Anda di halaman 1dari 15

BASIS BILANGAN BULAT

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok


Mata kuliah : Teori Bilangan
Dosen Pengampu : Heru Agni Setiaji, S.Pd.,M.Pd.

Disusun oleh:
1. Qutrun Nada (1817407070)
2. Rizky Ath Tariq (1817407072)
3. Sukma Dwi Wijayati (1817407079)

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF.K.H. SAIFUDDIN ZUHRI
PURWOKERTO
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bilangan yang biasa kita gunakan termasuk benda absrak, untuk
mengkonkritkannya, maka kita harus menuliskannya sebagai lambang
bilangan. Penulisan lambang bilangan biasa disebut representasi bilangan.
Representasi bilangan yang dibahas dalam makalah ini menggunakan
sistem posisi (sistem nilai tempat). Penulisan lambang bilangan dengan
sistem posisi memerlukan basis. Lambang bilangan yang biasa digunakan
secara internasional dan sudah kita kenal dengan baik adalah lambang
bilangan Arab Hindu yang menggunakan sistem posisi dengan basis
sepuluh. Basis bilangan itu adalah bilangan yang menjadi dasar
terbentuknya bilangan lain dalam suatu system bilangan. Basis untuk
penulisan lambang dengan sistem posisi bisa bermacam-macam, misalnya;
basis dua (biner), basis empat (quarter), basis delapan (oktaf), basis enam
belas (heksadesimal), basis sepuluh (desimal) dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi basis bilangan bulat ?
2. Bagaimana teorema 3.1 dan contoh-contohnya ?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan definisi tentang basis bilangan bulat.
2. Untuk menjelaskan teorema 3.1 dan contoh-contoh dari basis
bilangan bulat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Basis Bilangan
Cara yang telah kita kenal untuk menuliskan lambang bilangan bulat
adalah dengan notasi desimal (basis sepuluh). Lambang dasar yang digunakan
dalam basis sepuluh adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Lambang bilangan-
bilangan bulat lainnya dituliskan dengan menerapkan nilai tempat dengan
menggunakan lambang dasar tersebut, seperti yang telah kita kenal sejak di
Sekolah Dasar.
Basis bilangan adalah bilangan yang menjadi dasar terbentuknya bilangan
lain dalam suatu system bilangan. Basis untuk penulisan lambang dengan sistem
posisi bisa bermacam-macam, misalnya; basis dua (biner), basis empat (quarter),
basis delapan (oktaf), basis enam belas (heksadesimal), basis sepuluh (desimal)
dan sebagainya.

B. Teorema Basis Bilangan dan Contoh-Contoh Basis Bilangan


Contoh 3. 1:
4275 = 4 . 103 + 2 . 102 + 7 . 101 + 5 . 100
Penggunaan basis sepuluh yang biasa kita lakukan, bukan satu-satunya
basis untuk menuliskan lambang bilangan, kemungkinan hanya karena banyaknya
jari tangan kita berjumlah sepuluh. Tak ada alasan khusus lainnya dari
penggunaan basis sepuluh yang telah biasa kita lakukan. Bangsa Babilonia kuno
menggunakan basis enam puluh, bangsa Maya menggunakan basis dua puluh
untuk menuliskan lambang bilangan mereka . Komputer menggunakan basis dua,
delapan atau enam belas untuk menyatakan bilangan bulat.

Teorema 3. 1:
Misalkan b suatu bilangan bulat positif yang lebih besar dari 1, maka
setiap bilangan bulat positif n dapat ditulis secara tunggal dalam bentuk

Dengan k suatu bilangan bulat tak negatif, aja suatu bilangan bulat dengan
Bukti:
Untuk memperoleh representasi dari n yang diinginkan, kita menerapkan
algoritma pembagian sebagai berikut. Pertama, kita membagi n dengan b untuk
mendapatkan
,
Jika q0 0, kita membagi q0 dengan b dan mendapatkan bahwa
,

Kita melanjutkan proses ini untuk memperoleh


,
,

,
,
Langkah terakhir dari proses ini terjadi apabila kita memperoleh hasil bagi 0.
Perhatikan bahwa dalam penerapan algoritma-algoritma pembagian tersebut, kita
memperoleh hasil bagi- hasil bagi yang memenuhi

Karena barisan q0, q1, q2, ... adalah suatu barisan turun dari bilangan-bilangan
bulat tak negatif, maka barisan ini akan berakhir pada suku 0. Selanjutnya dari
persamaan pertama q0 disubstitusi dalam persamaan kedua diperoleh

( )
Proses substitusi dilanjutkan untuk q1, q2, q3, ... diperoleh
Dimana , karena ak = qk-1
adalah hasil bagi terakhir yang tidak sama dengan 0. Kita telah mendapatkan
representasi dari n seperti yang diinginkan.
Untuk memperlihatkan bahwa representasi n tersebut tunggal, misalkan
kita mempunyai dua representasi dari n, yaitu:
,

dan ,
Jika kedua persamaan tersebut dikurangkan, maka diperoleh:
( ) ( ) ( ) ( )
Jika dua representasi dari n tersebut berbeda, maka ada bilangan bulat terkecil
sedemikian hingga . Jadi
{( ) ( ) ( ) ( )}

Sehingga
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
{( ) ( ) ( )}

Ini berarti bahwa ( )


Tetapi karena dan , yaitu ,
Sehingga , yaitu
Jadi representasi dari n adalah tunggal.

Selanjutnya, jika ,
yaitu n dinyatakan sebagai jumlahan dari perpangkatan bulat dari b, maka n dapat
dituliskan sebagai
( )
Penulisan bilangan bulat n seperti ini dikatakan bahwa n dituliskan dalam basis b.

Contoh 3.2:
Misalnya b = 5 sebagai basis penulisan, maka lambang dasarnya adalah 0, 1, 2, 3,
dan 4. Misalkan suatu bilangan bulat n dinyatakan sebagai

Maka dalam basis 5, n tersebut ditulis sebagai n = 320145. Jika n ingin ditulis
dalam desimal (sepuluh), maka kita tinggal menghitung jumlahan dari
perpangkatan lima tersebut, yaitu:

Jika kita ingin menuliskan lambang bilangan n tersebut dalam basis lainnya,
misalkan basis 8, maka kita mengerjakannya seperti dalam proses pembuktian
teorema diatas, yaitu:

( )

( )

Ini berarti
Untuk selanjutnya penulisan lambang bilngan dengan basis 10, indeks 10 yang
mnytakan basis yang digunakn tidak perlu dituliskan. Sehingga cukup
ditulis 2134.
Berdasarkan teorema diatas, setiap bilangan bulat positif asapat ditulis dalam
basis 2, yaitu:
Contoh 3.3:

Jadi (dalam basis 10)


Seperti telah dikatakan diatas, basis 10 disebut pula basis desimal. Basis 2
disebut biner, basis 4 disebut quarter, basis 8 disebut oktaf, dan basis 16 disebut
basis heksadesimal. Koefisien dalam ekspansi jumlahan itu disebut angka
(digits). Angka biner biasa disebut dengan bits, yang merupakan singkatan dari
binary digits yang merupakan istilah dalam komputer.
Untuk mengubah lambang bilangan dari baris desimal ke basis nondesimal
dilakukan dengan menerapkan algoritma pembagian berulang-ulang, seperti
dalam pembuktian teorema diatas.

Contoh 3.4:
Tulislah 116 dalam lambang bilangan dengan basis 2.
Jawab: Penerapan algoritma pembagian berulang-ulang, yaitu:

Jadi 116 = 11101002 yaitu menuliskan sisa-sisa pembagian itu dengan urutan dari
bawah keatas, seperti ditunjukan anak panah. (Mengapa demikian?)
Untuk mengubah penulisan lambang bilangan dari basis nondesimal ke
desimal, kita tulislah lambang bilangan dengan basisi non desimal itu dalam
bentuk panjang (bentuk jumlahan dari perpangkatan basis tersebut).
Contoh 3.5:
Tulislah 32014 dalam basis desimal!
Jawab:

Jadi 32014 = 225


Komputer, selain menggunakan basis 2, juga menggunakan basis 8 atau
basis 16. Dalam heksadesimal (basis 16) mempunyai 16 lambang dasar, yaitu:
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F.
Huruf-huruf A, B, C, D, E, dan F digunakan untuk menyatakan angka-angka yang
bersesuaian dengan 10, 11, 12, 13, 14, dan 15 (dalam basis desimal). Contoh
berikut ini menunjukkan cara mengubah lambang bilangan dari heksadesimal ke
desimal.

Contoh 3.6:
1)

2)

Kita dapat mengubah penulisan lambang bilangan dari basis nondesimal ke


nondesimal lainnya. Perhatikan contoh berikut ini.

Contoh 3.7:
Ubahlah 2358 dalam basis 2.
Jawab:
( ) ( )
Tabel 3.1 adalah tabel konversi penulisan lambang bilangan desimal (basis
10), biner (basis 2), quarter (basis 4), oktal (basis 8) dan heksadesimal (basis 16).
Tabel konversi lambang bilangan dasar ini sangat membantu kita dalam
mengubah lambang bilangan dalam basis-basis 4, 8, dan 16 ke basis 2 atau
sebaliknya. Untuk mengubah lambang bilangan dari basis 2 ke basis 8, maka
lambing bilangan dalam basis 2 tersebut dikelompokkan tiga angka – tiga angka
dari kanan. Selanjutnya, gantilah tiap kelompok tersebut dengan angka yang
sesuai dengan angka pada basis 8 (Mengapa demikian?).
Untuk mengubai lambang bilangan dalam basis 8 ke basis 2, maka kita
hanya mengganti angka-angka pada lambang bilangan basis 8 dengan angka-
angka yang sesuai dengan basis 2, dengan cacatan tiap satu angka pada basis 8
disediakan tiga tempat pada basis 2. Misalnya:

Basis 10 Basis 2 Basis 4 Basis 8 Basis 16


1 1 1 1 1
2 10 2 2 2
3 11 3 3 3
4 100 10 4 4
5 101 11 5 5
6 110 12 6 6
7 111 13 7 7
8 1000 20 10 8
9 1001 21 11 9
10 1010 22 12 A
11 1011 23 13 B
12 1100 30 14 C
13 1101 31 15 D
14 1110 32 16 E
15 1111 33 17 F
16 10000 100 20 10
Tabel 3.1: Tabel Konversi Basis Bilangan
Contoh 3.8:
1)

Atau dapat dikerjakan secara langsung sebagai berikut.


10101102 = 1.010.1102 (dikelompokkan tiga angka-tiga angka dari kanan)
= 1268

2)

3)

4)
( )

Atau dapat dikerjakan secara langsung sebagai berikut.


70158 = 111.000.001.1012 (Ingat bahwa 78 = 1112 dan 58= 1012)
= 1110000011012
5)

Untuk mengubah lambang bilangan dalam basis 2 ke basis 4, kita


mengelompokkan. dua angka-dua angka dari kanan pada lambang bilangan basis
2. Selanjutnya, kita hanya mengganti tiap kelompok dua angka itu dengan angka
yang sesuai dengan angka pada basis 4. Untuk mengubah lambang bilangan dalam
basis 4 ke basis 2, kita hanya mengganti tiap angka pada lambang bilangan basis 4
dengan angka yang sesuai dengan angka pada basis 2. Dengan catatan tiap angka
pada basis 4 disediakan dua tempat pada basis 2. Misalnya: 14 = 012, 04 = 002.

Contoh 3.9:
(1) 20134 = 10.00.01.112
(2) 1011010012 = 1.01.10.10.012
= 112214
Dengan cara yang mirip dengan cara tersebut, kita dapat melakukannnya
untuk mengubah lambang bilangan dalam basis 2 ke basis 16 atau sebaliknya.
Satu angka pada lambang bilangan basis 16 disediakan empat tempat pada
lambang bilangan basis 2.

Contoh 3.10:
(1) 100100111012 = 100.1001.11012
(2) 1011001110002 = 1011.0011.10002
(3) CAB716 = 1100.1010.1011.01112
= 11001010101101112
Cara tersebut dapat dilakukan untuk mengubah lambang bilangan dalam
basis 3 ke basis 9, basis 4 ke basis 16 atau sebaliknya. Secara umum cara tersebut
dapat digunakan untuk mengubah lambang bilangan dalam basis k ke basis kt atau
sebaliknya, dengan k dan t adalah bilangan-bilangan asli dan k 1.

Contoh 3.11:
(1) 61829 = 20.01.22.023
= 200122023

(2) 3.2301204 = 3.23.01.203


= 3A1816

(3) 4102516 = 10.01.0002.114


= 10010002114
(4) 1002100013 = 1.00 21.00.013
= 107019
Operasi-operasi aritmetik (penjumahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian) pada bilangan-bilangan bulat yang ditulis dalam basis non desimal
dapat dilakukan seperti prinsip-prinsip operasi pada bilangan yang ditulis dalam
basis desimal.

Contoh 3.12:
Bilsngan-bilangan berikut ini semua ditulis dalam basis 2, tentukanlah hasilnya!
(a) 1011010 + 1001111
(b) 1110010 – 1001111
(c) 1011 101
(d) 1110011 : 101
Jawab :
(a) 1 0 1 1 0 1 0 (b) 1110010
1001111 (+) 1001111 (-)
10101001 100011

(c) 1011
101 ( )
1011
0 000
10 11
11011

(d)

101
1000
101
111
101
101
101
0
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Basis untuk peenulisan lambang dengan sistem posisi bisa bermacam-
macam, misalnya; basis dua (biner), basis empat (quarter), basis
delapan (oktaf), basis enam belas (heksadesimal), basis sepuluh
(desimal) dan sebagainya.
2. Untuk mengubah lambang bilangan dari basis nondesimal ke desimal
cukup menuliskan lambang bilangan itu dalam bentuk panjang lalu
dijumlahkan dealam basis desimal. Sedangkan untuk mengubah
lambang bilangan dari baris desimal ke basis nondesimal dilakukan
dengan menerapkan algoritma pembagian berulang-ulang, sehingga
memperoleh hasil nol. Maka lambang bilangan dalam basis
nondesimal diperoleh dengan menulis secara urut sisa pembagian
terakhir menuju sisa pembagian pertama.
3. Mengubah lambang bilangan dari suatu basis nondesimal ke basis
nondesimal lainnya dengan menggunakan algoritma pembagian.
Khusus untuk mengubah lambang bilangan dari basis b ke basis bn.
4. Untuk melakukan operasi-operasi aritmetik (penjumahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian) pada bilangan-bilangan bulat
yang ditulis dalam basis non desimal dapat dilakukan seperti prinsip-
prinsip operasi pada bilangan yang ditulis dalam basis desimal.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirman, Teori Bilangan, Cetakan 1, Yogyakarta : UNY Press, 2013.
Kurniawan Ilham, Basis Bilangan
http://blog.unnes.ac.id/aiomcik/2015/10/12/basis-bilangan/ di akses tanggal 18
Oketober 2021

Anda mungkin juga menyukai