MODUL 10
ARGUMEN PENARIKAN KESIMPULAN
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu menjelaskan tentang Argumen dan
Penarikan Kesimpulan (C2).
Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai tentang Modus Ponens, Modus Tollens dan
Prinsip Silogisme dalam Menarik Kesimpulan (C2)
POKOK BAHASAN
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu menjelaskan tentang Argumen dan
Penarikan Kesimpulan (C2).
Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai tentang Modus Ponens, Modus Tollens dan
Prinsip Silogisme dalam Menarik Kesimpulan (C2)
POKOK BAHASAN
i
ARGUMEN & PENARIKAN KESIMPULAN
Tabel 1.
Validitas Argumen
Suatu argumen dikatakan valid (syah) jika konklusinya merupakan akibat logis dari premis-
premisnya, tanpa memandang kebenaran atau kesalahan pernyataan-pernyataan
pembentuknya. Untuk lebih memperdalam pemahaman mengenai validitas argumen ini, mari
perhatikan contoh berikut.
1
Contoh 1.:
Argumen ini invalid, meskipun semua premis dan konklusinya merupakan pernyataan yang
benar, tetapi konklusinya bukan akibat logis dari premis-premisnya.
Contoh 2.:
Argumen ini valid, meskipun semua premis dan konklusinya merupakan pernytaan yang
salah, tetapi konklusinya merupakan akibat logis dari premis-premisnya.
2
ATURAN PENARIKAN KESIMPULAN
Suatu argumen yang terdiri dari beberapa pernyataan tunggal, jika pembuktiannya dikerjakan
dengan tabel kebenaran, maka prosesnya mungkin akan sangat panjang dan membosankan.
Untuk itu, pada bagian ini kita akan membahas mengenai cara singkat, langsung, dan tepat
yang dapat kita gunakan, yaitu dengan “menurunkan” konklusi argumennya. Maksudnya
adalah menurunkan konklusi dari premis-premisnya dengan menggunakan rangkaian
argumen dasar yang sudah diketahui valid.
Berikut tiga cara penarikan kesimpulan yang sahih atau valid, yaitu: modus ponens,
modus tolens, dan prinsip silogisme
1. Modus Ponenspat
Premis 1 adalah senilai dengan: Jika x manusia maka x akan mati. Pada contoh ini,
premis- premis yang bernilai benar tidak akan memungkinkan bagi kesimpulannya
untuk bernilai salah, sehingga penarikan kesimpulan bentuk seperti itu disebut
dengan penarikan kesimpulan sah, sahih, valid, atau correct.
3
Jika p q benar dan p benar maka q benar.
4
Skema argumen dapat ditulis sebagai berikut :
p ⇒ q (premis 1)
p (premis 2)
∴ q (konklusi)
p ⇒ q (Premis 1)
p (Premis 2)
Jadi q (Kesimpulan)
p q pq p q p p q p p
B B B B B
B S S S B
S B B S B
5
S S B S B
2. Modus Tolens
p⇒q
~q
∴ ~p
Argumen di atas dapat dibuktikan sendiri seperti pada saat membuktikan modus
ponens, yaitu dengan membuktikan implikasi [(p ⇒ q) ∧ (~ q)] ⇒ ~ p sebagai suatu
tautologi.
6
Contoh modus tolens:
a. Seorang vegetarian tidak makan daging ataupun hasil olahannya.
Amin makan ayam goreng. Jadi, Amin bukan vegetarian
b. Bilangan prima adalah bilangan yang faktornya adalah 1 dan dirinya
sendiri x mempunyai 3 buah faktor.
Jadi, x bukan bilangan prima.
2
c. Seluruh grafik y = ax + bx + c terletak di atas sumbu-X bila
2
a > 0 dan b – 4ac < 0
2
y = − 2x + 4x – 5 dengan a = – 2 < 0
2
Jadi, tidak seluruh grafik y = − 2x + 4x – 5 terletak di atas sumbu-X
p q ~p ~q pq p q ~ q p q ~ q ~ p
B B S S B S B
B S S B S S B
S B B S B S B
S S B B B B B
3. Silogisme
Perhatikan contoh ini.
1. Rumah Amin terletak di sebelah barat rumah Akbar.
2. Rumah Akbar terletak di sebelah barat rumah Abdur
Jadi, rumah Amin terletak di sebelah barat rumah Abdur
Tentunya Anda sendiri tidak akan mengetahui apakah ketiga orang tersebut benar-benar
7
memiliki rumah seperti yang dinyatakan kalimat tersebut.. Tetapi Anda dapat
menyatakan bahwa jika premis-premisnya bernilai benar maka kesimpulannya
tidaklah mungkin bernilai salah, sehingga penarikan kesimpulan seperti itu
merupakan contoh penarikan kesimpulan yang sahih atau valid. Bentuk umum
penarikan kesimpulan yang dikenal dengan nama silogisme itu adalah:
p r . . . kesimpulan / konklusi
Kesahihan argumen silogisme ini dapat dibuktikan sendiri seperti di atas, yaitu
dengan menunjukkannya pada tabel kebenaran bahwa bentuk (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ r) ⇒ (p ⇒r). Silogisme
8
Dari tabel pada kolom (8) tampak bahwa p q q r p r
merupakan tautologi. Jadi silogisme merupakan argumentasi yang sah.
Contoh Silogisme:
a. Setiap hari Sabtu ayah tidak bekerja (libur).
Ayah berkebun jika tidak bekerja. Jadi, setiap hari Sabtu ayah berkebun.
b. Jika x dan y adalah dua bilangan bulat berurutan maka yang satu genap dan yang
satunya lagi ganjil.
Jika salah satu bilangan genap dan yang satunya lagi ganjil maka jumlah
kedua bilangan itu ganjil.
Jadi, jika x dan y bilangan bulat berurutan maka jumlah kedua bilangan itu
ganjil.
Contoh
Perhatikan premis-premis ini.
1. Jika Anita mendapat A pada ujian akhir maka Anita mendapat A untuk
mata kuliah itu.
2. Jika Anita mendapat A untuk mata kuliah itu maka ia dinominasikan
menerima beasiswa.
3. Anita tidak dinominasikan menerima
beasiswa. Buatlah suatu kesimpulan dari tiga
premis tersebut. Jawab : Misal
p: Anita mendapat nilai A pada ujian akhir
q: Anita mendapat nilai A untuk mata kuliah itu
Anita dinominasikan mendapat beasiswa
9
r………
kesimpulan /
konklusi
10
Dari premis (1) dan (2), dengan silogisme, akan diperoleh p ⇒ r. Jika dilanjutkan
p⇒r
~r
∴~ p
Aturan-aturan baru yang menunjang aturan penarikan kesimpulan yang akan kita
diskusikan pada bagian ini, yaitu aturan penukaran. Dengan dasar ekuivalensi, kita tahu
bahwa dua pernyataan disebut ekuivalen jika memiliki nilai kebenaran yang sama.
Dengan demikian, jika sebagian atau keseluruhan dari pernyataan majemuk ditukar
dengan pernyataan lain yang ekuivalen logis, maka nilai kebenaran pernyataan majemuk
yang baru adalah sama dengan nilai kebenaran pernyataan majemuk semula.
1. Teorema de Morgan
~ (p q) ≡ ~ p ~ q
~ (p q) ≡ ~ p ~ q
2. Komutasi
pq≡qp
pq≡ qp
3. Assosiasi
[(p q) r)] ≡ [p (q r)]
4. Distribusi
[(p q) r)] ≡ [(p r) (q r)]
[(p q) r)] ≡ [(p r) (q r)]
5. Negasi Rangkap
p≡~~p
6. Transposisi
(p ⇒ q) ≡ (~ q ⇒ ~ p)
7. Implikasi Material
(p ⇒ q) ≡ (~ p q)
8. Ekuivalensi Material
(p ⇔ q) ≡ [(p ⇒ q) (q ⇒ p)]
(p ⇔ q) ≡ [(p q) (~ p ~ q)]
9. Eksportasi
[(p q) ⇒ r)] ≡ [p ⇒ (q ⇒ r)]
10. Tautologi
p ≡ (p p)
p ≡ (p p)