Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Banyak informasi yang hilang mengenai Berhitung setelah penciptaan bilangan nol yang
mengakibatkan banyak ketidaktahuan masyarakat tentang sejarah berihung setelah
penciptaan bilangan nol.
1.2 rumusan Masalah
 Apa yang saja terjadi pada masa berhitung di India Kuno ?
 Negara mana yang pertama kali membangun dinasti pada masa Cina Kuno ?
 Siapa tokoh penemu bilangan Nol ?
1.3 Tujuan
 Mengetahui sejarah berhitung dan apa saja yang terjadi pada masa India Kuno, Cina
Kuno, dan Arab Kuno.
 Mengetahui negara yang berasal dari luar yang pertama kali mendirikan dinasti di cina.
 Mengenal tokoh pencipta Bilangan Nol.

1
BAB II

PEMBAHASAN

BERHITUNG SETELAH PENCIPTAAN BILANGAN NOL

A. Berhitung di India Kuno

Selain Archimedes dari yunani kuno kita temukan juga bahwa orang-orang di India Kuno
gemar akan bilangan-bilangan besar. Berbagi kisah dan dongeng mereka secara langsung
maupun secara terselubung telah menunjukkan bahwa bilangan besar muncul juga dalam
berhitung mereka. Hal ini tampak pada usaha mereka untuk member nama kepada satu-
satuan bilangan besar. Dalam Veda yang berasal dari zaman 2000 sampai 3000 tahun lalu
telah terdapat nama-nama bilangan berlipatan sepuluh sampai 1023. Antara lain kita temukan
nama-nama bilangan sebagai berikut:

1 koti = 100×100.000 = 107

1 ayuta =100 koti = 109

1 niyuta =100 ayuta = 1011

1 kankara = 100 kanka = 1013

1 vivara = 100 kankara = 1015

Bandingkan juga vivara dengan ci padsa tulisan Sen-Kua yang mempunyai nilai yang
sama besar dengan itu (lihat Bab IX).

Selanjutnya kita temukan juga beberapa dongeng India Kuno yang seacara terselubung
menampilkan bilangan-bilangan besar sekalipun bilangan besar itu sendiri tidak mereka
sebutkan.Di antaranya terdapat dinging catur yang cukup terkenal.Dikisahkan bahwa pada
zaman dahulu ada seorang raja yang gemar permainan.Nama raja itu adalah Shirham.Perdana
menteri raja itu bernama Sissa Ben Dahir kemudian menyembahkan kepada Raja Shirham
suatu permainan yang bernama catur.Terpesona oleh catur itu kemudian ingin memberikan
imbalan hadiah kepada Sissa Ben Dahir.Namun sebelumnya raja itu menanyakan dulu kepada
perdana menterinya itu hadiah apa saja yang diinginkannya.

Ternyata Sissa Ben Dahir menghendaki butir-butir gandum dalam tumpukkan-tumpukkan


sebanyak tumpukkan menurut jumlah kotak yang ada pada papan catur. Tumpukkan pertama

2
terdiri atas satu butir gandum, tumpukkan kedua terdiri atas dua butir gandum, tumpukkan
ketiga empat, tumpukkan keempat delapan, dan demikian seterusnya, setiap kali tumpukkan
itu brisi butir gandum sebanyak dua kali butir gandum yang ada pada tumpukkan
sebelumnya. papan catur mempunyai 64 kotak sehingga gandum yang diminta Sissa Ben
Dahir pun tediri atas 64 tumpukkan pula. Mendengar permintaan itu Raja Shirham pun
meluluskannya sambil merasa bahwa hadiah itu benar-benar tidak bearti.

Menurut perhitungan sekarang ternyata permintaan Sissa Ben Dahir itu meliputi jumlah
sebesar 18.446.744.073.709.551.615 atau lebih dari 18.450 vivara butir gandum dapat
dipenuhi dengan seluruh hasil produksi gandum sedunia dalam jangka waktu 2000 tahun.

Hal serupa kita temukan juga pada dongeng “Akhir Dunia”.Menurut dongeng itu pada
saat dunia ini diciptakan terdapatlah di dalam biara besatr di Benares yang menjadi pusat
dunia tuga batang jarum intan yang dikenal sebagai menara Brahma.Pada saat dunia tiga
batang jarum intan yang dikenal sebagai menara Brahma.Pada saat dunia ini diciptakan di
salah satu jarum intan itu tedapat 64 pinggan emas berbagai ukuran.Pinggan-pinggan emas
itu tersusun dari besar ke kecil secara teratur. Semenjak itu secara bergilir para pendeta tak
henti-hentinya memindahkan pinggan-pinggan emas itu dari satu menara ke menara lain
dengan ketentuan bahwa setiap kali pemindahan hanya terdiri atas satu pinggan saja
sedangkan pinggan kecil selalu harus terletak di atas pinggan yang lebih besar. Pekerjaan itu
mereka lakukan siang dan malam tanpa terputus.

Menurut ketentuan itu maka tampaklah bahwa pemindahan pertama dapat dilakukan
dengan satu langkah saja; pinggan kedua harus dipindahkan dalam dua langkah karena
pinggan pertama yang lebih kecil harus terletak di atas pinggan kedua ini; pinggan ketiga
memrlukan empat langkah pemindahan; dan demikianlah seterusnya setiap kali jumlah
langkah yang diperlukan bertambah menjadi dua kali lipat dari langkah pemindahan pada
pinggan terdahulu, atau sebanyak butir gandum pada tumpukkan yang diminta oleh Sissa Ben
Dahir. Kalu sekiranya setiap pemindahan memerlukan waktu satu detik saja maka pekerjaan
itu baru terselesaikan dalam masa 18.446.744.073.709.551.615 detik.Dilakukan siang malam
tanpa berhenti, ini bearti bahwa pekerjaan itu memerlukan waktu 58 juta-juta tahun.Waktu ini
adalah sangat-sangat lama. Sekiranya kita membandingkan waktu itu dengan waktu yang
diperlukan untuk menghabiskan seluruh zat cair dalam jagad raya ini melalui reaksi inti
seperti apa yang terjadi dalam matahari maka waktu yang diperlukan untuk reaksi inti

3
hanyalah 20ribu juta tahun. Waktu ini jauh lebih singkat di bandingkan dengan waktu 58
juta-juta tahun untuk menyelesaikan pemindahan pinggan emas dalam menara Brahma itu.

Sebagai gambaran Daftar 33 mencantumkan system bilangan besar yang kita kenal
sekarang ini baik yang dpergunakkan di Amerika Serikat dan Perancis maupun yang
dipergunakan di Inggris.

Nama Nilai: 10 Nama Nilai: 10


pangkat pangkat
I II I II
Million 6 6 Doudecillin 39 72
Billion 9 12 Tredecillion 42 78
Trillion 12 18 Quattordecillion 45 84
Quadrilillon 15 24 Quindecillion 48 90
Quintillion 18 30 Sexdecillion 51 96
Sextillion 21 36 Septendecillion 54 102
septillion 24 42 Octodecillion 57 108
Octillion 27 48 Novemdecillion 60 114
Nonillion 30 54 Vigintillion 63 120
Decillion 33 60 Googol 100
Undecillion 36 66
Kata depan Nilai: 10 Kata depan Nilai: 10
pangkat pangakat
Tera- 12 Centi- -2
Giga- 9 Milli- -3
Mega- 6 Micro- -6
Kilo- 3 Nano- -9
Hecto- 2 Pico- -12
Deka- 1 Femto- -15
Deci- -1 Atto- -18
Catatan: I di Amerika Serikat dan Perancis
II di Inggeris

Sekalipun berhitung di India Kuno telah mengenal satuan bilangan yang besar, telah
memiliki dongeng tentang Sissa Ben Dahir dengan caturnya, atau tentang biara Benares
4
dengan menara Brahmanya, namun sumbangan terbesar berhitung India Kuno terhadap
pengetahuan berhitung kita bukan terletak pada builangan-bilangan besar. Sumbangan
mereka itu terletak dalam penciptaan bilangan nol serta dalam system bilangan dengan
bilangan decimal yang dinyatakan berdasarkan system letak bilangan.Ternyata bilangan nol
mempunyai peranan yang sangat besar dalam pengetahuan berhitung sampai sekarang ini.

