Anda di halaman 1dari 14

BASIS BILANGAN

Pada pembahasan berikut, akan ditunjukkan bahwa tidak ada masalah untuk
bilangan bulat positif b yang dipilih sebagai basis, karena setiap bilangan bulat positif
dapat dipilih sebagai basis.

Teorema 1 (Rosen, 2011: 46)


Misalkan b adalah bilangan bulat positif dengan . Untuk setiap n bilangan bulat
positif dapat ditulis sebagai berikut
,
Dimana k adalah bilangan bulat tak negatif, adalah bilangan bulat dengan
untuk dan koefisien .

Berdasarkan pada Teorema Algoritma Pembagian (Burton, 2011:17) bahwa, diberikan


bilangan bulat a dan b, dengan , terdapat bilangan bulat dan sehingga
,

Pembuktian Teorema 1:
Pertama-tama, n dibagi oleh b untuk memperoleh
… (1)
Jika ,
… (2)
Kita lanjutkan proses ini untuk memperoleh

Langkah terakhir dari proses di atas adalah ketika hasil bagi dari 0 diperoleh.

Untuk melihat langkah selanjutnya, yang harus diperhatikan adalah urutan dari
persamaan
Karena urutan adalah urutan penurunan bilangan bulat tak-negatif dengan
syarat yang positif, maka terdapat paling banyak variabel dalam urutan ini, dan
variabel terakhir adalah 0.
Dari persamaan pertama, kita peroleh

Substitusikan persamaan (2) ke persamaan (1), sehingga diperoleh


( )
Substitusikan juga untuk sehingga diperoleh

Dimana untuk dan , diperoleh bahwa


dipersamaan terakhir. Sehingga kita memperoleh perluasan dari persamaan yang dicari.

Untuk melihat bahwa persamaan tersebut hanya ada satu persamaan, asumsikan bahwa
kita mempunyai dua persamaan untuk n, yaitu
,
,
Dengan mengurangkan satu persamaan dari persamaan yang lain, maka diperoleh:
( ) ( ) ( ) ( )
Jika dua persamaan tersebut berbeda, maka terdapat bilangan bulat j, , sehingga
. Oleh karena itu,
( ) ( ) ( )
Sehingga
( ) ( ) ( )
Pemecahan untuk , kita peroleh
( ) ( )
( ) ( )

Oleh karena itu, kita peroleh


|( ).
2
Tetapi karena dan , kita ketahui bahwa .
Sehingga |( ) menunjukkan bahwa . Hal ini bertentangan dengan
pengandaian di awal bahwa kedua persamaan tersebut berbeda. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa basis b adalah pengembangan dari ketunggalan n.

Akibat dari Teorema 1 (Rosen, 2011: 47)


Setiap bilangan bulat positif dapat direpresentasikan sebagai jumlah yang berbeda dari
basis 2.

Misalkan n adalah bilangan bulat positif.


Dari Teorema 1, ( ) dengan kita peroleh
( ), dimana atau .
Oleh karena itu bilangan bulat positif adalah jumlah dari bilangan yang berbeda dari 2.

Dalam pengembangan dari penjelasan Teorema 1, b disebut basis. Kita menyebut notasi
basis sepuluh sebagai cara biasa dalam menulis bilangan bulat dan notasi desimal.
Pengembangan basis 2 disebut pengembangan biner, pengembangan basis 8 disebut
pengembangan oktal, pengembangan basis 16 disebut pengembangan heksadesimal.
Koefesien disebut digit dari pengembangan. Digit biner disebut bits dalam istilah
komputer.
Untuk membedakan representasi dari bilangan bulat dengan basis yang berbeda, kita
menggunakan notasi khusus. Kita tulis ( ) untuk menunjukkan angka
.

Contoh 1 (Rosen, 2011: 48, contoh 2.1)


Untuk menggambarkan notasi basis b, perhatikan contoh berikut.
a. ( )
b. ( )

Contoh 2 (Rosen, 2011: 48, contoh 2.2)


Untuk menemukan penjabaran basis 2 dari 1864, kita gunakan algoritma pembagian
berturut-turut sebagai berikut:

3
Untuk memperoleh nilai basis 2 dari 1864, kita hanya mengambil sisa dari setiap
pembagian tersebut. Sehingga diperoleh ( ) ( ) .

Contoh 3 (Rosen, 2011: 50, Latihan 2.1, nomor 1)


Konversikan ( ) dari notasi desimal ke notasi basis 7.
Jawab:

Sehingga diperoleh ( ) ( ) .

Contoh 4 (Rosen, 2011: 50, Latihan 2.1, nomor 2)


Konversikan ( ) dari notasi desimal ke notasi basis 8. Konversikan juga
( ) dari basis 8 ke notasi desimal.
Jawab:
 Konversikan ( ) dari notasi desimal ke notasi basis 8

4
Sehingga diperoleh ( ) ( )
 Konversikan juga ( ) dari basis 8 ke notasi desimal

Sehingga diperoleh ( ) ( )

Dalam basis 16 (heksadesimal) terdapat 16 digit notasi yaitu


. Huruf dan digunakan untuk
mewakili angka dan (penulisan dalam notasi desimal).
Untuk mengkonversi dari biner ke heksa, perhatikan contoh berikut.
( ) . Kita membagi angka tersebut ke dalam 4 blok, dimulai dari
kanan. Blok-blok tersebut dari kanan ke kiri berturut-turut adalah dan
(dengan dua angka nol di depan). Sehingga kita peroleh ( ) .
Digit Heksa Digit Biner Digit Heksa Digit Biner
0 0000 8 1000
1 0001 9 1001
2 0010 A 1010
3 0011 B 1011
4 0100 C 1100
5 0101 D 1101
6 0110 E 1110
7 0111 F 1111

Tabel 1. konversi dari digit heksa ke digit biner


(Rosen, 2011: 49)

Contoh 5 (Rosen, 2011: 49, contoh 2.3)


Untuk mengkonversi ( ) dari heksadesimal ke notasi desimal, kita tulis
( )
( )

Contoh 6 (Rosen, 2011: 49, latihan 2.1, nomor 6 dan 7)


Konversikan ( ) dari biner ke heksadesimal. Konversikan juga
( ) dari heksadesimal ke biner.
Jawab:
5
 Konversi ( ) dari biner ke heksadesimal menggunakan Tabel 1.

Sehingga diperoleh bahwa ( ) ( )


 Konversi ( ) dari heksadesimal ke biner menggunakan Tabel 1.

Sehingga diperoleh ( ) ( )

Contoh 7 (Rosen, 1988: 111, Latihan 2.4, nomor 7)


Konversikan dari heksadesimal ke biner.
Jawab:
Dari Tabel 1, kita peroleh bahwa

Sehingga diperoleh ( ) ( )

Contoh 8 (Rosen, 2011: 50, Latihan 2.1, nomor 9)


Tentukan notasi desimal dari ( ) dan ( ) .
Jawab:
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( )
( ) ( )

Sehingga diperoleh bahwa ( ) ( )

6
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )

Sehingga diperoleh bahwa ( ) ( )

OPERASI PADA BILANGAN BULAT

Definisi (Rosen, 2011: 55)


Algoritma adalah satu set instruksi terbatas yang tepat untuk melakukan perhitungan atau
untuk memecahkan masalah.
Kita akan mendeskripsikan algoritma untuk menunjukkan penjumlahan, pengurangan,
dan perkalian dari dua digit bilangan bulat ( ) dan
( ) , dimana angka 0 ditambahkan jika diperlukan untuk membuat
panjang dari kedua ekpansi tersebut sama. Penjelasan algoritma digunakan untuk
aritmatika biner dengan bilangan bulat dan aritmatika perkalian dengan bilangan bulat
lebih besar dari w, dimana w digunakan sebagai basis.
1. Penjumlahan
Jika a dan b dijumlahkan, maka diperoleh sebagai berikut:

∑ ∑ ∑( )

Untuk menemukan basis r dari penjabaran , pertama-tama dari algoritma


pembagian terdapat bilangan bulat dan , sehingga
.
Karena dan adalah bilangan bulat positif kurang dari r, kita ketahui bahwa
,
sehingga atau . Maka,
,
Karena , kita peroleh atau . Melalui proses
induksi kita peroleh bilangan bulat dan , dimana dari
,
Dengan atau . Akhirnya, kita peroleh , karena jumlah dari dua
bilangan bulat dengan n digit memiliki digit ketika termuat di tempat ke-n.

7
Kita simpulkan bahwa basis r merupakan penjabaran dari penjumlahan
( ) .
Ketika menunjukkan penjumlahan basis r dengan tangan, kita dapat menggunakan teknik
yang sama seperti yang kita gunakan dalam penjumlahan desimal.
Contoh 9 (Rosen, 2011: 55, contoh 2.5)
Untuk menjumlahkan ( ) dan ( ) , kita tulis sebagai berikut
1 1
1 1 0 1
+ 1 0 0 1
1 0 1 1 0
Penjabarannya sebagai berikut:
,
,
,
.
Sehingga diperoleh bahwa ( ) ( ) ( )
Contoh 10 (Rosen, 2011: 60, latihan 2.2, nomor 1)
Tentukan hasil penjumlahan dari ( ) dan ( ) .
Jawab:
0 1 0 1 1 1 1 0 1 1
1 1 0 0 1 1 1 0 1 1
1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 \

Sehingga diperoleh bahwa ( ) ( ) ( )


Contoh 11 (Rosen, 2011: 60, latihan 2.2, nomor 9)
Tentukan hasil penjumlahan dari ( ) dan ( ) .
Jawab:

8
1 2 3 4 3 2 1
2 0 3 0 1 0 4
3 3 1 4 4 3 0 \

Sehingga diperoleh bahwa ( ) ( ) ( )

2. Pengurangan
Kita asumsikan bahwa , maka

∑ ∑ ∑( )

Berdasarkan pada algoritma pembagian, terdapat bilangan bulat dan sehingga


.
Karena dan adalah bilangan bulat positif kurang dari r, kita peroleh
–( ) ,
Ketika , maka . Sebaliknya, ketika , kita peroleh
. adalah pinjaman dari tempat berikutnya dari penjabaran basis r dari a.
Kita gunakan algoritma pembagian lagi untuk menentukan bilangan bulat dan ,
sehingga
,
Dari persamaan tersebut, kita ketahui bahwa untuk , dan
sebaliknya, karena . Kita lanjutkan untuk
menentukan bilangan bulat dan , sehingga
,
Dengan atau , untuk . Kita ketahui bahwa
karena .
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa
( )
Ketika kita menunjukkan pengurangan basis r dengan tangan, kita gunakan teknik seperti
yang digunakan pada pengurangan desimal.
Contoh 12 (Rosen, 2011: 57, contoh 2.6)
9
Untuk mengurangkan ( ) dari ( ) , kita lakukan operasi berikut.

1 1 0 1 1
- 1 0 1 1 0
1 0 1
Penjabarannya sebagai berikut:
,
,
,
.

Sehingga diperoleh bahwa ( ) ( ) =( )


Contoh 13 (Rosen, 2011: 60, latihan 2.2, nomor 3)
Tentukan hasil pengurangan dari ( ) dan ( ) .
Jawab:
1 1 1 1 0 0 0 0 1 1
1 1 0 1 0 1 1 1
1 0 1 1 1 0 1 1 0 0\

Sehingga diperoleh bahwa ( ) ( ) ( )

3. Perkalian
Sebelum membahas perkalian, kita membahas terlebih dahulu mengenai sifat
perpindahan. Untuk mengalikan ( ) oleh , kita hanya membutuhkan
pemindahan penjabaran ke sebelah kiri posisi dari m, penjabaran penambahan dengan m
0 digit.
Pertama kita bahas perkalian dari bilangan bulat ke-n dengan 1 digit bilangan bulat.
Untuk perkalian ( ) oleh ( ) , pertama kita tuliskan sebagai berikut:
.
10
Dan , karena ( ) .
Selanjutnya kita peroleh:
.
Dan .
Secara umum, kita peroleh
.
Dan .
Selanjutnya kita peroleh .
Dengan demikian, ( ) ( ) ( ) .
Untuk menunjukkan perkalian dari dua bilangan bulat ke-n, kita tuliskan

(∑ ) ∑( )

Untuk setiap j, pertama kita kalikan a oleh digit , kemudian pindahkan j ke kiri, dan
jumlahkan semua bilangan bulat n yang kita peroleh untuk mencari hasilnya. Ketika
mengalikan dua bilangan bulat dengan penjabaran basis r, kita gunakan metode perkalian
bilangan bulat desimal secara manual.
Contoh 14 (Rosen, 2011: 57, contoh 2.7)
Untuk mengalikan ( ) oleh , kita pindahkan digit ke kiri 5 tempat/langkah dan
penambahan 5 buah angka 0, menjadi ( ) .

Contoh 15 (Rosen, 2011: 58, contoh 2.8)


Untuk mengalikan ( ) dengan ( ) , kita tulis

1 1 0 1
x 1 1 1 0
0 0 0 0
1 1 0 1
1 1 0 1
+ 1 1 0 1
1 0 1 1 0 1 1 0
Untuk mengerjakannya, pertama-tama kita kalikan ( ) oleh setiap digit dari
( ) , setiap pemindahan tepat pada angka dari tempatnya, kemudian kita jumlahkan
bilangan bulat yang tepat untuk mencari hasilnya.

11
Penjabarannya sebagai berikut:

Sehingga diperoleh bahwa ( ) ( )


Contoh 16 (Rosen, 2011: 60, latihan 2.2, nomor 5)
Tentukan hasil perkalian dari ( ) dan ( ) .
Jawab:
1 1 0 0 0 1
1 1 1 0 1
1 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 0 1
1 1 0 0 0 1
1 1 0 0 0 1
1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 \

Sehingga diperoleh bahwa ( ) ( ) ( )

4. Pembagian
Kita akan mencari hasil bagi q di algoritma pembagian
,
Jika perluasan basis r dari q adalah ( ) , maka kita peroleh

(∑ )

12
Untuk menentukan digit pertama dari q, kita perhatikan

(∑ )

Persamaannya tidak hanya positif tetapi juga kurang dari , karena

∑ ∑( ) ∑ ∑

Oleh karena itu, kita peroleh ,

yang berarti [ ].

Kita peroleh dari hasil pengurangan dari a sampai kita memperoleh hasil
yang negatif : adalah kurang satu dari hasil pengurangan.
Untuk mendapatkan digit yang lain dari q, kita definisikan urutan dari pembagian sisa
oleh , dan , untuk . Dengan induksi
matematika, kita tunjukkan

( ∑ ) ( )

Untuk , ini jelas benar, karena .


Sekarang kita asumsikan bahwa

( ∑ )

Kemudian

( ∑ )

( )

( ∑ )

Dari (2.1), kita ketahui bahwa , untuk , karena


∑ .

Karena dan , kita lihat digit diperoleh dari

[ ⁄ ] dan dapat diperoleh dari hasil pengurangan dari sampai hasil

13
negatif diperoleh, dan adalah kurang satu dari hasil pengurangan. Inilah proses
untuk memperoleh digit dari q.
Contoh 17 (Rosen, 2011: 59, contoh 2.9)
Untuk membagi ( ) oleh ( ) , kita misalkan ( ).
Kemudian kurangi ( ) ( ) dari ( ) untuk memperoleh ( ) , dan
sekali lagi untuk memperoleh sebuah hasil yang negatif, sehingga .
Sehingga ( ) ( ) ( ) .
Kita peroleh , karena hasil dari ( ) kurang dari 0, dan juga .
Oleh karena itu, hasil baginya adalah ( ) dan sisa pembagiannya adalah ( ) .

14

Anda mungkin juga menyukai