Aldi
Sandi Bela
Yanti
Landu prangi cipta putri
UNIVERSITAS SJAKHYAKIRTI
PALEMBANG
Salah satu jasa terbesar yang diberikan Abul Wafa bagi studi matematika adalah trigo
no metri. Trigonometri berasal dari kata trigonon = tiga sudut dan metro = mengukur. Ini
adalah adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segi tiga dan fungsi
trigo no met rik seperti sinus, cosinus, dan tangen.
Trigonometri memiliki hubungan dengan geometri, meskipun ada ketidaksetujuan
tentang apa hubungannya; bagi beberapa orang, trigonometri adalah bagian dari geometri.
Dalam trigonometri, Abul Wafa telah memperkenalkan fungsi tangen dan memperbaiki
metode penghitungan tabel trigonometri. Ia juga tutur memecahkan sejumlah masalah yang
berkaitan dengan spherical triangles.
Secara khusus, Abul Wafa berhasil menyusun rumus yang menjadi identitas trigonometri.
Inilah rumus yang dihasilkannya itu:
sin(a + b) = sin(a)cos(b) + cos(a)sin(b)
cos(2a) = 1 – 2sin2(a)
sin(2a) = 2sin(a)cos(a)
Selain itu, Abul Wafa pun berhasil membentuk rumus geometri untuk parabola, yakni:
x4 = a and x4 + ax3 = b
.
3.AL-KHUJANDI
Abu Mahmud Hamid bin Khidr Khojandi (dikenal sebagai Abu Mahmood
Khojandi, Alkhujandi atau al-Khujandi) adalah astronom Asia Tengah dan ahli
matematika asal Mongol yang tinggal di akhir abad ke-10 dan membantu
membangun sebuah observatorium dekat kota Ray (sekarang Teheran) di Iran.
Beberapa fakta tentang kehidupan Khujandi yang diketahui berasal dari tulisan-
tulisan yang masih hidup maupun dari komentar yang dibuat oleh seorang ilmuwan
sekaligus ahli matematika dari kota Khurasan Iran, Nasiruddin Al-Tusi (Nassereddin
Tusi). Dari komentar Tusi itu cukup yakin bahwa Khujandi, selain merupakan
seorang ilmuwan yang ahli astronomi dan matematika juga salah satu dari penguasa
yang berasal dari keturunan suku Mongol di wilayah Khujand. Dengan demikian bisa
disimpulkan bahwa Al Khunjadi berasal dari kaum bangsawan.
Matematika
Dalam matematika Islam, ia menyatakan kasus khusus dari teorema terakhir Fermat
untuk n = 3, walaupun bukti-nya tidak sepenuhnya benar. Hukum bola sinus mungkin
juga telah ditemukan oleh Khujandi, tetapi tidak pasti apakah ia menemukan pertama
kali, atau apakah Abu Nasr Mansur, Abul Wafa atau Nasir al-Din al-Tusi yang
menemukan terlebih dahulu.
4.abu Kamil syuja
besolace
4. BIOGRAFI KAMIL SYUJA’ (AHLI AL-JABAR)
Abu kamil di kenal sebagai ahli al jabar islam yang cukup produktif menghasilkan
karya. nama lengkpnya adalah Abu Kamil Shujabin Aslam bin Muhammad bin Shuja’a-Hasib
Al-Misri. ia dikenal sebagai penerus Al-Khwarizmi. Abu kamil adalah salah seorang ahli
matematika terbesar pada abad pertengahan. Abu kamil telah memberikan pengaruh besar
pada perkembangan aljabar di eropa. tulisan-tulisannya tentang geometri pun sangat
berpengaruh terhadap perkembangan geometri barat, terutama sejumlah uraian al jabar
terhadap soal geoetri.
semasa hidupnya, kamil banyak menulis buku tentang ilmu aljabar. Al-fihrist adalah
sebuah daftar buku matematika dan astrologi, buku ini memuat dua buah karyanya yang
berjudul kitab fi al-jam wa at-tafrik (tentang pertambahan dan pengurangan) dan kitab al-
khata’ayn (tentang dua kesalahan). kedua buku tersebut cuku terkenal di eropa. di kemudian
hari, karya karya abu kamil syuja’ diterjemahkan dalam berbagai bahasa, seperti bahasa latin
dan ibrani.
pada tahun 1863, seorang ilmuan eropa yang bernama F.Woepeke memperkenalkan
kitab fi al-jam wa at-tafrik karya kamil. buku ini kemudian diterjemahkannya dalam bahasa
latin dengan judul Augmentum et Diminuto. karya hebat abu kami lainnya juga dimuat
dalam sebuah buku yang berjudul at-Ta’arif, yang kemudian terkenal di Eropa. buku ini berisi
sejumah penyelesaian integral dari persamaan persamaan tak tentu. At-ta’rif juga
diterjemahkan dalam bahasa ibrani, dengan diberi tambahan berupa risalah Abu kamil
tentang sal-soal aljabar.
karya abu kamil tentang aljabar lebih dikenal lewat terjemahannya dalam bahasa
latin. hal teersebut dapat dilihat lewat sebah hasil studi yang dilakukan oleh L.C.Karpinski,
seorang ahli matematika dan fisika eripa, yang menulskan hasil penelitianny di bidang
matematika dalam sbuah buku berjudul The Algebra of Abu Kamil Shoja’ bin Aslam. ia
menyusun buku tersebut berdasarkan karya abu kamil versi bahasa latin, khususnya bagian
definisi Jazr (akar), mal (Kapital) dan mufrad (numerik). karya abu kamil di bidang ilmu hitung
tidak dapat dipisahkan dari pengaruh al-khwarizmi. namun, ada beberapa cara penyelesaian
soal matemtika ala Abu Kamil yang mengungguli para pendahulunya. hal tersebut
menandakan adanya kemajuan yang terjadi di setiap generasi.
Seorang ahli matematikadan astronomi asal Persia, mahaguru kalkulus dan pengilham
revolusi komputansi. karya andalannya diabadikan dalam 2 jiz, yaitu Jiz al Jami' dan Jiz al
Baligh, dan ang lainnya berjudul Usul Hisab al Hind, sebuah risalah mengenai aritmetika.
Kitab ushul Hisab al Hind, merupakan karya unggulannya ang memuat deskripsi pertama
tentang perhitungan model India (Indian System of Calculation) , yaitu sistem numerasi
berdasarkan posisi, yang artinya bahwa nilai atau harga angka-angkanya tergantung pada
tempat atau posisinya dalam suatu bilangan. Sistem inilah yang kemudian mengilhami
revolusi dalam hal cara atau metode komputasi yang digunakan dikawasan timur.
Abul Qasim Maslamah bin Ahmad Al-Majriti (Arab: ;أبو القاسم مسلمة بن أحمد المجريطيAl-
Majriti berarti "dari Madrid"; lahir Madrid – meninggal 1008 atau 1007 M), adalah seorang
astronom, alkimiawan, matematikawan, dan ulama Arab Islam dari Al-Andalus (Spanyol yang
dikuasai Islam). Ia juga ikut serta dalam penerjemahan Planispherium karya Ptolemeus,
memperbaiki terjemahan Almagest, memperbaiki tabel astronomi dari Al-Khwarizmi,
menyusun tabel konversi kalender Persia ke kalender Hijriah, serta mempelopori teknik-
teknik geodesi dan triangulasi. Ia juga ditulis sebagai salah satu penulis Ensiklopedia Ikhwan
As-Shafa, tapi kecil kemungkinan bahwa ia benar-benar salah satu penulisnya.
Selain pakar matematika, al-Majriti mempunyai ketertarikan yang luar biasa pada ilmu
perbintangan. Al-Majriti berpendapat bahwa ilmu astronomi akan membuat manusia
memahami peredaran planet dan bintang. Sehubungan dengan itu, al-Majriti banyak
melakukan penelitian dan pengamatan terhadap benda-benda langit. Seperti ilmuwan lain
pada masa itu, al-Majriti juga tertarik mempelajari beberapa buku karangan para ilmuwan
sebelumnya, termasuk ilmuwan Yunani.
7. AL-KARAJI
Keahliannya tersohor sejak abad ke-10 M. Menurut sejarawan Giorgio Levi Della Vida
dalam Appunti e Quesiti di Storia Letteraria Araba, Al-Karaji berasal dari Karadj, Iran.
keterangan ini menepis keterangan pada salah satu karya tulis modern yang menyebut Al-
Karaji berasal dari daerah Al-Karkh, Baghdad. Semasa muda, Al-Karaji merantau ke Baghdad.
Di kota ini, ia sempat memegang posisi tinggi dalam pemerintahan pada 1011 Masehi di era
pemerintahan Buwaih (945-1055 M). Dia kemudian kembali ke tanah kelahirannya dan
meninggal di sana pada 1015 M. Sejatinya, tak ada sumber yang jelas mengenai tanggal
kelahiran atau kematian Al-Karaji. Sejumlah sejarawan meyakini, sang ilmuwan meninggal
setelah 1015 M. Sangat sedikit sumber mengenai riwayat hidup sang ilmuwan. Namanya
muncul pada era modern dengan sebutan Al-Karaji atau Al-Karakhi. Semuanya didasarkan
pada eksistensi karyanya.
Para sejarawan sains paling sering menyebutnya dengan nama Al-Karaji. Roshdi Rashed
mengungkapkan, sangat sedikit informasi dalam sumber Arab klasik tentang Al-Karaji.
Apalagi, nama Al-Karaji tidak disebutkan sejarawan Islam seperti Ibnu Al-Nadim atau Ibnu
Abi Usaybia dalam karya utama mereka.Kota Baghdad menjadi saksi munculnya ide-ide
brilian Al-Karaji. Salah satunya risalah penting aljabar, Al-Fakhri. Karya ini didedikasikan
untuk Fakhr Al-Mulk, Menteri Baha'e Ad-Dawlah, penguasa Buyahid Baghdad. Namun, di
titik puncak kariernya, Al-Karaji ternyata memutuskan untuk meninggalkan Ibukota
Abbasiyah ini. Dia memilih berkonsentrasi pada bidang teknik, seperti hidrologi dan
hidrolika. Maka, lahirlah Kitab Ad-Dakwah Islamiyah dan Inbat Al-Khafiya.
Abu Nasr Mansur ibnu Ali ibnu Iraq atau akrab disapa Abu Nasr Mansur (960 M -1036
M). Bill Scheppler dalam karyanya bertajuk al-Biruni: Master Astronomer and Muslim
Scholar of the Eleventh Century, mengungkapkan, bahwa Abu Nasr Mansur merupakan
seorang ahli matematika Muslim dari Persia. “Dia dikenal sebagai penemuan hukum sinus,”
ungkap Scheppler. Ahli sejarah Matematika John Joseph O’Connor dan Edmund Frederick
Robertson menjelaskan bahwa Abu Nasr Mansur terlahir di kawasan Gilan, Persia pada
tahun 960 M. Hal itu tercatat dalam The Regions of the World, sebuah buku geografi Persia
bertarikh 982 M.
Abu Nasr mengkritisi dan mengembangkan teori-teori serta hukum-hukum yang telah
dikembangkan ilmuwan Yunani itu. Kolaborasi Abu Nasr dengan al-Biruni begitu terkenal.
Abu Nasr berhasil menyelesaikan sekitar 25 karya besar bersama al-Biruni. “ Sekitar 17
karyanya hingga kini masih bertahan. Ini menunjukkan bahwa Abu Nasr Mansur adalah
seorang astronom dan ahli matematika yang luar biasa,” papar ahli sejarah Matematika
John Joseph O’Connor dan Edmund Frederick Robertson Dalam bidang Matematika, Abu
Nasr memiliki tujuh karya, sedangkan sisanya dalam bidang astronomi.
Semua karya yang masih bertahan telah dipublikaskan, telah dialihbahasakan kedalam
bahasa Eropa, dan ini memberikan beberapa indikasi betapa sangat pentingnya karya sang
ilmuwan Muslim itu. Pada karya trigonometrinya, Abu Nasr Mansur menemukan hukum
sinus sebagai berikut:a/sin A = b/sin B = c/sin C.”Abu’l-Wafa mungkin menemukan hukum ini
pertama dan Abu Nasr Mansur mungkin belajar dari dia. Pastinya keduanya memiliki
prioritas kuat untuk menentukan dan akan hampir pasti tidak pernah diketahui dengan
kepastian,” ungkap O’Cornor dan Robertson.
9. AL-KHAZIN
Dari wilayah Marv, Khurasan, Iran, lahir seorang ahli matematika terkemuka di dunia
Islam. Dia bernama Abu Ja'far Muhammad bin Muhammad Al-Husayn Al-Khurasani Al
Khazin. Keahliannya dalam menyajikan rumus dan metode perhitungan untuk menguraikan
soal-soal rumit begitu dikagumi dan dijadikan rujukan hingga berabad-abad kemudian.
Merujuk pada sejumlah catatan sejarah, Al-Khazin merupakan satu dari sekian banyak
ilmuwan yang telah lama dilupakan. Namanya baru mencuat kembali pada masa-masa
belakangan ini. Di dunia Barat, Al-Khazin dikenal sebagai Alkhazen.
Ejaan dalam bahasa Eropa menyebabkan ketidakjelasan identitas antara dia dan Hasan
bin Ibnu Haitsam.seorang menteri pada masa Buwayhi di Rayy. Al-Khazin menuangkan
pemikirannya dalam sejumlah risalah bidang matematika dan telah memperkaya khazanah
keilmuan di dunia Islam. Sebut saja, misalnya Kitab al-Masail al-Adadiyya yang di dalamnya
tercantum karya Ibnu Majah, yaitu al-Fihrist edisi Kairo, Mesir. Karyanya yang paling terkenal
adalah Matalib Juziyya mayl alMuyul al-Juziyya wa al-Matali fi al-Kuraal Mustakima.
Seluruh kemampuan intelektualnya dia curahkan pada karya ini. Termasuk perhitungan
rumus teorema sinus untuk segitiga. Seperti tercantum dalam buku al-Fihrist edisi Kairo,
AlKhazin pernah memberikan komentar ilmiah terhadap buku Element yang ditulis ilmuwan
Yunani, Euclides, termasuk bukti-bukti yang diuraikannya menyangkut kekurangan serta
kelemahan pemikiran Euclides.
Daftar pustaka
Referensi
Biografi Al khawarizmi, Bapak Algoritma dan Penemu Aljabar – karya Robby Takdirillah, Intern Junior
Content Writer di Dicoding
https://www.dicoding.com/blog/al-khawarizmi/
https://www.biografiku.com/biografi-abu-wafa-sang-matematikawan/
https://blogpenemu.blogspot.com/2014/09/abu-mahmud-hamid-ibn-al-khidir-al.html?m=1
https://besolacee.wordpress.com/2014/10/27/biografi-kamil-syuja-ahli-al-jabar/
Sumber : https://desymayangsari08.blogspot.com/2019/01/?m=1