Anda di halaman 1dari 10

M e t o d e

e m b u k t i a n
p
K e l o mpok 8
K e l o m p o k 8
Cindy Injilia S (4233230007)
Vicky Matius Sinaga (4231230020)
Metode pembuktian

-Prinsip dasar pembuktian


-Jenis pembuktian
-Kekeliruan dalam pembuktian
-Bukti lengkap dan bukti kasus
-Pembuktian eksistensi
-Strategi pembuktian
-Prinsip konjektur
Suatu Teorema atau Proposisi adalah suatu pernyataan yang
dapat ditunjukkan bahwa nilai kebenarannya (truth value) selalu benar
(absah, valid). Proses menunjukkannya disebut suatu pembuktian.
Suatu aksioma atau suatu postulat adalah suatu pernyataan yang
keabsahannya tidak perlu dibuktikan.

Suatu pembuktian adalah suatu barisan pernyataan yang absah,


setiap pernyataannya dapat berupa suatu aksioma atau suatu
postulat atau teorema lain yang keabsahannya sudah dibuktikan, atau
hipotesa dari teorema yang bersangkutan atau dapat diturunkan dari
salah satu atau beberapa pernyataan sebelumnya berdasarkan aturan-
aturan tertentu.
Prinsip konjektur adalah asumsi yang belum terbukti
secara matematis, tetapi dianggap benar berdasarkan
bukti atau keterampilan intuisi. Prinsip ini
mengarahkan para matematikawan untuk membuat
dugaan mengenai properti atau hubungan yang
mungkin ada dalam sebuah permasalahan
matematika.
1. Bukti langsung

Bukti langsung ini biasanya diterapkan untuk membuktikan teorema yang berbentuk
implikasi p => q. Di sini p sebagai hipotesis digunakan sebagai fakta yang diketahui
atau sebagai asumsi. Selanjutnya, dengan menggunakan p kita harus menunjukkan
berlaku q. Secara logika pembuktian langsung ini ekuivalen dengan membuktikan
bahwa pernyataan p=>q benar dimana diketahui p benar.
Contoh : Buktikan, jika x bilangan ganjil maka x² bilangan ganjil.
Bukti : Diketahui x ganjil, jadi dapat ditulis sebagai x = 2n - 1 untuk suatu bilangan
bulat n. Selanjutnya,

Karena m merupakan bilangan bulat maka disimpulkan x2 ganjil.

2. Bukti tak langsung / kontraposisi


Nilai kebenaran suatu implikasi p => q ekuivalen dengan nilai
kebenaran kontraposisinya ~q=> ~p. Jadi pekerjaan membuktikan kebenaran
pernyataan implikasi dibuktikan lewat kontraposisinya.

Contoh : Buktikan, jika x² bilangan ganjil maka x bilangan ganjil.


Bukti. Pernyataan ini sangat sulit dibuktikan secara langsung. Mari kita coba saja.
Karena x² ganjil maka dapat ditulis x = 2m + 1 untuk suatu bilangan asli m.
Selanjutnya x = 2m+1 tidak dapat disimpulkan apakah ia ganjil atau tidak.
Sehingga bukti langsung tidak dapat digunakan. Kontraposisi dari pernyataan ini
adalah
”Jika x genap maka x² genap”

Selanjutnya diterapkan bukti langsung pada kontraposisinya. Diketahui x genap, jadi


dapat ditulis x = 2n untuk suatu bilangan bulat n. Selanjutnya,

yang merupakan bilangan genap.


3.Bukti trivial

Bila pada implikasi p => q, dapat ditunjukkan bahwa q benar maka implikasi ini
selalu bernilai benar apapun nilai kebenaran dari p. Jadi jika kita dapat menunjukkan
bahwa q benar maka kita telah berhasil membuktikan kebenaran p=>q.

Contoh

Bukti. Karena pernyataan q, yaitu selalu benar untuk setiap x bilangan real termasuk x di dalam

interval (0,1) maka secara otomatis kebenaran pernyataan ini terbukti

4. Bukti eksistensial

Ada dua tipe bukti eksitensial ini, yaitu konstruktif dan takkonstruktif. Pada metoda
konstruktif, eksistensinya ditunjukkan secara eksplisit. Sedangkan pada metoda
takkonstruktif, eksistensinya tidak diperlihatkan secara eksplisit.

Contoh : Buktikan, ada bilangan irrasional x dan y sehingga xy rasional.


Bukti : Kita sudah mengetahui bahwa 2 irrasional, anggaplah kita sudah dapat
membuktikannya.Sekarang perhatikan (√2) √2 bila ternyata (√2)√2 rasional maka bukti selesai
dalam hal ini diambil x=y=√2. Bila (√2) √2 bukan rasional (yaitu irrasional), diperhatikan bahwa
(√2√2 )=(√2)√2 =2 merupakan bilangan rasional. Jadi salah satu pasangan (x,y), dengan x = y=√2
atau X=(√2) √2 dan y=√2. pasti memenuhi pernyataan yang dimaksud.Pada bukti ini hanya ditunjukkan eksistensi
bilangan irrasional x dan y tanpa memberikannya secara eksplisit. Ini dikenal dengan istilah pembuktian eksistensi
non konstruktif.
5. Bukti trivial
Bila pada implikasi p=>q, dapat ditunjukkan bahwa q benar maka implikasi ini selalu bernilai benar
apapun nilai kebenaran dari p. Jadi jika kita dapat menunjukkan bahwa q benar maka kita telah berhasil
membuktikan kebenaran p=>q.
Contoh : Buktikan, jika 0 < x < 1 maka

Bukti. Karena pernyataan q, yaitu selalu benar untuk setiap x bilangan real termasuk x di dalam interval (0,1) .

maka secara otomatis kebenaran pernyataan ini terbukti.


Terdapat beberapa jenis kekeliruan dalam metode pembuktian. Beberapa di antaranya
adalah sebagai berikut:

1. Kekeliruan logika: Terjadi ketika terdapat cacat dalam asumsi atau argumen yang
digunakan dalam pembuktian. Contohnya, membuat kesimpulan yang tidak valid atau
menggunakan premis yang tidak tepat.

2. Kekeliruan kausalitas: Terjadi ketika ada asumsi bahwa korelasi antara dua variabel
merupakan bukti adanya hubungan sebab-akibat. Namun, kausalitas sebenarnya tidak selalu
dapat ditentukan hanya berdasarkan korelasi.

3. Kekeliruan sampel: Terjadi ketika kesimpulan atau generalisasi dibuat berdasarkan sampel
yang tidak mewakili secara akurat populasi yang lebih besar. Ini dapat mengarah pada
kesimpulan yang tidak valid atau tidak dapat diandalkan.

4. Kekeliruan data: Terjadi ketika data yang digunakan sebagai bukti memiliki cacat atau
kesalahan. Hal ini dapat mempengaruhi keabsahan kesimpulan yang ditarik dari data
tersebut.

5. Kekeliruan pemahaman: Terjadi ketika ada kesalahan dalam memahami konsep atau
prinsip tertentu yang digunakan dalam pembuktian. Ini bisa mengarah pada penggunaan yang
salah atau interaksi yang tidak akurat dengan istilah-istilah atau definisi.
Pembuktian eksistensi adalah proses membuktikan bahwa suatu objek atau entitas
matematika tertentu benar-benar ada. Ada beberapa metode yang digunakan untuk
membuktikan eksistensi dalam matematika, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Konstruksi langsung: Metode ini melibatkan konstruksi objek matematika secara langsung.
Pembuktian eksistensi dilakukan dengan menunjukkan langkah-langkah konkret atau
algoritma yang menghasilkan objek yang diinginkan.

2. Pembuktian lewat kontradiksi: Metode ini melibatkan pembuktian dengan mengasumsikan


bahwa objek yang diinginkan tidak ada. Kemudian, melalui deduksi logis, dihasilkan sebuah
kontradiksi atau pernyataan yang tidak logis. Hal ini menunjukkan bahwa asumsi tersebut
salah, sehingga objek yang diinginkan benar-benar ada.

3. Pemilihan acak: Metode ini melibatkan penggunaan prinsip pemilihan acak atau teori
probabilitas untuk membuktikan eksistensi. Misalnya, dengan menggunakan prinsip bilangan
acak kontinu, kita bisa membuktikan bahwa ada pasangan bilangan real dengan sifat tertentu.

4. Metode pemisalan: Metode ini melibatkan asumsi adanya objek tertentu, lalu dengan
memanfaatkan struktur matematika yang ada, dibuktikanlah eksistensi objek yang diinginkan.

5. Teorema eksistensial: Dalam beberapa kasus, terdapat teorema yang secara khusus
memberikan hasil eksistensi objek di dalam matematika. Dalam hal ini, cukup dengan merujuk
pada teorema tersebut untuk membuktikan eksistensi objek yang diinginkan.
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai