Anda di halaman 1dari 30

Logika – 2

Argumen
Inferensi
Jl. A.Yani Pabelan, Kartasura, Surakarta – Indonesia 57162
Telp.: +62-271-717417, Fax. +62-271-715448
1
Website: www.ums.ac.id, email: ums@ums.ac.id
Pokok Bahasan:
 Inferensi
 Argumen
 Aksioma, Teorema, Lemma, Corollary

Jl. A.Yani Pabelan, Kartasura, Surakarta – Indonesia 57162


Telp.: +62-271-717417, Fax. +62-271-715448
2
Website: www.ums.ac.id, email: ums@ums.ac.id
1. Inferensi (proses penarikan kesimpulan)
Misalkan kepada kita diberikan beberapa proposisi. Kita dapat menarik
kesimpulan baru dari deret proposisi tersebut.
Proses penarikan kesimpulan dari beberapa proposisi disebut inferensi
(inference).
2. Argumen
Argumen adalah suatu deret proposisi
yang dituliskan sebagai

yang dalam hal ini, p1, p2, …, pn disebut hipotesis (atau premis), dan q
disebut konklusi.
Jl. A.Yani Pabelan, Kartasura, Surakarta – Indonesia 57162
Telp.: +62-271-717417, Fax. +62-271-715448
3
Website: www.ums.ac.id, email: ums@ums.ac.id
Argumen ada yang sahih (valid) dan palsu (invalid).
Catatan: bahwa kata “valid” tidak sama maknanya dengan “benar”
(true)

Definisi : Sebuah argumen dikatakan sahih (valid) jika konklusi


benar bilamana semua hipotesisnya benar; sebaliknya argumen
dikatakan palsu (fallacy atau invalid).

Jika argumen sahih, maka kadang-kadang kita mengatakan bahwa secara


logika konklusi mengikuti hipotesis, atau sama dengan memperlihatkan
bahwa implikasi
(p1 Ù p2 Ù ¼ Ù pn) ® q
adalah benar (yaitu, sebuah tautologi).
Argumen yang palsu menunjukkan proses penalaran yang tidak benar.

4
Kaidah inferensi
Di dalam kalkulus proposisi, terdapat sejumlah kaidah
inferensi, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
a.Modus Ponen atau law of detachment
b.Modus Tollen
c.Silogisme Hipotesis
d.Silogisme Disjungtif
e.Simplifikasi
f. Penjumlahan
g.Konjungsi

Argumen dengan kaidah-kaidah inferensi di atas merupakan argumen


yang valid

5
Argumen yang terbukti sahih

Kaidah inferensi
6
7
a. Modus Ponen atau law of detachment

Kaidah ini didasarkan pada tautologi (p Ù (p ® q)) ® q


Kaidah modus ponen dapat ditulis dengan cara:
p®q hipotesis (dlm bentuk implikasi)
p hipotesis (dlm bentuk preposisi majemuk)
\ q
kesimpulan

Simbol \ dibaca sebagai “jadi” atau “karena itu”.


Modus ponen menyatakan bahwa jika hipotesis p dan implikasi p ® q
benar, maka konklusi q benar.

Hipotesis: p®q
dan p

Konklusi: q

Sebuah argumen dikatakan sahih


(valid) jika konklusi benar bilamana 8
semua hipotesisnya benar
Contoh 1
Misalkan argument dengan hipotesis 1: “Jika 20 habis dibagi 2,maka 20
adalah bilangan genap” dan hipotesis 2: “20 habis dibagi 2” keduanya
benar, maka kesimpulan “20 adalah bilangan genap” benar, dan argument
tersebut sahih/valid”

Kita juga dapat menuliskan argumen tersebut sebagai:


Jika 20 habis dibagi 2, maka 20 adalah bilangan genap
20 habis dibagi 2

\ 20 adalah bilangan genap


Secara simbolis:

p®q
p
\ q 9
Kaidah modus pollen didasarkan pada tautologi (p Ù (p ® q)) ® q

[ p Ù (p ® q) ] ® p merupakan tautologi?

Tabel 1. Tabel kebenaran konjungsi

10
Example – (not valid argument)
Show that reasoning on the following argument:
“If the sea water recedes after an earthquake at sea, then a tsunami
comes.
The tsunami is coming. So, the sea water recedes after an earthquake at
sea” is not valid, in other words the argument is false.
Solution:
Let p: “The sea water recedes after an earthquake at sea”
and q: “the tsunami is coming”.
So, the argument in the problem can be written as:
p®q
q
\p

Not valid
Contoh
Perlihatkan bahwa penalaran pada argumen berikut:
“Jika air laut surut setelah gempa di laut, maka tsunami datang.
Tsunami datang. Jadi, air laut surut setelah gempa di laut”
tidak benar, dengan kata lain argumennya palsu.

Penyelesaian:
Misalkan p adalah proposisi “Air laut surut setelah gempa di laut” dan q adalah
proposisi “tsunami datang”. Maka, argumen di dalam soal dapat ditulis sebagai:

p®q
q
\p
Definisi : Sebuah argumen
dikatakan sahih (valid) jika
konklusi benar bilamana
semua hipotesisnya benar;
sebaliknya argumen dikatakan
palsu (fallacy atau invalid).
12
b. Modus Tollen

Kaidah ini didasarkan pada tautologi [~q Ù (p ® q)] ® ~p, Kaidah ini
modus tollens ditulis dengan cara:
p®q
~q
\ ~p
Contoh 2

Misalkan implikasi “Jika n bilangan ganjil, maka n2 bernilai ganjil” dan hipotesis “n2
bernilai genap” keduanya benar. Maka menurut modus tollen, inferensi berikut:
Jika n bilangan ganjil, maka n2 bernilai ganjil
n2 bernilai genap
\ n bukan bilangan ganjil
adalah benar.

Latihan: tuliskan argument tersebut dalam logika simbolis, lalu


periksa kesahih-an argument dengan tabel kebenaran
13
Kaidah ini didasarkan pada tautologi [~q Ù (p ® q)] ® ~p, Kaidah ini
modus tollens ditulis dengan cara:
p®q
~q
\ ~p

14
c. Silogisme Hipotesis
Kaidah ini didasarkan pada tautologi [(p ® q) Ù (q ® r)] ® (p ® r).
Kaidah silogisme ditulis dengan cara:
p®q
q®r
\p®r

Contoh 3
Misalkan implikasi “Jika saya belajar dengan giat, maka saya lulus ujian” dan
implikasi “Jika saya lulus ujian, maka saya cepat menikah” adalah benar.
Maka menurut kaidah silogisme, inferensi berikut:
Jika saya belajar dengan giat, maka saya lulus ujian
Jika saya lulus ujian, maka saya cepat menikah
\ Jika saya belajar dengan giat, maka saya cepat menikah
adalah benar.
Latihan: tuliskan argument tersebut dalam logika simbolis, lalu
periksa kesahih-an argument dengan tabel kebenaran
Jl. A.Yani Pabelan, Kartasura, Surakarta – Indonesia 57162
Telp.: +62-271-717417, Fax. +62-271-715448
15
Website: www.ums.ac.id, email: ums@ums.ac.id
d. Silogisme Disjungtif
Kaidah ini didasarkan pada tautologi [(p Ú q) Ù ~p] ® q. Kaidah
silogisme disjungtif ditulis dengan cara:
pÚq
~p
\ q
Contoh 4
Inferensi berikut:
“Saya belajar dengan giat atau saya menikah tahun depan.
Saya tidak belajar dengan giat. Karena itu, saya menikah tahun depan.”
menggunakan kaidah silogisme disjungtif, atau dapat ditulis dengan cara:

Saya belajar dengan giat atau saya menikah tahun depan.


Saya tidak belajar dengan giat.
\ Saya menikah tahun depan.
Latihan: tuliskan argument tersebut dalam logika simbolis, lalu 16
periksa kesahih-an argument dengan tabel kebenaran
e. Simplifikasi
Kaidah ini didasarkan pada tautologi (p Ù q) ® p, yang dalam hal ini,
p dan q (p Ù q) adalah hipotesis, sedangkan p adalah konklusi. Kaidah
simplifikasi ditulis dengan cara:
pÙq
\ p
Contoh 51.28
Penarikan kesimpulan seperti berikut ini:
“Hamid adalah mahasiswa ITB dan mahasiswa Unpar. Karena itu, Hamid
adalah mahasiswa ITB.”
menggunakan kaidah simplifikasi, atau dapat juga ditulis dengan cara:
Hamid adalah mahasiswa ITB dan mahasiswa Unpar.
\ Hamid adalah mahasiswa ITB.

Simplifikasi berikut juga benar:


“Hamid adalah mahasiswa ITB dan mahasiswa Unpar. Karena itu, Hamid
adalah mahasiswa Unpar”
karena urutan proposisi di dalam konjungsi p Ù q tidak mempunyai pengaruh
17
apa-apa.
f. Penjumlahan
Kaidah ini didasarkan pada tautologi p ® (p Ú q). Kaidah penjumlahan
ditulis dengan cara:
p
\ pÚq
Contoh 6
Penarikan kesimpulan seperti berikut ini:
“Taslim mengambil kuliah Matematika Diskrit. Karena itu, Taslim
mengambil kuliah Matematika Diskrit atau mengulang kuliah Algoritma.”

menggunakan kaidah penjumlahan, atau dapat juga ditulis dengan cara:

Taslim mengambil kuliah Matematika Diskrit.


\ Taslim mengambil kuliah Matematika Diskrit atau mengulang
kuliah Algoritma

18
g. Konjungsi

Kaidah ini didasarkan pada tautologi ((p) Ù (q)) ® (p Ù q). Kaidah


konjungsi ditulis dengan cara:
p
q
\ pÙq

Contoh 1.30
Penarikan kesimpulan seperti berikut ini:
“Taslim mengambil kuliah Matematika Diskrit. Taslim mengulang
kuliah Algoritma. Karena itu, Taslim mengambil kuliah Matematika
Diskrit dan mengulang kuliah Algoritma”
menggunakan kaidah konjungsi, atau dapat juga ditulis dengan
cara:
Taslim mengambil kuliah Matematika Diskrit.
Taslim mengulang kuliah Algoritma.
\ Taslim mengambil kuliah Matematika Diskrit dan mengulang
kuliah Algoritma. 19
Contoh
Perlihatkan bahwa argumen berikut:
“Jika air laut surut setelah gempa di laut, maka tsunami datang.
Air laut surut setelah gempa di laut. Karena itu tsunami datang.”
adalah sahih.
Penyelesaian:

Misalkan p adalah proposisi “Air laut surut setelah gempa di laut” dan q adalah
proposisi “tsunami datang”. Maka, argumen di dalam soal dapat ditulis sebagai:
p®q
p (modus ponen)
\q
Cara 1:
Bentuklah tabel kebenaran untuk p, q, dan p ® q

Argumen sahih jika semua


hipotesisnya benar, maka
konklusinya benar.

argumen yang berbentuk


modus ponen tsb. sahih.
20
Contoh
Perlihatkan bahwa penalaran pada argumen berikut:
“Jika air laut surut setelah gempa di laut, maka tsunami datang.
Tsunami datang. Jadi, air laut surut setelah gempa di laut”
tidak benar, dengan kata lain argumennya palsu.

Penyelesaian:
Misalkan p adalah proposisi “Air laut surut setelah gempa di laut” dan q adalah
proposisi “tsunami datang”. Maka, argumen di dalam soal dapat ditulis sebagai:

p®q
q
\p
Definisi : Sebuah argumen
dikatakan sahih (valid) jika
konklusi benar bilamana
semua hipotesisnya benar;
sebaliknya argumen dikatakan
palsu (fallacy atau invalid).
21
Bukan tautologi
argumen dikatakan tidak sahih.

Tabel 1. Tabel kebenaran


konjungsi

22 2
Contoh:

Periksa kesahihan argumen berikut ini:


Jika 5 lebih kecil dari 4, maka 5 bukan bilangan prima.
5 tidak lebih kecil dari 4.
\ 5 adalah bilangan prima

Penyelesaian:
Misalkan p adalah proposisi “5 lebih kecil dari 4”
dan q adalah proposisi “5 adalah bilangan prima”.
Maka argumen di atas berbentuk:
p ® ~q
~p
\ q

Tidak valid
23
Meskipun benar 5 adalah bilangan prima, namun argumen ini tidak valid
Contoh
Periksa kesahihan argumen berikut ini:
Jika 17 adalah bilangan prima, maka 3 tidak habis membagi 17.
3 habis membagi 17.
\ 17 bukan bilangan prima

Penyelesaian:
Misalkan p adalah proposisi “17 adalah bilangan prima” dan q adalah proposisi “3 habis
membagi 17”. Maka argumen di atas berbentuk:
p®~q
argumen tersebut sahih.
q
\ ~p

Perhatikanlah bahwa meskipun argumen tersebut sahih, tetapi konklusi dari argumen
tersebut kebetulan merupakan pernyataan yang salah (“17 bukan bilangan prima”
adalah salah). Hal ini disebabkan karena premis yang salah (“3 habis membagi 17”)
digunakan didalam argumen, yang mengakibatkan konklusi dari argumen salah.

24
Aksioma, Teorema, Lemma, Corollary
Aksioma adalah proposisi yang diasumsikan benar.
Aksioma tidak memerlukan pembuktian kebenaran lagi.
Contoh-contoh aksioma:
(a) Untuk semua bilangan real x dan y, berlaku x + y = y + x (hukum
komutatif penjumlahan).
(b) Jika diberikan dua buah titik yang berbeda, maka hanya ada satu
garis lurus yang melalui dua buah titik tersebut
Teorema adalah proposisi yang sudah terbukti benar.
Bentuk khusus dari teorema adalah lemma dan corolarry.

25
Contoh corollary:
Jika sebuah segitiga adalah sama sisi, maka segitiga tersebut sama sudut.
Corollary ini mengikuti teorema (a) di atas.

Contoh lemma:
Jika n adalah bilangan bulat positif, maka n – 1 bilangan positif atau n – 1 = 0

Jl. A.Yani Pabelan, Kartasura, Surakarta – Indonesia 57162


Telp.: +62-271-717417, Fax. +62-271-715448
26
Website: www.ums.ac.id, email: ums@ums.ac.id
Soal Latihan
1. Perlihatkan bentuk argumen berikut secara simbolis dan dengan
melihat kaidah-kaidah inferensi, tentukan apakah argument tersebut
itu valid?
“Jika Socrates adalah manusia, maka Socrates adalah makhluk fana.
Socrates adalah manusia, karena itu Socrates adalah makhluk fana.”

2. Gunakan aturan inferensi untuk menunjukkan bahwa dari hipotesis-


hipotesis berikut:
“Randy bekerja keras,”
“Jika Randy bekerja keras, maka dia adalah anak yang
membosankan,”dan
“Jika Randy adalah anak yang membosankan, dia tidak akan mendapatkan
pekerjaan itu”
Dapat diambil kesimpulan yang valid: “Randy tidak akan mendapatkan
pekerjaan itu.”
27
Misalkan proposisi-proposisi
w : “Randy bekerja keras”
d : “Randy adalah anak yang membosankan”
j : “Randy akan mendapatkan pekerjaan itu”

Maka hipotesis-hipotesis dari argument di atas adalah:


w : “Randy bekerja keras”
w → d : “Jika Randy bekerja keras, maka dia adalah anak yang
membosankan
d → ¬ j : “Jika Randy adalah anak yang membosankan, dia tidak akan
mendapatkan pekerjaan itu”

Dengan kaidah ponen untuk dua hipotesis pertama:

w®d
w
\ d
Mengikuti kaidah Ponen, maka kesimpulan d valid
28
Dengan kaidah ponen untuk dua hipotesis terakhir:

d®¬j
d
\¬j

Mengikuti kaidah Ponen, maka kesimpulan ¬ j (“Randy tidak akan


mendapatkan pekerjaan itu”) valid

29
Te r i m a k a s i h

30

Anda mungkin juga menyukai