e m b u k t i a n
p
K e l o mpok 8
K e l o m p o k 8
Cindy Injilia S (4233230007)
Vicky Matius Sinaga (4231230020)
Metode pembuktian
Bukti langsung ini biasanya diterapkan untuk membuktikan teorema yang berbentuk
implikasi p => q. Di sini p sebagai hipotesis digunakan sebagai fakta yang diketahui
atau sebagai asumsi. Selanjutnya, dengan menggunakan p kita harus menunjukkan
berlaku q. Secara logika pembuktian langsung ini ekuivalen dengan membuktikan
bahwa pernyataan p=>q benar dimana diketahui p benar.
Contoh : Buktikan, jika x bilangan ganjil maka x² bilangan ganjil.
Bukti : Diketahui x ganjil, jadi dapat ditulis sebagai x = 2n - 1 untuk suatu bilangan
bulat n. Selanjutnya,
Bila pada implikasi p => q, dapat ditunjukkan bahwa q benar maka implikasi ini
selalu bernilai benar apapun nilai kebenaran dari p. Jadi jika kita dapat menunjukkan
bahwa q benar maka kita telah berhasil membuktikan kebenaran p=>q.
Contoh
Bukti. Karena pernyataan q, yaitu selalu benar untuk setiap x bilangan real termasuk x di dalam
4. Bukti eksistensial
Ada dua tipe bukti eksitensial ini, yaitu konstruktif dan takkonstruktif. Pada metoda
konstruktif, eksistensinya ditunjukkan secara eksplisit. Sedangkan pada metoda
takkonstruktif, eksistensinya tidak diperlihatkan secara eksplisit.
Bukti. Karena pernyataan q, yaitu selalu benar untuk setiap x bilangan real termasuk x di dalam interval (0,1) .
1. Kekeliruan logika: Terjadi ketika terdapat cacat dalam asumsi atau argumen yang
digunakan dalam pembuktian. Contohnya, membuat kesimpulan yang tidak valid atau
menggunakan premis yang tidak tepat.
2. Kekeliruan kausalitas: Terjadi ketika ada asumsi bahwa korelasi antara dua variabel
merupakan bukti adanya hubungan sebab-akibat. Namun, kausalitas sebenarnya tidak selalu
dapat ditentukan hanya berdasarkan korelasi.
3. Kekeliruan sampel: Terjadi ketika kesimpulan atau generalisasi dibuat berdasarkan sampel
yang tidak mewakili secara akurat populasi yang lebih besar. Ini dapat mengarah pada
kesimpulan yang tidak valid atau tidak dapat diandalkan.
4. Kekeliruan data: Terjadi ketika data yang digunakan sebagai bukti memiliki cacat atau
kesalahan. Hal ini dapat mempengaruhi keabsahan kesimpulan yang ditarik dari data
tersebut.
5. Kekeliruan pemahaman: Terjadi ketika ada kesalahan dalam memahami konsep atau
prinsip tertentu yang digunakan dalam pembuktian. Ini bisa mengarah pada penggunaan yang
salah atau interaksi yang tidak akurat dengan istilah-istilah atau definisi.
Pembuktian eksistensi adalah proses membuktikan bahwa suatu objek atau entitas
matematika tertentu benar-benar ada. Ada beberapa metode yang digunakan untuk
membuktikan eksistensi dalam matematika, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Konstruksi langsung: Metode ini melibatkan konstruksi objek matematika secara langsung.
Pembuktian eksistensi dilakukan dengan menunjukkan langkah-langkah konkret atau
algoritma yang menghasilkan objek yang diinginkan.
3. Pemilihan acak: Metode ini melibatkan penggunaan prinsip pemilihan acak atau teori
probabilitas untuk membuktikan eksistensi. Misalnya, dengan menggunakan prinsip bilangan
acak kontinu, kita bisa membuktikan bahwa ada pasangan bilangan real dengan sifat tertentu.
4. Metode pemisalan: Metode ini melibatkan asumsi adanya objek tertentu, lalu dengan
memanfaatkan struktur matematika yang ada, dibuktikanlah eksistensi objek yang diinginkan.
5. Teorema eksistensial: Dalam beberapa kasus, terdapat teorema yang secara khusus
memberikan hasil eksistensi objek di dalam matematika. Dalam hal ini, cukup dengan merujuk
pada teorema tersebut untuk membuktikan eksistensi objek yang diinginkan.
Thank
You