Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 1

KUALITAS ALAT PENILAIAN

1. Alifi Roca Ansori (15183207004)


2. Rahayu Renaningtya (15183207020)
3. Samuel Christanto (15183207056)
4. Valentino Afrian (15183207109)
5. Abdul Rohmad (15183207116)
Pengertian Validitas dan
Reliabilitas Hasil Pengukuran
A.Validitas
Menurut Azwar (1986) validitas berasal dari kata
validity yang mempuyai arti
sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya. Menurut Arikunto (1999)
validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes.
Menurut Nursalam (2003) validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu
instrument.
Jenis – Jenis Validitas
 Menurut Sudijono (2009) terdapat berbagai jenis
validitas, antara lain :
1. Pengujian Validitas tes secara rasional
Adalah validitas yang diperoleh atas dasar hasil
pemikiran, validitas yang
diperoleh dengan berpikir secara logis
2. Pengujian validitas tes secara empirik
Adalah ketepatan mengukur yang didasarkan pada
hasil analisis yang
bersifat empirik atau diperoleh berdasarkan
pengamatan di lapangan.
 B. Reliabilitas
 Menurut Sugiono (2005) reliabilitas adalah
serangkaian pengukuran atau alat ukur yang
memiliki konsistensi bila pengukuran yang
dilakukan secara berulang.
 Menurut Sukaji (2000) reliabilitas suatu tes
adalah seberapa besar derajat tes mengukur
secara konsisten sasaran yang diukur.
 Berdasarkan pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa reliabilitas adalah suatu
keajengan suatu tes untuk mengukur atau
mengamati sesuatu yang menjadi objek ukur.
 Untuk mengestimasi reliabilitas suatu alat penilaian (tes
dan non tes) ada tiga
cara yang paling banyak dipergunakan, yaitu :
1. Tes Tunggal (Single Test)
adalah tes yang terdiri dari satu perangkat (satu set)
yang dikenakan terhadap sekelompok subyek dalam
satu kali pelaksanaan. hasil evaluasi ini hanya terdapat
satu kelompok data berupa skor hasil evaluasi itu
yang dinamakan “internal consistency reliability”.
2. Tes Ulang (Tes Retest)
adalah tes yang terdiri dari seperangkat tes yang
dikenakan terhadap sekelompok subyek dua kali.
Reliabilitasnya dihitung dengan cara mengkorelasikan
hasil evaluasi pertama dengan yang kedua.
3. Tes Ekuivalen (Alternate Test)
adalah tes yang terdiri dari dua
perangkat dimana soal – soal pada
perangkat pertama ekuivalen dengan
soal – soal pada perangkat kedua.
Untuk menentukan reliabilitasnya
dihitung dengan cara mengkorelasikan 8
hasil tes untuk soal perangkat pertama
dengan hasil tes dari perangkat kedua.
Hubungan Antara Validitas dan
Reliabilitas
 Ketepatan hasil pengukuran (reliablitas) sangat
diperlukan untuk memperoleh alat ukur yang
dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat.
Walaupun demikian alat ukur yang mempunyai
reliabilitas yang tinggi belum tentu secara
otomatis mempunyai validitas yang tinggi.
Tingginya reliabilitas yangdihasilkan oleh suatu
alat ukur jika tidak dibarengi dengan tingginya
validitas dapat memberikan informasi yang salah
tentang apa yang ingin anda ukur.
Kriteria Kualitas Alat Evaluasi
1. Validitas
2. Reabilitas
3. Daya pembeda (Discriminating Power)
4. Indeks Kesukaran (Difficulty Index)
Jika soal terlalu sukar maka rekuensi distribusi yang
paling banyak terletak pada skor yang rendah
sebagaian besar mendapat nilai yang jelek.
5. Efekifitas Option
Option adalah kemungkinan jawaban yang
disediakan pada butir soaltipe objektif bentuk
pilihan ganda. Option yang merupakan jawaban
benar, disebut optionkunci sedangkan option
lainnya disebut option pengecoh.
Kriteria Kualitas Alat Evaluasi
6. Objektivitas
Besarnya skor yang diberikan kepada testi
menunjukkan sampai sejauh mana tingkat
penguasaan materi yang telah dimiliki siswa
tersebut. Gambaran yang dinyatakan dengan
skor (nilai) tersebut harus objektif dan benar-
benar mengevaluasi kemampuan siswa secara
tepat.
7. Praktikabilitas
Tes yang baik harus bersifat praktis, dalam arti
mudah dilaksanakan dan efisien
dari segi biaya dan tenaga.
Cara Melakukan Analisis dan
Perbaikan Butir Soal
 Menurut Nitko (1983) analisis butir soal menggambarkan suatu proses
pengambilan data, dan penggunaan informasi tentang tiap – tiap butir soal.
Terutama informasi tentang respons siswa terhadap setiap butir soal.
 Dapat dikatakan bahwa arti penting penggunaan analisis butir soal adalah
sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui aakah butir soal yang disusun sudah berfungsi sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh penyusun soal.
2. Sebagai umpan balik bagi siswa untuk mengetahui kemampuan
merekadalam menguasai suatu materi.
3. Sebagai umpan balik bagi guru untuk mengetahui kesulitan – kesulitan
yang dialami siswa dalam memahami suatu materi.
4. Sebagai acuan untuk merevisi soal.
5. Untuk memperbaiki kemampuan anda dalam menulis soal.
Kapan Analisis Butir Soal Dilakukan
 Ada dua karakteristik butir soal yang perlu diperhatikan sebelum
melakukan Analisis butir soal, yaitu :
1. Tingkat Kesukaran Butir Soal
Merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan kualitas
butir
soal tersebut apakah termasuk mudah, sedang, atau sukar.
Besarnya tingkat
kesukaran butir soal dapat dihitung denga memperhatikan
proporsi peserta
tes yang menjawab benar terhadap setiap butir soal dengan
rumus :
P = B/N
 Keterangan :
P = indeks tingkat kesukaran butir soal
B = jumlah peserta tes yang menjawab benar
N = jumlah seluruh peserta tes.
2. Daya Beda (D)
Daya beda butir soal memiliki pengertian
bahwa soal tersebut dapat membedakan
kemampuan individu peserta tes. Daya beda
soal dapat dihitung dengan rumus :
D = Pa – Pb
 Keterangan :
D = indeks daya beda butir soal
Pa = proporsi kelompok atas yang menjawab
benar
Pb = proporsi kelompok bawah yang
menjawab benar
Langkah – langkah dalam menganalisis
butir soal secara sederhana
1. Hitunglah jumlah jawaban benar untuk seluruh siswa
2. Berdasarkan jumlah jawaban yang benar dari seluruh siswa tersebut,
susunlah skor siswa mulai dari skor tertinggi sampai skor yang terendah.
3. Berdasarkan urutan skor tersebut tentukan siswa yang termasuk dalam
kelompok atas dan siswa yang termasuk kelompok bawah.
4. Hitunglah jumlah siswa dalam kelompok atas yang memilih tiap – tiap
alternatif jawban yang disediakan.
5. Dengan cara yang sama, hitung jumlah siswa dalam kelompok bawah
yang memilih tiap – tiap alternatif jawaban yang disediakan.
6. Hitung jumlah semua peserta tes (kelompok atas, tengah, dan bawah)
yang menjawab benar.
7. Hitung tingkat kesukaran butir soal dan daya beda dengan menggunakan
rumus yang telah disediakan.
Kesimpulan
 Bila ingin mengukur sesuatu, Anda harus dapat
memilih alat ukur yang sesuai agar Anda dapat
memperoleh hasil pengukuran yang tepat.
Ketepatan pengukuran inilah yang dinamakan
validitas.Validitas dapat dibedakan menjadi tiga
macam yaitu: validitas isi, validitas konstrak, dan
validitas yang dikaitkan dengan kriteria lain. Ada
dua masalah yang harus Anda perhatikan dalam
rangka mempersiapkan tes hasil belajar yang baik
yaitu masalah validitas dan reliabilitas.

Anda mungkin juga menyukai