Anda di halaman 1dari 18

A.

LATAR BELAKANG
Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah bahwa logika, penalaran dan
argumentasi sangat sering digunakan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Merupakan
matakuliah penting terutama bagi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam seperti
Ilmu Komputer. Topik ini sangat penting karena dapat meningkatkan daya nalar mahasiswa
dan dapat diaplikasikan di dalam kehidupan nyata dan pada saat mempelajari matakuliah
lainnya.

Oleh karena itu, kompetensi yang hendak dicapai adalah agar para mahasiswa memiliki
kemampuan dan keterampilan dalam hal mengembangkan dan memanfaatkan logika yang
dimiliki serta menambah pengetahuan tentang matakuliah ini.

Dasar-dasar logika matematika yang telah kita pelajari pada subbab terdahulu akan
diterapkan lebih lanjut dalam proses penarikan kesimpulan . Suatu proses penarikan
kesimpulan terdiri atas beberapa pernyataanyang dikeahui (disebut premis), Kemudian
dengan memakai prinsip logika dapat diturunkan suatu pernyataan baru yang ditarik dari
premis-premis semula (disebut kesimpulan / konklusi). Penarikan seperti itu disebut
argumentasi. Kalau konjungsi dari premis-premis berimplikasi konklusi maka argumentasi itu
dikatakan berlaku atau sah.Sebaliknya, kalau konjungsi dari premis-premis tidak berimplikasi
konklusi maka argumentasi itu dikatakan tidak sah. Jadi suatu argumentasi dikatakan sah
kalau premis-premisnya benar maka konklusinya juga benar.

Dalam subbab ini kita akan mempelajari beberapa cara penarikan kesimpulan, diantaranya
adalah Modus Ponens, Modus Tollens, dan Silogisme.

B. TUJUAN

Makalah ini disusun dengan maksud untuk memberikan tambahan pengetahuan sekaligus
sebagai tugas matakuliah itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
VALIDITAS PEMBUKTIAN

A. Premis Dan Argumen

Logika berkenaan dengan penalaran yang dinyatakan dengan pernyataan verbal.suatu diskusi
atau pembuktian yang bersifat matematik atau tidak, terdiri atas pernyataan- pernyataan yang
saling berelasi. Suatu penalaran disebut valid ( tepat, konsisten) jika kesimpulannya ditarik
dari premis-premis yang ada.

Premis adalah pernyataan-pernyataan, data, bukti atau dasar yang digunakan untuk menarik
suatu kesimpulan. Sehingga suatu premis dapat berupa aksioma, hipotesa, definisi atau
pernyataan yang sudah dibuktikan sebelumnya. Sedangkan yang dimaksud dengan argument
adalah kumpulan kalimat yang terdiri atas satu atau lebih premis yang mengandung bukti-
bukti (evidence) dan suatu ( satu ) konklusi. Konklusi ( kesimpulan ) adalah pernyataan yang
dihasilkan berdasarkan data yang terdapat dalam premis-premis.

Dengan demikian, logika menaruh perhatian pada penalaran validitas atau ketepatannya tanpa
memandang apakah premis-premis itu sesuai atau tidak sesuai dengan fakta-fakta. Logika
tidak menaruh perhatian pada kebenaran premis-premis, juga tidak pada ketentuan dengan
mana premis-premis itu diketahui.

Contoh :

Semua orang Lamaholot adalah orang Indonesia.

Semua orang Flores Timur adalah orang lamaholot.

Jadi, Semua Orang Flores Timur adalah orang Indonesia.

Penalaran ini valid dan benar. Dikatakan valid karena kesimpulannya ditarik berdasarkan
premis-premis yang ada. Dikatakan benar karena pernyataan semua orang flores Timur
adalah Orang lamaholot itu sesuai dengan kenyataan. Perlu diperhatikan bahwa kebenaran
adalah kesesuaian suatu proposisi atau pernyataan dengan fakta. Dalam hala ini fakta berarti
sesuatu yang secara actual ada atau terjadi.

Contoh :

Semua orang Flores adalah orang katolik.

Yohanes adalah orang Flores.

Jadi, Yohanes adalah orang katolik.

Penalaran ini valid tetapi kesimpulannya salah. Penalaran ini valid karena Yohanes adalah
orang katolik ditarik berdasarkan premis-premis yang ada. Kesimpulannya salah karena
premis-premis dan kdesimpulannya tidak sesuai dengan kesimpulannya. Kesalah terjadi
karena pernyataan. Semua orang Flores adalah orang katolik itu tidak sesuai dengan
kenyataan.

Uraian-uraian diatas memperlihatkan bahwa logika menaruh perhatian pada validitas atau
ketepatan penalaran. Namun karena tujuan logika adalah memperoleh kebenaran baik
kebenaran formal (valid) maupun kebenaran material (benar), maka suatus argument atau
penalaran disebut logis jika ia valid dan benar.

B. Validitas Pembuktian

Konklusi sebaiknya diturunkan dari premis-premis atau premis-premis selayaknya


mengimplikasikan konklusi. Dalam argumentasi yang valid, konklusi akan bernilai benar jika
setiap premis yang digunakan di dalam argumen juga bernilai benar. Jadi validitas argumen
tergantung pada bentuk argumen itu dan dengan bantuan tabel kebenaran.Konklusi itu benar
jika mengikuti hukum-hukum logika yang valid dari aksioma-aksioma sistem itu, dan
negasinya adalah salah. Untuk menentukan validitas suatu argumen dengan selalu
mengerjakan tabel kebenarannya tidaklah praktis. Cara yang lebih praktis banyak bertumpu
pada tabel kebenaran dasar dan bentuk kondisional. Bentuk argumen yang paling sederhana
dan klasik adalah Modus ponens dan Modus tolens.

1. Modus Ponens

Jika benar dan p benar maka q benar.

Skema argumen dapat ditulis sebagai berikut :

. . . . . . premis 1

p . . . . . . premis 2

. . . . . kesimpulan / konklusi

Dalam bentuk implikasi, argumentasi tersebut dapat dituliskan sebagai . Argumentasi ini
dikatakan sah kalau pernyataan implikasi merupakan tautologi. Tautologi adalah sebuah
pernyataan

majemuk yang selalu benar untuk semua kemungkinan nilai kebenaran dari

pernyataan-pernyataan komponennya.

Tabel nilai kebenaran dari


p q
B B B B B
B S S S B
S B B S B
S S B S B

Dari tabel pada kolom (5) tampak bahwa merupakan tautologi, jadi argumen tersebut sah.
Contoh :

Tentukan konklusi dari tiap premis-premis berikut ini.

Premis 1 : Jika saya belajar, maka saya lulus ujian

Premis 2 : saya belajar

Jawab :

Jika saya belajar, maka saya lulus ujian ……… premis 1

P q

saya belajar ……… premis 2

\q ……… Konklusi

Jadi, konklusinya adalah “saya lulus ujian “.

2. Modus Tollens

Jika benar dan benar maka p benar

Skema argumen dapat ditulis sebagai berikut:

. . . . . premis 1

~q . . . . . premis 2
~p . . . . . . kesimpulan / konlusi

Dalam bentuk implikasi, modus tollens dapat dituliskan sebagai ,sah atau tidaknya modus
tollens dapat diuji dengan tabel kebenaran sebagai berikut !

Tabel nilai kebenaran


p q ~p ~q
B B S S B S B
B S S B S S B
S B B S B S B
S S B B B B B

Dari tabel pada kolom 7 tampak bahwamerupakan tautologi. Jadi modus tollens merupakan
argumentasi yang sah .

Contoh :

Tentukan konklusi dari tiap premis-premis berikut.

Premis 1 : jika hari hujan maka saya memakai jas hujan

Premis 2 : saya tidak memakai jas hujan

Jawab :

Jika hari hujan maka saya memakai jas hujan ………. premis 1

P q

Saya tidak memakai jas hujan ………….. premis 2

~q

\~p ………….. Konklusi


Jadi, Konklusinya adalah “ hari tidak hujan “.

3. Silogisme

Dari premis-premis dan dapat ditarik konklusi .

Penarikan kesimpulan seperti ini disebut kaidah silogisma . Skema argumnya dapat
dinyatakan sebagai berikut :

..... premis 1

..... premis 2

... kesimpulan / konklusi

Dalam bentuk implikasi, silogisme dapat dituliskan sebagai sah atau tidaknya silogisme
dapat diuji dengan tabel kebenaran sebagai berikut :

Tabel nilai kebenaran .


p q r
B B B B B B B B
B B S B S S S B
B S B S B B S B
B S S S B S S B
S B B B B B B B
S B S B S B S B
S S B B B B B B
S S S B B B B B

Dari tabel pada kolom (8) tampak bahwa merupakan tautologi. Jadi silogisme merupakan
argumentasi yang sah.

Contoh;

Tentukan konklusi dari premis berikut ini.

Jika x bilangan real maka x2 ≥ 0 …………. Premis 1

Jika x2 ≥ 0, maka ( x2+1) > 0 ………… premis 2

Jawab :

Jika x bilangan real maka x2 ≥ 0 …………. Premis 1

P q

Jika x2 ≥ 0, maka ( x2+1) > 0 ………… premis 2

P r

\ :pÞr

Jadi konklusinya adalah “ jika x bilangan real, maka ( x2 +1) > 0 “.


4. Silogisma Disjungtif

Premis 1 : p ∨ q

Premis 2 : ~ q

Konklusi : p

Jika ada kemungkinan bahwa kedua pernyataan p dan q dapat sekaligus bernilai benar, maka
argumen di bawah ini tidak valid.

Premis 1 : p ∨ q

Premis 2 : q

Konklusi : ~ p

Tetapi jika ada kemungkinan kedua pernyataan p dan q tidak sekaligus bernilai benar
(disjungsi eksklusif), maka sillogisma disjungtif di atas adalah valid.

Contoh :

Premis 1 : Pengalaman ini berbahaya atau membosankan (B)


Premis 2: Pengalaman ini tidak berbahaya (B)

Konklusi: Pengalaman ini membosankan (B)

2. Premis 1 : Air ini panas atau dingin (B)

Premis 2: Air ini panas (B)


Konklusi : Air ini tidak dingin (B)

5. konjungsi

Premis 1 :p

Premis 2 :q

Konklusi :pÙq

Artinya : p benar, q benar. Maka p Ù q benar.

6. Tambahan (Addition)

Premis 1 : p

Premis 2 : q

Konklusi : p ∨ q

Artinya : p benar, maka p ∨ q benar (tidak peduli nilai benar atau nilai salah yang dimiliki
q).

Dua bentuk argumen valid yang lain adalah Dilema Konstruktif dan Dilema Destruktif.

Dilema Konstruktif
Premis 1 : (p ⇒ q) ∧ ( r ⇒ s)

Premis 2 : p ∨ r

Konklusi : q ∨ s

Dilema konstruktif ini merupakan kombinasi dua argument modus ponen (periksa argument
modus ponen).

Contoh :

Premis 1 : Jika hari hujan, aku akan tinggal di rumah;

tetapi jika pacar datang, aku pergi berbelanja.

Premis2: Hari ini hujan atau pacar datang.

Konklusi : Aku akan tinggal di rumah atau pergi berbelanja.

Dilema Destruktif

Premis 1 : (p ⇒ q) ∧ (r ⇒ s)

Premis 2 : ~ q ∨~ s

Konklusi : ~p ∨ ~r
Dilema destruktif ini merupakan kombinasi dari dua argumen modus tolens (perhatikan
argumen modus tollens).

.Contoh :

Premis 1: Jika aku memberikan pengakuan, aku akan digantung; dan jika
aku tutup mulut, aku akan ditembakmati.

Premis 2:Aku tidak akan ditembak mati atau digantung.

Konklusi : Aku tidak akan memberikan pengakuan, atau tidak akan tutup mulut.

C. Validitas Pembuktian (II) (Hanya untuk pengayaan)

Sekarang kita akan membicarakan pembuktian argumen yang lebih kompleks dengan
menggunakan bentuk-bentuk argumen valid di atas.

Contoh :

Diberikan argumen : (p∧q) ⇒ [p ⇒(s ∧ t)]

(p ∧q) ∧ r

s∨t

Apakah argumen di atas valid ?

Jawab :

Berikut ini adalah langkah-langkah pembuktian yang dilakukan :

(p ∧ q) ⇒ [p ⇒ (s ∧ t) Premis
(p ∧ q) ∧ r Premis

P∧q 2, Penyederhanaan

p⇒ (s ∧ t) 1, 3, Modus Ponen

p 3, Penyederhanaan

s∧t 4, 5, Modus Ponens 6, Penyederhanaan

∴s ∨ t 7, Tambahan

Jadi argumen tersebut di atas adalah absah (valid).

Contoh :

Jika pengetahuan logika diperlukan atau pengetahuan aljabar diperlukan, maka semua orang
akan belajar matematika. Pengetahuan logika diperlukan dan pengetahuan geometri
diperlukan. Karena itu semua mahasiswa akan belajar matematika. Validkah argumentasi di
atas ?

Jawab :

Kita akan menerjemahkan argumen- argumen di atas ke bentuk simbol-simbol.

Misal :

l = pengetahuan logika diperlukan,

a = pengetahuan aljabar diperlukan,

m = Semua orang akan belajar matematika,


g = pengetahuan geometri diperlukan.

Maka :

(l ∨ a)⇒ m Premis

L∧g Premis

L 2, Penyederhanaan

L∨a 3, Tambahan

∴m 1, 4, Modus Ponen

Jadi argumen di atas adalah valid.

Demikianlah, kita dapat membuktikan argumen – argumen yang tampaknya berbelit-belit


dengan menggunakanargumentasi valid yang telah kita miliki. Perhatikan baik-baik cara
menerjemahkan argumentasi itu menjadi simbol-simbol.

C. Pembuktian Tidak Langsung

Pembuktian-pembuktian yang telah kita bicarakan di atas, merupakan pembuktian yang


langsung. Berdasarkan pemikiran ini, jika premis-premis dalam suatu argumen yang valid
membawa ke konklusi yang bernilai salah, maka paling sedikit ada satu premis yang bernilai
salah.

Cara pembuktian ini disebut pembuktian tidak langsung atau pembuktian dengan kontradiksi
atau reductio ad absurdum. Ringkasannya, kita dapat membuktikan bahwa suatu pernyataan
bernilai benar, dengan menunjukkan bahwa negasi dari pernyataan itu salah. Ini dilakukan
dengan menurunkan konklusi yang salah dari argumen yang terdiri dari negasi pernyataan itu
dan pernyataan atau pernyataan-pernyataan lain yang telah diterima kebenarannya.

Contoh :

Premis 1 : Semua manusia tidak hidup kekal (Benar)

Premis 2 : Chairil Anwar adalah manusia (Benar)

Buktikan bahwa “Chairil Anwar tidak hidup kekal” (premis 3) dengan melakukan
pembuktian tidak langsung

.Bukti :

Kita misalkan bahwa : Chairil Anwar hidup kekal (premis 4) (dan kita anggap bernilai benar).

Maka berarti : Ada manusia hidup kekal (premis 5). Tetapi premis 5 ini merupakan negasi
dari premis 1. Yang sudah kita terima kebenarannya.

Oleh karena itu premis 5 ini pasti bernilai salah. Karena premis 5 bernilai salah maka premis
4 juga bernilai salah. Sebab itu premis 3 bernilai benar.

Jadi terbukti bahwa “Chairil Anwar tidak hidup kekal”.

Ringkasannya, kita dapat membuktikan bahwa suatu pernyataan bernilai benar, dengan
menunjukkan bahwa negasidari pernyataan itu salah. Ini dilakukan dengan menurunkan
konklusi yang salah dari argumen yang terdiri dari negasipernyataan itu dan pernyataan atau
pernyataan-pernyataan lain yang telah diterima kebenarannya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Premis adalah pernyataan-pernyataan, data, bukti atau dasar yang digunakan untuk
menarik suatu kesimpulan. Sehingga suatu premis dapat berupa aksioma, hipotesa, definisi
atau pernyataan yang sudah dibuktikan sebelumnya. Sedangkan yang dimaksud dengan
argument adalah kumpulan kalimat yang terdiri atas satu atau lebih premis yang mengandung
bukti-bukti (evidence) dan suatu ( satu ) konklusi. Konklusi ( kesimpulan ) adalah pernyataan
yang dihasilkan berdasarkan data yang terdapat dalam premis-premis.

Konklusi sebaiknya diturunkan dari premis-premis atau premis-premis selayaknya


mengimplikasikan konklusi. Dalam argumentasi yang valid, konklusi akan bernilai benar jika
setiap premis yang digunakan di dalam argumen juga bernilai benar.

Validitas berasal dari kata valid (kata sifat) yang berarti tepat, benar, shahih,dan abasah, yang
selanjutnya dibendakan menjadi validitas yang mempunyai arti ketepatan, kebenaran,
kesahihan, dan keabsahan. ketika kita akan menarik suatu kesimpulan dari premis-premis
beberapa cara yang digunakan diantaranya adalah Modus Ponens, Modus Tollens, dan
Silogisme.

B. Saran

Diharapkan mahasiswa dapat memahamai mata kuliah logika matematika dan


mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Raga Marga, Rafael.2007. Pengantar Logika. Jakarta : Grasindo.

Wirodikromo, Sartono. 2006. Matematika Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

Kesimpulan. Swf. (application/ x- es.)

http : // www. Scribd. Com/doc/3591392/ Bab-VI-Validitas Pembuktian.

Anda mungkin juga menyukai