Hollingdale dan Tootill menyatakan bahwa,nol melengkapi dunia dengan catatan yang
luwes serta mudah sehingga setiap bilangan, betapa besar pun bilangan itu adanya, dapat
dinyatakan secara khas oleh lambing-lambang resusun berurutan yang di ambil dari
perangkat yang sepuluh.Bilangan nol itu memberikan tingkat perkembangan berhitung pada
masa beberapa abad sesudahnya.Peter Baslow dalam bukunya New Mathematical and
Phisolophical Dictionary (1814) menyatakan bahwa penemuan system bilangan nol sebagai
lambing dari penggolongan (klasifikasi) yang hilang.

Dalam satu hal kita dapat menganggap nol sebagai suatu ungakapan tentang ketiadaan
atau kekosongan.Dan di dalam hal lainnya kita perlu menganggap nol sebagai
bilangan.Demikianlah maka Morris Klein mengingatkan bahwa “bilangan nol harus dengan
hati-hati dipisahkan dari pengertian tentang ketiadaan”.

Nol sebagai lambang ketiadaan atau kekosongan misalnya kita temukan dalam pernyataan
nol kuda atau nol kucing.Nol kuda atau nol kucing dapat kita artikan sebagai yang tiada kuda
atau tiada kucing.Demikian pula nol dalam susunan bilangan yang ditulis berdasarkan system
letak bilangan dapat kita anggapsebagai ketiadaan yang terdiri atas 25 ratusan, tiada puluhan,
7 satuan.

Tetapi dalam bentuk 100×0 kita mulai melihat suatu peralihan dalam
pengertiannya.Perkalian ini dapat bearti suatu penjumlahan dari 100 ketiadaan namun
perkalian itu pun dapat kita anggap sebagai suatu rumusan berhitung.Dan sebagai suatu
rumusan berhitung nol pada 100×0 perlu kita anggap sebagai bilangan.

Dalam abad kesembilan lambang bilangan nol telah berwujud bulat telur seperti yang kita
kenal sekarang ini.Di perkirakan bahwa perubahan itu terjadi melalui bentuk segienam atau
bentuk tertutup lainnya sekitar titik itu untuk menghindarkan keragu-raguan atau
pemalsuan.Lambang bilangan Arab yang menerima bilangan nol sebelum perubahan itu
masih itu masih tetap mempertahankan bentuk titik.

5
Sunya dari India Kuno ini kemudian diterima oleh arab yang menamakannya menurut
artinya, al-sifr atau sifr. Sifr bearti tempat kosong.Di samping itu ada juga yang
mengambilnya artinya sehingga berbentuk kata nulla figura yang bearti bilangan kosong
(figura adalah gambar dan Pythagoras bilangan dinyatakan sebagai gambar sehingga figura
juga bearti bilangan).Melalui kata nulla itu kita temukan kata nol yang kita pergunakan
sekarang ini.

Selain bilangan nol dan system bilangan berdasarkan bilangan dasar decimal yang
dinyatakan dalam bentuk letak bilangan, berhitung India Kuno juga termasuk ke dalam
Berhitung-Kuno timur.Tekanan berhitung India Kuno terletak pada berhitung tentang jumlah
sesuatu dan bukan pada ukuran bentuk sesuatu.Mereka lebih mengembangkan aljabar
daripada ilmu ukur. Kalaupun ilmu ukur sudut atau ilmu ukur segitiga di Yunani Kuno lebih
banyak dibahas melalui ilmu ukur sudut maka hal yang sama di India Kuno lebih banyak di
bahas melaui bilangan-bilangan.

Sesuai dengan letak wilayah India dan terutama perkembangan sejarah kebudayaan dan
pengetahuan India Kuno terdapatlah jalinan antara pengetahuan berhitung atau pada umunya
pengetahuan matematika India Kuno dengan pengetahuan matematika di timur da di barat.

Untuk melihat bagaimana jalinan kebudayaan dan kaitan pengetahuan berhitung itu
muncul, kiranya baik apabila kita melihat sepintas lalu sejarah ketatanegaraan India dari
Dahulu sampai sekarang. Sekalipun secara kebudayaan sejarah India Kuno dapat kita anggap
sebagai satu kesatuan namun secara ketatanegaraan sejarah India Kuno lebih banyak
merupakan perpecahan ke dalam banyak kerajaan daripada bersatu dalam satu kerajaan yang
besar yang mencakup seluruh wilayah India.

Peninggalan mereka, terutama peninggalan Mohenjo-Daro, sampai kini masih tampak


dengan jelas. Hanya saying tiada keterangan lain yang dapat diperoleh kecuali bekas-bekas
bangunan dan jalan yang pada waktu itu sudah terbuat dengancara yang baik. Sebenarnya
peninggalan ini sudah cukup menunjukkan bahwa mereka pasti mengenal berhitung namun
peninggalan nyata mengenai pengetahuan berhitung mereka sampai sekarang belum kita
temukan.

Sejak sekitar tahun 543 SM kerajaan Magadha muncul menjadi kerajaan terkuat di antara
kerajaan-kerajaan itu sehingga sampai abad ketiga SM dinasti Magadha menguasai wilayah
yang luas untuk kemudian diserang oleh Persia dan kemudian disusul oleh Yunani di bawah

6
pimpinan Iskandar Zulkarnaen. Pergolakkan dari dalam kemudian meruntukkan dinasti itu
pada abad ketiga SM. Kemudian kerajaan menjadi kuat. Mereka menyerahkan kekuasaan
Yunani di India bagian barat, menaklukkan kerajaan-kerajaan lain, dan menjdaikan
Pataliputra s(kini Patna di India) ibu kota mereka. Kerajaan ini dikenal sebagai kerajaan
Maurya. Turunan ketiga dari raja-raja dinasti Maurya adalah Raja Asoka.dari tahun 274
sampai 237 SM Asoka memerintah dan lebih memperluas lagi wilayah kekuasaannya. Asoka
mendirikan banyak tugu berukir dari wilayah Mysore di selatan sampai Afghanistan di barat
laut.Kiranya melalui tugu-tugu itu pula kita mengetahui berhitung India Kuno sekurang-
kurangnya mengenal lambang bilangan mereka. Selain membangun tugu Asoka pun menjadi
penganut Budha yang tekun serta menyebarkan Budha ke luar India. Agama Budha juga
menyebar ke Cina Kuno sehingga terjalinlah hubungan kebudayaan di antara kedua wilayah
itu dan oleh karenanya juga timbullah kaitan di antara pengetahuan mereka termasuk
pengetahuan berhitung.

Pada tahun 184 SM dinasti Maurya runtuh untuk digantikan oleh dinasti Sunga.Namun
segera pula Sunga tidak dapat mempertahankan kekuasaannya.Selain diserang dari luar
terjadi juga pergolakkan di dalam sehingga India terpecah-pecah kembali ke dalam banyak
kerajaan.

Barulah pada tahun 320 muncul suatu dinasti yang kuat untuk mempersatukan India
kembali.Dinasti ini adalah dinasti Gupta. Kembali beribu kota di Pataliputra, dinasti Gupta
memberikan kepada India uno suatu zaman yang dapat kita katakana sebagai zaman emas
India Kuno. Duo abad lamanya kebudayaan India berkembang maju di kerajaan Gupta ini
namun kerajaan itu kemudian runtuh pada pertengahan abad keeenam.Zaman emas
kebudayaan India Kuno ini juga melahirkan kemajuan dalam bidang berhitung sehingga pada
zaman itulah pengetahuan berhitung utama India Kuno mulai berkembang.Namun setelah
keruntuhan kerajaan Gupta sekali lagi India terpecah-pecah ke dalam banyak
kerajaan.Berkali-kali salah satu di antara kerajaan itu berusaha mempersatukan India kembali
namun tiada yang dapat bertahan lebih lama dari umur raja pemersatu itu
sendiri.Demikianlah pernah muncul raja-raja kuat seperti Sasanka, Harsa, Calukya, dan
Kanauj Yasovarman.

Dalam perkembangan berhitung india kuno kita temukkan beberapa cara berhitung yang
menjadi ciri berhitug mereka pada waktu itu. Pertama,mereka menggunakan cara penjajagan
dengan jawabaan palsu seperti yang dilakukan di Mesir Kuno. Kedua, mereka

7
mengembangakan cara berhitung mundur ( Inversion ). Ketiga, mereka telah menggunakan
daftar ilmu ukur segitiga. Keempat, cara berhitung mereka telah menggunakan perbandingan
dengan nama kaidah tiga.

Cara berhitung mundur kiranya akan lebih jelas sekiranya kita melihatnya melalui satu
contoh yang berasal dari satu contoh soal Aryabhata (pertama), sebagai berikut :96

Gadis cantik bermata cemerlang, beritahukan saya, seperti Anda ketahui cara tepat dari
3
berhitung mundur, bilangan manakah, bila dikalikan tiga, kemudian ditambahkan dengan 4
1
hasil kalinya, kemudian dibagi 7, dikurangi dari hasil bagi itu, dikalikan dengan nilai
3

sendiri, dikurangi 52, dicabut akar duanya, ditambah 8, dan di bagi 10, menjadi 2 ?

Pemecahan masalah ini dengan cara Berhitung Mundur dilakukan dari bilangan
2.Selanjutnya perhitungan itu mundur secara berturut dengan mengganti bagi dengan kali,
kali dengan bagi, tambah dengan kurang, kurang dengan tambah, pangakat dua dengan akar
dua, dan akar dua dengan pangkat dua. Demikianlah soal ini dapat dipecahkan melalui
langkah-langkah sebagai berikut :

3
2 x 10 = 20 ; 20 - 8 = 12 ; 122 = 144; 144 + 52 = 196;√196 = 14 ; 2 [′

\
4
3 x 14 = 21 ; 21 x 7 = 147 ; 7 x 147 = 84 ; 84 ∶ 3 = 28. Demikianlah bilangan yang

dicari itu adalah 28.

Daftar ilmu ukur segitiga terutama di pergunakan untuk menghitung bentuk ilmu ukur
yang berkenaan dengan sudut.

Kaidah ukur adalah pemecahan dalam berhitung melalui perbandingan. Dalam ungkapan
Brahmagupta hal ini kita temukan dalam bentuk pernyataan sebagai berikut :97

Dalam kaidah tiga, Uraian, Buah, dan Carian adalah nama-nama dari suku-suku itu,
Suku-suku pertama dan akhir harus serupa.Carian dikali buah dan dibagi Uraian adalah hasil.

8
Contoh :

3
Apabila 2½ pala kunyit debeli dengan 7 nika, berapa pala kunyitkah terbeli oleh 9 nika :

Penyelesaian :

Diketahui : P = 2½

3
N1 = 7

N2 = 9

Ditanya : P2 = .....?

Jawab :

3
Di sini 2½ pala sebagai Buah, sebagai Uraian, 9 sebagai Carian. Jadi Hasil adalah :
7

𝐶𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑥 𝐵𝑢𝑎ℎ
P2 = = 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙
𝑈𝑟𝑎𝑖𝑎𝑛

9𝑥2½
= 3/7

= 52½ pala kunyit.

Atau dengan bentuk aljabar didapat sebagai berikut :

P2 x N2 = H : N1

3
P2 x 9 = 52½ :7.

3
Tampak disini bahwa Uraian nika dan Carian 9 adalah serupa seperti dinyatakan
7

daalam ungkapan Brahmagupta itu.

Berhitung matematika india kuno terutama di pergunakan sebagai alat pembantu untuk
astronomi di samping di penggunanya dalam keperluan sehari-hari dalam masyarakat. Oleh
karena itu buku-buku india kuno yang menyangkut berhitung bagi uraian metematika.

Pada karya berhitung India Kuno itu kita menemukan beberapa hal.Dari Salvasutra
(Aturan tali). Kita temukan perhitungan pada tali untuk membentuk mimbar tempat pemujaan
dan daripadanya pengetahuan berhitung yang berhubungan dengan segitiga. Dari Surya

9
siddhanta (pengetahuan tentang matahari) kita temukan daftar jya(sinus) untuk ilmu ukur
sudut atau ilu ukur segitiga. Dari Panca Siddhantika hasil karya Virahamihira99 kita temukan
daftar-daftar ilmu ukur sudut yang lebih luas sehingga dapat dikatakan merupakan suatu
permulaan dari ilmu ukur segitiga sebagai ilmu tersendiri. Dari Aryabhatta (pertama)100 kita
temukan nilai µ = 3,1416nyang cukup teliti perhitungan lingkaran dan bola. Sekalipun
demikian dalam perhitungan tertentu mereka masih menggunakan nilai 𝜋 sebesar 3 atau √10.
Dari Siddhata siromani hasil karya Bhaskara kita temukan persamaan diophantus yakni
persamaan tak tentu. Tetapi kalau Diophantus hanya mengambila akar positif rasional maka
Bhaskara mengambil akar bilangan bulat baik positif maupun negatif. Dan dari hasil karya
Baskara kita temukan juga rumus-rumus umtuk menghitung luas segitiga melalui panjang sisi
dan juga luas kuadrilateral melalui cara serupa.

Zaman/tahun Nama Karya


Abad ke-6 sM - Sulvasutra
- - Suryapannati
Abat ke-5 - Surya Siddhanta
505 Virahamihira Panca Siddantika ( termasuk Paulisa
Siddhanta)
Abad ke-6 Aryabhata (pertama) Aryabhatiya, terdiri atas
Gitika (atau Dasagitika); Aryastasata
( termasuk Ganita); Kalakriya; Gola
628 Brahmagupta Brahmasiddanta ( Brahma-
sphutasiddhanta ), termasuk :
Ganitadhya dan Kutakhadyak..
Khandakhadyaka.
850 Mahavira Ganita-sara-sangraha
- - Naskah Bhakhasali
Abad ke-11 Sridhara Ganita sara : Trisatika
1150 Bhaskara Siddanta Siromani ( termasuk
Goladhia ) ; Lilavati ; Vijaganita
1190 Sripati

10
Untuk melengkapi pengetahuan kita tentang berhitung India Kuno kiranya ada baiknya
kita melihat beberapa soal yang tercantum dalam buku berhitung mereka. Dari Brahmagupta
kita temukan soal sebagai berikut :

Bamboo setinggi 18 hasta tertiup rubuh oleh angin.Pucuknya menyentuh tanah sejauh 6
hasta dari akarnya.Sebutkan panjang segmen-segmen bamboo itu.

Dari naskah Bakhsali kia temukan soal:

Seorang pedagang membayar bea suatu barang di 3 tempat yang berbeda. Di tempat
pertama ia membayar dengan 1/3 dari barang-baranmgnya, ditempat kedua ¼ ( dari sisanya),
dan ditempat ketiga 1/3 (dari sisanya lagi). Seluruh bea adalah 24. Berapakah jumlah aal
barang-barang itu?

Dari Mahavira terdapat soal-soal:

Satu ular hutan kua yang tak terkalahkan dengan panjang 80 angula masuk ke suatu
lubang dengan kecepatan 71/2 angula dalam waktu 5/14 hari dan dalam waktu ¼ hari
ekornya bertumbuh sepanjang 11/4 angula. O para ahli matematika yang benar, beritahukan
saya berapa lamakah ular itu masuk seluruhnya ke dalam lubang itu.

Demikian dari uaian-uraian tentang berhitung India Kuno kita temukan bahwa berhitung
mereka belum atau tidak mempersoalkan bilangan tak hingga, bilangan renik, dan kaitan
antara bilangan tak hingga dan bilangan renik.Mereka terutamma menekankan berhitung
India Kuno terdapat pada zaman setelah Paradoks Zeno. Sumbangan berhitung mereka yang
terbesar adalah pencipta bilangan nol, penulis lambing bilangan dengan system bilangan
dasar decimal melalui letak bilanagan, dan secara lebih terbatas pengembangan ilmu ukur
sudut atau ilmu ukur segitiga melaluidaftar-daftar yang bersangkutan dengan ukuran besaran
sudut.

B. Berhitung Cina kuno

Berhitung Cina Kuno berkaitan dengan berhitung India Kuno namun sampai di mana
bentuk kaitan itu masih merupkan pertentangan di kalangan ahli matematika sekarang ini.
Menurut Needham bahan-bahan ilmu ukur yang dikemukakan oleh Aryabhata sekitar abad
kelima sangat menyerupai apa yang dikemukakan oleh Liu Hui pada abad ketiga. Soal-soal
tak tentu (persamaan Diophantus) yang dikemukakan oleh Brahmagupta pada abad ketujuh
terdapat dalam sun-tse Suan-ciung dari abad ketiga.Aturan untuk menentukan luas segmen

11
limgkaran yang dikemukakan dalam karya Mahavitra pada abad kesembilan terdapat dalam
Ciu-cang Suan-shu dari abad kesatu.Pembuktian dalil Pythagoras yang dikemukakan dalam
karya Bhaskara pada tahun 1150 terdapat pada komentar Cao Cun-ching atas Cou-pi yang
dikemukakannya pada abad kedua.

Diperkirakan bilangan nol mulai dipergunakan di Cina Kuno pada abad kesepuluh atau
abad kesebelas yakni pada zaman dinasti Sung. Namun sebelum zaman itu berhitung di Cina
Kuno telah berkembang terutama untuk memenuhi keperluan praktis di dalam masyarakat.
Bahkan ukuran dn timbangan yang sering berkaitan dengan berhitung telah dibekukan pada
abad ketiga sM. Oleh karena itu pling sedikit kita dapat menganggap Cina Kuno terdiri atas
dua tahap meliputi tahap sebelum penggunaan bilangan nol dan tahap sesudahnya.

Orang Cina sendiri beranggapan bahwa sejarah mereka berasal dari zaman Huang Ti (
kaisar Kuning ). Dan setelah zaman Huang Ti yang dimulai sekitar 4.700 tahun lalu (2697
Sm) Cina Kuno diperintah berturut-turut oleh beberapa kaisar bijaksana, Yao, Sun, dan Yu
serta melalui Kaisar Yu inilah lahir dinasti Shia pada tahun 2205 Sm. Bagaimana berhitung
pada masa itu mereka kembangkan amapai sekarang belum kita ketahui.

Pada zaman kacau inilah lahir para pemilik Cina Kuno, antara lain, Kung Fu-tse
(Counfucius) dan Leo-tze.Kung mencoba mencari rumus-rumus untuk mencapai kedamaian
dan ketertiban didalam masyarakat dan Negara.Dan dalam hal ini Kung sampai kepada
kesimpulan bahwa masyarakat dan Negara dapat menjadi damai dan tertib apabila setiap
orang mengetahui kedudukan mereka masing-masing baik didalam keluarga, masyarakat
maupun Negara, serta pula mengetahui dan menjalankankewajiban serta hak yang berkenan
dengan kedudukan itu.Demikianlah dari paham ini muncullah susunan terperinci bagi
kedudukan setiap orang didalam keluarga dengan sapaan yang jelas dan berbeda untuk setiap
hubungan kekeluargaan yang ada.

Dari Leo-tse ditemukan ajaran Tao yang mengemukakan paham-paham jalan alam
sebesar filsafat yang berhubungan dengan itu. Kemudian setelah ajaran Budha sampai ke
Cina maka ketiga paham inilah yang merupakan ajaran-ajaran utama selama 2.000 tahun
lebih. Disamping ajaran-ajaran ini kita tidak menemukan buku-buku tentang berhitung
kecuali Cou-pi yang mungkin juga ditulis pada zaman itu.

Pembakaran buku oleh kaisar pertama dinasti Chin pada abad ketiga sM telah turut
megurangi pengetahuan kita tentang sejarah pengetahuan mereka untuk zaman sebelum abad

12
ketiga SM. Tetapi pembakuan semua keperluan masyarakat terutama pembakuan ukuran,
timbangan , dan mata uang pada waktu itu ikut membantu Mongolia di utara sampai kepantai
Vietnam utara di selatan kesemuannya melalui pengertian yang sama. Demikian pula
pembuatan benteng (Tembok) Besar memerlukan perhitungan sehingga hal itu turut
membantu dalam perkembangan berhitung praktis.

+ Menurut buku li Yen, che, dan menurut buku Needham, yeh,. Dalam tulisan cina huruf
che dan yen hanya berbeda satu corectar kecil.Tetapi karena pada buku Needham menyebut
Li Yen sebagai ahli sejarah matematika yang hebat, maka di sini kita pergunakan che.

An-Che-cai dan Huo


Ping-tse Ting-cu Siang-ming Suan-fa (2 jld) 1373
Ting-cu Suan-fa 1355
Cin-nang Chi-yuen
Cu-cia Suan-fa
Cheng Ta-wei Suan-fa Thung-tsang 1592

Ada beberapa hal pada berhitung Cina Kuno yang dapat kita catat di sini.Pertama,
pemistikan bilangan terutama yang berasal dari zaman sebelum penggunaan bilangan nol.
Kedua, kecenderungan berhitung secara akumulatif; bilangan dari satuan yang berbeda di
jumlahkan menjadi satu, sedangkan dalam pemecahan soal sering ditempuh jalan kaidah tiga
seperti halnya di India Kuno.Dan ketiga, penciptaan madah (lagu dan sajak) untuk memudah
orang mengingat aturan-aturan dalam berhitung.

Pemistikan bilangan terutama terdapat di dalam I Cing yang di perkirakan bersal dari
zaman 3.800 tahun lalu. Didalam buku inilah kita temukan bentuk pa-kua seperti pada
Gambar XL (a). Dan di situ pula kita temukan pengertian polarisasi alam kedalam Yang dan
Yin (Matahari dan Bulan, Langit dan Bumi, Jatan dan Betina, Terang dan Gelap, dan
pasangan–pasangan semacam itu), Bandingkan juga sepuluh pasang ini dengan sepuluh sifat
yang di ungkapkan oleh Phytagoras.

Bilangan Langit dan Bumi ini saling berpadanan satu dan lainnya saling berpasangan dan
saling melengkapi. Disebutkan dalam I Cing itu bahwa bilangan Langit 1 manghasilkan air
dan bilangan Bumi 6 melengkapinya; bilangan Bumi 2 menghasilkan api dan bilangan Langit
7 melengkapinya; bilangan Langit 3 menghasilkan kayu dan bilangan Bumi 8

13
melengkapinya; bilangan Bumi 4 menghasilkan logam dan bilangan Langit 9 melengkapinya;
bilangan Langit 5 mmenghasilkan tanah dan bilangan Bumi 10 melengkapinya.111

Dengan demikian kelima hal itu, air, api, kayu, logam, dan tanah merepukan kekuatan
yang menggerakkan dunia ini. Kaisar dan dinasti memperoleh kekuatan daripadanya
sehingga kaisar kuning (Huang Ti) memperoleh kekuatan dari tanah dan oelh karenanya
berwarna kuning. Kaisar Yu dari dinasti Shia memperoleh kekuatan dari kayu sehingga
berwarna hijau (sedangkan kayu tumbuh di tanah). Dinasti Shang memperoleh kekuatan dari
logam sehingga berwarna putih (sedangkan logam lebih keras dari kayu). Dinasti Cou
memperoleh kekuatan dari api sehingga berwarna meraah (sedangkan api meleburkan
logam). Dan dinasti Chin memperoleh kekuatan dari air (sedangkan air dapat memadamkan
api). Demikianlah siklus kekuatan yang berhubungan dengan bilangan ini tetap
berlangsung.Sekalipun dinasti-dinasti selanjutnya tidak mempersoalkan sumber kekuatan
mereka.

Bilangan Langit dan Bumi itu berkaitan dengan pa-kua sedangkan pa-kua itu sendiri di
peroleh dari suatu ppeta yang muncul dari sungai atau Peta Sungai. Dalam hal ini ada
pendapat Cina Kuno yang mengatakan bahwa sebelum membentuk garis (utuh dan berputus
dua)bentuk itu lingkaran hitam dan putih; hitam untuk langit atau Yang dan putih untuk Bumi
atau Yin.

Kecenderungan melalui akmulasi bilangan dalam berhitung Cina Kuno kira dapat kita
lihat pada soal atau pemecahan soal yang mereka lakukan. Pada Thow-lien Si-isio misalnya
kita temukan soal sebagai berikut :112

Kini ada kubus, bola, bujur sangkar masing-masing satu .Jumlah keseluruhannya adalah
229.607 che. Sisi kubus mmelebihi garis tengah bola dengan 7 che, sisi bujur sangkar adalah
1⁄ garis tengah bola, ditanya ketiganya mmasing-masing berapa ?
3

Tampak di sini bahwa saruan kubik dan bujur sangkar dijumlahkan menjadi satu jumlah
akumulasi. Demikian pula daari Thou-lien Si-isin ini kita temukan pemecahan soal melalui
kaidah tigga sebagai berikut :113

Kini ada 9 orang, dalam 9 hari mendulang emas 18 shu.Kini 30 orang bersama-sama
mendulang emas sejumlah 1 cin. Ditanya berapa harikah mereka gunakan ? (1 cin = 16 liang
(teal); 1 liang = 24 shu).

14
Penyelesaian :

Caranya : kini ada emas dulangan 384 shu, dikalikan dengan 9 orang. Dikalikan lagi
dengan 9 hari, di peroleh 31.104 sebagai sesungguhnya (hasil kali) dengan pendulangan
emas semula, kini dikalikan 30 orang, diperoleh 540 sebagai cara (hasil bagi), dibagikan
kesesungguhnya, di peroleh 57 hari, sisanya dengan cara (bagi) masing-masing dibagi
dengan 108, diperoleh 3⁄5 hari, sesuai pertanyaan.

Tampak di sini bahwa mereka mencari dulu hasil dari pendulangan setiap hari orang,
melainkan menerapkan langsung kaidah sehingga memperoleh angka sampai 31.104
shu.Untuk memudah mengingat aturan-aturan berhitung Cina Kuno menggunakan madah
(sajak dan lagu) sehingga orang dapat mengingatnya melalui madah itu. Sebagai contoh
madah pembagian sampai pecahan dari Siang-ming suan-fa sebagai berikut :114

Bilangan ada saling beda tak boleh di padukan

Harus menurut cara pembagian untuk menentukan pecahan

Cara (pembagian) menjadi penyebut hasil (sisanya) menjadi pembilang

Dengan beda pecahan dipukul ratakan jangan

Demikianlah juga dari Suan-fa Tsuen-neng Ci kita temukan mudah untuk konversi antara
cin, liang, dan shu. Sebagai berikut :115

Dari Shu mencari Cin dan Liang harus seimbang

Dua empat (shu) satu Liang sudahlah terang

Dibagi tiga delapan itulah dia cin

Dari cin dan liang mencari (shu) harus saling mengali

Dari cin mencari liang badan di tambah enam

Kurangi enam tinggal badan liang bertemu cin

Ketika membandingkan liang dan cin tiada madah lain

Dalam cara hanya ada lima ini bagi dan tambah

15
Demikianlah dengan beberapa ciri ini kita temukan perhitungan Cina Kuno..Dari Hai Tao
ditemukan ilmu ukur segitiga; dari Cu she-chien ditemukan daftar koefisien binomial; dari
Ciu-cang Suan-su ditemukan persamaan bersandingan (simultaneous equations), dari Sun-tse
sudah ditemukan lambang bilangan seperti yang tercantum dalam BAB IX. Demikian pula
Tsu Chung-che pada abad kelima telah mmenggunakan nilai 𝜋 = 335⁄113 di samping nilai
22⁄ yang banyak digunakan. Juga ditemukan dalam berhitung Cina Kuno berhitung akar
7
dua dan tiga serta isi bentuk ruang.Demikian pula persamaan pangkat tinggi Cbin Cin-
sio.Dan dalam penanggalan telah digunakan pencatatan melalui perangkat langit berunsur
sepuluh dan perangkat bumi berusur dua belas. Secara berurut setiap tahun menghitung
dengan memadukan satu unsur dari pangkat langit dengan satu unsur dari pangkat bumi dan
ini berarti bahwa satu siklus perhitungan dari perangkat bumi adalah 01, 02,....,12 maka
setiap paduan dari A 01, B 02, .....,J 12 akan berjumlah 60. Selanjutnya ada baiknya kita
melihat beberapa soal yang terdapat dalam buku kuno itu. Dari Thou-lien Si-isao kita
temukan ,116

Dari Ting Cu Suan-fa terdapat soal-soal sebagai berikut ;117

Kini ada garam 4.350 i, mau dimuatkan dengan kappal besar dan kapal kecil, kalau 3
kapal besar mampu memuat 500 in sedangkan kapal 4 kecil mampu memuat 3000 in,
ditanyakan berapa banyak kapal yang diperlukan dan tiap-tiap kapal memuat berapa banyak
garam ?

Kini ada jumlah 15.626 che, berapa sisi kubus ?

Dari Thung-yuen Suan-fa ditemukan soal sebagai berikut:119

Apabila pada tahun ting bulan pertama tanggal 26 meminjam uang 100 lian, bunga
bulanan adalah 500 fen (sama deengan persen), tahun itu adalah tahun kabisat (tehun mereka
adalah menurut penanggalan bulan sehingga tahun kabisat mengandung 13 bulan), dan uang
akan dikembalikan pada tahun wu bulan empat tenggal 8, dinyatakan bunganya berapa ?
(menurut ururtan setelah tahun ting terdapat tahun wu).

Ada pemberian uang kepada orang-orang, orang pertama mendapat 3 tsien, orang berikut
mendapat 4 tsien, demikian seterusnya setiap kali bertambah dengan 1 tsien. Kalau semua
uang di bagi rata setiap orang akan mendapatkan 100 tsien, ditanyakan jumlah orang ?

Dari Chin Ciu-sao ditemukan soal sebagai beriky=ut:120

16
X4 – 763200 x2 + 4064256000 = 0

Demikianlah tampak bahwa seperti halnya berhitung pada india kuno berhitung di Cina
Kuno juga berkenaan dengan soal-soal praktis. Sekalipun mereka telah memiliki satuan
bilangan besar dan satuan bilangan kecil namun pengertian tak hingga dan teknik serta kaitan
antara keduanya itu hanya terbatas pada filsafat dan tidak sampai ke berhitung atau
matematika.

C. Berhitung di Arab Kuno

Berhitung di wilayah ini terutama berkembang pada abad kedelapan yakni pada zaman
setelah bilangan nol tercipta.Pada abad ketujuh Arab bangkit dan menguasai suatu wilayah
yang luas terbentang dari india sampai spanyol tetapi sepanjang masa kekuasaanya itu
semenjak abad ketujuh sampai abad kelimabelas khalifah Arab terus-menerus dilanda perang
baikkeluar maupun di dalam. Kegiatan mereka dalam berhitung dan dalam matematika di isi
oleh penerjemahan-penerjemahan dari luar yakni dari india kuna, yunani kuno, dan cina
kuno.

Perhitungan arab kuno di tandai juga oleh beberapa hal. Pertama,penerjemah karya
berhitung yang telah ada sebelumnya itu turut mempertahankan pengetahuan itu dari
kemusnahan.Kedua, berhitung mereka merupakan paduan dari berbagai orang Arab dan
bukan Arab yang tersebar di seluruh kekuasaan Arab.Ketiga, mereka juga memadukan
berbagai ilmu berhitung dari berbagai pusat berhitung pengetahuan kuno dari zaman
sebelumnya terutama Berhitung kuno Barat dan Timur dan sebagian lagi menunjukkan
kecenderungan ke berhitung barat.Dan keempat, mereka menyebarkan pengetahuan berhitung
yang terpadu itu ke wilayah yang luas dari wilayah barat ke timur yang di antaranya juga
mencakup lambang bilangan nol beserta bilangan dengan dasar bilangan desimal yang di
tuliskan berdasarkan letak bilangan.

Kemudian pada masa jaya iskandar zulkarnaen 2300 tahun lalu ia juga bermaksudn
untuk menaklukkan wilayah itu namun niatnya itu tidak sampai terwujud. Pada zaman 2200
tahun lalu orang-orang nabateae dan arameae yang ada disebelah utara (di yordania sekrang )
mulai menyusup ke jazirah itu. Dan ketika nabateae mulai berhubungan dengan orang-orang
pada tahu 24 Smarab pun mulai dikenal oleh orang romawi. Demikianlah kemudian dari
tahun 98 sampai tahun 117 nabateae bersama wilayah arab menjadi provinsi arabia dari
kekaisaran romawi.

17
Dalam keadaan seperti inilah pada tahun sekitar 610 nabi muhammad saw dari mekkah
mulai menyebarkan agama islam. Memperoleh tantangan dimekkah, maka pada tahun 622
nabi hijrah ke madinah dan sejak itu madinah mulai menganut agama islam. Kembali ke
mekkah pda tahunn 630 nabi pun membuat mekkah menganut agama islam juga. Dan ketika
nabi wafat pada tahun 632 hampir seluruh jazirah arab telah memeluk agama islam. Setelah
432 arab mulai diperintah oleh para khalifah dan sebagai kalif pertama adalah khalifah abu
bakar. Setelah beliau wafat pada tahun 634 khalifah umar menggantikannya. Terjadilah
pertentangan antara mekkah dan madinah berkali-kali -sampai menjurus keperang saudara
terutama karena untuk menduduki jabatan khalifah. Akhirnya pada tahun 661 khalifah
muawiyah dari keluarga umayyad di mekkah dapat mempertahankan kedudukan khalifah
bagi dinasti umayyad. Sejak waktu itu arab diperintah oleh dinasti umayyad untuk massa
selama hampir seabad sementara pertentangan-pertentangan berlangsung terus.

Pada tahun 750 umayyah runtuh dan kemudian diganti dinasti abbasiah.Karena abbasiah
tidak dapat memerintah secara ketat sehingga setiap wilayah praktis berdiri sendiri.Pada 755
umayyah yang masih berkuasa dispanyol melepaskan diri dari abasiah dan itu membentuk
emirat cordoba untuk ekmudian menjadi khalifah tersendiri pada tahun 929. Pada 762
khalifah al-mansur mendirikan dan memindahkan ibukta ke bagdad maka waktu itu arab
etrpecah menjadi arab timur dibagdad dan arab barat di cordoba.

Diluar jazirah arab sejarah khalifah arab mengalami beberapa pergolakan dari ujung
disebelah timur sampai ke ujung disebelah barat. Namun sekalipun demikian pada awal
dinasti abasiah arab timur masih sempat mengecap zaman emas yang berpusad di bagdad.

Pada zaman itu dibagdad terdapat banyak karya berhitung astronomi dan matematika.
Sekalipun pada zaman mesir kuno telaah menjadi pusat pengetahuan termasuk pengetahuan
berhitung namun pada zaman arab mereka hanya berfungsi sebagai wilayah lewatnya
pengetahuan seperti syiria.

Selama kekuasaan arab, diwilayah yang luas iu terdapat beberapa pusat kebudayaan dan
pengetahuan yang telah maju. Diantara perkembangan itu terdapat pertama, penerjemahan
berbagai ilmu ke dalam bahasa arab. Kedua, penyebaran lambang bilangan hindu keseluruh
wilayah dan kemudia juga sampai ke eropa lama. Ketiga, pengembangan cara berhitung
hindu dan pengembangan matematika yunani kuno. Dan keempat, pengembangan
matematika yunani kuno. Dan keempat, pengembangan ilmu ukur sudut,segitiga dan
astronomi.

18
Penjajagan dengan jawaban palsu ganda ini terutama digunakan untuk menentukan akar-
akar persamaan melalui nilai pendekatan. Persamaan dinyatakan dalam bentuk fungsi dan
grafik sehingga akar-akar persamaan itu merupakan titik potong antara grafik dengan sumbu
yang menyatakan fungsi itu sama dengan nol.

Apabila akar itu sukar untuk ditentukan maka merka mengambil 2 jawaban palsu
disekitar akar itu, satu berilai lebih kecil dan yang satun ya bernilai lebih besar atau satu
terletak sebelum titik potong dan setelahnya.Dengan menghubungkan kedua fungsi dari
jawaban palsu itu dengan garis lurus maka perpotongan garis lurus ini dengan sumbu dapat
ditentukan dengan mudah. Dengan membuat kedua jawaban palsi itu cukup dekat ke akar
yang dicari maka titik potong buatan ini akan mendekati nilai akar yang sesungguhnya dan
dapat dipergunakan sebagai nilai pendekatan untuk akar yang sedang dicari.

Selanjutnya dalam pengembangan berhitung mereka juga telah mempergunakan cara


Pembuangan Sembilan untuk memeriksa suatu proses perkalian. Pertama , setiap digit dari
bilangan itu dijumlahkan. Untuk bilangan-bilangan 249,731, 189 misalnya, jumlah digit itu
adalah masing-masing 15,11,18. Kedua, dari jumlah digit ini dibuang nilai sembilan atau
kelipatan sembilan sehingga diperoleh sisa penjumlahan digit. Untuk contoh-contoh tadi, sisa
itu adalah masing-masing 6,2, dan 0. Sisa ini dipergunakan sebagai patokan untuk memeriksa
proses perkalian dengan pengertian bahwa sisa penjumlahan digit hasil kali sisa-sisa dari
bilangan-bilangan itu. Sebagai contoh kita melihat perkalian 534 x 6.425 = 3.430.950.

Dalam hal ini,

Bilangan 534 6.425 3.430.950

Jumlah digit 12 17 24

Buang sembilan 9 9 18

Sisa 3 8 6

Disini perkalian sisa 3 x 8= 24 menghasilkan penjumlahan sebessr 2+ 4 = 6 dan nilai ini


cocok dengan sisa dari hasil kali perhitungan.

Apabila kedua sisa itu tidak sama maka hasil perkalian itu keliru. Namun cara
Pembuangan Sembilan ini bukanlah cara yang mutlak benar kerena kekeliruan berupa

19
pertukaran letak atau kekeliruan dengan jumlah digit yang tidak berubah tidak akan diketahui
melalui cara pembuangan Sembilan ini.

Selanjutnya mereka juga telah menemukan rumus untuk menentukan bilangan bersahabat
(Tabir ibn Qorra) sedangkan melalui irisan dua kerucut mereka sudah dapat memecahkan
masalah kubik (Umar Khayyam).

Sinus berasal dari India Kuno.Aryabhata menamakan nya Arona Jya atau jya rdha.Secra
lafal istilah itu mereka terjemahkan kedalam bahasa Arab dalam bentuk Jiba. Tetapi karena
bahasa Arab tidak mempunyai lambang khusus untuk huruf hidup(kecuali alif dan ‘ain)maka
kata jiba ditulis jb dengan tanda baca. Tanda baca dalam bahasa arab sering ditinggalkan
karena pembaca sudah dapat mengetahui kata itu dari susunan kalimat sehingga tanda baca
kata jiba pun mereka tinggalkan .orang -orang kemudian tidak lagi mengetahui dengan pasti
bagaimana lafal jb itu dan mereka mencari kata jb yang mempunyai arti. Demikianlah kata j
diungkapkan sebagai kata jaib yang berarti dada. Kemudian pada tahu 1150 Gherardo dari
Cremona menerjemahkan kata jaib kedalam bahasa latin sebagai sinus.

Selanjutnya pada bola mereka juga menemukan rumus-rumus sinus dan kosinus dan
dengan demikian mereka turut mengembangkan pengetahuan ilmu ukur segitigabola.

Para ahli berhitung atau ahli matematika Arab kuno tersebar di pusat-pusat pengetahuan
pada waktu itu . ada yang di Baghdad, diKhurasan, dan ada pula di Cordoba atau Sevilla.
Daftar 36 menenjukan sebagian diantara para ahli itu .diantara mereka Al-Khawarizmi
bertempat di Khivia; Abu’l Wafa, Umar Khayyam, dan At-Tusi bertempat di Khurasan; Al-
Zarqali di Cardoba ;dan Ibn Aflah di Sevilla.

