang dapat disesuaikan dengan
sistem.23
3) Android versi 1.6 (Donut)
Donut (versi 1.6) dirilis pada September 2009 dengan menampilkan proses
pencarian yang lebih baik dibanding sebelumnya, penggunaan baterai indikator dan
kontrol applet VPN. Fitur lainnya adalah galeri yang memungkinkan pengguna
untuk memilih foto yang akan dihapus, kamera, camcorder, dan galeri yang
diintegrasikan, CDMA/EVDO, 802.IX, VPN, gestures, dan text-to-speech engine,
kemampuan dial ponsel, pengadaan resolusi VWGA.24
4) Android versi 2.0-2.1 (Eclair)
Pada 3 Desember 2009 kembali diluncurkan ponsel android dengan versi
2.0/2.1 (Eclair), perubahan yang dilakukan adalah pengoptimalan hardware
dukungan HTML5, daftar kontak yang baru, dukungan flash untuk kamera 3,2 MP,
digital zoom, dan bluetooth 2.1.25
5) Android versi 2.2-2.2.3 (Froyo: Frozen Yoghurt)
Pada bulan Mei 2010 android versi 2.2 rev 1 diluncurkan. Fitur yang
tersedia di android versi ini sudah kompleks diantaranya, yaitu kerangka aplikasi
memungkinkan pengguna dan penghapusan komponen yang tersedia; dalvik virtual
machine dioptimalkan untuk perangkat mobile; grafis 2D dan grafis 3D berdasarkan
libraries openGL; SQLite: untuk menyimpan data; mendukung media: audio, video,
dan berbagai format gambar(MPEG4, H264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF);
GSM, bluetooth, EDGE, 3G, dan wifi (hardware independent), kamera, Global
Positioning System (GPS), kompas, dan accelerometer(tergantung hardware).26
6) Android versi 2.3-2.4 (Gingerbread)
Android versi 2.3 diluncurkan pada Desember 2010, hal-hal yang direvisi
dari versi sebelumnya adalah kemampuan seperti berikut: SIP-based VolP, Near
23
Ibid, h.10
24
Ibid, h.11
25
Ibid, h.11
26
Ibid, h.11
12
27
Ibid, h.11
28
Aan, Mengenal Android, 19 September 2016 (www.aan.my.id)
29
Ibid, h.1
30
Ibid, h.1
13
aplikasi telpon, google now launcher, dan pastinya memiliki interface UI yang
baru.31
11) Android versi 5.0 (Lolipop)
Android versi 5.0 merupakan versi paling baru dari sistem operasi android.
Android versi 5.0 sendiri dianggap membawa update yang fantastis, banyak
perubahan yang disertakan google di dalamnya.32
(gambar)
c) Kelebihan android
Menurut TIM EMS berikut kelebihan android, sebagai berikut:33
1) Multitasking, artinya android bisa menjalankan beberapa aplikasi secara
bersamaan. Seperti ber-facebook-an sambil whatsapp-an dan bbm-an. Plus
sambil menerima telpon dari teman.
2) Terdapat notifikasi ketika ada panggilan/sms, ketika ada sms dan email yang
masuk, akan terdapat notifikasi pada home screen di layar ponsel diikuti
dengan indikator yang berkedip-kedip, atau bunyi, sehingga tidak akan
ketinggalan ketika ada pesan/email yang masuk
3) Dukungan ribuan aplikasi terpercaya melalui situs Google Play, Google
menyediakan situs Google Play(Android Market) bagi para pengguna android
untuk mendapatkan berbagai aplikasi yang diperlukan
4) Penggunaan widget pada home screen, sehingga akan memudahkan dan
mempercepat penggunaan ketika membuka aplikasi.
d) Kelemahan android
Menurut TIM EMS berikut kelemahan android, sebagai berikut:34
1) Boros pada penggunaan baterai, hal ini karena banyakanya fitur android,
seperti 3G, maps, lattitude, GPS, gmail, dan seterusnya.
2) Sentralisasi Google, karena android merupakan produk open source dari
Google, maka aplikasi yang berjalan pada android kebanyakan menyatu
dengan layanan Google
31
Ibid, h.1
32
Ibid, h.1
33
Tim EMS, op.cit, h.6
34
Tim EMS, op.cit, h.7
14
35
Ardy Saputro, Membuat Game Adventure Adobe Flash CS 6 ActionScript 3.0
(Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2016), h.5
36
Ibid, h.5
15
keterampilan mereka (seperti Flash, Flex, HTML, Javascript, dan PDF) untuk
membangun Rich Internet Application(RIA), dan kontennya kedalam platform
baru. Adobe AIR merupakan fitur pengembangan adobe flash cs6, yang berfungsi
untuk memungkinkan penggunaan tools yang dimiliki Adobe Flash dapat
dikembangkan kedalam aplikasi berbasis android. Aplikasi ini hanya mendukung
OS Android 2.2(Froyo) ke atas, serta perangkat dengan prosessor ARMv7 atau
lebih tinggi. AIR untuk android tidak dapat bekerja pada versi sebelumnya.37
3. Hasil belajar
Definisi hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya.38 Sedangkan, proses adalah kegiatan yang
dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian,
maka dalam proses pembelajaran selalu menghasilkan hasil belajar.
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal
cenderung menunjukkan hasil yang berciri, sebagai berikut:
a) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa
b) Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya
c) Hasil belajar diperoleh dari kemampuan dan kemauannya sendiri, sehingga
dapat bermakna bagi dirinya
d) Hasil belajar diperoleh secara komprehensif
e) Kemampuan siswa untuk mengontrol dan mengendalikan diri dalam menilai
hasil yang dicapainya. Sehingga, siswa sadar bahwa tinggi-rendahnya hasil
belajar yang dicapainya begantung pada usaha dan motivasi belajar dirinya
sendiri.
Benyamin S.Bloom mengklarifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah,
yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.39 Dari ketiga ranah
tersebut, ranah kognitiflah yang sering dijadikan bahan penilaian bagi guru di
37
Tim Litbang Wahana Komputer, Mudah Membuat Game Android Berbasis Adobe AIR
(Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2014), h.3
38
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2009), hal. 22
39
Ibid, hal. 22
16
40
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl (eds), Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), Cet. 1, h.99-128
17
Ranah afektif meliputi ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai terbagi
menjadi lima kategori, yaitu: penerimaan, penanggapan, penilaian, organisasi, dan
peneranan.41
Ranah psikomotorik meliputi ranah yang berkaitan dengan keterampilan
terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu: persepsi, persiapan, repon terpimpin,
mekanisme, respon kompleks, penyesuaian, serta mencipta.42
41
Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains,
(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 67-68
42
Ibid, h. 68-69
43
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2015), h. 54-60
44
Ibid, h.60-72
18
a) Pemantulan cahaya
Pemantulan cahaya adalah peristiwa dimana cahaya mengenai suatu
penghalang sehingga arah gerak cahaya berubah. 45
1) Jenis pemantulan cahaya
Terdapat dua jenis pemantulan cahaya, yaitu:46
(a) Pemantulan teratur, adalah pemantulan cahaya yang terjadi apabila suatu berkas
cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan licin (rata) dan
mengkilap, sehingga arah pemantulan cahaya tersebut teratur menuju ke suatu
arah tertentu. Contoh pemantulan teratur, adalah pemantulan pada permukaan
cermin dan pada permukaan air yang tenang.
45
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013 (Jakarta:
Erlangga,2013), hal.376
46
Ibid, h.376-377
19
sehingga arah pemantulan cahaya tidak teratur. Contoh pemantulan baur adalah
pemantulan pada permukaan kertas dan pada permukaan lantai karpet.
47
Ibid., h.377
48
Ibid., h.379
20
Persamaan 2. 1
4) Pemantulan cahaya pada cermin cekung
Cermin cekung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya
permukaannya berupa cekungan yang merupakan bagian dalam suatu bola.
Pemantulan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah sebagai berikut:49
(1) Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus
(F).
(2) Sinar datang yang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar dengan sumbu
utama.
(3) Sinar datang yang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui titik
pusat kelengkungan cermin tersebut.
49
Ibid., h.383
21
50
Ibid., h.388
51
Ibid., h.394
22
Persamaan 2. 2
2) Indeks bias
Indeks bias mutlak adalah perbandingan cepat rambat cahaya di udara
dengan cepat rambat cahaya pada medium.52
𝒄
n=𝒗
Persamaan 2. 3
Indeks bias relatif adalah perbandingan cepat rambat cahaya dalam medium
satu terhadap cepat rambat cahaya dalam medium yang lain
𝒗 𝒏
n21 = 𝒗𝟏 = 𝒏𝟏
𝟐 𝟐
Persamaan 2. 4
3) Pemantulan sempurna
Bila seberkas sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat
dengan sudut datang yang lebih besar dari sudut batasnya maka sinar-sinar itu tidak
akan dibiaskan melainkan dipantulkan. Peristiwa pemantulan ini dinamakan
pemantulan sempurna.
Syarat terjadinya pemantulan sempurna:53
1. Dua cahaya datang dari medium yang lebih rapat ke medium yang kurang rapat.
2. Sudut bias lebih besar dari sudut kritis.
52
Ibid., h.396
53
Ibid., h.408
23
Persamaan 2. 5
54
Ibid., h.403
24
55
Ibid., h.412
25
(1) Aturan pemakaian ruang benda dan bayangan adalah sebagai berikut.
Jumlah ruang benda dan ruang bayangan sama dengan 5 (lima).
(2) Jika nomor ruang bayangan lebih besar dari ruang benda, bayangan akan
diperbesar.
(3) Jika nomor ruang bayangan lebih kecil daripada ruang benda, bayangan akan
diperkecil.
(4) Jika bayangan berada di belakang lensa, sifatnya nyata dan terbalik.
(5) Jika bayangan berada di depan lensa, sifatnya maya dan sama tegak.
Sama seperti pemantulan cahaya pada cermin, pembiasan cahaya pada lensa
juga memiliki sinar-sinar istimewa sebagai berikut:
(1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik
fokus F1.
(2) Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar
dengan sumbu utama.
(3) Sinar datang melalui pusat lensa O akan diteruskan.
(2) s positif (+) jika benda di depan lensa dan s negatif (-) untuk benda di belakang
lensa.
s’ positif (+) jika bayangan berada di belakang lensa dan s’ negatif (-) jika bayangan
di depan lensa.
c) Alat optik
1) Mata
Mata merupakan indra penglihatan dan merupakan organ yang dapat
menangkap perubahan dan perbedaan cahaya. Organ ini bekerja dengan cara
menerima, memfokuskan, dan mentransmisikan cahaya melalui lensa.
Cacat mata yang sama dengan hipermetropi adalah presbiopi, yaitu mata
yang tidak dapat melihat dengan jelas pada jarak yang jauh maupun jarak baca mata
normal. Hal ini karena daya akomodasinya sudah lemah akibat bertambahnya usia.
Mata tua dapat ditolong dengan kacamata bifokal (kacamata berfokus dua, yaitu
positif dan negatif).
(4) Astigmatisma
Astigmatisma biasanya disebabkan oleh kornea atau lensa yang kurang
bundar sehingga benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang mengaburkan
bayangan. Hal ini dikarenakan kornea berbentuk sferis dengan bagian silindrisnya
bertumpuk. Mata astigmatisma memfokuskan berkas pada bidang vertikal,
katakanlah pada jarak yang lebih dekat dengan yang dilakukannya untuk berkas
pada bidang horizontal. Astigmatisma dapat ditolong dengan menggunakan lensa
silindris yang mengimbanginya. Lensa untuk mata yang rabun jauh atau rabun
dekat serta astigmatisma dibuat dengan permukaan sferis dan silindris yang
bertumpuk, sehingga radius kelengkungan lensa korektif berbeda pada bidang yang
berbeda.56
2) Lup
Gambar 2. 16 Lup
Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang terdiri dari sebuah lensa
cembung yang digunakan untuk mengamati benda-benda kecil sehingga tampak
lebih besar dan jelas. Bayangan yang dihasilkan oleh lup bersifat maya, tegak, dan
diperbesar.57
56
Ibid., h.425-432
57
Ibid., h.433
29
Persamaan 2. 6
Keterangan:
M = Perbesaran total
f = Jarak fokus lensa
sn = Jarak titik dekat mata pengamat
(2) Pengamatan lup dengan mata berakomodasi maksimum
Untuk mata yang berakomodasi maksimum, bayangan yang dibentuk lup
terletak di titik dekat s’=sn. Perbesaran sudut (anguler) lup untuk mata yang
berakomodasi maksimum adalah:
𝒔𝒏
M= +1
𝒇
Persamaan 2. 7
Keterangan:
M = Perbesaran total
3) Mikroskop
Persamaan 2. 8
Perbesaran dari lensa okuler:
𝐬′𝐎𝐊 𝐬
MOK = atau MOK = 𝐟 𝐧
𝐬𝐎𝐊 𝐎𝐊
Persamaan 2. 9
Perbesaran mikroskop:
31
𝐬′ 𝐬𝐧
MTOT = |MOB x MOK| MTOT = | 𝐬 𝐎𝐁 𝐱 |
𝐎𝐁 𝐟𝐎𝐊
Persamaan 2. 10
Panjang mikroskop:
Persamaan 2. 12
Perbesaran dari lensa okuler:
𝐬
MOK = 𝐟 𝐧 + 1
𝐎𝐊
Persamaan 2. 13
Perbesaran mikroskop:
𝐬′𝐎𝐁 𝐬
MTOT = |MOB x MOK| MTOT = x 𝐟 𝐧 + 1)
𝐬𝐎𝐁 𝐎𝐊
Persamaan 2. 14
Panjang mikroskop:
32
d = s’OB + sOK
Persamaan 2. 15
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa objektif
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat.58
4) Teropong
Teropong adalah alat optik yang digunakan untuk membantu melihat
benda-benda yang sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas. Ada dua jenis
teropong, yaitu:
(1) Teropong pantul (cermin), yang terdiri dari beberapa lensa dan cermin.
(2) Teropong bias (lensa), yang terdiri dari beberapa lensa. Teropong bias meliputi
teropong bintang, teropong bumi, teropong prisma, dan teropong panggung.
58
Ibid., h.437-439
33
Persamaan 2. 16
Panjang teropong:
d = fOB + fOK
Persamaan 2. 17
Pengamatan teropong dengan mata berakomodasi maksimum
Persamaan 2. 18
Panjang teropong
d = fOB + sOK
Persamaan 2. 19
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa okuler
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat.
34
Persamaan 2. 20
Panjang teropong
Persamaan 2. 22
Panjang teropong
d = s’OB + 4 fpb + sOK
Persamaan 2. 23
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa okuler
fpb = Jarak fokus lensa pembalik
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat.59
59
Ibid., h.441-448
35
5) Kamera
60
Ibid., h.432
61
Gwo-Jen Hwang, A formative assessment-based mobile learning approach to
improving the learning attitudes and achievements of students, Computers & Education 56 (2011),
h.1023-1031
62
M.Ali Alfian, dan Rudy Kustijono, Pengembangan Software Fisika Berbasis Android
Sebagai Media Belajar Listrik Dinamis, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No.2 Mei
2015, h.183
36
63
Hartanto, Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Android Pada Konsep
Dinamika Newton Untuk Siswa Kelas X SMA/MA, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016,
h. 55
64
Chirtianne Lynnette G, dan Cabanban, “Development of Mobile Learning Using
Android Platform”, Journal of information Technology & Computer Science (IJITCS) Volume 9
Number 1 Issue on May/June 2013, h. 105
37
alat evaluasi berupa kuis disetiap akhir pembelajaran dan seluruh materi optik agar
setiap tugas siswa dapat terkoreksi dengan baik.
Apabila siswa menggunakan aplikasi latihan alat optik dengan baik akan
meningkatkan pemahaman dalam mempelajari pelajaran fisika, menarik minat
siswa pada pelajaran fisika, dan penggunaan smartphone dioptimalkan dengan baik
. Dengan begitu, hasil belajar siswa akan meningkat.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan di atas,
maka rumusan hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh media mobile
learning terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep alat optik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
K = kelompok kontrol
E = kelompok eksperimen
65
Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kulitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta,2011),
hal 77
66
Ibid, hal. 79
38
39
Desain ini dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan
eksperimen yang tidak dipilih secara acak. Kedua dipilih berdasarkan pertimbangan
tertentu. Sebelum diberikan perlakuan, pada kedua kelompok dilakukan pretest
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dasar siswa pada konsep alat optik.
Selanjutnya, keduanya diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu kelompok kelas
kontrol diberikan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional, sedangkan
kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran dengan berbantuan android yang di dalamnya dilengkapi soal-soal.
Setelah diberikan perlakuan, pada kedua kelompok dilakukan posttest untuk
mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa pada konsep alat optik.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini memiliki tiga tahap prosedur penelitian yang meliputi:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal dari penelitian. Tahap persiapan di
dalamnya meliputi: merumuskan masalah yang akan diteliti, melakukan studi
pendahuluan, pengambilan sampel, penyusunan RPP, pembuatan intrumen tes dan
intrumen nontes. Intrumen yang disusun kemudian dianalisis untuk dipergunakan
pada pretest dan posttest sebagai tes pengukuran variabel yang akan dicapai.
Kemudian, peniliti akan menguji kelayakan instrumen yang telah dibuat kepada
beberapa para ahli. Sebelum melakukan uji instrumen, peneliti terlebih dahulu akan
membuat surat perizinan untuk melakukan uji instrumen penelitian dan perizinan
untuk melakukan penelitian.
2. Tahap Pengambilan Data
Tahap pengambilan data dimulai dengan memberikan pretest pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk megetahui kemampuan awal
peserta didik terhadap konsep yang akan dipelajari. Kemudian, dilanjutkan dengan
memberi perlakuan kepada kelas eksperimen menggunakan aplikasi latihan alat
40
Tahap
Alur penelitian Subyek Instrumen
penelitian
Merumuskan
hipotesis
Angket dan
Studi Guru dan siswa panduan
pendahuluan wawancara
Menyusun
RPP, instrumen
(tes dan
nontes), dan
pembuatan
aplikasi LAO
Tahap
Menyelesaikan
persiapan perizinan uji
instrumen,
validasi
aplikasi LAO
dan penelitian
Menganalisis
data hasil uji
coba instrumen
42
Tahap
Alur penelitian Subyek Instrumen
penelitian
Kelas
eksperimen:
Pembelajaran
dengan
menggunakan
Tahap aplikasi latihan
Siswa
alat optik
pengambilan
berbantuan
data android
Kelas kontrol:
Pembelajaran
konvensional
Posttest dan
membagikan Tes dan nontes
Siswa
angket respon
siswa
Menganalisis
data hasil
penelitian
Tahap Menguji
analisis dan hipotesis
pelaporan
Penarikan
kesimpulan
penelitian
43
D. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y). variabel bebas dan variabel terikat itu sebagai berikut:
1. Variabel bebas (X) yaitu media mobile learning dengan berbantuan android.
2. Variabel terikat (Y) yaitu hasil belajar siswa.
E. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi pada penelitian
yang saya rencanakan, yaitu seluruh siswa kelas X di SMK Al-Hasra yang
berjumlah sekitar 142 siswa.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 72 siswa.67 Sampel
ini terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sampling
diambil secara purposive sampling, yaitu penarikan sampel yang dilakukan dengan
pertimbangan tertentu. Pengambilan sampel melihat dari hasil studi pendahuluan
yang mempertimbangkan kelompok siswa yang memiliki android. Jumlah sampel
kelas kontrol terdiri dari 36 siswa dan kelas eksperimen terdiri dari 36 siswa.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
tes dan nontes yang telah diujicobakan atau sudah memenuhi prasyarat instrumen
tes yang baik. Tes yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur
hasil belajar. Nontes yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengukur respon siswa terhadap penggunaan aplikasi latihan alat optik. Tes
digunakan pada saat pretest dan posttest bertujuan untuk mengukur hasil belajar
fisika siswa sebelum dan setelah pembelajaran dilakukan (diberi perlakuan). Nontes
digunakan pada saat setelah pelaksanaan pemberian perlakuan.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati.68
67
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2005), hal.115
68
Sugiono, op.cit., hal 102
44
1. Instrumen Tes
Instrumen tes dalam penelitian ini adalah untuk mengukur hasil belajar
siswa pada ranah kognitif. Instrumen yang digunakan berupa tes objektif dengan
lima pilihan jawaban. Instrumen tes ini untuk mengukur hasil belajar siswa pada
ranah kognitif, yaitu mengingat(C1), memahami(C2), menerapkan(C3), dan
menganalisis(C4). Tes dilakukan sebelum(pretest) dan setelah (posttest) diberikan
perlakuan. Kisi-kisi instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai
berikut:
Tabel 3. 2 Kisi-kisi instrumen tes
Sub Aspek Kognitif Jumlah
Indikator
Konsep C1 C2 C3 C4 Soal
Menghitung 6* 1 soal
pemantulan
cahaya pada
bidang datar
cahaya pada
bidang lengkung
Menganalisis 9* 2 soal
pemantulan
cahaya pada
bidang datar
Menjelaskan 14 1 soal
pembiasan
cahaya
berdasarkan
hukum
pembiasan
Menjelaskan 15*
pembiasan
cahaya
berdasarkan
hukum
pembiasan
46
Menunjukkan 16
pembiasan
cahaya pada
prisma
Menghitung 18* 2 soal
pembiasan
cahaya
berdasarkan
hukum
pembiasan
(mikroskop, dan
teropong) dan
fungsinya;
Jumlah soal 10 10 10 10
40 soal
soal soal soal soal
69
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), hal. 219
49
(Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Adapun kisi-kisi instrumen nontes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 3 Kisi-kisi instrumen nontes
Nomor pertanyaan Jumlah
No Kondisi Indikator Positif Negatif soal
Penggunaan 1
aplikasi latihan
alat optik
Perhatian
1 berbantuan
(Attention)
android dalam
belajar secara
mandiri 2
Penggunaan 2
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android dalam
peningkatan hasil
belajar
Penggunaan 3
aplikasi latihan
alat optik
Relevansi berbantuan
2
(Relevance) android terhadap
hasil belajar dalam
ranah kognitif
mengamati (C1)
Penggunaan 4
aplikasi latihan
alat optik 4
berbantuan
android terhadap
hasil belajar dalam
ranah kognitif
memahami (C2)
Penggunaan 5
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android terhadap
hasil belajar dalam
50
ranah kognitif
menerapkan (C3)
Penggunaan 6
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android terhadap
hasil belajar dalam
ranah kognitif
menganalisis (C4)
Dampak latihan 7
soal dalam
Percaya diri
3 aplikasi latihan
(Confidence)
alat optik pada
siswa 2
Penyajian aplikasi 8
latihan alat optik
dalam
mengerjakan soal
Penyajian audio 9
Kepuasan
4 dalam aplikasi
(Satisfaction)
latihan alat optik
Aplikasi latihan 10 2
alat optik dapat
digunakan dengan
mudah
1) Validitas Lapangan
Validitas lapangan merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan
instumen berdasarkan uji coba kepada responden yang memahami konsep yang
diujikan. Dalam pengukuran instrumen tes ini peneliti menggunakan cara validitas
korelasi biserial. Rumus yang digunakan: 71
𝑛∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√(𝑛∑𝑋 2 − (∑𝑋)2 )(𝑛∑𝑌 2 − (∑𝑌)2 )
Persamaan 3. 1
Keterangan:
rxy: koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y
N: banyaknya peserta didik
X: nilai butir soal
Y: nilai total
Uji validitas lapangan dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan
𝑟𝑥𝑦 dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikansi 5% dengan terlebih dahulu menetapkan
degrees of freedom atau derajat kebebasan yaitu dk = n-2. Ketentuan kategori
validitaas lapangan didasarkan pada tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3. 4 Kategori Validitas
Ketentuan nilai
Kategori
𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
70
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,(Jakarta:Rineka Cipta, 2013), hal 211
71
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta:Bumi Aksara, 2012), h.
87
52
Ketentuan nilai
Kategori
𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
Kriteria nilai koefisien korelasi yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 3.5
berikut ini:72
Tabel 3. 5 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Hasil uji validitas lapangan dapat dilihat pada Tabel 3.6 di bawah ini:
Jumlah Soal 40
Jumlah Siswa 52
72
Ibid., h. 75
53
Tabel 3.6 menunjukan butir soal yang akan digunakan sebagai pretest dan
posttest setelah melalui proses validasi lapangan. Jumlah soal yang digunakan yaitu
40 soal, sehingga seluruh soal digunakan sebagai pretest dan posttest. Korelasi yang
dimunculkan pada data rekapitulasi hasil anates. Rekapitulasi data anates dapat
dilihat secara rinci pada lampiran b6.
2) Validitas Konstruk
Validitas konstruk dalam penelitian ini ditentukan oleh penilaian
judggement / ahli dalam menilai kesesuiannya antara instrumen dengan beberapa
aspek yang diukur. Validitas konstruk dalam penilitan ini memiliki tiga aspek yang
diukur yaitu pertama aspek konten, mengukur kesesuaian isi materi fisika dalam
soal dengan konten fisika yang digunakan yaitu alat optik. Kedua aspek konstruksi,
mengukur kesesuaian badan instrumen soal yaitu diantaranya kesesuaian antara
indikator ranah kognitif, dan indikator pembelajaran yang telah ditetapkan di dalam
RPP. Ketiga aspek bahasa, mengukur bahasa yang digunakan di dalam soal
berdasarkan kaidah penulisan bahasa Indonesia. Ketiga aspek tersebut masing-
masing memiliki indikator yang akan diukur, sehingga soal di dalam instrumen
harus menunjukan indikator yang representatif dengan aspek-aspek yang hendak
dicapai. Hasil validitas konstruk dapat diolah dengan menggunakan content validity
index (CVI), namun sebelum menghitung nilai CVI terlebih dahulu menentukan
content validity ratio (CVR) untuk merekap data nilai yang diberikan oleh masing-
masing ahli atau judgement pada tiap nomor soal. Rumus untuk menentukan CVR
dengan cara:73
𝑁
𝑛𝑒 − 2
𝐶𝑉𝑅 =
𝑁
2
Persamaan 3. 2
73
Iwan Permana Suwarna, Laporan Penelitian Pengembangan Tata Kelola Kelembagaan
“ Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa Melalui Computer Based Test pada
Progrema Studi Pendidikan Fisika”, (Jakarta: Pusat Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN) LP2M
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 50
54
Keterangan:
CVR = ratio validitas konstruk
𝑛𝑒 = jumlah ahli atau judgement pemberi nilai (penting/relevan/esensial)
N = jumalah ahli atau judgement.
Nilai CVR akan berkisar antara +1 sampai -1. Nilai positif (+) menunjukkan
bahwa setidaknya setengah panelis menilai sebagai penting/esensial. Semakin lebih
besar CVR dari 0, maka semakin “penting” dam semakin tinggi validitasnya.
Setelah telah ditentukan CVR tiap nomor soal, selanjutnya mencari nilai CVI.
Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR.74
∑𝐶𝑉𝑅
𝐶𝑉𝐼 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙
Persamaan 3. 3
Kategori hasil perhitungan CVI:
Tabel 3. 7 Kategori Content Validity Index (CVI)
Rentang nilai Kategori
0,00 – 0,33 Tidak sesuai
0,34 – 0,67 Sesuai
0,68 – 1,00 Sangat sesuai
Hasil uji validitas konstruk dapat dilihat pada Tabel 3.8 di bawah ini:
74
Ibid.,h. 51
55
Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen
yang dapat dipercaya, sehingga akan menghasilkan data yang dapat dipercaya
juga.75 Rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas suatu tes yang
berbentuk uraian adalah menggunakan formula Alpha Cronbach, yaitu:76
𝑛 ∑ 𝜎𝑖2
𝑟11 =( ) (1 − 2 )
𝑛−1 𝜎𝑡
Persamaan 3. 4
Keterangan:
𝑟11 : reliabilitas yang dicari
𝜎𝑡2 : varians total
∑ 𝜎𝑖2 : jumlah varians nilai tiap-tiap item
Tabel 3. 9 Kriteria Koefisien Reliabilitas
Koefisien Korelasi Koefisien Reliabilitas
0,80 < 𝒓𝟏𝟏 ≤ 1,00 Sangat baik
0,60 < 𝒓𝟏𝟏 ≤ 0,80 Baik
0,40 < 𝒓𝟏𝟏 ≤ 0,60 Cukup
0,20 < 𝒓𝟏𝟏 ≤ 0,40 Rendah
0,00 < 𝒓𝟏𝟏 ≤ 0,20 Kecil
Hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.5 di bawah ini:
𝑟11 0,88
75
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, loc.cit. , hal 221
76
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, loc. cit.,h. 122
56
Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah ataupun tidak terlalu
sukar sehinga memberikan kesempatan bagi seluruh siswa untuk menjawab soal.
Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran (difficulty index).77 Rumusan yang digunakan untuk mencari taraf
kesukaran butir-butir soal adalah sebagai berikut:
𝐵
𝑃=
𝐽𝑆
Persamaan 3. 5
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes. 78
77
Ibid, hal 222
78
Ibid, hal 223
57
Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemapuan rendah.79
Rumus yang digunakan:
𝐵𝐴 𝐵𝐵
𝐷= −
𝐽𝐴 𝐽𝐵
Persamaan 3. 6
Keterangan:
D = Daya Pembeda
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
JA = Banyaknya peserta kelopok atas
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
JB = Banyakanya perata kelompok bawah.80
Tabel 3. 13 Daya Pembeda
Interval D Kriteria soal
Bernilai Negatif Drop
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1.00 Sangat Baik
Hasil uji daya pembeda instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.14 berikut ini:
Tabel 3. 14 Hasil Uji Daya Pembeda
Kriteria Soal Butir Soal
Jumlah Soal Persentase
Drop 5 12,5%
Buruk 6 15%
Cukup 10 25%
Baik 13 32,5%
Sangat Baik 6 15%
Jumlah 30 100%
79
Ibid., hal 226
80
Ibid, hal 228
58
81
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466.
59
1) Menyusun hipotesis
H0 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi nomal
H1 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
2) Tingkat signifikan = 5%
3) Persamaan uji Shapiro-Wilk, sebagai berikut:
Keterangan:
G = Indentik dengan nilai Z
T3 = Nilai T3
bn,cn,dn = Kontersi statistik Shapiro-Wilk pendekatan distribusi.
4) Jika:
Tingkat signifikansi() < Nilai signifikansi SPSS, maka H0 diterima, dan H1
ditolak
Tingkat signifikansi() > Nilai signifikansi SPSS, maka H0 ditolak, dan H1
diterima.82
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-
variansi dua buah distribusi atau lebih.83 Perhitungan uji homogenitas(uji Levene)
pada software SPSS melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menyusun hipotesis
H0 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi homogen
H1 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak homogen
2) Tingkat signifikan = 5% = 0,05
3) Persamaan uji homogenitas variansi Levene, sebagai berikut:
82
Pramesti, Kupas Tuntas Data Penelitian dengan SPSS 22, (Jakarta:PT Elex Media
Komputindo, 2015), hal 24-28
83
Ruseffendi, Statistika Dasar untuk penelitian pendidikan, (Bandung:IKIP Bandung
Press, 1998), hal 294
60
k
( N k ) N i ( Z i. Z ... ) 2
W i 1
k ni
(k 1) ( Z ij Z i .) 2
i 1 j 1
Keterangan:
Zi = median data pada kelompok ke-i
Z.. = median untuk keseluruhan data.
4) Jika:
Tingkat signifikansi() < Nilai signifikansi SPSS, maka H0 diterima, dan H1
ditolak.
Tingkat signifikansi() > Nilai signifikansi SPSS, maka H0 ditolak, dan H1
diterima.84
c. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan pengujian untuk menjawab rumusan
masalah. Berikut ini kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan varians dari data
hasil penelitian serta uji hipotesis yang digunakannya:
1) Untuk data yang berdistribusi normal dan homogen
Untuk data berdistribusi normal dan homogen, pengujian hipotesis menggunakan
statistik parametrik yaitu uji t.85 Perhitungan uji independent samples t-test pada
software SPSS melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a) Perhatikan tabel output SPSS statistik deskriptif data, sebagai berikut:
Group Statistics
Std Std.Error
Siswa N Mean Mean
Deviation
Hasil
belajar Siswa kelas A 50 125.22 12.11053 1.71269
Siswa kelas B 50 133.24 10.661681 1.50144
Tabel output SPSS untuk mengetahui mana hasil belajar yang lebih baik antara
siswa kelas A dan siswa kelas B dengan melihat nilai mean. Kesimpulan dari
tabel di atas maka siswa kelas B memiliki rata-rata hasil belajar lebih besar dari
siswa kelas A.
84
Pramesti, op.cit, hal 28
85
Sudjana, op.cit., h.239.
61
assumed 9 1
Equal -3.521 96.3 .001 -8.02000 2.27764 - -
variance 5 12.540 3.499
s not 8 1
assumed
c) Jika:
Tingkat signifikansi() > Nilai signifikansi(2-tailed), maka H0 diterima, dan
H1 ditolak.
Tingkat signifikansi() < Nilai signifikansi(2-tailed), maka H0 ditolak, dan H1
diterima.86
2) Untuk data yang jika salah satu atau keduanya tidak berdistribusi normal atau
homogen
Uji Mann-Whitney adalah uji nonparametrik yang cukup kuat sebagai
pengganti uji-t, dalam hal asumsi distribusi-t tidak terpenuhi.87 Perhitungan uji
Mann-Whitney pada software SPSS melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a) Perhatikan tabel output SPSS statistik deskriptif data, sebagai berikut:
86
Sufren dan Yonathan Natanael, Mahir menggunakan SPSS secara otodidak,(Jakarta:
PT Elex Media Komputindo, 2013), hal 115-121
87
Ruseffendi, Statistika Dasar untuk Penelitian dan Pendidikan, CV Andira, Bandung,
1998, hlm. 398
62
Group Statistics
Mean Sum of
Siswa N Ranks
Rank
Hasil
belajar Siswa kelas A 120 129.92 15591.00
Siswa kelas B 120 111.08 13329.00
Tabel output SPSS untuk mengetahui mana hasil belajar yang lebih baik antara
siswa kelas A dan siswa kelas B dengan melihat nilai mean. Kesimpulan dari
tabel di atas maka siswa kelas A memiliki rata-rata hasil belajar lebih besar dari
siswa kelas B.
b) Perhatikan tabel output hasil signifikansi, sebagai berikut:
Test Statistics
Hasil belajar
Mann-Whitney U 6069.000
Asymp.Sig.(2-tailed) .032
c) Jika:
Tingkat signifikansi() > Nilai signifikansi(2-tailed), maka H0 diterima, dan
H1 ditolak.
Tingkat signifikansi() < Nilai signifikansi(2-tailed), maka H0 ditolak, dan H1
diterima.88
d. Uji N-gain
Uji N-gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif
siswa, uji N-gain memiliki persamaan:
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒐𝒔𝒕𝒕𝒆𝒔𝒕 − 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒓𝒆𝒕𝒆𝒔𝒕
𝑵 − 𝒈𝒂𝒊𝒏 =
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒊𝒅𝒆𝒂𝒍 − 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒓𝒆𝒕𝒆𝒔𝒕
N-gain dikatakan tinggi jika N-gain≥ 0,7. Jika N-gain besarnya antara 0,3 sampai
0,7 maka termasuk ke dalam kategori sedang, sedangkan nilai N-gain < 0,3 maka
termasuk ke dalam kategori rendah.
88
Sufren dan Yonathan Natanael, op.cit, hal. 122-127
63
Kemudian, data dari angket diolah secara kuantitatif menggunakan rumus sebagai
berikut:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 7
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.89
Data yang diperoleh selanjutnya diubah ke dalam bentuk persentase,
kemudian diklasifikasikan ke dalam kategori berikut ini:90
Tabel 3. 17 Kategori angket siswa
Rentang Nilai Kategori
0 − 20% Sangat kurang
89
Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika,(Bandung: Alfabeta,
2013), hal 16-17
90
Ibid, hal. 18
64
I. Hipotesis Statistika
Hipotesis statistik dari penelitian ini terdiri dari:
Ho = Tidak terdapat pengaruh aplikasi latihan alat optik berbasis mobile
learning dengan berbantuan android terhadap hasil belajar siswa
Ha = Terdapat pengaruh aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning
dengan berbantuan android terhadap hasil belajar siswa.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada subbab ini akan diuraikan gambaran umum data penelitian yang telah
diperoleh. Data-data yang dideskripsikan merupakan data pretest dan posttest kelas
kontrol dan kelas eksperimen, serta hasil angket dari kelas eksperimen.
16
14
14
12
10
Jumlah Siswa
10 9 9
8
8 7
6
6
4
4
2 2
2 1
0
0
17,5-21,5 22,5-26,5 27,5-31,5 32,5-36,5 37,5-41,5 42,5-46,5
Interval nilai
65
66
siswa, dan tidak seorang pun siswa pada interval 42,5-46,5 sebanyak 0 siswa.
Sedangkan pada kelas eksperimen, perolehan nilai siswa pada interval 17,5-21,5
sebanyak tujuh siswa, interval 22,5-26,5 sebanyak sembilan siswa, interval 27,5-
31,5 sebanyak sembilan siswa, interval 32,5-36,5 sebanyak delapan siswa, pada
interval 15-16 sebanyak dua siswa, dan interval 42,5-46,5 sebanyak satu siswa. Hal
ini menunjukkan bahwa pada interval tinggi kelas eksperimen lebih unggul
dibanding dengan kelas kontrol.
Nilai tertinggi yang diperoleh kelas kontrol pada saat pretest, yaitu 38,00,
sementara pada kelas eksperimen, yaitu 45,00. Nilai terendah kelas kontrol yaitu
17,50, sedangkan kelas eksperimen sebesar 17,50. Rata-rata kelas kontrol sebesar
26,39 dan kelas eksperimen memperoleh rata-rata sebesar 27,99. Nilai tengah
(median) yang diperoleh kelas kontrol adalah 25,50, sedangkan kelas eksperimen
sebesar 29,00. Nilai yang paling banyak muncul (modus) pada kelas kontrol adalah
25,00 dan pada kelas eksperimen sebesar 30,00. Pada kelas kontrol diperoleh
standar deviasi sebesar 05,29 sedangkan pada kelas eksperimen yaitu 06,73.
Berikut analisis data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan
jenjang kognitif:
67
100%
90%
80%
70%
Persentase(%)
60% 52%
50% 42%
40% 36%
27%
30%
16% 17% 14%
20%
10%
10%
0%
C1 C2 C3 C4
Ranah kognitif
18
16
16
14
14
12
Jumlah siswa
10 10
10
8
8
6
6 5
4
2
2 1
0 0 0
0
47,5-53,5 54,5-60,5 61,5-67,5 68,5-74,5 75,5-81,5 82,5-88,5
Interval nilai
Nilai terendah yang diperoleh kelas eksperimen pada saat posttest, yaitu
47,50, sementara nilai terendah kelas kontrol, yaitu 55,00. Selanjutnya, nilai
tertinggi yang diperoleh kelas eksperimen, yaitu 85,00 sedangkan nilai tertinggi
kelas kontrol, yaitu 73,00. Nilai rata-rata kelas eksperimen, yaitu 70,07, sementara
nilai rata-rata kelas kontrol, yaitu 62,71. Nilai tengah (median) yang diperoleh kelas
eksperimen yaitu 70,00, sedangkan median kelas kontrol sebesar 63,00. Nilai yang
paling banyak muncul (modus) pada kelas eksperimen adalah 67,50 dan pada kelas
kontrol sebesar 55,00. Pada kelas eksperimen diperoleh standar deviasi sebesar
08,69 sedangkan pada kelas kontrol yaitu 06,30.
100%
90%
78% 75%
80% 73% 72% 72%
70%
Persentase(%)
Ranah kognitif
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Berikut ini analisis data pretest dan posttest pada kelas eksperimen maupun
kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif:
100%
73% 78% 75%
80% 72% 72%
0%
C1 C1 C2 C2 C3 C3 C4 C4
Nilai N-gain untuk kelas eksperimen dan kontrol diperoleh rata-rata N-Gain
kelas eksperimen 0,59 dengan kategori sedang sedangkan kelas kontrol 0,49 dengan
kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata N-Gain siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan menggunakan aplikasi latihan alat optik
berbantuan smartphone lebih tinggi dari pada nilai rata-rata N-Gain siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional. Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang
menggunakan aplikasi alat optik berbantuan smartphone lebih tinggi jika
dibandingkan dengan hasil belajar siswa tanpa menggunakan aplikasi latihan alat
73
1,00
0,60
Nilai
0,44
0,38
0,40
0,22 0,22
0,20
0,00
C1 C2 C3 C4
Jenjang Kognitif
android pembelajaran dapat membuat siswa aktif dan antusias dalam mengerjakan
latihan soal pada materi alat optik yang diberikan.
Shapiro-Wilk
Kelas Kesimpulan
Statistic df Sig.
Pretest Kelas
0,956 36 0,16 Normal
eksperimen
Kelas
0,955 36 0,15 Normal
Kontrol
Posttest Kelas
0,971 36 0,44 Normal
eksperimen
Kelas Tidak
0,880 36 0,00
kontrol Normal
76
Uji Homogenitas
Setelah data kedua kelas tersebut dinyatakan berdistribusi normal,
selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Sama halnya yang dilakukan pada uji
normalitas, uji homogenitas juga diperlukan untuk uji prasyarat analisis statistik
terhadap kedua data nilai pretest dan posttest. Pengujian homogenitas terhadap
kedua data menggunakan uji Levene dengan menggunakan SPSS yang disajikan
pada tabel berikut ini:
Data pretest diperoleh nilai signifikansi = 0,07 dan data posttest = 0,29. Dari
kedua data diperoleh nilai signifikansi SPSS lebih besar dibandingkan dengan
77
tingkat signifikansi(), maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar dari kedua
kelas tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen.
Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa data pretest-
posttest mempunyai varians yang sama atau homogen. Data pretest pada kelas
kontrol maupun eksperimen berdistribusi normal, akan tetapi untuk posttest pada
kelas eksperimen berdistribusi normal sedangkan kelas kontrol tidak berdistribusi
normal, karena peneliti mengasumsikan kelompok memiliki sebaran data yang
normal, lalu menggunakan uji normalitas untuk memastikan kelompok memiliki
sebaran data berdistribusi normal ataukah tidak. Pengujian hipotesis jika data tidak
terdistribusi normal adalah dengan menggunakan Mann-Whitney U (statistik non
parametrik).91 Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan kriteria
pengujian, yaitu jika tingkat signifikansi() lebih besar nilai signifikansi(2-tailed),
maka H0 diterima dan H1 ditolak. Jika tingkat signifikansi() lebih kecil nilai
signifikansi(2-tailed), maka H0 ditolak dan H1 diterima.
91
Sufren dan Yonathan Natanael, Mahir menggunakan SPSS secara otodidak,(Jakarta:
PT Elex Media Komputindo, 2013), h. 122
78
92
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2009), hal. 22
79
Hasil kemampuan awal siswa pada ranah kognitif mengingat (C1), dan
menerapkan (C3) kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: daya ingatan siswa dalam memperoleh
informasi dan tingkat kemampuan intelektual siswa dalam menangani persoalan-
persoalan kuantitatif.93 Contohnya pada soal tes nomor 12 siswa mampu
menyebutkan benda-benda yang dapat membiasan cahaya. Hal ini dibuktikan
berdasarkan hasil analisis butir soal nomor 12 menunjukkan 30 siswa yang
menjawab dengan benar. Ranah kognitif memahami (C2) dan menganalisis (C4)
kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan kelas kontrol. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu persepsi siswa dalam memahami materi alat optik, dan
tingkat kemampuan intelektual siswa dalam memecahkan masalah secara logis.94
Contohnya pada soal tes nomor 11 siswa belum mampu menelaah pembentukan
bayangan pada cermin cekung dan cermin cembung. Hal ini dibuktikan berdasarkan
hasil analisis butir soal nomor 11 menunjukkan tidak ada siswa yang menjawab
dengan benar.
93
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2015), h. 102-130
94
Ibid, h. 102-130
80
memperhatikan guru karena membuka aplikasi lain (BBM, whatss app, dll) pada
smartphone ketika pembelajaran.
95
Hartanto, Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Android Pada Konsep
Dinamika Newton Untuk Siswa Kelas X SMA/MA, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016, h.
53
81
96
M.Ali Alfian, dan Rudy Kustijono, Pengembangan Software Fisika Berbasis Android
Sebagai Media Belajar Listrik Dinamis, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No.2 Mei
2015, h.183
82
Respons siswa pada aplikasi latihan alat optik untuk penggunaan aplikasi
latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar dengan rata-rata sebesar
74% dalam kategori baik, sesuai pada penelitian ini terjadi peningkatan hasil belajar
berdasarkan hasil rata-rata nilai N-gain sebesar 0,59 dengan kriteria sedang.
Respons siswa pada aplikasi latihan alat optik untuk dampak latihan soal dalam
aplikasi latihan alat optik sebesar 78% dalam kategori baik. Dalam aplikasi latihan
alat optik tersebut terdapat latihan soal. Latihan soal pada aplikasi tersebut
diberikan pembahasan, sehingga siswa dapat mengetahui prosedur penyelesaian
soal dengan jelas. Dengan adanya latihan soal tersebut siswa menjadi terbiasa untuk
mengerjakan soal dan membuat siswa menjadi percaya diri dalam menjawab soal-
soal yang diberikan oleh guru. Latihan soal pada aplikasi latihan alat optik dikaitkan
dengan fenomena dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa mengetahui
penerapan dari materi tersebut. Pembelajaran menggunakan pendekatan mobile
learning mendorong siswa untuk memecahkan masalah mereka sendiri, sehingga
dapat meningkatkan motivasi belajar, dan prestasi belajar.97
Respons siswa pada aplikasi latihan alat optik untuk penyajian aplikasi
latihan alat optik dalam mengerjakan soal pada siswa sebesar 75% dalam kategori
baik. Hal ini menunjukkan dengan siswa mengetahui nilai tugas-tugasnya dengan
cepat, maka siswa akan melakukan latihan soal secara berulang-ulang dan membuat
siswa menjadi terbiasa dalam mengerjakan soal. Sedangkan, hasil persentase
respons siswa pada aplikasi latihan alat optik pada indikator penyajian audio dalam
aplikasi latihan alat optik sebesar 76% dalam kategori baik. Dalam hal ini dapat
meningkatkan motivasi siswa untuk memperbaiki kesalahannya dalam
mengerjakan soal, dan meningkatkan rasa ingin tahu siswa ketika mengerjakan soal
agar tidak terjadi kesalahan kembali. Dan hasil persentase respons siswa pada
aplikasi latihan alat optik pada indikator aplikasi latihan alat optik optik dapat
digunakan dengan mudah sebesar 92% dalam kategori sangat baik. Hal ini
menunjukkan aplikasi latihan alat optik dengan berbantuan android sangat efektif
97
Gwo-Jen Hwang, “A formative assessment-based mobile learning approach to
improving the learning attitudes and achievements of students”, Computers & Education 56
(2011), h.1023-1031
83
98
Chirtianne Lynnette G, dan Cabanban, “Development of Mobile Learning Using
Android Platform”, Journal of information Technology & Computer Science (IJITCS) Volume 9
Number 1 Issue on May/June 2013, h. 99
84
Ketiga, transfer file antara guru dengan siswa terbatas dikarenakan aplikasi harus
dikirim satu per satu kepada siswa, sehingga memerlukan waktu yang cukup lama.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
aplikasi latihan alat optik berbantuan android berpengaruh dalam meningkatan
hasil belajar siswa SMK pada kelas X di SMK Al-Hasra. Pengaruh tersebut dapat
terlihat dari hasil uji hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan antara nilai
posttest kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Terjadi peningkatan hasil belajar
siswa yang menggunakan aplikasi latihan alat optik lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional.
Respons siswa terhadap aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning
berkategori baik (77%). Siswa memberikan respons yang positif terhadap aplikasi
latihan alat optik dalam pembelajaran.
B. Saran-saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, penulis mengajukan
beberapa saran, sebagai berikut:
1. Aplikasi latihan alat optik hanya dapat digunakan untuk smartphone bersistem
operasi android, sehingga peneliti selanjutnya bisa mengembangkan aplikasi
agar dapat digunakan pada smartphone bersistem operasi seperti iOS,
BlackBerry, dll.
2. Aplikasi hanya membahas pada materi alat optik, sehingga dapat dilakukan
penelitian serupa dengan materi yang berbeda.
3. Peneliti harus melakukan pengawasan yang lebih ekstra, agar pembelajaran
berjalan dengan baik.
4. Transfer file memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga diperlukan waktu
sebelum penelitian untuk menyebar aplikasi.
85
86
Daftar Pustaka
Aan. (2016, September 19). Mengenal Android. Retrieved Agustus 25, 2016, from
http://www.aan.my.id
Manupil, B., Ismanto, Y., & Onibala, F. (2015). Hubungan penggunaan gadget
dengan tingkat prestasi siswa di SMA Negeri 9 Manado. eJoural
Keperawatan Vol.3 No.2, 1.
Pramesti, G. (2015). Kupas Tuntas Data Penelitian dengan SPSS 22. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Riduwan, & Akdon. (2013). Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika. Bandung:
Alfabeta.
TIM EMS. (2015). Pemrograman Android Dalam Sehari. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Tim Litbang Wahana Komputer. (2014). Mudah Membuat Game Android Berbasis
Adobe AIR. Yogyakarta: CV Andi OFFSET.
Zulfiani, Feronika, T., & Suartini, K. (2009). Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta.
89
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-
tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
1. Menyebutkan definisi pemantulan cahaya
2. Menjelaskan pemantulan cahaya secara teratur berdasarkan hukum
pemantulan
3. Menjelaskan pemantulan cahaya secara baur berdasarkan hukum pemantulan
92
99
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013 (Jakarta: Erlangga),
hal.375
100
Ibid., h.376
101
Ibid., h.376-377
93
(c) Pemantulan teratur, adalah pemantulan cahaya yang terjadi apabila suatu
berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan licin (rata)
dan mengkilap, sehingga arah pemantulan cahaya tersebut teratur menuju
ke suatu arah tertentu. Contoh pemantulan teratur, adalah pemantulan pada
permukaan cermin dan pada permukaan air yang tenang.
102
Ibid., h.377
94
103
Ibid., h.379
104
Ibid., h.383
95
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan saintifik
Metode : Konvensional
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Apersepsi Menggali Menjawab 3 menit
pengetahuan awal pertanyaan
siswa dengan yang diberikan
memberikan oleh guru.
Pendahuluan pertanyaan, “Apa
yang kalian ketahui
mengenai
pemantulan
cahaya?”
105
Ibid., h.388
96
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Guru menunjuk Siswa yang
beberapa orang ditunjuk
siswa untuk menjawab
menjawab pertanyaan
pertanyaan tersebut yang
dikemukakan
oleh guru
Menyampaikan Menyimak 2 menit
tujuan tujuan
pembelajaran pembelajaran
yang
disampaikan
oleh guru
Mengamati Menyajikan video Memperhatika 10
melalui aplikasi n video melaui menit
latihan alat optik aplikasi latihan
yang berbantuan alat optik yang
android berkaitan berbantuan
dengan materi android
pemantulan cahaya berkaitan
pada bidang datar dengan materi
dan lengkung pemantulan
cahaya pada
bidang datar
dan lengkung
Inti
Memberikan Mengamati 15
contoh soal terkait contoh soal menit
pemantulan cahaya terkait
pada bidang datar pemantulan
dan lengkung pada cahaya pada
aplikasi latihan alat bidang datar
optik berbantuan dan lengkung
android pada aplikasi
latihan alat
optik
berbantuan
android
97
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Menanya Memberikan Mengajukan 2 menit
kesempatan kepada pertanyaan
siswa untuk terkait materi
bertanya terkait pemantulan
materi pemantulan cahaya pada
cahaya pada bidang bidang datar
datar dan lengkung dan lengkung
yang disajikan
pada aplikasi
latihan alat
optik
berbantuan
android
Guru memberikan Mengajukan 3 menit
kesempatan untuk pertanyaan
mengajukan terkait contoh
pertanyaan terkait soal tentang
contoh soal tentang pemantulan
pemantulan cahaya cahaya
Mengumpulk Guru meminta Melalukan 5 menit
an informasi siswa berdiskusi diskusi dengan
dengan teman teman
sebangkunya sebangkunya
terkait alat optik
Mengasosiasi Guru meminta Menjawab 25
siswa menjawab latihan-latihan menit
pertanyaan- soal mengenai
pertanyaan latihan pemantulan
soal pada aplikasi cahaya pada
latihan alat optik bidang datar
berbantuan android dan lengkung
terkait pemantulan yang disajikan
cahaya pada bidang pada aplikasi
datar dan lengkung latihan alat
optik
berbantuan
android
Mengkomuni Guru bertanya Siswa yang 10
kasikan kepada siswa yang merasa nilai menit
memiliki nilai paling tinggi
paling tinggi mengakat
tangan
98
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Guru meminta Menjelaskan
siswa yang pertanyaan
memiliki nilai terkait
paling besar untuk pemantulan
maju cahaya pada
mengkomunikasika bidang datar
n jawabannya. dan lengkung,
siswa lain
memperhatika
n pejelasan
dari siswa
tersebut
Menarik Membimbing siswa Menyimpulkan 5 menit
Kesimpulan untuk hasil
menyimpulkan pembelajaran
materi materi
pembelajaran pemantulan
terkait pemantulan cahaya pada
cahaya pada bidang bidang datar
datar dan lengkung. dan lengkung.
Penutup Evaluasi Memberikan quiz Mengerjakan 10
melalui android quiz melalui menit
sebanyak 7 soal android
terkait pemantulan sebanyak 7
cahaya pada bidang soal terkait
datar dan lengkung. pemantulan
cahaya pada
bidang datar
dan lengkung.
H. Penilaian
Tes dengan quiz melaui android sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir)
I. Media Pembelajaran
Smartphone(android) dan aplikasi latihan alat optik
J. Sumber Belajar
1. Aplikasi latihan alat optik
2. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
99
Penilaian spiritual
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 8
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
101
Penilaian sikap
Melakukan
No Sikap yang diamati
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 9
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
102
Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Definisi jenis pemantulan cahaya yang benar A Pemantulan
adalah.... baur
Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai B Pemantulan
permukaan kasar dipantulkan kesegala arah teratur
1
dan tidak teratur adalah .... . Berkas-berkas
sinar sejajar yang mengenai permukaan halus
dipantulkan sebagai berkas-berkas sinar
sejajar juga adalah .... .
2. Sebutkan contoh pemantulan cahaya dalam C (1), (2), dan
kehidupan sehari-hari, sebagai berikut: (3)
(1) Spion mobil
(2) Cermin cembung
(3) Bercermin
(4) Pensil di dalam gelas berisi air
(5) Kaca plan paralel 1
Pernyataan yang benar adalah….
a. (1) dan (2)
b. (2) dan (5)
c. (1), (2) dan (3)
d. (1), (3) dan (5)
e. (2), (3) dan (4)
3. Dua buah cermin datar ditempatkan A 3 buah
sedemikian rupa sehingga satu dengan yang
lainnya membentuk sudut 90 derajat, sebuah
benda berada diantara kedua cermin. Jumlah
bayangan yang terbentuk oleh kedua cermin
adalah . . . . 1
a. 3 buah
b. 4 buah
c. 5 buah
d. 6 buah
e. 7 buah
4. Seorang pengendara yang berada di dalam B 100 m
mobil yang diam melihat bayangan mobil
pada spion berada pada jarak 20 m dan mobil
tersebut nampak sedang bergerak mendekat
dengan kelajuan 2 m/s. Jika jarak focus
1
cermin yang dipakainya adalah -25m, maka
posisi mobil yang di belakang yang
sebenarnya adalah . . . .
a. 50 m
b. 100 m
103
c. 150 m
d. 200 m
e. 400 m
5. Sebuah lilin digeser mendekati suatu cermin D (1), (2) dan
sehingga bayangan dapat ditangkap layar, (4)
seperti pada gambar, maka:
Nilaing:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
104
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-tahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
1. Menyebutkan definisi pembiasan cahaya
2. Menjelaskan pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan
3. Mengklasifikasi pembiasan cahaya pada lensa
4. Menunjukkan pembiasan cahaya pada prisma
5. Menghitung pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan
6. Menganalisis pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan
105
106
Ibid., h.394
106
𝒔𝒊𝒏 𝒊 𝒗 𝒏
= 𝒗 𝟏 = 𝟏 = 𝒏 𝟏
𝒔𝒊𝒏 𝒓 𝟐 𝟐 𝟐
b) Indeks bias
Indeks bias mutlak adalah perbandingan cepat rambat cahaya di udara dengan
cepat rambat cahaya pada medium.107
𝒄
n=𝒗
Indeks bias relatif adalah perbandingan cepat rambat cahaya dalam medium
satu terhadap cepat rambat cahaya dalam medium yang lain
𝒗 𝒏
n21 = 𝒗𝟏 = 𝒏𝟏
𝟐 𝟐
107
Ibid., h.396
108
Ibid., h.403
107
109
Ibid., h.412
108
(6) Aturan pemakaian ruang benda dan bayangan adalah sebagai berikut.
Jumlah ruang benda dan ruang bayangan sama dengan 5 (lima).
(7) Jika nomor ruang bayangan lebih besar dari ruang benda, bayangan akan
diperbesar.
(8) Jika nomor ruang bayangan lebih kecil daripada ruang benda, bayangan akan
diperkecil.
(9) Jika bayangan berada di belakang lensa, sifatnya nyata dan terbalik.
(10) Jika bayangan berada di depan lensa, sifatnya maya dan sama tegak.
Sama seperti pemantulan cahaya pada cermin, pembiasan cahaya pada lensa
juga memiliki sinar-sinar istimewa sebagai berikut:
(4) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik
fokus F1.
(5) Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar
dengan sumbu utama.
(6) Sinar datang melalui pusat lensa O akan diteruskan.
109
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Mengamati Menyajikan video Memperhatika 10
melalui aplikasi n video menit
latihan alat optik aplikasi latihan
yang berbantuan alat optik yang
android berkaitan berbantuan
dengan materi android
pembiasan cahaya berkaitan
dengan materi
pembiasan
cahaya
Memberikan Mengamati 15
contoh soal contoh soal menit
terkait pembiasan terkait
cahaya pada pembiasan
aplikasi latihan cahaya pada
alat optik aplikasi latihan
berbantuan alat optik
android berbantuan
android
Menanya Memberikan Mengajukan 2 menit
kesempatan pertanyaan
Inti kepada siswa terkait materi
untuk bertanya pembiasan
terkait materi cahaya pada
pembiasan cahaya cermin, kaca
berdasarkan plan parallel,
hukum lensa, dan
pembiasan, prisma yang
pembiasan cahaya disajikan pada
pada cermin, kaca aplikasi latihan
plan parallel, alat optik
lensa, dan prisma berbantuan
android
Guru memberikan Mengajukan 3 menit
kesempatan untuk pertanyaan
mengajukan terkait contoh
pertanyaan terkait soal tentang
contoh soal pembiasan
tentang cahaya pada
pembiasan cahaya cermin, kaca
pada cermin, kaca plan parallel,
plan parallel, lensa, dan
lensa, dan prisma prisma
111
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Mengumpulkan Guru meminta Melalukan 5 menit
informasi siswa berdiskusi diskusi dengan
dengan teman teman
sebangkunya sebangkunya
terkait alat optik
Mengasosiasi Guru meminta Menjawab 25
siswa menjawab latihan-latihan menit
pertanyaan- soal mengenai
pertanyaan pembiasan
latihan soal pada cahaya pada
aplikasi latihan cermin, kaca
alat optik plan parallel,
berbantuan lensa, dan
android terkait prisma yang
pembiasan cahaya disajikan pada
pada cermin, kaca aplikasi latihan
plan parallel, alat optik
lensa, dan prisma berbantuan
android
Mengkomunikasikan Guru bertanya Siswa yang 10
kepada siswa merasa nilai menit
yang memiliki paling tinggi
nilai paling tinggi mengakat
tangan
Guru meminta Menjelaskan
siswa yang pertanyaan
memiliki nilai terkait
paling besar pembiasan
untuk maju cahaya pada
mengkomunikasi cermin, kaca
kan jawabannya. plan parallel,
lensa, dan
prisma
Menarik Kesimpulan Membimbing Menyimpulkan 5 menit
siswa untuk hasil
menyimpulkan pembelajaran
materi materi
pembelajaran pembiasan
Penutup
terkait pembiasan cahaya pada
cahaya pada cermin, kaca
cermin, kaca plan plan parallel,
parallel, lensa, lensa, dan
dan prisma prisma
112
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Evaluasi Memberikan quiz Mengerjakan 10
melalui android quiz melalui menit
sebanyak 6 soal android
terkait pembiasan sebanyak 6
cahaya pada soal terkait
cermin, kaca plan pembiasan
parallel, lensa, cahaya pada
dan prisma cermin, kaca
plan parallel,
lensa, dan
prisma
H. Penilaian
Tes dengan kuis melaui android sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir)
I. Media Pembelajaran
Smartphone(android) dan aplikasi tentang alat-alat optik
J. Sumber Belajar
1. Aplikasi latihan alat optik
2. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
Penilaian spiritual
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 10
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
114
Penilaian sikap
Melakukan
No Sikap yang diamati
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 11
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
115
Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Sebutkan contoh pembiasan cahaya dalam C (4), dan (5)
kehidupan sehari-hari, sebagai berikut:
(1) Spion mobil
(2) Cermin cembung
(3) Bercermin
(4) Pensil di dalam gelas berisi air
(5) Kaca plan paralel 1
Pernyataan yang benar adalah….
a. (1) dan (2)
b. (3) dan (5)
c. (4), dan (5)
d. (1), (3) dan (5)
e. (2), (3) dan (4)
2. Jelaskan bila cahaya yang merambat dari kaca C Pembiasan
masuk ke udara, maka akan mengalami . . . . cahaya, sesuai
a.Pemantulan cahaya, sesuai dengan Hukum dengan Hukum
Snellius I sinar tidak pada bidang datar Snellius II
b.Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum sinar
Snellius II, sinar mendekati garis normal mengalami
c.Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum pembiasan
1
Snellius II sinar mengalami pembiasan menjauhi garis
menjauhi garis normal normal
d.Dispersi cahaya, sesuai dengan Hukum
Snellius I sinar menjauhi garis normal
e.Polarisasi, sesuai dengan Hukum Snellius II
sinar mendekati normal
bayangan
maya
Nilaing:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
117
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-
tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
8. Mengenal kembali bagian-bagian alat optik (mata, kamera, dan lup)
9. Menjelaskan macam-macam cacat mata
10. Menghitung kekuatan lensa dan perbesaran pada alat-alat optik
(kacamata, kamera, dan lup)
118
keadaan demikian, mata dikatakan tak berakomodasi. Sementaar itu, ketika mata
melihat benda-benda yang dekat, otot siliaris menegang, sehingga lensa mata
menebal dan pada keadaan demikian mata dikatakan berakomodasi.
(d) Cacat mata
Jika jangkauan penglihatan seseorang tidak diantara 25cm dan tak hingga,
maka dapat di katakan, bahwa mata seseorang tersebut mengalami cacat mata.
Berikut penjelasan cacat mata.
(1) Rabun jauh (miopi)
Mata miopi atau rabun jauh adalah mata yang hanyadapat memfokuskan
benda pada jarak dekat. Titik jauh mata (PR) tidak berada pada tak berhingga tetapi
jarak yang lebih dekat, sehingga benda jauh tidak terlihat jelas. Rabun jauh atau
miopi biasanya disebabkan oleh lensa mata yang terlalu cembung, sehingga
bayangan benda yang jauh terfokus (jatuh) di depan retina. Dengan menggunakan
lensa divergen (cekung), dapat menyebabkan berkas sinar sejajar menyebar,
sehingga memungkinkan berkas-berkas sinar biasnya terfokus pada retina, tampak
seperti pada gambar:
Cacat mata yang sama dengan hipermetropi adalah presbiopi, yaitu mata
yang tidak dapat melihat dengan jelas pada jarak yang jauh maupun jarak baca mata
normal. Hal ini karena daya akomodasinya sudah lemah akibat bertambahnya usia.
Mata tua dapat ditolong dengan kacamata bifokal (kacamata berfokus dua, yaitu
positif dan negatif).
(4) Astigmatisma
Astigmatisma biasanya disebabkan oleh kornea atau lensa yang kurang
bundar sehingga benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang mengaburkan
bayangan. Hal ini dikarenakan kornea berbentuk sferis dengan bagian silindrisnya
bertumpuk. Mata astigmatisma memfokuskan berkas pada bidang vertikal,
katakanlah pada jarak yang lebih dekat dengan yang dilakukannya untuk berkas
pada bidang horizontal. Astigmatisma dapat ditolong dengan menggunakan lensa
silindris yang mengimbanginya. Lensa untuk mata yang rabun jauh atau rabun
dekat serta astigmatisma dibuat dengan permukaan sferis dan silindris yang
bertumpuk, sehingga radius kelengkungan lensa korektif berbeda pada bidang yang
berbeda.110
2) Lup
110
Ibid., h.425-432
111
Ibid., h.433
121
benda harus diletakkan di titik fokus. Jadi untuk mata yang tak berakomodasi, s=f
dan s’= -~. Perbesaran sudut (anguler) lup untuk mata yang tak berakomodasi
adalah:
𝒔𝒏
M= 𝒇
Keterangan:
M = Perbesaran total
f = Jarak fokus lensa
sn = Jarak titik dekat mata pengamat
(4) Pengamatan lup dengan mata berakomodasi maksimum
Untuk mata yang berakomodasi maksimum, bayangan yang dibentuk lup
terletak di titik dekat s’=sn. Perbesaran sudut (anguler) lup untuk mata yang
berakomodasi maksimum adalah:
𝒔𝒏
M= +1
𝒇
Keterangan:
M = Perbesaran total
f = Jarak fokus lensa
sn = Jarak titik dekat mata pengamat
3) Kamera
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Apersepsi Menggali Menjawab 3
pengetahuan awal pertanyaan menit
siswa dengan yang diberikan
memberikan oleh guru
pertanyaan, “Apa
yang kalian
ketahui mengenai
alat optik (mata,
kamera, dan
lup)?”
Pendahuluan
Guru menunjuk Siswa yang
beberapa orang ditunjuk
siswa untuk menjawab
menjawab pertanyaan
pertanyaan yang
tersebut dikemukakan
oleh guru
Menyampaikan Menyimak 2
tujuan penjelasan guru menit
pembelajaran
112
Ibid., h.432
123
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Memberikan Mengamati 15
contoh soal contoh soal menit
terkait alat optik terkait alat
(mata, kamera, optik (mata,
dan lup) melalui kamera, dan
aplikasi latihan lup) pada
alat optik yang aplikasi latihan
berbantuan alat optik
android berbantuan
android
Menanya Memberikan Mengajukan 2
kesempatan pertanyaan menit
kepada siswa terkait materi
untuk bertanya alat optik
terkait materi (mata, kamera,
alat optik (mata, dan lup) yang
kamera, dan disajikan pada
lup) aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android
Guru Mengajukan 3
memberikan pertanyaan menit
kesempatan terkait contoh
untuk soal tentang
mengajukan alat optik
pertanyaan (mata, kamera,
terkait contoh dan lup)
soal tentang alat
optik (mata,
kamera, dan
lup)
Mengumpulkan Guru meminta Melalukan 5
informasi siswa berdiskusi diskusi dengan menit
dengan teman teman
sebangkunya sebangkunya
terkait alat optik
Mengasosiasi Guru meminta Menjawab 25
siswa menjawab latihan-latihan menit
pertanyaan- soal mengenai
pertanyaan alat optik
latihan soal pada (mata, kamera,
aplikasi latihan dan lup) yang
alat optik disajikan pada
124
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
berbantuan aplikasi latihan
android terkait alat optik
alat optik (mata, berbantuan
kamera, dan android
lup)
Mengkomunikasikan Guru bertanya Siswa yang 10
kepada siswa merasa nilai menit
yang memiliki paling tinggi
nilai paling mengakat
tinggi tangan
Guru meminta Menjelaskan
siswa yang pertanyaan
memiliki nilai terkait alat
paling besar optik (mata,
untuk maju kamera, dan
mengkomunikas lup)
ikan
jawabannya.
Menarik Kesimpulan Membimbing Menyimpulkan 5
siswa untuk hasil menit
menyimpulkan pembelajaran
materi materi alat
pembelajaran optik (mata,
terkait alat optik kamera, dan
(mata, kamera, lup)
dan lup)
Penutup
Evaluasi Memberikan Mengerjakan 10
quiz melalui quiz melalui menit
android android
sebanyak 4 soal sebanyak 4 soal
terkait alat optik terkait alat
(mata, kamera, optik (mata,
dan lup) kamera, dan
lup)
H. Penilaian
Tes dengan quiz melaui android sebanyak 4 butir soal pilihan ganda
(terlampir)
I. Media Pembelajaran
Smartphone(android) dan aplikasi tentang alat-alat optik
J. Sumber Belajar
1. Aplikasi latihan alat optik
2. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
125
Penilaian spiritual
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 12
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
127
Penilaian sikap
Melakukan
No Sikap yang diamati
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 13
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
128
Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Perhatikan gambar di bawah ini! B2
1
Bagian dari mata yang berfungsi tempat jatuhnya
cahaya ditunjukkan pada nomer . . . .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
2. Mata miopi memiliki ciri . . . . A Tidak dapat
a. Tidak dapat melihat benda jauh melihat benda
b. Tidak dapat melihat benda dekat jauh
c. Hanya dapat melihat benda dekat
1
d. Tidak dapat melihat benda jauh maupun
dekat
e. Tidak dapat melihat garis vertical dan garis
horizontal secara bersamaan
3. Pada saat membaca, jarak terdekat yang dapat 2
B
dilihat seorang kakek rabun dekat adalah 40 cm. 3
Kekuatan lensa kacamata yang diperlukan adalah
....
3
a.
2
2
b. 1
3
4
c.
3
3
d.
4
1
e.
4
4. Seseorang yang sudah tua biasanya memakai E 50 cm
kacamata +3 untuk membaca dengan jarak dari 1
mata ke bahan bacaan sejauh 25 cm. Pada suatu
129
Nilaing:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
130
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-
tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
1. Mengenal kembali bagian alat optik (mikroskop, dan teropong) dan
fungsinya;
2. Menyebutkan sifat bayangan pada alat optik (mikroskop dan teropong)
3. Menjelaskan bagian alat optik (mikroskop dan teropong), dan fungsinya;
4. Menghitung panjang pada alat optik (mikroskop dan teropong);
131
Perbesaran mikroskop:
𝐬′ 𝐬𝐧
MTOT = |MOB x MOK| MTOT = | 𝐬 𝐎𝐁 𝐱 |
𝐎𝐁 𝐟𝐎𝐊
Panjang mikroskop:
Perbesaran mikroskop:
𝐬′𝐎𝐁 𝐬
MTOT = |MOB x MOK| MTOT = x 𝐟 𝐧 + 1)
𝐬𝐎𝐁 𝐎𝐊
Panjang mikroskop:
d = s’OB + sOK
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa objektif
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat.113
2) Teropong
Teropong adalah alat optik yang digunakan untuk membantu melihat
benda-benda yang sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas. Ada dua jenis
teropong, yaitu:
113
Ibid., h.437-439
134
(1) Teropong pantul (cermin), yang terdiri dari beberapa lensa dan cermin.
(2) Teropong bias (lensa), yang terdiri dari beberapa lensa. Teropong bias
meliputi teropong bintang, teropong bumi, teropong prisma, dan teropong
panggung.
𝐟
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐎𝐊
Panjang teropong:
d = fOB + fOK
Pengamatan teropong dengan mata berakomodasi maksimum
𝐟 𝐟 𝐬𝐧+ 𝐟𝐎𝐊
M = 𝐬𝐎𝐁 𝐟𝐎𝐁 ( )
𝐎𝐊 𝐎𝐊 𝐬𝐧
Panjang teropong
d = fOB + sOK
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa okuler
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
135
𝐟
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐎𝐊
Panjang teropong
𝐟 𝐬𝐧+ 𝐟𝐎𝐊
M = 𝐟𝐎𝐁 = ( )
𝐎𝐊 𝐬𝐧
Panjang teropong
d = s’OB + 4 fpb + sOK
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa okuler
fpb = Jarak fokus lensa pembalik
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat.114
114
Ibid., h.441-448
136
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan saintifik
Metode : Konvensional
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Apersepsi Menggali Menjawab 3 menit
pengetahuan pertanyaan
awal siswa yang
dengan diberikan
memberikan oleh guru
pertanyaan,
“Apa yang
kalian ketahui
mengenai alat
(mikroskop, dan
teropong)?”
Pendahuluan
Guru menunjuk Siswa yang
beberapa orang ditunjuk
siswa untuk menjawab
menjawab pertanyaan
pertanyaan yang
tersebut dikemukaka
n oleh guru
Menyampaikan Menyimak 2 menit
tujuan penjelasan
pembelajaran guru
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Memberikan Mengamati 15
contoh soal contoh soal menit
terkait alat terkait alat
(mikroskop, dan (mikroskop,
teropong) pada dan
aplikasi latihan teropong)
alat optik pada
berbantuan aplikasi
android latihan alat
optik
berbantuan
android
Menanya Memberikan Mengajukan 2 menit
kesempatan pertanyaan
kepada siswa terkait alat
untuk bertanya (mikroskop,
terkait materi dan
alat (mikroskop, teropong)
dan teropong) yang
disajikan
pada
aplikasi
latihan alat
optik
berbantuan
android
Guru Mengajukan 3 menit
memberikan pertanyaan
kesempatan terkait
untuk contoh soal
mengajukan tentang alat
pertanyaan (mikroskop,
terkait contoh dan
soal tentang alat teropong)
(mikroskop, dan
teropong)
Mengumpulkan Guru meminta Melalukan 5 menit
informasi siswa berdiskusi diskusi
dengan teman dengan
sebangkunya teman
terkait alat optik sebangkuny
a
Mengasosiasi Guru meminta Menjawab 25
siswa menjawab latihan- menit
138
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
pertanyaan- latihan soal
pertanyaan mengenai
latihan soal pada alat
aplikasi latihan (mikroskop,
alat optik dan
berbantuan teropong)
android terkait yang
alat (mikroskop, disajikan
dan teropong) pada
aplikasi
latihan alat
optik
berbantuan
android
Mengkomunikasikan Guru bertanya Siswa yang 10
kepada siswa merasa nilai menit
yang memiliki paling
nilai paling tinggi
tinggi mengakat
tangan
Guru meminta Menjelaska
siswa yang n
memiliki nilai pertanyaan
paling besar terkait alat
untuk maju (mikroskop,
mengkomunikas dan
ikan teropong)
jawabannya.
Menarik Kesimpulan Membimbing Menyimpul 5 menit
siswa untuk kan hasil
menyimpulkan pembelajara
materi n materi alat
pembelajaran (mikroskop,
terkait alat dan
(mikroskop, dan teropong)
teropong)
Penutup
Evaluasi Memberikan Mengerjaka 10
quiz melalui n quiz menit
android melalui
sebanyak 6 soal android
terkait alat sebanyak 6
(mikroskop, dan soal terkait
teropong) alat
(mikroskop,
139
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
dan
teropong)
H. Penilaian
Tes dengan quiz melaui android sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir)
I. Media Pembelajaran
Smartphone(android) dan aplikasi tentang alat-alat optik
J. Sumber Belajar
1. Aplikasi latihan alat optik
2. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
Penilaian spiritual
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 14
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
141
Penilaian sikap
Melakukan
No Sikap yang diamati
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 15
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
142
Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Perhatikan gambar berikut ini! C Lensa okuler
Nilaing:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
145
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-
tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
1. Menyebutkan pengertian pemantulan cahaya
146
115
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013 (Jakarta: Erlangga),
hal.375
116
Ibid., h.376
117
Ibid., h.376-377
147
(a) Pemantulan teratur, adalah pemantulan cahaya yang terjadi apabila suatu
berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan licin (rata)
dan mengkilap, sehingga arah pemantulan cahaya tersebut teratur menuju
ke suatu arah tertentu. Contoh pemantulan teratur, adalah pemantulan pada
permukaan cermin dan pada permukaan air yang tenang.
118
Ibid., h.377
148
119
Ibid., h.379
120
Ibid., h.383
149
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Apresepsi Menggali Menjawab 3 menit
pengetahuan awal pertanyaan
siswa dengan yang diberikan
memberikan oleh guru
pertanyaan, “Apa
yang kalian ketahui
mengenai
Pendahuluan
pemantulan
cahaya?”
Guru menunjuk Siswa yang
beberapa orang ditunjuk
siswa untuk menjawab
menjawab pertanyaan
pertanyaan tersebut yang
121
Ibid., h.388
150
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
dikemukakan
oleh guru
Menyampaikan Menyimak 2 menit
tujuan penjelasan
pembelajaran guru
Mengamati Menyajikan video Memperhatika 10 menit
melalui LCD n video melaui
proyektor berkaitan LCD proyektor
dengan materi berkaitan
pemantulan cahaya dengan materi
pemantulan
cahaya
Memberikan Mengamati 15 menit
contoh soal terkait contoh soal
pemantulan cahaya yang disajikan
melalui LCD guru
proyektor
Menanya Memberikan Mengajukan 2 menit
kesempatan kepada pertanyaan
siswa untuk terkait dengan
bertanya terkait materi
materi pemantulan pemantulan
cahaya pada bidang cahaya pada
Inti datar dan lengkung bidang datar
dan lengkung
Guru memberikan Mengajukan 3 menit
kesempatan untuk pertanyaan
mengajukan terkait contoh
pertanyaan terkait soal tentang
contoh soal tentang pemantulan
pemantulan cahaya cahaya
Mengumpu Guru meminta Melalukan 5 menit
lkan siswa berdiskusi diskusi dengan
informasi dengan teman teman
sebangkunya sebangkunya
terkait alat optik
Mengasosia Memberikan Menjawab 25 menit
si pertanyaan kepada pertanyaan
siswa dengan mengenai
latihan-latihan soal pemantulan
berupa hardcopy cahaya pada
terkait dengan bidang datar
materi pemantulan dan lengkung.
151
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
cahaya pada bidang
datar dan lengkung.
Mengkomu Meminta siswa Menjelaskan 10 menit
nikasikan untuk menjelaskan jawaban yang
jawaban terkait sudah
pemantulan cahaya dikerjakan
pada bidang datar terkait
dan lengkung. pemantulan
cahaya pada
bidang datar
dan lengkung.
Menarik Membimbing siswa Menyimpulkan 5 menit
Kesimpulan untuk hasil
menyimpulkan pembelajaran
materi materi
pembelajaran pemantulan
terkait pemantulan cahaya pada
cahaya pada bidang bidang datar
Penutup datar dan lengkung. dan lengkung.
Evaluasi Memberikan quiz Mengerjakan 10 menit
sebanyak 6 soal quiz sebanyak
terkait pemantulan 6 soal terkait
cahaya pada bidang pemantulan
datar dan lengkung. cahaya pada
bidang datar
dan lengkung.
H. Penilaian
Tes tertulis sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir)
I. Media Pembelajaran
1. LCD Proyektor
2. Papan tulis
3. Spidol
4. Buku mata pelajaran fisika
J. Sumber Belajar
1. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
152
Penilaian spiritual
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 16
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
154
Penilaian sikap
Melakukan
No Sikap yang diamati
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 17
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
155
Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Definisi jenis pemantulan cahaya yang benar A Pemantulan
adalah.... baur
Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai B Pemantulan
permukaan kasar dipantulkan kesegala arah dan teratur
1
tidak teratur adalah .... . Berkas-berkas sinar
sejajar yang mengenai permukaan halus
dipantulkan sebagai berkas-berkas sinar sejajar
juga adalah .... .
2. Sebutkan contoh pemantulan cahaya dalam C (1), (2), dan
kehidupan sehari-hari, sebagai berikut: (3)
(1) Spion mobil
(2) Cermin cembung
(3) Bercermin
(4) Pensil di dalam gelas berisi air
(5) Kaca plan paralel 1
Pernyataan yang benar adalah….
a. (1) dan (2)
b. (2) dan (5)
c. (1), (2) dan (3)
d. (1), (3) dan (5)
e. (2), (3) dan (4)
3. Dua buah cermin datar ditempatkan sedemikian A 3 buah
rupa sehingga satu dengan yang lainnya
membentuk sudut 90 derajat, sebuah benda
berada diantara kedua cermin. Jumlah bayangan
yang terbentuk oleh kedua cermin adalah . . . .
1
a. 3 buah
b. 4 buah
c. 5 buah
d. 6 buah
e. 7 buah
4. Seorang pengendara yang berada di dalam mobil B 100 m
yang diam melihat bayangan mobil pada spion
berada pada jarak 20 m dan mobil tersebut
nampak sedang bergerak mendekat dengan
kelajuan 2 m/s. Jika jarak focus cermin yang
dipakainya adalah -25m, maka posisi mobil yang
1
di belakang yang sebenarnya adalah . . . .
a. 50 m
b. 100 m
c. 150 m
d. 200 m
e. 400 m
156
Nilaing:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
157
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-
tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
1. Menyebutkan definisi pembiasan cahaya
2. Menjelaskan pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan
3. Mengklasifikasi pembiasan cahaya pada lensa
4. Menunjukkan pembiasan cahaya pada prisma
5. Menghitung pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan
158
b) Indeks bias
122
Ibid., h.394
159
Indeks bias mutlak adalah perbandingan cepat rambat cahaya di udara dengan
cepat rambat cahaya pada medium.123
𝒄
n=𝒗
Indeks bias relatif adalah perbandingan cepat rambat cahaya dalam medium
satu terhadap cepat rambat cahaya dalam medium yang lain
𝒗𝟏 𝒏𝟏
n21 = =
𝒗𝟐 𝒏𝟐
123
Ibid., h.396
124
Ibid., h.403
160
125
Ibid., h.412
161
Sama seperti pemantulan cahaya pada cermin, pembiasan cahaya pada lensa
juga memiliki sinar-sinar istimewa sebagai berikut:
(1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari
titik fokus F1.
(2) Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar
dengan sumbu utama.
(3) Sinar datang melalui pusat lensa O akan diteruskan.
162
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Apresepsi Menggali Menjawab 3 menit
pengetahuan awal pertanyaan yang
siswa dengan diberikan oleh guru
memberikan
pertanyaan, “Apa
yang kalian ketahui
mengenai
pembiasan
cahaya?”
Pendahuluan
Guru menunjuk Siswa yang
beberapa orang ditunjuk menjawab
siswa untuk pertanyaan yang
menjawab dikemukakan oleh
pertanyaan tersebut guru
Menyampaikan Menyimak 2 menit
tujuan penjelasan guru
pembelajaran
163
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Mengamati Menyajikan video Memperhatikan 10
melalui LCD video melaui LCD menit
proyektor berkaitan proyektor berkaitan
dengan materi dengan materi
pembiasan cahaya pembiasancahaya
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
berupa hardcopy berdasarkan hukum
terkait dengan pembiasan,
materi pembiasan pembiasan cahaya
cahaya berdasarkan pada cermin, kaca
hukum pembiasan, plan parallel, lensa,
pembiasan cahaya dan prisma
pada cermin, kaca
plan parallel, lensa,
dan prisma
Mengkomuni Meminta siswa Menjelaskan 10
kasikan untuk menjelaskan jawaban yang menit
jawaban kepada sudah dikerjakan
siswa terkait terkait pembiasan
pembiasan cahaya cahaya berdasarkan
berdasarkan hukum hukum pembiasan,
pembiasan, pembiasan cahaya
pembiasan cahaya pada cermin, kaca
pada cermin, kaca plan parallel, lensa,
plan parallel, lensa, dan prisma
dan prisma
Menarik Membimbing siswa Menyimpulkan 5 menit
Kesimpulan untuk hasil pembelajaran
menyimpulkan materi pembiasan
materi cahaya berdasarkan
pembelajaran hukum pembiasan,
terkait pembiasan pembiasan cahaya
cahaya berdasarkan pada cermin, kaca
hukum pembiasan, plan parallel, lensa,
pembiasan cahaya dan prisma
pada cermin, kaca
Penutup plan parallel, lensa,
dan prisma
Evaluasi Memberikan quiz Mengerjakan quiz 10
sebanyak 6 soal sebanyak 6 soal menit
terkait pembiasan terkait pembiasan
cahaya berdasarkan cahaya berdasarkan
hukum pembiasan, hukum pembiasan,
pembiasan cahaya pembiasan cahaya
pada cermin, kaca pada cermin, kaca
plan parallel, lensa, plan parallel, lensa,
dan prisma dan prisma
H. Penilaian
Tes tertulis sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir)
165
I. Media Pembelajaran
1. LCD Proyektor
2. Papan tulis
3. Spidol
4. Buku mata pelajaran fisika
J. Sumber Belajar
1. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
Penilaian spiritual
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 18
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
167
Penilaian sikap
Melakukan
No Sikap yang diamati
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 19
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
168
Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Sebutkan contoh pembiasan cahaya dalam C (4), dan (5)
kehidupan sehari-hari, sebagai berikut:
(1) Spion mobil
(2) Cermin cembung
(3) Bercermin
(4) Pensil di dalam gelas berisi air
(5) Kaca plan paralel 1
Pernyataan yang benar adalah….
a. (1) dan (2)
b. (3) dan (5)
c. (4), dan (5)
d. (1), (3) dan (5)
e. (2), (3) dan (4)
2. Jelaskan bila cahaya yang merambat dari kaca C Pembiasan
masuk ke udara, maka akan mengalami . . . . cahaya, sesuai
a. Pemantulan cahaya, sesuai dengan Hukum dengan Hukum
Snellius I sinar tidak pada bidang datar Snellius II
b. Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum sinar
Snellius II, sinar mendekati garis normal mengalami
c. Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum pembiasan
1
Snellius II sinar mengalami pembiasan menjauhi garis
menjauhi garis normal normal
d. Dispersi cahaya, sesuai dengan Hukum
Snellius I sinar menjauhi garis normal
e. Polarisasi, sesuai dengan Hukum Snellius II
sinar mendekati normal
bayangan
maya
Nilaing:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
170
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-
tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
1. Mengenal kembali bagian-bagian alat optik (mata, kamera, dan lup)
171
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengenal kembali bagian-bagian alat optik (mata, kamera, dan
lup) dengan benar setelah melihat video dengan LCD proyektor.
2. Siswa dapat menjelaskan macam-macam cacat mata dengan benar setelah
melihat video dengan LCD proyektor.
3. Siswa dapat menghitung kekuatan lensa dan perbesaran pada alat-alat optik
(kacamata, kamera, dan lup) dengan benar setelah mengamati contoh soal
dengan LCD proyektor.
4. Siswa dapat menganalisis kekuatan lensa dan perbesaran pada alat
optic(kacamata, kamera, dan lup) dengan benar setelah diberikan
permasalahan-permasalahan fisika dengan LCD proyektor.
E. Materi Ajar
1) Mata
Mata merupakan indra penglihatan dan merupakan organ yang dapat
menangkap perubahan dan perbedaan cahaya. Organ ini bekerja dengan cara
menerima, memfokuskan, dan mentransmisikan cahaya melalui lensa.
Daya akomodasi mata diatur oleh otot siliaris. Ketika mata melihat benda-
benda di kejauhan, otot siliaris mengendur sehingga lensa mata menipis dan pada
keadaan demikian, mata dikatakan tak berakomodasi. Sementaar itu, ketika mata
melihat benda-benda yang dekat, otot siliaris menegang, sehingga lensa mata
menebal dan pada keadaan demikian mata dikatakan berakomodasi.
(b) Cacat mata
Jika jangkauan penglihatan seseorang tidak diantara 25cm dan tak hingga,
maka dapat di katakan, bahwa mata seseorang tersebut mengalami cacat mata.
Berikut penjelasan cacat mata.
(1) Rabun jauh (miopi)
Mata miopi atau rabun jauh adalah mata yang hanyadapat memfokuskan
benda pada jarak dekat. Titik jauh mata (PR) tidak berada pada tak berhingga tetapi
jarak yang lebih dekat, sehingga benda jauh tidak terlihat jelas. Rabun jauh atau
miopi biasanya disebabkan oleh lensa mata yang terlalu cembung, sehingga
bayangan benda yang jauh terfokus (jatuh) di depan retina. Dengan menggunakan
lensa divergen (cekung), dapat menyebabkan berkas sinar sejajar menyebar,
sehingga memungkinkan berkas-berkas sinar biasnya terfokus pada retina, tampak
seperti pada gambar:
126
Ibid., h.425-432
174
lebih besar dan jelas. Bayangan yang dihasilkan oleh lup bersifat maya, tegak, dan
diperbesar.127
(5) Pengamatan lup dengan mata tak berakomodasi
Untuk mata yang tak berakomodasi, bayangan yang dibentuk lup terletak di
titik jauh. Untuk mata normal s’=-~. Agar bayangan terletak di titik jauh, maka
benda harus diletakkan di titik fokus. Jadi untuk mata yang tak berakomodasi, s=f
dan s’= -~. Perbesaran sudut (anguler) lup untuk mata yang tak berakomodasi
adalah:
𝒔𝒏
M= 𝒇
Keterangan:
M = Perbesaran total
f = Jarak fokus lensa
sn = Jarak titik dekat mata pengamat
(6) Pengamatan lup dengan mata berakomodasi maksimum
Untuk mata yang berakomodasi maksimum, bayangan yang dibentuk lup
terletak di titik dekat s’=sn. Perbesaran sudut (anguler) lup untuk mata yang
berakomodasi maksimum adalah:
𝒔𝒏
M= +1
𝒇
Keterangan:
M = Perbesaran total
127
Ibid., h.433
175
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan Waktu
Tahap Pembelajaran
Guru Siswa
Apresepsi Menggali Menjawab 3 menit
pengetahuan awal pertanyaan
siswa dengan yang
memberikan diberikan
pertanyaan, “Apa oleh guru
yang kalian
ketahui mengenai
alat-alat optik
Pendahuluan
(kacamata,
kamera, dan
lup)?”
128
Ibid., h.432
176
H. Penilaian
Tes tertulis sebanyak 4 butir soal pilihan ganda (terlampir)
I. Media Pembelajaran
178
1. LCD Proyektor
2. Papan tulis
3. Spidol
4. Buku mata pelajaran fisika
J. Sumber Belajar
1. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
Penilaian spiritual
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 20
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
180
Penilaian sikap
Melakukan
No Sikap yang diamati
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 21
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
181
Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Perhatikan gambar di bawah ini! B2
1
Bagian dari mata yang berfungsi tempat jatuhnya
cahaya ditunjukkan pada nomer . . . .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
2. Mata miopi memiliki ciri . . . . A Tidak dapat
melihat benda
a. Tidak dapat melihat benda jauh
jauh
b. Tidak dapat melihat benda dekat
c. Hanya dapat melihat benda dekat 1
d. Tidak dapat melihat benda jauh maupun
dekat
e. Tidak dapat melihat garis vertical dan garis
horizontal secara bersamaan
3. Pada saat membaca, jarak terdekat yang dapat 2
B
dilihat seorang kakek rabun dekat adalah 40 cm. 3
Kekuatan lensa kacamata yang diperlukan adalah
....
3
a.
2
2 1
b.
3
4
c.
3
3
d.
4
1
e.
4
4. Seseorang yang sudah tua biasanya memakai E 50 cm 1
kacamata +3 untuk membaca dengan jarak dari
182
Nilaing:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
183
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-
tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
184
Perbesaran mikroskop:
𝐬′ 𝐬𝐧
MTOT = |MOB x MOK| MTOT = | 𝐬 𝐎𝐁 𝐱 |
𝐎𝐁 𝐟𝐎𝐊
Panjang mikroskop:
Perbesaran mikroskop:
𝐬′𝐎𝐁 𝐬
MTOT = |MOB x MOK| MTOT = x 𝐟 𝐧 + 1)
𝐬𝐎𝐁 𝐎𝐊
Panjang mikroskop:
d = s’OB + sOK
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa objektif
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat.129
2) Teropong
Teropong adalah alat optik yang digunakan untuk membantu melihat
benda-benda yang sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas. Ada dua jenis
teropong, yaitu:
129
Ibid., h.437-439
187
(1) Teropong pantul (cermin), yang terdiri dari beberapa lensa dan cermin.
(2) Teropong bias (lensa), yang terdiri dari beberapa lensa. Teropong bias meliputi
teropong bintang, teropong bumi, teropong prisma, dan teropong panggung.
Panjang teropong:
d = fOB + fOK
Pengamatan teropong dengan mata berakomodasi maksimum
Panjang teropong
d = fOB + sOK
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa okuler
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
188
Panjang teropong
Panjang teropong
d = s’OB + 4 fpb + sOK
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa okuler
fpb = Jarak fokus lensa pembalik
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
189
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan Waktu
Tahap Pembelajaran
Guru Siswa
Apresepsi Menggali Menjawab 3 menit
pengetahuan pertanyaan
awal siswa yang
dengan diberikan
memberikan oleh guru
pertanyaan,
“Apa yang
kalian ketahui
mengenai alat-
alat optik
(mikroskop, dan
teropong) ?”
Pendahuluan
130
Ibid., h.441-448
190
H. Penilaian
Tes tertulis sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir)
I. Media Pembelajaran
1. LCD Proyektor
2. Papan tulis
3. Spidol
4. Buku mata pelajaran fisika
192
J. Sumber Belajar
1. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
Penilaian spiritual
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 22
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
194
Penilaian sikap
Melakukan
No Sikap yang diamati
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 23
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
195
Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Perhatikan gambar berikut ini! C Lensa okuler
Nilaing:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
198
Jumlah soal 10 10 10 10
40 soal
soal soal soal soal
201
3.11.2 Disajikan 4. Diagram berikut ini menunjukkan bayangan dari Kunci Jawaban: B C2 Menafsirk
Menjelaskan sebuah sebuah jam di depan sebuah cermin datar. Jam an
pemantulan gambar sebenarnya menunjukkan angka . . . . Sifat-sifat bayangan pada cermin
cahaya secara peristiwa datar,yaitu:
teratur dan pemantulan 1. Jarak bayangan ke cermin sama
baur cahaya pada dengan jarak benda ke cermin
berdasarkan jam. Peserta 2. Bayangannya maya
didik mampu
204
a. 09: 00
b. 11: 45 *
c. 14: 30
d. 20: 30
e. 21: 30
3.11.4 Disajikan 8. Sebuah cermin cembung memiliki jarak fokus 8 Kunci Jawaban: E C3 Menghitu
Menghitung sebuah kasus cm. Jika jarak bayangan ke cermin 6 cm, maka jarak Dik: f = -8 cm (cermin cembung) ng
pemantulan tentang benda ke cermin adalah ….. s’= -6 cm (bayangan maya)
cahaya pada pemantulan a. -24 cm Dit: s ?
bidang cahaya pada b. -12 cm Jawab:
lengkung cermin c. 8,0 cm 1 1 1
+ =
s s′ f
cembung d. 12 cm 1 1 1
Peserta didik e. 24 cm * =- - (− )
s s′ f
mampu 1 1 1
=-8+6
menghitung s
1 3 4
jarak benda = - 24 + 24
s
1 1
pada cermin = 24
s
cembung s = 24
3.11.5 Disajikan 9. Perhatikan ilustrasi gambar Obama yang sedang Kunci Jawaban: A C4 Menganal
Menganalisis sebuah bercermin ! sis
pemantulan peristiwa Sesuai rumus bayangan cermin:
cahaya pada bercermin 360
( ∝ )-1 = n
bidang datar pada cermin
207
3.11.6 Disajikan 10. Benda berada 7,5 cm di depan cermin cekung Kunci Jawaban: A C4 Menganal
Menganalisis contoh kasus yang jari-jarinya 30 cm. Pernyataan berikut yang sis
pemantulan tentang benar adalah: Dik: s = 7,5 cm
cahaya pada pemantulan 1) Letak bayangan 15 cm di belakang cermin r = 30 cm
bidang cahaya pada 2) Bayangan diperbesar 3 kali dari benda semula f = 15 cm
lengkung cermin 3) Bayangan bersifat maya Jawab:
cekung. 4) Bayangan bersifat terbalik 1 1 1
1) f = s + s′
Peserta didik Pernyataan yang benar adalah…..
208
3.11.6 Disajikan 11. Sebuah lilin digeser mendekati suatu cermin Kunci Jawaban: B C4 Menelaah
Menganalisis peristiwa sehingga bayangan dapat ditangkap layar, seperti
pemantulan sebuah pada gambar, maka: 1) Benda di depan cermin bayangan
cahaya pada bayangan terbalik (nyata) merupakan cermin
bidang lilin yang cekung (salah)
lengkung ditangkap
layar. Peserta
didik dapat
209
3.11.11 Disajikan 15. Gambar yang menunjukkan pembiasan cahaya Kunci Jawaban: D C2 Menunjuk
Menunjukkan pertanyaan. pada prisma adalah . . . . kan
pembiasan Peserta didik Proses pembiasan Cahaya pada
cahaya pada dapat Prisma
prisma menunjukkan Cahaya yang datang dari udara
pembiasan a. menuju bidang pembias 1 pada
pada prisma prisma cahaya dibiaskan mendekati
garis normal. Selanjutnya cahaya
b. akan sampai pada bidang pembias
kedua pada prisma maka cahaya
akan dibiaskan menjauhi garis
c. normal, sebelum pada akahirnya
cahaya keluar meninggalkan prisma.
Proses pembiasan cahaya pada
d. * prisma ditunjukkan oleh gambar
e.
212
3.11.12 Disajikan 17. Perhatikan gambar di bawah ini! Kunci Jawaban: D C3 Menghitu
Menganalisis sebuah ng
pembiasan gambar lensa Dik: f = 50 cm = 0,5 m
cahaya pada cembung. Dit: P ?
lensa Peserta didik Jawab:
dapat 1
P=f
menghitung 1
kekuatan = 0,5
= 2 dioptri
213
3.11.9 Disajikan 18. Perhatikan gambar berikut ini! Kunci Jawaban: B C3 Menghitu
Menghitung peristiwa ng
pembiasan melaser dari Dik: i = 30o
cahaya udara ke air 4
nair = 3
berdasarkan dengan sudut
nudara = 1
hukum datang
Dit: r ?
pembiasan tertentu.
Jawab:
Peserta didik
sin i . nudara = sin r . nair
dapat 4
menghitung sin 30 (1) = sin r 3
4 1 3
sudut bias Jika diketahui nair = , nudara = 1, maka besarnya sin r = 2 x 4
sinar 3
3
sudut bias sinar adalah . . . . r = arcsin 8
3 Sebagai pengecoh bila sudut
a. Arcsin 3
8 datangnya bernilai 600, sebagai
3 berikut:
b. Arcsin *
8 Dik: i = 60o
4 4
c. Arcsin nair = 3
6
nudara = 1
214
3.11.10 Disajikan 19. Perhatikan gambar di bawah ini! Kunci Jawaban: D C4 Menganal
Menganalisis sebuah sis
pembiasan gambar Pembentukkan bayangan yang
cahaya ketika siswa diterima mata adalah oleh sinar-sinar
berdasarkan mengamati yang datang dari koin dan jatuh
hukum sebuah koin dimata pengamat. Perjalanan sinar-
pembiasan berisi air. sinar tersebut ditunjukkan oleh
Peserta didik gambar di bawah ini
215
3.11.12 Disajikan 21. Lensa plan konveks dengan jari-jari 20 cm dan Kunci Jawaban: A C4 Meganalis
Menganalisis sebuah kasus 3 is
indeks bias 2. Sebuah benda terletak di depan lensa
pembiasan pada lensa Dik: R = 20 cm
dan dibentuk bayangan nyata dengan perbesaran 2 3
cahaya pada cembung. i=2
kali, maka:
lensa Peserta didik
1) Letak benda 60 cm di depan lensa M = 2 kali
dapat
2) Jarak fokus lensa 60 cm 1) Bayangan nyata
menganalisis
3) Letak bayangan 120 cm di belakang lensa M = +2
jarak s′
4) Bayangan bersifat tegak = +2
bayangan, s
Pernyataan yang benar adalah . . . .
jarak benda, s′ = 2 s
a. 1 dan 3 * 1 1 1
dan sifat + =
b. 2 dan 4 s s′ f
bayangan 1 1 1
c. 1 dan 2 + =
lensa s 2s 40
d. 1, 2, dan 4 2 1 1
e. 1, 2, dan 3 + 2s = 40
2s
3 1
= 40
2s
2s = 120
s = 60 cm
benda terletak 60 cm di depan lensa
(benar)
1 n 1 1
2) = (n2 − 1) (R + )
f 1 1 R2
218
3.11.13 Disajikan 22. Tempat jatuhnya bayangan pada mata, di . . . . Kunci Jawaban: A C1 Menginga
Mengenal sebuah a. Retina* t kembali
kembali pernyataan b. Kornea Pada permukaan belakang mata
bagian- beserta c. Saraf mata terdapat bagian yang disebut selaput
bagian alat alasannya. d. Lensa mata jala atau retina yang berfungsi
optik (mata, Peserta didik e. Cairan mata menangkap bayangan yang dibentuk
kamera, dan dapat oleh lensa mata.
lup) Mengingat
kembali alat
optik (mata).
219
50
e. ~
cm
3.11.14 Disajikan 25. Mata presbiopi memiliki ciri. . . Kunci Jawaban: D C1 Menyebut
Membedakan sebuah a. Tidak dapat melihat benda jauh kan
macam- pertanyaan. b. Tidak dapat melihat benda dekat Presbiopi disebabkan karena gaya
macam cacat Peserta didik c. Hanya dapat melihat benda dekat akomodasi lensa mata tidak bekerja
mata dapat d. Tidak dapat melihat benda jauh maupun dekat * dengan baik akibatnya tidak dapat
menyebutkan e. Tidak dapat melihat garis vertical dan garis memfokuskan cahaya ke titik kuning
ciri cacat horizontal secara bersamaan dengan tepat, sehingga mata tidak
mata. bisa melihat benda jauh maupun
dekat
221
3.11.15 Disajikan 27. Seorang penderita miopi mempunyai titik jauh 2 Kunci Jawaban: A C3 Menghitu
Menghitung sebuah kasus meter. Agar orang tersebut dapat melihat seperti ng
kekuatan penderita orang normal, maka kekuatan lensa kacamata yang Dik: s’ = -2 m
lensa dan miopi. diperlukan adalah . . . . s=
perbesaran Peserta didik a. -1/2 dioptri* Dit: P ?
pada alat-alat dapat b. -1 dioptri Jawab:
optik menghitung c. 1/2 dioptri 1 1 1
= s + s′
(kacamata, kekuatan d. 1 dioptri f
1 1
kamera, dan lensa e. 2 dioptri = ~ + (− 2)
lup) kacamata. 1
= 0 −2
222
3.11.15 Disajikan 28. Perhatikan gambar di bawah ini! Kunci Jawaban: A C3 Menghitu
Menghitung berupa ng
kekuatan gambar Dik: h’ = 75 mm = 0.075 m
lensa dan seorang h = 150 m
perbesaran fotografer Dit: h ?
pada alat-alat yang sedang Jawab:
optik melakukan h′
M= h
(kacamata, pemotretan. 0,075
kamera, dan Peserta didik M= = 5 x 10-4 x
150
lup) dapat
Seorang fotografer sedang melakukan pemotretan
menghitung
gedung dengan tinggi 150 m. Bayangan dari foto
perbesaran
sebuah gedung yang tercetak pada film memiliki
pada kamera
tinggi 75 mm. Jika jarak antara pemotret dengan
gedung 100 m, maka perbesaran kamera tersebut
adalah . . . .
a. 5,0 x 10-4 kali *
b. 10 x 10-4 kali
c. 15 x 10-4 kali
d. 20 x 10-3 kali
e. 25 x 10-3 kali
223
3.11.16 Disajikan 30. Seseorang yang sudah tua biasanya memakai Kunci Jawaban: B C4 Menganal
Menganalisis sebuah kasus kacamata +3 untuk membaca dengan jarak dari mata Dik: x = 100 cm sis
kekuatan seorang ke bahan bacaan sejauh 25 cm. Pada suatu hari sn = 25 cm
lensa dan penderita karena terlupa tidak membawa kacamata, dia Kekuatan kacamata orang tua = +3
perbesaran hipermetropi. meminjam kacamata +2 dari temannya. Maka jarak D
pada alat Peserta didik dia dapat membaca bahan bacaannya adalah . . . . Dit: P untuk orang tua peminjam
optik dapat a. 15 cm kacamata ?
(kacamata, menganalisis b. 33 cm * Jawab:
kamera, dan kekuatan c. 40 cm 100
Jarak fokus f1 = P cm
lup) d. 50 cm
224
3.11.16 Disajikan 31. Seorang siswa berpenglihatan normal (jarak baca Kunci Jawaban: B C4 Menganal
Menganalisis pernyataan minimumnya 25 cm) mengamati benda kecil melalui sis
kekuatan dan Dik: sn = s’= -PP = -25 cm
225
3.11.21 Disajikan 38. Sebuah mikroskop digunakan untuk keadaan Kunci Jawaban: C C3 Menghitu
Menghitung sebuah mata tak berakomodasi. Jarak fokus lensa objektif ng
perbesaran pertanyaan adalah 2 cm sedangkan jarak fokus lensa okuler Dik: fob = 2 cm
pada alat tentang adalah 9 cm. jika jarak lensa objektif dan okuler fok = 9 cm
optik perbesaran adalah 27 cm, maka perbesaran totalnya adalah . . . . Dit: M ?
(mikroskop, total pada a. 17 kali Jawab:
dan mikroskop. b. 18 kali d = s’ob + fok
teropong). Peserta didik c. 19 kali* 27 = s’ob + 9
dapat d. 20 kali s’ob = 18 cm
menghitung e. 21 kali 1 1 1
= s + s′
f
ob ob ob
perbesaran 1 1 1
total pada = s + 18
2
mikroskop 1 1 1
- =s
2 18
sob = 2,67 cm
s′ PP
M = ( s ob ) (f )
ob ok
231
3.11.22 Disajikan 39. Suatu preparat berada pada jarak 2 cm di bawah Kunci Jawaban: A C4 Menganali
Menganalisis pernyataan objektif mikroskop yang jarak titik apinya 1,8 cm sis
perbesaran dan alasan sedang jarak titik api okulernya 6 cm. seseorang Dik: fob = 1,8 cm
pada alat-alat tentang dengan titik dekat 30 cm melihat bayangan itu dan fok = 6 cm
optik perbesaran, berakomodasi maksimum maka pernyataan dibawah sob = 2 cm
(mikroskop, jarak ini yang benar: sn = 30 cm
dan bayangan, 1) Lensa okuler adalah lensa cembung yang Jawab:
teropong). jarak antara dekat dengan mata 1) Lensa okuler adalah lensa
lensa objektif 2) Bayangan yang dibentuk lensa objektif berada cembung yang dekat dengan mata
dan okuler 8 cm di depan okuler (benar)
pada 3) Perbesarannya 63 kali
mikroskop. 4) Jarak antara objektif dan okuler sejauh 24 cm 2) Dik: s’ok = -sn = -30 cm
Peserta didik Pernyataan yang tepat adalah . . . . (berakomodasi maksimum)
dapat a. 1 dan 3* 1 1 1
= s + s′
f
ok ok ok
menganalisis b. 2 dan 4 1 1 1
perbesaran, c. 1, 2, dan 3 = - 30
6 s ok
jarak d. 1, 3, dan 4 1 1 1
+ 30 = s
bayangan, e. 1, 2, dan 4 6 ok
jarak antara sok = 5 cm (salah)
lensa objektif 3)
1 1 1
dan okuler + =
s
ob s′ f ob ob
pada 1 1 1
mikroskop + 2 = 1,8
sob
232
4) d = s’ob + sok
= 18 + 5
= 23 cm (salah)
3.11.22 Disajikan 40. Perhatikan tabel ciri-ciri teropong dan harganya ! Kunci Jawaban: D C4 Menganali
Menganalisis tabel ciri-ciri sis
perbesaran teropong dan No Ciri-ciri teropong Harga 1. M
f ob 100
10 x , memiliki
f ok 10
pada alat-alat harganya. 1 Jarak titik fokus Rp.
optik Peserta didik objektif 100 cm dan 50.000,- harga yang relatif murah, dan
(mikroskop, dapat jarak fokus okuler terlalu panjang untuk digunakan
dan menganalisis 10 cm 2. M f ob 80 40 x , memiliki harga
f ok 2
teropong). perbesaran 2 Jarak titik fokus Rp. yang relatif murah, dan terlalu
pada objektif 80 cm dan 48.000,- panjang untuk digunakan
teropong jarak fokus okuler 2 3. M f ob 70 35x , memiliki harga
cm f ok 2
3 Jarak titik fokus Rp.60.000,- yang relatif mahal, akan tetapi
objektif 70 cm dan terlalu panjang untuk digunakan
jarak fokus okuler 2 4. M f ob 45 450 x , memiliki harga
cm f ok 0,1
Nomor Validator
Ai Nurlaela, M.Si. Taufiq Alfarizi, M.Pfis Rata-rata
Soal CVR
A B C D A B C D
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 0 0 0 1 1 1 1 0,25
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 0 1 1 1 1 1 1 1 0,75
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 0 1 0 0 1 1 1 1 0,25
16 0 1 0 1 1 1 1 1 0
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1
235
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 0 0 1 1 1 1 1 1 0,25
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah CVR 36,5
CVI 0,91
Sangat
Kategori
sesuai
236
237
238
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0,89
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0,89
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0,89
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
Jumlah CVR 36,5
CVI 0,91
Sangat
Kategori
sesuai
240
241
242
243
244
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 1 1 1 1 0 0 1 1 0,5
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 1 1 1 1 0 0 1 1 0,5
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1
33 1 1 1 1 0 0 1 1 0,5
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah CVR 38,5
CVI 0,96
Sangat
Kategori
sesuai
246
247
248
3. Pengemudi mobil harus lebih berhati-hati di malam hari saat jalanan masih
basah dibandingkan dengan jalan kering. Alasannya adalah . . . .
a. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga
berkelakuan sebagai permukaan halus dan memantulkan cahaya lampu
mobil secara teratur, cahaya ini tidak menyilaukan pengemudi
b. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga
berkelakuan sebagai permukaan halus dan memantulkan cahaya lampu
mobil secara teratur, cahaya ini menyilaukan pengemudi
c. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga
berkelakuan sebagai permukaan kasar dan memantulkan cahaya lampu
mobil secara teratur, cahaya ini menyilaukan pengemudi
d. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga
berkelakuan sebagai permukaan kasar dan menyerap cahaya lampu mobil
secara teratur, cahaya ini menyilaukan pengemudi
e. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga
berkelakuan sebagai permukaan halus dan menyerap cahaya lampu mobil
secara baur, cahaya ini menyilaukan pengemudi
Gambar berikut ini menunjukkan bayangan dari sebuah jam di depan sebuah
cermin datar. Jam sebenarnya menunjukkan angka . . . .
a. 09: 00
b. 11: 45
c. 12: 15
d. 14: 30
e. 21: 30
6. Dua buah cermin datar ditempatkan sedemikian rupa sehingga satu dengan
yang lainnya membentuk sudut 60o, sebuah benda berada diantara kedua
cermin. Jumlah bayangan yang terbentuk oleh kedua cermin adalah . . . .
a. 4 buah
b. 5 buah
c. 6 buah
d. 7 buah
e. 8 buah
8. Sebuah cermin cembung memiliki jarak fokus 8 cm. Jika jarak bayangan ke
cermin 6 cm, maka jarak benda ke cermin adalah . . . .
a. -24 cm
b. -12 cm
c. 8,0 cm
d. 12 cm
e. 24 cm
a. 1 buah
b. 2 buah
c. 0 atau tidak terbentuk bayangan sama sekali
d. 5 buah, dengan kondisi bayangan yang terpisah-pisah
e. 5 buah karena bergantung pada jumlah pecahan kaca nya
10. Benda berada 7,5 cm di depan cermin cekung yang jari-jarinya 30 cm.
Pernyataan berikut yang benar adalah:
1) Letak bayangan 15 cm di belakang cermin
2) Bayangan diperbesar 3 kali dari benda semula
3) Bayangan bersifat maya
4) Bayangan bersifat terbalik
Pernyataan yang benar adalah . . . .
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 1, 2, dan 3
d. 1, 3, dan 4
e. 1, 2, dan 4
11. Sebuah lilin digeser mendekati suatu cermin sehingga bayangan dapat
ditangkap layar, seperti pada gambar, maka:
14. Cahaya yang merambat dari kaca masuk ke udara, maka akan mengalami
peristiwa . . . .
a. Pemantulan cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius I sinar tidak pada
bidang datar
b. Pembiasan cahaya sesuai dengan Hukum Snellius II, sinar mendekati
garis normal
c. Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius II sinar menjauhi garis
normal
d. Dispersi cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius I sinar menjauhi garis
normal
e. Polarisasi, sesuai dengan Hukum Snellius II sinar mendekati normal
a.
b.
c.
d.
e.
257
16. Di bawah ini merupakan gambar pemanfaatan lensa dalam kehidupan sehari-
hari:
Jika diketahui nair = 4/3, nudara = 1, maka besarnya sudut bias sinar adalah . . . .
3
3
a. Arcsin 8
3
b. Arcsin 8
4
c. Arcsin 6
4
3
d. Arcsin 6
4
e. Arcsin 3
Seorang siswa mengamati sebuah koin yang berada di dasar bejana berisi air.
Jika posisi mata siswa yang diarahkan untuk mengamati koin tersebut persis
di atasnya. Maka jarak dan sifat bayangan yang diterima oleh mata siswa
adalah . . . .
a. Lebih jauh dan sifat bayangan maya
b. Lebih jauh, dan sifat bayangan nyata
c. Sama persis dan sifat bayangan nyata
d. Lebih dekat, dan sifat bayangan maya
e. Lebih dekat, dan sifat bayangan nyata
259
a. Retina
b. Kornea
c. Saraf mata
d. Lensa mata
e. Cairan mata
24. Gambar yang menunjukkan penglihatan orang dalam keadaan normal adalah .
...
a. 100 cm 10 cm
b. ~ 10 cm
c. ~ 25 cm
261
d. ~ 25 cm
e. ~ 50 cm
26. Seorang anak penderita miopi memiliki titik jauh 50 cm, supaya dapat
melihat dengan normal harus menggunakan kacamata berkekuatan . . . .
a. -2,0 dioptri
b. -1,0 dioptri
c. 1,0 dioptri
d. 2,0 dioptri
e. 2,5 dioptri
27. Seorang penderita miopi mempunyai titik jauh 2 meter. Agar orang tersebut
dapat melihat seperti orang normal, maka kekuatan lensa kacamata yang
diperlukan adalah . . . .
a. -1/2 dioptri
b. -1 dioptri
c. 1/2 dioptri
d. 1 dioptri
e. 2 dioptri
29. Seorang mengamati benda kecil dengan kaca pembesar (lup). Agar mata
seorang pengamat tidak cepat lelah ketika menggunakan lup, maka:
1. Mata tidak ber akomodasi
2. Mata ber akomodasi
3. Benda yang dilihat harus terletak antara titik focus dan titik pusat sumbu
lensa
4. Benda yang dilihat harus diletakkan tepat pada titik fokus lup
Penyataan yang benar adalah . . . .
a. 1, dan 2
b. 3, dan 4
c. 1, dan 3
d. 1, dan 4
e. 1 , 2, dan 3
30. Seseorang yang sudah tua biasanya memakai kacamata +3 untuk membaca
dengan jarak dari mata ke bahan bacaan sejauh 25 cm. Pada suatu hari karena
terlupa tidak membawa kacamata, dia meminjam kacamata +2 dari temannya.
Pada hal ini maka jarak dia dapat membaca bahan bacaannya adalah . . . .
a. 15 cm
b. 33 cm
c. 40 cm
d. 50 cm
e. 66 cm
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 1, 2, dan 3
e. 1, 2, 3, dan 4
34. Nani ingin membeli sebuah teropong yang memiliki ciri khas terdapat cermin
dalam bagiannya, ketika sudah di toko penjual teropong menanyakan “jenis
teropong bias apa yang ingin kamu beli?”, jawaban apa yang tepat untuk
menjawab pertanyaan tersebut adalah . . . .
a. Teropong bumi
b. Teropong pantul
c. Teropong prisma
d. Teropong bintang
e. Teropong panggung
35. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Disusun dari dua buah lensa
2) Lensa yang dekat benda disebut lensa objektif dan lensa yang dekat mata
disebut lensa okuler
3) Lensa objektif bersifat seperti lensa, sedangkan lensa okuler memiliki
sifat seperti lup
4) Kedua lensanya merupakan lensa cekung
264
36. Perhatikan tabel perbedaan antara binokuler dengan teropong bintang berikut
ini!
No Binokuler Teropong bintang
1 Memiliki sepasang lensa cembung Memiliki sepasang lensa cekung
2 Memiliki sepasang lensa cembung, Memiliki sepasang lensa cembung, dan
dan menghasilkan bayangan tegak menghasilkan bayangan yang terbalik
3 Memiliki cermin untuk Memiliki sepasang lensa cekung
memantulkan cahaya
4 Memiliki sepasang lensa cembung Memiliki sepasang lensa cembung dan
dan menyisipkan dua prisma siku- tidak menyisipkan dua prisma siku-siku
siku
5 Memiliki sepasang lensa cekung Memiliki lensa cembung dan
dan menyisipkan dua prisma siku- menyisipkan dua prisma siku-siku
siku
Pernyataan yang paling tepat dari tabel perbedaan antara binokuler dengan
teropong bintang pada nomor. . . .
a. 1 saja
b. 4 saja
c. 1 dan 4
d. 1 dan 5
e. 2 dan 4
37. Sebuah teropong bumi digunakan untuk mengamati benda pada jarak tak
terhingga. Jika mata tak berakomodasi dengan jarak fokus lensa objektif,
lensa pembalik, dan lensa okuler masing-masing 40cm, 3cm, dan 5cm maka
panjang teropong adalah . . . .
a. 5,0 cm
b. 32 cm
c. 48 cm
d. 57 cm
e. 70 cm
265
38. Sebuah mikroskop digunakan untuk keadaan mata tak berakomodasi. Jarak
fokus lensa objektif adalah 2 cm sedangkan jarak fokus lensa okuler adalah 9
cm. jika jarak lensa objektif dan okuler adalah 27 cm, maka perbesaran
totalnya adalah . . . .
a. 17 kali
b. 18 kali
c. 19 kali
d. 20 kali
e. 21 kali
39. Suatu preparat berada pada jarak 2 cm di bawah objektif mikroskop yang
jarak titik apinya 1,8 cm sedang jarak titik api okulernya 6 cm. seseorang
dengan titik dekat 30 cm melihat bayangan itu dan berakomodasi maksimum
maka pernyataan dibawah ini yang benar:
1) Lensa okuler adalah lensa cembung yang dekat dengan mata
2) Bayangan yang dibentuk lensa objektif berada 8 cm di depan okuler
3) Perbesarannya 63 kali
4) Jarak antara objektif dan okuler sejauh 24 cm
Pernyataan yang tepat adalah . . . .
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 1, 2, dan 3
d. 1, 3, dan 4
e. 1, 2, dan 4
\
280
Descriptives
Std.
KELAS Statistic Error
PRETEST Kelas Eksperimen Mean 11,19 ,449
95% Confidence Interval for Lower Bound 10,28
Mean Upper Bound 12,11
5% Trimmed Mean 11,10
Median 11,50
Modus 12
Variance 7,247
Std. Deviation 2,692
Minimum 7
Maximum 18
Range 11
Interquartile Range 4
Skewness ,376 ,393
Kurtosis -,371 ,768
Kelas Kontrol Mean 10,56 ,353
95% Confidence Interval for Lower Bound 9,84
Mean Upper Bound 11,27
5% Trimmed Mean 10,51
Median 10,00
Modus 10
Variance 4,483
Std. Deviation 2,117
Minimum 7
Maximum 15
Range 8
Interquartile Range 3
Skewness ,320 ,393
Kurtosis -,259 ,768
282
Descriptives
Std.
KELAS Statistic Error
Median 28,00
Modus 27,00
Variance 12,085
Minimum 19
Maximum 34
Range 15
Interquartile Range 4
Median 25,00
Modus 22,00
Variance 6,364
Minimum 22
Maximum 29
Range 7
Interquartile Range 6
a) Mengingat(C1)
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
263 − 186
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
360 − 186
77
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
174
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,44
Kategori: Sedang
b) Memahami(C2)
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
198 − 98
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
360 − 98
100
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
262
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,38
Kategori: Sedang
c) Menerapkan(C3)
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
279 − 59
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
360 − 59
220
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
301
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,73
Kategori: Tinggi
d) Menganalisis(C4)
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
271 − 52
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
360 − 52
219
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
308
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,71
Kategori: Tinggi
289
a) Mengingat(C1)
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
197 − 152
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
360 − 152
45
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
208
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,22
Kategori: Rendah
b) Memahami(C2)
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
180 − 130
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
360 − 130
50
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
230
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,22
Kategori: Rendah
c) Menerapkan(C3)
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
260 − 35
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
360 − 35
225
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
325
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,69
Kategori: Sedang
d) Menganalisis(C4)
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
258 − 62
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
360 − 62
196
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
298
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,66
Kategori: Sedang
290
Kesimpulan:
Pretest Kelas Eksperimen 𝛼 = 5% = 0,05 < 𝑠𝑖𝑔. = 0,16, maka H0 diterima H1
ditolak, sehingga sampel berdistribusi normal.
Pretest Kelas Kontrol 𝛼 = 5% = 0,05 < 𝑠𝑖𝑔. = 0,15, maka H0 diterima H1
ditolak, sehingga sampel berdistribusi normal.
Posttest Kelas Eksperimen 𝛼 = 5% = 0,05 < 𝑠𝑖𝑔. = 0,44, maka H0 diterima H1
ditolak, sehingga sampel berdistribusi normal.
Posttest Kelas Kontrol 𝛼 = 5% = 0,05 < 𝑠𝑖𝑔. = 0,00, maka H0 diterima H1
ditolak, sehingga sampel berdistribusi tidak normal.
Lampiran C 6 Uji Homogenitas
Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:
291
Kesimpulan:
Pretest, hasil tersebut menunjukan bahwa, 𝑠𝑖𝑔. = 0,07 > 𝛼 = 5% = 0,05, maka
H0 diterima H1 ditolak, sehingga kedua kelas dinyatakan homogen.
Posttest, hasil tersebut menunjukan bahwa, 𝑠𝑖𝑔. = 0,29 > 𝛼 = 5% = 0,05, maka
H0 diterima H1 ditolak, sehingga kedua kelas dinyatakan homogen.
292
Test Statisticsa
PRETEST POSTTEST
Z -,909 -3,826
Kesimpulan:
293
Pretest, hasil tersebut menunjukan bahwa, 𝑠𝑖𝑔. = 0,363 > 𝛼 = 5% = 0,05, maka
hipotesis ditolak.
Posttest, hasil tersebut menunjukan bahwa, 𝑠𝑖𝑔. = 0,000 ≤ 𝛼 = 5% = 0,05, maka
hipotesis diterima.
294