Anda di halaman 1dari 39

SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

(SPLDV), SISTEM PERSAMAAN LINIER TIGA


VARIABEL (SPLTV), DAN SISTEM
PERTIDAKSAMAANNYA.
Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Kajian Matematika SMA
Dosen Pengampu: Titis Sunanti, M.Si

Disusun oleh:

Kelompok 3/Kelas 5A1

Kharisma Safitri Nur Indahsari (17144100006)


Dwi Susilowati (17144100007)
Sanjaya Sukma Restu Fauzi (17144100014)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2019
PETA KONSEP SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DAN
TIGA VARIABEL

Sistem Persamaan Linier

Sistem Persamaan Linier Dua Sistem Persamaan Linier Tiga


Variabel Variabel

Persamaan Linier Tiga


Persamaan Linier Dua Variabel
Variabel

Penyelesaian/solusi
Penyelesaian/solusi
SPTV
SPLDV

Substitusi
Grafik

Eliminasi-
Substitusi substitusi

Eliminasi Eliminasi
Gauss-jordan

Eliminasi-
substitusi
Sistem Persamaan Linier

Pernahkah kalian mendengar rangkaian listrik pada mata


pelajaran fisika di SMP? Tentu iya bukan, dalam rangkaian listrik
tersebut kita sering dihadapkan pada persoalan perhitungan besar
kuat arus listrik. Persoalan ini Merupakan aplikasi dari system
persamaan linier dengan tiga variabel (SPTV).
Dalam membahas SPLTV, kita memerlukan materi
pendukung SPLDV yang telah dipelajari tingkat SMP/MTs. Oleh
karena itu dalam makalah ini akan dibahas keduanya. Simak
pembahasan dibawah ini.

A. Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)


Sebelum memasuki materi Sistem persamaan linier dua variabel,
simaklah penjelasan mengenai persamaan linier dua variabel.

Persamaan Linier Dua Variabel memiliki bentuk umum

Dengan , dan adalah bilangan real dan

Pasangan bilangan ( ,  ) Merupakan pasangan yang


memenuhi persamaan linier diatas, sehingga a  b  c . Pasangan
tersebut disebut penyelesaian atau jawaban dari persamaan linier
tersebut.

Penyelesaian dari persamaan ax  by  c dapat kita peroleh


dengan memberi nilai secara sembarang terhadap salah satu
variabelnya kemudian menentukan variabel lainnya. Himpunan
( ,  ) disebut himpunan penyelesaian persamaan ax  by  c dan
selanjutnya ditulis dengan HP.
Contoh :

Tentukan himpunan penyelesaian persamaan 4 x  y  4 .


Pembahasan :

Untuk x  0 , maka 4.0  y  4  y  4  (0, 4)

Untuk x  1 , maka 4.1  y  4  y  0  (1, 0)

Untuk x  2 , maka 4.2  y  4  y  4  (2, 4)

Untuk x  3 , maka 4.3  y  4  y  8  (3, 8)


Dan seterusnya.
Uraian ini dapat dituliskan dalam tabel berikut.
4x  y  4
x y ( x, y )

0 4 (0,4)
1 0 (1,0)
2 -4 (2,-4)
3 -8 (3,-8)

Himpunan penyelesaian persamaan 4 x  y  4 dapat ditulis secara


umum sebagai:

 x, 4  4x  x  Bilangan Real
Khusus untuk x  Bilangan Cacah , diperoleh:

HP =
 0, 4 , (1, 0), (2, 4), (3, 8),....
Ilustrasikan persamaan pada koordinat kartesius berupa garis lurus,
seperti terlihat pada gambar disamping:

Simaklah pembahasan mengenai system persamaan linier dua


variabel berikut. System persamaan linier dua variabel memiliki bentuk
umum sebagai berikut:
a1 x  b1 y  c1
a2 x  b2 y  c2

a1 , b1 , c1 , a2 , b2 , dan c2
Dengan Merupakan konstanta real.
Diliat dari bentuk untuk, SPLDV mempunyai dua bentuk, yaitu :
a. SPLDV homogen
c  0 dan c2  0, maka system persamaan di atas disebut system
Jika 1
persamaan linear yang homogen dan mempunyai bentuk :
a1 x  b1 y  0
a2 x  b2 y  0
a , b , a , dan b2
Dengan 1 1 2 Merupakan konstanta real.
Bentuk-bentuk SPLDV homogen yang akan kita jumpai, seperti :
(i) (ii)
3x  2 y  0 x  3y  0
3x  y  0 x  2y  0
b. SPLDV tak homogen
c  0 atau c2  0
Jika 1 , maka system persamaan linear di atas disebut
system persamaan linear yang tak homogen dan mempunyai bentuk :
a1 x  b1 y  c1
a2 x  b2 y  c2
a , b , c , a , b , dan c2
Dengan 1 1 1 2 2 Merupakan konstanta real.
Bentuk-bentuk SPLDV tak homogen yang akan kita jumpai, seperti :
(i) (ii)
3x  2 y  1 x  2 y  1
x y 0 x  3y  2
1.1 Penyelesaian/Solusi SPLDV
Pasangan x  x0 dan y  y0 , yaitu ( x0 , y0 ) yang memenuhi SPLDV
di atas disebut penyelesaian atau solusi ataupun jawab dari SPLDV dan
himpunan penyelesaian HP =  0 0  .
(x , y )
Untuk selanjutnya dalam bab ini kita hanya membahas system
persamaan linier yang tak homogen.
Ada beberapa jenis penyelesaian system persamaan linier dua variabel,
hal ini dapat ditinjau sari hubungan antara a1 , b1 , c1 , a2 , b2 , dan c2 dari
system persamaan linier dengan dua variabel:
a1 x  b1 y  c1
a2 x  b2 y  c2
Beberapa jenis penyelesaian tersebut dapat dibedakan menjadi 3
kelompok, yaitu:
a1 b1

a. Jika a2 b2 dengan a2  0 dan b2  0 , maka system persamaan
linier ini mempunyai tepat satu pasang anggota dalam himpunan
penyelesaiannya. Dalam hal ini grafik persamaan 1
ax  by1  c1

berpotongan grafik 2
ax  by2  c2 . Sistem persamaan linier ini
dikatakan konsisten (bergantung linier).
a1 b1 c1
 
a  0 b2  0
b. a2 b2 c2 dengan 2 , , dan c2  0 , maka system
persamaan linier ini tidak mempunyai anggota dalam himpunan
penyelesaiannya. Sering dikatakan himpunan system penyelesaian
system persamaan ini adalah himpunan kosong yang ditulis dengan
 atau   . Dalam hal ini grafik ax1  by1  c1 sejajar dengan grafik
ax2  by2  c2 dan system persamaan ini dikatakan tidak konsisten.
a1 b1 c1
 
a  0 b2  0
c. Jika a2 b2 c2 dengan 2 , , dan c2  0 , maka system
persamaan linier ini mempunyai tak terhingga banyaknya
ax  by1  c1
penyelesaian. Dalam hal ini grafik 1 berimpit dengan
ax  by2  c2 (a x  b1 y  c1 )  k (a2 x  b2 y  c2 )  0
grafik 2 atau 1 ,
k  R , dan system persamaan ini dikatakan sangat konsisten
(bergantung linier).
Secara geometri ketiga kelompok system persamaan linier ini dapat
diperlihatkan seperti pada Gambar berikut ini

Selidikilah apakah system persamaan linier berikut mempunyai


penyelesaian.
2x  3y  8
3x  y  5
Pembahasan :
2 x  3 y  8 berarti a1  2 , b1  3 , dan c1  8
3 x  y  5 berarti a2  3 , b2  1 , dan c2  2
a1 2 b1 3
 
Hasil bagi koefisien-koefisien x dan y , yaitu a 2 3 ; b2 1.
a1 b1

a
Hal ini berarti 2 b2 . Jadi, system persamaan tersebut mempunyai
tepat satu pasang anggota penyelesaian, yaitu titik potong dari kedua
garis yang mewakili system persamaan linier tersebut dan secara
grafik dapat dilihat pada gambar di samping.

Penentuan solusi atau penyelesaian dari sebuah SPLDV dapat


dilakukan berdasarkan metode berikut.
a. Metode Grafik
Penyelesaian secara grafik dari sistem persamaan linier
tersebut adalah titik potong atau titikpersekutuan antara kedua
garis yang memenuhi kedua persamaan tersebut. Untuk
menggambar garis lurus tersebut, kita diharuskan mencari titik
potong (intersep) terhadap sumbu X dan sumbu Y, kemudian
membuat tabel dengan menentukan beberapa nilai x (variabel
bebas) di kanan dan kiri setelah titik potong dengan sumbu X
ataupun beberapa nilai y (sebagai variabel bebas) di atas dan di
bawah setelah titik potong dengan sumbu Y.
Contoh :
Selesaikan system persamaan di bawah ini secara grafik.
2x  y  6
3x  y  4

Pembahasan :
Untuk menggambar masing-masing persamaan di atas, dapat
kita bentuk tabel berikut ini.
2x  y  6 3x  y  4

x x x x
-2 -2 -2 10

-1 -1 -1 7

0 0 0 4

1 1 1 1

2 2 2 -2

3 3 3 -5

Himpunan penyelesaian:  2, 2 seperti terlihat pada gambar di


samping.
Contoh :
Gambarkan grafik dari system persamaan berikut, kemudian
tentukan himpunan penyelesaiannya.
3 x  4 y  12 4x  2 y  8
a. y  6 b. x  3
Pembahasan :
3 x  4 y  12
a. y  6
3 x  4 y  12 0x  y  6

x y x y

-5 6,75 -5 6
-4 6 -4 6
-3 5,25 -3 6
-2 4,5 -2 6
-1 3,75 -1 6
0 3 0 6
1 2,25 1 6
2 1,5 2 6
3 0,75 3 6
Titik persekutuan (-4,6)

4x  2 y  8
b. x  3
Perhatikan tabel di bawah.
4x  2 y  8 x  0y  3

x y x y

-2 -8 3 -3
-1 -6 3 -2
0 -4 3 -1
1 -2 3 0
2 0 3 1
3 2 3 2
3 2 3 2
Titik persekutuan: (3,2)

Contoh
Diketahui jumlah dua bilangan adalah 38, sedangkan selisih dua bilangan itu
12. Ytentukan bilangan-bilangan tersebut dengan metode grafik yang
menggunkan intersep.
Pembahasan :

Misalkan bilangan-bilangan itu x dan y , maka model matematika yang


sesuai untuk persoalan tersebut adalah :
x  y  38
y  x  12

Perhatikan tabel berikut ini :


Intersep x
x  y  38 y  x  12
x  0  38 0  x  12
x  38 x  12
(38,0) (-12,0)

Intersep y
x  y  38 y  x  12
0  y  38 y  0  12
y  38 y  12
(0,38) (0,-12)

Dari grafik tersebut terlihat bahawa titik persekutuan (titik potong) antara
kedua garis adalah (13,25). Hal ini diperoleh dengan melihat angka pada
perpotongan kedua sumbu dan permainan skala yang akurat. Memang
dalam penyelesaian dengan grafik ini terasa kurang akurat, apalagi jika
djumpai angka yang sangat besar. Oleh karena itu, dikembangkan metode-
metode lain untuj menyelesaikan sistem persamaan dua variabel yang
berdasarkan pada perhitungan aljabarnya.

b. Metode Sustitusi Murni


Metode subsitusi murni merupakan salah satu metode aljabar
untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dengan dua variabel.
Secara harifah subsitusi berarti mengganti. Dalam metode persamaan
yang ada kemudian disubsitusikan ke dalam persamaan yang lain.
Contoh :
Selesaikan sistem persamaan berikut dengan metode subsitusi.
3x  y  5
2x  3y  8
Pembahasan :
Ambil persamaan pertama untuk menyelesaikan y sebagai fungsi
x (bentuk eksplisit)
3x  y  5
y  5  3x
Subsitusikan persamaan tersebut ke dalam persaman kedua,
hingga diperoleh nilai x
2x  3y  8
2 x  3(5  3 x)  8
2 x  15  9 x  8
15  7 x  8
 7 x  8  15
 7 x  7
x 1
Terakhir subsitusikan nilai x = 1 ke persamaan yang diperoleh
dari langka awal, yaitu :
y  5  3x
y  5  3.1
y2
Jadi, penyelesaian dari sistem persamaan diatas adalah (1,2)

c. Metode eliminasi murni

Dalam metode ini, salah satu variabelnya dieliminasi atau


dihilangkan dengan cara mengurangkan atau menambahkan kedua
persamaan yang ada. Sebelum dikurangkan atau ditambahkan
terlebih dahulu disamakan koefisien dari variabel yang dieliminasi
dengan cara mengalikannya dengan sistem bilangan.
Contoh
Selesaikan sistem persamaan berikut dengan metode eliminasi!
2x  3y  8
3x  y  5

Pembahasan:
eliminasi variabel y, untuk menentukan nilai x

2 x  3 y  8 .1  2 x  3 y  8
3x  y  5 .3  9 x  3 y  15

7 x   7
7
x
7
x 1
eliminasi variabel x untuk menentukan nilai y

2 x  3 y  8 .3  6 x  9 y  24
3x  y  5 .2  6 x  2 y  10

7 y  14
14
y
7
y2

penyelesaian sistem persamaan di atas adalah (1,2).


Jika pembilang dan penyebut dari sebuah pecahan keduanya-duanya
3
dikurangi dengan 5, maka pecahan itu sama dengan 5 . Jika
pembilang dan penyebut masing-masing ditambahkan dengan 9,
5
pecahan itu menjadi 6 . Tentukan pecahan itu!
Pembahasan :
x
Misalkan pecahan itu adalah y , hal ini berarti pembilang x dan
penyebut y . Model matematika dari persoalan di atas adalah :
x 5 3

y 5 5
 5( x  5)  3( y  5)
 5 x  25  3 y  15
 5 x  3 y  15  25
 5 x  3 y  10

x9 5

y9 6
 6( x  9)  5( y  9)
 6 x  54  5 y  45
 6 x  5 y  45  54
 6 x  5 y  9

Sistem persamaan linear dua variabel yang terbentuk adalah


5 x  3 y  10
6 x  5 y  9

Untuk menentukan nilai x eliminaskan y :

5 x  3 y  10 .5  25 x  15 y  50
6 x  5 y  9 .3  18 x  15 y  27

7 x  77
77
x
7
x  11
Untuk menentukan nilai y eliminasikan x :

5 x  3 y  10 .6  30 x  18 y  60
6 x  5 y  9 .5  30 x  25 y  45

7 x  105
105
x
7
x  15
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah (11,15)

d. Metode eliminasi-sustitusi
1. Selesaikan system persamaan berikut dengan metode eliminasi-
substitusi.
4 x  5 y  850
7 x  4 y  300
Pembahasan :
Proses eliminasi
Untuk menentukan nilai x , kita mengeliminasi y .

4 x  5 y  850 4  16 x  20 y  3400


7 x  4 y  300 5  35 x  20 y  1500 +

19 x  1900
1900
x  100
19
Proses Substitusi

Untuk menentukan nilai y , kita substitusikan nilai


x  100 ke salah satu persamaan diatas. Misalkan yang
dipilih:
4 x  5 y  850
4.100  5 y  850
400  5 y  850
5 y  850  400
5 y  1250
1250
y  250
5
Jadi, penyelesaiannya adalah (100,250) berarti HP =
100, 250
2. Selesaikan system persamaan berikut dengan metode
eliminasi-substitusi.
1 1
x  y 1
2 3
1 1
x y 2
3 5
Pembahasan :
1  1 
6  x   6  y   6(1).......................(Kedua ruas dikalikan dengan KPK(2,3)=6)
2  3 
3x  2 y  6
1  1 
15  x   15  y   15(2)..................(Kedua ruas dikalikan dengan KPK(3,5)=15)
3  5 
5x+3y=30
Proses Eliminasi
Untuk menentukan nilai y , kita mengeliminasi x .
3 x  2 y  6 5  15x+10y=30
5x+3y=30 3  15 x  9 y  90 +

y  60
Proses Substitusi
Untuk menentukan nilai x , kita substitusikan nilai
y  60 ke salah satu persamaan diatas. Misalkan yang
dipilih:
1 1
x  y 1
2 3
1 1
x  (60)  1
2 3
1
x  20  1
2
1
x  21
2
x  42

Jadi, penyelesaiannya adalah (42,-60) atau HP= 


 42, 60 .
3. Tentukan banyaknya barang ( x ) dan harga barang ( h )
dalam keadaan seimbang (keseimbangan pasar) apabila
hokum penawaran dan permintaan masing-masing adalah
0,8h  x  0,3 dan 0, 4h  x  1,8 . Selanjutnya, gambarkan
kedua hukum tersebut pada system koordinat cartesius.

Pembahasan :
Sistem persamaan yang terbentuk:
0,8h  x  0,3
0, 4h  x  1,8
Untuk menentukan nilai h dan x , kita gunakan metode
eliminasi-substitusi.
Proses Eliminasi
Untuk menentukan nilai h kita mengeliminasi x .
0,8h  x  0,3
0, 4h  x  1,8 +
1, 2h  2,1
2,1
h  1, 75
1, 2
Proses Substitusi
Untuk menentukan nilai x , kita substitusikan nilai
h  1, 75 ke salah satu persamaan kedua atau hokum
permintaan, maka diperoleh:
0, 4h  x  1,8
0, 4.1, 75  x  1,8
0, 7  x  1,8
x  1,8  0, 7  1,1

Jadi harga barang h  1, 75 dan banyaknya barang x  1,1 .


B. Sistem persamaan Linier Tiga Variabel (SPLTV)
2.1 Menyusun dan Menemukan Konsep Sistem Persamaan Linear Tiga
Variabel

Persamaan dan sistem persamaan linear dua variabel sudah di bahas pada
subbab sebelumnya. Saat ini kita akan perdalam kajian, pemahaman, dan
jangkauan pemikiran tentang konsep sistem persamaan linear dari apa yang
kamu sudah pelajari sebelumnya. Pola pikir dan cara belajar yang dituntut
dalam mempelajari materi ini adalah upayamu untuk menemukan ide-ide,
berpikir kritis dan kreatif dalam mencari strategi penyelesaian masalah dan
mengungkapkannya, serta berdiskusi dengan teman, mengajukan pertanyaan
kepada guru dan teman kelompok.

Banyak permasalahan dalam kehidupan nyata yang menyatu dengan


fakta dan lingkungan budaya kita terkait dengan sistem persamaan linear.
Permasalahan-permasalahan tersebut akan menjadi bahan inspirasi menyusun
model-model matematika yang ditemukan dari proses penyelesaiannya.
Model matematika tersebut, akan dijadikan bahan abstraksi untuk
membangun konsep sistem persamaan linear dan konsep sistem persamaan
linear tiga variabel.
Cermatilah masalah berikut!
Petani di Daerah Tapanuli (Sumatera Utara)

Mata pencaharian rakyat di Daerah Tapanuli pada umumnya bekerja


sebagai petani padi dan palawija, karyawan perkebunan sawit, karet, dan
cokelat. Walaupun ada juga yang bekerja sebagai pedagang (khususnya yang
tinggal di daerah wisata Danau Toba).

Namun sekarang, ada permasalahan yang dihadapi para petani padi di


Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir. Hal ini terkait pemakaian
pupuk yang harganya cukup mahal.
Contoh permasalahannya adalah sebagai berikut.

Pak Panjaitan memiliki dua hektar sawah yang ditanami padi dan sudah
saatnya diberi pupuk. Ada tiga (3) jenis pupuk yang harus disediakan, yaitu
Urea, SS, TSP. Ketiga jenis pupuk inilah yang harus digunakan para petani
agar hasil panen padi maksimal.
Harga tiap-tiap karung pupuk berturut-turut adalah Rp75.000,00;
Rp120.000,00; dan Rp150.000,00. Pak Panjaitan membutuhkan sebanyak 40
karung untuk sawah yang ditanami padi.
Pemakaian pupuk Urea 2 kali banyaknya dari pupuk SS. Sementara dana
yang disediakan Pak Panjaitan untuk membeli pupuk adalah Rp4.020.000,00.
Berapa karung untuk setiap jenis pupuk yang harus dibeli Pak Panjaitan?

Menurut kamu, kira-kira apa tujuan masalah ini dipecahkan? Strategi apa
yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut? Jika kamu
mengalami kesulitan silakan berdiskusi dengan teman atau bertanya kepada
guru. Sebagai arahan/petunjuk pengerjaan masalah, ikuti pertanyaan-
pertanyaan berikut.

Bagaimana kamu menggunakan variabel untuk menyatakan banyak


pupuk yang digunakan untuk setiap jenisnya dan hubungan pemakaian
antarjenis pupuk?
Bagaimana kamu menggunakan variabel untuk menyatakan hubungan
harga setiap jenis pupuk dengan dana yang tersedia?
Apa yang kamu temukan dari hubungan-hubungan tersebut? Adakah
kaitannya dengan pengetahuan yang kamu miliki dengan melakukan
manipulasi aljabar?
Adakah kesulitan yang harus kamu diskusikan dengan teman atau
bertanya kepada guru untuk menentukan hubungan antarvariabel,
melakukan manipulasi aljabar, dan kepastian strategi yang kamu pilih?
Adakah variabel yang harus kamu tentukan nilainya? Bagaimana
caranya, apakah prinsip analogi (cara yang mirip) dapat digunakan ketika
kamu menentukan nilai variabel pada sistem persamaan dua variabel?
Berapa karung pupuk yang harus dibeli Pak Panjaitan untuk setiap
jenisnya?

Penyelesaian :

Diketahui: - Tiga jenis pupuk yaitu Urea, SS, TSP. Harga per karung
setiap jenis pupuk Rp75.000,00; Rp120.000,00; dan
Rp150.000,00.

Banyak pupuk yang dibutuhkan 40 karung.

Pemakaian pupuk Urea 2 kali lebih banyak dari pupuk SS.

Dana yang tersedia Rp4.020.000,00.


Ditanyakan:

Banyaknya pupuk (karung) yang diperlukan untuk tiap-tiap jenis pupuk yang
harus dibeli Pak Panjaitan.
Misalkan: x adalah banyak jenis pupuk Urea yang dibutuhkan (karung)
y adalah banyak jenis pupuk SS yang dibutuhkan (karung)
z adalah banyak jenis pupuk TSP yang dibutuhkan (karung)

Berdasarkan informasi di atas diperoleh hubungan-hubungan sebagai


berikut.
x + y + z = 40

x = 2y

75.000x + 120.000y + 150.000z = 4.020.000

Langkah 1

Substitusikan Persamaan (2.2) ke dalam Persamaan (2.1), ribuan (000)


dieliminasi lebih dahulu sehingga diperoleh

x = 2y dan x + y + z = 40 ⇒ 2y + y + z = 40

3y + z = 40

3y + z = 40 (2.4

Langkah 2

Substitusikan Persamaan (2.2) ke dalam Persamaan (2.3), sehingga


diperoleh x = 2y dan 75x + 120y + 150z = 4.020 ⇒ 75(2y) + 120y +
150z = 4.020

⇒ 270y + 150z = 4.020

27y + 15z = 402 (2.5) Gunakan metode eliminasi terhadap Persamaan


(2.4) dan Persamaan (2.5).

3y + z = 40 × 15 45y + 15z = 600

27y + 15z = 402 ×1 27y + 15z = 402

18y = 198

Jadi, 18y = 198 atau y = 11 dan diperoleh x = 2y = 2(11) =


22 maka x + y + z = 40

22 + 11 + z = 40
z = 40 – 33 = 7

Dengan mensubstitusi x = 22 dan y = 11 ke Persamaan (2.1) jadi, diperoleh z


= 7.

Jadi, nilai x = 22, y = 11, dan z = 7 atau banyak pupuk yang harus dibeli Pak
Panjaitan dengan uang yang tersedia adalah 22 karung Urea, 11 karung SS,
dan 7 karung pupuk TSP.
Definisi Sistem Persamaan Liner Tiga Variabel

Sistem persamaan linear tiga variabel adalah suatu sistem persamaan


linear dengan tiga variabel.
Notasi
Perhatikan persamaan linear
ax + by +cz = d a1x + b1y + c1z = d1
ex + fy + gz = h a2x + b2y + c2z = d2
ix + jy + kz = l a3x + b3y + c3z = d3

Bentuk umum sistem persamaan linear dengan tiga variabel x, y, dan z


adalah

Dengan a, b, c, d, e, f, g, h, i, j, k, dan l atau a1, b1, c1, d1, a2, b2, c2, d2, a3,
b3, c3, dan d3 adalah bilangan-bilangan real.

Keterangan:

 a, e, I, a1, a2, a3 = koefisien dari x


 b, f, j, b1, b2, b3 = koefisien dari y
 c, g, k, c1, c2, c3 = koefisien dari z
 d, h, i, d1, d2, d3 = konstanta
 x, y, z = variabel atau peubah

Ciri–Ciri Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV)

Sebuah persamaan disebut sebagai sistem persamaan linear tiga variabel jika
persamaan tersebut mempunyai karakteristik seperti berikut ini:

 Memakai relasi tanda sama dengan (=)


 Mempunyai tiga variabel
 Ketiga variabel tersebut mempunyai derajat satu (berpangkat satu)

Hal–Hal yang Berhubungan dengan SPLTV

Memuat tiga komponen atau unsur yang selalu berhubungan dengan sistem
persamaan linear tiga variabel.
Ketiga komponen tersebut yaitu: suku, variabel, koefisien dan konstanta.
Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing komponen SPLTV
tersebut.

1. Suku

Suku merupakan sebuah bagian dari suatu bentuk aljabar yang terdiri atas
variabel, koefisien dan konstanta. Setiap suku dipisahkan dengan
menggunakan tanda baca penjumlahan maupun pengurangan.

Contoh:

6x – y + 4z + 7 = 0, maka suku–suku dari persamaan tersebut yaitu 6x , -y,


4z dan 7.

2. Variabel

Variabel merupakan peubah atau pengganti dari suatu bilangan yang pada
umumnya dilambangkan dengan pemakaian huruf seperti x, y dan z.

Contoh:

Yulisa mempunyai 2 buah apel, 5 buah mangga dan 6 buah jeruk. Apabila
kita tulis dalam bentuk persamaan maka:

Contoh: apel = x , mangga = y dan jeruk = z, sehingga persamannya yaitu 2x


+ 5y + 6z.

3. Koefisien

Koefisien merupakan sebuah bilangan yang menyatakan banyaknya suatu


jumlah variabel yang sejenis.

Koefisien disebut juga sebagai bilangan yang terdapat di depan variabel,


sebab penulisan dari suatu persamaan koefisien berada di depan variabel.

Contoh:

Gilang mempunyai 2 buah apel, 5 buah mangga dan 6 buah jeruk. Apabila
kita tuliskan ke dalam bentuk persamaan maka:

Contoh: apel = x , mangga = y dan jeruk = z, sehingga persamannya yaitu 2x


+ 5y + 6z.

Dari persamaan tersebut, maka dapat diketahui bahwa 2, 5 dan 6 merupakan


koefisien di mana 2 merupakan koefisien x , 5 merupakan koefisien y serta 6
merupakan koefisien z.

4. Konstanta
Konstanta merupakan sebuah bilangan yang tidak diikuti dengan variabel,
sehingga akan mempunyai nilai yang tetap atau konstan untuk berapa pun
nilai variabel atau peubahnya.

Contoh:

2x + 5y + 6z + 7 = 0, dari persamaan tersebut konstantanya yaitu 7. Sebab, 7


nilainya tetap dan tidak terpengaruh dengan berapa pun variabelnya.

Contoh soal SPLTV


1. Diketahui tiga persamaan 1x + 1y + 1z = 2, 2p + 3q – r = 6, dan p + 3q = 3.
Ketiga persamaan ini tidak membentuk sistem persamaan linear tiga variabel.

1 1 1
  2
Sebab persamaan x y z bukan persamaan linear. Jika persamaan
1 1 1
  2
x y z

Diselesaikan, diperoleh persamaan z(x + y) + xy = 2xyz yang tidak linear.


Alasan kedua adalah variabel-variabelnya tidak saling terkait.

2. Diketahui dua persamaan x = –2; y = 5; dan 2x – 3y – z = 8. Ketiga


persamaan linear tersebut membentuk sistem persamaan linear tiga variabel,
karena ketiga persamaan linear tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk

x + 0y + 0z = –2

0x + y + 0z = 5

2x – 3y – z = 8

dan variabel-variabelnya saling terkait.

Selanjutnya perhatikan beberapa sistem persamaan linear tiga variabel


(SPLTV) berikut.

Diberikan SPLTV 2x + 3y + 5z = 0 dan 4x + 6y + 10z = 0. Sistem persamaan


linear ini memiliki lebih dari satu penyelesaian. Misalnya, (3, –2, 0), (–3, 2,
0), dan termasuk (0, 0, 0). Selain itu, kedua persamaan memiliki suku
konstan nol dan grafik kedua persamaan adalah berimpit. Apabila
penyelesaian suatu SPLTV tidak semuanya nol, maka SPLTV itu memiliki
penyelesaian yang tidak trivial.
3. Diektahui SPLTV 3x + 5y + z = 0, 2x + 7y + z = 0, dan x – 2y + z = 0. Sistem
persamaan linear ini memiliki suku konstan nol dan mempunyai penyelesaian
tunggal, yaitu untuk x = y = z = 0. Apabila suatu SPLTV memiliki himpunan
penyelesaian (x, y, z) = (0, 0, 0), maka SPLTV tersebut memiliki penyelesaian
trivial (x = y = z = 0).

Dua sistem persamaan linear tiga variabel tersebut di atas merupakan


sistem persamaan linear tiga variabel. Sebuah SPLTV dengan semua
konstanta sama dengan nol disebut SPLTV homogen. Bila salah satu
konstantanya tidak nol, maka SPLTVtersebut tidak homogen. SPLTV yang
homogen memiliki dua kemungkinan, yaitu (1) hanya memiliki penyelesaian
yang trivial atau memiliki penyelesaian nontrivial selain penyelesaian trivial.

2.2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel

Perbedaan antara sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) dengan


sistem persamaan linear tiga variabel (SPLTV) terletak pada banyak
persamaan dan variabel yang digunakan. Oleh karena itu, penentuan
himpunan penyelesaian SPLTV dilakukan dengan cara atau metode yang
sama dengan penentuan penyelesaian SPLDV, kecuali dengan metode grafik.

Umumnya penyelesaian sistem persamaan linear tiga variabel


diselesaikan dengan metode eliminasi dan substitusi. Berikut akan disajikan
contoh menyelesaikan sistem persamaan linear tiga variabel dengan metode
campuran eliminasi, substitusi, gabungan atau campuran, determinan dan
invers matriks.

Berikut akan kami berikan ulasan dari metode subtitusi, eliminasi dan
gabungan pada sistem persamaan linear tiga variabel (SPLTV)

1. Metode Subtitusi

Berikut ini merupakan tahapan yang digunakan untuk menyelesaikan


SPLTV dengan metode subtitusi, antara lain:

Tahap 1:

Pilihlah salah satu persamaan yang paling sederhana, lalu nyatakan x sebagai
fungsi y dan z, atau y sebagai fungsi x dan z, atau z sebagai fungsi x dan y.

Tahap 2:

Subtitusikan x atau y atau z yang kita dapatkan di tahap pertama ke dalam


dua persamaan yang lainnya. Sehingga akan kita peroleh sistem persamaan
linear dua variabel (SPLDV).

Tahap 3:

Menyelesaikan SPLDV yang ada pada tahap nomor dua.


Agar kalian lebih paham mengenai cara penyelesaian SPLTV dengan
menggunakan metode subtitusi, berikut kami berikan beberapa contoh soal
dan pembahasannya.

Soal 1.

Tentukan himpunan penyelesaian SPLTV di bawah ini dengan menggunakan


metode subtitusi:

x – 2y + z = 6
3x + y – 2z = 4
7x – 6y – z = 10

Jawab:

Langkan pertama adalah menentukan terlebih dahulu persamaan yang paling


sederhana.

Dari ketiga persamaan tersebut, persamaan pertama adalah yang paling


sederhana. Dari persamaan pertama, nyatakan variabel x sebagai fungsi y
dan z seperti berikut ini:

⇒ x – 2y + z = 6

⇒ x = 2y – z + 6

Subtitusikan variabel atau peubah x ke dalam persamaan kedua

⇒ 3x + y – 2z = 4

⇒ 3(2y – z + 6) + y – 2z = 4

⇒ 6y – 3z + 18 + y – 2z = 4

⇒ 7y – 5z + 18 = 4

⇒ 7y – 5z = 4 – 18

⇒ 7y – 5z = –14 …………… Pers. (1)

Subtitusikan variabel x ke dalam persamaan ketiga

⇒ 7x – 6y – z = 10

⇒ 7(2y – z + 6) – 6y – z = 10

⇒ 14y – 7z + 42 – 6y – z = 10

⇒ 8y – 8z + 42 = 10

⇒ 8y – 8z = 10 – 42

⇒ 8y – 8z = –32

⇒ y – z = –4 ……………… Pers. (2)


Persamaan (1) dan (2) membentuk SPLDV y serta z:

7y – 5z = –14
y – z = –4

Kemudian menyelesaikan SPLDV di atas dengan menggunakan metode


subtitusi. Pilih salah satu persamaan yang paling sederhana. Pada hal ini
persamaan kedua merupakan persamaan yang paling sederhana.

Dari persamaan kedua, maka kita dapatkan:

⇒ y – z = –4

⇒y=z–4

Subtitusikan peubah y ke dalam persamaan pertama

⇒ 7y – 5z = –14

⇒ 7(z – 4) – 5z = –14

⇒ 7z – 28 – 5z = –14

⇒ 2z = –14 + 28

⇒ 2z = 14

⇒ z = 14/2

⇒z=7

Subtitusikan nilai z = 7 ke salah satu SPLDV, sebagai contoh y – z = –4


sehingga akan kita dapatkan:

⇒ y – z = –4

⇒ y – 7 = –4

⇒ y = –4 + 7

⇒y=3

Lalu, subtitusikan nilai y = 3 dan z = 7 ke salah satu SPLTV, sebagai contoh


x – 2y + z = 6 sehingga akan kita dapatkan:

⇒ x – 2y + z = 6

⇒ x – 2(3) + 7 = 6

⇒x–6+7=6

⇒x+1=6

⇒x=6–1

⇒x=5
Dengan begitu, kita dapatkan x = 5, y = 3 dan z = 7. Sehingga himpunan
penyelesaian dari SPLTV soal tersebut yaitu {(5, 3, 7)}.

Supaya memastikan bahwa nilai x, y, dan z yang didapatkan sudah benar,


maka kita bisa mengetahuinya dengan cara mensubtitusikan nilai x, y, dan z
ke dalam tiga SPLTV di atas. Antara lain:

Persamaan I:

⇒ x – 2y + z = 6

⇒ 5 – 2(3) + 7 = 6

⇒5–6+7=6

⇒ 6 = 6 (benar)

Persamaan II:

⇒ 3x + y – 2z = 4

⇒ 3(5) + 3 – 2(7) = 4

⇒ 15 + 3 – 14 = 4

⇒ 4 = 4 (benar)

Persamaan III:

⇒ 7x – 6y – z = 10

⇒ 7(5) – 6(3) – 7 = 10

⇒ 35 – 18 – 7 = 10

⇒ 10 = 10 (benar)

Dari data di atas, maka dapat dipastikan bahwa nilai x, y dan z yang kita
dapatkan telah benar serta telah memenuhi sistem persamaan linear tiga
variabel yang ditanyakan.

2. Metode Eliminasi

Berikut ini merupakan tahapan yang digunakan untuk menyelesaikan


SPLTV dengan metode eliminasi, antara lain:

Tahap 1:

Pilih bentuk peubah atau variabel yang paling sederhana.

Tahap 2:

Hilangkan atau eliminasi salah satu peubah (contohnya x) sehingga akan kita
dapatkan SPLDV.

Tahap 3:
Hilangkan atau eliminasi salah satu peubah SPLDV (contohnya y) sehingga
akan kita dapatkan salah satu peubah.

Tahap 4:

Eliminasi atau hilangkan peubah lainnya (yakni z) untuk mendapatkan nilai


peubah yang kedua.

Tahap 5:

Menentukan nilai peubah ketiga (yakni x) berdasarkan nilai (y dan z) yang


didapatkan.

Agar kalian lebih paham mengenai cara penyelesaian SPLTV dengan


menggunakan metode eliminasi, berikut kami berikan beberapa contoh soal
dan pembahasannya.

Soal 1.

Dengan memakai metode eliminasi, tentukan himpunan penyelesaian sistem


persamaan linear tiga variabel di bawah ini:

x + 3y + 2z = 16
2x + 4y – 2z = 12
x + y + 4z = 20

Jawab:

Langkah awal yang kita lakukan adalah menentukan variabel mana yang
akan dieliminasi terlebih dulu.

Untuk mempermudah, kita pilih variabel yang paling sederhana.

Dari ketiga SPLTV di atas, kita ketahui variabel yang paling sederhana yaitu
x sehingga kita akan mengeliminasi x terlebih dulu.

Untuk mengeliminasi variabel x, maka kita harus menyamakan koefisien


masing-masing x dari ketiga persamaan. Perhatikan ulasan di bawah ini;

x + 3y + 2z = 16 → koefisien x = 1
2x + 4y – 2z = 12 → koefisien x = 2
x + y + 4z = 20 → koefisien x = 1

Supaya ketiga koefisien x sama, maka akan kita kalikan persamaan pertama
dan persamaan III dengan 2 sementara persamaan II kita kalikan 1. Berikut
caranya:

x + 3y + 2z = 16 |x2| → 2x + 6y + 4z = 32

2x + 4y – 2z = 12 |x1| → 2x + 4y – 2z = 12

x + y + 4z = 20 |x2| → 2x + 2y + 8z = 40
Sesudah koefisien x ketiga persamaan telah sama, selanjutnya langsung saja
kita kurangkan atau jumlahkan persamaan pertama dengan persamaan kedua
dan persamaan kedua dengan persamaan ketiga sedemikian rupa sampai
variabel x hilang. Berikut caranya:

Dari persamaan pertama dan kedua:

2x + 6y + 4z = 32

2x + 4y – 2z = 12
__________ –
2y + 6z = 20

Dari persamaan kedua dan ketiga:

2x + 4y – 2z = 12

2x + 2y + 8z = 40
__________ –

2y – 10z = -28

Dengan begitu, maka kita dapatkan SPLDV seperti berikut ini:

2y + 6z = 20
2y – 10z = –28

Langkah berikutnya yaitu menyelesaikan SPLDV di atas dengan


menggunakan metode eliminasi.

Lagkah pertama adalah menentukan nilai y dengan mengeliminasi z.

Untuk bisa mengeliminasi variabel z, maka kita harus menyamakan


koefisien dari z kedua persamaan tersebut. Perhatikan ulasan di bawah ini.

2y + 6z = 20 → koefisien z = 6
2y – 10z = –28 → koefisien z = –10

Supaya kedua koefisien z sama, maka persamaan pertama akan kita kalian
dengan 5 sementara untuk persamaan kedua kita kali dengan 3.

Selepas itu, kedua persamaan tersebut kita jumlahkan. Berikut caranya:

2y + 6z = 20 |×5| → 10y + 30z = 100

2y – 10z = -28 |×3| → 6y – 30z = -84


___________ +
16y = 16
y =1
Kedua, kita mencari nilai z dengan cara mengeliminasi y. Untuk bisa
menghilangkan variabel y, maka kita harus menyamakan koefisien y dari
kedua persamaan tersebut.

Berhubung koefisien y kedua persamaan telah sama, maka kita dapat


langsung mengurangkan kedua persamaan tersebut. Berikut caranya:

2y + 6z = 20

2y – 10z = -28
__________ _
16z = 48
z = 3

Hingga di tahap ini maka kita telah mendapatkan nilai y = 1 dan z = 3.

Langkah yang terakhir, untuk memperoleh nilai x, kita subtitusikan nilai y


dan z tersebut ke dalam salah satu SPLTV. Sebagai contoh persamaan x + y
+ 4z = 20 sehingga akan kita dapatkan:

⇒ x + y + 4z = 20

⇒ x + 1 + 4(3) = 20

⇒ x + 1 + 12 = 20

⇒ x + 13 = 20

⇒ x = 20 – 13

⇒x=7

Dengan begitu, akan kita dapatkan nilai x = 7, y = 1 dan z = 3 sehingga


himpunan penyelesaian dari SPLTV di atas yaitu {(7, 1, 3)}.

3. Metode Gabungan atau Campuran

Penyelesaian untuk sistem persamaan linear dengan memakai metode


gabungan atau campuran adalah cara penyelesaian dengan cara
menggabungkan dua metode sekaligus.

Metode yang dimaksud adalah metode eliminasi dan metode subtitusi.

Metode ini dapat digunakan dengan menggunakan metode subtitusi terlebih


dahulu atau dengan eliminasi terlebih dahulu.

Dan kali ini, kita akan mencoba metode gabungan atau campuran dengan 2
teknik yakni:

 Mengeliminasi terlebih dahulu baru selanjutnya memakai metode


subtitusi.
 Mensubtitusi terlebih dahulu baru lalu memakai metode eliminasi.

Prosesnya hampir sama seperti yang terdapat pada penyelesaian SPLTV


dengan metode eliminasi dan metode subtitusi.
Agar kalian lebih paham mengenai cara penyelesaian SPLTV dengan
menggunakan gabungan atau campuran ini, berikut kami berikan beberapa
contoh soal dan pembahasannya.

Soal 1.

Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear tiga variabel


di bawah ini dengan memakai metode gabungan.

x + 3y + 2z = 16
2x + 4y – 2z = 12
x + y + 4z = 20

Jawab:

 Metode Subtitusi (SPLTV)

Langkah pertama menentukan persamaan yang paling sederhana. Dari ketiga


persamaan di atas, dapat kita ketahui bahwa persamaan ketiga merupakan
persamaan yang paling sederhana.

Dari persamaan ketiga, nyatakan variabel z sebagai fungsi y dan z seperti


berikut ini:

⇒ x + y + 4z = 20

⇒ x = 20 – y – 4z ………… Pers. (1)

Lalu, subtitusikan persamaan (1) di atas ke dalam SPLTV yang pertama.

⇒ x + 3y + 2z = 16

⇒ (20 – y – 4z) + 3y + 2z = 16

⇒ 2y – 2z + 20 = 16

⇒ 2y – 2z = 16 – 20

⇒ 2y – 2z = –4

⇒ y – z = –2 …………. Pers. (2)

Kemudian, subtitusikan persamaan (1) di atas ke dalam SPLTV yang kedua.

⇒ 2x + 4y – 2z = 12

⇒ 2(20 – y – 4z) + 4y – 2z = 12

⇒ 40 – 2y – 8z + 4y – 2z = 12
⇒ 2y – 10z + 40 = 12

⇒ 2y – 10z = 12 – 40

⇒ 2y – 10z = –28 ………… Pers. (3)

Dari persamaan (2) serta persamaan (3) kita dapatkan SPLDV y dan z seperti
berikut ini:

y – z = –2
2y – 10z = –28

 Metode Eliminasi (SPLDV)

Untuk mengeliminasi atau menghilangkan y, maka kalikan SPLDV yang


pertama dengan 2 supaya koefisien y kedua persamaan sama.

Berikutnya kita selisihkan kedua persamaan sehingga akan kita dapatkan


nilai z seperti berikut ini:

y – z = -2 |×2| → 2y – 2z = -4

2y – 10z = -28 |×1| → 2y – 10z = -28


__________ –
8z = 24
z= 3

Untuk menghilangkan z, maka kalikan SPLDV yang pertama dengan 10


supaya koefisien z pada kedua persamaan sama.

Kemudian kita kurangkan kedua persamaan sehingga akan kita dapatkan


nilai y seperti berikut ini:

y – z = -2 |×10| → 10y – 10z = -20

2y – 10z = -28 |×1| → 2y – 10z = -28


__________ –
8y = 8
z= 1

Hingga tahap ini, kita dapatkan nilai y = 1 dan z = 3.

Langkah yang terakhir yakni menentukan nilai x. Cara untuk menentukan


nilai x yaitu dengan cara memasukkan nilai y dan z tersebut ke dalam salah
satu SPLTV. Sebagai contoh x + 3y + 2z = 16 sehingga akan kita dapatkan:

⇒ x + 3y + 2z = 16

⇒ x + 3(1) + 2(3) = 16

⇒ x + 3 + 6 = 16
⇒ x + 9 = 16

⇒ x = 16 – 9

⇒x=7

Dengan begitu, maka kita dapatkan nilai x = 7, y = 1 dan z = 3 sehingga


himpunan penyelesaian SPLTV dari soal di atas yaitu {(7, 1, 3)}.

Contoh soal :

Jumlah tiga bilangan sama dengan 45. Bilangan pertama ditambah 4 sama
dengan bilangan kedua, dan bilangan ketiga dikurangi 17 sama dengan
bilangan pertama. Tentukan masing-masing bilangan tersebut.

Penyelesaian :
Misalkan

x = bilangan pertama

y = bilangan kedua

z = bilangan ketiga

Berdasarkan informasi pada soal diperoleh persamaan sebagai berikut.

x + y + z = 45 (2.16)
x+4 =y (2.17)
z – 17 =x (2.18)

Ditanyakan:

Bilangan x, y, dan z.

Kamu dapat melakukan proses eliminasi pada persamaan (2.16) dan (2.17),
sehingga diperoleh
x + y + z = 45
x–y = –4

2x + z = 41
Diperoleh persamaan baru, 2x + z = 41 (2.19)

Lakukan proses eliminasi pada persamaan (2.18) dan (2.19), sehingga


diperoleh

x–z = –17
2x + z = 41

3x = 24
24

Diperoleh 3x = 24 atau x = atau x = 8.


3

Lakukan proses substitusi nilai x = 8 ke persamaan (2.17)


diperoleh (8) + 4 = y ⇒ y = 12

Substitusikan x = 8 ke persamaan (2.18)


diperoleh z – 17 = (8) ⇒ z = 25

Dengan demikian, bilangan x = 8, bilangan y = 12, dan bilangan z = 25.

Selain metode eliminasi, substitusi, dan campuran antara eliminasi dan


substitusi (kamu dapat mencoba sendiri), terdapat cara lain untuk
menyelesaikan suatu SPLTV, yaitu dengan cara determinan dan
menggunakan invers matriks. Namun, pada bab ini metode ini tidak dikaji.

Sekarang kita akan menemukan penyelesaian SPLTV dengan metode lain.


Kita menententukan himpunan penyelesaian SPLTV secara umum
berdasarkan konsep dan bentuk umum SPLTV yang telah ditemukan dengan
mengikuti langkah penyelesaian metode eliminasi di atas untuk menemukan
cara baru.
Perhatikan bentuk umum sistem persamaan linear dengan tiga variabel x,
y, dan z adalah sebagai berikut.

Perhatikan persamaan linear berikut.


a1x + b1y + c1z = d1 (2.12)
a2x + b2y + c2z = d2 (2.13)
a3x + b3y + c3z = d3 (2.14)

Bentuk umum sistem persamaan linear dengan tiga variabel x, y, dan z


adalah

a1x + b1y + c1z = d1


a2x + b2y + c3z = d2
a3x + b3y + c3z = d3 (2.15)

dengan a1, a2, a3, b1, b2, b3, c1, c2, c3, d1, d2, d3, x, y, dan z∈R, dan a1, b1, dan
c1 tidak ketiganya 0 dan a2, b2, dan c2 tidak ketiganya 0 dan a3, b3, dan c3 tidak
ketiganya 0.

Langkah 1

Eliminasi variabel x dari Persamaan (2.12) dan Persamaan (2.13) menjadi

a1x + b1y + c1z = d1 × a2 a1 a 2 x + a 2 b 1 y + a 2 c 1 z = a 2 d1


a2x + b2y + c2z = d2 × a1 a1 a 2 x + a 1 b 2 y + a 1 c 2 z = a 1 d2

(a2b1 – a1b2)y + (a2c1 – a1c2)z = a2d1 – a1d2


(a2b1 – a1b2)y + (a2c1 – a1c2)z = a2d1 – a1d2 (2.20)

Langkah 2
Eliminasi variabel x dari Persamaan (2.12) dan Persamaan (2.14) menjadi

a1x + b1y + c1z = d1 × a3 a1 a 3 x + a 3 b 1 y + a 3 c 1 z = a 3 d1


a3x + b3y + c3z = d3 × a1 a1 a 3 x + a 1 b 3 y + a 1 c 3 z = a 1 d3

(a3b1 – a1b3)y + (a3c1 – a1c3)z = a3d1 – a1d3


(a3b1 – a1b3)y + (a3c1 – a1c3)z = a3d1 – a1d3 (2.21)

Langkah 3

Eliminasi variabel y dari Persamaan (2.20) dan Persamaan (2.21)

(a2b1 – a1b2)y + (a2c1 – a1c2)z = a2d1 – a1d2 × (a3b1 – a1b3)

(a3b1 – a1b3)y + (a3c1 – a1c3)z = a3d1 – a1d3 × (a2b1 – a1b2)

Dari hasil perkalian koefisien variabel y pada (2.20) terhadap (2.21) dan
hasil perkalian koefisien variabel z pada (2.21) terhadap (2.20), maka
diperoleh

((a2 d1  a1d 2 )(a3b1  a1b3 )  (a3d1  a1d3 )(a2b1  a1b2 )



((a2 c1  a1c2 )(a3b1  a1b3 )  (a3c1  a1c3 )(a2b1  a1b2 )
((a1a1b3d 2  a1a2b3 d1  a1a3b1d 2 )  (a1a1b2 d3  a1a3b2 d3  a1a2b1d3 ))

((a1a1b3c1  a1a2b3c1  a1a3b1c2 )  (a1a1b2c3  a1a3b2c3  a1a2b1c3 ))
((a1b3 d 2  a2b3 d1  a3b1c2 )  (a1b2 d1  a2b1d3  a2b1d3 ))

((a1b3c1  a2b3c1  a2b1c2 )  (a1b2c3  a3b2c1  a2b1c3 ))
((a1b2 d1  a1b3d 2  a2b1d3 )  (a1b2 d3  a3b1d 2  a2b3d1 ))

((a3b2 c1  a1b3c2  a2b1c3 )  (a1b2c3  a3b2c2  a2b1c3 ))

Lakukan kegiatan matematisasi (mengkoordinasi pengetahuan dan


keterampilan yang telah dimiliki siswa sebelumnya untuk menemukan aturan-
aturan, hubungan-hubungan, dan struktur-struktur yang belum diketahui).

Nilai variabel z di atas dapat dinyatakan sebagai hasil perkalian koefisien-


koefisien variabel x, y, dan konstanta pada sistem persamaan linear yang
diketahui.
a1 b1 d1 a1 b1
a2 b2 d 2 a2 b2
a3 b3 d3 a3 b3
z
a1 b1 c1 a1 b1
a2 b2 c2 a2 b2
a3 b3 c3 a3 b3

Dengan menggunakan cara menentukan nilai z, ditentukan nilai x dan y


dengan cara berikut.

d1 b1 c1 d1 b1 d1 b1 c1 d1 b1
d 2 b2 c 2 d 2 b2 d 2 b2 c2 d 2 b2
d3 b3 c3 d3 b3 d3 b3 c3 d3 b3
x y
a1 b1 c1 a1 b1 a1 b1 c1 a1 b1
a2 b2 c 2 a2 b2 a2 b2 c2 a2 b2
a3 b3 c3 a3 b3 a3 b3 c3 a3 b3

Contoh Soal
Diperoleh sebuah sistem persamaan linear tiga variabel sebagai berikut.!
x + y + z = 40

x = 2y

75x + 120y + 150z = 4.020

Dengan menerapkan cara yang ditemukan pada SPLTV di atas, tentunya


kamu dengan mudah memahami bahwa:

a1 = 1 a2 = 1 a3 = 75
b1 = 1 b2 = –2 b3 = 120
c1 = 1 c2 = 0 c3 = 150
d1 = 40 d2 = 0 d3 = 4.020
Oleh karena itu, nilai x, y, dan z ditentukan sebagai berikut.

40 1 1 40 1
0 2 0 0 2
4.020 120 150 4.020 120 (8.040  0  0)  (12.000  0  0)
x 
1 1 1 1 1 (150  0  150)  (300  0  120)
1 0  20 1 2
75 120 150 75 120
8.040  12.000 3.960
   22
300  120 180

1 40 1 1 40
1 0 0 1 0
75 4.020 150 75 4.020 (0  0  6.000)  (0  0  4.020)
y 
1 1 1 1 1 180
1 2 0 1 2
75 120 150 75 120
6.000  4.020 1.980
   11
180 180

1 1 40 1 1
1 0 0 1 -2
75 120 4.020 75 120 (6.000  0  4.020)  (8.040  4.800)
z 
1 1 1 1 1 180
1 2 0 1 2
75 120 150 75 120
1.980  3.240 1.260
  7
180 180

Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh himpunan penyelesaian


SPLTV tersebut adalah (22, 11, 7). Ternyata, hasilnya sama dengan
himpunan penyelesaian yang diperoleh dengan metode campuran eliminasi
dan substitusi sebelumnya
(https://rumus.co.id/spltv/ )(bse matematika kelas x sma 2017)
Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (PtLDV)

Pertidaksamaan linear dua variabel mempunyai bentuk umum:


ax  by  c,  ax  by  c
ax  by  c,  ax  by  c

Grafik penyelesaian dari pertidaksamaan linear dua variabel berupa bidang arsiran yang
dibatasi oleh garis pembatas ax  by  c yang berbentuk garis lurus. Lukisan daerah dari
pertidaksamaan di atas mengikuti aturan berikut:
i. Pertidakasamaan yang memuat lambing > atau <, kurva pembatasnya digambarkan
dengan garis patah-patah
ii. Pertidakasamaan yang memuat lambing  atau  , kurva pembatasnya digambarkan
dengan garis penuh

Untuk membuat garfik atau lukisan daerah penyelesaian dari pertidaksamaan linear dua
variabel, perhatikan beberapa contoh berikut.
Contoh 1.
Lukislah daerah penyelesaian PtLDV berikut.
a. y  x  1 c.y  x  2
b. y  2 x  3 d.y  2 x  1

Pembahasan :

a. y  x  1
Untuk masalah ini, kita akan membuat garis pembatas yang disajikan pada tabel berikut.

Garis pembatas: y  x  1
x y

-2 -1
-1 0
0 1
1 2
2 3

Sketsa lukisan garis pembatas: y  x  1 diperoleh dengan melukis ( x, y ) berdasarkan tabel,


seperti terlihat pada gambar disamping.
Untuk melukis daerah himpunan penyelesaian (DHP) dari pertidaksamaan linear dua variabel
dapat mengikuti prosedur berikut :
 Lihat koefisien y dan PtLDV.
Jika > 0, maka tanda positif (+)
Jika < 0, maka tanda negatif (-)
 Lalu, lakukan perkalian tanda antarkoefisien dan tanda ketidaksamaan.
(+) x (+) = (+) → diarsir di atas garis pembatas
(-) x (-) = (+) → diarsir di atas garis pembatas
(-) x (+) = (-) → diarsir di bawah garis pembatas
(+) x (-) = (-) → diarsir di bawah garis pembatas
Perhatikan : y  x  1
 Koefisien y → (+)
 Tanda pertidaksamaan < → (-)
 Hasil kali (+) x (-) = (-) (diarsir di bawah garis pembatas)

Jadi, daerah himpunan penyelesaian seperti terlihat pada gambar di samping


b. y  2 x  3

Garis pembatas:
y  2x  3

x y

-2 -7
-1 -5
0 -3
1 -1
2 1
Prosedur melukis daerah himpunan penyelesaian:
 Koefisien y → (+)
 Tanda  → (-)
 Hasil kali → (+) x (-) = (-)
 Daerah arsiran : dibawah garis pembatas

Jadi, daerah himpunan penyelesaian seperti terlibat pada gambar disamping.


c.y  x  2

Garis pembatas:
y  x2

x y
-2 -4
-1 -3
0 -2
1 -1
2 0
Prosedur melukis daerah himpunan penyelesaian:
 Koefisien y → (+)
 Tanda > → (-)
 Hasil kali → (+) x (+) = (+)
 Daerah arsiran : dibawah garis pembatas

Jadi, daerah himpunan penyelesaian seperti terlibat pada gambar disamping.

d. y  2 x  1
Garis pembatas:
y  2x 1

x y

-2 -4
-1 -3
0 -2
1 -1
2 0
Prosedur melukis daerah himpunan penyelesaian:
 Koefisien y → (+)
 Tanda  → (-)
 Hasil kali → (+) x (+) = (+)
 Daerah arsiran : dibawah garis pembatas

Jadi, daerah himpunan penyelesaian seperti terlibat pada gambar disamping.


SISTEM PERTIDAKSAMAAN LINEAR-KUADRAT DUA VARIABEL (SPtLKDV)
SPtLKDV mempunyai pembatas sebagai berikut.

Garis lurus : ax  by  c  0 atau y  mx  c

: ax  by  cxy  dy  e  0
2 2
Kurva
Contoh
1. Lukislah DHP dari sistem pertidaksamaan garis parabolanya berikut :

y  x2 (parabola)
y  x  2 (garis)

Pembahasan :

y  x2 → kurva pembatas : parabola tebal → y  x


2

y  x  2 →kurva pembatas : garis putus-putus → y  x  2

Kurva pembatas: y  x
2

x y
Garis pembatas:
-2 4 y  x2
-1 1 x y
0 0 -2 0
1 1 -1 1
2 4 0 2
1 3
 Penentuan titik potong 2 4
Penentuan titik potong dapat dilakukan
dengan menggunakan SPLKDV seperti berikut.
y  x2
y  x2
x2  x  2
x2  x  2  0
( x  2)( x  1)  0
x  2  0 atau x  1  0
x  2 atau x  1
x  1  y  (1) 2  1  (1,1)
x  2  y  22  4  (2, 4)
 Penetapan daerah himpunan penyelesaian (DHP)
y  x 2  ()()  ()(diatas kurva y  x 2 )

y  x  2  ()()  ()(dibawah kurva y  x  2)

 Sketsa DHP
Daerah himpunan penyelesaian dari sistempertidaksamaan tersebut disajikan pada
gambar disamping.
Pelukan sketsa DHP SPtLKDV ini berguna saat kita membahas aplikasi
integral tertentu pada perhitungan luas dan volume benda putar yang akan
dipelajari di kelas berikutnya.

2. Lukislah DHP dan SPtLKDV yang pembatasnya berbentuk garis lurus dan parabola
berikut.
5 x  y  6 (garis lurus)
y   x2 (parabola)

Pembahasan :
5 x  y  6  y  5 x  6 (garis pembatas = garis lurus tebal)
y  x  y  x
2 2
(garis pembatas = parabola tebal)

 Penentuan titik potong antara garis dan parabola


y  5 x  6 disubsitusikan ke y   x 2 , diperoleh :
5 x  6   x 2
x2  5x  6  0
( x  6)( x  1)  0
x  6  0 atau x  1  0
x  6 atau x  1
x  1  y  (5)(1)  6  1  (1, 1)
x  6  y  (5)(6)  6  36  (6, 36)

Garis pembatas : y  5 x  6
x y (x,y)
-2 4 (-2,4)
-1 -1 (-1,-1)
0 -6 (0,-6)
1 -11 (1,-11)
2 -16 (2,-16)
6 -36 (6,-36)

Kurva pembatas : y   x
2

x y (x,y)
-2 4 (-2,4)
-1 -1 (-1,-1)
0 -6 (0,-6)
1 -11 (1,-11)
2 -16 (2,-16)
6 -36 (6,-36)

 Penetapan DHP
5 x  y  6  ().()  () (diatas garis : 5 x  6  6)

y   x2  ().()  () (diatas garis : y   x2 )

 Sketsa (lukisan) DHP dari SPtLKDV


Sketsa DHP-nya dapat diliat pada gambar disamping

Anda mungkin juga menyukai