Anda di halaman 1dari 66

MAKALAH

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL,


PERBANDINGAN, DAN ARITMATIKA SOSIAL
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Matematika SMP yang diampu oleh:
Ibu Dwi Susanti, S.Pd.,M.Si

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Lokal : A1
1. Risca Novita Sari 15.601040.009
2. Sureda 15.601040.011
3. Irmawati 15.601040.019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TARAKAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat


rahmat dan karunia-Nya kami diberi kesempatan untuk dapat
menyelesaikan makalah “Persamaan Dan Pertidaksamaan Linear Satu
Variabel, Perbandingan, Dan Aritmatika Sosial” merupakan salah satu
syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika SMP.

Penulis menyadari bahwa tersusunnya laporan ini bukan hanya atas


kemampuan dan usaha penulis semata, tetapi juga berkat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dwi Susanti, S.Pd.,M.Si selaku Dosen Pengampuh Mata Kuliah


Matematika SMP yang telah sabar meluangkan banyak waktu dan
tenaga untuk memberikan masukan kepada penulis.
2. Seluruh teman-teman mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Borneo Tarakan angkatan tahun 2015 yang telah banyak
membantu penulis dalam penyusunan laporan.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih banyak kelemahan dan
kekurangannya, Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun. Akhir kata penulis memohon maaf atas segala
kelemahan maupun kekurangan dan semoga laporan ini bermanfaat bagi
para pembaca.

Tarakan, Februari 2018

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL ........ 1

A. Pemahaman Konsep ..................................................................................... 1

B. Kalimat Tertutup (Pernyataan) ..................................................................... 4

C. Kalimat Terbuka, Variabel, dan Konstanta .................................................. 5

D. Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) ..................................................... 6

E. Pertidaksamaan Linear Satu Variabel ......................................................... 10

F. Menentukan Penyelesaian Pertidaksamaan Linear Satu Varibel ............... 12

PERBANDINGAN ............................................................................................... 17

A. Pemahaman Konsep ................................................................................... 17

B. Perbandingan dua besaran .......................................................................... 18

C. Jenis-jenis perbandingan ............................................................................ 20

ARITMATIKA SOSIAL ...................................................................................... 25

A. Pemahaman Konsep ................................................................................... 25

B. Harga Pembelian, Harga Penjualan, Untung (laba), dan Rugi. .................. 28

C. Menentukan Persentase Keuntungan atau Kerugian .................................. 31

D. Rabat (Diskon), Bruto, Tara dan Netto ...................................................... 33

E. Bunga Tunggal dan Pajak .......................................................................... 35

KARTU SOAL ..................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 62

ii
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

A. Pemahaman Konsep
1. Kalimat Tertutup dan Kalimat Terbuka

Suatu kalimat dapat dibuat dari susunan kata-kata atau menggunakan simbol
tertentu. Penggolongan kalimat dalam matematika dibagi menjadi dua, yaitu
kalimat tertutup dan kalimat terbuka.
Amati percakapan dua orang siswa, Toman dan Rizky, yang sedang bermain
tebak-tebakan berikut.
Toman : “Riz, coba jawab pertanyaanku. Siapakah presiden pertama Republik
Indonesia?”
Rizky : “Itu sih pertanyaan mudah, Tom. Presiden pertama Republik Indonesia
adalah Ir. Soekarno.”
Toman : “Betul.”
Rizky : “Sekarang giliranku. Siapakah pencipta lagu Indonesia Raya?”
Toman : “Pencipta lagu Indonesia Raya adalah Kusbini.”
Rizky :“Jawabanmu salah, Tom. Coba kalau matematika. Kamu kan jago
matematika. Suatu bilangan jika dikalikan dua kemudian dikurangi tiga
menghasilkan tujuh. Bilangan berapakah itu?”
Toman : “Ehm, sebentar Riz. Bilangan yang kamu maksud adalah 5, bukan?
Lima dikali dua kemudian dikurangi tiga sama dengan tujuh. Benar
kan? Sekarang giliranku. Suatu bilangan jika dikalikan oleh dua pertiga
kemudian dikurangi oleh dua kalinya dan dikurangi satu sama dengan
tujuh. Bilangan berapakah itu?”
Rizky : “Aduh, susah banget sih. Saya tebak bilangan yang kamu maksud
adalah enam. Enam dikali dua pertiga kemudian dikurangi oleh dua kali
enam dan dikurangi satu hasilnya tujuh. Bagaimana, tebakanku benar
kan?”
Toman : “Hampir benar. Jawaban yang benar adalah negatif enam.”
Rizky : “Halah, kurang negatif saja. He he he.”

1
Perhatikan kalimat-kalimat dalam percakapan Toman dan Rizky di atas. Kalimat-
kalimat tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok sebagai berikut.
1. Kalimat yang tidak dapat dinilai kebenarannya, yaitu:
 Siapakah presiden pertama Republik Indonesia?
 Siapakah pencipta lagu Indonesia Raya?
 Suatu bilangan jika dikalikan dua kemudian dikurangi tiga menghasilkan
tujuh.
 Suatu bilangan jika dikalikan oleh dua pertiga kemudian dikurangi oleh
dua kalinya dan dikurangi satu sama dengan tujuh.

2. Kalimat yang bernilai benar


 Presiden pertama Republik Indonesia adalah Ir. Soekarno.
 Lima dikali dua kemudian dikurangi tiga sama dengan tujuh.

3. Kalimat yang bernilai salah


 Pencipta lagu Indonesia Raya adalah Kusbini.
 Enam dikali dua pertiga kemudian dikurangi oleh dua kali enam dan
dikurangi satu hasilnya tujuh.

Kelompok kalimat (2) dan kalimat (3) merupakan kelompok kalimat berita
(deklaratif) yang dapat dinyatakan benar saja atau salah saja dan tidak
keduaduanya. Kalimat yang dapat dinyatakan benar saja atau salah saja dan tidak
kedua-duanya disebut dengan kalimat tertutup atau disebut juga pernyataan.

2. Penyelesaian Persamaan Menggunakan Penjumlahan atau


Pengurangan

Untuk memahami bagaimana persamaan yang ekuivalen digunakan untuk


menentukan himpunan selesaian suatu persamaan, lakukan kegiatan-kegiatan
berikut.
Bagaimana cara kita menggunakan penjumlahan dan pengurangan untuk
menyelesaikan persamaan linear satu variabel? Konsep persamaan dapat kita

2
terapkan pada konsep timbangan. Timbangan akan seimbang apabila berat benda

pada lengan sebelah kiri sama dengan berat benda pada lengan sebelah kanan.
Perhatikan dua timbangan di bawah ini.
Pada Gambar 4.2(a) terlihat bahwa timbangan mencapai kesimbangan jika kedua
lengan memiliki beban yang sama. Ketika dikurangkan atau dijumlahkan
sejumlah beban yang sama pada setiap lengan, timbangan masih tetap seimbang
(tampak pada Gambar 4.2(b)).

Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana kalian harus menyelesaikan persamaan


linear satu variabel, lakukan kegiatan berikut.
1. Gunakan model timbangan untuk menyelesaikan persamaan n + 3 = 7.

a. Jelaskan bagaimana Gambar 4.3 di atas menunjukkan persamaan


n + 3 = 7.
b. Berapakah berat satu bola. Bagaimanakah kalian mengetahuinya? Jadi,
berapakah nilai n?
2. Jelaskan bagaimana kalian mengecek jawaban dalam bagian (1).
3. Manakah di antara dua gambar berikut yang menyatakan selesaian dari
n + 1 =9? Jelaskan.

3
4. Setelah kalian memahami bagaimana menentukan selesaian persamaan
linear di atas, lengkapi tabel berikut. Tulis pertanyaan yang menyatakan
persamaan. Kemudian cek selesaian yang kalian peroleh.

B. Kalimat Tertutup (Pernyataan)


Perhatikan kalimat berikut ini :

1) 6 + 4 = 10

2) 9 adalah bilangan genap

3) Jika x bilangan asli maka 2x + 2 bilangan ganjil.

Dari ketiga kalimat di atasterlihat bahwa pembahasan hanya ada


dua kemungkinan. Dengan rincian kalimat (1) menyatakan kalimat arena
memberikan informasi yang sesuai dengan keadaan yang ada.kalimat (2) dan
(3) menyatakan kalaimat yang salah karena informasi yang di berikan
bertentangan dengan kenyataanyang ada. Kalimat benar atau kalimat salah disebut
pernyataan atau kalimat tertutup.

a. kalimat yang salah adalah kalimat yang menyatakan hal-hal yang tidak
sesuai dengan kenyataan/ keadaan yang berlaku umum.
b. Kalimat yang benar adlah kalimat yang menyatakan hal-hal yang sesuai
dengan keadaan? Kenyataan yang berlaku umum.
c. Kalimat yang bernilai benar atau salah disebut kalimat tertutup atau
sering disebut pernyataan.

4
C. Kalimat Terbuka, Variabel, dan Konstanta
 Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat diketahui
nilai kebenarannya.
 Variable (peubah) adalah lambang (symbol) pada kalimat
terbuka yang dapat diganti oleh sembarang anggota himpunan
yang telah ditentukan
 Konstanta adalah lambang yang menyatakan suatu bilangan
tertentu

kalimat berikut : x + 5 = 12

Belum dapat mengatakan kalimat itu benar atau salah, sebab


nilai (x) belum diketahui. Bila lambang (x) diganti dengan lambang
bilangan cacah, barulah itu dapat dikatakan kalimat itu benar atau salah.
Jika (x) diganti dengan “3” , kalimat itu bernilai salah ; tetapi bila (x)
diganti dengan 7 , kalimat itu bernilai benar. Lambang (x) dapat pula
diganti menggunaan huruf-huruf kecil dalam abjad lainnya, yaitu ; a, b,c,…
x,y,z dari bentuk diatas

x + 5 +12 (kalimat terbuka)

3 + 5 = 12 (kalimat Salah )

7 + 5 = 12 (kalimat benar)

Huruf x pada x + 5 = 12 disebut variable (peubah), sedangkan 5 dan 12


disebut konstanta

Contoh :

Kalimat Terbuka Peubah Konstanta


x + 13 + 17 X 13 dan 17
7 – y = 12 Y 7 dan 12
4z – 1 = 11 Z -1 dan 11

5
Catatan :

Kalimat terbuka adalah kalimat yang mengandung satu atau lebih variabel
dan belum diketahui nilai kebenarannya.

contoh:

x + 2 =5

Himpunan Penyelesaian suatu Kalimat Terbuka

Pengganti variabel yang membuat kaliat terbuka menjadi kalimat


yang benar disebut penyelesaian (solusi). Himpunan darisemua penyelesaian
disebut himpunan penyelesain.

Contoh :

1. x – 2 = 6 pengganti x yang benar adalah 8. Penyelesaiannya adalah


x = 8 dan himpunan penyelesaiannya adalahn{8}.
2. t adalah bilangan genap, t∈ {2, 4, 5, 7, 8, 9, 10}.
Pengganti t adalah 2, 4, 8, 10.
Himpunan penyelesaiannya adalah {2, 4, 8, 10}

Himpunan penyelesaian adalah himpunan semua pengganti dari variabel


– variabel pada kalimat terbuka yang membuat kalimat tersebut menjadi
benar. Himpunan penyelesaian sering disingkat sebagai HP.

D. Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)


1. Pengertian Persamaan Linier Satu Variabel

Persamaan Linier Satu Variabel adalah kalimat terbuka yang


dihubungkan tanda sama dengan ( = ) dan hanya mempunyai satu
variable berpangkat 1 . bentuk umum persamaan linier satu variable adalah ax + b
=0

6
Contoh :

1. x + 3 – 7
2. 3a + 4 = 1
3. r2 – 6 = 10

Pada contoh diatas x, a, b adalah variable (peubah) yang dapat diganti dengan
sembarang bilangan yang memenuhi .

2. Penyelesaian dan Himpunan Penyelesaian suatu Persamaan

Ahmad ingin menjawab secara mencongkak soal persamaan linear


satu variabel 3x = 9 dengan x variabel bilangan asli. Dia mengganti x dengan 3
sehingga kalimat terbuka 3x = 9 menjadi benar.

3x = 9 ⇒ 3 . 3 = 9
x = 3 adalah penyelesaian/ jawaban akar PSLV 3x = 9

jadi himpunan penyelesaian dari 3x = 9 adalah {3}.

Penyelesaian suatu persamaan linear dengan satu variabel adalah bilangan


pengganti dari variabel pada daerah definisi persamaan yang membuat persamaan
menjadi pernyataan yang benar.

3. Penyelesaian Kalimat Terbuka yang berbentuk cerita.

Untuk mnyelesaikan kalimat terbuka yang bebentuk cerita, dapat di tempuh


langkah – langkah sebagai berikut :

a. Terjemahkan kalimat cerita itu ke dalam kalimat matematika yang


berbentuk persamaan. Jika perlu, menggunakan gambar (sketsa diagram).
b. Selesaikan persamaan itu dengan cara subtitusi.

Perhatikan cara penyelesaian kalimat cerita berikut

1) Kalimat cerita :
P dan (q + 35 ) menyatakan dua bilangan yang sama.

7
Jika q = 15 dan p ∈ himpunan bilangan asli, berapakah p ?
Kalimat matematika : p = q + 35 dan q = 15, p?
Penyelesaian : p = 15 + 35 = 50
(50 ∈ himpunan bilangan asli)
Himpunan penyelesaian: HP = {50}

2) Kalimat cerita :

Hasil kali t dan 4 adalah28, berapakah?

Kalimat matematika : 4t = 28 , t = ?

Penyelesaian : t = 7 (karena 4. 7 = 28 adalah kalimat benar).

Himpunan penyelesaian : HP = {7}

4. Persamaan yang Ekuivalen

Perhatikan persamaan – persamaan berikut ini :

a. x + 6 = 18 maka himpunan penyelesain adalah {12}


b. x – 2 = 10 maka himpunn penyelesainnya adalah {12}
c. 3x – 6 = 30maka himpunan penyelesaian adalah {12}

Ketiga persamaan tersebut memiliki himpunan penyelesaian yang sama .


persamaan – persamaan tersebut disebut persamaan yang ekuivalen.

Persamaan yang ekuivalen adalah suatu persamaan yang mempunyai


himpunan penyelesain yang sama, apabila pada persamaan itu dikenakan suatu
operasi tertentu. Notasi ekuivalen adalah „⇔‟

1) Menyelesaikan persamaan dengan sifat–sifat operasi suatu


persamaan yang ekuivalen.
a) Sifat penambahan
Kedua ruas suatu persamaan boleh ditambah dengan bilangan yang
samauntuk mendapatkan persamaan yang ekuivalen.

8
Persamaaan berikut ini, akan kita selesaikan dengan sifat penambahan.
x – 3 = 10 drngan x ∈ {bilangan asli}
⇔ x – 3 +3 =10 + 3 ( kedua ruas ditambah 3 )
⇔ x + 0 = 13
⇔ x = 13

Jadi, penyelesain dari x – 3 = 10 adalah x = 13

b) Sifat pengurangan

Kedua ruas suatu persamaan boleh dikurangi dengan bilangan yang sama
untuk mendapatkan persamaan yang ekuivalen .

p + 2 = 9 dengan p ∈ {bilangan cacah}

⇔ p+0=7

⇔ p=7

Jadi himpunan penyelesaian dari p + 2 = 9 adalah p = 7

b) Sifat perkalian
Kedua ruas suatu persamaan boleh dikalikan dengan bilangan yang sama
untuk mendapatkan persamaan yang ekuivalen.
Berikut ini, kita akan selesaikan dengan sifat penambahan.

3
𝑡 = 9 dengan t ∈ {bilangan rasional}
4

3 4 4 4
𝑡 × =9 × (kedua ruas dikali )
4 3 3 3

t=3x4
t =12
3
jadi penyelesaian dari 4 𝑡 = 9 adalah t =12

9
c) Sifat pembagian
Kedua ruas suatu persamaan boleh dibagi dengan bilanagn yang sama
untuk mendapatkan persamaan yang ekuivalen. Berikut ini akan
diselesaikan persamaan dengan sifat pembagian.
5k = 20 dengan k ∈ {bilangan cacah}
⇔ 5k : 5 = 20 : 5 ( kedua ruas di bagi 5)
⇔ k=4

Jadi penyelesain dari 5k = 20 adalah k = 4

E. Pertidaksamaan Linear Satu Variabel


1. Pengertian ketidaksamaan dan Notasinya
Pertidaksamaan adalah kalimat terbuka yang menggunakan tanda
pertidaksamaan. Pertidaksamaan linear dengan satu variabel adalah
pertidaksamaan yang mempunyai satu varibel dan variabel itu berpangkat satu.

Misalnya, kita akan membandingkan dua bilangan yaitu 5 dan 3. Karena 5


= 1 + 4, ini berarti 5 lebih dari 1 atau 1 kurang dari 5.

Pernyataan diatas dapat ditulis dengan lambang sebagai berikut.

5 lebih dari 1 ditulis 5 > 1, 1 kurang dari 5 ditulis 1 < 5, dan 5 tidak sama
dengan 1 ditulis 5 ≠ 1

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat didefinisikan suatu ketidaksamaan


sebagai berikut. Ketidaksamaan adalah pernyataan yang memuat notasi <, >, ≤, ≥,
atau ≠. Berdasarkan uraian diatas, berikut ini diberikan beberapa
pengertian masing-masing ketidaksamaan dan artinya.

Lambang Arti
𝑎>𝑏 𝑎 lebih dari 𝑏
𝑎<𝑏 𝑎 kurang dari 𝑏
𝑎≠𝑏 𝑎 tidak sama dengan 𝑏
𝑎≥𝑏 𝑎 lebih dari atau sama dengan 𝑏

10
𝑎≤𝑏 𝑎 kurang dari atau sama dengan 𝑏

2. Sifat – Sifat Ketidaksamaan


1) Tanda sebuah ketidaksamaan tidak berubah, jika kedua ruas ditambah
atau dikurangi dengan bilangan yang sama.. Secara matematis ditulis
seperti berikut ini.

2) Tanda sebuah ketidaksamaan tidak berubah, jika kedua ruas dikalikan


atau dibagi dengan bilangan positif yang sama.
Secara matematis ditulis seperti berikut ini.

3) Tanda sebuah ketidaksamaan harus berubah, jika kedua ruas dikali atau
dibagi dengan bilangan negatif yang sama. Secara matematis ditulis
sebagai berikut ini.

11
Sebelum kita menentukan himpunan penyelesaian dari suatu
pertidaksamaan, kita perlu mengerti tabel di bawah ini.

F. Menentukan Penyelesaian Pertidaksamaan Linear Satu Varibel


1. Cara substitusi

Contoh :

Apabila x adalah variabel pada 1, 2, 3, 4, 5 , tentukan himpunan


penyelesaian pertidaksamaan berikut.

1. x − 2 < 3

2. x + 1 ≥ 3

12
Jawaban :

Cara subtitusi dapat lebih mudah jika dibuat tabel sebagai berikut :

1. x − 2 < 3

Variabel x 1 2 3 4 5
x-2 -1 0 1 2 3
<3 Ya Ya Ya Ya Tidak
Jadi, HP = {1, 2, 3, 4}

2. x + 1 ≥ 3

Variabel x 1 2 3 4 5
x+1 2 3 4 5 6
≥3 Tidak Ya Ya Ya Ya
Jadi, HP = {2, 3, ,4,5}

Cara substitusi ini dilakukan jika banyaknya nilai pengganti variable


terbatas.

3. Menyelesaikan pertidaksamaan dengan cara mencari penyelesaian


persamaan.

Contoh :

Tentukan himpunan penyelesaian dari 4 + 𝑝 ≤ 9 dengan p ∈ {bilangan


asli}.

Jawaban :

Persamaan yang sesuai dengan pertidaksamaan 4 + 𝑝 ≤ 9 adalah 4 + 𝑝 = 9.

Penyelesaian persamaan : 4 + p = 9

⇔p =5

Jadi, 4 + 𝑝 ≤ 9⇔𝑝 ≤ 5 (kembali ke tanda pertidaksamaan)

13
Himpunan penyelesainnya adalah {1, 2, 3, 4, 5}

4. Menyelesaikan pertidaksamaan dengan menggunakan sifat-sifat


ketidaksamaan.

Contoh :

Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan:

7x + 1 ≤ 6x + 6 dengan x ∈ c

Jawab :

7x + 1 ≤ 6x + 6 (persamaan awal)

⇔ 7x + 1 − 1 ≤ 6x + 6 − 1 (kedua ruas dikurangi satu)

⇔ 7x ≤ 6x + 5

⇔ 7x – 6x ≤ 6x + 5 – 6x (kedua ruas dikurangi 6x)

⇔ x ≤ +5 (penyelesaian)

HP = { 0,1, 2, 3, 4, 5} atau dapat pula ditulis sebagai

HP= {xIx ≤ 5, x ∈ c} pertidaksamaan ini dapat juga dilakukan dengan


cara langsung sebagai berikut.

7x + 1 ≤ 6x + 6 (persamaan awal)

⇔ 7x− 6 ≤ 6x − 1 (6x dan 1 pindah ruas, tanda berubah)

⇔ x≤ 5 (penyelesaian)

HP = { 0,1, 2, 3, 4, 5}

5. Menyelesaikan pertidaksamaan dengan menggunakan lawan dan


kebalikan varibel / bilangan Cara ini lebih praktis dan lebih cepat

14
dibandingkan dengan cara-cara sebelumnya. Selesaikan dengan
menggunakan lawn dan kebalikan variabel/bilangan sebagai berikut.

15 – 8x > 40 – 13x

⇔ 15 − 40 > −13x + 8x

⇔ −25 > −5x

−25
⇔ <x
−5

⇔ x > 5 (penyelesaian)

Penerapan PtLSV Dalam Soal Cerita

Contoh :

Dari suatu persegi panjang diketahui lebarnya (2x – 3) cm dan


panjangnya 8cm luasnya tidak lebih dari 40 cm2.

1. Tulislah pertidaksamaan tentang hal tersebut.


2. Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan itu, jika x adalah
variabel pada himpunan bilangan rasional.

Jawab :

1. Luas = panjang × lebar

Luas = 8 (2x – 3) = 16x − 24

Luas tidak lebih dari 40 cm2, berarti 𝑙 ≤ 40 , maka diperoleh


pertidaksamaan: 16x − 24 ≤ 40.

2. 16x − 24 ≤ 40 (pertidaksamaan awal)

⇔ 16x ≤ 40 + 24

15
⇔ 16x ≤ 64

64
⇔ x ≤ 16

⇔ x ≤ 4 (penyelesaian)

Jadi, himpunan penyelesainnya adalah = {xIx ≤ 5, x ∈ c}

16
PERBANDINGAN

A. Pemahaman Konsep

Perhatikan foto dibawah ini!

Dari foto di atas, diperoleh informasi bahwa terdapat 9 laki-laki dan 7


perempuan yang ada di foto.
1. Tujuh dari enam belas orang yang ada di foto adalah laki-laki.
2. Banyak laki-laki dan perempuan di foto adalah 9 berbanding 7.
3. Banyak laki-laki di dalam foto adalah dua lebih banyak dari pada
perempuan
Manakah yang sesuai untuk menyatakan perbandingan banyak laki-laki
terhadap banyak perempuan pada foto tersebut?. Dari foto diatas pernyataan
nomor 1 dan 2 sesuai untuk menyatakan perbandingan dari banyaknya laki-laki
dalam foto tersebut. Pernyataan nomor 1 membandingkan banyaknya laki-laki
dengan banyaknya seluruh keluarga dalam foto. Sedangkan nomor 2,
membandingkan banyaknya laki-laki dan perempuan dalam foto. Lain halnya
dengan pernyataan nomor 3, membandingkan selisih antara anggota laki-laki dan
perempuan dalam foto.
Jadi dapat di simpulkan bahwa Perbandingan dalam matematika artinya
membandingkan dua buah objek atau perbandingan antara dua buah benda atau

17
sifat. Perbandingan (Rasio) adalah suatu bilangan yang digunakan untuk
menyatakan sebuah perbandingan ukuran atau nilai dari dua atau lebih objek.

Terdapat tiga cara berbeda untuk menyatakan suatu rasio.


2
1. Pecahan, misalnya 3

2. Dua bilangan yang dipisahkan oleh titik dua ( : ), misalnya 2 : 3.


3. Dua bilangan yang dipisahkan oleh kata dari, misalnya 2 dari 3.

Contoh soal:

Dari 150 siswa diwawancarai tentang kesukaan membaca berita, 100 siswa
memilih media online dan 50 siswa memilih media cetak. Rasio banyak siswa
yang memilih media online terhadap jumlah siswa yang diwawancarai
ditunjukkan sebagai berikut.
100 2
= 3, atau 2 : 3 atau 2 banding 3
150

Rasio 2 dari 3 menyatakan bahwa 2 dari setiap 3 siswa yang diwawancarai


lebih memilih membaca berita melalui media online

Rasio banyak siswa yang memilih media online terhadap media cetak
ditunjukkan sebagai berikut.
100 2
= 1, atau 2 : 1 atau 2 banding 1.
50

Rasio 2 dari 1 menyatakan bahwa untuk setiap 2 siswa yang memilih


membaca berita melalui media online, terdapat 1 siswa yang memilih media cetak
untuk membaca berita.

B. Perbandingan dua besaran


1. Perbandingan dua besaran yang sama

Contoh soal :
1. Sederhanakan perbandingan berikut:
a. 1 jam : 75 menit
b. 10 hari : 2 minggu

18
2. Ita dan Doni adalah teman sekelas. Rumah Ita berjarak sekitar 500 meter dari
sekolah. Rumah Doni berjarak sekitar 1,5 km dari sekolah. Berapakah
perbandingan jarak rumah Ita dan Doni dari sekolah?
Alternative penyelesaian
1. Menyederhanakan perbandingan
a. 1 jam : 75 menit = 60 menit : 75 menit
4
= 4 ∶ 5 atau 5

b. 10 hari : 2 minggu = 10 : 14
=5:7

2. Jarak rumah Ita dari sekolah sekitar 500 meter. Jarak rumah Doni dari
sekolah 1,5 km.
Perbandingan jarak rumah Ita terhadap jarak rumah Doni dari sekolah adalah
1
500 : 1.500 = 1 : 3, atau 3

Perbandingan jarak rumah Doni terhadap jarak rumah Ita dari sekolah adalah
3
1.500 : 500 = 3 : 1, atau 1, atau jarak rumah Doni dari sekolah tiga kali jarak

rumah Ita dari sekolah.

2. Perbandingan dua besaran yang berbeda


Contoh berikut mengilustrasikan situasi yang melibatkan cara lain untuk
membandingkan bilangan.
1) Sepeda motor ayah mampu menempuh 40 km per liter pertamax ketika
perjalanannya lancar.
2) Saya membayar biaya rental warnet Rp3.500,00 per jam.
3) Kecepatan rata-rata berlari kakak saya adalah 8,5 kilometer per jam
Setiap pernyataan di atas membandingkan dua kuantitas berbeda. Misalnya,
membandingkan jarak yang ditempuh (kilometer) dengan banyak pertamax
(liter), tarif internet per jam, dan kecepatan.

19
Contoh soal :
Seorang guru kelas IX di SMP swasta menerima gaji sebesar
Rp36.000.000,00 per tahun. Saat ini, kalender sekolah terdapat 180 hari fakultatif
dalam setahun. Jika tahun depan sekolah menambah waktu bagi guru kelas IX
menjadi 220 hari, berapakah pendapatan guru tersebut dalam sehari jika gaji yang
diterimanya berdasarkan banyak hari dalam kalender sekolah?
Alternative penyelesaian
Menentukan gaji yang diterima guru per hari sebelum sekolah menambah
waktu tambahan:
36.000.000 200.000
= = 200.000
180 1
Gaji yang diterima guru adalah Rp200.000,00/hari
Kalikan gaji yang diterima per hari dengan banyak hari yang direncanakan
sekolah tahun depan.
200.000
× 220 = 200.000 × 220 = 44.000.000
1
Jadi, pendapatan guru dalam setahun (kalender sekolah) adalah
Rp44.000.000.

C. Jenis-jenis perbandingan
1. Perbandingan senilai
Perbandingan senilai adalah perbandingan yang memiliki sifat besaran
dimana apabila salah satu nilai bertambah, maka yang lainnya pun akan
bertambah.
Perhatikan contoh berikut untuk lebih memahami perbandingan senilai
1) Tentukan apakah himpunan pasangan bilangan di atas proporsi atau tidak.
a)
Bilangan pertama (x) 2 4 6 8 10
Bilangan kedua (y) 4 6 8 10 12

20
b)
Bilangan pertama (x) 3 6 9 12 15
Bilangan kedua (y) 4 8 12 16 20

2) Buatlah grafik untuk setiap masalah 1a dan 1b.

Alternative penyelesaian:
𝑥
1) Untuk masalah a, perhatikan bahwa rasio bilangan kedua, 𝑦 tidak sama.
2 1 4 2
= 2 sedangkan, 6 = 3, begitu juga untuk yang lainnya.
4

Jadi, masalah a bukan merupakan masalah proporsi.


𝑥
Untuk masalah b, perhatikan bahwa rasio bilangan pertama dan kedua 𝑦

adalah sama.
3 6 3 9 3 12 3
, = 4, 12 = 4 , 16 = 4 begitu untuk yang lainnya.
4 8

Jadi, pasangan bilangan 1.b merupakan masalah proporsi.

2) Garis yang menghubungkan titik-titik pasangan bilangan kedua masalah


disajikan sebagai berikut.

Cara mengetahui bahwa dua kuantitas memiliki hubungan proporsional. Dua


kuantitas memiliki hubungan proporsional apabila perbandingan keduanya adalah

21
sama walupun mengalami perubahan.perbedakan dua grafik diatas yaitu, Grafik
pertama tidak melalui titik asal O(0,0) sedangkan grafik yang kedua melalui titik
asal. Sehingga pada akhirnya kita memahami bahwa suatu grafik yang
menyatakan hubungan dua kuantitas yang saling proporsional apabila grafik
tersebut melalui titik asal.
Rumus perbandingan senilai
𝑎1 𝑎2
=
𝑏1 𝑏2
Contoh soal :
Suatu rumah dikerjakan oleh 6 pekerja ,menghabiskan biaya untuk
menggajihnya sebesar Rp 300.000 ,00 . Akan tetapi , pemilik rumah akan
mempercepat waktu penyelesaiannya maka pekerja ditambah menjadi 8
orang,berapakah jumlah uang yang dikeluarkan untuk menggajinya?

Alternative Penyelesaian :

Diketahui :

𝑎1 = 6, 𝑏1 = 300.000, 𝑎2 = 8

Ditanya : b2 = … ???

Jawab :

𝑎1 𝑎2
=
𝑏1 𝑏2

6 8
=𝑏 ( lakukan perkalian silang )
300.000 2

b2 × 6 = 300.000 × 8
2.400.000
b2 = 6

b2 = 400.000

22
2. Perbandingan berbalik nilai

Perbandingan berbalik nilai adalah sebuah perbandingan yang memiliki sifat


besaran apabila salah satu bertambah maka yang lainnya akan berkurang.
Contohnya banyaknya pekerja bangunan dengan lama pengerjaan sebuah gedung.
Apabila jumlah pekerjanya lebih banyak, maka pembangunan gedung tersebut
akan lebih cepat.

Rumus perbandingan berbalik nilai

𝑎1 𝑎2
=
𝑏2 𝑏1

Contoh soal:

Suatu rumah dikerjakan selama 15 hari oleh 8 pekerja. Apabila pemilik


menginginkan selesai dalam waktu 12 hari , maka berapa pekerja yang perlu
untuk ditambahkan ?

Alternative Penyelesaian

Diketahui :

a1 = 15 hari

b1 = 8 pekerja

a2 = 12 hari

Ditanya : jumlah pekerja yang ditambahkan = . . . ?

Jawab :

𝑎1 𝑎2
=
𝑏2 𝑏1

23
15 12
=
𝑏2 8

8
b2 = 15 × 12

b2 = 10

Jadi , jumlah pekerja yang harus di tambah adalah 10 – 8 = 2 pekerja

Contoh soal:

4 mesin dapat membuat sepatu selama 10 hari,jika yang digunakan sebanyak 8


mesin berapa kah waktu yang di butuhkan ?

Alternative Penyelesaian:

Diketahui :

𝑎1 = 4, 𝑏1 = 10, 𝑎2 = 8

Ditanya : b2 = …???

Jawab :

𝑎1 𝑎2
=
𝑏2 𝑏1
4 8
= 10 ( lakukan perkalian silang )
𝑏2

8 × 𝑏2 = 4 × 10
40
b2 = =5
8

Jadi waktu yang dibutuhkan adalah 5 hari

24
ARITMATIKA SOSIAL

A. Pemahaman Konsep
Pak Dedi membeli suatu motor bekas dengan harga Rp4.000.000,00.
Dalam waktu satu minggu motor tersebut dijual kembali dengan harga
Rp4.200.000,00. Tentukan persentase keuntungan Pak Dedi.

Penyelesaian : Sebelum menentukan persentase keuntungan, kita menentukan


keuntungan (U) yang diperoleh Pak Dedi lebih dulu.

U = HJ – HB

= 4.200.000 – 4.000.000

= 200.000

𝑈
𝑃𝑈 = 𝐻𝐵 𝑋 100%

200.000
= 4.000.000 𝑋 100%

= 5%

Jadi, persentase keuntungan yang diperoleh Pak Dedi adalah 5%.


Soal diatas merupakan aritmatika sosial. Aritmatika sosial merupakan penggunaan
uang dalam kehidupan sosial (sehari-hari) dalam tinjauan materi matematika .
Sebelum menyelesaikan soal siswa perlu melakukan hal-hal berikut :
1. Mencermati soal dengan seksama.
2. Menentukan inti pokok dari soal agar tidak salah dalam penyelesaian.
Untuk mempermudah siswa dalam menentukan inti pokok biasanya
terdapat kata kunci. Adapun kata kunci yang sering digunakan dalam
soal aritmatika sosial sebagai berikut :
 Harga jual dan pembelian : Tentukan harga jual dan harga
pembelian
 Keuntungan, kerugian, dan Impas : Tentukan keuntungan atau
kerugian yang diperoleh

25
 Presentase untung dan rugi : Tentukan persen untung atau
persen rugi yang diperoleh
 Diskon : Mendapat diskon sebesar
 Pajak : Terkena Pajak sebesar
 Bruto, Tara, Netto : Berat kotor, Tara potongan, Berat bersih
 Bunga tunggal : Suku bunga sebesar
3. Menyelesaikan soal.
Dalam penyelesaian soal siswa dapat menggunakan segitiga ajaib. Tujuan
penggunaan segitiga ajaib untuk mempermudah siswa dalam menemukan rumus
tanpa peru menghapalkan rumus. Ada beberapa rumus aritmatika social yang
dapat diterapkan dalam segitiga ajaib diantaranya sebagai berikut :
 Persen untung

%U HB

Dimana : U = Harga jual – Harga beli


%U = Persen Untung
HB = Harga beli
 Persen rugi

%R HB

Dimana : R = Harga beli – Harga jual


%R = Persen Rugi
HB = Harga beli

26
 Diskon

%D Hk

Dimana : D = diskon = Harga kotor – Harga bersih


%D = Persen Diskon
Hk = Harga kotor = harga mula-mula sebelum diskon
Harga bersih = harga setelah diskon
 Pajak

%P G

Dimana : P = Pajak
%P = Persen Pajak
G = Gaji/ Pendapatan
 Bunga Tunggal

B
𝑏
%B M
12

Dimana : B = Suku Bunga


%B = Persen Suku Bunga

27
M = Modal
𝑏
= Lama bulan menabung
12

B. Harga Pembelian, Harga Penjualan, Impas, Untung (laba), dan Rugi.


1. Harga Pembelian dan Harga Penjualan
Biasanya seorang pedagang membeli barang-barang dagangan langsung dari
pabrik/produsen tertentu dengan harga tertentu pula. Harga tertentu itulah yang
disebut dengan harga pembelian. Selanjutnya pedagang tersebut menjual barang
dagangannya dengan harga tertentu pula yang disebut dengan harga penjualan.

Harga penjualan = harga pembelian + untung


Harga pembelian = harga penjualan – untung

Untuk menghitung harga jual, apabila diketahui harga beli dan


persentase keuntungan atau kerugian dapat digunakan rumus berikut :

1) Pedagang dalam kondisi untung

harga beli x untung (%)


Harga jual = harga beli + 100

2) Pedagang dalam kondisi rugi

harga beli x rugi(%)


Harga jual = harga beli − 100

Untuk menghitung harga beli, apabila diketahui harga beli dan


persentase keuntungan atau kerugian dapat digunakan rumus berikut :

1) Pedagang dalam kondisi untung

100 x Harga Jual


Harga beli = 100+untung (%)

2) Pedagang dalam kondisi rugi

100 x Harga Jual


Harga beli = 100−rugi (%)

28
Contoh:

1. Harga pembelian sebuah kalkulator Rp. 80.000,00. Setelah terjual


ternyata pedagang itu mendapat untung Rp. 25.000,00. Tentukan harga
penjualan itu!

Jawab:

Harga pembelian = Rp. 80.000,00

Untung = Rp. 25.000,00

Harga penjualan = harga pembelian + untung

= Rp. 80.000,00 + Rp. 25.000,00

= Rp. 105.000,00

2. Seorang pedagang membeli 1 kardus mie instan, di mana satu kardus


berisi 40 bungkus, kemudian di jual kembali dengan harga Rp.
48.000,00. Jika dari penjualan itu dia mendapat untung Rp. 150,00 per
bungkus, tentukanlah harga pembeliannya!

Jawab:

Harga penjualan = Rp. 48.000,00

Untung Rp. 150,00 per bungkus.

Keuntungan satu kardus adalah 40 x Rp. 150,00 = Rp.6.000,00

Harga pembelian = Harga penjualan – untung

= Rp. 48.000,00 – Rp. 6.000,00

= Rp. 42.000,00

Jadi, harga pembelian 1 kardus mie adalah Rp. 42.000,00

29
2. Untung (Laba) dan Rugi
Apabila pedagang menjual dagangannya dengan harga lebih tinggi dari pada
harga pembelian maka ia memperoleh untung. Namun, apabila pedagang menjual
barang dagangannya dengan harga lebih rendah dari pada harga pembelian maka
ia mengalami rugi. Dapat disimpulkan bahwa :
Ada 3 kemungkinan yang akan terjadi kepada penjual dan pembeli saat
melakukan transaksi, yaitu :

1) Untung = harga jual > harga beli ; yaitu bisa dihitung dengan : harga jual –
harga beli
2) Rugi = harga jual < harga beli ; yaitu bisa dihitung dengan : harga beli –
harga jual
3) Impas ( sama rata ) = harga jual dan harga beli sama besarnya ( harga
jual=harga beli )

Untung jika harga penjualan lebih tinggi daripada harga pembelian.


Rugi jika harga penjualan lebih rendah daripada harga pembelian.
Keuntungan = Harga Penjualan – harga pembelian
Kerugian = Harga pembelian – harga penjualan

Contoh :
1. Seorang pedagang membeli telur 10 kg dengan harga Rp 120.000,
kemudian telur itu dijual denan harga Rp12.500/kg. Berapakah
keuntungan pedagang tersebut?

Jawab :

Diketahui: harga beli 10 kg telur Rp. 120.000,00

Harga jual 1 kg telur Rp. 12.500,00

Untung = Harga Jual – Harga Beli

Harga jual = 10 x Rp. 12.500,00 = Rp. 125.000,00

30
Untung = Rp. 125.000,00 – Rp. 120.000,00 = Rp. 5.000,00

Jadi pedagang itu mendapat keuntungan Rp. 5000,00

2. Pak Dono membeli sebuah mobil dengan harga


Rp.10.000.000,00. Pada suatu saat karena ia sangat membutuhkan
uang, ia bermaksud menjual mobilnya. Ternyata ia hanya dapat menjual
mobilnya dengan harga Rp. 8.000.000,00. Berapa kerugian Pak Dono?

Jawab

Harga pembelian = Rp. 10.000.000,00

Harga penjualan = Rp. 8.000.000,00

Rugi = harga pembelian – harga penjualan

= Rp. 10.000.000,00 - Rp. 8.000.000,00

= Rp. 2.000.000,00

Jadi, Pak Dono mengalami kerugian sebesar Rp. 2.000.000,00.

C. Menentukan Persentase Keuntungan atau Kerugian


Persentase keuntungan digunakan untuk mengetahui persentase
keuntungan dari suatu penjualan terhadap modal yang dikeluarkan.
Misal : PU = Persentase keuntungan
HB = Harga beli (modal)
HJ = Harga jual (total pemasukan)
Persentase keuntungan dapat ditentukan dengan rumus
𝐻𝐽 − 𝐻𝐵
𝑃𝑈 = 𝑋 100%
𝐻𝐵

Persentase kerugian digunakan untuk mengetahui persentase kerugian


dari suatu penjualan terhadap modal yang dikeluarkan.
Misal : PR = Persentase kerugian

31
HB = Harga beli (modal)
HJ = Harga jual (total pemasukan)
Persentase kerugian dapat ditentukan dengan rumus
𝐻𝐵 − 𝐻𝐽
𝑃𝑅 = 𝑋 100%
𝐻𝐵

Contoh :
1. Pak Dedi membeli suatu motor bekas dengan harga Rp4.000.000,00.
Dalam waktu satu minggu motor tersebut dijual kembali dengan harga
Rp4.200.000,00. Tentukan persentase keuntungan Pak Dedi.

Jawab :

Sebelum menentukan persentase keuntungan, kita menentukan


keuntungan (U) yang diperoleh Pak Dedi lebih dulu.

U = HJ – HB

= 4.200.000 – 4.000.000

= 200.000

𝑈
𝑃𝑈 = 𝐻𝐵 𝑋 100%

200.000
= 4.000.000 𝑋 100%

= 5%

Jadi, persentase keuntungan yang diperoleh Pak Dedi adalah 5%.

2. Pak Rudi membeli sepetak tanah dengan harga Rp40.000.000,00. Karena


terkendala masalah keluarga, Pak Dedi terpaksa menjual tanah tersebut
dengan harga Rp38.000.000,00. Tentukan persentase kerugian yang
ditanggung oleh Pak Rudi.

32
Jawab :
Sebelum menentukan persentase kerugian, kita menentukan kerugian (R)
yang diperoleh Pak Rudi lebih dulu.

R = HB – HJ

= 40.000.000 – 38.000.000

= 2.000.000

𝑅
𝑃𝑅 = 𝐻𝐵 𝑋 100%

2.000.000
= 40.000.000 𝑋 100%

= 5%

Jadi, persentase kerugian yang ditanggung oleh Pak Rudi adalah 5%

D. Rabat (Diskon), Bruto, Tara dan Netto


1. Rabat (Diskon)
Rabat artinya potongan harga atau lebih dikenal dengan istilah
diskon. Rabat biasanya diberikan kepada pembeli dari suatu grosir atau toko
tertentu.
Harga bersih = harga kotor – rabat (diskon)

Diskon = harga kotor – harga bersih

𝑑𝑖𝑠𝑘𝑜𝑛
%D = ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟

Pada rumus di atas, harga kotor adalah harga sebelum dipotong diskon,
dan harga bersih adalah harga setelah dipotong diskon.

33
Contoh :

Sebuah toko memberikan diskon 15 %, Budi membeli sebuah rice cooker dengan
harga Rp. 420.000,00. Berapakah harga yang harus dibayar budi?

Jawab :

Harga sebelum diskon = Rp. 420.000,00

Potongan harga = 15 % x Rp. 420.000,00 = Rp. 63.000,00

Harga setelah diskon = Rp. 420.000,00 – Rp. 63.000,00 = Rp 375. 000,00

Jadi budi harus membayar Rp 375.000,00

2. Bruto, Tara dan Netto


Istilah Bruto diartikan sebagai berat dari suatu benda bersama
pembungkusnya. Bruto juga dikenal dengan istilah berat kotor. Istilah Tara
diartikan sebagai selisih antara bruto dengan netto. Istilah Netto diartikan
sebagai berat dari suatu benda tanpa pembungkus benda tersebut. Netto juga
dikenal dengan istilah berat bersih. Jadi, hubungan bruto, tara, dan neto
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Neto = bruto – tara
Tara = bruto - netto
Tara = persen tara x bruto
Persentase Neto dan Tara
Misal diketahui Neto = N, Tara = T, dan Bruto = B
Persentase Neto= %N, Persentase Tara = %T
Presentase netto dapat dirumuskan
𝑁
%𝑁 = 𝐵 𝑋 100%

Presentase tara dapat dirumuskan


𝑇
%𝑇 = 𝐵 𝑋 100%

34
Contoh :
Bruto satu dus barang adalah 48 kg. Jika taranya 2,5%, hitunglah berat bersih
(neto) satu dus barang tersebut!
Jawab :
Neto = bruto – tara
% Neto = 100% - 2,5%
= 97,5%
Maka :
Neto = 97,5% x 48 kg
= 46,8 kg

E. Bunga Tunggal dan Pajak


1. Bunga tunggal

Jika kita menyimpan uang di bank, maka uang kita akan bertambah karena
kita mendapat bunga. Jenis bunga tabungan yang akan kita pelajari adalah bunga
tunggal, artinya yang mendapat bunga hanya modalnya saja, sedangkan
bunganya tidak akan berbunga lagi. Bunga tabungan biasanya dihitung dalam
persen yang berlaku untuk jangka waktu 1 tahun.

Bunga 1 tahun = persen bunga x modal

𝑏
Bunga bulan = 12 x persen bunga x modal

𝑏
= x bunga 1 tahun
12

Persen bunga selalu dinyatakan untuk 1 tahun, kecuali jika ada


keterangan lain pada soal

Contoh :

Rio menabung dibank sebesar Rp 75.000,00 dengan bunga 12% per tahun.
Hitung jumlah uang rio setelah enam bulan.

35
Jawab :

Besar modal (uang tabungan) = Rp 75.000,00

12
Bunga 1 tahun 12 % = x Rp. 75.000,00 = Rp. 9.000,00
100

Bunga 6 bulan = Rp 4500,00

Jadi jumlah uang Rio setelah disimpan selama enam bulan menjadi:

= Rp 75.000,00 + Rp 4500,00

= Rp 79.500,00

2. Pajak

Pajak adalah besaran nilai suatu barang atau jasa yang wajib dibayarkan
oleh masyarakat kepada Pemerintah. Pajak merupakan suatu kewajiban dari
warga negara untuk menyerahkan sebagian kekayaan kepada negara menurut
peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah, tetapi tanpa mendapat
jasa balik dari negara secara langsung. Hasil dari pajak digunakan untuk
kesejahteraan umum.

Contoh :

Seorang ibu mendapat gaji sebulan sebesar Rp. 1.000.000,00 dengan penghasilan
tidak kena pajak Rp. 400.000,00. Jika besar pajak penghasilan (PPh) adalah 10
% berapakah gaji yang diterima ibu tersebut?

Jawab :

Besar penghasilan = Rp. 1.000.000,00

Penghasilan tidak kena pajak Rp. 400.000,00

Pengahasilan kena pajak = Rp. 1.000.000,00 – Rp.400.000,00

36
= Rp 600.000,00

Besar pajak penghasilan = 10 % x Rp. 600.000,00 = Rp.60.000,00

Jadi besar gaji yang diterima ibu tersebut adalah = Rp 1.000.000 – Rp


60.000 = Rp 940.000

37
KARTU SOAL

Mata Pelajaran: Matematika Penyusun : Kelompok 2


Kelas/Smstr : VII/Ganjil Tahun Pelajaran : 2017/2018
Bentuk Tes : Obyektif

KOMPETENSI DASAR
NO KUNCI
4.8 Menyelesaikan masalah yang
SOAL
berkaitan dengan persamaan dan 11 B
pertidaksamaan linear satu variabel
MATERI
Persamaan dan Pertidaksamaan Linear BUTIR SOAL :
Satu Variabel Himpunan penyelesaian dari 2x + 3 ≤
INDIKATOR SOAL 21 + 4x dengan x bilangan bulat
Menyelesaikan soal dengan konsep adalah…
pertidaksamaan linear satu variabel a. {-12, -11, -10, -9,….}
ASPEK b. {-9, -8, -7, -8,…}
C1 C2 C3 c. {…..,-15, -14, -13, -12}
TINGKAT KESUKARAN d. {….., -12,-11, -10, -9}
MD SD SK ( UN 2015 )
Digunakan Jumlah Analisis Jawaban
Tanggal
untuk siswa a. 2x + 3 ≤ 21 + 4x
2x – 4x ≤ 21 + 3
2x ≥ -24
x ≥ - 12
Hp = {-12, -11, -10, -9,….}
(kesalahan konsep)
Proporsi Pemilih b. 2x + 3 ≤ 21 + 4x
TK DP 2x – 4x ≤ 21 - 3
A B C D OMT -2x ≤ 18
2x ≥ - 18
x ≥ -9

38
Hp = {-9, -8, -7, -8,…}

c. 2x + 3 ≤ 21 + 4x
2x – 4x ≤ 21 + 3
-2x ≤ 24
x ≤ -12
Hp = {…..,-15, -14, -13, -12}
(kesalahan konsep)

d. 2x + 3 ≤ 21 + 4x
2x – 4x ≤ 21 - 3
-2x ≤ 18
x ≤ -9
Hp = {….., -12,-11, -10, -9}
(kesalahan konsep)

39
KARTU SOAL

Mata Pelajaran: Matematika Penyusun : Kelompok 2


Kelas/Smstr : VII/Ganjil Tahun Pelajaran : 2017/2018
Bentuk Tes : Obyektif

KOMPETENSI DASAR
NO KUNCI
4.8 Menyelesaikan masalah yang
SOAL
berkaitan dengan persamaan dan 9 B
pertidaksamaan linear satu variabel
MATERI
Persamaan dan Pertidaksamaan Linear BUTIR SOAL :
Satu Variabel Himpunan penyelesaian dari
INDIKATOR SOAL pertidaksamaan x + 3 ≥ 5x - 1 dengan
Menyelesaikan soal dengan konsep x bilangan bulat adalah…
pertidaksamaan linear satu variabel a. {x| x ≥ 1, x bilangan bulat}
ASPEK b. {x| x ≤ 1, x bilangan bulat}
C1 C2 C3 c. {x| x ≥ -1, x bilangan bulat}
TINGKAT KESUKARAN d. {x| x ≤ -1, x bilangan bulat}
MD SD SK (UN 2013)
Digunakan Jumlah Analisis Jawaban
Tanggal
untuk siswa a. x + 3 ≥ 5x - 1
x – 5x ≥ -1 – 3
- 4x ≥ -4
x ≥ -1
Hp = {x| x ≥ 1, x bilangan bulat}
(kesalahan konsep)
Proporsi Pemilih
TK DP b. x + 3 ≥ 5x - 1
A B C D OMT x – 5x ≥ -1 – 3
- 4x ≥ -4
4x ≤ 4

40
x ≤1
Hp = {x| x ≤ 1, x bilangan bulat}

c. x + 3 ≥ 5x - 1
x – 5x ≥ -1 – 3
- 4x ≥ -4
4x ≥ -4
x ≥ -1
Hp = {x| x ≥ -1, x bilangan bulat}
(kesalahan konsep)

d. x + 3 ≥ 5x - 1
x – 5x ≥ -1 – 3
- 4x ≥ -4
4x ≥ 4
x ≥1
Hp = {x| x ≤ -1, x bilangan bulat}
(kesalahan konsep)

41
KARTU SOAL

Mata Pelajaran: Matematika Penyusun : Kelompok 2


Kelas/Smstr : VII/Ganjil Tahun Pelajaran : 2017/2018
Bentuk Tes : Obyektif

KOMPETENSI DASAR
NO KUNCI
4.8 Menyelesaikan masalah yang
SOAL
berkaitan dengan persamaan dan 13 B
pertidaksamaan linear satu variabel
MATERI
Persamaan dan Pertidaksamaan Linear BUTIR SOAL :
Satu Variabel Hasil dari 3(x + 2) – 5x - 5 adalah…
INDIKATOR SOAL a. -2x - 1
Menyelesaikan soal dengan konsep b. -2x + 1
persamaan linear satu variabel c. 2x - 1
ASPEK d. -2x +1
C1 C2 C3
TINGKAT KESUKARAN
MD SD SK (UN 2010)
Digunakan Jumlah Analisis Jawaban
Tanggal
untuk siswa a. 3(x + 2) – 5x - 5
= 3x + 6 – 5x – 5
= 3x -5x - 6 +5
= -2x -1
(kesalahan konsep)

Proporsi Pemilih b. 3(x + 2) – 5x - 5


TK DP = 3x + 6 – 5x – 5
A B C D OMT = 3x -5x + 6 -5
= -2x + 1

42
c. 3(x + 2) – 5x - 5
= 3x + 6 – 5x – 5
= 5x -3x – 6 + 5
= 2x- 1
(kesalahan konsep)

d. 3(x + 2) – 5x - 5
= 3x + 6 – 5x – 5
= 5x -3x + 6 -5
= 2x + 1
(kesalahan konsep)

43
KARTU SOAL

Mata Pelajaran: Matematika Penyusun : Kelompok 2


Kelas/Smstr : VII/Ganjil Tahun Pelajaran : 2017/2018
Bentuk Tes : Obyektif

KOMPETENSI DASAR
NO KUNCI
4.8 Menyelesaikan masalah yang
SOAL
berkaitan dengan persamaan dan 11 A
pertidaksamaan linear satu variabel
MATERI
Persamaan dan Pertidaksamaan Linear BUTIR SOAL :
Satu Variabel Jika x adalah penyelesaian dari 5x – 8
INDIKATOR SOAL = 3x + 12, nilai dari x + 3 adalah…
Menyelesaikan soal dengan konsep a. 13
persamaan linear satu variabel b. 8
ASPEK c. 5
C1 C2 C3 d. -2
TINGKAT KESUKARAN
MD SD SK (UN 2014)
Digunakan Jumlah Analisis Jawaban
Tanggal
untuk siswa
a. 5x – 8 = 3x + 12
5x – 3x = 12 + 8
2x = 20
x = 10
x + 3 = 10 + 3 = 13
Proporsi Pemilih
TK DP b. 5x – 8 = 3x + 12
A B C D OMT – 3x = 15
x=5
x+3=5+3=8

44
(kesalahan konsep)

c. 5x – 8 = 3x + 12
5x – 3x = 12- 8
2x = 4
x=2
x+3=2+3=5
(kesalahan konsep)

d. 5x – 8 = 3x + 12
– 3x = 15
x = -5
x + 3 = -5 + 3 = -2
(kesalahan konsep)

45
KARTU SOAL
Mata Pelajaran: Matematika Penyusun : Kelompok 2
Kelas/Smstr : VII/Genap Tahun Pelajaran : 2017/2018
Bentuk Tes : Obyektif

KOMPETENSI DASAR
NO KUNCI
4.10 menyelesaikan masalah yang
SOAL
berkaitan dengan perbandingan senilai 11 B

dan berbalik nilai


MATERI BUTIR SOAL :
Perbandingan Suatu pekerjaan akan selesai
INDIKATOR SOAL dikerjakan oleh 24 orang selama 20
Menyelesaikan soal cerita hari. Agar pekerjaan tersebut dapat
dengankonsep perbandingan berbalik diselesaikan selama 15 hari, banyak
nilai tambahan pekerja yang diperlukan
ASPEK adalah…
C1 C2 C3 a. 6 orang c. 18 orang
TINGKAT KESUKARAN b. 8 orang d. 32 orang
MD SD SK
(UN 2011)
Digunakan Jumlah Analisis Jawaban
Tanggal
untuk siswa 𝑎1 = 20 ℎ𝑎𝑟𝑖 ;
𝑏1 = 24 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 ;
𝑎2 = 15 ℎ𝑎𝑟𝑖
Dit: tambahan pekerja yang
diperlukan:
𝑎1 𝑎 20 15
a. = 𝑏2 ↔ 24 = ↔ 𝑏2 = 18
𝑏1 2 𝑏2
Proporsi Pemilih
𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = 24 − 18
TK DP
= 6 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
A B C D OMT

46
(kesalahan konsep)
𝑎1 𝑎 20 15
b. = 𝑏2 ↔ 𝑏 = 24 ↔ 𝑏2=32
𝑏2 1 2

𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = 32 − 24
= 8 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
𝑎 𝑎 20 15
c. 𝑏1 = 𝑏2 ↔ 24 = ↔ 𝑏2 =
1 2 𝑏2

18 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
(kesalahan konsep)
𝑎1 𝑎2 20 15
d. = ↔ 𝑏 = 24 ↔ 𝑏2 =
𝑏2 𝑏1 2

32 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
(𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑝)

47
KARTU SOAL

Mata Pelajaran: Matematika Penyusun : Kelompok 2


Kelas/Smstr : VII/Genap Tahun Pelajaran : 2017/2018
Bentuk Tes : Obyektif

KOMPETENSI DASAR
NO KUNCI
4.9 menyelesaikan besaran yang
SOAL
berkaitan dengan rasio dua besaran( 3 C

satuanya sama dan berbeda)


MATERI BUTIR SOAL :
Perbandingan Sebuah toko kue selama 8 hari dapat
INDIKATOR SOAL membuat 240 kue. Banyak kue yang
Menyelesaikan soal cerita dengan dpat di buat oleh toko tersebut selama
konsep perbandingan dua besaran 12 hari adalah...
ASPEK a. 160 kue c. 360 kue
C1 C2 C3 b. 260 kue d. 460 kue
TINGKAT KESUKARAN
MD SD SK (UN 2015)
Digunakan Jumlah Analisis Jawaban
Tanggal
untuk siswa Dik. selama 8 hari dapat membuat 240
kue
Dit. Selama 12 hari dapat membuat ….
kue
240 20
a. ↔ = 20 𝑘𝑢𝑒/ℎ𝑎𝑟𝑖
12 1
20
× 8 = 20 × 8 = 160
Proporsi Pemilih 1
TK DP
(kesalahan konsep)

48
A B C D OMT b. 240+12+8= 260 kue
(kesalahan konsep)

240 30
c. ↔ = 30 𝑘𝑢𝑒/ℎ𝑎𝑟𝑖
8 1

30
× 12 = 30 × 12 = 360
1
Jadi toko tersebut selama 12 hari
dapat membuat 360 kue
d. 12 − 8 = 4
12 + 8 = 20
240
× 8 = 480 → 480 − 20
4
= 460
(𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑝)

49
KARTU SOAL

Mata Pelajaran: Matematika Penyusun : Kelompok 2


Kelas/Smstr : VII/Genap Tahun Pelajaran : 2017/2018
Bentuk Tes : Obyektif
KOMPETENSI DASAR
NO KUNCI
4.10 menyelesaikan masalah yang
SOAL
berkaitan dengan perbandingan senilai 4 A

dan berbalik nilai


MATERI BUTIR SOAL :
Perbandingan Jumlah kelereng akmal dan fajar
INDIKATOR SOAL adalah 48. Perbandingan kelereng
Menyelesaikan soal cerita dengan akmal dan fajar 5 : 7. Selisi kelereng
konsep perbandingan senilai mereka adalah…
ASPEK a. 8 c. 20
C1 C2 C3 b. 16 d. 28
TINGKAT KESUKARAN
MD SD SK (UN 2013)
Digunakan Jumlah Analisis Jawaban
Tanggal
untuk siswa 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑒𝑟𝑒𝑛𝑔 = 48
𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 = 5 ∶ 7
Dit: selisih kelereng.?...
48 48
a. = 12 = 4
5+7

5 : 7 ( dikali 4) ↔ 20: 28
𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ = 28 − 20 = 8
Proporsi Pemilih 48 48
TK DP b. + = 9,6 + 6,85 = 16,45 ≈
5 7

50
A B C D OMT 16
( kesalahan konsep)
48 48
c. = 12 = 4
5+7

5 × 4 = 20 (hanya menghitung
jumlah kelereng akmal)
(𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑝)
48 48
d. = =4
5+7 12

7 × 4 = 28 (hanya menghitung
jumlah kelereng fajar)
(𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑝)

51
KARTU SOAL

Mata Pelajaran: Matematika Penyusun : Kelompok 2


Kelas/Smstr : VII/Genap Tahun Pelajaran : 2017/2018
Bentuk Tes : Obyektif
KOMPETENSI DASAR
NO KUNCI
4.10 menyelesaikan masalah yang
SOAL
berkaitan dengan perbandingan senilai 5 B

dan berbalik nilai


MATERI
Perbandingan BUTIR SOAL :
INDIKATOR SOAL Perbandingan uang ani dan ina 3 : 5.
Menyelesaikan soal cerita dengan Jumlah uang mereka Rp400.000,00.
konsep perbandingan senilai Selisih uang keduanya adalah…
ASPEK a. Rp80.000,00 c. Rp150.000,00
C1 C2 C3 b. Rp100.000,00 d. Rp200.000,00
TINGKAT KESUKARAN
MD SD SK (UN 2016)
Digunakan Jumlah Analisis Jawaban
Tanggal
untuk siswa 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑎𝑛𝑔 = Rp400.000,00
𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 = 3 ∶ 5
Dit: selisih uang keduanya.?...
240.000
a. = 𝑅𝑝80.000
3

(𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑝)

Proporsi Pemilih 𝑅𝑝400.000 𝑅𝑝400.000


TK DP b. = =
3+5 8

52
A B C D OMT 𝑅𝑝50.000
3 : 5 ( dikali 50.0000)
= 150.000 ∶ 250.000
𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ = 𝑅𝑝250.000 − 𝑅𝑝150.000
= 𝑅𝑝100.000
400.0000 400.000
c. = = 50.000
3+5 8

3 × 𝑅𝑝50.000 = 𝑅𝑝. 150.000


(hanya menghitung uang ani)
(kesalahan konsep)
𝑅𝑝400.000 𝑅𝑝400.000
d. = =
5−3 2

𝑅𝑝200.000
(𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑝)

53
KARTU SOAL

Mata Pelajaran: Matematika Penyusun : Kelompok 2


Kelas/Smstr : VII/ Genap Tahun Pelajaran : 2018/2019
Bentuk Tes : Obyektif
KOMPETENSI DASAR
4.11 Menyelesaikan masalah berkaitan NO KUNCI
SOAL
dengan aritmetika sosial (penjualan, 6 C
pembelian, potongan, keuntungan,
kerugian, bunga tunggal, persentase, bruto, BUTIR SOAL :
neto, tara) Pak Andi menjual sepeda seharga Rp
MATERI 600.000,00 dan mendapat keuntungan
Aritmatika Sosial sebesar 20%. Harga beli sepeda tersebut
INDIKATOR SOAL adalah...
Menyelesaikan soal cerita dengan konsep a. Rp 420.000,00
harga penjualan dan harga pembelian b. Rp 450.000,00
ASPEK c. Rp 500.000,00
C1 C2 C3 d. Rp 720.000,00
TINGKAT KESUKARAN
MD SD SK (UN 2017)
Digunakan Jumlah Analisis Jawaban
Tanggal
untuk siswa 70
a. 100
x 600.000,00 = 420.000,00

(kesalahan konsep)
75
b. 100 x 600.000,00 = 450.000,00

(kesalahan konsep)
100
c. 120
x 600.000,00 = 500.000,00
120
d. 100 x 600.000,00 = 720.000,00
Proporsi Pemilih
TK DP (kesalahan konsep)

54
A B C D OMT

KARTU SOAL

Mata Pelajaran: Matematika Penyusun : Kelompok 2


Kelas/Smstr : VII/ Genap Tahun Pelajaran : 2018/2019
Bentuk Tes : Obyektif

KOMPETENSI DASAR
NO KUNCI
4.11 Menyelesaikan masalah berkaitan
SOAL
dengan aritmetika sosial (penjualan, 6 A

pembelian, potongan, keuntungan,


kerugian, bunga tunggal, persentase,
bruto, neto, tara) BUTIR SOAL :
MATERI Andi membeli 10 pasang sepatu
Aritmatika Sosial seharga Rp 400.000,00. Sebanyak 7
INDIKATOR SOAL pasang sepatu dijual dengan harga Rp
Menyelesaikan soal cerita dengan 50.000,00 per pasang, 2 pasang dijual
konsep presentase untung dan rugi Rp 40.000,00 per pasang dan sisanya
ASPEK disumbangkan. Presentase keuntungan
C1 C2 C3 yang diperoleh Andi adalah...
1
TINGKAT KESUKARAN a. 72%
MD SD SK b. 15%
1
c. 222%

d. 30%

(UN 2011)

55
Digunakan Jumlah Analisis Jawaban
Tanggal
untuk siswa Hj = harga jual, U = untung, %U =
persen untung, Hb = harga beli
a. Hj 7 sepatu = 7 x 50.000 = 350.000
Hj 2 sepatu = 2 x 40.000 = 80.000
Hj = 350.000 + 80.000 = 430.000
U = 430.000 – 400.000 = 30.000
𝑈
Proporsi Pemilih %U = 𝐻𝑏 x100%
TK DP 30.000 1
= 400.000 x 100% = 72%
A B C D OMT

b. Hj = 50.000 + 40.000 = 90.000


U = 90.000 – 30.000 = 60.000
𝑈
%U = 𝐻𝑏 x100%
60.000
= 400.000 x 100% = 15%

(kesalahan konsep)

c. Hj = 50.000 + 40.000 = 90.000


𝑈
%U = 𝐻𝑏 x100%
90.000 1
= 400.000 x 100% = 222%

(kesalahan konsep)

d. U = 90.000 + 30.000 = 120.000


𝑈
%U = 𝐻𝑏 x100%
120.000
= 400.000 x 100% = 30%

(kesalahan konsep)

56
KARTU SOAL

Mata Pelajaran: Matematika Penyusun : Kelompok 2


Kelas/Smstr : VII/ Genap Tahun Pelajaran : 2018/2019
Bentuk Tes : Obyektif

KOMPETENSI DASAR
NO KUNCI
4.11 Menyelesaikan masalah berkaitan
SOAL
dengan aritmetika sosial (penjualan, 1 B

pembelian, potongan, keuntungan,


kerugian, bunga tunggal, persentase,
bruto, neto, tara) BUTIR SOAL :
MATERI Harga pembelian sebuah roti Rp
Aritmatika Sosial 5.000,00. Roti tersebut dijual dengan
INDIKATOR SOAL keuntungan 15%. Harga penjualan
Menyelesaikan soal cerita dengan 100 buah roti adalah…
konsep harga penjualan dan harga a. Rp 625.000,00
pembelian b. Rp 575.000,00
ASPEK c. Rp 500.000,00
C1 C2 C3 d. Rp 425.000,00
TINGKAT KESUKARAN
MD SD SK (UN 2009)

Digunakan Tanggal Jumlah Analisis Jawaban

57
untuk siswa Hb = harga beli, U = untung, Hj =
harga jual, Hr = harga roti, HJr =
harga jual 100 roti
125
a. HJr = 100 x 500.000,00 =

625.000,00 (kesalahan konsep)

Proporsi Pemilih 15
b. U = x 5.000 = 750/ roti
100
TK DP
Hr = 5.000 + 750 = 5.750
A B C D OMT
HJr = 5.750 x 100 = 575.000,00

c. HJr = 5.000 x 100 = 500.000,000


(kesalahan konsep)

d.Hr = Hb x banyak roti x U


= 5.000 x 100 x 15%
= 75.000
HJr = 500.000 – 75.000 =
425.000,00
(kesalahan konsep)

58
KARTU SOAL

Mata Pelajaran: Matematika Penyusun : Kelompok 2


Kelas/Smstr : VII/ Genap Tahun Pelajaran : 2018/2019
Bentuk Tes : Obyektif

KOMPETENSI DASAR
NO KUNCI
4.11 Menyelesaikan masalah berkaitan
SOAL
dengan aritmetika sosial (penjualan, 6 C

pembelian, potongan, keuntungan,


kerugian, bunga tunggal, persentase,
bruto, neto, tara) BUTIR SOAL :
MATERI Amin menabung di bank sebesar Rp
Aritmatika Sosial 1.200.000,00 dengan suku bunga 9%
INDIKATOR SOAL per tahun. Agar tabungannya menjadi
Menyelesaikan soal cerita dengan Rp 1.236.000,00, lama ia menabung
konsep bunga tunggal adalah…
ASPEK a. 2 bulan
C1 C2 C3 b. 3 bulan
TINGKAT KESUKARAN c. 4 bulan
MD SD SK d. 6 bulan

(UN 2015)

59
Digunakan Jumlah Analisis Jawaban
Tanggal
untuk siswa Bt = bunga tahunan, Bb = bunga
bulanan, Ud = uang diperoleh, M=
modal
18
a. Bt = 100 x 1.200.000,00 =

216.000,00
Bb = Ud – M
Proporsi Pemilih = 1.236.000 - 1.200.000 =
TK DP 36.000
A B C D OMT 𝑏
Bb = 12 x Bt
𝑏
36.000 = 12 x 216.000

36.000 = b x 18.000
36.000
b = 18.000 = 2 bulan

(kesalahan konsep)

12
b.Bt = 100 x 1.200.000,00 =

144.000,00
Bb = Ud – M
= 1.236.000 - 1.200.000 =
36.000
𝑏
Bb = 12 x Bt
𝑏
36.000 = 12 x 144.000

36.000 = b x 12.000
36.000
b = 12.000 = 3 bulan

(kesalahan konsep)

c. Bt = persen bunga x M
9
Bt = 100
x 1.200.000,00 =

60
108.000,00
Bb = Ud – M
= 1.236.000 - 1.200.000 =
36.000
𝑏
Bb = 12 x Bt
𝑏
36.000 = 12 x 108.000

36.000 = b x 9.000
36.000
b= = 4 bulan
9.000

6
d.Bt = 100 x 1.200.000,00 = 72.000,00

Bb = Ud – M
= 1.236.000 - 1.200.000 =
36.000
𝑏
Bb = 12 x Bt
𝑏
36.000 = 12 x 72.000

36.000 = b x 6.000
36.000
b= = 6 bulan
6.000

(kesalahan konsep)

61
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2017. Buku Siswa Matematika SMP


kelas VII Kurikulum 2013 Semester 1. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2017. Buku Siswa Matematika SMP
kelas VII Kurikulum 2013 Semester 2. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaa.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.2009. Soal Ujian Nasional Matematika
SMP Tahun Pelajaran 2008/2009.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.2010. Soal Ujian Nasional Matematika
SMP Tahun Pelajaran 2009/2010.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.2011. Soal Ujian Nasional Matematika
SMP Tahun Pelajaran 2010/2011.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Soal Ujian Nasional Matematika
SMP Tahun Pelajaran 2013/2013.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.2014. Soal Ujian Nasional Matematika
SMP Tahun Pelajaran 2013/2014.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.2015. Soal Ujian Nasional Matematika
SMP Tahun Pelajaran 2014/2015.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.2016. Soal Ujian Nasional Matematika
SMP Tahun Pelajaran 2015/2016.

62
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.2017. Soal Ujian Nasional Matematika
SMP Tahun Pelajaran 2016/2017.
Roemoez.2012.Peta Konsep Aritmatika Sosial Matematika Kelas VII.
http://youtube.com/watch?v=o_JEe0kvlQ4&utm_source=youtube.com&ut
m_medium=short_domains&utm_campaign=www.ssyoutube.com. (Diakses
Pada Tanggal 15 Februari 2018 Pukul 19.30)

63

Anda mungkin juga menyukai