Anda di halaman 1dari 16

BEBERAPA METODE PEMBUKTIAN

Berikut diberikan penjelasan beberapa istilah


1. An axiom is a mathematical statement that is taken to be self-evidently true without
proof.
2. A theorem is any mathematical statement that can be shown to be true using accepted
logical and mathematical arguments.
3. A proof of a mathematical result is a sequence of rigorous mathematical arguments
that are presented in a clear and concise fashion, and which convincingly
demonstrates the truth of the given result.
4. A corollary is a theorem that can be stated as a special case of a more general
theorem.
5. A lemma is any provable result that is used primarily as a necessary step in the proof
of another theorem.
Bentuk umum suatu teorema, corollary (teorema akibat), atau lemma (teorema bantu)
dalah implikasi, yaitu pernyataan kondisional yang dinyatakan dengan P Q dibaca
(i)
jika P, maka Q,
(ii)
P mengakibatkan Q,
(iii)
P hanya jika Q,
(iv)
P syarat cukup untuk Q,
(v)
Q syarat perlu untuk P,
P sering juga disebut hipotesis dan Q disebut kesimpulan. Kadangkala hiptesis
terdiri atas pernyataan majemuk yang dihubungkan dengan dan / atau . Hal ini juga
dapat berlaku untuk kesimpulan.
Contoh : Tentukan hiptesis dan kesimpulan dari teorema berikut
(1) Theorem : If f(x) is differentiable at x = c, then f(x) is continuous at x = c.
(2) Theorem : If f (c) = 0, f (c-) < 0, and f (c+) > 0, then f(x) has a relative maximum
at x = c.
f ( x)
L
(3) Theorem : If lim
f(x) = L, lim
g(x) = M, and, M 0, then lim
=
,
xc
xc
xc
g ( x)

(4) Theorem : If a is an even integer, then a is an even integer.


Ada juga teorema yang tidak dinyatakan dalam bentuk implikasi. Misalnya :
Theorem : 2 is an irrational number.
Theorem : There are infinitely many prime numbers.
Meskipun demikian teorema di atas dapat dinyatakan dalam bentuk implikasi
sebagai berikut :
Theorem : If x = 2 , then x is an irrational number.
Theorem : If P is the set of prime numbers, then P contains infinitely many prime
numbers.

Contoh : Nyatakan kembali teorema berikut dalam bentuk implikasi.


1. The limit of the sequence of real numbers an is unique.
2. The identity element of a group (G, o) is unique.
3. The sum of an irrational number and a rational number is an irrational number.
Ingat kembali kontrapositif dari implikasi P Q adalah ~Q ~P dan konvers dari
implikasi adalah Q P .
Contoh : Tentukan kontrapositif dari teorema berikut :
1. Theorem : If f(x) is differentiable at x = c, then f(x) is continuous at x = c.
2. Theorem : If a is an odd integer, then a2 is an odd integer.
3. Theorem : If a and b are odd integers, then a + b is an even integer.
4. Theorem : If x > 0, then x +

1
2.
x

Bukti Langsung (Direct Proof)


Untuk membuktikan teorema yang berbentuk P Q secara langsung digunakan
pola P Q1 Q2 Q3 Q, dengan P mengarahkan ke kesimpulan Q1, Q1
mengarahkan ke kesimpulan Q2, dan seterusnya sehingga kesimpulan Q diperoleh.
Berdasarkan pola di atas, direct proof di atas sering disebut forward direct proof.
Contoh : Define an even integer to be any integer that can be written 2k for some integer
k, and define an odd number to be any integer that can be written as 2k + 1 for some
integer k. Use a direct proof to prove the following theorem.
Theorem : Let n be a natural number. If n is an even number, then n2 is also an even
number.

Contoh : Use a direct proof to prove the following theorem.


Theorem : Let a and b are real numbers. If ab = 0, then a = 0 or b = 0.
Metode kedua yang dapat digunakan untuk membuktikan P Q adalah dengan
membuktikan kontrapositif dari teorema tersebut yaitu ~Q ~P. Membuktikan teorema
P Q dengan membuktikan kontrapositifnya disebut bukti dengan kontrapositif.
Perhatikan bahwa metode bukti dengan kontrapositif adalah juga metode bukti langsung
dan sering digunakan jika forward direct proof tidak dapat ditemukan.
Contoh : Prove the following theorem using the method of proof by contrapositive.
Theorem : Let n be a natural number. If n2 is even, then n is an even natural number.
Contoh : Prove the following theorem using the method of proof by contrapositive.
Theorem : Let x and y be positive real numbers. If x y, then ln(x) ln(y).

