Anda di halaman 1dari 54

STUDI EKSPLORASI PADA RUMAH PANGGUNG

KAJANG LAKO SUKU JAMBI DITINJAU DARI


ETNOMATEMATIKA

PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Etnomatematika
Dosen Pengampu: Dr. Andri Suryana, S. Si., M.Pd.

NAMA: HANNY AYUNDA GESTY


NPM: 201913500530

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan pencipta semesta alam
atas rahmat dan kuasa-Nya, peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan proposal
penelitian sesuai dengan tenggat waktu yang diberikan.

Proposal penelitian yang berjudul “Studi Eksplorasi Pada Rumah


Panggung Kajang Lako Suku Jambi Ditinjau dari Etnomatematika”, akhirnya dapat
terselesaikan dengan baik setelah mengikuti proses bimbingan. Peneliti menyadari
jika selama proses pengerjaan proposal penelitian ini, banyak pihak telah
memberikan bantuan dan dukungannya. Oleh karena itu, peneliti ingin
menyampaikan rasa terima kasih pada kesempatan yang baik ini. Izinkanlah peneliti
menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya yang peneliti
tujukan kepada:

1. Bapak Dr. Andri Suryana, S. Si., M.Pd. Selaku Dosen mata kuliah
Etnomatematika Universitas Indraprasta PGRI yang telah memberikan
bimbingan dalam penyusunan proposal penelitian ini.
2. Orang tua dan adik-adik saya yang telah memberikan doa, dorongan dan
semangat selama penyusunan proposal penelitian ini.
3. Teman-teman kelas RI dan R7G yang selalu memberikan motivasi dan semangat
kepada saya.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa proposal penelitian ini masih jauh
dari kesempurnaan dan tidak luput dari berbagai kekurangan. Peneliti mengharapkan
saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga laporan proposal
penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan di
lapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut. Akhir kata, penulis berharap
semoga proposal penelitian ini berguna bagi para pembaca yang berkepenting

Jakarta, 02 Januari 2023

Peneliti

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................i

DAFTAR ISI ......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................1

B. Identifikasi Masalah ..............................................................................10

C. Batasan Masalah ....................................................................................11

D. Rumusan Masalah .................................................................................12

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................12

F. Kegunaan Penelitian ..............................................................................12

G. Sistematika Penulisan ............................................................................14

BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA BERPIKIR

A. Landasan Teori ......................................................................................16

B. Penelitian yang Relevan ........................................................................26

C. Kerangka Berpikir .................................................................................28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................................30

B. Metode Penelitian ..................................................................................31

ii
C. Objek Penelitian.....................................................................................34

D. Metode Pengumpulan Data ...................................................................36

E. Instrumen Penelitian ..............................................................................38

F. Teknik Analisis Data .............................................................................40

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ...................................................42

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................46

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu pondasi dasar dalam membangun suatu kemajuan

negara. Sirait (2016), menyatakan bahwa tidak mungkin suatu bangsa dan negara dapat

berkembang dengan baik tanpa bantuan pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi. Berdasarkan pernyataan tersebut maka

suatu proses pembelajaran yang tercipta dengan baik memiliki peran yang penting

dalam sebuah pendidikan untuk menghasilkan generasi bangsa yang berkualitas dalam

upaya membangun negara yang maju.

Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mencerdaskan agar kehidupan bangsa

maju. Adanya pendidikan dijadikan sebagai tolak ukur kualitas pengetahuan yang

dimiliki oleh para insan-insan disuatu negara. Hal tersebut sejalan dengan Nurhuda

(2022), Kualitas pendidikan dalam suatu bangsa menjadi salah satu penentu

kemajuan bangsa tersebut. Sebagaimana diketahui wawasan ialah suatu bentuk

pengetahuan dan keterampilan yang harus ditingkatkan melalui proses ajar mengajar

yang dilakukan pendidik. Melalui pendidikan, dapat dijadikan sebagai suatu sarana

interaksi untuk menghasilkan pengalaman belajar mengembangkan minat, bakat,

kreativitas khususnya pada peserta didik, serta memajukan dunia pendidikan yang

masih berada ditaraf rendah. Menurut hasil survei mengenai sistem pendidikan

menengah di dunia pada tahun 2018 yang dikeluarkan oleh PISA (Programme for

1
2

International Student Assesment) pada tahun 2019 lalu, Indonesia menempati posisi

yang rendah yakni ke-74 dari 79 negara lainnya dalam survei. Dengan kata lain,

Indonesia berada diposisi ke-6 terendah dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan adalah tidak tersampainya

pembelajaran dengan baik. Untuk itu perlu suatu perubahan dalam dunia pendidikan

agar dapat maju melangkah. Mengedepankan pendidikan merupakan salah satu kunci

untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang saat ini masih rendah.

Menurut Fitri (2021), terdapat beberapa masalah dalam sistem pendidikan Indonesia

yang mengakibatkan rendahnya kualitas pendidikan, seperti kelemahan dalam sektor

manajemen pendidikan, rendahnya kualitas sumber daya pengajar, dan lemahnya

standar evaluasi pembelajaran khususnya matematika yang masih dikategorikan sebagai

pelajaran tersulit.

Golongan pembelajaran tersulit yakni jatuh pada matematika. Sulitnya ilmu

dari berbagai bidang ilmu tersebut difaktorkan karena peserta didik tidak menguasai

pembelajaran matematika. Tentu hal ini menjadi sasaran penting yang harus di tindak

lanjuti guna tercapinya tujuan pembelajaran khususnya pada matematika. Mata

pelajaran Matematika adalah salah satu pembelajaran yang bertujuan untuk berpikir

logis dan kritis. Hal tersebut sangatlah benar, sebab masih banyak siswa yang tidak

menyukai matematika karena dianggap memiliki tingkat kesulitan tersulit untuk

dipecahkan, bahkan matematika dijadikan salah satu pelajaran yang paling banyak

tidak disukai oleh banyak peserta didik. Masih terdapat sebagian siswa yang kesulitan

dalam matematika karena masih kurangnya pemahaman dan pendalaman

materi yang mengakibatkan matematika menjadi sulit. Selain itu, matematika secara
3

umum sangat sulit dipahami oleh siswa, karena matematika bersifat abstrak dan

membutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi untuk memahami setiap konsep-

konsep masalahnya.

Matematika yang bersifat abstrak menjadi salah satu penyebab siswa-siswa pada

jenjang pendidikan dasar mengalami kesulitan dalam belajarnya. Hal tersebut

mengakibatkan nilai yang diperoleh peserta didik menjadi kurang maksimal atau

dibawah KKM (75). Hal ini menjadi suatu perhatian penting terutama pada peserta

didik yang kurang memahami materi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

Hariyanti (2019), mengemukakan bahwa kesulitan yang dihadapi siswa dalam

pembelajaran matematika yaitu: Kesulitan dalam memahami konsep matematika,

kesulitan dalam perhitungan, dan kesulitan dalam memahami bahasa matematika

(menggunakan operasi hitung yang benar). Oleh karena itu diperlukan suatu cara

pengajaran yang dapat dibantu dengan menggunakan suatu media

pengajaran, dimana suatu pengajaran dilakukan dengan tambahan media sebagai

penunjang agar pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik dan efektif. Hal tersebut

merupakan cara yang bisa diterapkan agar tidak mengalami kejenuhan, termotivasi,

mudah memahami konsep matematika, dan sungguh-sungguh sehingga hasil belajar

menjadi optimal. Hal ini menjadi suatu perhatian sebab matematika merupakan salah

satuu pelajaran yang dipelajari peserta didik mulai SD hingga perguruan tinggi. Hal

tersebut membuktikan jikalau matematika ilmu yang menyenangkan dalamkehidupan.

Matematika merupakan suatu pelajaran yang memiliki peran dominan, sebab

selalu ada pada setiap jenjang pendidikan. Namun, hasil dari pembelajaran masih
4

terdapat kurang optimalnya suatu pembelajaran dan kurangnya pemahaman kemampuan

matematika sehingga kualitas pendidikan rendah. Hal tersebut perlu diatasi dengan

suatu keterbaharuan agar menghasilkan sesuatu yang optimal yang diharapkan dapat

berperan dominan sebagai solusi alternatif. Sebagai contoh Salah satu media yang dapat

menunjang pembelajaran adalah budaya. Terkait pembahasan mengenai budaya tak

akan terlepas dari matematika yang dikenal dengan nama etnomatematika.

Menurut Wahyuni, et.al (2013) salah satu yang dapat menjembatani pedidikan

dan budaya khususnya pendidikan matematika adalah etnomatematika. Hingga tanpa

disadari masyarakat telah melakukan berbagai aktivitas dengan menggunakan konsep

dasar matematika dan ide-ide matematis. Hal tersebut diperkuat oleh Rachmawati &

Muchlian (2019), mengatakan bahwa pendidikan dan budaya adalah sesuatu

yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Arwanto (2017),

Etnomatematika memiliki pengertian yang lebih luas dari hanya sekedar ethno (etnik)

maka etnomatematika didefinisikan sebagai antropologi budaya (culture antropology of

mathematics) dari matematika dan pendidikan matematika. Sehingga, etnomatematika

dapat didefinisikan sebagai sarana untuk mempelajari konsep matematika yang

terkandung di dalam budaya masyarakat.

Menurut Prahmana & D’Ambrosio (2020), permasalahan pendidikan

matematika di Indonesia, diperlukan upaya transformasional untuk mendekatkan

matematika dengan realitas dan budaya siswa. Sebab itu, guru bidang studi matematika

diharapkan mampu mengintegrasikan budaya dalam pembelajaran agar siswa

mendapatkan nuansa berbeda saat belajar, sehingga pembelajaran menjadi lebih terarah.

Dengan adanya etnomatematika sebagai bentuk pembelajaran yang menggunakan


5

media budaya, dapat dijadikan menjadi suatu pembelajaran yang inovatif. Hal tersebut

diperkuat oleh Nanga & Suwarsono (2019), menyatakan pembelajaran berbasis budaya

memberikan ruang kepada siswa untuk memberikan solusi secara kontekstual

berdasarkan pengalaman siswa dari suatu masyarakat budaya. Selaras dengan

pernyataan Kencanawati & Irawan (2017), Etnomatematika merupakan sebagai suatu

pendekatan yang mengaitkan antara matematika dengan budaya, pengaitan ini

diharapkan mampu meningkatkan kecintaan siswa terhadap budaya sehingga membuat

siswa dapat mengetahui manfaat matematika dalam perspektif budaya. Tanpa disadari

masyarakat dan peserta didik telah melakukan berbagai aktivitas dengan menggunakan

konsep dan ide-ide matematis. Oleh sebab itu, pengenalan budaya dalam matematika

diharapkan mampu mengatasi permasalahan kurang tertariknya dalam pengenalan

budaya dan mendalami keterkaitan budaya dalam matematika.

Membicarakan mengenai pengenalan budaya, tak lepas dari Indonesia yang

kaya akan keragaman budaya dan tradisi sebab mempunyai keanekaragaman budaya

yang sangat menarik dan unik. Hal tersebut diperkuat oleh Setiawan & Listiana (2021),

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya luar biasa yang bisa menjadi aset bangsa.

Oleh karena itu, Di kancah Internasional sendiri Indonesia dikenal sebagai salah satu

negara dengan ragam budaya yang sangat kaya. Budaya diartikan sebagai suatu warisan

atau tradisi dalam masyarakat. Ilmu matematika adalah salah satu budaya yang sudah

dari zaman dahulu diaplikasikan oleh nenek moyang pada kehidupan sehari-hari yang

nantinya akan dijadikan suatu ciri khas atau identitas daerah. Dilain sisi, budaya juga

merupakan suatu cara hidup yang menyesuaikan adat istiadat. Unsur yang terkandung

dalam sebuah budaya mencakup dalam kegiatan sosialis manusia. Budaya digunakan
6

sebagai suatu simbol yang memuat makna filosofis dalam suatu budaya.

Salah satu budaya yang akan dikaji peneliti adalah rumah adat suku Jambi

yaitu dapat digali ke dalam unsur-unsur matematika. Hal tersebut diperkuat oleh

Wulandari & Puspadewi (2016), dalam hasil penelitiannya yang menyimpulkan bahwa

untuk memperkaya konteks matematika, siswa harus diberdayakan melalui

pengintegrasian konten matematika dan budaya yang sesuai dengan pengalaman hidup

mereka sehingga dapat mengarah pada keberhasilan belajar matematika. Sebab itu,

dalam hal ini konsep tentang matematika dapat dipelajari melalui Rumah Panggung

Kajang Lako suku Jambi.

Suku Jambi atau Melayu Jambi merupakan suku bangsa pribumi yang berasal

dari provinsi Jambi. Mereka mendiami wilayah kota Jambi, kabupaten Muaro Jambi,

Tanjung Jabung, Batanghari dan Bungo-Tebo. Dusun-dusun mereka saling berjauhan

dengan rumah-rumah yang dibangun di pinggiran sungai besar atau sungai kecil. Jambi

adalah salah satu provinsi di Indonesia yang berada di sebuah kota di Pulau Sumatra,

Indonesia sekaligus merupakan ibu kota dari provinsi Jambi. Selain itu ada yang

menarik dari kebudayaan suku Jambi, yaitu rumah adat yang berbentuk Panggung dan

diberi nama rumah adat Panggung Kajang Lako.

Dalam arsitektur bangunan rumah adat Panggung Kajang Lako tersebut terdapat

unsur-unsur bangunan seperti rumah adat pada umumnya Namun, pada unsur bangunan

rumah adat Panggung Kajang Lako juga ditemukan bentuk-bentuk yang sama dengan

bentuk geometri pada pembelajaran matematika. Artinya dalam rumah adat Panggung

Kajang Lako banyak ditemukan konsep geometri yang merupakan salah satu konsep
7

matematika sehingga tanpa disadari dalam budaya rumah adat Panggung Kajang Lako

secara tidak langsung, masyarakat sudah menerapkan konsep matematika dalam

konstruksi bangunannnya. Mempelajari matematika menjadi satu kesatuan dengan

kebudayaan yang dimiliki oleh mayarakat setempat. Masyarakat selama ini

menganggap bahwa matematika tidak berkaitan dengan kehidupan sehari-hari serta

sangat tidak relevan dengan budaya. Tanpa disadari bahwa kebudayaan lokal yang telah

ada sejak dahulu sebelum masyarakat mengenal lebih dalam tentang matematika sudah

ada konsep matematika didalamnya. Yang dengan demikian terbukti matematika tidak

dapat dipisahkan dengan kebudayaan daerah setempat.Rumah Panggung Kajang Lako

merupakan suatu wujud budaya yang memiliki nilai-nilai seni masyarakat Melayu.

Adanya unsur-unsur matematika pada rumah adat Panggung Kajang Lako yang

memuat konsep matematika tersebut, dapat dijadikan suatu upaya pendukung

pembelajaran secara realistik sebagai suatu keterbaharuan pembelajaran inovatif untuk

meningkatkan pembelajaran yang interaktif. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa

budaya memiliki suatu keterkaitan dengan pembelajaran matematika realistik yang

dapat membantu peserta didik memecahkan permasalahan secara konseptual. Penelitian

Eksplorasi melalui rumah adat Panggung Kajang Lako ini bukan hanya untuk

mengetahui yang sebelumnya sudah ada,tetapi untuk menciptakan suatu sarana

pendukung pembelajaran matematika yang dimuat dari arsitektur bangunan dan motif

yang memiliki filosofinya tersendiri dimana peneliti akan mengkaji dan mengeksplorasi

secara lengkap.

Berdasarkan hasil penelitian Syukron & Kamid (2015), dengan judul ”

Identifikasi Bentuk Geometri Dalam Kajian Etnopedagogi Matematika Pada Rumah


8

Adat Kajang Lako Jambi” menunjukkan bahwa didapatkan konsep-konsep matematika

Hasil identifikasi ini dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran matematika

di kelas, demi memudahkan siswa untuk memahami konsep bangun datar dan lingkaran.

Keterkaitan antara rumah adat Panggung Kajang Lako dengan matematika dapat terlihat

dalam suatu arsitektur & motif tersebut dihasil penelitian. Fakta dari hal itu ialah

menjadikan budaya sebagai pendukung dalam pembelajaran kontekstual. Selain itu juga

siswa dapat memperoleh wawasan baru tentang pengetahuan budaya dari daerah di

Indonesia khususnya pada rumah adat suku Jambi.

Berdasarkan hasil penelitian Syukron & Kamid (2015), dengan judul ”

Identifikasi Bentuk Geometri Dalam Kajian Etnopedagogi Matematika Pada Rumah

Adat Kajang Lako Jambi” menunjukkan bahwa didapatkan konsep-konsep matematika

Hasil identifikasi ini dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran matematika

di kelas, demi memudahkan siswa untuk memahami konsep bangun datar dan lingkaran.

Siswa diarahkan untuk mengamati bentuk rumah dan pola ruang serta motif hias,

sembari mengaitkannya dengan konsep-konsep matematika. Hasil identifikasi

menunjukkan bahwa Rumah Adat Kajang Lako jika dilihat dari sisi bentuk rumah dan

pola ruang dari rumah tersebut menggambarkan bentuk-bentuk bangun datar yakni

segitiga dan persegi panjang. Sedangkan dari sisi motif hias Rumah Adat Kajang Lako

membentuk pola-pola lingkaran dan persegi. Keterkaitan antara rumah adat Panggung

Kajang Lako dengan matematika dapat terlihat dalam suatu arsitektur & motif tersebut

dihasil penelitian. Fakta dari hal itu ialah menjadikan budaya sebagai pendukung dalam

pembelajaran kontekstual. Selain itu juga siswa dapat memperoleh wawasan baru

tentang pengetahuan budaya dari daerah di Indonesia khususnya pada Rumah adat suku
9

Jambi.

Dari penjabaran diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendalami

secara mendalam dan meluas mengenai etnomatematika pada budaya suku Jambi yaitu

khususnya pada rumah adat Panggung Lako Jambi. Etnomatematika diimplementasikan

guna mengetahui unsur-unsur matematika yang terdapat pada rumah adat Panggung,

Kajang Lako sebagai pendukung pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Peneliti

melakukan penelitian ini sebagai sebuah pendukung belajar melalui etnomatematika

karena matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dipecahkan oleh

peserta didik sebab tidak mengetahui konsep dan minimnya pengetahuan materi yang

dimiliki peserta didik. Selain itu terdapat adanya masalah dimana guru salah menerapkan

cara penyampaian materi, yang alhasil karena faktor itu siswa merasa jenuh untuk

mengikuti pembelajaran yang berdampak pada kurang optimalnya pembelajaran.

