LIMIT FUNGSI
DAN
KEKONTINUAN
R f = { f (x ) : x ∈ A}
disebut graph f .
Definisi 5.1.1. Diketahui α ∈R dan dua fungsi f : A ⊂ R→R dan g : A ⊂ R→R.
f
Fungsi αf , f + g , fg , dan berturut-turut didefinisikan
g
1. (αf )(x ) = α ⋅ f (x ) untuk setiap x ∈ A
2. ( f + g )(x ) = f (x ) + g (x ) untuk setiap x ∈ A
3. ( fg )(x ) = f (x ) ⋅ g (x ) untuk setiap x ∈ A
100
4.
f
(x ) = f (x ) untuk setiap x ∈ A dengan {g (x ) ≠ 0} .
g g (x )
Selanjutnya, menurut Definisi 5.1.1 diatas diperoleh
(1f 4
+ f ... + f + )(x ) = f (x ) + f (x ) + ... + f (x )
4244 3
n suku
= n ⋅ f (x ) = (nf )(x )
Jadi, untuk setiap n ∈ N,
nf = f + f + ... + f
144244 3
n suku
= ( f (x ))n
Jadi, untuk setiap n ∈ N,
f n = f . f ... f
123
n faktor
f (x ) = x 2 + x dan g (x ) = x 2 + 3
Maka fungsi h dengan rumus
x2 + x
h (x ) =
x2 + 3
sehingga
101
f (x )
= h (x )
g (x )
x2 +x
= 2
x +3
Oleh karena itu
{
Dh = x : x ∈ D f ∩ D g dan (x ) ≠ 0 }
= R − {1,1}
karena h (x ) ∈ R bila
g (x ) ≠ 0, (x ≠ 1 atau x ≠ −1) .☻
Definisi 5.1.4. Diketahui fungsi f : A ⊂ R → R dan titik limit himpunan A . Jika ada
bilangan l ∈ R sehingga untuk setiap bilangan ε > 0 terdapat bilangan r > 0 sehingga jika
x ∈ A ∩ N r (a ) dan x ≠ a berakibat f (x ) ∈ N ε (l ) dikatakan f (x ) limit l untuk
x → a dan dituliskan singkat dengan
lim f (x ) = l
x →a
x ∈ A ∩ N r (a ) − {a}
l
Nε( l )
a
Nδ( a )
5.1.4.1. Ilustrasi limit f di a adalah l
102
Teorema 5.1.5. Misalkan f : A⊂R→R dan a titik-titik himpunan A
lim f (x ) = l jika dan hanya jika untuk setiap bilangan terdapat bilangan ε > 0 sehingga
x →α
f ( x ) −l < ε .
Bukti: (Syarat perlu) Misalkan f : A ⊂ R → R dan a titik limit himpunan A.
lim f ( x ) = l
x →α
jika dan hanya jika untuk setiap bilangan ε > 0 terdapat bilangan r > 0 sehingga jika
f ( x ) −l < ε .
(Syarat cukup) Misalkan fungsi f : A ⊂ R → R dan titik limit himpunan A. Jika
terdapat l ∈R sehingga untuk setiap bilangan ε > 0 terdapat bilangan r > 0
diatas sudah jelas bahwa lim f (x ) = l jika dan hanya jika untuk setiap ε > 0
x →a
f (x ) − f (a ) <ε
maka
f ( x ) −l < ε . ◘
103
f ( x ) − f (a ) < ε
atau
lim x →a f (x ) = f (a )
(ii) Fungsi f dikatakan kontinu pada (continous on) B ⊂ A jika f kontinu di setiap
x ∈B .
a a
Nδ(a)
5.1.6.1 Ilustrasi Kontinu
x2 −1 x2 −1
Contoh 5.1.7. Jika lim = 2, karena rumus fungsi f adalah f (x ) = , maka
x →1 x − 1 x −1
⎧ x2 −1 ⎫
A = ⎨x ∈ R : f (x ) = ∈ R⎬
⎩ x −1 ⎭
= {x ∈ R : x ≠ 1} = R − {1}
Terlihat 1 ∉ A tetapi 1 merupakan titik limit A sebab untuk bilangan η > 0 berlaku.
A ∩ Nη (1) = (R − {1}) ∩ (1 − η ,1 + η ) ≠ 0/ .
Membuktikan
x2 −1
lim x →1 f (x ) = lim x →1 =2
x −1
berarti menunjukkan bahwa untuk bilangan ε > 0 yang diambil sembarang dapat dicari
(apakah ada) bilangan δ >0 sehingga untuk setiap x ≠ 1, x ∈ A dan
0 < x − 1 < δ berlaku
x2 −1
f (x ) − l = − 2 < ε,
x −1
Yang ekuivalen dengan (karena 1 ∈ A (x ≠ 1, atau x − 1 ≠ 0 )
x +1− 2 = x −1 < ε
104
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa jika diambil suatu (ada) bilangan δ > 0 dengan r ≤ ε ,
maka berlaku
x2 −1
f (x ) − l = −2 <ε
x −1
x2 −1
lim =2
x →1 x − 1
Fungsi f tak lagi kontinu di 1 sebab lim x →1 f (x ) = 2 ≠ f (1) Secara geometri keadaan
x2 −1
f (x ) = . ☻
x −1
Contoh 5.1.8. Diberikan fungsi
⎧x 2 −1
⎪ untuk x ≠ 1
g( x ) = ⎨ x − 1
⎪A untuk x = 1
⎩
Cari lim x →1 g (x ) dan tentukan nilai A agar fungsi g kontinu di 1.. maka
x2 −1
lim g (x ) = lim =2
x →1 x →1 x − 1
Menurut yang diketahui 1 ∈ A dan g (1) = A . Oleh karena itu agar fungsi g kontinu di 1,
harus berlaku
A = g (1) = lim g (x ) = 2
x →1
105
Bukti : Ambil bilangan ε > 0 sebarang dan andaikan f (x ) mempunyai limit k
dan l dengan k ≠ l untuk x → a . Jadi, untuk setiap bilangan ε > 0 yang ditunjuk,
dapat dipilih bilangan r1 > 0 dan bilangan r2 > 0 sehingga berlaku
ε
f (x ) − k <
3
Untuk setiap x ∈ A dengan 0 < x − a < r1 , dan
ε
f (x ) − l <
3
Untuk setiap x ∈ A dengan 0 < x − a < r2 . Selanjutnya, dengan mengambil
bilangan r = min{r1 , r2 } diperoleh
k − l = ( f (x ) − l )(k − f (x ))
≤ f (x ) − l + f (x ) − k
ε ε
< + <ε
3 3
Untuk setiap x ∈ A dengan 0 < x − a < r dengan kata lain diperoleh k = l , suatu
f (x ) − l < 1
Oleh karena itu, untuk setiap x ≠ a dan x ∈ A ∩ N r (a ) diperoleh
f (x ) < l + 1
Diambil bilangan
{
M = max f ( a ), l + 1 }
Jadi diperoleh
106
f (x ) ≤ M
untuk setiap x ∈ A ∩ N r (a ) . ◘
Jika a ∉ A dan a titik limit himpunan A, maka kita dapat memodifikasi menjadi
teorema di bawah ini.
Teorema 5.1.11. Misalkan f: A ⊂ R → R dan a titik limit himpunan A, jika f(x)
berlimit l untuk x → a , maka fungsi f terbatas pada A ∩ N r ( a ) − {a} untuk suatu bilangan
r > 0.
Bukti: Karena lim f ( x ) = l , maka untuk bilangan ε = 1 terdapat bilangan r > 0
x →a
f ( x ) < l −{a} + 1
Diambil bilangan
{
M = max f ( a ), l −{a} + 1 }
Jadi diperoleh
f (x ) ≤ M
untuk setiap x ∈ A ∩ N r ( a ) −{a} . ◘
Latihan 5.1.
1. Misalkan c titik cluster pada A ⊆ R , Misalkan f : A → R .Buktikan
lim f ( x ) = L , jika dan jika lim f ( x ) − L = 0.
x →c x →c
107
5. Misalkan fungsi f : R → R mempunyai limit L di 0, dan a > 0. jika
g : R → R dengan definisi g (x ) = f (ax ) untuk setiap x ∈ R , tunjukkan
bahwa lim g ( x ) = L .
x →0
f (x ) − l < ε .
Diambil sebarang barisan bilangan r > 0 tersebut dapat dipilih bilangan {xn}
dengan x n∈ A yang konvergen ke a. Hal ini berarti untuk bilangan r > 0 tersebut
f (xn ) − l < ε ,
108
(Syarat cukup) Diketahui untuk sebarang barisan bilangan nyata {xn} dengan
x n ≠ a , x n ∈ A yang konvergen ke a berakibat barisan bilangan nyata { f ( x n )}
konvergen ke l. Jadi, untuk setiap bilangan ε > 0 dapat dipilih bilangan asli no dan
bilangan r > 0 sehingga untuk n ≥ n o dan x n − a < r berakibat
f (xn ) − l < ε .
jika dan hanya jika untuk setiap selang terbuka (c,d) yang memuat l terdapat selang terbuka
(u,v) yang memuat a sehingga untuk setiap x∈(u,v) ∩ A dan x ≠ a berakibat f(x)∈ (c,d).
Teorema 5.2.3. Misalkan lim x →a f ( x ) = k , lim x →a g ( x ) = l , berlaku
f lim x → a f (x ) k
4. lim x → a (x ) = = jika l ≠ 0
g lim x → a g (x ) l
Bukti :
1. Diambil sebarang barisan bilangan nyata {x n } yang konvergen ke a. Oleh
karena itu diperoleh barisan { f (x n )} dan barisan {g (x n )} berturut-turut
konvergen ke k dan l, maka
lim f ( x n ) = k , lim g ( x n ) = l .
n →∞ n →∞
selanjutnya diperoleh
lim x →a (αf )( x ) = α ⋅ lim x →a f ( x ) = α ⋅ k.
dan
109
2. lim x → a ( f + g )( x ) = lim ( f + g )(x n )
x →a
= lim x →∞{ f ( x n ) + g ( x n )}
= lim n →∞ f ( x n ) + lim n →∞ g ( x n )
=k+l
3. lim x → a ( fg )( x ) = lim n →∞ ( fg )(x n ) lim x →∞ f ( x n ) ⋅ g ( x n )
= lim n →∞ f ( x n )
sehingga
lim n →∞ g ( x n ) = kl
f ⎛f ⎞
4. lim x →a ( x ) = lim n →∞ ⎜⎜ ⎟⎟(x n )
g ⎝g⎠
f (x n )
= lim n → ∞
g (x n )
k
= , asalkan l ≠ 0. ◘
l
Selanjutnya dengan menganalisa terema-teorema pada konsep limit maka dapat
membentuk suatu konsep pada kekontinuan
Teorema 5.2.4. Misalkan fungsi f dan g kontinu di suatu a ∈ R dan α ∈ R, berlaku
1. αf, kontinu di a.
2. f + g, kontinu di a.
3. fg kontinu di a.
f
4. kontinu di a asalkan g(a) ≠ 0.
g
Bukti:
1. Fungsi f : A ⊂ R → R dikatakan kontinu di a ∈ A dengan a titik limit A,
jika untuk setiap bilangan ε > 0 terdapat bilangan r > 0 sehingga jika
x ∈ A ∩ N r (a ), {x ∈ A dan x − a < r }
berakibat
f (x ) ∈ N ε ( f (a )) .
110
maka
{ f (x ) − f (a ) < ε }
maka α f kontinu di a, f : A → R kontinu di a ∈ A dengan a titik limit
A, jika untuk setiap bilangan ε > 0 terdapat bilangan r > 0 sehingga jika
x ∈ A ∩ N δ (a )
maka
x ∈ A, x −a <r
berakibat
α . f ( x )∈ N ε ( f ( a )) = { α f ( x ) − α . f ( a ) < ε
= {α f ( x ) − f ( a ) < ε }
= { [ f ( x ) + g ( x )] − [ f ( a ) + g ( a )] < ε }
3. Akan dibuktikan f . g, kontinu di a Jika f : A → R kontinu di a ∈ A
dengan a titik limit A , g : A → R kontinu di a ∈ A dengan a titik limit
A sehingga jika untuk setiap bilangan ε > 0 terdapat bilangan r > 0
sehingga jika x ∈ A
{ x ∈ A dan x − a < r }
akibatnya
f ( x ) g ( x ) ∈ N ε ( f ( a ) ∩ g ( a ))
111
ε
f (x )− f (a ) <
2 ( Mb + 1 )
ε
g( x ) − g( a ) <
2 ( f ( a ) + 1)
[ f ( x ) g ( x )] − [ f ( a ) g ( a )]
= f ( x ) g( x ) − f (a ) g( x ) + f (a ) g( x ) − f (a ) g(a )
≤ g( x ) f ( x ) − f (a ) + f (a ) g( x ) − g(a )
< Mb f ( x ) − f ( a ) + f ( a ) g( x ) − g( a )
ε ε
< Mb + f (a )
2( M b + 1 ) 2( f ( a ) + 1 )
ε ε
< + =ε
2 2
f
4. Selanjutnya akan dibuktikan bahwa kontinu di a, jika f : A → R
g
kontinu di a ∈ A dengan a titik limit A dan g : A → R kontinu di
a ∈ A dengan a titik limit A jika untuk setiap bilangan ε > 0 terdapat
bilangan r > 0 sehingga jika x ∈ A − { x ∈ A : g ( x )= 0 }
[ x ∈ A − { x ∈ A : g ( x ) = 0 } dan x − a < r ]
akibatnya
f (x )
∈ N ε ( f ( a ) ∩ g ( a )), g ( x ) ≠ 0
g( x )
⎧⎪ ⎡ f ( x ) ⎤ ⎡ f (a ) ⎤ ⎫⎪
=⎨ ⎢ ⎥ −⎢ ⎥ < ε⎬
⎪⎩ ⎣ g ( x ) ⎦ ⎣ g( a ) ⎦ ⎪⎭
lim n → a (α 1x n + α 2 x n −1 + ... + α n )
= α 1a n + α 2 a n −1 + ... + α n
112
maka
1. lim x → 3 ( x 2 + 1)( x 2 − 4 ) = lim x → 3 ( x 2 + 1) lim x → 3 ( x 2 − 4 )
= (32 + 1) (32 – 4) = 50
lim x → 3 ( x 2 + 1) 32 + 1
2. lim x → 3 = =2
lim x → 3 ( x 2 − 4 ) 32 − 4
x 2 − 3x − 2 ( x − 1)( x − 2 ) x −1
3. lim x → 2 = lim x → 2 = lim x → 2
x −4
2
( x + 2 )( x − 2 ) x +2
lim x → 2 ( x − 1) 2 − 1 1
= = = . ☻
lim x → 2 ( x + 2 ) 2 + 2 4
V
f(a) W
U g(a)
f B g
A C
5.2.6.1 Komposisi f pada g
113
Teorema 5.2.7. Jika f : A ⊂ R→ R, g : A ⊂ R → R dnn h : A ⊂ R → R, ,
a titik limit A , dan f(x) ≤ g(x) ≤ h(x) Untuk setiap x ∈ A dan lim f ( x ) = k ,
x →a
Latihan 5.2.
1. misalkan f , g : A ⊆ R → R , c ∈ R dan titik cluster pada titik A, andaikan f
terbatas pada persekitaran c serta lim g = 0. Buktikan .
x →c
5.3. Limit Kanan, Limit Kiri, Kontinu Kiri dan Kontinu Kanan
Pengertian lim f (x ) = l mengandung arti bahwa x ≠ a dan x ∈ N r (a ) ∩ D f , yang
x →a
Definisi 5.3.2. Misalkan fungsi f : A ⊂ R → R dan a titik limit himpunan A. Jika ada
bilangan nyata l sehingga untuk setiap bilangan ε > 0 terdapat bilangan r > 0 sehingga berlaku
f (x ) − l < ε , Untuk setiap x ∈ (a − r , a ) ∩ A , maka dikatakan f (x ) mempunyai
limit kiri l untuk x → a dan dituliskan dengan
114
lim f (x ) = l
x →a −
115
Jika dan hanya jika setiap
{x ∈ (a − r , a ) ∩ A }
berakibat
ε
f (x ) − f (a ) <
2
dan untuk
{x ∈ (a , a + r ) ∩ A }
berakibat
ε
f (x ) − f (a ) <
2
dan jika hanya jika f kontinu kiri di a dan f kontinu kanan a. ◘
Teorema 5.3.7. Jika fungsi f : A ⊂ R → R dan g : A ⊂ R → R masing-masing kontinu
di suatu titik a, maka fungsi-fungsi
1. f, kontinu di a
2. f + g, kontinu di a
3. fg, kontinu di a
f
4. kontinu di a.dengan g (a ) ≠ 0
g
116
Karena setiap U ∈ K terbuka dan f kontinu, maka f –1(U) terbuka. Berdasarkan
hasil (a) di atas, terlihat bahwa koleksi
σ = { f −1 (U ) : U ∈ ℑ}
merupakan liput terbuka himpunan kompak K. Oleh karena itu σ mempunyai liput
bagian
{ f (U ), f (U ),..., f (U )}⊂ σ
−1
1
−1
2
−1
m
yang berakibat
⎛m ⎞ m
f (K ) ⊂ f ⎜⎜ U f −1 (U k )⎟⎟ = U f ( f −1 (U k )) =
m
UU k
⎝ k =1 ⎠ k =1 k =1
117
sehingga diperoleh barisan bilangan nyata terbatas {xn} dan {yn} di dalam K.
Menurut Teorema Bolzano Weierstrass, terdapat barisan bagian {xnk} ⊂ {xn} dan
{ynl}⊂ {yn} yang masing-masing konvergen, katakan berturut-turut konvergen ke x’
dan x”. Karena K tertutup, maka x’ , x” ∈ K. selanjutnya, karena f kontinu pada K,
diperoleh
lim f (x nk ) = f (x ' ) dan lim f ( y nl ) = f (x ") (b)
nk →∞ nk →∞
atau
f (x ' ) = M
⎛ 1⎞
m ≤ lim f ( y m ) ≤ lim ⎜ m + ⎟ = m atau f (x ") = m . ◘
nk →∞ n k → ∞⎝ n⎠
1
Contoh 5.3.11. Misalkan f(x) = untuk x ∈ (0,1] . Fungsi f kontinu pada K = (0,1]
x
dan K tak kompak (terbatas tetapi tak tertutup). Jelas bahwa
f (K ) = { f (x ); x ∈ K }
1
tak terbatas ke atas karena untuk setiap bilangan M > 0 terdapat x n = ∈ K sehingga
n
⎛1⎞
f (x n ) = f ⎜ ⎟ = n > M .☻
⎝n ⎠
Contoh 5.3.12. Misalkan g(x) = x2 - 2x untuk x∈[0,3]. Mudah dipahami bahwa g
kontinu pada himpunan kompak K = [0,3]. maka,
f (K ) = { f (x ); x ∈ K }
118
g (K ) = {g (x ); x ∈ [0,3]}
= {x 2 − 2x ; x ∈ [0,3]}
= [m , M ]
= [− 1,3]
dan [-1,3] tertutup dan terbatas maka kompak. ☻
Teorema 5.3.13 Jika f kontinu pada selang I⊂ A dan a,b∈I dengan a<b dan f(a)<0< f(b)
atau f(b)< 0 < f(a), maka ada c ∈ [a,b] sehingga f(c) = 0.
Akibat 5.3.14. Misalkan fungsi f : A ⊂ R → R . Jika fungsi f kontinu pada selang f dan
a, b ∈ I dengan a < b, maka untuk setiap bilangan k yang terletak di antara f (a) dan f (b)
tentu ada c ∈ [a,b] sehingga f(c) = k.
Latihan 5.3.
⎛1⎞
lim f ⎜ ⎟ = L .
x →0 + ⎝x ⎠
maka lim f (x ) = 0 .
x →∞
buktikan lim f o g = L .
x →∞
119
5. Tunjukkan bahwa fungsi f (x ) = x continu pada setiap titik c ∈ R .
f (x ) − f (u ) < ε
bilangan r tersebut selain bergantung pada nilai ε juga bergantung pada titik x ∈ S .
Oleh karena itu, akan lebih jelas jika dituliskan r = r(x,ε). Untuk lebih jelasnya,
perhatikan definisi.
Jika fungsi f kontinu seragam pada S, maka, untuk setiap bilangan ε > 0 ada
bilangan r = r (ε ) > 0 selalu berlaku f (x ) − f ( y ) < ε untuk setiap x ∈ S dan
Teorema 5.4.2 Jika fungsi f : A ⊂ R → R kontinu seragam pada suatu himpunan S⊂A
maka fungsi f kontinu pada S.
120
Agar kebalikan teorema tersebut di atas berlaku diperlukan syarat tertentu yang
harus dipenuhi oleh himpunan S . Hal ini dapat dilihat di dalam teorema di bawah
ini.
Bukti: Karena fungsi f kontinu di setiap titik di dalam K, maka untuk setiap
x ∈ K dan bilangan ε > 0 ada bilangan η = η (x , ε ) > 0 sehingga untuk setiap
u ∈ K ∩ Nη (x ) berakibat
ε
f (u ) − f (x ) <
2
K⊂ U N (x ) = U (x − r , x + r )
r
x ∈K x ∈K
{N r1 (x 1 ), N r (x 2 ),..., N r (x n )}⊂ τ
2 n
K ⊂ N r1 (x 1 ) ∪ N r 2 (x 2 ) ∪ ... ∪ N rn (x n )
Dengan
x k ∈ K dan rk = rk (x k , ε ) = 21 η (x k , ε ), k = 1, 2,..., n.
121
Himpunan {x k : k = 1,2,..., n} dapat diurutkan/diatur sehingga diperoleh
x 1 < x 2 < ... < x n . Pilih rn = 21 min{r1 , r2 ,..., rn } jika x∈ K tentu ada bilangan asli m
1 ≤ m ≤ n , sehingga berlaku
x ∈ N rm (x m ) ∩ K = (x m − rm , x m + rm ) ∩ K .
ε ε
f (x ) − f (x ) ≤ f ( y ) − f (x m ) + f (x m ) − f (x ) < + <ε ,
2 2
atau y ∈ Nη (x m ) . ◘
f (x ) − f (u ) = x 2 − u 2 = (x − u )(x + u ) = x − u x + u < x − u M ,
δ= c
M
(tak tergantung x ∈ [a , b ]) , diperoleh
f (x ) − f (u ) < x − u M < ε
Latihan 5.4.
122
1. Tunjukkan bahwa fungsi f (x ) = x kontinu seragam pada setiap titik
c ∈R .
1
2. Tunjukkan bahwa fungsi f (x ) = kontinu seragam pada A = [ a , ∞ )
x
dimana a suatu konstanta positif.
1
3. Tunjukkan bahwa fungsi f (x ) = kontinu seragam pada A = [1, ∞ )
x2
tetapi tidan kontinu seragam pada B = (0, ∞ ) .
1
4. Tunjukkan bahwa fungsi f (x ) =
(1 + x 2 ) untuk x ∈ R merupakan kontinu
seragam pada R.
123
6
KONSEP
TURUNAN
Pengertian turunan suatu fungsi disusun berdasarkan pengertian limit suatu
fungsi di suatu titik. Sebagai akibatnya suatu fungsi memiliki sifat-sifat khusus di
suatu titik jika ia mempunyai turunan di titik itu. Selain itu pengertian turunan
banyak aplikasinya. Itulah beberapa alasan mengapa di dalam bab ini, khusus
dibicarakan seluk-beluk turunan suatu fungsi, fungsi dari bilangan nyata ke
bilangan nyata, serta sifat-sifatnya terutama yang menyangkut materi-materi untuk
pengembangan lebih lanjut.
f ( x ) − f (c )
A, maka nilai lim d f (x ) = lim , jika ada disebut turunan fungsi f di c dan
x →c x →c x −c
df
dituliskan dengan f ′( c ), (c ) .
dx
( c ) = lim f ( x ) − f ( c ) . Jika
df
Jadi, menurut definisi tersebut f ′( c ) = f ′(c ) ada
dx x →c x −c
dikatakan fungsi f mempunyai turunan di c. Dengan kata lain fungsi f dikatakan
124
mempunyai turunan di c jika ada bilangan f ′(c ) sehingga untuk setiap bilangan
ε >0 terdapat bilangan δ >0 sehingga jika x ≠c dan
x ∈ A ∩ N f = A ∩ (C − δ , C + δ ) berakibat
f ( x ) − f (c )
− f ′( c ) < ε .
x −c
keadaan itu berakibat
f ( x ) − f ( c ) − f ′( c )( x − c ) < ε x − c
ekuivalen dengan
− ε x − c < f ( x ) − f ( c )( x − c ) < ε x − c ,
atau
f ( c ) + f ′( c )( x − c ) − ε x − c < f ( x ) < f ( c ) + f ′( c )(x − c ) + ε x − c
jika ada bilangan η dengan 0 < η < ε sehingga
f (x ) = f (c ) + f ′(c )(x − c ) + η x − c ,
Maka dikatakan fungsi f terdeferensial (differentiable) di c. Jelas bahwa jika fungsi
f terdeferensial di c tentu fungsi f mempunyai turunan di c .
Contoh 6.1.2 Diberikan f (x ) = sin x . Untuk setiap c ∈ A = R diperoleh
f ( x ) − f (c )
f ′( c ) = lim
x →c x −c
sin x − sin c
= lim
x →c x −c
sin( c + h ) − sin c
= lim
h →0 h
1
sin h
1
= lim cos( c + h ) 2 = cos c
h →0 2 1
h
2
sehingga f (x ) = sin x diperoleh turunan fungsi f ada disetiap titik c ∈ R yaitu
f ′(c ) = cos c
125
Karena pengertian turunan suatu fungsi disusun berdasarkan pengertian
limit, maka diperoleh teorema di bawah ini.
Teorema 6.1.3 Diketahui dua fungsi f , g : A ⊂ R → R , dan c ∈ A sebagai titik limit
himpunan A. Jika f ′(c ) dan g ′(c ) ada, maka
f ' (c ) g (c ) − f (c ) g ' (c )
'
⎛f ⎞
(iv) ⎜⎜ ⎟⎟ (c ) = , asalkan g (c ) ≠ 0.
⎝g⎠ {g (c )}2
Bukti: Ambil sembarang dua fungsi f , g : A ⊂ R → R dan c ∈ A , sehingga
f ' (c ) dan g ' (c ) ada. Maka,
d
( f + g )(x ) = lim ( f + g )(x + h ) − ( f + g )(x )
dx h →0 h
= lim
[ f (x + h ) + g (x + h )] − [ f (x ) + g (x )]
h →0 h
= lim
[ f (x + h ) − f (x )] + [ g (x + h ) − g (x )]
h →0 h
⎧ f (x + h ) − f (x ) g (x + h ) − g (x ) ⎫
= lim ⎨ + ⎬
h →0 ⎩ h h ⎭
f (x + h ) − f (x ) g (x + h ) − g (x )
= lim + lim
h →0 h h →0 h
= f ' (x ) + g ' (x )
Selanjutnya untuk (ii) terdapat α dengan α ∈ A sehingga f (c ) ada. Maka,
d α . f (c + h ) − f (c )
(αf (c )) = lim
h →0
dx h
f (c + h ) − f (c )
= α lim
h →0 h
= α . f ' (c )
126
Untuk (iii) misalkan r = fg , dimana, x ≠ c maka,
r (x ) − r (c ) f (x ) g (x ) − f (c ) g (c ) f (x ) g (x ) − f (c ) g (x ) + f (c ) g (x ) − f (c ) g (c )
= =
x −c x −c x −c
f (x ) − f (c ) g (x ) − g (c )
= . g (x ) + f (c )
x −c x −c
Sehingga didapat g kontinu di c , kemudian
lim g (x ) = g (c ) .
x →c
f (x ) f (c )
Z (x ) − Z (c ) = −
g (x ) g (c )
f (x ) g (c ) − f (c ) g (x )
=
g (x ). g (c )
=
{ f (x ) − f (c )}g (c ) − f (c ){g (x ) − g (c )}
g (x ). g (c )
Z (x ) − Z (c )
'
⎛ f ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ (c ) = Z ' (c ) = lim
⎝g⎠ x →c x −c
1 ⎧ f (x ) − f (c ) g (x ) − g (c ) ⎫
= lim ⎨ g (c ) − f (c ) ⎬. ◘
x →c g (x ) g (c ) ⎩ x − c x −c ⎭
Yang perlu mendapat perhatian adlah syarat-syarat adanya turunan fungsi
bersusun tersebut.
Teorema 6.1.4. (Chain Rule) Diberikan fungsi f , g : A ⊂ R → R , fungsi dengan
f ⊂ A , c ∈ A sebagai titik-limit himpunan A ,dan f (c ) sebagai titik-limit himpunan A.
127
( g o f )' (c ) = g ' ( f (c )) f ' (c )
Bukti: Karena g' ( f (c )) dan f ' (c ) ada, maka
= g ' ( f (c )) ⋅ f ' (c )
Contoh 6.1.5. Diberikan f (x ) = x dan g (x ) = sin x . f ' (c ) ada untuk setiap c ≠ 0 dan
Perhatikan bahwa f ' (c ) ada untuk setiap c dan g' (c ) ada untuk setiap c . Fungsi
f : A ⊂ R → R dikatakan mempunyai derivatif pada G ⊂ D f jika f mempunyai
⎧ f (u ) − f (x ) ⎫
A f ' = ⎨x ∈ A : lim = f (x )⎬
⎩ u → x u−x ⎭
ada, maka fungsi f ' : A → R disebut fungsi derivatif atau fungsi turunan fungsi f pada
Af ' ⊂ Af
Menurut definisi tersebut mudah difahami bahwa domain fungsi f ' adalah
⎧ f (u ) − f (x ) ⎫
A f ' = ⎨x ∈ A; lim = f ' (x ) ada ⎬ = G
⎩ u → x u−x ⎭
Hal ini berakibat A f ' ⊂ A.
128
Bukti: Menurut yang diketahui bilangan
f (x ) − f (c )
f ' ( c ) = lim ada.
x →c x −c
Oleh karena itu diperoleh:
⎛ f (x − f (c )) ⎞
lim ( f (x − f (c ))) = lim ⎜ ⎟(x − c ) = f ' (c ).0 = 0
x →c x →c ⎝ x →c ⎠
Yang berarti terbukti fungsi f kontinu di c . ◘
Teorema 6.1.8. Diketahui fungsi f : [a , b ] → R dan f terdiferensial di x 0 ∈ (a , b ) .
f (x 0 + h ) − f (x 0 )
f ' (x 0 ) − ε < < f ' (x 0 ) + ε
h
Untuk (i) Jika f ' (x 0 ) > 0 dipilih bilangan ε >0 tersebut sehingga
f ' (x 0 ) − ε > 0 .
f (x 0 + h ) − f (x 0 )
0<
h
Untuk setiap x ' ' ∈ (x 0 − δ , x 0 + δ ) dan x ' ' > x 0 diperoleh
129
f (x ' ' ) > f (x 0 ) .