Bukti Tidak Langsung


Dalam beberapa kasus, bukti langsung maupun bukti dengan kontrapostif tidak
dapat digunakan untuk membuktikan suatu teorema. Oleh karena itu perlu dicoba metode
pembuktian lain yaitu bukti tidak langsung. Pembuktian teorema P Q dengan
menggunakan bukti tidak langsung dimulai dengan mengasumsikan bahwa hipotesis P
benar dan kesimpulan Q salah. Berdasarkan dua pernyataan ini, serangkaian kesimpulan
logis diperoleh sampai didapat suatu kontradiksi. Ingat bahwa suatu kontradiksi adalah
pernyataan yang selalu salah.
Perhatikan dengan memulai dari P dan ~Q sampai ke suatu kontradiksi membuktikan teorema P Q dengan menunjukkan bahwa P dan ~Q selalu salah. Karena
P dan ~Q ekuivalen logis dengan ~ (P Q), diperoleh bahwa negasi dari teorema juga
salah. Jadi, jika negasi teorema selalu salah, maka haruslah teorema bernilai benar. Hal
ini berarti, metode pembuktian dengan kontradiksi membuktikan teorema P Q dengan
membuktikan bahwa ~ (P Q) tidak pernah bernilai benar.
Contoh : Prove the following result by using a proof by contradiction :
For x > 0, x +

4
4.
x

Bukti Ketunggalan
Suatu teorema yang berbentuk Objek A yang merupakan anggota himpunan C
adalah satu-satunya (tunggal ) objek yang memiliki sifat P disebut teorema ketunggalan.
Teorema ini penting karena menunjukkan satu dan hanya satu objek yang memiliki sifat
P. Contoh teorema ketunggalan adalah
Theorem : In the field of real numbers, the multiplicative identity, e = 1is unique.
Theorem : If(G, o) is a group and e G is an identity element, then e is the unique
identity element in G.
Teorema ketunggalan dapat dibuktikan dengan menggunakan bukti dengan
kontradiksi. Langkah-langkah pembuktian ditunjukkan berikut ini.
Algoritma untuk bukti ketunggalan : Bukti dengan kontradiksi dapat digunakan untuk
membuktikan teorema Objek A di himpunan C yang memiliki sifat P adalah tunggal
seperti ditunjukkan di bawah ini.
1. Tunjukkan bahwa objek A C memiliki sifat P.
2. Asumsikan bahwa objek A bukan satu-satunya objek di himpunan C yang memiliki
sifat P.
3. Misalkan objek B A adalah sebarang objek lain di himpunan C yang memiliki sifat
P.
4. Dengan menggunakan argument logis, tunjukkan bahwa B = A, yang merupakan
kontradiksi pernyataan 3.
Contoh : For a, b R, define a o b = a + b 1. Prove the following theorem.
Theorem : Let a, b R. Then, the solution x to the equation a o x = b is unique.

Bukti eksistensi (keberadaan)


Tipe lain dari teorema adalah teorema yang berbentuk Ada objek A yang
merupakan anggota C yang memiliki sifat P Teorema ini disebut teorema eksistensi.
Teorema berikut merupakan contoh teorema eksistensi.
Theorem : If (G, o) is a group and a, b G, then there exists y G such that a o y = b.
Bukti teorema eksistensi menunjukkan bahwa ada suatu objek A C yang
memiliki sifat P. Oleh karena itu metode pembuktian yang digunakan untuk
membuktikan teorema eksistensi disebut bukti dengan konstruksi.
Algoritma untuk bukti eksistensi : Untuk membuktikan teorema Ada objek A di C yang
memiliki sifat P.
1. Ciptakan atau konstruksi elemen A yang memiliki sifat P.
2. Tunjukkan bahwa elemen A berada di himpunan C.
Contoh : Prove the following existence theorem
Theorem : There exist prime numbers of the form 2p 1 where p is a prime number.
Contoh : Prove the following theorem
Theorem : There exist two irrational numbers whose sum is rational.
Contoh : For a, b R, define a o b = a + b 1. Prove the following theorem.
Theorem : Let a, b R. Then, there exists x R such that a o x = b.
Contoh : For all real numbers x with 0 x 1, there is a real number y with
-1 y 1 such that x + y2 = 1.
Contoh : Are these two statements both true ?
a. S1 : For all real numbers x with 0 x 1, for all real numbers y with 0 y
2,
2x2 + y2 6.
S2 : For all real numbers y with 0 y 2, for all real numbers x with 0 x
1,
2x2 + y2 6.

2y,

b. S1 : For all real numbers x with 0 x 1, for all real numbers y with 0 y
2x,
2x2 + y2 6.
S2 : For all real numbers y with 0 y 1, for all real numbers x with 0 x
2x2 + y2 6.

Bukti dengan kasus

Dalam banyak pembuktian, alur argument logis akan mengarahkan ke suatu


pernyataan yang melibatkan pernyatan seperti syarat S1 atau syarat S2. Jika hal ini terjadi,
seringkali bermanfaat untuk memperhatikan bukti terpisah untuk masing-masing kasus S1
dan S2, asalkan kasus-kasus ini saling asing (mutually exclusive) dan exhaustive.
Pendekatan ini disebut bukti dengan kasus. Contoh tipe pernyataan yang dapat
mengarahkan ke bukti dengan kasus adalah :
1. x > 0 atau x 0.
2. n bilangan ganjil atau n bilangan genap.
Contoh : Prove the following theorem
Theorem : Let n be a natural number. If n is not multiple of 3, then n2 is not a multiple of
3.
Kontracontoh
A counterexample to the conjecture P
is true, but the conclusion Q is false.

Q is a specific example where the hypothesis P

Contoh : Find a counterexample that disprove each of the following mathematical


conjecture :
1. (x + y)2 = x2 + y2, x, y R,
x y x y , x, y R,
2.
3. sin(x + y) = sin(x) + sin(y), x, y R,

Induksi
SOAL-SOAL INDUKSI
Gunakan prinsip induksi matematika untuk menunjukkan bahwa pernyataan yang
diberikan benar untuk semua bilangan asli n.
1. 1 + 2 + 22 + + 2n-1 = 2n 1,
2. 1 + 3 + 32 + + 3n-1 = 12 (3n 1),
3. 1 + 4 + 42 + + 4n-1 =

1
3

(4n 1),

4. 1 + 5 + 52 + + 5n-1 =

1
4

(5n 1),

5. 12 + 22 + 32 + + n2 =

1
6

n(n + 1)(2n + 1),

6. 13 + 23 + 33 + + n3 = 14 n2(n + 1)2,
Sumber : Sullivan,M. 2012. Precalculus, Boston, Pearson Education, Inc.
7. Tunjukkan di mana kesalahannya.
Kita akan menunjukkan semua kuda berwarna sama. Kita akan membuktikan
dengan menggunakan induksi pada banyaknya kuda sebagai berikut : Jika kita
hanya mempunyai seekor kuda, maka proposisi bernilai benar karena kuda

berwarna sama dengan dirinya sendiri. Sekarang asumsikan proposisi benar jika
kita mempunyai k kuda, kemudian perhatikan k + 1 kuda. Misalkan kuda-kuda ini
diberi nomor 1 sampai dengan k + 1. Berdasarkan hipotesis induksi, diperoleh
kuda- kuda dengan nomor 1 sampai dengan k berwarna sama. Jadi, kuda nomor 1
berwarna sama dengan kuda-kuda bernomor 2 sampai dengan k. Dengan alasan
yang sama kuda-kuda bernomor 2 sampai dengan k + 1 berwarna sama. Jadi, kuda
bernomor 2 sampai dengan k berwarna sama dengan kuda bernomor k + 1.
Diperoleh kuda nomor 1 berwarna sama dengan kuda bernomor k + 1. Hal ini
berarti keseluruhan kelompok k + 1 kuda juga berwarna sama. Jadi, semua kuda
berwarna sama.
Sumber : Mathematical Problems and Proofs oleh Branislav Kisacanin, Kluwer Academic Publishers,
New York, 2002.

8) Pada tahun ajaran baru ada 30 siswa kelas baru di kelas X. Untuk memperkenalkan
diri setiap siswa saling bersalaman dengan siswa lainnya. Kita ingin mengetahui ada
berapa banyak jabat tangan yang terjadi.
(i) Untuk mengetahui hal tersebut, isilah tabel di bawah ini
Banyak siswa
2
3
4
5

Banyak jabat tangan yang terjadi

(ii) Apakah kalian sudah dapat menduga pola banyak jabat tangan yang terjadi ? Tuliskan
pola itu dan gunakan untuk mencari banyak jabat tangan yang terjadi jika ada
10 siswa , 30 siswa , dan n siswa.
(iii) Buktikanlah pola yang diperoleh di bagian (ii) dengan menggunakan induksi
Matematika !
9) Perhatikan ekspresi n2 + n + 41. Hitunglah nilai ekspresi tersebut untuk n = 1, 2, 3,
4, 5. Perhatikan bahwa nilai yang diperoleh selalu merupakan bilangan prima.
Selidikilah apakah hasil ini berlaku untuk setiap bilangan asli ! Jika tidak, berikanlah
kontra contohnya. Jika ya, buktikanlah dengan induksi matematika.
Sumber : Rosen, K.H., 2007. Discrete Mathematics and Its Applications, New York : Mc
Graw Hill.
10) Tunjukkan apa yang salah pada pembuktian teorema berikut
Teorema : Untuk setiap bilangan bulat positif n, berlaku :
(n 12 ) 2
1+2+3++n=
.
2
Bukti :
Langkah pertama : rumus benar untuk n = 1.
6

Langkah kedua : Asumsikan bahwa 1 + 2 + 3 + + n =

(n 12 ) 2
.
2

Dengan menggunakan hipotesis induksi, diperoleh


(n 12 ) 2
1+2+3++n+n+1=
+n+1
2
(n 2 n 14 )
n 2 3n 94
=
+n+1=
2
2
3 2
1 2
(n 2 )
[(n 1) 2 ]
=
=
.
2
2
Jadi, rumus terbukti benar untuk setiap bilangan bulat positif n.
11)

Tunjukkan apa yang salah pada pembuktian teorema berikut .


Teorema : Untuk setiap bilangan bulat positif n, jika x dan y dalah bilangan bulat
positif dengan maksimum (x, y) = n, maka x = y.
Bukti : Anggap bahwa n = 1. Jika maksimum (x, y) = 1 dan x dan y dalah bilangan
bulat positif, maka x = 1 dan y = 1.
Sekarang misalkan k dalah bilangan bulat positif. Asumsikan bahwa jika maksimum
(x, y) = k, maka x = y. Misalkan maksimum (x, y) = k + 1 dengan x dan y dalah
bilangan bulat positif. Maka maksimum (x 1, y 1) = k. Jadi, dengan hiptesis
induksi diperoleh x 1 = y 1. Diperoleh bahwa x = y.

===============================================================
Sumber :
http://www.people.vcu.edu/~rhammack/BookOfProof/Induction.pdf
diakses tanggal 22 Juli 2014
Buktikan
12) 1 + 2 + 3 + ... + n =

n( n 1)
, untuk setiap bilangan asli n.
2

13) 12 + 22 + 32 + + n2 =

n(n 1)(2n 1)
, untuk setiap bilangan asli n.
6

14) 13 + 23 + 33 + + n3 = ( 1 + 2 + 3 + + n )2, untuk setiap bilangan asli n.


15) 13 + 23 + 33 + + n3 =

n 2 (n 1) 2
, untuk setiap bilangan asli n.
4

2.1 Pembuktian Sifat-Sifat Himpunan


2.1.1 Membuktikan subset
Misalkan X dan Y adalah subset dari himpunan semesta S. Metode untuk
membuktikan bahwa X Y adalah sebagai berikut :
(i) Misalkan x X sebarang.
(ii) Dengan menggunakan serangkaian argumen yang logis tunjukkan bahwa
x Y.
(iii) Disimpulkan bahwa X Y.
Contoh Soal 1 : Misalkan A, B, dan C adalah subset dari himpunan semesta S.
Buktikan jika A B dan B C, maka A C.
Jawab :

Contoh Soal 2 : Misalkan A dan B adalah subset dari himpunan semesta S.


Buktikan A B jika dan hanya jika Bc Ac.
Jawab :

Contoh Soal 3 : Misalkan A dan B adalah subset dari himpunan semesta S.


Buktikan bahwa A B B.
Jawab :

Contoh Soal 4 : Misalkan A dan B adalah subset dari himpunan semesta S.


Buktikan bahwa A A B.
Jawab :

Contoh Soal 5 : Misalkan A subset dari himpunan semesta S.


Buktikan bahwa A.
Jawab :

Tugas 2.1. Misalkan A, B, dan C adalah subset dari himpunan semesta S.


1. Buktikan A (A B) (A Bc).
2. Buktikan jika A B dan A C, maka A ( B C).
3. Buktikan jika A C dan B C, maka (A B) C.
4. Buktikan jika B C, maka A B A C.
5. Buktikan jika A x B A x C, dan A , maka B C.
6. Buktikan jika A C B C dan A Cc B Cc, maka A B.
7. Buktikan jika A B A C dan A B A C, maka B C.
8. Buktikan ( C A ) B C ( A B ). Selidikilah apakah juga berlaku
C ( A B ) ( C A ) B.
9. (i) Buktikan P(A) P(B) P(A B ).
(ii) Selidikilah apakah berlaku P(A B ) P(A) P(B) ?
(iii) Buktikan jika P(A) P(B) = P(A B ) maka A B atau B A.
2.1.2 Membuktikan kesamaan 2 himpunan

Misalkan X dan Y adalah subset dari himpunan semesta S. Metode untuk


membuktikan bahwa X = Y adalah sebagai berikut :
(i) Buktikan bahwa X Y, yaitu dengan memisalkan x X sebarang dan
menunjukkan bahwa x Y.
(ii) Buktikan bahwa Y X, yaitu dengan memisalkan y Y sebarang dan
menunjukkan bahwa y X.
(iii) Langkah (i) dan (ii) membuktikan bahwa X Y dan Y X, dan oleh
karena itu diperoleh X = Y.
Contoh soal 6 Misalkan A adalah subset dari himpunan semesta S.
Buktikan : ( Ac)c = A.
Jawab :

Contoh soal 7 Misalkan A dan B adalah subset dari himpunan semesta S.


Buktikan : (i) Jika A B, maka A B = B,
(ii) Jika A B, maka A B = A.
Jawab :

Contoh soal 8 Misalkan A dan B adalah subset dari himpunan semesta S.


Buktikan : (i) ( A B )c = Ac Bc,
(ii) ( A B )c = Ac Bc.
Jawab :

10

Contoh soal 9 Misalkan A, B dan C adalah subset dari himpunan semesta S.


Buktikan : (i) A ( B C ) = ( A B ) ( A. C).
(ii) A ( B C) = (A B) (A C),
Jawab :

Tugas 2.2. Misalkan A, B dan C adalah subset dari himpunan semesta S.


1. Buktikan jika A C = B C dan A Cc = B Cc, maka A = B.
2. Buktikan jika A C = B C dan A Cc = B Cc, maka A = B.
3. Buktikan (A B) C = ( A C) ( B C ).
4. Buktikan ( A B) x C = ( A x C ) ( B x C ).
5. Buktikan ( A B) x C = ( A x C ) ( B x C ).
6. Buktikan jika A x B = A x C, dan A , maka B = C.
7. Buktikan jika A x B = B x A , A , dan B maka A = B.
8. Buktikan jika A C, maka A ( B C) = (A B) C.
2.1.3 Pembuktikan yang melibatkan himpunan kosong
Pembuktian himpunan bagian atau kesamaan 2 himpunan yang melibatkan
himpunan kosong tidak dapat menggunakan metode yang telah dijelaskan di
atas. Hal ini disebabkan karena pernyataan x bernilai salah. Oleh karena
itu untuk pembuktian sifat-sifat himpunan yang melibatkan himpunan kosong
digunakan metode bukti tidak langsung.
Metode membuktikan p q dengan menggunakan bukti tidak langsung
adalah dengan menunjukkan bahwa ~ (p q) tidak pernah bernilai benar. Ingat
bahwa ~ (p q) ekuivalen logis dengan p ~q. Oleh karena itu ditunjukkan
bahwa p ~q selalu bernilai salah dengan menunjukkan bahwa p ~q
mengarahkan ke suatu kontradiksi misalnya dengan definisi, teorema, atau
dengan yang diketahui.
Contoh soal 10 : Misalkan A adalah subset dari himpunan semesta S.
Buktikan : A Ac = .
Jawab :

11

Contoh soal 11 : Misalkan A dan B adalah subset dari himpunan semesta S.


Buktikan : jika A B, maka A Bc = .
Jawab :

Contoh soal 12 : Misalkan A adalah subset dari himpunan semesta S.


Buktikan : (i) A = A,
(ii) A = .
Jawab :

Tugas 2.3. Misalkan A, B dan C adalah subset dari himpunan semesta S.


1. Buktikan jika A x B = , maka A = atau B = .
2. Buktikan A ( B A) = .
3. Buktikan jika A B , maka A dan B .
4. Buktikan A B jika dan hanya jika A atau B

12

BAB II
RELASI
2.1. Pasangan berurutan
Ingat kembali bahwa jika A dan B adalah himpunan, maka elemen dari A x B
adalah pasangan berurutan (a, b) dengan a A dan b B.
Definisi 2.1.
(i)
(a, b) = (c, d) jika dan hanya jika a = c dan b = d.
(ii)
x A x B jika dan hanya jika ada a A dan b B sehingga x = (a, b).
Berikut ini akan dibahas beberapa sifat hasil kali kartesius.
Contoh 2.1. Misalkan A, B, C adalah sebarang himpunan S. Buktikan
(A B) x C = (A x C) (B x C)
Jawab :

Contoh 2.2. Misalkan A, B, C, dan D adalah sebarang himpunan S. Buktikan


Jika A B dan C D, maka A x C B x D.
Jawab :

Contoh 2.3. Misalkan A adalah sebarang himpunan S. Buktikan


Ax = xA= .
Jawab :

13

Tugas 2.1. Misalkan A, B, C, dan D adalah sebarang himpunan S. Buktikan


1. Jika A x B = A x C, dan A , maka B = C.
2. Jika A x B = B x A, A , B , maka A = B.
3. Jika A x B = , maka A = atau B = .
4. (A B) x C = (A x C) ( B x C).
5. (A - B) x C = (A x C) - ( B x C).
6. (A x B) (C x D) = (A C) x (B D).
7. (i) (A x B) (C x D) (A C) x (B D).
(ii) Selidiki apakah berlaku (A C) x (B D) (A x B) (C x D).
2.2. Relasi
Definisi 2.2. Misalkan A dan B adalah sebarang himpunan S. Suatu relasi dari
A ke B adalah sebarang himpunan bagian R dari A x B. Jika A = B, dikatakan R adalah suatu relasi pada A.
Definisi 2.3. Misalkan A adalah sebarang himpunan S. Dikatakan
R adalah refleksif pada A jika dan hanya jika xRx untuk semua x A.
R adalah simetri jika dan hanya jika untuk setiap x, y A, jika xRy, maka
yRx.
(iii)
R adalah transitif jika dan hanya jika untuk setiap x, y A, jika xRy dan yRz,
maka xRz.
(iv)
R adalah antisimetri jika dan hanya jika untuk setiap x, y A, jika xRy dan
yRx. Maka x = y.
(i)
(ii)

Definisi 2.4. Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B.


Didefinisikan domain dari R adalah himpunan {x A | xRy untuk suatu y B}dan
range R adalah himpunan { y B | xRy untuk suatu x A}
Definisi 2.5. Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B.
Didefinisikan relasi invers dari R yang dinyatakan dengan R -1 sebagai R -1 =
{ (y, x) | (x, y) R}.
Contoh soal 2.4. Misalkan R adalah relasi tak kosong dari A ke B.
Buktikan domain (R -1) = range(R).
Jawab :

14

Contoh soal 2.5. Misalkan R adalah relasi tak kosong dari A ke B.


Buktikan range (R -1) = domain(R).
Jawab :

Contoh soal 2.6. Misalkan R adalah relasi tak kosong dari A ke B.


Buktikan (R -1)-1 = R.
Jawab :

Tugas 2.2. Misalkan R adalah relasi tak kosong dari A ke B.


Buktikan :
1. Jika A = B, maka R = R -1 jika dan hanya jika R simetris.
2. Jika A = B, maka R R -1 IA jika dan hanya jika R anti simetris.
3. Jika A = B, maka R R -1 IA jika dan hanya jika R refleksif pada A dan anti
simetris

15

Pustaka
1. Theorems, Corollaries, Lemmas, and Methods of Proof oleh Richard J. Rossi
2. Bridge to Abstract Mathematics oleh Ronald P. Morash
3. How to Read and Do Proofs oleh Daniel Solow.

16

Anda mungkin juga menyukai