KUANTOR
Disusun Oleh:
Dosen Pengampu
PENDIDIKAN MATEMATIKA
MEDAN
T. A 2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini
yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Kuantor”.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, kami
mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu kami yaitu Bapak “Dr. Mara Samin,
S.Ag, M.Ed” yang telah memberikan ide, dan dorongan serta masukan kepada kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin…
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………………......1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang…………………………………………………………………………………………….4
B. Rumusan
Masalah…………………………………………………………………..................4
C. Tujuan Penulisan 4
BAB II PEMBAHASAN
1. Kuantor
A. Fungsi Pernyataan………………..
……………………………………………………...5
B. Kuantor
Umum……………………………………………………………………………………..5
C. Kuantor
Eksistensial………………………………………………………………………...........6
D. Negasi Suatu Pernyataan yang mengandung
Kuantor………………………………………………………………………………..….6
E. Fungsi Pernyataan yang mengandung Lebih dari Satu Variabel 7
2. Validitas Pembuktian
A. Premis dan
Argumen.....................................................................................................8
B. Validitas Pembuktian (I)………………………………………………………..
……………………9-12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah bahwa logika, penalaran dan argumentasi
sangat sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, didalam mata pelajaran matematika
maupun mata pelajaran lainnya. Oleh karena itu logika sangat berguna bagi mahasiswa,
selain meningkatkan daya fikir terjadi saat menurunkan dan menarik kesimpulan dari
pernyataan yang diketahui benar dianggap benar, namun dapat di aplikasikan didalam
kehidupan nyata.
Tujuan pembelajaran matematika tentang logika pada dasarnya adalah agar
mahasiswa dapat menggunakan aturan-aturan dasar logika matematika untuk menarik suatu
kesimpulan. Adanya hal tersebut kompetensi yang hendak dicapai yaitu agar para mahasiswa
memiliki kemampuan dan keterampilan dalam hal mengembangkan dan memanfaatkan
logika yang dimiliki serta menambah pengetahuan tentang tentang pelajaran matematika
diskrit tepatnya kalimat berkuantor.
B. Rumusan Masalah
1. Apa fungsi pernyataan kuantor?
2. Apa operasi hitung kuantor?
3. Apa itu validitas pembuktian, premis, dan argumen?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa fungsi pernyataan kuantor.
2. Untuk mengetahui operasi hitung kuantor.
3. Untuk mengetahui apa itu validitas pembuktian, premis, dan argumen.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Kuantor adalah suatu istilah yang menyatakan “berapa banyak” dari suatu objek dalam suatu sistem.
Suatu kesimpulan dalam logika sering digambarkan menggunakan kuantor-kuantor sebagai berikut.
Pernyataan “Semua manusia adalah fana” dapat dinyatakan dengan “Untuk setiap obyek, obyek itu
fana”
Contoh :
1. p(x) = 1 + x > 5
p(x) akan merupakan fungsi pernyataan pada anggota himpunan bilangan asli, tetapi
bukan merupakan fungsi pernyataan pada K = himpunan bilangan kompleks.
2. Perhatikan yang berikut ini :
a. Jika p(x) = 1 + x > 5 didefinisikan pada A = himpunan bilangan asli, maka p(x)
bernilai benar untuk x = 5, 6, 7, . . .
b. Jika q(x) = x + 3 < 1 didefinisikan pada A = himpunan bilangan asli, tidak ada x yang
menyebabkan p(x) bernilai benar.
c. Jika r(x) = x + 3 > 1 didefinisikan pada A = himpunan bilangan asli, maka r(x)
bernilai benar untuk x = 1, 2, 3,
Dari contoh di atas terlihat bahwa fungsi pernyataan p(x) yang didefinisikan pada suatu
himpunan tertentu akan bernilai benar untuk semua anggota semesta pembicaraan,
beberapa anggota semesta pembicaraan, atau tidak ada anggota semesta pembicaraan
yang memenuhi.
Contoh :
1. p(x) = x tidak kekal
p(manusia) = Manusia tidak kekal maka ∀x, p(x) = ∀x ∈ {manusia}, p(x) = semua
manusia tidak kekal (Benar) Perhatikan bahwa p(x) merupakan kalimat terbuka (tidak
mempunyai nilai kebenaran). Tetapi ∀x p(x) merupakan pernyataan (mempunyai nilai
benar atau salah tetapi tidak kedua-duanya).
2. ∀x r(x) = ∀x (x + 3 > 1) pada A = {bilangan asli} bernilai benar.
5
3. ∀x q(x) = ∀x (x + 3 < 1) pada A = {bilangan asli} bernilai salah.
C. Kuantor Eksistensial
Simbol ∃ dibaca “ada” atau “untuk beberapa” atau “untuk paling sedikit satu” disebut
kuantor khusus. Jika p(x) adalah fungsi pernyataan pada himpunan tertentu A (himpunan A
adalah semesta pembicaraan) maka (∃x ∈ A) p(x) atau ∃x! p(x) atau ∃x p(x) adalah suatu
pernyataan yang dibaca “Ada x elemen A, sedemikian hingga p(x) merupakan pernyataan”
atau “Untuk beberapa x, p(x)”. Ada yang menggunakan simbol ∃! Untuk menyatakan “Ada
hanya satu”.
Contoh :
1. p(x) = x adalah wanita p(perwira ABRI) = Perwira ABRI adalah wanita ∃x p(x) = ∃x!
p(x) = ∃x ∈ {perwira ABRI}, p(x) = ada perwira ABRI adalah wanita (Benar)
2. ∃x p(x) = ∃x (x + 1 < 5) pada A = {bilangan asli} maka pernyataan itu bernilai benar.
3. ∃x r(x) = ∃x (3 + x > 1) pada A = {bilangan asli} maka pernyataan itu bernilai salah.
Contoh :
1. Diketahui P = {pria}, W = {wanita}. “x menikah dengan y” ≡ M(x,y) adalah fungsi
pernyataan pada P x W.
2. Diketahui A = {bilangan asli}. “2x – y – 5z < 10” ≡ K(x,y,z) adalah fungsi pernyataan
pada A x A x A.
6
Suatu fungsi pernyataan yang bagian depannya dibubuhi dengan kuantor untuk setiap
variabelnya, seperti contoh berikut ini :
Contoh :
Maka :
Contoh :
P = {Nyoman, Agus, Darman} dan
W = {Rita, Farida}, serta
p(x,y) = x adalah kakak y.
Jawab :
≡ ∃x ∈ P, ∀y ∈ W, ~ p(x,y)
“Tidak benar bahwa setiap anggota P adalah kakak dari paling sedikit satu anggota W”
7
VALIDITAS PEMBUKTIAN
Modus Ponen
Premis 1 : p ⇒ q
Premis 2 : p
Konklusi : q
Cara membacanya :
Apabila diketahui jika p maka q benar, dan p benar, disimpulkan q benar. (Notasi :
Ada yang menggunakan tanda ∴ untuk menyatakan konklusi, seperti p ⇒ q, p ∴ q)
Contoh :
Premis 1 : Jika saya belajar, maka saya lulus ujian (benar)
Premis 2 : Saya belajar (benar)
Konklusi : Saya lulus ujian (benar)
Baris pertama dari tabel kebenaran kondisional (implikasi) menunjukkan validitas dari
bentuk argumen modus ponen.
8
Modus Tolen :
Premis 1 : p ⇒ q
Premis 2 : ~ q
Konklusi : ~ p
Contoh :
Premis 1 : Jika hari hujan maka saya memakai jas hujan (benar)
Premis 2 : Saya tidak memakai jas hujan (benar)
Konklusi : Hari tidak hujan (benar)
Perhatikan bahwa jika p terjadi maka q terjadi, sehingga jika q tidak terjadi maka p tidak
terjadi.
Silogisma :
Premis 1 : p ⇒ q
Premis 2 : q ⇒ r
Konklusi : p ⇒ r
Contoh :
Premis 1 : Jika kamu benar, saya bersalah (B)
Premis 2 : Jika saya bersalah, saya minta maaf (B)
Konklusi : Jika kamu benar, saya minta maaf (B)
Silogisma Disjungtif
Premis 1 : p ∨ q
Premis 2 : ~ q
Konklusi : p Jika ada kemungkinan bahwa kedua pernyataan p dan q dapat
Premis 1 : p ∨ q
Premis 2 : q
Konklusi : ~ p
Tetapi jika ada kemungkinan kedua pernyataan p dan q tidak sekaligus bernilai benar
(disjungsi eksklusif), maka sillogisma disjungtif di atas adalah valid.
Contoh :
1. Premis 1 : Pengalaman ini berbahaya atau membosankan (B)
Premis 2 : Pengalaman ini tidak berbahaya (B)
Konklusi : Pengalaman ini membosankan (B)
2. Premis 1 : Air ini panas atau dingin (B)
Premis 2 : Air ini panas (B)
Konklusi : Air ini tidak dingin (B)
9
3. Premis 1 : Obyeknya berwarna merah atau sepatu
Premis 2 : Obyek ini berwarna merah
Konklusi : Obyeknya bukan sepatu (tidak valid)
Konjungsi
Premis 1 : p
Premis 2 : q
Konklusi : p ∧ q
Tambahan (Addition)
Premis 1 : p
Konklusi : p ∨ q
Artinya:
p benar, maka p ∨ q benar (tidak peduli nilai benar atau nilai salah yang dimiliki q).
Dua bentuk argumen valid yang lain adalah Dilema Konstruktif dan Dilema
Destruktif.
Dilema Konstruktif
Premis 1 : (p ⇒ q) ∧ (r ⇒ s)
Premis 2 : p ∨ r
Konklusi : q ∨ s
Dilema konstruktif ini merupakan kombinasi dua argumen modus ponen (periksa
argumen modus ponen).
Contoh :
Premis 1 : Jika hari hujan, aku akan tinggal di rumah; tetapi jika pacar datang,
aku pergi berbelanja.
Dilema Destruktif :
10
Premis 1 : (p ⇒ q) ∧ (r ⇒ s)
Premis 2 : ~ q ∨ ~ s
Konklusi : ~ p ∨ ~ r
Dilema destruktif ini merupakan kombinasi dari dua argumen modus tolens
Contoh :
Premis 1 : Jika aku memberikan pengakuan, aku akan digantung; dan jika aku
tutup mulut, aku akan ditembak mati.
Konklusi : Aku tidak akan memberikan pengakuan, atau tidak akan tutup mulut.
Berdasarkan pemikiran ini, jika premis-premis dalam suatu argumen yang valid
membawa ke konklusi yang bernilai salah, maka paling sedikit ada satu premis yang
bernilai salah
Cara pembuktian ini disebut pembuktian tidak langsung atau pembuktian dengan
kontradiksi atau reductio ad absurdum.
Contoh :
Buktikan bahwa “Chairil Anwar tidak hidup kekal” (premis 3) dengan melakukan
pembuktian tidak langsung.
Bukti :
Kita misalkan bahwa : Chairil Anwar hidup kekal (premis 4) (dan kita anggap bernilai
benar).
11
kebenarannya.
Oleh karena itu premis 5 ini pasti bernilai salah.
Karena premis 5 bernilai salah maka premis 4 juga bernilai salah. Sebab itu premis 3
bernilai benar.
Jadi terbukti bahwa “Chairil Anwar tidak hidup kekal”.
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Kuantor adalah suatu istilah yang menyatakan “berapa banyak” dari suatu objek dalam suatu
sistem. Suatu kesimpulan dalam logika sering digambarkan menggunakan kuantor-kuantor sebagai
berikut. Pernyataan “Semua manusia adalah fana” dapat dinyatakan dengan “Untuk setiap obyek,
obyek itu fana”.
12
Kuantor umum (kuantor universal)
Kuantor khusus( kuantor eksistensial)
Saran
Kami menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan ejaan, serta
penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih kurang adalah diantara
kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritik membangun sangat kami
butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.Dan semoga makalah ini dapat memberi kita
sedikit ilmu yg bermanfaat amin ya rabbal alamin
DAFTAR PUSTAKA
13