Anda di halaman 1dari 8

FAKTORISASI TUNGGAL

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Ring

Dosen Pengampu:

Dr. Fatqurhohman M.Pd.

Di susun oleh:

Yunita Romadani 1810251007

Aisyah Maylani Ariyatma U.P 1810251013

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

TAHUN 2020
FAKTORISASI TUNGGAL

5.1 FPB dan KPK


Diberikan a, b ϵ Z dan keduanya tidak nol. Bilangan bulat positif terbesar yang membagi
a dan b dinamakn faktor persekutuan terbesar (greatest common divisor) dari a dan b, dan
dinotasikan dengan (a,b). dicatat bahwa jika d | a dan d | b maka d | (a,b). sebagai contoh,
(68,-8) = 2, (1998,1999) = 1
Jika (a,b) = 1, maka a dan b dikatakan prima relative (relatively prime) atau koprima
(coprime) . jadi jika a,b adalah prima relative, maka keduanya tidak mempunyai faktor
bersama yang lebih besar dari 1.
Jika a,b ϵ Z, keduanya tidak nol, bilangan bulat postif terkecil yang merupakan kelipatan
dari a dan b dinamakan kelipatan persekutuan terkecil (least common multiple) dari a dan
b, dan dinotasikan dengan [a,b]. dicatat bahwa jika a | c dan b | c maka [a,b] | c

Berikut teorama-teorema yang berkaitan dengan faktor persekutuan terbesar.

Teorema 5.1 (teorema Bachet-Bezout)


Faktor persekutuan terbesar atau FPB, dari sembarang dua bilangan bulat a dan b dapat
dituliskan sebagai kombinasi linear dari a dan b, yaitu terdapat bilangan bilangan bulat
x,y dimana
( a , b )=ax +by
Akibat 5.2
Bilangan bulat positif a dan b adalah prima relative jika dan hanya jika terdapat bilangan
bulat x dan y sedemikian sehingga ax + by = 1

Lemma 5.3 (Lemma Euclid)


Jika a | bc dan (a.b) = 1, maka a | c
Bukti: untuk (a,b) = 1, berdasarkan teorema bachet-bezout, terdapat bilangan bulat x,y
dimana ax+by = 1. Karena a | bc, terdapat suatu bilangan bulat s dimana as = bc.
Selanjutnya c = c • 1 = cax + cby = cax + asy, yang berarti a | c
Teorema 5.4
Jika (a,b) = d , maka

( ad , bd )=1
Bukti: berdasarkan teorema bachet-bezout, terdapat bilangan bulat x,y dimana ax+by = d.

karena itu diperoleh ( ad ) x+( bd ) y=1 dimana ad , bd adalah bilangan-bilangan bulat.


Disimpulkan bahwa ( ad , bd )=1
Teorema 5.5
Jika c adalah suatu bilangan bulat positif, maka (ca, cb) = c (a, b)

Lemma 5.6
Untuk bilangan-bilangan bulat tak nol a, b, c berlaku ( a , bc )=(a , ( a , b ) c)
Bukti : karena (a , ( a , b ) c ) membagi ( a , b ) c ¿ membagi bc (menurut teorema 5.5 (a,b)c)
maka (a , ( a , b ) c ) membagi bc. Jadi (a , ( a , b ) c ) membagi a dan bc, atau dituliskan

( a , ( a , b ) c ) ∨(a , bc ). Di sisi lain, ( a , bc ) membagi a dan bc, karena itu ( a , bc ) membagi ac


dan bc. Oleh karena itu ( a , bc )membagi ( ac , bc ) =( a , b ) c. Jadi ( a , bc ) membagi a dan
( a , b ) c atau dituliskan ( a , bc )∨(a , ( a , b ) c). Disimpulkan ( a , bc )=(a , ( a , b ) c)

Teorema 5.7
( a 2 , b2 ) =( a ,b)2

Contoh :

1. Diambil (a,b) = 1. Buktikan bahwa ( a+ b , a2−ab+b2 ) =1 atau 3


Penyelesaian:
Dimisalkan d= ( a+b ,a 2−ab+ b2 ). Berdasarkan Teorema Bachet-Bezout,
sembarang kombinasi linier dari a+ b dan a 2−ab+b 2 dapat dibagi oleh d. karena
itu d membagi
( a+ b ) ( a+b )+ (−1 ) ( a 2−ab+ b2 )=3 ab
Karena itu d membagi a+b dan 3ab, akibatnya d membagi
3 b ( a+ b ) + (−1 ) 3 ab=3 b 2 atau dituliskan d | 3b2. Serupa dengan itu, diperoleh d |
3a2. Jadi
2
d∨ ( 3 a2 ,3 b 2) =3 ( a2 , b2 ) =3 ( a , b ) =3
Disimpulkan bahwa d = 1 atau 3

21n+ 4
2. (IMO 1959) Buktikan bahwa pecahan adalah irreducible (tidak dapat
14 n+3
disederhanakan) untuk setiap bilangan asli n

Jawab :
Untuk semua bilangan asli n dipunyai 3(14n+3)-2(21n+4) = 1. Jadi, berdasarkan
akibat 5.2, diperoleh bahwa pembilang dan penyebut adalah prima relative, atau
dengan kata lain tidak mempunyai faktor persekutuan yang lebih besar dari 1

5.2 BILANGAN PRIMA DAN FAKTORISASI


Diingat kembali definisi suatu bilangan prima, yaitu suatu bilangan bult positif lebih
besar dari 1 yang hanya mempunyai pembagi positif 1 dan dirinya sendiri. Jelas bahwa
hanya 2 yang merupakan bilangan prima genap, dan juga hanya 2 dan 3 yang merupakan
bilangan-bilangan prima yang berurutan. Suatu bilangan, selain 1, yang tidak prima
dinamakan bilangan composite. Jelas bahwa jika n>1 adalah composite maka n dapat
dituliskan sebagai n = ab, dimana 1<a ≤ b<n dan a,b ϵ N.

Contoh :
1. tentukan semua bilangan bulat positif n untuk yang mana 3n – 4, 4n – 5, dan 5n – 3
adalah bilangan prima
Jawab :
Jumlah dari ketiga bilangan tersebut adalah 12n – 12, yang jelas merupakan suatu
bilangan genap, maka paling sedikit satu diantarnya adalah bilangan genap.
Dipunyai bahwa bilangan prima genap hanyalah 2. Diamati bahwa 4n – 5 tidak
mungkin menjadi bilangan genap karena 4n selalu genap untuk setiap n, sehingga
jika dikurangi suatu bilangan ganjil maka hasilnya ganjil. Tetapi 3n – 4 dan 5n – 3
adalah mungkin untuk menjadi bilangan genap. Karena itu diselesaikan persamaan
3n – 4 = 2 dan 5n – 3 = 2 yang secara berurutan menghasilkan n = 2 dan n = 1.
Secara mudah bisa diperiksa bahwa n = 2 akan membuat ketiga bilangan tersebut
adalah prima

Teorema 5.16 (Euclid)


Terdapat tak hingga banyak bilangan prima
Bukti: diandaikan terdapat berhingga banyak bilangan prima, misalnya p1, p2, …, pn.
Diambil N= p 1 p 2 … pn+1
Bilangan bulat N adalah lebih besar dari 1, sehingga berdasarkan teorema sebelum-
sebelumnya diperoleh bahwa N pasti mempunyai suatu pembagi prima p. bilangan prima
p haruslah salah satu dari bilangan-bilangan p1, p2, …, pn. Tetapi diamati bahwa p pasti
berbeda dari sembarang p1, p2, …, pn. Karena N mempunyai sisa 1 ketika dibagi oleh
sembarang pi. Jadi timbul kontradiksi

Teorema 5.17
Jika bilangan bulat positif n adalah composite, maka n pasi mempunyai suatu faktor
prima p dengan p ≤ √ n

Teorema 5.19 (Teorema Fundamental Aritmatika)


Setiap bilangan asli n ≥ 1 mempunyai suatu faktorisasi tunggal dalam bentuk
n= pa1 p2a … pas
1 2 s

Dimana pi adalah prima berbeda dengan a i adalah bilangan bulat postif.


Contoh :
2. diambil p adalah suatu bilangan prima. Buktikan bahwa √ p bukan suatu bilangan
rasional.
Jawab:
a
Diasumsikan bahwa √ p adalah rasional, artinya √ p= dimana a dan b bilangan-
b
bilangan asli yang prima relative sebab faktor-faktor persekutuannya dapat
dihapus. Karena itu bisa dituliskan pb2=a2. Jadi p∨a2 dan juga p∨a. Dituliskan
a=a1 p untuk suatu bilangan bulat a 1, maka dipunyai pb2=a21 p2, sehingga

b 2=a21 p yang berarti p∨b. Jadi p adalah faktor persekutuan a dan b, sehingga ini
kontradiksi dengan asumsi. Jadi √ p bukan suatu bilangan rasional.

3. tentukan n sedemikian sehingga 2n∨¿ (31024 −1)


Jawab:
Dicatat bahwa 210=1024 dan x 2− y 2=(x+ y)( x− y ). Karena itu
10 9 2
32 −1=( 32 ) −12
9 9 9 8 8

¿ ( 3 2 +1 )( 3 2 −1 )=( 32 +1 )( 32 +1 )( 32 −1 )
9 8 7 1 0
2 2 2 2 2
¿ ( 3 +1 )( 3 +1 )( 3 + 1 ) … ( 3 + 1 )( 3 +1 ) ( 3−1 )

Berdasarkan contoh sebelumnya, 2∨( 32 +1 ) untuk bilangan bulat postif k. karena


itu, dari persamaan terakhir dapat dilihat bahwa setiap faktor dapat dibagi oleh 2.
10
Karena banyaknya faktor adalah 11 dan juga 32 −1 dapat dibagi oleh 20. Maka
n=11+1=12

5.3 TEOREMA FERMAT DAN TEOREMA EULER


Untuk sembarang bilangan bulat postif m dinotasikan φ (m) sebagai banyaknya bilangan
bulat postif yang kurang dari m dan prima relative terhadap m. fungsi φ dinamakn fungsi
totient Euler. Ini jelas bahwa φ ( 1 )=1 dan φ ( p )= p−1 untuk sembarang bilangan prima p.
selain itu, jika n adalah suatu bilangan bulat postif sedemikian sehingga φ ( n )=n−1,
maka n adalah prima. Selain itu φ (p ¿¿ k )= pk − p k−1 ¿ untuk semua bilangan postif k,
karena terdapat pk−1 bilangan bulat x yang memenuhi 0 ≤ x< p k yang dapat dibagi oleh p,
dan bilangan-bilangan bulat yang prima relative terhadap pk tidak dapat dibagi oleh p.

Proposisi 5.25
Diambil m adalah suatu bilangan bulat postif dan a adalah bilangan bulat yang prima
relative terhadap m. diandaikan bahwa S adalah system sisa lengkap modulo m.
himpunan T =aS={as : s ∈ S } juga merupakan system lengkap modulo m

Teorema 5.26 (Teorema Euler)


Diambil a dan m adalah bilangan-bilangan bulat positif relative, maka a φ(m)=1( mod m).

Teorema 5.27 (Teorema Fermat)


Diambil p adalah suatu bilangan prima, maka a p=a(mod p) untuk semua bilangan bulat
a. selain itu jika a adalah prima relative terhadap p, maka a p−1=1(mod p)

Contoh:
1. diambil suatu bilangan prima p ≥5. Buktikan bahwa p8=a(mod 240).
Jawab:
Dicatat bahwa 240=24 ∙3 ∙ 5. Berdasarkan Teorema Fermat, p2=1( mod 3) dan

p4 =1(mod 5). Karena suatu bilangan bulat postif adalah prima relative terhadap

24 jika hanya jika bilangan bulat postif adalah ganjil, maka φ ( 2 4 )=23 . Berdasarkan
Teorema Euler, dipunyai 28=1(mod 16). Oleh karena itu p8=1(mod m) untuk
m=3, 5, dan 6, yang berakibat p8=1( mod 240)

Anda mungkin juga menyukai