Demikianlah dari perkembangan berhitung pada jaman Arab kuno itu kita temukan
beberapa hal.Diantaranya yang cukupmenonjul adalah peranan berhitung yang ditampilkan
oleh Al-Khawarizmi.Melalui karyanya.Berhitung-Kuno barat yang mempunyai tekanan pada
ilmu ukur bertemu dengan Berhitung-Kuno timur yang mempunyai tekanan pada aljabar dan
astronomi.

Secara lengkap nama buka Al-Khawarizmi adalah Kitab al-‘Muhtasar fi hisab al-jabr
wa’l-muqabala yakni buku yang berisikan pengetahuan mengenai reduksi dan penghapusan.
Di Eropa Lama al-jabr atau reduksi kemudian juga dikenal sebagai restauratio yakni
mengenai pemindahan suku-suku ke sembarang tanda persamaan sedangkan al-Muqabala
kemudian dikenaljuga sebagai oppositioyakni mengenai penghapusandari suku-suku yang

20
sama seberang-menyebrang tanda persamaan. Dengan pengertian ini maka buku Al-
Khawarizmi itu terutama mencakup ilmu tentang persamaan.

Daftar 36. Sebagian karya beritung (dan astronomi) Arab kuno

Tahu Nama Bidang keahlian Karya Terjemahan


n
(kira
-
kira)
771 Ibrahim ibn habib ibn Astronomi;metemat Tentang; astrolabe;
Soleiman ibn Samora ika alat metematika
ibn Jundab, Abu Ishaq
al-fazari
771 Jabir ibn Haiyan al-Sufi Astronomi Tentang; astrolabe;
Abu Abdallah ;matematika alat metematika
775 Yaqub ibn Tariq Astronomi Tentang;
;matematika matematika;
astronomi; kalender
800 Abu Yahya al-Batrio Astronomi Karya
Ptolemaeus
(Tetrabiblos)
800 Mohammed ibn Astronomi surya
Ibrahim ibn Habib, Abu siddhanta
Abdallah al-Fazari
800 Ma-Sha-allah ibn Atari Tentang; Astrolabe
(Massehala)
810 Omar ibn al- Komentar
Farrukhan,Abu Hafs al- tentang;karya
Tabari Ptolemaeus
(Tetrabiblos)
820 Al-Hayyay Aljabar;imu ukur Karya
Euclides
(Stoichela)

21
830 Khalid ibn Abdelmelik Astronomi Me;lakukan
al-Mervarrudi pengamatan
astronomi
830 Ali ibn Isa al-Astrolabi Astronomi Tentang; astronomi;
geodesi; membuat
astrolabe alan
astronomi lainnya
830 Al-abbas ibn Said al- Ilmu ukur Komentar tentang
Jauhari karya Euclides
(Stoicheheia)
830 Al-Hajjaj ibn Yusuf ibn Ilmu ukur; karya
Matar astronomi Euclides
(Stoicheheia)
;; karya
Ptolemaeus
(Almagest)
833 Mohammed ibn Ketir Astronomi Tentang; jam
al-Fargani (Alfraganus) matahari;
astronomi; almagest
840 Mohammed ibn Musa Aljabar; astronomi Tentang; daftar
al-Khawarizmi astronomi; jam
matahari;astrolabe
Menulis:Kitab al-
Muhtasar fi hisab
al-jabr
wa’lmuqabala
(diterjemahkan
kedaam bhasa latin
oleh Robert dari
Chester atau
Adelard dari Bath
menjadi Algoritmi
de numero In

22
dorum)
840 Sind ibn Ali, Abu’l Ilmu ukur segiyiga; Tentang; ilmu ukur
Taiyib (orang yahudi) astronomi segitiga; menyusun
daftar astronomi
840 Sahl ibn Bishr ibn Aljabar Tentang; aljabar
Habib ibn Hani (atau
Haya), Abu Otman
(orang yahudi)
840 Ahmed ibn Astronomi Menyusun; daftar
Mohammed al- astronomi
Nehavendi
850 Ibn Rahiweih al-Arjani Ilmu ukur Komentar tentang;
karya Euclides
(stoicheia X)
850 Al-Habash Ilmu ukur sudut; Daftar
ilmu ukur segitiga sinus,Tangen,
Kotangen, Koseken

860 Mohammed ibn Isa, Astronomi; ilmu


Tentang; problema
Abu Abdullah al- ukur
Archimedes;
Mahani
pemecahan
stereometri
persamaan kubik.
Komentar tentang
karya Euclides
(stoicheia V dan X)
860 Yaqub ibn Ishaq ibn al- Astronomi; Tentang; banyak
Sabbah al-Kindi, Abu berhitung; optika pkok termasuk
Yusuf atromoni; astrologi;
bilangan;
optika.(optika
diterjemahkan
kebahasa latin oleh

23
Gherardo dari
Cremona)
860 Ahmed ibn Abdallah Astronomi Tentang;
al-Mervezi astroonomi; alat
astronomi
870 Honein ibn Ishaq, al Ahli filsafat Berbagai
Ibadi Abu Zeid karya yunani
termasuk
Tetrabiblos
870 Beni Musa (anak –anak Ilmu ukur Tentang; irisan Karya
Musa ibn Shakir: kerucut;ilmu ukur; Apollonius
Mohammed, Ahmed, pengukuran;
al-Hasan) triseksi sudut
870 Tabit ibn Qorra ibn Astronomo; Tentang; astronomi; Karya-karya
Mervan, Abu Hasan, al- matematika almagest; irisan Eucliudes
Harrani kerucut;ilmu (Stoicheia);
ukur;petak ajaib; Apollonius;
bilangan Archimedes;
bersahabat; Ptolemaeus;
meninjau kembali Menelaus
terjemahan
Eucliudes oleh
Honein

880 Jazfar ibn Mohammed Astronomi Tentang;astrologi;


ibn Omar al-Balkhi astronomi
(Al-Bumasar)
880 Hilal ibn AbiHilal al- Ilmu ukur Karya
Himsi Apollonius
890 Ahmed ibn Mohammed Berhitung;aljabar; Tentang; aljabar;
ibn Mervan, abu’l alat musik berhitung astrologi;
Abbas al-Sarakhsi music
(Ahmed ibn al-Taiyib
890 Ahmed ibn Daud ,Abu Astronomi;aljbar Tentang; aljabar ;

24
Hanifa, al-Dinavari ;berhitung astronomi;
berhitung
900 Ishaq ibn Honoien ibn Astronomi;matemat Karya-karya
Ishaq al-Ibadi,Abu ika Euclides(Stoi
Yaqub cheia;Data);
Karya
Ptolemaeus
(Almagest);
Karya
Archimides
(Bola dan
Silinder);
Menelaus
(Spherica)
900 Qosta ibn Luqa al- Ilmu ukur Tentang: Ilmu Ukur Karya-karya
Baalbeki(orang kristen) Theodosius;
Aristarchus;
Autolycus;
Hypsicles;
Heron;
Diophantus.
910 Al-Fadl ibn Hatim al- Ilmu ukur; Tentang: Karya
Nairizi, Abu’l-Abbas Astronomi Euclides
Komentar
tentang;Karya
Ptolemaeus;
Euclides (Komentar
tentang Stoicheia
diterjemahkan ke
dalam Bahasa Latin
oleh Gherardo dari
Cremona)

25
Kaidah Kosinus
pada ilmu ukur
Mohammed ibn Jabir
920 Astronomi; segitiga bola;daftar
ibn Sinan,Abu
Ilmu ukur segitiga kotangen untuk
Abdallah,al-Batteni
setiap derajat sudut.
(Albategnius)
Tentang:Astronomi
(diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin
oleh Robert dari
Chester)

920 Mohammed ibn Zakaria Ilmu ukur ; Tentang:Ilmu ukur;


al-Razi,Abu Bekr Astronomi Astronomi
(Rhases)

Karya-karya
920 Said ibn Yaqub al- Ilmu ukur Euclides;
Dimisqi , Abu Otman Sebagian
Pappus

920 Ilmu ukur; Tentang : Aljabar;


Abu Kamil Shoja ibn
aljabar; Berhitung;pentagon
Aslam ibn Mohammed
berhitung dan decagon
Ibn Shoja

920 Al-Hasan ibn Ilmu ukur Komentar tentang


Obeidallah ibn karya Euclides
Soleiman ibn
Vahb,Abu Mohammed

26
930 Sinan ibn Tabit ibn Astronomi; Tentang:Astronomi
Qorra,Abu said Ilmu ukur ;Ilmu
ukur.Meninjau
terjemahan Karya
Archimides

Ibrahim ibn Sinan Tabit


940 Ilmu ukur Tentang:Irisan
ibn Qorra,Abu Ishaq
kerucut; ilmu ukur
Mohammed ibn
dasar

Mohammed ibn
940 Ilmu ukur ; Ilmu Hukum
Tarkhan.ibn
ukur segitiga sinus;Komentar
Auzlag,Abu Nasr , al-
tentang Karya
farrabi
Euclides
960 Abu Jaffar al-Khazin Astronomi ; Ilmu Tentang:
ukur Astronomi; Karya
Euclides.Mencoba
pemecahan
persamaan kubik
dengan irisan
kerucut
980 Matematika Kitab al-
Abu’l-Faradash
Fihrist(Buku daftar
Mohammed Ibn Ishaq
ahli matematika
(ibn Abi Yaqub al-
Yunani Dan Arab)
Nadim)

990 Ibrahim ibn Hilal ibn Ilmu ukur Komentar tentang


Ibrahim ibn Karya Euclides
Zahrun,Abu Ishaq,al-
Harrani

27
990 Mohammed ibn Ilmu ukur ; Ilmu Tentang:berhitung;
mohammed ibn Yahya ukur segitiga ; aljabar;ilmu ukur;
ibn Ismail ibn al- astronomi; ilmu ukur
Abbas,Abu’l-Wefa al- berhitung; aljabar segitiga;astronomi.
Buzjani Memperkenalkan
fungsi
tangen(umbra
versa); Rumus
sekan dan kosekan;
daftar sinus dan
tangen untuk setiap
10’ dan teliti
sampai 8 desimal
990 Al-Khokhendi Aljabar

1000 Nasif ibn Jumn (atau Ilmu ukur Karya


Jemen) dan dikenal Euclides
sebagai al-Qass (orang (Stoicheia X)
kristen)

1000 Isa Ibn Yahya al- Astronomi Kompendium


Masihi,Abu sahl,al- Almagest
Jorjani(orang kristen)

1000 Ali ibn Abi Said Astronomi Tentang : astronomi


Abderrahman ibn
Ahmed ibn
Yunis,Abu’l-Hasan,al-
Sadafi

28
1020 Kushyar ibn Lebban Berhitung; Ilmu Tentang :
ibn Bashahri al- ukur segitiga; Berhitung; Ilmu
Jili,Abu’l-Hassan astronomi ukur segitiga;
astronomi

1020 Al-Karkhi Aljabar Kafi fil Hisab(buku


kepuasaan);Fakhri

1020 Abu kamil Aljabar Tentang : Aljabar;


persamaan tak
tentu
1030 Al-Hasan ibn al-Hasan Aljabar; Ilmu Tentang : Aljabar;
ibn al-Haitam,Abu ukur; astronomi; ilmu
Ali(Alhazen) Optika;astronomi ukur; Optika
Dengan metode
menghabiskan
mencoba
menghitung
paraboloida
1030 Abu al-Raihan al- Pengetahu-an Ta’rikh al-
Biruni Hindu Hind.Menghitung
kembali daftar ilmu
ukur segitiga

1060 Al-Zarqali(Arzachel) Astronomi; Daftar planet ;


Ilmu ukur segitiga Daftar ilmu ukur
segitiga.

29
Khijatu-‘din Abu’l-Fath Ilmu ukur ; aljabar Pemecahan
1100 Umar ibn Ibrahim al- persamaan kubik
Khayyami(umar secara ilmu ukur;
Khayyam) pembaruan
penggalan;
Daftar : Ziji
Malikshahi
1130 Ilmu ukur Dalil Geber pada
Jabir ibn Aflah(Geber)
ilmu ukur segitiga
bola;Buku Tujuh
Puluh;Buku
perimbangan
1250 Nasir al-Din at-Tusi Ilmu ukur Pemisahan ilmu
segitiga datar dan
bola dari astronomi
;mencoba
membuktikan
postulat garis
sejajar
Abad Astronomi Daftar astronomi.
Yahya ibn Muhammad
ke-13 Risalat al-Khita
ibn Abu’l-Shukr al-
wa’l Ighur
Magribhi al-Andalusi

Awal Muhammad ibn Menyusun


abad Ibrahim al-Anshari al ensiklopedi
ke-14 Dimashqi dengan
ahmad ibn’Abd al-
Wahhab al-Nuwairi

30
1362 Ata ibn Ahmed al- Astronomi
Samarqandi

1435 Ulugh Beg*(orang Daftar sinus dan


Mongol) tangen dalam
bilangan
seksagesimal untuk
setiap 1’ dan teliti
sampai 17 desimal
*pada tahun 1665 ada daftar Ulugh Beg diterbitkan dengan judul Tabulat longitudinis et
latitudinis.

Lebih daripada itu nama Al-Khwarizmi pun turut terbawa bersama ilmu yang
ditulisnya.Nama Al-Khwarizmi kemudian dikenal di Eropa Lama sebagai algorithmus dan
menjadi suatu istilah dalam matematika.Algorithmus atau algoritma adalah cara menghitung
dan kini dengan perkembangan alat-alat berhitung istilah itu makin banyak
dipergunakan.Algoritma telah menjadi istilah yang diperlukan oleh program komputer.

Demikian pula dari Al-Khwarizmi kita temukan penjajagan dengan jawaban palsu dan
penjajagan dengan jawaban palsu ganda,kita temukan cara pemeriksaan proses perkalian
dengan pembuangan sembilan,kaidah tiga.akar dua dan akar tingga,dan kita temukan juga
sejumlah soal-soal untuk para pedagang dan pengatur warisan.

Dari Al-Khwarizmi kita temukan soal-soal,125

Carilah bilangan agar kuadratnya ditambah dengan sepuluh kalinya berjumlah 39.

Carilah bilangan agar tiga kalinya ditambah 4 menjadi kuadratnya.

Berhitung Arab Kuno ini kemudian masuk ke Eropa Lama.Melalui berhitung Arab itu
terbwa pula berhitung serta matematika Yunani Kuno dan India Kuno dan dalam beberapa
hal juga pengetahuan Cina Kuno.Dari sejarah pengetahuan kini kita ketahui bahwa
pengetahuan berhitung kemudian berkembang maju diEropa sehingga oleh karenanya kita
kemudian membicarakan berhitung di Eropa dan pembicaraan itu akan kita awali dengan
berhitung di Eropa Lama setelah masa Yunani Kuno.

31
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan.
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa cara berhitung di India Kuno, Cina
Kuno, dan Arab Kuno sangat berbeda dengan berhitung Zaman sekarang. Bagaimana cara
mengalikan, menjumlahkan, dan operasi hitung lainnya berbeda. Teknik – tekniknya juga
berbeda dimana pembahasan diatas teknik penjajagan, dan lain – lain sebagainya. Hal ini
menunjukan bahwa berhitung kaya akan teknik – teknik dari zaman dahulu hingga sekarang.
3.2 Saran.
Saran untuk pembaca, agar pembaca dapat memahami teknik-teknik tersebut, dan lebih
mendalami lagi teknik-teknik berhitung di lain zaman agar pembaca kaya akan pengetahuan.
Jika terdapat kesalahan agar pembaca dapat mengkritik kepada penulis. Karena kritik dan
saran dari pembaca sangat dibutuhkan untuk kebaikkan makal ini dan kebaikkan kita semua.

32
DAFTAR PUSTAKA

http://just-ilmiah.blogspot.in/200014/01/berhitung-setelah-pencipta-bilangan.html.

http://amandadream-mydreams.blogspot.in/2011/04/mathematics-sejarah-bilangan-0.hmtl.

http://lyndear.blogspot.in/2014/12/diposting-oleh-lusy.html

Naga, Dali.s. 1980. Berhitung Sejarah dan Pengembangan. Jakarta:Gramedia

33

Anda mungkin juga menyukai