Anda di halaman 1dari 319

PENGARUH MEDIA MOBILE LEARNING TERHADAP HASIL

BELAJAR FISIKA SISWA PADA KONSEP ALAT OPTIK

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
DENNY RISMANTO
NIM 1112016300045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017

1
i
ii
iii
DENNY RISMANTO 1112016300045. Pengaruh Media Mobile Learning
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Alat Optik. Skripsi
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017
Permasalahan utama dalam penelitian ini siswa kesulitan dalam bidang sains
khususnya pelajaran fisika, dan penggunaan smartphone yang disalahgunakan
oleh siswa dapat berdampak buruk terhadap hasil belajar. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning
berbantuan android terhadap hasil belajar siswa pada konsep alat optik. Penelitian
dilaksanakan di SMK AL-HASRA. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode eksperimen semu, dengan desain penelitian nonequivalent control group
design. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X TKJ 1 sebagai kelas
eksperimen dan X TKJ 2 sebagai kelas kontrol. Sampel tersebut ditentukan
berdasarkan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah instrumen tes berupa pilihan ganda dan nontes berupa angket. Penelitian ini
belum pernah dilakukan sebelumnya. Temuan yang menarik dari penelitian ini,
peneliti melakukan uji validitas konstruk dengan content validity index (CVI)
untuk menentukan kesesuaian pada instumen tes. Data hasil instrumen tes
dianalisis secara kuantitatif menggunakan uji analisis statistik nonparametrik
dengan Mann-Whitney U, sedangkan data hasil instrumen nontes dianalisis secara
kuantitatif, menghasilkan data berupa persentase, kemudian dikonversi menjadi
data kualitatif. Berdasarkan analisis data tes, diperoleh bahwa >sig.(2-tailed).
Artinya, terdapat pengaruh aplikasi latihan aplikasi alat optik terhadap hasil
belajar siswa pada konsep alat optik. Selain itu, pembelajaran menggunakan
aplikasi berbantuan android lebih tinggi dalam meningkatkan ranah kognitif C1
(mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan) dan C4 (menganalisis). Hasil
analisis data nontes menunjukkan respons siswa terhadap aplikasi latihan alat optik
secara keseluruhan memperoleh hasil dengan kategori baik.

Kata kunci: Aplikasi berbantuan android, Hasil Belajar, Mobile learning, Alat
optik.

iv
DENNY RISMANTO 1112016300045. The Effect of Media Mobile Learning
Android Assisted Of Student Learning Outcomes On the Concept of Optical
Tools . Skripsi of Physics Education Program, Science Education Departement,
Faculty of Tarbiyah and Teaching Training, State Islamic University of Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2017.

The main problem in this research that students have difficulty in science,
especially physics lesson, and the use of smartphones that are abused by students
can adversely affect the learning outcomes. This research aims to determine the
effect of optical learning tools application by mobile learning android assisted on
student learning outcomes. The research was conducted at SMK AL-HASRA. The
research method used is quasi experimental, with nonequivalent control group
design. The sample in this research was X TKJ 1 as experiment class and X TKJ 2
as control class. Sample is determined by purposive sampling technique.
Instrument used is test instrument in the form of multiple choice and questionnaire.
This research has never been done before. An interesting finding from this
research, the researchers done the validity test of the constructs with content
validity index (CVI) to determine the suitability of the test instrument. The test
instrument result data was analyzed quantitatively using nonparametric statistical
analysis test with Mann-Whitney U, while nontest instrument result data was
analyzed quantitatively obtaining data in percentage, then was converted to
qualitative data. Based on the analysis of test data,it was found that >sig.(2-
tailed). It means, there is effect of optical learning tools application by mobile
learning android assisted on student learning outcomes. In addition, learning using
android assisted application is higher in improving cognitive domain C1
(remember), C2 (understand), C3 (apply), and C4 (analyze). Nontest analysis data
result showed students’ responses to the optical learning tools application obtained
good category results overall.

Key words: android assisted application, learning outcomes, mobile learning,


optical tools

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu
memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya yang
senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. Atas ridho-Nya, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Aplikasi Latihan Alat Optik
berbasis mobile learning berbantuan android terhadap hasil belajar”.

Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih
tersebut disampaikan kepada:

1. Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dwi Nanto, Ph.D., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Iwan Permana Suwarna, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
waktu, arahan, dan saran untuk membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.
4. Diah Mulhayatiah, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik.
5. Seluruh dosen, staff, dam karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya
program studi pendidikan fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan,
pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.
6. Drs. Cik Hakim, selaku kepala madrasah SMK Al-Hasra.
7. Baihaki Ari Nugraha, S.Pd., selaku guru bidang studi fisika SMK Al-Hasra yang telah
memberikan izin penelitian dan membimbing selama penelitian berlangsung.
8. Dewan guru, staff, karyawan, dan siswa-siswa SMK Al-Hasra khususnya X TKJ I dan
X TKJ II yang telah memberikan bantuan selama penelitian berlangsung.

vi
9. Keluarga tercinta Ayahanda Triyono, dan Ibunda Sariyem, serta semua keluarga yang
selalu mendoakan dan mendorong penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan
meraih cita-cita. Skripsi ini saya persembahkan untuk Bapak dan Ibu.
10. Teman sejawat Pendidikan Fisika angkatan 2012 beserta kakak-kakak tingkat
pendidikan Fisika yang telah memberikan inspirasi dan motivasi.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih bayak


kekurangan. Sehingga, demi kesempurnaan penulisan selanjutnya, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata
penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini sehingga apa yang telah dihasilkan dapat bermanfaat
dan berguna bagi kita semua.

Jakarta, 15 Juni 2017

Penulis

vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 3

C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 3

D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian......................................................................................... 4

F. Kegunaan Penelitian .................................................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ............................ 6

A. Deskripsi Teoritik ........................................................................................ 6

1. Media pembelajaran .............................................................................. 6

2. Hakikat android .................................................................................. 10

3. Hasil belajar ........................................................................................ 15

4. Materi alat optik .................................................................................. 17

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 35

C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 36

D. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 38

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 38

B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................... 38

C. Prosedur Penelitian .................................................................................... 39

1. Tahap Persiapan .................................................................................. 39

2. Tahap Pengambilan Data .................................................................... 39

3. Tahap Analisis dan Pelaporan............................................................. 40

D. Variabel Penelitian .................................................................................... 43

viii
E. Populasi dan Sampel ................................................................................. 43

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 43

G. Instrumen Penelitian .................................................................................. 43

1. Instrumen Tes ..................................................................................... 44

2. Instrumen Nontes ................................................................................ 48

3. Kalibrasi instrument tes ...................................................................... 50

4. Kalibrasi Instrumen nontes ................................................................. 58

H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 58

1. Analisis Data Tes ................................................................................ 58

2. Analisis Data Nontes .......................................................................... 63

I. Hipotesis Statistika .................................................................................... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 65

A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 65

1. Kondisi Kemampuan Awal Siswa Sebelum Penerapan Aplikasi Latihan


Alat Optik .................................................................................................. 65

2. Kondisi Kemampuan Akhir Siswa Setelah Penerapan Aplikasi Latihan Alat


Optik.......................................................................................................... 67

3. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest ...................................... 70

4. Peningkatan Kemampuan Hasil Belajar Pada Kelas Eksperimen dan


Kontrol ...................................................................................................... 72

5. Respons Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Fisika Melalui Penerapan


Aplikasi Latihan Alat Optik ...................................................................... 74

6. Hasil Uji Prasyarat .............................................................................. 75

B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 85

A. Kesimpulan................................................................................................ 85

ix
B. Saran-saran ................................................................................................ 85
Daftar Pustaka ......................................................................................................86
Lampiran ..............................................................................................................89

x
Daftar Gambar

Gambar 2. 1 Pemantulan teratur............................................................................ 18


Gambar 2. 2 Pemantulan baur ............................................................................... 19
Gambar 2. 3 Hukum pemantulan cahaya .............................................................. 19
Gambar 2. 4 Pembentukkan bayangan pada cermin datar .................................... 20
Gambar 2. 5 Sinar istimewa pada cermin cekung ................................................. 20
Gambar 2. 6 Sinar istimewa pada cermin cembung .............................................. 21
Gambar 2. 7 Pemantulan sempurna ...................................................................... 22
Gambar 2. 8 Pembiasan pada kaca plan paralel .................................................... 23
Gambar 2. 9 Pembiasan pada prisma .................................................................... 23
Gambar 2. 10 Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung ..................................... 24
Gambar 2. 11 Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa ..................................... 24
Gambar 2. 12 Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung......................................... 25
Gambar 2. 13 Anotomi mata ................................................................................. 26
Gambar 2. 14 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cekung .................................. 27
Gambar 2. 15 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cembung ............................... 27
Gambar 2. 16 Lup ................................................................................................. 28
Gambar 2. 17 Bagian-bagian mikroskop .............................................................. 30
Gambar 2. 18 Teleskop Pembias ........................................................................... 32
Gambar 2. 19 Bagian-bagian kamera .................................................................... 35
Gambar 4. 1 Diagram distribusi frekuensi nilai pretest kelas kontrol dan kelas
eksperimen .............................................................................................................65
Gambar 4. 2 Diagram pretest berdasarkan jenjang kognitif ..................................67
Gambar 4. 3 Diagram distribusi frekuensi nilai posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol ....................................................................................................................68
Gambar 4. 4 Diagram posttest berdasarkan jenjang kognitif .................................70
Gambar 4. 5 Diagram posttest dan posttest berdasarkan jenjang kognitif .............71
Gambar 4. 6 Diagram perbandingan hasil belajar siswa berdasarkan N-gain .......73

xi
Daftar Tabel

Tabel 3. 1 Desain Penelitian.................................................................................. 38


Tabel 3. 2 Kisi-kisi instrumen tes ......................................................................... 44
Tabel 3. 3 Kisi-kisi instrumen nontes ................................................................... 49
Tabel 3. 4 Kategori Validitas ................................................................................ 51
Tabel 3. 5 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ................................................. 52
Tabel 3. 6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ........................................................ 52
Tabel 3. 7 Kategori Content Validity Index (CVI) ............................................... 54
Tabel 3. 8 Hasil Uji Validitas Konstruk ................................................................ 54
Tabel 3. 9 Kriteria Koefisien Reliabilitas ............................................................. 55
Tabel 3. 10 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................... 55
Tabel 3. 11 Indeks Kesukaran ............................................................................... 56
Tabel 3. 12 Hasil Uji Tingkat Kesukaran.............................................................. 56
Tabel 3. 13 Daya Pembeda.................................................................................... 57
Tabel 3. 14 Hasil Uji Daya Pembeda .................................................................... 57
Tabel 3. 15 Uji Validitas Instrumen Nontes ......................................................... 58
Tabel 3. 16 Pennilaian Alternatif Jawaban Pertanyaan Angket ............................ 63
Tabel 3. 17 Kategori angket siswa ........................................................................ 63
Tabel 4. 1 Hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol .................................66

Tabel 4. 2 Hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol ................................69


Tabel 4. 3 Tabel Rekapitulasi Data Pretest – Posttest ...........................................70
Tabel 4. 4 Hasil Nilai N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.....................72
Tabel 4. 5 Respons Siswa Pada Aplikasi Latihan Alat Optik ................................74
Tabel 4. 6 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest ...................................................75
Tabel 4. 7 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest ................................76
Tabel 4. 8 Uji Hipotesis Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...77

xii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN ....................................... 89


Lampiran A 1 Lembar Wawancara Guru pada Studi Pendahuluan .......................89
Lampiran A 2 RPP Kelas Eksperimen ...................................................................91
Lampiran A 3 RPP Kelas Kontrol........................................................................145
LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN ............................................... 198
Lampiran B 1 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian ............................... 198
Lampiran B 2 Instrumen Tes Uji Coba Penelitian .............................................. 201
Lampiran B 3 Analisis Validasi Materi .............................................................. 234
Lampiran B 4 Analisis Validasi Konstruk .......................................................... 238
Lampiran B 5 Analisis Validasi Bahasa.............................................................. 244
Lampiran B 6 Validitas Instrumen Tes ............................................................... 248
Lampiran B 7 Reliabilitas Instrumen Tes ........................................................... 249
Lampiran B 8 Daya Pembeda Instrumen Tes ..................................................... 250
Lampiran B 9 Tingkat Kesukaran Instrumen Tes ............................................... 251
Lampiran B 10 Lembar Soal ............................................................................... 252
Lampiran B 11 Kisi-kisi Nontes ......................................................................... 266
Lampiran B 12 Instrumen Nontes ....................................................................... 268
Lampiran B 13 Uji Validasi Nontes .................................................................... 269
Lampiran B 14 Uji Validasi Media ..................................................................... 270
LAMPIRAN C ANALISIS HASIL PENELITIAN.........................................280
Lampiran C 1 Hasil PreTest.................................................................................280
Lampiran C 2 Hasil PostTest ...............................................................................282
Lampiran C 3 Analisis Kemampuan Kognitif .....................................................284
Lampiran C 4 Perhitungan N-Gain ......................................................................288
Lampiran C 5 Uji Normalitas...............................................................................290
Lampiran C 6 Uji Homogenitas ...........................................................................290
Lampiran C 7 Uji Hipotesis .................................................................................292
Lampiran C 8 Analisis Data Respon Siswa .........................................................294

xiii
LAMPIRAN D TAMPILAN APLIKASI LATIHAN ALAT OPTIK ...........295
LAMPIRAN E SURAT-SURAT PENELITIAN .............................................296
Lampiran E 1 Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................296
Lampiran E 2 Surat Keterangan Penelitian ..........................................................297
Lampiran E 3 Lembar Uji Refrensi ......................................................................298
Lampiran E 4 Biodata Penulis..............................................................................304

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang begitu pesat menciptakan kultur baru dalam
dunia pendidikan. Di era perkembangan teknologi ini, user lebih cepat dalam
mencari informasi dan lebih mudah dalam memahami pelajaran yang bersifat
abstrak menjadi konkret. Pada kurikulum 2013 menekankan media yang dapat
menunjang dalam proses pembelajaran diantaranya dengan berbantuan teknologi.
Dengan memanfaatkan teknologi pada setiap mata pelajaran, maka kualitas sumber
daya manusia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat ditingkatkan guna
menghadapi tantangan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Guru
dapat menggunakan fasilitas teknologi dalam pembelajaran fisika, karena konsep
fisika banyak yang bersifat matematis dan sulit dipahami oleh siswa.
Fisika merupakan pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa. Hal ini terlihat
dari hasil PISA tahun 2015 yang menyatakan bahwa Indonesia berada pada
peringkat 62 dari 70 negara untuk bidang sains. 1 Selain itu, berdasarkan hasil Ujian
Nasional pada SMK swasta tahun 2015/2016 diperoleh informasi bahwa nilai rerata
UN pada mata pelajaran fisika 57,48. Sementara hasil wawancara pada studi
pendahuluan diperoleh informasi bahwa persentase tingkat ketuntasan siswa sangat
kecil, salah satunya pada konsep alat optik sebesar 50%. Dengan kata lain, siswa
mengalami kesulitan dalam mempelajari pelajaran fisika, khususnya pada konsep
alat optik. 2
Kesulitan siswa dalam memahami fisika disebabkan oleh beberapa hal.
Menurut Byun, Ha& Lee, siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari pelajaran
fisika karena mereka tidak suka dengan mata pelajarannya.3 Siswa tidak dapat
memahami, menyimpulkan, dan tidak mampu merespons apa yang ditanyakan pada

1
Programme For International Student Assassment (PISA), Result From PISA 2015
2
Pemaparan hasil ujian nasional 2016
3
Susana Anggraheni, Analisis kesalahan dalam menyelesaikan soal materi pokok cahaya
pada siswa kelas VIII SMPN 1 Wonosegoro tahun ajaran 2011/2012, Skripsi pada Universitas
Sebelas Maret, Surakarta, 2012, h.2

1
2

soal fisika, khususnya materi optik yang disajikan guru.4 Hal ini menyebabkan
siswa mengalami kesalahan dalam mengerjakan soal dan mendapat hasil yang
kurang maksimal. Selain itu, terdapat faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar
siswa kurang maksimal, salah satunya adalah penggunaan gadget yang
disalahgunakan.
Gadget digunakan hanya untuk bermain game online, mengakses berbagai
media sosial, dan mereka cenderung memiliki gadget untuk mengikuti trend yang
ada saat ini. Berdasarkan pemaparan di atas, penggunaan gadget belum digunakan
dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat menyebabkan, hasil belajar fisika tidak
akan meningkat, menyebabkan kurangnya minat siswa dalam pembelajaran di
kelas, serta rendahnya pemahaman konsep siswa.5 Upaya untuk memperbaiki
kondisi pembelajaran fisika dengan bantuan gadget salah satunya adalah
penggunaan mobile learning.
Penggunaan mobile learning yang dilakukan melalui perangkat komunikasi
nirkabel di perkirakan dapat membantu menyelesaikan permasalahan dalam
pembelajaran fisika.6 Mobile learning memiliki karakteristik yang praktis dibawa
kemanapun. Salah satu media yang dapat digunakan dalam mobile learning adalah
Smartphone.
Smartphone memiliki fungsi multimedia yang menyajikan suara, gambar,
teks, video, dan dapat digunakan untuk mengakses internet. Mobile learning dengan
menggunakan smartphone bersistem operasi android juga dapat memfasilitasi
siswa agar dapat belajar dimana saja dan kapan saja tanpa dibatasi oleh ruang dan
waktu sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Sistem
operasi android ini memiliki kelebihan, yaitu platform terbuka (open source)
sehingga semua aplikasi android dapat diunduh secara gratis. Pengembangan dari
media ini dengan yang lain, yaitu media yang dibuat lebih ditekankan kepada

4
Anik Surnarsih, Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fisika pokok
bahasan alat optik berdasarkan taksonomi solo, Skripsi pada Universitas Jember, 2002, h.33
5
Beauty Manupil dkk, Hubungan penggunaan gadget dengan tingkat prestasi siswa di
sma negeri 9 manado, ejoural keperawatan Volume 3 Nomor 2, 2015, h.1
6
Hafizul, dan Khairulanuar, Mobile Learning Environment System (MLES): The Case of
Android-based Learning Application on Undergraduates’ Learning, International Journal of
Advanced Computer Science and Applications Vol 3 No 3, 2012, h.1
3

latihan soal-soal. Beberapa latihan soal berupa video agar siswa lebih memahami
fenomena terkait materi alat optik yang bersifat abstrak, lalu media dilengkapi
penjelasan jawaban melalui suara agar siswa lebih terarah dalam mengerjakan soal
pemahaman maupun perhitungan, dan disediakan video pembelajaran untuk
meningkatkan minat belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut diharapkan dapat mengurangi
kesalahan siswa dalam mengerjakan soal, dapat melatih keterampilan siswa dalam
mengerjakan soal, meningkatkan minat belajar siswa, serta meningkatkan hasil
belajar fisika siswa. Sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Media Mobile Learning Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada
Konsep Alat Optik”.

B. Identifikasi Masalah
Dengan mengacu dari latar belakang di atas, maka identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Rendahnya hasil belajar fisika siswa khususnya materi optik
2. Kurangnya minat belajar siswa dalam pembelajaran di kelas
3. Siswa belum mampu memanfaatkan smartphone secara maksimal untuk proses
pembelajaran khususnya fisika
4. Siswa kurang terlatih dalam mengerjakan latihan soal-soal
5. Rendahnya pemahaman siswa terhadap rumus karena siswa hanya menghafal
rumus-rumus yang disajikan guru di dalam kelas.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan,
permasalahan tersebut tidak mungkin untuk diteliti semua karena keterbatasan
penelitian ini. Sebagai berikut:
1. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif
berdasarkan taksonomi Bloom dimulai dari tahap mengingat (C1) hingga
menganalisis (C4) saja.
4

2. Mobile Learning dalam penelitian ini adalah media pembelajaran berupa


aplikasi latihan alat optik (LAO) dengan berbantuan smartphone yang
memiliki system operasi android.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah di
atas, peneliti ingin membuktikan apakah media pembelajaran dengan menggunakan
android ini dapat memberikan pengaruh dalam hasil belajar siswa, serta melihat
respon siswa terhadap media pembelajaran untuk mendapatkan informasi yang
lebih mendalam dari penelitian ini. Sehingga dibuat beberapa rumusan masalah
dalam penelitian, sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh media mobile learning terhadap hasil belajar fisika
siswa pada konsep alat optik?
2. Bagaimana respon siswa terhadap media mobile learning dengan berbantuan
android pada konsep alat optik?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning
berbantuan android terhadap hasil belajar siswa dan respon siswa terhadap media
mobile learning.
F. Kegunaan Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan, sebagai berikut:
1. Bagi siswa, aplikasi latihan alat optik dapat digunakan untuk belajar atau
berlatih mengerjakan soal-soal oleh siswa.
2. Bagi siswa, aplikasi latihan alat optik dapat membantu siswa untuk belajar
secara mandiri.
3. Bagi guru, aplikasi latihan alat optik dapat digunakan sebagai alternatif dalam
kegiatan belajar mengajar pada materi alat optik guna meningkatkan hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran fisika.
4. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan
5

memberikan informasi yang bermanfaat tentang penggunaan android dalam


proses pembelajaran fisika.
5. Bagi pembaca dan peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan rujukan guna mengembangkan penelitian lebih lanjut.
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik
1. Media pembelajaran
a) Definisi media
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’.7 Menurut Gerlach & Ely dalam bukuya
Azhar Arsyad, mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam
pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara
lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses,
dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Sedangkan menurut Gagne,
media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar.8

Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi.9 Hal tersebut diartikan


sebagai suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari satu pihak
ke pihak lainnya. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai
pesan atau media. Pada dunia pendidikan, guru memberikan informasi kepada
siswa mengenai materi pelajaran dengan menggunakan suatu alat bantu atau media
perantara. Dalam hal ini, dapat dikatakan guru menggunakan media dalam proses
pembelajaran di kelas. Media yang digunakan dalam proses pembelajaran
merupakan media pendidikan atau media pembelajaran. Media pembelajaran
merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari

7
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hal 3
8
Ibid hal 3
9
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan,(Jakarta:Kencana Prenada Group, 2013 ) hal 162

6
7

sumber secara terencana sehingga terciptanya lingkungan belajar yang kondusif


dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.10

b) Fungsi media pembelajaran


Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar yang dapat
menyalurkan informasi. Melalui media pembelajaran hal yang sifat abstrak bisa
menjadi lebih kongkret. Secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi,
sebagai berikut:11
1. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu
2. Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu
3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa

Pendapat lain fungsi media pembelajaran diantaranya: 12

1. Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan


meningkatkan proses dan hasil belajar.
2. Meningkatkan motivasi dan efisiensi penyampaian informasi.
3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi.
4. Menambah variasi penyajian materi.
5. Pemilihan media yang tepat akan menimbulkan semangat, gairah, dan
mencegah kebosanan siswa untuk belajar.
6. Kemudahan materi untuk dicerna dan lebih membekas, sehingga tidak mudah
dilupakan siswa.
7. Memberikan pengalaman yang lebih kongkrit bagi hal yang mungkin abstrak.
8. Meningkatkan keingintahuan (curiousity) siswa.
9. Memberikan stimulus dan mendorong respon siswa.

10
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta:Gaung
Persada Press, 2008), hal 7
11
Wina Sanjaya, op.cit. hal 169-171
12
Azhar Arsyad, op.cit. hal 26-27
8

Menurut Encyclopedia of Educational Reasearch, nilai atau manfaat


media pendidikan adalah sebagai berikut: 13

1. Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir, oleh karena itu


mengurangi “Verbalisme” ,
2. Memperbesar perhatian para siswa,
3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena
itu membuat pelajaran lebih mantap,
4. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri di kalangan siswa
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, hal ini terutama terdapat
dalam gambar hidup
6. Membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu perkembangan
kemampuan berbahasa
7. Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh cara lain
secara membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta
keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
c) Praktik dan latihan (Drills)
Metode praktik dan latihan cocok digunakan untuk pemecahan masalah dan
latihan seperti matematika, statistik, fisika, dll.14 Metode drills merupakan salah
satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang
lebih kongkret melalui penyediaan latihan-latihan soal yang bertujuan untuk
menguji penampilan siswa melalui kecepatan menyelesaikan soal-soal latihan.15
Secara umum, tahapan materi aplikasi drills, sebagai berikut:

1. Masalah-masalah yang disajikan dalam bentuk latihan soal pada tingkat


tertentu
2. Siswa mengerjakan soal-soal latihan

13
Ibid, hal 25
14
Karim Q Hussein, Authoring System Of Drill & Practice E-Learning Modules For
Hearing Impaired Students, Journal of Computer Science & Information Technology(IJCSIT) Vol.
7 No.1, 2015, h.132
15
Deni Darmawan. Teknologi Pembelajaran. (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2012)
hal 105-106
9

3. Aplikasi merekam pekerjaan siswa, kemudian memberikan umpan balik


4. Jika jawaban siswa benar, maka aplikasi menyajikan materi berikutnya dan
jika jawaban salah, maka aplikasi menyediakan fasilitas pembahasan soal,
dan mengulangi latihan.
d) Mobile learning
Mobile learning didefinisikan sebagai pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan perangkat tanpa kabel seperti handphone, personal digital assistants
(PDAs), atau laptop.16 Mobile learning adalah salah satu alternatif bahwa layanan
pembelajaran harus dilaksanakan di mana pun dan kapan pun. Pemikiran dalam
mengembangkan mobile learning ini didasari oleh alasan-alasan pokok, yaitu:
(1) Dapat digunakan kapan pun dan dimana pun
(2) Cangkupannya luas
(3) Lebih banyak digunakan daripada PC
(4) Lebih mudah dioperasikan dari pada PC
(5) Perangkat mobile dapat digunakan sebagai media belajar

Untuk mampu memanfaatkan mobile learning ini dapat diklasifikasikan


berdasarkan kegunaan, yaitu: 17
(1) Jenis perangkat yang digunakan
(2) Teknologi komunikasi nirkabel yang digunakan
(3) Tipe informasi yang dapat diakses
(4) Tipe pengaksesan (online/offline)
(5) Lokasi
(6) Tipe komunikasi
(7) Dukungan standar mobile learning.

16
Claire O’Maley, Guidelines for Learning/Teaching/Tutoring in a Mobile Enviroment,
MOBllearn, 2005, h.6
17
Deni Darmawan. Teknologi Pembelajaran. (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2012)
hal 15-17
10

2. Hakikat android
a) Sistem operasi android
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara
pemakai komputer dan perangkat keras komputer.18 Pendapat lain sistem operasi
merupakan perangkat lunak yang dibuat untuk mempermudah pengguna atau
program aplikasi dalam mengakses sumber daya komputer mobile device.19
Android merupakan sebuah software yang digunakan pada perangkat
mobile yang mencangkup sistem operasi, middleware dan aplikasi kunci yang
dirilis oleh Google.20 Pendapat lain, android merupakan sebuah sistem operasi
perangkat mobile berbasis Linux yang mencangkup sistem operasi, middleware dan
aplikasi.21
Jadi, sistem operasi android adalah sebuah program yang digunakan dalam
perangkat smartphone. Fungsinya sama seperti sistem operasi symbian di Nokia,
iOS di Apple dan Blackberry OS.
b) Versi android
Hingga saat ini, terdapat beberapa versi dari sistem operasi android, antara lain:
1) Android versi 1.0-1.1
Pada 9 Maret 2009, Google merilis android versi 1.1. Android versi ini
dilengkapi dengan pembaruan estetis pada aplikasi, jam alarm, voice search
(pencarian suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan pemberitahuan email.22
2) Android versi 1.2-1.5 (Cupcake)
Pada pertengahan Mei 2009, Google kembali merilis seluler dengan
menggunakan android dan SDK (Software Development Kit) dengan versi 1.5
(Cupcake). Terdapat pembaruan termasuk juga penambahan beberapa fitur dalam
seluler versi ini yakni kemampuan merekam dan menonton video dengan modus

18
Bambang Hariyanto, Sistem Operasi, (Bandung: Informatika Bandung, 2009), cet. 4,
h.1
19
Kusnadi, dkk, Sistem Operasi, (Yogyakarta: CV Andi OFFSET, 2008), h.v
20
Tim EMS, Pemrograman Android dalam Sehari, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2015), h.1
21
Tim Litbang Wahana Komputer, Mudah Membuat Game Android Berbasis Adobe AIR,
(Yogyakarta: CV Andi OFFSET, 2014), hal 2
22
Nazaruddin Safaat H, Android Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet
PC berbasis Android Revisi Kedua, (Bandung: Informatika Bandung,2015), h.10
11

kamera, men upload video ke youtube dan gambar ke picasa langsung dari telpon,
dukungan bluetooth A2DP, kemampuan terhubung secara otomatis ke headset
bluetooth, animasi layar, dan keyboard pada layar yang dapat disesuaikan dengan
sistem.23
3) Android versi 1.6 (Donut)
Donut (versi 1.6) dirilis pada September 2009 dengan menampilkan proses
pencarian yang lebih baik dibanding sebelumnya, penggunaan baterai indikator dan
kontrol applet VPN. Fitur lainnya adalah galeri yang memungkinkan pengguna
untuk memilih foto yang akan dihapus, kamera, camcorder, dan galeri yang
diintegrasikan, CDMA/EVDO, 802.IX, VPN, gestures, dan text-to-speech engine,
kemampuan dial ponsel, pengadaan resolusi VWGA.24
4) Android versi 2.0-2.1 (Eclair)
Pada 3 Desember 2009 kembali diluncurkan ponsel android dengan versi
2.0/2.1 (Eclair), perubahan yang dilakukan adalah pengoptimalan hardware
dukungan HTML5, daftar kontak yang baru, dukungan flash untuk kamera 3,2 MP,
digital zoom, dan bluetooth 2.1.25
5) Android versi 2.2-2.2.3 (Froyo: Frozen Yoghurt)
Pada bulan Mei 2010 android versi 2.2 rev 1 diluncurkan. Fitur yang
tersedia di android versi ini sudah kompleks diantaranya, yaitu kerangka aplikasi
memungkinkan pengguna dan penghapusan komponen yang tersedia; dalvik virtual
machine dioptimalkan untuk perangkat mobile; grafis 2D dan grafis 3D berdasarkan
libraries openGL; SQLite: untuk menyimpan data; mendukung media: audio, video,
dan berbagai format gambar(MPEG4, H264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF);
GSM, bluetooth, EDGE, 3G, dan wifi (hardware independent), kamera, Global
Positioning System (GPS), kompas, dan accelerometer(tergantung hardware).26
6) Android versi 2.3-2.4 (Gingerbread)
Android versi 2.3 diluncurkan pada Desember 2010, hal-hal yang direvisi
dari versi sebelumnya adalah kemampuan seperti berikut: SIP-based VolP, Near

23
Ibid, h.10
24
Ibid, h.11
25
Ibid, h.11
26
Ibid, h.11
12

Field Communications (NFC), gyroscope dan sensor, multiple cameras support,


mixable audio effect, download manager.27
7) Android versi 3.0-3.2 (Honeycomb)
Nama honeycomb diambil dari nama sereal manis yang terbuat dari jagung
dengan rasa madu yang terbentuk sarang lebah, makanan ini yang populer sejak
tahun 1965. Untuk versi ini merupakan versi yang ditujukan untuk gadget tablet.
Android honeycomb rilis pada Februari 2011, kemudian upgrade ke versi 3.1 dan
3.2.28
8) Android versi 4.0 (Ice Cream Sandwich)
Android ice cream sandwich atau biasa dikenal dengan android 4.0 ICS
adalah versi terbaru android yang sangat mendukung baik untuk smartphone,
tablet, dan lainnya. Android ini rilis pada 19 Oktober 2011. Fitur baru dalam
android ini adalah perubahan interface dari android sebelumnya, antara lain
pengoptimalan multitasking, versi layar beranda yang bisa disesuaikan dan
interaktivitas mendalam serta cara baru yang ampuh untuk berkomunikasi dan
berbagi konten.29
9) Android versi 4.1-4.3 (Jelly Bean)
Android 4.1 jelly bean secara resmi dikenal ke publik sekitar Oktober 2012.
Versi ini yang tercepat dan terhalus dari semua versi android. Android 4.2 jelly
bean juga menawarkan peningkatan kecepatan dan kemudahan android 4.1 serta
mencakup semua fitur baru seperti photo sphere dan desain baru aplikasi kamera,
keyboard gesture typing, google now, dan lainnya.30
10) Android versi 4.4 (Kitkat)
Pada Oktober 2013 Google merilis kitkat sebagai generasi android
berikutnya. Android versi ini memiliki banyak fitur & semakin memanjakan para
pengguna android. Diantaranya: immersive mode, akses kontak langsung dari

27
Ibid, h.11
28
Aan, Mengenal Android, 19 September 2016 (www.aan.my.id)
29
Ibid, h.1
30
Ibid, h.1
13

aplikasi telpon, google now launcher, dan pastinya memiliki interface UI yang
baru.31
11) Android versi 5.0 (Lolipop)
Android versi 5.0 merupakan versi paling baru dari sistem operasi android.
Android versi 5.0 sendiri dianggap membawa update yang fantastis, banyak
perubahan yang disertakan google di dalamnya.32
(gambar)
c) Kelebihan android
Menurut TIM EMS berikut kelebihan android, sebagai berikut:33
1) Multitasking, artinya android bisa menjalankan beberapa aplikasi secara
bersamaan. Seperti ber-facebook-an sambil whatsapp-an dan bbm-an. Plus
sambil menerima telpon dari teman.
2) Terdapat notifikasi ketika ada panggilan/sms, ketika ada sms dan email yang
masuk, akan terdapat notifikasi pada home screen di layar ponsel diikuti
dengan indikator yang berkedip-kedip, atau bunyi, sehingga tidak akan
ketinggalan ketika ada pesan/email yang masuk
3) Dukungan ribuan aplikasi terpercaya melalui situs Google Play, Google
menyediakan situs Google Play(Android Market) bagi para pengguna android
untuk mendapatkan berbagai aplikasi yang diperlukan
4) Penggunaan widget pada home screen, sehingga akan memudahkan dan
mempercepat penggunaan ketika membuka aplikasi.
d) Kelemahan android
Menurut TIM EMS berikut kelemahan android, sebagai berikut:34
1) Boros pada penggunaan baterai, hal ini karena banyakanya fitur android,
seperti 3G, maps, lattitude, GPS, gmail, dan seterusnya.
2) Sentralisasi Google, karena android merupakan produk open source dari
Google, maka aplikasi yang berjalan pada android kebanyakan menyatu
dengan layanan Google

31
Ibid, h.1
32
Ibid, h.1
33
Tim EMS, op.cit, h.6
34
Tim EMS, op.cit, h.7
14

3) Tidak mendukung penggunaan J2ME, hal ini berakibat pada seorang


programmer java harus belajar dari awal lagi. Bagi pengguna, aplikasi yang
disukai tidak akan dapat berjalan pada android. Disebabkan android hanya
menggunakan bahasaya saja. sedangkan library dan user interface-nya berbeda
dengan yang ada di J2ME.
4) Security yang masih tergolong rendah, banyaknya malware yang menyerang
aplikasi. Sehingga beberapa produsen antivirus menyediakan aplikasi antivirus
mereka dalam versi android, seperti AVG, Lookout, Security, Super Security,
dan Smartguard Security.
e) Adobe flash CS6
Flash adalah perangkat lunak yang berfungsi untuk membuat animasi dan
game dengan mudah. Perangkat lunak ini diperkenalkan pertama kali oleh
Macromedia Flash pada tahun 1996, sebagai perangkat lunak komputer yang
digunakan untuk membuat gambar vektor maupun animasi. Pada tahun 2005,
Adobe mengakuisisi Macromedia Flash semua produk-produknya, sehingga yang
sebelumnya adalah Macromedia Flash berubah menjadi Adobe Flash. 35 Adobe
flash CS 6 merupakan salah satu produk yang dikembangkan Adobe yang
menambahkan beberapa fitur, sehingga proses pembuatan menjadi lebih mudah dan
mendapat hasil yang lebih baik. Fitur-fitur yang tersedia di Adobe Flash CS6, yaitu:
pertama, GUI (Graphical User Interface) yang lebih menarik dan lebih mudah.
Kedua, Simulasi perangkat mobile, merupakan fitur tambahan di Adobe Flash CS6
berfungsi untuk membantu Anda dalam menggambarkan bentuk ponsel yang akan
digunakan. Ketiga, Mendukung Adobe AIR versi 3.4 dan iOS dengan Adobe Flash
Player terbaru. Keempat, Toolkit untuk CreateJS berfungsi untuk membantu
pengguna Flash Pro untuk membuat transisi ke HTML 5.36
f) Adobe Integrated Runtime (AIR)
Adobe AIR adalah sebuah cross operating system runtime yang
dikembangkan oleh Adobe sehingga memungkinkan pengembang memanfaatkan

35
Ardy Saputro, Membuat Game Adventure Adobe Flash CS 6 ActionScript 3.0
(Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2016), h.5
36
Ibid, h.5
15

keterampilan mereka (seperti Flash, Flex, HTML, Javascript, dan PDF) untuk
membangun Rich Internet Application(RIA), dan kontennya kedalam platform
baru. Adobe AIR merupakan fitur pengembangan adobe flash cs6, yang berfungsi
untuk memungkinkan penggunaan tools yang dimiliki Adobe Flash dapat
dikembangkan kedalam aplikasi berbasis android. Aplikasi ini hanya mendukung
OS Android 2.2(Froyo) ke atas, serta perangkat dengan prosessor ARMv7 atau
lebih tinggi. AIR untuk android tidak dapat bekerja pada versi sebelumnya.37
3. Hasil belajar
Definisi hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya.38 Sedangkan, proses adalah kegiatan yang
dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian,
maka dalam proses pembelajaran selalu menghasilkan hasil belajar.
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal
cenderung menunjukkan hasil yang berciri, sebagai berikut:
a) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa
b) Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya
c) Hasil belajar diperoleh dari kemampuan dan kemauannya sendiri, sehingga
dapat bermakna bagi dirinya
d) Hasil belajar diperoleh secara komprehensif
e) Kemampuan siswa untuk mengontrol dan mengendalikan diri dalam menilai
hasil yang dicapainya. Sehingga, siswa sadar bahwa tinggi-rendahnya hasil
belajar yang dicapainya begantung pada usaha dan motivasi belajar dirinya
sendiri.
Benyamin S.Bloom mengklarifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah,
yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.39 Dari ketiga ranah
tersebut, ranah kognitiflah yang sering dijadikan bahan penilaian bagi guru di

37
Tim Litbang Wahana Komputer, Mudah Membuat Game Android Berbasis Adobe AIR
(Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2014), h.3
38
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2009), hal. 22
39
Ibid, hal. 22
16

sekolah karena berhubungan langsung dengan tingkat pemahaman siswa terhadap


materi yang diajarkan oleh guru selama di dalam kelas.
Ranah kognitif meliputi kemampuan pengembangan keterampilan
intelektual (knowledge) yang terdiri dari enam aspek, sebagai berikut:40
a) Mengingat (C1), yaitu mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori
jangka panjang. Pengetahuan yang disampaikan dalam ingatan akan digali
pada saat dibutuhkan dengan cara mengenali dan mengingat kembali.
b) Memahami (C2), yaitu mengkonstruksi makna dari materi atau pesan-pesan
pembelajaran baik yang bersifat lisan, tulisan, ataupun grafis, yang
disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Proses-proses
kognitif dalam kategori memahami adalah menafsirkan, mencontohkan,
mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan
menjelaskan.
c) Mengaplikasikan (C3), yaitu menerapkan atau menggunakan suatu prosedur
untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Mengeksekusi
dan mengimplementasikan merupakan kategori dari proses-proses kognitif
dalam kategori mengaplikasikan.
d) Menganalisis (C4), yaitu memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan
menentukan bagaimana hubungan antarbagian dan antara setiap bagian dan
keseluruhan struktur atau tujuan. Proses-proses kognitif dalam kategori
menganalisis meliputi membedakan, mengorganisasi, mengatribusikan.
e) Mengevaluasi (C5), yaitu membuat keputusan berdasarkan kriteria dan
standard. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa
dan mengkritik.
f) Mencipta (C6), yaitu memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu
yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinil.
Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah
keseluruhan yang koheren atau fungsional. Kategori mencipta meliputi tiga
proses kognitif, diantaranya merumuskan, merencanakan dan memproduksi.

40
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl (eds), Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), Cet. 1, h.99-128
17

Ranah afektif meliputi ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai terbagi
menjadi lima kategori, yaitu: penerimaan, penanggapan, penilaian, organisasi, dan
peneranan.41
Ranah psikomotorik meliputi ranah yang berkaitan dengan keterampilan
terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu: persepsi, persiapan, repon terpimpin,
mekanisme, respon kompleks, penyesuaian, serta mencipta.42

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar terbagi menjadi dua
golongan, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa baik kondisi
jasmani maupun rohani siswa. Adapun faktor dari dalam diri siswa sendiri meliputi
tiga faktor, yaitu:43
a) Faktor fisiologis (bersifat jasmaniah)
b) Faktor psikologis (yang bersifat rohaniah)
c) Faktor kelelahan.
Faktor ekternal adalah faktor yang timbul dari luar diri siswa. Faktor
eksternal dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu:
a) Faktor keluarga
b) Faktor sekolah
c) Faktor masyarakat.44
4. Materi alat optik
Konsep alat optik mempelajari sifat pemantulan cahaya, dan pembiasan
cahaya dalam penerapan kehidupan sehari-hari.

41
Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains,
(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 67-68
42
Ibid, h. 68-69
43
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2015), h. 54-60
44
Ibid, h.60-72
18

a) Pemantulan cahaya
Pemantulan cahaya adalah peristiwa dimana cahaya mengenai suatu
penghalang sehingga arah gerak cahaya berubah. 45
1) Jenis pemantulan cahaya
Terdapat dua jenis pemantulan cahaya, yaitu:46
(a) Pemantulan teratur, adalah pemantulan cahaya yang terjadi apabila suatu berkas
cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan licin (rata) dan
mengkilap, sehingga arah pemantulan cahaya tersebut teratur menuju ke suatu
arah tertentu. Contoh pemantulan teratur, adalah pemantulan pada permukaan
cermin dan pada permukaan air yang tenang.

Gambar 2. 1 Pemantulan teratur


(b) Pemantulan baur (difus), adalah pemantulan cahaya yang terjadi jika suatu
berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan kasar (tidak rata),

45
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013 (Jakarta:
Erlangga,2013), hal.376
46
Ibid, h.376-377
19

sehingga arah pemantulan cahaya tidak teratur. Contoh pemantulan baur adalah
pemantulan pada permukaan kertas dan pada permukaan lantai karpet.

Gambar 2. 2 Pemantulan baur


2) Hukum Snellius untuk pemantulan
Pada pemantulan cahaya, berlaku hukum Snellius, yaitu:47
(1) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
(2) Sudut datang besarnya sama dengan sudut pantul.

Gambar 2. 3 Hukum pemantulan cahaya


3) Pemantulan cahaya pada cermin datar
Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa sebuah
bidang datar. Sifat-sifat bayangan pada cermin datar,adalah:48
(1) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin
(2) Bayangannya maya
(3) Bayangan yang terbentuk tegak
(4) Bentuk bayangan sama dengan bentuk benda
(5) Bayangan yang terbentuk menghadap berlawanan arah terhadap bendanya.

47
Ibid., h.377
48
Ibid., h.379
20

Gambar 2. 4 Pembentukkan bayangan pada cermin datar


Bila terdapat 2 buah cermin datar yang membentuk sudut α, maka
banyaknya bayangan yang terbentuk (n) adalah:
𝟑𝟔𝟎𝐎
n= –1
𝛂

Persamaan 2. 1
4) Pemantulan cahaya pada cermin cekung
Cermin cekung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya
permukaannya berupa cekungan yang merupakan bagian dalam suatu bola.
Pemantulan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah sebagai berikut:49
(1) Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus
(F).
(2) Sinar datang yang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar dengan sumbu
utama.
(3) Sinar datang yang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui titik
pusat kelengkungan cermin tersebut.

Gambar 2. 5 Sinar istimewa pada cermin cekung

49
Ibid., h.383
21

5) Pemantulan cahaya pada cermin cembung


Cermin cembung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya
permukaannya berupa cembungan dan merupakan bagian luar dari suatu bola.
Pemantulan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah sebagai berikut:50
(1) Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari
titik fokus (F).
(2) Sinar datang yang seolah-olah menuju titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu
utama.
(3) Sinar datang yang seolah-olah menuju ke titik pusat kelengkungan cermin
dipantulkan seolah-olah berasal dari titik pusat itu juga.

Gambar 2. 6 Sinar istimewa pada cermin cembung


b) Pembiasan cahaya
Pembiasan cahaya adalah pembelokkan arah rambat cahaya dari suatu
medium menuju medium lain.

1) Hukum Snellius untuk pembiasan


Hukum pembuiasan I yang berbunyi: sinar datang, sinar bias, dan garis
normal terletak pada satu bidang. Hukum pembiasan II (Hukum Snellius II)
berbunyi: sinar yang datang dari medium yang kerapatannya rendah menuju
medium yang kerapatannya tinggi akan dibiaskan mendekati garis normal,
sebaliknya sinar yang datang dari medium yang kerapatannya lebih tinggi menuju
medium yang kerapatannya lebih rendah akan dibiaskan menjauhi garis normal.

Pada pembiasan cahaya berlaku:51


𝒔𝒊𝒏 𝒊 𝒗  𝒏
= 𝒗 𝟏 =  𝟏 = 𝒏𝟏
𝒔𝒊𝒏 𝒓 𝟐 𝟐 𝟐

50
Ibid., h.388
51
Ibid., h.394
22

Persamaan 2. 2
2) Indeks bias
Indeks bias mutlak adalah perbandingan cepat rambat cahaya di udara
dengan cepat rambat cahaya pada medium.52
𝒄
n=𝒗

Persamaan 2. 3
Indeks bias relatif adalah perbandingan cepat rambat cahaya dalam medium
satu terhadap cepat rambat cahaya dalam medium yang lain
𝒗 𝒏
n21 = 𝒗𝟏 = 𝒏𝟏
𝟐 𝟐

Persamaan 2. 4
3) Pemantulan sempurna
Bila seberkas sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat
dengan sudut datang yang lebih besar dari sudut batasnya maka sinar-sinar itu tidak
akan dibiaskan melainkan dipantulkan. Peristiwa pemantulan ini dinamakan
pemantulan sempurna.
Syarat terjadinya pemantulan sempurna:53
1. Dua cahaya datang dari medium yang lebih rapat ke medium yang kurang rapat.
2. Sudut bias lebih besar dari sudut kritis.

Gambar 2. 7 Pemantulan sempurna


4) Pembiasan pada kaca plan parallel
Jika seberkas sinar dari medium dengan indek bias n1 ke suatu kaca plan
paralel dengan indek bias n2 dimana n2 > n1, maka sinar yang keluar akan sejajar
dengan sinar yang masuk.

52
Ibid., h.396
53
Ibid., h.408
23

Gambar 2. 8 Pembiasan pada kaca plan paralel


Besarnya pergeseran (t) dihitung dengan persamaan:
𝒅 .𝒔𝒊𝒏 (𝒊 − 𝒓)
t= 𝒄𝒐𝒔 𝒓

5) Pembiasan pada prisma


Prisma adalah benda bening (transparan) yang terbuat dari bahan gelas
yang dibatasi oleh dua bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu.54

Gambar 2. 9 Pembiasan pada prisma

Jika indeks bias prisma = np dan indek bias medium = nm berlaku:


𝟏 𝒏𝒑 𝟏
sin = 𝟐 ( + 𝒎 ) = 𝒏 x sin 𝟐 
𝒎

Persamaan 2. 5

54
Ibid., h.403
24

6) Pembiasan pada lensa


Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua buah bidang lengkung
atau satu satu buah bidang lengkung dan satu buah bidang datar. Berdasarkan
kelengkungannya lensa digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:55
(a) Pembiasan pada Lensa Cembung
Apabila berkas sinar-sinar sejajar mengenai permukaan sebuah lensa
cembug, maka sinar-sinar pantulnya akan berpotongan atau mengumpul pada satu
titik. Berdasarkan hal tersebut, maka lensa cembung disebut juga dengan lensa
konvergen.
Sama seperti pemantulan cahaya pada cermin, pembiasan cahaya pada lensa
juga memiliki sinar-sinar istimewa sebagai berikut:

Gambar 2. 10 Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung


(1) Sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan melalui titik
fokus F1.
(2) Sinar yang datang melalui titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar dengan
sumbu utama.
(3) Sinar yang melalui titik pusat optik (O) akan diteruskan (tidak dibiaskan).
Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa, khususnya lensa cembung dapat
ditentukan dengan menggunakan dalil Esbach sebagai berikut

Gambar 2. 11 Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa

55
Ibid., h.412
25

(1) Aturan pemakaian ruang benda dan bayangan adalah sebagai berikut.
Jumlah ruang benda dan ruang bayangan sama dengan 5 (lima).
(2) Jika nomor ruang bayangan lebih besar dari ruang benda, bayangan akan
diperbesar.
(3) Jika nomor ruang bayangan lebih kecil daripada ruang benda, bayangan akan
diperkecil.
(4) Jika bayangan berada di belakang lensa, sifatnya nyata dan terbalik.
(5) Jika bayangan berada di depan lensa, sifatnya maya dan sama tegak.

(b) Pembiasan pada Lensa Cekung


Apabila berkas sinar-sinar sejajar mengenai permukaan lensa cekung, maka
sinar-sinar pantulnya akan menyebar dan seolah-olah berasal pada satu titik.
Berdasakan hal tersebut, maka lensa cekung disebut juga lensa divergen.

Sama seperti pemantulan cahaya pada cermin, pembiasan cahaya pada lensa
juga memiliki sinar-sinar istimewa sebagai berikut:
(1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik
fokus F1.
(2) Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar
dengan sumbu utama.
(3) Sinar datang melalui pusat lensa O akan diteruskan.

Gambar 2. 12 Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung


Pada persamaan cermin lengkung terdapat perjanjian tanda, yaitu:
(1) f (+) untuk lensa cembung dan f (-) untuk lensa cekung.
26

(2) s positif (+) jika benda di depan lensa dan s negatif (-) untuk benda di belakang
lensa.
s’ positif (+) jika bayangan berada di belakang lensa dan s’ negatif (-) jika bayangan
di depan lensa.
c) Alat optik
1) Mata
Mata merupakan indra penglihatan dan merupakan organ yang dapat
menangkap perubahan dan perbedaan cahaya. Organ ini bekerja dengan cara
menerima, memfokuskan, dan mentransmisikan cahaya melalui lensa.

Gambar 2. 13 Anotomi mata


(a) Daya akomodasi
Untuk dapat melihat benda didepan mata dengan jelas, maka bayangan
benda tersebut harus berebntuk di retina dengan sifat nyata, terbalik, dan diperkecil.
Agar bayangan selalu jatuh tepat di retina, maka lensa mata harus mempunyai
kemampuan untuk memfokuskan cahya. Kemampuan lensa mata untuk menipis
dan menebal sesuai dengan jarak benda yang dilihat disebut daya akomodasi.
Daya akomodasi mata diatur oleh otot siliaris. Ketika mata melihat benda-
benda di kejauhan, otot siliaris mengendur sehingga lensa mata menipis dan pada
keadaan demikian, mata dikatakan tak berakomodasi. Sementaar itu, ketika mata
melihat benda-benda yang dekat, otot siliaris menegang, sehingga lensa mata
menebal dan pada keadaan demikian mata dikatakan berakomodasi.
27

(b) Cacat mata


Jika jangkauan penglihatan seseorang tidak diantara 25cm dan tak hingga,
maka dapat di katakan, bahwa mata seseorang tersebut mengalami cacat mata.
Berikut penjelasan cacat mata.
(1) Rabun jauh (miopi)
Mata miopi atau rabun jauh adalah mata yang hanyadapat memfokuskan
benda pada jarak dekat. Titik jauh mata (PR) tidak berada pada tak berhingga tetapi
jarak yang lebih dekat, sehingga benda jauh tidak terlihat jelas. Rabun jauh atau
miopi biasanya disebabkan oleh lensa mata yang terlalu cembung, sehingga
bayangan benda yang jauh terfokus (jatuh) di depan retina. Dengan menggunakan
lensa divergen (cekung), dapat menyebabkan berkas sinar sejajar menyebar,
sehingga memungkinkan berkas-berkas sinar biasnya terfokus pada retina, tampak
seperti pada gambar:

Gambar 2. 14 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cekung


(2) Rabun dekat (Hipermetropi)
Hipermetropi atau rabun dekat adalah mata yang tidak dapat memfokuskan
benda pada jarak dekat. Walaupun benda-benda jauh biasanya terlihat jelas, titik
dekat (PP) agak lebih besar dari mata normal 25 cm, yang menyebabkan sulit
membaca. Kelainan ini disebabkan lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan
benda yang dilihat terbentuk di belakang retina. Cacat mata ini dapat ditolong
dengan lensa konvergen (cembung), tampak seperti pada gambar:

Gambar 2. 15 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cembung


(3) Mata Tua (Presbiopi)
28

Cacat mata yang sama dengan hipermetropi adalah presbiopi, yaitu mata
yang tidak dapat melihat dengan jelas pada jarak yang jauh maupun jarak baca mata
normal. Hal ini karena daya akomodasinya sudah lemah akibat bertambahnya usia.
Mata tua dapat ditolong dengan kacamata bifokal (kacamata berfokus dua, yaitu
positif dan negatif).
(4) Astigmatisma
Astigmatisma biasanya disebabkan oleh kornea atau lensa yang kurang
bundar sehingga benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang mengaburkan
bayangan. Hal ini dikarenakan kornea berbentuk sferis dengan bagian silindrisnya
bertumpuk. Mata astigmatisma memfokuskan berkas pada bidang vertikal,
katakanlah pada jarak yang lebih dekat dengan yang dilakukannya untuk berkas
pada bidang horizontal. Astigmatisma dapat ditolong dengan menggunakan lensa
silindris yang mengimbanginya. Lensa untuk mata yang rabun jauh atau rabun
dekat serta astigmatisma dibuat dengan permukaan sferis dan silindris yang
bertumpuk, sehingga radius kelengkungan lensa korektif berbeda pada bidang yang
berbeda.56
2) Lup

Gambar 2. 16 Lup
Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang terdiri dari sebuah lensa
cembung yang digunakan untuk mengamati benda-benda kecil sehingga tampak
lebih besar dan jelas. Bayangan yang dihasilkan oleh lup bersifat maya, tegak, dan
diperbesar.57

56
Ibid., h.425-432
57
Ibid., h.433
29

(1) Pengamatan lup dengan mata tak berakomodasi


Untuk mata yang tak berakomodasi, bayangan yang dibentuk lup terletak di
titik jauh. Untuk mata normal s’=-~. Agar bayangan terletak di titik jauh, maka
benda harus diletakkan di titik fokus. Jadi untuk mata yang tak berakomodasi, s=f
dan s’= -~. Perbesaran sudut (anguler) lup untuk mata yang tak berakomodasi
adalah:
𝒔𝒏
M= 𝒇

Persamaan 2. 6
Keterangan:
M = Perbesaran total
f = Jarak fokus lensa
sn = Jarak titik dekat mata pengamat
(2) Pengamatan lup dengan mata berakomodasi maksimum
Untuk mata yang berakomodasi maksimum, bayangan yang dibentuk lup
terletak di titik dekat s’=sn. Perbesaran sudut (anguler) lup untuk mata yang
berakomodasi maksimum adalah:
𝒔𝒏
M= +1
𝒇

Persamaan 2. 7
Keterangan:

M = Perbesaran total

f = Jarak fokus lensa

sn = Jarak titik dekat mata pengamat


30

3) Mikroskop

Gambar 2. 17 Bagian-bagian mikroskop


Mikroskop digunakan untuk melihat benda yang sangat dekat, sehingga
jarak benda sangat kecil. Mikroskop memiliki lensa objektif dan okuler. Lensa
objektif adalah lensa yang berhadapan dengan objek yang diamati, sedangkan lensa
okuler adalah lensa yang langsung berhadapan dengan mata pengamat. Bayangan
yang dibentuk oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar.
Sedangkan bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler bersifat maya, terbalik, dan
diperbesar.

(1) Pengamatan mikroskop tanpa akomodasi


Perbesaran dari lensa objektif:
𝐬′𝐎𝐁
MOB = 𝐬𝐎𝐁

Persamaan 2. 8
Perbesaran dari lensa okuler:
𝐬′𝐎𝐊 𝐬
MOK = atau MOK = 𝐟 𝐧
𝐬𝐎𝐊 𝐎𝐊

Persamaan 2. 9
Perbesaran mikroskop:
31

𝐬′ 𝐬𝐧
MTOT = |MOB x MOK| MTOT = | 𝐬 𝐎𝐁 𝐱 |
𝐎𝐁 𝐟𝐎𝐊

Persamaan 2. 10
Panjang mikroskop:

Panjang mikroskop adalah jarak lensa objektif dengan lensa okuler:


d = s’OB + sOK d = s’OB + fOK
Persamaan 2. 11
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa objektif
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat
(2) Pengamatan mikroskop dengan akomodasi maksimum
Perbesaran dari lensa objektif:
𝐬′𝐎𝐁
MOB = 𝐬𝐎𝐁

Persamaan 2. 12
Perbesaran dari lensa okuler:
𝐬
MOK = 𝐟 𝐧 + 1
𝐎𝐊

Persamaan 2. 13
Perbesaran mikroskop:
𝐬′𝐎𝐁 𝐬
MTOT = |MOB x MOK| MTOT = x  𝐟 𝐧 + 1)
𝐬𝐎𝐁 𝐎𝐊

Persamaan 2. 14
Panjang mikroskop:
32

Panjang mikroskop adalah jarak lensa objektif dengan lensa okuler

d = s’OB + sOK

Persamaan 2. 15
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa objektif
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat.58
4) Teropong
Teropong adalah alat optik yang digunakan untuk membantu melihat
benda-benda yang sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas. Ada dua jenis
teropong, yaitu:

(1) Teropong pantul (cermin), yang terdiri dari beberapa lensa dan cermin.
(2) Teropong bias (lensa), yang terdiri dari beberapa lensa. Teropong bias meliputi
teropong bintang, teropong bumi, teropong prisma, dan teropong panggung.

Gambar 2. 18 Teleskop Pembias

58
Ibid., h.437-439
33

(a) Teropong bintang

Pengamatan teropong dengan mata tak berakomodasi

Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan sOK = fOK


𝐟
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐎𝐊

Persamaan 2. 16
Panjang teropong:

d = fOB + fOK
Persamaan 2. 17
Pengamatan teropong dengan mata berakomodasi maksimum

Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan s’OK = -sn


𝐟 𝐟 𝐬𝐧+ 𝐟𝐎𝐊
M = 𝐬𝐎𝐁 𝐟𝐎𝐁 ( )
𝐎𝐊 𝐎𝐊 𝐬𝐧

Persamaan 2. 18
Panjang teropong

d = fOB + sOK
Persamaan 2. 19
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa okuler
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat.
34

(b) Teropong bumi

Pengamatan teropong bumi dengan mata tak berakomodasi

Perbesaran teropong, s’OK = - 


𝐟
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐎𝐊

Persamaan 2. 20
Panjang teropong

d = fOB + 4 fpb + fOK


Persamaan 2. 21
Pengamatan teropong bumi dengan mata berakomodasi maksimum

Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan s’OK = -sn


𝐟 𝐬𝐧+ 𝐟𝐎𝐊
M = 𝐟𝐎𝐁 = ( )
𝐎𝐊 𝐬𝐧

Persamaan 2. 22
Panjang teropong
d = s’OB + 4 fpb + sOK
Persamaan 2. 23
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa okuler
fpb = Jarak fokus lensa pembalik
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat.59

59
Ibid., h.441-448
35

5) Kamera

Gambar 2. 19 Bagian-bagian kamera


Untuk memperoleh foto benda tertentu, biasanya kita menggunakan alat
optik yang disebut kamera. Pada dasranya sebuah kamera terdiri dari tiga bagian
utama, yaitu lensa cembung, film dan diafragma. Lensa cembung berfungsi untuk
memfokuskan bayangan ke film, celah diafragma berfungsi untuk mengatur ukuran
pembukaan (celah) lensa yang menetukan intensitas cahaya yang masuk ke kamera,
sedangkan film berfungsi untuk menangkap banyangan nyata, terbalik, dan
diperkecil.60
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan mobile learning dan
pembelajaran berbantuan android, sebagai berikut:
1. Gwo-Jen Hwang, yang berjudul A formative assessment-based mobile learning
approach to improving the learning attitudes and achievements of students,
menyimpulkan bahwa mobile learning selain dapat meningkatkan minat
belajar dan sikap siswa, juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.61
2. M.Ali Alfian, dan Rudy Kustijono, Pengembangan Software Fisika Berbasis
Android Sebagai Media Belajar Listrik Dinamis, menunjukkan respon positif
dengan presentase rata-rata sebesar 84,88% yang dikategorikan sangat layak,
dan menunjukkan ketertarikan siswa dalam menggunakan media belajar.62
3. Hartanto, Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Android Pada
Konsep Dinamika Newton Untuk Siswa Kelas X SMA/MA, menyimpulkan

60
Ibid., h.432
61
Gwo-Jen Hwang, A formative assessment-based mobile learning approach to
improving the learning attitudes and achievements of students, Computers & Education 56 (2011),
h.1023-1031
62
M.Ali Alfian, dan Rudy Kustijono, Pengembangan Software Fisika Berbasis Android
Sebagai Media Belajar Listrik Dinamis, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No.2 Mei
2015, h.183
36

keunggulan aplikasi mobile learning pada kemampuan kognitif siswa berada


pada jenjang C3 (Mengaplikasikan) dan kelemahan aplikasi m-learning ini
pada jenjang C4(Menganalisis). Penggunaan media mobile learning mampu
meningkatkan jenjang kognitif siswa ke tingkat yang lebih tinggi. Hal ini
memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa.63
4. Chirtianne Lynnette G, dan Cabanban, Development of Mobile Learning Using
Android Platform, menunjukkan mobile learning dapat dikembangkan untuk
memahami, menjelaskan, dan memprediksi faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pembelajaran mobile learning secara individual.64
5. Hafizul, dan Khairulanuar, Mobile Learning Environment System (MLES): The
Case of Android-based Learning Application on Undergraduates Learning
International Journal of Advanced Computer Science and Applications,
Penggunaan media mobile learning menunjukkan respon yang sangat baik
terhadap interaktivitas, aksesibilitas, dan kenyamanan sistem dalam
penggunaannya.
C. Kerangka Berpikir
Permasalahan dalam pembelajaran fisika terletak pada kurangnya pemahaman
siswa. Kurangnya pemahaman siswa pada pelajaran fisika karena siswa hanya
menghafal rumus yang disajikan oleh guru. Selain itu siswa tidak suka pelajaran
fisika karena mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan fisika.
Penggunaan smartphone belum dimanfaatkan secara optimal kepada hal-hal yang
positif, sehingga berdampak buruk bagi nilai akademis atau hasil belajar siswa.
Masalah dalam pembelajaran fisika tersebut dapat diatasi dengan
memanfaatkan aplikasi latihan alat optik dengan berbantuan smartphone bersistem
operasi android untuk sarana belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Dengan
begitu siswa dapat belajar di dalam maupun di luar sekolah. Di dalam aplikasi
latihan alat optik terdapat video pembelajaran yang dapat menarik minat siswa pada
pelajaran fisika. Selain itu juga terdapat latihan-latihan soal yang dilengkapi
penjelasan jawaban melalui suara yang dapat meningkatkan pemahaman siswa
dalam mengerjakan soal-soal fisika. Aplikasi latihan alat optik ini juga memiliki

63
Hartanto, Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Android Pada Konsep
Dinamika Newton Untuk Siswa Kelas X SMA/MA, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016,
h. 55
64
Chirtianne Lynnette G, dan Cabanban, “Development of Mobile Learning Using
Android Platform”, Journal of information Technology & Computer Science (IJITCS) Volume 9
Number 1 Issue on May/June 2013, h. 105
37

alat evaluasi berupa kuis disetiap akhir pembelajaran dan seluruh materi optik agar
setiap tugas siswa dapat terkoreksi dengan baik.
Apabila siswa menggunakan aplikasi latihan alat optik dengan baik akan
meningkatkan pemahaman dalam mempelajari pelajaran fisika, menarik minat
siswa pada pelajaran fisika, dan penggunaan smartphone dioptimalkan dengan baik
. Dengan begitu, hasil belajar siswa akan meningkat.

D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan di atas,
maka rumusan hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh media mobile
learning terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep alat optik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMK Al-Hasra yang beralamat di Jl. Ciputat,
Bojongsari Baru, Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat. Penelitian ini berlangsung
selama sepuluh bulan, sedangkan pengambilan data dilakukan mulai tanggal 15
Februari 2017 hingga 2 Maret 2017 pada semester genap tahun ajaran 2016/2017.

B. Metode dan Desain Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
semu (quasi experiment). Eksperimen semu merupakan metode yang mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengkontrol
variable-variabel luar yang mempengaruhi eksperimen. Pemilihan metode ini
dikarenakan kelas yang jadikan objek penelitian sulit untuk dikontrol dari variable-
variabel lain yang diukur dalam penelitian.65 Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah nonequivalent control group design.66

Tabel 3. 1 Desain Penelitian


Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
K T1 X1 T2
E T1 X2 T2
Keterangan:

K = kelompok kontrol

E = kelompok eksperimen

T1 = tes awal (pretest) terhadap kedua kelompok (eksperimen dan kontrol)

T2 = tes akhir (posttest) terhadap kedua kelompok (eksperimen dan kontrol)

X1 = perlakuan terhadap kelas kontrol yaitu pembelajaran konvensional.

65
Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kulitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta,2011),
hal 77
66
Ibid, hal. 79

38
39

X2 = perlakuan terhadap kelas eksperimen yaitu pembelajaran dengan


menggunakan aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning dengan
berbantuan android.

Desain ini dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan
eksperimen yang tidak dipilih secara acak. Kedua dipilih berdasarkan pertimbangan
tertentu. Sebelum diberikan perlakuan, pada kedua kelompok dilakukan pretest
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dasar siswa pada konsep alat optik.
Selanjutnya, keduanya diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu kelompok kelas
kontrol diberikan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional, sedangkan
kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran dengan berbantuan android yang di dalamnya dilengkapi soal-soal.
Setelah diberikan perlakuan, pada kedua kelompok dilakukan posttest untuk
mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa pada konsep alat optik.

C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini memiliki tiga tahap prosedur penelitian yang meliputi:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal dari penelitian. Tahap persiapan di
dalamnya meliputi: merumuskan masalah yang akan diteliti, melakukan studi
pendahuluan, pengambilan sampel, penyusunan RPP, pembuatan intrumen tes dan
intrumen nontes. Intrumen yang disusun kemudian dianalisis untuk dipergunakan
pada pretest dan posttest sebagai tes pengukuran variabel yang akan dicapai.
Kemudian, peniliti akan menguji kelayakan instrumen yang telah dibuat kepada
beberapa para ahli. Sebelum melakukan uji instrumen, peneliti terlebih dahulu akan
membuat surat perizinan untuk melakukan uji instrumen penelitian dan perizinan
untuk melakukan penelitian.
2. Tahap Pengambilan Data
Tahap pengambilan data dimulai dengan memberikan pretest pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk megetahui kemampuan awal
peserta didik terhadap konsep yang akan dipelajari. Kemudian, dilanjutkan dengan
memberi perlakuan kepada kelas eksperimen menggunakan aplikasi latihan alat
40

optik berbantuan android, sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan


pembelajaran konvensional. Setelah proses pembelajaran dan pemberian perlakuan
selesai, peserta didik diberikan posttest untuk mengetahui adanya pengaruh
terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran fisika khususnya materi alat optik.
Angket dibagikan kepada peserta didik untuk mengetahui respon terhadap aplikasi
latihan alat optik yang telah diterapkan selama proses pembelajaran.
3. Tahap Analisis dan Pelaporan
Tahap penyelesaian merupakan tahap akhir dari penelitian. Pada tahap ini,
peneliti akan melakuan pengelolaan dan analisis terhadap data yang dihasilkan.
Kemudian akan diuji hipotesis penelitian sampai pada penarikan kesimpulan.
41

Tahap
Alur penelitian Subyek Instrumen
penelitian

Merumuskan
hipotesis

Angket dan
Studi Guru dan siswa panduan
pendahuluan wawancara

Menyusun
RPP, instrumen
(tes dan
nontes), dan
pembuatan
aplikasi LAO

Tahap
Menyelesaikan
persiapan perizinan uji
instrumen,
validasi
aplikasi LAO
dan penelitian

Uji coba Guru, siswa,


instrumen, dan ahli media, dan Angket
validasi ahli materi
aplikasi LAO

Menganalisis
data hasil uji
coba instrumen
42

Tahap
Alur penelitian Subyek Instrumen
penelitian

Pretest Siswa Tes

Kelas
eksperimen:
Pembelajaran
dengan
menggunakan
Tahap aplikasi latihan
Siswa
alat optik
pengambilan
berbantuan
data android
Kelas kontrol:
Pembelajaran
konvensional

Posttest dan
membagikan Tes dan nontes
Siswa
angket respon
siswa

Menganalisis
data hasil
penelitian

Tahap Menguji
analisis dan hipotesis
pelaporan

Penarikan
kesimpulan
penelitian
43

D. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y). variabel bebas dan variabel terikat itu sebagai berikut:
1. Variabel bebas (X) yaitu media mobile learning dengan berbantuan android.
2. Variabel terikat (Y) yaitu hasil belajar siswa.
E. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi pada penelitian
yang saya rencanakan, yaitu seluruh siswa kelas X di SMK Al-Hasra yang
berjumlah sekitar 142 siswa.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 72 siswa.67 Sampel
ini terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sampling
diambil secara purposive sampling, yaitu penarikan sampel yang dilakukan dengan
pertimbangan tertentu. Pengambilan sampel melihat dari hasil studi pendahuluan
yang mempertimbangkan kelompok siswa yang memiliki android. Jumlah sampel
kelas kontrol terdiri dari 36 siswa dan kelas eksperimen terdiri dari 36 siswa.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
tes dan nontes yang telah diujicobakan atau sudah memenuhi prasyarat instrumen
tes yang baik. Tes yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur
hasil belajar. Nontes yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengukur respon siswa terhadap penggunaan aplikasi latihan alat optik. Tes
digunakan pada saat pretest dan posttest bertujuan untuk mengukur hasil belajar
fisika siswa sebelum dan setelah pembelajaran dilakukan (diberi perlakuan). Nontes
digunakan pada saat setelah pelaksanaan pemberian perlakuan.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati.68

67
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2005), hal.115
68
Sugiono, op.cit., hal 102
44

1. Instrumen Tes
Instrumen tes dalam penelitian ini adalah untuk mengukur hasil belajar
siswa pada ranah kognitif. Instrumen yang digunakan berupa tes objektif dengan
lima pilihan jawaban. Instrumen tes ini untuk mengukur hasil belajar siswa pada
ranah kognitif, yaitu mengingat(C1), memahami(C2), menerapkan(C3), dan
menganalisis(C4). Tes dilakukan sebelum(pretest) dan setelah (posttest) diberikan
perlakuan. Kisi-kisi instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai
berikut:
Tabel 3. 2 Kisi-kisi instrumen tes
Sub Aspek Kognitif Jumlah
Indikator
Konsep C1 C2 C3 C4 Soal

Pemantula Menyebutkan 1*,2 2 soal


n cahaya definisi
pemantulan
cahaya

Menjelaskan 3,4,5* 2 soal


pemantulan
cahaya secara
teratur dan baur
berdasarkan
hukum
pemantulan

Menghitung 6* 1 soal
pemantulan
cahaya pada
bidang datar

Menghitung 7*,8 2 soal


pemantulan
45

Sub Aspek Kognitif Jumlah


Indikator
Konsep C1 C2 C3 C4 Soal

cahaya pada
bidang lengkung

Menganalisis 9* 2 soal
pemantulan
cahaya pada
bidang datar

Menganalisis 10*, 3 soal


pemantulan 11
cahaya pada
bidang lengkung

Pembiasan Menyebutkan 12*, 1 soal


cahaya definisi 13
pembiasan
cahaya

Menjelaskan 14 1 soal
pembiasan
cahaya
berdasarkan
hukum
pembiasan

Menjelaskan 15*
pembiasan
cahaya
berdasarkan
hukum
pembiasan
46

Sub Aspek Kognitif Jumlah


Indikator
Konsep C1 C2 C3 C4 Soal

Menunjukkan 16
pembiasan
cahaya pada
prisma
Menghitung 18* 2 soal
pembiasan
cahaya
berdasarkan
hukum
pembiasan

Menganalisis 19* 2 soal


pembiasan
cahaya
berdasarkan
hukum
pembiasan

Menganalisis 20* 2 soal


pembiasan
cahaya pada
prisma

Menganalisis 17* 21* 5 soal


pembiasan
cahaya pada
lensa

Alat Mengenal 22, 23 29 3 soal


optik(mata kembali bagian-
bagian alat optik
47

Sub Aspek Kognitif Jumlah


Indikator
Konsep C1 C2 C3 C4 Soal

, kamera, (mata, kamera,


dan lup) dan lup)

Menjelaskan 25* 24 2 soal


macam-macam
cacat mata

Menghitung 26, 3 soal


kekuatan lensa 27,
dan perbesaran 28*
pada alat-alat
optik (kacamata,
kamera, dan lup)

Menganalisis 30*, 2 soal


kekuatan lensa 31*
dan perbesaran
pada alat
optik(kacamata,
kamera, dan lup)

Alat-alat Mengenal 32*, 1 soal


optik(mikr kembali bagian 33*,
oskop dan alat optik 34
teropong) (mikroskop, dan
teropong) dan
fungsinya;

Menjelaskan 35*, 2 soal


kembali bagian 36*
alat optik
48

Sub Aspek Kognitif Jumlah


Indikator
Konsep C1 C2 C3 C4 Soal

(mikroskop, dan
teropong) dan
fungsinya;

Menghitung 37*, 2 soal


perbesaran pada 38*
alat-alat optik
(mikroskop, dan
teropong);

Menganalisis 39*, 3 soal


perbesaran pada 40*
alat-alat optik
(mikroskop, dan
teropong).

Jumlah soal 10 10 10 10
40 soal
soal soal soal soal

Keterangan: (*) = butir soal yang valid


2. Instrumen Nontes
Instrumen non tes yang digunakan berupa angket. Angket merupakan teknik
pengumpulan data secara tidak langsung berisi sejumlah pertanyaan yang harus
dijawab oleh responden.69 Pada penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui
respon siswa terhadap aplikasi latihan alat optik dengan berbantuan android.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan skala likert yang
berbentuk chek list. Siswa dapat memberi respon terhadap pertanyaan-pertanyaan
dengan pilihan jawaban, yaitu: SS (Sangat Setuju), S (Setuju), Netral (N), TS

69
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), hal. 219
49

(Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Adapun kisi-kisi instrumen nontes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 3 Kisi-kisi instrumen nontes
Nomor pertanyaan Jumlah
No Kondisi Indikator Positif Negatif soal
Penggunaan 1
aplikasi latihan
alat optik
Perhatian
1 berbantuan
(Attention)
android dalam
belajar secara
mandiri 2
Penggunaan 2
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android dalam
peningkatan hasil
belajar
Penggunaan 3
aplikasi latihan
alat optik
Relevansi berbantuan
2
(Relevance) android terhadap
hasil belajar dalam
ranah kognitif
mengamati (C1)
Penggunaan 4
aplikasi latihan
alat optik 4
berbantuan
android terhadap
hasil belajar dalam
ranah kognitif
memahami (C2)
Penggunaan 5
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android terhadap
hasil belajar dalam
50

ranah kognitif
menerapkan (C3)
Penggunaan 6
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android terhadap
hasil belajar dalam
ranah kognitif
menganalisis (C4)
Dampak latihan 7
soal dalam
Percaya diri
3 aplikasi latihan
(Confidence)
alat optik pada
siswa 2
Penyajian aplikasi 8
latihan alat optik
dalam
mengerjakan soal
Penyajian audio 9
Kepuasan
4 dalam aplikasi
(Satisfaction)
latihan alat optik
Aplikasi latihan 10 2
alat optik dapat
digunakan dengan
mudah

3. Kalibrasi instrument tes


Sebelum instrumen ini diberikan kepada sampel, maka instrumen tes ini
akan diuji coba kepada siswa yang sudah mempelajari materi tersebut. Uji coba ini
bermaksud untuk menganalisis kualitas setiap butir soal. Dalam penelitian ini
menggunakan bantuan anatest versi empat untuk menguji validitas, reliabilitas,
taraf kesukaran dan daya pembeda. Berikut ini persyaratan yang harus dipenuhi,
antara lain:
51

Uji Validitas Instrumen


Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen.70 Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan
secara dua tahap yaitu validitas lapangan dan validitas konstruk. Berikut merupakan
penjaabaran dari kedua validitas tersebut.

1) Validitas Lapangan
Validitas lapangan merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan
instumen berdasarkan uji coba kepada responden yang memahami konsep yang
diujikan. Dalam pengukuran instrumen tes ini peneliti menggunakan cara validitas
korelasi biserial. Rumus yang digunakan: 71
𝑛∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√(𝑛∑𝑋 2 − (∑𝑋)2 )(𝑛∑𝑌 2 − (∑𝑌)2 )

Persamaan 3. 1
Keterangan:
rxy: koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y
N: banyaknya peserta didik
X: nilai butir soal
Y: nilai total
Uji validitas lapangan dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan
𝑟𝑥𝑦 dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikansi 5% dengan terlebih dahulu menetapkan
degrees of freedom atau derajat kebebasan yaitu dk = n-2. Ketentuan kategori
validitaas lapangan didasarkan pada tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3. 4 Kategori Validitas
Ketentuan nilai
Kategori
𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Valid

70
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,(Jakarta:Rineka Cipta, 2013), hal 211
71
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta:Bumi Aksara, 2012), h.
87
52

Ketentuan nilai
Kategori
𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Tidak valid

Kriteria nilai koefisien korelasi yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 3.5
berikut ini:72
Tabel 3. 5 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 1,00 Sangat baik

0,60 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,80 Baik

0,40 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,60 Cukup

0,20 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,40 Rendah

0,00 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,20 Kecil

Hasil uji validitas lapangan dapat dilihat pada Tabel 3.6 di bawah ini:

Tabel 3. 6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes


Statistik Butir Soal

Jumlah Soal 40

Jumlah Siswa 52

Nomor Soal yang Digunakan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,


12, 13, 14 15, 16, 17, 18, 19, 20,
21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28,
29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36,
37, 38, 39, 40

Jumlah Soal yang Digunakan 40

Presentase Soal yang Digunakan 100%

72
Ibid., h. 75
53

Tabel 3.6 menunjukan butir soal yang akan digunakan sebagai pretest dan
posttest setelah melalui proses validasi lapangan. Jumlah soal yang digunakan yaitu
40 soal, sehingga seluruh soal digunakan sebagai pretest dan posttest. Korelasi yang
dimunculkan pada data rekapitulasi hasil anates. Rekapitulasi data anates dapat
dilihat secara rinci pada lampiran b6.

2) Validitas Konstruk
Validitas konstruk dalam penelitian ini ditentukan oleh penilaian
judggement / ahli dalam menilai kesesuiannya antara instrumen dengan beberapa
aspek yang diukur. Validitas konstruk dalam penilitan ini memiliki tiga aspek yang
diukur yaitu pertama aspek konten, mengukur kesesuaian isi materi fisika dalam
soal dengan konten fisika yang digunakan yaitu alat optik. Kedua aspek konstruksi,
mengukur kesesuaian badan instrumen soal yaitu diantaranya kesesuaian antara
indikator ranah kognitif, dan indikator pembelajaran yang telah ditetapkan di dalam
RPP. Ketiga aspek bahasa, mengukur bahasa yang digunakan di dalam soal
berdasarkan kaidah penulisan bahasa Indonesia. Ketiga aspek tersebut masing-
masing memiliki indikator yang akan diukur, sehingga soal di dalam instrumen
harus menunjukan indikator yang representatif dengan aspek-aspek yang hendak
dicapai. Hasil validitas konstruk dapat diolah dengan menggunakan content validity
index (CVI), namun sebelum menghitung nilai CVI terlebih dahulu menentukan
content validity ratio (CVR) untuk merekap data nilai yang diberikan oleh masing-
masing ahli atau judgement pada tiap nomor soal. Rumus untuk menentukan CVR
dengan cara:73
𝑁
𝑛𝑒 − 2
𝐶𝑉𝑅 =
𝑁
2

Persamaan 3. 2

73
Iwan Permana Suwarna, Laporan Penelitian Pengembangan Tata Kelola Kelembagaan
“ Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa Melalui Computer Based Test pada
Progrema Studi Pendidikan Fisika”, (Jakarta: Pusat Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN) LP2M
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 50
54

Keterangan:
CVR = ratio validitas konstruk
𝑛𝑒 = jumlah ahli atau judgement pemberi nilai (penting/relevan/esensial)
N = jumalah ahli atau judgement.
Nilai CVR akan berkisar antara +1 sampai -1. Nilai positif (+) menunjukkan
bahwa setidaknya setengah panelis menilai sebagai penting/esensial. Semakin lebih
besar CVR dari 0, maka semakin “penting” dam semakin tinggi validitasnya.
Setelah telah ditentukan CVR tiap nomor soal, selanjutnya mencari nilai CVI.
Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR.74

∑𝐶𝑉𝑅
𝐶𝑉𝐼 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙
Persamaan 3. 3
Kategori hasil perhitungan CVI:
Tabel 3. 7 Kategori Content Validity Index (CVI)
Rentang nilai Kategori
0,00 – 0,33 Tidak sesuai
0,34 – 0,67 Sesuai
0,68 – 1,00 Sangat sesuai

Hasil uji validitas konstruk dapat dilihat pada Tabel 3.8 di bawah ini:

Tabel 3. 8 Hasil Uji Validitas Konstruk


Aspek yang Dinilai Nilai CVI Kategori

Konten materi 0,91 Sangat sesuai

Konstruksi 0,91 Sangat sesuai

Bahasa 0,96 Sangat sesuai

74
Ibid.,h. 51
55

Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen
yang dapat dipercaya, sehingga akan menghasilkan data yang dapat dipercaya
juga.75 Rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas suatu tes yang
berbentuk uraian adalah menggunakan formula Alpha Cronbach, yaitu:76
𝑛 ∑ 𝜎𝑖2
𝑟11 =( ) (1 − 2 )
𝑛−1 𝜎𝑡

Persamaan 3. 4
Keterangan:
𝑟11 : reliabilitas yang dicari
𝜎𝑡2 : varians total
∑ 𝜎𝑖2 : jumlah varians nilai tiap-tiap item
Tabel 3. 9 Kriteria Koefisien Reliabilitas
Koefisien Korelasi Koefisien Reliabilitas
0,80 < 𝒓𝟏𝟏 ≤ 1,00 Sangat baik
0,60 < 𝒓𝟏𝟏 ≤ 0,80 Baik
0,40 < 𝒓𝟏𝟏 ≤ 0,60 Cukup
0,20 < 𝒓𝟏𝟏 ≤ 0,40 Rendah
0,00 < 𝒓𝟏𝟏 ≤ 0,20 Kecil

Hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.5 di bawah ini:

Tabel 3. 10 Hasil Uji Reliabilitas


Statistik Reliabilitas Soal

𝑟11 0,88

Kesimpulan Sangat Baik

75
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, loc.cit. , hal 221
76
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, loc. cit.,h. 122
56

Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah ataupun tidak terlalu
sukar sehinga memberikan kesempatan bagi seluruh siswa untuk menjawab soal.
Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran (difficulty index).77 Rumusan yang digunakan untuk mencari taraf
kesukaran butir-butir soal adalah sebagai berikut:
𝐵
𝑃=
𝐽𝑆
Persamaan 3. 5
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes. 78

Tabel 3. 11 Indeks Kesukaran


Interval P Kriteria soal
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Hasil perhitungan derajat kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada tabel
3.12 berikut ini:
Tabel 3. 12 Hasil Uji Tingkat Kesukaran
Butir Soal
Kriteria Soal
Jumlah Soal Presentase
Mudah 11 23%
Sedang 21 60%
Sukar 8 17%
Jumlah 30 100%

77
Ibid, hal 222
78
Ibid, hal 223
57

Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemapuan rendah.79
Rumus yang digunakan:
𝐵𝐴 𝐵𝐵
𝐷= −
𝐽𝐴 𝐽𝐵
Persamaan 3. 6
Keterangan:
D = Daya Pembeda
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
JA = Banyaknya peserta kelopok atas
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
JB = Banyakanya perata kelompok bawah.80
Tabel 3. 13 Daya Pembeda
Interval D Kriteria soal
Bernilai Negatif Drop
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1.00 Sangat Baik

Hasil uji daya pembeda instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.14 berikut ini:
Tabel 3. 14 Hasil Uji Daya Pembeda
Kriteria Soal Butir Soal
Jumlah Soal Persentase
Drop 5 12,5%
Buruk 6 15%
Cukup 10 25%
Baik 13 32,5%
Sangat Baik 6 15%
Jumlah 30 100%

79
Ibid., hal 226
80
Ibid, hal 228
58

4. Kalibrasi Instrumen nontes


Pengujian kelayakan instrumen nontes dilakukan dengan pertimbangan
ahli. Pertimbangan-pertimbangan tesebut terlihat pada Tabel 3.7, sebagai berikut:
Tabel 3. 15 Uji Validitas Instrumen Nontes
Kriteria
No Aspek yang Diuji
Baik Cukup Kurang
Pengembangan
1 indikor dari setiap
tahap pembelajaran
Keterwakilan
semua tahap
2 pembelajaran oleh
indikator yang
dikembangkan
Pemilihan kata dan
kalimat dalam
3
pengembangan
indikator
Kejelasan dan
4 keefektifan bahasa
yang digunakan

H. Teknik Analisis Data


Data yang terkumpul melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan
dianalisis dengan tujuan agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan
menguji hipotesis. Teknik analisis data tes dalam penelitian ini menggunakan
bantuan SPSS 22 mulai dari uji normalitas, homogenitas, dan uji hipotesis. Teknik
analisis data nontes menggunakan analisis data skala likert. Perhitungan teknik
analisis data tes dan nontes menggunakan cara sebagai berikut:
1. Analisis Data Tes
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu cara untuk memeriksa
keabsahan/normalitas sampel.81 Perhitungan uji normalitas pada software SPSS
melalui langkah-langkah sebagai berikut:

81
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466.
59

1) Menyusun hipotesis
H0 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi nomal
H1 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
2) Tingkat signifikan  = 5%
3) Persamaan uji Shapiro-Wilk, sebagai berikut:

Keterangan:
G = Indentik dengan nilai Z
T3 = Nilai T3
bn,cn,dn = Kontersi statistik Shapiro-Wilk pendekatan distribusi.
4) Jika:
Tingkat signifikansi() < Nilai signifikansi SPSS, maka H0 diterima, dan H1
ditolak
Tingkat signifikansi() > Nilai signifikansi SPSS, maka H0 ditolak, dan H1
diterima.82
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-
variansi dua buah distribusi atau lebih.83 Perhitungan uji homogenitas(uji Levene)
pada software SPSS melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menyusun hipotesis
H0 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi homogen
H1 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak homogen
2) Tingkat signifikan  = 5% = 0,05
3) Persamaan uji homogenitas variansi Levene, sebagai berikut:

82
Pramesti, Kupas Tuntas Data Penelitian dengan SPSS 22, (Jakarta:PT Elex Media
Komputindo, 2015), hal 24-28
83
Ruseffendi, Statistika Dasar untuk penelitian pendidikan, (Bandung:IKIP Bandung
Press, 1998), hal 294
60

k
( N  k ) N i ( Z i.  Z ... ) 2
W i 1
k ni
(k  1) ( Z ij  Z i .) 2
i 1 j 1

Keterangan:
Zi = median data pada kelompok ke-i
Z.. = median untuk keseluruhan data.
4) Jika:
Tingkat signifikansi() < Nilai signifikansi SPSS, maka H0 diterima, dan H1
ditolak.
Tingkat signifikansi() > Nilai signifikansi SPSS, maka H0 ditolak, dan H1
diterima.84
c. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan pengujian untuk menjawab rumusan
masalah. Berikut ini kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan varians dari data
hasil penelitian serta uji hipotesis yang digunakannya:
1) Untuk data yang berdistribusi normal dan homogen
Untuk data berdistribusi normal dan homogen, pengujian hipotesis menggunakan
statistik parametrik yaitu uji t.85 Perhitungan uji independent samples t-test pada
software SPSS melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a) Perhatikan tabel output SPSS statistik deskriptif data, sebagai berikut:
Group Statistics

Std Std.Error
Siswa N Mean Mean
Deviation
Hasil
belajar Siswa kelas A 50 125.22 12.11053 1.71269
Siswa kelas B 50 133.24 10.661681 1.50144
Tabel output SPSS untuk mengetahui mana hasil belajar yang lebih baik antara
siswa kelas A dan siswa kelas B dengan melihat nilai mean. Kesimpulan dari
tabel di atas maka siswa kelas B memiliki rata-rata hasil belajar lebih besar dari
siswa kelas A.

84
Pramesti, op.cit, hal 28
85
Sudjana, op.cit., h.239.
61

b) Perhatikan tabel output hasil signifikansi, sebagai berikut:


Independent Samples Test
t-test of Equality of Means
95% Confidence
Sig.(2 Mean Std.Error interval of the
t df - Differen Differen Difference
tailed) ce ce
Lower Upper
Equal -3.521 98 .001 -8.02000 2.27764 - -
variance 12.539 3.500
Hasil Belajar

assumed 9 1
Equal -3.521 96.3 .001 -8.02000 2.27764 - -
variance 5 12.540 3.499
s not 8 1
assumed

c) Jika:
Tingkat signifikansi() > Nilai signifikansi(2-tailed), maka H0 diterima, dan
H1 ditolak.
Tingkat signifikansi() < Nilai signifikansi(2-tailed), maka H0 ditolak, dan H1
diterima.86

2) Untuk data yang jika salah satu atau keduanya tidak berdistribusi normal atau
homogen
Uji Mann-Whitney adalah uji nonparametrik yang cukup kuat sebagai
pengganti uji-t, dalam hal asumsi distribusi-t tidak terpenuhi.87 Perhitungan uji
Mann-Whitney pada software SPSS melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a) Perhatikan tabel output SPSS statistik deskriptif data, sebagai berikut:

86
Sufren dan Yonathan Natanael, Mahir menggunakan SPSS secara otodidak,(Jakarta:
PT Elex Media Komputindo, 2013), hal 115-121
87
Ruseffendi, Statistika Dasar untuk Penelitian dan Pendidikan, CV Andira, Bandung,
1998, hlm. 398
62

Group Statistics

Mean Sum of
Siswa N Ranks
Rank
Hasil
belajar Siswa kelas A 120 129.92 15591.00
Siswa kelas B 120 111.08 13329.00
Tabel output SPSS untuk mengetahui mana hasil belajar yang lebih baik antara
siswa kelas A dan siswa kelas B dengan melihat nilai mean. Kesimpulan dari
tabel di atas maka siswa kelas A memiliki rata-rata hasil belajar lebih besar dari
siswa kelas B.
b) Perhatikan tabel output hasil signifikansi, sebagai berikut:
Test Statistics
Hasil belajar
Mann-Whitney U 6069.000
Asymp.Sig.(2-tailed) .032

c) Jika:
Tingkat signifikansi() > Nilai signifikansi(2-tailed), maka H0 diterima, dan
H1 ditolak.
Tingkat signifikansi() < Nilai signifikansi(2-tailed), maka H0 ditolak, dan H1
diterima.88
d. Uji N-gain
Uji N-gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif
siswa, uji N-gain memiliki persamaan:
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒐𝒔𝒕𝒕𝒆𝒔𝒕 − 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒓𝒆𝒕𝒆𝒔𝒕
𝑵 − 𝒈𝒂𝒊𝒏 =
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒊𝒅𝒆𝒂𝒍 − 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒓𝒆𝒕𝒆𝒔𝒕
N-gain dikatakan tinggi jika N-gain≥ 0,7. Jika N-gain besarnya antara 0,3 sampai
0,7 maka termasuk ke dalam kategori sedang, sedangkan nilai N-gain < 0,3 maka
termasuk ke dalam kategori rendah.

88
Sufren dan Yonathan Natanael, op.cit, hal. 122-127
63

2. Analisis Data Nontes


Analisis data instrumen nontes pada penelitian ini menggunakan teknik
analisis data dengan skala Likert. Pernyataan dalam angket terbagi menjadi dua,
yaitu: penyataan positif dan pernyataan negatif. Analisis dilakukan melalui tahap
pengumpulan data dari angket. Dalam menganalisis data yang berasal dari angket
bergradasi 1 sampai dengan 5, peneliti menyimpulkan makna setiap alternatif
jawaban.
Tabel 3. 16 Penilaian Alternatif Jawaban Pertanyaan Angket
Nilai
Jawaban
Pernyataan positif Pernyataan negatif
Sangat setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Netral (N) 3 3
Tidak setuju (S) 2 4
Sangat tidak setuju (STS) 1 5

Kemudian, data dari angket diolah secara kuantitatif menggunakan rumus sebagai
berikut:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 7
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.89
Data yang diperoleh selanjutnya diubah ke dalam bentuk persentase,
kemudian diklasifikasikan ke dalam kategori berikut ini:90
Tabel 3. 17 Kategori angket siswa
Rentang Nilai Kategori
0 − 20% Sangat kurang

89
Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika,(Bandung: Alfabeta,
2013), hal 16-17
90
Ibid, hal. 18
64

Rentang Nilai Kategori


21 − 40% Kurang
41 − 60% Cukup
61 − 80% Baik
81 − 100% Baik Sekali

I. Hipotesis Statistika
Hipotesis statistik dari penelitian ini terdiri dari:
Ho = Tidak terdapat pengaruh aplikasi latihan alat optik berbasis mobile
learning dengan berbantuan android terhadap hasil belajar siswa
Ha = Terdapat pengaruh aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning
dengan berbantuan android terhadap hasil belajar siswa.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada subbab ini akan diuraikan gambaran umum data penelitian yang telah
diperoleh. Data-data yang dideskripsikan merupakan data pretest dan posttest kelas
kontrol dan kelas eksperimen, serta hasil angket dari kelas eksperimen.

1. Kondisi Kemampuan Awal Siswa Sebelum Penerapan Aplikasi


Latihan Alat Optik
Kemampuan awal siswa diketahui dari hasil pretest. Hasil perhitungan
pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dari 36 siswa, disajikan data sebagai
berikut:

16
14
14
12
10
Jumlah Siswa

10 9 9
8
8 7
6
6
4
4
2 2
2 1
0
0
17,5-21,5 22,5-26,5 27,5-31,5 32,5-36,5 37,5-41,5 42,5-46,5
Interval nilai

Kelas kontrol Kelas Eksperimen

Gambar 4. 1 Diagram distribusi frekuensi nilai pretest kelas kontrol dan


kelas eksperimen
Nilai pretest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terlalu jauh
berbeda. Pada kelas kontrol, perolehan nilai siswa pada interval 17,5-21,5 sebanyak
enam siswa, interval 22,5-26,5 sebanyak 14 siswa, interval 27,5-31,5 sebanyak 10
siswa, interval 32,5-36,5 sebanyak empat siswa, interval 37,5-41,5 sebanyak dua

65
66

siswa, dan tidak seorang pun siswa pada interval 42,5-46,5 sebanyak 0 siswa.
Sedangkan pada kelas eksperimen, perolehan nilai siswa pada interval 17,5-21,5
sebanyak tujuh siswa, interval 22,5-26,5 sebanyak sembilan siswa, interval 27,5-
31,5 sebanyak sembilan siswa, interval 32,5-36,5 sebanyak delapan siswa, pada
interval 15-16 sebanyak dua siswa, dan interval 42,5-46,5 sebanyak satu siswa. Hal
ini menunjukkan bahwa pada interval tinggi kelas eksperimen lebih unggul
dibanding dengan kelas kontrol.

Berdasarkan perhitungan statistik, diperoleh beberapa nilai pemusatan dan


penyebaran data nilai pretest yang ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4. 1 Hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol


Pemusatan dan Pretest
No.
Penyebaran Data Kontrol Eksperimen
1. Nilai tertinggi 38,00 45,00
2. Nilai terendah 17,50 17,50
3. Rata-rata 26,39 27,99
4. Median 25,50 29,00
5. Modus 25,00 30,00
6. Standar Deviasi 05,29 06,73

Nilai tertinggi yang diperoleh kelas kontrol pada saat pretest, yaitu 38,00,
sementara pada kelas eksperimen, yaitu 45,00. Nilai terendah kelas kontrol yaitu
17,50, sedangkan kelas eksperimen sebesar 17,50. Rata-rata kelas kontrol sebesar
26,39 dan kelas eksperimen memperoleh rata-rata sebesar 27,99. Nilai tengah
(median) yang diperoleh kelas kontrol adalah 25,50, sedangkan kelas eksperimen
sebesar 29,00. Nilai yang paling banyak muncul (modus) pada kelas kontrol adalah
25,00 dan pada kelas eksperimen sebesar 30,00. Pada kelas kontrol diperoleh
standar deviasi sebesar 05,29 sedangkan pada kelas eksperimen yaitu 06,73.

Berikut analisis data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan
jenjang kognitif:
67

100%
90%
80%
70%
Persentase(%)

60% 52%
50% 42%
40% 36%
27%
30%
16% 17% 14%
20%
10%
10%
0%
C1 C2 C3 C4
Ranah kognitif

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Gambar 4. 2 Diagram pretest berdasarkan jenjang kognitif


Persentase hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terlalu jauh
berbeda. Persentase kemampuan siswa kelas kontrol untuk jenjang kognitif
mengingat (C1), dan menerapkan(C3) kelas eksperimen lebih unggul dari kelas
kontrol. Sedangkan memahami (C2), dan menganalisis (C4) kelas kontrol lebih
unggul dibandingkan siswa kelas eksperimen. Persentase terbesar terdapat pada
kelas eksperimen untuk jenjang kognitif mengingat (C1), yaitu 52%, sedangkan
persentase terkecil terdapat pada kelas kontrol untuk jenjang kognitif menerapkan
(C3), yaitu 10%.

2. Kondisi Kemampuan Akhir Siswa Setelah Penerapan Aplikasi Latihan


Alat Optik
Kemampuan akhir siswa diketahui dari hasil postest. Berdasarkan hasil
perhitungan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol yang terdiri dari 36 siswa,
disajikan data sebagai berikut:
68

18
16
16
14
14

12
Jumlah siswa

10 10
10
8
8
6
6 5

4
2
2 1
0 0 0
0
47,5-53,5 54,5-60,5 61,5-67,5 68,5-74,5 75,5-81,5 82,5-88,5
Interval nilai

Kelas kontrol Kelas Eksperimen

Gambar 4. 3 Diagram distribusi frekuensi nilai posttest kelas eksperimen dan


kelas kontrol
Terdapat perbedaan hasil posttest kelas eksperimen dan kontrol pada
beberapa interval nilai. Pada kelas eksperimen pada interval 47,5-53,5 sebanyak
satu siswa, interval 54,5-60,5 sebanyak lima siswa, interval 61,5-67,5 sebanyak
delapan siswa, interval 68,5-74,5 sebanyak 14 siswa, interval 75,5-81,5 sebanyak
enam siswa, dan interval 82,5-88,5 sebanyak dua siswa. Sedangkan pada kelas
kontrol, tidak terlihat perolehan nilai siswa pada interval 47,5-53,5 sebanyak 0
siswa, interval 54,5-60,5 sebanyak 16 siswa, interval 61,5-67,5 sebanyak 10 siswa,
interval 68,7-74,5 sebanyak 14 siswa, tidak terdapat seorang pun pada interval 75,5-
81,5 dan pada interval 82,5-88,5 sebanyak 0 siswa. Perbedaan yang sangat
mencolok pada kedua kelas tersebut adalah pada interval 31-33 dan interval 34-36
(interval tinggi), siswa di kelas eksperimen yang memperoleh nilai pada interval
tersebut, yaitu enam dan dua siswa, sedangkan pada kelas kontrol tidak terdapat
siswa pada interval tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pada interval tinggi kelas
eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas kontrol.
Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai
pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest tersebut yang ditunjukkan pada
tabel berikut ini:
69

Tabel 4. 2 Hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol


Pemusatan dan Posttest
No.
Penyebaran Data Kontrol Eksperimen
1. Nilai tertinggi 73,00 85,00
2. Nilai terendah 55,00 47,50
3. Rata-rata 62,71 70,07
4. Median 63,00 70,00
5. Modus 55,00 67,50
6. Standar Deviasi 06,30 08,69

Nilai terendah yang diperoleh kelas eksperimen pada saat posttest, yaitu
47,50, sementara nilai terendah kelas kontrol, yaitu 55,00. Selanjutnya, nilai
tertinggi yang diperoleh kelas eksperimen, yaitu 85,00 sedangkan nilai tertinggi
kelas kontrol, yaitu 73,00. Nilai rata-rata kelas eksperimen, yaitu 70,07, sementara
nilai rata-rata kelas kontrol, yaitu 62,71. Nilai tengah (median) yang diperoleh kelas
eksperimen yaitu 70,00, sedangkan median kelas kontrol sebesar 63,00. Nilai yang
paling banyak muncul (modus) pada kelas eksperimen adalah 67,50 dan pada kelas
kontrol sebesar 55,00. Pada kelas eksperimen diperoleh standar deviasi sebesar
08,69 sedangkan pada kelas kontrol yaitu 06,30.

Adapun analisis data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol


berdasarkan jenjang kognitif dapat digambarkan pada grafik berikut:
70

100%
90%
78% 75%
80% 73% 72% 72%
70%
Persentase(%)

60% 55% 55%


50%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
C1 C2 C3 C4

Ranah kognitif
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Gambar 4. 4 Diagram posttest berdasarkan jenjang kognitif


Persentase posttest siswa kelas eksperimen untuk jenjang kognitif
mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4) lebih
unggul dibandingkan siswa kelas kontrol. Persentase terbesar terdapat pada kelas
eksperimen untuk ranah kognitif menerapkan (C3), yaitu 78%, sedangkan
persentase terkecil terdapat pada kelas kontrol untuk ranah kognitif memahami
(C2), yaitu 50%.

3. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest


Berdasarkan hasil perhitungan pretest dan posttest kelas eksperimen dan
kelas kontrol yang terdiri dari 36 siswa, diperoleh rekapitulasi data sebagai berikut:

Tabel 4. 3 Tabel Rekapitulasi Data Pretest – Posttest


Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Distribusi Pretest Posttest
No.
Frekuensi Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
1. Nilai tertinggi 38,00 45,00 73,00 85,00
2. Nilai terendah 17,50 17,50 55,00 47,50
3. Rata-rata 26,39 27,99 62,71 70,07
71

Distribusi Pretest Posttest


No.
Frekuensi Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
4. Median 25,50 29,00 63,00 70,00
5. Modus 25,00 30,00 55,00 67,50
6. Standar deviasi 05,29 06,73 06,30 08,69

Sebelum melakukan penelitian terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol


dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Berdasarkan hasil
pretest diperoleh rata-rata nilai kelas eksperimen sebesar 27,99 dan rata-rata kelas
kontrol yaitu 26,39. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut
mempunyai kemampuan awal yang hampir sama sebelum diberikan perlakuan.

Kemampuan akhir siswa dapat dilihat setelah diberikan perlakuan terhadap


kelas eksperimen berupa aplikasi latihan soal alat optik menggunakan smartphone
dan kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional, data di atas
memberikan gambaran bahwa terjadi perubahan hasil belajar pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Perubahan terbesar terjadi pada rata-rata hasil belajar
kelas eksperimen yaitu 27,99 menjadi 70,07. Pada kelas kontrol perubahan rata-rata
hasil belajar yaitu 26,39 menjadi 62,71. Hal ini berarti rata-rata hasil belajar siswa
pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

Berikut ini analisis data pretest dan posttest pada kelas eksperimen maupun
kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif:
100%
73% 78% 75%
80% 72% 72%

52% 55% 55%


60% 50%
42%
36%
40% 27%
16% 14% 17%
20% 10%

0%
C1 C1 C2 C2 C3 C3 C4 C4

Pretest kelas eksperimen Posttest kelas eksperimen


Pretest kelas kontrol Posttest kelas kontrol

Gambar 4. 5 Diagram posttest dan posttest berdasarkan jenjang kognitif


72

Kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol pada


jenjang ranah kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4
(menganalisis) mengalami peningkatan. Hasil pretest dan posttest yang
persentasenya meningkat jauh, yaitu pada kemampuan menerapkan (C3) dan
menganalisis (C4). Pada jenjang ranah kognitif C3 (menerapkan), perolehan
persentase pretest untuk kelas eksperimen sebesar 16%, sedangkan kelas kontrol
sebesar 10%. Pada saat posttest, persentase kemampuan menerapkan (C3) untuk
kelas eksperimen sebesar 78%, sedangkan kelas kontrol sebesar 72%.

Pada jenjang ranah kognitif C4 (menganalisis), perolehan pretest persentase


untuk kelas kelas eksperimen sebesar 14%, sedangkan kelas kontrol sebesar 17%.
Pada saat posttest, persentase kemampuan menganalisis (C4) untuk kelas
eksperimen sebesar 75%, sedangkan kelas kontrol 72%.

4. Peningkatan Kemampuan Hasil Belajar Pada Kelas Eksperimen dan


Kontrol
Normal gain (N-Gain) digunakan untuk menunjukkan peningkatan
penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran. Berikut nilai rata-rata N-Gain dari
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4. 4 Hasil Nilai N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
N-Gain Eksperimen Kontrol
Rata-rata 0,59 0,49
Kategori Sedang Sedang

Nilai N-gain untuk kelas eksperimen dan kontrol diperoleh rata-rata N-Gain
kelas eksperimen 0,59 dengan kategori sedang sedangkan kelas kontrol 0,49 dengan
kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata N-Gain siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan menggunakan aplikasi latihan alat optik
berbantuan smartphone lebih tinggi dari pada nilai rata-rata N-Gain siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional. Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang
menggunakan aplikasi alat optik berbantuan smartphone lebih tinggi jika
dibandingkan dengan hasil belajar siswa tanpa menggunakan aplikasi latihan alat
73

optik berbantuan smartphone, pengaruh tersebut telah memberikan konstribusi


yang maksimal terhadap hasil belajar siswa.

1,00

0,80 0,69 0,73 0,66


0,71

0,60
Nilai

0,44
0,38
0,40
0,22 0,22
0,20

0,00
C1 C2 C3 C4
Jenjang Kognitif

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Gambar 4. 6 Diagram perbandingan hasil belajar siswa berdasarkan N-gain


kelas eksperimen dan kontrol
Berdasarkan hasil nilai N-gain, terjadi peningkatan kemampuan kognitif siswa pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk setiap jenjang kognitifnya. Pada jenjang
kognitif C1 (mengingat) pada kelas eksperimen terjadi peningkatan sebesar 0,44
dalam kategori sedang, sedangkan pada kelas kontrol terjadi peningkatan sebesar
0,22 dalam kategori rendah. Kelas eksperimen mengalami peningkatan dua kali
lipat dari kelas kontrol pada kemampuan mengingat. Pada jenjang kognitif C2
(memahami) pada kelas eksperimen terjadi peningkatan sebesar 0,38 dalam
kategori sedang, sedangkan pada kelas kontrol terjadi peningkatan sebesar 0,22
dalam kategori rendah. Pada jenjang kognitif C3 (menerapkan) pada kelas
eksperimen terjadi peningkatan sebesar 0,73 dalam kategori tinggi, sedangkan pada
kelas kontrol terjadi peningkatan sebesar 0,69 dalam kategori sedang. Dan untuk
jenjang kognitif C4 (menganalisis) pada kelas eksperimen terjadi peningkatan 0,71
dalam kategori tinggi, sedangkan pada kelas kontrol 0,66 dalam kategori sedang.
74

5. Respons Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Fisika Melalui Penerapan


Aplikasi Latihan Alat Optik
Hasil data angket direkapitulasi dan dijumlahkan nilai masing-masing untuk
setiap indikator. Nilai yang diperoleh kemudian dihitung persentasenya dan
dikonversi menjadi data kualitatif. Hasil perhitungan data angket dapat dilihat pada
tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4. 5 Respons Siswa Pada Aplikasi Latihan Alat Optik


Kelas Eksperimen
Indikator Angket
Persentase Kriteria
Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan 79% Baik
android dalam belajar secara mandiri
Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan 74% Baik
android dalam peningkatan hasil belajar
Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan
android terhadap hasil belajar dalam ranah 82% Baik Sekali
kognitif mengamati (C1)
Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan
android terhadap hasil belajar dalam ranah 69% Baik
kognitif memahami (C2)
Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan
android terhadap hasil belajar dalam ranah 70% Baik
kognitif menerapkan (C3)
Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan
android terhadap hasil belajar dalam ranah 76% Baik
kognitif menganalisis (C4)
Penggunaan latihan soal dalam aplikasi latihan 78% Baik
alat optik
Penyajian aplikasi latihan alat optik dalam 75% Baik
mengerjakan soal
Penyajian audio dalam aplikasi latihan alat optik 76% Baik
Aplikasi latihan soal optik dapat digunakan 92% Baik sekali
dengan mudah
Rata-rata 77% Baik

Secara keseluruhan penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan


android dalam pembelajaran pada konsep alat optik mendapatkan respons baik dari
siswa dengan rata-rata persentase keseluruhan indikator sebesar 77%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa dengan menggunakan aplikasi latihan alat optik berbantuan
75

android pembelajaran dapat membuat siswa aktif dan antusias dalam mengerjakan
latihan soal pada materi alat optik yang diberikan.

6. Hasil Uji Prasyarat


Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu melakukan uji
prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan homogenitas. Berikut ini adalah uji
prasyarat yang dilakukan dalam penelitian.

Hasil Uji Normalitas


Uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data nilai pretest dan
posttest kelas eksperimen dan nilai pretest dan posttest kelas kontrol. Untuk
menguji normalitas kedua data digunakan rumus uji liliefors atau pada SPSS
disebut Shapiro-Wilk pada taraf signifikansi (α) = 0,05. Kriteria pengujian data
adalah jika tingkat signifikansi() < nilai signifikansi SPSS, data berdistribusi
normal dan jika tingkat signifikansi() > nilai signifikansi SPSS, data berdistribusi
tidak normal.

Hasil pengujian normalitas pretest dan posttest kedua sampel penelitian


dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4. 6 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest


Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Shapiro-Wilk
Kelas Kesimpulan
Statistic df Sig.
Pretest Kelas
0,956 36 0,16 Normal
eksperimen
Kelas
0,955 36 0,15 Normal
Kontrol
Posttest Kelas
0,971 36 0,44 Normal
eksperimen
Kelas Tidak
0,880 36 0,00
kontrol Normal
76

Nilai signifikansi pada posttest kelas kontrol lebih kecil tingkat


signifikansi() atau 0,05, sehingga data tersebut tidak berdistribusi normal. Data
berdistribusi normal, jika nilai signifikansi lebih besar dibandingkan dengan tingkat
signifikansi() atau 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa hasil pretest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal. Sedangkan posttest kelas
eksperimen berdistribusi normal, dan kelas kontrol terdistribusi tidak normal. Hal
ini disebabkan peneliti mengasumsikan data kedua kelas tidak terdistribusi dengan
normal, oleh karena itu peneliti menggunakan uji normalitas untuk memastikan
sebaran data sama atau tidak.

Uji Homogenitas
Setelah data kedua kelas tersebut dinyatakan berdistribusi normal,
selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Sama halnya yang dilakukan pada uji
normalitas, uji homogenitas juga diperlukan untuk uji prasyarat analisis statistik
terhadap kedua data nilai pretest dan posttest. Pengujian homogenitas terhadap
kedua data menggunakan uji Levene dengan menggunakan SPSS yang disajikan
pada tabel berikut ini:

Tabel 4. 7 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest


Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Test of Homogenity of Variance


Statistik
Pretest Posttest
Levene
3,291 1,112
statistic
Df1 1 1
Df2 70 70
Sig. 0,07 0,29
Kesimpulan Homogen Homogen

Data pretest diperoleh nilai signifikansi = 0,07 dan data posttest = 0,29. Dari
kedua data diperoleh nilai signifikansi SPSS lebih besar dibandingkan dengan
77

tingkat signifikansi(), maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar dari kedua
kelas tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen.

Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa data pretest-
posttest mempunyai varians yang sama atau homogen. Data pretest pada kelas
kontrol maupun eksperimen berdistribusi normal, akan tetapi untuk posttest pada
kelas eksperimen berdistribusi normal sedangkan kelas kontrol tidak berdistribusi
normal, karena peneliti mengasumsikan kelompok memiliki sebaran data yang
normal, lalu menggunakan uji normalitas untuk memastikan kelompok memiliki
sebaran data berdistribusi normal ataukah tidak. Pengujian hipotesis jika data tidak
terdistribusi normal adalah dengan menggunakan Mann-Whitney U (statistik non
parametrik).91 Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan kriteria
pengujian, yaitu jika tingkat signifikansi() lebih besar nilai signifikansi(2-tailed),
maka H0 diterima dan H1 ditolak. Jika tingkat signifikansi() lebih kecil nilai
signifikansi(2-tailed), maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil pengujian sebagai berikut:

Tabel 4. 8 Uji Hipotesis Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Pretest Posttest
Statistik
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
N 36,00 36,00 36,00 36,00
Mean rank 38,72 34,28 45,88 27,13
Sum of
1394,00 1234,00 1651,00 976,50
Ranks
Sig.(2-
0,36 0,00
tailed)
 0,05 0,05
Kesimpulan Tidak Terdapat Perbedaan Terdapat Perbedaan

91
Sufren dan Yonathan Natanael, Mahir menggunakan SPSS secara otodidak,(Jakarta:
PT Elex Media Komputindo, 2013), h. 122
78

Hasil pretest siswa sebelum diberikan perlakuan, terlihat bahwa >sig.(2-


tailed), yaitu 0,36>0,05 sehingga hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif
(H1) ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian, kedua kelas memiliki
kemampuan yang sama dan kedua kelas layak untuk dijadikan sampel penelitian.

Setelah kedua kelas diberikan perlakuan pembelajaran, dimana kelas


eksperimen menggunakan aplikasi latihan alat optik menggunakan smartphone
sementara kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional, terlihat
perbedaan hasil belajar antara kedua kelas tersebut. Berdasarkan hasil uji hipotesis
nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf signifikansi 5%
diperoleh 0,00<0,05, sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif
(Ha) diterima. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
dapat menguji kebenaran hipotesis, yaitu terdapat pengaruh aplikasi latihan alat
optik berbantuan android terhadap hasil belajar siswa pada konsep alat optik. Hal
ini dapat ditunjukkan dari rata-rata hasil belajar posttest siswa kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Kondisi kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kontrol sebelum
diberikan perlakuan masih rendah. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil pretest
pada kedua kelas. Rata-rata nilai pretest pada kedua kelas masih sangat rendah yaitu
26,39 pada kelas kontrol dan 27,99 pada kelas ekperimen. Rendahnya nilai pretest
disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya: Pertama, kesiapan siswa sebelum
menghadapi pretest; Kedua, pembelajaran fisika yang menjenuhkan; Ketiga, siswa
merasa kesulitan dalam pembelajaran fisika yang terlalu banyak dengan rumus.
Nilai terendah kelas eksperimen dan kontrol sama. Nilai tertinggi kelas eksperimen
lebih tinggi tiga poin dibandingkan kelas kontrol. Faktor yang mempengaruhinya
yaitu kemungkinan menebakan jawaban cukup besar, dan proses berpikir siswa
tidak dapat dilihat dengan nyata.92

92
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2009), hal. 22
79

Hasil kemampuan awal siswa pada ranah kognitif mengingat (C1), dan
menerapkan (C3) kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: daya ingatan siswa dalam memperoleh
informasi dan tingkat kemampuan intelektual siswa dalam menangani persoalan-
persoalan kuantitatif.93 Contohnya pada soal tes nomor 12 siswa mampu
menyebutkan benda-benda yang dapat membiasan cahaya. Hal ini dibuktikan
berdasarkan hasil analisis butir soal nomor 12 menunjukkan 30 siswa yang
menjawab dengan benar. Ranah kognitif memahami (C2) dan menganalisis (C4)
kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan kelas kontrol. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu persepsi siswa dalam memahami materi alat optik, dan
tingkat kemampuan intelektual siswa dalam memecahkan masalah secara logis.94
Contohnya pada soal tes nomor 11 siswa belum mampu menelaah pembentukan
bayangan pada cermin cekung dan cermin cembung. Hal ini dibuktikan berdasarkan
hasil analisis butir soal nomor 11 menunjukkan tidak ada siswa yang menjawab
dengan benar.

Kondisi kemampuan akhir siswa dilakukan setelah kedua kelas diberikan


perlakuan pembelajaran. Kelas eksperimen pembelajaran berbasis mobile learning
dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Rata-rata nilai posttest pada
kedua kelas yaitu 62,71 pada kelas kontrol dan 70,07 pada kelas ekperimen. Hal
tersebut menunjukkan aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning
berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Nilai tertinggi pada kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan perbedaan sebesar lima.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu siswa aktif ketika pembelajaran,
memperhatikan guru ketika pembelajaran berlangsung, dan siswa dapat belajar
secara mandiri melaui smartphone. Nilai terendah pada kelas eksperimen lebih
rendah dibandingkan kelas kontrol dengan perbedaan sebesar tiga. Faktor-faktor
yang mempengaruhinya yaitu siswa pasif ketika pelajaran, dan kurang

93
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2015), h. 102-130
94
Ibid, h. 102-130
80

memperhatikan guru karena membuka aplikasi lain (BBM, whatss app, dll) pada
smartphone ketika pembelajaran.

Hasil kemampuan akhir siswa berdasarkan ranah kognitif secara


keseluruhan kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Ranah
kognitif tersebut meliputi mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan
menganalisis (C4). Fitur-fitur pada aplikasi LAO yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Ranah kognitif C1 yaitu tersedia video pembelajaran berupa
fenomena fisika terkait alat optik, sehingga siswa menjadi lebih mudah dalam
mengingat pelajaran. Ranah kognitif C2 yaitu tersedia latihan soal berupa video
sehingga siswa dapat lebih mudah dalam memahami materi alat optik. Ranah
kognitif C3 yaitu tersedia soal-soal hitungan berikut pembahasan yang dapat
digunakan secara berulang-ulang sehingga siswa dapat berlatih mengerjakan soal
dimana pun dan kapan pun. Dan ranah kognitif C4 yaitu tersedia soal-soal berupa
fenomena terkait alat optik berikut pembahasan yang dapat digunakan secara
berulang-ulang. Hasil persentase terbesar diantara empat ranah kognitif tersebut
yaitu pada ranah mengingat (C3) sebesar 78%. Hal tersebut membuktikan, bahwa
pembelajaran berbasis mobile learning dapat meningkatkan kemampuan kognitif.
Hal ini membuktikan bahwa dengan menyediakan aplikasi mobile learning siswa
dapat mengulang kembali materi dan melakukan latihan berulang-ulang yang
berada pada aplikasi dimana saja dan kapan saja.95 Dalam aplikasi latihan alat optik
juga menyediakan beberapa menu: menu latihan soal yang menjadi terlatih dalam
mengerjakan soal-soal yang bersifat perhitungan karena pada aplikasi terdapat
latihan soal yang bervariatif dan terkategorikan berdasarkan sub materi pada alat
optik, dan menu pembahasan berupa audio agar siswa lebih terarah dalam
mengerjakan soal hitungan. Hal ini didukung dengan respons siswa pada indikator
penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar
dalam ranah kognitif menerapkan (C3) sebesar 70% dengan kategori baik.

95
Hartanto, Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Android Pada Konsep
Dinamika Newton Untuk Siswa Kelas X SMA/MA, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016, h.
53
81

Kondisi peningkatan kemampuan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen


dan kelas kontrol. Peningkatan hasil belajar siswa secara keseluruhan kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Peningkatan pada jenjang
kognitif mengingat (C1) memiliki perbedaan nilai N-gain tertinggi sebesar 0,22.
Aplikasi latihan alat optik terdapat video pembelajaran dan sehingga siswa lebih
mengerti karena video yang disajikan berupa fenomena terkait alat optik. Didukung
dengan respons siswa pada indikator penggunaan aplikasi latihan alat optik
berbantuan android terhadap hasil belajar dalam ranah kognitif mengamati (C1)
sebesar 82% dengan kategori baik sekali. Peningkatan pada jenjang kognitif
menerapkan (C3) memiliki perbedaan nilai N-gain terendah sebesar 0,04. Aplikasi
latihan alat optik terdapat latihan soal sehingga siswa dapat melatih siswa dalam
mengerjakan soal. Didukung dengan respons siswa pada indikator penggunaan
aplikasi latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar dalam ranah
kognitif mengamati (C3) sebesar 70% dengan kategori baik.

Hasil uji hipotesis menggunakan Mann-Whitney U bahwa, terdapat


perbedaan nilai posstest pada kedua kelas, yaitu nilai posttest kelas eksperimen dan
nilai posttest kelas kontrol. Rata-rata N-Gain kelas eksperimen 0,59 (kategori
sedang) sedangkan kelas kontrol 0,49 (kategori sedang). Hal ini menunjukkan
aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning berbantuan android berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa pada konsep alat optik. Hasil angket respons siswa
terhadap penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android memperoleh
persentase rata-rata sebesar 77%. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan
penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android pada konsep alat optik
memperoleh respons pada kategori baik dari siswa. Hasil persentase respons siswa
pada aplikasi latihan alat optik untuk penggunaan aplikasi latihan alat optik
berbantuan android dalam belajar secara mandiri sebesar 79% dengan kategori
baik. Media yang dikembangkan praktis, ditinjau dari siswa dapat mengoperasikan
secara mandiri dan lancar.96

96
M.Ali Alfian, dan Rudy Kustijono, Pengembangan Software Fisika Berbasis Android
Sebagai Media Belajar Listrik Dinamis, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No.2 Mei
2015, h.183
82

Respons siswa pada aplikasi latihan alat optik untuk penggunaan aplikasi
latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar dengan rata-rata sebesar
74% dalam kategori baik, sesuai pada penelitian ini terjadi peningkatan hasil belajar
berdasarkan hasil rata-rata nilai N-gain sebesar 0,59 dengan kriteria sedang.
Respons siswa pada aplikasi latihan alat optik untuk dampak latihan soal dalam
aplikasi latihan alat optik sebesar 78% dalam kategori baik. Dalam aplikasi latihan
alat optik tersebut terdapat latihan soal. Latihan soal pada aplikasi tersebut
diberikan pembahasan, sehingga siswa dapat mengetahui prosedur penyelesaian
soal dengan jelas. Dengan adanya latihan soal tersebut siswa menjadi terbiasa untuk
mengerjakan soal dan membuat siswa menjadi percaya diri dalam menjawab soal-
soal yang diberikan oleh guru. Latihan soal pada aplikasi latihan alat optik dikaitkan
dengan fenomena dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa mengetahui
penerapan dari materi tersebut. Pembelajaran menggunakan pendekatan mobile
learning mendorong siswa untuk memecahkan masalah mereka sendiri, sehingga
dapat meningkatkan motivasi belajar, dan prestasi belajar.97

Respons siswa pada aplikasi latihan alat optik untuk penyajian aplikasi
latihan alat optik dalam mengerjakan soal pada siswa sebesar 75% dalam kategori
baik. Hal ini menunjukkan dengan siswa mengetahui nilai tugas-tugasnya dengan
cepat, maka siswa akan melakukan latihan soal secara berulang-ulang dan membuat
siswa menjadi terbiasa dalam mengerjakan soal. Sedangkan, hasil persentase
respons siswa pada aplikasi latihan alat optik pada indikator penyajian audio dalam
aplikasi latihan alat optik sebesar 76% dalam kategori baik. Dalam hal ini dapat
meningkatkan motivasi siswa untuk memperbaiki kesalahannya dalam
mengerjakan soal, dan meningkatkan rasa ingin tahu siswa ketika mengerjakan soal
agar tidak terjadi kesalahan kembali. Dan hasil persentase respons siswa pada
aplikasi latihan alat optik pada indikator aplikasi latihan alat optik optik dapat
digunakan dengan mudah sebesar 92% dalam kategori sangat baik. Hal ini
menunjukkan aplikasi latihan alat optik dengan berbantuan android sangat efektif

97
Gwo-Jen Hwang, “A formative assessment-based mobile learning approach to
improving the learning attitudes and achievements of students”, Computers & Education 56
(2011), h.1023-1031
83

digunakan pada saat pembelajaran. Mobile learning memungkinkan siswa untuk


mencari informasi secara langsung, dan melakukan pembelajaran dimana dan
kapan saja sesuai kebutuhan masing-masing. Media pembelajaran menggunakan
android suatu perangkat nikabel sehingga proses pembelajaran dan informasi dapat
diakses dengan cepat. Selain itu, informasi yang dipelajari dalam proses belajar
mengajar menjadi lebih luas, otentik, dan kontekstual.98

Penelitian yang dilakukan memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.


Secara keseluruhan pembelajaran dengan menggunakan android dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Artinya, dapat dikatakan aplikasi latihan alat
optik memiliki beberapa kelebihan: Pertama, latihan soal dilengkapi pembahasan
berupa audio agar siswa lebih terarah dalam mengerjakan soal; Kedua siswa
menjadi terbiasa untuk mengerjakan soal dan membuat siswa menjadi percaya diri
dalam menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru; Ketiga siswa dapat belajar
secara mandiri menggunakan aplikasi sebagai sumber belajar; Keempat siswa dapat
mengetahui nilai tugas-tugasnya dengan cepat, maka siswa akan melakukan latihan
soal secara berulang-ulang, sehingga membuat siswa menjadi terbiasa dalam
mengerjakan soal; Kelima meningkatkan motivasi belajar siswa untuk
memperbaiki kesalahannya dalam mengerjakan soal; Keenam dapat digunakan
kapan pun dan dimana pun. Ketujuh, aplikasi menyediakan fitur-fitur yang dapat
meningkatkan kemampuan kognitif siswa, diantaranya video pembelajaran berupa
fenomena fisika terkait alat optik, latihan soal berupa video, dan pembahasan soal
berupa audio Adapun kekurangan pada aplikasi latihan alat optik: Pertama, guru
harus melakukan pegawasan yang lebih ekstra, agar pembelajaran berjalan dengan
baik; Kedua, aplikasi ini hanya dapat digunakan untuk smartphone bersistem
operasi android, sehingga bila ada siswa yang menggunakan smartphone bersistem
operasi seperti iOS, BlackBerry, dll tidak masuk kedalam penelitian;

98
Chirtianne Lynnette G, dan Cabanban, “Development of Mobile Learning Using
Android Platform”, Journal of information Technology & Computer Science (IJITCS) Volume 9
Number 1 Issue on May/June 2013, h. 99
84

Ketiga, transfer file antara guru dengan siswa terbatas dikarenakan aplikasi harus
dikirim satu per satu kepada siswa, sehingga memerlukan waktu yang cukup lama.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
aplikasi latihan alat optik berbantuan android berpengaruh dalam meningkatan
hasil belajar siswa SMK pada kelas X di SMK Al-Hasra. Pengaruh tersebut dapat
terlihat dari hasil uji hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan antara nilai
posttest kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Terjadi peningkatan hasil belajar
siswa yang menggunakan aplikasi latihan alat optik lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional.
Respons siswa terhadap aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning
berkategori baik (77%). Siswa memberikan respons yang positif terhadap aplikasi
latihan alat optik dalam pembelajaran.

B. Saran-saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, penulis mengajukan
beberapa saran, sebagai berikut:
1. Aplikasi latihan alat optik hanya dapat digunakan untuk smartphone bersistem
operasi android, sehingga peneliti selanjutnya bisa mengembangkan aplikasi
agar dapat digunakan pada smartphone bersistem operasi seperti iOS,
BlackBerry, dll.
2. Aplikasi hanya membahas pada materi alat optik, sehingga dapat dilakukan
penelitian serupa dengan materi yang berbeda.
3. Peneliti harus melakukan pengawasan yang lebih ekstra, agar pembelajaran
berjalan dengan baik.
4. Transfer file memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga diperlukan waktu
sebelum penelitian untuk menyebar aplikasi.

85
86

Daftar Pustaka
Aan. (2016, September 19). Mengenal Android. Retrieved Agustus 25, 2016, from
http://www.aan.my.id

Alfian, M. A., & Kustijono, R. (2015). Pengembangan Softwere Fisika Berbasis


Android Sebagai Media Belajar Listrik Dinamis. Jurnal Inovasi Pendidikan
Fisika (JIPF) Vol.04 No. 2, 183.

Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka Landasan Untuk


Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Anggraheni, S. (2012). Analisis dalam menyelesaikan soal materi pokok cahaya


pada siswa kelas VII SMPN 1 Wonosegoro tahun ajaran 2011/2012. Skripsi
pada Universitas Sebelas Maret, 2.

Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi


Aksara.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Bungin, B. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif . Jakarta: Kencana


Prenadamedia Group.

Darmawan, D. (2012). Teknologi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

G, C. L., & Cabanban. (2013). Development of Mobile Learning Using Android


Platform. Journal of Information Technology & Computer Science (IJITCS)
Volume 9 Number 1, 105.

H., N. S. (2015). Android Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet


PC berbasis Android Revisi Kedua. Bandung: Informatika Bandung.

Hanafi, H. F., & Samsudin, K. (2012). Mobile Learning Environment System


(MLES): The Case of Android Based Learning Application on
Undergraduates' Learning. International Journal of Advanced Computer
Science and Applications Vol.3 No.3, 1.

Hariyanto, B. (2009). Sistem Operasi. Bandung: Informatika Bandung.


87

Hartanto. (2016). Pengemebangan Media Pembelajaran Mobile Learning Android


Pada Konsep Dinamika Newton Untuk Siswa Kelas X SMA/MA. Skripsi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta , 55.

Hussein, K. Q. (2015). Authoring System Of Drill & Practice E-Learning Modules


For Hearing Impaired Student. Journal of Computer Science & Information
Technology (IJCSIT) Vol. 7 No.1, 132.

Hwang, G.-J. (2011). A Formative Assesment-Based Mobile Learning Approach


To Improving The Learning Attitudes and Achivement of Sutudents.
Computer & Education 56, 1023-1031.

Kanginan, M. (2013). Fisika untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013. Jakarta:


Erlangga.

Kusnadi, Anindito, K., & Purnomo, Y. (2008). Sistem Operasi. Yogyakarta: CV


Andi OFFSET.

Manupil, B., Ismanto, Y., & Onibala, F. (2015). Hubungan penggunaan gadget
dengan tingkat prestasi siswa di SMA Negeri 9 Manado. eJoural
Keperawatan Vol.3 No.2, 1.

Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung


Persada.

O'Maley, C. (2005). Guidelines for Learning /Teaching/Tutoring in a Mobile


Enviroment. MOBllearn, 6.

Pramesti, G. (2015). Kupas Tuntas Data Penelitian dengan SPSS 22. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.

Riduwan, & Akdon. (2013). Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika. Bandung:
Alfabeta.

Russefendi. (1998). Statistika Dasar untuk Pendidikan . Jakarta: CV Andira.

Sanjaya, W. (2013). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Group.
88

Saputro, A. (2016). Membuat Game Adventure Adobe Flash CS 6 ActionScript 3.0.


Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja


Rosda Karya.

Sufren, & Natanael, Y. (2013). Mahir Menggunakan SPSS secara otodidak.


Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Surnarsih, A. (2002). Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fisika


pokok bahasan alat optik berdasarkan taksonomi solo. Skripsi pada
Universitas Jember, 33.

Suwarna, I. P. (2016). Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa


Melalui Computer Based Test pada Program Studi Pendidikan Fisika.
Jakarta: Pusat Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN) LP2M UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

TIM EMS. (2015). Pemrograman Android Dalam Sehari. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.

Tim Litbang Wahana Komputer. (2014). Mudah Membuat Game Android Berbasis
Adobe AIR. Yogyakarta: CV Andi OFFSET.

Zulfiani, Feronika, T., & Suartini, K. (2009). Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta.
89

Lampiran A (Perangkat Pembelajaran)


Lampiran A 1 Lembar Wawancara Guru pada Studi Pendahuluan
90
91

Lampiran A 2 RPP Kelas Eksperimen


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI
Peminatan : IPA
Materi Pokok : Alat-alat optik
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan ke :1

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-
tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
1. Menyebutkan definisi pemantulan cahaya
2. Menjelaskan pemantulan cahaya secara teratur berdasarkan hukum
pemantulan
3. Menjelaskan pemantulan cahaya secara baur berdasarkan hukum pemantulan
92

4. Menghitung pemantulan cahaya pada bidang datar


5. Menganalisis pemantulan cahaya pada bidang datar
6. Menghitung pemantulan cahaya pada bidang lengkung
7. Menganalisis pemantulan cahaya pada bidang lengkung
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan pengertian dari pemantulan cahaya dengan benar
setelah melihat video tentang pemantulan cahaya pada aplikasi latihan alat
optik . yang berbantuan android.
2. Siswa dapat menjelaskan pemantulan cahaya secara teratur berdasarkan
hukum pemantulan dengan benar setelah melihat video pada aplikasi latihan
alat optik yang berbantuan android.
3. Siswa dapat menjelaskan pemantulan cahaya secara baur berdasarkan hukum
pemantulan dengan benar setelah melihat video pada aplikasi latihan alat
optik yang berbantuan android.
4. Siswa dapat menghitung pemantulan cahaya pada bidang datar dengan benar
setelah mengamati contoh soal pada aplikasi latihan alat optik yang
berbantuan android.
5. Siswa dapat menganalisis pemantulan cahaya pada bidang datar dengan benar
setelah mengamati permasalahan fisika disertain gambar dan koreksi jawaban
secara langsung pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android.
6. Siswa dapat menghitung pemantulan cahaya pada bidang lengkung dengan
benar setelah mengamati contoh soal pada aplikasi latihan alat optik yang
berbantuan android.
7. Siswa dapat menganalisis pemantulan cahaya pada bidang lengkung dengan
benar setelah mengamati permasalahan fisika disertain gambar dan koreksi
jawaban secara langsung pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan
android.
E. Materi Ajar
Optika adalah bagian ilmu fisika yang mempelajari cahaya. Ada dua cabang
optika, yaitu optik geometris dan optik fisis. Dalam materi alat optik terdapat
sifat pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya. 99
Pemantulan cahaya
Pemantulan cahaya adalah peristiwa dimana cahaya mengenai suatu
penghalang sehingga arah gerak cahaya berubah.100
a) Jenis pemantulan cahaya
Terdapat dua jenis pemantulan cahaya, yaitu:101

99
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013 (Jakarta: Erlangga),
hal.375
100
Ibid., h.376
101
Ibid., h.376-377
93

(c) Pemantulan teratur, adalah pemantulan cahaya yang terjadi apabila suatu
berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan licin (rata)
dan mengkilap, sehingga arah pemantulan cahaya tersebut teratur menuju
ke suatu arah tertentu. Contoh pemantulan teratur, adalah pemantulan pada
permukaan cermin dan pada permukaan air yang tenang.

Gambar 1 Pemantulan teratur


(d) Pemantulan baur (difus), adalah pemantulan cahaya yang terjadi jika suatu
berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan kasar (tidak
rata), sehingga arah pemantulan cahaya tidak teratur. Contoh pemantulan
baur adalah pemantulan pada permukaan kertas dan pada permukaan lantai
karpet.

Gambar 2 Pemantulan Baur

b) Hukum pemantulan cahaya


Pada pemantulan cahaya, berlaku hukum Snellius, yaitu:102
(3) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang
datar.
(4) Sudut datang besarnya sama dengan sudut pantul.

Gambar 3 Hukum pemantulan cahaya

c) Pemantulan cahaya pada cermin datar

102
Ibid., h.377
94

Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa sebuah


bidang datar. Sifat-sifat bayangan pada cermin datar,adalah:103
(6) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin
(7) Bayangannya maya
(8) Bayangan yang terbentuk tegak
(9) Bentuk bayangan sama dengan bentuk benda
(10) Bayangan yang terbentuk menghadap berlawanan arah terhadap
bendanya.

Gambar 4 Pembentukkan bayangan pada cermin datar


Bila terdapat 2 buah cermin datar yang membentuk sudut α, maka
banyaknya bayangan yang terbentuk (n) adalah:
𝟑𝟔𝟎𝐎
n= -1
𝛂

d) Pemantulan cahaya pada cermin lengkung


a. Pemantulan cahaya pada cermin cekung
Cermin cekung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan
cahaya permukaannya berupa cekungan yang merupakan bagian dalam
suatu bola. Pemantulan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah
sebagai berikut:104
(4) Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui
titik fokus (F).
(5) Sinar datang yang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar dengan
sumbu utama.
(6) Sinar datang yang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan
melalui titik pusat kelengkungan cermin tersebut.

103
Ibid., h.379
104
Ibid., h.383
95

Gambar 5 Sinar istimewa pada cermin cekung


b. Pemantulan cahaya pada cermin cembung
Cermin cembung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan
cahaya permukaannya berupa cembungan dan merupakan bagian luar dari
suatu bola. Pemantulan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah
sebagai berikut:105
(4) Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah
berasal dari titik fokus (F).
(5) Sinar datang yang seolah-olah menuju titik fokus (F) dipantulkan
sejajar sumbu utama.
(6) Sinar datang yang seolah-olah menuju ke titik pusat kelengkungan
cermin dipantulkan seolah-olah berasal dari titik pusat itu juga.

Gambar 6 Sinar istimewa pada cermin cembung

F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan saintifik
Metode : Konvensional
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Apersepsi Menggali Menjawab 3 menit
pengetahuan awal pertanyaan
siswa dengan yang diberikan
memberikan oleh guru.
Pendahuluan pertanyaan, “Apa
yang kalian ketahui
mengenai
pemantulan
cahaya?”

105
Ibid., h.388
96

Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Guru menunjuk Siswa yang
beberapa orang ditunjuk
siswa untuk menjawab
menjawab pertanyaan
pertanyaan tersebut yang
dikemukakan
oleh guru
Menyampaikan Menyimak 2 menit
tujuan tujuan
pembelajaran pembelajaran
yang
disampaikan
oleh guru
Mengamati Menyajikan video Memperhatika 10
melalui aplikasi n video melaui menit
latihan alat optik aplikasi latihan
yang berbantuan alat optik yang
android berkaitan berbantuan
dengan materi android
pemantulan cahaya berkaitan
pada bidang datar dengan materi
dan lengkung pemantulan
cahaya pada
bidang datar
dan lengkung
Inti
Memberikan Mengamati 15
contoh soal terkait contoh soal menit
pemantulan cahaya terkait
pada bidang datar pemantulan
dan lengkung pada cahaya pada
aplikasi latihan alat bidang datar
optik berbantuan dan lengkung
android pada aplikasi
latihan alat
optik
berbantuan
android
97

Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Menanya Memberikan Mengajukan 2 menit
kesempatan kepada pertanyaan
siswa untuk terkait materi
bertanya terkait pemantulan
materi pemantulan cahaya pada
cahaya pada bidang bidang datar
datar dan lengkung dan lengkung
yang disajikan
pada aplikasi
latihan alat
optik
berbantuan
android
Guru memberikan Mengajukan 3 menit
kesempatan untuk pertanyaan
mengajukan terkait contoh
pertanyaan terkait soal tentang
contoh soal tentang pemantulan
pemantulan cahaya cahaya
Mengumpulk Guru meminta Melalukan 5 menit
an informasi siswa berdiskusi diskusi dengan
dengan teman teman
sebangkunya sebangkunya
terkait alat optik
Mengasosiasi Guru meminta Menjawab 25
siswa menjawab latihan-latihan menit
pertanyaan- soal mengenai
pertanyaan latihan pemantulan
soal pada aplikasi cahaya pada
latihan alat optik bidang datar
berbantuan android dan lengkung
terkait pemantulan yang disajikan
cahaya pada bidang pada aplikasi
datar dan lengkung latihan alat
optik
berbantuan
android
Mengkomuni Guru bertanya Siswa yang 10
kasikan kepada siswa yang merasa nilai menit
memiliki nilai paling tinggi
paling tinggi mengakat
tangan
98

Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Guru meminta Menjelaskan
siswa yang pertanyaan
memiliki nilai terkait
paling besar untuk pemantulan
maju cahaya pada
mengkomunikasika bidang datar
n jawabannya. dan lengkung,
siswa lain
memperhatika
n pejelasan
dari siswa
tersebut
Menarik Membimbing siswa Menyimpulkan 5 menit
Kesimpulan untuk hasil
menyimpulkan pembelajaran
materi materi
pembelajaran pemantulan
terkait pemantulan cahaya pada
cahaya pada bidang bidang datar
datar dan lengkung. dan lengkung.
Penutup Evaluasi Memberikan quiz Mengerjakan 10
melalui android quiz melalui menit
sebanyak 7 soal android
terkait pemantulan sebanyak 7
cahaya pada bidang soal terkait
datar dan lengkung. pemantulan
cahaya pada
bidang datar
dan lengkung.

H. Penilaian
Tes dengan quiz melaui android sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir)
I. Media Pembelajaran
Smartphone(android) dan aplikasi latihan alat optik
J. Sumber Belajar
1. Aplikasi latihan alat optik
2. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
99

Jakarta, 02 Maret 2017


Guru mata pelajaran fisika Mahasiswa Peneliti

Baihaki Ari Nugraha, S.Pd Denny Rismanto


100

Penilaian spiritual
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik

Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 8
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
101

Penilaian sikap
Melakukan
No Sikap yang diamati
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik

Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 9
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
102

Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Definisi jenis pemantulan cahaya yang benar A Pemantulan
adalah.... baur
Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai B Pemantulan
permukaan kasar dipantulkan kesegala arah teratur
1
dan tidak teratur adalah .... . Berkas-berkas
sinar sejajar yang mengenai permukaan halus
dipantulkan sebagai berkas-berkas sinar
sejajar juga adalah .... .
2. Sebutkan contoh pemantulan cahaya dalam C (1), (2), dan
kehidupan sehari-hari, sebagai berikut: (3)
(1) Spion mobil
(2) Cermin cembung
(3) Bercermin
(4) Pensil di dalam gelas berisi air
(5) Kaca plan paralel 1
Pernyataan yang benar adalah….
a. (1) dan (2)
b. (2) dan (5)
c. (1), (2) dan (3)
d. (1), (3) dan (5)
e. (2), (3) dan (4)
3. Dua buah cermin datar ditempatkan A 3 buah
sedemikian rupa sehingga satu dengan yang
lainnya membentuk sudut 90 derajat, sebuah
benda berada diantara kedua cermin. Jumlah
bayangan yang terbentuk oleh kedua cermin
adalah . . . . 1
a. 3 buah
b. 4 buah
c. 5 buah
d. 6 buah
e. 7 buah
4. Seorang pengendara yang berada di dalam B 100 m
mobil yang diam melihat bayangan mobil
pada spion berada pada jarak 20 m dan mobil
tersebut nampak sedang bergerak mendekat
dengan kelajuan 2 m/s. Jika jarak focus
1
cermin yang dipakainya adalah -25m, maka
posisi mobil yang di belakang yang
sebenarnya adalah . . . .
a. 50 m
b. 100 m
103

c. 150 m
d. 200 m
e. 400 m
5. Sebuah lilin digeser mendekati suatu cermin D (1), (2) dan
sehingga bayangan dapat ditangkap layar, (4)
seperti pada gambar, maka:

(1) Cermin tersebut adalah cermin cekung


(2) Jarak benda ke cermin lebih kecil dari 1
jari-jari kelengkungan cermin
(3) Jarak fokus cermin negatif
(4) Jarak bayangan lebih besar dari jari-
jari kelengkungan cermin
Pernyataan yang benar adalah…..
a. (1) dan (3)
b. (2) dan (4)
c. (1) dan (2)
d. (1), (2) dan (4)
e. (1), (3) dan (4)
6. Jika cermin tersebut pecah menjadi 5 bagian A 1 buah
kemudian disusun kembali menjadi cermin
datar. Jumlah bayangan yang akan dihasilkan
cermin yang baru adalah…..
a. 1 buah
b. 2 buah
1
c. 0 atau tidak terbentuk bayangan sama
sekali
d. 5 buah, dengan kondisi bayangan yang
terpisah-pisah
e. 5 buah karena bergantung pada jumlah
pecahan kaca nya

Nilaing:

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
104

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


(Kelas Eksperimen)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI
Peminatan : IPA
Materi Pokok : Alat-alat optik
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan ke :2

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-tahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
1. Menyebutkan definisi pembiasan cahaya
2. Menjelaskan pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan
3. Mengklasifikasi pembiasan cahaya pada lensa
4. Menunjukkan pembiasan cahaya pada prisma
5. Menghitung pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan
6. Menganalisis pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan
105

7. Menganalisis pembiasan cahaya pada prisma


8. Menganalisis pembiasan cahaya pada lensa
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan definisi pembiasan cahaya dengan benar
setelah melihat video pada aplikasi latihan soal optik yang berbantuan
android.
2. Siswa dapat menjelaskan pembiasan cahaya berdasarkan hukum
pembiasan dengan benar setelah melihat video pada aplikasi latihan soal
optik yang berbantuan android.
3. Siswa dapat mengklasifikasi pembiasan cahaya pada lensa dengan benar
setelah melihat video pada aplikasi latihan soal alat optik yang berbantuan
android
4. Siswa dapat menunjukkan pembiasan cahaya pada prisma dengan benar
setelah melihat video pada aplikasi latihan soal alat optik yang berbantuan
android
5. Siswa dapat menghitung pembiasan cahaya berdasarkan hukum
pembiasan dengan benar setelah mengamati contoh soal pada aplikasi
latihan soal optik yang berbantuan android.
6. Siswa dapat menganalisis pembiasan cahaya berdasarkan hukum
pembiasan dengan benar setelah mengamati permasalahan fisika disertain
gambar dan koreksi jawaban secara langsung pada aplikasi latihan soal
optik yang berbantuan android.
7. Siswa dapat menganalisis pembiasan cahaya pada prisma dengan benar
setelah mengamati permasalahan fisika disertain gambar dan koreksi
jawaban secara langsung pada aplikasi latihan soal optik yang berbantuan
android.
8. Siswa dapat menganalisis pembiasan cahaya pada lensa dengan benar
setelah mengamati permasalahan fisika disertain gambar dan koreksi
jawaban secara langsung pada aplikasi latihan soal optik yang berbantuan
android.
E. Materi Ajar
a) Hukum Snellius untuk pembiasan
Pembiasan cahaya adalah pembelokkan arah rambat cahaya dari suatu
medium menuju medium lain. Hukum pembuiasan I yang berbunyi: sinar datang,
sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang. Hukum pembiasan II (Hukum
Snellius II) berbunyi: sinar yang datang dari medium yang kerapatannya rendah
menuju medium yang kerapatannya tinggi akan dibiaskan mendekati garis normal,
sebaliknya sinar yang datang dari medium yang kerapatannya lebih tinggi menuju
medium yang kerapatannya lebih rendah akan dibiaskan menjauhi garis normal.
Pada pembiasan cahaya berlaku:106

106
Ibid., h.394
106

𝒔𝒊𝒏 𝒊 𝒗  𝒏
= 𝒗 𝟏 = 𝟏 = 𝒏 𝟏
𝒔𝒊𝒏 𝒓 𝟐 𝟐 𝟐

b) Indeks bias
Indeks bias mutlak adalah perbandingan cepat rambat cahaya di udara dengan
cepat rambat cahaya pada medium.107
𝒄
n=𝒗

Indeks bias relatif adalah perbandingan cepat rambat cahaya dalam medium
satu terhadap cepat rambat cahaya dalam medium yang lain
𝒗 𝒏
n21 = 𝒗𝟏 = 𝒏𝟏
𝟐 𝟐

c) Pembiasan pada kaca plan parallel


Jika seberkas sinar dari medium dengan indek bias n1 ke suatu kaca plan
paralel dengan indek bias n2 dimana n2 > n1, maka sinar yang keluar akan sejajar
dengan sinar yang masuk.

Gambar 7 Pembiasan pada kaca plan paralel


Besarnya pergeseran (t) dihitung dengan persamaan:
𝒅 .𝒔𝒊𝒏 (𝒊 − 𝒓)
t= 𝒄𝒐𝒔 𝒓

d) Pembiasan pada prisma


Prisma adalah benda bening (transparan) yang terbuat dari bahan gelas yang
dibatasi oleh dua bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu.108

107
Ibid., h.396
108
Ibid., h.403
107

Gambar 2.11 Pembiasan pada prisma

Jika indeks bias prisma = np dan indek bias medium = nm berlaku:


𝟏 𝒏𝒑 𝟏
sin = 𝟐 ( + 𝒎 ) = 𝒏 x sin 𝟐 
𝒎

e) Pembiasan pada lensa


Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua buah bidang lengkung atau
satu satu buah bidang lengkung dan satu buah bidang datar. Berdasarkan
kelengkungannya lensa digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:109
(a) Pembiasan pada Lensa Cembung
Apabila berkas sinar-sinar sejajar mengenai permukaan sebuah lensa
cembug, maka sinar-sinar pantulnya akan berpotongan atau mengumpul pada satu
titik. Berdasarkan hal tersebut, maka lensa cembung disebut juga dengan lensa
konvergen.
Sama seperti pemantulan cahaya pada cermin, pembiasan cahaya pada lensa
juga memiliki sinar-sinar istimewa sebagai berikut:

109
Ibid., h.412
108

Gambar 2.12 Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung


(4) Sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan melalui titik
fokus F1.
(5) Sinar yang datang melalui titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar dengan
sumbu utama.
(6) Sinar yang melalui titik pusat optik (O) akan diteruskan (tidak dibiaskan).
Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa, khususnya lensa cembung dapat
ditentukan dengan menggunakan dalil Esbach sebagai berikut

Gambar 2.13 Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa

(6) Aturan pemakaian ruang benda dan bayangan adalah sebagai berikut.
Jumlah ruang benda dan ruang bayangan sama dengan 5 (lima).
(7) Jika nomor ruang bayangan lebih besar dari ruang benda, bayangan akan
diperbesar.
(8) Jika nomor ruang bayangan lebih kecil daripada ruang benda, bayangan akan
diperkecil.
(9) Jika bayangan berada di belakang lensa, sifatnya nyata dan terbalik.
(10) Jika bayangan berada di depan lensa, sifatnya maya dan sama tegak.

(b) Pembiasan pada Lensa Cekung


Apabila berkas sinar-sinar sejajar mengenai permukaan lensa cekung, maka
sinar-sinar pantulnya akan menyebar dan seolah-olah berasal pada satu titik.
Berdasakan hal tersebut, maka lensa cekung disebut juga lensa divergen.

Sama seperti pemantulan cahaya pada cermin, pembiasan cahaya pada lensa
juga memiliki sinar-sinar istimewa sebagai berikut:
(4) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik
fokus F1.
(5) Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar
dengan sumbu utama.
(6) Sinar datang melalui pusat lensa O akan diteruskan.
109

Gambar 2.14 Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung


Pada persamaan cermin lengkung terdapat perjanjian tanda, yaitu:
(3) f (+) untuk lensa cembung dan f (-) untuk lensa cekung.
(4) s positif (+) jika benda di depan lensa dan s negatif (-) untuk benda di
belakang lensa.
s’ positif (+) jika bayangan berada di belakang lensa dan s’ negatif (-) jika bayangan
di depan lensa.
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan saintifik
Metode : Konvensional
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Apersepsi Menggali Menjawab 3 menit
pengetahuan awal pertanyaan
siswa dengan yang diberikan
memberikan oleh guru
pertanyaan, “Apa
yang kalian
ketahui mengenai
pembiasan
cahaya?”
Pendahuluan
Guru menunjuk Siswa yang
beberapa orang ditunjuk
siswa untuk menjawab
menjawab pertanyaan
pertanyaan yang
tersebut dikemukakan
oleh guru
Menyampaikan Menyimak 2 menit
tujuan penjelasan
pembelajaran guru
110

Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Mengamati Menyajikan video Memperhatika 10
melalui aplikasi n video menit
latihan alat optik aplikasi latihan
yang berbantuan alat optik yang
android berkaitan berbantuan
dengan materi android
pembiasan cahaya berkaitan
dengan materi
pembiasan
cahaya
Memberikan Mengamati 15
contoh soal contoh soal menit
terkait pembiasan terkait
cahaya pada pembiasan
aplikasi latihan cahaya pada
alat optik aplikasi latihan
berbantuan alat optik
android berbantuan
android
Menanya Memberikan Mengajukan 2 menit
kesempatan pertanyaan
Inti kepada siswa terkait materi
untuk bertanya pembiasan
terkait materi cahaya pada
pembiasan cahaya cermin, kaca
berdasarkan plan parallel,
hukum lensa, dan
pembiasan, prisma yang
pembiasan cahaya disajikan pada
pada cermin, kaca aplikasi latihan
plan parallel, alat optik
lensa, dan prisma berbantuan
android
Guru memberikan Mengajukan 3 menit
kesempatan untuk pertanyaan
mengajukan terkait contoh
pertanyaan terkait soal tentang
contoh soal pembiasan
tentang cahaya pada
pembiasan cahaya cermin, kaca
pada cermin, kaca plan parallel,
plan parallel, lensa, dan
lensa, dan prisma prisma
111

Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Mengumpulkan Guru meminta Melalukan 5 menit
informasi siswa berdiskusi diskusi dengan
dengan teman teman
sebangkunya sebangkunya
terkait alat optik
Mengasosiasi Guru meminta Menjawab 25
siswa menjawab latihan-latihan menit
pertanyaan- soal mengenai
pertanyaan pembiasan
latihan soal pada cahaya pada
aplikasi latihan cermin, kaca
alat optik plan parallel,
berbantuan lensa, dan
android terkait prisma yang
pembiasan cahaya disajikan pada
pada cermin, kaca aplikasi latihan
plan parallel, alat optik
lensa, dan prisma berbantuan
android
Mengkomunikasikan Guru bertanya Siswa yang 10
kepada siswa merasa nilai menit
yang memiliki paling tinggi
nilai paling tinggi mengakat
tangan
Guru meminta Menjelaskan
siswa yang pertanyaan
memiliki nilai terkait
paling besar pembiasan
untuk maju cahaya pada
mengkomunikasi cermin, kaca
kan jawabannya. plan parallel,
lensa, dan
prisma
Menarik Kesimpulan Membimbing Menyimpulkan 5 menit
siswa untuk hasil
menyimpulkan pembelajaran
materi materi
pembelajaran pembiasan
Penutup
terkait pembiasan cahaya pada
cahaya pada cermin, kaca
cermin, kaca plan plan parallel,
parallel, lensa, lensa, dan
dan prisma prisma
112

Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Evaluasi Memberikan quiz Mengerjakan 10
melalui android quiz melalui menit
sebanyak 6 soal android
terkait pembiasan sebanyak 6
cahaya pada soal terkait
cermin, kaca plan pembiasan
parallel, lensa, cahaya pada
dan prisma cermin, kaca
plan parallel,
lensa, dan
prisma

H. Penilaian
Tes dengan kuis melaui android sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir)
I. Media Pembelajaran
Smartphone(android) dan aplikasi tentang alat-alat optik
J. Sumber Belajar
1. Aplikasi latihan alat optik
2. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga

Jakarta, 02 Maret 2017


Guru mata pelajaran fisika Mahasiswa Peneliti

Baihaqi Ari Nugraha, S.Pd Denny Rismanto


113

Penilaian spiritual
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik

Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 10
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
114

Penilaian sikap
Melakukan
No Sikap yang diamati
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik

Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 11
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
115

Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Sebutkan contoh pembiasan cahaya dalam C (4), dan (5)
kehidupan sehari-hari, sebagai berikut:
(1) Spion mobil
(2) Cermin cembung
(3) Bercermin
(4) Pensil di dalam gelas berisi air
(5) Kaca plan paralel 1
Pernyataan yang benar adalah….
a. (1) dan (2)
b. (3) dan (5)
c. (4), dan (5)
d. (1), (3) dan (5)
e. (2), (3) dan (4)
2. Jelaskan bila cahaya yang merambat dari kaca C Pembiasan
masuk ke udara, maka akan mengalami . . . . cahaya, sesuai
a.Pemantulan cahaya, sesuai dengan Hukum dengan Hukum
Snellius I sinar tidak pada bidang datar Snellius II
b.Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum sinar
Snellius II, sinar mendekati garis normal mengalami
c.Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum pembiasan
1
Snellius II sinar mengalami pembiasan menjauhi garis
menjauhi garis normal normal
d.Dispersi cahaya, sesuai dengan Hukum
Snellius I sinar menjauhi garis normal
e.Polarisasi, sesuai dengan Hukum Snellius II
sinar mendekati normal

3. Berkas cahaya datang dari medium A ke medium C 2


B dengan sudut datang 300 dan dibiaskan dengan
sudut sebesar 450. Indeks bias relatif medium A
terhadap medium B adalah . . . .
1
a.
2
1
1
b. 2
2
1
c. 3
2
d. 2
e. 2
4. Perhatikan gambar di bawah ini! D Lebih dekat,
1
dan sifat
116

bayangan
maya

Seorang siswa mengamati sebuah koin yang


berada di dasar bejana berisi air. Jika posisi mata
siswa yang diarahkan untuk mengamati koin
tersebut persis diatasnya. Maka jarak dan sifat
bayangan yang diterima oleh mata siswa adalah .
...
a. Lebih jauh dan sifat bayangan maya
b. Lebih jauh, dan sifat bayangan nyata
c. Sama persis dan sifat bayangan nyata
d. Lebih dekat, dan sifat bayangan maya
e. Lebih dekat, dan sifat bayangan nyata
5. Gambar berikut ini menunjukkan peristiwa E (1), (2) dan
pembiasan cahaya monokromatis pada prisma. (3)
Berikut ini adalah kemungkinan data yang
diperoleh dari percobaan tersebut, yaitu:
(1) Sudut pembias prisma 60 derajat
(2) Indeks bias bahan prisma = akar 2
(3) Deviasi minimum terjadi pada sudut 30
derajat
(4) Sudut kritis prisma terhadap udara 50 derajat 1
Pernyataan yang benar mengenai pembiasa
prisma cahaya monokromatis pada prisma
tersebut adalah . . . .
a. (1) dan (2)
b. (3) dan (5)
c. (4), dan (5)
d. (1), (3) dan (5)
e. (1), (2) dan (3)

Nilaing:

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
117

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


(Kelas Eksperimen)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI
Peminatan : IPA
Materi Pokok : Alat-alat optik
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan ke :3

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-
tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
8. Mengenal kembali bagian-bagian alat optik (mata, kamera, dan lup)
9. Menjelaskan macam-macam cacat mata
10. Menghitung kekuatan lensa dan perbesaran pada alat-alat optik
(kacamata, kamera, dan lup)
118

11. Menganalisis kekuatan lensa dan perbesaran pada alat optik(kacamata,


kamera, dan lup)
D. Tujuan Pembelajaran
8. Siswa dapat mengenal kembali bagian-bagian alat optik (mata, kamera,
dan lup) dengan benar setelah melihat video pada aplikasi latihan alat
optik yang berbantuan android.
9. Siswa dapat macam-macam cacat mata dengan benar setelah melihat
video pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android.
10. Siswa dapat menghitung kekuatan lensa dan perbesaran pada alat-alat
optik (kacamata, kamera, dan lup) dengan benar setelah mengamati
contoh soal pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android.
11. Siswa dapat menganalisis kekuatan lensa dan perbesaran pada alat
optik(kacamata, kamera, dan lup) dengan benar setelah mengamati
permasalahan fisika disertain gambar dan koreksi jawaban secara
langsung pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android.
E. Materi Ajar
1) Mata
Mata merupakan indra penglihatan dan merupakan organ yang dapat
menangkap perubahan dan perbedaan cahaya. Organ ini bekerja dengan cara
menerima, memfokuskan, dan mentransmisikan cahaya melalui lensa.

Gambar 2.15 Anotomi mata


(c) Daya akomodasi
Untuk dapat melihat benda didepan mata dengan jelas, maka bayangan
benda tersebut harus berebntuk di retina dengan sifat nyata, terbalik, dan diperkecil.
Agar bayangan selalu jatuh tepat di retina, maka lensa mata harus mempunyai
kemampuan untuk memfokuskan cahya. Kemampuan lensa mata untuk menipis
dan menebal sesuai dengan jarak benda yang dilihat disebut daya akomodasi.
Daya akomodasi mata diatur oleh otot siliaris. Ketika mata melihat benda-
benda di kejauhan, otot siliaris mengendur sehingga lensa mata menipis dan pada
119

keadaan demikian, mata dikatakan tak berakomodasi. Sementaar itu, ketika mata
melihat benda-benda yang dekat, otot siliaris menegang, sehingga lensa mata
menebal dan pada keadaan demikian mata dikatakan berakomodasi.
(d) Cacat mata
Jika jangkauan penglihatan seseorang tidak diantara 25cm dan tak hingga,
maka dapat di katakan, bahwa mata seseorang tersebut mengalami cacat mata.
Berikut penjelasan cacat mata.
(1) Rabun jauh (miopi)
Mata miopi atau rabun jauh adalah mata yang hanyadapat memfokuskan
benda pada jarak dekat. Titik jauh mata (PR) tidak berada pada tak berhingga tetapi
jarak yang lebih dekat, sehingga benda jauh tidak terlihat jelas. Rabun jauh atau
miopi biasanya disebabkan oleh lensa mata yang terlalu cembung, sehingga
bayangan benda yang jauh terfokus (jatuh) di depan retina. Dengan menggunakan
lensa divergen (cekung), dapat menyebabkan berkas sinar sejajar menyebar,
sehingga memungkinkan berkas-berkas sinar biasnya terfokus pada retina, tampak
seperti pada gambar:

Gambar 2.16 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cekung


(2) Rabun dekat (Hipermetropi)
Hipermetropi atau rabun dekat adalah mata yang tidak dapat memfokuskan
benda pada jarak dekat. Walaupun benda-benda jauh biasanya terlihat jelas, titik
dekat (PP) agak lebih besar dari mata normal 25 cm, yang menyebabkan sulit
membaca. Kelainan ini disebabkan lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan
benda yang dilihat terbentuk di belakang retina. Cacat mata ini dapat ditolong
dengan lensa konvergen (cembung), tampak seperti pada gambar:

Gambar 2.17 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cembung


(3) Mata Tua (Presbiopi)
120

Cacat mata yang sama dengan hipermetropi adalah presbiopi, yaitu mata
yang tidak dapat melihat dengan jelas pada jarak yang jauh maupun jarak baca mata
normal. Hal ini karena daya akomodasinya sudah lemah akibat bertambahnya usia.
Mata tua dapat ditolong dengan kacamata bifokal (kacamata berfokus dua, yaitu
positif dan negatif).
(4) Astigmatisma
Astigmatisma biasanya disebabkan oleh kornea atau lensa yang kurang
bundar sehingga benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang mengaburkan
bayangan. Hal ini dikarenakan kornea berbentuk sferis dengan bagian silindrisnya
bertumpuk. Mata astigmatisma memfokuskan berkas pada bidang vertikal,
katakanlah pada jarak yang lebih dekat dengan yang dilakukannya untuk berkas
pada bidang horizontal. Astigmatisma dapat ditolong dengan menggunakan lensa
silindris yang mengimbanginya. Lensa untuk mata yang rabun jauh atau rabun
dekat serta astigmatisma dibuat dengan permukaan sferis dan silindris yang
bertumpuk, sehingga radius kelengkungan lensa korektif berbeda pada bidang yang
berbeda.110
2) Lup

Gambar 2.18 Lup


Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang terdiri dari sebuah lensa
cembung yang digunakan untuk mengamati benda-benda kecil sehingga tampak
lebih besar dan jelas. Bayangan yang dihasilkan oleh lup bersifat maya, tegak, dan
diperbesar.111
(3) Pengamatan lup dengan mata tak berakomodasi
Untuk mata yang tak berakomodasi, bayangan yang dibentuk lup terletak di
titik jauh. Untuk mata normal s’=-~. Agar bayangan terletak di titik jauh, maka

110
Ibid., h.425-432
111
Ibid., h.433
121

benda harus diletakkan di titik fokus. Jadi untuk mata yang tak berakomodasi, s=f
dan s’= -~. Perbesaran sudut (anguler) lup untuk mata yang tak berakomodasi
adalah:
𝒔𝒏
M= 𝒇

Keterangan:
M = Perbesaran total
f = Jarak fokus lensa
sn = Jarak titik dekat mata pengamat
(4) Pengamatan lup dengan mata berakomodasi maksimum
Untuk mata yang berakomodasi maksimum, bayangan yang dibentuk lup
terletak di titik dekat s’=sn. Perbesaran sudut (anguler) lup untuk mata yang
berakomodasi maksimum adalah:
𝒔𝒏
M= +1
𝒇

Keterangan:

M = Perbesaran total
f = Jarak fokus lensa
sn = Jarak titik dekat mata pengamat
3) Kamera

Gambar 2.21 Bagian-bagian kamera


Untuk memperoleh foto benda tertentu, biasanya kita menggunakan alat
optik yang disebut kamera. Pada dasranya sebuah kamera terdiri dari tiga bagian
utama, yaitu lensa cembung, film dan diafragma. Lensa cembung berfungsi untuk
memfokuskan bayangan ke film, celah diafragma berfungsi untuk mengatur ukuran
pembukaan (celah) lensa yang menetukan intensitas cahaya yang masuk ke kamera,
122

sedangkan film berfungsi untuk menangkap banyangan nyata, terbalik, dan


diperkecil.112
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan saintifik
Metode : Konvensional

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Apersepsi Menggali Menjawab 3
pengetahuan awal pertanyaan menit
siswa dengan yang diberikan
memberikan oleh guru
pertanyaan, “Apa
yang kalian
ketahui mengenai
alat optik (mata,
kamera, dan
lup)?”
Pendahuluan
Guru menunjuk Siswa yang
beberapa orang ditunjuk
siswa untuk menjawab
menjawab pertanyaan
pertanyaan yang
tersebut dikemukakan
oleh guru
Menyampaikan Menyimak 2
tujuan penjelasan guru menit
pembelajaran

Mengamati Menyajikan Memperhatikan 10


video melalui video melaui menit
aplikasi latihan aplikasi latihan
alat optik yang alat optik yang
berbantuan berbantuan
android android
Inti
berkaitan berkaitan
dengan materi dengan materi
alat optik (mata, alat optik
kamera, dan (mata, kamera,
lup) dan lup)

112
Ibid., h.432
123

Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Memberikan Mengamati 15
contoh soal contoh soal menit
terkait alat optik terkait alat
(mata, kamera, optik (mata,
dan lup) melalui kamera, dan
aplikasi latihan lup) pada
alat optik yang aplikasi latihan
berbantuan alat optik
android berbantuan
android
Menanya Memberikan Mengajukan 2
kesempatan pertanyaan menit
kepada siswa terkait materi
untuk bertanya alat optik
terkait materi (mata, kamera,
alat optik (mata, dan lup) yang
kamera, dan disajikan pada
lup) aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android
Guru Mengajukan 3
memberikan pertanyaan menit
kesempatan terkait contoh
untuk soal tentang
mengajukan alat optik
pertanyaan (mata, kamera,
terkait contoh dan lup)
soal tentang alat
optik (mata,
kamera, dan
lup)
Mengumpulkan Guru meminta Melalukan 5
informasi siswa berdiskusi diskusi dengan menit
dengan teman teman
sebangkunya sebangkunya
terkait alat optik
Mengasosiasi Guru meminta Menjawab 25
siswa menjawab latihan-latihan menit
pertanyaan- soal mengenai
pertanyaan alat optik
latihan soal pada (mata, kamera,
aplikasi latihan dan lup) yang
alat optik disajikan pada
124

Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
berbantuan aplikasi latihan
android terkait alat optik
alat optik (mata, berbantuan
kamera, dan android
lup)
Mengkomunikasikan Guru bertanya Siswa yang 10
kepada siswa merasa nilai menit
yang memiliki paling tinggi
nilai paling mengakat
tinggi tangan
Guru meminta Menjelaskan
siswa yang pertanyaan
memiliki nilai terkait alat
paling besar optik (mata,
untuk maju kamera, dan
mengkomunikas lup)
ikan
jawabannya.
Menarik Kesimpulan Membimbing Menyimpulkan 5
siswa untuk hasil menit
menyimpulkan pembelajaran
materi materi alat
pembelajaran optik (mata,
terkait alat optik kamera, dan
(mata, kamera, lup)
dan lup)
Penutup
Evaluasi Memberikan Mengerjakan 10
quiz melalui quiz melalui menit
android android
sebanyak 4 soal sebanyak 4 soal
terkait alat optik terkait alat
(mata, kamera, optik (mata,
dan lup) kamera, dan
lup)

H. Penilaian
Tes dengan quiz melaui android sebanyak 4 butir soal pilihan ganda
(terlampir)
I. Media Pembelajaran
Smartphone(android) dan aplikasi tentang alat-alat optik
J. Sumber Belajar
1. Aplikasi latihan alat optik
2. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
125

Jakarta, 02 Maret 2017


Guru mata pelajaran fisika Mahasiswa Peneliti

Baihaqi Ari Nugraha, S.Pd Denny Rismanto


126

Penilaian spiritual
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik

Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 12
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
127

Penilaian sikap
Melakukan
No Sikap yang diamati
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik

Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 13
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
128

Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Perhatikan gambar di bawah ini! B2

1
Bagian dari mata yang berfungsi tempat jatuhnya
cahaya ditunjukkan pada nomer . . . .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
2. Mata miopi memiliki ciri . . . . A Tidak dapat
a. Tidak dapat melihat benda jauh melihat benda
b. Tidak dapat melihat benda dekat jauh
c. Hanya dapat melihat benda dekat
1
d. Tidak dapat melihat benda jauh maupun
dekat
e. Tidak dapat melihat garis vertical dan garis
horizontal secara bersamaan
3. Pada saat membaca, jarak terdekat yang dapat 2
B
dilihat seorang kakek rabun dekat adalah 40 cm. 3
Kekuatan lensa kacamata yang diperlukan adalah
....
3
a.
2
2
b. 1
3
4
c.
3
3
d.
4
1
e.
4
4. Seseorang yang sudah tua biasanya memakai E 50 cm
kacamata +3 untuk membaca dengan jarak dari 1
mata ke bahan bacaan sejauh 25 cm. Pada suatu
129

hari karena terlupa tidak membawa kacamata,


dia meminjam kacamata +1 dari temannya. Pada
hal ini maka jarak dia dapat membaca bahan
bacaannya adalah . . . .
a. 10 cm
b. 20 cm
c. 30 cm
d. 40 cm
e. 50 cm

Nilaing:

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
130

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


(Kelas Eksperimen)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI
Peminatan : IPA
Materi Pokok : Alat-alat optik
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan ke :4

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-
tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
1. Mengenal kembali bagian alat optik (mikroskop, dan teropong) dan
fungsinya;
2. Menyebutkan sifat bayangan pada alat optik (mikroskop dan teropong)
3. Menjelaskan bagian alat optik (mikroskop dan teropong), dan fungsinya;
4. Menghitung panjang pada alat optik (mikroskop dan teropong);
131

5. Menghitung perbesaran pada alat-alat optik (mikroskop, dan teropong);


6. Menganalisis perbesaran pada alat-alat optik (mikroskop, dan teropong).
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengenal kembali bagian alat optik (mikroskop, dan
teropong) dan fungsinya dengan benar setelah melihat video pada aplikasi
latihan alat optik yang berbantuan android.
2. Siswa dapat menyebutkan sifat bayangan pada alat optik (mikroskop dan
teropong) dengan benar setelah melihat video pada aplikasi latihan alat
optik yang berbantuan android.
3. Siswa dapat menjelaskan bagian alat optik (mikroskop, dan teropong),
dan fungsinya dengan benar setelah melihat video pada aplikasi latihan
alat optik yang berbantuan android.
4. Siswa dapat menghitung panjang pada alat optik (mikroskop, dan
teropong) dengan benar setelah mengamati contoh soal pada aplikasi
latihan alat optik yang berbantuan android.
5. Siswa dapat menghitung perbesaran pada alat optik (mikroskop, dan
teropong) dengan benar setelah mengamati contoh soal pada aplikasi
latihan alat optik yang berbantuan android.
6. Siswa dapat menganalisis perbesarannya pada alat (mikroskop, dan
teropong) setelah mengamati permasalahan fisika disertain gambar dan
koreksi jawaban secara langsung pada aplikasi latihan alat optik yang
berbantuan android.
E. Materi Ajar
1) Mikroskop

Gambar 2.19 Bagian-bagian mikroskop


132

Mikroskop digunakan untuk melihat benda yang sangat dekat, sehingga


jarak benda sangat kecil. Mikroskop memiliki lensa objektif dan okuler. Lensa
objektif adalah lensa yang berhadapan dengan objek yang diamati, sedangkan lensa
okuler adalah lensa yang langsung berhadapan dengan mata pengamat. Bayangan
yang dibentuk oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar.
Sedangkan bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler bersifat maya, terbalik, dan
diperbesar.

(1) Pengamatan mikroskop tanpa akomodasi


Perbesaran dari lensa objektif:
𝐬′𝐎𝐁
MOB = 𝐬𝐎𝐁

Perbesaran dari lensa okuler:


𝐬′𝐎𝐊 𝐬𝐧
MOK = atau MOK =
𝐬𝐎𝐊 𝐟𝐎𝐊

Perbesaran mikroskop:

𝐬′ 𝐬𝐧
MTOT = |MOB x MOK| MTOT = | 𝐬 𝐎𝐁 𝐱 |
𝐎𝐁 𝐟𝐎𝐊

Panjang mikroskop:

Panjang mikroskop adalah jarak lensa objektif dengan lensa okuler:


d = s’OB + sOK d = s’OB + fOK
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa objektif
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat
133

(2) Pengamatan mikroskop dengan akomodasi maksimum


Perbesaran dari lensa objektif:
𝐬′𝐎𝐁
MOB = 𝐬𝐎𝐁

Perbesaran dari lensa okuler:


𝐬𝐧
MOK = +1
𝐟𝐎𝐊

Perbesaran mikroskop:
𝐬′𝐎𝐁 𝐬
MTOT = |MOB x MOK| MTOT = x  𝐟 𝐧 + 1)
𝐬𝐎𝐁 𝐎𝐊

Panjang mikroskop:

Panjang mikroskop adalah jarak lensa objektif dengan lensa okuler

d = s’OB + sOK

Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa objektif
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat.113
2) Teropong
Teropong adalah alat optik yang digunakan untuk membantu melihat
benda-benda yang sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas. Ada dua jenis
teropong, yaitu:

113
Ibid., h.437-439
134

(1) Teropong pantul (cermin), yang terdiri dari beberapa lensa dan cermin.
(2) Teropong bias (lensa), yang terdiri dari beberapa lensa. Teropong bias
meliputi teropong bintang, teropong bumi, teropong prisma, dan teropong
panggung.

Gambar 2.20 Teleskop Pembias


(1) Teropong bintang
Pengamatan teropong dengan mata tak berakomodasi

Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan sOK = fOK

𝐟
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐎𝐊

Panjang teropong:

d = fOB + fOK
Pengamatan teropong dengan mata berakomodasi maksimum

Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan s’OK = -sn

𝐟 𝐟 𝐬𝐧+ 𝐟𝐎𝐊
M = 𝐬𝐎𝐁 𝐟𝐎𝐁 ( )
𝐎𝐊 𝐎𝐊 𝐬𝐧

Panjang teropong

d = fOB + sOK
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa okuler
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
135

sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler


s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat.
(2) Teropong bumi
Pengamatan teropong bumi dengan mata tak berakomodasi

Perbesaran teropong, s’OK = - 

𝐟
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐎𝐊

Panjang teropong

d = fOB + 4 fpb + fOK


Pengamatan teropong bumi dengan mata berakomodasi maksimum

Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan s’OK = -sn

𝐟 𝐬𝐧+ 𝐟𝐎𝐊
M = 𝐟𝐎𝐁 = ( )
𝐎𝐊 𝐬𝐧

Panjang teropong
d = s’OB + 4 fpb + sOK
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa okuler
fpb = Jarak fokus lensa pembalik
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat.114

114
Ibid., h.441-448
136

F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan saintifik
Metode : Konvensional

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Apersepsi Menggali Menjawab 3 menit
pengetahuan pertanyaan
awal siswa yang
dengan diberikan
memberikan oleh guru
pertanyaan,
“Apa yang
kalian ketahui
mengenai alat
(mikroskop, dan
teropong)?”
Pendahuluan
Guru menunjuk Siswa yang
beberapa orang ditunjuk
siswa untuk menjawab
menjawab pertanyaan
pertanyaan yang
tersebut dikemukaka
n oleh guru
Menyampaikan Menyimak 2 menit
tujuan penjelasan
pembelajaran guru

Mengamati Menyajikan Memperhati 10


video melalui kan video menit
aplikasi latihan melalui
alat optik yang aplikasi
berbantuan latihan alat
android optik yang
berkaitan berbantuan
Inti
dengan materi android
alat (mikroskop, berkaitan
dan teropong) dengan
materi alat
(mikroskop,
dan
teropong)
137

Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Memberikan Mengamati 15
contoh soal contoh soal menit
terkait alat terkait alat
(mikroskop, dan (mikroskop,
teropong) pada dan
aplikasi latihan teropong)
alat optik pada
berbantuan aplikasi
android latihan alat
optik
berbantuan
android
Menanya Memberikan Mengajukan 2 menit
kesempatan pertanyaan
kepada siswa terkait alat
untuk bertanya (mikroskop,
terkait materi dan
alat (mikroskop, teropong)
dan teropong) yang
disajikan
pada
aplikasi
latihan alat
optik
berbantuan
android
Guru Mengajukan 3 menit
memberikan pertanyaan
kesempatan terkait
untuk contoh soal
mengajukan tentang alat
pertanyaan (mikroskop,
terkait contoh dan
soal tentang alat teropong)
(mikroskop, dan
teropong)
Mengumpulkan Guru meminta Melalukan 5 menit
informasi siswa berdiskusi diskusi
dengan teman dengan
sebangkunya teman
terkait alat optik sebangkuny
a
Mengasosiasi Guru meminta Menjawab 25
siswa menjawab latihan- menit
138

Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
pertanyaan- latihan soal
pertanyaan mengenai
latihan soal pada alat
aplikasi latihan (mikroskop,
alat optik dan
berbantuan teropong)
android terkait yang
alat (mikroskop, disajikan
dan teropong) pada
aplikasi
latihan alat
optik
berbantuan
android
Mengkomunikasikan Guru bertanya Siswa yang 10
kepada siswa merasa nilai menit
yang memiliki paling
nilai paling tinggi
tinggi mengakat
tangan
Guru meminta Menjelaska
siswa yang n
memiliki nilai pertanyaan
paling besar terkait alat
untuk maju (mikroskop,
mengkomunikas dan
ikan teropong)
jawabannya.
Menarik Kesimpulan Membimbing Menyimpul 5 menit
siswa untuk kan hasil
menyimpulkan pembelajara
materi n materi alat
pembelajaran (mikroskop,
terkait alat dan
(mikroskop, dan teropong)
teropong)
Penutup
Evaluasi Memberikan Mengerjaka 10
quiz melalui n quiz menit
android melalui
sebanyak 6 soal android
terkait alat sebanyak 6
(mikroskop, dan soal terkait
teropong) alat
(mikroskop,
139

Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
dan
teropong)

H. Penilaian
Tes dengan quiz melaui android sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir)
I. Media Pembelajaran
Smartphone(android) dan aplikasi tentang alat-alat optik
J. Sumber Belajar
1. Aplikasi latihan alat optik
2. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga

Jakarta, 02 Maret 2017


Guru mata pelajaran fisika Mahasiswa Peneliti

Baihaqi Ari Nugraha, S.Pd Denny Rismanto


140

Penilaian spiritual
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik

Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 14
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
141

Penilaian sikap
Melakukan
No Sikap yang diamati
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik

Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 15
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
142

Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Perhatikan gambar berikut ini! C Lensa okuler

Bagian yang ditunjukan pada gambar adalah .


...
a. Cermin
b. Diafragma
c. Lensa okuler
d. Pemutar kasar
e. Lensa objektif
2. Sifat bayangan yang dibentuk oleh mikroskop E nyata,
adalah . . . . terbalik, dan
a. maya, tegak, dan diperkecil diperbesar
b. nyata, tegak, dan diperbesar 1
c. maya, tegak, dan diperbesar
d. nyata, terbalik, dan diperkecil
e. nyata, terbalik, dan diperbesar
3. Perhatikan gambar berikut ini! D
Memperbesar
bayangan dari
lensa objektif
agar dapat
terlihat dengan
jelas oleh mata

Jelaskan fungsi bagian mikroskop yang


ditunjukan pada gambar di atas . . . .
a. Menerima dan mengarahkan cahaya yang
diterima
b. Mengatur cahaya yang masuk dan
mengenai preparat
143

c. Memperbesar bayangan benda agar dapat


terlihat dengan jelas oleh mata
d. Memperbesar bayangan dari lensa objektif
agar dapat terlihat dengan jelas oleh mata
e. Menaikkan atau menurunkan tabung
secara cepat untuk pengaturan
mendapatkan kelelasan dari gambaran
objek yang diinginkan
4. Sebuah teropong bintang digunakan untuk C 35 cm
mengamati benda pada jarak tak terhingga.
Jika mata tak berakomodasi dengan jarak
fokus lensa objektif, dan lensa okuler masing-
masing 30cm, dan 5cm maka panjang
teropong adalah . . . . 1
a. 15 cm
b. 25 cm
c. 35 cm
d. 50 cm
e. 60 cm
5. Panjang fokus lensa objektif dan okuler A 10x
sebuah mikroskop berturut-turut adalah 10 cm
dan 5 cm. Jika untuk mata tak berakomodasi
jarak antara lensa objektif dan okuler adalah
35 cm, maka perbesaran total mikroskop itu
adalah . . . . 1
a. 10x
b. 12x
c. 15x
d. 18x
e. 20x
6. Suatu preparat berada pada jarak 2 cm di D 1, 3, dan 4
bawah objektif mikroskop yang jarak titik
apinya 1,8 cm sedang jarak titik api okulernya
6 cm. seseorang dengan titik dekat 30 cm
melihat bayangan itu dan berakomodasi
maksimum maka pernyataan dibawah ini
yang benar:
1) Lensa okuler adalah lensa cembung yang 1
dekat dengan mata
2) Bayangan yang dibentuk lensa objektif
berada 8 cm di depan okuler
3) Perbesarannya 63 kali
4) Jarak antara objektif dan okuler sejauh
23 cm
144

Pernyataan yang tepat adalah…..


a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 1, 2, dan 3
d. 1, 3, dan 4
e. 1, 2, dan 4

Nilaing:

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
145

Lampiran A 3 RPP Kelas Kontrol


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI
Peminatan : IPA
Materi Pokok : Alat-alat optik
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan ke :1

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-
tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
1. Menyebutkan pengertian pemantulan cahaya
146

2. Menjelaskan pemantulan cahaya secara teratur berdasarkan hukum


pemantulan
3. Menjelaskan pemantulan cahaya secara baur berdasarkan hukum
pemantulan
4. Menghitung pemantulan cahaya pada bidang datar
5. Menghitung pemantulan cahaya pada bidang lengkung
6. Menganalisis pemantulan cahaya pada bidang datar
7. Menganalisis pemantulan cahaya pada bidang lengkung
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan pengertian dari pemantulan cahaya dengan
benar setelah melihat video dengan LCD proyektor.
2. Siswa dapat menjelaskan pemantulan cahaya secara teratur berdasarkan
hukum pemantulan dengan benar setelah melihat video dengan LCD
proyektor.
3. Siswa dapat menjelaskan pemantulan cahaya secara baur berdasarkan
hukum pemantulan dengan benar setelah melihat video dengan LCD
proyektor.
4. Siswa dapat menghitung pemantulan cahaya pada bidang datar dengan
benar setelah mengamati contoh soal dengan LCD proyektor.
5. Siswa dapat menghitung pemantulan cahaya pada bidang lengkung
dengan benar setelah mengamati contoh soal dengan LCD proyektor.
6. Siswa dapat menganalisis pemantulan cahaya pada bidang datar dengan
benar setelah diberikan permasalahan-permasalahan fisika dengan LCD
proyektor.
7. Siswa dapat menganalisis pemantulan cahaya pada bidang lengkung
dengan benar setelah diberikan permasalahan-permasalahan fisika dengan
LCD proyektor.
E. Materi Ajar
Optika adalah bagian ilmu fisika yang mempelajari cahaya. Ada dua cabang
optika, yaitu optik geometris dan optik fisis. Dalam materi alat optik terdapat
sifat pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya. 115
1. Pemantulan cahaya
Pemantulan cahaya adalah peristiwa dimana cahaya mengenai suatu
penghalang sehingga arah gerak cahaya berubah.116
a) Jenis pemantulan cahaya
Terdapat dua jenis pemantulan cahaya, yaitu:117

115
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013 (Jakarta: Erlangga),
hal.375
116
Ibid., h.376
117
Ibid., h.376-377
147

(a) Pemantulan teratur, adalah pemantulan cahaya yang terjadi apabila suatu
berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan licin (rata)
dan mengkilap, sehingga arah pemantulan cahaya tersebut teratur menuju
ke suatu arah tertentu. Contoh pemantulan teratur, adalah pemantulan pada
permukaan cermin dan pada permukaan air yang tenang.

Gambar 1 Pemantulan teratur


(b) Pemantulan baur (difus), adalah pemantulan cahaya yang terjadi jika suatu
berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan kasar (tidak
rata), sehingga arah pemantulan cahaya tidak teratur. Contoh pemantulan
baur adalah pemantulan pada permukaan kertas dan pada permukaan lantai
karpet.

Gambar 2 Pemantulan Baur

b) Hukum pemantulan cahaya


Pada pemantulan cahaya, berlaku hukum Snellius, yaitu:118
(1) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
(2) Sudut datang besarnya sama dengan sudut pantul.

Gambar 3 Hukum pemantulan cahaya

c) Pemantulan cahaya pada cermin datar

118
Ibid., h.377
148

Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa sebuah


bidang datar. Sifat-sifat bayangan pada cermin datar,adalah:119
(1) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin
(2) Bayangannya maya
(3) Bayangan yang terbentuk tegak
(4) Bentuk bayangan sama dengan bentuk benda
(5) Bayangan yang terbentuk menghadap berlawanan arah terhadap bendanya.

Gambar 4 Pembentukkan bayangan pada cermin datar


Bila terdapat 2 buah cermin datar yang membentuk sudut α, maka
banyaknya bayangan yang terbentuk (n) adalah:
𝟑𝟔𝟎𝐎
n= -1
𝛂

d) Pemantulan cahaya pada cermin lengkung


a. Pemantulan cahaya pada cermin cekung
Cermin cekung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan
cahaya permukaannya berupa cekungan yang merupakan bagian dalam
suatu bola. Pemantulan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah
sebagai berikut:120
(1) Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui
titik fokus (F).
(2) Sinar datang yang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar dengan
sumbu utama.
(3) Sinar datang yang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan
melalui titik pusat kelengkungan cermin tersebut.

119
Ibid., h.379
120
Ibid., h.383
149

Gambar 5 Sinar istimewa pada cermin cekung


b. Pemantulan cahaya pada cermin cembung
Cermin cembung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan
cahaya permukaannya berupa cembungan dan merupakan bagian luar dari
suatu bola. Pemantulan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah
sebagai berikut:121
(1) Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah
berasal dari titik fokus (F).
(2) Sinar datang yang seolah-olah menuju titik fokus (F) dipantulkan
sejajar sumbu utama.
(3) Sinar datang yang seolah-olah menuju ke titik pusat kelengkungan
cermin dipantulkan seolah-olah berasal dari titik pusat itu juga.

Gambar 6 Sinar istimewa pada cermin cembung


F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan saintifik
Metode : Konvensional

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Apresepsi Menggali Menjawab 3 menit
pengetahuan awal pertanyaan
siswa dengan yang diberikan
memberikan oleh guru
pertanyaan, “Apa
yang kalian ketahui
mengenai
Pendahuluan
pemantulan
cahaya?”
Guru menunjuk Siswa yang
beberapa orang ditunjuk
siswa untuk menjawab
menjawab pertanyaan
pertanyaan tersebut yang

121
Ibid., h.388
150

Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
dikemukakan
oleh guru
Menyampaikan Menyimak 2 menit
tujuan penjelasan
pembelajaran guru
Mengamati Menyajikan video Memperhatika 10 menit
melalui LCD n video melaui
proyektor berkaitan LCD proyektor
dengan materi berkaitan
pemantulan cahaya dengan materi
pemantulan
cahaya
Memberikan Mengamati 15 menit
contoh soal terkait contoh soal
pemantulan cahaya yang disajikan
melalui LCD guru
proyektor
Menanya Memberikan Mengajukan 2 menit
kesempatan kepada pertanyaan
siswa untuk terkait dengan
bertanya terkait materi
materi pemantulan pemantulan
cahaya pada bidang cahaya pada
Inti datar dan lengkung bidang datar
dan lengkung
Guru memberikan Mengajukan 3 menit
kesempatan untuk pertanyaan
mengajukan terkait contoh
pertanyaan terkait soal tentang
contoh soal tentang pemantulan
pemantulan cahaya cahaya
Mengumpu Guru meminta Melalukan 5 menit
lkan siswa berdiskusi diskusi dengan
informasi dengan teman teman
sebangkunya sebangkunya
terkait alat optik
Mengasosia Memberikan Menjawab 25 menit
si pertanyaan kepada pertanyaan
siswa dengan mengenai
latihan-latihan soal pemantulan
berupa hardcopy cahaya pada
terkait dengan bidang datar
materi pemantulan dan lengkung.
151

Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
cahaya pada bidang
datar dan lengkung.
Mengkomu Meminta siswa Menjelaskan 10 menit
nikasikan untuk menjelaskan jawaban yang
jawaban terkait sudah
pemantulan cahaya dikerjakan
pada bidang datar terkait
dan lengkung. pemantulan
cahaya pada
bidang datar
dan lengkung.
Menarik Membimbing siswa Menyimpulkan 5 menit
Kesimpulan untuk hasil
menyimpulkan pembelajaran
materi materi
pembelajaran pemantulan
terkait pemantulan cahaya pada
cahaya pada bidang bidang datar
Penutup datar dan lengkung. dan lengkung.
Evaluasi Memberikan quiz Mengerjakan 10 menit
sebanyak 6 soal quiz sebanyak
terkait pemantulan 6 soal terkait
cahaya pada bidang pemantulan
datar dan lengkung. cahaya pada
bidang datar
dan lengkung.

H. Penilaian
Tes tertulis sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir)
I. Media Pembelajaran
1. LCD Proyektor
2. Papan tulis
3. Spidol
4. Buku mata pelajaran fisika

J. Sumber Belajar
1. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
152

Jakarta, 02 Maret 2017


Guru mata pelajaran fisika Mahasiswa Peneliti

Baihaqi Ari Nugraha, S.Pd Denny Rismanto


153

Penilaian spiritual
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik

Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 16
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
154

Penilaian sikap
Melakukan
No Sikap yang diamati
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik

Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 17
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
155

Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Definisi jenis pemantulan cahaya yang benar A Pemantulan
adalah.... baur
Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai B Pemantulan
permukaan kasar dipantulkan kesegala arah dan teratur
1
tidak teratur adalah .... . Berkas-berkas sinar
sejajar yang mengenai permukaan halus
dipantulkan sebagai berkas-berkas sinar sejajar
juga adalah .... .
2. Sebutkan contoh pemantulan cahaya dalam C (1), (2), dan
kehidupan sehari-hari, sebagai berikut: (3)
(1) Spion mobil
(2) Cermin cembung
(3) Bercermin
(4) Pensil di dalam gelas berisi air
(5) Kaca plan paralel 1
Pernyataan yang benar adalah….
a. (1) dan (2)
b. (2) dan (5)
c. (1), (2) dan (3)
d. (1), (3) dan (5)
e. (2), (3) dan (4)
3. Dua buah cermin datar ditempatkan sedemikian A 3 buah
rupa sehingga satu dengan yang lainnya
membentuk sudut 90 derajat, sebuah benda
berada diantara kedua cermin. Jumlah bayangan
yang terbentuk oleh kedua cermin adalah . . . .
1
a. 3 buah
b. 4 buah
c. 5 buah
d. 6 buah
e. 7 buah
4. Seorang pengendara yang berada di dalam mobil B 100 m
yang diam melihat bayangan mobil pada spion
berada pada jarak 20 m dan mobil tersebut
nampak sedang bergerak mendekat dengan
kelajuan 2 m/s. Jika jarak focus cermin yang
dipakainya adalah -25m, maka posisi mobil yang
1
di belakang yang sebenarnya adalah . . . .
a. 50 m
b. 100 m
c. 150 m
d. 200 m
e. 400 m
156

5. Sebuah lilin digeser mendekati suatu cermin D (1), (2) dan


sehingga bayangan dapat ditangkap layar, seperti (4)
pada gambar, maka:

(1) Cermin tersebut adalah cermin cekung


(2) Jarak benda ke cermin lebih kecil dari 1
jari-jari kelengkungan cermin
(3) Jarak fokus cermin negatif
(4) Jarak bayangan lebih besar dari jari-jari
kelengkungan cermin
Pernyataan yang benar adalah…..
a. (1) dan (3)
b. (2) dan (4)
c. (1) dan (2)
d. (1), (2) dan (4)
e. (1), (3) dan (4)
6. Jika cermin tersebut pecah menjadi 5 bagian A 1 buah
kemudian disusun kembali menjadi cermin datar.
Jumlah bayangan yang akan dihasilkan cermin
yang baru adalah…..
a. 1 buah
b. 2 buah 1
c. 0 atau tidak terbentuk bayangan sama sekali
d. 5 buah, dengan kondisi bayangan yang
terpisah-pisah
e. 5 buah karena bergantung pada jumlah
pecahan kaca nya

Nilaing:

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
157

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


(Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI
Peminatan : IPA
Materi Pokok : Alat-alat optik
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan ke :2

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-
tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
1. Menyebutkan definisi pembiasan cahaya
2. Menjelaskan pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan
3. Mengklasifikasi pembiasan cahaya pada lensa
4. Menunjukkan pembiasan cahaya pada prisma
5. Menghitung pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan
158

6. Menganalisis pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan


7. Menganalisis pembiasan cahaya pada prisma
8. Menganalisis pembiasan cahaya pada lensa
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan definisi pembiasan cahaya dengan benar
setelah melihat video dengan LCD proyektor.
2. Siswa dapat menjelaskan pembiasan cahaya berdasarkan hukum
pembiasan dengan benar setelah melihat video dengan LCD proyektor.
3. Siswa dapat mengklasifikasi pembiasan cahaya pada lensa dengan benar
setelah melihat video dengan LCD proyektor.
4. Siswa dapat menunjukkan pembiasan cahaya pada prisma dengan benar
setelah melihat video dengan LCD proyektor.
5. Siswa dapat menghitung pembiasan cahaya berdasarkan hukum
pembiasan dengan benar setelah diberikan contoh soal dengan LCD
proyektor.
6. Siswa dapat menganalisis pembiasan cahaya berdasarkan hukum
pembiasan dengan benar setelah diberikan permasalahan-permasalahan
fisika dengan LCD proyektor.
7. Siswa dapat menganalisis pembiasan cahaya pada prisma dengan benar
setelah diberikan permasalahan-permasalahan fisika dengan LCD
proyektor.
8. Siswa dapat menganalisis pembiasan cahaya pada lensa dengan benar
setelah diberikan permasalahan-permasalahan fisika dengan LCD
proyektor.
E. Materi Ajar
a) Hukum Snellius untuk pembiasan
Pembiasan cahaya adalah pembelokkan arah rambat cahaya dari suatu
medium menuju medium lain. Hukum pembuiasan I yang berbunyi: sinar datang,
sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang. Hukum pembiasan II (Hukum
Snellius II) berbunyi: sinar yang datang dari medium yang kerapatannya rendah
menuju medium yang kerapatannya tinggi akan dibiaskan mendekati garis normal,
sebaliknya sinar yang datang dari medium yang kerapatannya lebih tinggi menuju
medium yang kerapatannya lebih rendah akan dibiaskan menjauhi garis normal.
Pada pembiasan cahaya berlaku:122
𝒔𝒊𝒏 𝒊 𝒗  𝒏
= 𝒗 𝟏 = 𝟏 = 𝒏 𝟏
𝒔𝒊𝒏 𝒓 𝟐 𝟐 𝟐

b) Indeks bias

122
Ibid., h.394
159

Indeks bias mutlak adalah perbandingan cepat rambat cahaya di udara dengan
cepat rambat cahaya pada medium.123
𝒄
n=𝒗

Indeks bias relatif adalah perbandingan cepat rambat cahaya dalam medium
satu terhadap cepat rambat cahaya dalam medium yang lain
𝒗𝟏 𝒏𝟏
n21 = =
𝒗𝟐 𝒏𝟐

c) Pembiasan pada kaca plan parallel


Jika seberkas sinar dari medium dengan indek bias n1 ke suatu kaca plan
paralel dengan indek bias n2 dimana n2 > n1, maka sinar yang keluar akan sejajar
dengan sinar yang masuk.

Gambar 7 Pembiasan pada kaca plan paralel


Besarnya pergeseran (t) dihitung dengan persamaan:
𝒅 .𝒔𝒊𝒏 (𝒊 − 𝒓)
t= 𝒄𝒐𝒔 𝒓

d) Pembiasan pada prisma


Prisma adalah benda bening (transparan) yang terbuat dari bahan gelas yang
dibatasi oleh dua bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu.124

123
Ibid., h.396
124
Ibid., h.403
160

Gambar 2.11 Pembiasan pada prisma

Jika indeks bias prisma = np dan indek bias medium = nm berlaku:


𝟏 𝒏𝒑 𝟏
sin = 𝟐 ( + 𝒎 ) = 𝒏 x sin 𝟐 
𝒎

e) Pembiasan pada lensa


Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua buah bidang lengkung atau
satu satu buah bidang lengkung dan satu buah bidang datar. Berdasarkan
kelengkungannya lensa digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:125
(a) Pembiasan pada Lensa Cembung
Apabila berkas sinar-sinar sejajar mengenai permukaan sebuah lensa
cembug, maka sinar-sinar pantulnya akan berpotongan atau mengumpul pada satu
titik. Berdasarkan hal tersebut, maka lensa cembung disebut juga dengan lensa
konvergen.
Sama seperti pemantulan cahaya pada cermin, pembiasan cahaya pada lensa
juga memiliki sinar-sinar istimewa sebagai berikut:

125
Ibid., h.412
161

Gambar 2.12 Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung


(1) Sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan melalui titik
fokus F1.
(2) Sinar yang datang melalui titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar dengan
sumbu utama.
(3) Sinar yang melalui titik pusat optik (O) akan diteruskan (tidak dibiaskan).
Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa, khususnya lensa cembung dapat
ditentukan dengan menggunakan dalil Esbach sebagai berikut:

Gambar 2.13 Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa

Aturan pemakaian ruang benda dan bayangan adalah sebagai berikut:


(1) Jumlah ruang benda dan ruang bayangan sama dengan 5 (lima).
(2) Jika nomor ruang bayangan lebih besar dari ruang benda, bayangan akan
diperbesar.
(3) Jika nomor ruang bayangan lebih kecil daripada ruang benda, bayangan
akan diperkecil.
(4) Jika bayangan berada di belakang lensa, sifatnya nyata dan terbalik.
(5) Jika bayangan berada di depan lensa, sifatnya maya dan sama tegak.

(b) Pembiasan pada Lensa Cekung


Apabila berkas sinar-sinar sejajar mengenai permukaan lensa cekung, maka
sinar-sinar pantulnya akan menyebar dan seolah-olah berasal pada satu titik.
Berdasakan hal tersebut, maka lensa cekung disebut juga lensa divergen.

Sama seperti pemantulan cahaya pada cermin, pembiasan cahaya pada lensa
juga memiliki sinar-sinar istimewa sebagai berikut:
(1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari
titik fokus F1.
(2) Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar
dengan sumbu utama.
(3) Sinar datang melalui pusat lensa O akan diteruskan.
162

Gambar 2.14 Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung


Pada persamaan cermin lengkung terdapat perjanjian tanda, yaitu:
(1) f (+) untuk lensa cembung dan f (-) untuk lensa cekung.
(2) s positif (+) jika benda di depan lensa dan s negatif (-) untuk benda di
belakang lensa.
s’ positif (+) jika bayangan berada di belakang lensa dan s’ negatif (-) jika bayangan
di depan lensa.
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan saintifik
Metode : Konvensional

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Apresepsi Menggali Menjawab 3 menit
pengetahuan awal pertanyaan yang
siswa dengan diberikan oleh guru
memberikan
pertanyaan, “Apa
yang kalian ketahui
mengenai
pembiasan
cahaya?”
Pendahuluan
Guru menunjuk Siswa yang
beberapa orang ditunjuk menjawab
siswa untuk pertanyaan yang
menjawab dikemukakan oleh
pertanyaan tersebut guru
Menyampaikan Menyimak 2 menit
tujuan penjelasan guru
pembelajaran
163

Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
Mengamati Menyajikan video Memperhatikan 10
melalui LCD video melaui LCD menit
proyektor berkaitan proyektor berkaitan
dengan materi dengan materi
pembiasan cahaya pembiasancahaya

Memberikan Mengamati contoh 15


contoh soal terkait soal yang disajikan menit
pembiasan cahaya guru
melalui LCD
proyektor
Menanya Memberikan Mengajukan 2 menit
kesempatan kepada pertanyaan terkait
siswa untuk dengan materi
bertanya terkait pembiasan cahaya
materi pembiasan berdasarkan hukum
cahaya berdasarkan pembiasan,
hukum pembiasan, pembiasan cahaya
pembiasan cahaya pada cermin, kaca
pada cermin, kaca plan parallel, lensa,
plan parallel, lensa, dan prisma
Inti
dan prisma
Guru memberikan Mengajukan 3 menit
kesempatan untuk pertanyaan terkait
mengajukan contoh soal tentang
pertanyaan terkait pembiasan cahaya
contoh soal tentang berdasarkan hukum
pembiasan cahaya pembiasan,
berdasarkan hukum pembiasan cahaya
pembiasan, pada cermin, kaca
pembiasan cahaya plan parallel, lensa,
pada cermin, kaca dan prisma
plan parallel, lensa,
dan prisma
Mengumpulk Guru meminta Melalukan diskusi 5 menit
an informasi siswa berdiskusi dengan teman
dengan teman sebangkunya
sebangkunya
terkait alat optik
Mengasosias Memberikan Menjawab 25
i pertanyaan kepada pertanyaan menit
siswa dengan mengenai
latihan-latihan soal pembiasan cahaya
164

Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran Waktu
Guru Siswa
berupa hardcopy berdasarkan hukum
terkait dengan pembiasan,
materi pembiasan pembiasan cahaya
cahaya berdasarkan pada cermin, kaca
hukum pembiasan, plan parallel, lensa,
pembiasan cahaya dan prisma
pada cermin, kaca
plan parallel, lensa,
dan prisma
Mengkomuni Meminta siswa Menjelaskan 10
kasikan untuk menjelaskan jawaban yang menit
jawaban kepada sudah dikerjakan
siswa terkait terkait pembiasan
pembiasan cahaya cahaya berdasarkan
berdasarkan hukum hukum pembiasan,
pembiasan, pembiasan cahaya
pembiasan cahaya pada cermin, kaca
pada cermin, kaca plan parallel, lensa,
plan parallel, lensa, dan prisma
dan prisma
Menarik Membimbing siswa Menyimpulkan 5 menit
Kesimpulan untuk hasil pembelajaran
menyimpulkan materi pembiasan
materi cahaya berdasarkan
pembelajaran hukum pembiasan,
terkait pembiasan pembiasan cahaya
cahaya berdasarkan pada cermin, kaca
hukum pembiasan, plan parallel, lensa,
pembiasan cahaya dan prisma
pada cermin, kaca
Penutup plan parallel, lensa,
dan prisma
Evaluasi Memberikan quiz Mengerjakan quiz 10
sebanyak 6 soal sebanyak 6 soal menit
terkait pembiasan terkait pembiasan
cahaya berdasarkan cahaya berdasarkan
hukum pembiasan, hukum pembiasan,
pembiasan cahaya pembiasan cahaya
pada cermin, kaca pada cermin, kaca
plan parallel, lensa, plan parallel, lensa,
dan prisma dan prisma

H. Penilaian
Tes tertulis sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir)
165

I. Media Pembelajaran
1. LCD Proyektor
2. Papan tulis
3. Spidol
4. Buku mata pelajaran fisika
J. Sumber Belajar
1. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga

Jakarta, 02 Maret 2017


Guru mata pelajaran fisika Mahasiswa Peneliti

Baihaqi Ari Nugraha, S.Pd Denny Rismanto


166

Penilaian spiritual
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik

Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 18
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
167

Penilaian sikap
Melakukan
No Sikap yang diamati
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik

Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 19
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
168

Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Sebutkan contoh pembiasan cahaya dalam C (4), dan (5)
kehidupan sehari-hari, sebagai berikut:
(1) Spion mobil
(2) Cermin cembung
(3) Bercermin
(4) Pensil di dalam gelas berisi air
(5) Kaca plan paralel 1
Pernyataan yang benar adalah….
a. (1) dan (2)
b. (3) dan (5)
c. (4), dan (5)
d. (1), (3) dan (5)
e. (2), (3) dan (4)
2. Jelaskan bila cahaya yang merambat dari kaca C Pembiasan
masuk ke udara, maka akan mengalami . . . . cahaya, sesuai
a. Pemantulan cahaya, sesuai dengan Hukum dengan Hukum
Snellius I sinar tidak pada bidang datar Snellius II
b. Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum sinar
Snellius II, sinar mendekati garis normal mengalami
c. Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum pembiasan
1
Snellius II sinar mengalami pembiasan menjauhi garis
menjauhi garis normal normal
d. Dispersi cahaya, sesuai dengan Hukum
Snellius I sinar menjauhi garis normal
e. Polarisasi, sesuai dengan Hukum Snellius II
sinar mendekati normal

3. Berkas cahaya datang dari medium A ke medium C 2


B dengan sudut datang 300 dan dibiaskan dengan
sudut sebesar 450. Indeks bias relatif medium A
terhadap medium B adalah . . . .
1
a.
2
1
1
b. 2
2
1
c. 3
2
d. 2
e. 2
4. Perhatikan gambar di bawah ini! D Lebih dekat,
1
dan sifat
169

bayangan
maya

Seorang siswa mengamati sebuah koin yang


berada di dasar bejana berisi air. Jika posisi mata
siswa yang diarahkan untuk mengamati koin
tersebut persis diatasnya. Maka jarak dan sifat
bayangan yang diterima oleh mata siswa adalah . .
..
a. Lebih jauh dan sifat bayangan maya
b. Lebih jauh, dan sifat bayangan nyata
c. Sama persis dan sifat bayangan nyata
d. Lebih dekat, dan sifat bayangan maya
e. Lebih dekat, dan sifat bayangan nyata
5. Gambar berikut ini menunjukkan peristiwa E (1), (2) dan
pembiasan cahaya monokromatis pada prisma. (3)
Berikut ini adalah kemungkinan data yang
diperoleh dari percobaan tersebut, yaitu:
(1) Sudut pembias prisma 60 derajat
(2) Indeks bias bahan prisma = akar 2
(3) Deviasi minimum terjadi pada sudut 30 derajat
(4) Sudut kritis prisma terhadap udara 50 derajat
1
Pernyataan yang benar mengenai pembiasa prisma
cahaya monokromatis pada prisma tersebut adalah
....
a. (1) dan (2)
b. (3) dan (5)
c. (4), dan (5)
d. (1), (3) dan (5)
e. (1), (2) dan (3)

Nilaing:

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
170

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


(Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI
Peminatan : IPA
Materi Pokok : Alat-alat optik
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan ke :3

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-
tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
1. Mengenal kembali bagian-bagian alat optik (mata, kamera, dan lup)
171

2. Menjelaskan macam-macam cacat mata


3. Menghitung kekuatan lensa dan perbesaran pada alat-alat optik (kacamata,
kamera, dan lup)
4. Menganalisis kekuatan lensa dan perbesaran pada alat optic(kacamata,
kamera, dan lup)

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengenal kembali bagian-bagian alat optik (mata, kamera, dan
lup) dengan benar setelah melihat video dengan LCD proyektor.
2. Siswa dapat menjelaskan macam-macam cacat mata dengan benar setelah
melihat video dengan LCD proyektor.
3. Siswa dapat menghitung kekuatan lensa dan perbesaran pada alat-alat optik
(kacamata, kamera, dan lup) dengan benar setelah mengamati contoh soal
dengan LCD proyektor.
4. Siswa dapat menganalisis kekuatan lensa dan perbesaran pada alat
optic(kacamata, kamera, dan lup) dengan benar setelah diberikan
permasalahan-permasalahan fisika dengan LCD proyektor.
E. Materi Ajar
1) Mata
Mata merupakan indra penglihatan dan merupakan organ yang dapat
menangkap perubahan dan perbedaan cahaya. Organ ini bekerja dengan cara
menerima, memfokuskan, dan mentransmisikan cahaya melalui lensa.

Gambar 2.15 Anotomi mata


(a) Daya akomodasi
Untuk dapat melihat benda didepan mata dengan jelas, maka bayangan
benda tersebut harus berebntuk di retina dengan sifat nyata, terbalik, dan diperkecil.
Agar bayangan selalu jatuh tepat di retina, maka lensa mata harus mempunyai
kemampuan untuk memfokuskan cahya. Kemampuan lensa mata untuk menipis
dan menebal sesuai dengan jarak benda yang dilihat disebut daya akomodasi.
172

Daya akomodasi mata diatur oleh otot siliaris. Ketika mata melihat benda-
benda di kejauhan, otot siliaris mengendur sehingga lensa mata menipis dan pada
keadaan demikian, mata dikatakan tak berakomodasi. Sementaar itu, ketika mata
melihat benda-benda yang dekat, otot siliaris menegang, sehingga lensa mata
menebal dan pada keadaan demikian mata dikatakan berakomodasi.
(b) Cacat mata
Jika jangkauan penglihatan seseorang tidak diantara 25cm dan tak hingga,
maka dapat di katakan, bahwa mata seseorang tersebut mengalami cacat mata.
Berikut penjelasan cacat mata.
(1) Rabun jauh (miopi)
Mata miopi atau rabun jauh adalah mata yang hanyadapat memfokuskan
benda pada jarak dekat. Titik jauh mata (PR) tidak berada pada tak berhingga tetapi
jarak yang lebih dekat, sehingga benda jauh tidak terlihat jelas. Rabun jauh atau
miopi biasanya disebabkan oleh lensa mata yang terlalu cembung, sehingga
bayangan benda yang jauh terfokus (jatuh) di depan retina. Dengan menggunakan
lensa divergen (cekung), dapat menyebabkan berkas sinar sejajar menyebar,
sehingga memungkinkan berkas-berkas sinar biasnya terfokus pada retina, tampak
seperti pada gambar:

Gambar 2.16 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cekung


(2) Rabun dekat (Hipermetropi)
Hipermetropi atau rabun dekat adalah mata yang tidak dapat memfokuskan
benda pada jarak dekat. Walaupun benda-benda jauh biasanya terlihat jelas, titik
dekat (PP) agak lebih besar dari mata normal 25 cm, yang menyebabkan sulit
membaca. Kelainan ini disebabkan lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan
benda yang dilihat terbentuk di belakang retina. Cacat mata ini dapat ditolong
dengan lensa konvergen (cembung), tampak seperti pada gambar:
173

Gambar 2.17 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cembung


(3) Mata Tua (Presbiopi)
Cacat mata yang sama dengan hipermetropi adalah presbiopi, yaitu mata
yang tidak dapat melihat dengan jelas pada jarak yang jauh maupun jarak baca mata
normal. Hal ini karena daya akomodasinya sudah lemah akibat bertambahnya usia.
Mata tua dapat ditolong dengan kacamata bifokal (kacamata berfokus dua, yaitu
positif dan negatif).
(4) Astigmatisma
Astigmatisma biasanya disebabkan oleh kornea atau lensa yang kurang
bundar sehingga benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang mengaburkan
bayangan. Hal ini dikarenakan kornea berbentuk sferis dengan bagian silindrisnya
bertumpuk. Mata astigmatisma memfokuskan berkas pada bidang vertikal,
katakanlah pada jarak yang lebih dekat dengan yang dilakukannya untuk berkas
pada bidang horizontal. Astigmatisma dapat ditolong dengan menggunakan lensa
silindris yang mengimbanginya. Lensa untuk mata yang rabun jauh atau rabun
dekat serta astigmatisma dibuat dengan permukaan sferis dan silindris yang
bertumpuk, sehingga radius kelengkungan lensa korektif berbeda pada bidang yang
berbeda.126
2) Lup

Gambar 2.18 Lup


Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang terdiri dari sebuah lensa
cembung yang digunakan untuk mengamati benda-benda kecil sehingga tampak

126
Ibid., h.425-432
174

lebih besar dan jelas. Bayangan yang dihasilkan oleh lup bersifat maya, tegak, dan
diperbesar.127
(5) Pengamatan lup dengan mata tak berakomodasi
Untuk mata yang tak berakomodasi, bayangan yang dibentuk lup terletak di
titik jauh. Untuk mata normal s’=-~. Agar bayangan terletak di titik jauh, maka
benda harus diletakkan di titik fokus. Jadi untuk mata yang tak berakomodasi, s=f
dan s’= -~. Perbesaran sudut (anguler) lup untuk mata yang tak berakomodasi
adalah:
𝒔𝒏
M= 𝒇

Keterangan:
M = Perbesaran total
f = Jarak fokus lensa
sn = Jarak titik dekat mata pengamat
(6) Pengamatan lup dengan mata berakomodasi maksimum
Untuk mata yang berakomodasi maksimum, bayangan yang dibentuk lup
terletak di titik dekat s’=sn. Perbesaran sudut (anguler) lup untuk mata yang
berakomodasi maksimum adalah:
𝒔𝒏
M= +1
𝒇

Keterangan:

M = Perbesaran total

f = Jarak fokus lensa

sn = Jarak titik dekat mata pengamat


3) Kamera

127
Ibid., h.433
175

Gambar 2.21 Bagian-bagian kamera


Untuk memperoleh foto benda tertentu, biasanya kita menggunakan alat
optik yang disebut kamera. Pada dasranya sebuah kamera terdiri dari tiga bagian
utama, yaitu lensa cembung, film dan diafragma. Lensa cembung berfungsi untuk
memfokuskan bayangan ke film, celah diafragma berfungsi untuk mengatur ukuran
pembukaan (celah) lensa yang menetukan intensitas cahaya yang masuk ke kamera,
sedangkan film berfungsi untuk menangkap banyangan nyata, terbalik, dan
diperkecil.128
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan saintifik
Metode : Konvensional

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan Waktu
Tahap Pembelajaran
Guru Siswa
Apresepsi Menggali Menjawab 3 menit
pengetahuan awal pertanyaan
siswa dengan yang
memberikan diberikan
pertanyaan, “Apa oleh guru
yang kalian
ketahui mengenai
alat-alat optik
Pendahuluan
(kacamata,
kamera, dan
lup)?”

Guru menunjuk Siswa yang


beberapa orang ditunjuk
siswa untuk menjawab

128
Ibid., h.432
176

Langkah-langkah Kegiatan Waktu


Tahap Pembelajaran
Guru Siswa
menjawab pertanyaan
pertanyaan yang
tersebut dikemukakan
oleh guru
Menyampaikan Menyimak 2 menit
tujuan penjelasan
pembelajaran guru
Mengamati Menyajikan video Memperhatik 10 menit
melalui LCD an video
proyektor melaui LCD
berkaitan dengan proyektor
materi alat-alat berkaitan
optik (kacamata, dengan
kamera, dan lup) materi alat-
alat optik
(kacamata,
kamera, dan
lup)
Memberikan Mengamati 15 menit
contoh soal contoh soal
terkait alat-alat yang
optik (kacamata, disajikan
kamera, dan lup) guru
melalui LCD
Inti proyektor
Menanya Memberikan Mengajukan 2 menit
kesempatan pertanyaan
kepada siswa terkait
untuk bertanya dengan
terkait materi materi alat-
alat-alat optik alat optik
(kacamata, (kacamata,
kamera, dan lup) kamera, dan
lup)
Guru memberikan Mengajukan 3 menit
kesempatan untuk pertanyaan
mengajukan terkait contoh
pertanyaan terkait soal tentang
contoh soal alat-alat optik
tentang alat-alat (kacamata,
optik (kacamata, kamera, dan
kamera, dan lup) lup)
177

Langkah-langkah Kegiatan Waktu


Tahap Pembelajaran
Guru Siswa
Mengumpulka Guru meminta Melalukan 5 menit
n informasi siswa berdiskusi diskusi
dengan teman dengan teman
sebangkunya sebangkunya
terkait alat optik
Mengasosiasi Memberikan Menjawab 25 menit
pertanyaan pertanyaan
kepada siswa mengenai
dengan latihan- alat-alat optik
latihan soal (kacamata,
berupa hardcopy kamera, dan
terkait dengan lup)
materi alat-alat
optik (kacamata,
kamera, dan lup)
Mengkomunik Meminta siswa Menjelaskan 10 menit
asikan untuk jawaban yang
menjelaskan sudah
jawaban kepada dikerjakan
siswa terkait alat- terkait alat-
alat optik alat optik
(kacamata, (kacamata,
kamera, dan lup) kamera, dan
lup)
Menarik Membimbing Menyimpulk 5 menit
Kesimpulan siswa untuk an hasil
menyimpulkan pembelajaran
materi materi alat-
pembelajaran alat optik
terkait alat-alat (kacamata,
optik (kacamata, kamera, dan
kamera, dan lup) lup)
Penutup
Evaluasi Memberikan quiz Mengerjakan 10 menit
sebanyak 4 soal quiz
terkait alat-alat sebanyak 4
optik (kacamata, soal terkait
kamera, dan lup) alat-alat optik
(kacamata,
kamera, dan
lup)

H. Penilaian
Tes tertulis sebanyak 4 butir soal pilihan ganda (terlampir)
I. Media Pembelajaran
178

1. LCD Proyektor
2. Papan tulis
3. Spidol
4. Buku mata pelajaran fisika
J. Sumber Belajar
1. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga

Jakarta, 02 Maret 2017


Guru mata pelajaran fisika Mahasiswa Peneliti

Baihaqi Ari Nugraha, S.Pd Denny Rismanto


179

Penilaian spiritual
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik

Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 20
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
180

Penilaian sikap
Melakukan
No Sikap yang diamati
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik

Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 21
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
181

Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Perhatikan gambar di bawah ini! B2

1
Bagian dari mata yang berfungsi tempat jatuhnya
cahaya ditunjukkan pada nomer . . . .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
2. Mata miopi memiliki ciri . . . . A Tidak dapat
melihat benda
a. Tidak dapat melihat benda jauh
jauh
b. Tidak dapat melihat benda dekat
c. Hanya dapat melihat benda dekat 1
d. Tidak dapat melihat benda jauh maupun
dekat
e. Tidak dapat melihat garis vertical dan garis
horizontal secara bersamaan
3. Pada saat membaca, jarak terdekat yang dapat 2
B
dilihat seorang kakek rabun dekat adalah 40 cm. 3
Kekuatan lensa kacamata yang diperlukan adalah
....
3
a.
2
2 1
b.
3
4
c.
3
3
d.
4
1
e.
4
4. Seseorang yang sudah tua biasanya memakai E 50 cm 1
kacamata +3 untuk membaca dengan jarak dari
182

mata ke bahan bacaan sejauh 25 cm. Pada suatu


hari karena terlupa tidak membawa kacamata, dia
meminjam kacamata +1 dari temannya. Pada hal
ini maka jarak dia dapat membaca bahan
bacaannya adalah . . . .
a. 10 cm
b. 20 cm
c. 30 cm
d. 40 cm
e. 50 cm

Nilaing:

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
183

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


(Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI
Peminatan : IPA
Materi Pokok : Alat-alat optik
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan ke :4

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-
tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
184

1. Mengenal kembali bagian alat optik (mikroskop, dan teropong) dan


fungsinya;
2. Menyebutkan sifat bayangan pada alat optik (mikroskop dan teropong)
3. Menjelaskan bagian alat optik (mikroskop dan teropong), dan fungsinya;
4. Menghitung panjang pada alat optik (mikroskop dan teropong);
5. Menghitung perbesaran pada alat-alat optik (mikroskop, dan teropong);
6. Menganalisis perbesaran pada alat-alat optik (mikroskop, dan teropong).
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengenal kembali bagian-bagian alat-alat optik (mikroskop,
dan teropong) dengan benar setelah melihat video dengan LCD proyektor.
2. Siswa dapat menyebutkan sifat bayangan pada alat optik (mikroskop dan
teropong) dengan benar setelah melihat video dengan LCD proyektor.
3. Siswa dapat menjelaskan bagian alat optik (mikroskop dan teropong), dan
fungsinya dengan benar setelah melihat video dengan LCD proyektor.
4. Siswa dapat menghitung panjang pada alat optik (mikroskop dan teropong)
dengan benar setelah mengamati contoh soal dengan LCD proyektor.
5. Siswa dapat menghitung perbesaran pada alat-alat optik (mikroskop, dan
teropong) dengan benar setelah mengamati contoh soal dengan LCD
proyektor.
6. Siswa dapat menganalisis kekuatan lensa dan perbesaran pada alat-alat
optik (mikroskop, dan teropong) dengan benar setelah diberikan
permasalahan-permasalahan fisika dengan LCD proyektor.
E. Materi Ajar
1) Mikroskop

Gambar 2.19 Bagian-bagian mikroskop


185

Mikroskop digunakan untuk melihat benda yang sangat dekat, sehingga


jarak benda sangat kecil. Mikroskop memiliki lensa objektif dan okuler. Lensa
objektif adalah lensa yang berhadapan dengan objek yang diamati, sedangkan lensa
okuler adalah lensa yang langsung berhadapan dengan mata pengamat. Bayangan
yang dibentuk oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar.
Sedangkan bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler bersifat maya, terbalik, dan
diperbesar.

(1) Pengamatan mikroskop tanpa akomodasi


Perbesaran dari lensa objektif:
𝐬′𝐎𝐁
MOB = 𝐬𝐎𝐁

Perbesaran dari lensa okuler:


𝐬′𝐎𝐊 𝐬𝐧
MOK = atau MOK =
𝐬𝐎𝐊 𝐟𝐎𝐊

Perbesaran mikroskop:
𝐬′ 𝐬𝐧
MTOT = |MOB x MOK| MTOT = | 𝐬 𝐎𝐁 𝐱 |
𝐎𝐁 𝐟𝐎𝐊

Panjang mikroskop:

Panjang mikroskop adalah jarak lensa objektif dengan lensa okuler:


d = s’OB + sOK d = s’OB + fOK
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa objektif
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat
186

(2) Pengamatan mikroskop dengan akomodasi maksimum


Perbesaran dari lensa objektif:
𝐬′𝐎𝐁
MOB = 𝐬𝐎𝐁

Perbesaran dari lensa okuler:


𝐬𝐧
MOK = +1
𝐟𝐎𝐊

Perbesaran mikroskop:
𝐬′𝐎𝐁 𝐬
MTOT = |MOB x MOK| MTOT = x  𝐟 𝐧 + 1)
𝐬𝐎𝐁 𝐎𝐊

Panjang mikroskop:

Panjang mikroskop adalah jarak lensa objektif dengan lensa okuler

d = s’OB + sOK

Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa objektif
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat.129
2) Teropong
Teropong adalah alat optik yang digunakan untuk membantu melihat
benda-benda yang sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas. Ada dua jenis
teropong, yaitu:

129
Ibid., h.437-439
187

(1) Teropong pantul (cermin), yang terdiri dari beberapa lensa dan cermin.
(2) Teropong bias (lensa), yang terdiri dari beberapa lensa. Teropong bias meliputi
teropong bintang, teropong bumi, teropong prisma, dan teropong panggung.

Gambar 2.20 Teleskop Pembias


(3) Teropong bintang

Pengamatan teropong dengan mata tak berakomodasi

Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan sOK = fOK


𝐟
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐎𝐊

Panjang teropong:

d = fOB + fOK
Pengamatan teropong dengan mata berakomodasi maksimum

Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan s’OK = -sn


𝐟 𝐟 𝐬𝐧+ 𝐟𝐎𝐊
M = 𝐬𝐎𝐁 𝐟𝐎𝐁 ( )
𝐎𝐊 𝐎𝐊 𝐬𝐧

Panjang teropong

d = fOB + sOK
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa okuler
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
188

s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif


sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat.
(4) Teropong bumi

Pengamatan teropong bumi dengan mata tak berakomodasi

Perbesaran teropong, s’OK = - 


𝐟
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐎𝐊

Panjang teropong

d = fOB + 4 fpb + fOK


Pengamatan teropong bumi dengan mata berakomodasi maksimum

Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan s’OK = -sn


𝐟 𝐬𝐧+ 𝐟𝐎𝐊
M = 𝐟𝐎𝐁 = ( )
𝐎𝐊 𝐬𝐧

Panjang teropong
d = s’OB + 4 fpb + sOK
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa okuler
fpb = Jarak fokus lensa pembalik
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
189

sn = Jarak titik dekat mata pengamat.130


F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan saintifik
Metode : Konvensional

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan Waktu
Tahap Pembelajaran
Guru Siswa
Apresepsi Menggali Menjawab 3 menit
pengetahuan pertanyaan
awal siswa yang
dengan diberikan
memberikan oleh guru
pertanyaan,
“Apa yang
kalian ketahui
mengenai alat-
alat optik
(mikroskop, dan
teropong) ?”
Pendahuluan

Guru menunjuk Siswa yang


beberapa orang ditunjuk
siswa untuk menjawab
menjawab pertanyaan
pertanyaan yang
tersebut dikemukaka
n oleh guru
Menyampaikan Menyimak 2 menit
tujuan penjelasan
pembelajaran guru
Mengamati Menyajikan Memperhati 10 menit
video melalui kan video
LCD proyektor melaui LCD
berkaitan proyektor
Inti dengan materi berkaitan
alat-alat optik dengan
(mikroskop, dan materi alat-
teropong) alat optik
(mikroskop,

130
Ibid., h.441-448
190

Langkah-langkah Kegiatan Waktu


Tahap Pembelajaran
Guru Siswa
dan
teropong)

Memberikan Mengamati 15 menit


contoh soal contoh soal
terkait alat-alat yang
optik disajikan
(mikroskop, dan guru
teropong)
melalui LCD
proyektor
Menanya Memberikan Mengajukan 2 menit
kesempatan pertanyaan
kepada siswa pada terkait
untuk bertanya dengan
terkait materi materi alat-
alat-alat optik alat optik
(mikroskop, dan (mikroskop,
teropong) dan
teropong)
Guru Mengajukan 3 menit
memberikan pertanyaan
kesempatan terkait
untuk contoh soal
mengajukan tentang alat-
pertanyaan alat optik
terkait contoh (mikroskop,
soal tentang dan
alat-alat optik teropong)
(mikroskop, dan
teropong)
Mengumpulkan Guru meminta Melalukan 5 menit
informasi siswa berdiskusi diskusi
dengan teman dengan
sebangkunya teman
terkait alat optik sebangkuny
a
Mengasosiasi Memberikan Menjawab 25 menit
pertanyaan pertanyaan
kepada siswa mengenai
191

Langkah-langkah Kegiatan Waktu


Tahap Pembelajaran
Guru Siswa
dengan latihan- alat-alat
latihan soal optik
berupa hardcopy (mikroskop,
terkait dengan dan
materi alat-alat teropong)
optik
(mikroskop, dan
teropong)
Mengkomunikasi Meminta siswa Menjelaska 10 menit
kan untuk n jawaban
menjelaskan yang sudah
jawaban kepada dikerjakan
siswa terkait terkait alat-
alat-alat optik alat optik
(mikroskop, dan (mikroskop,
teropong) dan
teropong)
Menarik Membimbing Menyimpul 5 menit
Kesimpulan siswa untuk kan hasil
menyimpulkan pembelajara
materi n materi
pembelajaran alat-alat
terkait alat-alat optik
optik (mikroskop,
(mikroskop, dan dan
teropong) teropong)
Penutup
Evaluasi Memberikan Mengerjaka 10 menit
quiz sebanyak 3 n quiz
soal terkait alat- sebanyak 3
alat optik soal terkait
(mikroskop, dan alat-alat
teropong) optik
(mikroskop,
dan
teropong)

H. Penilaian
Tes tertulis sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir)
I. Media Pembelajaran
1. LCD Proyektor
2. Papan tulis
3. Spidol
4. Buku mata pelajaran fisika
192

J. Sumber Belajar
1. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga

Jakarta, 02 Maret 2017


Guru mata pelajaran fisika Mahasiswa Peneliti
\

Baihaqi Ari Nugraha, S.Pd Denny Rismanto


193

Penilaian spiritual
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik

Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 22
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
194

Penilaian sikap
Melakukan
No Sikap yang diamati
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik

Pengolahan data:
𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Persamaan 3. 23
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
195

Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Perhatikan gambar berikut ini! C Lensa okuler

Bagian yang ditunjukan pada gambar adalah .


...
a. Cermin
b. Diafragma
c. Lensa okuler
d. Pemutar kasar
e. Lensa objektif
2. Sifat bayangan yang dibentuk oleh mikroskop E nyata,
adalah . . . . terbalik, dan
diperbesar
a. maya, tegak, dan diperkecil
1
b. nyata, tegak, dan diperbesar
c. maya, tegak, dan diperbesar
d. nyata, terbalik, dan diperkecil
e. nyata, terbalik, dan diperbesar
3. Perhatikan gambar berikut ini! D
Memperbesar
bayangan dari
lensa objektif
agar dapat
terlihat dengan
jelas oleh mata 1

Jelaskan fungsi bagian mikroskop yang


ditunjukan pada gambar di atas . . . .
196

a. Menerima dan mengarahkan cahaya yang


diterima
b. Mengatur cahaya yang masuk dan
mengenai preparat
c. Memperbesar bayangan benda agar dapat
terlihat dengan jelas oleh mata
d. Memperbesar bayangan dari lensa objektif
agar dapat terlihat dengan jelas oleh mata
e. Menaikkan atau menurunkan tabung
secara cepat untuk pengaturan
mendapatkan kelelasan dari gambaran
objek yang diinginkan
4. Sebuah teropong bintang digunakan untuk C 35 cm
mengamati benda pada jarak tak terhingga.
Jika mata tak berakomodasi dengan jarak
fokus lensa objektif, dan lensa okuler masing-
masing 30cm, dan 5cm maka panjang
teropong adalah . . . . 1
a. 15 cm
b. 25 cm
c. 35 cm
d. 50 cm
e. 60 cm
5. Panjang fokus lensa objektif dan okuler sebuah A 10x
mikroskop berturut-turut adalah 10 cm dan 5
cm. Jika untuk mata tak berakomodasi jarak
antara lensa objektif dan okuler adalah 35 cm,
maka perbesaran total mikroskop itu adalah . .
.. 1
a. 10x
b. 12x
c. 15x
d. 18x
e. 20x
6. Suatu preparat berada pada jarak 2 cm di D 1, 3, dan 4
bawah objektif mikroskop yang jarak titik
apinya 1,8 cm sedang jarak titik api okulernya
6 cm. seseorang dengan titik dekat 30 cm
melihat bayangan itu dan berakomodasi 1
maksimum maka pernyataan dibawah ini yang
benar:
1) Lensa okuler adalah lensa cembung yang
dekat dengan mata
197

2) Bayangan yang dibentuk lensa objektif


berada 8 cm di depan okuler
3) Perbesarannya 63 kali
4) Jarak antara objektif dan okuler sejauh 23
cm
Pernyataan yang tepat adalah…..
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 1, 2, dan 3
d. 1, 3, dan 4
e. 1, 2, dan 4

Nilaing:

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
198

Lampiran B (Instrumen Penelitian)


Lampiran B 1 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
KISI-KISI INSTRUMEN TES

Satuan Pendidikan : SMA/MA


Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Alat-alat optik
Kompetensi Dasar : Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat
pemantulan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
Kelas / Semester : XI / Genap
Bentuk Soal : Pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban
Jumlah Soal : 40 Soal

Nomer Soal Jumlah


Sub Konsep Indikator
C1 C2 C3 C4 Soal

Pemantulan cahaya Menyebutkan definisi 1,2 2 soal


pemantulan cahaya

Menjelaskan pemantulan cahaya 3,4,5 3 soal


secara teratur dan baur
berdasarkan hukum pemantulan

Menghitung pemantulan cahaya 6 1 soal


pada bidang datar

Menghitung pemantulan cahaya 7,8 2 soal


pada bidang lengkung

Menganalisis pemantulan cahaya 9 1 soal


pada bidang datar

Menganalisis pemantulan cahaya 10,11 2 soal


pada bidang lengkung
199

Nomer Soal Jumlah


Sub Konsep Indikator
C1 C2 C3 C4 Soal

Pembiasan cahaya Menyebutkan definisi pembiasan 12,13 2 soal


cahaya

Menjelaskan pembiasan cahaya 14 1 soal


berdasarkan hukum pembiasan

Menunjukkan pembiasan cahaya 15 1 soal


pada prisma

Mengklasifikasi pembiasan 16 1 soal


cahaya pada lensa

Menghitung pembiasan cahaya 18 1 soal


berdasarkan hukum pembiasan

Menganalisis pembiasan cahaya 19 1 soal


berdasarkan hukum pembiasan

Menganalisis pembiasan cahaya 20 2 soal


pada prisma

Menganalisis pembiasan cahaya 17 21 3 soal


pada lensa

Alat optik(mata, Mengenal kembali bagian-bagian 22, 23 2 soal


kamera, dan lup) alat optik (mata, kamera, dan lup)

Membedakan macam-macam 25 24, 3 soal


cacat mata 29

Menghitung kekuatan lensa dan 26,27, 3 soal


perbesaran pada alat-alat optik 28
(kacamata, kamera, dan lup).
200

Nomer Soal Jumlah


Sub Konsep Indikator
C1 C2 C3 C4 Soal

Menganalisis kekuatan lensa dan 30,31 2 soal


perbesaran pada alat optik
(kacamata, kamera, dan lup).

Alat-alat Mengenal kembali bagian alat 33, 34 1 soal


optik(mikroskop optik (mikroskop, dan teropong)
dan teropong) dan fungsinya.

Menyebutkan sifat bayangan 32 1 soal


pada alat optik (mikroskop dan
teropong).

Menjelaskan bagian alat optik 35, 2 soal


(mikroskop, dan teropong) dan 36
fungsinya.

Menghitung panjang pada alat 37 1 soal


optik (mikroskop dan teropong)

Menghitung perbesaran pada alat 38 1 soal


optik (mikroskop, dan teropong).

Menganalisis perbesaran pada 39,40 3 soal


alat-alat optik (mikroskop, dan
teropong).

Jumlah soal 10 10 10 10
40 soal
soal soal soal soal
201

Lampiran B 2 Instrumen Tes Uji Coba Penelitian


LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR
(Alat-alat Optik)
Mata pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XI / 2 (Genap)
Alokasi waktu : 4 x 45 menit
Jumlah Soal : 40
Bentuk soal : Pilihan ganda

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
3.11.1 Disajikan 1. Perhatikan gambar di bawah ini! Kunci Jawaban: A C1 Menunjuk
Menyebutkan gambar kan
definisi pemantulan Gambar yang paling tepat, yaitu
pemantulan cahaya. gambar 3 karena sesuai dengan
cahaya Peserta didik Hukum Snellius, bahwa sinar datang
mampu sama dengan sinar pantul
menunjukkan
gambar yang
sesuai
berdasarkan Gambar yang menunjukkan hukum pemantulan
hukum cahaya adalah . . . .
pemantulan. a. 3*
b. 1, dan 2
202

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
c. 1 dan 4
d. 1, 3, dan 4
e. 1, 2, dan 4
3.11.1 Disajikan 2. Perhatikan gambar berikut ini! Kunci Jawaban: E C1 Menyebut
Menyebutkan sebuah kan
definisi gambar Gambar berikut merupakan
pemantulan cermin pemantulan cahaya pada cermin
cahaya cembung. cembung
Peserta didik
mampu
menyebutkan
contoh Proses yang terjadi pada gambar adalah . . . .
peristiwa a. Dispersi
pemantulan b. Polarisasi
cahaya dalam c. Interferensi
kehidupan d. Pembiasan cahaya
sehari-hari. e. Pemantulan cahaya *
3.11.2 Disajikan 3. Pengemudi mobil harus lebih berhati-hati di Kunci Jawaban: B C2 Mengiden
Menjelaskan sebuah malam hari saat jalanan masih basah dibandingkan tifikasi
pemantulan pertanyaan. dengan jalan kering. Alasannya adalah . . . . Pengemudi mobil akan lebih berhati-
cahaya secara Peserta didik a. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup hati mengendarai mobilnya pada
teratur dan dapat oleh air sehingga berkelakuan sebagai permukaan malam hari pada saat jalan basah
baur mengidentifi halus dan memantulkan cahaya lampu mobil dibandingkan dengan jalan kering.
berdasarkan kasi jenis- secara teratur, cahaya ini tidak menyilaukan Hal ini terjadi karena pada saat
hukum jenis pengemudi jalanan basah, jalan yang kasar
pemantulan pemantulan ditutup oleh air sehingga
203

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
dengan b. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup berkelakuan sebagai permukaan
meninjau oleh air sehingga berkelakuan sebagai permukaan halus dan memantulkan cahaya
hukum halus dan memantulkan cahaya lampu mobil lampu mobil secara teratur, cahaya
pemantulan secara teratur, cahaya ini menyilaukan pengemudi ini menyilaukan pengemudi
cahaya. *
c. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup
oleh air sehingga berkelakuan sebagai permukaan
kasar dan memantulkan cahaya lampu mobil
secara teratur, cahaya ini menyilaukan pengemudi
d. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup
oleh air sehingga berkelakuan sebagai permukaan
kasar dan menyerap cahaya lampu mobil secara
teratur, cahaya ini menyilaukan pengemudi
e. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup
oleh air sehingga berkelakuan sebagai permukaan
halus dan menyerap cahaya lampu mobil secara
baur, cahaya ini menyilaukan pengemudi

3.11.2 Disajikan 4. Diagram berikut ini menunjukkan bayangan dari Kunci Jawaban: B C2 Menafsirk
Menjelaskan sebuah sebuah jam di depan sebuah cermin datar. Jam an
pemantulan gambar sebenarnya menunjukkan angka . . . . Sifat-sifat bayangan pada cermin
cahaya secara peristiwa datar,yaitu:
teratur dan pemantulan 1. Jarak bayangan ke cermin sama
baur cahaya pada dengan jarak benda ke cermin
berdasarkan jam. Peserta 2. Bayangannya maya
didik mampu
204

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
hukum menafsirkan 3. Bentuk bayangan sama dengan
pemantulan sifat bentuk benda
bayangan 4. Bayangan yang terbentuk tegak
cermin datar. dan menghadap berlawanan arah
terhadap bendanya

a. 09: 00
b. 11: 45 *
c. 14: 30
d. 20: 30
e. 21: 30

3.11.2 Disajikan 5. Pemantulan baur adalah….. Kunci Jawaban: A C2 Menjelask


Menjelaskan pertanyaan. a. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai an
pemantulan Peserta didik permukaan kasar dipantulkan kesegala arah dan Pemantulan baur (difus) adalah
cahaya secara dapat tidak teratur * pemantulan cahaya yang terjadi jika
teratur dan menjelaskan b. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai suatu berkas cahaya jatuh pada benda
baur jenis-jenis permukaan halus dipantulkan kesegala arah dan yang mempunyai permukaan kasar
berdasarkan pemantulan tidak teratur (tidak rata), sehingga arah
hukum pada hukum c. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai pemantulan cahaya tidak teratur.
pemantulan pemantulan permukaan halus dipantulkan sebagai berkas-
cahaya. berkas sinar sejajar juga
d. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai
permukaan kasar dipantulkan sebagai berkas-
berkas sinar sejajar juga
205

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
e. Medium lebih rapat ke medium kurang rapat a. Pemantulan teratur
dengan sudut datang yang lebih besar dan sudut b. Pemantulan baur
batasnya maka sinar itu tidak akan dibiaskan
melainkan dipantulkan
3.11.3 Disajikan 6. Dua buah cermin datar ditempatkan sedemikian Kunci Jawaban: B C3 Menghitu
Menghitung sebuah kasus rupa sehingga satu dengan yang lainnya membentuk ng
pemantulan tentang sudut 60o, sebuah benda berada diantara kedua Dik: α = 60o
cahaya pada pemantulan cermin. Jumlah bayangan yang terbentuk oleh kedua Dit: n ?
bidang datar cahaya pada cermin adalah . . . . Jawab:
cermin datar. a. 4 buah 360
n= 𝛼 –1
Peserta didik b. 5 buah * 360
dapat c. 6 buah = 60 – 1
menghitung d. 7 buah =6–1
jumlah e. 8 buah =5
bayangan
pada cermin
datar.
3.11.4 Diberikan 7. Sebuah benda terletak 15 cm di depan cermin Kunci Jawaban: E C3 Menghitu
Menghitung sebuah kasus cekung. Bayangan terbentuk di depan cermin pada ng
pemantulan pemantulan jarak 60 cm. Panjang jari-jari kelengkungan cermin Dik: s = 15 cm
cahaya pada cahaya pada tersebut adalah ….. s’ = + 60 cm
bidang cermin a. 2,0 cm Dit: f ?
lengkung cekung. b. 6,0 cm Jawab:
Peserta didik c. 12 cm 1 1 1
+ s′ = f
s
dapat d. 18 cm 1 1 1
menghitung e. 24 cm * + 60 =
15 f
206

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
panjang jari- 4 1 1
+ 60 =
60 f
jari pada 5 1
cermin =f
60
cekung f = 12
R = 2f
= 2(12) = 24 cm

3.11.4 Disajikan 8. Sebuah cermin cembung memiliki jarak fokus 8 Kunci Jawaban: E C3 Menghitu
Menghitung sebuah kasus cm. Jika jarak bayangan ke cermin 6 cm, maka jarak Dik: f = -8 cm (cermin cembung) ng
pemantulan tentang benda ke cermin adalah ….. s’= -6 cm (bayangan maya)
cahaya pada pemantulan a. -24 cm Dit: s ?
bidang cahaya pada b. -12 cm Jawab:
lengkung cermin c. 8,0 cm 1 1 1
+ =
s s′ f
cembung d. 12 cm 1 1 1
Peserta didik e. 24 cm * =- - (− )
s s′ f
mampu 1 1 1
=-8+6
menghitung s
1 3 4
jarak benda = - 24 + 24
s
1 1
pada cermin = 24
s
cembung s = 24

3.11.5 Disajikan 9. Perhatikan ilustrasi gambar Obama yang sedang Kunci Jawaban: A C4 Menganal
Menganalisis sebuah bercermin ! sis
pemantulan peristiwa Sesuai rumus bayangan cermin:
cahaya pada bercermin 360
( ∝ )-1 = n
bidang datar pada cermin
207

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
datar. Peserta Bagaimana pun bentuk cermin itu,
didik dapat baik pecah atau tidak, bayangan yang
menafsirkan dihasilkan akan berjumlah 1 buah
jumlah bayangan.
bayangan
pada cermin Hal ini karena cermin memiliki sudut
datar 180o.
Jika cermin tersebut pecah menjadi 5 bagian 360
kemudian disusun kembali menjadi cermin datar. ( ∝ ) -1 = n
Jumlah bayangan akan dihasilkan cermin yang baru 360
(180) -1 = 1 buah
adalah…..
a. 1 buah *
b. 2 buah
c. 0 atau tidak terbentuk bayangan sama sekali
d. 5 buah, dengan kondisi bayangan yang terpisah-
pisah
e. 5 buah karena bergantung pada jumlah pecahan
kaca nya

3.11.6 Disajikan 10. Benda berada 7,5 cm di depan cermin cekung Kunci Jawaban: A C4 Menganal
Menganalisis contoh kasus yang jari-jarinya 30 cm. Pernyataan berikut yang sis
pemantulan tentang benar adalah: Dik: s = 7,5 cm
cahaya pada pemantulan 1) Letak bayangan 15 cm di belakang cermin r = 30 cm
bidang cahaya pada 2) Bayangan diperbesar 3 kali dari benda semula f = 15 cm
lengkung cermin 3) Bayangan bersifat maya Jawab:
cekung. 4) Bayangan bersifat terbalik 1 1 1
1) f = s + s′
Peserta didik Pernyataan yang benar adalah…..
208

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
dapat a. 1 dan 3 * 1 1 1
- 7,5 = s′
15
menelaah b. 2 dan 4 1 2 1
pembentukan c. 1, 2, dan 3 - = s′
15 15
bayangan d. 1, 3, dan 4 1 1
= - 15
s′
pada cermin e. 1, 2, dan 4
s’ = -15 cm
cekung s′ 15
2) M = s = 7,5 = 2 kali

3) Karena memiliki nilai minus,


maka bayangan yang terbentuk
bersifat maya.
4) Terlihat pada gambar bayangan
yang terbentuk adalah maya, tegak,
di perbesar

3.11.6 Disajikan 11. Sebuah lilin digeser mendekati suatu cermin Kunci Jawaban: B C4 Menelaah
Menganalisis peristiwa sehingga bayangan dapat ditangkap layar, seperti
pemantulan sebuah pada gambar, maka: 1) Benda di depan cermin bayangan
cahaya pada bayangan terbalik (nyata) merupakan cermin
bidang lilin yang cekung (salah)
lengkung ditangkap
layar. Peserta
didik dapat
209

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
menelaah 2) Bayangan nyata diperbesar maka
pembentukan (1) Cermin tersebut adalah cermin cembung benda berada diruang 2 lebih kecil
bayangan (2) Jarak benda ke cermin lebih kecil dari jari-jari dari jari-jari kelengkungan (benar)
pada cermin kelengkungan cermin
cekung dan (3) Jarak fokus cermin negatif 3) Cermin cekung memiliki jarak
cermin (4) Jarak bayangan lebih besar dari jari-jari fokus positif (salah)
cembung. kelengkungan cermin
Pernyataan yang benar adalah . . . . 4) Bayangan diruang 3 maka lebih
a. 1 dan 3 besar dari jari-jari kelengkungan
b. 2 dan 4 * (benar)
c. 1 dan 2
d. 1,2, dan 3
e. 1, 3, dan 4
3.11.7 Disajikan 12. Benda yang dapat membiaskan cahaya adalah . . . Jawaban: A C1 Menyebut
Menyebutkan sebuah . kan
definisi pertanyaan. a. Air, kaca, dan berlian * Karena air, kaca, dan berlian
pembiasan Siswa dapat b. Air, cermin, dan lensa merupakan suatu benda yang dapat
cahaya menyebutkan c. Lensa, batu, dan berlian membias. Dikarenakan ketika kita
pembiasan d. Air, meja kayu, dan batu mengarahkan cahaya ke benda
cahaya pada e. Cermin, lensa, dan berlian tersebut, maka cahaya datang dari
kehidupan udara (medium kurang rapat) menuju
sehari-hari. air (medium lebih rapat) sehingga
pensil terlihat membelok mendekati
garis normal.
3.11.7 Disajikan 13. Perhatikan gambar berikut ini! Kunci Jawaban: E C1 Menyebut
peristiwa kan
210

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
Menyebutkan pembiasan Gambar berikut merupakan
definisi pensil pada pembiasan cahaya berdasarkan
pembiasan air. Peserta hukum pembiasan cahaya
cahaya didik dapat
menyebutkan
nama proses Proses optik apa yang terjadi pada gambar adalah. . .
peristiwa ..
optik. a. Dispersi
b. Polarisasi
c. Interferensi
d. Pemantulan cahaya
e. Pembiasan cahaya *
3.11.8 Disajikan 14. Jelaskan bila cahaya yang merambat dari kaca Kunci Jawaban: C C2 Menjelask
Menjelaskan pertanyaan masuk ke udara, maka akan mengalami . . . . an
pembiasan ketika cahaya a. Pemantulan cahaya, sesuai dengan Hukum Hukum pembiasan ke II (Hukum
cahaya yang masuk Snellius I sinar tidak pada bidang datar Snellius II) berbunyi: sinar yang
berdasarkan ke udara. b. Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum datang dari medium yang
hukum Peserta didik Snellius II, sinar mendekati garis normal kerapatannya rendah menuju
pembiasan dapat c. Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum medium yang kerapatannya tinggi
menjelaskan Snellius II sinar mengalami pembiasan menjauhi akan dibiaskan mendekati garis
proses garis normal * normal. Sebaliknya sinar yang
pembiasan d. Dispersi cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius datang dari medium yang
I sinar menjauhi garis normal kerapatannya lebih tinggi menuju
e. Polarisasi, sesuai dengan Hukum Snellius II medium yang kerapatannya lebih
sinar mendekati normal rendah akan dibiaskan menjauhi
garis normal. Kaca merupakan
211

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
medium yang kerapatannya tinggi
dan udara merupakan medium yang
kerapatannya rendah, maka cahaya
akan dibiaskan menjauhi garis
normal.

3.11.11 Disajikan 15. Gambar yang menunjukkan pembiasan cahaya Kunci Jawaban: D C2 Menunjuk
Menunjukkan pertanyaan. pada prisma adalah . . . . kan
pembiasan Peserta didik Proses pembiasan Cahaya pada
cahaya pada dapat Prisma
prisma menunjukkan Cahaya yang datang dari udara
pembiasan a. menuju bidang pembias 1 pada
pada prisma prisma cahaya dibiaskan mendekati
garis normal. Selanjutnya cahaya
b. akan sampai pada bidang pembias
kedua pada prisma maka cahaya
akan dibiaskan menjauhi garis
c. normal, sebelum pada akahirnya
cahaya keluar meninggalkan prisma.
Proses pembiasan cahaya pada
d. * prisma ditunjukkan oleh gambar

e.
212

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
3.11.12 Disajikan 16. Di bawah ini merupakan gambar pemanfaatan Kunci Jawaban: E C2 Mengklasi
Mengklasifik lima gambar lensa dalam kehidupan sehari-hari: fikasi
asi alat optik Pemanfaatan lensa cembung dalam
pembiasan dalam kehidupan sehari-hari yaitu kaca
cahaya pada kehidupan mata, lupa, dan mikroskop.
lensa sehari-hari.
Peserta didik
dapat
mengklasifik
asikan sifat Gambar yang benar mengenai pemanfaatan lensa
bayangan cembung adalah…..
pada lensa a. 1 dan 3
cembung. b. 2 dan 4
c. 1 dan 2
d. 1, 2, dan 3
e. 1, 3, dan 4*

3.11.12 Disajikan 17. Perhatikan gambar di bawah ini! Kunci Jawaban: D C3 Menghitu
Menganalisis sebuah ng
pembiasan gambar lensa Dik: f = 50 cm = 0,5 m
cahaya pada cembung. Dit: P ?
lensa Peserta didik Jawab:
dapat 1
P=f
menghitung 1
kekuatan = 0,5
= 2 dioptri
213

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
pada lensa Kekuatan lensa pada gambar berikut adalah . . . .
cembung a. 0,5 dioptri
b. 1,0 dioptri
c. 1,5 dioptri
d. 2,0 dioptri *
e. 2,5 dioptri

3.11.9 Disajikan 18. Perhatikan gambar berikut ini! Kunci Jawaban: B C3 Menghitu
Menghitung peristiwa ng
pembiasan melaser dari Dik: i = 30o
cahaya udara ke air 4
nair = 3
berdasarkan dengan sudut
nudara = 1
hukum datang
Dit: r ?
pembiasan tertentu.
Jawab:
Peserta didik
sin i . nudara = sin r . nair
dapat 4
menghitung sin 30 (1) = sin r 3
4 1 3
sudut bias Jika diketahui nair = , nudara = 1, maka besarnya sin r = 2 x 4
sinar 3
3
sudut bias sinar adalah . . . . r = arcsin 8
3 Sebagai pengecoh bila sudut
a. Arcsin 3
8 datangnya bernilai 600, sebagai
3 berikut:
b. Arcsin *
8 Dik: i = 60o
4 4
c. Arcsin nair = 3
6
nudara = 1
214

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
4 Dit: r ?
d. Arcsin 3
6 Jawab:
4 sin i . nudara = sin r . nair
e. Arcsin 4
3 sin 60 (1) = sin r 3
1 3
sin r = 2 √3 x 4
3
r = arcsin 8 √3

3.11.10 Disajikan 19. Perhatikan gambar di bawah ini! Kunci Jawaban: D C4 Menganal
Menganalisis sebuah sis
pembiasan gambar Pembentukkan bayangan yang
cahaya ketika siswa diterima mata adalah oleh sinar-sinar
berdasarkan mengamati yang datang dari koin dan jatuh
hukum sebuah koin dimata pengamat. Perjalanan sinar-
pembiasan berisi air. sinar tersebut ditunjukkan oleh
Peserta didik gambar di bawah ini
215

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
dapat Seorang siswa mengamati sebuah koin yang berada
menganalisis di dasar bejana berisi air. Jika posisi mata siswa yang
jarak yang diarahkan untuk mengamati koin tersebut persis
terbentuk diatasnya. Maka jarak dan sifat bayangan yang
pada benda diterima oleh mata siswa adalah . . . .
mengalami a. Lebih jauh dan sifat bayangan maya Dari sisi-sisi benda cukup diambil
pembiasan b. Lebih jauh, dan sifat bayangan nyata dua sinar datang kedua sinar datang
c. Sama persis dan sifat bayangan nyata tersebut pada bidang atas dibiaskan
d. Lebih dekat, dan sifat bayangan maya* menjauhi normal. Sedangkan kesan
e. Lebih dekat, dan sifat bayangan nyata mata mengamati benda berupa garis
lurus. Pembelokkan sinar oleh posisi
mata seperti itu tidak teramati dan
seaka-akan mata mengamati benda
asli. Jika diperpanjang ke belakang,
sinar-sinar bias akan berpotongan di
suatu titik. Di situlah tempat
bayangan, dan bayangan itulah yang
diterima mata menjadi lebih dekat
dari jarak sebenarnya.
Perhatikan bahwa bayangan yang
terbentuk adalah tempat perpotongan
perpanjangan sinar-sinar bias, jadi
benda yang teramati adalah bayangan
maya.
216

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
3.11.11 Disajikan 20. Perhatikan gambar di bawah ini ! Kunci Jawaban: D C4 Menganal
Menganalisis peristiwa sis
pembiasan pembiasan
cahaya pada monokromati
prisma s pada
prisma.
Peserta didik
dapat 1) Sudut pembias 
menganalisis  = 180o – (60o + 60o) = 60o (benar)
pembiasan
cahaya pada 2) Pada deviasi minimum berlaku i2
prisma Gambar di atas menunjukkan peristiwa pembiasan = r1. Maka,
cahaya monokromatis pada prisma. Berikut ini  = i2 + r1
adalah kemungkinan data yang diperoleh dari 60 = 2r1
percobaan tersebut, yaitu: r1 = 30
1) Sudut pembias prisma 60o sin 𝑖 sin 45𝑜
1
√2
2
2) Indeks bias bahan prisma = 2 n = sin 𝑟 = sin 30𝑜 = 1 = √2 (benar)
2
3) Deviasi minimum terjadi pada sudut 30o
4) Sudut kritis prisma terhadap udara 50o 3) Karena sudut datang i1 sama
Pernyataan yang benar mengenai pembiasan cahaya dengan sudut bias r2 maka terjadi
monokromatis pada prisma tersebut adalah . . . . deviasi minimum
a. 1 dan 3
 = 2i1 - 
b. 2 dan 4
= 2(45o) – 60o = 30o (benar)
c. 1 dan 2
d. 1, 2, dan 3 *
4) Sudut kritis (ik)
e. 1, 2, 3, dan 4
217

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
𝑛 1 1
Sin (ik) = 𝑛𝑘 = = 2 √2 = 45o
𝑝 √2
(salah)

3.11.12 Disajikan 21. Lensa plan konveks dengan jari-jari 20 cm dan Kunci Jawaban: A C4 Meganalis
Menganalisis sebuah kasus 3 is
indeks bias 2. Sebuah benda terletak di depan lensa
pembiasan pada lensa Dik: R = 20 cm
dan dibentuk bayangan nyata dengan perbesaran 2 3
cahaya pada cembung. i=2
kali, maka:
lensa Peserta didik
1) Letak benda 60 cm di depan lensa M = 2 kali
dapat
2) Jarak fokus lensa 60 cm 1) Bayangan nyata
menganalisis
3) Letak bayangan 120 cm di belakang lensa M = +2
jarak s′
4) Bayangan bersifat tegak = +2
bayangan, s
Pernyataan yang benar adalah . . . .
jarak benda, s′ = 2 s
a. 1 dan 3 * 1 1 1
dan sifat + =
b. 2 dan 4 s s′ f
bayangan 1 1 1
c. 1 dan 2 + =
lensa s 2s 40
d. 1, 2, dan 4 2 1 1
e. 1, 2, dan 3 + 2s = 40
2s
3 1
= 40
2s
2s = 120
s = 60 cm
benda terletak 60 cm di depan lensa
(benar)
1 n 1 1
2) = (n2 − 1) (R + )
f 1 1 R2
218

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
1 1,5 1 1
= ( 1 − 1) ( + )
f 20
1
= (1,5 – 1) (0 + 20)
1
= 0,5 x 20
f = 40 cm
(salah)
3) Bayangan terletak pada jarak
s = 2s = 2 x 60 = 120 cm di belakang
lensa (benar)
4) Bayangan terbalik karena benda
terletak di ruang kedua (antara f
dan 2f)
(salah)

3.11.13 Disajikan 22. Tempat jatuhnya bayangan pada mata, di . . . . Kunci Jawaban: A C1 Menginga
Mengenal sebuah a. Retina* t kembali
kembali pernyataan b. Kornea Pada permukaan belakang mata
bagian- beserta c. Saraf mata terdapat bagian yang disebut selaput
bagian alat alasannya. d. Lensa mata jala atau retina yang berfungsi
optik (mata, Peserta didik e. Cairan mata menangkap bayangan yang dibentuk
kamera, dan dapat oleh lensa mata.
lup) Mengingat
kembali alat
optik (mata).
219

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
3.11.13 Disajikan 23. Perhatikan gambar di bawah ini! Kunci Jawaban: C C1 Menunjuk
Mengenal gambar kan
kembali bagian mata. - Pupil merupakan bagian mata
bagian- Peserta didik yang terletak di tengah-tengah iris
bagian alat dapat - Lensa mata merupakan bahan
optik (mata, menunjukkan bening, berserat, kenyal, dan
kamera, dan bagian- berbentuk cembung. Berfungsi
lup) bagian mata untuk membiaskan cahaya
serta sehingga menghasilkan bayangan
fungsinya Bagian dari mata yang berfungsi membiaskan cahaya yang tajam dan jatuh di retina
ditunjukkan pada nomor . . . . - Iris merupakan lapisan tipis di
a. 1 depan lensa mata yang berfungsi
b. 2 untuk mengatur besar kecilnya
c. 3* celah pupil dan memberi warna
d. 4 - Retina merupakan layar tempat
e. 5 bayangan mata
- Sklera merupakan jaringan kuat,
dengan serat yang kuat, berwarna
putih buram (tidak tembus
cahaya). Berfungsi melindungi
mata
3.11.14 Disajikan 24. Gambar yang menunjukkan penglihatan orang Kunci Jawaban: C C2 Menggam
Membedakan pernyataan dalam keadaan normal adalah . . . . barkan
macam- dan Mata normal yang dimiliki seseorang
macam cacat alasannya dapat melihat titik dekat dengan
mata berupa tabel. jarak 25 cm, sedangkan jarak
220

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
Peserta didik Titik terjauhnya tak hingga, dan bayangan
Titik
dapat Dek Gambar terbalik
Jauh
menggambar at
kan 100 10
pembentukan a.
cm cm
bayangan
pada mata. 10
b. ~
cm
25
c. ~
cm*
25
d. ~
cm

50
e. ~
cm
3.11.14 Disajikan 25. Mata presbiopi memiliki ciri. . . Kunci Jawaban: D C1 Menyebut
Membedakan sebuah a. Tidak dapat melihat benda jauh kan
macam- pertanyaan. b. Tidak dapat melihat benda dekat Presbiopi disebabkan karena gaya
macam cacat Peserta didik c. Hanya dapat melihat benda dekat akomodasi lensa mata tidak bekerja
mata dapat d. Tidak dapat melihat benda jauh maupun dekat * dengan baik akibatnya tidak dapat
menyebutkan e. Tidak dapat melihat garis vertical dan garis memfokuskan cahaya ke titik kuning
ciri cacat horizontal secara bersamaan dengan tepat, sehingga mata tidak
mata. bisa melihat benda jauh maupun
dekat
221

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
3.11.15 Disajikan 26. Seorang anak penderita miopi memiliki titik jauh Kunci Jawaban: A C3 Menghitu
Menghitung kasus 50 cm, supaya dapat melihat dengan normal ng
kekuatan penderita harus menggunakan kacamata berkekuatan . . . . Dik: s’ = PR = -50 cm
lensa dan miopi. a. -2,0 dioptri * sn = 
perbesaran Peserta didik b. -1,0 dioptri Dit: P ?
pada alat-alat dapat c. 1,0 dioptri Jawab:
optik menghitung d. 2,0 dioptri 1 1 1
= s + s′
(kacamata, kekuatan e. 2,5 dioptri f
1 1
kamera, dan lensa pada = ~ + (− 50)
lup) kacamata. 1
= 0 + (− 50)
1
= (− 50)
= - 50 cm
100 100
P = f = − 50 = - 2 dioptri

3.11.15 Disajikan 27. Seorang penderita miopi mempunyai titik jauh 2 Kunci Jawaban: A C3 Menghitu
Menghitung sebuah kasus meter. Agar orang tersebut dapat melihat seperti ng
kekuatan penderita orang normal, maka kekuatan lensa kacamata yang Dik: s’ = -2 m
lensa dan miopi. diperlukan adalah . . . . s=
perbesaran Peserta didik a. -1/2 dioptri* Dit: P ?
pada alat-alat dapat b. -1 dioptri Jawab:
optik menghitung c. 1/2 dioptri 1 1 1
= s + s′
(kacamata, kekuatan d. 1 dioptri f
1 1
kamera, dan lensa e. 2 dioptri = ~ + (− 2)
lup) kacamata. 1
= 0 −2
222

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
=-2m
1 1
P = f = − 2 dioptri

3.11.15 Disajikan 28. Perhatikan gambar di bawah ini! Kunci Jawaban: A C3 Menghitu
Menghitung berupa ng
kekuatan gambar Dik: h’ = 75 mm = 0.075 m
lensa dan seorang h = 150 m
perbesaran fotografer Dit: h ?
pada alat-alat yang sedang Jawab:
optik melakukan h′
M= h
(kacamata, pemotretan. 0,075
kamera, dan Peserta didik M= = 5 x 10-4 x
150
lup) dapat
Seorang fotografer sedang melakukan pemotretan
menghitung
gedung dengan tinggi 150 m. Bayangan dari foto
perbesaran
sebuah gedung yang tercetak pada film memiliki
pada kamera
tinggi 75 mm. Jika jarak antara pemotret dengan
gedung 100 m, maka perbesaran kamera tersebut
adalah . . . .
a. 5,0 x 10-4 kali *
b. 10 x 10-4 kali
c. 15 x 10-4 kali
d. 20 x 10-3 kali
e. 25 x 10-3 kali
223

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
3.11.14 Disajikan 29. Seorang mengamati benda kecil dengan kaca Kunci Jawaban: D C2 Membeda
Membedakan sebuah pembesar (lup). Agar mata seorang pengamat kan
macam- pernyataan tidak cepat lelah ketika menggunakan lup, maka: Menggunakan lup dengan mata yang
macam cacat dan 1. Mata tidak berakomodasi tidak berakomodasi maka lup harus
mata alasannya. 2. Mata berakomodasi membentuk bayangan tak berhingga,
Peserta didik 3. Benda yang dilihat harus terletak antara titik sehingga benda harus diletakkan
mampu fokus dan titik pusat sumbu lensa tepat pada titik fokus lup. Dengan
membedakan 4. Benda yang dilihat harus diletakkan tepat begitu mata tidak akan cepat lelah.
sifat pada titik fokus lup
akomodasi Penyataan yang benar adalah…..
lup pada a. 1 dan 2
mata b. 3 dan 4
c. 1 dan 3
d. 1 dan 4*
e. 1 , 2, dan 3

3.11.16 Disajikan 30. Seseorang yang sudah tua biasanya memakai Kunci Jawaban: B C4 Menganal
Menganalisis sebuah kasus kacamata +3 untuk membaca dengan jarak dari mata Dik: x = 100 cm sis
kekuatan seorang ke bahan bacaan sejauh 25 cm. Pada suatu hari sn = 25 cm
lensa dan penderita karena terlupa tidak membawa kacamata, dia Kekuatan kacamata orang tua = +3
perbesaran hipermetropi. meminjam kacamata +2 dari temannya. Maka jarak D
pada alat Peserta didik dia dapat membaca bahan bacaannya adalah . . . . Dit: P untuk orang tua peminjam
optik dapat a. 15 cm kacamata ?
(kacamata, menganalisis b. 33 cm * Jawab:
kamera, dan kekuatan c. 40 cm 100
Jarak fokus f1 = P cm
lup) d. 50 cm
224

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
lensa pada e. 66 cm Secara umum jarak fokus lensa: f2 = f
xs
kacamata = x− sn
n
f1 = f2
x sn 100
= P
x− s
n
x (25) 100
= 3
x−25
3 (25x) = 100 (x-25)
75x = 100x – 2500
75x - 100x = 2500
x = 100
Ketika orang tua meminjam
kacamata temannya, dengan p = +2
dioptri dan x = 100 cm (tetap). Jarak
fokus kacamata teman:
100 100
f = P cm = 2 = 50 cm
100s
50 cm = 100− ns
n
50 (100-sn ) = 100sn
5000 - 50sn = 100sn
5000 = 150sn
5000
sn = 150 = 33,33 cm

3.11.16 Disajikan 31. Seorang siswa berpenglihatan normal (jarak baca Kunci Jawaban: B C4 Menganal
Menganalisis pernyataan minimumnya 25 cm) mengamati benda kecil melalui sis
kekuatan dan Dik: sn = s’= -PP = -25 cm
225

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
lensa dan alasannya. lup dengan berakomodasi maksimum. Jika benda itu s = 10 cm
perbesaran Peserta didik 10 cm di depan lup maka: Jawab:
pada alat dapat 2 1 1 1
1) Jarak fokus lensa di depan lup adalah 163 cm 1) f = s + s′
optik menganalisis 1 1 1
2) Kekuatan lensa lup adalah 8 dioptri = 10 + (− 25)
(kacamata, jarak fokus, f
3) Perbesaran bayangan yang terjadi 2,5 kali 1 5 2
kamera, dan kekuatan = 50 - 50
4) Perbesaran bayangan menjadi 2 kali f
lup) lensa dan 50 2
dibandingkan dengan pengamatan tanpa f= cm = 163 cm (benar)
perbesaran 3
akomodasi 100 100
bayangan 2) P = = = 6 dioptri (salah)
Pernyataan yang benar adalah . . . . f 50
pada lup. 3
a. 2 dan 4 sn 25
b. 1 dan 3 * 3) Mmax = +1= 50 + 1 = 2,5
f
3
c. 1 dan 4 dioptri (benar)
d. 1,2, dan 3 s 25
4) Mmin = fn = 50 = 1,5 dioptri
e. 1, 2, 3, dan 4 3
(salah)
3.11.18 Disajikan 32. Sifat bayangan yang dibentuk oleh teropong Kunci Jawaban: E C1 Menyebut
Menyebutkan pertanyaan. bintang adalah . . . . kan
sifat Peserta didik a. maya, tegak, dan diperkecil Pada teropong bintang membentuk
bayangan dapat b. nyata, tegak, dan diperbesar sifat bayangan nyata, terbalik, dan
pada alat menyebutkan c. maya, tegak, dan diperbesar diperbesar
optik sifat d. nyata, terbalik, dan diperkecil
(mikroskop bayangan e. nyata, terbalik, dan diperbesar *
dan teropong
teropong) bintang
226

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
3.11.17 Disajikan 33. Perhatikan gambar berikut ini! Kunci Jawaban: E C1 Menunjuk
Mengenal gambar kan
kembali sebuah Karena lensa objektif merupakan
bagian alat mikroskop bagian terdekat dari benda atau objek
optik yang yang akan diamati
(mikroskop, menunjukkan
dan suatu bagian
teropong) pada titik X.
dan Peserta didik
fungsinya. dapat
menunjukkan Sebutkan bagian apakah yang ditunjukan pada
bagian- gambar di atas . . . .
bagian dari a. Cermin
mikroskop b. Diafragma
c. Lensa okuler
d. Pemutar kasar
e. Lensa objektif *
3.11.17 Disajikan 34. Nani ingin membeli sebuah teropong yang Kunci Jawaban: B C1 Menyebut
Mengenal suatu kasus memiliki ciri khas terdapat cermin dalam kan
kembali yang ingin bagiannya, ketika sudah di toko penjual teropong Karena pada teropong pantul terdiri
bagian alat membeli menanyakan “jenis teropong bias apa yang ingin dari cermin dan lensa. Cermin
optik sebuah kamu beli?”, jawaban apa yang tepat untuk berfungsi untuk memantulan cahaya,
(mikroskop, teropong menjawab pertanyaan tersebut adalah . . . . sedangkan lensa berfungi untuk
dan dengan a. Teropong bumi membiaskan cahaya
teropong) kriteria b. Teropong pantul*
tertentu. c. Teropong prisma
227

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
dan Peserta didik d. Teropong bintang
fungsinya. dapat e. Teropong panggung
menyebutkan
macam-
macam
teropong
3.11.19 Disajikan 35. Perhatikan pernyataan berikut! Kunci Jawaban: C C2 Mengklasi
Menjelaskan pernyataan 1) Disusun dari dua buah lensa fikasi
bagian alat dan alasan. 2) Lensa yang dekat benda disebut lensa objektif - Disusun dari dua lensa cembung
optik Peserta didik dan lensa yang dekat mata disebut lensa - Lensa yang dekat dengan benda
(mikroskop, dapat okuler disebut lensa objektif dan yang
dan mengklasifik 3) Lensa objektif bersifat seperti lensa, dekat dengan mata disebut lensa
teropong) asi ciri-ciri sedangkan lensa okuler memiliki sifat seperti okuler
dan mikroskop lup - Lensa objektif bersifat seperti
fungsinya. 4) Kedua lensanya merupakan lensa cekung lensa biasa, lensa okuler bersifat
Dari pernyataan-pernyataan di atas, yang merupakan seperti lup
ciri-ciri mikroskop adalah . . . . - Kedua lensa mikroskop
a. 1 dan 2 merupakan lensa cembung
b. 1 dan 4
c. 1, 2, dan 3*
d. 1, 2, dan 4
e. 1, 3, dan 4
3.11.19 Disajikan 36. Perhatikan tabel perbedaan antara binokuler Kunci Jawaban: B C2 Membeda
Menjelaskan tabel dengan teropong bintang berikut ini! kan
bagian alat perbedaan 1. Binokuler memiliki sepasang
optik antara lensa cembung sedangkan
228

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
(mikroskop, binokuler No Binokuler Teropong bintang teropong bintang meliliki lensa
dan dengan 1 Memiliki Memiliki cekung (salah). Karena
teropong) teropong sepasang sepasang lensa binokuler dan teropong bintang
dan bintang. lensa cekung keduanya memiliki sepasang
fungsinya. Peserta didik cembung lensa cembung.
dapat 2 Memiliki Memiliki 2. Binokuler memiliki sepasang
membedakan sepasang sepasang lensa lensa cembung, dan
bagian- lensa cembung, dan menghasilkan bayangan tegak
bagian yang cembung, dan menghasilkan sedangkan teropong bintang
terdapat pada menghasilkan bayangan yang memiliki sepasang lensa
teropong. bayangan terbalik cembung, dan menghasilkan
tegak bayangan terbalik (salah).
3 Memiliki Memiliki Karena binokuler menggunakan
cermin untuk sepasang lensa dua prisma untuk membalikan
memantulkan cekung cahaya agar bayangan menjadi
cahaya tegak.
4 Memiliki Memiliki 3. Binokuler menggunakan cermin
sepasang sepasang lensa untuk memantulkan cahaya, dan
lensa cembung dan teropong bintang memiliki
cembung dan tidak sepasang lensa cekung (salah).
menyisipkan menyisipkan dua Karena binokuler dan teropong
dua prisma prisma siku-siku bintang keduanya memiliki
siku-siku sepasang lensa cembung.
5 Memiliki Memiliki lensa 4. Binokuler memiliki sepasang
sepasang cembung dan lensa cembung dan menyisipkan
lensa cekung dua prisma siku-siku, dan
229

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
dan menyisipkan dua teropong bintang memiliki
menyisipkan prisma siku-siku sepasang lensa cembung dan
dua prisma tidak menyisipkan dua prisma
siku-siku siku-siku (benar). Karena
Pernyataan yang paling tepat dari tabel perbedaan binokuler menggunakan dua
antara binokuler dengan teropong bintang pada prisma untuk membalikan
nomer. . . . cahaya agar bayangan menjadi
a. 1 saja tegak sedangkan teropong
b. 4 saja* bintang tidak memiliki dua
c. 1 dan 4 prisma siku-siku.
d. 1 dan 5 5. Binokuler memiliki sepasang
e. 2 dan 4 lensa cekung dan menyisipkan
dua prisma siku-siku, dan
teropong bintang memiliki
sepasang lensa cekung dan
menyisipkan dua prisma siku-
siku (salah). Karena binokuler
tidak memiliki sepasang lensa
cekung, dan teropong bintang
tidak memiliki dua prisma siku-
siku.
3.11.20 Disajikan 37. Sebuah teropong bumi digunakan untuk Kunci Jawaban: D C3 Menghitu
Menghitung sebuah mengamati benda pada jarak tak terhingga. Jika mata ng
panjang pada pertanyaan tak berakomodasi dengan jarak fokus lensa objektif, Dik: fob = 40 cm
alat optik tentang lensa pembalik, dan lensa okuler masing-masing fok = 5 cm
(mikroskop panjang fpb = 3 cm
230

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
dan teropong. 40cm, 3cm, dan 5cm maka panjang teropong adalah . Dit: d ?
teropong) Peserta didik ... Jawab:
dapat a. 5,0 cm d = fob + 4 fpb + fok
menghitung b. 32 cm = 40 + 4 (3) + 5
panjang c. 48 cm = 57 cm
teropong d. 57 cm*
e. 70 cm

3.11.21 Disajikan 38. Sebuah mikroskop digunakan untuk keadaan Kunci Jawaban: C C3 Menghitu
Menghitung sebuah mata tak berakomodasi. Jarak fokus lensa objektif ng
perbesaran pertanyaan adalah 2 cm sedangkan jarak fokus lensa okuler Dik: fob = 2 cm
pada alat tentang adalah 9 cm. jika jarak lensa objektif dan okuler fok = 9 cm
optik perbesaran adalah 27 cm, maka perbesaran totalnya adalah . . . . Dit: M ?
(mikroskop, total pada a. 17 kali Jawab:
dan mikroskop. b. 18 kali d = s’ob + fok
teropong). Peserta didik c. 19 kali* 27 = s’ob + 9
dapat d. 20 kali s’ob = 18 cm
menghitung e. 21 kali 1 1 1
= s + s′
f
ob ob ob
perbesaran 1 1 1
total pada = s + 18
2
mikroskop 1 1 1
- =s
2 18
sob = 2,67 cm

s′ PP
M = ( s ob ) (f )
ob ok
231

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
18 25
M = (2,67) ( 9 ) = 19 kali

3.11.22 Disajikan 39. Suatu preparat berada pada jarak 2 cm di bawah Kunci Jawaban: A C4 Menganali
Menganalisis pernyataan objektif mikroskop yang jarak titik apinya 1,8 cm sis
perbesaran dan alasan sedang jarak titik api okulernya 6 cm. seseorang Dik: fob = 1,8 cm
pada alat-alat tentang dengan titik dekat 30 cm melihat bayangan itu dan fok = 6 cm
optik perbesaran, berakomodasi maksimum maka pernyataan dibawah sob = 2 cm
(mikroskop, jarak ini yang benar: sn = 30 cm
dan bayangan, 1) Lensa okuler adalah lensa cembung yang Jawab:
teropong). jarak antara dekat dengan mata 1) Lensa okuler adalah lensa
lensa objektif 2) Bayangan yang dibentuk lensa objektif berada cembung yang dekat dengan mata
dan okuler 8 cm di depan okuler (benar)
pada 3) Perbesarannya 63 kali
mikroskop. 4) Jarak antara objektif dan okuler sejauh 24 cm 2) Dik: s’ok = -sn = -30 cm
Peserta didik Pernyataan yang tepat adalah . . . . (berakomodasi maksimum)
dapat a. 1 dan 3* 1 1 1
= s + s′
f
ok ok ok
menganalisis b. 2 dan 4 1 1 1
perbesaran, c. 1, 2, dan 3 = - 30
6 s ok
jarak d. 1, 3, dan 4 1 1 1
+ 30 = s
bayangan, e. 1, 2, dan 4 6 ok
jarak antara sok = 5 cm (salah)
lensa objektif 3)
1 1 1
dan okuler + =
s
ob s′ f ob ob
pada 1 1 1
mikroskop + 2 = 1,8
sob
232

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
s’ob = 18 cm
𝑠′ 𝑠
M = 𝑠 𝑜𝑏 (𝑓 𝑛 + 1)
𝑜𝑏 𝑜𝑘
18 30
= ( 5 + 1) = 63 kali (benar)
2

4) d = s’ob + sok
= 18 + 5
= 23 cm (salah)
3.11.22 Disajikan 40. Perhatikan tabel ciri-ciri teropong dan harganya ! Kunci Jawaban: D C4 Menganali
Menganalisis tabel ciri-ciri sis
perbesaran teropong dan No Ciri-ciri teropong Harga 1. M 
f ob 100
  10 x , memiliki
f ok 10
pada alat-alat harganya. 1 Jarak titik fokus Rp.
optik Peserta didik objektif 100 cm dan 50.000,- harga yang relatif murah, dan
(mikroskop, dapat jarak fokus okuler terlalu panjang untuk digunakan
dan menganalisis 10 cm 2. M  f ob  80  40 x , memiliki harga
f ok 2
teropong). perbesaran 2 Jarak titik fokus Rp. yang relatif murah, dan terlalu
pada objektif 80 cm dan 48.000,- panjang untuk digunakan
teropong jarak fokus okuler 2 3. M  f ob  70  35x , memiliki harga
cm f ok 2
3 Jarak titik fokus Rp.60.000,- yang relatif mahal, akan tetapi
objektif 70 cm dan terlalu panjang untuk digunakan
jarak fokus okuler 2 4. M  f ob  45  450 x , memiliki harga
cm f ok 0,1

4 Jarak titik fokus Rp.55.000,- yang relatif murah, akan tetapi


objektif 45 cm dan nyaman untuk digunakan
233

Indikator Indikator Ranah Indikator


Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban Komentar
Pembelajaran Soal kognitif Kognitif
jarak fokus okuler 1 5. M 
f ob

50
 250 x , memiliki harga
f ok 0,2
mm
yang mahal, dan nyaman untuk
5 Jarak titik fokus Rp.70.000,- digunakan
objektif 50 cm dan
jarak fokus okuler 2
mm

Seorang teman memiliki uang sebesar Rp.75.000,-


ingin membeli sebuah teropong bintang yang
memiliki perbesaran tinggi, nyaman, dan murah.
Anda merekomendasikan teropong pada nomer. . . .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4*
e. 5
234

Lampiran B 3 Analisis Validasi Materi

Nomor Validator
Ai Nurlaela, M.Si. Taufiq Alfarizi, M.Pfis Rata-rata
Soal CVR
A B C D A B C D
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 0 0 0 1 1 1 1 0,25
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 0 1 1 1 1 1 1 1 0,75
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 0 1 0 0 1 1 1 1 0,25
16 0 1 0 1 1 1 1 1 0
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1
235

21 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 0 0 1 1 1 1 1 1 0,25
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah CVR 36,5
CVI 0,91
Sangat
Kategori
sesuai
236
237
238

Lampiran B 4 Analisis Validasi Konstruk


Nomor Validator
Rata-rata
Najiullah, M.Pd. Diah Mulhayatiah, M.Pd.
Soal CVR
A B C D E F G H I A B C D E F G H I
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0,89
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0,89
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0,78
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0,89
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0,78
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,89
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0,78
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0,78
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0,78
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
239

25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0,89
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0,89
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0,89
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
Jumlah CVR 36,5
CVI 0,91
Sangat
Kategori
sesuai
240
241
242
243
244

Lampiran B 5 Analisis Validasi Bahasa


Validator
Nomor Soal Rata-rata
Najiullah, M.Pd Nani Kartini, S.Pd
CVR
A B C D A B C D
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1
245

21 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 1 1 1 1 0 0 1 1 0,5
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 1 1 1 1 0 0 1 1 0,5
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1
33 1 1 1 1 0 0 1 1 0,5
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah CVR 38,5
CVI 0,96
Sangat
Kategori
sesuai
246
247
248

Lampiran B 6 Validitas Instrumen Tes


249

Lampiran B 7 Reliabilitas Instrumen Tes


250

Lampiran B 8 Daya Pembeda Instrumen Tes


251

Lampiran B 9 Tingkat Kesukaran Instrumen Tes


252

Lampiran B 10 Lembar Soal

Mata Pelajaran : FISIKA Alokasi waktu : 120 menit


Kelas : XI / 2 (Genap) Hari/Tgl. : Jum’at, 2
Februari 2017
PETUNJUK UMUM
1. Periksalah naskah soal yang anda terima meliputi:
a. Kelengkapan jumlah halaman beserta urutannya.
b. Kelengkapan nomor soal beserta urutannya.
2. Laporkan kepada pengawas apabila terdapat lembar soal, nomor soal yang tidak
lengkap atau tidak urut.
3. Naskah terdiri dari 40 butir soal yang masing-masing dengan 5 (lima) pilihan
jawaban.
4. Gunakan pensil 2B untuk mengisi Lembar Jawab Tes
5. Berikan tanda silang pada huruf A, B, C, D, atau E di kolom jawaban yang
tersedia dengan baik dan benar!
6. Dilarang menggunakan kalkulator, HP, tabel matematika atau alat bantu hitung
lainnya.
7. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada pengawas ruang.
8. Soal tidak boleh dicoret dan dibawa pulang.

1. Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar yang menunjukkan hukum pemantulan cahaya adalah . . . .


a. 3
b. 1, dan 2
c. 1, dan 4
d. 1, 3, dan 4
e. 1, 2, dan 4

2. Perhatikan gambar berikut ini!


253

Proses yang terjadi pada gambar adalah . . . .


a. Dispersi
b. Polarisasi
c. Interferensi
d. Pembiasan cahaya
e. Pemantulan cahaya

3. Pengemudi mobil harus lebih berhati-hati di malam hari saat jalanan masih
basah dibandingkan dengan jalan kering. Alasannya adalah . . . .
a. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga
berkelakuan sebagai permukaan halus dan memantulkan cahaya lampu
mobil secara teratur, cahaya ini tidak menyilaukan pengemudi
b. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga
berkelakuan sebagai permukaan halus dan memantulkan cahaya lampu
mobil secara teratur, cahaya ini menyilaukan pengemudi
c. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga
berkelakuan sebagai permukaan kasar dan memantulkan cahaya lampu
mobil secara teratur, cahaya ini menyilaukan pengemudi
d. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga
berkelakuan sebagai permukaan kasar dan menyerap cahaya lampu mobil
secara teratur, cahaya ini menyilaukan pengemudi
e. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga
berkelakuan sebagai permukaan halus dan menyerap cahaya lampu mobil
secara baur, cahaya ini menyilaukan pengemudi

4. Perhatikan gambar berikut ini!

Gambar berikut ini menunjukkan bayangan dari sebuah jam di depan sebuah
cermin datar. Jam sebenarnya menunjukkan angka . . . .
a. 09: 00
b. 11: 45
c. 12: 15
d. 14: 30
e. 21: 30

5. Pemantulan baur adalah . . . .


a. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai permukaan kasar dipantulkan
ke segala arah dan tidak teratur
b. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai permukaan halus dipantulkan
ke segala arah dan tidak teratur
254

c. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai permukaan halus dipantulkan


sebagai berkas-berkas sinar sejajar juga
d. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai permukaan kasar dipantulkan
sebagai berkas-berkas sinar sejajar juga
e. Medium lebih rapat ke medium kurang rapat dengan sudut datang yang
lebih besar dan sudut batasnya maka sinar itu tidak akan dibiaskan
melainkan dipantulkan

6. Dua buah cermin datar ditempatkan sedemikian rupa sehingga satu dengan
yang lainnya membentuk sudut 60o, sebuah benda berada diantara kedua
cermin. Jumlah bayangan yang terbentuk oleh kedua cermin adalah . . . .
a. 4 buah
b. 5 buah
c. 6 buah
d. 7 buah
e. 8 buah

7. Sebuah benda terletak 15 cm di depan cermin cekung. Bayangan terbentuk di


depan cermin pada jarak 60 cm. Panjang jari-jari kelengkungan cermin
tersebut adalah . . . .
a. 2,0 cm
b. 6,0 cm
c. 12 cm
d. 18 cm
e. 24 cm

8. Sebuah cermin cembung memiliki jarak fokus 8 cm. Jika jarak bayangan ke
cermin 6 cm, maka jarak benda ke cermin adalah . . . .
a. -24 cm
b. -12 cm
c. 8,0 cm
d. 12 cm
e. 24 cm

9. Perhatikan ilustrasi gambar Obama yang sedang bercermin !

Jika cermin tersebut pecah menjadi 5 bagian kemudian disusun kembali


menjadi cermin datar. Jumlah bayangan yang akan dihasilkan cermin yang
baru adalah . . . .
255

a. 1 buah
b. 2 buah
c. 0 atau tidak terbentuk bayangan sama sekali
d. 5 buah, dengan kondisi bayangan yang terpisah-pisah
e. 5 buah karena bergantung pada jumlah pecahan kaca nya

10. Benda berada 7,5 cm di depan cermin cekung yang jari-jarinya 30 cm.
Pernyataan berikut yang benar adalah:
1) Letak bayangan 15 cm di belakang cermin
2) Bayangan diperbesar 3 kali dari benda semula
3) Bayangan bersifat maya
4) Bayangan bersifat terbalik
Pernyataan yang benar adalah . . . .
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 1, 2, dan 3
d. 1, 3, dan 4
e. 1, 2, dan 4

11. Sebuah lilin digeser mendekati suatu cermin sehingga bayangan dapat
ditangkap layar, seperti pada gambar, maka:

(1) Cermin tersebut adalah cermin cembung


(2) Jarak benda ke cermin lebih kecil dari jari-jari kelengkungan cermin
(3) Jarak fokus cermin negatif
(4) Jarak bayangan lebih besar dari jari-jari kelengkungan cermin
Pernyataan yang benar adalah . . . .
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 1 dan 2
d. 1, 2, dan 3
e. 1, 3, dan 4

12. Benda yang dapat membiaskan cahaya adalah . . . .


a. Air, kaca, dan berlian
b. Air, cermin, dan lensa
c. Lensa, batu, dan berlian
d. Air, meja kayu, dan batu
e. Cermin, lensa, dan berlian

13. Perhatikan gambar berikut ini!


256

Proses optik apa yang terjadi pada gambar adalah . . . .


a. Dispersi
b. Polarisasi
c. Interferensi
d. Pemantulan cahaya
e. Pembiasan cahaya

14. Cahaya yang merambat dari kaca masuk ke udara, maka akan mengalami
peristiwa . . . .
a. Pemantulan cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius I sinar tidak pada
bidang datar
b. Pembiasan cahaya sesuai dengan Hukum Snellius II, sinar mendekati
garis normal
c. Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius II sinar menjauhi garis
normal
d. Dispersi cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius I sinar menjauhi garis
normal
e. Polarisasi, sesuai dengan Hukum Snellius II sinar mendekati normal

15. Gambar yang menunjukkan pembiasan cahaya pada prisma adalah . . . .

a.

b.

c.

d.

e.
257

16. Di bawah ini merupakan gambar pemanfaatan lensa dalam kehidupan sehari-
hari:

Gambar yang benar mengenai pemanfaatan lensa cembung adalah . . . .


a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 1 dan 2
d. 1, 2, dan 3
e. 1, 3, dan 4

17. Perhatikan gambar di bawah ini!

Kekuatan lensa pada gambar berikut adalah . . . .


a. 0,5 dioptri
b. 1,0 dioptri
c. 1,5 dioptri
d. 2,0 dioptri
e. 2,5 dioptri
258

18. Perhatikan gambar berikut ini!

Jika diketahui nair = 4/3, nudara = 1, maka besarnya sudut bias sinar adalah . . . .
3
3
a. Arcsin 8
3
b. Arcsin 8
4
c. Arcsin 6
4
3
d. Arcsin 6
4
e. Arcsin 3

19. Perhatikan gambar di bawah ini!

Seorang siswa mengamati sebuah koin yang berada di dasar bejana berisi air.
Jika posisi mata siswa yang diarahkan untuk mengamati koin tersebut persis
di atasnya. Maka jarak dan sifat bayangan yang diterima oleh mata siswa
adalah . . . .
a. Lebih jauh dan sifat bayangan maya
b. Lebih jauh, dan sifat bayangan nyata
c. Sama persis dan sifat bayangan nyata
d. Lebih dekat, dan sifat bayangan maya
e. Lebih dekat, dan sifat bayangan nyata
259

20. Perhatikan gambar di bawah ini !

Gambar di atas menunjukkan peristiwa pembiasan cahaya monokromatis


pada prisma. Berikut ini adalah kemungkinan data yang diperoleh dari
percobaan tersebut, yaitu:
1) Sudut pembias prisma 60o
2) Indeks bias bahan prisma = 2
3) Deviasi minimum terjadi pada sudut 30o
4) Sudut kritis prisma terhadap udara 50o
Pernyataan yang benar mengenai pembiasan cahaya monokromatis pada
prisma tersebut adalah . . . .
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 1 dan 2
d. 1, 2, dan 3
e. 1, 2, 3, dan 4
3
21. Sebuah lensa plan konveks dengan jari-jari 20 cm dan indeks bias 2. Sebuah
benda terletak di depan lensa dan dibentuk bayangan nyata dengan perbesaran
2 kali, maka:
1) Letak benda 60 cm di depan lensa
2) Jarak fokus lensa 60 cm
3) Letak bayangan 120 cm di belakang lensa
4) Bayangan bersifat tegak
Pernyataan yang benar adalah . . . .
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 1 dan 2
d. 1, 2, dan 4
e. 1, 2, dan 3

22. Tempat jatuhnya bayangan pada mata, di . . . .


260

a. Retina
b. Kornea
c. Saraf mata
d. Lensa mata
e. Cairan mata

23. Perhatikan gambar di bawah ini!

Bagian dari mata yang berfungsi membiaskan cahaya ditunjukkan pada


nomor . . . .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

24. Gambar yang menunjukkan penglihatan orang dalam keadaan normal adalah .
...

Titik Jauh Titik Dekat Gambar

a. 100 cm 10 cm

b. ~ 10 cm

c. ~ 25 cm
261

Titik Jauh Titik Dekat Gambar

d. ~ 25 cm

e. ~ 50 cm

25. Mata presbiopi memiliki ciri. . .


a. Tidak dapat melihat benda jauh
b. Tidak dapat melihat benda dekat
c. Hanya dapat melihat benda dekat
d. Tidak dapat melihat benda jauh maupun dekat
e. Tidak dapat melihat garis vertical dan garis horizontal secara bersamaan

26. Seorang anak penderita miopi memiliki titik jauh 50 cm, supaya dapat
melihat dengan normal harus menggunakan kacamata berkekuatan . . . .
a. -2,0 dioptri
b. -1,0 dioptri
c. 1,0 dioptri
d. 2,0 dioptri
e. 2,5 dioptri

27. Seorang penderita miopi mempunyai titik jauh 2 meter. Agar orang tersebut
dapat melihat seperti orang normal, maka kekuatan lensa kacamata yang
diperlukan adalah . . . .
a. -1/2 dioptri
b. -1 dioptri
c. 1/2 dioptri
d. 1 dioptri
e. 2 dioptri

28. Perhatikan gambar di bawah ini!


262

Seorang fotografer sedang melakukan pemotretan gedung dengan tinggi 150


m. Bayangan dari foto sebuah gedung yang tercetak pada film memiliki tinggi
75 mm. Jika jarak antara pemotret dengan gedung 100 m, maka perbesaran
kamera tersebut adalah . . . .
a. 5,0 x 10-4 kali
b. 10 x 10-4 kali
c. 15 x 10-4 kali
d. 20 x 10-3 kali
e. 25 x 10-3 kali

29. Seorang mengamati benda kecil dengan kaca pembesar (lup). Agar mata
seorang pengamat tidak cepat lelah ketika menggunakan lup, maka:
1. Mata tidak ber akomodasi
2. Mata ber akomodasi
3. Benda yang dilihat harus terletak antara titik focus dan titik pusat sumbu
lensa
4. Benda yang dilihat harus diletakkan tepat pada titik fokus lup
Penyataan yang benar adalah . . . .
a. 1, dan 2
b. 3, dan 4
c. 1, dan 3
d. 1, dan 4
e. 1 , 2, dan 3

30. Seseorang yang sudah tua biasanya memakai kacamata +3 untuk membaca
dengan jarak dari mata ke bahan bacaan sejauh 25 cm. Pada suatu hari karena
terlupa tidak membawa kacamata, dia meminjam kacamata +2 dari temannya.
Pada hal ini maka jarak dia dapat membaca bahan bacaannya adalah . . . .
a. 15 cm
b. 33 cm
c. 40 cm
d. 50 cm
e. 66 cm

31. Seorang siswa berpenglihatan normal (jarak baca minimumnya 25 cm)


mengamati benda kecil melalui lup dengan berakomodasi maksimum. Jika
benda itu 10 cm di depan lup maka:
2
1) Jarak fokus lensa di depan lup adalah 163 cm
2) Kekuatan lensa lup adalah 8 dioptri
3) Perbesaran bayangan yang terjadi 2,5 kali
4) Perbesaran bayangan menjadi 2 kali dibandingkan dengan pengamatan
tanpa akomodasi
Pernyataan yang benar adalah . . . .
a. 2 dan 4
263

b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 1, 2, dan 3
e. 1, 2, 3, dan 4

32. Sifat bayangan yang dibentuk oleh teropong bintang adalah . . . .


a. maya, tegak, dan diperkecil
b. nyata, tegak, dan diperbesar
c. maya, tegak, dan diperbesar
d. nyata, terbalik, dan diperkecil
e. nyata, terbalik, dan diperbesar

33. Perhatikan gambar berikut ini!

Sebutkan bagian apakah yang ditunjukkan pada gambar di atas . . . .


a. Cermin
b. Diafragma
c. Lensa okuler
d. Pemutar kasar
e. Lensa objektif

34. Nani ingin membeli sebuah teropong yang memiliki ciri khas terdapat cermin
dalam bagiannya, ketika sudah di toko penjual teropong menanyakan “jenis
teropong bias apa yang ingin kamu beli?”, jawaban apa yang tepat untuk
menjawab pertanyaan tersebut adalah . . . .
a. Teropong bumi
b. Teropong pantul
c. Teropong prisma
d. Teropong bintang
e. Teropong panggung
35. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Disusun dari dua buah lensa
2) Lensa yang dekat benda disebut lensa objektif dan lensa yang dekat mata
disebut lensa okuler
3) Lensa objektif bersifat seperti lensa, sedangkan lensa okuler memiliki
sifat seperti lup
4) Kedua lensanya merupakan lensa cekung
264

Dari pernyataan-pernyataan di atas, yang merupakan ciri-ciri mikroskop


adalah . . . .
a. 1 dan 2
b. 1 dan 4
c. 1, 2, dan 3
d. 1, 2, dan 4
e. 1, 3, dan 4

36. Perhatikan tabel perbedaan antara binokuler dengan teropong bintang berikut
ini!
No Binokuler Teropong bintang
1 Memiliki sepasang lensa cembung Memiliki sepasang lensa cekung
2 Memiliki sepasang lensa cembung, Memiliki sepasang lensa cembung, dan
dan menghasilkan bayangan tegak menghasilkan bayangan yang terbalik
3 Memiliki cermin untuk Memiliki sepasang lensa cekung
memantulkan cahaya
4 Memiliki sepasang lensa cembung Memiliki sepasang lensa cembung dan
dan menyisipkan dua prisma siku- tidak menyisipkan dua prisma siku-siku
siku
5 Memiliki sepasang lensa cekung Memiliki lensa cembung dan
dan menyisipkan dua prisma siku- menyisipkan dua prisma siku-siku
siku
Pernyataan yang paling tepat dari tabel perbedaan antara binokuler dengan
teropong bintang pada nomor. . . .
a. 1 saja
b. 4 saja
c. 1 dan 4
d. 1 dan 5
e. 2 dan 4

37. Sebuah teropong bumi digunakan untuk mengamati benda pada jarak tak
terhingga. Jika mata tak berakomodasi dengan jarak fokus lensa objektif,
lensa pembalik, dan lensa okuler masing-masing 40cm, 3cm, dan 5cm maka
panjang teropong adalah . . . .
a. 5,0 cm
b. 32 cm
c. 48 cm
d. 57 cm
e. 70 cm
265

38. Sebuah mikroskop digunakan untuk keadaan mata tak berakomodasi. Jarak
fokus lensa objektif adalah 2 cm sedangkan jarak fokus lensa okuler adalah 9
cm. jika jarak lensa objektif dan okuler adalah 27 cm, maka perbesaran
totalnya adalah . . . .
a. 17 kali
b. 18 kali
c. 19 kali
d. 20 kali
e. 21 kali

39. Suatu preparat berada pada jarak 2 cm di bawah objektif mikroskop yang
jarak titik apinya 1,8 cm sedang jarak titik api okulernya 6 cm. seseorang
dengan titik dekat 30 cm melihat bayangan itu dan berakomodasi maksimum
maka pernyataan dibawah ini yang benar:
1) Lensa okuler adalah lensa cembung yang dekat dengan mata
2) Bayangan yang dibentuk lensa objektif berada 8 cm di depan okuler
3) Perbesarannya 63 kali
4) Jarak antara objektif dan okuler sejauh 24 cm
Pernyataan yang tepat adalah . . . .
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 1, 2, dan 3
d. 1, 3, dan 4
e. 1, 2, dan 4

40. Perhatikan tabel ciri-ciri teropong dan harganya !


No Ciri-ciri teropong Harga
1 Jarak titik fokus objektif 100 cm dan jarak fokus okuler 10 cm Rp. 50.000,-
2 Jarak titik fokus objektif 80 cm dan jarak fokus okuler 2 cm Rp. 48.000,-
3 Jarak titik fokus objektif 70 cm dan jarak fokus okuler 2 cm Rp.60.000,-
4 Jarak titik fokus objektif 45 cm dan jarak fokus okuler 1 mm Rp.55.000,-
5 Jarak titik fokus objektif 50 cm dan jarak fokus okuler 2 mm Rp.70.000,-
Seorang teman memiliki uang sebesar Rp.75.000, - ingin membeli sebuah
teropong bintang yang memiliki perbesaran tinggi, nyaman, dan murah.
Anda merekomendasikan teropong pada nomor. . . .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
266

Lampiran B 11 Kisi-kisi Nontes


Kisi-Kisi Instrumen Nontes

Nomor pertanyaan Jumlah


No Kondisi Indikator Positif Negatif soal
Penggunaan 1
aplikasi latihan
alat optik
Perhatian
1 berbantuan
(Attention)
android dalam
belajar secara
mandiri 2
Penggunaan 2
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android dalam
peningkatan hasil
belajar
Penggunaan 3
aplikasi latihan
alat optik
Relevansi berbantuan
2
(Relevance) android terhadap
hasil belajar dalam
ranah kognitif
mengamati (C1)
Penggunaan 4
aplikasi latihan
alat optik 4
berbantuan
android terhadap
hasil belajar dalam
ranah kognitif
memahami (C2)
Penggunaan 5
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android terhadap
hasil belajar dalam
267

Nomor pertanyaan Jumlah


No Kondisi Indikator Positif Negatif soal
ranah kognitif
menerapkan (C3)
Penggunaan 6
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android terhadap
hasil belajar dalam
ranah kognitif
menganalisis (C4)
Dampak latihan 7
soal dalam
Percaya diri
3 aplikasi latihan
(Confidence)
alat optik pada
siswa 2
Penyajian aplikasi 8
latihan alat optik
dalam
mengerjakan soal
Penyajian audio 9
Kepuasan
4 dalam aplikasi
(Satisfaction)
latihan alat optik
Aplikasi latihan 10 2
alat optik dapat
digunakan dengan
mudah
268

Lampiran B 12 Instrumen Nontes


269

Lampiran B 13 Uji Validasi Nontes


270

Lampiran B 14 Uji Validasi Media


271
272
273
274
275
276
277
278
279

\
280

Lampiran C (Analisis Hasil Penelitian)


Lampiran C 1 Hasil PreTest
Siswa Pretest Eksperimen PretestKontrol
1 7 7
2 7 7
3 8 7
4 8 8
5 8 8
6 8 8
7 8 9
8 9 9
9 9 9
10 9 9
11 9 10
12 9 10
13 10 10
14 10 10
15 10 10
16 10 10
17 11 10
18 11 10
19 12 10
20 12 10
21 12 11
22 12 11
23 12 11
24 12 11
25 12 11
26 13 12
27 13 12
28 13 12
29 14 12
30 14 12
31 14 13
32 14 13
33 14 14
34 15 14
35 16 15
36 18 15
Jumlah 403 340
Rata-rata 10,56 11,19
SD 2,69 2,11
281

Descriptives
Std.
KELAS Statistic Error
PRETEST Kelas Eksperimen Mean 11,19 ,449
95% Confidence Interval for Lower Bound 10,28
Mean Upper Bound 12,11
5% Trimmed Mean 11,10
Median 11,50
Modus 12
Variance 7,247
Std. Deviation 2,692
Minimum 7
Maximum 18
Range 11
Interquartile Range 4
Skewness ,376 ,393
Kurtosis -,371 ,768
Kelas Kontrol Mean 10,56 ,353
95% Confidence Interval for Lower Bound 9,84
Mean Upper Bound 11,27
5% Trimmed Mean 10,51
Median 10,00
Modus 10
Variance 4,483
Std. Deviation 2,117
Minimum 7
Maximum 15
Range 8
Interquartile Range 3
Skewness ,320 ,393
Kurtosis -,259 ,768
282

Lampiran C 2 Hasil PostTest


Siswa Pretest Eksperimen PretestKontrol
1 19 22
2 22 22
3 22 22
4 23 22
5 24 22
6 24 22
7 25 22
8 25 22
9 26 22
10 27 22
11 27 23
12 27 23
13 27 24
14 27 24
15 28 24
16 28 24
17 28 25
18 28 25
19 28 25
20 29 26
21 29 26
22 29 26
23 29 26
24 29 26
25 30 26
26 30 27
27 30 28
28 30 28
29 31 28
30 31 28
31 31 28
32 32 28
33 33 28
34 33 29
35 34 29
36 34 29
Jumlah 1009 903
Rata-rata 28,03 25,08
SD 3,48 2,52
283

Descriptives

Std.
KELAS Statistic Error

POSTTEST Kelas Eksperimen Mean 28,03 ,579

95% Confidence Interval for Lower Bound 26,85


Mean Upper Bound 29,20

5% Trimmed Mean 28,12

Median 28,00

Modus 27,00

Variance 12,085

Std. Deviation 3,476

Minimum 19

Maximum 34

Range 15

Interquartile Range 4

Skewness -,470 ,393

Kurtosis ,198 ,768

Kelas Kontrol Mean 25,08 ,420

95% Confidence Interval for Lower Bound 24,23


Mean Upper Bound 25,94

5% Trimmed Mean 25,04

Median 25,00

Modus 22,00

Variance 6,364

Std. Deviation 2,523

Minimum 22

Maximum 29

Range 7

Interquartile Range 6

Skewness ,093 ,393

Kurtosis -1,452 ,768


284

Lampiran C 3 Analisis Kemampuan Kognitif


Perhitungan Data PreTest Kemampuan Kognitif
Kelas Eksperimen
INDIKATOR KEMAMPUAN KOGNITIF
Mengingat (C1) Memahami(C2) Menghitung(C3) Menganalisis(C4)
Nomor
1 2 12 13 22 23 25 32 33 34 3 4 5 14 15 16 24 29 35 36 6 7 8 17 18 26 27 28 37 38 9 10 11 19 20 21 30 31 39 40
A E B B A B E E A A B A E C D E D B D D A A C C D A A A D B B E E B C B D C A D
1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
8 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
9 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
11 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0
13 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
14 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
17 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0
18 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
19 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
20 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
22 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0
23 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
24 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
27 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0
28 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
29 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
31 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
33 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0
34 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
35 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
Jumlah 30 26 34 25 29 21 8 1 10 1 16 30 6 3 6 12 6 7 3 9 12 0 19 10 3 5 1 2 3 4 9 10 0 12 1 0 9 2 2 7
Rata-rata 0,8 0,7 0,9 0,7 0,8 0,6 0,2 0 0,3 0 0,4 0,8 0,2 0,1 0,2 0,3 0,2 0,2 0,1 0,3 0,3 0 0,5 0,3 0,1 0,1 0 0,1 0,1 0,1 0,3 0,3 0 0,3 0 0 0,3 0,1 0,1 0,2
Presentase 83% 72% 94% 69% 81% 58% 22% 3% 28% 3% 44% 83% 17% 8% 17% 33% 17% 19% 8% 25% 33% 0% 53% 28% 8% 14% 3% 6% 8% 11% 25% 28% 0% 33% 3% 0% 25% 6% 6% 19%
Presentase per Indikator 51% 27% 16% 14%
285

Perhitungan Data PreTest Kemampuan Kognitif


Kelas Kontrol
INDIKATOR KEMAMPUAN KOGNITIF
Mengingat (C1) Memahami(C2) Menghitung(C3) Menganalisis(C4)
Nomor
1 2 12 13 22 23 25 32 33 34 3 4 5 14 15 16 24 29 35 36 6 7 8 17 18 26 27 28 37 38 9 10 11 19 20 21 30 31 39 40
A E B B A B E E A A B A E C D E D B D D A A C C D A A A D B B E E B C B D C A D
1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
6 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0
7 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
8 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
9 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
10 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
11 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
12 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
13 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
14 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
15 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1
16 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
17 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
19 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
20 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0
21 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
22 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
23 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
24 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
25 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
26 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
27 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
28 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
29 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
30 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
31 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
32 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
33 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
34 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
35 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
36 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0
Jumlah 14 29 14 21 21 15 1 12 7 18 22 27 8 10 17 11 7 11 3 13 2 2 6 0 4 6 6 0 4 5 9 10 15 2 11 2 1 6 1 5
Rata-rata 0,4 0,8 0,4 0,6 0,6 0,4 0 0,3 0,2 0,5 0,6 0,8 0,2 0,3 0,5 0,3 0,2 0,3 0,1 0,4 0,1 0,1 0,2 0 0,1 0,2 0,2 0 0,1 0,1 0,3 0,3 0,4 0,1 0,3 0,1 0 0,2 0 0,1
Presentase 39% 81% 39% 58% 58% 42% 3% 33% 19% 50% 61% 75% 22% 28% 47% 31% 19% 31% 8% 36% 6% 6% 17% 0% 11% 17% 17% 0% 11% 14% 25% 28% 42% 6% 31% 6% 3% 17% 3% 14%
Presentase per Indikator 42% 36% 10% 17%
286

Perhitungan Data PostTest Kemampuan Kognitif


Kelas Eksperimen
INDIKATOR KEMAMPUAN KOGNITIF
Mengingat (C1) Memahami(C2) Menghitung(C3) Menganalisis(C4)
Nomor
1 2 12 13 22 23 25 32 33 34 3 4 5 14 15 16 24 29 35 36 6 7 8 17 18 26 27 28 37 38 9 10 11 19 20 21 30 31 39 40
A E B B A B E E A A B A E C D E D B D D A A C C D A A A D B B E E B C B D C A D
1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
2 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
3 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0
4 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1
7 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
10 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
14 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
15 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
17 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1
18 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
19 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
20 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1
21 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1
24 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
25 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
26 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0
27 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
28 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0
30 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
31 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
36 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
Jumlah 33 32 32 36 34 23 25 31 14 3 26 35 24 13 19 34 13 2 23 9 35 33 5 31 35 20 26 35 31 28 33 3 35 27 32 26 23 31 33 28
Rata-rata 0,9 0,9 0,9 1 0,9 0,6 0,7 0,9 0,4 0,1 0,7 1 0,7 0,4 0,5 0,9 0,4 0,1 0,6 0,3 1 0,9 0,1 0,9 1 0,6 0,7 1 0,9 0,8 0,9 0,1 1 0,8 0,9 0,7 0,6 0,9 0,9 0,8
Presentase 92% 89% 89% 100% 94% 64% 69% 86% 39% 8% 72% 97% 67% 36% 53% 94% 36% 6% 64% 25% 97% 92% 14% 86% 97% 56% 72% 97% 86% 78% 92% 8% 97% 75% 89% 72% 64% 86% 92% 78%
Presentase per Indikator 73% 55% 78% 75%
287

Perhitungan Data PostTest Kemampuan Kognitif


Kelas Kontrol
INDIKATOR KEMAMPUAN KOGNITIF
Mengingat (C1) Memahami(C2) Menghitung(C3) Menganalisis(C4)
Nomor
1 2 12 13 22 23 25 32 33 34 3 4 5 14 15 16 24 29 35 36 6 7 8 17 18 26 27 28 37 38 9 10 11 19 20 21 30 31 39 40
A E B B A B E E A A B A E C D E D B D D A A C C D A A A D B B E E B C B D C A D
1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0
2 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0
3 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
5 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
6 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
8 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
9 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
11 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
12 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
13 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0
14 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
15 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
16 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0
17 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
18 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0
19 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
21 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0
22 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0
23 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
24 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
25 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
26 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0
27 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1
28 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1
29 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
30 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
31 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
32 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
33 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
34 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
35 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0
36 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0
Jumlah 11 34 34 36 32 2 15 5 26 2 10 34 32 5 30 8 10 11 31 9 34 32 26 34 28 0 28 27 24 27 23 32 35 4 34 33 26 25 28 18
Rata-rata 0,3 0,9 0,9 1 0,9 0,1 0,4 0,1 0,7 0,1 0,3 0,9 0,9 0,1 0,8 0,2 0,3 0,3 0,9 0,3 0,9 0,9 0,7 0,9 0,8 0 0,8 0,8 0,7 0,8 0,6 0,9 1 0,1 0,9 0,9 0,7 0,7 0,8 0,5
Presentase 31% 94% 94% 100% 89% 6% 42% 14% 72% 6% 28% 94% 89% 14% 83% 22% 28% 31% 86% 25% 94% 89% 72% 94% 78% 0% 78% 75% 67% 75% 64% 89% 97% 11% 94% 92% 72% 69% 78% 50%
Presentase per Indikator 55% 50% 72% 72%
288

Lampiran C 4 Perhitungan N-Gain


N-gain Kelas Eksperimen

a) Mengingat(C1)
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
263 − 186
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
360 − 186
77
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
174
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,44
Kategori: Sedang

b) Memahami(C2)
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
198 − 98
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
360 − 98
100
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
262
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,38
Kategori: Sedang

c) Menerapkan(C3)
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
279 − 59
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
360 − 59
220
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
301
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,73
Kategori: Tinggi

d) Menganalisis(C4)
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
271 − 52
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
360 − 52
219
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
308
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,71
Kategori: Tinggi
289

N-gain Kelas Kontrol

a) Mengingat(C1)
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
197 − 152
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
360 − 152
45
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
208
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,22
Kategori: Rendah

b) Memahami(C2)
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
180 − 130
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
360 − 130
50
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
230
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,22
Kategori: Rendah

c) Menerapkan(C3)
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
260 − 35
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
360 − 35
225
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
325
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,69
Kategori: Sedang

d) Menganalisis(C4)
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
258 − 62
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
360 − 62
196
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
298
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,66
Kategori: Sedang
290

Lampiran C 5 Uji Normalitas


Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:
1. Perumusan hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
H0= sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2. Tingkat signifikan 𝜶 = 𝟓%
3. Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang
ditunjukan oleh significance pada output yang dihasilkan setelah pengelolaan
data.
4. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Jika 𝜶 = 𝟓% = 𝟎, 𝟎𝟓 < 𝒔𝒊𝒈, maka H0 diterima H1 ditolak.
Jika 𝜶 = 𝟓% = 𝟎, 𝟎𝟓 > 𝒔𝒊𝒈, maka H0 ditolak H1 diterima.
Tests of Normality
Kolmogorov-
KELAS Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PRETEST Kelas Eksperimen ,13 36 ,16 ,96 36 ,16
Kelas Kontrol ,16 36 ,02 ,96 36 ,15
POSTTEST Kelas Eksperimen ,13 36 ,10 ,97 36 ,44
Kelas Kontrol ,17 36 ,01 ,88 36 ,00
Lilliefors Significance Correction

Kesimpulan:
Pretest Kelas Eksperimen 𝛼 = 5% = 0,05 < 𝑠𝑖𝑔. = 0,16, maka H0 diterima H1
ditolak, sehingga sampel berdistribusi normal.
Pretest Kelas Kontrol 𝛼 = 5% = 0,05 < 𝑠𝑖𝑔. = 0,15, maka H0 diterima H1
ditolak, sehingga sampel berdistribusi normal.
Posttest Kelas Eksperimen 𝛼 = 5% = 0,05 < 𝑠𝑖𝑔. = 0,44, maka H0 diterima H1
ditolak, sehingga sampel berdistribusi normal.
Posttest Kelas Kontrol 𝛼 = 5% = 0,05 < 𝑠𝑖𝑔. = 0,00, maka H0 diterima H1
ditolak, sehingga sampel berdistribusi tidak normal.
Lampiran C 6 Uji Homogenitas
Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:
291

1) Tetapkan terlebih dahulu hipotesis statistiknya, seperti halnya pada perhitungan


secara manual yaitu:
H0 = varian nilai kemampuan kognitif kedua kelompok sama atau homogen.
H1 = varian nilai kemampuan kognitif kedua kelompok berbeda atau tidak
homogen.
2) Tingkat signifikan 𝜶 = 𝟓%
3) Untuk memutuskan hipoesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang
ditunjukan oleh significance pada output yang dihasilkan setelah pengelolaan
data, nilai ini dalam karya ilmiah biasa disimbolkan dengan “p”.
4) Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Jika signifikansi (𝒑) ≤ (𝜶 = 𝟎, 𝟎𝟓) maka H0 ditolak, yaitu varian kedua
kelompok berbeda atau tidak homogen.
Jika signifikansi (𝑝) ≥ (𝛼 = 0,05) maka H0 diterima, yaitu varian kedua
kelompok sama atau homogen

Test of Homogeneity of Variance


Levene Statistic df1 df2 Sig.
PRETEST Based on Mean 3,30 1 70 ,07
Based on Median 3,45 1 70 ,068
Based on Median and with
3,45 1 70,00 ,068
adjusted df
Based on trimmed mean 3,33 1 70 ,072
POSTTEST Based on Mean 1,11 1 70 ,29
Based on Median 1,12 1 70 ,29
Based on Median and with
1,12 1 53,62 ,29
adjusted df
Based on trimmed mean 1,15 1 70 ,29

Kesimpulan:
Pretest, hasil tersebut menunjukan bahwa, 𝑠𝑖𝑔. = 0,07 > 𝛼 = 5% = 0,05, maka
H0 diterima H1 ditolak, sehingga kedua kelas dinyatakan homogen.
Posttest, hasil tersebut menunjukan bahwa, 𝑠𝑖𝑔. = 0,29 > 𝛼 = 5% = 0,05, maka
H0 diterima H1 ditolak, sehingga kedua kelas dinyatakan homogen.
292

Lampiran C 7 Uji Hipotesis


Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:
1. Perumusan hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
H0 = Rata-rata kemapuan kognitif siswa pada kelompok eksperimen lebih
kecil sama dengan rata-rata kemampuan kognitif siswa pada kelompok
kontrol.
H1 = Rata-rata kemampuan kognitif siswa pada kelompok eksperimen lebih
tinggi dari rata-rata kemampuan kognitif siswa pada kelompok kontrol.
2. Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang
ditunjukan oleh Sig. (2-tailed) pada output yang dihasilkan setelah pengolahan
data, nilai ini dalam karya ilmiah biasa disimbolkan dengan “p”.
3. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Jika signifikansi (p) ≤ (𝛼 = 0,05) maka H0 ditolak H1 diterima.
Jika signifikansi (p) ≥ (𝛼 = 0,05) maka H0 diterima H1 ditolak.
Ranks
KELAS N Mean Rank Sum of Ranks
PRETEST Kelas Eksperimen 36 38,72 1394,00
Kelas Kontrol 36 34,28 1234,00
Total 72
POSTTEST Kelas Eksperimen 36 45,88 1651,50
Kelas Kontrol 36 27,13 976,50
Total 72

Test Statisticsa

PRETEST POSTTEST

Mann-Whitney U 568,000 310,500

Wilcoxon W 1234,000 976,500

Z -,909 -3,826

Asymp. Sig. (2-tailed) ,363 ,000

Kesimpulan:
293

Pretest, hasil tersebut menunjukan bahwa, 𝑠𝑖𝑔. = 0,363 > 𝛼 = 5% = 0,05, maka
hipotesis ditolak.
Posttest, hasil tersebut menunjukan bahwa, 𝑠𝑖𝑔. = 0,000 ≤ 𝛼 = 5% = 0,05, maka
hipotesis diterima.
294

Lampiran C 8 Analisis Data Respon Siswa


Jenis
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
kelamin
1 L 4 2 5 4 4 5 3 4 5 5
2 L 4 4 5 4 3 4 5 3 3 5
3 L 4 2 3 4 4 4 3 3 3 3
4 L 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4
5 P 4 4 4 3 3 5 3 5 3 4
6 P 4 4 5 3 4 3 5 4 5 5
7 L 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
8 L 3 4 4 4 2 5 3 4 5 5
9 L 4 5 4 5 4 5 4 3 3 4
10 L 4 4 5 5 4 5 5 3 4 5
11 L 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4
12 L 4 4 4 4 3 3 4 3 4 5
13 L 5 3 3 2 2 3 5 5 2 5
14 L 5 3 4 4 3 5 5 5 4 5
15 L 4 5 2 2 4 1 4 3 4 4
16 L 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4
17 L 5 1 4 4 4 2 4 4 4 5
18 L 3 4 4 4 4 2 4 4 3 5
19 L 4 5 4 4 5 4 4 3 4 5
20 L 5 4 5 4 3 4 4 3 4 5
21 L 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4
22 L 3 4 5 2 3 4 2 4 2 5
23 L 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4
24 L 4 5 4 3 4 4 3 3 4 5
25 L 3 4 3 3 4 5 5 4 5 5
26 L 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4
27 L 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4
28 L 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5
29 L 5 4 4 3 3 4 4 3 4 5
30 L 5 1 5 3 4 5 5 4 4 4
31 L 4 4 5 3 3 3 3 4 5 5
32 L 4 4 5 4 4 4 3 4 5 5
33 L 4 4 4 3 4 3 4 3 4 5
34 L 4 4 4 3 3 4 3 5 3 4
35 L 4 4 4 3 3 4 5 5 5 5
36 L 4 3 4 4 4 4 5 4 3 5
Jumlah 142 134 147 125 126 136 140 135 137 165
79 74 82 69 70 76 78 75 76 92
Persentase % % % % % % % % % %
Rata-rata 77%
295

Lampiran D Tampilan Aplikasi Latihan Alat Optik


296

Lampiran E (Surat-surat Penelitian)


Lampiran E 1 Surat Permohonan Izin Penelitian
297

Lampiran E 2 Surat Keterangan Penelitian


298

Lampiran E 3 Lembar Uji Refrensi


299
300
301
302
303
304

Lampiran E 4 Biodata Penulis


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DENNY RISMANTO. Anak tunggal pasangan Triyono dan


Sariyem. Lahir di Jakarta pada tanggal 06 Juli 1995 dan bertempat
tinggall di Jalan Kemiri IX No.79 RT 04/04 Kel. Pondok Cabe
Udik, Kec. Pamulang. Kota Tangerang Selatan.

Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulis diantaranya


SD Negeri 1 Cikuya lulus pada 2006, SMP Negeri 3 Pamulang lulus pada 2009,
SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan lulus pada 2012. Penulis tercatat sebagai
mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Fisika melalui jalur ujian
mandiri.

Anda mungkin juga menyukai