Anda di halaman 1dari 37

Dosen Pengampu : Dra. Katrina Samosir, M.

Pd

Sejarah Matematika

“Perkembangan Matematika Arab”

Disusun Oleh : Kelompok 6

Ismi Salwa Thohirah (4191111040)


Sarah Sonia Br Napitupulu (4192411028)
Sri Windi Br Ginting (4191111044)

Pendidikan Matematika B 19
Materi Presentasi
01 02
Tokoh Matematika
Perkembangan Muslim (Arab)
Matematika Arab

03 04
Sumbangan Ilmuwan Islam Bagi Ilmu Sistem Bilangan Matematika
Matematika Pada Abad Pertengaha Muslim (Arab)
01
Perkembangan
Matematika Arab
Perkembangan matematika Arab sesudah pertengahan abad kedelapan adalah sangat
mengagumkan sekali dan mempunyai peranan serta kontribusi yang besar sekali terhadap
perkembangan sejarah matematika. Pada abad 1 perkembangan agama islam, bangsa arab
masih jauh ketinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan dibandingkan dengan negeri-
negeri sekelilingnya, seperti Persia, India, Yunani, dan Romawi. Pada abad permulaan ini
nampaknya bangsa Arab masih sibuk dengan pertentangan pertentangan dalam negeri
sendiri dan sibuk mengembangkan islam mulai dari jazirah Arab sampai ke luar Arab.
Tetapi pada tahun 750 yaitu pada permulaan pemerintahan khalifah-khalifah bani Abbas
keadaan berbalik tajam sekali, dimana mulai pada saat itu bangsa Arab bangkit mengejar
ketinggalannya dalam bidang ilmu pengetahuan.
Selama masa pemerintahan Khalifah-khalifah Bani Abbas, terutama sekali dalam masa
khalifah terkenal Al-madan, Harun Alrasyid, dan Al- makmun, kota baghdad menjadi
pusat pengembangan matematika dan ilmu pengetahuan alam lainya menggantikan
Alexandria pada zaman Yunani. Pada masa pemerintahan khalifah al-manshus (754-
779) karya-karya matematician Brahmagupta diboyong ke baghdad, kemudian
diterjemahkan kedalam bahasa Arab. Diantara karya Brahmagupta ini adalah "Brahma
sphuta siddhanta", yaitu buku yang berisi tentang astronomi, matematika,dan ilmu
pengetahuan alam lainnya. Tidak lama setelah diterjemahkannya karya Brahmagupta
ini (775), maka pada tahun 700 karya matematician Yunani Ptolemy tentang astrologi
yang berjudul “ Tetrabiblos” diterjemahkan pula kedalam bahasa Arab dari bahasa
Yunani.
Pada abad ke-18 tepatnya tahun 755 M wilayah kekuasaan Arab terpecah dua
menjadi wilayah bagian Barat dan wilayah bagian Timur. Wilayah bagian Barat
berpusat di Cordova dan bagian timur berpusat di Bagdad. Dengan sendirinya
perkembangan peradaban di kedua wilayah itu pun berbeda-beda, sehingga tulisan
Arab dan numerasinya pun berkembang sendiri-sendiri. Sistem numerasi Arab
yang kita kenal sekarang adalah berasal dari numerasi Arab Timur yang telah
berbeda dari asalnya. Keistimewaan dari sistem numerasi Arab ini adalah telah
memakai sistem posisi dengan bilangan dasar 10.
Dalam masa khalifah Harun al-rasyid yang lebih dikenal dengan dongengan "seribu
satu malam nya dilanjutkan lagi dengan menterjemahkan karya-karya klasik Yunani,
diantaranya termasuk satu bahagian dari Elementsnya Eulid. Selanjutnya pada masa
pemerintahan khalifah al- makmun dilanjutkan lagi penterjemahan selengkapnya buku
Elements Eulid serta diterjemahkannya karya Ptolemy "Almagest" Khalifah al makmun
membangun di kota baghdad sebuah Bait al Hikma", yang terdiri dari perpustakaan dan
observatorium yang sebanding dengan museum zaman Alexandria Staf pengajar pada Bait
al Hikma ini adalah sarjana-sarjana Arab sendiri,dan terdapat pula sarjana dari luar Arab.
02
Tokoh – Tokoh
Matematika Arab
1. Al-Khawarizmi

Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi adalah Seorang ilmuwan besar pada masa kejayaan Dinasti Abbasiyah. Dia
adalah Bapak Matematika. Lahir di kota Khawarizmi (Khiva), Uzbekistan pada tahun 780 M/ 164 H, dia adalah
seorang ahli dalam bidang matematika, astronomi, astrologi, dan geografi. Sejak kecil Al-Khawarizmi telah
bermigrasi bersama kedua orang tuanya menuju kota Baghdad, Irak. Saat itu Irak di bawah pemerintahan Khalifah
al Ma’mun (813-833 M) yang juga sangat peduli terhadap ilmu pengetahuan. Karena kecerdasan dan kegigihannya
dalam belajar, Al Ma’mun memasukan Al-Khawarizmi sebagai anggota Baitul Hikmah atau Darul Hikmah
(Wisma Kearifan) di Baghdad. Sebuah lembaga penelitian ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Khalifah Harun
ar-Rasyid.
Sumbangan Al-Khawarizmi kepada Matematika

Konsep Aljabar

Tentang Bilangan Nol Astronomi

Algoritma Kalender Yahudi


2. Al – Kindi

Al-Kindi hidup pada masa penerjemahan besar-besaan karya-karya Yunani ke dalam bahasa Arab. Di samping
menerjemah, Al-Kindi juga memperbaiki terjemahan-terjemahan sebelumnya. Ia adalah filosof berbangsa Arab
dan dipandang sebagai filosof Muslim pertama. Al-Kindi telah menulis hampir seluruh ilmu pengetahuan yang
berkembang pada saat itu. Tetapi, di antara sekian banyak ilmu, ia sangat menghargai matematika. Hal ini
disebabkan karena matematika, bagi al-Kindi, adalah mukaddimah bagi siapa saja yang ingin mempelajari
filsafat. Mukaddimah ini begitu penting sehingga tidak mungkin bagi seseorang untuk mencapai keahlian
dalam filsafat tanpa terlebih dulu menguasai matematika. Matematika di sini meliputi ilmu tentang bilangan,
harmoni, geometri dan astronomi.
3. Al – karaji

Al-Karaji dianggap sebagai ahli matematika terkemuka dan pandang sebagai orang pertama yang
membebaskan aljabar dari operasi geometris yang merupakan produk aritmatika Yunani dan
menggantinya dengan jenis operasi yang merupakan inti dari aljabar pada saat ini. Karyanya pada aljabar
dan polynomial memberikan aturan pada operasi aritmatika untuk memanipulasi polynomial. Dalam
karya pertamanya di Prancis, sejarawan matematika Franz Woepcke memuji Al-Karaji sebagai ahli
matematika pertama di dunia yang memperkenalkan teori aljabar kalkulus. Al-Karaji juga yang pertama
menggunakan metode pembuktian dengan induksi matematika untuk membuktikan hasilnya, ia berhasil
membuktikan kebenaran rumus jumlah integral kubus, yang sangat penting hasilnya dalam integral
kalkulus.
4. Al – Battani

Al-Battani atau Muhammad Ibn Jabir Ibn Sinan Abu Abdullah dikenal sebagai bapak trigonometri. Al-Battani
adalah tokoh bangsa Arab dan gubernur Syria. Dia merupakan astronom Muslim terbesar dan ahli matematika
ternama. Al-Battani melahirkan trigonometri untuk level lebih tinggi dan orang pertama yang menyusun tabel
cotangen. Beliau adalah seorang ahli astronomi sekaligus matematikawan yang berasal dari Arab. Salah satu
pencapaiannya yang terkenal adalah tentang penentuan tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan
24 detik. Pada cabang ilmu dalam bidang matematika, Al Batani banyak berperan dalam hal trigonometri.
Istilah, pengertian makna, dan sejumlah rumus-rumus sinus dan cotangen yang berhasil ia uraikannya dengan
sempurna, lengkap dengan tabel-tabelnya dalam bentuk derajat-derajat dan sudut.
5. Al – Biruni

Al-Biruni adalah peletak dasar-dasar trigonometri modern. Dia seorang filsuf, ahli
geografi, astronom, ahli fisika, dan pakar matematika. Al-Biruni juga
memperkenalkan pengukuran-pengukuran geodesi dan menentukan keliling bumi
dengan cara yang lebih akurat. Dengan bantuan matematika, dia dapat menentukan
arah kiblat dari berbagai macam tempat di dunia.
6. Umar Khayyam

Umar Khayyam dikenal sebagai seorang penyair, namun Umar Khayyam memiliki
kontribusi besar dalam bidang matematika, terutama dalam bidang aljabar dan
trigonometri. Ia merupakan matematikawan pertama yang menemukan metode umum
penguraian akar-akar bilangan tingkat tinggi dalam aljabar, dan memperkenalkan
solusi persamaan kubus.
7. Ibnu Sina

Ibnu Sina adalah seorang tokoh cendekiawan muslim yang besar di bidang
kedokteran. Selain itu, dia juga seorang ahli geologi, ahli matematika (termasuk
aljabar yang merupakan kesatuan dari eksponen), ahli fisika, penyair, psikolog,
ilmuwan, tentara, negarawan, dan seorang guru. Bagi banyak orang, beliau adalah
Bapak Pengobatan Modern. Dia juga pendiri Avicennian logika dan filosofis dari
sekolah Avicennism, yang berpengaruh pada kaum Muslim dan sekolah pemikir.
8. Abul Hakam Umar bin Abdurrahman bin
Ahmad bin Ali Al-Kirmani

Cendekiawan besar abad ke-12 dari Kordoba, Al-Andalus. Ia adalah murid dari Maslamah Al-Majriti. Ia
mempelajari dan berkarya di bidang - bidang geometri dan logika. Menurut muridnya Al-Husain bin
Muhammad Al-Husain bin Hayy Al-Tajibi, "tak ada yang sepandai Al-Kirmani dalammemahami
geometri atau jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya yang tersulit, dan dalam mempertunjukkan
seluruh bagian dan bentuknya." Ia lalu pindah ke Harran, Al-Jazirah (sekarang terletak di Turki). Disana
ia mempelajari geometri dan kedokteran. Ia lalu kembali ke Al-Andalus dantinggal di Sarqasta
(Zaragoza). Ia diketahui menjalankan praktek bedah seperti amputasi dan kauterisasi.
9. Abul Wafa Muhammad Ibn
Muhammad Ibn Yahya Ibn
Ismail Buzjani

Seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Persia. Pada tahun 959, Abul Wafa
pindah ke Irak, dan mempelajari matematika khususnya trigonometri di sana. Dia juga
mempelajari pergerakan bulan, salah satu kawah di bulan dinamai Abul Wáfa sesuai
dengan namanya. Salah satu kontribusinya dalam trigonometri adalah
mengembangkan fungsi tangen dan mengembangkan metode untuk menghitung tabel
trigonometri.
10. Ahmad ibnu Yusuf al-Misri

Seorang matematikawan putra dari Yusuf ibnu Ibrahim yang juga seorang matematikawan.
Ahmad ibnu Yusuf lahir di Baghdad, Irak dan kemudian pindah bersama bapaknya ke Damaskus
pada tahun 839. Kemudian ia pindah lagi ke Kairo, dan dari sini lah namanya mendapat
tambahan al-Misri (dari Mesir). Ahmad ibnu Yusuf menulis buku tentang perbandingan dan
pecahan. Buku ini diterjemahkan kedalam Bahasa Latin oleh Gherard of Cremona dan
merupakan penjelasan terhadap Elements karangan Euclid. Buku ini pula mengilhami beberapa
matematikawan awal Eropa seperti Fibonacci dan Jordanus Nemorarius.
03
Sumbangan Ilmuan
Islam Bagi Ilmu
Matematika Pada Abad
Pertengahan
Beberapa cabang ilmu matematika yang diciptakan oleh ilmuan Islam pada
abad pertengahan diantaranya

Kalkulus

Permainan Aljabar
Kubus Ajaib

Sejarah Angka
Trigonometri (1, 2, 3,…, 9)

Induksi
Matematika
1. Sedikit Tentang Kalkulus

Sekitar tahun 1000 M, seorang ilmuan Arab bernama Al-Khawarizmi telah menemukan sebuah
perhitungan untuk bilangan bulat berpangkat tiga atau persaman kubik. Atas jasa Al-Khawarizmi
tersebut, seorang ahli sejarah matematika Barat, F. Woekpcke memuji-muji beliau dengan “Orang
pertama yang telah memperkenalkan kalkulus aljabar (algebraic calculus).” Tidak berapa lama
kemudian, Ibnu al-Haytsman berhasil merumuskan formula atau rumus untuk menghitung perpangkatan
empat dan berhasil mengembangkan sebuah metode untuk menentukan rumus umum menghitung
perpangkatan dari setiap bilangan bulat. Formula ini mempunyai peran yang luar biasa penting dalam
perkembangan perhitungan integral (integral calculus).
Sementara itu geometri almatis yang merupakan bagian penting dari kalkulus pertama kali
diterapkan oleh Omar Khayyam pada abad ke-11. Ahli matematika sekaligus penyair kelahiran
Persia ini mengalikasikan geometri analitis untuk memecahkan persamaan pangkat tiga dengan
menggunakan diagram parabola yang berpotongan dengan bidang lingkaran. Satu abad kemudian,
seorang ahli matematika lain dari Persia bernama Sharaf Addinat-Tusi menemukan turunan dari
polinominal pangkat tiga yang merupakan temuan penting dalam kalkulus differensial. Banyaknya
jasa para ilmuan muslim tersebut, nama-nama mereka digunakan untuk menamai nama kawah-
kawah di bulan.
2. Sejarah Angka 1, 2, 3,…, 9

Tidak diragukan lagi, perkembangan bidang aritmatika yang merupakan cabang ilmu
dari matematika, merupakan sumbangan besar dari peradaban Islam untuk dunia.
Cabang ilmu yang terkenal dengan angka-angka ini mencapai puncak
perkembangannya di tangan al-Khawarizmi pada pertengahan abad ke-9. Buku al-
Khawarizmi yang berjudul On The Calculation with Hindu Numeral (ditulis sekitar
tahun 825) dan buku al-Kindi yang berjudul Kitab fi Isti’mal al-Adad al-Hindi atau On
The Use of The Indian Numerals (ditulis sekitar tahun 830), merupakan dua referansi
pertama yang berparan besar dalam memperkenalkan sistem angka dari India ke Timur
Tengah dan dunia Barat. Dari kebudayaannya kita saat ini kita mengenal angka-angka
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 (yang dalam bahasa Inggris kini dikenal dengan nama Arabic
Numeral).
3. Aljabar

Mohammad bin Musa al-Kharizmi (780 M) adalah tokoh utama dibalik lahirnya
cabang ilmu aljabar. Cendekiawan Matematika yang bekerja untuk Baitul Hikmah di
Baghdad ini merumuskan dengan jelas konsep penggunaan simbol angka pada
persamaan dalam bukunya al-Jabr wal Mugabalab Risalah atau Ringkas Mengenai
Perhitungan dengan Penyelesaian dan Persamaan. Buku ini diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin berjudul Liber Algibrae et Almucabal oleh Robert of Chester (Segovia,
1145) dan juga oleh Gerard of Cremona. Dari judul buku karya al-Khawarizi itulah kita
mendapatkan kata aljabar yang masih digunakan hingga kini.
4. Permainan Kubus Ajaib

Permainan matematika sudah dikenal oleh ahli matematika Arab di abad


pertengahan. Misalnya saja permainan kubus ajaib sejak abad ke - 7 M, tepatnya
setelah mereka melakukan kontak dengan kebudayaan India dan Asia Selatan. Para
ilmuan muslim tersebut kemudian mempelajari matematika dan astronomi India,
termasuk di dalamnya bagian-bagian lain dari ilmu matematika terpadu. Tipe
kubus ajaib pertama yang diketahui beberapa ahli matematika Islam dengan
susunan 5 atau 6 kubus kecil telah tertulis dalam sebuah ensiklopedia dari Baghdad
sekitar tahun 983 M.
5. Induksi Matematika

Upaya induksi matematika pertama yang tercatat dalam sejarah ditulis oleh al-Karaji
pada sekitar tahun 1000 M. Beliau menggunakannya untuk membuktikan adanya deret
aritmatika seperti theorema binomial, segitiga paskal dan formula untuk menghitung
integral pangkat tiga. Pembuktikan yang ia temukan adalah perhitungan pertama yang
menggunakan dua komponen dasar dari pembuktikan induktif yakni pernyataan bahwa “n =
1(1 - 13) dan membuktikan kebenaran dari n = k bila n = k – 1.” Tidak beberapa lama
kemudian, Ibnu al-Haytsam menggunakan metode induktif untuk membuktikan hasil dari
perpangkatan empat dan kemudian membuktikan hasil dari perpangkatan semua bilangan
bulat. Perhitungan ini merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa penting dalam bidang
kalkulus integral.
Dalam kitabnya yang berjudul Analysis and Syntesis, Ibnu Haytsam menemukan
bahwa setiap bilangan genap-bulat dalam bentuk persamaan 2n-1 (2n – 1) dimana
2n – 1 adalah bilangan prima. Sayangnya beliau belum mampu membuktikan
hasil perhitungannya. Pembuktikan tersebut baru berhasil dihitung oleh Euler
pada abad ke-18. Temuan Ibnu Yahya al-Mahgribi as-Samaw’al bahkan hampir
mendekati temuan modern matematika sebelum era modern
6. Trigonometri

Menurut catatan sejarah, para ilmuan muslim dari Arab dan Persia mempelajari
trigonometri setelah menerjemahkan buku-buku matematika dari India. Mereka kemudian
mengembangkan lebih lanjut sebelum menyebarkan ilmu trigonometri di penjuru dunia
Islam. Tokoh paling jewara dalam hal ini masih di pegang oleh al-Khawarizmi yang menulis
tabel-tabel sinus dan tangen serta mengembangkan tabel trigonometri bangun bola. Pada
abad ke-10 dalam buku Abu al-Wafa para ilmuan Islam telah menggunakan keenam fungsi
trigonometri yang dilengkapi tabel sinus dalam selisih 0,25 derajat dan ketepatan hingga
delapan angka di belakang koma. Beliau juga mengembangkan rumus trigonometri sin 2x =
2 sin x cos x yang hingga kini masih diajarkan oleh guru-guru matematika.
Al-Jayyani dari Andalusia menulis risalah pertama tentang trigonometri bangun
bola dalam kitabnya tentang lengkungan-lengkungan yang tidak dikenal pada
bangun bola. Dalam kitab tersebut terkandung rumus untuk segitiga bersisi kanan,
hukum-hukum umum tentang sinus, serta rumus menghitung segitiga bulat melalui
segitiga yang paling berlawanan. Sementara definisi Jayyadi mengenai rasio-rasio
sebagai bilangan serta metodenya untuk memecahkan perhitungan pada segitiga
bulat yang ketiga sisinya belum diketahui tampaknya sangat berpengaruh. Selain
itu, para insinyur muslim jugalah yang pertama kali mengembangkan metode
triangulasi yang belum diketahui dunia Yunani-Romawi kuno untuk survei.
04
Sistem Bilangan
Matematika Islam
(Arab)
Sistem bilangan Arab atau Angka Arab (Arabic Numerals) merupakan sebuah sistem
bilangan populer yg terdiri dari angka 0-9 (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9). Sistem angka ini paling
banyak digunakan di zaman modern ini. Angka Arab dipopulerkan oleh matematikawan
Muslim di abad pertengahan, kemudian menyebar ke Eropa beberapa abad kemudian, dan
menjadi angka standar dunia sejak zaman kolonial.

Bentuk evolusi dari angka Arab, yaitu angka Arab Latin (yang banyak digunakan sekarang)
muncul pertama kali di Maroko dan Spanyol (Andalusia) di akhir abad ke-10, dan dikenal
sebagai angka "Ghubar". Layaknya huruf Latin, angka Ghubar bisa digunakan dari kiri-kanan.
Bentuk evolusi dari angka Arab, yaitu angka Arab Latin (yang banyak
digunakan sekarang) muncul pertama kali di Maroko dan Spanyol (Andalusia) di
akhir abad ke-10, dan dikenal sebagai angka "Ghubar". Layaknya huruf Latin,
angka Ghubar bisa digunakan dari kiri-kanan.
Angka Arab Latin ini kemudian menjadi populer dan menggantikan
angka Romawi di Italia dan kemudian seluruh Eropa. Ditambah lagi sejak
ditemukannya Mesin Cetak di abad ke-15, angka Arab Latin menjadi sangat
populer dan digunakan di hampir semua kerajaan di Eropa.
Sekarang, angka Arab Latin telah menjadi angka Internasional dan digunakan di hampir seluruh
dunia. Bahkan di negara yg tidak menggunakan huruf Latin sekalipun, seperti Cina, Korea,
Jepang, India, Thailand, dll. Angka Arab Latin sesekali digunakan menggantikan angka
tradisionalnya. Sedangkan angka Romawi terkadang masih digunakan untuk tujuan formalitas
atau seni. Berikut bentuk angka Arab:
Bukti sejarah yang dapat memperkuat tradisi mengucapkan dan menuliskan para ilmuan Arab-Islam salah
satunya adalah kitab Al-Jam’wal tafriq bi hisab al-Hind karya Muhammad ibnu Musa Al Khwarizmi,
atau bisa dikenal dengan Al Khwarizmi. Di dalam buku ini dijelaskan tentang algoritma aritmatika
sederhana serta penjelasan tentang angka.

Yang menjadi keunikan di dalam buku ini adalah, beliau menuliskan simbol matematika di dalam
bukunya dengan kata-kata. Sebagai contoh, ketika menuliskan pernyataan 1 + 2, Al-Khwarizmi
menuliskannya dengan kata-kata, sehingga menjadi 1 tambah 2. Begitu juga untuk simbol-simbol lain
seperti “-“, “:”, “x” , “=”, beliau menggantinya dengan kata “kurang”, “bagi”, “kali”, “sama dengan”.
Di dalam bukunya yang lain, Al-Kitab al-muhtasar fi hisab al-jabr wa-l-muwabala, Al Khwarizmi
menuliskan persamaan matematika dengan kata-kata. Berikut contoh penulisan persamaan matematika
yang terdapat di dalam buku karya Al Khwarizmi.
· Kuadrat sama dengan akar (maksudnya a𝑥 2 = bx)
· Kuadrat sama dengan angka (maksudnya a𝑥 2 = c)
· Akar sama dengan angka (maksudnya bx = c)
· Kuadrat dan akar sama dengan angka (maksudnya a 𝑥 2 + bx = c)
· Kuadrat dan angka sama dengan akar (maksudnya a 𝑥 2 + c = bx)
· Akar dan angka sama dengan kuadrat (maksudnya bx + c = a𝑥 2 ) (katz, 1998)

Dapat dilihat bahwa kekuatan komunikasi lisan Al Khwarizmi mempengaruhi komunikasi tulisannya,
sehingga apa yang beliau tuliskan sesuai dengan apa ia ucapkan. Hal ini juga menjadi bukti pengaruh
dari tradisi Arab yang sangat suka bersastra dan beretorika. Sehingga dalam permasalahan matematika
pun campur tangan budaya menjadi begitu sangat kuat. Oleh karena itu, kasus seperti ini menjadikan
matematikawan Arab-Islam disebut sebagai matematikawan verbal. Karena suka mengatakan apa-apa
yang ada di dalam matematika.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai