Bentuk umum suatu teorema, corollary (teorema akibat), atau lemma (teorema
bantu) adalah implikasi, yaitu pernyataan kondisional yang dinyatakan dengan P →Q
dibaca:
a. Jika P, maka Q
b. P mengakibatkan Q
c. P hanya jika Q
d. P syarat cukup untuk Q
e. Q syarat perlu untuk P
Ada juga teorema yang tidak dinyatakan dalam bentuk implikasi. Misalnya:
Theorem: √ 2 is an irrational number.
Theorem: There are infinitely many prime numbers.
Meskipun demikian, teorema tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk implikasi
sebagai berikut.
Theorem: If x=¿, then x is an irrational number.
Theorem: If P is the set of prime numbers, then P contains infinitely many prime
numbers.
a. Kasus 2:
Untuk n yang merupakan bilangan asli ganjil.
Jika n bilangan asli ganjil, maka n=2 k+1 dengan k ∈ N sehingga:
n2 +3 n+7=( 2 k +1 )2 +3 ( 2 k +1 ) +7
¿ 4 k 2 +10 k +11
¿ 2(2 k ¿¿ 2+5 k +5)+1 ¿
2
Jadi, n +3 n+7 merupakan bilangan ganjil, untuk n bilangan asli ganjil.
1. METODE KONTRAPOSITIF
Metode lain yang dapat digunakan untuk membuktikan P →Q adalah dengan
membuktikan kontrapositif dari teorema tersebut, yaitu Q → P. Membuktikan
teorema P →Q dengan membuktikan kontrapositifnya disebut bukti dengan
kontrapositif. Perhatikan bahwa metode bukti dengan kontrapositif adalah juga
metode bukti langsung dan sering digunakan jika direct proof tidak dapat ditemukan.
Contoh:
Buktikan bahwa jika x 2 genap, maka x genap.
Dengan metode kontrapositif, maka pembuktian untuk pernyataan di atas sama saja
dengan membuktikan “ Jika x tidak genap, maka x 2tidak genap” atau dengan kata lain
“ Jika x ganjil, maka x 2ganjil”
Bukti:
Jika xadalah suatu bilangan ganjil, maka x=2 r +1 dengan r ∈ Z .Maka,
2
x 2=( 2 r +1 ) =4 r 2+ 4 r +1=2 ( 2r 2 +2 r ) +1
Sehingga terbukti bahwa x 2merupakan bilangan ganjil.
Karena kita telah membuktikan bahwa “Jika x ganjil, maka x 2ganjil”, maka
kontrapositif dari pernyataan tersebut juga benar, yaitu “jika x 2 genap, maka x genap”.
3. METODE KONTRADIKSI
Dalam beberapa kasus, bukti langsung maupun bukti kontrapositif tidak dapat
digunakan untuk membuktikan suatu teorema. Oleh karena itu, perlu dicoba metode
pembuktian lain yaitu bukti tidak langsung. Pembuktian teorema P →Q dengan
menggunakan bukti tidak langsung dimulai dengan mengasumsikan bahwa hipotesis
P benar dan kesimpulan Q salah. Berdasarkan dua pernyataan ini, serangkaian
kesimpulan logis diperoleh sampai didapat suatu kontradiksi. Ingat bahwa suatu
kontradiksi adalah pernyataan yang selalu salah.