Anda di halaman 1dari 108

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS APLIKASI

ARTICULATE STORYLINE PADA MATERI FLORA DAN FAUNA


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA/MA

HASIL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Seminar Hasil Pada
Jurusan/Program Studi Pendidikan Geografi

OLEH:
ABDUL MA’RAF
A1P1 17 O31

JURUSAN/PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Hasil Penelitian

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS APLIKASI


ARTICULATE STORYLINE PADA MATERI FLORA DAN FAUNA UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA/MA

Oleh:
ABDUL MA’RAF
A1P117031

Telah disetujui untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo.

Kendari, 3 Oktober 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hj. Sitti Kasmiati, M.Si La Ode Nursalam, S.Pd., M.Pd


NIP. 19641128 199203 2 001 NIP. 19770821 200312 1 001

Diketahui oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

Dr. La Ode Amaluddin, S.Pd., M.Pd.


NIP. 19750310 200112 1 002
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillahi rabbil ‘alamin atas karunia Allah SWT, atas Rahmat dan

Karunia-Nya sehingga penulisan hasil dengan berjudul “Pengembangan Media

Pembelajaran Berbasis Aplikasi Articulate Storyline Pada Materi Flora dan

Fauna Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMA/MA”, sehingga hasil

penelitian ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada

junjungan kita Rasullullah Muhammad SAW yang telah membawa Islam sebagai

rahmatan lil ‘alamin.

Pada kesempatan ini penulis, menyampaikan penghargaan dan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. La Ode Amaluddin, S.Pd., M.Pd dan La Ode

Nursalam, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing atas segala waktu dan tenaganya

untuk memberikan bimbingan, arahan dan masukan. Terimakasih kepada tim penguji

yang telah memberikan saran dan masukan konstruktif demi kesempurnaan hasil

penelitian ini.

Selama mengikuti proses perkuliahan hingga penyelesaian studi, banyak

pihak turut memberikan sumbangsih, cinta, doa, dukungan dan semangat. Untuk itu

dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih

yang setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zamrun F., S.Si., M.Si., M.Sc. selaku Rektor

Universitas Halu Oleo.

2. Dr. La Ode Amaluddin, S.Pd., M.Pd selaku Koordinator Program Studi

Pendidikan Geografi Universitas Halu Oleo.

iii
3. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu

pengetahuan kepada penulis selama mengenyam pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Geografi Universitas Halu Oleo.

4. Seluruh staf administrasi di lingkungan Universitas Halu Oleo atas segala bentuk

bantuan yang diberikan kepada penulis.

5. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2017 Program Studi Pendidikan Geografi

Universitas Halu Oleo, khususnya Ainul Rafq, dan Egawati serta teman-teman

lain yang senantiasa memberikan dukungan yang membangun. Semoga amal

baik akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.

6. Keluarga besar penulis khususnya yang selalu mendoakan dan mendukung

penulis untuk menyelesaikan hasil penelitian ini.

Sembah sujud dan ucapan terima kasih dari lubuk hati yang paling

dalam, saya sampaikan khusus kepada kedua orang tua saya, serta saudara-

saudaraku atas segala pengertian dan doa restu, sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi ini. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya,

atas segala bantuan yang diberikan sehingga penyusunan hasil penelitian ini

dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kata

sempurna, olehnya itu kritik dan saran demi perbaikan hasil penelitian ini sangat

dibutuhkan. Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat

bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan serta dapat menambah khasanah

keilmuan. Amin.

iv
Kendari, September 2022

Penulis

ABDUL MA’RAF

v
ABSTRAK

ABDUL MA’RAF (2022) Salah satu masalah yang sering muncul dalam proses
pembelajaran geografi di kelas adalah kurang tersedianya bahan ajar yang memadai
sehingga berdampak pada sulitnya peserta didik menguasai konsep-konsep
geografi yang bersifat abstrak dan imajinatif. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui:1.) kelayakan media berbasis aplikasi articulate storyline pada
flora dan fauna di dunia di kelas XI SMA/MA yang telah dikembangkan 2.) persepsi
peserta didik terhadap media berbasis aplikasi articulate storyline pada materi flora
dan fauna di kelas XI SMA/MA yang telah dikembangkan.
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan
dengan merujuk pada model ADDIE (Analyze, Design, Development,
Implementation, Evaluation. Data yang dikumpulkan berupa data validitas media dan
respon pengguna.
Validitas diukur menggunakan uji ahli tiga orang validator yang menilai dari
aspek konstruk dan aspek isi.data yang dikumpulkan kemudian dikonversi kedalam
skala likert. respon pengguna diperoleh dari 20 siswa kelas XI. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa 1.) media berbasis aplikasi articulate storyline layak digunakan
dari uji validitas tiga orang validator dari aspek dan isi diperoleh rata-rata nilai 0,80
berkategori “valid” 2.) Persepsi peserta didik terhadap media berbasis aplikasi
articulate storyline ini berkategori “sangat baik” dengan rata-rata nilai sebesar
85,0%. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa penelitian menghasilkan
media yang valid dan praktis.

Kata Kunci: Pengembangan media; articulate storyline; Sma 6 Kendari;

vi
ABSTRACT

Abdul Ma' raf (2022) Wrong one problem which often appear in process learning
geography in class is not enough availability ingredient teach adequate so that
impact on the difficulty participant educate dominate concepts geography
which character abstract and imaginative . By because that study this aim for
knowing :1 .) appropriateness media based application articulate storyline on
flora and fauna in the world in class XI SMA/MA who has developed 2.) perception
participant educate to media based application articulate storyline on flora and
fauna material in class XI SMA/MA has developed .
Type study this use method study and development with refer on
ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation. Data that
collected in the form of data validity media and response user .
Validity be measured use test expert three the validator person evaluate
from aspect construct and aspect content.data which collected then converted
into the scale likert.response user obtained from 20 student class X I . Results
study this showing that 1.) media based application articulate storyline worthy
used from test validity three validator person from aspect and contents
obtained average score 0.80 categorized "valid" 2.) Perception participant educate
to media based application articulate storyline this categorized " very good ”
with average score as big as 85 ,0 %. Based on results the concluded that study
produce valid media and practical .

keywords : Development media; articulate storyline; Sma 6 Kendari;

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR................................................................................................ iii
ABSTRAK................................................................................................................... vi
ABSTRACT................................................................................................................ vii
HALAMAN DAFTAR ISI......................................................................................... viii
HALAMAN DAFTAR TABEL................................................................................. x
HALAMAN DAFTAR GAMBAR........................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................... 1

A. Latar Belakang..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................ 6

C. Tujuan Peelitian................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian............................................................................... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 9

A. Landasan Teori.................................................................................... 9

1. Media Pembelajaran...................................................................... 9

2. Desain Media Pembelajaran Articulate Storyline.......................... 15

3. Analisis Kebutuhan Pengembangan Media di Sekolah................. 18

4. Aplikasi Articulate Storyline......................................................... 20

5. Kelebihan dan Kekurangan Aplikasi Articulate Storyline............. 22

6. Materi Flora Dan Fauna................................................................. 23

viii
B. Penelitian Terdahulu............................................................................ 28

C. Kerangka Pikir Penelitian.................................................................... 30

BAB III. METODE PENELITIAN........................................................................ 32

A. Jenis Penelitian....................................................................................

B. Lokasi Penelitian.................................................................................

C. Desain Penelitian.................................................................................

D. Instrumen Penelitian............................................................................

E. Teknik Analisis Data...........................................................................

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................

A. Gambaran Umum Penelitian.................................................................

B. Karakteristik Responden.......................................................................

C. Hasil Dan Pembahasan Penelitian.........................................................

BAB V. PENUTUP................................................................................................ 72

A. Kesimpulan........................................................................................... 72

B. Saran..................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 73

LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Validasi dan Kepraktisan Produk38

Tabel 3.2 Kriteria N-Gain (Normalized Gain40

Tabel 4.1 Rekapitulasi Data SMA N 6 Kendari42


Tabel 4.2. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin42
Tabel 4.3. Responden Berdasarkan Umur43
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Pekerjaan44
Tabel 4.5. Nama Validator50
Tabel 4.6. Hasil Analisis Validasi Komponen Media Pada Aspek Menetapkan.51

Tabel 4.7 Hasil Analisis Validasi Komponen Media Pada Aspek Design52

Tabel 4.8. Hasil Analisis Validasi Komponen Media Pada Aspek54


Pengembangan
Tabel 4.9 Kelayakan Media Pada Media Pembelajaran Articulate Storyline55
Tabel 4.10. Rekapitulasi Validasi Pada Komponen Media55
Tabel 4.11. Rekapitulasi Validasi Pada Komponen Materi56
Tabel 4.12. Hasil Analisis Validasi Komponen Materi Pada Aspek Soal58
Tabel 4.13. Hasil Analisis Validasi Komponen Materi Pada Aspek Bahasa59
Tabel 4.14. Rekapitulasi Validasi Pada Komponen Media61
Tabel 4.15. Rekapitulasi Validasi Pada Komponen Materi61
Tabel 4.16. Hasil Analisis Validasi Komponen Materi Pada Aspek Soal62
Tabel 4.17. Hasil Analisis Validasi Komponen Materi Pada Aspek Bahasa63
Tabel 4.18. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Tabel 4.19 hasil belajar Materi Flora dan Fauna media pembelajaran articulate
storyline

x
xi
xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan ialah suatu proses pengembangan kemampuan individu

dan kelompok melalui proses pembelajaran di ranah formal maupun

nonformal dalam rangka meningkatkan kompetensi mengenai isi dan hakikat

ilmu pengetahuan itu sendiri, pendidikan menurut Driyarkara ialah suatu

upaya dalam memanusiakan manusia muda yaitu pengangkatan manusia

muda ke taraf insani. Hal tersebut juga telah dirumuskan dalam pendidikan

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu proses pengubahan sikap dan

tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Langkah pendidikan dalam meningkatkan taraf pembelajaran yang

kondusif, interaktif, dan berlandaskan kompetensi, tentunya tidak telepaskan

oleh para pemikir pendidikan dalam usaha untuk meningkatkan mutu dan

kualitas kurikulum sehingga pendidikan bisa dijalankan dengan baik.Dalam

hal ini kurikulum menjadi penyangga utama dalam proses belajar mengajar.

Kurikulum 2013 (K13) diterapkan dalam pendidikan nasional pada tahun

2013, yang sekaligus sebagai pengganti kurikulum sebelumnya yakni

kurikulum 2006. Di Sman 6 Kendari sendiri telah memberlakukan

kurikuklum 2013 dalam proses pembelajaranya dan dalam penerapanya ada

beberapa perubahan diantaranya perubahan dari segi materi, proses

pembelajaran, kompetensi lulusan, serta metode penilaian.

1
2

Secara umum Geografi adalah salah satu mata pelajaran yang

mempelajari tentang lokasi serta persamaan, dan perbedaan keruangan atas

fenomena fisik dan manusia diatas permukaan bumi.Selain fenomena fisik

bumi geografi juga mempelajari corak kehidupan masyarakat dan budayanya

dalam hal ini kajianya mengarah pada salah satu ilmu geografi yang mengkaji

mengenai antroposfer. Pada dasarnya ilmu geografi adalah ilmu pengetahuan

yang membahas, serta menjelaskan karakteristik bumi, serta menganalisa

gejala-gejala alam dan penduduknya (Bintarto, 1977).

Pengaruh perubahan kurikulum disekolah mendorong sekolah untuk

dapat menerapkan proses pembelajaran yang sesuai dengan konsep

kurikulum itu sendiri. Geografi sebagai salah satu bidang mata pelajaran

yang diajarkan di SMA dalam hal ini berkonsentrasi pada bidang

IPS,diajarkan dengan memberikan ilustrasi dan persoalan yang lebih

konkret untuk menunjang hal ini proses pembelajaranya memerlukan media

berupa peta, grafik, gambar, angka statistik visualisasi gambar, dan animasi.

Implementasi dari hal ini diharapkan dapat mendorong minat dan motivasi

belajar siswa di SMAN 6 Kendari.

Pada pembelajaran Geografi pendidik berperan sebagai fasilitator dan

mediator dalam proses pembelajaran. Pembelajaran geografi memiliki konsep

yang melibatkan beberapa bidang ilmu untuk memberikan pemahaman yang

lebih bagi peserta didik. Pembelajaran Geografi terkait dengan beberapa tema

yang berhubungan dengan aktifitas yang dilakukan siswa dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam pembahasannya, Geografi ditinjau dari beberapa bidang


3

studi yang saling berkesinambungan satu sama lain. Tema Geografi dalam

pembelajaranya terbagi lagi atas beberapa materi. Satu pembelajaran terdiri

dari beberapa materi yang akan dilaksanakan dalam satu proses pembelajaran.

Pembelajaran geografi difasilitasi dengan adanya buku guru dan buku siswa

yang memberikan kemudahan bagi guru ataupun siswa dalam melaksanakan

kegiatan dalam proses pembelajaran di kelas.

Dalam memberikan pembelajaran guru ditantang agar menuntun dan

mendorong murid agar dapat memahami tentang apa saja materi yang

dibawakan, untuk itu murid perlu diajak untuk dapat mengidentifikasi

masalah, mengajukan pertanyaan/hipotesis, bila perlu melakukan observasi

dengan eksperimen laboratorium. Peserta didik dapat mengakses lingkungan

dunia nyata sebagai sumber belajar dengan cara mengobservasi, lalu

dilanjutkan dengan menginterpretasikanya pada peta grafik, animasi, maupun

foto.

Sampai saat ini, di SMAN 6 Kendari keberadaan guru masih menjadi

peran utama dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai sumber interaksi dalam

hal ini untuk siswa bertanya, padahal ada begitu banyak media sumber ilmu

yang dapat digunakan untuk proses belajar mandiri seperti media buku,

komputer, smartphone dan media lainya., lalu mampu mencari fakta-fakta

pembelajaran secara mandiri. Terlepas dari semua itu guru juga diwajibkan

agar dapat menuntun siswa sehingga mampu mengoprasikan media digital

dengan benar sehingga ilmu yang di dapatkan benar-benar paten dan tidak

bernilai negatif apalagi diketahui bahwa di era modern ini banyak konten-
4

konten yang benilai negatif.

Dalam masa pandemi ini guru tidaklah dipahami sebagai satu-satunya

sumber belajar, tetapi dengan posisinya sebagai peran penggiat harus mampu

merencana dan mencipta sumber-sumber belajar lainnya sehingga tercipta

lingkungan belajar yang kondusif. Sumber belajar selain guru inilah yang

disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan/atau

diciptakan secara terencana oleh para guru atau pendidik, biasanya

dikenal sebagai media pembelajaran.

Guru dalam mengajar tidak selalu memakai media pembelajaran dan

siswa lebih tertarik apabila adanya media pembelajaran yang menggunakan

teks, video, animasi dan gambar. Dan guru mata pelajaran Geografi

berpendapat bahwa banyaknya materi yang bersifat hafalan membuat siswa

merasa mudah jenuh sehingga berdampak pada motivasi belajar siswa, siswa

lebih menyukai pembelajaran yang proses penyampaian materi tidak hanya

dengan ceramah tetapi dapat membantu siswa agar lebih memahami materi

Geografi melalui media pembelajaran yang tidak membuat bosan.

Penggunaan media pembelajaran interaktif tidak bisa dipungkiri lagi

telah menjadi suatu hal yang penting dalam proses pembelajaran.

Seperti yang diungkapkan Maharani (2015:32) dalam Indonesian Journal of

Curriculum and Educational Technology Studies bahwa pelaksanaan

kegiatan pendidikan dan pengajaran makin menuntut lahirnya media-media

pembelajaran yang bervariasi. Karena memang proses belajar merupakan

proses internal dalam diri manusia maka guru bukanlah merupakan satu-
5

satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari sumber

belajar yang disebut orang. Disinilah media pembelajaran menjadi penting.

Media pembelajaran dapat dipahamai sebagai segala sesuatu yang

dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari sumer secara terencana,

sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya

dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Dengan demikian

pembelajaran dengan media dapat diartikan sebagai usaha untuk

mempermudah guru dalam proses penyampain informasi yang sebelumnya

telah disusun secara sistematis sesuai kebutuhan siswa Rayanda Ashar

(2012:8).

Dengan menggunakan multimedia interaktif berbasis articulate

storyline, khususnya mata pelajaran Geografi akan lebih interaktif dan

menarik perhatian siswa, kualitas belajar siswa akan meningkat, dan jumlah

waktu mengajar dapat dikurangi. Multimedia interaktif berbasis articulate

storyline dapat menjadi pembangkit motivasi siswa dan rangsangan terhadap

kegiatan belajar siswa jika penggunanya direncanakan pemanfaatannya

secara tepat. Selain sebagai penunjang proses belajar mengajar dan sebagai

pembangkit motivasi siswa, multimedia interaktif berbasis articulate

storyline juga dapat bermanfaat sebagai media untuk menambah dan

memperluas pengetahuan di dalam kelas yang memberi informasi akurat dan

terbaru, sehingga dapat membantu siswa untuk bersikap, berpikir, dan

berkembang lebih lanjut serta memberi motivasi yang tinggi

Dari penjelasan diatas, maka diperlukan adanya pengembangan media


6

pembelajaran interaktif mengunakan Articulate Storyline pada mata pelajaran

geografi. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan minat siswa

pada mata pelajaran Geografi. Apalagi, Unit sekolah di SMAN 6 Kendari

didukung oleh fasilitas belajar mengajar yang cukup menunjang pengadaan

media pembelajaran seperti halnya Articulate storyline.

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian pengembangan dengan judul:

“Pengembangan media pembelajaran berbasis aplikasi articulate

storyline pada materi Flora dan Fauna untuk untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa di SMA/MA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kelayakan media pembelajaran dengan articulate storyline

dalam orientasinya pada materi flora dan fauan?

2. Bagaimanakah respon siswa dan guru di SMAN 6 Kendari terhadap media

pembelajaran berbasis aplikasi articulate storyline pada materi flora dan

fauna?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan motivasi belajar siswa pada materi

Flora dan Fauna?


7

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka maka penelitian

bertujuan:

1. Untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran dengan articulate

storyline dalam orientasinya pada materi flora dan fauna.

2. Untuk mengetahui persepsi siswa SMAN 6 Kendari terhadap media

pembelajaran berbasis aplikasi articulate storyline pada materi flora dan

fauna

3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan motivasi belajar siswa pada

materi Flora dan Fauna.

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini, diharapkan agar dapat memberi manfaat

terhadap beberapa pihak yang dapat dijadikan sebagai acuan. Adapun

manfaat yang akan diperoleh terbagi menjadi dua,yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan bisa memberikan

manfaat berupa informasi mengenai cara dan prosedur pengembangan media

pembelajaran yang tentunya berorientasi pada aplikasi Articulate Storyline,

lalu selanjutnya bisa di ajukankan sebagai dasar acuan pembuatan media bagi

pihak-pihak yang membutuhkan.

2. Manfaat Praktis
8

a. Bagi sekolah, memberikan referensi bagi sekolah mengenai keuntungan

dan pentingnya pengadaan media pembelajaran demi mendukung

proses belajar mengajar yang lebih baik.

b. Bagi guru, dapat mendukung dan memudahkan guru dalam membuat

dan mengoprasikan media pembelajaran sehingga proses pembelajaran

nantinya dapat lebih optimal.

c. Bagi siswa, dapat mendorong memotivasi siswa dalam proses

pembelajaran, dan sekaligus memudahkan siswa dalam menanggapi

materi ajar yang dibawakan, karena pada dasarnya siswa akan mudah

memahami jika disediakan media dengan visualisasi gambar maupun

video.

d. Bagi peneliti, memberikan informasi mengenai prosedur dan

sistematika kerja dari model pengembagan media pembelajaran

interaktif dengan aplikasi articulate storyline.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Media Pembelajaran

1) Hakikat Media Pembelajaran

a. Pengertian media pembelajaran

Media pembelajaran merupakan alat-alat grafis, geografis,

fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan

menyusun kembali informasi visual atau verbal Gerlach dan Ely

(1971).

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat

merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan H. Malik (1994).

Mediapembelajaran ialah salah satu alat bantumengajar bagi

guru untuk menyampaikanmateri pengajaran, meningkatkan

kreatifitassiswa dan meningkatkan perhatian siswadalam proses

pembelajaran Ruth Lautfer (1999).

Pengertian Media pembelajaran secara umum adalah media

yang digunakan untuk membantu merangsang pikiran, perasaan,

kemampuan dan perhatian siswa dalam proses belajar mengajar di

kelas. Media tersebut dapat berupa alat maupun bahan mengajar.

Dalam pengertian lain media pembelajaran adalah suatu bahan, alat

atau segala sumber daya yang digunakan dalam proses penyampaian

9
10

informasi guru kepada murid, Baik berbentuk fisik ataupun

peranti lunak.

b. Fungsi media pembelajaran articulate storyline

multimedia interaktif berbasis articulate storyline memiliki

fungsi untuk memudahkan pembelajaran, dapat menumbuhkan

keinovasian serta kekreatifan pendidik dalam mendesain pembelajaran

yang interaktif dan komunikatif serta sebagai jalan permasalahan

ditengah kesibukan guru.

Multimedia interaktif berbasis articulate storyline menjadi

solusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, dan suatu

alternative keterbatasan kesempatan mengajar yang dilaksanakan guru.

c. Langkah-langkah pengembangan mediapembelajaran

10 tahapan pengembangan media pembelajaran, yakni : (1)

mengindentifikasitujuan umum , (2) melakukan analisis instruksional,

(3) menganalisis peserta didik dankonteks, (4) menuliskan tujuan

khusus, (5) mengembangkan instrumen penilaian, (6)mengembangkan

strategi pembelajaran, (7) mengembangkan dan memilih

bahanpembelajaran, (8) mendesain dan melakukan evaluasi formatif,

(9) melakukan revisi, dan (10)mendesain dan melakukan evaluasi

sumatifdick and carey (2001:6).

Ada tiga tahap pokok yang harus dilalui untuk

mengembangkan bahan ajar, yaitu analisis kebutuhan bahan ajar,

menyusun peta bahan ajar, dan membuat bahan ajar berdasarkan


11

struktur masing-masing bahan ajar Depdiknas dalam Prastowo

(2013:331).

2) Klasifikasi Media Pembelajaran

Klasifikasi sumber belajar tidak jauh berbeda dengan bentuknya.

Klasifikasi sumber belajar menurut Degeng dalam Azhar Arshad (2006)

adalah sebagai berikut:

1. Pesan (Apa informasi yang ditransmisikan?)

2. Orang (Siapa/Apakah yang melakukan transmisi?)

3. Bahan (Siapa/Apakah yang menyimpan informasi?)

4. Alat (Siapa/Apakah yang menyimpan informasi?)

5. Teknik (Bagaimana informasi itu ditransmisikan?)

6. Lingkungan/Latar (Di mana ditransmisikan?)

Setyosari & Sihkabuden (2005) mengemukakan klasifikasi media

pembelajaran berdasarkan bentuk dan ciri fisik sebagai berikut:

a. Media pembelajaran dua dimensi.

Yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media

proyeksi, memiliki panjang dan lebar, dan media pembelajaran dua

dimensi hanya bisa diamati dari satu arah pandangan saja. Contohnya:

peta, gambar bagan, dan semua jenis media yang hanya dilihat dari sisi

datar saja.

b. Media pembelajaran tiga dimensi.

Yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media

proyeksi, mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi/tebal serta dapat


12

diamati dari arah pandang mana saja. Contohnya: meja, kursi, mobil,

rumah, gunung, dan lain-lain.

c. Media pandang diam.

Yaitu media yang menggunakan media proyeksi dan hanya

menampilkan gambar diam di layar (tidak bergerak/statis). Contohnya:

foto, tulisan, atau gambar binatang yang dapat diproyeksikan.

Sesuai dengan klasifikasinya, maka setiap media pembelajaran

mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Karakteristik tersebut dapat

dilihat menurut kemampuan media pembelajaran untuk membangkitkan

rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan,

maupun pembauan/penciuman. Dari karakteristik ini, untuk memilih

suatu media pembelajaran yang akan digunakan oleh seorang guru pada

saat melakukan proses belajar mengajar, dapat disesuaikan dengan suatu

situasi tertentu. Media pembelajaran seperti yang telah dijelaskan di atas,

berdasarkan tujuan praktis yang akan dicapai dapat dibedakan menjadi

tiga kelompok.

1. Media Grafis

Media grafis adalah suatu jenis media yang menuangkan pesan

yang akan disampaikan dalam bentuk simbol-simbol komunikasi

verbal. Simbol-simbol tersebut artinya perlu difahami dengan benar,

agar proses penyampaian pesannya dapat berhasil dengan balk dan

efisien. Selain fungsi tersebut secara khusus, grafis berfungsi untuk

menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau


13

menghiasi fakta yang mungkin akan cepat terlupakan bila tidak

digrafiskan (divisualkan). Bentuk-bentuk media grafis antara lain

adalah: (1) gambar foto, (2) sketsa, (3) diagram, (4) bagan/chart, (5)

grafik, (6) kartun, (7) poster, (8) peta, (10) papan flannel, dan (11)

papan buletin.

2. Media Audio

Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang

disampaikan melalui media audio dituangkan ke dalam lambang-

lambang auditif, balk verbal maupun non-verbal. Bebarapa media yang

dapat dimasukkan ke dalam kelompok media audio antara lain: (1)

radio, dan (2) alat perekam pita magnetik, alat perekam pita kaset.

3. Media Projeksi

Media projeksi diam memiliki persamaan dengan media grafis,

dalam artdapat menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Bahan-bahan

grafis banyak digunakan juga dalam media projeksi diam. Media

projeksi gerak, pembuatannya juga memerlukan bahan-bahan grafis,

misalnya untuk lembar peraga (captions). Dengan menggunakan

perangkat komputer (multi media), rekayasa projeksi gerak lebih dapat

bervariasi, dan dapat dikerjakan hampir keseluruhannya menggunakan

perangkat komputer. Untuk mengajarkan skill (keterampilan motorik)

projeksi gerak mempunyai banyak kelebihan di bandingkan dengan

projeksi diam. Beberap media projeksi antara lain adalah: (1) Film

Bingkai, (2) Film rangkai, (3) Film gelang (loop), (4) Film transparansi,
14

(5) Film gerak 8 mm, 16 mm, 32 mm, dan (6) Televisi dan Video.

3) Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu

yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber

secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif

dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien

dan efektif Yudhi Munadi (2013, hlm. 8).

Hamalik dalam dalam buku Arsyad (2016, hlm. 19)

menyatakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat

membangkitkan minat, hasrat, motivasi dan rangsangan kegiatan

belajar bahkan mendatangkan pengaruh psikologis yang baru

terhadap siswa.

Menurut Sadiman dkk (2014, hlm. 7) media pengajaran

merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan

dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,

perasaan perhatian dan minat penerima sedemikian rupa sehingga

proses belajar yang baik dapat terjadi.

Selanjutnya Yusufhadi Miarso dalam Umar Tirtaraharja

(1994) dalam bukunya Media Pembelajaran, dikemukakan bahwa

media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar.


15

2. Desain Media Pembelajaran Articulate Storyline

Sebelum membuat desain pembelajaran berbasis Articulate Storyline,

yang harus kita persiapkan terlebih dahulu adalah perangkat pembelajaran

dan bahan materi yang akan kita sajikan, di antaranya adalah:

a. Buku sumber materi pembelajaran, silabus dan RPP.

b. Software Articulate Storyline.

c. Pendukung yang lain, bisa berupa gambar, video, musik dan

sebagainya).

Setelah semuanya disiapkan, selanjutnya adalah menginstal software

Articulate Storyline, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengklik kanan pada start menu.

b. Kemudian mengklik Explore maka muncul jendela start menu dan

mencari software Articulate Storyline.

c. Setelah ditemukan icon Articulate Storyline mengklik dua kali pada setup

Articulate Storyline.

d. Setelah muncul jendela instal Articulate Storyline, kemudian mengklik

next.

e. Kemudian muncul slide bar dan mengklik I accept the terms of license

agreement.

f. Kemudian muncul daftar Articulate Presenter, Engage, Quizmaker dan

Video Encoder, kemudian mengklik next.

Langkah pertama dalam mendesain media adalah membuatsynopsis atau

alur cerita dari media.Media pembelajaran. Setelah rancangan atau desain


16

media telah selesai, maka selanjutnyadilakukan pembuatanmedia(Tutorial

Gambar Grafik) dengan Articulate Storyline.

Gambar 1.Tampilan Awal (Tutorial Gambar Grafik)

Gambar 2. Tampilan Menu Utama atau Profil Media

Langkah selanjutnya dalam pembuatan media ini adalah membuat

konten/isi dengan meletakkannya pada tiap-tiap scene, yang kemudian

dilengkapi dengan trigger (semacam hyperlink) dari tiap-tiap scene

tersebut.Selain membuat scene dan juga bagiannya yakni slide, peneliti juga

mendesain layout dan background. Adapun trigger digunakan untuk

menghubungkan tombol-tombol menu dan juga “berikutnya” dan

“sebelumnya” sehingga alur berjalan sesuai desain.


17

Gambar 3.Tampilan Kompetensi Dasar yang dipelajari

Gambar 4. Salah Satu Tampilan Materi

Gambar 5.Tampilan Penutup

Setelah semua komponen media pembelajaran dibuat, dilakukanlah

percobaan berkali-kali dan perbaikan berkali-kali sampai tidak mengalami

error dan dapat berjalanlancar dari awal sampai akhir. Setelah pembuatan

media selesai, dilakukan kompilasi ataudi-publish ke dalam bentuk file (exe).

3. Analisis Kebutuhan Pengembangan Media Di Sekolah


18

Analisis kebutuhan sebagai dasar pengembangan multimedia intraktif

merupakan kegiatan awal yang dilakukan sebelum mengembangkan

multimedia interaktif. Analisis yang dilakukan adalahstudi literatur mengenai

multimedia interaktif sertaanalisis konsep materi yang dimuat dalam

multimedia.

Menurut Heinich et al., (2001) media adalah komponen sumber belajar

atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional dilingkungan pesera

didikyang dapa merangsang peserta didik untukbelajar. Penggunaan media

dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar, membantu

dalam memahami konsep abstrak, memusatkan perhatian siswa, meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif siswa dan membuat pembelajaran lebih menarik

Ali (2009). Hal ini selaras dengan Oyedele (2013) yang menyatakan

penggunaan media dalam proses pembelajaran secara signifikan mampu

meningkatkan hasil belajar siswa.

Multimedia interaktif dapatmeningkatkan kemampuan berpikir kritis,

keterampilan berpikir kritis siswa dapat dikembangkan dengan penggunaan

media pembelajaran yang tepat, pemilihan media pembelajaran yang tepat

dapat menetukan keberhasilan pengembangan keterampilan berpikir kritis

siswa Mayer (2009).

Modulmultimedia yang dipadukan dengan Software Pedagogical

Agents (animasi pengganti guru) dapat meningkatkan kesadaran metakognitif

siswa. Multimedia tersebutdapat membuat peseta didik mengetahui apa yang

harus mereka ketahui pada topic yang sedang dipelajari. Penggunaan


19

multimedia dengan bantuan PAS dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

dan mengkaitkan konsep pengetahuan yang dimiliki oleh siswa terkait materi

yang dipelajari dengan pembelajaran sebelumnya sehingga siswa dapat

membuat hubungan antara konsep belajar sebelumnya dan konsep-konsep

baru Osman (2014).

Berdasarkan penelitian-penelitian penggunaan multimedia interaktif

menggunakan multimedia interaktif sangat disarankan dalam pembelajaran

karena cukup efektif karena mereka dapat termotivasi oleh gambar-gambar

dananimasi menarik. Selain meningkatkan motvasi belajar penggunaan

multimedia interaktif juga dapat meningkatkan minat belajar, kemampuan

penguasaan konsep, serta meningkatkan kemampuan berpikirkritis siswa.

Lanjut dari pada itu analisisis data kebutuhan siswa dapat diperoleh dengan

melalui angket kebutuhan siswa diolah dengan menggunakan metode

kualitatif. Ada tiga aspek yang di analisis yaitu analisis karakteristik peserta

didik, analisis kompetensi pendidik dan analisis kurikulum.

Dengan memanfaatkan program multimedia akanterjadi efisiensi

dalam kegiatan belajar peserta didik. Sebagai contoh seseorang yang sedang

belajar bahasa asing misalnya, dengan adanya fasilitas visual, suara dan teks

yang terintegrasi secara serasi, maka seseorang yang mempelajari reading

(cara membaca sebuah wacana), bukan hanya sekedar bisa melihat tulisannya;

tetapi sekaligus dapat mendengarkan suaranya yakni bagaimana cara

membaca wacana. Untuk belajar pronounciation (cara pelafalan kata) melalui

program multimedia peserta didik tidak hanyadapat membaca teks dan


20

mendengarkan suaranya, tetapi juga bisa memperhatikan gerakan bibir/mulut

dari native speaker atau guru yang mengajarkannya.

4. Aplikasi Articulate storyline

Articulate Storyline ialah sebuah perangkat lunak yang dapat

digunakan untuk membuat presentasi. Memiliki fungsi yang sama dengan

Microsoft Power Point, Articulate Storyline memiliki beberapa kelebihan

sehingga dapat menghasilkan presentasi yang lebih komprehensif dan kreatif.

Software ini juga mempunyai fitur-fitur seperti timeline, movie, picture,

character dan lain-lain yang mudah digunakan.

Articulate Storyline adalah program elearning-authoring dasar untuk

desainer instruksional, dan aplikasi Articulate Storyline juga menyediakan

antarmuka pengguna yang ditingkatkan dan elemen pembelajaran interaktif

Rivers (2015).

Articulate storyline juga merupakan salah satu multimedia authoring

tools yang bisa digunakan untuk membuat media pembelajaran interaktif

dengan konten yang berupa gabungan dari teks, gambar, grafik, suara,

animasi, dan video. Hasil publikasi articulate storyline berupa media berbasis

web (html5) atau berupa application file yang bisa dijalankan pada berbagai

perangkat seperti laptop, tablet, smartphone maupun handphone.

Berbagai macam template yang menarik sudah tersedia dengan

lengkap di dalam program Articulate ini. Bahkan dengan program ini kita

dapat membuat sebuah template baru yang sesuai dengan apa yang kita

inginkan. Tampilan antarmuka yang sederhana dari aplikasi ini membuat kita
21

sebagai pengguna pemula dapat mengerti dengan cukup mudah.

Software presentasi tidak hanya dapat dibuat di dalam Articulate

Storyline, namun software lainnya juga dapat digabungkan dengan Articulate

Storyline, diantaranya yaitu:

a. Audio

b. Vidio

c. Flash Presentation (menggunakan Macromedia Flash)

d. Projektor Presentation (menggunakan Macromedia Projector)

e. Flash Banner (menggunakan Flash Banner Creator)

f. Camtasia

g. Powerpoint dan sebagainya.

Media pembelajaran Articulate Storyline ini sebagai alternatif media

yang digunakan karena dari sekian banyak program authoring tools, Articulate

Storyline merupakan software Mix Programming Tools yang dapat membantu

para designer pembelajaran dari tingkat pemula hinggatingkat expert. Program

Articulate Storyline memiliki kelebihan yaitu smart brainware yang sederhana

dengan prosedur tutorial interaktif melalui template yang dapat dipublish

secara offline maupun online, sehingga memudahkan user memformatnya

dalam bentuk web personal, CD, word processing, dan Learning Management

System (LMS).

Selain itu media Articulate Storyline ini berbasis multimedia yaitu

perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar,

grafik, sound, animasi, video, interaksi, dan lain-lain yang telah dikemas
22

menjadi file digital (komputerisasi) yang digunakan untuk menyampaikan

pesan kepada publik.

5. Kelebihan dan kekurangan aplikasi Articulate storyline

1. Kelebihan Articulate Storyline

Articulate Storyline memiliki fungsi yang sama dengan Microsoft

PowerPoint. Articulate Storyline memiliki beberapa kelebihan sehingga

dapat menghasilkan media pembelajaran yang sangat menarik karena

didalamnya tersedia menu-menu yang praktis untuk dapat menambahkan

kuis, sehingga siswa dalam menggunakan media tersebut dapat langsung

berinteraksi dan mendemonstrasikan suatu materi yang sedang dipelajari,

sertakonten yang dikembangkan Lectora Inspire dapat dipublikasikan ke

berbagai output. Pustekom.kemendikbud.go.id dalam Tri Dewi Nugraheni

menyatakan Articulate Storyline menjanjikan bisa menghasilkan

presentasi yang lebihbaik dan komprehensif serta kreatif. Dengan

dukungan format multimedia seperti video, gambar dan timeline, maka

anda bisa membuat presentasi yang baik tanpa harus meluangkan banyak

waktu dan tenaga

2. Kekurangan Articulate Storyline

Kelemahan aplikasi Articulate storyline terletak pada harga lisensi

aplikasi cukup tinggi berdasarkan laman resmi Articulate storyline

(www.articulate.com) harga lisensi untuk aplikasi mencapai $1,398.00

dengan nilai tukar rupiah 14.000 rupiah, maka apabila di rupiahkan akan

mencapai 19.5 juta. Harga ini tentunya bukan harga yang cukup terjangkau
23

khalayak apalagi bagi pengguna perorangan.

6. Materi Flora Dan Faun

Persebaran flora dan fauna di Indonesia dan di dunia, pastinya akan

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Setiap faktor ini perlu diketahui oleh banyak

orang supaya persebaran flora dan fauna dapat berjalan dengan lancar.

Lalu apa saja faktor-faktor tersebut? Berdasarkan buku Geografi:

Uniknya Flora Fauna Indonesia (Kemdikbud, 2018) faktor-faktor persebaran

flora dan fauna dibagi menjadi beberapa faktor:

1) Iklim

Terhadap kualitas lingkungan dan keberlangsungan hidup flora

dan faunaIklim akan sangat memengaruhi persebaran flora dan fauna.

Iklim ini akan memengaruhi cuaca dan musim yang di mana kedua hal

tersebut akan memberikan pengaruh.

Iklim yang stabil membuat flora dan fauna mudah untuk

beradaptasi.Lain halnya dengan iklim yang sudah tidak stabil atau

mengalami kerusakan, hal tersebut membuat flora dan fauna sulit

untuk beradaptasi. Jika sulit untuk beradaptasi pada lingkungan, maka

flora dan fauna akan sulit untuk bertahan hidup.

2) Makhluk Hidup

Dalam hal ini, makhluk hidup yang dimaksud adalah manusia,

hewan, dan tumbuhan.Ketiga makhluk hidup tersebut sangat berperan

penting dalam menjaga kestabilan ekosistem lingkungan. Pernahkah

kamu membayangkan apa jadinya jika tidak ada flora dan fauna di dunia?
24

Tentunya manusia dan fauna akan sulit untuk mendapatkan oksigen

sehingga sulit untuk bertahan hidup.

Begitu pun sebaliknya, flora tidak bisa hidup jika tidak ada

manusia dan fauna. Flora dapat berkembang biak dengan bantuan fauna

dan manusia. Selain itu, manusia juga berperan penting dalam

membentuk lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan flora.

Oleh karena itu, manusia, hewan, dan tumbuhan bisa dikatakan

sebagai makhluk hidup yang memiliki simbiosis mutualisme karena

saling menguntungkan satu sama lain.

3) Jenis Tanah 

Kondisi struktur tanah pada suatu daerah akan sangat memengaruhi

kehidupan flora dan fauna. Hal ini dikarenakan struktur tanah yang baik

akan menghasilkan sirkulasi udara yang baik juga. Dengan sirkulasi

yang baik pada tanah, maka akar-akar tumbuhan bisa tumbuh dan

bernapas dengan baik.

Pada umumnya, komposisi tanah yang baik terdiri dari bahan

mineral anorganik, bahan mineral organik, dan udara.Jika kondisi tanah

mengandung ketiga komposisi tersebut, maka bisa dikatakan bahwa

kondisi tanah di daerah tersebut sangatlah baik.

Untuk menjaga kualitas pada komposisi tanah, maka dibutuhkan

peran manusia.Oleh karena itu, alangkah baiknya setiap manusia

mengurangi kebiasan-kebiasan yang dapat merusak komposisi tanah atau

hingga merusak kondisi tanah tersebut.


25

4) Topografi

Keadaan tentang kondisi geografis pada suatu daerah harus

diperhatikan karena faktor ini akan memengaruhi penanganan pada

flora dan fauna. Penanganan flora dan fauna yang dilakukan dengan

kondisi topografi suatu daerah akan memberikan pengaruh yang baik

terhadap persebaran flora dan fauna.

Dengan memerhatikan topografi pada suatu daerah, maka flora dan

fauna bisa tumbuh dengan baik dan maksimal.Misalnya, flora yang

hidup di dataran tinggi tidak bisa hidup atau pertumbuhannya tidak

maksimal di dataran rendah.

Dengan demikian, kondisi topografi merupakan habitat asli dari

flora dan fauna. Jika habitat asli flora dan fauna sudah mulai habis,

maka kemungkinan besar persebaran flora dan fauna tidak akan

bertahan lama.

5) suhu Udara

Seperti yang kita tahu bahwa setiap flora dan fauna dalam bertahan

hidup sangat dipengaruhi oleh suhu udara dari lingkungan tersebut.Suhu

udara diperlukan oleh flora dan fauna untuk bernapas.Suhu udara yang

normal membuat flora dan fauna mudah untuk beradaptasi.

Dengan kata lain, mayoritas flora dan fauna tidak bisa bertahan

hidup dengan suhu yang ekstrim. Suhu ekstrim yang dimaksud adalah

suhu yang terlalu dingin dan suhu yang terlalu panas.


26

Suhu ekstrim umumnya terjadi karena pencemaran lingkungan dan

efek rumah kaca.Kedua hal tersebut berasal dari aktivitas buruk dan

keserakahan manusia dalam bertahan hidup.Jadi, untuk menjaga

persebaran flora dan fauna, sebaiknya manusia mengurangi kebiasaan

buruk dan keserakahannya.

6) Angin

Seperti yang kita ketahui bahwa angin dapat membantu

keberlangsungan flora dan fauna terutama dalam proses bernapas. Angin

sangat berperan dalam persebaran flora karena dengan angin, maka biji-

bijian pada tumbuhan dapat tersebar.Biji-biji tumbuhan yang tersebar bisa

memberikan manfaat untuk hewan.Maka dari itu, angin menjadi salah

satu faktor penting dalam persebaran flora dan fauna.

Bukan hanya itu, angin juga bisa digunakan sebagai media

pemindahan uap air, pembentukan karbon dioksida, dan yang terpenting

adalah penentu kelembapan dari suatu daerah.Jadi, jika tidak angin dalam

suatu daerah, maka kemungkinan besar tak ada flora dan fauna yang

hidup di daerah tersebut.

7) Cahaya Matahari

Cahaya matahari sangat diperlukan oleh flora dan fauna.Selain

sebagai penerangan, matahari juga bermanfaat bagi flora untuk

fotosintesis. Sedangkan pada fauna, matahari sangat dibutuhkan untuk

memberikan kehangatan tubuh.


27

Cahaya matahari yang diterima oleh flora dan fauna harus dalam

keadaan normal atau tidak boleh berlebih dan tidak boleh kekurangan.Jika

flora dan fauna menerima cahaya matahari yang berlebih, maka bisa

merasakan perubahan suhu yang sangat panas. Sedangkan kekurangan

matahari, flora dan fauna dapat akan kekurangan suhu hangat dan flora

akan sulit berfotosintetis.

Maka dari itu, matahari bisa dikatakan sebagai sumber cahaya yang

dapat memengaruhi persebaran flora dan fauna di suatu daerah.Dalam

melakukan persebaran flora dan fauna sebaiknya selalu memerhatikan

letak dan kondisi cahaya matahari.

8) Air Hujan

Air hujan muncul karena uap air yang ada di udara sudah sangat

banyak.Air hujan memberikan kelembapan udara di suatu daerah.Kelembapan

udara inilah yang bisa dikatakan sebagai penunjang persebaran flora dan

fauna.

Air hujan yang turun ke tanah sangat bermanfaat untuk meningkatkan

zat hara yang terkandung di dalam tumbuhan.Zat hara merupakan komposisi

tumbuhan yang dapat menjaga kualitas tumbuhan.Singkatnya, air hujan

membuat tumbuhan menjadi lebih subur.

B. Penelitian Terdahulu
28

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Indasah, DevitaSulistiana, dan

Mar’atus Sholihah (2021) dengan judul Pengembangan Media Articulate

Storyline Pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Kelas X Sma. Analisis yang

digunakan adalah Borg and Gall. Menurut Borg dan Gall langkahlangkah

pelaksanaan penelitian dan pengembangan adalah sebagai berikut: (1) penelitian

dan pengumpulan informasi awal; (2) perencanaan; (3) pengembangan format

produk awal; (4) uji coba awal; (5) revisi produk; (6) uji coba lapangan; (7) revisi

produk; (8) uji pelaksanaan; (9) revisi produk akhir; (10) desiminasi dan

implementasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) kelayakan media Articulate

Storyline berdasarkan penilaian ahli materi, ahli media, ahli bahasa, dan ahli IT

berturutturut adalah sebesar 66,67%, 85,23%, 96%, dan 85,64%. Nilai rata-rata

ahli sebesar 83,38% dengan kriteria sangat layak. Persentase penilaian uji

keterbacaan guru sebesar 91,81% dan persentase penilaian uji keterbacaan siswa

sebesar 92,85% dengan kriteria sangat layak. Nilai ini menunjukkan bahwa media

Articulate Storyline pada materi klasifikasi makhluk hidup yang dikembangkan

layak digunakan sebagai media pembelajaran; (2) respon guru terhadap media

Articulate Storyline memperoleh persentase sebesar 84%, sedangkan respon siswa

terhadap media Articulate Storyline memperoleh persentase sebesar 84,82%

dengan kriteria sangat baik.

Penelitian yang dilakukan oleh VICKY ADITYA PUTRA (2021) dengan

judul pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis aplikasi articulate

storyline pada pembelajaran tematik kelas V SD/MI. analisis yang digunakan

adalah 4D yang terdiri dari tahap pendefinisian (define), tahap perancangan


29

(design), tahap pengembangan (develop), dan tahap penyebaran (disseminate).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket validasi ahli

materi, ahli bahasa dan ahli media serta respon pendidik dan peserta didik. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran berbasis aplikasi articulate

storyline memperoleh nilai rata-rata persentase dari ahli materi mencapai

presentase 95% dengan kriteria “sangat layak”, ahli bahasa mencapai presentase

94% dengan kriteria “sangat layak”, ahli media mencapai presentase sebesar 97%.

penilaian respon pendidik memperoleh presentase sebesar 88% dengan kriteria

sangat layak, tahap uji coba skala kecil mendapatkan presentase keseluruhan

sebesar 98% dengan kriteria sangat layak, uji coba skala besar mendapatkan

presentase keseluruhan sebesar 95% dengan kriteria sangat layak. Hal ini

menunjukkan bahwa media pembelajaran interaktif berbasis aplikasi articulate

storyline yang telah peneliti kembangkan telah layak digunakan sebagai media

pembelajaran dalam proses pembelajaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Ana Dwi Octavia, Jun Surjanti, dan

Bambang Suratman (2021) dengan judul Pengembangan Media M-Learning

Berbasis Aplikasi Articulate Storyline untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta

Didik Sekolah Menengah Atas. Analisis yang digunakan adalah Thiagarajan yang

terdiri dari 4 tahapan yaitu Define, Design, Development dan Diseminasi. Untuk

mengukur keberhasilan hasil belajar peserta didik maka menggunakan Uji Test

dengan sebelumnya menggunakan uji hipotesis yaitu uji homogenitas dan uji

normalitas. Hasil penelitian menyatakan bahwa media M-learning berbasis

Articulate Storyline untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik bersifat valid,
30

praktis dan signifikan Kata Kunci: media pembelajaran m-learning berbasis

articulate storyline, Hasil Belajar.

Penelitian yang diakukan oleh Diana N.P. Kumbara1 dan Iesyah Rodliyah

(2021) dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Menggunakan

Software Articulate Storyline pada Materi Lingkaran Kelas VIII Mts. Analisis

yang digunakan . Tahap define mencakup analisis awal akhir, analisis siswa,

analisis konsep, analisis tugas dan perumusan tujuan pembelajaran. Tahap design

mencakup pemilihan media, pemilihan format dan rancangan awal. Tahap develop

mencakup kegiatan validasi ahli, uji keterbacaan dan uji coba produk. Sedangkan

tahap disseminate mencakup kegiatan sosialisasi produk. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa media pembelajaran interaktif yang dikembangkan telah

memenuhi kriteria valid dengan persentase rata-rata 79,26%, memenuhi kriteria

praktis dengan persentase rata-rata 83,27% untuk respon siswa dan 80% untuk

respon guru dengan kriteria interpretasi “positif”, serta memenuhi kriteria efektif

dengan nilai rata-rata siswa sebesar 81,49 “Tuntas” dan persentase rata-rata hasil

belajar siswa secara klasikal 86,36% “Tuntas”. Sehingga media pembelajaran

yang dikembangkan memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif.

C. Kerangka Pikir Penelitian

Media pada dasarnya memiliki manfaat dalam pembelajaran yaitu untuk

meningkatkan minat belajar peserta didik, karena rasa tertarik dan keingintahuan

peserta didik terhadap media tersebut. Dewasa ini perkembangan arus globalisasi

yang semakin pesat, menuntut pula proses dalam pembelajaran menggunakan

media berbasis teknologi, agar pembelajaran lebih praktis, efektif serta efisien.
31

Keberadaan suatu media sangat berpengaruh dalam pembelajaran, tak terkecuali

pada pembelajaran Flora dan Fauna. Ariculate storyline dirasa cocok apabila

gunakan dalam pembelajaran Flora dan Fauna di SMA 6 Kendari, karena media

ini berbentuk software yang memudahkan pendidik menyampaikan informasi

ataupun pesan kepada peserta didik karena media articulate storyline dapat

diterapkan pada pembelajaran jarak jauh (non tatap muka) atau berbasis e-learning

dengan optimal, karena articulate storyline dapat digunakan tanpa koneksi

jaringan internet, sehingga dapat memperlancar dalam proses pembelajaran tanpa

ganguan jaringan internet.

Media pembelajaran Articulate Storyline dapat dikembangkan sesuai

dengan kebutuhan pendidik dalam materi pembelajaran agar berjalan lebih efektif

dan komunikatif. Berikut ini adalah alur kerangka berfikir penelitian;

SMA 6 Kendari

Materi Flora dan Fauna

aplikasi articulate storyline

Kelayakan Media Persepsi Siswa SMA 6 Kendari

Menghasilkan sebuah produk


berupa media pembelajaran
interaktif berbasis articulate
storyline pada pembelajaran
BAB III
tematik
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian pengembangan (Research and

Development) dimana peneliti mencoba mengembangkan sebuah bahan ajar

berupa aplikasi Articulate storyline, yaitu pembuat multimedia interaktif

Geografi pada materi Antroposfer berformat file exe serta dapat diakses oleh

peserta didik dengan adanya PC maupun media Hanphone.

B. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMAN 6 Kendari, Kelurahan

punggolaka, Kecamatan Puuwatu.

C. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini iyalah model

pengembangan ADDIE, Desain Pembelajaran Model ADDIE adalah salah

satu proses pembelajaran yang bersifat interaktif dengan tahapan-tahapan

dasar pembelajaran yang efektif, dinamis dan efisien.model pengembangan

ADDIE sendiri terdiri dari lima tahapan yang meliputi analisis

(analysis), desain (design), pengembangan (development), implementasi

(implementation), evaluasi (evaluation).


33

Analysis
Pengembagan media pembelajaran berbasis
berbasis aplikasi articulate storyline pada materi
flora dan fauna di dunia untuk meningkatkan
hasil belajar di SMA/MA

Evaluasi Design
Implementation
Evaluasi formatif dan sumatif revisi Membuat media
Implementasi
terhadap produk multimedia multimedia interaktif
multimedia interaktif
interaktif yang telah di berikan pada menggunakan aplikasi
pada siswa
siswa atrticulate storyline

Development
Validasi produk multimedia pembelajaran
interaktif degan uji coba produk pada siswa

Bagan model ADDIE Molenda 2008:108

5 tahapan model pengembangan ADDIE menurut Branch, RM, & Kopcha, TJ

(2014).
34

1. Analisis (Analysis)

Desain tahap analisis berfokus pada target audiens. Pada tahap

analisis, dilakukan pendefinisian permasalahan instruksional, tujuan

instruksional sasaran pembelajaran serta dilakukan identifikasi

lingkungan pembelajaran dan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. 

2. Desain (Design)

Tahap desain terkait dengan penentuan sasaran, instrumen

penilaian, latihan, konten, dan analisis yang terkait materi pembelajaran,

rencana pembelajaran dan pemilihan media. Fase desain dilakukan secara

sistematis dan spesifik. Dalam tahap desain.

3. Pengembangan (Development)

Dalam taha pengembangan  dilakukan pembuatan dan


penggabungan konten yang sudah dirancang pada tahapan desain. Pada
fase ini dibuat storyboard, penulisan konten dan perancangan grafis yang
diperlukan.

4. Implementasi (Implementation)
Fase ini, dibuat prosedur untuk pelatihan bagi peserta pelatihan

dan instrukturnya/ fasilitator. Pelatihan bagi fasilitator meliputi materi

kurikulum,hasil pembelajaran yang diharapkan, metode penyampaian dan

prosedur pengujian. Aktivitas lain yang harus dilakukan pada fase ini

meliputi penggandaan dan pendistribusian materi dan bahan pendukung

lainnya, serta persiapan jika terjadi masalah teknis dan mendiskusikan

rencana alternatif dengan siswa.

5. Evaluasi (Evaluations)
35

Setiap tahap proses ADDIE melibatkan evaluasi formatif. Ini

adalah multidimensional dan merupakan komponen penting dari proses

ADDIE. Ini mengasumsikan bentuk evaluasi formatif dalam tahap

pengembangan. Evaluasi dilakukan selama tahap implementasi dengan

bantuan instruktur dan siswa. Setelah pelaksanaan pembelajaran selesai,

evaluasi sumatif dilakukan untuk perbaikan pembelajaran.

Model ADDIE merupakan model perancangan pembelajaran

generik yang menyediakan sebuah proses terorganisasi dalam

pembangunan bahan-bahan pembelajaran yang dapat digunakan baik

untuk pembelajaran tradisional (tatap muka di kelas) maupun

pembelajaran online. Peterson (2003: 240) menyimpulkan bahwa model

ADDIE adalah kerangka kerja sederhana yang berguna untuk merancang

pembelajaran dimana prosesnya dapat diterapkan dalam berbagai

pengaturan karena strukturnya yang umum Shelton dkk. (2008: 41).

D. Instrumen Penelitian

1. Angket

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang

digunakanuntuk memperoleh informasi/data mengenai pendapat atau

komentar siswa terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan media

articulate storyline. Disamping itu, dengan menggunakan instrumen ini

ingin diketahui juga minat siswa untuk mengikutikegiatan pembelajaran

dengan menggunakan media articulate storyline.

2. Lembar Observasi Dan Tes


36

Instrumen lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas

siswa sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kritis dan keterlaksanaan

pembelajaran menggunakan media articulate storyline. Instrumen tes pada

penelitian ini digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa.

Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan yang

digunakan untuk mengukur pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki individu.Instrumen tes tertulis uraian dalam penelitian ini

digunakan untuk mengukur kemampuan teori siswa (kompetensi pada ranah

kognitif). Instrumen tes kemampuan teori dibuat berdasarkan kisi-kisi sesuai

dengan materi dalam silabus.

3, Lembar Penilaian Pretest Dan Postest

Lembar penilaian digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep

peserta didik sebelum dan setelah melakukan kegiatan pembelajaran

menggunakan media articulate storyline.

E. Teknik Analisis Data

1. Analisisi Data Kevalidan Media Pembelajaran

Data hasil validasi oleh validator dikumpulkan dengan

mengggunakan lembar angket menggunakan skala likert (sumnated rating

scales). Lima skala likert yang digunakan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Sangat setuju/sangat baik = 5

Setuju/baik = 4

Kurang setuju/kurang baik = 3


37

Tidak setuju/tidak baik = 2

Sangat tidak setuju/sangat tidak baik = 1

(A. Maolani, 2015).

Uji validasi produk dilakukan untuk mengetahui kelayakan dan

kepraktisan multimedia interaktif yang dihasilkan. Data yang diperoleh

dari validator selanjutnya dianalisis menggunakan persamaan V’Aiken

(Persamaan 3.1) seperti berikut.

Σs
V=
n(c−1)
Keterangan:

V = indeks kesepakatan rater mengenai validasi butir

s = r – I0

I0 = Angka penilaian validitas terendah

c = Angka penilaian validitas tertinggi

r = Angka yang diberikan oleh seorang penilai

n = Jumlah validator

(Aiken, Lewis R. 1985)

Setelah diperoleh nilai V, selanjutnya nilai tersebut dikonversi

kedalam rentang indeks Aiken V dari 0 sampai 1 untuk diketahui

klasifikasi validitas seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 3.1 Kriteria Validasi dan Kepraktisan Produk


38

Hasil Validasi Kriteria Validasi


0,81<V< 1,00 Sangat Valid (SV)
0,61<V< 0,80 Valid (V)
0,41<V< 0,60 Cukup Valid (CV)
0,21<V< 0,40 Kurang Valid (KV)
0,00<V< 0,20 Sangat Kurang Valid (SKV)
(Punaji, 2013)

2. Analisisi Data Respon

Jenis data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif yang didapatkan

dari angket persepsi guru dan angket persepsi siswa. Instrumen angket uji

kepraktisan yang telah diisi kemudian dianalisis. Teknik analisis data

kepraktisan terdiri atas analisis data angket perorangan (audiens) dan analisis

data angket persepsi siswa (pengguna).

Analisis terhadap kepraktisan aplikasi articulate storyline yang yang

dilengkapi oleh analisis data dari 2 komponen kepraktisan yaitu (1) respon

peserta didik dan guru:

1) Analsisis Respon Peserta Didik

Data respon peserta didik akan diporoleh dari hasil angket yang

diberikan kepada peserta didik setelah pembelajaran menggunakan media

pembelajaran flora dan fauna berbasis aplikasi articulate storyline telah

selesai. Data yang telah diperoleh melalui angket respon peserta didik

yang telah dibagikan dan dianalisis dengan menggunakan statistic

deskriptif dalam bentuk persentase. Untuk analisis data angket persepsi

siswa menurut Akbar (2013) adalah sebagai berikut.


39

TSe
v −pg= x 100
TSh

Keterangan :

V-pg = Validasi Pengguna

Tse = Total skor empirik yang dicapai

Tsh = Total skor yang diharapkan

2) Analsisis Respon Guru

Untuk analisis data angket persepsi guru (perorangan) dihitung

dengan menggunakan perhitugan V’Aiken

3. Analisis Data Kemampuan Berfikir Kritis Siswa

Produk multimedia interaktif yang telah direvisi berdasarkan saran

dan masukkan dari validator, selanjutnya akan di uji cobakan kepada 14

peserta didik di SMAN 6 Kendari. Hasil ujicoba dari peserta didik tersebut

akan menunjukkan peningkatan pengetahuan konsep peserta didik dari

produk multimedia yang dikembangkan. Untuk mengetahui peningkatan

penguasaan konsep peserta didik tersebut dilakukan melalui tes awal

sebelummenggunakan media (pretest) dan tes akhir sesudah menggunakan

media (posttest). Selanjutnya nilai pretest dan posttes tersebut dihitung

menggunakan gain score (Hake, 1999 dalam Aswal, 2019) seperti berikut.

%(Sf )−%(Si )
¿g> =
%(Smaks )−%(Si )

Keterangan:

<g> : Skor n-gain

(Sf) : Skor tes akhir atau post test


40

(Si) : Skor tes awal atau pre test

(Smaks) : Skor ideal

Dari perolehan nilai N-Gain (gain score) tersebut (Persamaan 3.3),

selanjutnya diinterpretasikan sesuai dengan kriteria menurut Hake pada

Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2 Kriteria N-Gain (Normalized Gain)


Rentang n-gain Kriteria Gain
(< g >) ≥ 0,70 Tinggi
0,70 > (< g >) ≥ 0,30 Sedang
(< g >) ≥ 0,30 Rendah
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi SMAN 6 Kendari di ln Banda, Kelurahan Ponggolaka, Kec.

puwatu, Kota Kendari Prov. Sulawesi Tenggara SMAN 6 Kendari pendidikan

jenjang dasar dibawah naungan Departemen Pendidikan kebudayaan dan

Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara. Letak SMAN 6 Kendari pada Posisi

Geografis lintang – 13,95 dan bujur 22,58.

2. Visi dan Tujuan

Visi merupakan harapan yang ingin dicapai oleh warga sekolah,

visi sekolah dirumuskan berdasarkan masukandari berbagai warga sekolah dan

pihak-pihak yang berkepentingan, sedangkan misi sekolah merupakan upaya

tindakan oelh warga sekolah untuk mewujudkan visi sekolah adapun visi, dan

tujuan sekolah SMA N 6 Kendari adalah:

a) Visi Sokolah SMA N 6 Kendari Unggul dalam prestasi pelopor dalam

IPTEK dan IMTAQ.

b) Tujuan Sekolah

a. Mewujudkan pendidikan yang bermutu dengan standar nasional

dan lokal yang berciri khas islami sesuai pendidikan nasional.

b. Mewujudkan proses pembelajaran yang efektif, lebih menekankan

pada belajar mengetahui, belajar berkarya, belajar menjadi diri


42

sendiri, dan belajar bersama secara harmonis.

c. Mewujudkan iklim sekolah yang aman, nyaman dan tertib yang

berlangsung dengan tenang dan menyenangkan

3. Rekapitulasi SMAN 6 Kendari

Rekapitulasi data SMA Negeri 6 Kendari adalah sebagai beriut;

Tabel 4.1 Rekapitulasi Data SMA N 6 Kendari


Rekapitulasi Jumlah
Guru 57
Staf 7
Siswa 787
Jurusan 4
Kelas 10
Total
Berdasarkan data diatas rekapitulasi data SMAN 6 Kendari

terdiri dari duru berjumlah 58 orang, staf 7 orang, siswa 787 orang,

sedangkan jumlah jurusan yang dibuka di SMA ini adalah 4 jurusan, dan

10 kelas.

B. Karakteristik Responden

1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada bagian ini akan memberikan gambaran secara umum

mengenai keadaan responden ditinjau dari jenis kelamin. Untuk lebih

jelasnya, dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


No. Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)
1 Laki-laki 15 65,21
2 Perempuan 8 34,79
Jumlah 23 100%
43

Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2022

Berdasarkan tabel 4 . 2 diatas dapat diketahui bahwa jumlah

responden laki-laki sebanyak 65,21% dan lebih banyak dibanding

responden perempuan yang berjumlah 34,78%.

2. Deskripsi Responden Berdasarkan Umur

Umur responden penelitian dapat diketahui dari hasil

pengelompokkan responden berdasarkan umur berikut ini:

Tabel 4.3. Responden Berdasarkan Umur


No. Umur (Tahun) Jumlah Responden Persentase (%)
1 < 20 Tahun 22 93,30%
4 41 Tahun – 50 Tahun 1 6,70%
Jumlah 23 100%
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2022

Umur responden dapat dikelompokkan seperti pada tabel 4.3

diatas dan dari hasil pengelompokkan terlihat kelompok terbesar

responden adalah yang berumur <20 tahun yaitu sebanyak 21 orang atau

91,30%, sedangkan kelompok terkecil berasal dari 41 - 50 tahun yang berjumlah

2 orang atau 8,70%. Umur bisa menentukan tingkat kedewasaan seseorang

sehingga hal ini bisa mempengaruhi dalam perilakunya dan cara

pemikirannya.

3. Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan seringkali mempengaruhi perilaku seseorang dalam

keputusannya. Selain itu pekerjaan pada umumnya juga mencerminkan

satu bentuk perilaku pembelian tertentu terhadap suatu produk jasa

Komposisi responden menurut tingkat pendidikan disajikan pada table

4.4 berikut ini:


44

Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Pekerjaan


No. Pekerjaan Jumlah Responden Persentase (%)
1 Pelajar 20 90,30%
2 Guru/Dosen 3 9,70%
Jumlah 23 100%
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2022

Berdasrkan tabel 4 . 4 diatas dapat diketahui bahwa responden

memiliki latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda, dengan responden

yang sebagai Pelajar/Mahasiswa jumlahnya lebih dominan yaitu

sebanyak 90,30%. Kemudian sebanyak 9,70% responden bekerja sebagai

Guru//Dosen.

C. Hasil Dan Pembahasan Penelitian

1. Hasil Penelitian

Proses pengembangan media aplikasi articulate storyline dikembangankan

dengan model pengembangan DDDE (Decide, Design, Develop, dan

Evaluate). Proses pengembangan tersebut dijelakan sebagai berikut:

a. Tahab Decide (Menetapkan)

Pada tahab decide atau menetapkan peneliti melakukan beberapa

hal untuk:

1) Menentukan Tujuan Pembelajaran

Untuk mencapai tujuan pembelajaran maka pengembangan media

pembelajaran berupa aplikasi articulate storyline ini didasarkan pada

beberapa pertimbangan antara lain perkembangan teknologi

pembelajaran yang semakin berkembang, karakteristik dari peserta


45

didik, model pembelajaran pada yang telah diberlakukan yaitu

kurikulum yang (K-13) yang pada dasarnya berfokus pada peserta

didik (student centere), dan tentunya pemilihan materi yang

dikembangkan (flora dan fauna).

Inovasi-inovasi yang muncul dalam pemanfaatan teknologi pada

bidang pendidikan maupun proses pembelajaran telah menjelaskan

bagaimana perkembangan teknologi saat ini berpengaruh. hal ini

dapat terlihat dari banyaknya bukti nyata dari jenis-jenis aplikasi

pembelajaran yang tersedia secara gratis baik itu di smartphone maupun

komputer yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk belajar

mandiri dimanapun meraka berada.

Pegembangan media pembelajaran berupa aplikasi articulate

storyline di SMA Negeri 6 Kendari. Berdasarkan observasi yang telah

dilakukan, sebagian besar siswa mengalami kejenuhan dalam belajar

karena masih banyak guru yang menggunkan medote mengajar

konvensional yaitu ceramah dan pembrian tugas yang monoton yang

kurang memanfaatkan media pembelajaran. Hal ini yang

mengakibatkan siswa kurang memahami materi yang dibawakan guru

bidang study.

Berdasarkan analisis peserta didik, maka dari segi usia, pada

umumnya peserta didik yang berada pada jenjang sekolah menengah

akhir (SMA) memiliki rata-rata usia 14-16 tahun. menurut teori belajar

Piaget, Triono (2014:71) anak yang berusia demikian, berada pada


46

tahap oprasoimanl formal. Ciri pokok perkembangan anak pada tahap

ini adalah memiliki pemikiran abstrak dan murni simbolis mungkin

dilakukan. Masalah-masalah dapat dipecahkan melalui penggunaan

eksperimental sistematis. Oleh karena itu peserta didik yang akan

dijadikan aspek penelitian ini berada pada tahap sudah bisa berfikir

logis. Hasil observasi peserta didik ini dijadikan kerangka acuan untuk

menyiapkan aspek- aspek yang berhubungan dengan media

pembelajaran flora dan fauna berbasis aplikasi articulate storyline yang

akan dibuat (seperti tata bahasa, tingkat kesulitan soal soal yang

terdapat pada media pembelajaran flora dan fauna berbasis articulate

storyline, video yang diberikan dan materi yang disajikan), sehingga

dapat dihasilkan media pembelajaran flora dan fauna berbasis articulate

storyline yang cocok digunakan oleh peserta didik.

Selain pengembangan media dalam bentuk aplikasi articulate

storyline, pemilihan materi yang akan dikembangkan yaitu materi flora

dan fauna berdasarkan beberapa pertimbangan. Pertimbangan pemilihan

materi flora dan fauana didasarkan pada pembagian sub bab materi

yang ada, materi ini yang sangat dekat dengan kehidupan sehri- hari

dalam hal penerapan.

Selain itu keunikan dari materi flora dan fauan juga menjadi

alasan pemilihan materi. Keunikan materi tersebut diantaranya yaitu

mampu mendiskripsikan flora dan fauna di dunia.

Dari keunikan tersebut dapat membuat media pembelajaran yang


47

dikembangkan dapat lebih kretif dengan berbagai materi yang disajikan

dengan penggunaan bahasa yang lebih mudah dipahami sehingga

menghasilkan pembelajaran yang efektif dan dapat menarik perhatian

peserta didik.

2) Menentukan Tema Atau Ruang Lingkup Lingkungan Multimedia

Tema atau ruang lingkup dari media pembelajaran yang

dikembangkan adalah media pembelajaran aplikasi articulate storyline

ini hanya dibataskan pada pengguna leptop atau notebook.

Ruang lingkup ini ditentukan atas dasar pertimbangan

penggunaan leptop yang semakin menjamur baik dalam lingkup

peserta didik maupun masyarakat umum dan merupakan salah satu

media teknologi yang pemanfaatannya baik dalam proses

pembelajaran maupun evaluasi pembelajaran telah dijadikan sebagai

salah satu media yang praktis dan tebat guna.

Kecenderungan berkurangnya minat belajar siswa akibat lebih

menariknya multimedia lain daripada buku dapat diantisipasi dengan

membuat media pembelajaran yang memanfaatkan leptop yang

digunakan menggunakan system operasi c. Sistem operasi ini dipilih

karena system ini adalah sistem yang paling banyak digunakan

daripada sistem operasi yang lain. Penggunaan media pembelajaran

yang memanfaatkan leptop ini sangat mudah dan dapat digunakan

secara mandiri oleh siswa.

3) Mengembangkan Kemampuan Prasyarat


48

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan disekoalah

diperoleh informasi bahwa: (1) sekolah tersbut memperbolehkan

peserta didik membawa leptop atau notebook yang mendukung proses

pembelajaran dikelas dengan catatan gur bidang study mengetahui (2)

penyediaan fasilitas Wi-Fi khusus bagi peserta didik.

Selama proses penelitian berlangsung terdapat beberapa kendala

yang timbul antara lain beberapa peserta didik yang tidak memiliki

leptop atau notebook. Dari kendala tersebut, jumlah peserta didik yang

berjumlah 35 orang yang dinyatakan sebagai layak sebagai objek

penelitian sebanyak 21 orang di karenakan 14 oranng tersebut yang

tidak memiliki leptop. Setelah di install di leptop masing-masing

peserta didik, proses pembelajaran tersebut akan dimulai.

b. Tahap Desain

Pada tahapan desain media, pemilihan format yang akan

digunakan menjadi sangat penting. Adapun pemilihan format yang

digunakan dalam media pembelajaran interaktif ini dilihat dari

komponen penggunaan aplikasi dengan

software Articulate Storyline . Format publish media pembelajaran

yaitu Html5 menjadi web format https://bit.ly/MediaBiologiSel.

Draft awal media pembelajaran interaktif berbasis Articulate

Storyline terdiri dari beberapa konten/isi yaitu halaman

opening/login, halaman beranda (halaman KD & Indikator, materi,

quiz interaktif, referensi, profil dan petunjuk. Berikut tampilan


49

halaman login dan daftar menu

c. Tahap Develop (Pengembangan)

Pada tahap develop atau pengembangan dilakukan dengan

mengembangkan setiap komponen menjadi sebuah produk pengembangan

yaitu media pengembangan media pembelajaran berbantu apliksi articulate

storyline. Setelah dilakukan pengembangan, dilakukan validasi para

ahli/praktisi untuk mengetahui tingkat kevalidan dari media pembelajaran

berbantu aplikasi articulate storyline yang dikembangkan. Validator yang


50

digunkan adalah 2 orang dosen UHO dan satu orang guru mata pelajaran

Geografi di SMA Negeri 6 Kendari. Berikut nama-nama validator

Tabel 4.5. Nama Validator


No Validator Pekerjaan
Dr. Amirudin Takda, S.Pd., M.Si Dosen
Rahma Musyawara, S.Pd., M.Pd Dosen
Rahmi, S.Pd Guru
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2022

Setelah dilakukan perancangan kemudian divalidasi oleh para

ahli/praktisi maka diperoleh hasil analisis data kevalidan dari tiap aspek

media, tampilan, dan materi).

1) Hasil Analisis Validasi

a) Komponen Media

Analisis validasi dari pengembangan media pembelajaran berbantu

aplikasi articulate storyline pada komponen media terbagi atas tiga aspek

yaitu menetapkan, design, dan pengembangan. Aspek menetapkan

memeiliki 4 indikator yang divalidasi oleh validator. Hasil validasi untuk

aspek ini ditunjukkan pada tabel 6:Media pada aspek menetapkan dinilai

tiga orang validator dengan skali 1-5 dengan nilai rataan validator 1 =

4,25, validator 2 = 4,75 dan valiator 3 = 4,50, maka n =3, c =5, dan I 0 = 1.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:


51

Tabel 4.6. Hasil Analisis Validasi Komponen Media Pada Aspek

Menetapkan.

Penilaian
No Aspek Menetapkan Ahli Ahli
Ahli I
II III
1 Huruf yang di gunakan jelas dan mudah dimengerti 4 5 5

Ketepatan Pemilihan Jenis Aplikasi/ Software/ Tool


2 5 5 4
Untuk Pengembangan
Usalibitas (Mudah Digunakan Dan Sederhana Dalam
3 4 4 4
Pengoprasiannya)
Tampilan Menu Mudah Dipilih Dan Tidak
4 4 5 5
Membingungkan Siswa
Rata-rata 4,25 4,75 4,50
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2022

Adapun hasil analisisnya adalah sebagai berikut:

s= r- I0

s validator 1 = 4,25 – 1 = 3,25

s validator 2 = 4,75 – 1 = 3,75

s validator 3 = 4,50 – 1 = 3,50

Σs
V=
n(c−1) V= (3,25+3,75+3,50)/3(5-1) = V = 10,5/12

V = 0,875

Berdasarkan hasis analisis tersebut diperoleh hasil bahwa pada

aspek menetapkan yang terdiri atas 4 butir pernyataan memiliki indeks

Aiken V dengan rerata 0,875. Nilai tersebut berada pada rentang

0,81<V< 1,00. Sehingga dapat ditunjukkan bahwa untuk aspek


52

menetapkan memiliki tingkat validasi yaitu sangat valid. Berdasarkan

hasil analisis serta kritikan dan saran dari validator, maka dapat

dinyatakan bahwa media pembelajaran berbasis aplikasi articulate

storyline untuk komponen media aspek menetapkan dinyatakan sangat

valid.

Komponen media yang selanjutnya divalidasi adalah aspek design.

Aspek ini terdiri atas 12 butir indikator yang divalidasi oleh tim

validator. Berdasarkan validasi dari tim validator. Media pada aspek

desain dinilai dua orang validator dengan skali 1-5 dengan nilai rataan

validator 1 = 4,5, validator 2 = 3,83 dan validator 3 = 4,42, maka n =3, c

=5, dan I0 = 1.

Tabel 4.7 Hasil Analisis Validasi Komponen Media Pada Aspek

Design

No Aspek desain Penilaian


Ahli I Ahli II Ahli III
1. Menetapkan Judul Media Pembelajaran 4 4 5
2. Urutan Dan Struktur Media Pembelajaran 4 4 4
3. Komunikatif 5 4 5
4. Kreatif Dalam Ide Dan Gagasan 5 4 4
5. Sederhana Dan Memikat 4 3 4
6. Visualisasi Bersifat Menarik Dan Sesuai Dengan
Perkembangan Peserta Didik 4 4 5
7. Warna Background Serasi Dengan Warna Teks
Dan Gambar 5 3 5
8. Jenis Huruf Yang Digunakan Sudah Sesuai 5 4 4
9. Ukuran Huruf Yang Digunakan Sudah Sesuai 4 5 4
10. Pemilihan Posisi Teks Yang Sesuai
5 4 5
11. Pemilihan Posisi Gambar Yang Sesuai
4 4 4
12. Penggunaan Warna Per Layar
5 3 4
Rata-rata 4,5 3,83 4,42
53

Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2022

Adapun hasil analisisnya adalah sebagai berikut:

s= r- I0

s validator 1 = 4,5 – 1 = 3,5

s validator 2 = 3,83 – 1 = 2,83

s validator 3 = 4,42 – 1 = 3,42

Σs
V=
n(c−1)
V= (3,5+2,83+3,42)/3(5-1)

V = 9,75/12

V = 0,81

Berdasarkan hasil analisis diatas menunjukan bahwa aspek desain

yang terdiri atas 12 butir pernyataan memiliki indeks Aiken V dengan

rerata 0,81. Nilai tersebut berada pada rentang kevalidan 0,81<V< 1,00.

Sehingga dapat ditunjukkan bahwa unuk aspek design memiliki tingkat

validasi yaitu valid. Berdasarkan hasil analisis serta kritikan dan saran

dari validator, hal ini menunjukkan bahwa aspek design, masih perlu

dilakukan revisi dan perbaikan sesuai dengan arahan dan saran dari tim

validator.

Komponen media selanjutnya yang akan divalidasi adalah aspek

pengembangan. Aspek ini terdiri dari 8 butir pernyataan yang akan

divalidasi oleh tim. Berdasarkan validasi dari tim validator, diperoleh

hasil sebagai berikut.


54

Tabel 4.8. Hasil Analisis Validasi Komponen Media Pada


Aspek
Pengembangan
No Aspek pengembangan Penilaian
Ahli I Ahli II Ahli III
1. Gambar Yang Disajikan Tidak Rumit Atau Mudah
4 4 5
Dipahami
2. Gambar Digunakan Sebagai Visualisasi Konsep-
4 5 4
Konsep Penting
3. Pemilihan Gambar Yang Sesuai 5 3 4
4. Animasi Yang Digunakan Sesuai Dengan Materi
3 4 5
Pembelajaran
5. Animasi Yang Digunakan Tidak Mengalihkan
4 4 4
Perhatian Peserta Didik
6. Suara Mudah Didengar Atau Jelas 5 5 5
7. Suara Jernih Atau Tidak Pecah 4 4 5
8. Suara Yang Didengar Menarik 3 4 4
Rata-rata 4 4,12 4,5
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2022

Media pada aspek pengembangan dinilai tiga orang validator

dengan skali 1-5 dengan nilai rataan validator 1 = 4, validator 2 = 4,12

dan validator 3 = 4,5, maka n =3, c =5, dan I0 = 1.

Adapun hasil analisisnya adalah sebagai berikut:

s= r- I0

s validator 1 = 4 – 1 = 3

s validator 2 = 4,12 – 1 = 3,12

s validator 3 = 4,5 – 1 = 3,5

Σs
V=
n(c−1)
V= (3+3,12+3,5)/3(5-1)
55

V = 9,62/12 V = 0,80

Berdasarkan analisis diatas, maka aspek pengembangan yang terdiri

atas 8 butir pernyataan memiliki indeks Aiken V dengan rerata 0,80.

Nilai tersebut berada pada rentang kevalidan 0,61<V< 0,80. Sehingga

dapat ditunjukkan bahwa unuk aspek pengembangan memiliki tingkat

validasi yaitu valid. Berdasarkan hasil analisis serta kritikan dan saran

dari validator, hal ini menunjukkan bahwa aspek pengembangan, masih

perlu dilakukan revisis dan perbaikan sesuai dengan arahan dan saran

dari tim validator.

Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa

kelayakan media pembelajaran dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.9 Kelayakan Media Pada Media Pembelajaran Articulate


Storyline
No Kelayakan media Nilai v

1. Menetapkan 0,87
2. Desain 0,81
3. Pengembangan 0,80
Rata-rata 0,82
Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2022

Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa media pembelajaran

masuk kategori valid dengan nilai sebesar 0,82, sehingga media

pembelajaran layak untuk di lanjutkan. Saran perbaikan dari ke dua

validator pada komponen media dapat dilihat pada tabel 4.10

Tabel 4.10. Rekapitulasi Validasi Pada Komponen Media


Aspek Saran Perbaikan
Design 1. Susunan Dalam Penempatan Materi
56

2. Penenmpatan Posisi Gambar


3. Warna Background Yang Masih Terlalu Monoton
Pengembangan Animasi ditingkatkan lagi dan gambar h a r u s lebih
mendukung materi
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2022

Dengan mempertimbangankan kritikan, saran dan hasil analisis

kevalidan menggunkan rumus Aiken V yang merupakan analisis

penilaian dari ketiga validator, maka peneliti melakukan perbaikan dan

menggap bahwa produk yang dikembangkan yaitu media pembelajaran

articulate storyline pada komponen media dinyatakan validasi tinggi

dengan sedikit revisi

b) Analisis Validasi Aspek Materi

Analisis validasi dari pengembangan media pembelajaran berbantu

berbasis aplikasi articulate storyline pada komponen materi terdiri atas

tiga aspek yaitu materi, soal, keterlaksanaan, dan bahasa). Aspek materi

memiliki 13 indikator yang divalidasi oleh validator. Hasil validasi untuk

aspek ini ditunujukan pada table dibawah ini:

Tabel 4.11. Rekapitulasi Validasi Pada Komponen Materi


No Aspek Materi Penilaian
Ahli I Ahli II Ahli III
1. Ketepatan Konsep Faktual 4 4 4
2. Kejelasan Rumusan Tujuan Pembelajaran 4 5 4
3. Relevansi Tujuan Dengan KD 3 4 4
4. Relevansi Tujuan Dengan Indikator 5 5 4
5. Kesesuaian Materi Dengan KD 4 4 5
6. Kesesuaian Materi Dengan Indikator 5 4 5
7. Kesesuaian Materi Dengan Tujuan
5 5 5
Pembelajaran
8. Sistematis, Runtut, Dan Alur Logika Jelas 4 5 3
9. Cakupan Materi Jelas 4 4 4
57

10 Kedalaman Materi Jelas 5 5 4


11 Materi Sesuai Dengan Perkembangan Peserta Dididk 3 4 5
12 Pembahasan Materi Pada Teks 4 4 4
13 Kemudahan 5 5 5
Rata-rata 4,23 4,46 4,31
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2022

Berdasarkan hasil analisis diatas aspek pengembangan dinilai tiga

orang validator dengan skali 1-5 dengan nilai rataan validator 1 = 4,23,

validator 2 = 4,46 dan validator 3 = 4,31, maka n =3, c =5, dan I0 = 1.

Adapun hasil analisisnya adalah sebagai berikut:

s= r- I0

s validator 1 = 4,23 – 1 = 3,23

s validator 2 = 4,46 – 1 = 3,46

s validator 3 = 4,31 – 1 = 3,31

Σs
V=
n(c−1)
V= (3,23+3,46+3,31)/3(5-1) = V = 10/12

V = 0,83

Aspek materi yang terdiri atas 13 butir pernyataan memiliki

indeks Aiken V dengan rerata 0,83. Nilai tersebut berada pada rentang

kevalidan 0,81<V< 1,00. Sehingga dapat ditunjukkan bahwa unuk aspek

materi memiliki tingkat validasi yaitu sangat Valid. Berdasarkan hasil

analisis serta sedikit kritikan dan saran dari validator, hal ini

menunjukkan bahwa aspek materi, masih perlu ditingkatkan lagi sesuai

dengan arahan dan saran dari tim validator.

Komponen materi selanjutnya yang akan divalidasi adalah aspek


58

soal. Aspek ini terdiri dari 9 butir pernyataan yang akan divalidasi oleh

tim. Berdasarkan validasi dari tim validator, diperoleh hasil sebagai

berikut.

Tabel 4.12. Hasil Analisis Validasi Komponen Materi Pada


Aspek Soal
No Aspek soal Penilaian
Ahli I Ahli II Ahli III
1. Soal Sesuia Dengan KD 4 5 4
2. Soal Sesuai Dengan Indikator 5 5 5
3. Soal Sesuai Dengan Tujuan Pembelajaran 4 5 4
4. Soal Disesuaikan Dengan Perkembangan Peserta Didik 3 4 4
5. Ketepatan Soal Dengan Materi Ajar 4 4 4
6. Pemberian Umpan Balik Terhadap Hasil Evaluasi 5 3 3
7. Konsistensi Evaluasi Terhadap KD 4 4 4
8. Konsistensi Evaluasi Terhadap Indicator 4 4 5
9. Konsistensi Evaluasi Terhadap Tujuan Pembelajaran 5 5 4
Rata-rata 4,22 4,33 4,11
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2022

Berdasarkan hasil analisis mengenai materi dari aspek soal pengembangan

dinilai tiga orang validator dengan skali 1-5 dengan nilai rataan validator 1

= 4,22, validator 2 = 4,33 dan validator 3 = 411, maka n =3, c =5, dan I 0 =

1.

Adapun hasil analisisnya adalah sebagai berikut:

s= r- I0

s validator 1 = 4,22 – 1 = 3,22

s validator 2 = 4,33 – 1 = 3,33

s validator 3 = 4,11 – 1 = 3,11

Σs
V=
n(c−1)
V= (3,22+3,33+3,11)/3(5-1)
59

V = 9,66/12

V = 0,81

Aspek soal yang terdiri atas 9 butir pernyataan memiliki indeks

Aiken V dengan rerata 0,81. Nilai tersebut berada pada rentang

kevalidan 0,81<V< 1,00. Sehingga dapat ditunjukkan bahwa unuk aspek

soal memiliki tingkat validitas yaitu sangat valid. Saran dan kritikan

dapat dilihat pada tabel 4.19.

Komponen materi selanjutnya yang akan divalidasi adalah aspek

bahasa. Aspek ini terdiri dari 9 butir pernyataan yang akan divalidasi

oleh tim. Berdasarkan validasi dari tim validator, diperoleh hasil

sebagai berikut.:

Tabel 4.13. Hasil Analisis Validasi Komponen Materi Pada


Aspek Bahasa
Penilaian
No Aspek bahasa
Ahli I Ahli II Ahli III
1. Bahasa yang digunakan untuk menguraikan materi
sesuai dengan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan 4 4 4
Bahasa Indonesia)
2. Bahasa yang digunkan sesuai dengan tingkat berfikir
5 4 5
peserta didik
3. Bahasa yangdigunkan mudah dipahami 4 5 5
4. Kesesuaian istilah yang digunakan pada materi 3 5 3
5. Kesesuaian istilah yang digunakan pada soal 4 4 4
6. Ketepatan penulisan tanda baca 5 4 4
7. Kalimat yang digunakan jelas dan mudah dipahami 4 5 5
8. Kebakuan istilah yang digunkan jelas dn mudah
4 5 4
dipahami
9. Konsistensi penggunaan istilah 4 4 4
Rata-rata 4,11 4,44 4,22
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2022
60

Berdasarkan hasil analisis mengenai materi dari aspek bahasa pengembangan

dinilai tiga orang validator dengan skali 1-5 dengan nilai rataan validator 1

= 4,11, validator 2 = 4,44 dan validator 3 = 4,22, maka n =3, c =5, dan I0 =

1. Adapun hasil analisisnya adalah sebagai berikut:

s= r- I0

s validator 1 = 4,11 – 1 = 3,11

s validator 2 = 4,44 – 1 = 3,44

s validator 3 = 4,22 – 1 = 3,22

Σs
V=
n(c−1)
V= (3,11+3,44+4,22)/3(5-1)

V = 9,77/12

V = 0,81

Aspek bahasa yang terdiri atas 9 butir pernyataan memiliki

indeks Aiken V dengan rerata 0,81. Nilai tersebut berada pada rentang

kevali dan 0,81<V< 1,00. Sehingga dapat ditunjukkan bahwa unuk

aspek bahasa memiliki tingkat validasi yaitu sangat valid. Berdasarkan

hasil analisis serta kritikan dan saran dari validator, hal ini menunjukkan

bahwa aspek bahasa, masih perlu ditingkatkan sesuai dengan arahan dan

saran dari tim validator. Saran dan kritikan dapat dilihat pada tabel 4.19

Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat disimpylkan bahwa

kelayakan materi pembelajaran dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.14 Kelayakan Materi Pada Media Pembelajaran Articulate


61

Storyline

No Kelayakan media Nilai v

1. Materi 0,83
2. Soal 0,81
3. Bahasa 0,81
Rata-rata 0,81
Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2022

Berdasarkan tabel diatas ,menunjukan bahwa materi

pembelajaran masuk kategori sangat valid dengan nilai sebesar 0,81,

sehingga materi pembelajaran layak untuk di lanjutkan. Saran perbaikan

dari ketiga validator pada komponene materi dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.15. Rekapitulasi Validasi Pada Komponen Media


Aspek Saran Perbaikan
Materi 1. Pada awal pembahasan menggunkan apersepsi
untuk memberikan gambaran kepada peserta
didik
2. Menggunkan bahasa yang lebih kteraktif bagi
peserta didik
Soal 1. Soal harus sesuai dengan taksonomi bloom
2. Gambar yang tertera pada soal harus lebih jelas
Keterlaksanaan Menambahkan contoh yang lebih nyata
disetiap bahasan pokok
Bahasa 1. Kurang memberikan penegasan untuk materi
point penting
2. Bahasa yang masih cenderung kaku
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2022

Dengan mempertimbangankan kritikan, saran dan hasil analisis

kevalidan menggunkan rumus Aiken V yang merupakan analisis

penilaian dari ketiga validator, maka peneliti melakukan perbaikan dan

menggap bahwa produk yang dikembangkan yaitu media pembelajaran

berbasis aplikasi articulate storyline pada komponen materi dinyatakan


62

validasi sedang dengan sedikit revisi.

2) Analisis Respon Guru dan Siswa

Pada tahap evaluasi, media pembelajaran berbantu aplikasi berbasis

android dievaluasi dengan melakukan uji coba lapangan untuk menilai

tingkat kepraktisan dan efektifitas media.

a) Respon siswa

Data tentang tinkat kepraktisan media pembelajaran berbasis

aplikasi articulate storyline diperoleh melalui observasi dan angket

respon. Tahapan ini terdiri atas dua dosen bidang study fisika dan

geografi 20 orang peserta didik dan 1 oramg guru. Berdasarkan hasil

analisis diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.16. Rekapitulasi Data Hasil Angket Respon siswa terhadap Media
Pembelajaran berbasis aplikasi articulate storyline
Ra
No. Aspek validasi Keterangan

1Kemudahan memahami media berbasis


articulate storyline 82.86 Sangat baik
2Kejelasan petunjuk media berbasis
articulate storyline 84.76 Sangat baik

3Materi yang disajikan dalam media


berbasis articulate storyline 82.86 Sangat baik

4Media berbasis articulate storyline


disajikan secara sistematis/urut 85.71 Sangat baik
sehingga materi mudah dipahami
5Penyajian media berbasis articulate
storyline menimbulkan suasana 82.86 Sangat baik
menyenangkan bagi saya
6Fleksibilitas penggunaan media dalam
pembelajaran individu maupun 84.76 Sangat baik
kelompok
7Kepraktisan penggunaan media (mudah
80.95 Sangat baik
digunakan di luar kelas)
8 Kalimat yang digunakan komunikatif 81.9 Sangat baik
63

dan mudah saya pahami


9Pilihan kata yang digunakan sudah tepat 85,7 Sangat baik
10Kalimat yang digunakan tidak ambigu 93,5 Sangat baik
11Kalimat yang digunakan sesuai dengan
87,8 Sangat baik
tingkat usia saya
12Kalimat yang digunakan tidak
mengandung istilah-istilah yang 96,3 Sangat baik
bersifat lokal
Rata-rata reting 83,33 Sangat baik
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2022

Berdasarkan table diatas menunjukan bahwa hasil respon siswa

mengani media pembelajaran menggunakan aplikasi articulate

storyline ini dapat diketahui dari hasil angket respon siswa, yang

meliput 12 indikator. Hasil dari angket respon siswa dengan jumlah

siswa 20 SMA Negeri 6 Kendari didapatkan rata-rata yaitu 83,33%, dari

hasil rata-rata tersebut dikategorikan respon siswa terhadap media

pembelajaran adalah sangat baik.

b) Respon Guru

Selanjtnya analisis respon guru adalah sebagai berikut:

Tabel 4.17. Rekapitulasi Data Hasil Angket Respon Guru terhadap


Media Pembelajaran berbasis aplikasi articulate storyline
S
No. Aspek validasi

Kepraktisan isi materi dengan Kompete nsi


1 4
Dasar (KD) dan Tujuan Pembelajaran
2 kejelasan topic pembelajaran 5
kemampuan media memperluas wawasan dan
3 5
pengetahuan siswa
4 kemudahan penggunaannya 5
meningkatkan motivasi siswa dalam
5 5
mempelajari flora dan fauna
6 Kesesuaian bahasa dengan tingkat berfikir siswa
4
SMA
7 kemudahan memahami alur nateri 4
8 Kesantunan penggunaan Bahasa 4
64

9 Kejelasan alur cerita yang mendukung untuk


5
memahami materi
10Kemenarikan sampul materi 4
11Kemudahan membaca teks/Tulisan 4
12Ketepatan dialog/teks dengan cerita/materi 3
Rata-rata reting 4,3
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2022

s= r- I0

s Respon guru = 4,3 – 1 = 3,4

Σs
V=
n(c−1)
V= (3,4)/1(5-1)

V = 3,4/4

V = 0,85

Berdasarkan table diatas menunjukan bahwa hasil respon Guru

mengani media pembelajaran menggunakan aplikasi articulate

storyline ini dapat diketahui dari hasil angket respon Guru, yang

meliputi empat 12 indikator. Hasil dari angket respon Guru dengan

jumlah guru 1 di SMA Negeri 6 Kendari didapatkan rata-rata yaitu 85%,

dari hasil rata-rata tersebut dikategorikan respon guru adalah sangat

baik.

3) Analisis Hasil Belajar Materi Flora dan Fauna (Keefektifan Media)

Terhadap pengujian keefektifan media dilakukan dengan

memberikan tes pada peserta didik setelah menggunakan media maka

diperoleh data sebagai berikut. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober

2022 di SMA Negeri 6 Kendari dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa.


65

Dibawah ini merupakan rincian jadwal pelaksanaan penelitian yang

disajikan pada Tabel 18 berikut:

Tabel 4.18. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

N Hari/ Waktu Jenis


Tang kegia
gal tan

1 10 09.00- Pre-test
Okto 11.20 dan
ber WIB Perte
2022 muan
1

2 17 09.00- Pertemua
Okto 11.20 n 2
ber WIB dan
2022 Post-
test

Berdasarkan hasil pre-test dan post-test hasil belajar siswa diolah

untuk menentukan gain ternomalisasinya. Data gain ternomalisasi kelas

eksperimen tersaji pada tabel 3 berikut ini:

Tabel 4.19 hasil belajar Materi Flora dan Fauna media pembelajaran
articulate storyline
Responden Nilai
Gain ternomalisasi Kriteria
(Siswa) Pre-test Post-tes
1 60 85 0,6 Sedang
2 65 85 0,5 Sedang
3 50 75 0,5 Sedang
4 70 80 0,3 Sedang
5 65 85 0,5 Sedang
6 40 75 0,5 Sedang
7 55 80 0,5 Sedang
8 50 90 0,8 Tinggi
9 65 80 0,4 Sedang
10 55 75 0,4 Sedang
11 55 80 0,5 Sedang
12 45 85 0,7 Sedang
13 50 70 0,4 Sedang
66

14 45 75 0,5 Sedang
15 50 85 0,7 Sedang
16 60 90 0,7 Sedang
17 65 85 0,5 Sedang
18 55 80 0,5 Sedang
19 50 80 0,6 Sedang
20 60 85 0,6 Sedang
Rata-rata 5,5 81,25 0,52 Sedang

Berdasarkan diagram batang tabel di atas, terdapat dua

kategori berdasarkan perhitungan nilai n-gain. Sebanyak 19 siswa

memperoleh kategori sedang dengan rentang skor gain sebesar 0,70

> (< g >) ≥ 0,30 dan sebanyak 1 siswa mendapatkan kategori tinggi

dengan rentang skor gain sebesar (< g >) ≥ 0,70.

2. Pembahasan

1) Kelayakan Media Pembelajaran Dengan Articulate Storyline Dalam

Orientasinya Pada Materi Flora Dan Fauna

Berdasarkan komponen lebih spesifik lagi dari setiap indikator

(aspek penilaian) dapat dilihat bahwa nilai uji validasi ahli media dan

materi menunjukan nilai yang beragam serta menunjukan nilai di atas 0,80

(tabel ). Untuk hasil uji validasi ahli terhadap materi yang digunakan di

pembuatan media pembelajaran ini menunjukan nilai yang hamper sama

disemua indikator baik komponen menetapkan, desain dan pengembangan.

Penilaian kelayakan media terdiri dari empat aspek yaitu

kebahasaan, desain media, pengoperasian media, dan manfaat media

(lampiran). Media pembelajaran dikatakan valid, apabila hasil analisis

sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Seperti yang


67

dijelaskan oleh (Arikunto, 2010: 69) sebuah media pembelajaran

dikatakan valid jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki

kesesuian antara hasil tes dengan kriteria yang telah ditentukan

sebelumnya.

Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan data kualitatif.

Data kualitatif merupakan instrumen berupa saran dan kritik yang

digunakan sebagai bahan untuk melakukan perbaikan terhadap media

interaktif berbasis Articulate Storyline yang dikembangkan. Sependapat

dengan penelitian yang dilakukan Pratomo dan Agus (2015: 20) bahwa

dalam pembuatan instrumen dipergunakan untuk memperoleh informasi

mengenai kebutuhan produk yang akan dikembangkan yang disebarkan

kepada responden.

Kesesuaian media pembelajaran interaktif yang dikembangkan

dengan karakteristik pembelajaran flora dan fauna diperkuat dengan

pendapat ahli materi yaitu mendapat penilaian sebesar 081, yang dilihat

dari aspek materi, soal dan bahasa, kualitas materi, penyajian materi dan

manfaat media.

Berdasarkan hasil analisis dari proses validasi dan uraian teori di

atas, maka media pembelajaran yang telah dikembangkan dapat

dikategorikan valid, karena aspek-aspek media pembelajaran

menunjukkan nilai rata-rata 96,25 % yang berada pada kategori valid dan

layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Namun demikian,

catatan yang diberikan validator pada setiap komponen yang divalidasi,


68

perlu dilakukan perbaikan-perbaikan kecil atau seperlunya sesuai dengan

catatan yang diberikan.

Salah satu faktor penentu keberhasilan belajar siswa adalah media

pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru. Pemakaian media

pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan

dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan

belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap

siswa (Handhika, 2012: 113). Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa

terlihat sangat antusias dengan menggunakan media interaktif berbasis

Articulate Storyline. Siswa memperhatikan pembelajaran dengan

menggunakan media interaktif berbasis Articulate Storyline, selama

pembelajaran dengan media Articulate Storyline berlangsung kondisi kelas

lebih kondusif, karena tidak ada siswa yang mengobrol di luar materi

pelajaran selama pembelajaran dengan media Articulate Storyline

berlangsung kondisi kelas lebih kondusif, karena tidak ada siswa yang

mengobrol di luar materi pelajaran

2) Respon siswa dan Guru

Hasil analisis respon siswa dan guru di SMAN SMAN 6 Kendari

terhadap media pembelajaran berbasis aplikasi articulate storyline

menunjukkan bahwa respon guru maupun siswa, diketahui bahwa baik

guru maupun siswa sangat mengapresiasi dan sangat senang terhadap

pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi

articulate storyline . Hal ini diketahui dari respon positif yang mereka
69

berikan pada setiap indikator yang terdapat pada lembar angket yang

disediakan. secara keseluruhan mendapatkan respon guru aupun siswa

adalah sangat baik. Respon siswa berkaitan dengan pengetahuan dan

pemahaman siswa terhadap penggunaan media pembelajaran interaktif

berbasis aplikasi articulate storyline.

Respon yang sangat kuat dengan rata-rata (85%) pada indikator

pemahaman yang diperoleh karena media melalui pembelajaran berbasis

aplikasi articulate storyline dapat membantu siswa dalam memahami

materi flora dan fauan. Materi flora dan fauna pada media pembelajaran

berbasis aplikasi articulate storyline ini mudah dipahami oleh siswa dan

dapat menambah wawasan siswa. Hal ini sesuai denga pendapat Ananda

dkk (2017:267), media akan lebih mudah digunakan karena

adanya petunjuk dalam penggunaan media.

3) Hasil Belajar

Berdsarkan hasil penelitian penilaian hasil belajar dilakukan

berdasarkan nilai dari hasil pre-test dan post-test siswa. Hasil analisis nilai

pre-test dan post-test diketahui bahwa persentase ketuntasan siswa pada

kompetensi pengetahuan dengan pembelajaran berbasis aplikasi articulate

storyline menunjukkan peningkatan. Rata-rata nilai pre-test siswa yaitu

55,5 dengan demikian ketuntasannya yaitu 5%, artinya hanya satu siswa

yang dapat mencapai ketuntasan pada materi flora dan fauna. Sedangkan

Pada post-test terjadi peningkatan ketuntasan nilai, dimana 20 siswa semua

Rata-rata skor post-test siswa yaitu sebesar 81,25. Persentase ketuntasan


70

siswa pada post-test sebesar 80%.

Hasil peningkatan ketercapaian kompetensi pengetahuan dapat

dilihat dengan hasil analisis n- gain ternormalisasi diketahui bahwa rata-

rata perolehan nilai pretest dan posttest dengan nilai n-gain sebesar 0,5

dengan kategori sedang. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat

disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis aplikasi articulate

storyline efektif dan layak digunakan dalam proses pembelajaran. Selain

itu, media articulate storyline merupakan media yang menarik,

meningkatkan perhatian dan konsentrasi peserta didik, serta memberikan

pengalaman yang menyenangkan pada peserta didik dengan bermain dan

belajar. dimana ketertarikan dan perhatian peserta didik pada

pembelajaran, dan pengalaman yang diperoleh peserta didik, merupakan

hala- hal yang mempengaruhi dan mampu meningkatkan hasik belajar

peserta didik.

Hal ini membuktikan bahwa pada pembelajaran berbasis aplikasi

articulate storyline ini siswa terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga

mampu mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah

dimilikinya. Siswa juga akan lebih mudah menyimpan informasi ke

memori jangka panjang karena siswa terlibat aktif dalam melakukan

pembelajaran (Suprihatiningrum, Jamil, 2013). Hal ini akan lebih mudah

karena siswa menemukan konsep yang sedang dipelajari dengan

menggunakan cara belajar mereka sendiri namun tetap dengan bimbingan

dari guru. Hal ini sejalan dengan teori belajar konstruktivisme dimana
71

siswa itu sendiri yang harus secara pribadi menemukan dan menerapkan

informasi, mengecek informasi baru dibandingkan dengan informasi yang

telah dimiliki (Nur, Muhamad dan Wikandari, Prima Retno, 2008). Hal ini

didukung oleh Tantri, Ari Atriya, 2015 yang menyatakan bahwa

penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada kompetensi pengetahuan. Beberapa hasil analisis capaian kompetensi

pengetahuan siswa dapat dinyatakan bahwa penerapan pembelajaran

berbasis pendekatan articulate storyline dalam pembelajaran flora dan

fauna ini terbukti membantu dalam meningkatkan hasil belajar pada

kompetensi pengetahuan.
72
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka

kesimpulan dalam peneliian ini adalah sebagai berikut

1. Media pembelajaran berbasis Articulate Storyline layak digunakan dalam

pembelajaran. Penilaian media pembelajaran interaktif oleh validator

memperoleh nilai rata-rata sebesar 0,81 dengan kriteria sangat valid.

2. Respon guru dan siswa terhadap media Articulate Storyline sangat baik.

Penilaian mengenai respon guru dan siswa memperoleh nilai rata-rata 85

dengan kriteria sangat baik.

3. Hasil Belajar Materi Flora dan Fauna dengan media Articulate Storyline

sangat efektif. Penilaian mengenai hasil belajar memperoleh nilai rata-rata

0,52 dengan kriteria sedang.

B. Saran

Kedepannya, penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menyertakan variable

terkait seperti pengaruhnya terhadap kemampuan siswa dalam aspek

kognitif (pengetahuan) dan afektif (penerimaan dan responsif) sehingga

informasi pengembangan media pembelajaran ini dapat lebih lengkap lagi,

khususnya bagi media articulate storyline diperlukan adanya

pengembangan yang sistematis dan terencana sehingga hasil didapatkan

dapat lebih optimal dan tidak membosankan bagi siswa.


73

DAFTAR PUSTAKA

Aiken, Lewis R. 1985. Three Coefficients for Analyzing The Reliability and
Validaty Of Ratings. Educational and psychological measurement.451
pp 131-142.

Darmawan, Wira, Epa. 2018. Analisis Kebutuhan Pengembangan


MediaPembelajaran Sesuai Dengan Guided Discovery hal (222-
224).Yogyakarta :Universitas Ahmad Dahlan.

Ermayanti, Sulisworo, Dwi. 2016. Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Peserta


Didik setelah Penerapan Model Pembelajaran Student Team
Achievement Divisions (STAD) pada Siswa Sekolah Menengah Atas
(SMA) hal (175-181). Yogyakarta : jurnal Pendidikan Fisika,
Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia

Kurniawan, Jajang. 2015. Artikel : Modul Tutorial Instal Sofware Ofline-Online


Learning. Dalam http://www.slideshare.net/JajangKurniawan1/modul-
articulate (diakses tanggal 12 februari 2021jam10.53).

Mukti, Satria, Taufiq dan Istiyono, Edi. 2018. Instrumen Penilaian Kemampuan
Berpikir Kritis Peserta Didik SMA NegeriMata Pelajaran Biologi Kelas
XVolume 11, Nomor 2 (Hal, 107-112). Yogyakarta : Jurnal Pendidikan
Biologi.

Pratama, Angga, Rian. 2018. Media Pembelajaran Berbasis Articulate Storyline 2


Pada Materi Menggambar Grafik Fungsi Di Smp Patra Dharma
2BalikpapanVol. 7, No. 1.Balikpapan :Pendidikan Matematika, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Rafmana, Hesta, dkk. 2018. Pengembangan Multimedia Interaktif


BerbasisArticulate Storyline Untuk Meningkatkan MotivasiBelajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Pkn Kelas Xi DiSma Srijaya Negara
PalembangVolume 5, Nomor 1. Sriwijaya :Jurnal Bhinneka Tunggal
Ika.

Shofa, Ikhwanus, Muhamad. 2020. Analisis Kebutuhan Pengembangan Media


Pembelajaran IpaBerbasis Argument MappingVolume 3, Nomor 1.
Singaraja : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia.

Tafonao, Talizaro. 2018. Peranan Media Pembelajaran Dalam eningkatkanMinat


Belajar Mahasiswa.Jurnal Komunikasi PendidikanVol.2
No.2.Yogyakarta :Program Studi Pendidikan Agama Kristen.

Waldopo. 2011. Analisis Kebutuhan Terhadap Program Multi Media Interaktif


SebagaiMedia Pembelajaran Jurnal Pendidikan dan KebudayaanVol.
17, Nomor 2. Jakarta : Kementrian pendidikan nasional.
74

Zakky. 2020. Artikel : pengertian instrumen penelitian menurut para ahli dan
secara umum. Dalam http://www.zonareferensi.com/pengertian-
instrumen-penelitian/(diakses pada tanggal 10 februari 2021.
41

Lampiran I. kuisioner

1. Ahli media
42
43
44

II. Ahli Materi


45
46
47
48

III. Respon guru


49
50
51

Lampiran II. Soal Pretest dan Pratest


I. Pretest

1. Tanah luas yang ditumbuhi rumput dan dikelilingi oleh tumbuh-


tumbuhan keras (perdu) disebut ….
A. gurun
B. sabana
C. stepa
D. hutan
E. tundra
2. Faktor faktor yang mempengaruhi kehidupan di muka bumi adalah ...
a. tanah, relief dan fauna
b. air, tanah dan relief
c. reliet, iklim dan vegetasi
d. Bioscyle, angin dan suhu
e. tekanan udara, tumbuhan dan kelembaban
3. Hutan dengan ciri pohonnya berdaun rindang, sehingga matahari tidak
dapat menembus celah-celah daun sampai ke tanah disebut ...
a. hutan hujan tropis
b. hutan hujan ekuatorial
c. hutan musim
d. tundra
e. Taiga
4. Salah satu manfaat hutan di bawah ini, tergolong manfaat tidak langsung
adalah ...
a. menyediakan bahan industri ketas
b. menyediakan bahan industri alat rumah tangga
c. mengatur tata air
d. menghasilkan getah
e. memberikan berbagai jenis tanaman hias
52

5. Hutan mempunyai fungsi langsung dan tak langsung. Fungsi tidak


langsung diantaranya disebut juga fungsi orologis yaitu ...
a. mencegah erosi
b. mengatur udara segar
c. menyebabkan udara segar
d. membentuk humus tanah
e. mengatur aliran air
6. Hutan dapat berfungsi untuk menjaga banyaknya bunga tanah (humus)
dari bahaya erosi karena dapat mengikat atau menahan air hujan. Fungsi
ini disebut juga ...
a. fungsi sosial
b. fungsi ckonomi
c. fungsi orologis
d. fungsi hidrologis
e. menjaga keadaan udara
7. Bioma tundra terletak di daerah...
a. kutub selatan
b. kutub utara
c. iklim tropis
d. iklim sub tropis
e. iklim sedang
8. Vegetasi khas daerah tundra adalah ....
a. hutan konifer
b. hutan pinus
c. hutan heterogen
d. padang rumput dan lumut kerak
e. hutan jati
9. Berikut adalah wilayah termasuk dalam region Etiopian yaitu...
a. India Barat
b. Amerika Selatan
c. Eropa
53

d. Madagaskar
e. Asia Utara
10. Yang merupakan fauna wilayah oriental yaitu ...
a. orang utan
b. jerapah
c. unta
d. burung cendrawasih
e. burung kenari
11. Di bawah ini, pernyataan yang benar mengenai hutan hujan tropis
adalah ...
a. terdapat di semua benua
b. jenis fauna yang ada di dalamnya sama
c. hanya ditenui di dataran rendah
d. kanopinya sangat rapat
e. tidak ditemukan tumbuhan epifit
12. Seorang peneliti sedang mengamati sebuah pohon yang sangat besar.
Dari hasil pengamatan, dia menyimpulkan bahwa pohon itu adalah
pohon baobab. Peneliti itu sedang berada di....
a. sabana Afrika
b. hutan tropis Afrika
c. gurun Afrika
d. sabana Australia
e. sabana Amerika
13. Ciri khas flora yang tumbuh di gurun adalah ...
a. berdaun jarum
b. berdaun lebar
c. berakar dalam
d. berbatang lunak
e. tidak berdaun
14. Negara-negara di bawah ini yang wilayahnya ditumbuhi tundra adalah ...
a. Kanada, Swedia, dan India
54

b. Kanada, Finlandia, dan Norwegia


c. Prancis, Inggris, dan Italia
d. Amerika Serikat, Brasil, dan Mesiko
e. Mesir, Libia, dan Aljazain
15. Mamalia terbesar di dunia terdapat pada bioma ...
a. sabana
b. hutan hujan
c. tundra
d. gurun
e. Samudera
16.  Hutan hujan disebut sebagai "paru-paru dunia" karena berfungsi ...
a. membersihkan udara (carbon sink)
b. sebagai tempat hidup berbagai macam fauna
c. menghasilkan kayu untuk memenuhi kebutuhan manusia
d. pohon-pohonnya hijau sepanjang tahun
e. mengambil oksigen dari udara dan menggantinya dengan karbon dioksida
17.  Keistimewaan hutan peluruh adalah ...
a. pohon-pohonnya berdaun jarum
b. dihuni fauna yang ukurannya relatif sangat besar
c. pada musim gugur, daunnya berwarna-warni
d. hanya terdapat di daerah berikillim dingin
e. pohon-pohonnya tahan terhadap kekeringan
18. Nama lain dari padang rumput tropis adalah ...
a. stepa
b. puszta
c. prairie
d. veldt
e. Sabana
19. Ciri-ciri padang rumput tropis adalah ...
a. jenis faunanya lebih sedikit dibandingkan pada rumput iklim sedang
b. rumput yang tumbuh lebih tinggi dibanding rumput di padang rumput iklim
55

sedang
c. terdapat pepohonan yang tahan terhadap kekeringan
d. terdapat di seluruh benua
e. jenis faunanya sama antara padang rumput satu dengan lainnya
20. Beruang kutub ditemui di Kutub Utara yang dingin. Anehnya, di Kutub
Selatan yang juga beriklim sama, tidak ditemui beruang kutub. Mengapa
hal ini bisa terjadi? Pernyataan yang tepat untuk menjawab pertanyaan
tersebut adalah ...
a. di Kutub Selatan tidak terdapat makanan beruang Kutub
b. Kutub Selatan terlalu jauh dari daratan
c. kondisi fisik Kutub Selatan berbeda dengan Kutub utara
d. beruang Kutub tidak bisa hidup berdampingan dengan organisme yang
hidup di kutub selatan
e. di kutub selatan tidak ada kehidupan

II. Postest

1. Berbagai ekosistem yang terdapat dalam wilayah geografi yang sama


dengan iklim dan kondisi yang sama membentuk …

A. populasi

B. komunitas

C. bioma

D. biosfer

E. habitat

2. Tumbuhan higrofit yang hidup di habitat basah dan lembab


membutuhkan banyak air, contohnya tumbuhan …

A. teratai dan eceng gondok

B. anggrek dan teratai

C. kaktus dan kurma

D. kurma dan anggrek

E. jamur dan anggrek


56

3. Faktor alami yang berpengaruh terhadap persebaran flora di


Indonesia adalah….

A. iklim,relief,fauna, luas wilayah

B. iklim, relief, jenis tanah, keadaan air

C. jenis tanah, air, manusia, iklim

D. luas wilayah, iklim, jenis tanah,fauna

E. fauna, manusia, iklim, luas wilayah

4. Perbedaan hewan dan tumbuhan antar wilayah disebabkan oleh


perbedaan ketinggian tempat. Hal ini adalah pengaruh dari faktor ….

A. Air

B. Biologis

C. Edafik

D. Fisiografik

E. Iklim

5. Tumbuhan yang mampu hidup di daerah yang memiliki curah hujan


yang sangat rendah dan intensitas panas Matahari sangat tinggi adalah
….

A. Kaktus

B. Lumut

C. Pinus

D. Tebu

E. Teh

6. Jenis hewan kalkun, salamander, bison dan dan kura kura adalah
hewan yang berasal dari kawasan….

A. Oriental

B. Ethiopian

C. Australian

D. Neartik
57

E. Neotropik

7. Bioma Taiga terdapat di negara ini….

A. Turki

B. Jerman

C. Rusia

D. Cina

E. India

8. Bioma Gurun terdapat di negara….

A. Canada

B. Brazilia

C. Inggris

D. Cina

E. Indonesia

9. Di bawah ini manakah negara-negara yang memiliki kawasan hutan


hujan tropis?

A. Amerika Serikat, Indonesia, dan Madagaskar

B. Argentina, Australia, dan Rusia

C. Brazil, Indonesia, dan Madagaskar

D. Indonesia, Inggris, dan Malaysia

E. Kanada, Madagaskar, dan Rusia

10. Perhatikan peta di bawah ini


58

Peta yang diberi tanda panah adalah wilayah persebaran fauna yang
disebut ….

A. Australia

B. Ethiopia

C. Oriental

D. Nearktik

E. Palearktik

11. Unsur klimatik yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna


adalah ….

A. kelembaban udara
B. ketinggian tempat
C. kesuburan tanah
D. ketersediaan makanan
E. kondisi lahan pertanian

12. Sinar matahari merupakan salah satu contoh yang menjadi bagian
dari faktor yangmemengaruhi sebaran flora dan fauna yang termasuk
dalam unsur ....

A. biotik
B. edafik
C. fisiografis
D. klimatik
E. makhluk hidup

13. Bioma sabana didominasi oleh padang rumput, tetapi diselingi


pepohonan dibeberapa bagian. Hal yang menyebabkan jarangnya pohon
yang tumbuh di bioma iniadalah….
59

A. suhu udara yang rendah


B. curah hujan yang rendah
C. tingginya intensitas matahari
D. kelembapan udara yang tinggi
E. tidak terdapat sumber air alami

14. Fauna Amerika Selatan dikelompokkan dalam wilayah fauna ....

A. Ethiopia
B. Oriental
C. Nearktik
D. Neotropik
E. Palearktik

15. Bioma hutan gugur dapat ditemukan di wilayah dengan iklim sedang,
sehingga hutangugur akan ditemukan di Negara……

A. Arab Saudi
B. Brazil
C. Korea Selatan
D. Singapura
E. Vietnam

16. Unsur-unsur yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna


adalah : iklim, relief, campur tangan manusia, dan ….

A. tanah
B. hutan
C. sawah
D. ladang
E. pesisir

17. Jerapah, Zebra, Unta, Badak Afrika adalah hewan khas yang
terdapat di daerah....

A. palaeartik
B. neotropical
C. oriental
D. ethiopian
E. Australian

18.  Perhatikan nama fauna berikut :

(1) pesut
(2) badak bercula
(3) banteng
60

(4) kus kus


(5) kasuari

Termasuk jenis fauna Asiatis terdapat pada nomor....

A. (1), (2), dan (3)


B. (1), (2), dan (4)
C. (1), (3), dan (5)
D. (2), (4), dan (5)
E. (3), (4), dan (5)

19.  Dalam pembagian wilayah biogeografi, fauna Indonesia termasuk


dalam kelompok kawasan:
A. Neotropik
B. Paleartik
C. Nearlitik
D. Ethiopia
E. Oriental

20. Tanaman sayur-sayuran dan tumbuhan berdaun jarum paling cocok


ditanam di wilayah ketinggian ….
A. kurang 700 m dpl
B. 700 – 1500 m dpl
C. 1500 – 2500 m dpl
D. 2500 – 4000 m dpl
E. lebih dari 4000 m dpl
61

Lampiran II.

Anda mungkin juga menyukai