Materi:
Penyataan berkuantor dan ingkarannya
Dosen Pengampu
Taufiq rohman M.pd
Oleh:
UJANG ALDI IHYAUDDIN
NIM. 2004055
Pada bab ini kita akan belajar logika matematika. Hal terpenting yang akan kamu dapatkan
setelah mempelajari materi logika matematika adalah kemampuan atau keahlian
mengambil kesimpulan dengan “benar “ atau “salah”. Logika matematika memberikan
dasar bagi sebuah pengambilan kesimpulan, dan sebagai dasar dia dapat digunakan dalam
banyak aspek kehidupan.
Pada bab ini akan fokus membahas tentang pernyataan berkuantor dan penarikan
kesimpulan.
Pernyataan Berkuantor.
1. Kuantor universal
2. Kuantor eksistensial.
Penarikan Kesimpulan.
Kita akan mempelajari bagaimana menarik kesimpulan secara sah! Kesimpulan atau
konklusi ditarik dari beberapa pernyataan yang diasumsikan benar terjadi. Asumsi-asumsi
ini disebut premis. Jika implikasi dari konjungsi premis-premis dengan konklusi
merupakan tautologi maka dikatakan kesimpulan yang diambil sah (valid). Sebaliknya,
jika premis-premis tidak memberikan cukup informasi untuk mendukung kesimpulan yang
diambil, dikatakan penarikan kesimpulan tidak valid. Kita akan mempelajari 3 prinsip
dalam menarik kesimpulan yang sah, yaitu
A. Kuantor Universal
Kuantor universal contohnya adalah semua, untuk setiap, atau untuk tiap-tiap. Berikut
ini beberapa contoh pernyataan yang menggunakan kuantor universal.
a. Semua kucing mengeong.
b. Tiap-tiap manusia yang dilahirkan memilikim seorang ibu.
c. Setiap benda langit berbentuk bola.
d. Setiap bilangan asli lebih besar daripada nol.
Misalkan p(x) adalah kalimat terbuka yang didefinisikan pada himpunan semesta S,
maka pernytaaan:
2
"Untuk setiap x di dalam S, maka p(x) benar. "
Disebut pernyataan kuantor universal dan kata untuk setiap dalam pernytaan di atas
disebut kuantor universal.
Dalam aljabar, pernyataan kuantor universal ini dapat digunakan untuk mengubah
kalimat terbuka menjadi kalimat tertutup (pernyataan). Misalkan p(x) adalah sebuah
kalimat terbuka, maka untuk menyatakan himpunan penyelesaian dari p(x) pada
himpunan semesta S dapat ditulis sebagai berikut:
Nilai kebenaran dari pernyataan berkuantor ∀x, p(x) bergantung pada himpunan
semesta yang ditinjau dan kalimat terbuka p(x).
Contoh:
B. Kuantor Eksistesial
Eksistensial merupakan kata sifat dari eksis, yaitu keberadaan. Kuantor eksistensial
artinya penukur jumlah yang menunjukkan keberadaan. Dalam matematika “ada”
artinya tidak kosong atau setidaknya satu. Contoh kuantor eksistensial adalaha ada,
beberapa, terdapat, atau sekurang-kurangnya satu. Berikut beberapa contoh
pernyataan menggunakan kuantor eksistensial.
a. Ada rumah yang tak memiliki jendela.
b. Ada bilangan cacah yang kurang dari satu.
c. Beberapa presiden adalah wanita.
d. Terdapat bilangan asli x yang jika dikalikan 5 hasilnya 6,24.
3
Misalkan p(x) adalah suatu kalimat terbuka yang didefinisikan pada himpunan
semesta S, maka pernyataan: "ada x di dalam S sedemikian sehingga p(x) benar"
disebut pernyataan eksistensial (khusus) dan kata ada dalam pernyataan di atas disebut
kuantor eksistensial.
Contoh:
Pernyataan berkuantor universal “ setiap bilanga asli lebih besar daripada nol” bernilai
benar, karena pernyataan tersebut bernilai benar untuk setiap anggota bilangan asli.
Dalam hal ini bilangan asli merupakan himpunan semesta pembicaraan. Sementara ini
pernyataan “setiap benda langit berbentuk bola” pernyataan salah, karena walaupun
kebanyakan benda langit bulat ada pula benda langit yang tidak bulat, misalnya
asteroid.
4
dari seluruh anggota himpunan presiden pada tahun 2003 memang ada presiden
wanita, Presiden Megawati misalnya. Pernyataan “ Terdapat bilangan asli a yang jika
dikalikan dengan 5 hasilnya 6,24” bernilai salah, karena dari seluruh anggota
himpunan bilangan asli, tak ada satupun a yang memenuhi a x 5 = 6,24.
Kita ingat bahwa kalimat terbuka didefinisikan pada suatu himpunan semesta, tapi
bukan merupakan pernyataan. Kalimat terbuka menjadi pernyataan jika variabelnya
diganti oleh suatu anggota dari semesta. Misalkan p ( x ) : x +3>2 , x ∈ A . p ( x )
merupakan kalimat terbuka yang didefinisikan pada himpunan bilangan asli. Jika kita
ganti x dengan bilangan 2 maka p ( 2 ) merupakan pernyataan. Cara untuk menjadikan
suatu kalimat terbuka p ( x ) menjadi pernyataan adalah dengan menambahkan kuantor
pada kalimat terbuka itu. Misalkan:
p ( x ) : x +3>2 , x ∈ R adalah kalimat terbuka, tetapi
q
: Terdapat x ∈ R , x +3>2 , juga merupakan pernyataan karena dapat
dinilai kebenarannya, τ ( p )=B
Dalam matematika, kata-kata yang sering muncul biasanya diberi symbol tertentu. Berikut
beberapa symbol untuk kuantor:
∀ = Untuk setiap
∃ = Terdapat
∋ = Sehingga
Contoh:
Tentukan nilai kebenaran pernyataan-pernyataan berkuantor di bawah ini.
1. p1: Semua ikan berkembang biak dengan bertelur.
2. p2: Ada binatang yang memiliki alat kelamin ganda.
3. p3: ∀ x ∈ R ,∨x∨¿ 0.
4. p4 : ∃ x ∈ R ∋ x +5<5.
Jawab:
1. τ ( p1 ) =S , karena ada jenis ikan hiu yang berkembang biak dengan beranak.
2. τ ( p2 ) =B , contohnya cacing.
5
3. τ ( p3 ) =S , ada x ∈ R yang tak memenuhi, yaitu x = 0.
4. τ ( p 4 )=S , karena tak ada bilangan asli yang memenuhi x +5<5.
Negasi dari pernyataan pertama (a) adalah “Tidak ada pria yang menyukai sepak
bola”, atau “Semua pria tidak menyukai sepak bola”.
Negasi dari pernyataan kedua (b) adalah “Tidak benar bahwa ∃ y ∈ Z ∋ 2 y =1”,
atau dengan kalimat lain “ ∀ y ∈ Z , 2 y ≠ 1.
(∃ x) ∋ p( x )¿ ≡( ∀ x)( p(x))
6
7
E. Prinsip Modus Ponens
Premis 1:
Premis 2: p
Konklusi: q
Prinsip modus ponens mengatakan “jika p terjadi maka q terjadi, dan ternyata p
terjadi. Menurut asumsi kita, disimpulkan “q terjadi”.
Sahnya prinsip modus ponens dapat dibuktikan dengan table kebenaran pernyataan
majemuk “( ( p q ) ˄ p ) q ”.
Contoh:
a. Premis 1 : Jika Afra Kehujanan, maka Afra akan masuk angina.
Premis 2 : Afra kehujanan.
Konklusi : Afra masuk angin.
Penarikan kesimpulan seperti pada contoh b adalah salah atau palsu, karena
premis tidak mengharuskan wawasan luas hanya jika banyak membaca buku.
Boleh jadi wawasan Rico luas dikasrenakan dia banyak berdiskusi dengan
orang lain, banyak menonton acara pengetahuan di TV, sering melancong, atau
karena sering mengikuti seminar, tetapi tidak banyak membaca buku.
Premis 1:
Premis 2: ~q
Konklusi: ~p
Prinsip modus tolens mengatakan “jika p terjadi maka q terjadi, dan ternyata p tidak
terjadi, maka dapat disimpulkan p tidak terjadi”.
8
Sahnya prinsip modus toleens dapat dibuktikan dengan tabel kebenaran pernyataan
majemuk “( ( p q ) ˄ q ) p ”.
Cara lain untuk memverifikasi kesahan modus tolens adalah dengan memanfaatkan
pemahaman kita tentang ekuivalensi dan modus ponens sebagai berikut.
Premis 1 : p q ≡ q p .
Premis 2 : ~q.
Konklusi : ~p
Contoh:
b. Premis 1 : Jika Andi menang dalam bertanding, maka saya mendapat bonus.
Premis 2 : Saya tidak mendapat bonus.
Konklusi : Saya tidak berolahraha teratur.
G. Prinsip Silogisme
Premis 1: (Benar)
Premis 2: (Benar)
Konklusi: (Benar)
Prinsip silogisme mengatakan “jika p terjadi maka q terjadi, dan jika q terjadi maka r
terjadi, maka dapat disimpulkan jika p terjadi maka r terjadi”.
9
Contoh:
Selidikilah sah atau tidaknya penarikan kesimpulan berikut.
a. Premis 1 : Jika x bilangan ganjil, maka 2x bilangan genap.
Premis 2 : Jika 2x bilangan genap, maka 2x + 1 bilangan ganjil.
Konklusi : Jika x bilangan ganjil, maka 2x + 1 bilangan ganjil.
b. Premis 1 : p q
Premis 2 : ~p
Konklusi : ~q
Jawab:
a. Penarikan kesimpulan ini menggunakan prinsip silogisme, berarti penarikan
kesimpulan ini sah.
10
SOAL LATIHAN
1. Manakah pernyataan-pernyataan dibawah ini yang merupakan pernyataan berkuantor?
Jika berkuantor sebutkan jenisnya!
a. Ada gajah yang tidak memiliki belalai.
b. Soeharto pernah menjadi Presiden Republik Indonesia.
c. Raul Gonzales adalah pemain Real Madrid.
d. Semua orang asing berkulit putih.
e. Setiap orang yang bekerja mendapatkan gaji.
f. Lintah sawah tidak lebih berbahaya dari lintah darat.
g. Beberapa murid membolos pelajaran matematika.
h. Tidak ada orang yang tidak pernah berbuat salah.
i. Sate kambing lebih mahal daripada sate ayam.
j. Bumi berputar lebih cepat daripada bulan.
3. Tulislah kesimpulan yang sah dari premis-premis yang diberikan berikut ini.
a. P1 : Jika Budi lulus ujian, maka ia pergi rekreasi.
P2 : Budi tidak pergi rekreasi.
∴ ....
d. P1 : Jika 2x = 8, maka x =4
P2 : 2x = 8
∴ ....
11
4. Selidikilah sah atau tidaknya penarikan kesimpulan yang dinyatakan dengan lambing
berikut.
a. Premis 1 : pq
Premis 2 : ~p
Konklusi : ~q
b. Premis 1 : pq
Premis 2 :r q
Konklusi :p q
c. Premis 1 : p ˅q
Premis 2 : q
Konklusi :p
d. Premis 1 :p q
Premis 2 :q
Konklusi : p
Sumber Materi :
1. Matematika SMA untuk Kelas X
2. http://ajarmatematika-rdiana.blogspot.com/2011/10/logika-predikat-dan-
kuantor.html
12