Berdasarkan masalah tersebut diperlukan adanya pembelajaran yang inovatif agar

pembelajaran efektif dan maksimal. Dengan adanya etnomatematika yang didukung oleh

kegiatan mengajar inovatif dapat membuat siswa belajar lebih eksploratif menggunakan

media budaya. Selain itu, peserta didik dapat memecahkan permasalahan matematika

dalam kehidupan sehari-hari dengan mengaplikasikan Etnomatematika.

Dari penjabaran diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendalami

secara mendalam dan meluas mengenai etnomatematika pada budaya suku

Jambi yaitu khususnya pada Rumah Adat Panggung Lako Jambi. Etnomatematika

diimplementasikan guna mengetahui unsur-unsur matematika yang terdapat pada


10

Rumah Adat Panggung Kajang Lako sebagai pendukung pembelajaran yang kreatif dan

inovatif. Peneliti mengambil pembelajaran sebagai pendukung karena matematika

masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dipecahkan oleh peserta didik.

Karena tidak mengetahui konsep dan minimnya pengetahuan materi yang

dimiliki peserta didik. Selain itu terdapat adanya masalah dimana guru salah

menerapkan cara penyampaian materi, yang alhasil karena faktor itu siswa merasa jenuh

untuk mengikuti pembelajaran yang berdampak pada kurang optimalnya pembelajaran.

Berdasarkan masalah tersebut diperlukan adanya pembelajaran yang inovatif agar

pembelajaran efektif dan maksimal. Dengan adanya etnomatematika yang didukung

oleh kegiatan mengajar inovatif dapat membuat siswa belajar lebih eksploratif

menggunakan media budaya. Selain itu, peserta didik dapat memecahkan permasalahan

matematika dalam kehidupan sehari-hari dengan Etnomatematika.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan mengeksplorasi lebih mendalam terkait

etnomatematika pada rumah adat Panggung Kajang Lako. Penelitian akan dilakukan

dengan mengangkat judul: “Studi Eksplorasi Pada Rumah Panggung Kajang Lako Suku

Jambi Ditinjau Dari Etnomatematika” Melalui penelitian ini, peneliti berharap dapat

menjadikan etnomatematika sebagai suatu referensi serta wacana bagi para

praktisi pendidikan, khususnya pendidikan matematika, dalam upaya meningkatkan

pembelajaran matematika melalui budaya guna menunjang Pendidikan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut:


11

1. Mengapa pendidikan dijadikan sebagai tolak ukur keajuan bangsa?

2. Mengapa pendidikan di Indonesia rendah dibandingkan negara lainnya?

3. Faktor apa saja yang membuat rendah kualitas pendidikan di Indonesia?

4. Mengapa pembelajaran matematika itu sulit?

5. Mengapa matematika bersifat abstrak?

6. Faktor apa saja yang membuat siswa kesulitan belajar matematika?

7. Bagaimana konsep etnomatematika pada matematika?

8. Bagaimana pengenalan budaya dalam matematika?

9. Apakah budaya dapat membantu pembelajaran matematika menjadi mudah?

10. Bagaimana dengan kebudayaan suku Jambi?

11. Adakan unsur-unsur matematis yang termuat pada budaya suku Jambi?

12. Apakah makna sejarah dan filosofi rumah panggung kajang lako?

13. Bagaimana etnomatematika pada rumah panggung kajang lako?

C. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, peneliti

memfokuskan masalah yang akan diteliti agar pembahasan terarah dan terfokus.

Maka, masalah yang akan diteliti difokuskan pada hal-hal sebagai berikut:

1. Objek budaya yang diteliti adalah Rumah Panggung Kajang Lako, yag

merupakan rumah adat suku Jambi. Melalui objek budaya tersebut peneliti

akan melakukan penelitian dengan mengeksplorasi rumah adat tersebut untuk

mengetahui secara dalam terkait budaya tersebut dan unsur-unsur matematika

di dalamnya.
12

2. Penelitian ini dilaksanakan di Anjungan Rumah Adat Panggung Kajang Lako

(Anjungan Jambi Taman Mini Indonesia Indah) yang berlokasi di Jl. Taman

Mini Indonesia Indah, Ceger, Kec. Cipayung, Kota Jakarta Timmur, Daerah

Khusus Ibukota Jakarta 13820.

3. Ruang lingkup studi eksplorasi Etnomatematika dalam penelitian ini meliputi

filosofi budaya dan konsep-konsep matematika yang terkandung dalam objek

budaya yang diteliti yaitu rumah Panggung Kajang Lako, serta implementasi

budaya tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, adapun rumusan masalah yang dibahas dalam

penelitian ini adalah: ‘Bagaimanakah Etnomatematika Pada Rumah Adat Kajang

Lako Suku Jambi?’

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang di uraikan, tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengeksplorasi etnomatematika pada Rumah Adat Kajang Lako

suku Jambi.

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu kegunaan

teoritik dan kegunaan praktik. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritik
13

a) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu sumbangan pemikiran

dalam memperluas wawasan etnomatematika pada rumah adat panggung

Kajang Lako Suku Jambi.

b) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu upaya

dalam meningkatkan pemahaman dan pengetahuan terkait

etnomatematika yang merupakan kolaborasi antara matematika dan

budaya.

c) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu input yang berperan

dalam pengembangan ilmu pendidikan rumah adat Panggung Kajang

Loko

d) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti

guna mendalami kajian etnomatematika pada budaya Suku Jambi yang

difokuskan pada rumah adat Panggung Kajang Lako

2. Kegunaan Praktik

a) Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui lebih jauh terkait

untuk mengetahui lebih jauh terkait etnomatematika pada rumah

adat Panggung Kajang Lako. Hal itu untuk meningkatkan

pemahaman sekaligus mempelajari kebudayaan.

b) Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran atau

untuk memperluas praktek pembelajaran dengan inovatif sebagai

upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, salah satunya dengan


14

pembelajaran matematika realistik menggunakan budaya.

c) Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan rumusan

kebijakan terkait dengan penerapan Etnomatematika Rumah Adat

Panggung Kajang Lako di sekolah belajar matematika.

d) Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan bagi

peneliti untuk dapat memberikan pengalaman terkait gambaran

penelitian eksplorasi etnomatematika rumah adat Panggung Kajang

Loko suku Jambi.

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dari proposal penelitian ini adalah sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian Bab ini berisi latar belakang, identifikasi masalah, fokus masalah,

rumusan masalah, tujuann penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA BERPIKIR


15

Pada bagian Bab ini berisi landasan teori, penelitian yang relevan, dan kerangka

berpikir.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bagian Bab ini berisi tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, subjek

penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data,

dan pemeriksaan keabsahan data.

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Landasan Teori

1. Hakikat Etnomatematika

a. Deskripsi Budaya

Indonesia merupakan sebuah negara multikultural yang sangat

kaya akan keanekaragaman budaya. Masing-masing kebudayaan memiliki

ciri khas dan keunikannya sendiri. Indonesia yang merupakan Negara

kepulauan memiliki keragaman budaya, seni, suku bangsa, bahasa daerah,

ras, agama dan masih banyak lainnya. Secara etimologis, kata budaya atau

kebudayaan yang terdapat dalam khazanah bahasa Indonesia berasal dari

bahasa Sansekerta yaitu buddhayah. Kata tersebut merupakan bentuk

jamak dari kata Sansekerta buddhi yang berarti budi atau akal. Secara

umum, kata tersebut juga dapat diartikan sebagai “hal-hal yang berkaitan

dengan budi dan akal manusia”. Dapat dikatakan bahwa budaya

merupakan suatu cara menghasilkan cipta untuk kehidupan.

Indonesia memiliki macam dan jenis budaya yang beragam bahkan

diantara ragam budayanya ada yang menjadi ciri khas atau ikon suatu

wilayah tertentu. Menurut Deslianti dan Sonita (2022), keragaman

budaya Indonesia merupakan modal yang sangat penting bagi suatu

bangsa khususnya generasi muda penerus bangsa, namun tidak sedikit

16
17

pelajar yang tidak mengetahui keragaman budaya dari bangsanya sendiri.

Maka dari itu pengenalan budaya sejak dini harus dilakukan oleh orang

tua dan pendidik agar ragam budaya yang ada sejak dahulu kala dapat

terus lestari dan dikenal oleh seluruh masyarakat hingga masa

mendatang.

Budaya dalam bahasa Inggris culture dapat diartikan sebagai kultur

dan dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebuagai kebudayaan.

Menurut Herlambang, dkk., (2022), kebudayaan adalah peninggalan atau

bisa kita bilang kebiasaan para leluhur kita dimasa lalu yang selalu

dilaksanakan melalui berbagai macam acara adat mereka. Atau dengan

kata lain menurut Virgiani (2022), kebudayaan ialah suatu gaya hidup

yang berkembang dalam sebuah kelompok masyarakat yang mewarisi

secara turun temurun dari generasi ke genarasi berikutnya.

Kebudayaan di Indonesia sangat beragam dan akan terus menerus

tercipta dari masa ke masa, kebudayaan yang telah tercipta juga akan

terus mengalami perubahan-perubahan. Sehingga pemilik kebudayaan itu

sendiri harus mengenal, memelihara, dan melestarikan kebudayaan yang

dimilikinya agar meskipun kebudayaannya mengalami perubahan-

perubahan namun tidak menghilangkan karakter asli dari kebudayaan itu

sendiri. Banyak berbagai definisi dari kebudayaan, namun terlepas dari

itu semua kebudayaan pada hekekatnya mempunyai jiwa yang akan terus

hidup, karena kebudayaan terus mengalir pada tiap kehidupannya.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat didefinisikan bahwa budaya adalah


18

suatu hal yang diciptaka oleh manusia lalu diturunkan secara terun-

temurun ke generasi penerus agar tidak luntur dan tetap terjaga

dalam mengenal, memelihara, dan melestarikan kebudayaan. Hal itu

dikarenakan bahwa kebudayaan terus mengalir pada diri manusia dalam

kehidupannya.

b. Deskripsi Matematika

Matematika adalah ilmu yang memiliki dasar dari ilmu lain

sehingga matematika dikatakan sebagai ilmu yang mengolah otak sebab

saling berkaitan dengan ilmu yang lainnya. Hal tersebut diperkuat oleh

Mutholingatun (2017), matematika merupakan induk dari segala ilmu

pengetahuan, itulah sebabnya matematika sangatlah penting dipelajari

dan dikaji lebih lanjut dalam pendidikan saat ini. Secara umum,

matematika ditegaskan sebagai penelitian pola dari struktur, perubahan,

dan ruang yang mengatakan bahwa matematika adalah penelitian angka

dan bilangan. Matematika merupakan ilmu yang membahas angka-angka

dan perhitungannya, membahas masalah-masalah numerik, mengenai

kuantitas (besaran), mempelajari pola, bentuk, dan struktur. Selain itu

matematika merupakan salah satu contoh cabang ilmu yang dapat

membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari maka dari itu ilmu

matematika menjadi pelajaran wajib pada semua jenjang Pendidikan.

Berkaitan dengan hal tersebut, diketahui jika matematika adalah alat bantu

untuk memecahkan masalah yang didasari pada konsep dan tersusun

sistematis.
19

Matematika memiliki konsep -konsep yang abstrak yang dianggap

sulit untuk dipahami dan dipelajari secara langsung sehingga mata

pelajaran matematika diperlukan untuk diberikan pada peserta didik

sebagai bekal agar mampu berpikir logis, analitis, sistematis,kritis,

inovatif, dan kreatif. Hal ini mengartikan pembelajaran matematika yang

dilakukan hendaknya dilakukan sekonkret mungkin pada kelas-kelas

rendah dan kemudian sedikit demi sedikit diperluas keabstrakannya sejalan

dengan meningkatnya perkembangan intelektual siswa.

Yurniwati (2019), menyatakan Matematika tidak hanya

mengembangkan keterampilan komputasi (operasi hitung) tetapi juga soft

skill, seperti menemukan konsep, mengolah informasi, mengomunikasikan

ide dalam bentuk simbol, bagan, gambar, atau kalimat secara lisan dan

tulisan. Sundayana (2014), menyatakan bahwa Matematika merupakan

salah satu komponen serangkaian mata pelajaran yang mempunyai peranan

penting dalam pendidikan dan merupakan salah satu bidang studi yang

mendukung perkembangan IPTEK.

Matematika masih memegang peroleh teratas sebagai mata

pelajaran yang kurang disukai oleh banyak orang. Oleh sebabnya

matematika perlu dikenalkan dan diajarkan melalui metode penyampaian

yang menyenangkan dan mudah dipahami agar matematika tidak ditakuti

lagi sebagai ilmu yang menyeramkan.Diperlukan adanya peningkatan

belajar yang inovatif dalam pembelajaran matematika. Dari hal tersebut

terdapat adanya suatu keterkaitan antara ilmu matematika dan budaya,


20

yang dimana proses pembelajaran dapat diterapkan melalui budaya

sebagai bentuk pembelajaran matematika inovatif. Matematika adalah

bagian dari kebudayaan yang menyebabkan bersifat menyeluruh.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat didefinisikan bahwa

matematika adalah suatu pengembangan aktivitas inovasi yang melibatkan

pemikiran sebagai upaya memecahkan masalah, selain itu juga dikatakan

sebagai suatu bagian proses belajar untuk memperoleh kompetensi

matematika. Dalam kehidupan, matematika memegang peran penting

sebagai aktivitas ilmu yang sering digunakan serta pembelajaran yang

menerapkan penggunaan budaya untuk mengatasi sifat abstrak.

c. Deskripsi Etnomatematika

Pembelajaran matematika berbasis budaya akan menjadi suatu

cara belajar yang menarik dan menyenangkan, karena memungkinkan

siswa belajar dengan cara yang memperhatikan pada suatu konteks

budaya. Salah satu cara memvariasikan pembelajaran matematika ialah

dengan menghubungkan matematika dan budaya yang biasa disebut

etnomatematika (Ginting & Khairunnisa, 2022). Sehingga dapat

dikatakan Etnomatematika adalah kolaborasi antara matematika dan

budaya agar memudahkan siswa dalam belajar matematika. Hal tersebut

diperkuat oleh pernyataan Ekowati (2017), yang menyatakan bahwa

ethnomathematica merupakan pembelajaran tentang matematika yang

menggunakan perspektif budaya dimana aktivitas matematika muncul

dengan memahami penalaran dan sistem matematika yang ada pada


21

budaya yang digunakan. Dengan adanya etnomatematika menjadikan

suatu pendekatan siswa tidak hanya memahami pemahaman matematika

budaya lokal yang ada, dapat digunakan sebagai sarana penyampaian

dalam pembelajaran serta budaya lokal yang ada, dapat digunakan

sebagai sarana penyampaian dalam pembelajaran.

Secara bahasa etnomatematika berasal dari kata “Ethno” yang

diartikan sebagai sesuatu yang mengacu pada konteks sosial budaya,

seperti budaya masyarakat, kode perilaku, mitos, simbol, dll. “Mathema”

diartikan sebagai menjelaskan, mengetahui, melakukan kegiatan seperti

pengkodean, mengukur, dan menyimpulkan “Tics” berasal dari kata

techne yang berarti teknik. Menurut (Pratiwi & Pujiastuti, 2020)

kehadiran matematika yang bernuansa budaya akan memberikan

kontribusi yang besar terhadap pembelajaran matematika. Lebih lanjut

menurut Ulum, et al., (2018) menyatakan bahwa dengan memasukkan

etnomatematika dalam kurikulum sekolah akan memberikan nuansa baru

dalam pembelajaran matematika di sekolah dengan pertimbangan bahwa

setiap daerah terdiri atas berbagai macam suku dan budaya, serta

setiap suku memiliki cara tersendiri dalam menyelesaikan masalah yang

dihadapinya. Adanya suatu pembaharuan dalam pembelajaran dapat

membangkitkan keingintahuan siswadan bisa membantu mengatasi

kesulitan dalam belajar.

Pembelajaran matematika melalui Etnomatematika merupakan

cara yang dapat menjadikan pembelajaran matematika lebih bermakna


22

dan kontekstual. Menurut Kuntarto & Andriyani (2017), menyatakan

selain dikarenakan beragamnya budaya yang dimiliki di Indonesia,

sulitnya siswa memahami matematika yang diperoleh dibangku sekolah

serta kesulitan siswa menghubungkannya dengan kehidupan nyata

menjadikan faktor utama pentingnya pengintegrasian pembelajaran

berbasis budaya dalam pembelajaran.

Dapat disimpulkan bahwa Etnomatematika didalam dunia

pendidikan merupakan suatu kebudayaan dapat membantu

menyampaikan materi matematika yang abstrak menjadi konkrit

sehingga mudah dipahami serta berfungsi untuk mengekspresikan

hubungan antara budaya dan matematika. Dengan demikian,

etnomatematika dapat diartikan sebagai ilmu yang digunakan untuk

memahami bagaimana matematika diadaptasi dari sebuah budaya.

2. Hakikat Rumah Panggung Kajang Lako Suku Jambi

a. Deskripsi Suku Jambi

Jambi merupakan salah satu dari sekian banyak provinsi

di Indonesia yang memiliki rumah adat yang dihuni

oleh suku melayu, yaitu suku asli daerah Jambi merupakan suku

bangsa pribumi yang berasal dari provinsi Jambi. Mereka mendiami

wilayahkota Jambi,kabupaten MuaroJambi, TanjungJabung, Batangh

ari dan Bungo-Tebo. Dusun-dusun mereka saling berjauhan dengan

rumah-rumah yang dibangun di pinggiran sungai besar atau sungai

kecil. Menurut Muslim (2015), Jauh sebelum abad masehi, suku


23

Jambi atau dikenal etnis Melayu mengembangkan corak kebudayaan

Melayu di wilayah dataran tinggi contohnya suku Kerinci dan Batin.

Suku Jambi sendiri adalah suku bangsa pribumi yang berasal dari

wilayah Jambi di daerah Pulau Sumatera.

Menurut sumber Permendagri No 39. Tahun 2015 Suku yang

mendiami wilayah Jambi diantaranya adalah suku kerinci, suku kubu,

suku batin, suku Melayu, dan beberapa suku minoritas yag menyebar

di 9 kabupaten, 2 kota, 138 kecamatan, 163 kelurahan , dan 1.398

desa yang umumnya mendiami di piggiran sungai. Pemahaman yang

dimiliki suku Jambi sangatlah kuat memegang adat dan budaya

leluhurnya. Berdasarkan Cerita Rakyat Jambi, nama Jambi berasal

dari perkataan ”jambe” yang berarti ”pinang” yang berkaitan dengan

asal usul Provinsi Jambi.

Menurut Muslim (2015), masyarakat suku Jambi memiliki

banyak potensi budaya yang dapat dikembangkan dalam industry

yang kratif. Contoh aktivitas dari masyarakat suku Jambi adalah

Menganyam dan Menenun. Dapat disimpulkan bahwa Suku Jambi

merupakan suatu suku pribumi Jambi di wilayah Sumatera yang

mendiami rumah di pinggi sungai. Sebab itu juga, rumah tempat

tinggal mereka dibuat secara panggung atau disebut rumah tinggi.

Yang dikenal dengan nama rumah adat Panggung Kajang Lako

kebanggaan suku Jambi. Untuk lebih jelasnya berikut pembahasan

mengenai rumah adat panggung Kajang Lako dibawah ini.


24

b. Deskripsi Rumah Panggung Kajang Lako

Keberagaman kebudayaan yang dimiliki masyarakat daerah

dapat dilihat dari rumah adat yang dimiliki oleh masyarakat seperti

rumah adat Kajang lako di Jambi sebagai kearifan lokal di Provinsi

Jambi. Salah satu contoh keberagaman kebudayaan yang dimiliki

masyarakat daerah dapat dilihat dari adanya rumah-rumah adat yang

dimiliki oleh masyarakat setempat yang hampir ada di setiap penjuru

tanah air. Rumah adat merupakan sebuah bangunan yang mempunyai

bentuk, strukutur dan fungsi yang mempunyai ciri khas tersendiri.

Rumah adat sering kali diwariskan oleh pemiliknya secara turun-

temurun dari generasi terdahulu hingga sekarang. Menurut Wijaya et

al., (2021) Rumah Kajang lako merupakan rumah adat yang sangat

unik dan memiliki ciri khas yang sesuai dengan refleksi dan cita-cita

masyarakat Jambi yang termuat pada kearifan lokal daerah Jambi.

Keunikan dan kearifan lokal yang terlihat pada rumah adat ini ialah

banyaknya hiasan seni ukir di setiap sudut bangunan rumah yang

bermotif alam sekitar seperti flora dan fauna khas dari daerah Jambi.

Rumah dalam kebudayaan masyarakat Melayu Jambi

dianggap bagian penting, yang sama pentingnya dengan ikatan

kekeluargaan atau dengan kata lain rumah adalah hidup. Rumah

panggung Jambi juga menjadi simbol dari hubungan keluarga yang

erat yang ditandai dengan warisan jatuh ke tangan perempuan.


25

Konon, masyarakat menyebut rumah kajang lako sebagai

”rumah tinggi” yang berarti rumah panggung. Rumah Tuo disebut

juga kajang lako karena pada bagian atas rumah berbentuk seperti

perahu. Jika kedua sudut bagian atas dibengkokkan maka akan

terbentuk pola segitiga. Menurut Poerwaningtias (2017), Rumah adat

Kajang lako berbentuk bangsal yakni berbentuk empat persegi

panjang dengan mempunyai ukuran 9m x 12m, 30 tiang penyangga

dan 24 tiang utama serta 6 tiang palamban. Rumah Kajang Lako

mempunyai konstruksi dan ukiran yang cukup unik, bagian atap atau

yang biasa disebut bubungan dibuat seperti perahu dengan ujung

bagian atas melengkung yang disebut lipat kejang.

Menurut Wiyana (2016), Kajang lako terdiri dari beberapa

bagian yaitu tangga, pelamban, ruang gaho, ruang masinding (ruang

tempat duduk laki-laki), ruang tengah (ruang tempat duduk

perempuan), ruang balik melintang, dan ruang balik menalam (kamar

tidur anak gadis, kamar tidur orang tua, dan ruang makan).

Dapat disimpulkan bahwa Rumah adat Kajang lako

merupakan hasil dari budaya Suku Jambi. Seperti rumah pada

umumnya,Kajang lako dibangun dengan proses unik yang memiliki

makna yang mendalam mengandung makna-makna yang menjadi

kearifan lokal di Jambi. Hal tersebut diungkapkan menjadi sebuah

nilai filosofis, historis, dan kekeluargaan.


26

B. Penelitian Yang Relevan

Berikut ini diberikan beberapa penelitian relevan terkait ‘Studi

Eksplorasi Pada Rumah Panggung Kajang Lako Suku Jambi Ditinjau Dari

Etnomatematika’:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ruek & Padmasari (2022), yang

berjudul ”Eksplorasi Etnomatematika pada Rumah Adat Tradisional

Bubungan Tinggi Kalimantan Selatan”. Hasil yang dilakukan oleh

peneliti pada Rumah Adat Bubungan Tinggi terdapat beberapa bagian-

bagian rumah yang memiliki keterkaitan dengan konsep geometri dan

pola bilangan diantaranya : (1) bagian atap utama yang memiliki

kemiringan sebesar 60o dan memuat bentuk trapesium sama kaki, (2)

ukiran pada bagian dinding rumah yang memuat bentuk segitiga dan

belah ketupat, (3) tiang-tiang penyangga rumah yang saling sejajar

antara satu dengan yang lainnya, serta (4) jumlah anak tangga pada

rumah yang selalu berjumlah ganjil. Hasil penelitian diharapkan dapat

dijadikan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika di

dalam kelas.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sulistyani,. et al (2019), yang yang

berjudul ”Eksplorasi Etnomatematika Rumah Adat Joglo

Tulungagung” Hasil penelitiannya adalah Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa unsur-unsur bangunan seperti tiang, pintu, dan

atap dari Rumah Adat Joglo Tulungagung memuat konsep geometri

yang dapat diimplementasikan sebagai media pembelajaran


27

matematika pada materi: bangun datar, bangun ruang, kesebangunan,

kekongruenan, phytagoras, transformasi geometri (translasi, refleksi,

dilatasi).

3. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati & Muchlian (2019), yang

berjudul “Eksplorasi Etnomatematika Rumah Gadang Sumatera Barat”

Hasil penelitiannya adalah Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan, terdapat unsur dan konsep matematika yang digunakan

dalam melakukan aktivitas pembuatan rumah gadang minangkabau.

Tanpa mempelajari teori tentang konsep-konsep matematika tersebut,

masyarakat Minangkabau telah menerapkan konsep matematika dalam

kehidupan sehari-hari. Terbukti adanya bentuk etnomatematika

masyarakat minangkabau yang tercermin melalui berbagai hasil

aktivitas matematika yang dimiliki dan berkembang di masyarakat

minangkabau, meliputi: 1) aktivitas membuat rancangan pembangunan

rumah gadang; dan 2) aktivitas membuat pola ukiran pada motif ukiran

dinding rumah gadang.

Berdasarkan beberapa penelitian relevan di atas, ternyata ada

perbedaan antara beberapa penelitian relevan di atas dengan penelitian

yang akan peneliti lakukan. Perbedaan tersebut terletak pada:

1. Hal yang diteliti. Kajian Etnomatematika pada Rumah Adat

Panggung Kajang Lako suku Jambi belum banyak yang meneliti.

Oleh karena itu, peneliti mencoba mengkaji objek Etnomatematika


28

tersebut dan diharapkan dapat diimplementasikan dalam

pembelajaran matematika, khususnya di Indonesia.

2. Ruang lingkup pembahasan. Dalam penelitian ini, ruang lingkup

studi eksplorasi Etnomatematika meliputi filosofi dan konsep

matematika yang diperoleh dari objek budaya yang diteliti serta

implikasinya dalam pembelajaran matematika di Indonesia.

C. Kerangka Berpikir

Matematika adalah ilmu dari segala bidang ilmu. Peran

matematika tak lepas dari penerapannya yang digunakan dalam kehidupan

sehari-hari. Hal tersebut mengartikan bahwa matematika adalah ilmu yang

harus dipelajari. Matematika adalah ilmu yang penting dan merupakan

suatu hal yang harus dipelajari. Khususnya oleh para pelajar atau peserta

didik. Belajar tidak mengenal ruang, waktu, dan usia. Terlebih lagi jika

belajar pembelajaran matematika. Namun, dibalik pentingnya peran ilmu

Matematika masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam

pemahaman konsep ataupun materi, hingga mereka lebih menganggap

matematika adalah ilmu yang sulit untuk diplajari. Kesulitan itulah yang

menghambat minat belajar siswa dan hilang semangat untuk

mempelajarinya lebih lanjut.

Dari adanya kesulitan tersebut diperlukan suatu upaya untuk

membuat pembelajaran yang sulit menjadi mudah dan cepat untuk

dimengerti siswa, Adapun cara pembelajaran matematika yang


29

menggunakan media budaya sebagai objek pembelajaran. Yang dikenal

dengan Etnomatematika. Pembelajaran yang bersifat realistik

(kontekstual) karena siswa akan mempelajari matematika dari suatu

budaya. Adanya Etnomatematika menjadi sebuah penghantar agar siswa

dapat mengetahui unsur-unsur matematatika dari budaya sekaligus

mempelajari tentang kebudayaan.

Banyaknya ragam budaya yang dimiliki Indonesia, salah satunya

adalah pada rumah adat. Yang menjadikan suatu ciri khas atau identitas

tepat tinggal disuatu perkumpulan masyarakat pada darah tertentu. Salah

satu budaya rumah adat yang peneliti jadikan objek adalah rumah adat

Panggung Kajang Lako suku Jambi, yang merupakan rumah adat Provinsi

Jambi. Peneliti memilih rumah ini karena memiliki daya tarik tersndiri dan

keunikan yang didalamnya.

Rumah Panggung Kajang Lako ini dapat dijadikan suatu cara

alternatif untuk membantu pembelajara matematika yang dilakukan secara

nyata atau realistik agar siswa dapat memahami sifat matematika yang

abstrak sekaligus megenal kebudayaan rumah adat suku Jambi. Dari

Rumah Adat Panggung Kajang Lako tersebut nantinya akan dieksplorasi

secara komprehensif terkait studi etnomatematatika dan diharapkan dapat

diimplementasikan sekaligus mengatasi permasalahan terkait pemblajaran

matematika. Oleh karena itu,, melalui penelitian ini diharapkan dapat

mengetahui lebih jauh terkait studi etnomatematika pada rumah Panggung

Kajang Lako Suku Jambi.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Anjungan Jambi Taman Mini

Indonesia Indah. Lokasi penelitian beralamat di Jl. Taman Mini

Indonesia Indah, Ceger, Kec. Cipayung, Kota Jakarta Timur, Daerah

Khusus Ibukota Jakarta 13820. Anjungan Jambi adalah sebuah galeri

yang menyajikan budaya dari daerah Jambi diantaranya adalah rumah

adat, kesenian, tariaan, dan kain khas suku Jambi. Dalam penelitian ini,

peneliti memfokuskan penelitian melalui salah satu objek budaya Jambi

yaitu rumah Panggung kajang Lako.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dimulai bulan Desember sampai dengan bulan

April 2023, sesuai dengan tabel berikut ini:

Tabel 3.1
Waktu Penelitian
Bulan/Minggu Ke
No Jadwal Kegiatan Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
Penyusunan
1 Proposal Penelitian
Menyusun
2 Instrumen
Uji Coba Instrumen
3
Proses
4 Pengumpulan data
5 Mengelolah data
Penyusunan
6 Laporan

B. Metode Penelitian

30
31

1. Jenis Metode Penelitian

Berdasarkan masalah yang diteliti, penelitian ini termasuk

penelitian kualitatif jenis deskriptif dimana dalam penelitian ini dimanfaatkan

oleh peneliti untuk meneliti sesuatu secara mendalam, menemukan perspektif

baru, dan untuk menelaah suatu latar belakang. Penelitian kualitatif

merupakan jenis penelitian yang mendeskripsikan dan menganalisis tentang

suatu fenomena, tindakan, kepercayaan, sikap, motivasi, perilaku, dan

aktivitas sosial secara individu ataupun kelompok. Menurut pendapat ahli

Gunawan (2013), penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak dimulai

dari teori yang telah dipersiapkan, tetapi dimulai dari lapangan. Oleh karena

hal itu, alasan peneliti memilih penelitian kualitatif adalah karena ingin

mengamati dan mengeksplorasi mengenai konsep-konsep matematika pada

ulos batak. Dilain sisi penelitian kualitatif adalah suatu aktivitas untuk

memahami fenomena tentang yang terjadi pada subjek. Jadi dapat dikatakan

penelitian kualitatif atau disebut juga penelitian natural atau penelitian

alamiah merupakan jenis penelitian yang yang mengutamakan penekanan

pada proses dan makna yang tidak di uji, atau diukur dengan setepat-tpatnya

dengan data. Pada penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan suatu

fenomena yang di dengar, dirasakan, dan dibuat dalam pernyataan naratif atau

deskriptif.

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan dengan

menggunakan pendekatan etnografi pada Rumah Panggung Kajang Lako

dengan mengaitkan konsep matematika. Metode pendekatan etnografi


32

khususnya etnomatematika digunakan oleh peneliti untuk melakukan studi

terhadap budaya tentang perilaku yang terjadi secara turun temurun disebuah

budaya atau pada kelompok sosial disuatu daerah untuk mendalami sebuah

budaya. Etnografi dikatakan sebagai suatu studi yang secara keseluruhan

adalaah budaya. Pada penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan dan

mengeksplorasi Rumah Panggung Kajang Lako suku Jambi yang berkaitan

dengan pembelajaran matematika.

Sehubungan dengan penelitian ini peneliti berusaha menggali

informasi melalui kepustakaan, pengamatan (observasi) serta proses

wawancara dengan beberapa tokoh budayawan asli Sumatera Utara, yang

memiliki informasi pengetahuan mengenai objek yang akan digali. Penelitian

ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil etnomatematika ulos batak dengan

mengaitkan pada konsep matematika sebagai pendukung pembelajaran

matamatika realistik.

2. Langkah-Langkah Penelitian

Pada bagian ini dibahas terkait langkah-langkah penelitian yang dimulai

dari tahap persiapan sampai tahap akhir sebagai berikut.

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah

konstruksi teori dan studi pendahuluan, yaitu menentukan permasalahan

yang akan dijadikan sebagai objek penelitian. Berikutnya, menentukan

lokasi penelitian yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian yaitu di

Anjungan Jambi Taman Mini Indonesia Indah (TMII) serta mengurus


33

surat perizinan untuk melakukan penelitian. Berikutnya persiapan dengan

membuat dan mengembangkan instrumen berupa lembar observasi dan

pedoman wawancara yang dibuat sesuai dengan perencanaan penelitian.

Langkah terakhir yaitu pemilihan subjek penelitian berdasarkan objek

penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Teknik sampling

yaitu purposive sampling untuk menentukan subjek penelitian.

Pengambilan subjek penelitian berdasarkan pertimbangan sesuai dengan

kebutuhan sehingga diperoleh jumlah subjek yang telah ditentukan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 subjek. Subjek dari

penelitian ini adalah budayawan adat yang berada di Taman Mini

Indonesia Indah pada Anjungan Jambi 1, Pemandu wisata yang berada di

Taman Mini Indonesia Indah pada anjungan Jambi 2, dan Masyarakat asli

suku Jambi yang memahami asal-usul dan filosofi rumah Panggung

Kajang Lako 3.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini yaitu terkait pengumpulan data, secara

triangulasi (observasi, wawancara, dokumentasi). Pengumpulan data

dilakukan dengan cara melakukan observasi terhadap kain rumah

Panggung Kajang Lako dan melakukan wawancara dengan ketiga

narasumber yaitu terdiri dari Budayawan, pemandu wisata, dan

masyarakat asli suku Jambi di sekitaran Anjungan Jambi, serta

melakukan dokumentasi penguat data.


34

c. Tahap Akhir

Pada tahap akhir, hal yang dilakukan yaitu mengolah data yang

diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan

mendeskripsikan data hasil eksplorasi menjadi data yang mudah

dipahami. Setelah data terkumpul lalu disusun sesuai dengan rumusan

masalah dan tujuan penelitian. Pada tahap akhir ini, meliputi analisis

data, pembahasan, serta simpulan dan saran.

C. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji melalui adanya konsep

matematika atau usur-unsur etnomatematika yang terdapat pada Rumah

Panggung Kajang Lako yang merupakan budaya dari Provinsi Jambi. Peneliti

memulai penelitian dengan observasi awal di Anjungan Jambi Taman Mini

Indonesia Indah. Berikutnya peneliti menyampaikan maksud dan tujuan

penelitian yang akan dilakukan kepada Bapak Ringgo Alfahri sebagai kepala

pengelola budaya sekaligus budayawan di Anjungan Jambi, sehingga dengan

melalui tahap ini peneliti mendapatkan data awal sebagai suatu acuan dalam

memilih penelitian rumah Panggung Kajang Lako yang dijadikan sebagai

latar belakang penelitian.

Observasi berikutnya dilakukan dengan pemandu wisata anjungan

Jambi dan masyarakat asli suku Jambi. Peneliti melakukan wawancara awal

dan menyampaikan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan,

sehingga dapat memperoleh data informasi lebih terperinci mengenai struktur,


35

sejarah, motif hiasan rumah, dan filosofi rumah Panggung Kajang Lako.

Tahap selanjutnya adalah melaksanakan penelitian hingga mendapatkan

informasi yang lengkap melaui triangulasi secara lebih lanjut dan dilakukan

analisis data.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti mendapatkan data yang

berasal dari sumber data yang terbagi menjadi 2 yaitu primer dan sekunder.

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan data yang berasal dari lapangan

secara langsung terkait triangulasi (hasil dari instrumen observasi,

wawancara, dan dokumentasi (photo). Adapun dalam penelitian ini

sumber data primer adalah hasil observasi pada rumah Panggung

Kajang Lako, dengan wawancara pada 3 narasumber yang mengerti

dan ahli terhadap sejarah, filosofi, dan terkait adanya keterkaitan

dengan matematika. Tak lupa dokumetasi seperti photo rumah

Panggung Kajang Lako sebagai objek penelitian.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang digunakan untuk

mendukung data primer yaitu berasal dari dokumen berupa arsip

penelitian relevan sebagai literatur melalui studi kepustakaan, buku,


36

dan yang berhubungan dengan rumah Panggung Kajang Lako.

Sumber data sekunder ini mempermudah peneliti untuk

mengumpulkan data-data dan mengeksplorasi hasil-hasil dari

penelitian untuk memperkuat dan mempertajam temuan yang akan

menghasilkan penelitian bervaliditas tinggi (akurat). Sumber data

sekunder pada penelitian ini adalah buku, referensi artikel & jurnal

mengenai etnomatematika.

2. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, peneliti memperoleh data dari berbagai

sumber data. Dalam teknik pengumpulan data ini menggunakan

triangulasi (observasi, wawancara, dan dokumentasi) yang dilakukan

untuk memperoleh data yang diinginkan sesuai dengan data penelitian

yang dibutuhkan. Berikut adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan:

a. Observasi

Pada tahap pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan cara

melihat langsung ke lapangan terkait objek etnomatematika yang

diteliti dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan dengan jelas,

rinci, dan lengkap. Dalam melakukan observasi pada rumah

Panggung Kajang Lako sebagai sumber data dalam keadaan asli

sebagaimana mestinya tanpa diubah. Observasi dalam penelitian

ini digunakan untuk mengungkapkan data mengenai sejarah,

pembuatan, filosofi, dan keterkaitan rumah Panggung Kajang


37

Lako pada matematika yang dilakukan di Anjungan Jambi sebagai

bentuk data awal yang didapat dari ahli budaya.

b. Wawancara

Pada tahap pengumpulan data ini dilakukan pada subjek

penelitian. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi

tentang sejarah, filosofi, dan keterkaitan pada matematika melalui

interaksi dan perbincangan dengan ahli budaya tersebut yang

dapat memberikan informasi secara jelas dan rinci. Peneliti akan

melakukan wawancara dengan dengan narusumber 1. Kepala

pengelola budaya Anjungan Jambi, 2. Pemandu wisata Anjungan

Jambi, 3.Masyarakat Asli Suku jambi. Tujuan dari wawancara ini

untuk memperdalam dan memperluas pengambilan data terkait

aspek matematis, sejarah, dan filosofis yang terdapat pada rumah

Panggung Kajang Lako. Peneliti akan melakukan wawancara

dengan narasumber secara detail untuk mendapatkan informasi

yang mendalam dengan memuat pertanyaan atau isi wawancara

secara bebas sesuai kebutuhan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari arsip penelitian dan dapat berupa

photo. Peneliti mengumpulkan dokumen dan data-data yang

dibutuhkan dalam penelitian kemudian ditelaah secara teliti

sehingga dapat membuat suatu validasi atau pembuktian.

Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto-foto rumah


38

Panggung Kajang Lako dan foto saat melakukan pengambilan data

(observasi dan wawancara). Untuk arsip penelitian, peneliti

menggunakan hasil penelitian relevan (artikel di jurnal, skripsi,

prosiding, tesis, atau buku-buku pendukung). Photo dalam

dokumentasi ini berperan penting karena sebagai bukti fisik bahwa

peneliti telah melakukan penelitian dan proses penelitian juga

diabadikan dalam dokumentasi dalam bentuk video dokumentasi.

E. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat untuk mengambil data dari

sumber data berupa instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan

adalah lembar observasi, pedoman wawancara, dokumentasi, dan peneliti.

Dalam Instrumen peneliti disebutkan sebab merupakan instrumen yang

berperan langsung dalam mengambil keputusan terkait objek penelitian,

subjek penelitian, topik penelitian, dll.

1. Kisi-Kisi dan Pedoman Observasi

Kisi-kisi lembar observasi untuk menjelaskan tujuan dari observasi

sehingga pertanyaan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.


39

No Aspek yang diamati Indikator


Pertanyaa
n
1,2 Sejarah Rumah Mendeskripsikan Sejarah Rumah
Panggung Kajang Lako Panggung Kajang Lako
4,5 Motif atau Ornamen Mendeskripsikan filosofi Motif atau
Rumah Panggung Kajang Ornamen Rumah Panggung Kajang Lako
Lako
6,7 Filosofi Bagian Rumah Mendeskripsikan Filosofi Bagian
Panggung Kajang Lako Rumah Panggung Kajang Lako
8,9,10 Aspek Matematis Mendeskripsikan mengenai aspek-aspek
Rumah Panggung Kajang perhitungan,pengukuran,dll.
Lako Tabel 3.2
Kisi-Kisi Lembar Observasi

2. Kisi-Kisi dan Pedoman Wawacara


Kisi-kisi pedoman wawancara untuk menjelaskan tujuan dari

wawancara sehingga pertanyaan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Tabel 3.3
Kisi-Kisi Lembar Wawancara
No Aspek yang diamati Indikator
Pertanyaa
n
1,2,3, Sejarah Rumah Mendeskripsikan Sejarah Rumah
Panggung Kajang Lako Panggung Kajang Lako
4,5,6 Motif atau Ornamen Mendeskripsikan filosofi Motif atau
Rumah Panggung Kajang Ornamen Rumah Panggung Kajang Lako
Lako
6,7,8,9 Filosofi Bagian Rumah Mendeskripsikan Filosofi Bagian
Panggung Kajang Lako Rumah Panggung Kajang Lako
10,11,12,13 Aspek Matematis Mendeskripsikan mengenai aspek-aspek
40

14,15,16 Rumah Panggung Kajang perhitungan,pengukuran,dll.


Lako

3. Dokumen

Dalam instrumen, dokumen dijadikan untuk menyimpan data-data

tertulis dan dokumentasi penelitian seperti foto Rumah Panggung Kajang

Lako, hasil rekaman wawancara dengan narasumber ataupun hasil video

dari keseluruhan prosess penelitian yang dilakukan untuk membuktikan

telah melakukan penelitian.

4. Peneliti

Pada penelitian, peneliti merupakan instrumen utama yang

memiliki peran dominan untuk melakukan penelitian. Peneliti berperan

sebagai perencana, pengumpulan data, dan penganalisis data dari hasil

yang telah diperoleh. Oleh sebab itu, peneliti dapat menentukan siapa

yang dapat dijadikan sumber data dalam pengumpulan data (triangulasi).

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik

analisis taksonomi dari Spradley. Analisis taksonomi dilakukan untuk

membuat kategori dari simbol-simbol budaya yang ada pada kebudayaan

yang diteliti yakni pada Rumah Panggung Kajang Lako. Adapun berikut ini

adalah langkah-langkah pengembangan penelitian etnografi menurut Spradley

(Dalam Wijaya, 2018):


41

1. Menetapkan informan Ada lima syarat minimal untuk memilih informan,

yaitu: (a) enkulturasi penuh, artinya mengetahui budaya miliknya dengan

baik, (b) keterlibatan langsung, (c) suasana budaya yang tidak dikenal,

biasanya akan semakin menerima tindak budaya sebagaimana adanya, dia

tidak akan basa-basi, (d) memiliki waktu yang cukup, (e) non-analitis.

2. Melakukan wawancara kepada informan Wawancara etnografis merupakan

jenis peristiwa percakapan (speech event) yang khusus. Tiga unsur yang

penting dalam wawancara etnografis adalah tujuan yang eksplisit,

penjelasan dan pertanyaannya yang bersifat etnografis.

3. Membuat catatan etnografis Sebuah catatan etnografis meliputi catatan

lapangan, alat perekam gambar, artefak dan benda lain yang

mendokumentasikan suasana budaya yang dipelajari.

4. Mengajukan pertanyaan deskriptif Pertanyaan deskriptif mengambil

keuntungan dari kekuatan bahasa untuk menafsirkan Etnografer perlu

untuk mengetahui paling tidak satu setting yang di dalamnya informan

melakukan aktivitas rutinnya.

5. Melakukan analisis wawancara etnografis. Analisis ini merupakan

penyelidikan berbagai bagian sebagaimana yang dikonseptualisasikan oleh

informan

6. Membuat analisis domain. Analisis ini dilakukan untuk mencari domain

awal yang memfokuskan pada domaindomain yang merupakan nama-

nama benda.
42

7. Mengajukan pertanyaan struktural yang merupakan tahap lanjut setelah

mengidentifikasi domain.

8. Membuat analisis taksonomik. Ada lima langkah penting membuat

taksonomi, yaitu: (a) pilih sebuah domain analisis taksonomi, (b)

identifikasi kerangka substitusi yang tepat untuk analisis, (c) cari subset di

antara beberapa istilah tercakup, (d) cari domain yang lebih besar, (f)

buatlah taksonomi sementara.

9. Mengajukan pertanyaan kontras dimana makna sebuah simbol diyakini

dapat ditemukan dengan menemukan bagaimana sebuah simbol berbeda

dari simbol-simbol yang lain.

10. Membuat analisis komponen. Analisis komponen merupakan suatu

pencarian sistematik berbagai atribut (komponen makna) yang

berhubungan dengan simbol-simbol budaya.

11. Menemukan tema-tema budaya.

12. Langkah terakhirnya yakni menulis sebuah etnografi.

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Pemeriksaa keabsahan data memerlukan suatu pemeriksaan yang

dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan sudah benar

dan sesuai. Menurut Sugiyono (2016), Teknik pemeriksaan keabsahan data

dalam penelitian kualitatif meliputi uji metode penelitian kualitatif

menggunakan uji credibility, transferability, dependability, dan

confirmability Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:


43

1. Uji Credibility

Uji Credibility (kredibiitas) atau uji kepercayaan adaah uji

terhadap data hasil penelitian yang disajikan peneliti agar tidak

diragukan sebagai hasil karya ilmiah. Pengujian credibility dapat

dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

a. Perpanjangan Pengamatan

Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali

ke lapangan, melakukan pengamatan, dengan sumber data

yang pernah ditemui maupun yang baru. Dalam hal ini

difokuskan pada pengujian data yang telah diperoleh agar

dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, ada perubahan

atau masih tetap. Jika sudah akurat maka data kredibel dan

uji pengamatan dapat berakhir.

b. Meningkatkan Kecermatan

Meningkatkan kecermatan dan ketekunan secara

berkelanjutan agar kepastian data dan kronologis penelitian

dapat dicatat dan direkam dengan baik, rinci, jelas, dan

sistematis. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan membaca

berbagai referensi, buku, hasil penelitian relevan dahulu,

dan dokumen terkait dengan cara membandingkan hasil


44

penelitian yang diperoleh. Agar lebih cermat dalam

membuat laporan yang berkualitas.

c. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibiltas ini diartikan

sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai waktu dan cara. Demikian akan didapat traingulasi

sumber, teknik, data, dan waktu.

d. Menggunakan Bahan Referensi

Yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah

adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah

ditemukan oleh peneliti. Data yang dikemukakan perlu

dilegkapi dengan dokumentasi berupa foto-foto sehingga

dapat dipercaya.

e. Mengadakan Membercheck

Membercheck adalah proses pengecekan data yang

diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya adalah

untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai

dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Selain fakta

itu, tujuan lainnya adalah agar informasi yang diperoleh

sesuai dengan napa yang dimaksud sumber data atau

informan.

2. Pengujian Transferability
45

Transferability menunjukkan derajat ketepatan atau dapat

diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut

diambil. Nilai transfer ini berkenaan dengan pernyataan, hingga hasil

penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Hal

tersebut dipergunakan agar penelitian ini dapat digunakan dalam

konteks yang berbeda di situasi sosial yang berbeda, dengan

memuat validitas nilai transfer yang masih dapat

dipertanggungjawabkan.

3. Pengujian Depenability

Pengujian ini dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap

keseluruhan proses penelitian. Dengan cara auditor atau dosen

pembimbing yang mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam

melakukan penelitian.

4. Pengujian Confirmability

Penelitian dikatakan objektif bila hasil penelitian telah

disepakati oleh banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji

konfirmability mirip dengan uji dependability, sehingga

pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Dalam penelitian

kualitatif uji Confirmability berarti menguji hasil penelitian yang

dikaitkan dengan proses yang telah dilakukan. Apabila hasil

penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian maka penelitian

telah memenuhi standar Confirmability.


46

DAFTAR PUSTAKA

Andriyani & Kuntarto. (2017). Etnomatematika: Model Baru Dalam


Pembelajaran. Jurnal Gantang. 2(2). 133-144. article.php
(kemdikbud.go.id)

Arwanto. (2017). Eksplorasi Etnomatematika Batik Trusmi Cirebon Untuk


Mengungkap Nilai Filosofi Dan Konsep Matematis. Phenomenon: Jurnal
Pendidikan MIPA.7(1). https://doi.org/10.21580/phen.2017.7.1.1493

Deslianti, D., & Sonita, A. (2022). Game Edukasi Ragam Budaya Indonesia
Berbasis Android. JTIS: Journal of Technopreneurship
and Information System, 5(2), 27-32.
http://jurnal.umb.ac.id/index.php/JTIS/article/view/3676

Ekowati, D. W. (2017). Ethnoatematica: Pembelajaran Matematika Dalam


Perspektif Budaya. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika.
2(1). 163-171.

Fitri, S. F. N. (2021). Problematika Kualitas Pendidikan di


Indonesia. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(1), 1617–1620.
https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/1148

Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Universitas Negeri Malang


(UNM).

Hariyanti. (2019). Analisis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Mata pelajaran


Matematika Pada Materi Lingkaran Kelas XI Mas Al Washliyah Kampung
Mesjid T.A 2019-2020. http://repository.uinsu.ac.id/10021/1/
47

Herlambang, D., Himawan, I., & Fitriansyah, A. (2022). Sistem Informasi


Ragam Kebudayaan di Provinsi Indonesia Berbasis Android. Jurnal Riset
dan Aplikasi Mahasiswa Informatika (JRAMI), 3(01).
http://jim.unindra.ac.id/index.php/jrami/article/view/1674

Kencanawaty, G. & Irawan, A. (2017). Penerapan Etnomatematika dalam


Pembelajaran Matematika di Sekolah Berbasis Budaya. Ekuivalen, 27(2), |
169-179.

Khairunnisa & Ginting. S.S. (2022). Eksplorasi Etnomatematika pada Balai


Adat Melayu. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia.7(1). 1-12.

Muslim, F. (2015). Analisis Perkembangan Perubahan Budaya Masyarakat Kota

Jambi Dan Pengembangan Pola Perekonomian Masyarakat Berbasis


Ekonomi Kreatif. Prosiding Seminar Nasional. 789-796.

Nanga, M. Y., & Suwarsono. (2019). Eksplorasi Aspek Etnomatematika pada


Rumah Adat Kampung Sawu Nusa Tenggara Timur. Prosiding Sendika,
5(1), 23–30.

Nurhuda, H. (2022). Masalah-Masalah Pendidikan Nasional; Faktor-Faktor Dan


Solusi Yang Ditawarkan. Dirasah : Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan
Dasar Islam, 5(2), 127 - 137.
https://stai-binamadani.e-journal.id/jurdir/article/view/406

Permendagri No 39. Tahun 2015

Poerwaningtias & Intannia, N.K. (2017). Rumah Adat Nusantara. Jakarta Timur.:

Badan Pengembang dan Pembinaan Bahasa.

Prahmana, R. C. I., & D’Ambrosio, U. (2020). Learning Geometry and Values


from Patterns: Ethnomathematics on The Batik Patterns of Yogyakarta,
Indonesia. Journal on Mathematics Education, 11(3), 439–456.
48

Pratiwi, J. W,. & Pujiastuti, H. (2020). Eksplorasi Etnomatematika Pada


Permainan Tradisional Kelereng. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia.
5(2). 1-12. https://ejournal.unib.ac/index.php/jpmr

Prahmana, R. C. I., & D’Ambrosio, U. (2020). Learning Geometry and Values


from Patterns: Ethnomathematics on The Batik Patterns of Yogyakarta,
Indonesia. Journal on Mathematics Education, 11(3), 439–456.

Pratiwi, J. W,. & Pujiastuti, H. (2020). Eksplorasi Etnomatematika Pada


Permainan Tradisional Kelereng. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia.
5(2). 1-12. https://ejournal.unib.ac/index.php/jpmr

Rahmawati Z, Y. R., & Muchlian, M. (2019). Eksplorasi etnomatematika rumah


gadang Minangkabau Sumatera Barat. Jurnal Analisa, 5(2), 123–136.
https://doi.org/10.15575/ja.v5i2.5942

Ruek, V.S.D.S. & Padmasari, E. (2022). Eksplorasi Etnomatematika pada Rumah


Adat Tradisional Bubungan Tinggi Kalimantan Selatan.Prisa , Prosiding
Seminar Nasional Matematika. 5, 262-271.

Setiawan, W., & Listiana, Y. (2021). Eksplorasi Etnomatematika pada Batik


Mojokerto. Jurnal Pendidikan Matematika (JPM), 7(1), 62.
https://doi.org

Sirait, E. D. (2016). Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar


Matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA. 6(1): 35-43.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Sulistiyani, et al. (2019. Eksplorasi Etnomatematika Rumah Adat Joglo

Tulungagung. Media Pendidikan Matematika Program Studi

Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP MATARAM. 7(1). 22-28.

Sundayana, R. (2014). Media dan Alat Peraga Dalam Pembelajaran

Matematika. Bandung: Alfabeta.


49

Syukron, M. & Kamid. (2015). Identifikasi Bentuk Geometri Dalam Kajian

Etnopedagogi Matematik Pada Rumah Adat Kajang Lako Jambi.

Prosiding Semnas Mat-PMat STKIP PGRI Sumatera Barat. 1(1). 97-104.

Ulum, B., Budiarto.,M.T., & Ekawati. R. (2018) . Etnomatematika Pasuruan:

Eksplorasi Geometri Untuk Sekolah Dasar Pada Motif Batik Pasedahan

Suropati. Jurnal Review Pendidikan Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil

Penelitian. 4(2). http://journal.unesa.ac.id/index.php/PD

Virgiani, S. A. N. (2022). Perancangan Pusat Seni dan Budaya Betawi di


Jakarta Barat dengan pendekatan arsitektur metafora. SKRIPSI-2022.
http://repository.trisakti.ac.id/usaktiana/index.php/home/detail/detail_k
oleksi/0/SKR/judul/00000000000000108764/

Wahyuni, A., Tias, A. A. W., & Sani, B. (2013). Peran Etnomatematika Dalam
Membangun Karakter Bangsa. Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika FMIPA UNY. 113-118.
https://eprints.uny.ac.id/10738/1/

Wijaya, et al. (2021). Nilai-Nilai Kearifan Lokal Rumah Adat Kajang Lako Di
Jambi. Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah. 10(1). 60-69.

Wijaya, H. (2018). Analisis data kualitatif model Spradley (etnografi).

https://repository.sttjaffray.ac.id/uk/publications/269015/analisis-data-

kualitatif-model-spradley-etnografi

Wiyana, B. (2016). Arti Tiang Rumah Tradisional Suku Batin di kampung Baruh,
Jambi. Purbawidya. 5(1).1-12. https://doi.org/1.24164/pw.v5il.75
Wulandari, I .A., & Puspadewi.K.R. (2016). Upaya Dan Implikasinya Terhadap
Pembelajaran Matmatika Yang Kreatif. Jurnal Santiaji Pendidikan. 6(1).
31-37.
50

Yurniwati. 2019. Pembelajaran Aritmatika. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai