Barisan terbatas
Barisan monoton
masalah eksistensi dan keujudan limit barisan.
Disusun oleh
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meskipun termasuk secara implicit dalam pengembangan kalkulus
pada abad ke 17 dan ke 18 , gagasan modern limit fungsi baru dibahas
oleh Bolzano yang padatahun 1817 , memperkenalkan dasar-dasar teknik
epsilon delta. Namun karyanya tidak diketahui semasa hidupnya.
Cauchy membahas limit dalam karyanya Cours danalyse (1821) dan
tampaknya telah menyatakan intisari gagasan tersebut , tapi secara
sistematis.presentasi yang ketat terhadap khalayak ramai pertama kali
diajukan oleh weirstrass pada dasawarsa 1850-an dan 1860-an , dan sejak
itu telah menjadi metode baku untuk menerangkan limit.
Notasi tertulis menggunakan singkatan lim dengan anak panah
diperkenalkan oleh Hardy dalam bukunya A Course Mathematics pada tahun
1908. Kami menyusun makalah ini sebagai tugas pelajaran matematika dan
sebagai pelengkap nilai di semester 5 ini.
Dengan menyusun makalah ini kami harapkan dapat mempermudah dalam
mempelajari materi limit , khusunya barisan terbatas dan tidak terbatas ,
barisan monoton dan masalah eksistensi atau keujudan limit barisan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu :
1. Merupakan tugas mata pelajaran Matematika
2. Untuk mendapatkan nilai dari mata pelajaran Matematika
3. Agar mengetahui apa itu barisan terbatas , monoton , masalah
eksistensi dan keujudan limit barisan.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat pembuatan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui apa itu barisan terbatas , monoton , dan keujudan limit
barisan.
2. Mengetahui perbedaan antara barisan terbatas , monoton dan
keujudan limit barisan.
3. Mengetahui materi pembelajaran kuliah dibidang matematika.
4. Menambah pengetahuan mengenai pelajaran matematika.
2|Mathematics
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Barisan Terbatas
Teorema : Barisan Terbatas
Barisan bilangan real X = (Xn) dikatakan terbatas jika ada bilangan real
M > 0 sedemikian sehingga |Xn| M untuk semua n N.
Jika barisan {ak} konvergen maka {ak} terbatas
Bukti:
Diketahui {ak} konvergen. Misalkan lim k ak = L. Berarti > 0,
n0
N |ak L< ,k n0. Akibatnya |ak|=|ak L + L| |ak L| + |L| < +|
L|,k n0. Jika dimisalkan P = + |L| maka diperoleh |ak| < P, k n0.
Misalkan Q = max {|ak|kk < n0} maka |ak | Q, k < n0. Misalkan M = max
{P, Q} maka|ak | M, k N.Jadi telah terbukti bahwa {ak} terbatas.
Perhatikan bahwa menurut teorema tersebut, barisan yang terbatas
tidak selalu konvergen.Sebagai contoh, barisan {ak} = 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1,
1, . . . merupakan barisan terbatas, namun {ak} tidak konvergen. Yang
dapat disimpulkan dari teorema tersebut adalah bahwa barisan yang tak
terbatas pasti tidak konvergen, sehingga teorema tersebut berguna
untukmemperlihatkan kedivergenan. Namun demikian, Bolzano dan
Weierstrass berhasil menurunkan suatu teorema yang menyatakan implikasi
suatu barisan terbatas, seperti dinyatakan dalam teorema berikut.
Teorema Bolzano-Weierstrass
Setiap barisan bilangan real yang terbatas pasti memiliki sub barisan
yang konvergen.
Teorema berikut menyatakan hubungan antara kemonotonan dan
keterbatasan suatu barisan
dengan kekonvergenan, sehingga diperoleh cara lain untuk memperlihatkan
kekonvergenan
barisan tanpa menggunakan definisi, melainkan cukup dengan memeriksa
kemonotonan dan
keterbatasan barisan saja.
3|Mathematics
1 K
maka f (k) = ak = 2+ K
dan (ak) = 1 ,
Jika g(i) = 3i2 maka g(i) monoton naik dan sub barisan
4|Mathematics
f (3i -2)=
a3 i2
a1 , a4 , a7 , a10
3 i2
(1)
3i2
=2+
a3 i2
9 13 21
, ,
4 7 10
,.. = 1 ,
{a n }
an < an+1
an > an+1
an an+1
an an+ 1
Contoh :
1. Untuk setiap barisan berikut , tentukan apakah naik , turun atau tidak
monoton :
n
a. 2 n+1
b.
1
n
c.
1n+ 1
n
Penyelesaian :
a. Elemen elemen barisan dapat dituliskan sebagai
1 2 3 4
n
n+1
, , , , ,
,
,
3 5 7 9
2n+1 2 n+3
5|Mathematics
Perhatikan bahwa
an +1=
n+1
2 ( n+1 )+1
n+1
2 n+3
Tinjau empat elemen pertama dari barisan dan perhatikan bahwa elemenelemen naik jika n naik. Jadi umumnya kita inginkan bahwa
n
n+1
2 n+1 2 n+3
Ketidaksamaan (1) dapat ditunjukkan apabila suatu ketidaksamaan yang
ekivalen dengan (1) dapat dicari dan diketahui berlaku. Dengan mengalikan
setiap suku di (1) dengan n (2n+1)(2n+3) , diperoleh
n(2n+3)
(n+1)(2n+1)
2.4 Masalah
Barisan
Eksistensi
atau
Keujudan
Limit
Definisi :
Misalkan X = (xn) barisan bilangan real. Suatu bilangan real x
dikatakan limit dari (xn), bila untuk setiap e > 0 terdapat bilangan asli K(e),
sedemikian sehingga untuk semua n K(e), suku-suku xn terletak dalam
lingkungan-e, Ve(x). Bila x merupakan suatu limit dari barisan tersebut, kita
katakan juga bahwa X=(xn) konvergen ke x (atau mempunyai limit x). Bila
suatu barisan mempunyai limit, kita katakan barisan tersebut konvergen, bila
tidak kita katakan divergen. Penulisan K(e) digunakan untuk menunjukkan
secara eksplisit bahwa pemilihan K bergantung pada e; namun demikian
sering lebih mudah menuliskannya dengan K,dari pada K(e). Dalam banyak
hal nilai e yang kecil biasanya akan memerlukan nilai K yang besar
6|Mathematics
misalakan M= maks
untuk (x, y) R dan misalakan h = min (a,b/M)
Bukti:
Kita buktikan teirema ini dengan metode dari aproksimasi sukresif
x x0 h
misalkan x sehingga
Kita definisikan sebuah barisan dari fungsi x:
1 , 2 , 3
,.dimana
x
1 x y 0 f t , y 0 dt
xo
7|Mathematics
2 x y 0 f t , 1 t dt
xo
3 x y 0 f t , 2 t dt
xo
n x y0
f t , t dt
n 1
xo
n
1.
fungsi
} memiliki
n x y0 b
turunan
ketaksamaan
pada
terdefinisi pada interval ini.
n
2.
fungsi { }memenuhi ketaksamaan:
n
M kh
n x n1 x
k
n!
x x0 h
pada
3.
kontinu
pada
4. unit fungsi
memiliki persamaan
dy
f x, y
x x0 h
x0 y 0
dx
diferensial
pada
dan sehingga
4. fungsi
x x0 h
yang memenuhi
8|Mathematics
Bukti:
Seluruh buktinya kita anggap interval [x0 ,x0+h ]. Pendapat yang sama untuk
interval [x0-h ,x0 ].
1.
yang
kontinu,
sehingga
maka:
x, n1 x
x, n1 x
f x, n1 x M
n x y0
f t , t dt
n 1
xo
n
kita lihat
ada dan memiliki turunan yang kontinu pada [x0 ,x0+h ] juga:
x
n x y0
x
x0
f t , t dt
n 1
x0
f t , n 1 t dt Mdt
=M (x-x0)
x0
Mh b
9|Mathematics
x, n x
Maka
f x, n x
juga terletak dalam R dan
x0 , xo h
pada
. Jelaslah
1 x y 0 f t , y 0 dt
xo
didefinisikan oleh
ada dan
1 x y 0
f t, y
0
x0
dt
M (x-x0)
x, 1 x
dan f
n
Kita lihat bahwa
x0+h] juga
n ( x) y 0
f [t ,
n 1
(t )] dt
x0
x0
f [t , n 1 (t )] dt M dt
x0
M ( x x0 ) M h b
Maka:
Juga [x,
1 ( x) y 0 f [t , y 0 ] dt
x0
Ada dan memiliki turunan yang kontinu pada interval ini juga:
10 | M a t h e m a t i c s
1 ( x) y 0
f [t , y 0 ] dt M ( x x0 ) b
x0
Dan juga
f [ x, 1 ( x)]
Mk n 2
n 1 ( x) n 2 ( x)
( x x0 ) n 1
(n 1)!
Maka :
x
n ( x) n 1 ( x) { f [t , n 1 (t )] f [t , n 2 (t )]} dt
x0
f [t , n 1 (t )] f [t , n 2 (t )] dt
x0
n ( x ) y 0 bn
Bila langkah 1.
pada [x0, x0+h] syarat lipschitz dengan
y1 n1 ( x)
y 2 n 2 ( x)
dan
dan kita punya
f [t , n 1 ( x)] f [t , n 2 ( x)] k n 1 ( x) n 2 ( x)
##
Maka :
x
n ( x) n 1 ( x) k n 1 (t ) n 2 (t ) dt
x0
n ( x ) n 1 ( x) k
11 | M a t h e m a t i c s
Mk n 1
(t x 0 ) n 1 dt
(n 1)! x0
Mk n 1 (t x 0 ) n
(n 1)!
n
x0
Mk n 1
( x x0 ) n
n!
Jadi :
n ( x) n 1 ( x)
Mk n 1
( x x0 ) n
n!
n, Bila :
Mk n 1
Mk n 1 n M (kh) n
( x x0 )
h
n!
n!
k n!
Kita punya :
n ( x) n 1 ( x)
M (kh) n
k n!
M
k
.....
n!
k 1! k 2!
k 3!
n 1
Konvergen ke :
12 | M a t h e m a t i c s
M kh
[e 1]
k
Juga deret :
[ ( x)
i 1
i 1
( x)]
x 0 x x 0 h n 1,2,3,...
maka dengan
y 0 [i ( x) i 1 ( x)]
i 1
S n ( x ) y 0 [i ( x) i 1 ( x)] n ( x )
n 1
n
Dengan kata lain, barisan
konvergen seragam ke
n
bila setiap
adalah kontinu pada [x0, x0+h].
n ( x) y 0 b
n
4. bila setiap
memenuhi
( x) y 0 b
13 | M a t h e m a t i c s
f [ x, ( x )] f [ x, n ( x )] k ( x) n ( x)
**
x [ x 0 , x 0 h]
Untuk
sehingga :
k ( x) n ( x) k
***
x
Untuk n >N dan
pada interval.
Maka dari ** kita lihat bahwa barisan dari fungsi didefinisikan untuk n =1,2,3,
f [ x, n ( x)]
oleh
konvergen seragam ke fungsi didefinisikan oleh
f[x,
(x)] pada [x0, x0+h]
f [ x, n ( x)]
Juga, setiapfungsi didefinisikan untuk n =1,2,3 oleh
kontinu pada interval ini.
adalah
( x) lim n 1 ( x ) y 0 lim
n
f [t ,
(t )] dt
x0
y 0 lim f [t , n (t )] dt
x0
y 0 f [t , n (t )] dt
x0
Limit fungsi
( x) y 0 f [t , (t )] dt
x0
14 | M a t h e m a t i c s
Pada [x 0, x0+h] maka dengan lemma dasar, limit fungsi
memenuhi
( x0 ) y 0
persamaan diferensial dy/dx =f(x,y) pada [x0, x0+h] dan sehingga
.
Kita akan membuktikan keujudan dari suatu solusi dari dasar masalah
harga inisial (10.3) pada interval [x0, x0+h].
adalah tunggal.
Asumsikan bahwa
adalah fungsi diferensiabel yang lain yang terdefinisi
pada [x0, x0+h] sehingga :
d ( x)
f [ x, ( x)]
dx
( x0 ) y0
Dan
( x) y 0 b
Maka tentulah :
[ x0 , x0 ]
Pada beberapa interval
( x) y 0 b
Misalkan x1, sehingga
( x) y 0 b
x0 x x1
untuk
dan
( x1 ) y 0
b
b
M
x1 y 0
x1 x0 h
x 0 x1
dimana
sehingga :
M 1 ( ) f [ , ( )] M
x1 x 0 h
Kontradiksi maka
juga :
15 | M a t h e m a t i c s
( x) y 0 b
****
x0 x x0 h
Pada interval
( x0 ) y 0
Bila
( x) y 0 f [t , (t )] dt
x0
( x) n ( x)
k n b( x x0 ) n
n!
( x) n 1 ( x)
(n 1)!
Pada [x0, x0+h] maka dari (10.5) dan (10.3) kita punya :
( x) n ( x)
f [t , (t )] f [t , n 1 (t )] dt
x0
f [t , (t )] f [t , n 1 (t ) dt
x0
langkah
1,
syarat
lipschitz
***
dengan
16 | M a t h e m a t i c s
( x) n ( x) k (t ) n 1 (t ) dt
x0
k n b (t x 0 ) n
(n 1)!
n
x0
k n b( x x 0 ) n
n!
Yang mana (10.15) dengan (n-1) digantikan oleh n. ketika n = 1, kita punya :
( x) 1 ( x)
f [t , (t )] f [t , y 0 ] dt
x0
k (t ) y 0 dt kb( x x0 )
x0
[x 0,
17 | M a t h e m a t i c s
b
n 0
( kh) n
n!
Sekarang deret
( x) lim n ( x)
(10.16),
lim b
n
(kh) n
0
n!
maka dari
( x) lim n ( x)
pada
( x) ( x)
Contoh PD orde 1
1.
y f ( x ) y r ( x)
maka f(x) =-1; r(x) =e2x sehingga
menurut persamaan
f ( x ) dx
f ( x ) dx r ( x)dx c
y ( x ) e
e
( 1) dx
y ( x ) e
( 1) dx e 2 x dx c
(e x ) e x e 2 x dx c
e x e x dx c e x e x c
2
y x 2e x
y
y f ( x) y r ( x)
maka f(x) =-22/x; r(x) =x2ex
Menurut persamaan
1
1
h( x) f ( x) 2 dx ln x 2 ln 2
x
x
Jawab :
f ( x ) dx
f ( x ) dx
y ( x) e
e
r ( x)dx c
y ( x) e ln(1 / x
x2
ln(1 / x 2 )
x 2 e x dx c
x 2 e x dx c x 2 e x dx c
x 2 e x cx 2
B. PD ORDE DUA
Teorema
Persamaan diferensial orde 2
y p( x) y q ( x) y 0
Dan dua kondisi awal
y ( x0 ) k 0 ,
y ( x 0 ) k1
dan
jika p(x) +q(x) kontinu pada selang terbuka I dan x 0 didalam selang I maka
masalah nilai awal diatas mempunyai solusi tunggal y(x) pada selang I
tersebut.
19 | M a t h e m a t i c s
Bukti
Dengan mengasumsikan bahwa masalah yang terdiri atas persamaan
diferensial
y p( x) y q ( x) y 0
.(1a)
Dan dua kondisi awal
y ( x0 ) k 0 ,
y ( x0 ) k1
(1b)
Mempunyai dua solusi y1 (x) dan y2 (x) pada selang I didalam teroma
tersebut, kita akan menunjukkan bahwa selisih keduanya
y(x) = y1 (x)- y2 (x)
selalu sama dengan nol pada I ; maka y 1= y2 pada I, yang berimplikasi sifat
ketunggalan. Karena persamaan didalam (1)bersifat homogen dan linear,
berarti y merupakan solusi bagi persamaan itu pada I, dan karena y1 dan y2
memenuhi kondisi awal yang sama, maka y memenuhi kondisi
y ( x 0 ) 0,
y ( x 0 ) 0
(3)
pandang fungsi :
z ( x) y ( x) 2 y ( x ) 2
berikut turunannya
z 2 yy 2 y y
dari persamaan diferensial semula kita memperoleh
y py qy
kita memperoleh
z 2 yy 2 py 2 2qyy
.........................(4)
y dan y
sekarang , karena
( y y ) 2 y 2 2 yy y 2 0
(b) 2 yy y 2 y 2 z
(a)
...........(5)
2 yy z.
2 yy z
dari 5(b) kita memperoleh
.secara bersama,
terakhir di dalam (4) sekarang kita memperoleh
untuk suku
2qyy 2qyy q 2 yy q z
p p
, serta
z z 2 p y 2 q z
y2 y 2 y2 z
karena
z hz
....................(6a)
.........................................(6b)
Pertidaksamaan (6a) dan (6b) ekivalen dengan pertidakasamaan
z hz 0
z hz 0
...................................(7)
faktor pengintegralan bagi kedua ekspresi dari ruas kiri adalah
21 | M a t h e m a t i c s
h ( x ) dx
F1 e
dan
F2 e
h ( x ) dx
integral di dalam eksponen itu dijamin ada karena h kontinu. Karena F 1dan F2
positif, maka dari (7) kita peroleh
F1 ( z hz ) ( F1 z ) 0
F2 ( z hz ) ( F2 z ) 0
dan
yang berarti bahwa F1z tidak naik dan F2z tidak turun pada I. Karena z(x 0) =0
x x0
menurut (3), maka kita peroleh jika
F1 z ( F1 z ) x0 0,
F2 z ( F2 z ) x0 0
x x0
dan begitu pula jika
,
F1 z 0
F2 z 0
z 0,
z0
Ini berimplikasi
dalam I.
y0
pada I. Jadi,
atau y1 y 2
untuk semua x di
Contoh PD orde-2
y y x
1. Diberikan PD
Ditanya :
a. Tentukan besarnya interval untuk solusi khusus dari m.n.a berikut
y y x y (0) 1, y (0) 0
,
adalah
22 | M a t h e m a t i c s
adalah
q 2 ( x) 0
kontinu
untuk
semua x dan
untuk setiap x solusi khusus untuk m.n.a untuk
semua x atau menempatkannya pada bagian yang lain dalam interval
(, )
y y 0
b. Persamaan homogen :
Substitusikan : Y1= ex, Y2 = e-x, karena wronskian Y1 dan Y2
ex
w(e , e ) x
e
x
ex
e x e x e x e x 2 0
x
e
c. Karena
c1 dan c 2
Untuk menyelesaikan m.n.a
harus memenuhi
c1 1 2 dan c 2 1 2
Didapat
, maka solusi khusus m.n.a adalah
y H 1 2 e x 1 2 e x 1 2 (e x e x )
y y x
d. Subtitusi Yp = -x pada persamaan non homogen
Solusi umum persamaan nonhomogen adalah :
23 | M a t h e m a t i c s
y c1 y1 c 2 y 2 y p c1e x c 2 e x x
y c1e x c 2 e x x dan y c1e x c 2 e x 1
e. Karena
c1 dan c 2
harus memenuhi
y (0) c1 c 2 1
y (0) c1 c 2 0
Maka didapatkan
y ex x
c1 1, c 2 0
C. SISTEM PD ORDE 1
A. Masalah Umum
Yang pertama kali kita perlihatkan adalah dasar keberadaan dan
teorema ketunggalan untuk masalah nilai awal meliputi sebuah sistem dari
satu persamaan diferensial orde pertama dari bentuk :
dy1
f 1 ( x, y1 , y 2 ,........, y n )
dx
dy 2
f 2 ( x, y1 , y 2 ,........, y n )
dx
.
.
dy n
f n ( x, y1 , y 2 ,........, y n )
dx
y1 , y2 ,........, yn
++
f 1 , f 2 ,........, f n
24 | M a t h e m a t i c s
Definisi
Dengan sebuah solusi dari sistem ++ kita akan mencari rataan dan
himpunan yang terurut dari fungsi real yang kontinu dan fungsi real yang
1 , 2 ,........, n
diferensiabel
terdefinisi pada beberapa real x pada interval
x
,
(
x
),
a xb
1
2 ( x ),........ ...., n ( x ) D
sehingga
Dan
d1 ( x)
f 1 [ x, 1 ( x), 2 ( x),......., n ( x)]
dx
d 2 ( x)
f 2 [ x, 1 ( x), 2 ( x ),........ n ( x)]
dx
.
.
d n ( x)
f n [ x, 1 ( x), 2 ( x),........, n ( x )]
dx
untuk semua x pada a x b
Hipotesis
f 1 , f 2 ,........, f n
1. Misalkan fungsi
kontinu pada ruang (n+1) persegi panjang
R yang didefinisikan oleh :
x x 0 a, y c1 b, ........, y c n bn
( x0 , c1 ,........., c n )
Dimana
( x , y1 ,........., y n )
Misalkan M sehingga
( x, y1 , y 2 ,........, yn
semua
) R misalkan
untuk i
b
b b
a, 1 , 2 ,......., n
M
M M
= 1,2,,n untuk
25 | M a t h e m a t i c s
1 , 2 ,........, n
Dari sistem :
dy1
f 1 ( x, y1 , y 2 ,........, y n )
dx
dy 2
f 2 ( x, y1 , y 2 ,........, y n )
dx
.
.
dy n
f n ( x, y1 , y 2 ,........, y n )
dx
x x0 h
1 ( x0 ) c1 . 2 ( x0 ) c 2 ,........ n ( x0 ) c n
Sehingga
terdefinisi pada
dan
i , j ( x) ci f i [t , 1, j 1 (t ),......., n , j 1 (t )] dt
x0
(i = 1,2,,n
i, j
fungsi
j = 1,2,3,)
1, j ( x) i , j ( x)
M (kn) j 1 x x 0
j!
x x0 h
(i = 1,2,,n j = 1,2,3,
maka :
1, j ( x) i , j 1 ( x)
M (knh) j
kn j!
(i = 1,2,,n
i , j ( x) i ,o ( x) [i , p ( x ) i , p 1 ( x)] j 1,2,3,...
p 1
i ( x) c i f i [t , i (t ),........, n (t )] dt
x0
x x0 h
Pada
d1 ( x)
f i [ x, 1 ( x),........, n ( x)
dx
x x0 n
Pada
1 ( x 0 ) ci (i 1,2,..., n)
dan
dny
dy
d n 1 y
f
x
,
y
,
,.........
,
dx
dx n
dx n 1
Contoh
Carilah solusi umum dari
x1 3 x1 4 x 2 2 x3 t 2
x 2 2 x1 x 2 4 x3
x1 x1 2 x 2 t 2
solusi
misal
x1 (t )
3 4 2
x(t ) x 2 (t ) , A 2 1 4
x3 (t )
1 2 0
t2
dan
b(t ) 0
t2
x (t ) Ax(t ) b(t )
persamaan ini dapat dituliskan dalam bentuk matriks
x(t ) Ax(t )
matriks dasar untuk
adalah
4e 2 t
(t 4)e t
e 2t
et
2e 2 t
et
(t 1)e t
(t )
et
28 | M a t h e m a t i c s
2 2 2t
t e
5
2 3 11 2 t
( t
t )e
5
5
2 2 t
t e
1 (t ).b(t )
maka
5t
e 2 t dt
2
11 2 t
(t ) 1 (t )b(t ) dt (t ) ( t 3
t )e dt
5
5
2 2 t
t
e
5
1 2
16
t 2t
5
5
1 2
3
7
t t
5
5
10
9 2
24
29
t
t
5
5
5
2t
x(t ) c1 1 e c 2
2
2.5
0 e t c3
1
0
16
1 2
5 t 2t 5
4
t 1t2 3t 7
1 e 5
5 10
1
9 2 24
29
5t 5 t 5
Definisi :
Barisan bilangan real X = (Xn) dikatakan terbatas jika ada bilangan real
M > 0 sedemikian sehingga |Xn| M untuk semua n N.
CATATAN :
X = (Xn) terbatas jika dan hanya jika himpunan dari suku-suku barisan
tersebut,yaitu {Xn | n N} terbatas di R.
Teorema 1.1 :
Barisan bilangan real yang konvergen adalah barisan terbatas.
29 | M a t h e m a t i c s
Bukti :
X = (Xn) merupakan barisan konvergen artinya jika diambil = 1 , maka
akan diperoleh K(1) N n K(1) maka
Oleh karena itu , untuk n K diperoleh |xn| < |x| +1. Jika kita tetapkan M =
sup sup {|x1|,|x2|,|x3|, , |xK+1|, |x|+ 1} maka |xn| M, n N.
Teorema 1.2
(a) X = (xn) dan Y = (yn) marupakan barisanbarisan bilangan real yang
masingmasing konvergen ke x dan y. c R.
Maka akan diperoleh barisanbarisan :
1) X + Y konvergen ke x + y
2) X Y konvergen ke x y
3) XY konvergen ke xy
4) cX konvergen ke cx
(b)Jika X = (xn) konvergen ke x dan Z = (zn) barisan bilangan real tidak
nol yang konvergen ke
x
x
z, dan z 0, maka
z konvergen ke z .
Bukti :
(a) 1. Untuk menunjukkan bahwa barisan X + Y konvergen ke x + y, maka
kita menunjukkan bahwa > 0, K() N n K() |(X + Y)
(x + y)| < . Kita tahu bahwa |(X + Y) (x + y)| = |(X x) + (Y y)| |
X x| + |Y y| yang harus kita tunjukkan nilainya kurang dari . Untuk
itu kita kembali pada fakta bahwa barisan-barisan X = (xn) konvergen
ke x dan Y = (yn) konvergen ke Y , X = (xn) konvergen ke x : >0,
+
|(X + Y) (x + y)| |X x| + |Y y| < 2
2 =
2. Dengan cara yang sama akan ditunjukkan XY = (xnyn) konvergen ke
xy
Untuk menunjukkan barisan XY = (xnyn) konvergen ke xy, harus
ditunjukkan bahwa :
>0, K() N n K() |xnyn xy| <
|xnyn xy|= |xnyn xny + xny - xy|
=.
30 | M a t h e m a t i c s
Barisan X konvergen, berarti X terbatas, sehingga M R, M >0, |xn|
M, n N Sehingga, |xnyn xy| M |yn - y|+ |y||xn- x|, perhatikan bahwa M
dan |y|merupakan bilangan-bilangan real yang berbeda, sehingga dengan
mengambil M1R, dan M1= sup{M,|y|}akan diperoleh |xnyn xy| , yang
nilainya harus lebih kecil dari .
Kembali kita perhatikan X = (xn) dan Y = (yn) adalah barisan-barisan
yang konvergen ke x dan y, sehingga dengan menggunakan definisi barisan
konvergen dan mengambil K() = , akan dapat dibuktikan bahwa |XY xy| <
atau dengan kata lain XY= (xnyn) konvergen ke xy
(b)Ambil Z = (zn) merupakan barisan bilangan real tidak nol yang
1
1
konvergen ke z, z 0, maka barisan ( zn ) akan konvergen ke ( z ) .
Z = (zn) konvergen ke z, maka untuk sembarang > 0, K1N, n
K1 |zn z| < .
1
Apabila ditetapkan = 2
|z|, maka > 0, sehingga bisa kita ambil
=
teorema
Ketidaksamaan Segitiga diperoleh : |zn z| |zn| z| n K 1
zn
1
1
(?).Oleh karena itu : 2
|z| = |z| |zn|, n K1
z
z
sehingga
|zn
z|
<
Dengan menggunakan
, n K1.
1
zn ) konvergen ke
1
zn
n K1: |
1
zn
1
z
=|
z zn
zz n
1
z
1
z
maka harus
< .
| = . , n K1
31 | M a t h e m a t i c s
1
> 0, maka dapat disimpulkan lim ( zn
. Untuk membuktikan
X
Z
konvergen ke
X
Z
dilakukan dengan
1
z
1
zn )
X
Z
Catatan :
Apabila A = (an), B = (bn), C = (Cn), , Z = (zn) merupakan barisan
barisan bilangan real yang konvergen, maka :
(1)A + B + C + + Z = (an+ bn+ cn+ + zn) merupakan barisan
yang konvergen, dan lim(an+ bn+ cn+ + zn) = lim(an) + lim(bn)
+ lim(cn) + + lim(zn)
(2)A x B x C x x Z = (an . bn. cn. .zn) merupakan barisan
konvergen, dan
lim (an . bn. cn. .zn) = lim(an). lim(bn).lim(cn). . lim(zn)
k
(3)Jika k N dan A = (an) barisan yang konvergen, maka lim ( a n ) =
(lim (an))k .
Contohcontoh:
32 | M a t h e m a t i c s
(1)
Bukti :
Barisan
(1)
dapat langsung
mengatakan barisan tersebut konvergen (??). Andaikan barisan
tersebut konvergen, dan lim X = b, ada. Jika diambil = 1, maka KN,
(1)
n K, maka terdapat
)
kontradiksi.
Definisi :
Secara sederhana , barisan merupakan susunan dari bilangan-bilangan
yang urutannya berdasarkan bilangan asli. Suatu barisan yang terdiri dari n
a1 , a 2 , , an , ai ,
biasanya dinyatakan dalam bentuk
menyatakan suku ke-1 ,
a2 ,
an ,
{2 n }n=l
o Barisan
1234
3 4 5 6 .
33 | M a t h e m a t i c s
o Penentuan
an ,
coba.
Suatu barisan tak hingga dikatakan
lim an=L
Contoh :
2
n
}
n+1 n=l
Jawab :
Karena
n2
lim
=
n n+ 1
Maka
n2
}
n+1 n=l
divergen.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Barisan bilangan real tak hingga (real infinite sequence ) adalah fungsi
yang mengaitkan
setiap bilangan asli dengan sekumpulan bilangan real. Barisan bilangan real
X = (Xn) dikatakan terbatas jika ada bilangan real M > 0 sedemikian
{a n }
sehingga |Xn| M untuk semua n N. Kemonotonan barisan
dapat
dikelompokkan menjadi 4 macam , yaitu :
an < an+1
a. Monoton naik bila
b. Monoton turun bila
an > an+1
an an+1
an an+ 1
3.2 Saran
Mengingat pentingnya pelajaran Matematika karena Mtematika
termasuk pelajaran yang di ujikan dalam Ujian Nasional untuk itu penulis
menyarankan bagi mereka yang mendapat nilai di bawah KKM untuk:
a. Siswa harus rajin berlatih berhitung agar mendapat nilai yang
maksimal.
b. Berlatih mengerjakan soal-soal.
c. Selalu aktif dalam pembelajaran Matematika.
d. Mengerjakan tugas yang di berikan dan rajin belajar.
Karena kita tidak ada ruginya dalam belajar Matematika dan juga
untuk mendapatkan nilai yang kita inginkan dan juga jika kita mau berlatih
dan berusaha semua kata sulit itu bisa di atasi, tingkatan prestasi dan
belajar anda dalam pelajaran matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Buku BSE Matematika Kelas XII
http://www.google.com
anreal-B-presentasi-3.PDF
BAHANDISKUSI-AR1-4.pdf
download_0029.pdf
35 | M a t h e m a t i c s
ModulResponsiKalkulusIV.pdf
Buku matematika kurikulum 2013 kelas XII
http://fadhildarmawi.blogspot.co.id/2014/06/makalah-matematikabilangan.html
http://mynewsitipujaaini.blogspot.co.id/2014/12/analisis-real-barisan-danlimit.html
36 | M a t h e m a t i c s