Anda di halaman 1dari 90

BAB 1 Himpunan

1. Misalkan A={ x : x ∈ R dan 3 x=9 } dan b = 3, apakah A = b ?


Penyelesaian:
A={ x : x ∈ R dan 3 x=9 }
A={ x ∈ R dan x=3 }
A={ 3 }, b = 3
Karena b = 3, maka :
A ⊄ b dan b ⊄ A
Sehingga A ≠ b
2. Manakah himpunan berikut yang sama.
i. A={x , y , z }
B={ x , y , y , x , z }
C={x , y , z , √ z
2

ii. D= { x : x adalah huruf pada kata atik }


E={x : x adalah hururf pada kata takita }
F={i , t , a , k }
Penyelesaian:
a. A={x , y , z }
B={ x , y , y , x , z } dapat ditulis B ={x, y, z}
C={x , y , z , √ z } dapat ditulis C = {x, y, z}
2

Jadi, A = B = C
b. D= { x : x adalah huruf pada kata atik } dapat ditulis D = {a, t, i, k}
E={x : x adalah hururf pada kata takita } dapat ditulis E = {t, a, k, i}
F={i , t , a , k }
Himpunan D, E, F memiliki memiliki elemen yang sama, jadi D = E = F .
3. Misalkan A={ x , y , z } .Berapa banyak subset dari A, dan tuliskan subset tersebut.
Penyelesaian:
A={ x , y , z } ⇒n ( A )=3
n ( ⊆ A )=23=8
Subset-subset dari A, yaitu : ∅ , { x } , { y } , { z } , { x , y } , { x , z } , { y , z } ,{ x , y , z }
4. Untuk sebarang A dan B subset dari s, tunjukkan :
a. Jika A ⊆∅ , maka A=∅
b. Jika A ⊆B , maka BC ⊆ A C
c. Jika A ⊆ B , maka A ∪ ( B ∖ A ) =B
d. Jika A ∪B=∅, maka A=∅ dan B=∅
e. ( A ∖ B ) ∩ B=∅
C C
f. A ∖ B =B∖ A
g. Jika A B=∅, maka B∩ A C =B
h. Jika A ∩ B=∅, maka A ∪ B C =BC

Penyelesaian:

a. Jika A ⊆ ∅ , maka A=∅


Karena A ⊆∅ , maka A ∪∅=∅ sehingga ∅ ⊆ A , maka A=∅
b. Jika A ⊆ B , maka BC ⊆ A C
Karena A ⊆ B , berarti A ∪B=B sehingga ( A ∪ B)C =B C
Berdasarkan dalil De’ Morgan, maka:
( A ∪B )C = AC ∩ BC
C
¿B
Ambil x ∈ B C
Karena BC = A C ∩ BC , maka x ∈ A C
Karena ∈ A C , maka BC ⊆ A C
c. Jika A ⊆ B , maka A ∪ ( B ∖ A ) =B
Karena A ⊆ B , berarti A ∪B=B
A ∪ ( B ∖ A ) =A ∪ ( B ∩ A )
C
(Definisi Pengurangan)
=( A ∪ B)∩( A ∪ A C ) (Sifat Distributif)
= ( A ∪ B)∩ S (Sifat Identitas)
= ( A ∪ B)
¿B
Jadi, A ∪ ( B ∖ A ) =B
d. Jika A ∪ B=∅, maka A=∅ dan B=∅
A ∪B=∅
A ∪ B={x : x ∈ A atau x ∈ B ¿
Karena ∅ ∈ A atau ∅ ∈ B , maka A =∅ dan B=∅
e. ( A ∖ B ) ∩ B=∅
Bukti :
( A ∖ B ) ∩ B=¿ (A∩ BC ¿∩ B (Definisi Pengurangan)
= A ∩(B C ∩ B) (Assosiatif)
= A ∩∅
=∅ ( Identitas)
C C
f. A ∖ B =B∖ A
Bukti:
C
A ∖ B =¿ AC ∩ ( BC ) (Definisi Pengurangan)
C C

= AC ∩ B (hukum Identitas)
= B ∩ AC (hukum komutatif)
= B∖A (Definisi Pengurangan)
g. Jika A ∩ B=∅, maka B∩ A C =B
Bukti:
A ∩ B=∅ berarti A−B= A atau B−A=B (Definisi Pengurangan)
Jika B− A=B berdasarkan definisi pengurangan, maka B ∩ AC =B
h. Jika A ∩ B=∅, maka A ∪B C =BC
Bukti :
A ∩ B=∅ berarti A−B atau B− A=B
Jika B− A=B ,maka :

⟹ B ∩ A C =B (Definisi Pengurangan)

⟹(B ∩ A C )C =BC (Kesamaan)

⟹ B ∪ ( A ) =B
C C C (Hukum De’ Morgan)

⟹ B ∪ A=B C (Hukum Identitas)

⟹ A ∪ B=B C (Hukum Komutatif)


5. Jika g : S→ T dan f : T→ U keduanya fungsi satu-satu. Buktikan fo g : S →U juga fungsi
satu-satu.
Penyelesaian:
g fungsi satu-satu ⇔ ∀ x 1 , x 2 ∈ S dengan f ( x 1 )=g ( x 2 ) maka x 1=x 2
f fungsi satu-satu ⇔ ∀ y 1 , y 2 ∈ S dengan f ( y 1 )=g ( y 2 ) maka y 1= y 2
pandang f o g : S→ U
(f o g)(x) = f(g(x))
∀ x1 , x 2 ∈¿
(f o g)( x 1) = f(g( x 1)) dan( f o g)(x 2)=f (g( x 2 ))
Karena g ( x 1 )=g ( x 2 ) dan f ( y 1 )=f ( y 2 )
Maka f ( g ( x1 ) )=f ( g ( x 2 ) )
Jadi, ( f o g ) ( x 1 ) =( f o g)(x 2 )
Olehnya itu ( f o g ) satu−satu.

1. Jika g :S → T dan f :T →U keduanya fungsi bejektif.


Buktikan fο g :S → U juga fungsi bijektif.
Penyelesaian:
g : S → T fungsi bijektif artinya satu-satu pada
g satu-satu artinya ⟺ ∀ s 1 s2 ∈ S dengan g ( s 1 )=g ( s2 ) maka s 1=s 2
g pada ⟺ ∀ t ∈T ∃ g ( s )=t .
f : T →U fungsi bijektif artinya fungsi satu-satu dan pada
f satu-satu artinya ⟺ ∀ t 1 , t 2 ∈ S dengan f ( t 1 )=f ( t 2 ) maka t 1 =t 2
f pada ⟺ ∀ x ∈U ∃t ∈ T sehingga f ( t )=x .
pandang fο g : S → U
( fο g ) ( s )=f (g ( s ))
∀ s 1 , s2 ∈ fο g den gan f ( g ( s 1 ) ) =f ( g ( s2 ) ) maka :

f ( g ( s 1 ) )=f ( g ( s2 ) ) diketahui g ( s 1 )=g ( s2 )

Akibatnya ( fο g ) satu-satu.
∀ x ∈U ∃ s ∈ S ∃ ( fο g ) ( s )=x
f ( g ( s ) ) =x
f ( t )=x
Akibatnya ( fο g ) pada
Karena ( fο g ) satu-satu ,maka ( fο g ) bijektif.

2. Diberikan himpunan S dan T dan f : S → T berikut.


Tentukan f mana yang yang merupakan fungsi dan jika bukan berikan alasan.
a. S = semua wanita dan T= semua laki-laki
f(s) = suami dari S
b. S = Bilangan bulat positif
T = bilangan bulat taknegatif dan f ( s )=S−1
c. S = bilangan bulat positif, T = S dan f ( s )=S−1
d. S = bilangan bulat taknegatif, T = S dan f ( s )=S−1
e. S = bilangan bulat , T = S dan f ( s )=S−1
f. S = bilangan real , T = S dan f ( s )=√ s
g. S = bilangan real positif , T = S dan f ( s )=√ s

Penyelesaian:

a. S = semua wanita dan T= semua laki-laki


f(s) = suami dari S
f : S → T bukan fungsi, karena ada anggota S yang tidak mempunyai pasangan di T
b. S = Bilangan bulat positif
T = bilangan bulat taknegatif dan f ( s )=S−1
f : S → T fungsi, karena ada anggota di S yang mempunyai pasangan di T

c. S = bilangan bulat positif, T = S dan f ( s )=S−1


f : S → T bukan fungsi, karena ∀ s ∈ S ∋ f ( s ) ∉T
d. S = bilangan bulat taknegatif, T = S dan f ( s )=S−1
f : S → T bukan fungsi, karena ∀ s ∈ S ∋ f ( s ) ∉T
e. S = bilangan bulat , T = S dan f ( s )=S−1
f : S → T fungsi, karena ∀ s ∈ S ∋ f ( s ) ∈T
f. S = bilangan real , T = S dan f ( s )=√ s
f : S → T bukan fungsi, karena ∀ s ∈ S ∋ f ( s ) ∉T
g. S = bilangan real positif , T = S dan f ( s )=√ s
f : S → T fungsi.
1. Pada soal no 7, jika mendefinisikan fungsi, tentukan apakah fungsi tersebut satu-satu,
onto atau keduanya.
Penyelesaian:
a. S = Bilangan bulat positif
T = bilangan bulat taknegatif dan f ( s )=S−1
f : S → T fungsi
Bukti :
f : S → T satu−satu , karena ∀ s1 , s 2 ∈ S sehingga f( s1 ¿=f ( s2 )
f : S → T onto , karena ∀ t 1 , t 2 ∈T sehingga f( s1 ¿=t 1
∴ f :S →T bijektif
a. S = bilangan bulat , T = S dan f ( s )=S−1
f : S → T fungsi bejektif
Bukti :
f : S → T satu−satu , karena ∀ s1 , s 2 ∈ S sehingga f( s1 ¿=f (s2 )
⟹ f ( s 1)=f ( s2 )
⟹ s 1−1=s 2−1
⟹ s 1−1+1=s2 −1+ 1(hukumkesamaan)
⟹ s 1+ (−1+ 1 )=s2 + (−1+1 ) (hukum kesamaan)
⟹ s 1+ 0=s 2+0 (hukumidentitas)
⟹ ( s 1 )=( s 2 ) ¿ fungsi satu-satu)

Karena ( s1 ) =( s 2 ) maka fungsi tersebut satu-satu.


f : S → T onto karena jika ∀ t 1 , t 2 ∈T ada s1 ∈ S sehingga f( s1 ¿=t 1
a. S = bilangan real positif , T = S dan f ( s )=√ s
f : S → T fungsi.
Bukti :
f : S → T satu−satu , karena ∀ s1 , s 2 ∈ S dengan f( s1 ¿=f (s2 )maka √ s 1=√ s 2

jadi ( s1 ) =( s 2 )
bukan fungsi onto karena ∃t ∈ T ∋ s ∉ S
f : S → T bukan fungsi bijektif.

1. Jika f : S → T fungsi satu-satu dan onto


Buktikan f −1 :T → S juga satu-satu atau keduanya.
Penyelesaian:
Misalkan t ∈ T
Maka ( fο f −1 ) ( t ) =f ( f −1 ( t ))

¿ f ( s 0 ) ∋ t =f ( s0 )

s0 ∈ S ∋ f ( s 0 )=f ( s )

Definisi f −1 :T → S : f −1 ( y ) =x , ∀ y ∈ T ⟺ f ( x )= y
Karena f : pada ⟹ f ( x )= y

⟹f ¿
−1 1−1
Jadi f :T S
onto
Ambil y ∈T maka f −1 ( y ) =x , ∀ y ∈ T , karena f ( x )= y , maka f −1 :T → S onto

10. Jika f : S → T onto dan g :T → U dan h :T → U sehingga ( g ο f )=h ο f , buktikan g=h


Penyelesaian:

Diketahui f : S → T fungsi onto, maka ∀ a ∈T terdapat f ( s )=a , s ∈ S . Selanjutnya terdapat


g : T → U dan h:T →U sehingga ( g ο f )=( h ο f , )

g ο ( S →T )=h ο ( S → T )
[ ( T → U ) ο(S → T )]=[ ( T → U ) ο( S → T )]
S →U =S →U
Sehingga dapat idperoleh bahwa ( g ο f ) : S → U dan ( h ο f , ) :S → U karena f adalah fungsi
onto, maka jelas g=h .
11. Misalkan S= himpunan bilangan bulat dan T= { 1 ,−1 } , f : S →T yan g didefinisikan :

{
f ( s )= 1 jika s genap
−1 jika s ganjil
a) Apakah f merupakan fungsi?
b) Tunjukkan f ( a+b ) =f ( a ) f ( b ) . apa yang anda simpulkan tentang hal ini”
c) Apakah f(ab) = f(a) f(b) juga benar?
Penyelesaian:

a) Ditunjukkan f =Z → Gadalah fungsi.


∀ a , b ∈ Z genap. Jika a=b ,maka f ( a )=f ( b )
Karena a , b ∈ Z genap, maka f ( a )=1 dan f ( b )=1
Sehingga f ( a )=f ( b )
∀ a , b ∈ Z ganjil. Jika a=b ,maka f ( a )=f ( b )
Karena a , b ∈ Z ganjil, maka f ( a )=−1 dan f ( b )=−1
Sehingga f ( a )=f ( b ).
b) f ( a+b ) =f ( a ) . f ( b )
i. ∀ a , b ∈ ganjil
f ( a+b ) =f ( a ) . f ( b ) [ misalkan a+b=c , makac ∈Z genap ]
f ( c ) =(−1 )(−1 ) [ karena c ∈ Z genap , maka f ( c ) =1 ]
1=1 [ Terpenuhi ]
ii. ∀ a , b ∈ Z genap
f ( a+b ) =f ( a ) . f ( b ) [Misalkan a+b=C , maka C Z enap]
F ( c )= (−1 ) . (−1 ) ¿
1=1 [Terpenuhi ]

iii. ∀ a , b Z enap dan b Z enap , maka


F ( a+ b )=F ( a ) . F ( b )
Karena, a anjil dan b  Z enap , maka;
F(a+b) = -1
F(a).F(b) = (-1).1 = -1
Jadi, F(a+b) = F(a).F(b) [Terbukti]

c) f ( ab )=f ( a ) f ( b)
∀ a , b ∈ Z ganjil
f ( ab )=f ( a ) f ( b)
−1=(−1)(−1)
−1 ≠1
sifat bilangan ganjil yang dikalikan dengan bilangan ganjil ,menghasilkan bilangan ganjil.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa f(ab)≠ f ( a ) f (b)

12. Misalkan S = himpunan bilangan real , didefinisikan pemetaan


f : S → T , f ( s )=s 2 dan g : S → S=s+ 1.
a) Tentukan f ο g
b) Tentukan g ο f
c) Apakah f ο g=g ο f
Penyelesaian:
diketahui S adalah bilangan real.
2
f : S → S , f ( s )=s
g :S → S , g ( s )=s +1
a) f ο g=f ( g ( s ) )
¿ f (s +1)
¿(s+ 1)2
b) g ο f =g ( f ( s ) )
¿ g(s2 )
2
¿ s +1
c) karena f ο g=¿ maka jelas f ο g ≠ g ο f
13. Misalkan S himpunan bilangan real, dan untuk
a , b ∈ S den gan a ≠ 0 didefinisikan f a .b ( s )=as+b .
a) Buktikan ( f a .b ) ο ( f c. d ) =f u . v untuk suatu u , v ∈ S
b) Apakah ( f a .b ) ο ( f c. d ) =( f c. d ) ο ( f a . b ) selalu benar ?
c) Tentukan ( f a .b ) sehingga
( f a .b ) ο ( f 1.1 ) =( f a .b ) ο ( f 1.1 ) =( f a .b )
d) Buktikan ( f −1
a . b ada dantentukan bentuknya . )

Penyelesaian:
a) Dik S himpunan bilangan real, f a .b ( s )=as+b . Dengan a , b ∈ S dengan a≠ 0
Sehingga diperoleh ( f a .b ) ο ( f c. d ) =f a . b (cs +d ) dengan a , b , c , d ∈ S
¿ a ( cs +d ) +b
acs +ad +b
Karena a , b , c , d ∈ S maka ( ac ) ∈ Sdan ( ad +b ) ∈ S
Misalkan ac=u ∈ S dan ( ad+ b ) ∈V ∈ S maka diperoleh
( f a .b ) ο ( f c. d ) =acs+ ad+ b
¿ US+V
¿¿
terbukti Buktikan ( f a .b ) ο ( f c. d ) =f u . v
b) Misalkan a=1 , b=2 , c=3 dan d=4
Akan ditunjukkan ( f a .b ) ο ( f c. d ) =( f c. d ) ο ( f a . b )
( f 1.2 ) ο ( f 3.4 ) =( f 3.4 ) ο ( f 1.2 )
( f 1.2 ) ( 3 S+ 4 )=( f 3.4 ) (S+ 4)
35+ 4+2=3 ( s+ 2 )+ 4
35+6 ≠ 25+10 tidak memenuhi
dapat disimpulkan bahwa tidak semua ( f a .b ) ο ( f c .d )=( f c .d ) ο ( f a .b )

c) ( f a .b ) sehingga ( f a . b ) ο ( f 1.1 )=( f a . b ) ο ( f 1.1 )=( f a .b )


Karena ( f a .b ) ο ( f 1.1 ) =( f a .b ) ( s+1 ) , maka diperoleh
as +a+ b=as+b
a+ b=b
Jadi ( f a .b ) sehingga ( f a . b ) ο ( f 1.1 )=( f a . b )
( f a .b ) dengan a+b haruslah sama dengan b
d) Karena ( f a .b ) =as +b maka ( f −1
a .b ¿ ( a . b )
ο f =f I identitas di f =(f ¿¿ I ) ¿ ¿
¿ ¿b)¿ as +b
¿ 1 ( as+b ) +0
¿ f 1.0
Sehingga f I =f 1.0

a .b ¿ ( a . b )
Selanjutnya ( f −1 ο f =f I

a .b ¿ ( a . b )
( f −1 ο f =f 1.0

( f −1
a .b ¿ ο (as+ b)=s

( f −1
a .b ¿ ο ( as ) =s−b

s b
a .b ¿ ο ( s ) = −
( f −1
a a
1 b
( f −1
a .b ¿ ¿ (s )−
a a
¿f1
a ( −ba )
¿f1
Jadi terdapat ( f −1
a .b ¿ ( −ba )
a

14. Misalkan S= himpunan bilangan rasional taknegatif, yaitu


S = { m/ n :m ,n bilangan bulat taknegatif , n ≠0 }
T = Himpunan bilangan bulat.
a. Apakah f : S → T yang didefinisikan f (m/n)=2m 3n merupakan suatu fungsi?
b. Jika tidak, dapatkah anda memodifikasi pendefinisian tersebut sehingga
membentuk fungsi.
Penyelesaian:

a) Apakah f : S → T yang didefinisikan f (m/ n)=2m 3n (n ≠ 0)


F merupakan suatu fungsi karena terdefinisi dengan jelas dan
m
∀ ∈ S akan selalu ada F ¿ bilangan bulat yang memenuhi .
n
b) Karena F fungsi ,maka f (m/n)=2m 3n
15. Jika f : S → T fungsi satu dan onto.
Buktikan (f −1)−1=f ,(f −1 invers dari f )

Penyelesaian:

karena Jika f : S → T fungsi satu dan onto, maka ∀ a , b ∈ s dan a=b . Belaku f : S → T
berlaku f ( a )=f ( b ) ∈ . Selanjutnya ∀ f ( a ) ∈ S ∃ a ∈ S . Jadi diperoleh f −1=T → S .
Selanjuynya f , ( f −1 ) =(T → S)−1
¿(S → T )
Karena f : S → T dan f , ( f −1 ) =S → T maka f =(f −1)−1

16. Jika f himpunan terhingga dan f : S → T fungsi satu-satu.


Buktikan f juga fungsi onto. ( himpunan terhinggaadalah himpunan yang banyaknya
anggota terhingga)
Penyelesaian:
Karena S himpunan terhingga ,maka S= { a1 , a2 , … …. a n } selanjutnya f : S → S adalah
fungsi satu-satu sehingga a 1 , a2 ∈ S berlaku F ( a1 )=F ( a2 )
a 1=a2 (fungsi satu−satu)
Akibatnya ∀ f ( a ) ∈ Sterdapat a∈ S atau f onto

17. Jika S himpunan terhingga dari f : S → T onto.


Buktikan f juga satu-satu.
Penyelesaian:
Karena S himpunan terhingga, maka S= {a1 , a2 , … …. a n }
selanjutnya f : S → S adalah fungsi onto , maka ∀ f ( a ) ∈ S akibatnya karena S terhingga
dan onto maka ∀ a1=a2 ( a1=a2 ∈ S ) maka F ( a1 )=F ( a2 )
a 1=a2

BAB 2 Grup
1. Periksa, manakah yang berikut ini membentuk grup dengan operasi * yang didefinisikan
pada G, jika bukan aksioma mana yang tidak dipenuhi.
a. G=¿ himpunan bilangan bulat, a∗b=a−b , ∀ a , b ∈G
b. G=¿ himpunan bilangan bulat, a∗b=a+ b+ab , ∀ a , b ∈G
c. G=¿ himpunan bilangan bulat taknegatif, a∗b=a+ b , ∀ a , b ∈ G
d. G=¿ himpunan bilangan rasional ≠ 1 ,a∗b=a+ b+ab , ∀ a , b ∈G
e. G=¿ himpunan bilangan rasional ≠−1 , a∗b=a+b−ab , ∀ a , b ∈G
Penyelesaian :
a. Akan dibuktikan memenuhi 4 aksioma grup :
i. Sifat Tertutup
∀ a , b ∈G berlaku a∗b ∈G
Ambil sebarang a , b ∈G
Akan ditunjukkan bahwa a−b ∈G
Karena a ∈ G dan b ∈G maka a−b ∈G (Terpenuhi)
ii. Sifat Assosiatif
∀ a , b , c ∈ Gberlaku( a∗b )∗c ¿ a∗( b∗c )
Ambil sebarang a , b , c ∈G
Akan ditunjukkan( a∗b )∗c ¿ a∗( b∗c )
 ( a∗b )∗c=( a−b )−c
¿( a+b)−c …(i)
 a∗( b∗c )=a−( b−c )
¿ a−( b+c ) …(ii)
Dari (i) dan (ii) diperoleh ( a∗b )∗c ≠ a∗( b∗c ). Sehingga G tidak assosiatif.
Jadi, G=¿ himpunan bilangan bulat, a∗b=a−b , ∀ a , b ∈G bukan merupakan grup karena
tidak memenuhi salah satu aksioma grup yaitu sifat Assosiatif.
b. Akan dibuktikan memenuhi 4 aksioma grup :
i. Sifat Tertutup
∀ a , b ∈G berlaku a∗b ∈G
Ambil sebarang a , b ∈G
Akan ditunjukkan bahwa a+ b+ab ∈ G
Karena a ∈ G dan b ∈G maka a∗b=a+ b+ab ∈G (Terpenuhi)
ii. Sifat Assosiatif
∀ a , b , c ∈ Gberlaku( a∗b )∗c ¿ a∗( b∗c )
Ambil sebarang a , b , c ∈G
Akan ditunjukkan( a∗b )∗c ¿ a∗( b∗c )
a∗( b∗c )=a∗( b+c +ab )
¿ a+ ¿
¿ a+ b+c +bc +ab+ ac+ abc
¿ ( a+ b+ab )+ c+ ( a+b+ ab ) c
¿ ( a+ b+ab )∗c
¿ ( a∗b )∗c (Terpenuhi)

iii. Unsur Identitas


∃ e ∈G ∋ ∀ a ∈G berlaku a∗e=e∗a=a
Perhatikan bahwa:
a∗e=a
a+ e+ ae=a
e +ae=a−a
e=0
e∗a=e+a+ ea=0+a+ 0=a
a∗e=a+e+ ae=a+ 0+0=a

Sehingga, jadi identitasnya adalah 0. (Terpenuhi)

iv. Unsur Invers


−1 −1 −1
∀ a ∈G , ∃a ∈G ∋ a∗a =a ∗a=e
Perhatikan bahwa :
−1
a∗a =e
−1 −1
a+ a +a a =0
−1 −1
a + a a =−a
a−1 ( 1+a )=−a
−a
a−1=
(1+a)
−a
Jadi, bukan invers. (Tidak Terpenuhi)
(1+a)
Sehingga, G=¿ himpunan bilangan bulat, a∗b=a+ b+ab , ∀ a , b ∈G bukan merupakan
grup karena tidak memenuhi salah satu aksioma grup yaitu tidak memiliki unsur invers.
c. Akan dibuktikan memenuhi 4 aksioma grup :
i. Sifat Tertutup
∀ a , b ∈G berlaku a∗b ∈G
Ambil sebarang a , b ∈G
Akan ditunjukkan bahwa a+ b ∈G
Karena a ∈ G dan b ∈G maka a∗b=a+ b∈ G (Terpenuhi)
ii. Sifat Assosiatif
∀ a , b , c ∈ Gberlaku( a∗b )∗c ¿ a∗( b∗c )
Ambil sebarang a , b , c ∈G
Akan ditunjukkan( a∗b )∗c ¿ a∗( b∗c )
a∗( b∗c )=a∗( b+c )
¿ a+(b+ c)
¿ ( a+ b ) +c
¿ ( a+ b )∗c
¿ ( a∗b )∗c (Terpenuhi)
iii. Unsur Identitas
∃ e ∈G ∋ ∀ a ∈G berlaku a∗e=e∗a=a
Perhatikan bahwa:
a∗e=a
a+ e+ ae=a
e +ae=a−a
e=0
e∗a=e+a+ ea=0+a+ 0=a
a∗e=a+e+ ae=a+ 0+0=a

Sehingga, jadi identitasnya adalah 0. (Terpenuhi)

iv. Unsur Invers


∀ a ∈G , ∃a−1 ∈G ∋ a∗a−1=a−1∗a=e
Perhatikan bahwa :
−1 −1
a∗a =a ∗a=e
a+ a−1=a−1 +a=0
a=−(a¿¿−1)¿
Jadi, ¿−( a¿¿−1)¿ bukan elemen dari G (Tidak Terpenuhi)
Sehingga, G=¿ himpunan bilangan bulat taknegatif, a∗b=a+ b , ∀ a , b ∈ G bukan
merupakan grup karena tidak memenuhi salah satu aksioma grup yaitu tidak memiliki
unsur invers.
d. Akan dibuktikan memenuhi 4 aksioma grup :
i. Sifat Tertutup
∀ a , b ∈G berlaku a∗b ∈G
Ambil sebarang a=2 ∈G
Akan ditunjukkan bahwa a+ b+ab ∈ G
2+b+ 2b=1
b ( 1+2 )=−1
−1
b=
3
−1
Jika a=2 dan b= maka diperoleh
3
1
a+ b+ab=2− + ( 2 )
3 ( )
−1
3
1 2
¿ 2− −
3 3
¿ 2−( )1 2
+
3 3

¿ 2−( )
3
3
¿ 2−1

¿ 1∉ G (Tidak memenuhi)

Sehingga, G=¿ himpunan bilangan rasional ≠ 1 ,a∗b=a+ b+ab , ∀ a , b ∈G bukan


merupakan grup karena tidak memenuhi salah satu aksioma grup yaitu tidak bersifat
tertutup.
e. Akan dibuktikan memenuhi 4 aksioma grup :
ii. Sifat Tertutup
∀ a , b ∈G berlaku a∗b ∈G
Ambil sebarang a=3 ∈G
Akan ditunjukkan bahwa a+ b−ab ∈G
3+b−3 b=−1
b ( 1−3 )=−4
b=2
Jika a=3 dan b=2 maka diperoleh
a+ b+ab=3+2−( 3 ) (2 )
¿ 5−6
¿−1∉ G (Tidak memenuhi)
Sehingga, G=¿ himpunan bilangan rasional ≠−1 , a∗b=a+b−ab , ∀ a , b ∈G bukan
merupakan grup karena tidak memenuhi salah satu aksioma grup yaitu tidak bersifat
tertutup.

2. Jika ¿ grup komutatif, buktikan (a∗b)n=an∗bn , ∀ n ∈ Z . ( Z himpunan bilangan bulat)


Penyelesaian :
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 dan 𝑛 ∈ 𝑍, akan dibuktikan dengan 3 kasus, yaitu untuk 𝑛 = 0, 𝑛 >
0, dan 𝑛 < 0.
 Kasus 1
Untuk 𝑛 = 0 diperoleh a °=b °=( ab ) °=e, sehingga berlaku ( ab ) °=a ° b °
 Kasus 2
Untuk 𝑛 > 0, akan dibuktikan dengan induksi matematika.
n n n
P ( n )=(ab) =a b

Langkah 1 : P ( 1 ) bernilai benar


1 1 1
P ( 1 )=(ab) =a b ⇔ ab=ab

Asumsikan P(k ) benar


k k k
P ( k )=(ab) =a b

Akan ditunjukkan P(k + 1) juga benar,

(ab)k +1=a k+1 bk +1


k
(ab)k +1 = ( ab ) (ab)

¿( a ¿ ¿ k b )(ab)¿
k

¿ ak (bk a) b

¿a (ab )b
k k

¿( a¿¿ k a)(b k b) ¿
k+1 k+1
¿a b

Jadi, (𝑘 + 1) juga benar. Jadi, terbukti (𝑛) bernilai benar untuk 𝑛 > 0. Terbukti.

 Kasus 3.
Untuk 𝑛 < 0, perhatikan bahwa (ab)n =[( ab)−1 ]−n
−n
¿ [ a−1 b−1 ]

¿¿
n n n
(ab) =a b (Terbukti)

Berdasarkan tiga kasus diatas, terbukti(ab)n =an bn untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 dan 𝑛 ∈ 𝑍


3. Jika G grup dengan unsur identitas e, dan a 2=e ∀ a ∈G , buktikan G komutatif.
Penyelesaian :

Misalkan ¿ grup dan berlaku a 2=e

Akan dibuktikan a∗b=b∗a=e

Karena a 2=e a∗a=e


−1 −1
aa a =e a (kalikan kedua ruas dengan a−1 ¿
−1 −1
a (a a )=e a (Assosiatif)
−1
ae=a (a a−1=e dan e a−1=a−1)

a=a
−1
(ae=a¿

Karena diperoleh a=a−1, akibatnya :


−1
(a∗b)( a∗b)=e (a∗b)=(a∗b)

Berdasarkan teorema yang menyatakan jika G grup dan a , b ∈G , berlaku ( a b−1 )=b−1 . a−1.
Sehingga:

( a∗b )=( a∗b )−1

( a∗b )=b−1 . a−1

Karena ( b∗a )=b−1∗a−1, maka a∗b=b∗a

Jadi, jika G grup dan a 2=e . ∀ a ∈G , maka G merupakan grup komutatif.

4. Buktikan Akibat 2.12.


Penyelesaian :
Akibat 2.12 :
“Suatu semi grup G, membentuk grup jika ∀ a , b ∈G persamaan ax=b dan ya=b masing-
masing mempunyai penyelesaian tunggal di G”.
Bukti :

Misalkan persamaan a x=b memiliki penyelesaian u dan v maka berlaku bahwa:

au=b dan av =b karena a ∈ G dan G grup maka a mempunyai invers (a-1)

sehingga au=b dan av =b.

au=av

( au ) a−1=av ( a¿¿−1)¿

u(a a−1 )=v( aa¿¿−1)¿ (sifat asosiatif)

u(e)=v (e) (unsur identitas)

u=v (unsur identitas)

Jadi penyelesaian dari persamaan a x=b adalah tunggal.


Selanjutnya akan dibuktikan a y =b mempunyai penyelesaian tunggal.

Perhatikan G grup dan b ∈G dengan a y =b, karena b ∈G dan G grup, maka a−1 ∈ G
sehingga ( a y ) a−1=b . a−1

Berarti: ( a y ) a−1=b . a−1

y ( a . a−1 ) =b . a−1 (sifat asosiatif)


−1
y=b . a

Jadi b . a−1 juga merupakan penyelesaian dari y a=b sehingga dengan sendirinya
penyelesaian dari persamaan y a=b adalah juga tunggal.

5. Buktikan bahwa setiap grup yang mempunyai paling banyak 4 anggota, selalu komutatif.
Penyelesaian :
Suatu grup ¿ disebut komutatif jika operasi ¿ bersifat komutatif.
∀ a , b ∈G ; a∗b=b∗a
Misalkan tingkat dari a adalah m
Karenat (a)=m , maka m merupakan bilangan bulat positif terkecil sedemikian hingga a m=e
.
Pandang a , a 2 , a3 , … , am =e dimana : a , a 2 , a3 , … , am ∈G
Misaljan a i ≠ a j ∀ i≠ j ; 1 ≤i ≤m dan 1≤ j ≤ m
Selanjutnya andaikan a i ≠ a jdimana i> j(1 ≤ j≤ i ≤m)
j −1
a =a ⇒ ( a ) ( a ) =e
i j i

i −j
⇒ a . a =e
i− j
⇒ a =e
Hal ini tidak mungkin karena i− j< m, sedan mbilangan bulat terkecil sehingga a m=e
i j
∴ a ≠ a ; 1≤ i≤ n dan 1 ≤ j≤ n
2 3 n
Sehingga a , a , a , … , a berbeda
Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya anggota di G yang berbeda sama dengan tingkat
daria atau O(G)=t (a)=n
6. Jika G grup dan a=a−1 ∀ a ∈G , buktikan G komutatif.
Penyelesaian :
Misalkan : a , b ∈G dan a ≠ b
Karena a=a−1 maka a . a=e danb . b=e

{
a ∈G
ab ∈ G sehingga ( ab ) ( ab )=e , dimana b ∈G
g ∈G
Karena
( ab )( ab )=e
( ab )=( ab)−1
( ab )=b−1 × a−1
ab=ba(terbukti)
7. Buktikan akibat 2.15.
Penyelesaian :
Akibat 2.15
Suatu semigrup G, disebut grup jika memenuhi
(i) Ada e ∈ G sehingga ae=a , ∀ a ∈G
(ii) ∀ a ∈G , ada a−1 ∈G sehinggaa a−1=e
Untuk menunjukkan (i) dan (ii) maka cukup ditunjukkan bahwa ae=a dan a . a−1=e
Perhatikan:
(i) Ada e ∈ G sehingga ae=a ∀ a ∈ G
(ii) ∀ a ∈G ada a−1 ∈ G sehingga a . a−1=e
Pandang ( ea ) . a−1=e (a . a−1 ). (sifat assosiatif)
¿ e .e (dari ii)
¿e (dari i)
−1
¿ a . a (dari ii)
Jadi diperoleh ( ea ) . a−1=a . a−1
Dengan menggunakan teorema (2.3)
Maka ea=a .......(1)
Jadi dari (i) dan (1) diperoleh:
ae=ea=a ∀ a ∈ G
Ini berarti e unsur identitas di G
Selanjutnya pandang
( a−1 . a ) .a−1=a−1 ( a . a−1 ) (sifat assosiatif)
¿ a−1 ( e ) (dari ii)
¿ a (e identitas diG )
−1

¿ ea
−1
(dari 1)
( a−1 . a ) .a−1=e . a−1
Gunakan pencoretan kanan, maka akan diperoleh:
−1
a a=e (2)
Dari (ii) dan (2) diperoleh:
−1 −1 −1
∀ a ∈G ∃a ∈ G∋ a . a=a . a=e
Ini berarti semua anggota di G memiliki invers di G
∴ G merupakan grup.

8. Misalkan ¿ suatu semi grup dan memenuhi


(i) Ada e ∈ G sehingga ae=a ∀ a ∈ G
(ii) ∀ a ∈G ada a−1 ∈ G sehingga a . a−1=e
Apakah G merupakan grup? Jika bukan berikan contoh penyangkal.
Penyelesaian :
Untuk menunjukkan (i) dan (ii) cukup ditunjukkan a . e=a dan a−1 . a=e
Sekarang perhatikan:
(i) Ada e ∈ G sehingga ae=a ∀ a ∈ G
(ii) ∀ a ∈G ada a−1 ∈ G sehingga a . a−1=e
Pandang a−1∗( a∗e )=( a−1∗a )∗e (sifat assosiatif)
¿ e∗e (dari ii)
¿ e (dari i)
−1
¿ a ∗e (dari ii)
−1 −1
Jadi diperoleh a ∗( a∗e )=a ∗a
Dengan melakukan pencoretan kiri diperoleh:
a∗e=a ..... (1)
Jadi dari (i) dan (1) diperoleh:
e∗a=a∗e=a ∀ a∈ G
Ini berarti e unsur identitas
Selanjutnya pandang
a ∗( a∗a )=( a ∗a ) a
−1 −1 −1 −1
(Assosiatif)
−1
¿ e .a (dari (ii)
−1
¿ a (e identitas di G)
−1
¿ a ∗e (dari 1)
Dengan menggunakan pencoretan kiri diperoleh:
−1
a∗a =e ..... (2)
Dari (ii) dan (2) diperoleh:
−1 −1 −1
∀ a ∈G , ∃a ∈G ∋ a ∗a=a∗a =e
Ini berarti setiap anggota di G mempunyai invers di G, oleh karena itu G grup.
9. Buktikan Akibat 2.17
Suatu Quasi grup yang asosiatif adalah grup
Penyelesaian :
Misalkan G adalah quasi grup/suatu semi grup, yang asosiatif, maka untuk membuktikan G
adalah grup hasil memenuhi syarat :
I. Ada e ∈ G sehingga ea=a , ∀ a ∈G
II. ∀ a ∈G , ada a -1 ∈G , ada a -1 ∈G sehingga a -1a =e
Karena itu cukup ditunjukkan bahwa ea=a dan a -1a=e
I. Pandang a -1 ( ae )=¿ a-1a) e
¿ e .e
¿e
¿ a -1a
Jadi diperoleh a -1 ( ae )=a-1a
Dengan melakukan pencoretan kiri diperoleh ae=a …(1)
Diperoleh : ae=ea=a , ∀ a ∈G
Jadi ada e unsur identitas di G
II. Pandang a -1¿-1¿ ¿ ¿-1a ) a -1 [asosiatif]
¿ ea -1
¿a
Karena a ¿ a e maka a -1¿-1) ¿ a -1 e
-1 -1

aa -1 ¿ e
Sehingga ∀ a ∈G , ada a -1∈G ∋ a-1 a=aa -1 ¿ e
Ini berarti setiap anggota di G mempunyai invers di G
Oleh karena Z syarat semi grup untuk dikatakan sebagai grup terpenuhi, maka G adalah
grup
10. Lengkapi bukti teorema 2.19
Invers kiri dari suatu grup juga merupakan invers kanan
Penyelesaian :
Misalkan G grup dan e identitas di G
Ambil a ∈ G sebarang dan misalkan a−1 ∈ G invers kiri dari a
Jadi a . a−1=e
Masih perlu ditunjukkan bahwa a . a−1=e
Misalkan G grup dan e identitas kiri G
e . a=a … … … … ( 1 )
Karena setiap grup memiliki invers kiri maka untuk a ∈ G, ∃ a−1 ∈ G
Sehingga :
a−1 . a=e … … … … .(2)
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh :
( a−1 . a ) .a=( a. a−1 ) . a=e . a
Gunakan hukum pencoretan, maka diperoleh :
( a−1 . a ) .a=e . a
( a−1 . a )=e
Jadi a−1merupakan invers kanan.
11. Lengkapi bukti Teorema 2.20
Buktikan :
a) Identitas kanan suatu grup juga merupakan identitas kiri!
b) Invers kanan suatu anggota grup juga merupakan invers kiri dari anggota tersebut
Penyelesaian :
a) Misalkan G grup dan e identitas kanan di e dalam arti ∀ a , b ∈G berlaku
ae=a …(1)
Karena setiap grup yang mempunyai identitas kanan, juga mempunyai invers kanan maka
untuk a ∈ G ada a -1∈G sehingga aa -1¿e
(1)Dan (2)
Diperoleh a -1( ae )=¿ -1a ¿ e=ee=e=a -1a
(ea)a -1¿ e ¿ -1)
¿ ee
¿e
¿ a -1a
Gunakan hukum pencoretan, diperoleh :
ea=a ∀ a ∈G
Jadi e merupakan identitas kiri
b) Invers kanan dari suatu anggota grup juga merupakan invers kiri dari anggota tersebut
Misal : G grup dan e identitas di G
Ambil a ∈ G sebarang dan misalkan a -1 ∈G invers kanan dari a
Jadi : aa -1¿ e
Karena grup bersifat Assosiatif maka :
aa -1¿ a 2-1a=e ,[dengan a 1-1 = invers kanan dan a 2-1¿ invers kiri]
Misalkan invers kanan dan kiri adalah sama maka
aa 1-1¿ a 2-1a
aa -1a 1-1¿ a 2-1a a -1 [kedua ruas dikali a -1]
e a1-1¿ a 2-1e
a 1-1 ¿ a 2-1
Invers kanan ¿ invers kiri [Terbuka]

12. Misalkan G grup, ( ab ) 3=a3 b3 dan ( ab ) 5=a5 b5 ∀ a ,b ∈ G. Buktikan G komutatif


Penyelesaian :
Bukti :
e ( ab ) 3=a 3 b 3 ∀ a , b ∈G
Maka ( ab ) 3=ab . ab . ab=a3 b3
¿ aaa . bbb
¿ a−1 ( ab . ab . ab ) b−1
¿ a−1 ( aaa . bbb ) b−1
¿ b . ab . a=aa . bb
¿ ab . ab=aa . bb
4 −1 4 −1
¿ a . ababb =a . aa . bbb
¿ ba=ab
Karena ba=ab maka G grup komutatif
5 5 5
e . ( ab ) =a b ∀ a , b ∈G
Maka ( ab ) 5=ab . ab . ab . ab . ab=a5 b5
¿ ab . ab . ab . ab . ab=aaaaa . bbbbb
¿ a−1 ( ab . ab . ab . ab . ab ) b−1=a−1 . aaaaa. bbbbb . b−1
−1 −1 −1 −1
¿ b b . ab . ab . ab . a a =a aaaa. bbbb b
¿ ab . ab . ab=aaa . bbb
3
¿ a b =aaa . bbb
¿ ( ab ) 3=a3 b3
Berdasarkan bukti bagian pertama maka dapat dikatakan G merupakan grup komutatif.

13. Misalkan Aa = {(
cosα−sinα :∈ R }
sinα cosα )
Buktikan,Aα dengan operasi perkalian matriks membentuk grup.

Apakah grup tersebut Komutatif ?

Bukti:

Akan dibuktikan (Aα ,x) Merupakan grup

[i] Tidak kosong

Aα ≠ ∅ sebab ∃ A 3 o ° = {( cos 30° −sin 30°


sin 30 ° cos 30° )
:30 ∋ R }

[ii] Sifat tertutup

∀ A β , AY ∈ Aa berlaku A β x AY ∈ A a

Ambil sebarang A β , AY ∈ Aa

Perhatikan Bahwa

( )(
A β x AY = cosβ −sinβ × cosY −sinY
sinβ cosβ sinY cosY )
= ( sinβ
sinβcosY + cosβsinY −sinβsinY +cosβcosY )
cosY −sinβsinY −(cosβsinY +sinβcosY )

=
(cossin((β+Y
β +Y ) cos ⁡( β +Y ) )
) −sin( β +Y )
= (cosμ−sinμ
sinμcosμ )
∈ A …..(Terpenuhi)
μ

Catatan: ( μ=Y , μ ∈ R ¿

[iii] Sifat Asosiatif

∀ A β , , A Y ∈ A a Berlaku A μ.( AY . A μ) = ( A β . AY ) . A μ

Jelas terpenuhi,sebab matriks 2 x 2 memenuhi sifat asosiatif

[iv] Unsur identitas

∀ A β ∈ A α ∃e ∈ A α ∋ e∗A β =A β∗¿ A β .

Unsur identitas pada matriks yaitu

e= ( )
1 0 ⇒
0 1
❑ e= (
cos 0 −sin 0
sin 0 cos 0 )
Akan dibuktikan : A β∗¿ e∗A β= A β

Perhatikan bahwa:

( cosβ
sinβ )( )(
−sinβ cos 0 −sin 0 = cos 0 −sin 0 cosβ −sinβ
cosβ sin 0 cos 0 sin 0 cos 0 sinβ cosβ )( )
= ( cosα
sinα
−sinα
cosα )
(cossin ((ββ+0+0 )) cos ( β +0 ))(
−sin ( β +0 )
=
cos ( β +0 ) −sin ( β+0 )
sin ( β+ 0 ) cos ( β+ 0 ) )
= ( cosβ
sinβ
−sinβ
cosβ )
… … .(Terpenuhi )

[v]Unsur invers

∀ A β ∈ A α ∃ A−1 −1 −1
β ∈ A β ∋ A β × A β = A β × A β =e

1
A−1
β =
det ⁡¿ ¿

Det( A β ¿=cosβ cosβ−(−sinβ ) sinβ

=cos 2 β +sin2 β
=1

Akan dibuktikan A β × A−1 −1


β =A β × A β =e

( cosα
sinα
−sinα
cosα
× )(
cosα
−sinα
sinα
cosα
=)(
cosα −sinα
sinα sinα
× )(
cosα −sinα
sinα sinα
= )(
cos 0 −sin 0
sin 0 cos 0 )

( )( )(
⇒ 2 2 2 2
cos α + sin α −sinα cosα+ sinα cosα cos α +sin α −sinα cosα+ sinα cosα cos 0
❑ = =
sinα cosα−sinα cosα cos2 +sin 2 α sinα cosα−sinα cosα cos 2 +sin 2 α sin 0

(10 01 )=( 10 01)=( cos 0 −sin 0


)

❑ … ..(terpenuhi)
sin 0 cos 0

Jadi, A βmerupakan grup

Akan dibuktikan A β merupakan grup komutatif

∀ A β , A Y ∈ A α berlaku A β × A Y = AY × A β ∈ A α

Perhatikan bahwa:

A β × AY = A Y × A β

( cosβ
sinβ )( )(
−sinβ × cosγ −sinγ = cosγ −sinγ × cosβ −sinβ
cosβ sinγ cosγ sinγ cosγ sinβ cosβ )( )

(cosβcosγ−sinβsinγ −cosβsinγ−sinβcosγ
)(
cosγ cosβ−sinγ sinβ −cosγ sinβ−sinγ cosβ
)

❑ =
sinβcosγ +cosβsinγ −sinβsinγ +cosβsinγ sinγ cosβ+ cosγ sinβ −sinβsinγ +cosγ sinβ

( cos ⁡(β +γ ) −sin ⁡(β + γ )


)(
cos ⁡( γ + β ) −sin ⁡(γ + β)
)

❑ =
sin ⁡( β+ γ ) cos ⁡( β+ γ ) sin ⁡( γ + β ) cos ⁡(γ + β)

(cos ⁡(β +γ ) −sin ⁡(β + γ )


)( cos ⁡( γ + β ) −sin ⁡(γ + β)
)

❑ =
sin ⁡( β+ γ ) cos ⁡( β+ γ ) sin ⁡( γ + β ) cos ⁡(γ + β)

[Sifat komutatif penjumlahan]

Jadi, ( cosμ
sinμ cosμ )(
sinμ cosμ )
−sinμ = cosμ −sinμ [ μ=β +γ , μ ∈ R ] … …(Terpenuhi )

Jadi, Aα merupakan grup komutatif


14. Misalkan G={ a+ b √ 2;a , b ∈ Q } buktikan G grup terhadap operasi
penjumlahan,Apakah G komutatif?
Bukti:

Akan di buktikan G merupakan grup

[i]Tidak kosong

G≠ ∅ sebab ∃ { 2+ 4 √ 2 ; 2,4 ∈Q } ∈G … .(Terpenuhi)

[ii] Sifat tertutup

∀ x , γ ∈G beraku x∗y ∈G

Ambi sebarang x,y ∈G

Pandang x=( a1+ b1 √2 )∗( a2 +b2 √2 )

=( a1+ b1 √ 2 ) + ( a2 +b 2 √ 2 )

=( a 1+ a2 ) + ( b 1 √ 2+b2 √ 2 )

=( a 1+ a2 ) + ( b 1+ b2 ) √2

Catatan:

[ a 1 ∈Q ∧ a2 ∈ Q❑ ( a 1+ a2 ) ∈Q misallkan ( a1 +a 2 )=a 3 ∈Q


b 1 ∈Q ∧b ∈ Q❑ ( b + b ) ∈Q misalkan ( b + b )=b ∈ Q ¿
2 1 2 1 2 3

=a 3+ b3 √2 [ a 3 , b3 ∈Q ]
=a 3+ b3 √2 ∈Q

[iii] Sifat Asosiatif

∀ x , y , z ∈G berlaku x∗( y∗z )= ( y∗z )∗z

Ambil sebarang x , y , z ∈ G

Pandang x=( a1+ b1 √2 ; a1 , b1 ∈Q )


Y=( a2+ b2 √ 2 ; a 1 , b2 ∈Q )

Z=( a3 +b3 √ 2; a 3 , b 3 ∈Q )

Perhatikan bahwa:

X¿ ( y∗z ) =( a1 +b 1 √ 2 )∗{( a2 +b2 √ 2)∗( a3 +b3 √ 2 ) }

=( a1+ b1 √2 )∗{ ( a2 +b 2 √ 2 ) + ( a3 +b3 √ 2 ) }

=( a1+ b1 √2 ) + {( a2 +b2 √ 2 ) + ( a3 + b3 √ 2 ) }

=( a1+ b1 √2 ) + {( a2 +a3 √ 2 ) + ( b 2 √ 2+b3 √ 2 ) }

=( a1+ b1 √2 ) + {( a 2+ a3 ) + ( b 2+ b3 ) √ 2 }

={( a 1+ a2 )+a 3 } +{( b1 +b2 ) √ 2+b3 √ 2 }

={( a1 +a2 ) + ( b1 +b2 ) √ 2 }+ ( a3 +b3 √ 2 )

={( a1 +b 1 √ 2 )∗( a2 +b 2 √ 2 ) }+ ( a 3+ b3 √ 2 )

={( a1 +b 1 √ 2 )∗( a2 +b 2 √ 2 ) }∗( a3 +b3 √ 2 )

= ( x∗γ )∗z … … .(terpenuhi )

[iv] Unsur identitas

∀ x , ∈G ∃e ∈G ∋e∗x=x∗e=x

Ambil sebarang x , y ∋G

Pandang x=( a1+ b1 √2 ; a1 , b1 ∈Q )

Y=( a2+ b2 √ 2 ; a 1 , b2 ∈Q )

Perhatikan bahwa:

x∗y = y∗x= y

( a1+ b1 √2 )∗( a2 +b2 √2 ) =( a2 +b2 √2 )∗( a1 +b1 √ 2) =( a2 +b2 √ 2 )


( a1+ b1 √2 ) + ( a2 +b 2 √ 2 ) =( a2 +b 2 √ 2 ) + ( a1 +b1 √ 2) =( a2 +b2 √ 2)

❑ ( a1 +b1 √ 2 )=( a1 +b1 √ 2 )=( a2 +b2 √ 2 )−( a2 +b2 √ 2 )


❑ ( a1 +b1 √ 2 )=( a1 +b1 √ 2 )=( a2 +b2 ) −( b2 +b 2) √ 2


❑ ( a1 +b1 √ 2 )=( a1 +b1 √ 2 )=0+ 0 √2


❑ x= { 0+0 √ 2; 0 ∈ Q } ∈ G

Sehingga e={ 0+ 0 √ 2 ; 0 ∈Q } ∈G [ identitas ] … (terpenuhi )

[v] unsur invers


−1 −1
∀ x ∈G ∃ x ∗x=x∗x =e

Ambil sebarang x ∈ G

Pandang x={ a1+ b1 √2 ; a1 , b1 ∈Q }

Perhatikan bahwa:
−1 −1
x ∗x=x∗x =e

❑ x ∗( a1 +b 1 √ 2 ) =( a1 +b 1 √ 2 )∗x =( 0+0 √ 2 )
−1 −1


❑ x −1∗( a1 +b 1 √ 2 ) =( a1 +b 1 √ 2 )∗x−1=0


❑ x =0−( a1 +b1 √ 2 )
−1


❑ x =−( a1 +b 1 √ 2 )
−1


❑ x −1=a1−b 1 √ 2 [−a 1 ,−b 1 ∈Q ]

❑ x = (−a1 −b1 √2 ) ∈ G… ….(terpenuhi)
−1

Jadi,G=( a+ b √ 2;a , b ∈ Q ) merupakan Grup

Akan di buktikan ( a+ b √ 2; a , b ∈ Q ) merupakan Grup komutatif

∀ x , y ∈G berlaku x∗y= y∗x ∈G

Ambil sebarang x , y ∈G
Pandang x={ a1+ b1 √2 ; a1 , b1 ∈Q }

Y={ a2+ b2 √ 2 ; a 2 , b2 ∈Q }

Perhatikan bahwa:

x∗y =( a 1+b 1 √ 2 )∗( a 2+ b2 √2 )

=( a1+ a1 √2 ) + ( a2 +b 2 √ 2 )

=( a 1+ a1 ) + ( b 1 √ 2+b2 √ 2 )

=( a 2+ a1 ) + ( b 2+ b1 ) √2

=( a 2+ a1 ) + ( b 2 √ 2+b1 √ 2 )

==( a 2+ b2 ) + ( a1+ b1 √ 2 )

x∗y … . ( Terbukti ) jadi,G merupakan grup komutatif

15.Buktikan Q ¿ {0¿ } dengan operasi perkalian merupakan grup komutatif.

Penyelesaian :

i. Tertutup
∀ a , b ∈Q ¿ {0 ¿}berlaku a∗b ∈Q
a1 a2
Ambil sebarang a , b ∈Q dengan a= dan b=
b1 b2
a1 a 2 a1 a2
Dengan a , b ≠ { 0 } diperoleh a∗b= × = ∈Q
b1 b2 b1 b2
Sehingga Q ¿ {0¿ } bersifat tertutup.

ii. Asosiatif
∀ a , b ∈Q ¿ {0 ¿}, berlaku ( a∗b )∗c=a∗(b∗c )
a1 a2 a3
Ambil sebarang a , b ∈Q dengan a= ; b= ; c= ; a , b , c ≠ { 0 }
b1 b2 b3
Diperoleh
( a∗b )∗c=a∗(b∗c )

( )
a1 a 2 a3 a1 a 2 a3
× × = × ×
b1 b 2 b3 b1 b 2 b3 ( )
a1 a2 a 3 a 1 a2 a3
× = ×
b1 b2 b 3 b 1 b2 b3
a1 a2 a3 a1 a2 a3
=
b1 b2 b3 b1 b2 b3
Sehingga Q ¿ {0¿ } bersifat asosiatif

iii. Identitas
∃ e=1 ∈Q ¿ {0¿}, ∋ a∗e=e∗a=a , ∀ a ∈Q ¿ {0 ¿}
a1
Misalkan a= , maka :
b1
a∗e=a
a1 a1
× e=
b1 b1
e=1
Karena terdapat e=1 ∈Q ¿ {0 ¿}, maka Q ¿ {0¿ } memiliki unsur identitas.

iv. Invers
−1 −1 −1
∀ a ∈Q ¿ {0¿}∃ a ∈ Q ¿{0¿}∋a∗a =a ∗a=e
a1
Ambil sebarang a ∈ Q¿ {0¿} dengan a= , maka diperoleh
b1
−1
a∗a =e bukti:a∗a−1=e
a1 −1 a1 b 1
× a =1 × =e
b1 b1 a 1
b a1 b1
a−1= 1 =e
a1 b1 a1
1=e terbukti
Jadi, terdapat unsur invers.
Karena 4 syarat terpenuhi, maka Q ¿ {0¿ } adalah grup
Selanjutnya akan dibuktikan Q ¿ {0¿ } adalah grup komutatif:
v. Komutatif
∀ a , b ∈Q ¿ {0 ¿}, berlaku a∗b=b∗a
a1 a2
Ambil a , b ∈Q ¿ {0¿} sebarang dengan a= , b= ; a , b ≠ 0
b1 b2
Maka diperoleh
a∗b=b∗a
a1 a 2 a 2 a1
× = ×
b1 b 2 b 2 b1
a1 a2 a2 a1
=
b1 b2 b2 b1
a1 a2 a1 a2
=
b1 b2 b1 b2
Jadi, Q ¿ {0¿ } adalah grup komutatif.

16.Misalkan G={ a+bi:|a+bi|=1, i 2=−1 , a , b ∈ R }

Buktikan.G dengan operasi perkalian membentuk grup.

Apakah G komutatif?

[i] sifat tertutup

∀ x , y ∈G , berlaku x +γ ∈ z

Ambil sebarang x , y ∈G

Pandang x={|a1 +b1 i|: a , b∈ R }

Y={|a2 +b2 i|: a , b ∈ R }



❑ x∗y=( a 1+ b1 1 )∗( a 2+ b2 i )

x . y= ( a1 +b1 1 ) × ( a 2+ b2 i )

=a 1 a 2+ a1 b 2 i+a1 b2 i+ bi b1 1

==a 1 a 2+ a1 b 2 i+a1 b2 i+ bi b2

[ii] sifat Asosiatif

∀ , x , y , z ∈G berlaku x ( y∗z )= ( x∗y )∗z

Ambil sebarang x , y , z ∈ G

Pandang: x={ a 1+ b1 i ; a , b1 ∈G }

Y={ a 2+ b2 i ; a2 , b2 ∈G }

Z={ a 3+ b3 i; a3 , b3 ∈G }

x∗( y∗z )=( a 1+ b1 i )∗[ ( a 2+ b2 i )∗( a3 + b3 i ) ]

x ∙ ( y ∙ z )=( a1 +b1 i )∗[ ( a2 +b2 i )∗( a3 +b3 i ) ]


[
=( a 1+ b1 i ) × (a 2 a 3+ a2 b3 +a3 b2 i+ b2 b3 i
2
)]

[
=( a 1+ b1 i ) × ( a 2 a3 + a2 b3 + ( a3 b2 i )−b 2 b 3 ) ]
2 2
=a 1 a 2 a3 + a1 a2 a3 i +a 1 a3 b 2 i−a 1 b 2 b3 + a2 a3 b1 i+a 2 a3 b 1 i + a3 b1 b2 i −¿

b 1 b2 b3 i

( x∗y )∗z=[ ( a1+ b1 i )∗( a 2+ b2 i ) ]∗( a 3+ b3 i )

( x ∙ y ) ∙ z=[ ( a1 +b1 i ) × ( a 2+b 2 i ) ] × ( a3 +b3 i )

2
=[a1 a2 +a1 a2 i+ a2 b2 i+b 1 b 2 i ]× ( a3 b3 i )

=[a1 a2 +a1 a2 i+ a2 b2 i −b1 b2 ]× ( a 3 b 3 i )

=a 1 a 2 a3 + a1 a2 a3 i +a 2 a 3 b 1 i−a 3 b 1 b 2+ a1 a3 b 3 i+a 2 b 2 b3 i 2+ a2 b1 b3 i 2−¿

b 1 b2 b3 i (terpenuhi)

(iii)memiliki unsur identitas

∀ x ∈G ∋ x ∈G ∋e∗x =x∗e=x

Ambil sebarang x ∈G

Pendang x={ a 1+ b1 i , a , b ∈ R }
⇒ ⇒
❑ e∗x=x ❑ x∗e=x

e ∙ x=x ( a 1+ b1 i )∗e=( a1+ b1 i )


e ∙ ( a1+ b1 i ) =( a1 +b 1 i )

( a1 +b1 i ) ( a1 +b1 i )
e ¿ e ¿
( a1 +b1 i ) ( a1 +b1 i )
e = e =1

sehingga e=1 ∈ R(terpenuhi)

(iv)memiliki unsur invers

∀ x ∈G ∃ x ∋G ∃ x ¿ x=x ¿ e=x
Ambil sebarang x ∈G

Pendang x={ a 1+ b1 i , a , b ∈ R }

17.Misalkan M = {( )
a b : ( ad−bc ) ≠ 0 , a ,b ,c , d ∈ R
c d
. }
Buktikan M dengan perkalian matriks membentuk grup. Apakah M komutatif?

Penyelesaian:

(i) Tertutup
∀ a , b ∈ M a∗×b ∈ M

Ambil sebarang A= ( a1 b 1
c1 d1 )
dan B=
a 2 b2
c2 d2 (
∈M )
Dimana a 1 , a2 , b1 , b2 ,c 1 , c 2 , d 1, d 2 ∈ R

Sehingga dapat dibuktikan:

( a1 b 1
c1 d1 )(a b
c2 d 2 )(
a a +b c a b +b d
× 2 2= 1 2 1 2 1 2 1 2
c1 a2 +d 1 c 2 c 1 b2+ d 1 d 2 )
Gunakan Teorema det ( AB )=det ( A ) . det ( B )

Diketahui det ( x ) ≠ 0 dan det ( y ) ≠0

Maka det ( xy )=det ( x ) . det ( y ) ≠ 0 (Terpenuhi)

(ii) Asosiatif
∀ a , b , c ∈ M , ( a∗b )∗c=a∗( b∗c )

Ambil sebarang X = ( a1 b 1
c1 d1 ) (a b
c2 d2
a b
) (
,Y = 2 2 , Z= 3 3 ∈ M
c 3 d3 )
Dimana a 1 , a2 , a3 , b1 ,b 2 , b 3 , c 1 , c2 , c 3 , d 1, d 2 , d 3 ∈ R

Akan dibuktikan matriks ( X∗Y )∗Z= X∗(Y∗Z)


{( ) ( )} ( ) (
a1 b 1 a 2 b 2

c 1 d 1 c 2 d2
a b
c3 d3
a a + b c a b +b d a b
∗ 3 3= 1 2 1 2 1 2 1 2 3 3
)(
c 1 a2 +d 1 c 2 c 1 b 2+ d 1 d 2 c 3 d 3 )
¿¿
Terbukti karena matriks yang terbentuk masih matriks 2 x 2.
Berdasarka sifat assosiatif pada perkalian matriks, ( M , X ) memenuhi sifat sifat assosiatif
(iii) Identitas
∃ e ∈G ∋a × a=a , ∀ a ∈ G
Ambil sebarang ×∈ M

Unsur identitas matriks I = ( 10 01)


Akan ditunjukkan a × e=e × a=a

( )( ) ( )( )
a b 1 0
c d 0 1
=
1 0 a b
0 1 c d

( ac db)=(ac bd )
(iv) Invers
−1 −1 −1
∀ a ∈G , ∃a ∈G ∋ a ×a =a × a=e

Akan dibuktikan x−1 .= x−1=e

−1
x =
1
( d −b
det ⁡(x) −c a )

( )
d −b
ad −bc ad −bc
¿ ∈x
−c a
ad −bc ad −bc

Det ( x−1)= ( ad−bc


d
)( ad−bc
a
)−( ad−bc
−b
)( ad−bc
−c
)
ad−bc
= ≠0
ad−bc

( )
d −b

ad−bc
−c
ad−bc
a ( ac bd)=¿
ad−bc ad−bc
( )(
d −b

)(
a1 d −¿bc bd−bd
( )
a b ad−bc ad−bc
= ad−bc ¿ ad−bc
ad −bc 1 0
)
1

 ¿=
c d −c a ad −bc 0 1
¿
ad−bc ad−bc
18. Misalkan Z himpunan bilangan bulat dengan operasi *, yang didefinisikan
a∗b=a+ b+1 , untuk setiap a , b ∈ Z . Apakah ¿ merupakan grup?

Penyelesaian:

Tidak kosong (0)

G ≠0 karena ∃ z ∈G (Terpenuhi)

i. sifat tertutup
misal a , b ∈ z , a∗b=a+b+ 1∈ z(Pasti tertutup)

ii. Sifat assosiatif


∀ a , b , c ∈ z , ( a+ b ) +c=a+ ( b+c )

Ambil sebarang a , b . c ∈ z

Akan ditunjukkan bahwa (a∗b)∗c=a∗(b∗c)

 ( a∗b )∗c=( a+b+1 )∗c


¿ a+ b+1+c +1

¿ a+ b+c + z

 a∗( b∗c )=a∗( b+c +1 )


¿ a+ b+c +1+1
¿ a+ b+c + z (Terbukti Assosiatif)

iii. Memiliki unsur identitas


∃ e ∈ z → ∀ a ∈ z berlaku a+ c=e +a=a

Ambil sebarang a ∈ z , akan ditunjukkan a∗e=e∗a=a

a∗e=a

a∗e +1=a

e +1=a−a
e +1=0

e=−1 ∈ z

 Misal a=2
a∗e=a+e+ 1
¿ 2+ (−1 ) +1
¿2

Jadi, 6 memiliki unsur identitas.


iv. Memiliki Unsur invers

∀ a e , z ∃a−1 e z ∋ a+a−1=a−1 + a=e


−1
a∗a =e

a+ a−1 +1=−1

 Misal a=2
Maka a∗a−1=e

2+a−1+ 1=−1
−1
a =−4

a+ a−1=−1−1
−1
a+ a =−2

a−1=−2−a

Membuktikan bahwa e=−1


−1
a∗a =e

2∗(−4 )+ 1=e

−1=e

Jadi, G memiliki unsur inver

19. Misalkan Q\{ 1 } dengan operasi * yang didefinisikan, a∗b=a+ b−ab untuk setiap
a , b ∈Q ¿ {1¿ }.Apakah ¿ merupakan grup?

Penyelesaian:
(i) Tertutup
∀ a , b ∈ Q\{ 1 }, a∗b=a+ b−ab
Karena setiap dioperasikan maka hasilnya elemen Q\{ 1 }
(ii) Assosiatif
∀ a , b ∈, Q ¿ {1¿}, a∗b=a+ b−ab
P x
Misalkan a= , b=
q y
a∗b assosiatif karena

(
p x px
+ −
q y qy
p x
= + −
q y )(
px
qy )
p ( y2 −xy ) +q x 2 p ( y 2−xy ) + q x2
 =
q y2 q y2
Hal ini berarti ( a+ b )−ab=a+ ( b−ab )
(i) Mempunyai unsur identitas, yaitu:
a∗b=a+ b−ab
a+ b−ab=0
a ( 1−b ) +b=0
a ( 1−b )=−b
−b
a= b≠1
(1−b )
−b
∀ a , b ∈Q ¿ 1}, berlaku a=
1−b
∴ Q \{ 1} memiliki unsur identitas
Dengan demikian ∴ Q \{ 1} juga memiliki invers karena sifat grup terpenuhi Q ¿ 1} grup.
20. Buktikan G= { cos α +i sin α :α ∈ R } ,dengan operasi perkalian bilangan kompleks
membentuk grup.

Penyelesaian:

(i) Tertutup
∀ a , b ∈G , a∗b ∈G
¿
¿
Terbukti , a∗b ∈G
(ii) Assosiatif
∀ a , b , c ∈ G ,berlaku ( a∗b )∗c=a∗( b∗c )
Missal a=cos α 1+ isin α 1
b=cos α 2 +isin α 2
c=cos α 3+i sin α 3
Maka, ( a∗b )∗c=a∗( b∗c )
 ¿
¿ [ cos α 1 . cos α 2 +i cos α 1 . sin α 2 +i sin α 1 . cos α 2 +sin α 1 . sin α 2 ]
¿
↔ ( cos α 1 . cos α 2 .cos α 3 +i cos α 1 . sin α 2 . cos α 3+ isin α 1 . cos α 2 . cos α 3 +sin α 1 . sin α 2 . cos α 3+ cos α 1 . cos α 2 .i si

 ¿

¿¿

( cos α 1 . cos α 2 . cos α 3+ i sin α 3 . cos α 2 .cos α 1 +i sin α 1 .cos α 3 . cos α 1+ sin α 2 .sin α 3 .cos α 1 +i sin α 1 . cos α 2 . cos α
Terbukti G Assosiatif
(iii) Identitas
∃ e ∈G ∋a∗e=e∗a , ∀ a∈ G
Misal ¿ cos α +isin α , maka
Untuk α =0 diperoleh
cos 0+ isin 0=1
a × e=(cos α +i sin α ) ×1=a
Maka G memiliki unsur identitas
(iv) Invers
∀ a ∈G , ∃a−1 ∈G ∋ a∗a−1=a−1∗a=e
Misal a=cos α +isin α , maka
−1
a =¿
2 2
¿ cos α +sin α =1=e
Sehingga, G memiliki invers
Karena G memenuhi 4 syarat grup maka G adalah Grup.

BAB 3 Grup Siklik


1. Berikan dua contoh grup terhingga yang periodik!
Penyelesaian:
Contoh 1
1. Misalkan G= {−1, 1 } .Tunjukkan bahwa ( G ,× ) merupakan grup
Penyelesaian:
Pandang tingkat dari setiap anggota G, yaitu t (1) = 1, t (-1) = 2
Terlihat bahwa ∀ a ∈G , t(a)≠ ∞
Jadi, G merupakan periodik.
Contoh 2
2. Misalkan G= {−1, 1 ,i ,−i } dengan i menyatakan imaginer, tunjukkan bahwa ( G ,× )
merupakan periodic, i 2 = -1.
Penyelesaian:
G= {−1, 1 ,i ,−i } dengan identitas e=1
n 1
1 =1 ⇒ 1 =1 ⇒ o ( 1 ) =1
n
(−1) =1 ⇒¿
i n=1 ⇒ i 4=1⇒ o ( i ) =4
(−i)n=1 ⇒ ¿
Jadi, o ( a ) ≠ ∞ sehingga merupakan grup periodik.

2. Berikan beberapa contoh grup siklik, dan tentukanlah masing-masing generatornya.


Penyelesaian:
1. Misalkan G= { 0 ,1 , 2 ,3 } adalah suatu Grup terhadap penjumlahan ¿, Buktikan bahwa
G tersebut adalah grup siklik dan tentukanlah masing-masing generatornya!
jawaban:
G= { 0 ,1 , 2 ,3 }
⟨ a ⟩ ={ na∨n ∈ Z }⟨ 0 ⟩ ={ n(0)∨n ∈ Z }
¿ { … , (−1 ) . 0 ,1. 0 , … }
¿ {0 }
⟨ 1 ⟩= { n(1)∨n ∈ Z }
¿ { … , (−4 ) .1 , (−3 ) . 1 , (−2 ) .1 , (−1 ) .1 , ( 0 ) . 1 ,1. 1,2. 1, 3. 1, 4. 1 , … }
¿ { 1 ,2 , 3 , 0 }
⟨ 2 ⟩= { n(2)∨n ∈ Z }
¿ { … , 0. 2, 1. 2 ,2. 2 ,3. 2 , … }
¿ {0 , 2 , 4 , 6}
⟨ 3 ⟩ ={ n(3)∨n∈ Z }
¿ { … , (−4 ) .3 , (−3 ) . 3 , (−2 ) .3 , (−1 ) .3 , ( 0 ) . 3 , 1.3,2. 3 ,3. 3 , 4. 3 , … }
¿ { 3 , 2 ,1 , 0 }
Maka, G= { 0 ,1 , 2 ,3 } merupakan grup siklik karena G= ⟨ 1 ⟩ =⟨ 3 ⟩= { 0 ,1 , 2 ,3 }, dengan
kata lain 1 dan 3 adalah generator dari G.
2. Misalkan G= {−1, 1 } adalah suatu grup terhadap perkalian ( G ,× ) . Buktikan bahwa G
adalah grup siklik dan tentukanlah masing-masing generatornya!
Jawaban:
G= {−1, 1 }
⟨ a ⟩ ={ a n∨n ∈ Z }
⟨ −1 ⟩= {… , (−1 )−2 , (−1 )−1 , (−1 )0 , (−1 )1 , (−1 )2 , … }
¿ {−1 ,1 }
⟨ 1 ⟩= { … ,1−2 , 1−1 ,1 0 , 11 , 12 , … }
¿ {1}
Karena G= ⟨−1 ⟩ ={−1 ,1 }, dengan kata lain ⟨ −1 ⟩ adalah generator dari G. maka
G= {−1, 1 } merupakan grup siklik.

3. Misalkan G= {1 ,−1, i ,−i } dengan i menyatakan imaginer, tunjukkan bahwa ( G ,× )


membentuk grup siklik dan tentukan generatornya!
Jawaban:
G= {1 ,−1, i ,−i }
⟨ a ⟩ ={ a n∨n ∈ Z }
⟨ 1 ⟩= { … , ,1−1 , 10 ,11 , … }
¿ {1}
⟨ −1 ⟩= {… , (−1 )−1 , (−1 )0 , (−1 )1 , … }
¿ {−1 ,1 }
⟨ i ⟩= { … , ,i−1 ,i 0 , i1 , i 2 , i3 … }
¿ { 1 ,i ,−1 ,−i }
⟨ −i ⟩= {… , (−i )−1 , (−i )0 , (−i )1 , (−i )2 , (−i )3 … }
¿ { 1 ,i ,−1 ,−i }
Jadi, ( G ,× ) merupakan grup siklik dengan generator ⟨ i ⟩=¿ ⟨ −i ⟩= {1 ,−1, i ,−i }

3. Butikanlah bahwa bilangan bulat dengan operasi jumlah, merupakan grup siklik.
Penyelesaian:
Akan dibuktikan, ¿ membentuk grup siklik. Perhatikan bahwa:
⟨ 1 ⟩= { n(1)∨n ∈ Z }
¿ { … , (−2 ) .1 , (−1 ) .1 , ( 0 ) . 1 ,1. 1,2.1 , … }
¿ { … ,−2 ,−1 ,0 ,1 , 2, … }
⟨ −1 ⟩= { n(−1)∨n ∈ Z }
¿ { … , (−2 ) . (−1 ) , (−1 ) . (−1 ) , ( 0 ) . (−1 ) , 1. (−1 ) , 2. (−1 ) ,… }
¿ { … ,−2 ,−1 ,0 ,1 , 2, … }
Jadi, ¿merupakan grup siklik dengan generator ⟨ 1 ⟩= ⟨−1 ⟩ =Z

4. Misalkan G= ⟨ a ⟩ grup siklik dan t(a)= n. Buktikanlah a m generator dari G untuk 1 ≤m ≤ n


jika dan hanya jika m dan n relatif prim (m dan n dikatakan relatif prima jika pembagi
persekutuan terbesarnya hanya 1).
Penyelesaian:
Misalkan G= ⟨ a ⟩ grup siklik dan t(a)= n. Untuk membuktikan bahwa a m generator dari G
untuk 1 ≤m ≤ n
( m , n )=1 (Ingin dibuktikan)
karena a generator dri G dan t(a)= n.
Maka, a n=e , karena a m generator dari G dan a ∈ G, sehingga ;
x
a=( a m )
m x
¿ (a ) e
m x n y
¿ (a ) (a )
¿ a mx an y
mx+ny
a=a …(1)
Dari pers 1 diperoleh m x +ny =1, karena m x +ny =1, maka ( m , n )=1
Jika ( m , n )=1 maka ∃ x , y ∈ z ∋mx +ny=1 sehingga
mx+ny
a=a
mx n y
¿a a
x y
¿ ( a m ) ( a n)
m x
¿ (a ) e
m x
a=( a )

a dapat diperoleh atau dapat dinyatakan sebagai perpangkatan bulat dari a m dan karena a
generator G, maka setiap elemen G dapat dinyatakan sebagai perpangkatan bulat dari a m.
Ada a m adalah generator dari G.
Jadi, a m generator dari G untuk 1 ≤m ≤ n jika dan hanya jika m dan y relatif prima.

5. Buktikan bahwa jika G grup siklik terhingga dengan generator a maka o(G) = t(a). (o(G)
= orde grup G, yaitu banyaknya anggota yang berbeda di G).
Penyelesaian:
Akan dibuktikan o(G) = t(a)
karena G grup siklik terhingga, G ⟨ a ⟩ maka :
a 1 , a2 , a3 , … , an=e …(i)
Jelas bahwa a ∈ G; i=1 , 2 ,3 , … , n
Nyatakan a i ≠ a5 ∀ 1 ≠ 5 ;1 ≤ i≤ n , 1≤ j ≤ n .
misalkan ; a i=a j dengan i≠ j (1 ≤ j≤ i∈ n ¿
j −1
a =a ⇒ ( a ) ( a ) =e
i j i

( a i )( a− j )=e
a i− j=e
Hal ini tidak mungkin karena (i− j)<n dan n merupakan bilangan bulat positif terkecil,
sehingga ;
a =e , ⇒ a ≠ a untuk 1 ≤i ≤n dan 1 ≤ j≤ n dan i≠ j.
4 i 5

Jadi, semua anggota pada (i) berbeda


misalkan : a m sebarang bilangan bulat berpangkat dari a untuk suatu m∈ z .
Menggunakan algoritma pembagian m , n∈ z .
ada q danr ∈ z . Sehingga m=nq+r dimana :
o ≤ r <n
Jadi, a m=a nq+r
= a nq . ar
q
= ( a n ) . ar
q r n
¿ e . a ⇒dimana a =e
q+ r r
¿ e =a
Karena ≤ r <n , maka a rsalah satu anggota di (i).
Tetapi a r=¿ a m , dengan demikian a m juga anggota pada (i).
Jadi, o(G) = n dan t(a) = n.
Maka dapat dsimpulkan bahwa o(G) = t(a) = n

6. Buktikan bahwa jika G grup terhingga berorde n dan ada a ∈ G dengan t ( a )=n , maka G
siklik.
Penyelesaian:

G suatu grup dan a , b ∈G dengan a x=b selanjutnya akan dibuktikan bahwa


penyelesaian itu tunggal.
Misalkan persamaan a x=b memiliki penyelesaian u dan v maka berlaku bahwa:
au=b dan av =b karena a ∈ G dan G grup maka a mempunyai invers (a-1) sehingga
au=b dan av =b.
au=av
( au ) a−1=av ( a¿¿−1)¿
−1
u( a a )=v( aa¿¿−1)¿ (sifat asosiatif)
u(e)=v (e) (unsur identitas)
u=v (unsur identitas)
Jadi penyelesaian dari persamaan a x=b adalah tunggal.
Selanjutnya akan dibuktikan a y =b mempunyai penyelesaian tunggal.
Perhatikan G grup dan b ∈G dengan a y =b, karena b ∈G dan G grup, maka a−1 ∈ G
sehingga ( a y ) a−1=b . a−1
Berarti: ( a y ) a−1=b . a−1

y ( a . a ) =b . a
−1 −1
(sifat asosiatif)
−1
y=b . a
Jadi b . a−1 juga merupakan penyelesaian dari y a=b sehingga dengan sendirinya
penyelesaian dari persamaan y a=b adalah juga tunggal.

7. Berapa banyakkah generator yang terdapat pada grup siklik berorde 10?
Penyelesaian:

Untuk mencari banyaknya generator maka dapat digunakan teorema pada soal no. 4,
Karena grup siklik mempunyai orde 10 dan bilangan bulat positif mempunyai orde 10
dan bilangan bulat positif yang kurang dari 10 dan saling prima dengan 10 adalah 1, 3,
7, 9, maka generator-generator dari grup Siklik yang berorde 10 adalah a 1 , a3 , a7 , a9
Jadi banyaknya generator adalah 4.
8. Buktikan Akibat 3.7
Jika grup G aperiodik atau campuran, maka G merupakan grup tak hingga.
Penyelesaian:
Bukti:
Ambil Gϵ G sebarang dengan a ≠ e
2 3 k
Pandang a,a ,a ,…a …. anggota G yang tak terhingga, maka anggota
a , a 2 , a3 , … ak … . berbeda.
Selanjutnya andaikan ada anggota G yang sama
Katakan a k =a t dimana t >k maka:
k −1 k −1
a ( a ) =( a¿¿ k ) ( a ) ¿
t

t −k k −k
a a =a a
a t a−k =e
t−k
a =e
Karena t > k, maka t – k >, sebab t – k = n, n merupakan bilangan bulat positif sehingga
m
a =e . Hal ini tidak mungkin karena grup G aperiodik yang artinya tidak ada n> 0,
sehingga an = e atau { nϵN , an=e } =∅
Akibat a , a 2 , a3 .... semua anggotanya berbeda. Dengan demikian anggota tersebut tak
terhingga.
9. Buktikan teorema 3.9
Jika a suatu anggota grup G dengan t(a) = n dan e unsur identitas di G: a k =e k kelipatan
dari n.
Jawaban:
Bukti:
Ambil aϵG sebarang dengan a ≠ e
Akan ditunjukkan bahwa untuk setiap bilangan bulat yang merupakan kelipatan dari n
akan sama dengan salah satu anggota di (i). Misalkan a k sebarang bilangan berpangkat
dari a dimana k kelipatan dari n ∀ kϵZ
Berdasarkan Algoritma pembagian:
∀ k , nϵZ ∃k =nq+ r ; 0 ≤ r ≤ n
Jadi a k =a nq+r
nq r
¿a a
n q
a =( a ) a
k r

q r
¿ a a (karena an = e)
¿ e ar
k r
a =a
Karena 0 ≤ r ≤n , maka a rsalah satu anggota di (i), sedang a k =a r berarti a k juga
merupakan salah satu anggota di (i),
Karena ak anggota di (i) maka ak = e.
10. Misalkan G={1 ,−1 ,i ,−i } i bilangan imaginer, tunjukkan (G, x) membentuk grup.
Apakah G juga siklik
Penyelesaian:

X 1 -1 i -i
1 1 -1 i -i
-1 -1 i -i i
i I -i i 1
-i -i i 1 -1
Tabel di atas menunjukkan bahwa
i) (G , x) tertutup
ii) (G , x) Asosiatif (operasi dari semua transformasi selalu asosiatif)
iii) Ada unsur identitas di G, yaitu 1 karena dari tabel terlihat bahwa:
1x1=1
1 x (-1) = -1
1xi=i
1 x (-i) = -i
iv) Setiap anggota di G yaitu {1 ,−1, i ,−i} mempunyai invers yaitu 1, -1, i, -i
Mempunyai invers yaitu 1, -1, i, -i
Karena
1x1=1
-1 x (-1) = 1
i x (-i) = 1
-i x (i) = 1
Karena i, ii, iii dan iv dipenuhi maka (G, x) merupakan grup, selanjutnya akan ditunjukkan G
siklik atau bukan.
Karena i x i=1 , i x i x i x i=1 , dan i x i x i=−i,
Maka G merupakan grup siklik yang dibentuk oleh I dapat ditulis G = <i>.

BAB 4 Komplex dan Subgrup


1. Tunjukkan bahwa (Q\{0},x) merupakan subgrup dari (R\{0},x)
Penyelesaian:
Menurut Teorema 4.6 untuk membuktijan bahwa (Q\{0},x) subgrup dari
(R\{0),x), jika memenuhi
(v) (R\{0),x)≠0
(vi) (R\{0),x)⊂(Q{0})
(vii) Tertutup karena ∀ x,y ∈ {0} ⟹x ,y {0}
(viii) Memiliki invers karena ∀ x ∈ {0} ∃ x−1 ∈ {0} ∋ x. x−1 =e
Jadi (Q\{0},x) merupakan subgrup dari (R\{0),x)

2. Berikan minimal 5 contoh subgrup dari suatu subgrup


Penyelesaian:
a. (B,+) yaitu grup bilangan bulat dengan operasi penjumlahan
K= {3 n / n ∈ B} atau (K,+ ) adalah suatu grup , Karena K ⊂B maka K
Subgrup dari B.
b. G= {1,2,3,4,5,6} dengan perkalian modulo 7 adalah suatu grup
K= {1,2,4} dan H={1,6} masing-masing subgrup G.
c. Misalkan G G ={1,-1,I,-i}dengan operasi perkalian maka (G, x)
Membentuk grup pandang H= {1,-1} maka H⊆G dan H membentuk
grup di G .
d. (Z, +) merupakan grup 2z ={2Z ,, Z ∈ Z} , maka 2Z merupakan subgrup di Z.

e. Misalkan M 2 = [ ]
a b
c d
, a,b,c,d ∈ ad −¿bc ≠0

N =[
c d]
a b
2 , a,b,c,d ∈ ad – bc = 1

Dengan operasi perkalian maka M 2 dan N 2 membentuk grup dan N 2 merupakan


subgrup dari m2

3. Misalkan H, K kompleks sebarang dari grup G, apakah HK = KH?


(jika “ya” tunjukkan jika “tidak” berikan contoh penyangkal )
Penyelesaian:
Contoh pangkal

M = [ ]
a b
c d
, a,b,c,d ∈ ,a,b,c,d ≠0

Dengan menggunakan operasi perkalian matriks, maka M membentuk grup.


Misalkan

H= [1 2
3 −4 ]
dan K = [5 6
−7 8 ]
H ⊆ M dan K ⊆M karena untuk H dan K memenuhi ad – bc ≠0
Elemen baris ke-1 ; kolom ke-1 dari HK adalah 1(5) +2(-7) = -9
Elemen baris ke-1 ; kolom ke-1 dari KH adalah 5(1)+6(#) =23
Hasil di atas membuktikan bahwan HK ≠KH

4. Misalkan G grup dan H, K, L masing-masing sabset dari H. Buktikan


H (K∪ L ¿= H K ∪ HL
Apakah H ( K ∩ L) = HK ∩ HL ?
Penyelesaian:
I. H ( K ∪ L ) =HK ∪ HL
Untuk membuktikan H ( K ∪ L ) =HK ∪ HLmaka akan di pererhatikan
bahwa H ( K ∪ L) ⊆ HK ∪ HL dan H ¿
Akan di buktikan H ( K ∪ L ) ⊆ HK ∪ HL
Ambil sebarang x ∈ H (K ∪ L) (i)
Perhatikan bahwa :

x ∈ H ( K ∪ L ) ⟹ x ( k ∪ L ) ,untuk h ∈ H , k ∈ K dan l ∈ L

x=h ( k ∪l )

x=hi [misalkan (k∪ l ¿=i ¿

x=hi [untuk h ∈ H , k ∈ K dan l ∈ L ¿

x=hi [untuk hi ∈ HK atauhi ∈ HL ¿

x ∈ HK atau x ∈ HL

x ∈ ( HK ∪ HL ) …(ii)

Berdasarkan (i) dan (ii) disimpulkan bahwa H ( K ∪ L ) ⊆ HK ⊆ HK ∪ HL … .(iii )

Akan ditunjukkan H ( K ∪ L) ⊇ HK ∪ HL

Ambil sebarang y ∈( HK ∪ HL) …(iv)

y ∈ ( HK ∪ HL ) ⟹ y=hk atau y=hl , untuk h ∈ H , k ∈ Kdan l∈ L

y=hk atau y=hl

y = h(k ∪l ¿

y ∈ H ( K ∪ L) …(v)

Berdasarkan (iv) dan (v) di simpulkan bahwa H ( K ∪ L ) ⊇ HK ∪ HL… ( vi )

Berdasarkan (iii) dan (vi) dapat di simpulkan bahwa H ( K ∪ L ) =HK ∪ HL


II. Apakah H ( K ∩ L )=HK ∩ HL ?
H ( K ∩ L ) ≠ HK ∩ HL
Contoh penyangkal:
Misalkan G = {1,-1,i,-i}grup;H,K dan L masing-masing subset dari G
Pandang H = {-1,1}⊆ G , K ={ 1 ,i } ⊆ dan L={−1 , i } ⊆ G perhatikan :
K∩ L= {i }

H ( K ∩ L )={ (−1,1 ) , (i ) } ={−i , i } …(i)

HK = {(-1,1),(1,i)}={-1,1,-i,i}

HK = {(-1,1),(-1,i)} = {1,-1,-i,i}

HK ∩ HL={ 1 ,−1 ,−i , i } …(ii)

Berdasarkan (i) dan (ii) dapat di simpulkan bahwa H ( H ∩ L ) ≠ HK ∩ HL.

5. Misalkan H ⊂ G , H ≠ ∅ dan G grup.


Buktikan : H subgrup dari G jika dan hanya jika HH −1 = H
Penyelesaian:
Misalkan H ⊂ G,H ∅ dan G grup . H subgrup dan G akan di buktikan bahwa
HH −1 = H
Ambil sebarang x ∈H. H −1,maka x =ab−1 dengan a,b, ∈ H, karena H
Subgrup dari G dan a,b ∈ H , maka menerut teorema 4.7 ab−1 ∈ H sehingga
X∈H
jadi H. H−1 ⊂ H …………..(1)
Ambil sebarang a ∈ H karena H subgrup dari G, maka G, maka G ∈ H , sehingga
a.e−1= a ∈ H . H−1
Ini berarti H ⊂ H . H−1 …………(2)
Dari (1) dan (2) di simpulkan bahwa H . H −1= H.

6. Misalkan G grup dan H,K masing-masing komplex dari G. Buktikan: HK subgrup dari G
jika dan hanya jika HK=KH
Penyelesaian:
Karena H dan K subgrup-subgrup dari G, maka H . H −1=H , H −1=H , K K −1=K , dan
K −1 =K .
Jadi H, K subgrup dari G, maka ( HK )−1=HK . Karena ( HK )−1=K −1 H−1 , maka
1+ K=KH , sebaliknya menurut pembuktian no. 5
Untuk membuktikan HK subgrup dari G kita harus menunjukkan bahwa
( HK )( HK )−1=HK
( HK )( HK )−1=( HK ) ( K −1 H −1)
¿ H (K K )H
−1 −1
(Sifat asosiatif)

¿ ( HK ) H −1 ( K K−1=K , karena K subgrup dari G)


¿ ( KH ) H −1 ( HK =KH ,Ketentuan)
−1
¿ K (H H ) (Sifat asosiatif)
¿ KH (H Subgrup dari G)
¿ HK (HK = KH)
Jadi HK subgrup dari G

7. Buktikan: jika H,K subgroup dari G, maka H ∩ K juga subgroup dari G.


Penyelesaian:
Ambil x,y ∈ H ∩ K, H ∩ K ≠ ∅, karena e ∈ H ∩ K e identitas di G
H ∩ K ⊆ G, karena x,y, maka:
x ∈ H ∩ K ⇒ x ∈ H ∧ x ∩ K
y ∈ H ∩ K ⇒ y ∈ H ∧ y ∩ K
y ∈ H dan H subgrub G maka y-1 ∈ H.
y ∈ K dan K subgrub G maka y-1 ∈ K.
Sehingga x * y-1 ∈ H dan x * y-1 ∈ K maka x * y-1 ∈ H ∩ K.
Jadi jika H, K subgrub di G, maka H ∩ K juga subgrub dari G.

8. Buktikan: Teorema 4.9


Penyelesaian:
Teorema 4.9 : irisan sebarang keluarga subgrub dari grub G juga merupakan subgrub dari
G.
Bukti:
Misalkan A,B sebarang keluarga subgrub dari grub G akan dibuktikan A∩B subgrub G.
Ambil a,b ∈ A ∩ B. Sesuai teorema 4.7 akan di buktikan a* b-1 ∈ A ∩ B,
A ∩ B ≠ 0 karena e ∈(A ∩ B)e identitas di G.
A ∩ G ⊆ G, karena a,b ∈ A ∩ B maka:
a ∈ A ∩ B ⇒ a ∈ A dan a ∈ B
b ∈ A ∩ B ⇒ b ∈ A dan b ∈ B
b ∈ A dan A subgrub G maka b-1 ∈ A
b ∈ B dan B subgrub G maka b-1 ∈ B
Karena a ∈ A dan b-1 ∈ A maka a*b ∈ A.....(1)
a ∈ B dan b-1 ∈ B maka a*b ∈ B.....(2)
Dari (1) dan (2) diperoleh a* b-1 ∈ A ∩ B
Karena a* b-1 ∈ A ∩ B maka A ∩ B subgrub G
Jadi teorema 4.9 terbukti

9. Jika H, K subgrub dari grub H, apakah H ∪ K juga subgrub dari G?


Penyelesaian:
Tidak, sebagai contoh penyangkal
(Z,+) adalah grub (2Z, +) dan (3Z, +) adalah subgrub dari G (Z,+) akan dibuktikan 2Z
atau 3Z subgrub Z
Bukti:
2Z ∪ 3Z ={..., -3,-2,0,2,3,4,...}
2 ∈ (2 Z ∪ 3Z)
2 ∈ (2 Z ∪ 3Z)
3 ∈ (2 Z ∪ 3Z)
Sehingga 2∉2Z ∪ 3Z bukan subgrub Z
Jadi jika H, K subgrub G, maka H ∪ K bukan subgrub dari G

10. Buktikan: Jika G grup siklik takhingga dan H subgrup proper dari G, maka H grup siklik
takhingga.
Penyelesaian:
G grup siklik takhingga H subgrup proper dari G jika H ≠ G dan H ≠ { e } akan
ditunjukkan G grup siklik takhingga maka H grup siklik takhingga.
 Misalkan generator G adalah a atau G= ⟨ a ⟩ dengan G ( a )=n<a menunjukkan bahwa
bilangan positif terkecil sehingga a n suatu unsur di G.
Pandang G=a , a2 , a3 ,… , a n dengan a n sehingga unsur terkecil sehingga a n ∈ H
 Misalkan kita mengambil a msebarang bilangan berpangkat dari a untuk suatu m∈ Z
 Dengan Algoritma pembagian yaitu untuk m , n∈ Z , ∃q , r ∈ Z
∋ m=nq+r yang mana 0 ≤ r ≤n
Jadi a m=a nq+r
= a nq . ar
r m−nq
a =a
Diketahui H ⊂ G am ∈ H dan
n m−n
a ∈H ⇒a ∈H
m
⇒a ¿
m .na
⇒a ∈H
⇒ a ∈ H dengan 0 ≤ r ≤n
r

Dengan demikian n bilangan bulat positif terkecil 7.


n
a ∈ H dan 0 ≤ r ≤n menunjukkan untuk r =0 maka
m nq
a =a ⇒ m=nq.
Jadi untuk sebarang a m ∈ H maka a m=a nq=¿ berarti setiap anggota H dapat dibentuk
oleh a n. Jadi ⟨ an ⟩ siklik.

11. Misalkan G grup dan H= { a ∈G ; xa=ax , ∀ x ∈G } Buktikan bahwa H subgrup dari G.


Penyelesaian:
Misalkan e unsur identitas dari G dan ea = ae maka e ∈ H sehingga H ≠ 0. Dari ketentuan
bahwa dari setiap elemen H adalah himpunan dari elemen G, maka H ⊂ G jadi H suatu
kompleks dari G.
Ambil sebarang x , y ∈ H , maka xa=ax dan ya=ay , selanjutnya perhatikan bahwa:
( xy −1 ) a=( xy−1 ) ae
= ( xy −1 ) a ( xy −1 )

= ( xy −1 ) ( ay) y−1 (sifat assosiatif)

=( xy −1 ) ( ya) y −1 (y ∈H ¿

= x ( yy−1 ) (ay ) (sifat assosiatif)

= xea y−1

= (xa) y−1

= (ax ) y −1 (x ∈ H ¿

= a (xy−1)

Sehingga xy−1 ∈ H Jadi H adalah subgrup dari G.

12. Jika G grup komutatif dengan unsur identitas e, dan H= { a ∈G :a2=e }.


Buktikan H subgrup dari G.
Penyelesaian:
Untuk membuktikan H ≤G
digunakan teorema “∅ ≠ H ⊆ G ,G grup, H ≤ G ⟺ a , b ∈ H ⟹ ab−1 ∈ H ”.
Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan:
a. H ≠ ∅
H ≠ 0 sebab a ∈ G∋ a2=e ∈ H [e = identitas]’
b. H ⊆ G
Karena e ∈ G dan berlaku a 2=e ∈ H [e = identitas]
c. ∀ m, n ∈ H ⟹ mn−1 ∈ H
Ambil sebarang m , n∈ H
Perhatikan bahwa:
2
m∈ H ; m =e ⟹ mm=e
= mmm−1=em−1 [kalikan kedua ruas m−1 ¿
= m ( mm−1 ) =m−1 [sifat assosiatif, em−1=m−1 ¿
= me=m−1 [mm−1=e ¿
= m=m−1 ∈ H [me=m¿
2
n ∈ H ; n =e ⟹ nn=e
−1 −1
⟹ nnn =en [kalikan kedua ruas n−1 ¿

⟹ n ( nn ) =n
−1 −1
[sifat assosiatif, en−1=n−1 ¿

⟹ ne=n−1 [nn−1=e ¿

⟹ n=n−1 ∈ H [ne=n ¿

Akan dibuktikan (mn−1 ¿ ¿2=e

(mn−1 ¿ ¿2=(mn−1)(mn−1 )

= (mn−1 )(n−1 m) [sifat komutatif]

= m ( n−1 n−1 ) m [sifat assosiatif]

= m¿ [n−1 n−1=(n¿¿−1)2 ¿

= m¿ [n−1=n ¿

= mem [n2 =e ¿

= m(em) [sifat assosiatif]

= mm [em=m¿

= m2

=e

Jadi, H={a ∈G :a2 =e } adalah subgroup dari G.

13. Jika G tidak mempunyai subgrup sejati. Buktikan: G siklik.


Penyelesaian:
Jika G={e } dengan e elemen identitas, maka G adalah grup siklik yang dibangun oleh e .
Selanjutnya, andaikan G ≠{e } sehingga terdapat elemen lain dari G , kita misalkan
dengan a . Perhatikan bahwa ⟨ a ⟩ adalah subgrup dari G. Karena G tidak mempunyai
subgrup sejati, maka ada dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama, ⟨ a ⟩ =e . Namun hal ini berakibat a=e kontradiksi. Kemungkinan
yang tersisa adalah ⟨ a ⟩ =G. Dengan kata lain, G adalah grup siklik yang dibangun oleh a .
Jadi terbukti bahwa G siklik.

14. Jika M , N masing-masing subgrup dari grup G, dan untuk setiap x ∈ G , x−1 Mx =M dan
x−1 Nx=N . Buktikan, jika M ∩ N ={e } maka mn=nm untuk m∈ M ,n ∈ N (e unsur
identitas di G).
Penyelesaian:
Diketahui: M , N ≤ G , x ∈ G
x Mx = M
−1

−1
x Nx=N
Akan dibuktikan; M ∩ N ={e } ⟹ mn=nm
Ambil sebarang m , n dengan m∈ M ,n ∈ N
Perhatikan bahwa:
N ≤ G dan M ≤ G ⟹ ∅ ≠ N ⊆G dan ∅ ≠ M ⊆ G∋ m, n ∈G
Karena x−1 Mx =M , m∈ M ,n ∈ G maka
−1 −1
n Mn=M atau n mn ∈ M ….(1)

karena x−1 Nx=N , n ∈ N , m∈G maka


−1 −1
m Nm=N atau m nm∈ N ….(2)

Perhatikan n−1 m−1 nm=n−1 ( m−1 nm )=( n ¿ ¿−1 m−1 n)m¿ ….(3)

Dari (1) n−1 mn ∈ M dan m−1 ∈ M maka (n ¿ ¿−1 m−1 n)m ∈ M ¿ ….(4)

Dari (2) m−1 nm∈ N dan n−1 ∈ N dan n−1 ∈ N maka n−1( m−1 nm)∈ N ….(5)

Dari (4) dan (5) dapat disimpulkan bahwa:


−1 −1
n m nm∈ M ∩ N={e }

Jadi: e=n−1 m−1 nm

Akan dibuktikan: mn=nm

mn=nm (e) [kalikan e, e = identitas]

= mn(n−1 m−1 nm) [e=n−1 m−1 nm ¿


= mn(n−1 m−1 )(nm) [sifat assosiatif]

= mn ¿ [n−1 m−1=¿ sifat grup]

= {mn ¿ [sifat assosiatif]

= e (nm) [mn ¿

= nm

Jadi, M ∩ N ={e } maka mn=nm untuk m∈ M ,n ∈ N (e unsur identitas di G).

BAB 5 Koset dan Subgrup Normal


1. Misalkan Z adalah himpunan bilangan bulat (Z, +) adalah grup. Misalkan
H={3 a , a ∈ Z }. Tunjukkan bahwa:
a) (H, +) subgrup dari (Z, +)
b) Z=H ∪ (1+ H ) ∪(2+ H )
Jawab:
a) ¿ subgrup dari ¿, jika ¿ grup
(i) ¿ tertutup ∀ a , b ∈ Z
Ambil sembarang a , b ∈ H ,
Misalkan a=3a dan b=3a untuk a 1 , a 2 ∈ Z
1 2

Akan dibuktikan a+ b ∈ Z
a+ b=3 a + 3a
1 2

a+ b=( a1 +a1 +a 1 )+ ( a2 +a 2+ a2 )
a+ b=( a1 +a2 ) + ( a1 +a2 ) + ( a1 +a2 )
a+ b=3 ( a1 +a2 )
Karena a 1 , a 2 ∈ Z , maka a 1+ a2 ∈ Z , dengan demikian a+ b ∈ Z . Sehingga ¿
bersifat tertutup.
(ii) Asosiatif ∀ a , b , c ∈ Z ∃a+ ( b+c )=(a+b)+ c
Ambil sembarang a , b , c ∈ H ,
Misalkan a=3a , b=3a dan c=3 a untuk a 1 , a 2, a3 ∈ Z
1 2 3

a+ ( b+c )=3 a + ( 3a +3a )


1 2 3

a+ ( b+c )=3 a + 3 ( a2 +a3 )


1

a+ ( b+c )=3 ( a1 + ( a 2+ a3 ) )
a+ ( b+c )=3 ¿
a+ ( b+c )=3 (a ¿ ¿ 1+a 2)+3 a3 ¿
a+ ( b+c )=( 3 a1+ 3 a2 ) +3 a3
a+ ( b+c )=(a+ b)+ c
Sehingga ¿ memenuhi sifat asosiatif.
(iii) Mempunyai unsur identitas, karena ∃ e=0∈ Z ∋ a+e=e +a=a , ∀ a ∈ Z
Ambil sembarang a ∈ H ,
Misalkan a=3a untuk a 1 ∈ Z
1

3a +0=0+3 a =3a
1 1 1

Sehingga ¿ memenuhi unsur identitas.


(iv) Memiliki invers ∀ a ∈ Z ∃ a−1 ∈ Z ∋ a+ (−a )=(−a )+ a=0
Ambil sebarang a ∈ Z , misalkan a=3a 1 di Z.
Akan ditunjukkan bahwa invers dari a yaitu -a juga di Z.
Misalnya a 1 ∈ H maka ada −a 1 ∈ H
Akan dibuktikan bahwa jika 3(−a¿¿ 1) ∈ H ¿
−a=−3( a1)
−a=−(a ¿ ¿ 1+a1 + a1) ¿
−a=(−a¿¿ 1)+(−a¿¿ 1)+(−a¿ ¿1)¿ ¿¿
−a ¿ 3(−a¿¿ 1)¿
Jadi, 3(−a¿¿ 1) ∈ Z ¿ atau −a ∈ Z
Sehingga ¿ memenuhi unsur invers.
Jadi, terbukti ¿ subgrup dari ¿
b) Z=H ∪ (1+ H ) ∪(2+ H )
H= {3 a , a∈ Z } ={…−9 ,−6 ,−3 , 0 , 3 ,6 ,9 … }
1+ H= {1+3 a ∈ Z }={… ,−8 ,−5 ,−2,−1 ,1 , 4 ,7 , 10 , … }
2+ H= { 2+ 3 a∈ Z } ={ … ,−7 ,−4 ,−1 , 2, 5 , 8 , 11, … }
Z={ … ,−4 ,−3 ,−2 ,−1, 0 , 1 ,2 , 3 , … }
Jadi, terbukti Z=H ∪ (1+ H ) ∪(2+ H )

2. Jika H subgrup dari G


Buktikan: aH = bH jika dan hanya jika b−1 a ∈ H , ∀ a , b ∈G .
Jawab:
aH =bH b−1 a ∈ H , ∀ a , b ∈G
(i) aH =bH b−1 a ∈ H , ∀ a , b ∈G
(ii) b−1 a ∈ H aH =bH , ∀ a , b ∈G
Untuk kasus (i)
H subgrup dari G
Ambil sebarang a , b ∈G ∃ aH =bH
Karena e ∈ H ¿ unsur identitas) maka
a e ∈aH atau a ∈ H
Karena aH =bH a ∈bH
b−1 a ∈ b−1 ( bH )
−1 −1
b a ∈(b b) H
−1
b a ∈ eH
−1
b a ∈ H (karena eH =H ¿
Untuk kasus (ii)
Misalkan b−1 a ∈ H akan ditunjukkan aH =bH
b ∈ H b ∈ aH=H (Menurut teorema bH =H
−1 −1

−1
b b aH=bH
e aH=bH
aH =bH
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aH =bH b−1 a ∈ H , ∀ a , b ∈G
3. Buktikan, jika H subgrup dari G, maka G merupakan gabungan semua koset
kanan (kiri) dari H di G.
Jawab:
Akan dibuktikan G=Ha ∪ Hb
H subgrup dari G maka H ≠ ∅
Ha={ha: b ∈ H }
Hb={hb : b ∈ H }
h ∈ H b ∈G
a ∈ G, b ∈G ha ∈G
b ∈G , h ∈G hb ∈G
x ∈ ( Ha V Hb ) x ∈ G
Jadi, jika H subgrup dari G maka merupakan gabungan semua koset kanan (kiri) dari H di
G.

4. Misalkan G grup dan H subgrup dari G didefinisikan relasi a ≅ b(mod H ) jika dan
hanya jika b−1 a ∈ H
Tunjukkan bahwa relasi tersebut merupakan relasi ekuivalen.
Jawab:
Misalkan G grup dari H subgrup dari G.
Ambil sebarang a , b ∈G , kemudian didefinisikan a ≅ b ( mod H ) b−1 a ∈ H
Relasi di atas memenuhi sifat berikut:
(i) Refleksi
Misalkan a ∈ G sebarang, karena H subgrup dari G maka ∅ a−1 eH ∀ a , ∈G sehingga
diperoleh a ≅ a ( mod H ) ∀ a , ∈G .
Jadi relasi ≅ mempunyai sifat reflektif.
(ii) Simetri
Misalkan a , b ∈G sebarang dengan a ≅ b ( mod H ) ini berarti bahwa jika a ≅ b ( mod H )
maka b−1 a ∈ H .
Maka ( a b )−1 ∈ H (karena H subgrup)
−1
( b−1 ) a−1 ∈ H
−1
ba ∈ H
b ≅ a(mod H )
Jadi relasi ≅ memenuhi sifat relasi.
(iii) Transitif
Misalkan a , b , e ∈ G∋ a ≅ b (mod H ) dan b ≅ e(mod H)
Maka a ≅ b b ≅ e (mod H)
−1 −1
a b ∈ H ,b e ∈ H
( a b−1 ) ( b e−1 ) ∈ H
a (b b) e ∈ H
−1 −1

a ( e ) e−1 ∈ H (e identitas)
−1
ae ∈H
a ≅ e( mod H)
Jadi relasi ≅ mempunyai sifat transitif
Maka relasi a ≅ b(mod H ) jika dan hanya jika b−1 a ∈ H merupakan relasi ekuivalen.

5. Misalkan G grup dan H subgrup dari G. Ha dan Hb masing-masing merupakan


koset kanan dari H dan G. Tunjukkan bahwa terdapat korespondensi satu-satu
antara Ha dan Hb.
Jawab :
Misalkan H subgrup di G dan a , b ∈G
Hadan Hb adalah dua koset kanan dari H di G .
Kita akan tunjukkan Ha Hb
Dibentuk pemetaan f : Ha → Hb yang didefinisikan oleh f ( ha )=hb ∀ h ∈ H
Pemetaan ini satu-satu karena hb ∈ Hb⇒ h ∈ H , sehingga
h1 a , h2 a ∈ Ha ∋ f ( h , a )=f ( h 2 , a ) ⇒ h1 b=h2 b
Sehingga h1 =h2 dan h1 a=h2 b
Pemetaan ini onto sebab hb ∈ Hb ⇒ h ∈ H
Sehingga ha ∈ Ha dan menurut definisi f ( ha )=hb
 Merupakan suatu korespondensi satu-satu atau Ha berkorespondensi satu-satu
dengan Hb

6. Buktikan bahwa jika G grup terhingga o ( G ) =n dan a anggota sebarang dari G ,


maka a n=e (e unsur identitas di G )
Jawab :
Menurut teorema yaitu : jika G grup terhingga maka :
o (a)/ o(G), ∀ a∈ G : misalkan o ( a )=n ⇒ an=e
n faktor dari o (G) , misalkan o (G) adalah kelipatan dari n ,
Misalnya o ( G ) =kn ∀ k ∈ B
Selanjutnya
k
a 0(G) =akm =( am ) =e k =e
 G grup terhingga o ( G ) =n, dan ∀ a ∈G ⇒a n=e

7. Buktikan bahwa jika G grup terhingga yang berorde prima tidak mempunyai
subgrup proper
Jawab :
Misalkan G adalah grup terhingga dengan order n dimana n adalah bilangan prima, dan
jika mungkin maka kita simpulkan sebuah grup katakan orde m ≤n
Dengan Teorema Lagrange m membagi n
(karena n prima maka m=1 atau m=n)
Tetapi, ada dua grup yang subgrup bukan proper.

8. Buktikan setiap grup terhingga berorde prima adalah siklik. (Gunakan Teorema
Lagrange)
Jawab :
Misalkan G suatu grup dan o ( G ) =m dengan m menurut Teorema Lagrange o (G) /m ,
karena itu suatu bilangan prima, makao ( a )=m , selanjutnya menurut teorema, maka G
adalah elemen sebarang dari G dengan a ≠ e maka setiap elemen G selain elemen
identitas merupakan generator dari G
 Setiap grup terhingga berorde prima adalah siklik.

9. Misalkan H subgrup dari grup G. Buktikan.


( Ha )−1=a−1 H ∀ a ∈G
Jawab :
Misalkan H subgrup dari grup G. G/H dengan perkalian bersifat tertutup. Ingat bahwa
G/H adalah himpunan semua koset kana dari H dalam G.
Setiap koset kanan dari H dalam G merupakan kompleks dari a karena perkalian bersifat
asosiatif, maka perkalian koset-koset kanan memenuhi sifat asosiatif juga.
Perhatikan bahwa He . Ha=Ha dan
Ha. He=Ha , maka He=H adalah elemen identitas dari G/H
Selanjutnya karena Ha . H a−1 =Haa−1=He=H dan H a−1 Ha=H a−1 a=He=H , maka
( Ha )−1=H a−1 ∀ a ∈G

10. Misalkan H subgroup dari G, dan K={x ∈ G; xH =Hx } Buktikan bahwa K


subgroup dari G.
Jawab :
k ∈G
e∗e=e ∈ H
k ≠ ∅ atau K={x ∈ G; xH =Hx }≠ ∅

11. Berikan contoh grup hemilton yang bukan grup Komutatif.


Jawab :
Q8 × (−1,1 ) × Z3

12. Buktikan Akibat 5.9


Jawab :
Jika B suatu grup terhingga maka f (a)/0 ( G ) , ∀ a ∈G
Bukti:
Ambil a ∈ G sebarang, karena G terhingga maka f (a)≠ .
Misal f ( a )=m , maka a m=e . Dibentuk himpunan H={… a , a2 … am =e } elemen-elemen
dalam H tidak ada yang sama, sebab apabila a r=as dengan 0< r< s <m , maka a s−r=e, dengan
0< s−r <m . Hal ini tidak mungkin karena f(a) = m yaitu m suatu bilangan bulat terkecil
sedemikian sehingga am = e
H adalah subgrup dari G. sehingga menurut Teorema Langrange 0(H )/0 ( G ) karena
O ( H )=m=f ( a ) t( a)/0(G)

13. Misalkan G grup dan N subgroup dari G . Buktikan Bahwa N normal jika dan
hanya jika, perkalian sebarang dua koset kanan dari N di G juga merupakan koset
kanan di G .

Jawab :

Misalkan G grup dan N subgroup di G . Maka N normal.

N normal maka Na=aN dan Nb=bN , ∀ b ∈G .

{Na∨Nb=N∨aN∨b }

¿ NNab

¿ ( NN ) ab

¿ Nab karena N subgroup di G .


Karena a , b ∈G sehingga Nab∈ G/ N yaitu Nab suatu koset kanan dari N dalam G .
Sebaliknya ambil sebarang { n 1 a , n2 b ∈ Na , Nb } dengan n1 , n2 ∈ N . Dan
{ n1 a ,n 2 b=¿ n1 a , n2 a−1∨ab=n3 ab } maka a n 2 a−1 ∈ N subgroup normal di G .

14. Misalkan H dan M masing – masing subgroup normal dari grup G. Buktikan
bahwa H ∩ M juga subgroup di G .

Jawab :

Misalkan: G grup, H subgroup normal di G ⟹ xH x−1 ⊆ H , ∀ X ∈G .

M subgroup normal di G ⟹ xM x−1 ∈ M , ∀ X ∈G .

Akan ditunjukkan H ∩ M subgrup normal G.

Perhatikan :

G grup maka jelas G ≠ ∅

Ambil p ∈G dan t ∈ H ∩ M .

t ∈ H ∩ M ⟹ t ∈ H atau t ∈ M .

Diketahui H subgroup normal G dan M subgroup normal G .


−1 −1
H ⊴ G ⟹ pH p =H atau p tp ∈ H , p ∈ G, t ∈ H …. ( i )
−1 −1
M ⊴ G ⟹ pM p =M atau p tp ∈ M , p ∈ G ,t ∈ H … . ( ii )

Berdasarkan ( i ) dan ( ii ) diperoleh p tp−1 ∈ H ∩ M .

Jadi p tp−1 ∈ H ∩ M , p ∈ G∩ M dan t ∈ H ∩ M sehingga terbukti H ∩ M subgrup normal di


G.

15. Misalkan G grup, N dan H masing – masing subgroup dari G .Dan N normal di G .
Buktikan :

a. NH ={ nh :n ∈ N , h ∈ H } subgroup dari G .
b. H subgroup normal dari NH .
Jawab :

Misalkan G grup, H ≤G . N ⊴ G
a. Akan dibuktikan NH ={ nh :n ∈ N , h|¿ H } ≤G
Untuk membuktikan NH ={ nh :n ∈ N , h ∈ H } ≤ G
Digunakan teorema “ ∅ ≠ ⊆ G ,G grup, H ≤G ⇔ a , b ∈ H ⇒a b−1 ∈ H .
Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan:
1) NH ≠ ∅
Diketahui H ≤G ⇒∃ e1 ∈ H ¿ identitas¿
e 1 ∈ H ∧ H ≤ G⇒ e 1 ∈G
Diketahui N ≤G ⇒ ∃ e2 ∈ N ¿ identitas]
e 2 ∈ N ∧ N ≤ G ⇒e 2 ∈G
e 1 ∈ G dan e 2 ∈ G sementara diketahui G grup berdasarkan sifat ketunggalan unsur
identitas pada grup akibatnya e 1=e 2, misalkan e=e1=e2 [e=¿ identitas]
Sekarang perhatikan:
NH ={ e=e1 e 2 :e 1 ∈ N ,e 2 ∈ H } sehingga ∃ e ∈ NH akibatnya NH ≠ ∅
2) NH ⊆ G
Pada bagian (1) diperoleh e ∈ NH : e ∈ N dan e ∈ H
Diketahui bahwa H ≤G , N ⊴ G maka jelas e ∈ G
Akibatnya pasti NH ⊆G
3) Ambil sebarang x , y ∈ NH
Pandang x=n 1 h1 : n1 ∈ N dan h1 ∈ H
y=n2 h 2 :n 2 ∈ N dan h2 ∈ H
 n1 , n2 ∈ N ∧ N ≤G ⇒ n1 , n2 ∈ G
n1 , n2 ∈ N ∧ N ≤G ⇒ n−1 −1
1 , n2 ∈G

 h1 , h2 ∈ H ∧ H ≤ G ⇒ h1 , h2 ∈ G
h1 , h2 ∈ H ∧ H ≤ G ⇒ h−1 −1
1 , h2 ∈G
−1
x y ∈ NH
x y −1 ¿ ( n1 h1 ) ( n2 h2 )−1
¿ ( n1 h1 ) ( h−1
2 n2 )
−1
[( n h )
2 2
−1 −1 −1
=h2 n 2 ]
¿ ( n1 h1 h )n
−1 −1
2 2 [asosiatif]
¿ ( n1 h1 h )( h2 n−1
−1
2 2 h2 )
−1
[ h 2 h−1
2 ∈G , n2 ∈ N , N ⊴ G ]
−1

¿ ( n1 h1 ) ( h−1
2 h 2 )( n2 h2 )
−1 −1
[asosiatif]
¿ ( n1 h1 ) ( e ) ( n−1
2 h21 ) [ h−1
2 h 2=e ,e=identitas ]

¿ n1 ( h1 e ) ( n2 h2 )
−1 −1
[asosiatif]
¿ ( n1 h1 ) ( n−1
2 h2 )
−1
[ h1 e=h1 ]
¿ ( n1 h1 ) ( h−1
1 n 2 h1 )( h2 )
−1 −1
[ h 1 , h−1
1 ∈G , n2 ∈ N , N ⊴ G ]
−1

¿ n1 ( h1 h−1 1 ) n 2 h1 h2
−1 −1
[asosiatif]
−1
¿ n ( e ) n2 h1 h 2
−1
[ h 1 h−1
1 =e , e=identitas ]
−1 −1
¿ ( n 1 e ) n 2 h 1 h2 [asosiatif]
−1
¿ n1 n h h
2
−1
1 2 [ n1 e=n1 , e=identitas ]
¿ ( n1 n−1
2 )( h1 h2 )
−1

¿ misalkan n1 n−1
2 =n3 ∈ N
−1 −1
h1 , h2 ∈ H ⇒ h1 h2 ∈ H misalkan h1 h2 =h3 ∈ H ¿
¿ n3 h3 ∈ NH
∴ telah dibuktikan NH ≠ ∅ , NH ⊆ G dan ∀ x , y ∈ NH ⇒ x y−1 ∈ NH sehingga hipotesis
dinyatakan benar yakni NH ≤ G . ■
b. Akan dibuktikan H ⊴ NH
Digunakan teorema H≤ adalah normal ⇔ xH x−1 ⊆ H , ∀ x ∈ G .
Berdasarkan teorema di atas akan ditunjukkan:
1) NH membentuk grup
Pada bagian (a) telah ditunjukkan bahwa NH ≤ G sehingga jelas NH membentuk
grup.
2) H subgrup dari NH
Digunakan teorema ∅≠H⊆G,G grup, H≤G⇔a,b∈H⇒ {a,b} ^ {-1} ∈H .
Dari teorema di atas maka yang diambil sebagai hipotesis adalah H subgrup dari NH.
Untuk itu akan ditunjukkan:
a) H ≠ ∅
Diketahui N ≤G ⇒ ∃ e ∈ H [ e=identitas ] akibatnya H ≠ ∅
b) H ⊆NH
Diketahui N ≤G ⇒ ∃ e ∈ N [ e=identitas ]
Pandang H= { e h1 =h1 : h1 ∈ H , e ∈ N }
Sementara h1 =e h1 ∈ NH akibatnya H ⊆ NH
c) ∀ p ,q ∈ H ⇒ p q−1 ∈ H
Ambil sebarang p , q ∈ H
Pandang p=h1 :h 1 ∈ H
q=h1 :h2 ∈ H
Akan ditunjukkan p q−1 ∈ H
pq
−1
¿ h1 ( h−1
2 ) ¿
¿ h1 ( h )
−1
2 [ Misalkan h 1 , h−1
2 =h3 ∈ H ]

¿ h3 ∈ H
Karena a), b) dan c) terpenuhi maka hipotesis dinyatakan benar yakni H ≤ NH
3) ∀ ∈ NH ⇒ xH x−1 ⊆ H
Ambil sebarang x ∈ NH
Pandang x=nh :n ∈ N , h ∈ H
Invers dari x adalah x−1 ¿ ( nh )−1
¿ h−1 n−1 [dijamin sebab NH membentuk grup]
−1 −1
¿h n [ h−1 ∈ H , n−1 ∈ N ]
Ambil sebarang h1 ∈ H , akan dibuktikan xH x−1 ⊆ H
−1 −1 −1
xH x ¿(nh)( h1)( h n )
¿ n ( h h1 ) ( h ¿ ¿−1 n−1 )¿ [asosiatif]
¿ n ( h h1 ) ( h−1 n−1 ) [ h , h1 ∈ H ⇒h h1 ∈ H ]
¿ ( n h3 ) ( h−1 n−1 ) [misalkan h h1 =h3 ∈ H ]
¿ n ( h3 h−1 ) n−1 [asosiatif]
¿ n ( h3 h −1
)n−1
[ h 3 , h−1 ∈ H ⇒ h 3 h−1 ∈ H ]
¿ n ( h 4 ) n−1 [misalkan h3 h−1=h4 ∈ H ]
¿ n h 4 ( h−1
4 n h4 )
−1
[ h 4 ∈ H , n−1 ∈ N dan N normal ]
¿ n ( h4 h−1
4 ) n h4
−1
[asosiatif]
¿ ( ne ) n h 4 [ h 4 h4 =e :e=identitas ]
−1 −1

¿ ( n n−1 ) h 4 [ ne=n , asosiatif ]


¿ e h4 [ n n−1=e ]
¿ h4∈ H [ e h4 =h4 :e=identitas ]
∴ Karena telah dibuktikan NH membentuk grup H ⊆NH dan ∀ x ∈ NH ⇒ xH x −1 ⊆ H ,
maka hipotesis dinyatakan benar yakni H ⊴ NH . Type equation here .

16. Misalkan G= {[ ]
a b
0 d
:a ,b , d ∈ R , ad ≠0 dan N=
1 b
0 1 }
:b ∈ R
{[ ] }
Buktikan :

a. G dengan operasi perkalian matriks membentuk grup.


b. N subgroup dari G
c. N normal di G .
Jawab :

a. G dengan operasi perkalian matriks membentuk grup


 Sifat Tertutup
Ambil sebarang A , B ∈ G.
Akan ditunjukkan bahwa A∗B ∈ G.
a b a b
A x B= 1 1 2 2
[ ][ ]
0 d1 0 d2

¿
[ a1 a 2+ 0 a1 b 2+ b1 d 2
0 0+d 1 d 2 ]
¿
[ a1 a 2 a1 b2 +b 1 d 2
0 d1 d2 ]
Jadi, (G , x) tertutup.

 Sifat Asosiatif
Ambil sebrang A , B , C ∈ G
Akan ditunjukkan ( A∗B )∗C= A∗( B∗C )
( A∗B )∗C

¿
([ ][ ][ ])
a1 b1 a2 b2 a3 b3
0 d 1 0 d2 0 d 3

¿
([ a1 a2 a3 +0 a1 b2 b3 +b 1 d 2 d 3
0 0+ d1 d 2 d 3 ])
A∗( B∗C )

¿
[ ]([ ][ ])
a1 b 1
0 d1
a2 b2 a3 b3
0 d2 0 d 3

¿
([ a1 a2 a3 +0 a1 b2 b3 +b 1 d 2 d 3
0 0+ d1 d 2 d 3 ])
Jadi, ( G , x ) Asosiatif.

 Memiliki unsur Identitas


Ambil sebarang A ∈G
Akan ditunjukkan bahwa ∃ e : I ∈G ∋ a∗I =I∗a=a

Identitas Matriks
1 0
0 1 [ ]
A x I= [ a0 bd ][ 10 01]=[ a0 bd ]
I∗A=
[ 10 01][ a0 db]=[ a0 db]
Jadi, Memiliki unsur identitas

 Memiliki unsur Invers


Ambil sebarang A ∈G
Akan dibuktikan bahwa ∀ A ∈G ∃ A −1 ∈G ∋
A∗( A ) =A ∗A=I
−1 −1

[ ]
A= a b det A : ad−0=ad
0 d

[ ]
d −b
A−1=
1
ad 0 a [
d −b = ad
0
] ad
a
ad
−1
AxA

[ ]
d −b

[ ]
a b ad
0 d
0
ad
a
ad

[ 10 01]
−1
A xA

[ ][
d −b
ad
0
ad a b
a 0 d ]
ad

17. Buktikan Teorema 5.18


Bukti :
Jika H subgrup Normal dari grup hingga G, maka berlaku:

O ( GH )= OO (( GH ))
Solusi

O ( GH )=1 a ( N) yaitu banyaknya koset kanan dari N dalam G. Menurut Teorema


Langrange, karena G grup berhingga dan N subgrup dari G maka O( N )/ O ( G ) sehingga:

O ( GH )= OO (( GH ))
18. Tunjukkan bahwa setiap grup faktor dari grup komutatif adalah komutatif.
(Apakah kebalikannya juga berlaku)?
Bukti :
Diambil sebarang aH , bH ∈G/ H . Diperhatikan bahwa ( aH ) ( bH )= ( ab ) H . Karena G
komutatif, maka ab=ba , untuk setiap a , b ∈G . Sehingga diperoleh
( aH ) ( bH )= ( ab ) H=( ba ) H=(aH )(bH )
Jadi, G/H grup faktor komutatif.

19. Tunjukkan bahwa setiap subgrup berindeks 2 selalu normal.


Bukti :
Let x ∈ G
 x∈ H
xH=H ∧Hx=H
xH =H =Hx
xH =Hx
H IG
 xH
[ G: H ] =2
G=H xH ∨G=H Hx
H xH=H Hx
xH =Hx

BAB 6 Isomorpisma Grup


1. Tunjukkan bahwa grup ¿
Isomorpis dengan grup ¿
¿
Penyelesaian:
 f :G →G' satu−satu
'
G →G
0 → 1 f ( e)
1 →2
2 →3
3→4
 Fungsi pada
f ( 0 )=1
f ( 1 ) =2
f ( 2 ) =3
f ( 3 )=4
 f¿
f¿
f ( 0 )=1
f ( 1 ) =2
∴¿
2. Misalkan Z={ … ,−3 ,−2 ,−1,0,1,2,3 , … } dan
Z = { … , 2 ,2 , 2 ,2 , 2 ,2 , 2 , … }
' −3 −2 −1 0 1 2 3

Tunjukkan:
a) ¿ membentuk grup
b) ¿
Penyelesaian:
a) ¿ membentuk grup
 ¿
i. Tertutup, ∀ a , b ∈ Z → a+b ∈ Z
ii. Asosiatif, ∀ a , b , c ∈ Z → a+ ( b+c ) =( a+b )+ c
iii. Ada unsur identitas di Z
∃ e ∈ Z ∈ ∀ a∈ Z →berlaku a+ e=e+ a=a ;=0
iv. Ada undur invers di Z
'
∀ a ∈ Z , ∃ (−a ) ∈ Z ∋a+ (−a )= (−a ) +a=e
¿

 (Z ' , x) membentuk grup


i. Tertutup, ∀ a , b ∈ Z → a+b ∈ Z '
ii. Asosiatif, ∀ a , b , c ∈ Z ' → a × ( b× c )=( a× b ) ×c
iii. Ada undur identitas di Z'
' ' 0
∃ e ∈ Z ∈ ∀ a ∈ Z → berlaku a+e=e +a=a ; e=2
v. Ada undur invers di Z'
∀ a ∈ Z ' , ∃ (−a ) ∈ Z ∋a × (−a )= (−a ) ×a=1
¿

b) ¿
Pengitannya Tutup f : Z → Z ' yang didefinisikan : f ( a )=2a ∀ a ∈ Z
i. Apakah satu-satu
a b
∀ a , b , c ∈ Z den gan f ( a )=f ( b ) maka2 =2
a b
log 2 =log 2
a log 2=b log 2
a
=2 log 2
b
a=b
ii. Apakah f onto
Ambil y ∈ Z sebarang , maka y=2a ∀ a∈ Z
Pilih a ∈ Z maka f ( a )=2 a=1
F merupakan onto
iii. ∀ a , b ∈ Z berlaku f ( a+b ) =f ( a)× f (b)
f ( a+b ) =2a+b
f ( a+b ) =2a .2b
f ( a+b ) =f ( a)× f (b)
jadi ¿
3. Misalkan R=himpunan bilanganreal dan
+¿=himpunanbilangan real positif .¿
R
Tunjukkan ¿ adalah grup.
+¿¿
Jika ada pengaitan f a : R → R yang didefinisikan
x
f a ( x )=a ∀ x ∈ R
Buktikan f aisomorfisma a ∈ R sebarang tetapi tetap a>0
Penyelesaian:
 ¿ membentuk grup
¿
i. Tertutup, ∀ a , b , ∈ R → a+b ∈ R
ii. Asosiatif, ∀ a , b , c ∈ R→ a+ ( b+c )=( a+b ) + c
iii. Ada unsur identitas di R
∃ e ∈ R ∈ ∀ a ∈ R → berlaku a+e=e+a=a ;=0
iv. Ada undur invers di R
∀ a ∈ Z ' , ∃ (−a ) ∈ Z ∋a+ (−a )= (−a ) +a=e
¿

'
(R ,×) membentuk grup
i. Tertutup, ∀ a , b ∈ R' →a+ b ∈ R'
i. Asosiatif, ∀ a , b , c ∈ R' → a × ( b × c )=( a × b ) × c
ii. Ada undur identitas di R'
' ' 0
∃ e ∈ R ∈ ∀ a ∈ R →berlaku a+ e=e+ a=a ; e=2
vi. Ada undur invers di R'
'
∀ a ∈ R , ∃ (−a ) ∈ R ∋ a × (−a )=(−a ) × a=1
¿
 ¿
Pengaitannya Tutup f : R → R ' yang didefinisikan f ( a )=2a ∀ a∈ R
i. Apakah satu-satu
m n
∀ m, , n ∈ R dengan f ( m) =f ( n ) maka a =a
m n
log a =loga
m log a=n log a
m
=a log a
n
m=n
∴ ∀ m , n ∈ R dengan f ( m )=f ( n ) berlakum=n( f satu−satu)
ii. Apakah onto.
Ambil n ∈ R sebarang , maka n=ax ∀ a∈ R
Pilih x ∈ R maka f ( x )=a x =n
Jadi F merupakan onto
iii. ∀ m, n ∈ R berlaku f a ( m+n )=f a (m) × f (n)
m+n
f a ( m+n )=a
m n
f a ( m+n )=a . a
f a ( m+n )=f a (m) × f a (n)
jadi ¿
4. Buktikan Teorema 6.2
Penyelesaian:
Jika grup (G , 0) isomorpisma dengan grup ¿ dengan f sebagai fungsi isomorpismanya,
maka peta dari unsur identitas di G oleh f merupakan unsur identitas di G'
Bukti:
Misal ( G , 0 ) dan ¿ grup dengan ( G , 0 ) ≅ ¿
Pengaitannya f :G →G' f fungsi isomorpisma
Misalkan e ∈ G dengan e unsur identitas di G
Pandang f (e) yaitu peta dari e oleh f di G
Ambil sebarang a ' ∈G' karena (f satu-satu dan onto) maka ∃ a∈ G , a tunggal

Sehingga f ( a )=a '


Karena a ∈ Gdan e unsur identitas di G, maka berlaku:
a . e=e . a=a
Jika a . e=a maka f ( a .c )=f (a) (f satu-satu)
f ¿ (f isimorpisma)

a '∗f ( e )=a¿ a)) = a '


Dengan demikian diperoleh bahwa ∀ a' ∈G berlaku:
' ' '
f ( e )∗a =a ∗f ( e )=a
Jadi f (e) merupakan unsur identitas di G' .

5. Buktikan Teorema 6.4


misalkan (G , 0) grup dan G ' himpunan dengan operasi *.
Jika ada f ' ' G → G ' memenuhi sifat isomorprisma maka ¿ grup
Penyelesaian :
Bukti :
Untuk membuktikan teorema ini cukup ditunjukkan bahwa G ' memenuhi sifat asosiatif,
identitas, setiap anggota di G ' memiliki invers.
(i). Karena ( G , 0 ) ≅ ¿ maka setiap anggotanya bijektif ( G .0 )merupakan grup, maka
(G , 0) memiliki sifat asosiatif, karena ( G , 0 ) ≅ ¿ maka ¿ juga asosiatif.
(ii). Mempunyai unsur identitas.
Karena (G , 0) grup maka G mempunyai identitas.
Ambil identitas e ∈ G
( G , 0) ≅ ¿
Jika e ∈ G dan (G , 0)≅ ¿ maka f (e)∈¿
Hal ini mengindikasikan ¿ mempunyai identitas.
(iii). Mempunyai invers.
Apabila (G , 0)≅ ¿ dan jika a−1 merupakan invers dan G maka peta (image) dari invers di
G juga merupakan invers di ¿ ¿.

6. Misalkan ( G , ο ) dan ¿ masing masing grup dan juga misalkan f :G →G ' isomorpisma.
Buktikan bahwa t ( a )=t ( f ( a ) ) ∀ a ∈G .(t ( a ) adalah tingkat dari a ke G ).
Penyelesaian:
Asumsikan t ( a )=n dan t ( f ( a ) ) =m
Karena f adalah isomompisma maka,
f ( a ) =f ( a ) =f ( 1G ) =1H
n n

Karena m adalah bilangan bulat positif terkecil sehingga


f ( a )m=1 H maka,
m ≤n .
Demikian pula
f ( 1G )=1 H =f ( a ) =f ( am ) f x m =1
m

n≤m
Karena m dan n keduanya bilangan bulat positif
Dimana m ≤n dan n ≤ m maka n=m
Jadi, t ( a )=t ( f ( a ) ) ∀ a ∈G

7. Lengkapi bukti teorema 6.8


Penyelesaian:
Teorema 6.8
Jika dua grup siklik berorde sama, maka grup tersebut isomorpis.
Bukti :
Misalkan G<a> dan G< b>dan o ( G ) dan o ( G' ) =n
Maka : G= { a , a2 , a3 , … , an }
G =( b ,b , b , … , b
' 2 3 n
}
bentuk fungsi f :G →G '
(i) Satu-satu
∀ a ∈G maka f ( a )=b , ∀ a ⊂G
r r r

(ii) ∀ n ∈G maka ar , ∀ ar=n


Bila a ' ∈G maka f ( ar )=ar=n
Memenuhi sifat onto
∀ a , a ∈G berlaku f ( a∗a ) =f ( b )∗f ( b )
2 2 2
(iii)

Maka G dan G’ Isomorpisma

8. Buktikan teorema 6.10


Penyelesaian:
Teorema 6.10 ( sifat-sifat homomorpisma)
Jika φ :G →G' suatu homomorpisma berlaku :
1) φ ( e )=,e dan e' masing-masing identitas di G dan G’
2) φ ( x −1 ) =( φ ( x ) ) , ∀ x ∈ G
−1

3) φ ( G ) subgroup dari G’
4) Jika S subgrup dari G, maka φ (S) subgrup dari φ (G)
5) Jika T subgrup normal dari G maka φ (T ) subgrup normal dari φ (G)
Bukti :
1) Misalkan φ=G →G' suatu isomorpisma ∀ a ∈G
Berlaku, a . e=φ ( ae )=φ(e )
φ ( a ) . ( e )=φ ( a ) e [pencoretan kiri]
φ ( e )=e ' [sifat konsilasi]
' '
Jadi, φ ( e )=e dan e masing−masing identitas di G dan G '
(terbukti)

2) Misalkan φ=G →G suatu isomorpisma ∀ a ∈G


Berlaku : x . x−1=x −1 x ⟹ φ ( x . x−1 )=φ ( e )=φ ( x−1 . x )
⟹ φ ( x ) φ ( x −1 ) =e ' =φ(x −1 )φ(x)
Hal ini berarti φ ( x −1 ) =( φ ( x ) )
−1

Jadi φ ( x −1 ) =φ ( x )−1 ∀ x ∈ G
(Terbukti)

3) φ ( G ) subgrup di G
φ ( G ) disebut monomorpisma jika φ satu satu
Karena φ=G →G ' suatu isomorpisma di G’ grup maka:
φ ( G ) subgrup dari G
subgroup dari G, maka G’

4) S subgrup di G
φ ( G ) merupakan monomorpisma
Artinya φ satu-satu
Karena φ satu satu maka φ ( G ) juga satu Satu
Karena φ ( G ) merupakan monomorpisma
Sehingga jika S subgrup dari G maka maka φ ( S ) subgrup dari φ ( G )

5) T subgrup di G
φ ( G ) merupakan monomorpisma
Artinya φ satu-satu
Karena φ satu satu maka φ ( T ) juga satu Satu
Karena φ ( G ) merupakan monomorpisma
Sehingga jika T subgrup normal dari G maka maka φ ( T ) subgrup normal dari
φ (G)

9. Buktikan teorema 6.13


Penyelesaian:
Teorema 6.13
'
Jika φ :G →G suatu homomorpisma dan
' '
Ker ( φ )={g ∈ G: φ ( g )=e , e unsur identitas diG ' } maka Ker (φ) merupakan subgrup
normal dari G.
Bukti
Jika φ=G →G' suatu Isomorpisma dan Ker ( φ ) ={ y ∈G , φ ( g )=E' }
e ' unsur identitas di G maka :
Misalkan G dan G’ masing-masing grup dan
φ : G →G ' suatu isomorpisma
Misalkan e unsur identitas di G dan e’ unsur identitas di G’
Sesuai definisi
'
Ker ( φ )={ y ∈ G, φ ( g ) =e } dan φ suatu isomorpisma, maka
Menurut teorema 6.10 φ ( e' )=e' iniberarti Ker (φ)⊆ G
Jadi Ker ( φ )=∅ dan jelas Ker ( φ)⊆ G
Maka φ ( a )=e ' dan φ ( b )=e '

Pandang φ ( a b−1 )=φ ( a ) . φ ( b−1)


−1
¿ φ ( a ) ( φ ( e) )
'
¿ e ' ( e' )
¿ e ' e ' =e
Hal ini menunjukkan bahwa a b−1 ∈ Ker(φ) oleh karena itu
Ker (φ) merupakan subgrup dari G …..[1]
Selanjutnya jika diambil sebarang g ∈G dan k ∈ Ker ( φ ) maka:
φ ( g . k . g )=φ ( g ) . ( k ) . φ( g )
−1 −1

−1
¿ φ ( g) . e . [ φ ( g)]
−1
¿ φ ( g) [ φ ( g)]
¿e
Hal ini menunjukkan bahwa ∀ g ∈ G , g . k . g−1 ∈ Ker (φ) atau dengan kata lain Ker (φ)
normal di G
Jadi Ker ( φ ) subgrup normal dari G

10. Buktikan Teorema 6.14


Penyelesaian:
Teorema 6.14
Jika G dan G’ masing-masing grup dan φ :G →G ' suatu epimorpisma maka:
(i) Ker (φ) subgrup normal dari grup G.
(ii) G/ K ≅ G ' dimana K= Ker( φ).

Bukti:

⇒ Misalkan G grup dengan operasi * dan G’ grup dengan operasi ∘.

i. Membuktikan bahwa K subgrup dari G


a) Membuktikan bahwa K subset G

Dari definisi kernel, jelas bahwa K⊆G.


b) Membuktikan bahwa K tidak kosong
Karena e ∈ G , dan dengan menggunakan Teorema Kekhususan Identitas,
φ ( e )=e' . Menurut definisi kernel, e ∈ K . Jadi , K setidaknya memiliki 1 anggota,
yaitu e. Berarti, k ≠ ∅
c) Membuktikan ketertutupan operasi biner * dalam K.

Ambil a , b ∈ K , maka φ ( a ) =φ ( b ) =e' . Dengan demikian,

φ ( a∗b )=φ ( a ) ∘ φ ( b ) =e' ∘e ' −e '

Berarti, a∗b ∈ K karena memenuhi sifat keanggotaan definisi kernel.


d) Membuktikan bahwa setiap anggota K memiliki invers di K.

Ambil sembarang a ∈ K sehingga φ ( a )=e '

Berdasarkan teorema invers dalam homomorpisma,


−1 ' −1
φ ( a )=( φ ( a ) ) =( e ) =e '
−1

Jadi, a−1 ∈ K .

Karena
K ⊆ G , K ≠ ∅ , ∀ a , b ∈ K ⇒ a∗b ∈ K

Dan
−1
∀ a ∈ K ⇒ a ∈ K , maka K subgrup dariG
ii. Membuktikan bahwa K subbgrup normal dari G
Untuk ∀ x ∈G , k ∈ K ,
Akan ditunjukkan bahwa

x∗k∗x ∈ K atau φ ( x∗k∗x )=e


−1 −1 '

Perhatikan bahwa,

φ ( x∗k∗x ) =φ ( x ) ∘ φ ( k ) ∘ φ ( x )
−1 −1

Karena k ∈ K , maka V ( k )=e ' , sehingga ditulis

φ ( x∗k∗x−1) =φ ( x ) ∘ e ' ∘ φ ( x−1 )

φ ( x∗k∗x ) =φ ( x ) ∘ φ ( x )
−1 −1

Terakhir, gunakan teorema invers dalam homomorpisma, diperoleh

φ ( x∗k∗x−1) =e '
Jadi, φ ( x∗k∗x−1) ∈ K

Terbukti bahwa K subgrup normal dari grup G.

11. Buktikan bahwa invers dari isomorpisma adalah isomorpisma.


Penyelesaian:
Misalkan G dan G’ merupakan grup dan φ :G →G ' adalah isomorpisma.
Akan ditunjukkan bahwa φ−1 :G ' →G adalah isomorpisma.
Pertama, perhatikan bahwa φ−1 jelas merupakan bijektif karena φ adalah invers.
Kedua, misalkan a , b ∈G ' .
Karena φ surjektif, terdapat x , y ∈G , sehingga a=φ ( x ) dan b=φ ( y ) . Maka
φ ( ab )=φ ( φ ( x ) φ ( y ) ) =φ ( φ ( xy ) ) =xy=φ ( φ ( x ) ) φ ( φ ( y ) ) =φ (a) φ (b)
−1 −1 −1 −1 −1 −1 −1

Hal ini menunjukkan bahwa φ−1 ( ab )=φ−1 ( a ) φ−1 ( b ) , ∀ a ,b ∈ G ' .


Jadi, terbukti bahwa invers dari isomorpisma adalah isomorpisma.

12. Misalkan R himpunan bilangan real.

G=
{[ x 1i ¿ 0
¿ x2 i ¿ ] |
¿ x nn ¿ : xij ∈ R ,
x1 i ¿ 0
¿⋱ ¿ | }
¿ x nn ¿ ≠ 0 dan G=R ¿ 0 }. Tunjukkan :

a.) (G , xm ) grup
b.) (G , ×) grup
c.) Ada homorpisma ρ :G→ G
Penyelesaian:

a. (G , ×m ) grup
i.) Sifat tertutup
∀ a , b ∈ R → a ×m b ∈ R
ii.) Sifat assosiatif
∀ a , b , c ∈ R→ a ×m ( b ×m c ) =(a ×m b)×m c ∈ R
iii.) Memiliki unsur identitas
Jika ada e ∈ G, sehingga e ×m a=a ×m e=a , ∀ a∈ G
a ×m 1=1 ×m a=a
iv.) Setiap anggota mempunyai invers
∀ a ∈ R ∃ a−1 ∈ R ∋a ×m a−1=a−1 ×m a=1

b. (G , ×) grup
i.) Sifat tertutup
∀ a , b ∈G → a× b ∈ R
ii.) Sifat assosiatif
∀ a , b , c ∈ G→ a × ( b × c )=(a ×b)×c
iii.) Memiliki unsur identitas
Jika ada e ∈ G, sehingga e × a=a × e=a , ∀ a ∈ G
a ×1=1× a=a
iv.) Setiap anggota mempunyai invers
−1 −1 −1
∀ a ∈G ∃a ∈ G∋ a ×m a =a ×m a=1

c. Ada homomorpisma ρ :G→ G


( G , x m ) dan ( G , × ) merupakan grup. Sebuah fungsi ρ : G→ G disebut
homomorfisma jika berlaku ρ ( x ×m y )= ρ( x)× ρ( y ) dengan dimisalkan
ρ ( x )=det x untuk setiap x , y ∈G .
Ambil x , y ∈G , det x ∈ R
Didefinisikan ρ :G→ G dengan ρ ( x )=det x
Sehingga, det ( xy )=det ( x ) det ( y )
Maka ρ ( x ×m y )= ρ(x)× ρ( y )

ρ
([ x1i ¿ 0
¿ x2 i ¿
¿ x nn¿ ][
y1 i ¿ 0
¿ y2 i ¿
¿ y nn¿ =ρ
x1i ¿ 0
¿ x 2i ¿]) [
¿ x nn¿ ρ
y1i ¿ 0
¿ y2 i ¿ ][
¿ y nn¿ ]

[ ][
n

∑ x1 i y1 i ¿0
][ ]
n
x1i ¿ 0 y 1i ¿ 0
ρ ¿ ∑ x¿ y ¿ ¿ = ρ ¿ x nn ¿ ρ ¿ y nn ¿
i , j=1
n
¿ x2i ¿ ¿ y2 i ¿

i , j=1
¿ x2 i y 2i ¿
i , j=1

ρ
[ z1 i ¿ 0
¿ z2 i ¿
x
¿ z nn ¿ = ρ 1i
] [¿0
¿ x2 i ¿
y
¿ x nn ¿ ρ 1 i
¿0
¿ y2 i ¿ ][
¿ y nn ¿
]
z 1 i K 1 i + z 2i K 2 i+ …+ z ¿ K ¿ =( x 1 i K 1 i + x 2i K 2 i +…+ x ¿ K ¿ ) ¿)
n n n

∑ z ji K ji=∑ x ji K ji ∑ y ji K ji ; i=1,2 , … , n
j=1 j=1 j=1

n n

∑ b ji K ji=∑ b ji K ji
j=1 j=1

Terbukti bahwa ρ :G→ G adalah homomorfisma.

13. Misalkan G, G’ grup dan ρ :G→ G ' homomorpisma. Buktikan ρ monomorpisma jika dan
hanya jika Ker( ρ )={e } (dimana e unsur identitas di G).
Penyelesaian:
Misalkan x ≠ e . Karena ρ monomorpisma maka :
'
ρ ( x ) ≠ ρ ( e )=e
Hal ini berarti x ∉ ker ⁡(ρ)
Oleh karena itu Ker ( ρ )={e }
⇒ Misalkan ρ ( a ) sebarang elemen ρ ( G ) .
Koset kiri ak =a { e }={a } mengandung satu dan hanya satu elemen G yang dibawa
oleh ρ ke ρ( a).
Berarti ρ injektif.
Karena ρ homomorpisma dan ρ injektif, maka ρ monomorpisma.

14. Buktikan akibat 6.15


Penyelesaian:
Jika H subgrup normal dari grup G dan G/H grup faktor maka ada epimorpisma
φ : G →G /H (G ≅ G /H )
Bukti. Akan dibuktikan bahwa terdapat epimorpisma dari G onto G/H. definisikan
pemetaan φ :G →G /H dimana φ ( g ) =Hg ∀ g∈ G . Akan ditunjukkan bahwa φ
epimorpisma onto. Ambil sembarang g1 , g 2 ∈G .Selanjutnya diperoleh
φ ( g1∗g2 )=H ( g1∗g 2 )=H g1 H g2=φ ( g 1 )∗φ( g2) . Hal ini menunjukkan bahwa φ
epimorpisma. Sekarang ambil sembarang Hg ∈ G/ H . Jelas g ∈G sehingga φ ( g ) =Hg.
Jadi terbukti bahwa φ onto. Dengan demikian terbukti φ : G →G /H (G ≅ G /H ).

15. Misalkan C himpunan bilangan kompleks C0 =C ⃥ { 0 } dan R+ himpunan bilangan real


positif dengan operasi perkalian.
dengan f ( z )=| z| , ∀ z ∈ C0 adalah epimorpisma
+¿ ¿
a. Tunjukkan f :C 0 ⇾ R
b. Tentukan Kerf (f)

Penyelesaian:

a. Akan ditunjukkan f :C 0 ⇾ R+¿ ¿ dengan f ( z )=| z| , ∀ z ∈ C0 adalah epimorpisma.


1. F merupakan fungsi

∀ z 1 , z 2 ∈C 0 , berlaku jika z 1=z 2 → f ( z 1) =f ( z 2)

Ambil sebarang z 1=z 2 dan z 1 , z 2 ∈C 0 sehingga

f ( z 1 ) =f (z 2 )

|z 1|=| z2|

√ x + y =√ x + y
2
1
2
1
2
2
2
2

Dimana, f ( z 1 ) =|z 1|=√ x 1+ y1 dan f ( z 2 ) =|z 2|=√ x 2+ y 2


2 2 2 2

Jadi, f merupakan fungsi.


2. f merupakan suatu homomorfisma

Ambil sebarang z 1 , z 2 ∈ C0

Akan ditunjukkan f ( z 1 ∙ z 2 )=f ( z 1 ) ∙ f ( z 2 )

f ( z 1 ∙ z 2 )=|z 1 ∙ z 2|

¿|z 1|∙|z 2| ⇒ Berdasarkan sifat modulus bilangan kompleks

¿ f (z 1)∙ f ( z 2)

Jadi, ( C 0 ,× ) homorfisma dengan ¿

3. f adalah fungsi surjektif

dengan |z|=√ x 2 + y 2; x , y ∈ R+¿ ¿


+¿ ¿
Ambil sembarang |z|∈ R
+¿¿
Diperoleh ∀|z|∈ R terdapat z ∈ G; z =x+ y =( x , y) sehingga

Berlaku :

f ( x , y )=√ x + y =|z|
2 2

Jadi, f surjektif.

Sehingga, terbukti epimofisma.

+¿ ¿
b. Jika f :C 0 → R homomorpisma ring dengan inti

Ker ( f )=K =¿

Maka K ideal dalam C 0

Karena f ( z )=| z| maka z dalam K, sehingga K tidak kosong

Ambil sebarang x,y dalam K dan sebarang a dalam c 0

f ( x− y )=f ( x )−f ( y )=0−0=0

f ( ax ) =f ( a ) f ( x )=f ( a ) .0

f ( xa )=f ( x ) f ( a ) =0. f ( a ) =0
Hal itu berarti x− y , a . x dan x . a dalam K sehingga K ideal.

Karena sebelumnya telah dibuktikan bahwa f :C 0 → R+¿ ,¿dengan f ( z )=| z| , ∀ z ∈ C0


adalah epimorpisma. Sifat dari inti (kernel) dalam homomorpisma ring seperti
dalam grup. Bila Ker(f)mempunyai k elemen maka homomorfisma f tepat k ke 1
yaitu untuk setiap koset a+ Ker (f ) dibawa ke f ( a ). Khususnya, jika f
homomorfisma surjektif dan Ker ( f )={0 } maka A isomorfis dengan f (A ).

16. Misalkan K dan L subgrup normal dari grup G dan misalkan H suatu dari G yang
memenuhi H ∩ K=H ∩ L. Tunjukkan bahwa (HK )/ K ≅ ( HL ) /L .

Penyelesaian:

Menurut Teorema 6.18 dapat di simpulkan bahwa


(HK )/ K dan H ∕ (H ∩ K )≅(HL )/L dan H ∕ ( H ∩ L ) merupakan grup, sehingga akan kita buktikan
:

i. Dibentuk
 G = HN dan G’ = H / ( H ∩ K )
 G= ( HL ) / Ldan G ' =H / ( H ∩ L )

merupakan grup.

ii. Dibentuk pengaitan φ :G →G' dengan


 φ ( hk )=h ( H ∩ K ), ∀ hk ∈ HK .
 φ ( hl ) =h ( H ∩ L ) , ∀ hl∈ HL .

Selanjutnya akan dibuktikan bahwa (HK )/ K ≅ ( HL)/ L.

 Akan ditunjukkan bahwa φ merupakan pemetaan. Misalkan hk=h1 k 1 untuk suatu h,h1 ∈ H
dan k,k 1 ∈H. Dengan demikian diperoleh h1−1 h=k 1−1 ∈ K . Karena h1−1 h ∈ H
−1 −1
h1 h ∈ K , diperoleh h1 h ∈ H ∩ K dan dengan demikian h1 ( H ∩ K ¿=h ( H ∩ K )atau
dengan kata lain φ ( hk )=φ ( h 1 k 1 )

Jadi terbukti bahwa φ adalah pemetaan.

 Selanjutnya akan ditunjukkan juga bahwa φ merupakan pemetaan. Misalkan h1 = h1 l 1


untuk suatu h,h1 ∈ H dan l ,l 1 ∈H. Dengan demikian diperoleh h1−1 h=l 1−1 ∈ L . Karena
h1 h ∈ H h1 h ∈ L , diperoleh h 1 h ∈ H ∩ L dan dengan demikian h1 ( H ∩ L¿=h(H ∩ L)
−1 −1 −1

atau dengan kata lain φ ( hl ) =φ ( h1 l 1)

Jadi terbukti bahwa φ adalah pemetaan.


Selanjutnya, akan ditunjukkan bahwa φ merupakan homomorpis.

 Diambil sebarang h1 k 1,h2 k 2 ∈ HK. Karena K merupakan subgrup normal , maka k 1 h2=
h2 k 3 untuk suatu k∈ K . Dan dengan demikian

(h1 k 1)(h2 k 2)= h1 (k 1.h2 )k 2 = h1 (h2 k 3 )k 2= (h1 h2)(k 1 k 2 ).

Diperhatikan bahwa :

φ (h1 k 1)(h2 k 2)= φ ( ( h1 h2 )( k 1 k 3 ) )

¿ ( h1 h2 ) ( H ∩ K )

¿ ( h 1 ( H ∩ K ) )( h2 ( H ∩ K ) )

φ ( h1 k 1) φ ( h2 k 2 )

Jadi terbukti bahwa φ merupakan homomorfisma.

 Begitu pula dengan L subgrup dari G.

Diambil sebarang h1 l 1 h 2 l 2 ∈ HL. Karena K merupakan subgrup normal , maka k 1 l 2=h2 l 3 untuk
suatu l ∈ L . Dan dengan demikian

(h1 l 1)(h2 l 2)= h1 (l 1.h2 )l 2= h1 (h2 l 3)l 2= (h1 h2)(l 1 l 2).

Diperhatikan bahwa :

φ (h1 l 1)(h2 l 2)= φ ( ( h1 h2 )( l 1 l 3 ) )

¿ ( h 1 h2 ) ( H ∩ L )

¿ ( h 1 ( H ∩ L ) )( h2 ( H ∩ L ) )

φ ( h1 l 1 ) φ ( h2 l 2 )

Jadi terbukti bahwa φ merupakan homomorfisma.

Sehingga terbukti bahwa (HK )/ K ≅ (HL)/ L.

17. Buktikan bahwa Int(G) merupakan subgrup normal dari Aut(G)!

Penyelesaian:
Definisi Kernel: Int(G) = { g ∈G : φ ( g )=e' , e' identitas di G’}

Akan ditunjukkan bahwa Int(G) adalah subgrup normal dari Aut(G).

Misal, diambil sembarang x∈ Aut (G) dan y ∈∫ (G) maka,

φ ( xy x )=φ ( x ) φ ( y ) φ ( x )
−1 −1

¿ φ ( x ) e [φ ( x )]
' −1

−1
¿ φ ( x ) [φ (x )]
'
¿e

Hal ini menunjukkan bahwa ∀ x ∈ Aut ( G ) , xy x ∈∫ ( G ) atau dengan kata lain Int(G) normal di
−1

Aut (G).

18. Buktikan bahwa Int(G) merupakan subgrup normal dari Aut(G)!

Penyelesaian:

Misalkan g∈G sebarang

Sebut, g = ab = ba, dimana a∈ A dan b ∈ B

Akan ditunjukkan bahwa a = b dan b=a.

Karena ab = ba maka b−1 ( ab ) b−1=b−1 ( ba ) b−1


−1 −1
b a=b a ( terbukti ) .

19. Lengkapi bukti teorema 6,21

Jawab :

Jika G grup, dan misalkan aut (G) himpunan semua automorfisma dari G maka dibawah operasi
komposisi fungsi, Aut (G) membentuk grup.

Bukti

Untuk membuktikan bahwa Aut (G) sebagai grup dibawah operasi komposisi fungsi,
cukup dibuktikan bahwa Aut(G) merupakan subgrup dari A(G), karena telah diketahui
bahwa operasi ini berbentuk grup.
Misalkan α 1 dan α 2 unsur sebarang dalam Aut(G). Dan untuk setiap x , y ∈G berlaku
α 1 ( x , y )= α 1 ( x) α 1 ( y ) dan juga α 2 ( x , y )=α 2( x)α 2 ( y )

Oleh karena itu

α 1 α 2 ( x , y )=α 2 ( α 1 ( xy ) )=α 2 ( α 1 ( x ) α 1 ( y ) ) =α 2 ( α 1 ( x) ) α 2 ( α 1 ( y ) )=α 2 α 1 (x ) α 2 α 1 ( y )

Ini membuktikan bahwa α 2 α 1 merupalan homomorpisma dariG ke dalam G. Karena


α 2 α 1 ∈ Aut (G)⊆ A(G), maka jelas Aut(G) bersifat tertutup.
−1
Karena α 1 ∈ Aut (G)⊆ A (G),maka terdapat α 1 ∈ A (G) sedemikian sehingga
−1 −1
α1 α 1 =identiras G=α 1 α 1. Akibatnya,

α 1 ( xy )=α 1 ( idG ( X ) idG ( Y ) )=α 1 (α 1 α 1 ( x ) α 1 α 1 ( y ) )


−1 −1 −1 −1 −1

¿ α 1−1 ¿
−1 −1 −1 −1
¿ idG( α 1 ( x ) α 1 ( y ) =α 1 x)α 1 ( y)

Dengan demikian α 1−1 merupakan homomofisma dai G kedalam G. Karena α 1−1 ∈ A (G)
maka α 1−1 ∈ A (G). Ini melengkapi pembuktian bahwa Aut(G) suatu subgrup dari A(G).
Akibatnya Aut(G) dengan operasi komposisi fungsi membentuk grup.

BAB 7 Grup Permutasi

1. Diberikan permutasi f = [31 21 34 45 56 62]


[2 4 1 3 6 5 ]
g= 1 2 3 4 5 6

h=[
3 1 4 5 6 2]
1 2 3 4 5 6

Tentukan:
a. (f o g) dan (g o f)
b. (f o g2 ¿ dan ( g2 o f ¿
c. (g o f −2 ¿ dan (f o g o f −1 ¿
Penyelesaian:

a. (f o g) = [ 13 ][
2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6=1 2 3 4 5 6
1 4 5 6 2 2 4 1 3 6 5 1 5 3 4 2 6 ][ ]
(g o f) = [ ][
1 2 3 4 5 6 1 2 3
2 4 1 3 6 5 3 1 4
4 5 6
5 6 2
=
][
1 2 3 4 5 6
1 2 3 6 5 4 ]
b. (f o g2 ¿=¿ [
1 2 3 4 5 6
3 1 4 5 6 2 ]([12 24 31 43 56 65][ 12 42 31 43 56 65 ])
=[
3 1 4 5 6 2 ][ 4 3 2 1 5 6 ]
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

=[
5 4 1 3 6 2]
1 2 3 4 5 6

( g o f ¿=[
2 4 1 3 6 5 ][ 2 4 1 3 6 5 ][3 1 4 5 6 2 ]
2 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

=[
2 4 1 3 6 5 ][ 1 2 3 6 5 4 ]
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

=[
2 4 1 5 6 3]
1 2 3 4 5 6

c. (g o f −2 ¿=¿ g o f −1 o f −1

[ 12 24 31 34 56 65 ][ 31 12 43 54 65 62][ 31 12 43 54 65 26]
=

=[
2 4 1 3 6 5 ][ 2 6 1 3 4 5 ]
1 2 3 4 5 6 3 1 4 5 6 2

=[
4 5 2 1 3 6]
3 1 4 5 6 2

(f o g o f ¿ : [
3 1 4 5 6 2 ][ 2 4 1 3 6 5 ][ 1 2 3 4 5 6 ]
−1 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 3 1 4 5 6 2

=[
3 1 4 5 6 2 ][ 2 4 1 3 6 5 ]
1 2 3 4 5 6 3 1 4 5 6 2

=[
1 5 3 4 2 6]
3 1 4 5 6 2

2. Tentukan mana yang berikut ini merupakan permutasi genap

a. [ 12 2 3 4 5 6 7 8
4 3 8 6 5 7 1 ]
b. [ 14 2 3 4 5 6 7 8 9
6 3 8 2 5 8 1 3 ]
c. [ 1 2 3 ][ 2 4 6 ] [ 5 4 3 2 ]
d. [ 1 2 ] [ 3 4 5 ][ 6 7 ][ 8 9 1 ]
Penyelesaian:

a. [ 12 2 3 4 5 67 8
4 3 8 6 57 1 ]
=[ 1 2 4 8 ][ 3 ] [ 5 6 ] [ 7 ]

¿ [ 1 8 ][ 1 4 ] [ 1 2 ][ 3 ][ 5 6 ] [ 7 ] →Genap

b. [ 14 ]
2 3 4 5 6 7 8 9 =[ 1 4 8 ] [ 2 6 5 ][ 3 ]
6 38 2 58 1 3
¿ [ 1 8 ][ 1 4 ] [ 2 5 ][ 2 6 ][ 3 ] → Ganjil
c. [ 1 2 3 ][ 2 3 6 ][ 5 43 2]
¿ [ 1 3 ][ 1 2 ][ 2 6 ][ 2 3 ][ 5 2 ][ 5 3 ][ 5 3 ] →Ganjil
d. [ 1 2 ] [ 3 4 5 ][ 6 7 ][ 8 9 1 ]
¿ [ 1 2 ] [ 3 5 ] [ 3 4 ][ 6 7 ] [ 8 1 ][ 8 9 ] →Genap
3. a. Nyatakan permutasi berikut yang didefinisikan pada S={1,2,3,4,5,6,7,8 } dengan
komposisi dari permutasi siklik saling lepas

f= [12 2 3 4 56 7 8
4 3 8 65 7 1 ]
Penyelesaian :
Misalkan

[
S= 1 2 3 4 5 6 7 8
3 5 24 81 7 6 ]
Sehingga, S ∘ f = [ 13 2 3 4 56 7 8
6 4 8 12 7 5 ]
b. Jika S={1,2,3,4,5,6,7 } dan

g= [ 12 2 34 56 7
1 35 76 4 ]
Misalkan

[
S= 1 2 3 4 5 6 7
3 5 21 6 4 7 ]
Sehingga, S ∘ g= [ 15 2 34 5 6
3 26 7 4 1]
7

c. Buktikan bahwa setiap permutasi dapat dinyatakan sebagai komposisi dari


permutasi siklik yang saling lepas
penyelesaian :
pandang permutasi

[
f = 1 2 34
2 1 34 ]
Dan permutasi

g= [ 12 2 34
1 43 ]
Selanjutnya masing-masing dapat ditulis dalam notasi baris
F=[ 12 ] dan F=[ 4 3 ]
Karena kedua notasi baris f dan g tidak mempunyai anggota yang sama, maka f
dan g saling lepas.

4. a. Nyatakan permutasi f =
1 2 34 5
2 3 15 4 [ ]
sebagai komposisi dari transposisi

b. Apakah setiap permutasi dapat dinyatakan sebagai komposisi dari transposisi? Jika
“ya” buktikan jika “tidak” berikan contoh penyangkal
Penyelesaian:

a. f = [ ]
1 2 3 4 5 =[ 1 2 3 ]
2 3 15 4

Bentuk transposisi : [ 1 3 ] dan [ 1 2 ] yaitu

[3
[ 1 3 ]= 1 2 3 4 5 dan
2 15 4 ]
[1 [2
2]= 1 2 34
1 34 5]
5 maka

[3 ] [2
[ 1 3 ] ∘ [ 1 2 ]= 1 2 3 4 5 ∘ 1 2 3 4 5
2 15 4 1 34 5 ]
[
¿ 1 2
2 3 1 5 4]
34 5

b. Ya, setiap permutasi dapat dipandang sebagai hasil kali transposisi yang
banyaknya hasil transposisi tersebut selalu ganjil atau genap, yaitu putaran dengan
panjang dua. Transposisi ini dapat diinterpretasikan sebagai suatu permutasi yang
menukar tepat dua unsur dari suatu himpunan. Grup permutasi Sn kemudian dapat
dibangun oleh transposisi (yakni setiap unsur di Sn dapat dinyatakn sebagai hasil
kali transposisi).
Buktinya;
Misalkan diketahui permutasi ρ=( 1 2 3 4 ) dan θ=( 1 2 3 )
Jika dtulis lengkap kedua permutasi tersebut menjadi
ρ= (
1 23 4
2 34 1 )dan θ= (
1 23 4
2 33 4 )
▪ Permutasi ρ=( 1 2 3 4 ) juga bisa dinyatakan sebagai
ρ=( 1 4 ) ( 1 3 ) ( 1 2 ) atau

ρ= ( 14 )( )(
23 4 1 2 3 4 1 2 3 4
23 1 3 2 1 4 2 1 3 4
= )(
1 23
2 34
4
1 )
▪ Permutasi θ=( 1 2 3 ) juga bisa dinyatakan sebagai
θ=( 1 3 ) ( 1 2 ) atau

θ= (13 )(
23 4 1 23 4
21 4 2 13 4
= )(
1 23 4
2 31 4 )
5. Misalkan f suatu permutasi siklik berorde n. Buktikan :
a. Jika n ganjil, maka f genap
b. Jika n genap, maka f ganjil
Penyelesaian:
a. Misalkan f permutasi siklik dengan f dinotasikan = ( 1 3 2 ) , n ganjil maka
dikatakan permutasinya genap (f genap ) jika banyaknya trasposisi yang
dikomposisikan sebanyak genap, banyak transposisinya yaitu ( 1 3 ) dan ( 1 2 ) ada 2
berarti genap.
Jadi n ganjil, maka permutasinya genap.
b. Misalkan f permutasi siklik dengan f dinotasikan = ( 1 2 4 3 ) , n genap maka
dikatakan permutasinya ganjil (f ganjil ) jika banyaknya trasposisi yang
dikomposisikan sebanyak ganjil, banyak transposisinya yaitu ( 1 3 ) ( 1 4 ) ( 1 2 )
ada 3 berarti ganjil.
Jadi n ganjil, maka permutasinya ganjil.
6. Buktikan bahwa perkalian permutasi ganjil dengan permutasi genap adalah permutasi
ganjil.

Penyelesaian:

Contoh permutasi genap, yaitu (1,3) dan contoh permutasi ganjil, yaitu (4,5,6). Adapun perkalian
kedua permutasi tersebut adalah perkalian (1,3)(4,5)(4,6). Diperoleh perkalian sejumlah ganjil
transposisi, yaitu sebanyak 3 perkalian transposisi sehingga termasuk permutasi ganjil.

7. Tunjukkan bahwa
a) Jika f permutasi genap, maka f −1permutasi genap
b) Jika f permutasi ganjil, maka f −1permutasi ganjil

Misalkan σ ∈ S n suatu permutasi yang dinyatakan oleh matriks:

σ=
( σ (1)
1 2 … n
σ (2) … σ (n) )
Invers dari σ yang dinotasikan sebagai σ −1 dapat dihitung dengan menukar barisnya, yaitu:

(
σ −1= σ (1) σ (2) … σ ( n)
1 2 … n )
Sehingga, jika f permutasi genap, maka f −1permutasi genap, jika f permutasi ganjil, maka f −1
permutasi ganjil.

n n
8. Buktikan bahwa n ! memuat ! permutasi genap dan ! permutasi ganjjl.
2 2

Penyelesaian:

Jika An adalah himpunan semua permutasi genap tingkat n, maka An dengan komposisi fungsi
n
adalah suatu grup dan o( An ¿= ! Dan An disebut grup alternating tingkat n.
2

Untuk setiap permutasi ganjil σ , permutasi (12)σ adalah permutasi genap. Demikian, setidaknya
ada sebagai permutasi ganjil yang banyak karena ada yang aneh. Di sisi lain, untuk setiap
permutasi genap ϑ , permutasi (12)σ permutasi genap. Jadi, setidaknya ada banyak maupun
sedikit pada pemutasi ganjil sebagai permutasi genap. Itu terjadi karena sebuah angka sama dari
n!
permutasi genap dan ganjil. Karena |Sn|=n !, sedangkan yang kita miliki | A n|= .
2

9. Misalkan An adalah himpunan semua permutasi genap berderajat n. Buktikan An dengan


n
operasi komposisi permutasi membentuk grup terhingga berorde !
2

Penyelesaian:

Karakteristik atau orde dari grup Sn adalah n !. Grup terhingga dari operasi komposisi permutasi
tidaklah komutatif. Jadi, Snmemiliki order atau tingkat sebanyak n ! .Adapun An adalah
n
himpunan semua permutasi genap berderajat n, n ! memuat ! permutasi genap, maka An
2
n!
memiliki order .
2

10. Misalkan S= { a , b , c }
a) Tentukan P3(himpunan semua permutasi berbeda pada S)
Daftar permutasi-permutasi untuk S, yakni:

α 0= (aa b c
b c )
, β 1= (
a b c
a c b )
α 1=( ab b c
c a )
, β 2= (
a b c
c b a )
α 2=( ac b c
a b )
, β 3= (
a b c
b a c )
b) Buktikan bahwa P3dengan operasi komposisi membentuk grup
° α0 α1 α2 β1 β2 β3
α0 α0 α1 α2 β1 β2 β3
α1 α1 α2 α0 β3 β1 β2
α2 α2 α0 α1 β2 β3 β1
β1 β1 β2 β3 α0 α1 α2
β2 β2 β3 β1 α2 α0 α1
β3 β3 β1 β2 α1 α2 α0

Karena memenuhi sifat-sifat grup seperti pada tabel Cayley yang tertera di atas, maka P3
dengan operasi komposisi membentuk grup.

c) Apakah P3 grup komutatif?

Berdasarkan tabel Cayley yang tertera di atas, P3 bukanlah grup komutatif.

2. Buktikan setiap permutasi identitas merupakan permutasi genap.

Jawab:

Teorema 7.2.10 Permutasi identitas i adalah permutasi genap.

Bukti. Tanpa kehilangan keumuman pembuktian, misalkan i adalah permutasi atas


himpunan A=[ 1,2 ⋯ n ] . Misalkan i=θ1 θ2 …θ k
Dengan setiap θ1adalah satu transposisi. Akan kita perhatikan bahwa k adalah genap.
Tujuan kita adalah untuk memperhatikan bahwa i dapat di sederhanakan menjadi hasil kali
( k - 2 ) Transisi

Andaikan m ϵ A muncul pertama sekali (di baca dari kiri ke kanan ) θ1,1 ≤ i̇ ≤ k .
Perlu di catat bahwa θi ≠θ k bila θi =θ k akan berakibat bahwa i tidak memetakan m ke dirinya
sendiri (karena θ k adalah suatu transposisi). Bertentangan dengan definisi permutasi

θ 1 θ2 ⋯ θi−1 (m , N )
Identitas i= θi +1 … θ k sehingga ada empat kemungkinan untuk
tak punya m θ^i
θi +1 berbeda satu unsur dengan transposisi ( m , x ) atau sama sekali berbeda dengan ( m , x ) .
Kita bahas persoalan ini untuk keempat kasus yang mungkin.

Kasus 1

θi +1 = ( m , x ) , maka θi θi+1 = ( m , x ) ( m, x )=i

Sehingga I dapat di sederhanakan menjadi hasil kali dari ( k , 2 ) trasnposisi.

Kasus 2

θi +1=( m , y ) , y ≠ m , x . Maka
θi θi+1 =( m , x ) ( m, y ) . Tetapi
( m , x ) ( m, y )=( x , y )( m , x ) sekarang kita gantikan
θi θi+1 dengan ( x , y ) ( m , x ) sehingga m pertama kali muncul di θi +1 (dengan kemunculan m
yang pertama kali kita geser satu langkah ke kanan). Lakukan hal ini berulang-ulang kali
di θ kmaka terdapat θ∋' sehingga θ2 +1= θ2. Akibatnya kita kembali ke kasus 1. Yakni i
dapat di sederhanakan menjadi hasil kali dari ( k −2 ) transposisi

Kasus 3
θi +1=( x , y ) , y ≠ m , x .Maka
θi θi+1 =( m, x )( x , y )=( x , y ) ( m, y ) , gantikan
θi θi+ 2dengan ( x , y ) ( m , x ) ; posisi m pertama sekali muncul bergerak satu langkah ke
kanan. Sehingga kita kembali ke kasus 2
Kasus 4
θi +1=( y , z ) , m≠ z , maka
θi θi+1 =( m, x )( y , z )=( y , z ) ( m, x ) . Gantikan
θi θi+1 =( m, x )( y , z )=( y , z ) ( m, x ) . Gantikan

3. Buktikan permutasi identitas merupakan permutasi siklik.


Jawab :
Jika σ r adalah siklik dengan Panjang n, maka σ r merupakan siklik jika dan hanya jika n dan r
relative prima.
Jika σ =(1,2,3) maka σ merupakan permutasi identitas.

13. Bukti akibat 7.10


Jawab :
Diketahui α , β merupakan permutasi permutasi ganjil. Permutasi α merupakan
pengandaian dari 2 n+1 transposisi, untuk n ϵ Z +¿¿ dan permutasi β merupakan
pengandaian 2 m+ 1 transposisi m ϵ Z +¿¿. Pengandaian αβ merupakan pengandaian dari
2 n+1+2 m+1 transposisi atau 2(n+ m+1)transposisi, dengan n+ m+1 ϵ Z +¿¿ . Sehingga αβ
pengandaian dari transposisi yang banyaknya genap. Jadi α β merupakan permutasi
genap.

Anda mungkin juga menyukai