Anda di halaman 1dari 29

LOGIKA

PREDIKAT
Oleh:
Dr. Ir. Endang Setyati, M.T.
Pendahuluan
Kalimat pada kalkulus proposisi tidak dapat
menjelaskan konsep objek dan relasi antar objek.

Contoh:
Batuan di Mars berwarna putih
atau
Batuan di Mars tidak berwarna putih

Dengan aturan kalkulus proposisi, pernyataan


tersebut dapat dibuat menjadi skema kalimat
(p or not p)
dan selanjutnya dapat ditentukan nilai
kebenarannya
Pendahuluan…
Jika ada pernyataan lain,
Ada batuan di Mars berwarna putih
atau
Semua batuan di Mars berwarna putih
maka pernyataan di atas tidak dapat dibentuk
menjadi skema kalimat kalkulus proposisi.

Hal ini disebabkan karena pernyataan tersebut


mengandung kuantisasi dari objek.

Oleh karena itu dibutuhkan bahasa baru yang


mengenal adanya konsep objek dan relasi antar
objek, yaitu menggunakan Kalkulus Predikat.
Pendahuluan…
Dengan kalkulus predikat maka pernyataan tersebut diubah:
Ada batuan di Mars berwarna putih
(for some x) (p(x) and q(x))
(x)[ p(x)  q(x) ]
or
Semua batuan di Mars berwarna putih
(for all x)(if p(x) then q(x))
(x)[ p(x) → q(x) ]
dimana :
p(x) = x adalah batuan di Mars
q(x) = x adalah batuan berwarna putih
“for some x” disebut quantifier (simbol : x), dibaca: “Beberapa x”
atau “Paling sedikit terdapat 1 x” atau “Ada x”
“for all x” disebut quantifier (simbol : x), dibaca: “Semua x” atau
“Setiap x”
Quantifier = kuantor = pengandaian
Penulisan untuk Universal Quantifier, selalu berbentuk implikasi.
Logika Predikat
Jadi
Logika Predikat : Suatu logika yang digunakan
untuk mempresentasikan masalah yang tidak
dapat dilakukan / dipresentasikan dengan
menggunakan logika proposisi. Dengan kata
lain memberikan representasi fakta-fakta
sebagai suatu pernyataan yang lebih tepat.

Logika predikat merupakan pengembangan


dari logika proposisional dengan
penambahan kuantor (quantifier) dan
menambah istilah-istilah baru.
Logika Predikat
Logika Predikat adalah logika proposisi yang bersifat
universal / umum:
➢ Pernyataan yg melibatkan variabel, seperti “x>3”,
“x=y+3”, dan “x+y=z” sering ditemukan dalam ilmu
matematika dan komputer.

➢ Pernyataan tersebut belum memiliki nilai kebenaran


jika nilai dari variabelnya belum didefinisikan.

➢ Suatu proposisi/ premis dalam Logika Predikat, dibagi


menjadi 2 bagian yaitu: ARGUMEN/TERM (objek) dan
PREDIKAT(keterangan)
o Argumen adalah individu / objek yang membuat
keterangan
o Predikat adalah frase kata kerja yang menjelaskan
properti objek atau hubungan antara beberapa
objek
Istilah dalam Logika Predikat
• Term : kata benda atau subjek atau variable
• Variabel : berupa huruf, bisa menggantikan
argumen yang tidak dikaitkan dengan individual
tertentu
• Predikat : properti dari term
• Fungsi proposisional = fungsi, bisa juga
menggunakan simbol untuk merancang beberapa
objek / individu
• Operasi : operator yang sama seperti yang
digunakan pada logika proporsional
• Kuantor :
– Universal : yang selalu bernilai benar ().
– Eksistensial : bisa bernilai benar atau salah ().
Penempatan variabel pada
Logika Predikat
• 1-placed predicate: P(x) → x adalah predikat dari P
Misal: Bung Tomo adalah seorang Pahlawan
Pahlawan(Bung_Tomo)  H(b)
• 2-placed predicate: P(x,y)
Misal: Yosi lebih tinggi dari Reddy
Lebih_tinggi_dari(Yosi, Reddy)  G(a, b)
• 3-placed predicate: P(x,y,z)
Misal: Bu Dewi Memberi nilai pada Edi A
Memberi_nilai_pada(Bu Dewi; Edi, A)  G(d,e,A)
• 4-placed predicate: P(x,y,z,w)
Misal: Toni dan Deni bermain kartu melawan Bobi dan Adi
Bermain_kartu_melawan(Toni, Deni; Bobi, Dodi) 
P(t,d,b,d)
Simbol-simbol
• Sebuah predikat seringkali menyatakan sebuah hubungan
relasional antara: konstanta, variabel dan fungsi.
• Contoh Simbol-simbol yang digunakan dalam logika
predikat:
1. Simbol konstanta : a, b, c, d,1, 2, 3, Ani, Roma.
2. Simbol variabel : x, y, z, w.
3. Simbol fungsi : f, g, h.
4. Simbol predikat : P, Q, R, S.
Contoh
• Misal P(x) menyatakan x > 3. Bagaimana nilai kebenaran
untuk P(4) dan P(2)?
• Jawab: P(4) → x = 4 shg pernyataannya menjadi 4 > 3,
nilai kebenarannya adalah BENAR
P(2) → x = 2 shg pernyataannya menjadi 2 > 3,
nilai kebenarannya adalah SALAH
• Pernyataan “x = y + 3” dapat dinyatakan dengan Q(x,y)
dimana x dan y adalah variabel dan Q adalah
predikat.Bagaimana nilai kebenaran untuk Q(1,2) dan
Q(3,0)?
• Jawab : Nilai kebenaran Q(1,2) adalah SALAH (1  2 + 3)
Nilai kebenaran Q(3,0) adalah BENAR (3 = 0 + 3).
Quantifier
• Dalam bagian terdahulu, sebuah obyek atau argumen
dapat diwakili oleh sebuah variabel, akan tetapi variabel
yang telah dibicarakan hanya mewakili sebuah obyek atau
individu atau argumen.
• Bagaimana representasi dapat dilakukan apabila terdapat
beberapa obyek?
• Atau dengan kata lain, bagaimana kuantitas dari sebuh
obyek dapat dinyatakan?
• Variabel dapat dikuantitaskan dengan dua cara, yaitu:
– Ukuran kuantitas universal , yang berarti untuk semua.
– Ukuran kuantitas eksistensial , yang berarti ada
beberapa.
Universal Quantifier (kuantor universal)
• Misalkan P adalah fungsi proposisi dengan
daerah asal (Domain) D.
• (x)P(x) : dibaca “untuk setiap x, P(x)”
• (x) merupakan kuantor universal, dan dibaca
“untuk setiap x” atau “untuk semua x”
• Pernyataan (x)P(x) bernilai BENAR jika berlaku
untuk semua x pada domain D.
• Pernyataan (x)P(x) bernilai SALAH jika berlaku
hanya pada sebagian x pada domain D.
Contoh Universal Quantifier
Contoh 1:
Misal P(x): x < 2.
Bagaimana nilai kebenaran dari (x)P(x) untuk
domain semua bilangan real?
Jawab:
P(x) tidak benar untuk setiap bilangan real x,
karena (misal) untuk x=3, maka P(x) SALAH.
Sehingga (x)P(x) bernilai SALAH.
Contoh Universal Quantifier
Contoh 2: Semua gajah mempunyai belalai
• G(x) = x adalah gajah
• B(x) = x adalah belalai
Bentuk logika predikat: (∀x)(G(x) → B(x))
Dibaca: untuk semua x, jika x seekor gajah, maka x
mempunyai belalai.

Contoh 3: Semua planet tata surya mengelilingi matahari


Ekspresi logika predikatnya:
(∀x)[planet_tata_surya(x) → mengelilingi(x, matahari)]
Dibaca: untuk semua x, jika x planet tata surya, maka x
mengelilingi matahari.
Existential Quantifier(kuantor eksistensial)
• Misalkan P adalah fungsi proposisi dengan
daerah asal (Domain) D.
• (x)P(x) dibaca “untuk beberapa x, P(x)”
• (x) merupakan kuantor eksistensial, dan dibaca
“untuk beberapa x”, “ada x”, “terdapat x”, atau
“paling sedikit ada satu x”
• Pernyataan (x)P(x) bernilai BENAR jika berlaku
untuk paling sedikit ada salah satu x dari domain
D.
• Pernyataan (x)P(x) bernilai SALAH jika tidak
ada yg berlaku dari domain D.
Contoh Existential Quantifier

Contoh 1:
Misal P(x): x > 3.
Bagaimana nilai kebenaran (x)P(x) pada domain
semua bilangan real?

Jawab:
P(x) bernilai benar untuk beberapa nilai x,
misal x = 4 dan x = 5.
Sehingga (x)P(x) bernilai BENAR dan
bernilai SALAH, misal x = 2 dan x = 3.
Contoh Existential Quantifier
Contoh 2: Ada bilangan prima yang bernilai genap.
• P(x) = bilangan prima
• G(x) = bernilai genap
Bentuk logika predikat: (∃x)(P(x)∧G(x))
Dibaca: ada x, x adalah bilangan prima dan x bernilai genap.

Contoh 3: Asteroid mengelilingi beberapa planet.


Ekspresi logika predikat:
(∃y)[planet(y) ∧ mengelilingi(Asteroid, y)]
Latihan Soal
1. Misalkan P(x) : x adalah bilangan prima
E(x) : x adalah bilangan genap
A(x) : x adalah bilangan ganjil
B(x,y) : x faktor y
Terjemahkan tiap-tiap simbol berikut kedalam pernyataan:
a. P(23)
b. E(2)  P(2)
c. (x) ( B(2,x) → E(x) )
d. (x) ( E(x)  B(x,6) )
e. (x) (  E(x) →  B(2,x) )
f. (x) [P(x) → (y) (E(y)  B(x,y))]
g. (x) [ E(x) → (y) (B(x,y) → E(y)) ]
h. (x) [A(x)  (y) (P(y) →  B(x,y))]
Latihan Soal
2. Nyatakan kalimat berikut dalam bentuk simbol-simbol.
a. Semua ikan hidup dalam air.
b. Hanya direktur yang mempunyai sekretaris pribadi.
c. Orang bali tidak semuanya bisa menari.
d. Tidak ada sesuatu pun di dalam rumah itu yang lolos dari
kebakaran.
e. Beberapa obat berbahaya, kecuali jika digunakan dalam
dosis yang tepat.
f. Setiap manusia akan sehat jika ia makan makanan yang
bergizi dan sering berolahraga.
Sifat-sifat Kuantor
Ingkaran dari kuantor: (de Morgan)
1.  (x) P(x)  (x)  P(x)
2.  (x) P(x)  ( x)  P(x)

Contoh:
1. Proposisi: Semua mahasiswa rajin belajar
Ingkaran: Beberapa mahasiswa tidak rajin belajar
2. Proposisi: Beberapa mahasiswa naik motor
Ingkaran: Semua mahasiswa tidak naik motor
Rule of Inference (RoI) pada
Logika Predikat
Specification Rule:
1. US Rule (Universal Specification)
(x) P(x)  P(a) , x = a
2. ES Rule (Existential Specification)
(x) P(x)  P(b) , x = b

Generalization Rule:
1. UG Rule (Universal Generalization)
P(a)  (x) P(x) , a  x
2. EG Rule (Existential Generalization)
P(b)  (x) P(x) , b  x
Contoh RoI pada Logika Predikat
1. Buktikan argumen tentang Socrates berikut valid.
S1: Semua laki-laki adalah makhluk hidup
S2: Socrates adalah seorang laki-laki
Kesimpulan: Socrates adalah makhluk hidup

No Pernyataan Nilai Alasan


Keb.
1 (x)[Laki-laki(x) → Makhluk_hidup(x)] True S1 is given
2 Laki-laki(Socrates) True S2 is given
3 Laki-laki(Socrates) → Makhluk_hidup(Socrates) True US (1),
x = Socrates
4 Makhluk_hidup(Socrates) True Modus Ponens
(2+3)
Terbukti Socrates adalah makhluk hidup
Contoh RoI pada Logika Predikat
2. Buktikan bahwa (x)[P(x) → Q(x)]  (x)[Q(x) → R(x)] 
(x)[P(x) → R(x)]
No Pernyataan Nilai Alasan
Kebenaran
1 (x)[P(x) → Q(x)]  (x)[Q(x) → R(x)] True Premise is given
2 (x)[P(x) → Q(x)] True Simplification (1)
3 (x)[Q(x) → R(x)] True Simplification (1)
4 P(a) → Q(a) True US (2), x = a
5 Q(a) → R(a) True US (3), x = a
6 P(a) → R(a) True Sylogisme (4+5)
7 (x)[P(x) → R(x)] True UG (6), a  x
Terbukti valid RoI
3. Buktikan bahwa premis berikut memiliki konklusi (x)[F(x) →  S(x)]
P1: (x)[F(x)  S(x)] → (y)[M(y) → W(y)]
P2: (y)[M(y)   W(y)]

No Pernyataan Nilai Alasan


Keb.
1 (y)[ M(y)   W(y) ] True P2 is given
2 (y)  [ M(y)  W(y) ] True Hukum De Morgan (1)
3 (y)  [ M(y) → W(y) ] True Hukum Implikasi (2)
4  (y) [ M(y) → W(y) ] True Hukum De Morgan (3)
5 (x)[ F(x)  S(x) ] → (y)[ M(y) → W(y) ] True P1 is given
6  (x)[ F(x)  S(x) ] True Modus Tollens (4 dan 5)
7 (x)  [ F(x)  S(x) ] True Hukum De Morgan (6)
8 (x) [ F(x)   S(x) ] True Hukum De Morgan (7)
9 (x) [ F(x) →  S(x) ] True Hukum Implikasi (8)
Terbukti Valid RoI
Indirect Method of Proof
• Metode dari sebuah pembuktian tidak langsung
(indirect method), berbeda dengan pembuktian
langsung yang selama ini kita kerjakan.
• Metode ini mengasumsikan bahwa negasi dari
konklusinya adalah benar. Negasi konklusi ini
yang akan digunakan sebagai sebuah premis
tambahan.
• Langkah selanjutnya diderivasikan dengan
premis-premis yang ada sedemikian hingga
terjadi kontradiksi.
• Apabila terjadi kontradiksi, maka dikatakan
ekspresi yang diberikan terbukti valid.
Indirect Method of Proof (2)
Kapan Indirect method digunakan?
• Apabila konklusi yang akan dibuktikan memiliki:
▪ jumlah variabel lebih banyak dari jumlah variabel pada
premis.
▪ jumlah kuantor lebih banyak dari jumlah kuantor pada
premis.
▪ konklusi memiliki ekspresi yang lebih panjang
daripada ekspresi pada premis.

Contoh : (Soal Indirect Method)


1. Buktikan bahwa (x)[P(x)  Q(x)]  (x) P(x)  (x) Q(x).
2. Buktikan bahwa (x)[H(x) → A(x)] 
(x) { (y) [ H(y)  N(x,y) ] → (y) [ A(y)  N(x,y) ] }.
Nomor 2 buat latihan!
Contoh Soal Indirect Method
Buktikan bahwa (x)[P(x)  Q(x)]  (x) P(x)  (x) Q(x).
No Pernyataan Nilai Keb. Alasan
1  [ (x) P(x)  (x) Q(x) ] True Premise is assumed
2  [ (x) P(x) ]   [ (x) Q(x) ] True Hukum De Morgan (1)
3  [ (x) P(x) ] True Simplification (2)
4 (x)  P(x) True Hukum De Morgan (3)
5  P(a) True ES (4), x = a
6  [ (x) Q(x) ] True Simplification (2)
7 (x)  Q(x) True Hukum De Morgan (6)
8  Q(a) True US (7), x = a
9  P(a)   Q(a) True Adjunction (5+8)
10  [ P(a)  Q(a) ] True Hukum De Morgan (9)
11 (x) [ P(x)  Q(x) ] True Premise is given
12 [ P(a)  Q(a) ] True US (11)
13  [ P(a)  Q(a) ]  [ P(a)  Q(a) ] True Adjunction (10+12)
14 RR [ R = P(a)  Q(a) ] True Contradiction
Latihan Soal
1. Selidiki kevalidan dari konklusi tentang fakta si Fulan berikut ini :
S1: Jika ada seorang pejabat yang terlibat korupsi, maka semua wartawan
menuliskan beritanya di surat kabar.
S2: Ada wartawan yang tidak menuliskan beritanya di surat kabar
S3: Si Fulan terlibat korupsi
Jadi, si Fulan bukan seorang pejabat.
2. Gunakan direct method, untuk membuktikan pernyataan ini memiliki
konklusi valid !
S1:  (x)  [ A(x) → B(x) ]
S2: (x) [ C(x) → B(x) ]
S3:  (x) B(x)
  (x) [ A(x)  C(x) ]
3. Gunakan indirect method, untuk membuktikan pernyataan ini memiliki
konklusi valid !
 (y) { P(y)  Q(y)  R(y) }  (y) P(y) → (y) [ Q(y) →  R(y) ]
Penutup

• Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai