net/publication/350835481
CITATION READS
1 6,337
3 authors, including:
All content following this page was uploaded by Nurlina Nurlina on 13 April 2021.
LPP
UNISMUH MAKASSAR
2021
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Penulis:
Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd
Nurfadilah, S.Pd., M.Pd
Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd
ISBN 978-623-7349-38-9
Penerbit:
LPP UNISMUH MAKASSAR
ANGGOTA IKAPI
NO. 021/Anggota Luar Biasa/SSL/2019
Distributor:
CV CAHAYA TIMUR
Jl. Hertasning Barat I No. 20, Makassar 90222
Tlp.0411863197 Fax. 0411863197 HP. 081355625779
Tim penyusun
1. Pendekatan pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi
atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru
(teacher centered approach). Dari pendekatan pembelajaran yang telah
ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran.
Newman dan Logan (Abin Syamsuddin, 2003) mengemukakan empat
unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan
mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang
memerlukannya.
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama
(basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
2. Jenis-jenis pendekatan
a. Pendekatan Expository
Pendekatan Expository menekankan pada penyampaian
informasi yang disampaikan sumber belajar kepada warga belajar.
Melalui pendekatan ini sumber belajar dapat menyampaikan materi
sampai tuntas. Pendekatan Expository lebih tepat digunakan apabila
jenis bahan belajar yang bersifat informatif yaitu berupa konsep-
konsep dan prinsip dasar yang perlu difahami warga belajar secara
pasti. Pendekatan ini juga tepat digunakan apabila jumlah warga
belajar dalam kegiatan belajar itu relatif banyak. Pendekatan
expository dalam pembelajaran cenderung berpusat pada sumber
belajar, dengan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) adanya dominasi
sumber belajar dalam pembelajaran, 2) bahan belajar terdiri dari
konsep-konsep dasar atau materi yang baru bagi warga belajar, 3)
materi lebih cenderung bersifat informasi, 4) terbatasnya sarana
pembelajaran.
2 | Teori Belajar dan Pembelajaran
Langkah-langkah penggunaan pendekatan Expository
1) Sumber belajar menyampaikan informasi mengenai konsep,
prinsip-prinsip dasar serta contoh-contoh kongkritnya. Pada
langkah ini sumber belajar dapat menggunakan berbagai
metode yang dianggap tepat untuk menyampaikan informasi.
2) Pengambilan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan baik
dilakukan oleh sumber belajar atau warga belajar atau
bersama antara sumber belajar dengan warga belajar
c. Pengertian Strategi
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan
selanjutnya diturunkan kedalam strategi pembelajaran. Strategi
dalam kegiatan pembelajaran dapat diartikan dalam pengertian
secara sempit dan pengertian secara luas. Dalam pengertian sempit
bahwa istilah strategi itu sama dengan pengertian metode yaitu sama-
sama merupakan cara dalam rangka pencapaian tujuan. Dalam
pengertian luas sebagaimana dikemukakan Newman dan Logan
(Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur
strategi dari setiap usaha, yaitu:
1) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan
mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang
memerlukannya.
3. Metode Pembelajaran
Metode merupakan langkah operasional dari strategi
pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga
bagi sumber belajar dalam menggunakan suatu metode pembelajaran
harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan
penggunaan suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi
dalam kegiatan pembelajaran. Istilah metode dapat digunakan dalam
berbagai bidang kehidupan, sebab secara umum menurut kamus
Poerwadarminta (1976), metode adalah cara yang telah teratur dan
terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal dari kata method
(Inggris), artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memeroleh
sesuatu. Berdasarkan pengertian tersebut jelas bahwa pengertian
Metode pada prinsipnya sama, yaitu merupakan suatu cara dalam
rangka pencapaian tujuan, dalam hal ini dapat menyangkut dalam
kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun keagamaan.
Unsur–unsur metode dapat mencakup prosedur, sistimatik,
logis, terencana dan aktivitas untuk mencapai tujuan. Adapun metode
dalam pembahasan ini yaitu metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya
yang sistimatik dan disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi
agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Dalam kegiatan pembelajaran tersebut tidak dapat lepas dari interaksi
antara sumber belajar dengan warga belajar, sehingga untuk
melaksanakan interaksi tersebut diperlukan berbagai cara dalam
pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran tersebut dapat
Teori Belajar dan Pembelajaran | 9
diciptakan interaksi satu arah, dua arah atau banyak arah. Untuk
masing-masing jenis interaksi tersebut maka jelas diperlukan berbagai
metode yang tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut
dapat tercapai. Metode dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi
sebagai cara untuk menyampaikan materi saja, sebab sumber belajar
dalam kegiatan pembelajaran mempunyai tugas cakupan yang luas
yaitu disamping sebagai penyampai informasi juga mempunyai tugas
untuk mengelola kegiatan pembelajaran sehingga warga belajar dapat
belajar untuk mencapai tujuan belajar secara tepat. Jadi, metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut maka kedudukan metode dalam
pembelajaran mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam:
a. Pemberian dorongan, yaitu cara yang digunakan sumber
belajar dalam rangka memberikan dorongan kepada warga
belajar untuk terus mau belajar
b. Pengungkap tumbuhnya minat belajar, yaitu cara dalam
menumbuhkan rangsangan untuk tumbuhnya minat belajar
warga belajar yang didasarkan pada kebutuhannya
c. Penyampaian bahan belajar, yaitu cara yang digunakan
sumber belajar dalam menyampaikan bahan dalam kegiatan
pembelajaran
d. Pencipta iklim belajar yang kondusif, yaitu cara untuk
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi warga
abelajar untuk belajar
e. Tenaga untuk melahirkan kreativitas, yaitu cara untuk
menumbuhkan kreativitas warga belajar sesuai dengan
potensi yang dimilikinya
4. Teknik Pembelajaran
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik
dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat
diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang
relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara
teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas
yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan
metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas
5. Taktik Pembelajaran
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang
dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang
sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda
dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu
cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia
memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi
kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan
alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang
itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan
dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman
dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini,
pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat).
6. Model Pembelajaran
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan
bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan
yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model
pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan
bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Berkenaan dengan
model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan
dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat)
kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2)
model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4)
1. Pengertian Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah suatu pendekatan terhadap belajar
yang meyakini bahwa orang secara aktif membangun atau menyusun
pengetahuannya sendiri dan realitas ditentukan oleh pengalamannya
sendiri pula. Menurut aliran konstruktivis, pengetahuan merupakan
konstruksi (bentukan) dari orang yang mengenal sesuatu (skemata).
Setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa yang
diketahuinya. Pembentukan pengetahuan adalah proses kognitif
dimana terjadi proses asimilasi dan akomodasi untuk mencapai
keseimbangan, sehingga tercapai suatu skema baru. Sesuai teori
belajar konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat begitu saja
dipindahkan dari pikiran guru kepada siswa. Hal ini berarti bahwa
siswa harus aktif secara mental membangun struktur
pengetahuannya sendiri berdasarkan kematangan kognitif yang
dimiliki. Pembelajaran yang mengacu pada teori belajar
konstruktivisme lebih memfokuskan pada kesuksesan siswa dalam
refleksi atas apa yang diperintahkan guru. Siswa lebih didorong
untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka melalui
kegiatan asimilasi dan akomodasi.
58 | Teori Belajar dan Pembelajaran
Teori belajar konstruktivisme berlandaskan pada
pembelajaran generatif, yaitu tindakan menciptakan suatu makna
dari apa yang sudah dipelajari. Ciri Pembelajaran
konstruktivisme adalah mengutamakan terbangunnya pemahaman
sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan pengetahuan
terdahulu dan juga pengalaman belajar yang bermakna.
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan
kontekstual, dimana pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit dan
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit).
Pengetahuan bukan merupakan serangkaian fakta, konsep, dan
kaidah yang siap dipraktikkan. Manusia harus mengkonstruksinya
terlebih dahulu, sehingga dapat memberikan makna melalui
pengalamannya yang nyata. Dengan demikian, siswa perlu
dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya, dan mengembangkan ide-ide yang ada. Di
dalam mengkonstruksi pengetahuan tersebut, maka siswa harus
memiliki kemampuan awal membuat hipotesis. Siswa juga perlu
memiliki kemampuan untuk menguji hipotesis tersebut, mencari
jawaban dari persoalan yang ditemui, mengadakan renungan, dan
mengekspresikan ide serta gagasan, sehingga diperoleh konstruksi
baru.
2. Tokoh-tokoh Konstruktivisme
a. Jerome Bruner
Jerome Bruner merupakan pelopor aliran psikologi belajar
kognitif. Bruner sangat mendorong agar pendidikan
mengutamakan pada pengembangan berpikir. Bruner banyak
memberikan pandangan tentang perkembangan kognitif manusia,
bagaimana manusia belajar atau memperoleh pengetahuan,
menyimpan pengetahuan, dan mentransformasikan pengetahuan
tersebut.
b. John Dewey
John Dewey berpandangan bahwa sekolah seharusnya
mencerminkan kehidupan masyarakat secara lebih besar dan kelas
adalah laboratorium untuk memecahkan masalah kehidupan
nyata. Ajaran Dewey menganjurkan agar guru mendorong siswa
untuk terlibat dalam proyek atau tugas yang berorientasi pada
masalah. Guru juga diharapkan dapat membantu mereka
menyelidiki masalah-masalah intelektual dan sosial.
c. Lev Vigotsky
Menurut Vygotsky, perkembangan intelektual dapat ditinjau
dari konteks historis dan budaya pengalaman anak. Selain itu,
perkembangan intelektual juga tergantung pada sistem-sistem
isyarat yang mengacu pada simbol-simbol yang diciptakan untuk
d. Jean Piaget
Jean Piaget dikenal sebagai tokoh konstruktivisme yang
pertama. Piaget menegaskan bahwa penekanan teori
konstruktivisme adalah pada proses untuk menemukan teori atau
pengetahuan yang dibangun dari realita. Peran guru dalam
pembelajaran menurut Piaget adalah sebagai fasilitator atau
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzzyamin.
Dalyono, M. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
De Vries, Rheet. et al. 2002. Developing Constructivist Early Chilhood
Curiculum: Practical, Principles, and Activities. Amsterdam
Aveneu, New York; Teacher Collage.
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega. 1990. Strategi Belajar
Mengajar. Bandung: FPTK-IKIP Bandung
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif (suatu pendekatan teoritis psikologis). Jakarta; Rineka
Cipta.
Erawati, Muna dkk. 2008. Teori Teori Belajar. Salatiga; STAIN Salatiga
Press.
Gledler, Margaret Fell. Bell. 1996. Belajar dan MEmbelajarkan. Jakarta; CV
Rajawali.
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta; Gramedia Widia
Sarana Indonesia.
Hamid, Abu & Supriyono Widodo. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Hill, Winfret F. 2009. Teori of Learning Teori-teori Pembelajaran. Bandung;
Penerbit Nusamedia.
M. Gazda, Goerge dkk. 1980. Theories of Learning, A Comparative Approach.
University of Georgia. F.E. Peacock Publisher, Inc