Anda di halaman 1dari 119

PENGEMBANGAN MEDIA E-LEARNING BERBASIS

GOOGLE SITES UNTUK MENINGKATKAN LITERASI


DIGITAL PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh
RIKA AMALIAH
NIM. 11190183000108

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2023
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

iii
LEMBAR PENGESAHAN

iv
ABSTRAK

RIKA AMALIAH (11190183000108). “Pengembangan Media E-


learning Berbasis Google Sites untuk Meningkatkan Literasi Digital Peserta
Didik Sekolah Dasar”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2023.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya sumber belajar yang hanya
memakai buku pelajaran saja, serta rendahnya literasi digital peserta didik dan
tuntutan bagi para pendidik untuk inovatif dalam mengembangkan media
pembelajaran dengan menerapkan prinsip ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi).
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan media e-learning berbasis Google
sites untuk meningkatkan literasi digital peserta didik sekolah dasar. Penelitian ini
menggunakan metode R&D dengan model ADDIE yang terdiri atas lima tahapan,
yaitu Analyze, Design, Development, Implement, dan Evaluation. Media
diimplementasikan pada kelas IV di salah satu SD Negeri di Jakarta Barat dengan
jumlah peserta didik sebanyak 27 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) media memperoleh kriteria
“Baik” pada aspek tampilan, penyajian, bahasa, penggunaan dengan skor rata-rata
86,6 ; (2) media dapat meningkatkan literasi digital peserta didik dengan skor
rata-rata sebelumnya 19,7 menjadi 41,1 ; (3) Hasil dari uji N-Gain yaitu 70,7 yang
menunjukkan kategori “Cukup Efektif”. Dapat disimpulkan, aspek media yang
dikembangkan sudah baik, sehingga terdapat peningkatan literasi digital peserta
didik, serta penggunaan media e-learning cukup efektif untuk meningkatkan
literasi digital peserta didik.

Kata Kunci: Media Pembelajaran, E-Learning, Google Sites, Literasi Digital.

v
ABSTRACT

RIKA AMALIAH (11190183000108). "Development of Google Sites-


Based E-learning Media to Improve Digital Literacy of Elementary School
Students". A Thesis, Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education Study Program,
Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, State Islamic University Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2023.
The background of this research is of learning resources that only use
textbooks, as well as the low digital literacy of students and demands for
educators to be innovative in developing learning media by applying the ATM
principles (Observe, Imitate, and Modify). The purpose of this research is to
develop e-learning media based on Google sites to improve digital literacy of
elementary school students. This research uses the R&D method with the ADDIE
model which consists of five stages, namely Analyze, Design, Development,
Implement, and Evaluation. Media is implemented in class IV at one of the public
elementary schools in West Jakarta with a total of 27 students.
The results showed that: (1) the media obtained the criteria of "Good" in
the aspects of appearance, presentation, language, use with an average score of
86.6; (2) the media can increase students' digital literacy with an average score
previously from 19.7 to 41.1; (3) The result of the N-Gain test is 70.7 which
indicates the "Quite Effective" category. It can be concluded, the aspects of the
media that have been developed are good, so that there is an increase in students'
digital literacy, and the use of e-learning media is quite effective in increasing
students' digital literacy.

Keywords: Instructional Media, E-Learning, Google Sites, Digital Literacy.

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat
sehat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengembangan Media E-learning Berbasis Google Sites Untuk Meningkatkan
Literasi Digital Peserta Didik Sekolah Dasar” yang disusun sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dapat terselesaikan. Penulis
menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan,
dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D. selaku rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Siti Nurul Azkiyah, M.Sc., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Dindin Ridwanudin, M.Pd,. selaku Ketua Program Studi Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, atas dukungannya untuk penulis bisa menyelesaikan
pembelajaran Studi Guru Madrasah Ibtidaiyah
4. Tri Suryaningsih, M.Pd,. selaku Sekretaris Program Studi Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, atas dedikasinya untuk membantu mahasiswa dalam pemberkasan.
5. Fatkhul Arifin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan tenaga, waktu, saran, motivasi serta arahan dengan penuh
kesabaran dan keikhlasan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi,. selaku Dosen Pembimbing Akademik,
penulis mengucapkan terima kasih karena telah banyak memberikan
arahan, nasehat dan motivasi kepada penulis.
7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
atas segala ilmu yang telah diberikan selama proses perkuliahan.

vii
8. Suwandi, S.Ag, M.Pd, B,. selaku Kepala Sekolah SDN Meruya Utara 05
Jakarta Barat dan para rekan guru disana atas kebaikan hatinya
memberikan waktu dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian dan menyambut penulis dengan penuh kehangatan.
9. Peserta didik kelas IV-B yang telah meluangkan waktunya untuk menjadi
bagian dari skripsi ini.
10. Kedua orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan materil.
11. Keluarga, kakak dan adik tersayang yang selalu menjadi penyemangat
dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Seluruh teman-teman Mahasiswa PGMI Angkatan 2019, terima kasih
untuk kebahagiaan yang telah kita ukir bersama selama proses
perkuliahan.
13. Semua pihak terkait yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu
yang turut membantu penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah Swt., membalas semua kebaikan yang telah diberikan


kepada penulis, diberikan kesehatan, diberkahi umur, dilimpahkan rezeki dan
diberikan kebahagian dunia akhirat. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum
sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima segala bentuk kritik dan saran yang
akan menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca.

Jakarta, 19 Juli 2023

Penulis

viii
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ....................................................... ii


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
ABSTRACT ......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7
E. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan ............................................................. 7
F. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8
G. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 9
A. Media E-learning......................................................................................... 9
1. Media Pembelajaran .................................................................................. 9
2. E-learning............................................................................................... 13
3. Media e-learning..................................................................................... 16
B. Website Google Sites.................................................................................. 18
1. Pengertian Website............................................................................... 18
2. Karakteristik Website ........................................................................... 18
3. Jenis-Jenis Website .............................................................................. 19
4. Google Sites......................................................................................... 19
C. Literasi Digital ........................................................................................... 22

ix
1. Pengertian Literasi Digital ................................................................... 22
2. Elemen-Elemen Literasi Digital ........................................................... 24
3. Komponen Literasi Digital ................................................................... 25
D. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 26
E. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 32
A. Metode Penelitian ...................................................................................... 32
B. Prosedur Pengembangan ............................................................................ 33
C. Instrumen Penelitian .................................................................................. 35
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 36
E. Teknik Analisis Data .................................................................................. 37
BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................... 42
A. Deskripsi Hasil Pengembangan .................................................................. 42
B. Kajian Produk Akhir .................................................................................. 61
C. Keterbatasan Produk .................................................................................. 63
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 64
A. KESIMPULAN ......................................................................................... 64
B. SARAN ..................................................................................................... 65
C. IMPLIKASI ............................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 66

x
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Posisi Penelitian ................................................................................ 29
Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Media................................................... 34
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Angket Literasi Digital ......................... 34
Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Angket Literasi Digital Peserta Didik ................................. 35
Tabel 3. 4 Pedoman Pemberian Skor pada Media ............................................... 38
Tabel 3. 5 Kriteria Penilaian Validitas Media ..................................................... 38
Tabel 3. 6 Pedoman Pemberian Skor pada Indikator........................................... 38
Tabel 3. 7 Kategori Penilaian Instrumen Indikator Literasi Digital ..................... 39
Tabel 3. 8 Skor Penilaian Tes Praktek Literasi Digital ........................................ 40
Tabel 3. 9 Skor Penilaian Angket Literasi Digital ............................................... 40
Tabel 3. 10 Kategori Tingkatan N-Gain ............................................................. 41
Tabel 4. 1 Tabel Uji Korelasi ............................................................................. 51
Tabel 4. 2 Hasil Uji Realibilitas ......................................................................... 53
Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 59
Tabel 4. 4 Hasil Uji Paired Sample Statistics ...................................................... 59
Tabel 4. 5 Hasil Uji Paired Sample t-test ............................................................ 60

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir ......................................................................... 31


Gambar 4. 1 Prototype media google sites ......................................................... 44
Gambar 4. 2 Halaman Home .............................................................................. 46
Gambar 4. 3 Halaman Materi Bahasa Indonesia ................................................. 47
Gambar 4. 4 Halaman Materi Pendidikan Pancasila ........................................... 47
Gambar 4. 5 Halaman Materi Matematika .......................................................... 48
Gambar 4. 6 Halaman Materi IPAS .................................................................... 48
Gambar 4. 7 Halaman Download Buku .............................................................. 49
Gambar 4. 8 Halaman Quizizz ........................................................................... 49
Gambar 4. 9 Halaman Diskusi............................................................................ 50
Gambar 4. 10 Perbaikan tampilan foto di halaman utama ................................... 53
Gambar 4. 11 Perbaikan kalimat di materi Bahasa Indonesia Bab 8 .................... 54
Gambar 4. 12 Perbaikan gambar pada materi PKN ............................................. 54
Gambar 4. 13 Perbaikan letak kalimat semboyan pada materi PKN .................... 55
Gambar 4. 14 Perbaikan gambar di Bab 6 IPAS ................................................. 55
Gambar 4. 15 Perbaikan gambar di Bab 7 IPAS ................................................. 56
Gambar 4. 16 Perbaikan gambar di Bab 8 IPAS ................................................. 56
Gambar 4. 17 Penambahan buku digital PKN .................................................... 57
Gambar 4. 18 Dokumentasi pembelajaran menggunakan media ......................... 57

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran. 1 Hasil Wawancara ........................................................................... 74


Lampiran. 2 Tautan Hasil Produk Akhir ............................................................. 75
Lampiran. 3 Hasil Validasi Media ...................................................................... 76
Lampiran. 4 Hasil Validasi Instrumen Literasi Digital ........................................ 82
Lampiran. 5 Angket Kemampuan Awal Peserta Didik ....................................... 84
Lampiran. 6 Hasil Angket Kemampuan Awal Literasi Digital Peserta Didik ...... 86
Lampiran. 7 Hasil Penilaian Tes Praktek Literasi Digital Peserta Didik .............. 88
Lampiran. 8 Uji Referensi .................................................................................. 90
Lampiran. 9 Hasil Uji Plagiasi ......................................................................... 102
Lampiran. 10 Surat Permohonan Validator....................................................... 103
Lampiran. 11 Surat Izin Penelitian ................................................................... 104
Lampiran. 12 Surat Keterangan Penelitian ....................................................... 105
Lampiran. 13 Dokumentasi .............................................................................. 106

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada pembelajaran di era ke-21, kini teknologi berperan penting di
banyak sektor, termasuk dalam sektor pendidikan. Proses belajar melalui
pemanfaatan teknologi semakin populer ketika Covid-19 yang mengharuskan
mekanisme pembelajaran dilaksanakan online dari rumah. Pembelajaran
menggunakan teknologi sering disebut dengan e-learning. Contoh e-learning
yaitu seperti google classroom yang dapat membagikan bahan belajar dan
pengumpulan tugas peserta didik.
Kemajuan teknologi yang sangat berkembang pesat saat ini
berimplikasi pada kemudahan untuk mengakses informasi maupun ilmu oleh
seluruh dunia. Akses informasi yang mudah itu jadi ancaman bagi para
pendidik yang perannya dapat digantikan oleh teknologi. Teknologi yang
mengancam bidang pendidikan itu ialah kecerdasan buatan/ Artificial
Intelligence. Menurut John McCarthy, Artificial Intelligence/AI adalah ilmu
komputer untuk membentuk sejumlah proses berpikir manusia serta
merancang mesinnya agar dapat meniru sikap manusia.1 AI memudahkan
manusia jika keberadaan mereka dioptimalkan pada hal yang positif.
Peran pendidikan sangatlah penting dalam penggunaan AI. Pendidik
harus kreatif dalam aktivitas memanfaatkan teknologi. Hal ini bertujuan
supaya fungsi mereka tak tergantikan oleh teknologi. Pada dasarnya, peran
pendidik dan teknologi sangat berperan dalam meningkatkan mutu
pendidikan. 2 Kemajuan dalam teknologi digitalisasi saat ini memberi dampak
yang baik dalam bidang pendidikan. Kemudahan dalam mendapatkan
informasi menjadi semakin luas, sehingga informasi yang didapat tidak

1
Itsna Hidayatul Khusna Sri Pangestuti, “Deepfake, Tantangan Baru Untuk Netizen Deepfake, a
New Challenge for Netizen,” Agustus 1945 Jakarta 1 Promedia, no. 2 (2019): 1–24.
2
Cecep Abdul Cholik, “Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Untuk Meningktkan
Pendidikan Di Indonesia,” Syntax Literate 2, no. 1 (2017): 21–30.

1
2

semata bersumber dari buku pelajaran saja, tapi bida didapatkan pula dari luar
ketika mereka dapat menggunakan perangkat digital dengan baik.
Ciri-ciri model pembelajaran abad 21 adalah mendukung peserta
didiknya untuk mencari tahu dari beragam literatur media pembelajaran.
Berbagai kegiatan dan kebutuhan pembelajaran seperti menghimpun,
mempersiapkan, menyimpan, memproses, mengkaji, serta menyebarluaskan
informasi dapat menggunakan teknologi informasi digital. Teknologi tersebut
dapat menjadi sebuah alat untuk memudahkan berbagai kebutuhan informasi
di dalam proses pembelajaran. Secara luas, kemampuan memanfaatkan media
digital telah memperoleh pengakuan dari dunia sebagai keterampilan yang
bersaing serta begitu penting dalam menghadapi revolusi industri 4.0.3 Proses
pembelajaran pada saat ini menuntut untuk memiliki keterampilan literasi
digital.
Upaya dalam mendukung percepatan penguasaan teknologi di bidang
pendidikan, pemerintah mensosialisasikan supaya peserta didik dapat melek
literasi, antara lain literasi bahasa, literasi digital, literasi budaya dan literasi
numerik. Salah satu bentuk inovasi pendukung pembelajaran yaitu peserta
didik dapat memanfaatkan literasi digital dengan bijak. Literasi digital adalah
ketertarikan, tindakan, serta keahlian dalam memakai teknologi digital untuk
mengakses, mengatur, menganalisa, membuat wawasan menjadi efektif.
Berdasarkan data dari KIC (Katadata Insight Center) dan Kominfo, 4
Pada tahun 2022, liteasi digital Indonesia statusnya mengalami peningkatan.
Indeksnya di tahun ini terjadi kenaikan dari 3,49 ke 3,54. Naiknya capaian
indeks literasi digital nasional pun terjadi pada tahun 2022 yang meningkat
sebesar 0,05 poin jadi 3,54 dari tahun sebelumnya di 2021. Terdapat 3 (tiga)
pilar yang meningkat, yakni: 1) Digital skill naik 0,08 poin; 2) Digital Ethnics
0,15 poin; serta 3) Digital safety 0,02. Akan tetapi, pilar 4 yaitu digital
culture mengalami penurunan sebanyak 0,06 poin.

3
David Bawden, “Information and Digital Literacies: A Review of Concepts,” Journal of
Documentation 57, no. 2 (2001): 218–259.
4
Kemenkominfo, “Status Literasi Digital Indonesia 2022” (2022): 1–77,
https://eppid.kominfo.go.id/storage/uploads/1_3_Lakip_Kementerian_Kominfo_2021_low.pdf.
3

Kemendikbud mengungkapkan literasi digital untuk peserta didik


pada pembelajaran menjadi suatu bagian penting dalam meraih capaian
pendidikan. Pada zaman digitalisasi ini, khususnya bagi aspek pendidikan
literasi digital jadi sebuah tantangan yang mengharuskan peserta didik
mempunyai keterampilan literasi. Gagasan literasi digital bukan hal yang baru
dalam era pendidikan sekarang. Literasi digital yaitu membaca serta mencatat
pada rubrik digital yang meliputi keteampilan, wawasan, dan pengertian yang
memberi kemungkinan lahirnya aksi kritis, cerdik, kreatif, serta aman melalui
teknologi digital. Selain mendukung pembelajaran yang mandiri serta kritis,
literasi digital pun menambah peluang persaingan di industri yang
memprioritaskan keterampilan maupun penguasaan teknologi. 5
Ada pula yang mengartikan literasi digital sebagai kemampuan
membaca, menulis, mengelola informasi dengan pola penomoran tertentu.
Selaku manusia, terkhusus orang muslim, kita mendapat perintah untuk
membaca. Hal itu telah diperintahkan pada Q.S. Al-Alaq: 1-5 yang artinya: 1)
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan; 2) Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah; 3) Bacalah dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah; 4) Yang mengajarkan (manusia) dengan perantara kalam; 5)
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Kandungan di dalam
surat ini memberi tahu, bahwa manusia diperintahkan Allah untuk belajar,
dimulai dari kata Iqro yang artinya bacalah. 6
Kebijakan merdeka belajar yaitu peserta didik dapat belajar secara
leluasa, dimana pembelajarannya yang dilakukan makin mandiri dan/atau
fleksibel. Cara pandangnya pun harus kreatif serta ada unsur kebaruan.
Dewasa ini, pendidikan inovatif maupun kreatif jadi tren dunia sehingga
lembaga pendidikan di Indonesia mengarahkan pada peningkatan wawasan,

5
Yowelna Tarumasely, “Pengaruh Self Regulated Learning Dan Digital Literacy Terhadap Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas VII SMP,” Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan 10, no. 2 (2022):
536–553.
6
Firman Mansir Firman, Syakir Jamaluddin Syakir, and Athaya Zahra Athaya, “Penggunaan
Literasi Digital Dalam Pembelajaran Agama Islam Pada Asrama Mahasiswa Panrannuangku
Takalar Yogyakarta,” Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat (2021):
448–458.
4

menempa keahlian serta membangun perilaku modern di tiap perorangan. 7


Pembelajaran yang kreatif dan inovatif perlu dikembangkan dengan memakai
prinsip ATM, yaitu Amati, Tiru, dan Modifikasi.
Perkembangan literasi digital di Indonesia berperan sangat penting
untuk kemajuan di bidang pendidikan. Jumlah pengguna internet semakin
meningkat, sedangkan dalam praktik atau fakta literasi dan keterampilan
literasi digital tidak bisa sebandingkan dengan hal tersebut. Jika melihat data
yang dipublikasikan oleh Programme for International Student Assessment
(PISA), Indonesia masih sangat tertinggal dan ketinggalan dalam bidang
literasi. Selain itu, menurut studi Central Connecticut State University,
tingkat literasi Indonesia menempati urutan ke-61 dari 62 negara. Ini adalah
kenyataan yang sangat menyedihkan dan erotis di saat perubahan yang cepat. 8
Merujuk pada hasil interview serta observasi yang dilakukan peneliti
selama melaksanakan PLP di sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian
ini, yaitu SDN Meruya Utara 05 adalah salah satu sekolah yang kemampuan
literasi peserta didiknya masih rendah. Berdasarkan pengamatan,
permasalahan literasi digital di sekolah tersebut yaitu kurangnya
pengembangan media pembelajaran digital, sebagian besar media
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran hanya memakai media
cetak buku pelajaran. Penggunaan media digital di sekolah tersebut masih
belum maksimal dilakukan karena jumlah komputer di labolatorium ataupun
proyektor yang akan dijadikan tampilan untuk media di kelas penyediaannya
terbatas, dan pemakaiannya bergantian dengan kelas lain, sehingga tidak
semua pelajaran dapat menggunakan media digital.
Sebuah wujud penggunaan teknologi yang dapat digunakan di bidang
pendidikan adalah mengembangkan website sebagai media e-learning.
Seiring teknologi yang kemajuannya semakin pesat seperti saat ini, sistem

7
Nur Lailyanna Bisri and Kebijakan Kemendikbud, “Kebijakan Kemendikbud Merdeka Belajar &
Kampus Merdeka Di Masa Digital Teknologi Nur Lailyanna Bisri , M . Pd I IAI Al Khoziny
Sidoarjo Jawa Timur Nur Lailyanna Bisri Kebijakan Kemendikbud ; Merdeka Belajar ...
Pendahuluan Merdeka Belajar : Kampus Merdeka” 4, no. September (2021): 96–113.
8
Sigit Aji Pranoto, “Pengembangan Web E-Learning Untuk Meningkatkan Literasi Digital Siswa”
23, no. 1 (2020): 45–56.
5

pendidikan pun senantiasa selalu berkembang dari pembelajaran tradisional


bertransformasi ke digital sehingga memungkinkan terjadinya beragam
interaksi belajar yang efisien. Adapun pokok dari pengembangkan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) yang diperuntukkan bagi upaya untuk
memproses pembelajaran lebih fleksibel. Media belajar yang basisnya website
menarik untuk dijadikan ragam perangkat pembelajaran sebab dapat
menampilkan materi berbentuk tulisan, foto, video, suara, animamsi, serta
dapat mudah dijangkau seluruh macam hardware, baik laptop, PC,
handphone, maupun tablet yang sudah terhubung dengan internet dengan
cukup membuka tautan website-nya. Website adalah alamat tertentu pada
WWW yang menyediakan informasi tertentu.9
Google for education merupakan google pembantu yang ditawarkan
oleh google, produk yang dimuat beraneka ragam mulai dari google
classroom, google sites, jamboard, google slide dan masih banyak lagi.
Misalnya google classroom bisa digunakan untuk mengunggah materi
maupun tugas sekolah ataupun google form bisa digunakan untuk merekap
presensi atau ulangan harian. Pada penelitian ini, peneliti mengembangkan
media memakai google sites. Google sites yaitu produk yang dikeluarkan oleh
Google sebagai tools pembuat situs, kemudahan yang ada di dalam google
sites bisa mengkolaborasikan fitur dari google lainnya. 10
Hasil pengembangan media pembelajaran berupa website google site
pengembangannya mudah untuk pemula sebab dapat gratis aksesnya serta tak
membutuhkan kompetensi pemprograman maupun design. Google sites
mempunyai banyak template yang dapai diedit dengan menarik.
Kelebihannya yakni kemudahan akses pada informasi yang ingin diperlukan
secara cepat dikarenakan dapat menyertakan lampiran file dan informasi

9
Wachid Pratomo, Nadziroh, and Chairiyah, “Pengembangan Aplikasi Google Sites Sebagai
Penguatan Literasi Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV SDN 3 Karanganyar,” Jurnal Pekan 7,
no. 1 (2022): 1–14.
10
Taufiq Nur Azis, “Strategi Pembelajaran Era Digital,” Annual Conference on Islamic Education
and Social Sains (ACIEDSS 2019) 1, no. 2 (2019): 308–318.
6

google lainnya, baik google docs, form, sheet, awesome table, calendar,
video dari You Tube, dan lain sebagainya.
Dari referensi yang ditelusuri, ada sejumlah kajian yang berhubungan
dengan pemanfaatan literasi digital serta e-learning yang diteliti oleh peneliti
sebelumnya, diantaranya yaitu terkait pengaruh memanfaatkan e-learning dan
suasana belajar dengan kreativitas peserta didik di mata pelajaran TIK Kelas
8 SMPN 1 Gamping. Hasilnya memperlihatkan e-learning yang
dimanfaatkan berpengaruh positif pada kreativitas siswa, begitu pula
pengaruhnya diantara lingkungan belajar dengan kreativitas siswa, berarti
peningkatan kreativitas peserta didik di mata pelajaran TIK dipengaruhi oleh
kedua hal tersebut. Selanjutnya tentang “Pengaruh Penerapan Literasi Digital
tehadap Peningkatan Pembelajaran Siswa di SMPN 6 Banda Aceh”.
Penelitian ini menghasilkan literasi digital yang diterapkan mempunyai
pengaruh pada pembelajaran yang meningkat.
Merujuk pada berbagai teori, penelitian sebelumnya, serta hasil
wawancara, peneliti berencana melakukan pengembangan e-learning yang
dapat diakses melalui laptop atau smartphone yang tersambung dengan
internet. Dengan adanya media ini, peserta didik tidak hanya mendapat
informasi pada buku pelajaran saja, tetapi bisa lebih luas lagi dalam
mengakses informasi, serta selaras akan melatih kemampuan mereka dalam
berliterasi digital yang mampu memahami penggunaan media digital dengan
bijak dan pendidik juga dituntut agar dapat lebih kreatif, inovatif dalam
mengembangkan media pembelajaran dengan selalu menerapkan prinsip
ATM, yaitu Amati, Tiru, dan Modifikasi.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti akan mengembangkan perangkat
pembelajaran untuk meningkatkan literasi digital. Sehingga, penelitian ini
diberi judul “Pengembangan Media E-learning Berbasis Google Sites
Untuk Meningkatkan Literasi Digital Peserta Didik Sekolah Dasar”.
7

B. Identifikasi Masalah
Melihat pada penjabaran latar belakang diatas, peneliti dapat
mengidentifikasi beberapa permasalahan sebagaimana berikut:
1. Kurangnya sumber belajar yang diperoleh peserta didik.
2. Rendahnya literasi digital peserta didik di era digitalisasi saat ini.
3. Tantangan bagi pendidik untuk kreatif, inovatif serta menerapkan prinsip
ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) dalam mengembangkan media
pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi masalah, diperoleh batasan masalah
yang perlu peneliti batasi, yaitu diantaranya:
1. Media yang dikembangkan memuat rangkuman materi kelas IV.
2. Pengembangan media hanya menggunakan google sites.
3. Pengembangan media hanya untuk meningkatkan literasi digital.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah
sebelumnya, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana cara mengembangkan media e-learning berbasis google sites
untuk meningkatkan literasi digital peserta didik sekolah dasar?
2. Apakah media e-learning berbasis google sites efektif untuk meningkatkan
literasi digital peserta didik sekolah dasar?

E. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan


Produk akhir yang dihasilkan penelitian ini adalah media e-learning
berbasis google sites untuk kelas IV SD/MI. Media ini dapat diakses melalui
laptop maupun smartphone. Isi media tersebut berupa rangkuman materi mata
pelajaran Bahasa Indonesia, Pendidikan Pancasila, IPAS, dan Matematika
yang memuat gambar, link youtube video pembelajaran, halaman quizizz,
download buku digital, dan halaman diskusi.
8

F. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka pengembangan yang
dilakukan bertujuan untuk:
1. Menghasilkan produk media e-learning untuk meningkatkan literasi digital
peserta didik sekolah dasar.
2. Mengetahui keefektifan media e-learning berbasis google sites.

G. Manfaat Penelitian
Harapannya hasil yang diteliti disini dapat bermanfaat bagi:
1. Pendidik, diharapkan memiliki wawasan terkait penggunaan media digital
sebagai alat untuk merancang media pembelajaran.
2. Peserta didik, sebagai sumber belajar mandiri dengan memanfaatkan
media yang dihasilkan serta mengasah literasi digital peserta didik.
3. Peneliti lain, mengembangkan ilmu pengetahuan maupun pengalaman
selaku calon pendidik dan dapat dipakai sebagai referensi untuk kajian
berikutnya.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Media E-learning
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Secara harfiah, media asal katanya dari Bahasa Latin “medius”
yakni perantara, tengah/ pengantar. Sementara di Bahasa Arab artinya
penghubung informasi dari yang mengirimkan kepada yang
menerimanya. Media kerap kali dihubungkan dengan istilah teknologi
yang bersumber dari kata latin tekne atau art di Bahasa Inggris serta
logos yang berarti ilmu dalam Bahasa Indonesia. Pada teori tesebut,
media dipandang menjadi teknologi pembelajaran. 11
National Education Association/ NEA/ Asosiasi Pendidikan
Nasional mendefinisikan media yaitu objek yang dimanipulasi, diamati,
didengarkan, dibacakan maupun dibincangkan dalam kegiatan
pembelajaran.12 Pada buku Daradjat, media pembelajaran adalah
perangkat penyambung di mekanisme pembelajaran guna meningkatkan
mutu belajar peserta didik yang mampu dilihat dalam pemakaiannya
walaupun di luar kelas. 13
Media dalam lingkup global diartikan sebagai sebuah materi
maupun peristiwa dari pendidik ke peserta didik supaya mendapatkan
pengetahuan, kemampuan, serta sikap baik. Proses mencari ilmu
menggunakan peralatan, baik alat grafis maupun elektronik guna
mendapatkan informasi. 14 Pada aspek pendidikan, media merupakan suatu

11
Musaddad Harahap and Lina Mayasari Siregar, “Mengembangkan Sumber Dan Media,”
Educational, no. January (2018): 1–10.
12
Damar Gemilang and Hastuti Listiana, “Teaching Media in the Teaching of Arabic Language/
Media Pembelajaran Dalam Pembelajaran Bahasa Arab,” ATHLA : Journal of Arabic Teaching,
Linguistic and Literature 1, no. 1 (2020): 49–64.
13
Abdul Haris Pito, “Media Pembelajaran Dalam Perspektif Alquran,” Ilmuna: Jurnal Studi
Pendidikan Agama Islam 3, no. 2 (2021): 87–101.
14
Nur Azizah et al., “Pengembangan Media Pembelajaran Wayang Kartun Pada Materi Cerita
Fabel Kelas Ii Sdn 1” 9, no. 3 (2021): 152–158.

9
10

alat perantara yang berguna dalam proses pembelajaran. 15 Media


digunakan untuk menyampaikan pesan dan sebagai jembatan dari proses
menuntut ilmu. 16 Pengertian lain mengartikan media pembelajaran sebagai
tools yang dipakai guna menyimpan content materi pelajaran oleh
pendidik dalam merangsang mereka di proses pembelajaran. 17
Menurut Heinic, dkk, media adalah suatu instrumen yang
memperantarai dalam mekanisme mencari ilmu lewat buku yang berkaitan
dengan materi pelajarannya, baik itu gambar yang diprediksikan, photos,
video, audio, dan radio. Setiawan mendefinisikan media sebagai perangkat
untuk proses perancangan maksud dari menimba ilmu, materi yang
dipelajari, strategi/ rencananya, serta peninjauan kembali pada
pembelajaran. 18 Menurut Kempt & Dayton, media diperlukan dalam
rangka menarik minat serta motivasi peserta didik dalam mempelajari
suatu hal. Sudjana dalam Arsyad mengemukakan dalam proses belajar,
pendidik tak sekadar menerangkan muatan pelajaran yang sama, tetapi
dibutuhkan suatu media yang dapat mendorong peserta didik berpartisipasi
aktif.19
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat ditarik
kesimpulan, media pembalajaran adalah seluruh inovasi yang dipakai
untuk jadi alat penghubung dalam membantu pendidik menyampaikan
materi pembelajaran kepada peserta didik, yang diharapkan dapat
memenuhi aspek psikomotorik, kognitif dan afektif peserta didik. Media
juga mampu meningkatkan kreatifitas, memancing perhatian peserta
didik, mengembangkan mutu mekanisme pembelajaran, serta perantara
untuk mencapai tujuannya.

15
Galuh Kartikasari, “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Terhadap Motivasi Dan
Hasil Belajar Materi Sistem Pencernaan Manusia,” Jurnal Dinamika Penelitian 16, no. 1 (2016).
16
Heni Suryaningsih and Wahyu Kurniawati, “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif
Materi Sumber Daya Alam Berbasis Lectora Inspire Pada Siswa Kelas Iv Sd Pundung Imogiri
Bantul,” Journal of Chemical Information and Modeling 53, no. 9 (2013): 1–8.
17
Eni Fariyatul Fahyuni, “Teknik Pemilihan Media Pembelajaran M.” 2 (2017).
18
Usep Setiawan, Media Pembelajaran (Cara Belajar Aktif: Guru Bahagia Mengajar Siswa
Senang Belajar), 2022.
19
Choerul Anwar Badruttaman, “Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Materi
Perkalian Bilangan Bulat…” 1 (2019): 97–110.
11

b. Manfaat Media Pembelajaran


Sanaky dalam Balandin menyebutkan beberapa manfaat media
pembalajaran, antara lain:
1) Menumbuhkan antusiasme menggali pengetahuan sebab ada perhatian
pada pembelajaran.
2) Mengartikan maksud dari materi yang diajarkan oleh pendidik
3) Mengubah cara pembelajaran yang pendidik gunakan pada proses
pembelajarannya. 20
Adapun Kempt & Dayton dalam Rasyid, dkk menyatakan terdapat
3 (tiga) manfaat, yakni:
1) Prosesnya dalam pembelajaran tidak monoton serta dapat memikat
minat peserta didik.
2) Penyajian materi pelajaran semakin bermakna dan menambah rasa
keingintahuan peserta didik
3) Proses belajarnya menjadi interaktif, terdapat komunikasi dua arah yang
baik diantara pendidik dengan peserta didiknya;
4) Proses pembelajarannya berjalan efektif dan efisien;
5) Meningkatkan inovasi pendidik untuk kreatif dan produktif. 21
Manfaatnya menurut Suryani & Agung dalam Kuwanto &
Radiansah , diantaranya:
1) Dapat menjelaskan ilmu yang diberikan supaya tidak semua hafalan
2) Waktu yang dipakai selama proses itu makin efektif
3) Bisa menimbulkan pemahaman suatu masalah yang dihadapi. 22

Mengacu pada beberapa pandangan itu, kesimpulannya ialah


manfaat media pembelajaran yaitu alat yang dapat mendorong semangat
belajar serta keingintahuan peserta didik, dapat mengoptimalkan proses

20
Sergey Balandin et al., “Pemanfaatan Augmented Reality Sebagai Media Pembelajaran,”
Proceedings - 2010 IEEE Region 8 International Conference on Computational Technologies in
Electrical and Electronics Engineering, SIBIRCON-2010 13, no. 2 (2010): 728–732.
21
Rasyid Dkk, “Manfaat Media Dalam Pembelajaran” (n.d.): 91–96.
22
Joko Kuswanto and Ferri Radiansah, “Media Pembelajaran Berbasis Android Pada Mata
Pelajaran Sistem Operasi Jaringan Kelas XI,” Jurnal Media Infotama 14, no. 1 (2018).
12

tranferan ilmu lebih cepat, pembelajaran menjadi interaktif serta efektif


dan media dapat membuat proses pembelajaran lebih bermakna.

c. Jenis-Jenis Media Pembelajaran


Dalam merencanakan rancangan media pembelajaran yang baik,
pendidik perlu mengerti kelompok media yang selaras dengan
karakteristik cara belajar peserta didik. Media yang digunakan disesuaikan
dengan kemampuan indera yang bisa dimanfaatkan. Jenisnya yang
dipakai haruslah seperti yang dibutuhkan sehingga proses penerimaan
informasi dapat maksimal.
Jenis-jenis media pembelajaran yaitu: 23
1) Media Grafis
Media grafis adalah alat visual yang digunakan pendidik dalam
menyampaikan ilmu ke peserta didik. Pada proses pembelajaran,
pendidik perlu memiliki pemahaman terhadap isi materi yang akan
disampaikan. Dengan begitu proses pembelajaran bisa dikatakan
berhasil karena peserta didik sudah memahami ilmu. Media ini
memiliki ragam betuk seperti gambar, chart/bagan, grafik, ilustrasi,
kartun, flanel, plakat, serta papan buletin.
2) Media Audio
Media tersebut yakni instrument yang menggunakan indera
telinga guna memahami pelajaran. Teknik ceramah dipakai pendidik
pada proses menggali ilmu berarti peserta didik perlu memiliki
pemahaman terhadap keilmuan yang diberikan pendidik lewat
pendengarannya. Media yang digunakan antara lain kaser, radio,
maupun alat perekam pita magnetic.
3) Media Proyeksi
Ialah alat elektronik yang biasanya dipergunakan pada
mekanisme pembelajaran guna menampilkan video ataupun foto

23
Asrorul Mais, “Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus” (2016).
13

berukuran besar. Media yang dipakai yaitu : film rangkai, komputer,


LCD, gerak dan video.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat ditarik simpulan
terdapat berbagai jenis media yang dapat dipakai untuk pembelajaran.
Jenisnya yang sering digunakan seperti media visual, audio, dan
media elektonik lainnya. Kesesuaian media yang dipakai dengan
keperluan peserta didik perlulah diperhatikan.

2. E-learning
a. Pengertian e-learning
E-learning ialah media pembelajaran dengan basis ICT/
Information and Communication Technologies atau TIK. E-learning
bersumber dari pertalian kata yaitu “e”yang merupakan akronim dari
electronic serta “learning” yang artinya pembelajaran. E-learning yaitu
media bagi proses belajar mengajar yang integral dengan internet yang
dapat dipakai di proses pembelajaran guna memberikan sejumlah
penjelasan, materi pelajaran dengan perangkat pendukung seperti PC serta
situs yang terhubung ke jejaring interner.24
Menurut Purbo, Onno W. Tahun 2002 dalam Murdiono, e-learning
adalah sebuah bentuk teknologi informasi yang diaplikasikan di dunia
pendidikan, dapat berbentuk website yang untuk mengaksesnya dapat
dilakukan dimanapun.25 Terdapat beberapa arti e-learning yang
disampaikan para ahli:
1) Pembelajaran e-learning adalah sebuah ragam pembelajaran dapat
membuat bahan ajar dapat diberikan kepada peserta didik melalui
jaringan internet.26

24
Yulius Dwi Cahyono, “E-Learning (Edmodo) Sebagai Media Pembelajaran Sejarah,” Jurnal
Penelitian 18, no. 2 (2015): 102–112, https://e-journal.usd.ac.id/index.php/JP/article/view/813.
25
Murdiono Purbo Prasetio et al., “Perancangan Dan Implementasi Content Pembelajaran Online
Dengan Metode Blended Learning,” Jurnal Teknik Elektro dan Komputer 1, no. 3 (2012): 1–7.
26
Putu Ashintya Widhiartha, “Pemanfaatan E-Learning Sebagai Alternatif Pengganti Pelatihan
Tatap Muka Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Nonformal,” Jiv 4, no. 2
(2009): 189–196.
14

2) Purwadi dalam Widhiartha, e-learning yakni mekanisme pembelajaran


yang didukung serta difasilitasi sarana informasi beserta internetnya.27
3) E-learning ialah media yang sengaja menggunakan jejaring TIK pada
proses pembelajaran.
4) Menurut Clark dan Mayer, e-learning adalah penyampaian
pembelajaran yang memakai komputer lewat CD-ROM, internet dan
intranet.28
Dari berbagai pendapat ahli di atas, kesimpulannya yakni e-
learning ialah media pembelajaran berbasis teknologi yang
mengadakan layanan dalam merancang, menghimpun, membuat,
menggarap, memberikan, dan menampilkan informasi menggunakan
internet.

b. Manfaat e-learning
Pada buku dengan judul “The ASTD Elearning Handbook” ada
empat manfaat menerapkan e-learning, yakni:
1) E-learning dapat menghemat biaya, dimana potensialnya sangat tinggi
jika sebelumnya perlu menghadapi jarak yang cukup jauh untuk sampai
di lokasi belajar, dengan pembelajaran berbasis online dapat dilakukan
dimana saja.
2) E-learning membagikan informasi yang serupa. Penggunaanya tidak
menyebabkan divergensi pada pemberian materinya.
3) E-learning mengoneksikan para pendidik apabila tak dapat menghadiri
tatap muka langsung, mereka masih bisa melakukan komunikasi serta
melangsungkan proses pembelajaran tanpa adanya hambatan.
4) E-learning memberikan pengalaman belajar bertaraf dunia, teknologi
maupun alat canggih digunakan di sini. 29

27
Indah Purnama Sari, “Implementasi Pembelajaran Berbasis E-Learning Menggunakan
Claroline,” Research and Development Journal of Education 4, no. 1 (2017): 75–87.
28
Dewi Salma Prawiradilaga, “Mozaik Teknologi Pendidikan E-Learning,” Penerbit. Kencana
Prenadamedia Group, 2016.
29
Allison Rossett, “The ASTD E-Learning Handbook: Best Practices, Strategies, and Case Studies
for an Emerging Field” 14, no. 4 (2002): 493–497.
15

Menurut Abdillah, manfaat e-learning yaitu:30


1) Fleksibel. Dapat memodifiksi model pembelajaran konvensional jadi
visual serta tanpa bertatap muka.
2) Efisien. Pendidik dapat menyiapkan materi ajar, mengontrolnya,
menggali aktivitas tiap peserta didik, baik dari absensi, pengumpulan
tugas, dan lainnya.
3) Pendidik dapat mengelola pesan online bersama peserta didik,
mengumpulkan sejumlah informasi, serta memberi saran bagi peserta
didiknya.

Terdapat pendapat lain mengenai manfaat dari e-learning, yaitu:31


1) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menyerap materi
yang diberikan.
2) Memaksimalkan kualitas materi pendidik. Para pendidik berusaha
memberikan kualitas materi, misalnya dengan menggunakan YouTube,
aplikasi, dan lain-lain.
3) Meningkatkan fungsi alat teknologi informasi dalam menampilan
materi yang disampaikan oleh pendidik.

Berdasarkan penjelasan itu, dapat diambil simpulan, manfaat e-


learning, yaitu: e-learning memudahkan proses pembelajaran sebab
dapat dilakukan dimana maupun kapan saja untuk mengaksesnya, tidak
terikat ruang dan waktu, sera mampu mempermudah pekerjaan
pendidik dan peserta didik untuk mengelola tugas, memperoleh dan
mengumpulkan informasi.

30
Suharyanto and Adele B. L. Mailangkay, “Penerapan E-Learning Sebagai Alat Bantu Mengajar
Dalam Dunia Pendidikan,” Jurnal Ilmiah Widya 3 (2016): 17.
31
Yulia Agustin, “Pengaruh Pembelajaran Berbasis E- Learning Dan Minat Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa Di Smkn 2 Dumai Tahun Ajaran 2020/2021,” no. 3 (2021): 48–61.
16

c. Karakteristik e-learning
Terdapat karakteristik khusus yang membedakan e-learning
dengan pembelajaran konvensional lainnya. Karakteristik tesebut
terbentuk dari pelaksanna sistem e-learning yang akan digunakan. Berikut
karakteristiknya:
1) Memakai jasa teknologi elektronik, baik pendidik maupun peserta didik
dapat berinteraksi dengan mudah.
2) Memanfaatkan kelebihan komputer seperti jaringannya dan media
digital.
3) Menerapkan materi ajar yang sifatnya mandiri sehingga dapat
digunakan kapan dan dimanapun.
4) Menggunakan waktu pembelajaran, output keberhasilan belajar dapat
terlihat insidental lewat komputer.32

3. Media e-learning
Media e-learning atau pembelajaran online adalah pembelajaran yang
pelaksanaannya didukung oleh jasa elektronik, seperti komputer dan alat
media digital lainnya. Seseorang yang menggunakan media digital di dalam
kegiatan belajarnya dan melakukan akses berbagai informasi materi
pembelajaran adalah mereka yang telah melakukan proses e-learning.
Pembelajaran menggunakan media digital akan memudahkan kedua belah
pihak, yaitu pendidik dan peserta didik karena penyampaian materi ajar lebih
cepat, mudah dan efisien.33
Media e-learning merupakan jenis pembelajaran yang menyediakan
konten dan materi pendidikan yang didukung penggunaan alat yang
menggunakan internet. Pembelajaran menggunakan media e-learning
diharapkan dapat mendorong pembelajaran peserta didik sehingga dapat

32
Mohammad Yazdi, “E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Teknologi
Informasi,” Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi 10, no. 1 (2012): 54–63.
33
Pidi Mohamad Setiadi, Dwi Alia, and Dadan Nugraha, “Pengembangan Bahan Ajar Digital
Dalam Blended Learning Model Untuk Meningkatkan Literasi Digital Mahasiswa,” Edukatif :
Jurnal Ilmu Pendidikan 4, no. 3 (2022): 3353–3360.
17

memanfaatkan dan menggunakan teknologi dengan bijak. Implementasi


pembelajaran menggunakan e-learning memberikan dampak positif terhadap
kognitif, metakognitif serta afektif peserta didik yang dapat membuat
pembelajaran menjadi pengalaman.34
Tujuan penggunaan media e-learning adalah efektivitas dan efisiensi
dalam kegiatan pengajaran. E-learning memungkinkan peserta didik untuk
belajar secara mandiri berdasarkan kekuatan mereka sendiri. Perubahan
kemampuan visual, model yang dipelajari, dan peningkatan aktivasi peserta
didik berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran melalui berbagai media
digital. Peserta didik memiliki banyak pilihan untuk menggunakan media
yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadi mereka, sehingga akan
termotivasi untuk belajar mandiri dan meraih nilai terbaik.35
Perbedaan antara pembelajaran konvensional dengan e-learning
adalah dalam pembelajaran konvensional adalah pembelajaran berpusat pada
pendidik bukan peserta didik. Sedangkan didalam media e-learning, fokus
utama pembelajaran adalah peserta didik. Peserta didik akan mandiri dan
bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri saat belajar. Suasana belajar
akan memaksa mereka untuk berperan lebih aktif dalam belajar. Peserta didik
dapat membuat rencana dan aktif mencari bahan dan sumber belajar yang
dibutuhkan. Internet akan menjadi pelengkap, memberdayakan fasilitas
pembelajaran sebagai sumber belajar yang cukup penting umtuk dipahami. 36

34
Sri Wahyuni et al., “Pengembangan Mobile Learning Module Berbasis Android Untuk
Meningkatkan Literasi Digital Siswa Smp,” LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA 12,
no. 2 (2022): 125–134.
35
Nazhifatin Khair et al., “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Web Google
Sites Pada Materi Segitiga Dan Segiempat,” Seminar Nasional Pendidikan Matematika UMT, no.
22 (2022): 201–209.
36
Doddy Teguh Yuwono Siti Juhairiah, Qanaiya Yosheila Kinasih, “Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis Web Pada Pembelajaran IPA Di SLBN-2 Palangka Raya” (2022): 23–30.
18

B. Website Google Sites


1. Pengertian Website
Website yaitu suatu situs yang ditemukan oleh Sir Timothy John
“Tim” Berners-Lee yang dirancang guna memberikan kemudahan dalam
inovasi informasi. Dapat pula didefinisikan sebagai laman yang dipakai
untuk menyajikan data, baik tulisan, audio, foto, video, serta animasi yang
hanya dapat diakses jika terkoneksi pada internet. Definisi itu selaras
dengan perkataan Saputro, website adalah sekumpulan halaman yang
menampilkan informasi berupa gambar, teks, suara, animasi, atau video
yang saling terkait pada jaringan situs.37
Hal ini berarti website ialah sebuah sistem yang memberi
kemudahan untuk mencari informasi berupa teks, foto, multimedia, dan
lain-lain di jejaring internet.

2. Karakteristik Website
Terdapat beberapa karakteristik website menurut pandangan
Rusman, yaitu:38
a. Interaktivitas/ interactivity; adanya alur komunikasi yang lebih
beragam, baik secara synchrounus/ langsung seperti chatting/
messenger maupun tidak langsung/ asynchrounus lewat diskusi, daftar
e-mail, serta buku tamu.
b. Kemandirian/ independency; fleksibelitas pada pengadaan waktu,
tempat, materi pelajaran, serta pengajarnya. Hal itu mengakibatkan
pembelajaran jadi makin terfokus ke peserta didik/ student centered
learning.
c. Aksebilitas/ accessibility); referensi belajar jadi makin mudah diakses
lewat pembagian jaringan akases internet yang semakin luas
dibandingkan metode tradisional

37
Erwin Januarisman and Anik Ghufron, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Siswa Kelas Vii,” Jurnal Inovasi Teknologi
Pendidikan 3, no. 2 (2016): 166.
38
Ibid.
19

d. Pengayaan/ enrichment); aktivitas belajar mengajar, mempresentasikan


materi memberi kemungkinan digunakannya alat teknologi informasi,
baik itu animation maupun video streaming.

3. Jenis-Jenis Website
Jenisnya ini dibagi menurut sifat serta bahasan pemprograman
yang dipakai, antara lain: 39
a. Website Statis
Ialah laman yang berisi informasi tetap, jarang mengalami
perubahan, serta isinya sejalur hanya dari pemiliknya. Misalnya profit
entitas maupun sebuat organisasi.
b. Website Dinamis
Website dinamis memiliki ciri isi informasinya terus berubah,
interaktif dua arah yang asalnya dari pemilik dan penggunanya.
Contohnya facebook, friendster dan spotify.

4. Google Sites
Suatu produk Google yang bisa digunakan bagi kebutuhan
pendidikan secara gratis, yakni Google Sites yang merupakan salah satu
tools untuk menciptakan website. 40 Google sites ialah situs daring yang
dibuat pada tahun 2008 untuk membuat situs kelas, sekolah, maupun
halaman yang dapat memudahkan mengedit dokumen. 41
Google sitesmemberikan akses informasi menjadi tidak sukar dan
cepat, situ ini dapat melampirkan lampiran dokumen dan data dari
aplikasi google lain, baik itu google docs, sheet, calendar, form,

39
Rudika Harminingtyas, “Analisis Layanan Website Sebagai Media Promosi, Media Transaksi
Dan Media Informasi Dan Pengaruhnya Terhadap Brand Image Perusahaan Pada Hotel Ciputra Di
Kota Semarang,” Drugs and the Future: Brain Science, Addiction and Society, 2006.
40
Budi Harsanto, “Panduan E-Learning Menggunakan Google Sites,” Feb Unpad (2012): 3,
http://www.elearning.fe.unpad.ac.id.
41
Muhammad Taufik et al., “Pelatihan Media Pembelajaran Berbasis Webkepada Guru Ipa Smp
Kota Mataram,” Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat 1, no. 1 (2018): 77–81,
https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPPM/article/view/490/437.
20

awesome table42 serta dapat menyisipkan tulisan, berkas, foto, peta,


formulir, grafik, tautan, video YouTube, dan lainnya. Bahkan dapat
didesain dengan beragam theme yang menarik.
Terdapat banyak kelebihan penggunaan Google Sites,
diantaranya:
1) Gratis (tanpa membayar)
2) Mudah dioperasikan. Google sites mempunyai beragam jenis fitur
serta template sistematis yang dilengkapi bermacam acsesories
menarik yang memudahkan dalam membuat website tanpaperlu
mempunyai keterampilan pemprograman maupun desain.
3) Mencadangkan penyimpanan daring gratis berkapasitas 100 MB.
4) Tampilan situs yang telah diperbaharui dapat mencocokan dengam
tampilan seluruh hardware (komputer, gadget, laptop, serta tablet)
5) Kemudahan akses dari beragam media yang sebelumnya terkoneksi
pada internet hanya dengan mengklik suatu link dan/atau mencarinya
di mesin pencarian
6) Memungkinkan dilaksanakannya pembelajaran jarak jauh.43

Keunggulan lain dari google site yaitu terdapat beberapafitur


yang menarik, seperti:
1) Tempat penyimpanan arsip
Sebagian besar pengguna google sites gunakan untuk
menyimpan file atau bahan kuliah. Google sites menyediakan
template yang nantinya bisa digunakan untuk mengunggah bahan ajar,
setelahnya pengunjung dapat mengunduh dokumen tersebut.

42
Rachman Arief, “Aplikasi Presensi Siswa Online Menggunakan Google Forms, Sheet, Sites,
Awesome Table Dan Gmail,” Seminar Nasional Sains Dan Teknologi Terapan (2017): 137–144,
https://core.ac.uk/download/pdf/289705217.pdf.
43
Endang Restuningsih, “Penerapan Aplikasi Presensi Siswa Menggunakan QR Code Di SMAN
17 Surabaya,” INTEGER: Journal of Information Technology 4, no. 2 (2019): 1–7.
21

2) Laman pengumuman
Pengumuman halaman template merupakan tools yang ada di
dalam Google Sites berguna untuk mengatur kronologis pada saat
postingan. Template ini bisa digunakan untuk membuat pengumuman,
update informasi, atau tugas bagi peserta didik. Pada template ini,
peserta didik dapat terhubung dengan informasi terbaru yang berkaitan
dengan proses pembelajaran.
3) Pengaturan izin berbagi
Pembuat halaman memiliki pilihan untuk membuat sebuah situs
pembelajaran berbasis e-learning sebagai terbuka atau private. Jika
untuk umum, siapapun dapat menemukan dan akses dengan mudah
tanpa perlu sign in email. Jika mode private, hanya orang-orang yang
memiliki tautan saja yang dapat mengakses halaman tersebut.
4) Kompatibilitas penuh dengan produk google lainnya
Google sites sebagai produk yang memiliki kemampuan
menggabungkan beberapa fitur google yang satu dengan yang lainnya
di satu halaman. Situs google akan menjadi lebih kuat jika
dikombinasikan dengan gmail, grup google, google calendar,
youtube, google drive (google doc), dan produk google lainnya.
5) Fleksibilitas
Pengaturan google sites sama halnya dengan website atau blog
lainnya, fitur tata letak membantu tenaga penggunanya untuk
mengatur tata letak situs sesuai yang diinginkan.
Berdasarkan keunggulan dan fitur google sites diatas, dapat
disimpulkan bahwa google sites dapat membantu penyajian bahan ajar
melalui tulisan/teks, gambar, video, grafik, lampiran dokumen,
formulir, tautan, peta, kalender, dan lainnya yang menarik dan
memberi sejumlah soal evaluasi di website yang mudah dijangkau.44

44
Tiur Malasari Rizky Feby, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web Google Sites
Berbantuan Augmented Reality Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun
Ruang Sisi Datar,” Jurnal Ilmiah Multi Disiplin Indonesia 1, no. 9 (2022): 1278–1285.
22

C. Literasi Digital
1. Pengertian Literasi Digital
Literasi asal katanya dari“literacy” yang berarti keahlian dalam
membaca dan menulis. 45 Akan tetapi, definifi ini terus mengalami
perkembangan, mulai dari proses membacanya, mencatat, mendengar,
melihat, berbicara, ataupun menggambarkan. Literasi digital yaitu
keterampilan memanfaatkan informasi serta teknologi dari perangkat
digital secara efisien dan efektif di beragam aspek, baik kehidupan sehari-
hari, akademik, maupun karir.46
Glister mendefinisikan literasi digital sebagai kemampuan
perorangan dalam menghubungkan teknologi informasi lewat peranti
digital yang bervariasi bentuk/ formatnya secara efektif dan efisien.47
Common Sense Media mengatakan literasi ini ialah kemahiran yang
meliputi 3 kompetensi, yakni kemampuan dalam menggunakan media
digital, menguasai digital content, dan menguji informasi yang didapat.48
Adapun Martin mengartikannya sebagai jalinan dari sejumlah
bentuk literasi seperti informasi, PC, media, teknologi, tampilan, serta
komunikasi. Dari keenam kemampuan literasi dasar itu, Martin
mencetuskan empat dimensi literasi digital sebagai berikut: 49
a) Literasi digital menyertakan keterampilan aksi digital di aktivitas
sehari-hari.

45
Novi Kurnia and Santi Indra Astuti, “Peta Gerakan Literasi Digital Di Indonesia: Studi Tentang
Pelaku, Ragam Kegiatan, Kelompok Sasaran Dan Mitra Yang Dilakukan Oleh Japelidi,” Informasi
47, no. 2 (2017): 149.
46
Dyna Herlina S, “Membangun Karakter Bangsa Melalui Literasi Digital,” Applied Microbiology
and Biotechnology 85, no. 1 (2014): 2071–2079.
47
Klara Nelson, Marcy Courier, and Gilbert W Joseph, “Teaching Tip An Investigation of Digital
Literacy Needs of Students.,” Journal of Information Systems Education 22, no. 2 (2011): 95–109,
https://ezproxy.lib.uwm.edu/login?url=http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&AuthT
ype=ip,uid&db=lih&AN=66339172&site=ehost-live&scope=site.
48
Common Sense Media, “Digital Literacy and Citizenship in the 21st Century,” Common Sense
Media, no. June (2009): 1, https://www.itu.int/council/groups/wg-cop/second-meeting-june-
2010/CommonSenseDigitalLiteracy-CitizenshipWhitePaper.pdf.
49
Colin Lankshear and Michele Knobel, “Digital Literacies: Concepts, Policies and Practices
(Cover plus Introduction),” no. September 2008 (2008),
https://www.researchgate.net/publication/291334632.
23

b) Literasi digital sangat variatif tergantung keadaan di keseharian yang


dialami.
c) Literasi digital mengikutsertakan kompetensi memakai ilmu serta
menjalankan perilaku digital sebagai penanganan tanggung jawab
dalam hidup.
d) Liteasi digital melibatkan kesadaran individu pada taraf dan
pengembangan literasinya.

Bawden berdasarkan pada literasi komputer maupun informasi


menerangkan bahwa literasi digital berhubungan dengan sejumlah
aspek, antara lain:
a) Perakitan pengetahuan: keterampilan menciptakan informasi dari
bermacam rujukan yang terpercaya.
b) Kemampuan menampilkan informasi sekaligus berpikir kritis
dalam memahami sumber informasi dari internet.
c) Mampu membaca serta mengerti bahan informasi yang tidak urut
dan berubah.
d) Menyadari pentingnya media konvensional serta
mengoneksikannya ke internet.
e) Kesadaran pada akses jejaring yang dapat dipakai sebagai referensi
dan informasi.
f) Merasa nyaman serta mempunyai saluran untuk
mengomunikasikan maupun menyebarluaskan informasi.50
Merujuk pada berbagai arti literasi, dapat disimpulkan
literasi digital adalah kemampuan memanfaatkan alat digital untuk
mendapatkan informasi, melakukan komunikasi, membuat konten,
dan meninjau ulang informasi secara aman agar privasi pribadi
terlindungi.

50
Bawden, “Information and Digital Literacies: A Review of Concepts.”
24

2. Elemen-Elemen Literasi Digital


Pada tesis dengan judul “What is digital literacy”?, Belshaw
menyatakan dalam pengembangannya, ada delaman elemen dasar
literasi digital:
a) Kultural, pengetahuan pada isi pemakai digital.
b) Komunikatif, memiliki pemahaman pada jejaring komunikasi
digital.
c) Kognitif, mampu melakukan evaluasi konten.
d) Konstruktif, sebuah pembaharuan yang faktual serta ahli.
e) Kreatif, keterampilan menemukan gagasan terbaru.
f) Kritis menilai konten.
g) Kepercayaan diri.
h) Komitmen (tanggung jawab) sosial. 51

Menurut Alkalai, ada lima elemen berkenaan dengan


kemampuan pada literasi digital, yakni:
a) Photo visual literacy, mampu memahami visual grafis.
b) Reproduction literacy, dapat memadukan informasi yang didapat.
c) Branching literacy, berkemampuan dalam membentuk peta konsep
dan menjelaskan bentuk abstrak.
d) Information literacy, memiliki pikiran kritis dalam mengakses
informasi.
e) Socio emotional literacy, mampu berbaur serta mengikutsertakan
emosi saat berinteraksi lewat media digital. 52

Littlejohn & McGill menyatakan terdapat 7 elemen literasi


digital, yaitu:
a) Information literacy,kemampuan mengakses sumber informasi.

51
Ibid.
52
Yoram Alkalai, “Digital Literacy: A Conceptual Framework for Survival Skills in the Digital
Era,” Journal of Educational Multimedia and Hypermedia 13, no. 1 (2004): 93–106.
25

b) Digital scholarship, kemampuan mengolah sumber informasi dalam


pembelajaran.
c) Learning skill, keterampilan menggunakan teknologi dalam
pembelajaran.
d) ICT literacy, keterampilan menggunakan perangkat digital.
e) Career and identity management, kemampuan mengatur identitas
online di media digital.
f) Communication and collaboration, kemampuan berkomunikasi dan
kolaborasi di media digital.
g) Media literacy, kemampuan menyaring informasi digital secara
kritis dan kreatif. 53
Berdasarkan pendapat diatas mengenai elemen literasi
digital, dapat disimpulkan bahwa elemennya mencakup kemampuan
berpikir kritis dalam menggali informasi yang didapat dari media
digital, lalu mampu menyelesaikan permasalahan teknis,
mengoperasikannya, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi di
media digital.

3. Komponen Literasi Digital


Seseorang disebut mempunyai literasi digital apabila mahir
dalam literasi informasi, media, komunikasi, serta viasual yang semua
itu didapatkan secara bertahap dari satu jenjang sebelumnya ke jenjang
yang lebih rumit lagi. Komponen digital memandang perlu literasi
teknologi serta komputer. Berikut komponen literasi digital:
1. Information: melakukan pengidentifikasian, pencarian, pengambilan,
penyimpanan, pengaturan, analisa, dan penilaian terhadap
keterhubungan maupun tujuan informasi lewat media digital.
2. Communication:berinteraksi lewat media digital dengan
mempublikasikan informasi, bekerja sama, turut serta dalam grup.

53
Jonner Hasugian, “Kurikulum Berbasis Kompetensi Di Perguruan Tinggi,” Pustaka Jurnal Studi
Perpustakaan dan Informasi 4, no. 2 (2008): 34–44.
26

3. Content-creation: membuat serta mengedit konten terbaru,


melahirkan konten kratif, paham dengan copyright maupun lisensi
dari pembuatan konten, pemprograman, dan menyatukan illmu
sebelumnya ke dalam konten.
4. Safety: keterampilan mengamankan alat digital, privacy data, dan
menjaga kesehatan dari efek pemakaian digital.
5. Problem-solving: mengkaji inovasi yang diperlukan oleh media
digital, inovatif dalam memakai teknologinya, memperbaiki
kapabilitas pribadi serta orang lain, dan mengatasi permasalahan
konseptual lewat perangkat digital. 54
Melihat komponen literasi digital diatas, dapat disimpulkan
pada indikator information yaitu peserta didik mampu untuk mencari
informasi dari media digital, pada communication yaitu peserta didik
mampu dalam saling berdiskusi materi melalui media digital, pada
content-creation yaitu peserta didik memiliki pemahaman terhadap
licence serta hak cipta, pada safety yaitu mereka mampu berhati-hati
saat menulis dan berkomentar di media digital, dan pada problem-
solving yait umampu menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan
pembelajaran menggunakan media digital.

D. Penelitian yang Relevan


Sebelum melangkah untuk melakukan penelitian, peneliti telah
menelaah beberapa penelitian terdahulu sebagai referensi dan landasan dalam
melakukan penelitian pengembangan ini. Berikut penelitian yang relevan
tersebut:
1. Penelitian Rizky dan Tiur tahun 2022 yang berjudul “Pengembangan
Media Pembelajaran Berbasis Web Google Sites Berbantuan Augmented
Reality Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun
Ruang Sisi Datar”. Penelitian tersebut bertujuan untuk menghasilkan

54
Anusca Ferrari Editors, Yves Punie, and Barbara N Bre, DIGCOMP : A Framework for
Developing and Understanding Digital Competence in Europe ., 2013.
27

media pembelajaran berbasis Web Google Sites berbantuan Augmented


Reality yang bersifat valid, praktis dan efektif pada materi bangun ruang
sisi datar. Hasil penelitian ini adalah media pembelajaran google sites yang
dikembangkan valid, praktis dan efektif. 55
2. Penelitian Septiana, dkk tahun 2022 yang berjudul “Pengembangan Media
Pembelajaran Website Berbasis Google Sites Untuk Meningkatkan
Kemampuan Mengidentifikasi Nilai-Nilai Pancasila”. Penelitian tersebut
bertujuan untuk mengetahui pengembangan media, kevalidan, kepraktisan,
keefektifan.56
3. Penelitian Rela Rahmah, dkk tahun 2021 yang berjudul “Pengembangan
Media Interaktif Tema “Sehat itu Penting” untuk Meningkatkan Literasi
Digital pada Kelas V Sekolah Dasar”. Penelitian tersebut bertujuan
mengembangkan produk berupa media interaktif untuk meningkatkan
literasi digital peserta didik.57
4. Penelitian Nisa’ul, dkk tahun 2020 yang berjudul “Pengembangan
Perangkat Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan
Literasi Digital Dan Berpikir Kritis Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembanngkan perangkat pembelajaran
model problem based learning untuk meningkatkan kemampuan literasi
digital dan berpikir kritis siswa kelas V sekolah dasar. 58
5. Penelitian Mohamad Mustakim, dkk tahun 2019 yang berjudul
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Blended Learning Berbasis
Schoology Untuk Meningkatkan Literasi Digital Matematika”. Tujuan

55
Rizky Feby, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web Google Sites
Berbantuanugmented Reality Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun
Ruang Sisi Datar.”
56
Septiana Rofika Sari, Ita Kurnia, and Alfi Laila, “Pengembangan Media Pembelajaran Website
Berbasis Google Sites Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengidentifikasinilai-Nilai Pancasila,”
Edusaintek: Jurnal Pendidikan Sains dan Teknologi 9, no. 3 (2022): 774–785,
https://journalstkippgrisitubondo.ac.id/index.php/EDUSAINTEK/article/view/542/360.
57
Rela Rahmah, Herawati Susilo, and Lia Yuliati, “Pengembangan Media Interaktif Tema ‘Sehat
Itu Penting’ Untuk Meningkatkan Literasi Digital Pada Kelas V Sekolah Dasar,” Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan 6, no. 1 (2021): 70.
58
Machfiroh N, Mustaji, and Harmanto, “Pengembangan Perangkat Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Digital Dan Berpikir Kritis Siswa Kelas V Sekolah
Dasar,” Jurnal Education and Develompment 8, no. 4 (2020): 623–629.
28

penelitian tersebut yaitu mengembangkan RPP dan LKS pada pelajaran


matematika untuk meningkatkan literasi digital. 59
6. Penelitian Muchlis, dkk tahun 2022 yang berjudul “Development of
Islamic Education Learning Tools Based on E-Learning to Enhance
Students Digital Literacy”. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk
mengembangkan pembelajaran pendidikan Islam tools berbasis e-learning
yang valid, praktis dan efektif untuk digunakan. 60
7. Penelitian Yulia, dkk tahun 2021 yang berjudul “Pengembangan E-
Ensiklopedia Keanekaragaman Talas Di Kabupaten Bogor Berbasis ESD
Untuk Meningkatkan Literasi Digital Siswa”. 61
8. Penelitian Sigit Aji Pranoto, dkk tahun 2020 yang berjudul
“Pengembangan Web E-Learning Untuk Meningkatkan Literasi Digital
Siswa”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan
pengembangan 'WARNING' sebuah pengembangan pembelajaran berbasis
website sebagai media dan model pembelajaran sejarah Indonsia
berdasarkan potensi sejarah perjuangan Raden Mas Said atau Pangeran
Samber Nyawa di Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia. 62
9. Reza Penelitian Achmad Fatoni, dkk tahun 2022 yang berjudul
“Pengembangan Bahan Ajar Sistem Pernapasan Melalui Moodle Yang
Berorientasi Meningkatkan Literasi Digital Siswa”. Tujuan penelitian
tersebut untuk mengembangakan bahan ajar yang berorientasi
meningkatkan kompetensi literasi digital peserta didik. 63

59
Achmad Hidayatullah Mohammad Mustakima, Shoffan Shoffab, “Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Blended Learning Berbasis Schoology Untuk Meningkatkan Literasi Digital
Matematika” 5, no. 1 (2019): 88–99.
60
Muchlis Muchlis et al., “Development of Islamic Education Learning Tools Based on E-
Learning to Enhance Students Digital Literacy,” Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian
dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran 8, no. 2 (2022):
500.
61
Yulia Nur Azizah, Suci Siti Lathifah, and Nandang Hidayat, “Pengambangan E-Ensiklopedia
Keanekaragaman Talas Di Kabupaten Bogor Berbasis Esd Untuk Meningkatkan Literasi Digital
Siswa Development of Esd-Based E-Encyclopedia of Taro Diversity in Bogor District To Improve
Student’S Digital Literature,” Jurnal Ilmiah Pendidikan 13 NOMOR 0 (2021): 52–56,
http://journal.unpak.ac.id/index.php/pedagogia.
62
Pranoto, “Pengembangan Web E-Learning Untuk Meningkatkan Literasi Digital Siswa.”
63
Achmad Fatoni et al., “Pengembangan Bahan Ajar Sistem Pernapasan Melalui Moodle Yang
Berorientasi Meningkatkan Literasi Digital the Development of Respiratory System Learning
29

Tabel 2. 1 Posisi Penelitian


Judul penelitian Persamaan Perbedaan
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis - Menggunakan Tujuan
Web Google Sites Berbantuan Augmented google sites penelitian.
Reality Untuk Meningkatkan Hasil Belajar - Model
Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar”. pengembangan:
ADDIE
Pengembangan Media Pembelajaran Website - Menggunakan Tujuan
Berbasis Google Sites Untuk Meningkatkan google sites penelitian.
Kemampuan Mengidentifikasi Nilai-Nilai - Model
Pancasila. pengembangan:
ADDIE
Pengembangan Media Interaktif Tema “Sehat - Model Media yang
itu Penting” untuk Meningkatkan Literasi pengembangan: digunakan.
Digital pada Kelas V Sekolah Dasar. ADDIE
- Tujuan penelitian.
Pengembangan Perangkat Problem Based Tujuan penelitian: Model
Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan meningkatkan pengembangan:
Literasi Digital Dan Berpikir Kritis Siswa literasi digital. 4D
Kelas V Sekolah Dasar.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Tujuan penelitian: - Model
Blended Learning Berbasis Schoology Untuk meningkatkan pengembangan:
Meningkatkan Literasi Digital Matematika. literasi digital. 4D
- Media yang
digunakan.
Development of Islamic Education Learning Tujuan penelitian: Model
Tools Based on E-Learning to Enhance meningkatkan pengembangan:
Students Digital Literacy. literasi digital. 4D

Material Through Moodle That Oriented To Improve Students ’ Digital,” PERSPEKTIF Ilmu
Pendidikan 36, no. 2 (2022): 105–114.
30

Pengembangan E-Ensiklopedia - Model Media yang


Keanekaragaman Talas Di Kabupaten Bogor pengembangan: digunakan.
Berbasis ESD Untuk Meningkatkan Literasi ADDIE
Digital Siswa. - Tujuan penelitian
Pengembangan Web E-Learning Untuk Tujuan penelitian: Model
Meningkatkan Literasi Digital Siswa. meningkatkan pengembangan:
literasi digital. Borg & Gall.

Pengembangan Bahan Ajar Sistem Pernapasan Tujuan penelitian: - Media yang


Melalui Moodle Yang Berorientasi meningkatkan digunakan
Meningkatkan Literasi Digital Siswa. literasi digital. - Model
pengembangan:
Borg & Gall.

E. Kerangka Berpikir
Perkembangan teknologi saat ini menuntut pendidik di dalam proses
pembelajaran memanfaatkan kemajuan teknologi yang dapat memberikan
dampak positif dan kemudahan di bidang pendidikan. Pemanfaatannya seperti
membuat perancangan media pembelajaran berbasis teknologi yang sedang
populer dan modern saat ini. E-learning merupakan contoh media
pembelajaran berbasis teknologi saat ini.
Berdasarkan hasil wawancara dan penelitian lain, e-learning juga
dapat membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif sehingga pembelajaran
menjadi lebih bermakna. Pendidik harus kreatif dalam mengembangkan
media pembelajaran dengan menerapkan prinsip ATM (Amati, Tiru,
Modifikasi). Penggunaan media digital seperti e-learning dibutuhkan
kemampuan dalam berliterasi digital. Literasi digital memiliki peranan
penting di berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari manusia. Pada era digital
saat ini dalam mencari, menyampaikan, dan menyaring informasi di media
digital harus bijaksana dan mempunyai kemampuan dalam berliterasi digital.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis bermaksud mengembangkan
media pembelajaran yang dapat membuat literasi digital peserta didik
31

meningkat. Paparan kerangka berpikir digambarkan dalam bentuk skema


berikut:

Permasalahan: kurangnya sumber belajar, rendahnya literasi digital


peserta didik, dan tuntutan bagi pendidik untuk inovatif mengembangkan
media pembelajaran dengan menerapkan prinsip ATM (Amati, Tiru,
Modifikasi)

Pengembangan media e-learning untuk meningkatkan literasi digital


peserta didik sekolah dasar.

Terciptanya produk media yang dapat digunakan sebagai sumber


belajar mandiri serta melatih kemampuan literasi digital peserta didik.

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Desain untuk meneliti hal ini menggunakan R&D sebagai proses yang
dipakai dalam rangka mengembangkan dan memvalidasi produk yang telah
ada ataupun yang baru guna memperoleh ilmu dan merespon masalah yang
dihadapi. Sukmadinata mengemukakan bahwa R&D merupakan pendekatan
penelitian untuk melahirkan produk baru atau menyempurnakan yang telah
tersedia, dimana produknya yang dimaksud dapat berupa perangkat lunak
ataupun keras.64
Penelitian ini memakai survey method. Metode tersebut adalah cara
mengumpulkan data melalui kuisioner sebagai pokok data serta dilengkapi
penilaian tes praktek pada responden untuk memperkuat hasilnya. Adapun
analisis datanya mengaplikasikan descriptive analysis method. Metode
analisis deskriptif dipakai guna mendeskripsikan tingkat literasi digital
peserta didik.
Model pengembangannya yang dipakai yakni ADDIE. Model
pengembangan ADDIE adalah model pengembangan yang dipopulerkan oleh
Raiser & Mollenda di tahun 1990-an yang meliputi lima tahapan,
yakni:analyze, design, development, implementation, evaluation. Menurut
Siwardani, model pengembangan itu penerapannya mudah sebab prosesnya
bersifat terstruktur, dimana kejelasan kerangkanya menciptkan produk
kreatif. 65 Di sini, produk yang dikembangkannya berbentuk media e-learning
yang dibuat dengan bantuan website google sites.

64
Embarianiyati Putri, “Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Kearifan Lokal Tradisi
Betangas Menggunakan Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker Untuk Kelas V Sekolah Dasar” (2020):
25.
65
Manto, “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Anak Usia Dini” (2016): 1–23.

32
33

B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan yang dilakukan dalam hal ini memakai
model pengembangan ADDIE dengan tahapannya sebagai berikut:
1. Analyze/analisis
Peneliti di tahap ini menganalisis keperluan yang dibutuhkan
dalam mengembangkan media pembelajaran. Caranya untuk
mendapatkan informasi ialah melalui interview bersama Kepala sekolah,
wali kelas IV-B dan beberapa peserta didik SDN Meruya Utara 05 terkait
media untuk meningkatkan literasi digital.
2. Design/desain
Rancangan media dibuat ditahap ini melalui kerangka pikiran dan
prototype (sketsa awal) dalam media pembelajaran.Di samping itu,
peneliti pun menyusun materi serta mendesain media yang
dikembangkan. Halaman pada materinya memuat di mata pelajaran
Bahasa Indonesia, Pendidikan Pancasila, Matematika, serta IPAS.
Terdapat juga halaman untuk Quizizz, download buku digital, dan
diskusi.
3. Development/pengembangan
Peneliti di tahap ketiga ini membuat secara keseluruhan media
berdasarkan design dengan basisnya berupa website melalui Google Sites
di laman sites.google.com yang memuat beberapa halaman sebagai
berikut:
 Halaman Home
 Halaman Materi
 Halaman Quizizz
 Halaman Download Buku
 Halaman Diskusi
Selanjutnya, peneliti membuat instrumen angket literasi digital
yang digunakan sebagai alat ukur peningkatan literasi digital peserta
didik setelah menggunakan media. Angket ini terdiri dari lima indikator
literasi digital dengan jumlah pernyataan sebanyak sepuluh butir. Media
34

dan instrumen angket yang telah dibuat divalidasi oleh dosen ahli.
Instrumen penelitian yang akan digunakan, diantaranya:
a) Instrumen Validasi Media
Instrumen validasi ini terdiri atas lima aspek utama, yaitu
kelayakan desain tata letak, teks, gambar dan video,bahasa, dan
penggunaan. Berikut kisi-kisi instrumen validasi media:

Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Media


No. Aspek No. Butir Jumlah Butir
1. Desain tata letak 1, 2, 3 3 Butir
2. Teks 4, 5, 6 3 Butir
3. Gambar dan video 7, 8, 9, 10 4 Butir
4. Bahasa 11, 12, 13 3 Butir
5. Penggunaan 14, 15 2 Butir
Total 15 Butir

b) Instrumen Validasi Angket Literasi Digital


Instrumen penilaian ini terdiri atas sepuluh butir, setiap
pernyataan akan dinilai apakah memiliki kaitan dengan literasi
digital. Berikut kisi-kisi instrumen penilaian angket literasi digital:

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Angket Literasi Digital


No. Indikator Literasi Digital No. butir Jumlah Butir
1. Information 1, 2, 3 3 Butir
2. Communication 4, 5 2 Butir
3. Content-creation 6, 7 2 Butir
4. Safety 8, 9 2 Butir
5. Problem-solving 10 1 Butir
Total 10 Butir
35

4. Implementation/implementasi
Pada tahapan ini, peneliti mengaplikasikan dan menjelaskan
penggunaan media yang telah dikembangkan di dalam kelas/
labolatorium komputer. Setelah media divalidasi oleh dosen ahli dan
direvisi, media akan diimplementasikan kepada peserta didik.
Sebelum media diimplementasikan, diberikan angket respon ke
peserta didik guna mengetahui kemampuan awal literasi digital
mereka. Subjek penelitiannya di tahap ini ialah peserta didik kelas
IV-B SDN Meruya Utara 05 semester genap tahun ajaran
2022/2023.
5. Evaluation/evaluasi
Tahapan terakhir adalah tahapan evaluasi. Data yang telah
diperoleh di tahap sebelumnya akan dianalisis oleh peneliti serta
melakukan penilaian berupa tes praktek menggunakan media digital
untuk mengetahui peningkatan literasi digital peserta didik, lalu
selanjutnya mengolah data dan menarik kesimpulan.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitiannya yaitu berupa angket dan penilaian tes praktek
literasi digital. Instrumen penelitian adalah tools yang dipakai guna
melakukan pengukuran terhadap gejala sosial atau alam. Tujuan
penggunaannya untuk mendapatkan informasi yang utuh terkait sebuah
permasalahan. Di bawah ini kisi-kisi angket literasi digital peserta didik SDN
Meruya Utara 05:

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Angket Literasi Digital Peserta Didik


Indikator Pernyataan
Information 1. Mengakses informasi dari internet
2. Menulis alamat link site
3. Mendownload file
Communication 4. Berdiskusi dan berkomentar
36

5. Berbagi file kepada teman


Content-creation 6. Memahami fitur-fitur
7. Memahami hak cipta konten
Safety 8. Berhati-hati menggunakan media digital
9. Kalimat yang digunakan mudah dimengerti
Problem-solving 10. Memanfaatkan media digital

D. Teknik Pengumpulan Data


Beberapa metode yang diperlukan untuk mengumpulkan data dalam
pengembangan media ini sehingga informasi yang dibutuhkan dapat
diperoleh, antara lain:
1) Wawancara
Wawacara yaitu cara menghimpun data untuk menemukan
problematika yang dingin dikaji sebagai studi pendahuluan serta guna
mengetahui hal tertentu dari narasuber secara lebih dalam Sugiyono,
Wawancara di sini dilakukan pada kepala sekolah beserta guru wali kelas
IV-B, dan beberapa peserta didik untuk menguatkan hasil angket yang
telah diperoleh.
2) Dokumentasi
Dokumentasi ialah teknik yang dipakai untuk menyimpan
berbagai berkas dengan memakai bukti yang tepat, baik itu mengambil
gambar, merekam audio, memfotonya dengan smartphone, audio
recorder, kamera digitan, dan lain sebagainya.
3) Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan terhadap
suatu proses dengan tujuan memahami tentang suatu fenomena
berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang telah diketahui sebelumnya
guna memperoleh informasi yang diperlukan untuk melakukan
penelitian.
37

4) Angket
Angket merupakan daftar pernyataan. Daftar tersebut haruslah
memiliki hubungan dengan permasalahan yang akan diteliti. Angket
harus memakai indikator serta diperkuat oleh teori yang relevan agar
dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur serta mendapatkan data
yang sesuai. Angket dibagikan pada responden untuk dijawab. Angket di
penelitian ini menggunakan angket tertutup, yakni angket yang dibuat
sedemikian rupa susunannya, dimana responden hanya memberi tanda
centang di kolom yang tersedia. Pengukurannya melalui skala likert.
Skala tersebut dipakai untuk mengukur perspektif, perilaku, dan
pandangan individu maupun kelompok terkait kejadian fenomena sosial.

E. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini terdapat qualitative and quantitative data. Data
kuantitatif adalah data yang bersumber dari angket validator ahli perihal
validitas media serta angket peserta didik tentang literasi digital. Sementara
data kualitatif ialah output dari pengamatan maupun wawancara kepada
kepala sekolah, guru wali kelas IV-B serta beberapa peserta didik.Teknik
analisis yang dilakukan untuk menganalisis quantitative data, diantaranya:
1. Lembar Penilaian Validasi Media
Dalam rangka menghitung validitas media, angket dibagikan ke
validator ahli yang isinya terdiri atas sejumlah pernyataan dengan skor
pilihan skalanya dari 1 – 5. Data kuantitatif didapat dari hasil penskoran
menggunakan rumus berikut:
𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = x 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎
38

Tabel 3. 4 Pedoman Pemberian Skor pada Media


Skor Kriteria
5 Sangat Bagus
4 Bagus
3 Cukup Bagus
2 Kurang Bagus
1 Tidak Bagus

Tabel 3. 5 Kriteria Penilaian Validitas Media


Persentase Kriteria Kelayakan
89% < skor < 100% Sangat Baik
71% < skor < 88% Baik
54% < skor < 70% Cukup Baik
37% < skor < 53% Kurang Baik
0 < skor < 36% Tidak Baik

2. Lembar Penilaian Validasi Instrumen Indikator Literasi Digital


Untuk mengukur kesesuaian instrumen indikator literasi digital,
dibagi angkat yang berisi beberapa pernyata serta skala untuk tiap skor
pilihanya 1 – 4. Data kuantitatif diperoleh dari hasil penskoran melalui
rumus di bawah ini:
𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = x 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Tabel 3. 6 Pedoman Pemberian Skor pada Indikator


Skor Kriteria
4 Sangat Sesuai
3 Sesuai
2 Cukup Sesuai
1 Tidak Sesuai
39

Tabel 3. 7 Kategori Penilaian Instrumen Indikator Literasi Digital


Persentase Kategori
85% < skor < 100% Sangat Baik
65% < skor < 84% Baik
45% < skor < 64% Cukup Baik
0 < skor < 44% Kurang Baik

3. Analisis Instrumen Angket


a) Uji Validitas Item
Uji validitas adalah uji instrumen agar sejauh mana kevalidan
item dalam mengukur dapat diketahui. Item dinyatakan valid bila
terdapat hubungan yang signifikan dengan skor totalnya.
Validitas instrument angket dianalisis melalui program SPSS
27 metode product moment. Teknik pengujian tersebut dilakukan
dengan cara menghubungkan skor setiap item dengan total skor tiap
itemnya. Valid tidaknya instrument item dapat terlihat dari nilai
signifikasinya. Apabila signifikansi <0,05 berarti itemnya valid,
namun jika >0,05 artinya tidak valid.
b) Reliabilitas
Instrumen yang reliabel ialah yang jika dipakai untuk
menghitung objek yang sama, data yang dihasilkan pun sama. Uji
reliabilitas di sini memakai program SPSS 27 dengan metode
Cronbach Alpha. Instrumen dikatakan kurang reliabel bila nilai
alphanya kurang dari 0,6 sedangkan nilai 0,6 – 0,79 reliabilitas dapat
diterima, serta 0,8 – 1 berarti mempunyai reliabilitas yang tinggi.
4. Lembar Penilaian Kemampuan Akhir Literasi Digital
Penilaian tes praktek literasi digital mengacu pada
instrumen indikator literasi digital, dengan memberi nilai skor 1-5
dengan kategori sebagai berikut:
40

Tabel 3. 8 Skor Penilaian Tes Praktek Literasi Digital


Kategori Skor
Sangat Baik 5
Baik 4
Cukup Baik 3
Tidak Baik 2
Sangat Tidak Baik 1

5. Hasil angket literasi digital peserta didik


Untuk mengukur kemmpuan awal literasi digital, dibagikan angket
yang didalamnya meliputi sejumlah pernyataan serta skor pilihan dengan
skala 1 – 5.
Tabel 3. 9 Skor Penilaian Angket Literasi Digital
Kategori Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1

Hasil akan di analisis dengan bantuan program SPSS, sebagai


berikut:
 Uji Normalitas
Pengujian ini dimanfaatkan guna menghitung sebuah data
distribusinya normal atau tidak. Pengujiannya ini melalui uji Shapiro
Wilk. Dalam penelitian ini, uji normalitas memakai IBM SPSS Versi
27. Ciri pengujiannya yakni apabila nilai sig lebih besar dari 0,05
41

berarti datanya terdistribusi normal, sementara bila kurang dari 0,05


artinya data tidak terdistribusi normal. 66
 Uji Paired Sample T-test
Uji ini dilaksanakan pada 2 (dua) sampel paired
(berpasangan/berhubungan). Adapun dua sampel itu, yakni sampel
kemampuan awal peserta didik dan penilaian tes praktek literasi
digital. Pengujian ini diuji dengan SPSS Versi 27.
Apabila nilai signifikasinya kurang dari 0,05 (p < 0,05) artinya
pemanfaatan media e-learning dapat membuat literasi digital peserta
didik meningkat. Jika signifikansi > 0,05 maka penggunaan media e-
learning tidak dapat meningkatkan literasi digital peserta didik.
 Uji N-gain
Analisis terhadap N-gain/indeks gain diperlukan guna
mengetahui meningkat tidaknya literasi digital peserta didik terhadap
penggunaan media e-learning.
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚
Gain (G) = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚

Hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan kriteria N-


gain sebagai berikut: 67

Tabel 3. 10 Kategori Tingkatan N-Gain


Rentang Kategori
g > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah

66
Dwi Pidi Pranata, Aren Frima, and Asep Sukenda Egok, “Pengembangan LKS Matematika
Berbasis Problem Based Learning Pada Materi Bangun Datar Sekolah Dasar,” Jurnal Basicedu 5,
no. 4 (2021): 2284–2301, https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1183.
67
Joko Widiyanto, “Evaluasi Pembelajaran (Sesuai Dengan Kurikulum 2013) : Konsep, Prinsip &
Prosedur,” Unipma Press (2018): 257.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Pengembangan


Penelitian ini merupakan pengembangan media e-learning
menggunakan google sites yang bertujuan untuk meningkatkan literasi digital
peserta didik SD. Media dibuat agar peserta didik bisa lebih memahami
tentang literasi digital. Pendekatannya melalui pengembangan atau
R&D/Research and Development, dimana modelnya menggunakan
pengembangan ADDIE yang meliputi 5 (lima) tahapan, yaituanalyze, design,
development, implementation,evaluation. Berikut ini penjelasan hasil
penelitiannya yang telah dilakukan.
1) Tahap Analyze
Ialah langkah awal awal dalam pengembangan ini.Data yang
didapat dari interview bersama kepala sekolah, wali kelas IV-B dan
beberpa peserta didik. SDN Meruya Utara 05 diketahui aktivitas
pembelajaran di kelas lebih sering memakai sumbernya dari buku cetak
saja daripada memanfaatkan media digital. Sementara yang dilakukan
menggunakan proyektor biasanya hanya menampilkan tayangan video
pembelajaran dari youtube saja. Setelah diamati, nyatanya peserta didik
lebih bersemangat belajar menggunakan proyektor/media digital.
Kesimpulan hasil wawancara:
Peneliti : “Bagaimana tingkat literasi digital di sekolah ini pak?”
Kepala sekolah :“Menurut saya sudah cukup baik, karena kita selalu
memberi pemahaman tentang penggunaan media digital
harus bijaksana supaya tidak merugikan siapapun. Saat di
lingkungan sekolah, penggunaan alat digital kita awasi,
seperti tidak diperbolehkannya membawa HP kecuali untuk
keperluan darurat saja. Peserta didik dapat mengakses
labolatorium komputer untuk keperluan tugas, namun
karena jumlah komputer dan proyektor yang tersedia tidak

42
43

banyak, jadi penggunaannya setiap kelas bergantian jika


ada pembelajaran yang memerlukan lab atau proyektor”
Peneliti :“Menurut ibu, bagaimana kemampuan literasi digital di
sekolah tempat ibu mengajar?”
Wali kelas :“Kami sebagai guru disini berusaha memberikan yang
terbaik untuk perkembangan literasi digital anak ya. Seperti
menggunakan proyektor dalam pembelajaran dan edukasi
tentang teknologi pada kelas tinggi. Namun penggunaannya
belum maksimal karena jumlah komputer atau proyektor
yang terbatas.”
Peneliti :“Lalu bagaimana respon peserta didik mengenai media
digital?”
Wali kelas :“Respon mereka sangat bagus dan antusias. Mereka
tertarik terhadap teknologi, dan ada beberapa saya
memberikan tugas di rumah untuk mengasah literasi
digitalnya seperti cari gambar dari internet lalu di print
tempel ke buku.”
Peneliti :“Kalian lebih senang belajar menggunakan buku pelajaran
saja atau diselingi dengan tayangan dari media
pembelajaran digital?”
Peserta didik :“Kita lebih senang kalau belajar ada tampilan dari
proyektor atau ke lab gitu bu, karena lebih menarik ada
banyak gambar dan video, jadi gak bikin ngantuk bu.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti menarik


kesimpulan perlu dilakukan inovasi media pembelajaran digital untuk
membuat suasana belajar lebih bermakna serta menarik minat peserta
didik. Selain itu, media digital pun harus dikenalkan kepada peserta didik
kelas tinggi untuk dapat menambah wawasan mereka terkait literasi
digital.
44

2) Tahap Design
Selainjutnya peneliti melaksanakan tahapan perancangan yaitu:
a) Mendesain materi dan/atau isi. Materi yang sesuai nantinya
dihubungkan ke website google sites. Peneliti mulai
mengembangkan isi rangkuman materi, gambar, serta video yang
sesuai untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Pendidikan
Pancasila, Matematika, dan IPAS.
b) Merancang design media pembelajaran. Media tersebut berupa
website yang dikembangkan lewat google site yang mempunyai
fitur maupun contoh menarik. Peneliti menggunakan variasi warna
sesuai isi materi. Selain itu, sejumlah gambar yang dibutuhkan di
download lewat situs google.comdan menetapkan video
pembelajaran yang didapat dari YouTube. Saat mendesain produk,
peneliti membuat menu. Halaman yang diperlukan seperti seperti:
halaman home, materi, quizizz, download buku, dan diskusi.

Gambar 4. 1 Prototype media google sites


45

Keterangan:
 Pada menu Home, terdapat akses untuk menuju halaman materi
Bahasa Indonesia, Pendidikan Pancasila, Matematika, dan IPAS.
 Pada menu materi Bahasa Indonesia terdapat sub bab yang
terdiri dari 4 bab yaitu:
- BAB 5 Pengecekan Keaslian Uang
- BAB 6 Kalimat Efektif, Puisi, Laporan Perjalanan
- BAB 7 Kosakata, Konjungsi
- BAB 8 Jenis-jenis Paragraf
 Pada menu materi Pendidikan Pancasila terdapat sub bab yang
terdiri dari 3 bab yaitu:
- Membangun Jati Diri Dalam Kebhinekaan
- Negaraku Indonesia
- Pola Hidup Bergotong Royong
 Pada menu materi Matematika, terdapat video pembelajaran dari
youtube.
 Pada menu materi IPAS, terdapat sub bab yang terdiri dari 4 bab
yaitu:
- Bab 5 Cerita Tentang Daerahku
- Bab 6 Indonesiaku Kaya Budaya
- Bab 7 Bagaimana Mendapatkan Semua Keperluan Kita?
- Bab 8 Membangun Masyarakat yang Beradab
 Pada menu download buku, terdapat link drive untuk
mendownload buku.
 Pada menu Quizizz terdapat link untuk mengakses kuis.
 Pada menu diskusi, terdapat komentar peserta didik.

c) Menetapkan tools evaluasi guna melakukan pengukuran terhadap


keberhasilan media. Alatnya itu berupa instrument angket
kemampuan awal dan penilaian tes praktek literasi digital peserta
didik. Peneliti menyusun alat tersebut lewat bantuan rujukan dari
46

buku maupun bimbingan dari dosen pembimbing. Kuisioner serta


instrument tersusun atas lima indikator dengan 5 skala pengukuran.

3) Tahap Development
Tahap ini berkaitan dengan proses mengembangkan produk.
Selain menciptakan produk media pembelajaran melalui Google Sites,
terjadi proses pembuatan instrumen untuk mengukur literasi digital.
Hasil media dan instrumen yang sudah dikembangkan, lalu dicek oleh
dosen ahli. Setelah melakukan validasi, dilanjutkan dengan melakukan
revisi media yang nantinya akan diimplementasikan ke peserta didik.
Adapun penjelasan mengenai tahapan pengembangan sebagai berikut:
a. Pembuatan Media
1. Halaman Home
Ialah penampakan awal ketika saat membuka link Google
Site yang telah dikembangkan. Pada halaman Home terdiri dari
informasi bar mata pelajaran, download buku, diskusi, serta
terdapat ilustrasi pendukung.

Gambar 4. 2 Halaman Home


47

2. Halaman Materi Bahasa Indonesia


Pada halaman materi Bahasa Indonesia terdapat
rangkuman materi dari bab 5 – bab 8, serta terdapat tautan video
pembelajaran dari youtube.

Gambar 4. 3 Halaman Materi Bahasa Indonesia

3. Halaman Materi Pendidikan Pancasila


Pada halaman materi Pendidikan Pancasila, terdapat
rangkuman materi, gambar, serta tautan video pembelajaran dari
youtube.

Gambar 4. 4 Halaman Materi Pendidikan Pancasila


48

4. Halaman Materi Matematika


Pada halaman materi Matematika, terdapat penjelasan
materi berupa video pembelajaran dari youtube.

Gambar 4. 5 Halaman Materi Matematika

5. Halaman Materi IPAS


Pada halaman materi IPAS, terdapat rangkuman materi dari
bab 5 – bab 8, serta terdapat tautan video pembelajaran dari
youtube.

Gambar 4. 6 Halaman Materi IPAS


49

6. Halaman Download Buku


Pada halaman download buku, terdapat tautan Google
Drive untuk mendownload buku digital Bahasa Indonesia,
Pendidkan Pancasila, Matematika, dan IPAS.

Gambar 4. 7 Halaman Download Buku

7. Halaman Quizizz
Pada halaman quiziz, peserta didik dapat mengerjakan kuis.

Gambar 4. 8 Halaman Quizizz


50

8. Halaman Diskusi
Pada halaman diskusi, peserta didik dapat berkomentar,
berinteraksi atau bertukar informasi satu sama lainnya.

Gambar 4. 9 Halaman Diskusi

b. Pembuatan Instrumen
Instrumen yang dibuat dalam di sini ada 2 (dua) jenis, yakni
instrume validasi media serta validasi angket literasi digital peserta
didik. Instrumen validasi media berupa angket dengan 5 (lima)
pilihan jawaban, diantaranya 1, 2, 3, 4, dan 5. Sedangkan
instrumen validasi angket literasi digital peserta didik dengan 4
(empat)opsi jawaban: sangat sesuai, sesuai, cukup sesuai, dan tidak
sesuai.
c. Validasi
Setelah dilakukan pembuatan media, peneliti akan menguji
validitas sebelum diujicoba.
1) Validator ahli media sebagai penguji validitas desain dalam
mengembangkan media. Setelah peneliti merevisi media yang
telah dinilai, kemudian media tersebut dinilai kembali oleh
validator, dengan hasil penilaian akhir aspek tampilan,
penyajian, bahasa, penggunaan diperoleh skor rerata 86,6 yang
berarti media masuk pada kriteria “Baik”.
51

2) Validasi Instrumen Indikator Literasi Digital. Instrumen ini


berisi indikator literasi digital untuk mengetahui meningkat atau
tidaknya literasi digital peserta didik setelah dikembangkannya
media pembelajaran dari google sites. Dengan hasil penilaian
akhir instrumen diperoleh skor rata-rata sebesar 92,5 yang
berarti instrumen indikator literasi digital sudah dalam kategori
“Sangat Baik”.
3) Uji Validitas Instrumen
Pengujian ini dilakukan melalui uji korelasi product
moment.
Tabel 4. 1 Tabel Uji Korelasi
ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM TOTAL_
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SKOR
ITEM1 Pearson 1 ,426* -,083 ,283 -,279 ,262 ,382* ,306 ,262 ,238 ,443*
Correlation
Sig. (2- ,027 ,680 ,153 ,159 ,186 ,049 ,120 ,186 ,233 ,021
tailed)
N 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
ITEM2 Pearson ,426* 1 ,245 ,529** -,460* ,446* ,424* ,387* ,446* ,487** ,612**
Correlation
Sig. (2- ,027 ,218 ,005 ,016 ,020 ,028 ,046 ,020 ,010 <,001
tailed)
N 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
ITEM3 Pearson -,083 ,245 1 ,563** - ,557** ,574** ,691** ,557** ,574** ,652**
Correlation ,547**

Sig. (2- ,680 ,218 ,002 ,003 ,003 ,002 <,001 ,003 ,002 <,001
tailed)
N 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
ITEM4 Pearson ,283 ,529** ,563** 1 - ,776** ,744** ,776** ,776** ,938** ,889**
Correlation ,712**
Sig. (2- ,153 ,005 ,002 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001
tailed)
N 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
ITEM5 Pearson -,279 -,460* - - 1 - - - - - -,662**
Correlation ,547** ,712** ,586** ,746** ,682** ,586** ,663**
Sig. (2- ,159 ,016 ,003 <,001 ,001 <,001 <,001 ,001 <,001 <,001
tailed)
N 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
52

ITEM6 Pearson ,262 ,446* ,557** ,776** - 1 ,752** ,759** 1,000 ,780** ,913**
Correlation ,586** **

Sig. (2- ,186 ,020 ,003 <,001 ,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001
tailed)
N 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
ITEM7 Pearson ,382* ,424* ,574** ,744** - ,752** 1 ,805** ,752** ,612** ,835**
Correlation ,746**
Sig. (2- ,049 ,028 ,002 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001
tailed)
N 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
ITEM8 Pearson ,306 ,387* ,691** ,776** - ,759** ,805** 1 ,759** ,725** ,876**
Correlation ,682**
Sig. (2- ,120 ,046 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001
tailed)
N 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
ITEM9 Pearson ,262 ,446* ,557** ,776** - 1,000 ,752** ,759** 1 ,780** ,913**
Correlation ,586** **

Sig. (2- ,186 ,020 ,003 <,001 ,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001
tailed)
N 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
ITEM10 Pearson ,238 ,487** ,574** ,938** - ,780** ,612** ,725** ,780** 1 ,858**
Correlation ,663**
Sig. (2- ,233 ,010 ,002 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001
tailed)
N 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
TOTAL_ Pearson ,443* ,612** ,652** ,889** - ,913** ,835** ,876** ,913** ,858** 1
SKOR Correlation ,662**
Sig. (2- ,021 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001 <,001
tailed)
N 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari output diatas, dapat dilihat bahwa korelasi item 1


sampai item 10 dengan skor totalnya memiliki signifikansi
<0,05 , artinya semua item indikator tersebut dikatakan valid.
53

4) Uji Realibilitas Instrumen


Uji ini memakai koefisien Alpha Cronbach.
Tabel 4. 2 Hasil Uji Realibilitas
Cronbach's
Alpha N of Items
,823 10

Dari data tersebut telihat Cronbach’s Alpha untuk


keseluruhan variable yaitu 0,823. Suatu kuisioner/angket
disebut reliabel saat nilai Cronbach’s Alphanya ≥ 0,60.
Dari uji itu, kesimpulannya 10 item pernyataan memiliki
reliabilitas tinggi.

d. Revisi
Pada tahap validasi sebelumnya, media direvisi berdasarkan
kritik dan saran yang diberikan, dengan uraian sebagai berikut:
1. Cover foto di setting ulang agar lebih pas.
Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4. 10 Perbaikan tampilan foto di halaman utama


54

2. Materi Bahasa Indonesia bab 8 diperbaiki komposisi kalimat


setiap konten isinya.
Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4. 11 Perbaikan kalimat di materi


Bahasa Indonesia Bab 8

3. Gambar pada materi PKN diganti dengan gambar yang


mencerminkan keberagaman di Indonesia.
Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4. 12 Perbaikan gambar pada materi PKN


55

4. Posisi semboyan Bhinneka Tunggal Ika diletakkan di awal agar


lebih efektif.
Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4. 13 Perbaikan letak kalimat semboyan pada


materi PKN

5. Bab 6 IPAS, gambar disesuaikan dengan suku-suku Indonesia.


Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4. 14 Perbaikan gambar di Bab 6 IPAS


56

6. Bab 7 IPAS, gambar apel, kacamata, diganti dengan transaksi


barter.
Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4. 15 Perbaikan gambar di Bab 7 IPAS

7. Bab 8 IPAS, gambar disesuaikan dengan isi materi.


Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4. 16 Perbaikan gambar di Bab 8 IPAS


57

8. Sertakan buku digital materi PKN.


Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4. 17 Penambahan buku digital PKN

4) Tahap Implementation
Setelah media dikembangkan memenuhi kriteria baik
diaplikasikan berarti produknya siap untuk dipraktikkan ke peseta didik
kelas IV-B SDN Meruya Utara 05 yang terdiri dari 27 peserta didik di
labolatorium komputer atau ruang kelas selama lima hari.

Gambar 4. 18 Dokumentasi pembelajaran menggunakan media


58

Sebelum dijelaskan media tersebut, peserta didik mengisi


google form yaitu angket kemampuan awal mereka mengenai tingkat
literasi digital. Setelah itu, peneliti menjelaskan fitur-fitur dari google
sites dan seputar kemampuan dasar mengakses konten digital untuk
menambah pengetahuan tentang literasi digital peserta didik selama
lima hari pembelajaran. Selama lima hari tersebut, peneliti menjelaskan
fitur-fitur dan membaca materi yang sudah tersedia di web google sites.
Web tersebut juga dapat diakses di rumah mereka masing-masing
menggunakan smartphone, komputer atau laptop untuk persiapan
mereka juga dalam mengikuti ujian kenaikan kelas yaitu PAS
(Penilaian Akhir Semester).

5) Tahap Evaluation
Tahapan ini dilaksanakan guna mengetahui keberhasilan
pengembangan media dapat membuat literasi digital peserta didik
meningkat atau tidak. Semua peserta didik kelas VIB oleh peneliti
dilakukan penilaian tes praktek literasi digital yang indikator
penilaiannya sama dengan angket kuesioner kemampuan awal literasi
digital yang pernah mereka isi sebelumnya.
Angket penilaian terdiri atas 10 pernyataan dengan lima aspek
indikator literasi digital, yaitu information, communication, content-
creation, safety, dan problem solving. Data yang telah di dapat dari dari
angket kemampuan awal di kuisioner dan penilaian tes praktek literasi
digital, kemudian diolah dan dianalisis dengan bantuan program SPPS
versi 27, sebagai berikut:
59

 Uji Normalitas
Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sebelum ,163 27 ,065 ,943 27 ,147
Sesudah ,174 27 ,036 ,952 27 ,235

Berdasarkan hasil tabel hitung uji normalitas Shapiro-Wilk


diketahui, nilai signifikansi sebelum 0,147 serta sesudah 0,235. Hal
itu menunjukkan, nilai sig. sebelum > 0,05 atau 0,147 > 0,05,
sedangkan nilai sig. sesudah > 0,05 atau 0,235 > 0,05. Dengan
demikian, hasil uji normalitas dari data sebelum maupun sesudah
sampel penelitian distribusinya normal.

 Uji Paired Sampel t-test


Tabel 4. 4 Hasil Uji Paired Sample Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Sebelum 19,78 27 1,987 ,382
Sesudah 41,19 27 2,450 ,472

Berdasarkan hasil output diatas, dapat disimpulkan bahwa


nilai rata-ratanya sebelum memakai media yaitu 19,78, sementara
sesudahnya 41,19. Hal ini menampakkan literasi digital sebelum
dan sesudah diterapkan media meningkat.
60

Tabel 4. 5 Hasil Uji Paired Sample t-test


Pair 1
Sebelum - Sesudah
Paired Differences Mean -21,407
Std. Deviation 3,029
Std. Error Mean ,583
95% Confidence Interval of the Lower -22,606
Difference Upper -20,209
T -36,726
Df 26
Significance One-Sided p <,001
Two-Sided p ,000

Berdasarkan hasil output diatas, diketahui nilai sig.= 0,001


< 0,05. Dapat ditarik simpulan ada peningkatan literasi digital
peserta didik sebelum ataupun setelah menggunakan media.

 Uji N-gain
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ngain_score 27 ,53 ,86 ,7075 ,08160
Ngain_persen 27 53,13 86,21 70,7533 8,15953
Valid N (listwise) 27

Hasil N-gain score menunjukkan nilai rata-ratanya 0,70


yang berarti kategorinya “Tinggi” dan dari hasil N-gain persen
diperoleh nilai rata-ratanya yaitu 70,75 yang berarti kategorinya
“Cukup Efektif” sehingga kesimpulannya ada peningkatan yang
cukup tinggi pada literasi digital peserta didik pra maupun pasca
diberikan media dan penggunaan media e-learning cukup efektif
untuk meningkatkan literasi digital peserta didik.
61

B. Kajian Produk Akhir


Penelitian ini menghasilkan produk media e-learning yang
pengembangannya menggunakan situs website google sites. Materi yang
ditampilkan di media ini ialah materi di mata pelajaran Bahasa Indonesia,
Pendidikan Pancasila, Matematika, dan IPAS kelas IV SD/MI. Terdapat pula
menu untuk mendownload Buku Digital, sehingga peserta didik bisa
mengakses buku kapan atau dimana pun. Selain itu, di media ini juga terdapat
halaman untuk berdiskusi. Peserta didik dapat bertukar informasi, bertanya,
menanggapi komentar kawannya untuk membantu permasalahan dalam
pembelajaran. Berdasarkan hasil validasi dan respon dari subjek penelitian,
media ini memenuhi kriteria sangat baik dalam meningkatkan literasi digital
peserta didik.
Adapun sesuatu yang penting lainnya yg perlu diperhatikan menurut
Warsita ialah mengetahui derajat validitas serta jawaban peserta didik atas
media pembelajaran bahwa hal itu dapat membantu pendidik menerangkan
materi maupun meningkatkan motivasi peserta didik sehingga lebih mudah
mengerti materi pelajaran.68
Terdapat lima aspek indikator dalam penilain media ini, yaitu: (1)
Desain tampilan halaman utama serta tata letak (layout), (2) Tulisan, (3) Foto
maupun video, (4) Bahasa, dan (5) Penggunaan. Pada aspek Desain halaman
utama, layout/tata letak terdapat tiga indikator yaitu: Ketepatan desain
sampul, Ketepatan pemilihan background dengan materi, dan Ketepatan
proporsi layout. Pada aspek teks, terdapat tiga indikator yaitu: Ketepatan
pemilihan jenis font, ukuran font, dan warna teks. Pada aspek Gambar dan
Video, terdapat empat indikator, yaitu: Kesesuaian memilih video dan/atau
gambar di setiap bahasan, kualitas tampilannya, akurasi standar foto, dan
keunikan penyajiannya. Pada aspek bahasa terdapat tiga indikator yang
menjadi acuan penilaian, yaitu: Kesesuain bahasa yang dipakai dengan

68
A Junita, Blended Learning Dan Kompetensi Guru, Blended Learning: Suatu Panduan, 2020,
https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=-
FwEEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA61&dq=person+centered+murid+mandiri&ots=kqhAlYb-
AH&sig=AlShLivJeMHA4xHzVcW79vXN6sE.
62

kemampuan berpikir peserta didik. Peggunaan bahasa tersebut haruslah yang


menarik rasa keingintahuan peserta didik, dan kesatunan bahasa yang
digunakan. Pada aspek penggunaan, terdapat dua indikator yaitu: Kemudahan
dalam penggunaan media dan Kemampuan media menambah pengetahuan
peserta didik.
Menurut Sumandya ada sejumlah prasyarat yang perlu dipenuhi guna
meraih karakteristik media yang baik. Salah satu syarat tersebut adalah
tersedianya contoh dan ilustrasi yang mendukung penjelasan materi
pembelajaran. 69 Penelitian itu sesuai dengan Mappiara yang menyatakan
kesesuaian materi, kelengkapan materi dan keakuratan materi merupakan
komponen yang harus diperhatikan dalam media.70 Menurut Abdullah dan
Mappiara71, keakuratan materi dibutuhkan dalam media untuk menghidari
pemikiran peserta didik yang masih abstrak.
Selanjutnya, pada aspek literasi digital. Terdapat lima indikator yang
menjadi acuan penilaian. Indikator tersebut yaitu:
information,communication, content creation, safety, dan problem solving.
Pada indikator information, memuat beberapa komponen literasi digital,
yaitu: dapat mengakses informasi dari internet tanpa bantuan orang lain, dapat
menuliskan alamat link site untuk menemukan materi di google sites melalui
internet, dan dapat mendownload file dari media digital. Pada indikator
communication, memuat beberapa komponen literasi digital, yaitu: dapat
berdiskusi dan berkomentar di media digital dan dapat berbagi file kepada
teman melalui media digital. Pada indikator content creation, memuat
beberapa komponen literasi digital, yaitu: dapat memahami fitur-fitur dan
fungsi dari media digital dengan baik dan mengetahui beberapa konten

69
Ayu Siska Moneta, dkk., “Analisis Buku Teks Matematika SMP Kelas VIII Kurikulum 2013
Edisi Revisi 2017 Berdasarkan Standar BSNP”, Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika
Sekolah (JP2MS), 4(3), 2020, h. 332.
70
Abdullah S Abdullah S, Susilo Susilo, and Widyatmike Gede Mulawarman, “Analisis Kelayakan
Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama,” Diglosia:
Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya 5, no. 3 (2022): 707–714.
71
Zahra Atika Mappiara, Muh Arif, and Munirah, “Analisis Bahan Ajar Dalam Buku Teks Siswa
Madrasah Tsanawiyah Kelas VII,” Jurnal Pendais 2, no. 1 (2020): 1–13, https://uit.e-
journal.id/JPAIs/article/view/654.
63

memiliki hak cipta (seperti gambar, video, audio, animasi, termasuk konten
youtube dan media sosial lainnya). Pada indikator safety, memuat beberapa
komponen literasi digital, yaitu: berhati-hati dalam menulis konten maupun
komentar di media digital, dan sebelum membagikan informasi memastikan
bahwa kalimat yang digunakan mudah dimengerti dan tidak merugikan pihak
lain. Pada indikator problem solving, terdapat komponen literasi digital, yaitu:
dapat memanfaatkan media digital untuk mendukung proses pembelajaran.
Pada media ini pemilihan indikator didasarkan pada indikator literasi statistis
menurut Ferrary. Literasi digital sangat diperlukan dalam kehidupan di era
teknologi seperti saat ini, media digital sering digunakan untuk menyajian
suatu informasi. Sejalan dengan pendapat Setio, literasi digital diperlukan
karena saat ini informasi atau data banyak tersebar baik di dunia maya. 72

C. Keterbatasan Produk
Tiga keterbatasan dalam hal ini, diantaranya:
1. Materi yang disajikan di media ini hanya memuat rangkuman materi pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia, Pendidikan Pancasila, Matematika, serta
IPAS bagi SD/MI kelas IV.
2. Media yang dikembangkan tidak bisa diakses secara offline, karena
membutuhkan koneksi internet untuk bisa mengakses situs web goggle
sites.
3. Penggunaan media di sekolah belum cukup maksimal karena terbatasnya
jumlah komputer di labolatorium.

72
Agus Setio, “Profil Literasi Statistika Siswa dalam Menyelesaikan Soal AKM Berdasarkan
Kategori Watson”, Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang, 2022,
h. 5
64

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1) Proses pengembangan media ini menggunakan cara dan metode R&D,
dimana modelnya memakai ADDIE yang mencakup lima tahapann,
yakni:
a. Analyze yaitu menganalisis kebutuhan dalam pengembangan media
ini. Berdasarkan hasil wawancara, peserta didik lebih tertarik apabila
proses pembelajaran menggunakan media digital. Selain itu, media
itu dapat memotivasi belajar peserta didik, menambah wawasan
mereka mengenai kemampuan dasar literasi digital.
b. Design yaitu melakukan perencanaan sebelum mengembangkan
media. Media yang dikembangkan menggunakan website google
sites. Media ini berisi rangkuman materi di mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Pendidikan Pancasila, Matematika, juga IPAS. Media ini
juga memuat halaman untuk mendownload buku digital, kuis, dan
diskusi.
c. Development yaitu proses pembuatan produk. Produk yang dibuat
pada tahap ini berupa link akses google sites untuk menampilkan
materi, dan pembuatan instrumen angket literasi digital. Produk
divalidasi oleh ahli media. Kemudian, dikorsi berdasarkan kritik
beserta masukan validator.
d. Implementation yaitu menerapkan media pada proses pembelajaran
di dalam kelas. Media diimplementasikan pada kelas IV ssalah satu
SD Negeri di Jakarta Barat dengan jumlah peserta didik sebanyak 27
orang.
e. Evaluation yaitu melihat keberhasilan media yang telah
dikembangkan dengan cara mengetahui hasil angket kemampuan
awal literasi digital dan tes praktek literasi digital sesudah diterapkan
media.
65

2) Berdasarkan hasil validasi, media ini memenuhi kriteria baik pada aspek
desain tampilan halaman utama layout/tata letak, teks, gambar, video,
bahasa, penggunaan. Pada hasil angket kemampuana awal dan penilaian
tes praktek ada kenaikan literasi digital peserta didik dan berdasarkan
output uji N-Gain diperoleh skor 0,70 yaitu kategori “Cukup Efektif”,
maka simpulannnya penggunaan media e-learning cukup efektif untuk
meningkatkan literasi digital peserta didik.

B. SARAN
1. Untuk para pendidik dan sekolah disarankan memanfaatkan media digital
sebagai salah satu bentuk inovasi pembelajaran berbasis digital.
2. Untuk peserta didik disarankan memanfaatkan media yang telah
dikembangkan pada saat mempelajari materi karena dapat melatih literasi
digital.
3. Untuk peneliti lainnya disarankan mengembangkan media digital dengan
memperluas literasi digital peserta didik. Dengan harapan peserta didik
dapat terlatih dalam penggunaan media digital.

C. IMPLIKASI
Berdasarkan kesimpulannya yang telah diungkapkan maka
implikasinya dari hasil yang diteliti, yaitu:
1. Terciptanya media pembelajaran yang dapat meningkatkan literasi digital
peserta didik yang berbasis teknologi, seperti menggunakan google sites.
2. Terciptanya sumber belajar mandiri untuk peserta didik berupa media e-
learning yang membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan efektif.
66

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah S, Abdullah S, Susilo Susilo, and Widyatmike Gede Mulawarman.


“Analisis Kelayakan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama.” Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan
Pengajarannya 5, no. 3 (2022): 707–714.
Agustin, Yulia. “Pengaruh Pembelajaran Berbasis E- Learning Dan Minat Belajar
Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Smkn 2 Dumai Tahun Ajaran 2020/2021,”
no. 3 (2021): 48–61.
Alkalai, Yoram. “Digital Literacy: A Conceptual Framework for Survival Skills in
the Digital Era.” Journal of Educational Multimedia and Hypermedia 13, no.
1 (2004): 93–106.
Anjarsari, Febrilia. Metode Pembelajaran Matematika Inovatif. Edited by Doni
Ibrahim, Marsa, Septu. Universitas Hamanwadi Press. Cetakan Pe. Lombok
Timur, NTB: Universitas Hamzanwadi Press, 2017.
Arief, Rachman. “Aplikasi Presensi Siswa Online Menggunakan Google Forms,
Sheet, Sites, Awesome Table Dan Gmail.” Seminar Nasional Sains Dan
Teknologi Terapan (2017): 137–144.
https://core.ac.uk/download/pdf/289705217.pdf.
Azis, Taufiq Nur. “Strategi Pembelajaran Era Digital.” Annual Conference on
Islamic Education and Social Sains (ACIEDSS 2019) 1, no. 2 (2019): 308–
318.
Azizah, Nur, Bana Tussifa, Prabawati Nurhabibah, Pendidikan Guru, Sekolah
Dasar, Universitas Muhammadiyah Cirebon, and Jurnal Education.
“Pengembangan Media Pembelajaran Wayang Kartun Pada Materi Cerita
Fabel Kelas Ii Sdn 1” 9, no. 3 (2021): 152–158.
Azizah, Yulia Nur, Suci Siti Lathifah, and Nandang Hidayat. “Pengambangan E-
Ensiklopedia Keanekaragaman Talas Di Kabupaten Bogor Berbasis Esd
Untuk Meningkatkan Literasi Digital Siswa Development of Esd-Based E-
Encyclopedia of Taro Diversity in Bogor District To Improve Student’S
Digital Literature.” Jurnal Ilmiah Pendidikan 13 NOMOR 0 (2021): 52–56.
67

http://journal.unpak.ac.id/index.php/pedagogia.
Badruttaman, Choerul Anwar. “Pengembangan Media Pembelajaran Matematika
Materi Perkalian Bilangan Bulat…” 1 (2019): 97–110.
Balandin, Sergey, Ian Oliver, Sergey Boldyrev, Alexander Smirnov, Nikolay
Shilov, and Alexey Kashevnik. “Pemanfaatan Augmented Reality Sebagai
Media Pembelajaran.” Proceedings - 2010 IEEE Region 8 International
Conference on Computational Technologies in Electrical and Electronics
Engineering, SIBIRCON-2010 13, no. 2 (2010): 728–732.
Bawden, David. “Information and Digital Literacies: A Review of Concepts.”
Journal of Documentation 57, no. 2 (2001): 218–259.
Bisri, Nur Lailyanna, and Kebijakan Kemendikbud. “Kebijakan Kemendikbud
Merdeka Belajar & Kampus Merdeka Di Masa Digital Teknologi Nur
Lailyanna Bisri , M . Pd I IAI Al Khoziny Sidoarjo Jawa Timur Nur
Lailyanna Bisri Kebijakan Kemendikbud ; Merdeka Belajar ... Pendahuluan
Merdeka Belajar : Kampus Merdeka” 4, no. September (2021): 96–113.
Cahyono, Yulius Dwi. “E-Learning (Edmodo) Sebagai Media Pembelajaran
Sejarah.” Jurnal Penelitian 18, no. 2 (2015): 102–112. https://e-
journal.usd.ac.id/index.php/JP/article/view/813.
Cholik, Cecep Abdul. “Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Untuk
Meningktkan Pendidikan Di Indonesia.” Syntax Literate 2, no. 1 (2017): 21–
30.
Dkk, Rasyid. “Manfaat Media Dalam Pembelajaran” (n.d.): 91–96.
Editors, Anusca Ferrari, Yves Punie, and Barbara N Bre. DIGCOMP : A
Framework for Developing and Understanding Digital Competence in
Europe ., 2013.
Embarianiyati Putri. “Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Kearifan Lokal
Tradisi Betangas Menggunakan Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker Untuk
Kelas V Sekolah Dasar” (2020): 25.
Fahyuni, Eni Fariyatul. “Teknik Pemilihan Media Pembelajaran M.” 2 (2017).
Fatoni, Achmad, Rizhal Hendi Ristanto, Universitas Negeri Jakarta, Pulo Gadung,
and Kota Jakarta Timur. “Pengembangan Bahan Ajar Sistem Pernapasan
68

Melalui Moodle Yang Berorientasi Meningkatkan Literasi Digital the


Development of Respiratory System Learning Material Through Moodle
That Oriented To Improve Students ’ Digital.” PERSPEKTIF Ilmu
Pendidikan 36, no. 2 (2022): 105–114.
Firman, Firman Mansir, Syakir Jamaluddin Syakir, and Athaya Zahra Athaya.
“Penggunaan Literasi Digital Dalam Pembelajaran Agama Islam Pada
Asrama Mahasiswa Panrannuangku Takalar Yogyakarta.” Prosiding Seminar
Nasional Program Pengabdian Masyarakat (2021): 448–458.
Gemilang, Damar, and Hastuti Listiana. “Teaching Media in the Teaching of
Arabic Language/ Media Pembelajaran Dalam Pembelajaran Bahasa Arab.”
ATHLA : Journal of Arabic Teaching, Linguistic and Literature 1, no. 1
(2020): 49–64.
Harahap, Musaddad, and Lina Mayasari Siregar. “Mengembangkan Sumber Dan
Media.” Educational, no. January (2018): 1–10.
Harsanto, Budi. “Panduan E-Learning Menggunakan Google Sites.” Feb Unpad
(2012): 3. http://www.elearning.fe.unpad.ac.id.
Hasugian, Jonner. “Kurikulum Berbasis Kompetensi Di Perguruan Tinggi.”
Pustaka Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi 4, no. 2 (2008): 34–44.
Hidayatul Khusna Sri Pangestuti, Itsna. “Deepfake, Tantangan Baru Untuk
Netizen Deepfake, a New Challenge for Netizen.” Agustus 1945 Jakarta 1
Promedia, no. 2 (2019): 1–24.
Januarisman, Erwin, and Anik Ghufron. “Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis Web Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Siswa Kelas
Vii.” Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan 3, no. 2 (2016): 166.
Junita, A. Blended Learning Dan Kompetensi Guru. Blended Learning: Suatu
Panduan, 2020. https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=-
FwEEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA61&dq=person+centered+murid+mandiri
&ots=kqhAlYb-AH&sig=AlShLivJeMHA4xHzVcW79vXN6sE.
Kartikasari, Galuh. “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Multimedia
Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Materi Sistem Pencernaan Manusia.”
Jurnal Dinamika Penelitian 16, no. 1 (2016).
69

Kemenkominfo. “Status Literasi Digital Indonesia 2022” (2022): 1–77.


https://eppid.kominfo.go.id/storage/uploads/1_3_Lakip_Kementerian_Komin
fo_2021_low.pdf.
Khair, Nazhifatin, Ratu Sarah, Fauziah Iskandar, and Rika Sukmawati.
“Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Web Google Sites
Pada Materi Segitiga Dan Segiempat.” Seminar Nasional Pendidikan
Matematika UMT, no. 22 (2022): 201–209.
Kurnia, Novi, and Santi Indra Astuti. “Peta Gerakan Literasi Digital Di Indonesia:
Studi Tentang Pelaku, Ragam Kegiatan, Kelompok Sasaran Dan Mitra Yang
Dilakukan Oleh Japelidi.” Informasi 47, no. 2 (2017): 149.
Kuswanto, Joko, and Ferri Radiansah. “Media Pembelajaran Berbasis Android
Pada Mata Pelajaran Sistem Operasi Jaringan Kelas XI.” Jurnal Media
Infotama 14, no. 1 (2018).
Lankshear, Colin, and Michele Knobel. “Digital Literacies: Concepts, Policies
and Practices (Cover plus Introduction),” no. September 2008 (2008).
https://www.researchgate.net/publication/291334632.
Machfiroh N, Mustaji, and Harmanto. “Pengembangan Perangkat Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Digital Dan Berpikir
Kritis Siswa Kelas V Sekolah Dasar.” Jurnal Education and Develompment
8, no. 4 (2020): 623–629.
Mais, Asrorul. “Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus” (2016).
Manto. “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Interaktif Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini” (2016): 1–23.
Mappiara, Zahra Atika, Muh Arif, and Munirah. “Analisis Bahan Ajar Dalam
Buku Teks Siswa Madrasah Tsanawiyah Kelas VII.” Jurnal Pendais 2, no. 1
(2020): 1–13. https://uit.e-journal.id/JPAIs/article/view/654.
Martono, Koko, R.K. Sembiring, Joshua Syahbandar, Ruseffendi, and Yansen
Marpaung. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran MATEMATIKA
SEKOLAH MENENGAH UMUM. Edited by Boediono, Ella Yulaewati,
Hemana Somantrie, and M. Hamka. Edisi Pert. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional, 2001.
70

Media, Common Sense. “Digital Literacy and Citizenship in the 21st Century.”
Common Sense Media, no. June (2009): 1.
https://www.itu.int/council/groups/wg-cop/second-meeting-june-
2010/CommonSenseDigitalLiteracy-CitizenshipWhitePaper.pdf.
Mohammad Mustakima, Shoffan Shoffab, Achmad Hidayatullah. “Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Blended Learning Berbasis Schoology Untuk
Meningkatkan Literasi Digital Matematika” 5, no. 1 (2019): 88–99.
Muchlis, Muchlis, Gunawan Gunawan, Muhammad Irwansyah, Magfirah Perkasa,
and Erni Suryani. “Development of Islamic Education Learning Tools Based
on E-Learning to Enhance Students Digital Literacy.” Jurnal Kependidikan:
Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan,
Pengajaran dan Pembelajaran 8, no. 2 (2022): 500.
Nelson, Klara, Marcy Courier, and Gilbert W Joseph. “Teaching Tip An
Investigation of Digital Literacy Needs of Students.” Journal of Information
Systems Education 22, no. 2 (2011): 95–109.
https://ezproxy.lib.uwm.edu/login?url=http://search.ebscohost.com/login.asp
x?direct=true&AuthType=ip,uid&db=lih&AN=66339172&site=ehost-
live&scope=site.
Pito, Abdul Haris. “Media Pembelajaran Dalam Perspektif Alquran.” Ilmuna:
Jurnal Studi Pendidikan Agama Islam 3, no. 2 (2021): 87–101.
Pranata, Dwi Pidi, Aren Frima, and Asep Sukenda Egok. “Pengembangan LKS
Matematika Berbasis Problem Based Learning Pada Materi Bangun Datar
Sekolah Dasar.” Jurnal Basicedu 5, no. 4 (2021): 2284–2301.
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1183.
Pranoto, Sigit Aji. “Pengembangan Web E-Learning Untuk Meningkatkan
Literasi Digital Siswa” 23, no. 1 (2020): 45–56.
Prasetio, Murdiono Purbo, Meicsy E I Najoan, M T Arie Lumenta, M T Arthur
Rumagit, and Jurusan Teknik Elektro-ft. “Perancangan Dan Implementasi
Content Pembelajaran Online Dengan Metode Blended Learning.” Jurnal
Teknik Elektro dan Komputer 1, no. 3 (2012): 1–7.
Pratomo, Wachid, Nadziroh, and Chairiyah. “Pengembangan Aplikasi Google
71

Sites Sebagai Penguatan Literasi Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV


SDN 3 Karanganyar.” Jurnal Pekan 7, no. 1 (2022): 1–14.
Prawiradilaga, Dewi Salma. “Mozaik Teknologi Pendidikan E-Learning.”
Penerbit. Kencana Prenadamedia Group, 2016.
Rahmah, Rela, Herawati Susilo, and Lia Yuliati. “Pengembangan Media Interaktif
Tema ‘Sehat Itu Penting’ Untuk Meningkatkan Literasi Digital Pada Kelas V
Sekolah Dasar.” Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan 6,
no. 1 (2021): 70.
Restuningsih, Endang. “Penerapan Aplikasi Presensi Siswa Menggunakan QR
Code Di SMAN 17 Surabaya.” INTEGER: Journal of Information
Technology 4, no. 2 (2019): 1–7.
Rizky Feby, Tiur Malasari. “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web
Google Sites Berbantuan Augmented Reality Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar.” Jurnal Ilmiah Multi
Disiplin Indonesia 1, no. 9 (2022): 1278–1285.
Rossett, Allison. “The ASTD E-Learning Handbook: Best Practices, Strategies,
and Case Studies for an Emerging Field” 14, no. 4 (2002): 493–497.
Rudika Harminingtyas. “Analisis Layanan Website Sebagai Media Promosi,
Media Transaksi Dan Media Informasi Dan Pengaruhnya Terhadap Brand
Image Perusahaan Pada Hotel Ciputra Di Kota Semarang.” Drugs and the
Future: Brain Science, Addiction and Society, 2006.
S, Dyna Herlina. “Membangun Karakter Bangsa Melalui Literasi Digital.”
Applied Microbiology and Biotechnology 85, no. 1 (2014): 2071–2079.
Sari, Indah Purnama. “Implementasi Pembelajaran Berbasis E-Learning
Menggunakan Claroline.” Research and Development Journal of Education
4, no. 1 (2017): 75–87.
Sari, Septiana Rofika, Ita Kurnia, and Alfi Laila. “Pengembangan Media
Pembelajaran Website Berbasis Google Sites Untuk Meningkatkan
Kemampuan Mengidentifikasinilai-Nilai Pancasila.” Edusaintek: Jurnal
Pendidikan Sains dan Teknologi 9, no. 3 (2022): 774–785.
https://journalstkippgrisitubondo.ac.id/index.php/EDUSAINTEK/article/vie
72

w/542/360.
Setiadi, Pidi Mohamad, Dwi Alia, and Dadan Nugraha. “Pengembangan Bahan
Ajar Digital Dalam Blended Learning Model Untuk Meningkatkan Literasi
Digital Mahasiswa.” Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan 4, no. 3 (2022):
3353–3360.
Setiawan, Usep. Media Pembelajaran (Cara Belajar Aktif: Guru Bahagia
Mengajar Siswa Senang Belajar), 2022.
Siti Juhairiah, Qanaiya Yosheila Kinasih, Doddy Teguh Yuwono.
“Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web Pada Pembelajaran IPA
Di SLBN-2 Palangka Raya” (2022): 23–30.
Suharyanto, and Adele B. L. Mailangkay. “Penerapan E-Learning Sebagai Alat
Bantu Mengajar Dalam Dunia Pendidikan.” Jurnal Ilmiah Widya 3 (2016):
17.
Suryaningsih, Heni, and Wahyu Kurniawati. “Pengembangan Media
Pembelajaran Interaktif Materi Sumber Daya Alam Berbasis Lectora Inspire
Pada Siswa Kelas Iv Sd Pundung Imogiri Bantul.” Journal of Chemical
Information and Modeling 53, no. 9 (2013): 1–8.
Tarumasely, Yowelna. “Pengaruh Self Regulated Learning Dan Digital Literacy
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VII SMP.” Jurnal Pendidikan dan
Kewirausahaan 10, no. 2 (2022): 536–553.
Taufik, Muhammad, Sutrio, Syahrial, Hairunnisyah Sahidu, and Hikmawati.
“Pelatihan Media Pembelajaran Berbasis Webkepada Guru Ipa Smp Kota
Mataram.” Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat 1, no. 1 (2018):
77–81. https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPPM/article/view/490/437.
Wahyuni, Sri, Elok U.P. Wulandari, Rusdianto, Rizka Elan Fadilah, and Firdha
Yusmar. “Pengembangan Mobile Learning Module Berbasis Android Untuk
Meningkatkan Literasi Digital Siswa Smp.” LENSA (Lentera Sains): Jurnal
Pendidikan IPA 12, no. 2 (2022): 125–134.
Widhiartha, Putu Ashintya. “Pemanfaatan E-Learning Sebagai Alternatif
Pengganti Pelatihan Tatap Muka Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Nonformal.” Jiv 4, no. 2 (2009): 189–196.
73

Widiyanto, Joko. “Evaluasi Pembelajaran (Sesuai Dengan Kurikulum 2013) :


Konsep, Prinsip & Prosedur.” Unipma Press (2018): 257.
Yayuk, Erna. “Pembelajaran Matematika SD.” Universitas Muhamadiyah
Malang.
Yazdi, Mohammad. “E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Berbasis
Teknologi Informasi.” Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi 10, no. 1
(2012): 54–63.
74

LAMPIRAN

Lampiran. 1 Hasil Wawancara


Bagaimana tingkat literasi digital peserta didik di sekolah ini?
Kepala Sekolah Sudah cukup baik ya menurut saya, karena kita selalu
memberi pemahaman tentang penggunaan media digital harus
bijaksana supaya tidak merugikan siapapun. Saat di
lingkungan sekolah, penggunaan alat digital kita awasi, seperti
tidak diperbolehkannya membawa HP kecuali untuk
keperluan darurat saja. Peserta didik dapat mengakses
labolatorium komputer untuk keperluan tugas, namun karena
jumlah komputer yang tersedia tidak banyak, jadi
penggunaannya setiap kelas bergantian.
Wali kelas IV-B Lumayan cukup baik juga ya. Kita sebagai pendidik disini
berusaha memberikan pengalaman belajar yang
menyenangkan, respon mereka saat menggunakan media
digital juga sangat antusias. Media pembelajaran yang kita
pakai juga sering menggunakan proyektor untuk menampilkan
slide seperti video pembelajaran yang sesuai.
Kalian lebih senang belajar menggunakan buku pelajaran saja atau diselingi
dengan tayangan dari media pembelajaran digital?
Peserta didik 1 Lebih senang dengan media pembelajaran digital karena lebih
menarik, ada gambar dan video-video.
Peserta didik 2 Lebih senang dengan media digital karena suka dengan
teknologi dan suasana belajar yang baru.
Peserta didik 3 Lebih senang dengan media digital karena kalau baca dari
buku cepat ngantuk.
Peserta didik 4 Lebih senang dengan media digital karena lebih banyak
informasi yang bisa di dapat.
75

Lampiran. 2 Tautan Hasil Produk Akhir

http://bit.ly/KELAS_4b
76

Lampiran. 3 Hasil Validasi Media


77
78
79
80
81
82

Lampiran. 4 Hasil Validasi Instrumen Literasi Digital


83
84

Lampiran. 5 Angket Kemampuan Awal Peserta Didik


85
86

Lampiran. 6 Hasil Angket Kemampuan Awal Literasi Digital Peserta Didik

No. Nama Informati Communic Content- Problem Jumlah


Lengkap on ation Creation Safety Solving

1. Asyifa Putri
Meriza 2 1 1 2 3 2 2 3 2 2 20

2. Sofian 3 2 1 1 3 1 1 2 2 1 17

3. Adi Putra
Nugraha 2 1 1 2 2 1 2 2 3 3 19

4. Ahmad Syauqi 1 2 2 3 3 2 1 2 2 2 20

5. Dionisius
Narendra
Hamonangan 2 1 1 2 1 2 3 1 2 1 16

6. Cyara Lissa
Hastari 3 1 2 1 3 1 1 2 2 2 18

7. Mila Adeliya
Wijaja 3 2 2 3 1 2 3 1 2 3 22

8. Dzaky Waldan
Falah 2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 21

9. Anisa Tri
Apriliana 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 16

10. Syifa Zahirah


Alaine 2 2 3 2 2 1 1 3 2 2 20

11. Zunaidi Annas 1 3 1 2 2 1 1 3 3 2 19

12. Azkhar Nejad


Ramadhan 2 1 2 1 3 1 1 2 2 2 17

13. Kiagus Abizar


Abimanyu
Husein 2 2 2 3 3 1 2 2 1 2 20

14. Mahira Aftani 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 19


87

15. Naura Gita


Kamila 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 20

16. Isnaya Nur


Medina 2 1 2 3 3 2 1 2 2 2 20

17. Vina Salsabilah 2 1 2 3 3 2 2 2 1 3 21

18. Deswita
Azzahrani 3 2 2 3 2 2 1 2 2 2 21

19. Muhamad
Fatan Julfan 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 21

20. Zulfadhillatul
Prisilia Wulan
Dari 2 1 3 1 2 1 2 2 3 2 19

21. Gabriel Fajar


Okta Pieris 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 19

22. Michael Gibran


Aditya 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 20

23. Ammar Rizky


Maulana 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 25

24. Raditya
Ibrahim 2 1 2 2 3 2 2 1 2 2 19

25. Fachri Al
Farabi 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 21

26. Humaira 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 23

27. Florencia 21
Syahputri 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2
Rata-rata 19,7
88

Lampiran. 7 Hasil Penilaian Tes Praktek Literasi Digital Peserta Didik


89
90

Lampiran. 8 Uji Referensi

UJI REFERENSI

Nama : Rika Amaliah


NIM : 11190183000108
Jurusan/ Fakultas : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah/ Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan
Judul Skripsi : Pengembangan Media E-learning Berbasis Google Sites
Untuk Meningkatkan Literasi Digital Peserta Didik
Sekolah Dasar
No. Nama Jurnal, Website, Buku dan Pengarang Paraf
Pembimbing
1. Abdullah S, Abdullah S, Susilo Susilo, and
Widyatmike Gede Mulawarman. “Analisis
Kelayakan Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk
Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama.”
Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan
Pengajarannya 5, no. 3 (2022): 707–714.
2. Agustin, Yulia. “Pengaruh Pembelajaran Berbasis
E- Learning Dan Minat Belajar Terhadap Hasil
Belajar Siswa Di Smkn 2 Dumai Tahun Ajaran
2020/2021,” no. 3 (2021): 48–61.
3. Alkalai, Yoram. “Digital Literacy: A Conceptual
Framework for Survival Skills in the Digital Era.”
Journal of Educational Multimedia and
Hypermedia 13, no. 1 (2004): 93–106.
http://www.editlib.org/p/4793/%5Cnfiles/364/Eshet
and Eshet - 2004 - Digital Literacy A Conceptual
Framework for Survi.pdf%5Cnfiles/459/4793.html.
91

4. Arief, Rachman. “Aplikasi Presensi Siswa Online


Menggunakan Google Forms, Sheet, Sites,
Awesome Table Dan Gmail.” Seminar Nasional
Sains Dan Teknologi Terapan (2017): 137–144.
https://core.ac.uk/download/pdf/289705217.pdf.
5. Azis, Taufiq Nur. “Strategi Pembelajaran Era
Digital.” Annual Conference on Islamic Education
and Social Sains (ACIEDSS 2019) 1, no. 2 (2019):
308–318.
6. Permendikbud, “Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar
Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah,” Internatinal
Science 5 (2016): 1–238.
7. Azizah, Nur, Bana Tussifa, Prabawati Nurhabibah,
Pendidikan Guru, Sekolah Dasar, Universitas
Muhammadiyah Cirebon, and Jurnal Education.
“Pengembangan Media Pembelajaran Wayang
Kartun Pada Materi Cerita Fabel Kelas Ii Sdn 1” 9,
no. 3 (2021): 152–158.
8. Azizah, Yulia Nur, Suci Siti Lathifah, and Nandang
Hidayat. “Pengambangan E-Ensiklopedia
Keanekaragaman Talas Di Kabupaten Bogor
Berbasis Esd Untuk Meningkatkan Literasi Digital
Siswa Development of Esd-Based E-Encyclopedia
of Taro Diversity in Bogor District To Improve
Student’S Digital Literature.” Jurnal Ilmiah
Pendidikan 13 NOMOR 0 (2021): 52–56.
http://journal.unpak.ac.id/index.php/pedagogia.
92

9. Badruttaman, Choerul Anwar. “Pengembangan


Media Pembelajaran Matematika Materi Perkalian
Bilangan Bulat…” 1 (2019): 97–110.

10. Balandin, Sergey, Ian Oliver, Sergey Boldyrev,


Alexander Smirnov, Nikolay Shilov, and Alexey
Kashevnik. “Pemanfaatan Augmented Reality
Sebagai Media Pembelajaran.” Proceedings - 2010
IEEE Region 8 International Conference on
Computational Technologies in Electrical and
Electronics Engineering, SIBIRCON-2010 13, no. 2
(2010): 728–732.
11. Bawden, David. “Information and Digital
Literacies: A Review of Concepts.” Journal of
Documentation 57, no. 2 (2001): 218–259.
12. Bisri, Nur Lailyanna, and Kebijakan Kemendikbud.
“Kebijakan Kemendikbud Merdeka Belajar &
Kampus Merdeka Di Masa Digital Teknologi Nur
Lailyanna Bisri , M . Pd I IAI Al Khoziny Sidoarjo
Jawa Timur Nur Lailyanna Bisri Kebijakan
Kemendikbud ; Merdeka Belajar ... Pendahuluan
Merdeka Belajar : Kampus Merdeka” 4, no.
September (2021): 96–113.
13. Cahyono, Yulius Dwi. “E-Learning (Edmodo)
Sebagai Media Pembelajaran Sejarah.” Jurnal
Penelitian 18, no. 2 (2015): 102–112. https://e-
journal.usd.ac.id/index.php/JP/article/view/813.
93

14. Cholik, Cecep Abdul. “Pemanfaatan Teknologi


Informasi Dan Komunikasi Untuk Meningktkan
Pendidikan Di Indonesia.” Syntax Literate 2, no. 1 73

(2017): 21–30.
15. Rasyid, dkk “Manfaat Media Dalam Pembelajaran”
(n.d.): 91–96.

16. Koko Martono et al., Kurikulum Berbasis Kompetensi


Mata Pelajaran MATEMATIKA SEKOLAH
MENENGAH UMUM, ed. Boediono et al., Edisi Pert.
(Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2001)
17. Embarianiyati Putri. “Pengembangan Modul
Elektronik Berbasis Kearifan Lokal Tradisi
Betangas Menggunakan Aplikasi Kvisoft Flipbook
Maker Untuk Kelas V Sekolah Dasar” (2020): 25.
18. Fahyuni, Eni Fariyatul. “Teknik Pemilihan Media
Pembelajaran M.” 2 (2017).

19. Fatoni, Achmad, Rizhal Hendi Ristanto, Universitas


Negeri Jakarta, Pulo Gadung, and Kota Jakarta
Timur. “Pengembangan Bahan Ajar Sistem
Pernapasan Melalui Moodle Yang Berorientasi
Meningkatkan Literasi Digital the Development of
Respiratory System Learning Material Through
Moodle That Oriented To Improve Students ’
Digital.” PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan 36, no. 2
(2022): 105–114.
94

20. Firman, Firman Mansir, Syakir Jamaluddin Syakir,


and Athaya Zahra Athaya. “Penggunaan Literasi
Digital Dalam Pembelajaran Agama Islam Pada
Asrama Mahasiswa Panrannuangku Takalar
Yogyakarta.” Prosiding Seminar Nasional Program
Pengabdian Masyarakat (2021): 448–458.
21. Gemilang, Damar, and Hastuti Listiana. “Teaching
Media in the Teaching of Arabic Language/ Media
Pembelajaran Dalam Pembelajaran Bahasa Arab.”
ATHLA : Journal of Arabic Teaching, Linguistic
and Literature 1, no. 1 (2020): 49–64.
22. Harahap, Musaddad, and Lina Mayasari Siregar.
“Mengembangkan Sumber Dan Media.”
Educational, no. January (2018): 1–10.

23. Harsanto, Budi. “Panduan E-Learning


Menggunakan Google Sites.” Feb Unpad (2012): 3.
http://www.elearning.fe.unpad.ac.id.

24 Hasugian, Jonner. “Kurikulum Berbasis


Kompetensi Di Perguruan Tinggi.” Pustaka Jurnal
Studi Perpustakaan dan Informasi 4, no. 2 (2008):
34–44.
25. Hidayatul Khusna Sri Pangestuti, Itsna. “Deepfake,
Tantangan Baru Untuk Netizen Deepfake, a New
Challenge for Netizen.” Agustus 1945 Jakarta 1
Promedia, no. 2 (2019): 1–24.
95

26. Januarisman, Erwin, and Anik Ghufron.


“Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Untuk
Siswa Kelas Vii.” Jurnal Inovasi Teknologi
Pendidikan 3, no. 2 (2016): 166.
27. Junita, A. Blended Learning Dan Kompetensi Guru.
Blended Learning: Suatu Panduan, 2020.
https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=-
FwEEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA61&dq=person+
centered+murid+mandiri&ots=kqhAlYb-
AH&sig=AlShLivJeMHA4xHzVcW79vXN6sE.
28. Kartikasari, Galuh. “Pengaruh Media Pembelajaran
Berbasis Multimedia Terhadap Motivasi Dan Hasil
Belajar Materi Sistem Pencernaan Manusia.” Jurnal
Dinamika Penelitian 16, no. 1 (2016).
29. Kurnia, Novi, and Santi Indra Astuti. “Peta Gerakan
Literasi Digital Di Indonesia: Studi Tentang Pelaku,
Ragam Kegiatan, Kelompok Sasaran Dan Mitra
Yang Dilakukan Oleh Japelidi.” Informasi 47, no. 2
(2017): 149.
30. Kuswanto, Joko, and Ferri Radiansah. “Media
Pembelajaran Berbasis Android Pada Mata
Pelajaran Sistem Operasi Jaringan Kelas XI.”
Jurnal Media Infotama 14, no. 1 (2018).
31. Lankshear, Colin, and Michele Knobel. “Digital
Literacies: Concepts, Policies and Practices (Cover
plus Introduction),” no. September 2008 (2008).
https://www.researchgate.net/publication/291334632.
96

32. Machfiroh N, Mustaji, and Harmanto.


“Pengembangan Perangkat Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan
Literasi Digital Dan Berpikir Kritis Siswa Kelas V
Sekolah Dasar.” Jurnal Education and
Develompment 8, no. 4 (2020): 623–629.
33. Mais, Asrorul. “Media Pembelajaran Anak
Berkebutuhan Khusus” (2016).

34. Manto. “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis


Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Anak Usia Dini” (2016): 1–
23.
35. Mappiara, Zahra Atika, Muh Arif, and Munirah.
“Analisis Bahan Ajar Dalam Buku Teks Siswa
Madrasah Tsanawiyah Kelas VII.” Jurnal Pendais
2, no. 1 (2020): 1–13. https://uit.e-
journal.id/JPAIs/article/view/654.
36. Media, Common Sense. “Digital Literacy and
Citizenship in the 21st Century.” Common Sense
Media, no. June (2009): 1.
https://www.itu.int/council/groups/wg-cop/second-
meeting-june-2010/CommonSenseDigitalLiteracy-
CitizenshipWhitePaper.pdf.
37. Mohammad Mustakima, Shoffan Shoffab, Achmad
Hidayatullah. “Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Blended Learning Berbasis
Schoology Untuk Meningkatkan Literasi Digital
Matematika” 5, no. 1 (2019): 88–99.
97

38. Muchlis, Muchlis, Gunawan Gunawan, Muhammad


Irwansyah, Magfirah Perkasa, and Erni Suryani.
“Development of Islamic Education Learning Tools
Based on E-Learning to Enhance Students Digital
Literacy.” Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil
Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang
Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran 8, no. 2
(2022): 500.
39. Nelson, Klara, Marcy Courier, and Gilbert W
Joseph. “Teaching Tip An Investigation of Digital
Literacy Needs of Students.” Journal of
Information Systems Education 22, no. 2 (2011):
95–109.
https://ezproxy.lib.uwm.edu/login?url=http://search.
ebscohost.com/login.aspx?direct=true&AuthType=i
p,uid&db=lih&AN=66339172&site=ehost-
live&scope=site.
40. Pito, Abdul Haris. “Media Pembelajaran Dalam
Perspektif Alquran.” Ilmuna: Jurnal Studi
Pendidikan Agama Islam 3, no. 2 (2021): 87–101.

41. Pranata, Dwi Pidi, Aren Frima, and Asep Sukenda


Egok. “Pengembangan LKS Matematika Berbasis
Problem Based Learning Pada Materi Bangun Datar
Sekolah Dasar.” Jurnal Basicedu 5, no. 4 (2021):
2284–2301.
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1
183.
98

42. Pranoto, Sigit Aji. “Pengembangan Web E-


Learning Untuk Meningkatkan Literasi Digital
Siswa” 23, no. 1 (2020): 45–56.

43. Prasetio, Murdiono Purbo, Meicsy E I Najoan, M T


Arie Lumenta, M T Arthur Rumagit, and Jurusan
Teknik Elektro-ft. “Perancangan Dan Implementasi
Content Pembelajaran Online Dengan Metode
Blended Learning.” Jurnal Teknik Elektro dan
Komputer 1, no. 3 (2012): 1–7.
44. Prawiradilaga, Dewi Salma. “Mozaik Teknologi
Pendidikan E-Learning.” Penerbit. Kencana
Prenadamedia Group, 2016.

45. Rahmah, Rela, Herawati Susilo, and Lia Yuliati.


“Pengembangan Media Interaktif Tema ‘Sehat Itu
Penting’ Untuk Meningkatkan Literasi Digital Pada
Kelas V Sekolah Dasar.” Jurnal Pendidikan: Teori,
Penelitian, dan Pengembangan 6, no. 1 (2021): 70.
46. Restuningsih, Endang. “Penerapan Aplikasi
Presensi Siswa Menggunakan QR Code Di SMAN
17 Surabaya.” INTEGER: Journal of Information
Technology 4, no. 2 (2019): 1–7.
47. Rizky Feby, Tiur Malasari. “Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis Web Google Sites
Berbantuan Augmented Reality Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Bangun Ruang Sisi Datar.” Jurnal Ilmiah Multi
Disiplin Indonesia 1, no. 9 (2022): 1278–1285.
99

48. Rossett, Allison. “The ASTD E-Learning


Handbook: Best Practices, Strategies, and Case
Studies for an Emerging Field” 14, no. 4 (2002):
493–497.
49. Rudika Harminingtyas. “Analisis Layanan Website
Sebagai Media Promosi, Media Transaksi Dan
Media Informasi Dan Pengaruhnya Terhadap Brand
Image Perusahaan Pada Hotel Ciputra Di Kota
Semarang.” Drugs and the Future: Brain Science,
Addiction and Society, 2006.
50. S, Dyna Herlina. “Membangun Karakter Bangsa
Melalui Literasi Digital.” Applied Microbiology and
Biotechnology 85, no. 1 (2014): 2071–2079.

51. Sari, Indah Purnama. “Implementasi Pembelajaran


Berbasis E-Learning Menggunakan Claroline.”
Research and Development Journal of Education 4,
no. 1 (2017): 75–87.
52. Sari, Septiana Rofika, Ita Kurnia, and Alfi Laila.
“Pengembangan Media Pembelajaran Website
Berbasis Google Sites Untuk Meningkatkan
Kemampuan Mengidentifikasinilai-Nilai
Pancasila.” Edusaintek: Jurnal Pendidikan Sains
dan Teknologi 9, no. 3 (2022): 774–785.
https://journalstkippgrisitubondo.ac.id/index.php/E
DUSAINTEK/article/view/542/360.
53. Setiawan, Usep. Media Pembelajaran (Cara
Belajar Aktif: Guru Bahagia Mengajar Siswa
Senang Belajar), 2022.
100

54. Suharyanto, and Adele B. L. Mailangkay.


“Penerapan E-Learning Sebagai Alat Bantu
Mengajar Dalam Dunia Pendidikan.” Jurnal Ilmiah
Widya 3 (2016): 17.
55. Suryaningsih, Heni, and Wahyu Kurniawati.
“Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif
Materi Sumber Daya Alam Berbasis Lectora Inspire
Pada Siswa Kelas Iv Sd Pundung Imogiri Bantul.”
Journal of Chemical Information and Modeling 53,
no. 9 (2013): 1–8.
56. Tarumasely, Yowelna. “Pengaruh Self Regulated
Learning Dan Digital Literacy Terhadap Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas VII SMP.” Jurnal
Pendidikan dan Kewirausahaan 10, no. 2 (2022):
536–553.
57. Taufik, Muhammad, Sutrio, Syahrial, Hairunnisyah
Sahidu, and Hikmawati. “Pelatihan Media
Pembelajaran Berbasis Webkepada Guru Ipa Smp
Kota Mataram.” Jurnal Pendidikan dan
Pengabdian Masyarakat 1, no. 1 (2018): 77–81.
https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPPM/articl
e/view/490/437.
58. Widhiartha, Putu Ashintya. “Pemanfaatan E-
Learning Sebagai Alternatif Pengganti Pelatihan
Tatap Muka Bagi Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Nonformal.” Jiv 4, no. 2
(2009): 189–196.
59. Widiyanto, Joko. “Evaluasi Pembelajaran (Sesuai
Dengan Kurikulum 2013) : Konsep, Prinsip &
Prosedur.” Unipma Press (2018): 257.
101

60. Yazdi, Mohammad. “E-Learning Sebagai Media


Pembelajaran Interaktif Berbasis Teknologi
Informasi.” Jurnal Teknologi Informasi dan
Komunikasi 10, no. 1 (2012): 54–63.
61. Pratomo, Wachid, Nadziroh, and Chairiyah.
“Pengembangan Aplikasi Google Sites Sebagai
Penguatan Literasi Pembelajaran Tematik Siswa
Kelas IV SDN 3 Karanganyar.” Jurnal Pekan 7, no.
1 (2022): 1–14.
62. Doddy Teguh Yuwono Siti Juhairiah, Qanaiya Yosheila
Kinasih, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Web Pada Pembelajaran IPA Di SLBN-2 Palangka
Raya” (2022): 23–30
63 Sri Wahyuni. “Pengembangan Mobile Learning Module
Berbasis Android Untuk Meningkatkan Literasi Digital
Siswa Smp,” LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan
IPA 12, no. 2 (2022): 125–134
64 Pidi Mohamad Setiadi, Dwi Alia, and Dadan Nugraha,
“Pengembangan Bahan Ajar Digital Dalam Blended
Learning Model Untuk Meningkatkan Literasi Digital
Mahasiswa,” Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan 4, no. 3
(2022): 3353–3360
65. Nazhifatin Khair. “Pengembangan Media Pembelajaran
Interaktif Berbasis Web Google Sites Pada Materi
Segitiga Dan Segiempat,” Seminar Nasional Pendidikan
Matematika UMT, no. 22 (2022): 201–209

Jakarta, 23 Juni 2023


Dosen Pembimbing

Fatkhul Arifin, M.Pd


102

Lampiran. 9 Hasil Uji Plagiasi


103

Lampiran. 10 Surat Permohonan Validator


104

Lampiran. 11 Surat Izin Penelitian


105

Lampiran. 12 Surat Keterangan Penelitian


106

Lampiran. 13 Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai