Anda di halaman 1dari 36

Matematika

Barisan terbatas
Barisan monoton
masalah eksistensi dan keujudan limit barisan.
Disusun oleh

: Eka Octavian Pranata

Guru mata pelajaran

: Efni Lastiyani S.pd M.M

SMA UNGGUL NEGERI 19


PALEMBANG
Jalan gubernur H. Achmad Bastari perumahan OPI Jakabaring Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
Telepon : (0711)-5620031, kodepos : 30257
e-mail :sman19plbg@yahoo.com, website : www.sman19plg.sch.Id

TAHUN PELAJARAN 2015/2016


1|Mathematics

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meskipun termasuk secara implicit dalam pengembangan kalkulus
pada abad ke 17 dan ke 18 , gagasan modern limit fungsi baru dibahas
oleh Bolzano yang padatahun 1817 , memperkenalkan dasar-dasar teknik
epsilon delta. Namun karyanya tidak diketahui semasa hidupnya.
Cauchy membahas limit dalam karyanya Cours danalyse (1821) dan
tampaknya telah menyatakan intisari gagasan tersebut , tapi secara
sistematis.presentasi yang ketat terhadap khalayak ramai pertama kali
diajukan oleh weirstrass pada dasawarsa 1850-an dan 1860-an , dan sejak
itu telah menjadi metode baku untuk menerangkan limit.
Notasi tertulis menggunakan singkatan lim dengan anak panah
diperkenalkan oleh Hardy dalam bukunya A Course Mathematics pada tahun
1908. Kami menyusun makalah ini sebagai tugas pelajaran matematika dan
sebagai pelengkap nilai di semester 5 ini.
Dengan menyusun makalah ini kami harapkan dapat mempermudah dalam
mempelajari materi limit , khusunya barisan terbatas dan tidak terbatas ,
barisan monoton dan masalah eksistensi atau keujudan limit barisan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu :
1. Merupakan tugas mata pelajaran Matematika
2. Untuk mendapatkan nilai dari mata pelajaran Matematika
3. Agar mengetahui apa itu barisan terbatas , monoton , masalah
eksistensi dan keujudan limit barisan.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat pembuatan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui apa itu barisan terbatas , monoton , dan keujudan limit
barisan.
2. Mengetahui perbedaan antara barisan terbatas , monoton dan
keujudan limit barisan.
3. Mengetahui materi pembelajaran kuliah dibidang matematika.
4. Menambah pengetahuan mengenai pelajaran matematika.

2|Mathematics

1.4 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalahnya , yaitu :
1. Apa barisan monoton itu?
2. Apa perbedaan antara barisan terbatas dan barisan tidak terbatas?
3. Apa keujudan limit barisan itu?
4. Apa keterkaitan keujudan limit barisan dengan barisan terbatas?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Barisan Terbatas
Teorema : Barisan Terbatas
Barisan bilangan real X = (Xn) dikatakan terbatas jika ada bilangan real
M > 0 sedemikian sehingga |Xn| M untuk semua n N.
Jika barisan {ak} konvergen maka {ak} terbatas
Bukti:
Diketahui {ak} konvergen. Misalkan lim k ak = L. Berarti > 0,
n0
N |ak L< ,k n0. Akibatnya |ak|=|ak L + L| |ak L| + |L| < +|
L|,k n0. Jika dimisalkan P = + |L| maka diperoleh |ak| < P, k n0.
Misalkan Q = max {|ak|kk < n0} maka |ak | Q, k < n0. Misalkan M = max
{P, Q} maka|ak | M, k N.Jadi telah terbukti bahwa {ak} terbatas.
Perhatikan bahwa menurut teorema tersebut, barisan yang terbatas
tidak selalu konvergen.Sebagai contoh, barisan {ak} = 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1,
1, . . . merupakan barisan terbatas, namun {ak} tidak konvergen. Yang
dapat disimpulkan dari teorema tersebut adalah bahwa barisan yang tak
terbatas pasti tidak konvergen, sehingga teorema tersebut berguna
untukmemperlihatkan kedivergenan. Namun demikian, Bolzano dan
Weierstrass berhasil menurunkan suatu teorema yang menyatakan implikasi
suatu barisan terbatas, seperti dinyatakan dalam teorema berikut.
Teorema Bolzano-Weierstrass
Setiap barisan bilangan real yang terbatas pasti memiliki sub barisan
yang konvergen.
Teorema berikut menyatakan hubungan antara kemonotonan dan
keterbatasan suatu barisan
dengan kekonvergenan, sehingga diperoleh cara lain untuk memperlihatkan
kekonvergenan
barisan tanpa menggunakan definisi, melainkan cukup dengan memeriksa
kemonotonan dan
keterbatasan barisan saja.
3|Mathematics

2.2 Barisan Tak Terbatas


Definisi Barisan Tak Hingga
Barisan bilangan real tak hingga (real infinite sequence ) adalah fungsi
yang mengaitkan
setiap bilangan asli dengan sekumpulan bilangan real. Selanjutnya barisan
bilangan real tak
hingga dalam modul ini disebut dengan barisan. Jadi barisan adalah
f: N R
f : k 7 f (k) = ak
Notasi:
{ak}k=1= {ak} = (ak)k=1= (ak ) = a1, a2, a3, . . .
Pola suatu barisan dapat diketahui dari penyajiannya. Barisan dapat
disajikan dengan
menuliskan suku-sukunya, atau dengan memberikan rumus eksplisitnya atau
dengan memberikan rumus rekursifnya. Perhatikan contoh berikut.
1. Bila diberikan rumus eksplisit untuk ak adalah ak= 4k 1 maka barisan
{ak} =3, 7, 11, 15, 19 . .
2. Bila diberikan rumus rekursif untuk ak adalah a1= 3, ak = ak1+ 4
maka barisan{ak} = 3, 7, 11, 15, 19 . . .
Definisi sub barisan
Misalkan
(ak) R adalah barisan bilangan real. Sub barisan dari (ak) adalah hasil
komposisi fungsi f g dengan g : N N dan g monoton naik.
Subbarisan dari (ak) dinotasikansebagai (aki) (ak).
Contoh:
1 K
Misalkan ak = 2+ K
5 5 9 9 13 13
, , , , ,
2 3 4 5 6 7

1 K
maka f (k) = ak = 2+ K

dan (ak) = 1 ,

Jika g(i) = 3i2 maka g(i) monoton naik dan sub barisan

yang dihasilkan adalah (f g) (i) =f (g(i)) =

4|Mathematics

f (3i -2)=

a3 i2

a1 , a4 , a7 , a10

3 i2

(1)
3i2

=2+

, sehingga diperoleh sub barisan

a3 i2

9 13 21
, ,
4 7 10

,.. = 1 ,

2.3 Barisan Monoton


Definisi :
Barisan dikatakan monoton jika berlaku salah satu X naik atau X turun.
Kemonotonan barisan

{a n }

dapat dikelompokkan menjadi 4 macam , yaitu :

a. Monoton naik bila

an < an+1

b. Monoton turun bila

an > an+1

c. Monoton tidak turun bila

an an+1

d. Monoton tidak naik bila

an an+ 1

Contoh :
1. Untuk setiap barisan berikut , tentukan apakah naik , turun atau tidak
monoton :
n
a. 2 n+1

b.

1
n

c.

1n+ 1
n

Penyelesaian :
a. Elemen elemen barisan dapat dituliskan sebagai
1 2 3 4
n
n+1
, , , , ,
,
,
3 5 7 9
2n+1 2 n+3
5|Mathematics

Perhatikan bahwa

an +1=

n+1
2 ( n+1 )+1

n+1
2 n+3

Tinjau empat elemen pertama dari barisan dan perhatikan bahwa elemenelemen naik jika n naik. Jadi umumnya kita inginkan bahwa
n
n+1

2 n+1 2 n+3
Ketidaksamaan (1) dapat ditunjukkan apabila suatu ketidaksamaan yang
ekivalen dengan (1) dapat dicari dan diketahui berlaku. Dengan mengalikan
setiap suku di (1) dengan n (2n+1)(2n+3) , diperoleh
n(2n+3)

(n+1)(2n+1)

ketidaksamaan (2) ekivalen dengan ketidaksamaan (1) karena (1) dapat


diperoleh dari (2) dengan membagi setiap suku dengan (2n+1)(2n+3).
Ketidaksamaan (2) ekivalen dengan
2 n2+ 3 n 2 n2 +3 n+1
Ketidaksamaan (3) jelas berlaku karena ruas kanan leboh besar 1 dari ruas
kiri. Jadi ketidaksamaan (1) berlaku sehingga barisan tersebut naik.
Elemen elemen barisan dapat dituliskan sebagai berikut :
1 1 1
1 1
1, 2 , 3 , 4 , , n , n+1

2.4 Masalah
Barisan

Eksistensi

atau

Keujudan

Limit

Definisi :
Misalkan X = (xn) barisan bilangan real. Suatu bilangan real x
dikatakan limit dari (xn), bila untuk setiap e > 0 terdapat bilangan asli K(e),
sedemikian sehingga untuk semua n K(e), suku-suku xn terletak dalam
lingkungan-e, Ve(x). Bila x merupakan suatu limit dari barisan tersebut, kita
katakan juga bahwa X=(xn) konvergen ke x (atau mempunyai limit x). Bila
suatu barisan mempunyai limit, kita katakan barisan tersebut konvergen, bila
tidak kita katakan divergen. Penulisan K(e) digunakan untuk menunjukkan
secara eksplisit bahwa pemilihan K bergantung pada e; namun demikian
sering lebih mudah menuliskannya dengan K,dari pada K(e). Dalam banyak
hal nilai e yang kecil biasanya akan memerlukan nilai K yang besar
6|Mathematics

untuk menjamin bahwa xn terletak di dalam lingkungan Ve(x) untuk semua n


K = K(e).
Kita juga dapat mendefinisikan kekonvergenan X = (xn) ke x dengan
mengatakan : untuk setiap lingkungan-e Ve(x) dari x, semua (kecuali
sejumlah hingga) sukusuku dari x terletak di dalam Ve(x). Sejumlah hingga
suku-suku tersebut mungkin tidak terletak di dalam Ve(x) yaitu x1, x2, ...,
xK(e)-1.
Bila suatu barisan x = (xn) mempunyai limit x di R, kita akan
menggunakan notasi
lim X = x atau lim (xn) = x.
Kita juga akan menggunakan simbol xn x, yang menyatakan bahwa nilai
xnmendekati x bila n menuju 0.
Teorema 1.1
1. misalkan
fungsi riil
(i)
(ii)

D suatu domain bidang xy dan dimisalakan f suatu


yang memnuhi dua syarat berikut
f adalah kontinu dalam D
f memenuhi syarat Upschitz (yang respek ke y) dalam
D, dimana ada konstanta k>0, sehingga:
f ( x1 y1 ) f ( x 2 y 2) k y1 y 2
untuk setiap (x,y1), (x,y2 )

2. misalkan (x0 ,y0 ) adalah titik interior dari D misal a dan b,


x x0 a y y 0 b
sehingga persegipanjang: R:
,
terletak dalam
D.
f x, y

misalakan M= maks
untuk (x, y) R dan misalakan h = min (a,b/M)
Bukti:
Kita buktikan teirema ini dengan metode dari aproksimasi sukresif
x x0 h
misalkan x sehingga
Kita definisikan sebuah barisan dari fungsi x:

1 , 2 , 3
,.dimana
x

1 x y 0 f t , y 0 dt
xo

7|Mathematics

2 x y 0 f t , 1 t dt
xo

3 x y 0 f t , 2 t dt
xo

n x y0

f t , t dt
n 1

xo

Tahap yang akan diperlihatkan:

n
1.

fungsi

} memiliki
n x y0 b

turunan

yang kontinu dan memenuhi


x x0 h
f x, n x
maka
adalah

ketaksamaan
pada
terdefinisi pada interval ini.
n
2.
fungsi { }memenuhi ketaksamaan:
n
M kh
n x n1 x

k
n!

x x0 h

pada
3.

, barisan fungsi { }konfergen seragam ke suatu fungsi


x x0 h

kontinu
pada
4. unit fungsi
memiliki persamaan
dy
f x, y
x x0 h
x0 y 0
dx
diferensial
pada
dan sehingga

4. fungsi

x x0 h

hanya fungsi diferensial pada


dy
f x, y
x0 y 0
dx
persamaan diferensial
dan
.

yang memenuhi

8|Mathematics

Bukti:
Seluruh buktinya kita anggap interval [x0 ,x0+h ]. Pendapat yang sama untuk
interval [x0-h ,x0 ].
1.

bukti f kita gunakan induksi matematika


n 1
asumsikan
ada, memiliki turunan
n 1 x y 0 b
x0 x x0 h
x, sehingga

yang

kontinu,

sehingga

maka:

x, n1 x

terletak dalam persegipanjang R dan juga f


terdefinisi dan kontinu sehingga memenuhi :

x, n1 x

f x, n1 x M

pada [x0 ,x0+h ]


maka, bila:

n x y0

f t , t dt
n 1

xo

n
kita lihat

ada dan memiliki turunan yang kontinu pada [x0 ,x0+h ] juga:
x

n x y0
x

x0

f t , t dt
n 1

x0

f t , n 1 t dt Mdt

=M (x-x0)

x0

Mh b

9|Mathematics

x, n x
Maka

f x, n x
juga terletak dalam R dan

terdefinisi dan kontiniu


x

x0 , xo h
pada

. Jelaslah

1 x y 0 f t , y 0 dt
xo

didefinisikan oleh

ada dan

memiliki turunan yang ko ntiniu pada interval ini juga

1 x y 0

f t, y
0

x0

dt

M (x-x0)

x, 1 x

dan f

di definisikan dan kontiniu


n
pada interval dengan induksi matematika. Setiap fungsi
memiliki sifat
x0 , xo h
pada

n
Kita lihat bahwa
x0+h] juga

juga ada dan memiliki turunan yang kontinu pada [x 0,

n ( x) y 0

f [t ,

n 1

(t )] dt

x0

x0

f [t , n 1 (t )] dt M dt
x0

M ( x x0 ) M h b
Maka:

Juga [x,

(x)] terletak dalam R dan selanjutnya f[x,


(x)] adalah
1
terdefinisi dan kontinu pada [x0, x0+h], Jelaslah
didefinisikan oleh :
x

1 ( x) y 0 f [t , y 0 ] dt
x0

Ada dan memiliki turunan yang kontinu pada interval ini juga:

10 | M a t h e m a t i c s

1 ( x) y 0

f [t , y 0 ] dt M ( x x0 ) b

x0

Dan juga

f [ x, 1 ( x)]

didefinisikan dan kontinu pada interval dengan induksi


n
matematika. Setiap fungsi
memiliki sifat pada [x0,x0+h].
2. Pada langkah ini kita gunakan induksi matematika lagi. Kita
asumsikan bahwa :

Mk n 2
n 1 ( x) n 2 ( x)
( x x0 ) n 1
(n 1)!

pada [x0, x0+h] ..........#

Maka :
x

n ( x) n 1 ( x) { f [t , n 1 (t )] f [t , n 2 (t )]} dt
x0

f [t , n 1 (t )] f [t , n 2 (t )] dt

x0

n ( x ) y 0 bn
Bila langkah 1.
pada [x0, x0+h] syarat lipschitz dengan
y1 n1 ( x)
y 2 n 2 ( x)
dan
dan kita punya
f [t , n 1 ( x)] f [t , n 2 ( x)] k n 1 ( x) n 2 ( x)

##
Maka :
x

n ( x) n 1 ( x) k n 1 (t ) n 2 (t ) dt
x0

Sekarang kita gunakan asumsi pada langkah 2 kita punya :


Mk n 2
(t x0 ) n 1 dt
(n 1)!
x0
x

n ( x ) n 1 ( x) k

11 | M a t h e m a t i c s

Mk n 1
(t x 0 ) n 1 dt
(n 1)! x0

Mk n 1 (t x 0 ) n

(n 1)!
n

x0

Mk n 1

( x x0 ) n
n!
Jadi :

n ( x) n 1 ( x)

Mk n 1
( x x0 ) n
n!

Yang sama dengan ketaksamaan # dengan (n-1) yang menggantikan n,


1 ( x) y 0 M ( x x0 )
Ketika n = 1, kita punya pada langkah 1 :
Ketaksamaan
## ketika n-1 dengan induksi, ketaksamaan ## memenuhi pada [x 0, x0+h]

n, Bila :
Mk n 1
Mk n 1 n M (kh) n
( x x0 )
h
n!
n!
k n!
Kita punya :

n ( x) n 1 ( x)

M (kh) n
k n!

Untuk n = 1,2,3, pada [x0, x0+h]

3. Sekarang, deret dari konstanta positif

M
k

( kh) n M kh M ( kh) 2 M ( kh) 3

.....

n!
k 1! k 2!
k 3!
n 1

Konvergen ke :
12 | M a t h e m a t i c s

M kh
[e 1]
k

Juga deret :

[ ( x)
i 1

i 1

( x)]

x 0 x x 0 h n 1,2,3,...

Sehingga (10.8) memenuhi x interval


weiertrass M-test (teo c) deret :

maka dengan

y 0 [i ( x) i 1 ( x)]
i 1

Konvergen seragam pada [x0, x0+h].


Selanjutnya, barisan dari penjumlahan parsial {sn}konvergen seragam ke

suatu limit fungsi

pada [x0, x0+h], tapi,

S n ( x ) y 0 [i ( x) i 1 ( x)] n ( x )
n 1

n
Dengan kata lain, barisan
konvergen seragam ke
n
bila setiap
adalah kontinu pada [x0, x0+h].

pada [x0, x0+h] maka

Teorema A menunjukkan bahwa limit fungsi


[x0, x0+h].

n ( x) y 0 b

n
4. bila setiap

adalah juga kontinu pada

memenuhi

( x) y 0 b

pada [x0, x0+h]

Kita juga memiliki


pada [x0, x0+h] maka f[x, (x)] didefinisikan
pada interval ini dan selanjutnya syarat lipschitz (10.1) dengan
y1 ( x) dan y 2 n ( x)
lakukan juga, diperoleh :

13 | M a t h e m a t i c s

f [ x, ( x )] f [ x, n ( x )] k ( x) n ( x)

**

x [ x 0 , x 0 h]
Untuk
sehingga :

dengan langkah 3, diberikan

maka terdapat M >0,

k ( x) n ( x) k

***

x
Untuk n >N dan

pada interval.

Maka dari ** kita lihat bahwa barisan dari fungsi didefinisikan untuk n =1,2,3,

f [ x, n ( x)]
oleh
konvergen seragam ke fungsi didefinisikan oleh
f[x,
(x)] pada [x0, x0+h]
f [ x, n ( x)]
Juga, setiapfungsi didefinisikan untuk n =1,2,3 oleh
kontinu pada interval ini.

adalah

Maka Teorema B dipakai, dan :

( x) lim n 1 ( x ) y 0 lim
n

f [t ,

(t )] dt

x0

y 0 lim f [t , n (t )] dt
x0

y 0 f [t , n (t )] dt
x0

Limit fungsi

memenuhi persamaan integral


x

( x) y 0 f [t , (t )] dt
x0

14 | M a t h e m a t i c s


Pada [x 0, x0+h] maka dengan lemma dasar, limit fungsi

memenuhi
( x0 ) y 0
persamaan diferensial dy/dx =f(x,y) pada [x0, x0+h] dan sehingga
.
Kita akan membuktikan keujudan dari suatu solusi dari dasar masalah
harga inisial (10.3) pada interval [x0, x0+h].

5. Sekarang kita buktikan bahwa solusi

adalah tunggal.

Asumsikan bahwa
adalah fungsi diferensiabel yang lain yang terdefinisi
pada [x0, x0+h] sehingga :
d ( x)
f [ x, ( x)]
dx

( x0 ) y0
Dan

( x) y 0 b
Maka tentulah :
[ x0 , x0 ]
Pada beberapa interval

( x) y 0 b
Misalkan x1, sehingga

( x) y 0 b

x0 x x1
untuk

dan

Misalkan x1 < x0 + h maka


M1

( x1 ) y 0
b
b

M
x1 y 0
x1 x0 h
x 0 x1

Tetapi dengan teorema mean-value, terdapat

dimana

sehingga :

M 1 ( ) f [ , ( )] M

x1 x 0 h
Kontradiksi maka

juga :
15 | M a t h e m a t i c s

( x) y 0 b
****
x0 x x0 h
Pada interval

( x0 ) y 0

Bila

adalah solusi dari dy/dx = f(x,y) pada [x0, x0+h] sehingga

Dari lemma dasar kita lihat bahwa

memenuhi persamaan integral :


x

( x) y 0 f [t , (t )] dt
x0

Pada [x0, x0+h] dengan induksi matematika dibuktikan bahwa :

( x) n ( x)

k n b( x x0 ) n
n!

Pada [x0, x0+h], maka kita asumsikan bahwa :


k n b( x n 1 x0 ) n

( x) n 1 ( x)

(n 1)!

Pada [x0, x0+h] maka dari (10.5) dan (10.3) kita punya :

( x) n ( x)

f [t , (t )] f [t , n 1 (t )] dt

x0

f [t , (t )] f [t , n 1 (t ) dt

x0

Dengan persamaan ** dan


y1 ( x) dan y 2 n1 ( x)
, maka

langkah

1,

syarat

lipschitz

***

dengan

16 | M a t h e m a t i c s

( x) n ( x) k (t ) n 1 (t ) dt
x0

Dengan asumsi ****, maka kita punya :


k n 1b(t x 0 ) n 1
( x) n ( x) k
dt
(n 1)!
x0
x

k n b (t x 0 ) n

(n 1)!
n

x0

k n b( x x 0 ) n
n!

Yang mana (10.15) dengan (n-1) digantikan oleh n. ketika n = 1, kita punya :

( x) 1 ( x)

f [t , (t )] f [t , y 0 ] dt

x0

k (t ) y 0 dt kb( x x0 )
x0

Yang mana untuk n = 1


Maka dengan induksi ketaksamaan **** diberikan untuk semua n Pada
x0+h].

[x 0,

Selanjutnya kita punya :


b(kh) n
( x) n ( x)
n!
Untuk n = 1,2,3,.. Pada [x0, x0+h].

17 | M a t h e m a t i c s

b
n 0

( kh) n
n!

Sekarang deret
( x) lim n ( x)
(10.16),

lim b
n

konvergen, dan juga

(kh) n
0
n!

maka dari
( x) lim n ( x)

Pada [x0, x0+h], tapi ingat bahwa


interval ini, maka :

pada

( x) ( x)

Pada [x0, x0+h] maka solusi


x0+h]

dari dasar masalah adalah tunggal Pada [x 0,

Kini telah membuktikan bahwa persamaan diferensial dy/dx = f(x,y) memiliki


solusi tunggal Pada [x0, x0+h] sebagai awal kita dapat memberi argumen
yang sama pada interval [x0, x0+h]. kemudian disimpulkan bahwa

persamaan diferensial dy/dx = f(x,y) memiliki solusi tunggal


sehingga
( x0 ) y 0 pada x x0 h
.

Contoh PD orde 1
1.

Tentukan jawab umum dari persamaan diferensial :


y y e 2 x

y f ( x ) y r ( x)
maka f(x) =-1; r(x) =e2x sehingga

menurut persamaan
f ( x ) dx
f ( x ) dx r ( x)dx c
y ( x ) e
e

( 1) dx
y ( x ) e

( 1) dx e 2 x dx c

(e x ) e x e 2 x dx c

e x e x dx c e x e x c

2. Tentukan jawab umum dari persamaan diferensial :


18 | M a t h e m a t i c s

2
y x 2e x
y

y f ( x) y r ( x)
maka f(x) =-22/x; r(x) =x2ex

Menurut persamaan

1
1
h( x) f ( x) 2 dx ln x 2 ln 2
x
x

Jawab :
f ( x ) dx
f ( x ) dx
y ( x) e
e
r ( x)dx c

y ( x) e ln(1 / x

x2

ln(1 / x 2 )

x 2 e x dx c

x 2 e x dx c x 2 e x dx c

x 2 e x cx 2

B. PD ORDE DUA
Teorema
Persamaan diferensial orde 2

y p( x) y q ( x) y 0
Dan dua kondisi awal
y ( x0 ) k 0 ,

y ( x 0 ) k1

dimana x0 adalah nilai tertentu untuk x ,k0


diketahui.

dan

k1 adalah konstanta yang

jika p(x) +q(x) kontinu pada selang terbuka I dan x 0 didalam selang I maka
masalah nilai awal diatas mempunyai solusi tunggal y(x) pada selang I
tersebut.
19 | M a t h e m a t i c s

Bukti
Dengan mengasumsikan bahwa masalah yang terdiri atas persamaan
diferensial

y p( x) y q ( x) y 0
.(1a)
Dan dua kondisi awal
y ( x0 ) k 0 ,

y ( x0 ) k1
(1b)

Mempunyai dua solusi y1 (x) dan y2 (x) pada selang I didalam teroma
tersebut, kita akan menunjukkan bahwa selisih keduanya
y(x) = y1 (x)- y2 (x)
selalu sama dengan nol pada I ; maka y 1= y2 pada I, yang berimplikasi sifat
ketunggalan. Karena persamaan didalam (1)bersifat homogen dan linear,
berarti y merupakan solusi bagi persamaan itu pada I, dan karena y1 dan y2
memenuhi kondisi awal yang sama, maka y memenuhi kondisi
y ( x 0 ) 0,

y ( x 0 ) 0
(3)

pandang fungsi :
z ( x) y ( x) 2 y ( x ) 2
berikut turunannya

z 2 yy 2 y y
dari persamaan diferensial semula kita memperoleh

y py qy

dengan mensubtitusikan ini kedalam rumus untuk

kita memperoleh

z 2 yy 2 py 2 2qyy
.........................(4)

y dan y
sekarang , karena

keduanya bilangan nyata,


20 | M a t h e m a t i c s

( y y ) 2 y 2 2 yy y 2 0

dari sini kita memperoleh dua pertidaksamaan


2 yy y 2 y 2 z

(b) 2 yy y 2 y 2 z

(a)

...........(5)
2 yy z.

2 yy z
dari 5(b) kita memperoleh
.secara bersama,
terakhir di dalam (4) sekarang kita memperoleh

untuk suku

2qyy 2qyy q 2 yy q z
p p

dengan menggunakan hasil ini dan kenyataan bahwa


2 yy
menerapkan 5(a) pada suku
didalam (4), kita memperoleh

, serta

z z 2 p y 2 q z

y2 y 2 y2 z
karena

, kita memperoleh dari sini


z (1 2 p q ) z

atau, dengan melambangkan fungsi yang didalam tanda kurung dengan h,

z hz

....................(6a)

untuk semua x di dalam I

begitu pula, dari (4) dan (5) kita peroleh


z 2 yy 2 py 2 2qyy
z 2 p z q z hz

.........................................(6b)
Pertidaksamaan (6a) dan (6b) ekivalen dengan pertidakasamaan
z hz 0

z hz 0

...................................(7)
faktor pengintegralan bagi kedua ekspresi dari ruas kiri adalah
21 | M a t h e m a t i c s

h ( x ) dx
F1 e

dan

F2 e

h ( x ) dx

integral di dalam eksponen itu dijamin ada karena h kontinu. Karena F 1dan F2
positif, maka dari (7) kita peroleh
F1 ( z hz ) ( F1 z ) 0

F2 ( z hz ) ( F2 z ) 0

dan

yang berarti bahwa F1z tidak naik dan F2z tidak turun pada I. Karena z(x 0) =0
x x0
menurut (3), maka kita peroleh jika
F1 z ( F1 z ) x0 0,

F2 z ( F2 z ) x0 0

x x0
dan begitu pula jika

,
F1 z 0

F2 z 0

dengan membagi dengan F1dan F2 dan dengan mengingat bahwa kedua


fungsi itu positif, maka kita peroleh

z 0,

z0

untuk semua x di dalam I.


z y 2 y2 0

Ini berimplikasi
dalam I.

y0

pada I. Jadi,

atau y1 y 2

untuk semua x di

Contoh PD orde-2

y y x
1. Diberikan PD
Ditanya :
a. Tentukan besarnya interval untuk solusi khusus dari m.n.a berikut
y y x y (0) 1, y (0) 0
,
adalah
22 | M a t h e m a t i c s

b. Berikan hubungan persamaan homogen dan tunjukkan Y 1= ex, Y2


= e-x ,bentuk himpunan fundamental dari solusi persamaan
homogen dan beri solusi umum dari persamaan homogen itu.
y y 0 y (0) 1, y (0) 0
c. Selesaikan m.n.a
,
d. Tentukan Yp = -x adalah solusi khusus dan berikan solusi umum
persamaan non homogen
y y x y (0) 1, y (0) 0
e. Selesaikan m.n.a
,
Penyelesaian :
q 2 ( x) 1, q1 ( x) 0, q 0 ( x) 1 dan q( x) x
a. Karena

adalah

q 2 ( x) 0

kontinu

untuk

semua x dan
untuk setiap x solusi khusus untuk m.n.a untuk
semua x atau menempatkannya pada bagian yang lain dalam interval
(, )

y y 0
b. Persamaan homogen :
Substitusikan : Y1= ex, Y2 = e-x, karena wronskian Y1 dan Y2
ex
w(e , e ) x
e
x

ex
e x e x e x e x 2 0
x
e

Y1, Y2 adalah solusi PD homogen orde-2. maka solusi umumnya :


y H c1 y1 c 2 y 2 c1e x c 2 e x

c. Karena

y H c1e x c 2 e x dan y H c1e x c 2 e x

c1 dan c 2
Untuk menyelesaikan m.n.a
harus memenuhi
c1 1 2 dan c 2 1 2
Didapat
, maka solusi khusus m.n.a adalah

y H 1 2 e x 1 2 e x 1 2 (e x e x )

y y x
d. Subtitusi Yp = -x pada persamaan non homogen
Solusi umum persamaan nonhomogen adalah :

23 | M a t h e m a t i c s

y c1 y1 c 2 y 2 y p c1e x c 2 e x x
y c1e x c 2 e x x dan y c1e x c 2 e x 1

e. Karena
c1 dan c 2

harus memenuhi

y (0) c1 c 2 1
y (0) c1 c 2 0

Maka didapatkan
y ex x

c1 1, c 2 0

, solusi khusus untuk m.n.a nonhomogen adalah

C. SISTEM PD ORDE 1
A. Masalah Umum
Yang pertama kali kita perlihatkan adalah dasar keberadaan dan
teorema ketunggalan untuk masalah nilai awal meliputi sebuah sistem dari
satu persamaan diferensial orde pertama dari bentuk :
dy1
f 1 ( x, y1 , y 2 ,........, y n )
dx
dy 2
f 2 ( x, y1 , y 2 ,........, y n )
dx
.
.
dy n
f n ( x, y1 , y 2 ,........, y n )
dx
y1 , y2 ,........, yn

++
f 1 , f 2 ,........, f n

Dalam n tidak diketahui


dimana
adalah n fungsi real
kontinu yang didefinisikan dalam domain D yang sama dari ruang dimensi
x, y1 , y 2 ,........, y n
real (n+1)
.

24 | M a t h e m a t i c s

Definisi
Dengan sebuah solusi dari sistem ++ kita akan mencari rataan dan
himpunan yang terurut dari fungsi real yang kontinu dan fungsi real yang
1 , 2 ,........, n
diferensiabel
terdefinisi pada beberapa real x pada interval

x
,

(
x
),

a xb
1
2 ( x ),........ ...., n ( x ) D
sehingga

Dan

d1 ( x)
f 1 [ x, 1 ( x), 2 ( x),......., n ( x)]
dx

d 2 ( x)
f 2 [ x, 1 ( x), 2 ( x ),........ n ( x)]
dx
.
.
d n ( x)
f n [ x, 1 ( x), 2 ( x),........, n ( x )]
dx
untuk semua x pada a x b

Hipotesis
f 1 , f 2 ,........, f n
1. Misalkan fungsi
kontinu pada ruang (n+1) persegi panjang
R yang didefinisikan oleh :
x x 0 a, y c1 b, ........, y c n bn
( x0 , c1 ,........., c n )
Dimana
( x , y1 ,........., y n )

adalah sebuah titik dari real ruang (n+1)


(b1 ,........., bn )
ruang dan
adalah konstanta positif.
f i ( x, y1 , y 2 ,........, y n ) M

Misalkan M sehingga
( x, y1 , y 2 ,........, yn
semua
) R misalkan

untuk i
b
b b

a, 1 , 2 ,......., n
M
M M

= 1,2,,n untuk

25 | M a t h e m a t i c s

2. Misalkan fungsi fi (i = 1,2,,n) memenuhi kondisi lipschitz dengan


konstanta lipschitz dalam R asumsikan,sehingga terdapat konstanta k
f 1 ( x, y1 , y 2 ,........, y n ) f i ( x, y1 , y 2 ,........, y n )
> 0, sehingga
k y1 y1 y 2 y 2 ........ y n y n
( x, y1 , y 2 ,........, y n ) ( x, y1 , y 2 ,........, y n )
Untuk dua titik sebarang
.
R untuk i =
1,2,,n

Sehingga terdapat solusi yang tunggal

1 , 2 ,........, n

Dari sistem :
dy1
f 1 ( x, y1 , y 2 ,........, y n )
dx
dy 2
f 2 ( x, y1 , y 2 ,........, y n )
dx
.
.
dy n
f n ( x, y1 , y 2 ,........, y n )
dx
x x0 h

1 ( x0 ) c1 . 2 ( x0 ) c 2 ,........ n ( x0 ) c n
Sehingga

terdefinisi pada

Bukti Secara Garis Besar


26 | M a t h e m a t i c s

1 , j oleh 1 ,0( x) ci (i 1,2,..., n)


Pertama-tama kita definisikan fungsi

dan

i , j ( x) ci f i [t , 1, j 1 (t ),......., n , j 1 (t )] dt
x0

(i = 1,2,,n

i, j
fungsi

j = 1,2,3,)

Maka kita buktikan dengan induksi matematika bahwa semua


juga terdefinisi dan kontinu dan memenuhi relasi :

1, j ( x) i , j ( x)

M (kn) j 1 x x 0

j!
x x0 h

(i = 1,2,,n j = 1,2,3,

maka :

1, j ( x) i , j 1 ( x)

M (knh) j
kn j!

(i = 1,2,,n

j = 1,2,3, ) dengan hal ini dapat kita simpulkan untuk


{i , j }
masing-masing i = 1,2,,n sehingga barisan
didefinisikan
j

i , j ( x) i ,o ( x) [i , p ( x ) i , p 1 ( x)] j 1,2,3,...
p 1

Konvergan secara seragam ke fungsi


yang kontinu maka dapat
i
kita tunjukkan bahwa masing-masing
(i = 1,2,,n) memenuhi persamaan
integral
x

i ( x) c i f i [t , i (t ),........, n (t )] dt
x0

x x0 h

Pada

dari sini kita punya :


27 | M a t h e m a t i c s

d1 ( x)
f i [ x, 1 ( x),........, n ( x)
dx
x x0 n

Pada

1 ( x 0 ) ci (i 1,2,..., n)
dan

Secara garis besar dari keberadaan bukti ini selesai.teorema tersebut


dapat digunakan untuk mendapatkan keujudan dan teorema ketunggalan
untuk dasar masalah nilai awal yang berhubungan dengan orde ke-n dari
persamaan diferensial dengan bentuk :

dny
dy
d n 1 y

f
x
,
y
,
,.........
,

dx
dx n
dx n 1

Contoh
Carilah solusi umum dari
x1 3 x1 4 x 2 2 x3 t 2
x 2 2 x1 x 2 4 x3
x1 x1 2 x 2 t 2

solusi

misal

x1 (t )
3 4 2

x(t ) x 2 (t ) , A 2 1 4
x3 (t )
1 2 0

t2

dan

b(t ) 0
t2

x (t ) Ax(t ) b(t )
persamaan ini dapat dituliskan dalam bentuk matriks

x(t ) Ax(t )
matriks dasar untuk

adalah
4e 2 t

(t 4)e t

e 2t

et

2e 2 t

et

(t 1)e t

(t )

et

28 | M a t h e m a t i c s

dapat dicari solusi homogen, pertama kita lakukan operasi

2 2 2t

t e

5
2 3 11 2 t
( t
t )e
5
5

2 2 t

t e

1 (t ).b(t )

maka

5t

e 2 t dt

2
11 2 t
(t ) 1 (t )b(t ) dt (t ) ( t 3
t )e dt
5
5

2 2 t

t
e
5

1 2
16
t 2t
5
5
1 2
3
7

t t
5
5
10
9 2
24
29
t
t
5
5
5

jadi solusi umumnya adalah

2t
x(t ) c1 1 e c 2
2

2.5

0 e t c3

1
0

16
1 2
5 t 2t 5

4
t 1t2 3t 7

1 e 5
5 10

1
9 2 24
29
5t 5 t 5

Teorema Keujudan Limit Barisan

Definisi :
Barisan bilangan real X = (Xn) dikatakan terbatas jika ada bilangan real
M > 0 sedemikian sehingga |Xn| M untuk semua n N.
CATATAN :
X = (Xn) terbatas jika dan hanya jika himpunan dari suku-suku barisan
tersebut,yaitu {Xn | n N} terbatas di R.
Teorema 1.1 :
Barisan bilangan real yang konvergen adalah barisan terbatas.
29 | M a t h e m a t i c s

Bukti :
X = (Xn) merupakan barisan konvergen artinya jika diambil = 1 , maka
akan diperoleh K(1) N n K(1) maka
Oleh karena itu , untuk n K diperoleh |xn| < |x| +1. Jika kita tetapkan M =
sup sup {|x1|,|x2|,|x3|, , |xK+1|, |x|+ 1} maka |xn| M, n N.
Teorema 1.2
(a) X = (xn) dan Y = (yn) marupakan barisanbarisan bilangan real yang
masingmasing konvergen ke x dan y. c R.
Maka akan diperoleh barisanbarisan :
1) X + Y konvergen ke x + y
2) X Y konvergen ke x y
3) XY konvergen ke xy
4) cX konvergen ke cx
(b)Jika X = (xn) konvergen ke x dan Z = (zn) barisan bilangan real tidak
nol yang konvergen ke
x
x
z, dan z 0, maka
z konvergen ke z .

Bukti :
(a) 1. Untuk menunjukkan bahwa barisan X + Y konvergen ke x + y, maka
kita menunjukkan bahwa > 0, K() N n K() |(X + Y)
(x + y)| < . Kita tahu bahwa |(X + Y) (x + y)| = |(X x) + (Y y)| |
X x| + |Y y| yang harus kita tunjukkan nilainya kurang dari . Untuk
itu kita kembali pada fakta bahwa barisan-barisan X = (xn) konvergen
ke x dan Y = (yn) konvergen ke Y , X = (xn) konvergen ke x : >0,

K1N n K1 |X x| < 2 ,dan Y = (yn) konvergen ke y : >0,


K2N n K2 |Y y| <

(mengapa?). oleh karena itu , jika kita

ambil K() = sup {K1, K2} (?), maka akan diperoleh :

+
|(X + Y) (x + y)| |X x| + |Y y| < 2
2 =
2. Dengan cara yang sama akan ditunjukkan XY = (xnyn) konvergen ke
xy
Untuk menunjukkan barisan XY = (xnyn) konvergen ke xy, harus
ditunjukkan bahwa :
>0, K() N n K() |xnyn xy| <
|xnyn xy|= |xnyn xny + xny - xy|
=.
30 | M a t h e m a t i c s


Barisan X konvergen, berarti X terbatas, sehingga M R, M >0, |xn|
M, n N Sehingga, |xnyn xy| M |yn - y|+ |y||xn- x|, perhatikan bahwa M
dan |y|merupakan bilangan-bilangan real yang berbeda, sehingga dengan
mengambil M1R, dan M1= sup{M,|y|}akan diperoleh |xnyn xy| , yang
nilainya harus lebih kecil dari .
Kembali kita perhatikan X = (xn) dan Y = (yn) adalah barisan-barisan
yang konvergen ke x dan y, sehingga dengan menggunakan definisi barisan
konvergen dan mengambil K() = , akan dapat dibuktikan bahwa |XY xy| <
atau dengan kata lain XY= (xnyn) konvergen ke xy
(b)Ambil Z = (zn) merupakan barisan bilangan real tidak nol yang
1
1
konvergen ke z, z 0, maka barisan ( zn ) akan konvergen ke ( z ) .
Z = (zn) konvergen ke z, maka untuk sembarang > 0, K1N, n
K1 |zn z| < .
1
Apabila ditetapkan = 2
|z|, maka > 0, sehingga bisa kita ambil
=

teorema
Ketidaksamaan Segitiga diperoleh : |zn z| |zn| z| n K 1
zn
1
1
(?).Oleh karena itu : 2
|z| = |z| |zn|, n K1

z
z

sehingga

|zn

z|

<

Dengan menggunakan

, n K1.

1
zn ) konvergen ke

Karena akan ditunjukkan bahwa (


ditunjukkan bahwa

1
zn

n K1: |

1
zn

1
z

=|

z zn
zz n

1
z

1
z

maka harus

< .

| = . , n K1

Z = (zn) konvergen ke z , jika diambil sembarang > 0, K2 N, n K2


maka Oleh karena itu, jika diambil K() = sup{K1,K2}, akan diperoleh

31 | M a t h e m a t i c s

1
> 0, maka dapat disimpulkan lim ( zn

Karena pengambilan sembarang


1
)= Z

. Untuk membuktikan

menggunakan perkalian barisan

X
Z

konvergen ke

X
Z

dilakukan dengan

X yang konvergen ke x dan Y = (

barisan yang tidak nol dan konvergen ke

1
z

1
zn )

sehingga X.Y konvergen ke

X
Z

Catatan :
Apabila A = (an), B = (bn), C = (Cn), , Z = (zn) merupakan barisan
barisan bilangan real yang konvergen, maka :
(1)A + B + C + + Z = (an+ bn+ cn+ + zn) merupakan barisan
yang konvergen, dan lim(an+ bn+ cn+ + zn) = lim(an) + lim(bn)
+ lim(cn) + + lim(zn)
(2)A x B x C x x Z = (an . bn. cn. .zn) merupakan barisan
konvergen, dan
lim (an . bn. cn. .zn) = lim(an). lim(bn).lim(cn). . lim(zn)
k
(3)Jika k N dan A = (an) barisan yang konvergen, maka lim ( a n ) =
(lim (an))k .

Contohcontoh:

32 | M a t h e m a t i c s

(1)

3. Barisan ) divergen , buktikan!

Bukti :
Barisan

(1)

) merupakan barisan terbatas, dengan M = 1, kita tidak

dapat langsung
mengatakan barisan tersebut konvergen (??). Andaikan barisan
tersebut konvergen, dan lim X = b, ada. Jika diambil = 1, maka KN,
(1)

a<1 . Karena berlaku

n K, maka terdapat
)

kontradiksi.
Definisi :
Secara sederhana , barisan merupakan susunan dari bilangan-bilangan
yang urutannya berdasarkan bilangan asli. Suatu barisan yang terdiri dari n
a1 , a 2 , , an , ai ,
biasanya dinyatakan dalam bentuk
menyatakan suku ke-1 ,
a2 ,

menyatakan suku ke-2 dan

an ,

menyatakan suku ke-n.

Barisan tak hingga atau barisan tak terbatas didefinisikan sebagai


suatu fungsi real dimana daerah asalnya adalah bilangan asli. Notasi barisan

tak hingga adalah {an }n=1

Contoh Contoh Barisan :


o Barisan
2 , 4, 6, 8,
o Bisa dituliskan dengan rumus

{2 n }n=l

o Barisan
1234
3 4 5 6 .

33 | M a t h e m a t i c s

o Penentuan

an ,

tidak memiliki aturan khusus dan hanya bersifat coba-

coba.
Suatu barisan tak hingga dikatakan
lim an=L

konvergen menuju L , bila

Contoh :
2

1. Tentukan kekonvergenan dari barisan berikut :

n
}
n+1 n=l

Jawab :
Karena
n2
lim
=
n n+ 1

Maka

n2
}
n+1 n=l

divergen.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Barisan bilangan real tak hingga (real infinite sequence ) adalah fungsi
yang mengaitkan
setiap bilangan asli dengan sekumpulan bilangan real. Barisan bilangan real
X = (Xn) dikatakan terbatas jika ada bilangan real M > 0 sedemikian
{a n }
sehingga |Xn| M untuk semua n N. Kemonotonan barisan
dapat
dikelompokkan menjadi 4 macam , yaitu :
an < an+1
a. Monoton naik bila
b. Monoton turun bila

an > an+1

c. Monoton tidak turun bila

an an+1

d. Monoton tidak naik bila

an an+ 1

Barisan terbatas Jika barisan {ak} konvergen maka {ak} terbatas.setiap


barisan yang naik atau turun dan terbatas , mempunyai limit.
34 | M a t h e m a t i c s

3.2 Saran
Mengingat pentingnya pelajaran Matematika karena Mtematika
termasuk pelajaran yang di ujikan dalam Ujian Nasional untuk itu penulis
menyarankan bagi mereka yang mendapat nilai di bawah KKM untuk:
a. Siswa harus rajin berlatih berhitung agar mendapat nilai yang
maksimal.
b. Berlatih mengerjakan soal-soal.
c. Selalu aktif dalam pembelajaran Matematika.
d. Mengerjakan tugas yang di berikan dan rajin belajar.
Karena kita tidak ada ruginya dalam belajar Matematika dan juga
untuk mendapatkan nilai yang kita inginkan dan juga jika kita mau berlatih
dan berusaha semua kata sulit itu bisa di atasi, tingkatan prestasi dan
belajar anda dalam pelajaran matematika.

DAFTAR PUSTAKA
Buku BSE Matematika Kelas XII
http://www.google.com
anreal-B-presentasi-3.PDF
BAHANDISKUSI-AR1-4.pdf
download_0029.pdf
35 | M a t h e m a t i c s

ModulResponsiKalkulusIV.pdf
Buku matematika kurikulum 2013 kelas XII
http://fadhildarmawi.blogspot.co.id/2014/06/makalah-matematikabilangan.html
http://mynewsitipujaaini.blogspot.co.id/2014/12/analisis-real-barisan-danlimit.html

36 | M a t h e m a t i c s

Anda mungkin juga menyukai