Disusun oleh:
Penyelesaian/solusi
Penyelesaian/solusi
SPTV
SPLDV
Substitusi
Grafik
Eliminasi-
Substitusi substitusi
Eliminasi Eliminasi
Gauss-jordan
Eliminasi-
substitusi
Sistem Persamaan Linier
0 4 (0,4)
1 0 (1,0)
2 -4 (2,-4)
3 -8 (3,-8)
x, 4 4x x Bilangan Real
Khusus untuk x Bilangan Cacah , diperoleh:
HP =
0, 4 , (1, 0), (2, 4), (3, 8),....
Ilustrasikan persamaan pada koordinat kartesius berupa garis lurus,
seperti terlihat pada gambar disamping:
a1 , b1 , c1 , a2 , b2 , dan c2
Dengan Merupakan konstanta real.
Diliat dari bentuk untuk, SPLDV mempunyai dua bentuk, yaitu :
a. SPLDV homogen
c 0 dan c2 0, maka system persamaan di atas disebut system
Jika 1
persamaan linear yang homogen dan mempunyai bentuk :
a1 x b1 y 0
a2 x b2 y 0
a , b , a , dan b2
Dengan 1 1 2 Merupakan konstanta real.
Bentuk-bentuk SPLDV homogen yang akan kita jumpai, seperti :
(i) (ii)
3x 2 y 0 x 3y 0
3x y 0 x 2y 0
b. SPLDV tak homogen
c 0 atau c2 0
Jika 1 , maka system persamaan linear di atas disebut
system persamaan linear yang tak homogen dan mempunyai bentuk :
a1 x b1 y c1
a2 x b2 y c2
a , b , c , a , b , dan c2
Dengan 1 1 1 2 2 Merupakan konstanta real.
Bentuk-bentuk SPLDV tak homogen yang akan kita jumpai, seperti :
(i) (ii)
3x 2 y 1 x 2 y 1
x y 0 x 3y 2
1.1 Penyelesaian/Solusi SPLDV
Pasangan x x0 dan y y0 , yaitu ( x0 , y0 ) yang memenuhi SPLDV
di atas disebut penyelesaian atau solusi ataupun jawab dari SPLDV dan
himpunan penyelesaian HP = 0 0 .
(x , y )
Untuk selanjutnya dalam bab ini kita hanya membahas system
persamaan linier yang tak homogen.
Ada beberapa jenis penyelesaian system persamaan linier dua variabel,
hal ini dapat ditinjau sari hubungan antara a1 , b1 , c1 , a2 , b2 , dan c2 dari
system persamaan linier dengan dua variabel:
a1 x b1 y c1
a2 x b2 y c2
Beberapa jenis penyelesaian tersebut dapat dibedakan menjadi 3
kelompok, yaitu:
a1 b1
a. Jika a2 b2 dengan a2 0 dan b2 0 , maka system persamaan
linier ini mempunyai tepat satu pasang anggota dalam himpunan
penyelesaiannya. Dalam hal ini grafik persamaan 1
ax by1 c1
berpotongan grafik 2
ax by2 c2 . Sistem persamaan linier ini
dikatakan konsisten (bergantung linier).
a1 b1 c1
a 0 b2 0
b. a2 b2 c2 dengan 2 , , dan c2 0 , maka system
persamaan linier ini tidak mempunyai anggota dalam himpunan
penyelesaiannya. Sering dikatakan himpunan system penyelesaian
system persamaan ini adalah himpunan kosong yang ditulis dengan
atau . Dalam hal ini grafik ax1 by1 c1 sejajar dengan grafik
ax2 by2 c2 dan system persamaan ini dikatakan tidak konsisten.
a1 b1 c1
a 0 b2 0
c. Jika a2 b2 c2 dengan 2 , , dan c2 0 , maka system
persamaan linier ini mempunyai tak terhingga banyaknya
ax by1 c1
penyelesaian. Dalam hal ini grafik 1 berimpit dengan
ax by2 c2 (a x b1 y c1 ) k (a2 x b2 y c2 ) 0
grafik 2 atau 1 ,
k R , dan system persamaan ini dikatakan sangat konsisten
(bergantung linier).
Secara geometri ketiga kelompok system persamaan linier ini dapat
diperlihatkan seperti pada Gambar berikut ini
Pembahasan :
Untuk menggambar masing-masing persamaan di atas, dapat
kita bentuk tabel berikut ini.
2x y 6 3x y 4
x x x x
-2 -2 -2 10
-1 -1 -1 7
0 0 0 4
1 1 1 1
2 2 2 -2
3 3 3 -5
x y x y
-5 6,75 -5 6
-4 6 -4 6
-3 5,25 -3 6
-2 4,5 -2 6
-1 3,75 -1 6
0 3 0 6
1 2,25 1 6
2 1,5 2 6
3 0,75 3 6
Titik persekutuan (-4,6)
4x 2 y 8
b. x 3
Perhatikan tabel di bawah.
4x 2 y 8 x 0y 3
x y x y
-2 -8 3 -3
-1 -6 3 -2
0 -4 3 -1
1 -2 3 0
2 0 3 1
3 2 3 2
3 2 3 2
Titik persekutuan: (3,2)
Contoh
Diketahui jumlah dua bilangan adalah 38, sedangkan selisih dua bilangan itu
12. Ytentukan bilangan-bilangan tersebut dengan metode grafik yang
menggunkan intersep.
Pembahasan :
Intersep y
x y 38 y x 12
0 y 38 y 0 12
y 38 y 12
(0,38) (0,-12)
Dari grafik tersebut terlihat bahawa titik persekutuan (titik potong) antara
kedua garis adalah (13,25). Hal ini diperoleh dengan melihat angka pada
perpotongan kedua sumbu dan permainan skala yang akurat. Memang
dalam penyelesaian dengan grafik ini terasa kurang akurat, apalagi jika
djumpai angka yang sangat besar. Oleh karena itu, dikembangkan metode-
metode lain untuj menyelesaikan sistem persamaan dua variabel yang
berdasarkan pada perhitungan aljabarnya.
Pembahasan:
eliminasi variabel y, untuk menentukan nilai x
2 x 3 y 8 .1 2 x 3 y 8
3x y 5 .3 9 x 3 y 15
7 x 7
7
x
7
x 1
eliminasi variabel x untuk menentukan nilai y
2 x 3 y 8 .3 6 x 9 y 24
3x y 5 .2 6 x 2 y 10
7 y 14
14
y
7
y2
x9 5
y9 6
6( x 9) 5( y 9)
6 x 54 5 y 45
6 x 5 y 45 54
6 x 5 y 9
5 x 3 y 10 .5 25 x 15 y 50
6 x 5 y 9 .3 18 x 15 y 27
7 x 77
77
x
7
x 11
Untuk menentukan nilai y eliminasikan x :
5 x 3 y 10 .6 30 x 18 y 60
6 x 5 y 9 .5 30 x 25 y 45
7 x 105
105
x
7
x 15
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah (11,15)
d. Metode eliminasi-sustitusi
1. Selesaikan system persamaan berikut dengan metode eliminasi-
substitusi.
4 x 5 y 850
7 x 4 y 300
Pembahasan :
Proses eliminasi
Untuk menentukan nilai x , kita mengeliminasi y .
19 x 1900
1900
x 100
19
Proses Substitusi
y 60
Proses Substitusi
Untuk menentukan nilai x , kita substitusikan nilai
y 60 ke salah satu persamaan diatas. Misalkan yang
dipilih:
1 1
x y 1
2 3
1 1
x (60) 1
2 3
1
x 20 1
2
1
x 21
2
x 42
Pembahasan :
Sistem persamaan yang terbentuk:
0,8h x 0,3
0, 4h x 1,8
Untuk menentukan nilai h dan x , kita gunakan metode
eliminasi-substitusi.
Proses Eliminasi
Untuk menentukan nilai h kita mengeliminasi x .
0,8h x 0,3
0, 4h x 1,8 +
1, 2h 2,1
2,1
h 1, 75
1, 2
Proses Substitusi
Untuk menentukan nilai x , kita substitusikan nilai
h 1, 75 ke salah satu persamaan kedua atau hokum
permintaan, maka diperoleh:
0, 4h x 1,8
0, 4.1, 75 x 1,8
0, 7 x 1,8
x 1,8 0, 7 1,1
Persamaan dan sistem persamaan linear dua variabel sudah di bahas pada
subbab sebelumnya. Saat ini kita akan perdalam kajian, pemahaman, dan
jangkauan pemikiran tentang konsep sistem persamaan linear dari apa yang
kamu sudah pelajari sebelumnya. Pola pikir dan cara belajar yang dituntut
dalam mempelajari materi ini adalah upayamu untuk menemukan ide-ide,
berpikir kritis dan kreatif dalam mencari strategi penyelesaian masalah dan
mengungkapkannya, serta berdiskusi dengan teman, mengajukan pertanyaan
kepada guru dan teman kelompok.
Pak Panjaitan memiliki dua hektar sawah yang ditanami padi dan sudah
saatnya diberi pupuk. Ada tiga (3) jenis pupuk yang harus disediakan, yaitu
Urea, SS, TSP. Ketiga jenis pupuk inilah yang harus digunakan para petani
agar hasil panen padi maksimal.
Harga tiap-tiap karung pupuk berturut-turut adalah Rp75.000,00;
Rp120.000,00; dan Rp150.000,00. Pak Panjaitan membutuhkan sebanyak 40
karung untuk sawah yang ditanami padi.
Pemakaian pupuk Urea 2 kali banyaknya dari pupuk SS. Sementara dana
yang disediakan Pak Panjaitan untuk membeli pupuk adalah Rp4.020.000,00.
Berapa karung untuk setiap jenis pupuk yang harus dibeli Pak Panjaitan?
Menurut kamu, kira-kira apa tujuan masalah ini dipecahkan? Strategi apa
yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut? Jika kamu
mengalami kesulitan silakan berdiskusi dengan teman atau bertanya kepada
guru. Sebagai arahan/petunjuk pengerjaan masalah, ikuti pertanyaan-
pertanyaan berikut.
Penyelesaian :
Diketahui: - Tiga jenis pupuk yaitu Urea, SS, TSP. Harga per karung
setiap jenis pupuk Rp75.000,00; Rp120.000,00; dan
Rp150.000,00.
Banyaknya pupuk (karung) yang diperlukan untuk tiap-tiap jenis pupuk yang
harus dibeli Pak Panjaitan.
Misalkan: x adalah banyak jenis pupuk Urea yang dibutuhkan (karung)
y adalah banyak jenis pupuk SS yang dibutuhkan (karung)
z adalah banyak jenis pupuk TSP yang dibutuhkan (karung)
x = 2y
Langkah 1
x = 2y dan x + y + z = 40 ⇒ 2y + y + z = 40
3y + z = 40
3y + z = 40 (2.4
Langkah 2
18y = 198
22 + 11 + z = 40
z = 40 – 33 = 7
Jadi, nilai x = 22, y = 11, dan z = 7 atau banyak pupuk yang harus dibeli Pak
Panjaitan dengan uang yang tersedia adalah 22 karung Urea, 11 karung SS,
dan 7 karung pupuk TSP.
Definisi Sistem Persamaan Liner Tiga Variabel
Dengan a, b, c, d, e, f, g, h, i, j, k, dan l atau a1, b1, c1, d1, a2, b2, c2, d2, a3,
b3, c3, dan d3 adalah bilangan-bilangan real.
Keterangan:
Sebuah persamaan disebut sebagai sistem persamaan linear tiga variabel jika
persamaan tersebut mempunyai karakteristik seperti berikut ini:
Memuat tiga komponen atau unsur yang selalu berhubungan dengan sistem
persamaan linear tiga variabel.
Ketiga komponen tersebut yaitu: suku, variabel, koefisien dan konstanta.
Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing komponen SPLTV
tersebut.
1. Suku
Suku merupakan sebuah bagian dari suatu bentuk aljabar yang terdiri atas
variabel, koefisien dan konstanta. Setiap suku dipisahkan dengan
menggunakan tanda baca penjumlahan maupun pengurangan.
Contoh:
2. Variabel
Variabel merupakan peubah atau pengganti dari suatu bilangan yang pada
umumnya dilambangkan dengan pemakaian huruf seperti x, y dan z.
Contoh:
Yulisa mempunyai 2 buah apel, 5 buah mangga dan 6 buah jeruk. Apabila
kita tulis dalam bentuk persamaan maka:
3. Koefisien
Contoh:
Gilang mempunyai 2 buah apel, 5 buah mangga dan 6 buah jeruk. Apabila
kita tuliskan ke dalam bentuk persamaan maka:
4. Konstanta
Konstanta merupakan sebuah bilangan yang tidak diikuti dengan variabel,
sehingga akan mempunyai nilai yang tetap atau konstan untuk berapa pun
nilai variabel atau peubahnya.
Contoh:
1 1 1
2
Sebab persamaan x y z bukan persamaan linear. Jika persamaan
1 1 1
2
x y z
x + 0y + 0z = –2
0x + y + 0z = 5
2x – 3y – z = 8
Berikut akan kami berikan ulasan dari metode subtitusi, eliminasi dan
gabungan pada sistem persamaan linear tiga variabel (SPLTV)
1. Metode Subtitusi
Tahap 1:
Pilihlah salah satu persamaan yang paling sederhana, lalu nyatakan x sebagai
fungsi y dan z, atau y sebagai fungsi x dan z, atau z sebagai fungsi x dan y.
Tahap 2:
Tahap 3:
Soal 1.
x – 2y + z = 6
3x + y – 2z = 4
7x – 6y – z = 10
Jawab:
⇒ x – 2y + z = 6
⇒ x = 2y – z + 6
⇒ 3x + y – 2z = 4
⇒ 3(2y – z + 6) + y – 2z = 4
⇒ 6y – 3z + 18 + y – 2z = 4
⇒ 7y – 5z + 18 = 4
⇒ 7y – 5z = 4 – 18
⇒ 7x – 6y – z = 10
⇒ 7(2y – z + 6) – 6y – z = 10
⇒ 14y – 7z + 42 – 6y – z = 10
⇒ 8y – 8z + 42 = 10
⇒ 8y – 8z = 10 – 42
⇒ 8y – 8z = –32
7y – 5z = –14
y – z = –4
⇒ y – z = –4
⇒y=z–4
⇒ 7y – 5z = –14
⇒ 7(z – 4) – 5z = –14
⇒ 7z – 28 – 5z = –14
⇒ 2z = –14 + 28
⇒ 2z = 14
⇒ z = 14/2
⇒z=7
⇒ y – z = –4
⇒ y – 7 = –4
⇒ y = –4 + 7
⇒y=3
⇒ x – 2y + z = 6
⇒ x – 2(3) + 7 = 6
⇒x–6+7=6
⇒x+1=6
⇒x=6–1
⇒x=5
Dengan begitu, kita dapatkan x = 5, y = 3 dan z = 7. Sehingga himpunan
penyelesaian dari SPLTV soal tersebut yaitu {(5, 3, 7)}.
Persamaan I:
⇒ x – 2y + z = 6
⇒ 5 – 2(3) + 7 = 6
⇒5–6+7=6
⇒ 6 = 6 (benar)
Persamaan II:
⇒ 3x + y – 2z = 4
⇒ 3(5) + 3 – 2(7) = 4
⇒ 15 + 3 – 14 = 4
⇒ 4 = 4 (benar)
Persamaan III:
⇒ 7x – 6y – z = 10
⇒ 7(5) – 6(3) – 7 = 10
⇒ 35 – 18 – 7 = 10
⇒ 10 = 10 (benar)
Dari data di atas, maka dapat dipastikan bahwa nilai x, y dan z yang kita
dapatkan telah benar serta telah memenuhi sistem persamaan linear tiga
variabel yang ditanyakan.
2. Metode Eliminasi
Tahap 1:
Tahap 2:
Hilangkan atau eliminasi salah satu peubah (contohnya x) sehingga akan kita
dapatkan SPLDV.
Tahap 3:
Hilangkan atau eliminasi salah satu peubah SPLDV (contohnya y) sehingga
akan kita dapatkan salah satu peubah.
Tahap 4:
Tahap 5:
Soal 1.
x + 3y + 2z = 16
2x + 4y – 2z = 12
x + y + 4z = 20
Jawab:
Langkah awal yang kita lakukan adalah menentukan variabel mana yang
akan dieliminasi terlebih dulu.
Dari ketiga SPLTV di atas, kita ketahui variabel yang paling sederhana yaitu
x sehingga kita akan mengeliminasi x terlebih dulu.
x + 3y + 2z = 16 → koefisien x = 1
2x + 4y – 2z = 12 → koefisien x = 2
x + y + 4z = 20 → koefisien x = 1
Supaya ketiga koefisien x sama, maka akan kita kalikan persamaan pertama
dan persamaan III dengan 2 sementara persamaan II kita kalikan 1. Berikut
caranya:
x + 3y + 2z = 16 |x2| → 2x + 6y + 4z = 32
2x + 4y – 2z = 12 |x1| → 2x + 4y – 2z = 12
x + y + 4z = 20 |x2| → 2x + 2y + 8z = 40
Sesudah koefisien x ketiga persamaan telah sama, selanjutnya langsung saja
kita kurangkan atau jumlahkan persamaan pertama dengan persamaan kedua
dan persamaan kedua dengan persamaan ketiga sedemikian rupa sampai
variabel x hilang. Berikut caranya:
2x + 6y + 4z = 32
2x + 4y – 2z = 12
__________ –
2y + 6z = 20
2x + 4y – 2z = 12
2x + 2y + 8z = 40
__________ –
2y – 10z = -28
2y + 6z = 20
2y – 10z = –28
2y + 6z = 20 → koefisien z = 6
2y – 10z = –28 → koefisien z = –10
Supaya kedua koefisien z sama, maka persamaan pertama akan kita kalian
dengan 5 sementara untuk persamaan kedua kita kali dengan 3.
2y + 6z = 20
2y – 10z = -28
__________ _
16z = 48
z = 3
⇒ x + y + 4z = 20
⇒ x + 1 + 4(3) = 20
⇒ x + 1 + 12 = 20
⇒ x + 13 = 20
⇒ x = 20 – 13
⇒x=7
Dan kali ini, kita akan mencoba metode gabungan atau campuran dengan 2
teknik yakni:
Soal 1.
x + 3y + 2z = 16
2x + 4y – 2z = 12
x + y + 4z = 20
Jawab:
⇒ x + y + 4z = 20
⇒ x + 3y + 2z = 16
⇒ (20 – y – 4z) + 3y + 2z = 16
⇒ 2y – 2z + 20 = 16
⇒ 2y – 2z = 16 – 20
⇒ 2y – 2z = –4
⇒ 2x + 4y – 2z = 12
⇒ 2(20 – y – 4z) + 4y – 2z = 12
⇒ 40 – 2y – 8z + 4y – 2z = 12
⇒ 2y – 10z + 40 = 12
⇒ 2y – 10z = 12 – 40
Dari persamaan (2) serta persamaan (3) kita dapatkan SPLDV y dan z seperti
berikut ini:
y – z = –2
2y – 10z = –28
y – z = -2 |×2| → 2y – 2z = -4
⇒ x + 3y + 2z = 16
⇒ x + 3(1) + 2(3) = 16
⇒ x + 3 + 6 = 16
⇒ x + 9 = 16
⇒ x = 16 – 9
⇒x=7
Contoh soal :
Jumlah tiga bilangan sama dengan 45. Bilangan pertama ditambah 4 sama
dengan bilangan kedua, dan bilangan ketiga dikurangi 17 sama dengan
bilangan pertama. Tentukan masing-masing bilangan tersebut.
Penyelesaian :
Misalkan
x = bilangan pertama
y = bilangan kedua
z = bilangan ketiga
x + y + z = 45 (2.16)
x+4 =y (2.17)
z – 17 =x (2.18)
Ditanyakan:
Bilangan x, y, dan z.
Kamu dapat melakukan proses eliminasi pada persamaan (2.16) dan (2.17),
sehingga diperoleh
x + y + z = 45
x–y = –4
2x + z = 41
Diperoleh persamaan baru, 2x + z = 41 (2.19)
x–z = –17
2x + z = 41
3x = 24
24
dengan a1, a2, a3, b1, b2, b3, c1, c2, c3, d1, d2, d3, x, y, dan z∈R, dan a1, b1, dan
c1 tidak ketiganya 0 dan a2, b2, dan c2 tidak ketiganya 0 dan a3, b3, dan c3 tidak
ketiganya 0.
Langkah 1
Langkah 2
Eliminasi variabel x dari Persamaan (2.12) dan Persamaan (2.14) menjadi
Langkah 3
Dari hasil perkalian koefisien variabel y pada (2.20) terhadap (2.21) dan
hasil perkalian koefisien variabel z pada (2.21) terhadap (2.20), maka
diperoleh
d1 b1 c1 d1 b1 d1 b1 c1 d1 b1
d 2 b2 c 2 d 2 b2 d 2 b2 c2 d 2 b2
d3 b3 c3 d3 b3 d3 b3 c3 d3 b3
x y
a1 b1 c1 a1 b1 a1 b1 c1 a1 b1
a2 b2 c 2 a2 b2 a2 b2 c2 a2 b2
a3 b3 c3 a3 b3 a3 b3 c3 a3 b3
Contoh Soal
Diperoleh sebuah sistem persamaan linear tiga variabel sebagai berikut.!
x + y + z = 40
x = 2y
a1 = 1 a2 = 1 a3 = 75
b1 = 1 b2 = –2 b3 = 120
c1 = 1 c2 = 0 c3 = 150
d1 = 40 d2 = 0 d3 = 4.020
Oleh karena itu, nilai x, y, dan z ditentukan sebagai berikut.
40 1 1 40 1
0 2 0 0 2
4.020 120 150 4.020 120 (8.040 0 0) (12.000 0 0)
x
1 1 1 1 1 (150 0 150) (300 0 120)
1 0 20 1 2
75 120 150 75 120
8.040 12.000 3.960
22
300 120 180
1 40 1 1 40
1 0 0 1 0
75 4.020 150 75 4.020 (0 0 6.000) (0 0 4.020)
y
1 1 1 1 1 180
1 2 0 1 2
75 120 150 75 120
6.000 4.020 1.980
11
180 180
1 1 40 1 1
1 0 0 1 -2
75 120 4.020 75 120 (6.000 0 4.020) (8.040 4.800)
z
1 1 1 1 1 180
1 2 0 1 2
75 120 150 75 120
1.980 3.240 1.260
7
180 180
Grafik penyelesaian dari pertidaksamaan linear dua variabel berupa bidang arsiran yang
dibatasi oleh garis pembatas ax by c yang berbentuk garis lurus. Lukisan daerah dari
pertidaksamaan di atas mengikuti aturan berikut:
i. Pertidakasamaan yang memuat lambing > atau <, kurva pembatasnya digambarkan
dengan garis patah-patah
ii. Pertidakasamaan yang memuat lambing atau , kurva pembatasnya digambarkan
dengan garis penuh
Untuk membuat garfik atau lukisan daerah penyelesaian dari pertidaksamaan linear dua
variabel, perhatikan beberapa contoh berikut.
Contoh 1.
Lukislah daerah penyelesaian PtLDV berikut.
a. y x 1 c.y x 2
b. y 2 x 3 d.y 2 x 1
Pembahasan :
a. y x 1
Untuk masalah ini, kita akan membuat garis pembatas yang disajikan pada tabel berikut.
Garis pembatas: y x 1
x y
-2 -1
-1 0
0 1
1 2
2 3
Garis pembatas:
y 2x 3
x y
-2 -7
-1 -5
0 -3
1 -1
2 1
Prosedur melukis daerah himpunan penyelesaian:
Koefisien y → (+)
Tanda → (-)
Hasil kali → (+) x (-) = (-)
Daerah arsiran : dibawah garis pembatas
Garis pembatas:
y x2
x y
-2 -4
-1 -3
0 -2
1 -1
2 0
Prosedur melukis daerah himpunan penyelesaian:
Koefisien y → (+)
Tanda > → (-)
Hasil kali → (+) x (+) = (+)
Daerah arsiran : dibawah garis pembatas
d. y 2 x 1
Garis pembatas:
y 2x 1
x y
-2 -4
-1 -3
0 -2
1 -1
2 0
Prosedur melukis daerah himpunan penyelesaian:
Koefisien y → (+)
Tanda → (-)
Hasil kali → (+) x (+) = (+)
Daerah arsiran : dibawah garis pembatas
: ax by cxy dy e 0
2 2
Kurva
Contoh
1. Lukislah DHP dari sistem pertidaksamaan garis parabolanya berikut :
y x2 (parabola)
y x 2 (garis)
Pembahasan :
Kurva pembatas: y x
2
x y
Garis pembatas:
-2 4 y x2
-1 1 x y
0 0 -2 0
1 1 -1 1
2 4 0 2
1 3
Penentuan titik potong 2 4
Penentuan titik potong dapat dilakukan
dengan menggunakan SPLKDV seperti berikut.
y x2
y x2
x2 x 2
x2 x 2 0
( x 2)( x 1) 0
x 2 0 atau x 1 0
x 2 atau x 1
x 1 y (1) 2 1 (1,1)
x 2 y 22 4 (2, 4)
Penetapan daerah himpunan penyelesaian (DHP)
y x 2 ()() ()(diatas kurva y x 2 )
Sketsa DHP
Daerah himpunan penyelesaian dari sistempertidaksamaan tersebut disajikan pada
gambar disamping.
Pelukan sketsa DHP SPtLKDV ini berguna saat kita membahas aplikasi
integral tertentu pada perhitungan luas dan volume benda putar yang akan
dipelajari di kelas berikutnya.
2. Lukislah DHP dan SPtLKDV yang pembatasnya berbentuk garis lurus dan parabola
berikut.
5 x y 6 (garis lurus)
y x2 (parabola)
Pembahasan :
5 x y 6 y 5 x 6 (garis pembatas = garis lurus tebal)
y x y x
2 2
(garis pembatas = parabola tebal)
Garis pembatas : y 5 x 6
x y (x,y)
-2 4 (-2,4)
-1 -1 (-1,-1)
0 -6 (0,-6)
1 -11 (1,-11)
2 -16 (2,-16)
6 -36 (6,-36)
Kurva pembatas : y x
2
x y (x,y)
-2 4 (-2,4)
-1 -1 (-1,-1)
0 -6 (0,-6)
1 -11 (1,-11)
2 -16 (2,-16)
6 -36 (6,-36)
Penetapan DHP
5 x y 6 ().() () (diatas garis : 5 x 6 6)