DISUSUN OLEH :
Ayu Yunita 06081181823064
Chamila Putri Audina 06081181823002
Khofifah Indah Sari 06081181823005
Siti Aisyah 06081281823025
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Somakim, M.Pd.
Jeri Araiku, S.Pd., M.Pd.
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi
rahmat dan karunianya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Sejarah Matematika Yunani Setelah Euclid ini. Makalah ini dibuat atas
tugas dari Dosen Mata Kuliah Sejarah Matematika, disamping itu juga ditujukan
sebagai media pembelajaran kami dalam melengkapi kegiatan perkuliahan.
Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapah
Somakim dan Bapak Jeri selaku Dosen Mata Kuliah Sejarah Matematika yang
telah memercayakan tugas makalah ini kepada kami. Ucapan terima kasih juga
kami tujukan kepada seluruh pihak yang telah membantu khususnya anggota dari
kelompok kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami selalu merasa makalah ini belum sempurna dan masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Bidang Geometri
Misal AB adalah salah satu sisi pada segi 2𝑛 beraturan tersebut. Pada
segitiga OAB, ruas garis ON tegak lurus terhadap AB. Di sini, |𝑂𝑁| < 𝑗𝑎𝑟𝑖 −
𝑗𝑎𝑟𝑖 (lihat gambar pada halaman berikut). Jadi,
= 𝑇,
𝐿 (2𝑟)2
= 2
𝐾/4 1
22
𝜋 < .
7
Bidang Aljabar
1. Diophantus dengan Arithmetica
Bidang Trigonometri
Astronomi adalah kekuatan pendorong di belakang kemajuan
trigonometri Yunani Kuno. Kemajuan trigonometri sebagian besar berawal dari
trigonometri bola karena aplikasinya adalah untuk astronomi. Tiga tokoh utama
yang berperan dalam pengembangan Trigonometri Yunani adalah Hipparchus,
Menelaus, dan Ptolemy. Ada kemungkinan kontributor lain tapi seiring waktu
karya-karya mereka telah hilang dan nama-nama mereka telah dilupakan.
Hipparchus diyakini menjadi orang pertama untuk menentukan
dengan tepat dari pengaturan naiknya waktu dan tanda-tanda zodiak. Pappus
dari Alexandria, yang adalah seorang guru dari matematika pada abad keempat,
mengamati bahwa "Hipparchus dalam bukunya tentang kenaikan dari dua belas
tanda-tanda menunjukkan zodiak dengan cara perhitungan numerik yang sama
busur setengah lingkaran dimulai dengan Cancer yang di saat memiliki
hubungan tertentu dengan satu sama lain tidak di mana-mana menunjukkan
hubungan yang sama antara waktu di mana mereka bangkit”
Dalam pekerjaan Astronomi Hipparchus membutuhkan tabel rasio
trigonometri. Hal ini diyakini bahwa ia menghitung tabel pertama akord untuk
tujuan ini. Dia menilai setiap segitiga sebagai yang tertulis dalam sebuah
lingkaran, sehingga masing-masing pihak menjadi akord. Sementara akord
yang mudah untuk menghitung dalam beberapa kasus khusus dengan
pengetahuan Euclidean, untuk menyelesaikan mejanya Hipparchus akan perlu
tahu banyak formula pesawat trigonometri bahwa ia baik berasal dirinya
sendiri atau dipinjam dari tempat lain. Hipparchus dikreditkan sebagai
generalisasi ide Hypsicles 'membagi ekliptika menjadi 360 derajat, ide yang
dipinjam dari para astronom Babilonia, dengan membagi setiap lingkaran
menjadi 360 derajat. Dia membagi diameter menjadi 120 unit dan menyatakan
jumlah yang lebih kecil dari derajat sebagai pecahan sexagesimal, dalam gaya
Babel.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
http://yunipebriani.blogspot.com/2015/12/matematika-yunani.html (diakses 25
Januari 2019)