Anda di halaman 1dari 29

KOSET & SUBGRUP NORMAL

Teorema G-1:

G grup H  G, a, b  G berlaku :

1. aRL b  a 1b  H

2. aRR b  ab 1  H

Relasi RL dan RR merupakan relasi ekuivalen

Bukti: 1)

RL merupakan relasi ekuivalen bila diperlukan 3 sifat:

1. Sifat Refleksi   a  G  a RL a

2. Sifat simetris  a, b  G dengan a RL b  bRL a

3. Sifat transitif   a, b, c  G dengan a RL b  bRL c  a RLb

(i). Akan ditunjukkan berlaku sifat refleksi atau a RL a

Ambil sebarang a 𝜖 G, 𝑎−1 𝑎 = 𝑒 karena HG dengan sifat ketunggalan

identitas maka 𝑎−1 𝑎 = 𝑒 𝜖 H (terbukti sifat refleksi)

(ii). Akan ditunjukkan berlaku sifat simetri atau a RL b → b RL a

Ambil sebarang a,b 𝜖 G dengan a RL b

a RL b menurut defenisi maka 𝑎−1 𝑏 𝜖 H, karena HG maka (𝑎−1 𝑏)−1 𝜖 H

(sifat invers), sehingga 𝑏 −1 𝑎 𝜖 H atau b RL a (terbukti sifat simetri)

(iii). Akan ditunjukkan berlaku sifat transitif atau a RL b dan b RL c  a RL c

1
a RL b menurut defenisi 𝑏 −1 𝑐 𝜖 H

b RL c menurut defenisi 𝑏 −1 𝑐 𝜖 H karena HG maka di penuhi sifat tertutup

atau (𝑎−1 𝑏) (𝑏 −1 𝑐) 𝜖 H

(𝑎−1 𝑏) (𝑏 −1 𝑐) 𝜖 H

𝑎−1 (𝑏𝑏 −1 ) 𝑐 𝜖 H

𝑎−1 𝑐 𝜖 H atau a RL c

Jadi terbukti a RL b dan b RL c  a RL c

Dengan dipenuhi ketiga sifat tersebut maka relasi RL merupakan relasi

ekuivalen, jadi G terpecah atas kelas- kelas saling asing, misalnya:

Sa  x  G | aRL x 
 x  G | a 1 x  H 
= x  G | x  aH
= ah | h  H   aH


Sb  x  G | bRL x  x  G | b 1 x  H 
= x  G | x  bH
= bh | h  H   bH


S c  x  G | cRL x  x  G | c 1 x  H 
= x  G | x  cH 
= ch | h  H   cH

Dan seterusnya sehingga kita peroleh

aH  bH  cH  eH  .....  G dan
aH  bH  cH  eH  .....  
aH ; bH ; cH ; eH  H disebut koset kiri dari H dalamG

Bukti: 2)

2
(i). Akan ditunjukkan berlaku sifat refleksi atau a RR a

Ambil sebarang a 𝜖 G, 𝑎. 𝑎−1 = 𝑒 karena HG dengan sifat ketunggalan

identitas maka 𝑎 𝑎−1 = 𝑒 𝜖 H (terbukti sifat refleksi)

(ii). Akan ditunjukkan berlaku sifat simetri atau a RR b → b RR a

Ambil sebarang a,b 𝜖 G dengan a RR b

a RR b menurut defenisi maka 𝑎 𝑏 −1 𝜖 H, karena HG maka (𝑎𝑏 −1 )−1 𝜖 H

(sifat invers), sehingga 𝑏 𝑎−1 𝜖 H atau b RR a (terbukti sifat simetri)

(iii). Akan ditunjukkan berlaku sifat transitif atau a RR b dan bR c  a RR c

a RR b menurut defenisi 𝑎 𝑏 −1 𝜖 H

b RR c menurut defenisi 𝑏 𝑐 −1 𝜖 H karena HG maka di penuhi sifat tertutup

atau (𝑎 𝑏 −1 ) ( 𝑏 𝑐 −1 ) 𝜖 H

(𝑎 𝑏 −1 ) (𝑏 𝑐 −1 ) 𝜖 H

𝑎 (𝑏 −1 𝑏) 𝑐 −1 𝜖 H

𝑎 𝑐 −1 𝜖 H atau a RR c

Jadi terbukti a RR b dan b RR c  a RR c

Dengan dipenuhi ketiga sifat tersebut maka relasi RR merupakan relasi

ekuivalen, jadi G terpecah atas kelas- kelas saling asing, misalnya:

S a  x  G | aRR x  x  G | x a 1
H 
= x  G | x  Ha
= h a | h  H   Ha


Sb  x  G | bRR x  x  G | x b 1  H 

3
= x  G | x  Hb
= hb | h  H   Hb


Sc  x  G | cRR x  x  G | x c 1  H 
= x  G | x  Hc
= hc | h  H   Hc

Dan seterusnya sehingga kita peroleh

Ha  Hb  Hc  He  .....  G dan
Ha  Hb  Hc  He  .....  
Ha; Hb; Hc; He  H disebut koset kanan dari H dalamG

Defenisi G-1

Jika H subgrup dari G, a  G, maka Ha  ha | h  H disebut koset kanan dari H

dalam G dan aH  ah | h  H  disebut koset kiri dari H dalam G

Contoh (1):

Anggap Z adalah sebuah grup bilangan bulat dalam penjumlahan dan subgrup

H= ..,10,5,0,5,10,...terdiri dari kelipatan lima. Tentukan koset kiri dari H di Z

Jawab:

 Akan dibuktikan bahwa H=5Z merupakan subgrup dari Z. Jelas bahwa


5Z ⊂ Z dan 5Z tidak kosong sebab 0 ∈ 5Z. Ambil sebarang a,b ∈ 5Z, maka a
=5k dan b =5n, untuk suatu k,n ∈ Z.
Diperoleh: a + b-1 = a + (-b) = a – b = 5k – 5n = 5 ( k –n ) ∈ 5Z,

4
dengan k - n ∈ Z. Berdasarkan teorema subgrup C-2, terbukti bahwa 5Z
merupakan subgrup dari Z.

 Coset kiri dari H di Z yaitu:

0 + H = { ..., -10, -5, 0, 5, 10,...} = 5 Z

1 + H = { ..., -9, -4, 1, 6, 11,...} = - 4 + Z

2 + H = {..., -8 , -3, 2, 7, 12,...} = -3 + Z

3 + H = { ..., -7, -2, 3, 8, 13,...} = -2 + Z

4 + H = { ..., -6, -1, 4, 9, 14,...} = -1 + Z

Apabila diteruskan...., 5+H, 6+H,.... hasilnya akan berulang. Maka koset kiri

dari H di Z adalah Z/H=Z/5Z  0  H ,1  H , 2  H , 3  H , 4  H 

Contoh (2):Galian hal: 133

Misalkan H  0,3,6 didalam Z 9 pada penjumlahan modulu 9 dalam kasus ini

operasi grup adalah penjumlahan, kita notasikan a+H diwakili dengan aH.

 Akan ditunjukkan H adalah subgrup dari G. Sesuai dengan teorema C.1 hal:
52 Buku Ajar karangan Prof. Sahat. dengan tabel cayley yaitu:

+ 0 3 6
0 0 3 6
3 3 6 0
6 6 0 3

Dapat dilihat bahwa operasi “+” pada H bersifat tertutup dan setiap elemen
dari H mempunyai invers di H, yaitu 0-1 =0, 3-1 =6, 6-1= 3. Sehingga diperoleh
bahwa H subgrup di Z9.

5
 Maka coset dari H di dalam Z 9 adalah:

0 + H = {0, 3, 6 } = 3 + H = 6 + H

1 + H = {1, 4, 6 } = 4 + H = 7 + H

2 + H = {2, 5, 8 } = 5 + H = 8 + H

Contoh (3); Galian hal: 132

Misalkan 𝐺 = 𝑆3 = {(1), (12), (13), (23), (132), (123)} dan H  1, 13lalu
coset kiri dari H dalam G adalah:
(1)𝐻 = 𝐻

(12)𝐻 = {(12)(1), (12)(13)} = {(12), (132)}

(13)𝐻 = {(13)(1), (13)(13)} = {(13), (1)}

(23)𝐻 = {(23)(1), (23)(13)} = {(23), (123)}

(132)𝐻 = {(132)(1), (132)(13)} = {(132), (12)}

(123)𝐻 = {(123)(1), (123)(13)} = {(123), (23)}

Maka ada 3 koset kiri dari H di G yaitu: (1)H=(13)H, (12)H=(132)H,

(23)H=(123)H

6
Contoh (4):

Diketahui grup permutasi S 3 sebagai berikut:

1 2 3 1 2 3 1 2 3
o    1  2 3 1  3  3 1 2
1 2 3    

1 2 3 1 2 3 1 2 3
1    2    3   
1 3 2 3 2 1 2 1 3

Tabel perkalian dari S 3 adalah:

0 1 2 1 2 3

0 0 1 2 1 2 3

1 1 2 0 3 1 2
2 2 0 1 2 3 1
1 1 2 3 0 1 2
2 2 3 1 2 0 1
3 3 1 2 1 2 0

Apabila H   0 ,  1  merupakan subgroup dari S 3 ={  0 , 1 ,  2 ,  1 ,  2 ,  3 }

Tentukan koset kiri dan koset kanan dari H di G

Jawab:

Koset Kanan Koset Kiri


H 0  H   0 ,  1   0 H  H   0 ,  1 

H1  1 , 2  1 H  1 ,  3 

H 2   2 ,  3  2 H  2 ,  2 

7
Teorema G-2

G suatu grup dan H subgroup dari G,  a G maka terdapat korespondensi satu-

satu antara Ha, aH dan H sendiri.

Bukti:

Bangun pemetaan  : H  Ha dengan  (h)  ha untuk setiap h ∈ 𝐻 merupakan

pemetaan injektif dan surjektif

(i). Akan ditunjukkan  injektif:

Ambil sembarang ℎ1, ℎ2 ∈ 𝐻 dengan  (h1 )   (h2 ) maka

h1a  h2 a (dengan hukum kanselasi kanan ) diperoleh h1  h2

Jadi apabila β(h1) = β(h2) maka h1 = h2 sehingga β injektif

(ii). Akan ditunjukkan  surjektif:

Ambil t Ha akan ditunjukkan  h  H   (h)  t

t   (h)  t  ha  ha..a 1  ta 1
h  ta 1

Jadi untuk setiap t  Ha  h  ta 1  H   (h)  t

Terbukti bahwa  surjektif

Berdasarkan (i) dan (ii) dapat disimpulkan bahwa 𝛽 bijektif sehingga H

dan Ha mempunyai elemen yang sama banyak . Dengan cara serupa dapat

ditunjukkan bahwa H juga mempunyai elemen yang sama banyaknya dengan aH

untuk setiap a ϵ G

Dari contoh 2,3 dan 4 setiap koset dari H mempunyai elemen yang sama
banyaknya dengan elemen H.

8
Defenisi G-2

Jika G suatu grup dan a G , order (periode) dari elemen a adalah bilangan bulat

positif terkecil m sehingga a m  e , dinotasikan o(a)

Contoh (5)
G   0,1,2,3,4,5 dengan operasi penjumlahan modulo 6 dapat ditunjukkan G
merupakan grup dengan unsur netral e=0
Kita ambil untuk:
1. Untuk a = 3 maka 31  3, 32  0  e
Jadi m = 2 maka order dari 3 atau o(3) = 2
2. Untuk a = 4 maka 41  4, 42  2, 43  0  e
3. Untuk a = 5 maka 51  5, 52  4, 53  3, 54  2, 55  1
Dari 1 dan 2 terdapat bilangan bulat positif m  a m  e maka dapat dikatakan
a berorder finit (berhingga) sedangkan 3 tidak terdapat m  a m  e maka a
dikatakan berorder infinit (tak hingga)

Contoh (6) Galian Hal 61


Dalam 𝑼𝟏𝟎 = {𝟏, 𝟑, 𝟕, 𝟗} dengan operasi Perkalian modulo 10 dapat ditunjukkan
setiap unsur-unsurnya mempunyai order finit
1. Untuk a=1 Maka 10 = 1, 11 = 1 = 𝑒

Dengan a  e , Sehingga 1 = 1 = 𝑒
m 1 𝑚=1

2. Untuk a=3 Maka 30 = 1, 31 = 3, 32 = 9, 33 = 7, 34 = 1 = 𝑒

Dengan a  e , Sehingga 3 = 𝑒,
m 4 𝑚=4

3. Untuk a=7 Maka 70 = 1, 71 = 7, 72 = 9, 73 = 3, 74 = 1 = 𝑒

Dengan a  e , Sehingga 7 = 𝑒,
m 4 𝑚=4

4. Untuk a=9 Maka 90 = 1, 91 = 9, 92 = 1 = 𝑒

Dengan a  e , Sehingga 9 = 1 = 𝑒
m 2 𝑚=2

Berdasarkan kelima poin di atas telah dapat ditunjukkan bahwa setiap unsur
dari 𝑼𝟏𝟎 adalah mempunyai order finit.

9
Teorema G-3

Jika grup finit (berhingga) dan H adalah subgroup dari G maka o(H) merupakan

pembagi dari o(G)

Bukti:

Misal o(G) = n dan o(H) = m

Karena G berhingga maka terdapat sejumlah berhingga koset kiri dari H,


dinamakan a1H, a2H,… ,arH.
Berdasarkan teorema G-2 : diketahui banyaknya elemen setiap koset
kanan dan kiri yang berlainan mempunyai order yang sama dengan H. sehingga:
o(a1H) = o(a2H)=… =o(arH) = m ,
Karena banyaknya koset yang berlainan dari H atau (aiH) membentuk partisi pada
G maka:
o(a1H) + o(a2H)+… + o(arH) = n

↔ m+m+…+m = n

↔ r m = n.

Jadi m | n.

Atau menurut teorema G-2 juga bahwa sebarang dua koset kanan yang

berlainan dari H adalah identik atau tidak mempunyai elemen persekutuan berarti

sebarang a ϵ G menentukan dengan tunggal suatu koset kanan Ha. Misalkan m

adalah banyaknya koset kanan yang berlainan dari H dalam G, dan setiap koset

kanan mempunyai anggota sebanyak o(H) maka kita peroleh o(G) = m o(H)

merupakan pembagi o(G).

10
Contoh (7)

Perhatikan kembali grup permutasi S 3 pada halaman 6 makalah ini:

Tentukan subgrup yang dibangun oleh setiap elemen dari S 3

Jawab:

i.  01   0  e, maka o 0    0 1

Subgrup yang dibangun adalah  0   0 

ii. 11  1 , 12   2 , 13   2  1  e maka o( 1 )  1  3

Subgrup yang dibangun adalah 1  1 ,  2 ,  0 

iii.  21   2 ,  2 2  1 ,  23  1   2  e, maka o(  2 )   2  3

Subgrup yang dibangun adalah  2   2 , 1 ,  0 

iv.  11   1 ,  12 ,  e, maka o( 1 )   1  2

Subgrup yang dibangun adalah  1   1 ,  0 

v.  21   2 ,  2 2  e maka o( 2 )   2  2

Subgrup yang dibangun adalah  2   2 ,  0 

vi.  31   3 , 3 2  e, maka o( 3 )   3  2

Subgrup yang dibangun adalah  3   3 ,  0 

Jadi dapat dilihat order subgrup-subgrup yang dibangun semuanya membagi

order grup.

11
Contoh (8)

Tentukan suatu subgrup H dengan orde 4 untuk grup permutasi S 3

Jawab:

S 3  6 alasannya dengan menggunakan teorema Lagrange, orde dari H harus

membagi orde dari S 3 . Sehingga tidak ada subgrup H berorde 4

Defenisi G-3

Jika H adalah subgrub dari grup G, indeks dari H dalam G adalah banyaknya

koset kanan berlainan dari H dalam G, dinotasikan dengan iG(H).

Contoh (9)

Diberikan grup G dan H subgrup G tentukan indeks H dalam G jika G = 𝑍12

𝑑𝑎𝑛 𝐻 = {0,2}.

Penyelesaian:

Diketahui: 𝑜(𝐺) = 12, 𝑜(𝐻) = 2

Ditanya: [𝐺: 𝐻]

Jawab:

𝑜(𝐺) 12
[𝐺: 𝐻] = = = 6, Jadi indeks H dalam G = 6
𝑜(𝐻) 2

Contoh (10)

Misalkan G Alterating dari S4, Yaitu

A4  1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 , 9 ,10 ,11 ,12 

dapat ditunjukkan bahwa H    12 ,  7 ,  1  Merupakan subgroup dari A4 .

12
Tunjukkan ada berapakah koset kanan yang berlainan dari H dalam G adalah:

1 2 3 4   1 2 3 4
 1     1  7     142 
1 2 3 4   4 1 3 2

1 2 3 4 1 2 3 4
 2     12 34   8     134 
 2 1 4 3 3 2 4 1

1 2 3 4 1 2 3 4
 3     1324   9     (132 )
3 4 1 2 3 1 2 4

1 2 3 4 1 2 3 4
 4     14 23 10     143
4 3 2 1  4 2 1 3

1 2 3 4 1 2 3 4 
 5     123  11     234 
 2 3 1 4 1 3 4 2 

1 2 3 4   1 2 3 4
 6     243  12     124 
1 4 2 3  2 4 3 1

Tabel perkalian untuk A4 :

𝛼1 𝛼2 𝛼3 𝛼4 𝛼5 𝛼6 𝛼7 𝛼8 𝛼9 𝛼10 𝛼11 𝛼12


𝛼1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
𝛼2 2 1 4 3 6 5 8 7 10 9 12 11
𝛼3 3 4 1 2 7 8 5 6 11 12 9 10
𝛼4 4 3 2 1 8 7 6 5 12 11 10 9
𝛼5 5 8 6 7 9 12 10 11 1 4 2 3
𝛼6 6 7 5 8 10 11 9 12 2 3 1 4
𝛼7 7 6 8 5 11 10 12 9 3 2 4 1
𝛼8 8 5 7 6 12 9 11 10 4 1 3 2
𝛼9 9 11 12 10 1 3 4 2 5 7 8 6
𝛼10 10 12 11 9 2 4 3 1 6 8 7 5
𝛼11 11 9 10 12 3 1 2 4 7 5 6 8
𝛼12 12 10 9 11 4 2 1 3 8 6 5 7

13
Apabila H    12 ,  7 ,  1 
Akan ditunjukkan bahwa H adalah subgrupnya dari A4 atau (alternating S4)

Akan diteliti orde dari setiap elemen H, yaitu:

a. Subgrub dari A4 adalah:

I. 11 1  e, maka o 1   1 1


Subgrup yang dibangun adalah 1  1 
 21  2  2 2 ,  e, maka o( 2 )   2  2
II.
Subgrup yang dibangun adalah  2   2 ,1 

III.  31  3 ,  3 2 ,  e, maka o( 3 )   3  2


Subgrup yang dibangun adalah  3   3 ,  1 

IV.  41  4 ,  4 2 ,  e, maka o( 4 )   4  2


Subgrup yang dibangun adalah  4   4 ,1 

V.  51  5 , 5 2   9 ,  5 3  5 2   5   9   5  e, maka o( 5 )   5  3
Subgrup yang dibangun adalah  5   5 , 9 ,1 
VI.  61  6 , 6 2  11,  6 3 ,  6 2   6  11   6  e, maka o( 6 )   6  3
Subgrup yang dibangun adalah  6   6 , 11 , 1 

VII.  71  7 , 7 2  12 ,  7 3 ,  7 2   7  12   7  e, maka o( 7 )   6  3


Subgrup yang dibangun adalah  7  12 , 7 ,1 
VIII.  81  8 , 8 2  10 ,  8 3 ,  8 2   8  10   8  e, maka o( 8 )   8  3
Subgrup yang dibangun adalah  8   8 ,10 ,1 
IX.  91  9 , 9 2   5 ,  9 3 ,  9 2   9   5   9  e, maka o( 9 )   5  3
Subgrup yang dibangun adalah  9   9 , 5 ,1 
X. 101 10 ,102   8 , 103 , 10 2  10   8  10  e, maka o(10 )  10  3
Subgrup yang dibangun adalah 10  10 , 8 ,1 
XI. 111 11,112   6 , 113 , 112  11   6  11  e, maka o(11 )  11  3
a. Subgrup yang dibangun adalah 11  11 , 6 ,1 

14
XII. 121 12 ,122   7 , 123 , 12 2  12   7  12  e, maka o(12 )  12  3
Subgrup yang dibangun adalah 12  12 , 7 ,1 

b. Banyakknya Koset kanan dari H dalam G yang berlainan adalah:

1. H1  H 7  H12  H  12 , 7 ,1 

H 2  H 6  H10  10 , 2 , 2 
2.
H 3  H 8  H 9   9 , 8 , 3 
3.
H 4  H 5  H11  11 , 5 , 4 
4.

Jadi ada 4 coset kanan yang berlainan dari H  12 , 7 ,1 , dalam G.

Teorema G-4

Jika G adalah grup berhingga dan a  G maka order dari a atau o(a)

merupakan pembagi dari order G atau o(G)

Untuk membuktikan teorema diatas pertama-tama kita buat subgrup dari G

yang banyak elemennya adalah o(a) hal ini dapat kita lakukan dengan

membentuk subgrup siklik dengan generatornya adalah a  G, subgrup

 
tersebut adalah: a m a  G  a 1 , a 2 , a 3 ,.......a ka   e

Dengan demikian subgrup tersebut memiliki unsure sebanyak o(a) atau

order dari a. Dengan menggunakan teorema G-3 maka terbukti bahwa o(a)

merupakan pembagi dari order G.

15
Contoh (11):

Misalkan G = {1,2,3,4,5,6} grup dalam perkalian modulo 7

Pertanyaan:

a. Buatlah tabel perkalian untuk G

b. Tentukan orde dan sub grup yang dibangun oleh 2 dan 3

c. Apakah G siklik?

Jawab:

a. Tabel perkalian untuk G

* 1 2 3 4 5 6
1 1 2 3 4 5 6
2 2 4 6 1 3 5
3 3 6 2 5 1 4
4 4 1 5 2 6 3
5 5 3 1 6 4 2
6 6 5 4 3 2 1

b. Unsur identitas e = 1

Unsur elemen 2, periksa

21  2 , 2 2  4 , 2 3 1 2  3 dan

Subgrup yang dibangun oleh 2 adalah 2  1,2,4

Unsur elemen 3, periksa

31  3 , 3 2  2 , 33  6, 3 4  4, 35  5, 36 1 3  6

Subgrup yang dibangun oleh 3 adalah 3  1,2,3,4,5,6

d. Oleh karena G  3  1,2,3,4,5,6, maka G adalah siklik

16
H. SUBGRUP NORMAL
Defenisi H-1:

Suatu subgrup N disebut subgroup normal dari G jika gG dan nN berlaku

gng 1  N .

Selanjutnya, jika gNg 1 diartikan sebagai himpunan semua gng 1 dengan nN

 
atau gNg 1  gng 1 n  N , maka defenisi diatas dapat disajikan dalam bentuk

lain:

Suatu subgroup dari N ke G merupakan subgroup normal dari G jika dan

hanya jika gNg 1  N  g  G .

Teorema H-1:

N merupakan subgroup normal dari grup G jika dan hanya jika gNg 1  N

untuk setiap gG.

Maka ada dua penyataan yang harus dibuktikan:

1. Jika N subgrup normal dari grup G maka gNg 1  N ,  g G

2. Jika gNg 1  N ,  g G maka N subgroup normal dari grup G

17
Bukti

1. Untuk membuktikan gNg 1  N harus ditunjukkan bahwa gNg 1  N dan

gNg 1  N

 Ambil sebarang x ∊ gNg-1


Maka x = gn1g-1 untuk suatu n1 ∊ N
Berdasarkan defenisi diperoleh x = gn1g-1 ∊ N.
Jadi dapat disimpulkan bahwa gNg-1 ⊂ N…...................…( * )
 Ambil sebarang y ∊ N.
Berdasarkan defenisi diperoleh gyg-1 ∊ N.
Jadi gyg-1 = n2 untuk suatu n2 ∊ N.
Diperoleh gyg-1 = n2 ↔ y = g-1n2g
↔ y = (g-1)n2(g-1)-1
Karena g ∊ G maka g-1 ∊ G.
Berdasarkan defenisi diperoleh y = (g-1)n2(g-1)-1 ∊ gNg-1
Jadi dapat disimpulkan bahwa N ⊂ gN g-1 = N …............….(**)

Berdasarkan (*) dan (**) terbukti bahwa gNg-1= N

2. Kembali ingat defenisi G-1: Jika H subgrup dari G ,


a  G maka Ha  ha h  H disebut koset kiri dari H dalam G, sehingga

gNg 1  N dapat diartikan dengan gN=Ng untuk setiap gG yaitu jika koset
N kiri dan kanannya adalah sama (coincide)

18
Contoh 12:

Misalkan (G,+) = 𝑍4 adalah suatu Grup dan H = {0,2} adalah merupakan Subgrup
dari G. Tentukan koset kiri dan koset kanan dari H dalam G.
Penyelesaian :
 Akan ditunjukkan H adalah subgrup dari G. Sesuai dengan teorema C.1 hal:
52 Buku Ajar karangan Prof. Sahat. dengan tabel Cayley yaitu:

+ 0 2
0 0 2
2 2 0

Dapat dilihat bahwa operasi “+” pada H bersifat tertutup dan setiap elemen
dari H mempunyai invers di H, yaitu 0-1 =0, 2-1 =2. Sehingga diperoleh bahwa
H subgrup di Z4.

 Tentukan koset kiri dan koset kanan dari H dalam G.

Koset Kiri Koset Kanan


0 + H = 0 + {0,2} = {0,2} H + 0 = {0,2} + 0 = {0,2}
1 + H = 1 + {0,2} = {1,3} H + 1 = {0,2} + 1 = {1,3}
2 + H = 2 + {0,2} = {2,0} H + 2 = {0,2} + 2 = {2,0}
3 + H = 3 + {0,2} = {3,1} H + 3= {0,2} + 3 = {3,1}

Sehingga :
0 + H = H + 0= {0,2}
1 + H = H + 1= {1,3}
2 + H = H + 2 = {0,2}
3 + H = H + 3 = {1,3}

Maka koset kiri = koset kanan (SUBGRUP NORMAL)

19
Contoh (13) :

Misalkan 6Z adalah merupakan Subgrup dari (G,+) = Z. Tentukan koset kiri dan
koset kanan dari 6Z dalam Z.

Diketahui :

Z = { …, -2, -1, 0, 1, 2, …}
6Z = {6n |n ∈ 𝛧 }= {...,-12, -6, 0, 6, 12,...}.
Penyelesaian :

 Akan dibuktikan bahwa 6Z merupakan subgrup dari Z. Jelas bahwa 6Z ⊂ Z


dan 6Z tidak kosong sebab 0 ∈ 6Z. Ambil sebarang a,b ∈ 6Z, maka a =6k dan
b =6n, untuk suatu k,n ∈ Z. Diperoleh
a + b-1 = a + (-b) = a – b = 6k – 6n = 6 ( k –n ) ∈ 6Z,
dengan k - n ∈ Z. Berdasarkan teorema subgrup C-2, terbukti bahwa 6Z
merupakan subgrup dari Z.
 Kita akan selidiki koset kiri dan koset kanan terhadap operasi penjumlahan.

a. Terhadap operasi penjumlahan

Koset kiri : Koset kanan:

-3 + 6Z = {..., -15, -9, -3, 3, 9, …} 6Z+(-3) = {..., -15, -9, -3, 3, 9, ….}
-2 + 6Z = {..., -14, -8, -2, 4, 10, …} 6Z+(-2) = {.., -14, -8, -2, 4, 10, …}
-1 + 6Z = {..., -13, -7, -1, 5, 11, …} 6Z +(-1) ={..., -13, -7, -1, 5, 11,... }
0 + 6Z = {…., -12, -6, 0, 6, 12, …} 6Z+ 0 = {...., -12, -6, 0, 6, 12, …}
1 + 6Z = {…., -11, -5, 1, 7, 13, …} 6Z + 1 = {..., -11, -5, 1, 7, 13, …}
2 + 6Z = {…., -10, -4, 2, 8, 14, …} 6Z + 2 = {…,-10, -4, 2, 8, 14, …}
3 + 6Z = {..., -9, -3, 3, 9, 15, …} 6Z + 3 = {..., -9, -3, 3, 9, 15, ..…}
4 + 6Z = {..., -8, -2, 4, 10, 16, …} 6Z + 4 = {..., -8, -2, 4, 10, 16, …}
5 + 6Z = {..., -7, -1, 5, 11, 17, …} 6Z + 5 = {..., -7, -1, 5, 11, 17, …}
6 + 6Z = {..., -6, 0, 6, 12, 18, …} 6Z + 6 = {..., -6, 0, 6, 12, 18, .…}

Koset kiri = koset kanan ( Subgrup Normal)

20
Contoh (14)

Diketahui G= S3 ={(1),(12),(13),(23),(123),(132)}dan H = {(1),(12)}. Tentukan


koset kiri dan koset kanan dari H di G

Jawab:

Dari tabel terlihat bahwa (1)𝐻 = 𝐻(1) dan (12)H=H(12) yaitu koset kiri

sama dengan koset kanan akan tetapi ternyata ada koset kiri yang tidak sama

dengan koset kanan, yaitu (13)H ≠ 𝐻(13), (23)𝐻 ≠ 𝐻(23), (123)𝐻 ≠ 𝐻(123)

dan (132)𝐻 ≠ 𝐻(132) jadi disimpulkan (Bukan Subgrup Normal)

Contoh. (15)

Diberikan subgrup H = {𝑅0 , 𝑅180 }, dalam grup dihedral 𝐷4 yang memiliki order
8 , maka koset kiri dan kosetkanan dari H.
Penyelesaian:
Diketahui grup dihedral D4 sebagai berikut:
𝑅0 𝑅0 = rotasi 0° P W P W
G B ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑅0° G B

𝑅90 𝑅90 = rotasi 90° P W W B


G B ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑅90° P G

𝑅180 𝑅180 = rotasi 180° P W B G


G B ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑅180° W P

21
𝑅270 𝑅270 = rotasi 270° P W G P
G B ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑅270° B W

H H = pencerminan terhdao P W G B
sumbu horizontal G B ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
H P W

V V = pencerminan terhdao P W W P
sumbu Vertikal G B ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
V B G

D D = rotasi 180° pada P W P G


diagonal utama G B ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
D W B

D’ D’ = rotasi 180° pada P W B W


diagonal kedua G B ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
D’ G P

Tabel perkalian dari grup dihedral D4 adalah:

𝑅0 𝑅90 𝑅180 𝑅270 H V D D’


𝑅0 𝑅0 𝑅90 𝑅180 𝑅270 H V D D’
𝑅90 𝑅90 𝑅180 𝑅270 𝑅0 D’ D H V
𝑅180 𝑅180 𝑅270 𝑅0 𝑅90 V H D’ D
𝑅270 𝑅270 𝑅0 𝑅90 𝑅180 D D’ V H
H H D V D’ 𝑅0 𝑅180 𝑅90 𝑅270
V V D’ H D 𝑅180 𝑅0 𝑅270 𝑅90
D D V D’ H 𝑅270 𝑅90 𝑅0 𝑅180
D’ D’ H D V 𝑅90 𝑅270 𝑅180 𝑅0

Maka koset kiri dan kanan dari H = {𝑅0 , 𝑅180 }, dalam G dapat dituliskan sebagai
berikut:

Koset kiri Koset kanan


𝑅0 H = {𝑅0 , 𝑅180 } = ﹛H ﹜ H𝑅0 = {𝑅0 , 𝑅180 } = ﹛H ﹜
𝑅90 H = ﹛ 𝑅90 , 𝑅270 ﹜ = 𝑅270 H H𝑅90 = ﹛ 𝑅90 , 𝑅270 ﹜ = H𝑅270
𝑅180 H = ﹛𝑅180 , 𝑅0 ﹜=H H𝑅180 = ﹛𝑅180 , 𝑅0 ﹜=H
V H = ﹛V, H ﹜ = HH HV = ﹛V, H ﹜ = H H
DH = ﹛D, D’ ﹜ = D’ H HD = ﹛D, D’ ﹜ = H D’

Koset kiri sama dengan koset kanan (Subgrup Normal)

22
GRUP FAKTOR

Misalkan G grup dan N subgrup dari G. Apabila N merupakan subgrup


normal maka koset kiri (kanan) dari N selalu sama. Misalkan didefenisiskan
operasi antar koset sebagai berikut:
(aN)(bN) = abN
Operasi antar koset tersebut akan terdefenisi dengan baik apabila N subgrup
normal sebagaimana dinyatakan dalam teorema berikut:

Teorema I-1

Jika N suatu subgrup dari G, N adalah subgrup normal dari G jika dan hanya jika
hasil kali 2 koset kiri (kanan) dari N dalam G merupakan koset kiri
(kanan) dari N dalam G.
Bukti:

( ⇒) N subgrup normal dari G maka aN = Na untuk ∀a ∈ G (teorema H-1)


Akan ditunjukkan (aN)(bN) = (ab)N untuk ∀a, b ∈ G
(aN)(bN) = a(Nb)N Assosiatif
= a(bN)N bN = Nb
= (ab)NN Assosiatif
= (ab)N NN = N
∀ a, b ∈ G maka ab ∈ G berarti (ab)N adalah koset kiri dari N dalam G.
jadi hasil kali dua koset kiri dari N dalam G merupakan koset kiri
dari N dalam G pula.
(⟸) N subgrup dari G dan (aN)(bN) = (ab)N untuk ∀a, b ∈ G
Ditunjukkan N subgrup normal dari G
Karena ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺, (aN)(bN) = (ab)N maka jika diambil b = a-1 berlaku:
(aN)(a-1N) = (a a-1) N dan ( aN)(a-1N) = (aN)(Na-1)
= eN = aNNa-1
=N = a Na-1

23
Sehingga aNa-1 untuk ∀𝑎 ∈ 𝐺 dan menurut teorema H-1., N merupakan
subgrup normal dari G

Teorema I- 2

Jika G suatu grup dan N subgrup normal dari G maka G/N dengan operasi
(aN)(bN)=(ab)N membentuk grup.

Bukti:

1) Ambil sebarang aN, bN ∈ 𝐺/𝑁, menurut defenisi operasi “ * ” diperoleh

(aN)* (bN) = (ab) N. Diketahui G grup dan a,b ∈ G. Oleh karena itu,

(ab)N ∈ 𝐺/𝑁, sehingga (aN)* (bN) ∈ G/N. Diperoleh bahwa operasi “*”

bersifat tertutup ( operasi biner)

2) Ambil sebarang 𝑎𝑁, 𝑏𝑁, 𝑐𝑁 ∈ 𝐺/𝑁, maka a,b,c ∈ 𝐺. Diketahui G grup,

maka pada G berlaku sifat assosiatif, yaitu a(bc) = (ab)c. Oleh karena itu,

(𝑎𝑁) ∗ ((𝑏𝑁) ∗ (𝑐𝑁)) = (𝑎𝑁) ∗ ((𝑏𝑐)𝑁)

= (𝑎(𝑏𝑐))𝑁

= ((𝑎𝑏)𝑐)𝑁

= ((𝑎𝑏)𝑁) ∗ (𝑐𝑁)

= ((𝑎𝑁) ∗ (𝑏𝑁)) ∗ (𝑐𝑁)

Diperoleh bahwa operasi “*” bersipat assosiatif.

3) Diketahui 𝑒 ∈ 𝐺 adalah elemen identitas dari G dan 𝑒𝑁 = 𝑁 ∈ 𝐺/𝑁. Akan

ditunjukkan bahwa N merupakan elemen identitas dari G/N. Diambil

sebarang aN ∈ 𝐺/𝑁, maka a ∈ 𝐺 sehingga ae = ea = a, diperoleh :

(𝑎𝑁) ∗ 𝑁 = (𝑎𝑁) ∗ (𝑒𝑁) = (𝑎𝑒)𝑁 = 𝑎𝑁

𝑁 ∗ (𝑎𝑁) = (𝑒𝑁) ∗ (𝑎𝑁) = (𝑒𝑎)𝑁 = 𝑎𝑁

24
Oleh karena itu, 𝑁 ∈ 𝐺/𝑁 merupakan elemen identitas dari G/N.

4) Ambil sebarang 𝑎𝑁 ∈ 𝐺/𝑁, maka 𝑎 ∈ 𝐺. Diketahui G merupakan grup,

maka 𝑎−1 ∈ 𝐺 sedemikian hingga aa-1 = a-1a = e. Karena a-1 ∈ G, maka

𝑎−1 𝑁 ∈ 𝐺/𝑁. Akan ditunjukkan bahwa 𝑎−1 𝑁 merupakan invers dari aN,

yaitu (𝑎𝑁)−1 = 𝑎−1 𝑁. dari sini diperoleh :

(𝑎𝑁) ∗ (𝑎−1 𝑁) = (𝑎𝑎−1 )𝑁 = 𝑒𝑁 = 𝑁

(𝑎−1 𝑁) ∗ (𝑎𝑁) = (𝑎−1 𝑎)𝑁 = 𝑒𝑁 = 𝑁

Diperoleh bahwa (𝑎𝑁)−1 = 𝑎−1 𝑁 ∈ 𝐺/𝑁.

Jadi, dari (1), (2), (3) dan (4), terbukti bahwa (G/N,*) merupakan grup.

Ingat bahwa G/N adalah himpunan semua koset kiri (kanan ) dari N dalam

G, sedangkan banyaknya koset kiri (kanan) dari dalam G, yaitu: iG(H) = n(G/N).

Contoh (16):

Misalkan (G,+) = Z6 = {0, 1, 2, 3, 4, 5} adalah suatu Grup dan H = < 2>


= {0, 2, 4} adalah merupakan Subgrup dari G. Tentukan Grup Faktor dari G oleh
H, yaitu (G/H).
Penyelesaian :

Telebih dahulu akan ditunjukkan bahwa Grup tersebut merupakan Subgrup


Normal, dimana koset kiri sama dengan koset kanan. (G,+) = Z6 = {0,1,2,3,4, 5}.
Koset kiri : Koset kanan:
0 + H = 0 + {0, 2, 4} = {0, 2, 4} H + 0 = {0, 2, 4}+ 0 = {0, 2, 4}
1 + H = 1 + {0, 2, 4}= {1, 3, 5} H + 1 = {0, 2, 4}+ 1 = {1, 3, 5}
2 + H = 2 + {0, 2, 4}= {2, 4, 0} H + 2 = {0, 2, 4}+ 2 = {2, 4, 0}
3 + H = 3 + {0, 2, 4}= {3, 5, 1} H + 3 = {0, 2, 4}+ 3 = {3, 5, 1}
4 + H = 4 + {0, 2, 4} = {4, 0, 2} H + 4 = {0, 2, 4} + 4 = {4, 0, 2}
5 + H = 5 + {0, 2, 4} = {5, 1, 3} H + 5 = {0, 2, 4} + 5 = {5, 1, 3}

25
Sehingga :
0 + H = H + 0= {0, 2, 4}
1 + H = H + 1= {1, 3, 5}
2 + H = H + 2 = {2, 4, 0}
3 + H = H + 3 = {3, 5, 1}
4 + H = H + 4 = {4, 0, 2}
5 + H= H + 5 = {5, 1, 3}
Maka : koset kiri = koset kanan

sehingga : Subgrup dari H = < 2 > = {0,2,4} merupakan Subgrup Normal


Maka : koset kiri = koset kanan, sehingga Subgrup dari H = {0,2,4}
merupakan Subgrup Normal

Sekarang kita akan menentukan Grup Faktor G oleh H yang dibentuk dari
Subgrup Normal tersebut :

|𝐺| 6
Ind|G/H| = Ind|G : H| = |𝐻| = 3 = 2

Unsur-unsur dari Grup Faktor tersebut adalah 2. Misalkan kita ambil koset kiri :

0 + H = {0, 2, 4}
1 + H = {1, 3, 5}
2 + H = {2, 4, 0}
3 + H = {3, 5, 1}
H + 4 = {4, 0, 2}
H + 5 = {5, 1, 3}
Maka :
0 + H = 2 + H = 4 + H = {0, 2, 4}
1 + H = 3 + H = 5 + H = {1, 3, 5}
Unsur-unsur dari Grup Faktor tersebut adalah 2 :
0 + H = {0, 2, 4} = H
1 + H = {1, 3, 5}
Maka G/H= {0+H,1+H}
Adapun daftar Cayley dari Grup Faktor tersebut adalah :

26
Tabel

Grup Faktor dari G = Z6 oleh H = {0, 2, 4}

+ H 1+H

H H 1+H

1+H 1+H H

Contoh (17).

Diketahui 6Z subgrup normal dari Z, dari dari contoh sebelumnya dapat diperoleh

bahwa Z/6Z ={6Z, 1+ 6Z, 2 +6Z, 3 + 6Z, 4+6Z, 5+6Z}. Didefenisikan dengan

operasi penjumlahan di Z/6Z seperti pada teorema diatas yaitu:

a+6Z, b + 6Z ∈ 𝑍/6𝑍, (𝑎 + 6𝑍) + (𝑏 + 6𝑍) = (𝑎 + 𝑏) + 6𝑍, maka (Z/6Z,+)

merupakan grup faktor. Perhatikan Tabel Cayley di bawah ini.

27
Contoh (18)

Diketahui H = {0, 3} subgrup normal dari Z6 dan ada tiga koset kiri dari H di Z6,

yaitu H = {0, 3}, 1+H=={1,4} dan 2 + H = {2, 5}. Oleh karena itu diperoleh grup

faktor Z6/H = {H, 1+H, 2+H } dengan tabel Cayley sebagai berikut:

Contoh (19). Galian Hal.174

Diberikan G = {𝑅0 , 𝑅90 , 𝑅180 , 𝑅270 , 𝐻, 𝑉, 𝐷, 𝐷′ } dan H = {𝑅0 , 𝑅180 }, yang


terdiri dari grup faktor dihedral grup 𝐷4 dari H maka grup faktor G dalam H

adalah: 𝐷4 /H = ﹛ H, 𝑅90 H, HH , DH ﹜.

Tabel perkalian untuk 𝐷4 /H diperlihatkan pada tabel di bawah ini

𝑅0 𝑅180 𝑅90 𝑅270 H V D D’


𝑅0 𝑅0 𝑅180 𝑅90 𝑅270 H V D D’
𝑅180 𝑅180 𝑅0 𝑅270 𝑅90 V H D’ D
𝑅90 𝑅90 𝑅270 𝑅180 𝑅0 D’ D H V
𝑅270 𝑅270 𝑅90 𝑅0 𝑅180 D D’ V H
H H V D D’ 𝑅0 𝑅180 𝑅90 𝑅270
V V H D’ D 𝑅180 𝑅0 𝑅270 𝑅90
D D D’ V H 𝑅270 𝑅90 𝑅0 𝑅180
D’ D’ D H V 𝑅90 𝑅270 𝑅180 𝑅0

28
berdasarkan tabel diatas dapat perlihatkan 𝑅90 H
𝑅90 H={(𝑅90 . 𝑅0 ) , (𝑅90 . 𝑅180 )}

P W P W W B
𝑅90 . 𝑅0 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑅0 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑅𝑅90 90°
= 𝑅90°
G B G B P G

P W W B G P
𝑅90 . 𝑅180 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑅90 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑅270°
G B P G 𝑅180° B W

𝑅90 H= { 𝑅90° , 𝑅270° }= 𝑅90 H

Dengan cara yang sama dapat pula ditentukan sebagai berikut

𝑅0 𝑅180 H V
𝑅180 𝑅0
=H = HH
V H

𝑅90 𝑅270 D D’
= 𝑅90 H = DH
𝑅270 𝑅90 D’ D

Maka tabel Grup faktor dari G =D4 oleh H = {𝑅0 , 𝑅180 },

H 𝑅90 H HH DH

H H 𝑅90 H HH DH

𝑅90 H 𝑅90 H H DH HH

HH HH DH H 𝑅90 H

DH DH HH 𝑅90 H H

29

Anda mungkin juga menyukai