Disusun Oleh
RIKA AMALIAH
NIM. 11190183000108
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
iii
LEMBAR PENGESAHAN
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat
sehat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengembangan Media E-learning Berbasis Google Sites Untuk Meningkatkan
Literasi Digital Peserta Didik Sekolah Dasar” yang disusun sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dapat terselesaikan. Penulis
menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan,
dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D. selaku rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Siti Nurul Azkiyah, M.Sc., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Dindin Ridwanudin, M.Pd,. selaku Ketua Program Studi Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, atas dukungannya untuk penulis bisa menyelesaikan
pembelajaran Studi Guru Madrasah Ibtidaiyah
4. Tri Suryaningsih, M.Pd,. selaku Sekretaris Program Studi Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, atas dedikasinya untuk membantu mahasiswa dalam pemberkasan.
5. Fatkhul Arifin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan tenaga, waktu, saran, motivasi serta arahan dengan penuh
kesabaran dan keikhlasan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi,. selaku Dosen Pembimbing Akademik,
penulis mengucapkan terima kasih karena telah banyak memberikan
arahan, nasehat dan motivasi kepada penulis.
7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
atas segala ilmu yang telah diberikan selama proses perkuliahan.
vii
8. Suwandi, S.Ag, M.Pd, B,. selaku Kepala Sekolah SDN Meruya Utara 05
Jakarta Barat dan para rekan guru disana atas kebaikan hatinya
memberikan waktu dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian dan menyambut penulis dengan penuh kehangatan.
9. Peserta didik kelas IV-B yang telah meluangkan waktunya untuk menjadi
bagian dari skripsi ini.
10. Kedua orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan materil.
11. Keluarga, kakak dan adik tersayang yang selalu menjadi penyemangat
dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Seluruh teman-teman Mahasiswa PGMI Angkatan 2019, terima kasih
untuk kebahagiaan yang telah kita ukir bersama selama proses
perkuliahan.
13. Semua pihak terkait yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu
yang turut membantu penyelesaian skripsi ini.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
1. Pengertian Literasi Digital ................................................................... 22
2. Elemen-Elemen Literasi Digital ........................................................... 24
3. Komponen Literasi Digital ................................................................... 25
D. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 26
E. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 32
A. Metode Penelitian ...................................................................................... 32
B. Prosedur Pengembangan ............................................................................ 33
C. Instrumen Penelitian .................................................................................. 35
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 36
E. Teknik Analisis Data .................................................................................. 37
BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................... 42
A. Deskripsi Hasil Pengembangan .................................................................. 42
B. Kajian Produk Akhir .................................................................................. 61
C. Keterbatasan Produk .................................................................................. 63
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 64
A. KESIMPULAN ......................................................................................... 64
B. SARAN ..................................................................................................... 65
C. IMPLIKASI ............................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 66
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Posisi Penelitian ................................................................................ 29
Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Media................................................... 34
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Angket Literasi Digital ......................... 34
Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Angket Literasi Digital Peserta Didik ................................. 35
Tabel 3. 4 Pedoman Pemberian Skor pada Media ............................................... 38
Tabel 3. 5 Kriteria Penilaian Validitas Media ..................................................... 38
Tabel 3. 6 Pedoman Pemberian Skor pada Indikator........................................... 38
Tabel 3. 7 Kategori Penilaian Instrumen Indikator Literasi Digital ..................... 39
Tabel 3. 8 Skor Penilaian Tes Praktek Literasi Digital ........................................ 40
Tabel 3. 9 Skor Penilaian Angket Literasi Digital ............................................... 40
Tabel 3. 10 Kategori Tingkatan N-Gain ............................................................. 41
Tabel 4. 1 Tabel Uji Korelasi ............................................................................. 51
Tabel 4. 2 Hasil Uji Realibilitas ......................................................................... 53
Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 59
Tabel 4. 4 Hasil Uji Paired Sample Statistics ...................................................... 59
Tabel 4. 5 Hasil Uji Paired Sample t-test ............................................................ 60
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada pembelajaran di era ke-21, kini teknologi berperan penting di
banyak sektor, termasuk dalam sektor pendidikan. Proses belajar melalui
pemanfaatan teknologi semakin populer ketika Covid-19 yang mengharuskan
mekanisme pembelajaran dilaksanakan online dari rumah. Pembelajaran
menggunakan teknologi sering disebut dengan e-learning. Contoh e-learning
yaitu seperti google classroom yang dapat membagikan bahan belajar dan
pengumpulan tugas peserta didik.
Kemajuan teknologi yang sangat berkembang pesat saat ini
berimplikasi pada kemudahan untuk mengakses informasi maupun ilmu oleh
seluruh dunia. Akses informasi yang mudah itu jadi ancaman bagi para
pendidik yang perannya dapat digantikan oleh teknologi. Teknologi yang
mengancam bidang pendidikan itu ialah kecerdasan buatan/ Artificial
Intelligence. Menurut John McCarthy, Artificial Intelligence/AI adalah ilmu
komputer untuk membentuk sejumlah proses berpikir manusia serta
merancang mesinnya agar dapat meniru sikap manusia.1 AI memudahkan
manusia jika keberadaan mereka dioptimalkan pada hal yang positif.
Peran pendidikan sangatlah penting dalam penggunaan AI. Pendidik
harus kreatif dalam aktivitas memanfaatkan teknologi. Hal ini bertujuan
supaya fungsi mereka tak tergantikan oleh teknologi. Pada dasarnya, peran
pendidik dan teknologi sangat berperan dalam meningkatkan mutu
pendidikan. 2 Kemajuan dalam teknologi digitalisasi saat ini memberi dampak
yang baik dalam bidang pendidikan. Kemudahan dalam mendapatkan
informasi menjadi semakin luas, sehingga informasi yang didapat tidak
1
Itsna Hidayatul Khusna Sri Pangestuti, “Deepfake, Tantangan Baru Untuk Netizen Deepfake, a
New Challenge for Netizen,” Agustus 1945 Jakarta 1 Promedia, no. 2 (2019): 1–24.
2
Cecep Abdul Cholik, “Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Untuk Meningktkan
Pendidikan Di Indonesia,” Syntax Literate 2, no. 1 (2017): 21–30.
1
2
semata bersumber dari buku pelajaran saja, tapi bida didapatkan pula dari luar
ketika mereka dapat menggunakan perangkat digital dengan baik.
Ciri-ciri model pembelajaran abad 21 adalah mendukung peserta
didiknya untuk mencari tahu dari beragam literatur media pembelajaran.
Berbagai kegiatan dan kebutuhan pembelajaran seperti menghimpun,
mempersiapkan, menyimpan, memproses, mengkaji, serta menyebarluaskan
informasi dapat menggunakan teknologi informasi digital. Teknologi tersebut
dapat menjadi sebuah alat untuk memudahkan berbagai kebutuhan informasi
di dalam proses pembelajaran. Secara luas, kemampuan memanfaatkan media
digital telah memperoleh pengakuan dari dunia sebagai keterampilan yang
bersaing serta begitu penting dalam menghadapi revolusi industri 4.0.3 Proses
pembelajaran pada saat ini menuntut untuk memiliki keterampilan literasi
digital.
Upaya dalam mendukung percepatan penguasaan teknologi di bidang
pendidikan, pemerintah mensosialisasikan supaya peserta didik dapat melek
literasi, antara lain literasi bahasa, literasi digital, literasi budaya dan literasi
numerik. Salah satu bentuk inovasi pendukung pembelajaran yaitu peserta
didik dapat memanfaatkan literasi digital dengan bijak. Literasi digital adalah
ketertarikan, tindakan, serta keahlian dalam memakai teknologi digital untuk
mengakses, mengatur, menganalisa, membuat wawasan menjadi efektif.
Berdasarkan data dari KIC (Katadata Insight Center) dan Kominfo, 4
Pada tahun 2022, liteasi digital Indonesia statusnya mengalami peningkatan.
Indeksnya di tahun ini terjadi kenaikan dari 3,49 ke 3,54. Naiknya capaian
indeks literasi digital nasional pun terjadi pada tahun 2022 yang meningkat
sebesar 0,05 poin jadi 3,54 dari tahun sebelumnya di 2021. Terdapat 3 (tiga)
pilar yang meningkat, yakni: 1) Digital skill naik 0,08 poin; 2) Digital Ethnics
0,15 poin; serta 3) Digital safety 0,02. Akan tetapi, pilar 4 yaitu digital
culture mengalami penurunan sebanyak 0,06 poin.
3
David Bawden, “Information and Digital Literacies: A Review of Concepts,” Journal of
Documentation 57, no. 2 (2001): 218–259.
4
Kemenkominfo, “Status Literasi Digital Indonesia 2022” (2022): 1–77,
https://eppid.kominfo.go.id/storage/uploads/1_3_Lakip_Kementerian_Kominfo_2021_low.pdf.
3
5
Yowelna Tarumasely, “Pengaruh Self Regulated Learning Dan Digital Literacy Terhadap Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas VII SMP,” Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan 10, no. 2 (2022):
536–553.
6
Firman Mansir Firman, Syakir Jamaluddin Syakir, and Athaya Zahra Athaya, “Penggunaan
Literasi Digital Dalam Pembelajaran Agama Islam Pada Asrama Mahasiswa Panrannuangku
Takalar Yogyakarta,” Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat (2021):
448–458.
4
7
Nur Lailyanna Bisri and Kebijakan Kemendikbud, “Kebijakan Kemendikbud Merdeka Belajar &
Kampus Merdeka Di Masa Digital Teknologi Nur Lailyanna Bisri , M . Pd I IAI Al Khoziny
Sidoarjo Jawa Timur Nur Lailyanna Bisri Kebijakan Kemendikbud ; Merdeka Belajar ...
Pendahuluan Merdeka Belajar : Kampus Merdeka” 4, no. September (2021): 96–113.
8
Sigit Aji Pranoto, “Pengembangan Web E-Learning Untuk Meningkatkan Literasi Digital Siswa”
23, no. 1 (2020): 45–56.
5
9
Wachid Pratomo, Nadziroh, and Chairiyah, “Pengembangan Aplikasi Google Sites Sebagai
Penguatan Literasi Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV SDN 3 Karanganyar,” Jurnal Pekan 7,
no. 1 (2022): 1–14.
10
Taufiq Nur Azis, “Strategi Pembelajaran Era Digital,” Annual Conference on Islamic Education
and Social Sains (ACIEDSS 2019) 1, no. 2 (2019): 308–318.
6
google lainnya, baik google docs, form, sheet, awesome table, calendar,
video dari You Tube, dan lain sebagainya.
Dari referensi yang ditelusuri, ada sejumlah kajian yang berhubungan
dengan pemanfaatan literasi digital serta e-learning yang diteliti oleh peneliti
sebelumnya, diantaranya yaitu terkait pengaruh memanfaatkan e-learning dan
suasana belajar dengan kreativitas peserta didik di mata pelajaran TIK Kelas
8 SMPN 1 Gamping. Hasilnya memperlihatkan e-learning yang
dimanfaatkan berpengaruh positif pada kreativitas siswa, begitu pula
pengaruhnya diantara lingkungan belajar dengan kreativitas siswa, berarti
peningkatan kreativitas peserta didik di mata pelajaran TIK dipengaruhi oleh
kedua hal tersebut. Selanjutnya tentang “Pengaruh Penerapan Literasi Digital
tehadap Peningkatan Pembelajaran Siswa di SMPN 6 Banda Aceh”.
Penelitian ini menghasilkan literasi digital yang diterapkan mempunyai
pengaruh pada pembelajaran yang meningkat.
Merujuk pada berbagai teori, penelitian sebelumnya, serta hasil
wawancara, peneliti berencana melakukan pengembangan e-learning yang
dapat diakses melalui laptop atau smartphone yang tersambung dengan
internet. Dengan adanya media ini, peserta didik tidak hanya mendapat
informasi pada buku pelajaran saja, tetapi bisa lebih luas lagi dalam
mengakses informasi, serta selaras akan melatih kemampuan mereka dalam
berliterasi digital yang mampu memahami penggunaan media digital dengan
bijak dan pendidik juga dituntut agar dapat lebih kreatif, inovatif dalam
mengembangkan media pembelajaran dengan selalu menerapkan prinsip
ATM, yaitu Amati, Tiru, dan Modifikasi.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti akan mengembangkan perangkat
pembelajaran untuk meningkatkan literasi digital. Sehingga, penelitian ini
diberi judul “Pengembangan Media E-learning Berbasis Google Sites
Untuk Meningkatkan Literasi Digital Peserta Didik Sekolah Dasar”.
7
B. Identifikasi Masalah
Melihat pada penjabaran latar belakang diatas, peneliti dapat
mengidentifikasi beberapa permasalahan sebagaimana berikut:
1. Kurangnya sumber belajar yang diperoleh peserta didik.
2. Rendahnya literasi digital peserta didik di era digitalisasi saat ini.
3. Tantangan bagi pendidik untuk kreatif, inovatif serta menerapkan prinsip
ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) dalam mengembangkan media
pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi masalah, diperoleh batasan masalah
yang perlu peneliti batasi, yaitu diantaranya:
1. Media yang dikembangkan memuat rangkuman materi kelas IV.
2. Pengembangan media hanya menggunakan google sites.
3. Pengembangan media hanya untuk meningkatkan literasi digital.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah
sebelumnya, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana cara mengembangkan media e-learning berbasis google sites
untuk meningkatkan literasi digital peserta didik sekolah dasar?
2. Apakah media e-learning berbasis google sites efektif untuk meningkatkan
literasi digital peserta didik sekolah dasar?
F. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka pengembangan yang
dilakukan bertujuan untuk:
1. Menghasilkan produk media e-learning untuk meningkatkan literasi digital
peserta didik sekolah dasar.
2. Mengetahui keefektifan media e-learning berbasis google sites.
G. Manfaat Penelitian
Harapannya hasil yang diteliti disini dapat bermanfaat bagi:
1. Pendidik, diharapkan memiliki wawasan terkait penggunaan media digital
sebagai alat untuk merancang media pembelajaran.
2. Peserta didik, sebagai sumber belajar mandiri dengan memanfaatkan
media yang dihasilkan serta mengasah literasi digital peserta didik.
3. Peneliti lain, mengembangkan ilmu pengetahuan maupun pengalaman
selaku calon pendidik dan dapat dipakai sebagai referensi untuk kajian
berikutnya.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Media E-learning
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Secara harfiah, media asal katanya dari Bahasa Latin “medius”
yakni perantara, tengah/ pengantar. Sementara di Bahasa Arab artinya
penghubung informasi dari yang mengirimkan kepada yang
menerimanya. Media kerap kali dihubungkan dengan istilah teknologi
yang bersumber dari kata latin tekne atau art di Bahasa Inggris serta
logos yang berarti ilmu dalam Bahasa Indonesia. Pada teori tesebut,
media dipandang menjadi teknologi pembelajaran. 11
National Education Association/ NEA/ Asosiasi Pendidikan
Nasional mendefinisikan media yaitu objek yang dimanipulasi, diamati,
didengarkan, dibacakan maupun dibincangkan dalam kegiatan
pembelajaran.12 Pada buku Daradjat, media pembelajaran adalah
perangkat penyambung di mekanisme pembelajaran guna meningkatkan
mutu belajar peserta didik yang mampu dilihat dalam pemakaiannya
walaupun di luar kelas. 13
Media dalam lingkup global diartikan sebagai sebuah materi
maupun peristiwa dari pendidik ke peserta didik supaya mendapatkan
pengetahuan, kemampuan, serta sikap baik. Proses mencari ilmu
menggunakan peralatan, baik alat grafis maupun elektronik guna
mendapatkan informasi. 14 Pada aspek pendidikan, media merupakan suatu
11
Musaddad Harahap and Lina Mayasari Siregar, “Mengembangkan Sumber Dan Media,”
Educational, no. January (2018): 1–10.
12
Damar Gemilang and Hastuti Listiana, “Teaching Media in the Teaching of Arabic Language/
Media Pembelajaran Dalam Pembelajaran Bahasa Arab,” ATHLA : Journal of Arabic Teaching,
Linguistic and Literature 1, no. 1 (2020): 49–64.
13
Abdul Haris Pito, “Media Pembelajaran Dalam Perspektif Alquran,” Ilmuna: Jurnal Studi
Pendidikan Agama Islam 3, no. 2 (2021): 87–101.
14
Nur Azizah et al., “Pengembangan Media Pembelajaran Wayang Kartun Pada Materi Cerita
Fabel Kelas Ii Sdn 1” 9, no. 3 (2021): 152–158.
9
10
15
Galuh Kartikasari, “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Terhadap Motivasi Dan
Hasil Belajar Materi Sistem Pencernaan Manusia,” Jurnal Dinamika Penelitian 16, no. 1 (2016).
16
Heni Suryaningsih and Wahyu Kurniawati, “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif
Materi Sumber Daya Alam Berbasis Lectora Inspire Pada Siswa Kelas Iv Sd Pundung Imogiri
Bantul,” Journal of Chemical Information and Modeling 53, no. 9 (2013): 1–8.
17
Eni Fariyatul Fahyuni, “Teknik Pemilihan Media Pembelajaran M.” 2 (2017).
18
Usep Setiawan, Media Pembelajaran (Cara Belajar Aktif: Guru Bahagia Mengajar Siswa
Senang Belajar), 2022.
19
Choerul Anwar Badruttaman, “Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Materi
Perkalian Bilangan Bulat…” 1 (2019): 97–110.
11
20
Sergey Balandin et al., “Pemanfaatan Augmented Reality Sebagai Media Pembelajaran,”
Proceedings - 2010 IEEE Region 8 International Conference on Computational Technologies in
Electrical and Electronics Engineering, SIBIRCON-2010 13, no. 2 (2010): 728–732.
21
Rasyid Dkk, “Manfaat Media Dalam Pembelajaran” (n.d.): 91–96.
22
Joko Kuswanto and Ferri Radiansah, “Media Pembelajaran Berbasis Android Pada Mata
Pelajaran Sistem Operasi Jaringan Kelas XI,” Jurnal Media Infotama 14, no. 1 (2018).
12
23
Asrorul Mais, “Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus” (2016).
13
2. E-learning
a. Pengertian e-learning
E-learning ialah media pembelajaran dengan basis ICT/
Information and Communication Technologies atau TIK. E-learning
bersumber dari pertalian kata yaitu “e”yang merupakan akronim dari
electronic serta “learning” yang artinya pembelajaran. E-learning yaitu
media bagi proses belajar mengajar yang integral dengan internet yang
dapat dipakai di proses pembelajaran guna memberikan sejumlah
penjelasan, materi pelajaran dengan perangkat pendukung seperti PC serta
situs yang terhubung ke jejaring interner.24
Menurut Purbo, Onno W. Tahun 2002 dalam Murdiono, e-learning
adalah sebuah bentuk teknologi informasi yang diaplikasikan di dunia
pendidikan, dapat berbentuk website yang untuk mengaksesnya dapat
dilakukan dimanapun.25 Terdapat beberapa arti e-learning yang
disampaikan para ahli:
1) Pembelajaran e-learning adalah sebuah ragam pembelajaran dapat
membuat bahan ajar dapat diberikan kepada peserta didik melalui
jaringan internet.26
24
Yulius Dwi Cahyono, “E-Learning (Edmodo) Sebagai Media Pembelajaran Sejarah,” Jurnal
Penelitian 18, no. 2 (2015): 102–112, https://e-journal.usd.ac.id/index.php/JP/article/view/813.
25
Murdiono Purbo Prasetio et al., “Perancangan Dan Implementasi Content Pembelajaran Online
Dengan Metode Blended Learning,” Jurnal Teknik Elektro dan Komputer 1, no. 3 (2012): 1–7.
26
Putu Ashintya Widhiartha, “Pemanfaatan E-Learning Sebagai Alternatif Pengganti Pelatihan
Tatap Muka Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Nonformal,” Jiv 4, no. 2
(2009): 189–196.
14
b. Manfaat e-learning
Pada buku dengan judul “The ASTD Elearning Handbook” ada
empat manfaat menerapkan e-learning, yakni:
1) E-learning dapat menghemat biaya, dimana potensialnya sangat tinggi
jika sebelumnya perlu menghadapi jarak yang cukup jauh untuk sampai
di lokasi belajar, dengan pembelajaran berbasis online dapat dilakukan
dimana saja.
2) E-learning membagikan informasi yang serupa. Penggunaanya tidak
menyebabkan divergensi pada pemberian materinya.
3) E-learning mengoneksikan para pendidik apabila tak dapat menghadiri
tatap muka langsung, mereka masih bisa melakukan komunikasi serta
melangsungkan proses pembelajaran tanpa adanya hambatan.
4) E-learning memberikan pengalaman belajar bertaraf dunia, teknologi
maupun alat canggih digunakan di sini. 29
27
Indah Purnama Sari, “Implementasi Pembelajaran Berbasis E-Learning Menggunakan
Claroline,” Research and Development Journal of Education 4, no. 1 (2017): 75–87.
28
Dewi Salma Prawiradilaga, “Mozaik Teknologi Pendidikan E-Learning,” Penerbit. Kencana
Prenadamedia Group, 2016.
29
Allison Rossett, “The ASTD E-Learning Handbook: Best Practices, Strategies, and Case Studies
for an Emerging Field” 14, no. 4 (2002): 493–497.
15
30
Suharyanto and Adele B. L. Mailangkay, “Penerapan E-Learning Sebagai Alat Bantu Mengajar
Dalam Dunia Pendidikan,” Jurnal Ilmiah Widya 3 (2016): 17.
31
Yulia Agustin, “Pengaruh Pembelajaran Berbasis E- Learning Dan Minat Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa Di Smkn 2 Dumai Tahun Ajaran 2020/2021,” no. 3 (2021): 48–61.
16
c. Karakteristik e-learning
Terdapat karakteristik khusus yang membedakan e-learning
dengan pembelajaran konvensional lainnya. Karakteristik tesebut
terbentuk dari pelaksanna sistem e-learning yang akan digunakan. Berikut
karakteristiknya:
1) Memakai jasa teknologi elektronik, baik pendidik maupun peserta didik
dapat berinteraksi dengan mudah.
2) Memanfaatkan kelebihan komputer seperti jaringannya dan media
digital.
3) Menerapkan materi ajar yang sifatnya mandiri sehingga dapat
digunakan kapan dan dimanapun.
4) Menggunakan waktu pembelajaran, output keberhasilan belajar dapat
terlihat insidental lewat komputer.32
3. Media e-learning
Media e-learning atau pembelajaran online adalah pembelajaran yang
pelaksanaannya didukung oleh jasa elektronik, seperti komputer dan alat
media digital lainnya. Seseorang yang menggunakan media digital di dalam
kegiatan belajarnya dan melakukan akses berbagai informasi materi
pembelajaran adalah mereka yang telah melakukan proses e-learning.
Pembelajaran menggunakan media digital akan memudahkan kedua belah
pihak, yaitu pendidik dan peserta didik karena penyampaian materi ajar lebih
cepat, mudah dan efisien.33
Media e-learning merupakan jenis pembelajaran yang menyediakan
konten dan materi pendidikan yang didukung penggunaan alat yang
menggunakan internet. Pembelajaran menggunakan media e-learning
diharapkan dapat mendorong pembelajaran peserta didik sehingga dapat
32
Mohammad Yazdi, “E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Teknologi
Informasi,” Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi 10, no. 1 (2012): 54–63.
33
Pidi Mohamad Setiadi, Dwi Alia, and Dadan Nugraha, “Pengembangan Bahan Ajar Digital
Dalam Blended Learning Model Untuk Meningkatkan Literasi Digital Mahasiswa,” Edukatif :
Jurnal Ilmu Pendidikan 4, no. 3 (2022): 3353–3360.
17
34
Sri Wahyuni et al., “Pengembangan Mobile Learning Module Berbasis Android Untuk
Meningkatkan Literasi Digital Siswa Smp,” LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA 12,
no. 2 (2022): 125–134.
35
Nazhifatin Khair et al., “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Web Google
Sites Pada Materi Segitiga Dan Segiempat,” Seminar Nasional Pendidikan Matematika UMT, no.
22 (2022): 201–209.
36
Doddy Teguh Yuwono Siti Juhairiah, Qanaiya Yosheila Kinasih, “Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis Web Pada Pembelajaran IPA Di SLBN-2 Palangka Raya” (2022): 23–30.
18
2. Karakteristik Website
Terdapat beberapa karakteristik website menurut pandangan
Rusman, yaitu:38
a. Interaktivitas/ interactivity; adanya alur komunikasi yang lebih
beragam, baik secara synchrounus/ langsung seperti chatting/
messenger maupun tidak langsung/ asynchrounus lewat diskusi, daftar
e-mail, serta buku tamu.
b. Kemandirian/ independency; fleksibelitas pada pengadaan waktu,
tempat, materi pelajaran, serta pengajarnya. Hal itu mengakibatkan
pembelajaran jadi makin terfokus ke peserta didik/ student centered
learning.
c. Aksebilitas/ accessibility); referensi belajar jadi makin mudah diakses
lewat pembagian jaringan akases internet yang semakin luas
dibandingkan metode tradisional
37
Erwin Januarisman and Anik Ghufron, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Siswa Kelas Vii,” Jurnal Inovasi Teknologi
Pendidikan 3, no. 2 (2016): 166.
38
Ibid.
19
3. Jenis-Jenis Website
Jenisnya ini dibagi menurut sifat serta bahasan pemprograman
yang dipakai, antara lain: 39
a. Website Statis
Ialah laman yang berisi informasi tetap, jarang mengalami
perubahan, serta isinya sejalur hanya dari pemiliknya. Misalnya profit
entitas maupun sebuat organisasi.
b. Website Dinamis
Website dinamis memiliki ciri isi informasinya terus berubah,
interaktif dua arah yang asalnya dari pemilik dan penggunanya.
Contohnya facebook, friendster dan spotify.
4. Google Sites
Suatu produk Google yang bisa digunakan bagi kebutuhan
pendidikan secara gratis, yakni Google Sites yang merupakan salah satu
tools untuk menciptakan website. 40 Google sites ialah situs daring yang
dibuat pada tahun 2008 untuk membuat situs kelas, sekolah, maupun
halaman yang dapat memudahkan mengedit dokumen. 41
Google sitesmemberikan akses informasi menjadi tidak sukar dan
cepat, situ ini dapat melampirkan lampiran dokumen dan data dari
aplikasi google lain, baik itu google docs, sheet, calendar, form,
39
Rudika Harminingtyas, “Analisis Layanan Website Sebagai Media Promosi, Media Transaksi
Dan Media Informasi Dan Pengaruhnya Terhadap Brand Image Perusahaan Pada Hotel Ciputra Di
Kota Semarang,” Drugs and the Future: Brain Science, Addiction and Society, 2006.
40
Budi Harsanto, “Panduan E-Learning Menggunakan Google Sites,” Feb Unpad (2012): 3,
http://www.elearning.fe.unpad.ac.id.
41
Muhammad Taufik et al., “Pelatihan Media Pembelajaran Berbasis Webkepada Guru Ipa Smp
Kota Mataram,” Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat 1, no. 1 (2018): 77–81,
https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPPM/article/view/490/437.
20
42
Rachman Arief, “Aplikasi Presensi Siswa Online Menggunakan Google Forms, Sheet, Sites,
Awesome Table Dan Gmail,” Seminar Nasional Sains Dan Teknologi Terapan (2017): 137–144,
https://core.ac.uk/download/pdf/289705217.pdf.
43
Endang Restuningsih, “Penerapan Aplikasi Presensi Siswa Menggunakan QR Code Di SMAN
17 Surabaya,” INTEGER: Journal of Information Technology 4, no. 2 (2019): 1–7.
21
2) Laman pengumuman
Pengumuman halaman template merupakan tools yang ada di
dalam Google Sites berguna untuk mengatur kronologis pada saat
postingan. Template ini bisa digunakan untuk membuat pengumuman,
update informasi, atau tugas bagi peserta didik. Pada template ini,
peserta didik dapat terhubung dengan informasi terbaru yang berkaitan
dengan proses pembelajaran.
3) Pengaturan izin berbagi
Pembuat halaman memiliki pilihan untuk membuat sebuah situs
pembelajaran berbasis e-learning sebagai terbuka atau private. Jika
untuk umum, siapapun dapat menemukan dan akses dengan mudah
tanpa perlu sign in email. Jika mode private, hanya orang-orang yang
memiliki tautan saja yang dapat mengakses halaman tersebut.
4) Kompatibilitas penuh dengan produk google lainnya
Google sites sebagai produk yang memiliki kemampuan
menggabungkan beberapa fitur google yang satu dengan yang lainnya
di satu halaman. Situs google akan menjadi lebih kuat jika
dikombinasikan dengan gmail, grup google, google calendar,
youtube, google drive (google doc), dan produk google lainnya.
5) Fleksibilitas
Pengaturan google sites sama halnya dengan website atau blog
lainnya, fitur tata letak membantu tenaga penggunanya untuk
mengatur tata letak situs sesuai yang diinginkan.
Berdasarkan keunggulan dan fitur google sites diatas, dapat
disimpulkan bahwa google sites dapat membantu penyajian bahan ajar
melalui tulisan/teks, gambar, video, grafik, lampiran dokumen,
formulir, tautan, peta, kalender, dan lainnya yang menarik dan
memberi sejumlah soal evaluasi di website yang mudah dijangkau.44
44
Tiur Malasari Rizky Feby, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web Google Sites
Berbantuan Augmented Reality Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun
Ruang Sisi Datar,” Jurnal Ilmiah Multi Disiplin Indonesia 1, no. 9 (2022): 1278–1285.
22
C. Literasi Digital
1. Pengertian Literasi Digital
Literasi asal katanya dari“literacy” yang berarti keahlian dalam
membaca dan menulis. 45 Akan tetapi, definifi ini terus mengalami
perkembangan, mulai dari proses membacanya, mencatat, mendengar,
melihat, berbicara, ataupun menggambarkan. Literasi digital yaitu
keterampilan memanfaatkan informasi serta teknologi dari perangkat
digital secara efisien dan efektif di beragam aspek, baik kehidupan sehari-
hari, akademik, maupun karir.46
Glister mendefinisikan literasi digital sebagai kemampuan
perorangan dalam menghubungkan teknologi informasi lewat peranti
digital yang bervariasi bentuk/ formatnya secara efektif dan efisien.47
Common Sense Media mengatakan literasi ini ialah kemahiran yang
meliputi 3 kompetensi, yakni kemampuan dalam menggunakan media
digital, menguasai digital content, dan menguji informasi yang didapat.48
Adapun Martin mengartikannya sebagai jalinan dari sejumlah
bentuk literasi seperti informasi, PC, media, teknologi, tampilan, serta
komunikasi. Dari keenam kemampuan literasi dasar itu, Martin
mencetuskan empat dimensi literasi digital sebagai berikut: 49
a) Literasi digital menyertakan keterampilan aksi digital di aktivitas
sehari-hari.
45
Novi Kurnia and Santi Indra Astuti, “Peta Gerakan Literasi Digital Di Indonesia: Studi Tentang
Pelaku, Ragam Kegiatan, Kelompok Sasaran Dan Mitra Yang Dilakukan Oleh Japelidi,” Informasi
47, no. 2 (2017): 149.
46
Dyna Herlina S, “Membangun Karakter Bangsa Melalui Literasi Digital,” Applied Microbiology
and Biotechnology 85, no. 1 (2014): 2071–2079.
47
Klara Nelson, Marcy Courier, and Gilbert W Joseph, “Teaching Tip An Investigation of Digital
Literacy Needs of Students.,” Journal of Information Systems Education 22, no. 2 (2011): 95–109,
https://ezproxy.lib.uwm.edu/login?url=http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&AuthT
ype=ip,uid&db=lih&AN=66339172&site=ehost-live&scope=site.
48
Common Sense Media, “Digital Literacy and Citizenship in the 21st Century,” Common Sense
Media, no. June (2009): 1, https://www.itu.int/council/groups/wg-cop/second-meeting-june-
2010/CommonSenseDigitalLiteracy-CitizenshipWhitePaper.pdf.
49
Colin Lankshear and Michele Knobel, “Digital Literacies: Concepts, Policies and Practices
(Cover plus Introduction),” no. September 2008 (2008),
https://www.researchgate.net/publication/291334632.
23
50
Bawden, “Information and Digital Literacies: A Review of Concepts.”
24
51
Ibid.
52
Yoram Alkalai, “Digital Literacy: A Conceptual Framework for Survival Skills in the Digital
Era,” Journal of Educational Multimedia and Hypermedia 13, no. 1 (2004): 93–106.
25
53
Jonner Hasugian, “Kurikulum Berbasis Kompetensi Di Perguruan Tinggi,” Pustaka Jurnal Studi
Perpustakaan dan Informasi 4, no. 2 (2008): 34–44.
26
54
Anusca Ferrari Editors, Yves Punie, and Barbara N Bre, DIGCOMP : A Framework for
Developing and Understanding Digital Competence in Europe ., 2013.
27
55
Rizky Feby, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web Google Sites
Berbantuanugmented Reality Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun
Ruang Sisi Datar.”
56
Septiana Rofika Sari, Ita Kurnia, and Alfi Laila, “Pengembangan Media Pembelajaran Website
Berbasis Google Sites Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengidentifikasinilai-Nilai Pancasila,”
Edusaintek: Jurnal Pendidikan Sains dan Teknologi 9, no. 3 (2022): 774–785,
https://journalstkippgrisitubondo.ac.id/index.php/EDUSAINTEK/article/view/542/360.
57
Rela Rahmah, Herawati Susilo, and Lia Yuliati, “Pengembangan Media Interaktif Tema ‘Sehat
Itu Penting’ Untuk Meningkatkan Literasi Digital Pada Kelas V Sekolah Dasar,” Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan 6, no. 1 (2021): 70.
58
Machfiroh N, Mustaji, and Harmanto, “Pengembangan Perangkat Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Digital Dan Berpikir Kritis Siswa Kelas V Sekolah
Dasar,” Jurnal Education and Develompment 8, no. 4 (2020): 623–629.
28
59
Achmad Hidayatullah Mohammad Mustakima, Shoffan Shoffab, “Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Blended Learning Berbasis Schoology Untuk Meningkatkan Literasi Digital
Matematika” 5, no. 1 (2019): 88–99.
60
Muchlis Muchlis et al., “Development of Islamic Education Learning Tools Based on E-
Learning to Enhance Students Digital Literacy,” Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian
dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran 8, no. 2 (2022):
500.
61
Yulia Nur Azizah, Suci Siti Lathifah, and Nandang Hidayat, “Pengambangan E-Ensiklopedia
Keanekaragaman Talas Di Kabupaten Bogor Berbasis Esd Untuk Meningkatkan Literasi Digital
Siswa Development of Esd-Based E-Encyclopedia of Taro Diversity in Bogor District To Improve
Student’S Digital Literature,” Jurnal Ilmiah Pendidikan 13 NOMOR 0 (2021): 52–56,
http://journal.unpak.ac.id/index.php/pedagogia.
62
Pranoto, “Pengembangan Web E-Learning Untuk Meningkatkan Literasi Digital Siswa.”
63
Achmad Fatoni et al., “Pengembangan Bahan Ajar Sistem Pernapasan Melalui Moodle Yang
Berorientasi Meningkatkan Literasi Digital the Development of Respiratory System Learning
29
Material Through Moodle That Oriented To Improve Students ’ Digital,” PERSPEKTIF Ilmu
Pendidikan 36, no. 2 (2022): 105–114.
30
E. Kerangka Berpikir
Perkembangan teknologi saat ini menuntut pendidik di dalam proses
pembelajaran memanfaatkan kemajuan teknologi yang dapat memberikan
dampak positif dan kemudahan di bidang pendidikan. Pemanfaatannya seperti
membuat perancangan media pembelajaran berbasis teknologi yang sedang
populer dan modern saat ini. E-learning merupakan contoh media
pembelajaran berbasis teknologi saat ini.
Berdasarkan hasil wawancara dan penelitian lain, e-learning juga
dapat membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif sehingga pembelajaran
menjadi lebih bermakna. Pendidik harus kreatif dalam mengembangkan
media pembelajaran dengan menerapkan prinsip ATM (Amati, Tiru,
Modifikasi). Penggunaan media digital seperti e-learning dibutuhkan
kemampuan dalam berliterasi digital. Literasi digital memiliki peranan
penting di berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari manusia. Pada era digital
saat ini dalam mencari, menyampaikan, dan menyaring informasi di media
digital harus bijaksana dan mempunyai kemampuan dalam berliterasi digital.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis bermaksud mengembangkan
media pembelajaran yang dapat membuat literasi digital peserta didik
31
A. Metode Penelitian
Desain untuk meneliti hal ini menggunakan R&D sebagai proses yang
dipakai dalam rangka mengembangkan dan memvalidasi produk yang telah
ada ataupun yang baru guna memperoleh ilmu dan merespon masalah yang
dihadapi. Sukmadinata mengemukakan bahwa R&D merupakan pendekatan
penelitian untuk melahirkan produk baru atau menyempurnakan yang telah
tersedia, dimana produknya yang dimaksud dapat berupa perangkat lunak
ataupun keras.64
Penelitian ini memakai survey method. Metode tersebut adalah cara
mengumpulkan data melalui kuisioner sebagai pokok data serta dilengkapi
penilaian tes praktek pada responden untuk memperkuat hasilnya. Adapun
analisis datanya mengaplikasikan descriptive analysis method. Metode
analisis deskriptif dipakai guna mendeskripsikan tingkat literasi digital
peserta didik.
Model pengembangannya yang dipakai yakni ADDIE. Model
pengembangan ADDIE adalah model pengembangan yang dipopulerkan oleh
Raiser & Mollenda di tahun 1990-an yang meliputi lima tahapan,
yakni:analyze, design, development, implementation, evaluation. Menurut
Siwardani, model pengembangan itu penerapannya mudah sebab prosesnya
bersifat terstruktur, dimana kejelasan kerangkanya menciptkan produk
kreatif. 65 Di sini, produk yang dikembangkannya berbentuk media e-learning
yang dibuat dengan bantuan website google sites.
64
Embarianiyati Putri, “Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Kearifan Lokal Tradisi
Betangas Menggunakan Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker Untuk Kelas V Sekolah Dasar” (2020):
25.
65
Manto, “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Anak Usia Dini” (2016): 1–23.
32
33
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan yang dilakukan dalam hal ini memakai
model pengembangan ADDIE dengan tahapannya sebagai berikut:
1. Analyze/analisis
Peneliti di tahap ini menganalisis keperluan yang dibutuhkan
dalam mengembangkan media pembelajaran. Caranya untuk
mendapatkan informasi ialah melalui interview bersama Kepala sekolah,
wali kelas IV-B dan beberapa peserta didik SDN Meruya Utara 05 terkait
media untuk meningkatkan literasi digital.
2. Design/desain
Rancangan media dibuat ditahap ini melalui kerangka pikiran dan
prototype (sketsa awal) dalam media pembelajaran.Di samping itu,
peneliti pun menyusun materi serta mendesain media yang
dikembangkan. Halaman pada materinya memuat di mata pelajaran
Bahasa Indonesia, Pendidikan Pancasila, Matematika, serta IPAS.
Terdapat juga halaman untuk Quizizz, download buku digital, dan
diskusi.
3. Development/pengembangan
Peneliti di tahap ketiga ini membuat secara keseluruhan media
berdasarkan design dengan basisnya berupa website melalui Google Sites
di laman sites.google.com yang memuat beberapa halaman sebagai
berikut:
Halaman Home
Halaman Materi
Halaman Quizizz
Halaman Download Buku
Halaman Diskusi
Selanjutnya, peneliti membuat instrumen angket literasi digital
yang digunakan sebagai alat ukur peningkatan literasi digital peserta
didik setelah menggunakan media. Angket ini terdiri dari lima indikator
literasi digital dengan jumlah pernyataan sebanyak sepuluh butir. Media
34
dan instrumen angket yang telah dibuat divalidasi oleh dosen ahli.
Instrumen penelitian yang akan digunakan, diantaranya:
a) Instrumen Validasi Media
Instrumen validasi ini terdiri atas lima aspek utama, yaitu
kelayakan desain tata letak, teks, gambar dan video,bahasa, dan
penggunaan. Berikut kisi-kisi instrumen validasi media:
4. Implementation/implementasi
Pada tahapan ini, peneliti mengaplikasikan dan menjelaskan
penggunaan media yang telah dikembangkan di dalam kelas/
labolatorium komputer. Setelah media divalidasi oleh dosen ahli dan
direvisi, media akan diimplementasikan kepada peserta didik.
Sebelum media diimplementasikan, diberikan angket respon ke
peserta didik guna mengetahui kemampuan awal literasi digital
mereka. Subjek penelitiannya di tahap ini ialah peserta didik kelas
IV-B SDN Meruya Utara 05 semester genap tahun ajaran
2022/2023.
5. Evaluation/evaluasi
Tahapan terakhir adalah tahapan evaluasi. Data yang telah
diperoleh di tahap sebelumnya akan dianalisis oleh peneliti serta
melakukan penilaian berupa tes praktek menggunakan media digital
untuk mengetahui peningkatan literasi digital peserta didik, lalu
selanjutnya mengolah data dan menarik kesimpulan.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitiannya yaitu berupa angket dan penilaian tes praktek
literasi digital. Instrumen penelitian adalah tools yang dipakai guna
melakukan pengukuran terhadap gejala sosial atau alam. Tujuan
penggunaannya untuk mendapatkan informasi yang utuh terkait sebuah
permasalahan. Di bawah ini kisi-kisi angket literasi digital peserta didik SDN
Meruya Utara 05:
4) Angket
Angket merupakan daftar pernyataan. Daftar tersebut haruslah
memiliki hubungan dengan permasalahan yang akan diteliti. Angket
harus memakai indikator serta diperkuat oleh teori yang relevan agar
dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur serta mendapatkan data
yang sesuai. Angket dibagikan pada responden untuk dijawab. Angket di
penelitian ini menggunakan angket tertutup, yakni angket yang dibuat
sedemikian rupa susunannya, dimana responden hanya memberi tanda
centang di kolom yang tersedia. Pengukurannya melalui skala likert.
Skala tersebut dipakai untuk mengukur perspektif, perilaku, dan
pandangan individu maupun kelompok terkait kejadian fenomena sosial.
66
Dwi Pidi Pranata, Aren Frima, and Asep Sukenda Egok, “Pengembangan LKS Matematika
Berbasis Problem Based Learning Pada Materi Bangun Datar Sekolah Dasar,” Jurnal Basicedu 5,
no. 4 (2021): 2284–2301, https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1183.
67
Joko Widiyanto, “Evaluasi Pembelajaran (Sesuai Dengan Kurikulum 2013) : Konsep, Prinsip &
Prosedur,” Unipma Press (2018): 257.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
42
43
2) Tahap Design
Selainjutnya peneliti melaksanakan tahapan perancangan yaitu:
a) Mendesain materi dan/atau isi. Materi yang sesuai nantinya
dihubungkan ke website google sites. Peneliti mulai
mengembangkan isi rangkuman materi, gambar, serta video yang
sesuai untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Pendidikan
Pancasila, Matematika, dan IPAS.
b) Merancang design media pembelajaran. Media tersebut berupa
website yang dikembangkan lewat google site yang mempunyai
fitur maupun contoh menarik. Peneliti menggunakan variasi warna
sesuai isi materi. Selain itu, sejumlah gambar yang dibutuhkan di
download lewat situs google.comdan menetapkan video
pembelajaran yang didapat dari YouTube. Saat mendesain produk,
peneliti membuat menu. Halaman yang diperlukan seperti seperti:
halaman home, materi, quizizz, download buku, dan diskusi.
Keterangan:
Pada menu Home, terdapat akses untuk menuju halaman materi
Bahasa Indonesia, Pendidikan Pancasila, Matematika, dan IPAS.
Pada menu materi Bahasa Indonesia terdapat sub bab yang
terdiri dari 4 bab yaitu:
- BAB 5 Pengecekan Keaslian Uang
- BAB 6 Kalimat Efektif, Puisi, Laporan Perjalanan
- BAB 7 Kosakata, Konjungsi
- BAB 8 Jenis-jenis Paragraf
Pada menu materi Pendidikan Pancasila terdapat sub bab yang
terdiri dari 3 bab yaitu:
- Membangun Jati Diri Dalam Kebhinekaan
- Negaraku Indonesia
- Pola Hidup Bergotong Royong
Pada menu materi Matematika, terdapat video pembelajaran dari
youtube.
Pada menu materi IPAS, terdapat sub bab yang terdiri dari 4 bab
yaitu:
- Bab 5 Cerita Tentang Daerahku
- Bab 6 Indonesiaku Kaya Budaya
- Bab 7 Bagaimana Mendapatkan Semua Keperluan Kita?
- Bab 8 Membangun Masyarakat yang Beradab
Pada menu download buku, terdapat link drive untuk
mendownload buku.
Pada menu Quizizz terdapat link untuk mengakses kuis.
Pada menu diskusi, terdapat komentar peserta didik.
3) Tahap Development
Tahap ini berkaitan dengan proses mengembangkan produk.
Selain menciptakan produk media pembelajaran melalui Google Sites,
terjadi proses pembuatan instrumen untuk mengukur literasi digital.
Hasil media dan instrumen yang sudah dikembangkan, lalu dicek oleh
dosen ahli. Setelah melakukan validasi, dilanjutkan dengan melakukan
revisi media yang nantinya akan diimplementasikan ke peserta didik.
Adapun penjelasan mengenai tahapan pengembangan sebagai berikut:
a. Pembuatan Media
1. Halaman Home
Ialah penampakan awal ketika saat membuka link Google
Site yang telah dikembangkan. Pada halaman Home terdiri dari
informasi bar mata pelajaran, download buku, diskusi, serta
terdapat ilustrasi pendukung.
7. Halaman Quizizz
Pada halaman quiziz, peserta didik dapat mengerjakan kuis.
8. Halaman Diskusi
Pada halaman diskusi, peserta didik dapat berkomentar,
berinteraksi atau bertukar informasi satu sama lainnya.
b. Pembuatan Instrumen
Instrumen yang dibuat dalam di sini ada 2 (dua) jenis, yakni
instrume validasi media serta validasi angket literasi digital peserta
didik. Instrumen validasi media berupa angket dengan 5 (lima)
pilihan jawaban, diantaranya 1, 2, 3, 4, dan 5. Sedangkan
instrumen validasi angket literasi digital peserta didik dengan 4
(empat)opsi jawaban: sangat sesuai, sesuai, cukup sesuai, dan tidak
sesuai.
c. Validasi
Setelah dilakukan pembuatan media, peneliti akan menguji
validitas sebelum diujicoba.
1) Validator ahli media sebagai penguji validitas desain dalam
mengembangkan media. Setelah peneliti merevisi media yang
telah dinilai, kemudian media tersebut dinilai kembali oleh
validator, dengan hasil penilaian akhir aspek tampilan,
penyajian, bahasa, penggunaan diperoleh skor rerata 86,6 yang
berarti media masuk pada kriteria “Baik”.
51
Sig. (2- ,680 ,218 ,002 ,003 ,003 ,002 <,001 ,003 ,002 <,001
tailed)
N 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
ITEM4 Pearson ,283 ,529** ,563** 1 - ,776** ,744** ,776** ,776** ,938** ,889**
Correlation ,712**
Sig. (2- ,153 ,005 ,002 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001
tailed)
N 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
ITEM5 Pearson -,279 -,460* - - 1 - - - - - -,662**
Correlation ,547** ,712** ,586** ,746** ,682** ,586** ,663**
Sig. (2- ,159 ,016 ,003 <,001 ,001 <,001 <,001 ,001 <,001 <,001
tailed)
N 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
52
ITEM6 Pearson ,262 ,446* ,557** ,776** - 1 ,752** ,759** 1,000 ,780** ,913**
Correlation ,586** **
Sig. (2- ,186 ,020 ,003 <,001 ,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001
tailed)
N 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
ITEM7 Pearson ,382* ,424* ,574** ,744** - ,752** 1 ,805** ,752** ,612** ,835**
Correlation ,746**
Sig. (2- ,049 ,028 ,002 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001
tailed)
N 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
ITEM8 Pearson ,306 ,387* ,691** ,776** - ,759** ,805** 1 ,759** ,725** ,876**
Correlation ,682**
Sig. (2- ,120 ,046 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001
tailed)
N 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
ITEM9 Pearson ,262 ,446* ,557** ,776** - 1,000 ,752** ,759** 1 ,780** ,913**
Correlation ,586** **
Sig. (2- ,186 ,020 ,003 <,001 ,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001
tailed)
N 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
ITEM10 Pearson ,238 ,487** ,574** ,938** - ,780** ,612** ,725** ,780** 1 ,858**
Correlation ,663**
Sig. (2- ,233 ,010 ,002 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001
tailed)
N 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
TOTAL_ Pearson ,443* ,612** ,652** ,889** - ,913** ,835** ,876** ,913** ,858** 1
SKOR Correlation ,662**
Sig. (2- ,021 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001
tailed)
N 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
d. Revisi
Pada tahap validasi sebelumnya, media direvisi berdasarkan
kritik dan saran yang diberikan, dengan uraian sebagai berikut:
1. Cover foto di setting ulang agar lebih pas.
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Sesudah Revisi
Sesudah Revisi
Sesudah Revisi
Sesudah Revisi
Sesudah Revisi
Sesudah Revisi
Sesudah Revisi
4) Tahap Implementation
Setelah media dikembangkan memenuhi kriteria baik
diaplikasikan berarti produknya siap untuk dipraktikkan ke peseta didik
kelas IV-B SDN Meruya Utara 05 yang terdiri dari 27 peserta didik di
labolatorium komputer atau ruang kelas selama lima hari.
5) Tahap Evaluation
Tahapan ini dilaksanakan guna mengetahui keberhasilan
pengembangan media dapat membuat literasi digital peserta didik
meningkat atau tidak. Semua peserta didik kelas VIB oleh peneliti
dilakukan penilaian tes praktek literasi digital yang indikator
penilaiannya sama dengan angket kuesioner kemampuan awal literasi
digital yang pernah mereka isi sebelumnya.
Angket penilaian terdiri atas 10 pernyataan dengan lima aspek
indikator literasi digital, yaitu information, communication, content-
creation, safety, dan problem solving. Data yang telah di dapat dari dari
angket kemampuan awal di kuisioner dan penilaian tes praktek literasi
digital, kemudian diolah dan dianalisis dengan bantuan program SPPS
versi 27, sebagai berikut:
59
Uji Normalitas
Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sebelum ,163 27 ,065 ,943 27 ,147
Sesudah ,174 27 ,036 ,952 27 ,235
Uji N-gain
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ngain_score 27 ,53 ,86 ,7075 ,08160
Ngain_persen 27 53,13 86,21 70,7533 8,15953
Valid N (listwise) 27
68
A Junita, Blended Learning Dan Kompetensi Guru, Blended Learning: Suatu Panduan, 2020,
https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=-
FwEEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA61&dq=person+centered+murid+mandiri&ots=kqhAlYb-
AH&sig=AlShLivJeMHA4xHzVcW79vXN6sE.
62
69
Ayu Siska Moneta, dkk., “Analisis Buku Teks Matematika SMP Kelas VIII Kurikulum 2013
Edisi Revisi 2017 Berdasarkan Standar BSNP”, Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika
Sekolah (JP2MS), 4(3), 2020, h. 332.
70
Abdullah S Abdullah S, Susilo Susilo, and Widyatmike Gede Mulawarman, “Analisis Kelayakan
Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama,” Diglosia:
Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya 5, no. 3 (2022): 707–714.
71
Zahra Atika Mappiara, Muh Arif, and Munirah, “Analisis Bahan Ajar Dalam Buku Teks Siswa
Madrasah Tsanawiyah Kelas VII,” Jurnal Pendais 2, no. 1 (2020): 1–13, https://uit.e-
journal.id/JPAIs/article/view/654.
63
memiliki hak cipta (seperti gambar, video, audio, animasi, termasuk konten
youtube dan media sosial lainnya). Pada indikator safety, memuat beberapa
komponen literasi digital, yaitu: berhati-hati dalam menulis konten maupun
komentar di media digital, dan sebelum membagikan informasi memastikan
bahwa kalimat yang digunakan mudah dimengerti dan tidak merugikan pihak
lain. Pada indikator problem solving, terdapat komponen literasi digital, yaitu:
dapat memanfaatkan media digital untuk mendukung proses pembelajaran.
Pada media ini pemilihan indikator didasarkan pada indikator literasi statistis
menurut Ferrary. Literasi digital sangat diperlukan dalam kehidupan di era
teknologi seperti saat ini, media digital sering digunakan untuk menyajian
suatu informasi. Sejalan dengan pendapat Setio, literasi digital diperlukan
karena saat ini informasi atau data banyak tersebar baik di dunia maya. 72
C. Keterbatasan Produk
Tiga keterbatasan dalam hal ini, diantaranya:
1. Materi yang disajikan di media ini hanya memuat rangkuman materi pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia, Pendidikan Pancasila, Matematika, serta
IPAS bagi SD/MI kelas IV.
2. Media yang dikembangkan tidak bisa diakses secara offline, karena
membutuhkan koneksi internet untuk bisa mengakses situs web goggle
sites.
3. Penggunaan media di sekolah belum cukup maksimal karena terbatasnya
jumlah komputer di labolatorium.
72
Agus Setio, “Profil Literasi Statistika Siswa dalam Menyelesaikan Soal AKM Berdasarkan
Kategori Watson”, Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang, 2022,
h. 5
64
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1) Proses pengembangan media ini menggunakan cara dan metode R&D,
dimana modelnya memakai ADDIE yang mencakup lima tahapann,
yakni:
a. Analyze yaitu menganalisis kebutuhan dalam pengembangan media
ini. Berdasarkan hasil wawancara, peserta didik lebih tertarik apabila
proses pembelajaran menggunakan media digital. Selain itu, media
itu dapat memotivasi belajar peserta didik, menambah wawasan
mereka mengenai kemampuan dasar literasi digital.
b. Design yaitu melakukan perencanaan sebelum mengembangkan
media. Media yang dikembangkan menggunakan website google
sites. Media ini berisi rangkuman materi di mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Pendidikan Pancasila, Matematika, juga IPAS. Media ini
juga memuat halaman untuk mendownload buku digital, kuis, dan
diskusi.
c. Development yaitu proses pembuatan produk. Produk yang dibuat
pada tahap ini berupa link akses google sites untuk menampilkan
materi, dan pembuatan instrumen angket literasi digital. Produk
divalidasi oleh ahli media. Kemudian, dikorsi berdasarkan kritik
beserta masukan validator.
d. Implementation yaitu menerapkan media pada proses pembelajaran
di dalam kelas. Media diimplementasikan pada kelas IV ssalah satu
SD Negeri di Jakarta Barat dengan jumlah peserta didik sebanyak 27
orang.
e. Evaluation yaitu melihat keberhasilan media yang telah
dikembangkan dengan cara mengetahui hasil angket kemampuan
awal literasi digital dan tes praktek literasi digital sesudah diterapkan
media.
65
2) Berdasarkan hasil validasi, media ini memenuhi kriteria baik pada aspek
desain tampilan halaman utama layout/tata letak, teks, gambar, video,
bahasa, penggunaan. Pada hasil angket kemampuana awal dan penilaian
tes praktek ada kenaikan literasi digital peserta didik dan berdasarkan
output uji N-Gain diperoleh skor 0,70 yaitu kategori “Cukup Efektif”,
maka simpulannnya penggunaan media e-learning cukup efektif untuk
meningkatkan literasi digital peserta didik.
B. SARAN
1. Untuk para pendidik dan sekolah disarankan memanfaatkan media digital
sebagai salah satu bentuk inovasi pembelajaran berbasis digital.
2. Untuk peserta didik disarankan memanfaatkan media yang telah
dikembangkan pada saat mempelajari materi karena dapat melatih literasi
digital.
3. Untuk peneliti lainnya disarankan mengembangkan media digital dengan
memperluas literasi digital peserta didik. Dengan harapan peserta didik
dapat terlatih dalam penggunaan media digital.
C. IMPLIKASI
Berdasarkan kesimpulannya yang telah diungkapkan maka
implikasinya dari hasil yang diteliti, yaitu:
1. Terciptanya media pembelajaran yang dapat meningkatkan literasi digital
peserta didik yang berbasis teknologi, seperti menggunakan google sites.
2. Terciptanya sumber belajar mandiri untuk peserta didik berupa media e-
learning yang membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan efektif.
66
DAFTAR PUSTAKA
http://journal.unpak.ac.id/index.php/pedagogia.
Badruttaman, Choerul Anwar. “Pengembangan Media Pembelajaran Matematika
Materi Perkalian Bilangan Bulat…” 1 (2019): 97–110.
Balandin, Sergey, Ian Oliver, Sergey Boldyrev, Alexander Smirnov, Nikolay
Shilov, and Alexey Kashevnik. “Pemanfaatan Augmented Reality Sebagai
Media Pembelajaran.” Proceedings - 2010 IEEE Region 8 International
Conference on Computational Technologies in Electrical and Electronics
Engineering, SIBIRCON-2010 13, no. 2 (2010): 728–732.
Bawden, David. “Information and Digital Literacies: A Review of Concepts.”
Journal of Documentation 57, no. 2 (2001): 218–259.
Bisri, Nur Lailyanna, and Kebijakan Kemendikbud. “Kebijakan Kemendikbud
Merdeka Belajar & Kampus Merdeka Di Masa Digital Teknologi Nur
Lailyanna Bisri , M . Pd I IAI Al Khoziny Sidoarjo Jawa Timur Nur
Lailyanna Bisri Kebijakan Kemendikbud ; Merdeka Belajar ... Pendahuluan
Merdeka Belajar : Kampus Merdeka” 4, no. September (2021): 96–113.
Cahyono, Yulius Dwi. “E-Learning (Edmodo) Sebagai Media Pembelajaran
Sejarah.” Jurnal Penelitian 18, no. 2 (2015): 102–112. https://e-
journal.usd.ac.id/index.php/JP/article/view/813.
Cholik, Cecep Abdul. “Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Untuk
Meningktkan Pendidikan Di Indonesia.” Syntax Literate 2, no. 1 (2017): 21–
30.
Dkk, Rasyid. “Manfaat Media Dalam Pembelajaran” (n.d.): 91–96.
Editors, Anusca Ferrari, Yves Punie, and Barbara N Bre. DIGCOMP : A
Framework for Developing and Understanding Digital Competence in
Europe ., 2013.
Embarianiyati Putri. “Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Kearifan Lokal
Tradisi Betangas Menggunakan Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker Untuk
Kelas V Sekolah Dasar” (2020): 25.
Fahyuni, Eni Fariyatul. “Teknik Pemilihan Media Pembelajaran M.” 2 (2017).
Fatoni, Achmad, Rizhal Hendi Ristanto, Universitas Negeri Jakarta, Pulo Gadung,
and Kota Jakarta Timur. “Pengembangan Bahan Ajar Sistem Pernapasan
68
Media, Common Sense. “Digital Literacy and Citizenship in the 21st Century.”
Common Sense Media, no. June (2009): 1.
https://www.itu.int/council/groups/wg-cop/second-meeting-june-
2010/CommonSenseDigitalLiteracy-CitizenshipWhitePaper.pdf.
Mohammad Mustakima, Shoffan Shoffab, Achmad Hidayatullah. “Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Blended Learning Berbasis Schoology Untuk
Meningkatkan Literasi Digital Matematika” 5, no. 1 (2019): 88–99.
Muchlis, Muchlis, Gunawan Gunawan, Muhammad Irwansyah, Magfirah Perkasa,
and Erni Suryani. “Development of Islamic Education Learning Tools Based
on E-Learning to Enhance Students Digital Literacy.” Jurnal Kependidikan:
Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan,
Pengajaran dan Pembelajaran 8, no. 2 (2022): 500.
Nelson, Klara, Marcy Courier, and Gilbert W Joseph. “Teaching Tip An
Investigation of Digital Literacy Needs of Students.” Journal of Information
Systems Education 22, no. 2 (2011): 95–109.
https://ezproxy.lib.uwm.edu/login?url=http://search.ebscohost.com/login.asp
x?direct=true&AuthType=ip,uid&db=lih&AN=66339172&site=ehost-
live&scope=site.
Pito, Abdul Haris. “Media Pembelajaran Dalam Perspektif Alquran.” Ilmuna:
Jurnal Studi Pendidikan Agama Islam 3, no. 2 (2021): 87–101.
Pranata, Dwi Pidi, Aren Frima, and Asep Sukenda Egok. “Pengembangan LKS
Matematika Berbasis Problem Based Learning Pada Materi Bangun Datar
Sekolah Dasar.” Jurnal Basicedu 5, no. 4 (2021): 2284–2301.
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1183.
Pranoto, Sigit Aji. “Pengembangan Web E-Learning Untuk Meningkatkan
Literasi Digital Siswa” 23, no. 1 (2020): 45–56.
Prasetio, Murdiono Purbo, Meicsy E I Najoan, M T Arie Lumenta, M T Arthur
Rumagit, and Jurusan Teknik Elektro-ft. “Perancangan Dan Implementasi
Content Pembelajaran Online Dengan Metode Blended Learning.” Jurnal
Teknik Elektro dan Komputer 1, no. 3 (2012): 1–7.
Pratomo, Wachid, Nadziroh, and Chairiyah. “Pengembangan Aplikasi Google
71
w/542/360.
Setiadi, Pidi Mohamad, Dwi Alia, and Dadan Nugraha. “Pengembangan Bahan
Ajar Digital Dalam Blended Learning Model Untuk Meningkatkan Literasi
Digital Mahasiswa.” Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan 4, no. 3 (2022):
3353–3360.
Setiawan, Usep. Media Pembelajaran (Cara Belajar Aktif: Guru Bahagia
Mengajar Siswa Senang Belajar), 2022.
Siti Juhairiah, Qanaiya Yosheila Kinasih, Doddy Teguh Yuwono.
“Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web Pada Pembelajaran IPA
Di SLBN-2 Palangka Raya” (2022): 23–30.
Suharyanto, and Adele B. L. Mailangkay. “Penerapan E-Learning Sebagai Alat
Bantu Mengajar Dalam Dunia Pendidikan.” Jurnal Ilmiah Widya 3 (2016):
17.
Suryaningsih, Heni, and Wahyu Kurniawati. “Pengembangan Media
Pembelajaran Interaktif Materi Sumber Daya Alam Berbasis Lectora Inspire
Pada Siswa Kelas Iv Sd Pundung Imogiri Bantul.” Journal of Chemical
Information and Modeling 53, no. 9 (2013): 1–8.
Tarumasely, Yowelna. “Pengaruh Self Regulated Learning Dan Digital Literacy
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VII SMP.” Jurnal Pendidikan dan
Kewirausahaan 10, no. 2 (2022): 536–553.
Taufik, Muhammad, Sutrio, Syahrial, Hairunnisyah Sahidu, and Hikmawati.
“Pelatihan Media Pembelajaran Berbasis Webkepada Guru Ipa Smp Kota
Mataram.” Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat 1, no. 1 (2018):
77–81. https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPPM/article/view/490/437.
Wahyuni, Sri, Elok U.P. Wulandari, Rusdianto, Rizka Elan Fadilah, and Firdha
Yusmar. “Pengembangan Mobile Learning Module Berbasis Android Untuk
Meningkatkan Literasi Digital Siswa Smp.” LENSA (Lentera Sains): Jurnal
Pendidikan IPA 12, no. 2 (2022): 125–134.
Widhiartha, Putu Ashintya. “Pemanfaatan E-Learning Sebagai Alternatif
Pengganti Pelatihan Tatap Muka Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Nonformal.” Jiv 4, no. 2 (2009): 189–196.
73
LAMPIRAN
http://bit.ly/KELAS_4b
76
1. Asyifa Putri
Meriza 2 1 1 2 3 2 2 3 2 2 20
2. Sofian 3 2 1 1 3 1 1 2 2 1 17
3. Adi Putra
Nugraha 2 1 1 2 2 1 2 2 3 3 19
4. Ahmad Syauqi 1 2 2 3 3 2 1 2 2 2 20
5. Dionisius
Narendra
Hamonangan 2 1 1 2 1 2 3 1 2 1 16
6. Cyara Lissa
Hastari 3 1 2 1 3 1 1 2 2 2 18
7. Mila Adeliya
Wijaja 3 2 2 3 1 2 3 1 2 3 22
8. Dzaky Waldan
Falah 2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 21
9. Anisa Tri
Apriliana 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 16
18. Deswita
Azzahrani 3 2 2 3 2 2 1 2 2 2 21
19. Muhamad
Fatan Julfan 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 21
20. Zulfadhillatul
Prisilia Wulan
Dari 2 1 3 1 2 1 2 2 3 2 19
24. Raditya
Ibrahim 2 1 2 2 3 2 2 1 2 2 19
25. Fachri Al
Farabi 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 21
26. Humaira 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 23
27. Florencia 21
Syahputri 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2
Rata-rata 19,7
88
UJI REFERENSI
(2017): 21–30.
15. Rasyid, dkk “Manfaat Media Dalam Pembelajaran”
(n.d.): 91–96.
Lampiran. 13 Dokumentasi