Lebih lanjut (ii). Jika f ' (x 0 ) < 0 dipilih bilangan ε tersebut di atas sehingga
f ' (x 0 ) + ε < 0 .
f (x 0 + h ) − f (x 0 )
<0
h
Untuk x ' ' ∈ (x 0 − h , x 0 + h ) dan x ' ' > x 0 diperoleh
130
Jadi terbukti bahwa jika f ' (x 0 ) < 0 , berakibat fungsi f turun di x 0 . ◘
Definisi 6.1.8. Diketahui fungsi f : A ⊂ R → R dan c ∈ A sehingga
1. f (c ) disebut nilai maksimum relatif fungsi f jika terdapat bilangan δ > 0
sehingga berlaku f (c ) > f (x ) untuk setiap x ∈ (c − δ , c + δ ) ∩ A dan x ≠ c .
2. f (c ) disebut nilai minimum relatif fungsi A jika terdapat bilangan δ > 0 sehingga
berlaku f (c ) < f (x ) untuk setiap x ∈ (c − δ , c + δ ) ∩ A dan x ≠ c .
3. f (c ) disebut nilai ekstrim fungsi f jika f (c ) merupakan nilai maksimum relatif
atau nilai minimum relatif.
Contoh 6.1.9. Diberikan f (x ) = x + 1 . f (0 ) = 1 merupakan nilai minimum relatif
fungsi f sebab untuk bilangan δ > 0 berlaku f (0 ) = 1 < f (x ) untuk setiap
ekstrem (nilai maksimum relatif atau nilai minimum relatif fungsi f ), maka f ' (c ) = 0 .
Bukti: Diketahui fungsi f terdiferensial di c ∈ (a , b ) dan dianggap f (c ) nilai
maksimum relatif fungsi f . Jadi , untuk setiap bilangan ε > 0 dapat dipilih bilangan
δ > 0 sehingga
f (c + h ) − f (c )
− f ' (c ) < ε
h
atau
f (c + h ) − f (c ) f (c + h ) − f (c )
− ε < f ' (c ) < +ε
h h
dan
f (c ) > f (c + h )
Atau
f (c + h ) − f (c ) < 0
untuk setiap bilangan h dengan 0 < h < δ . Tak mungkin f ' (c ) > 0 sebab jika
demikian , maka untuk h >0 diperoleh
131
f (c + h ) − f (c )
0 < f ' (c ) < +ε
h
yang berakibat
f (c + h ) − f (c )
>0
h
atau
f (c + h ) > f (c )
suatu kontrakdisi. Tak mungkin f ' (c ) < 0 , sebab jika demikian, maka untuk h <0
diperoleh
f (c + h ) − f (c )
− ε < f ' (c < 0 )
h
yang berakibat
f (c + h ) − f (c )
<0
h
sehingga
f (c + h ) > f (c ) ,
suatu kontradiksi.
Jadi satu-satunya kemungkinan adalah f ' (c ) = 0 . ◘
Teorema 6.1.11. Diketahui f : [a , b ] → R dan c ∈ (a , b )
[ f (b ) − f ( a ) = f ( c )(b − a )]
'
132
dan ada pada titik C x ∈ ( x , c ) . Kemudian f ' (C x ) ≥ 0 dan diketahui
f ( x ) ≤ f ( c ) untuk x ∈ (c − δ , c ) , dengan mengetahui ( c − δ , c + δ ) dan f
mempunyai maksimum realitif di C.
2. Jika x ∈ (c − δ , c ) dan menurut teorema nilai rata-rata
[ f (b ) − f ( a ) = f ( c )(b − a )]
'
terdiferensial di c ∈ A dengan f ' (c ) ≠ 0 .Jika fungsi inversenya g monoton tegas dan kontinou
1
di d = f (c ) , maka g terdiferensial di d dan g ' (d ) =
f (c )
'
lim t →d H (t ) = f ' (c ) .
133
Karena fungsi f terdiferensial di c, maka untuk setiap bilangan ε > 0 terdapat
bilangan δ > 0 sehingga berlaku
f (x ) − f (c )
− f ' (c ) < ε
x −c
Untuk setiap x ≠ c dan
x ∈ A ∩ (x − δ , x + δ ) .
Karena fungsi g kontinu d =f(c) maka untuk bilangan δ > 0 tersebut dapat di pilih
bilangan γ > 0 sehingga jika t ≠ d dan
t ∈ A ∩ (d − γ , d + γ ) ,
maka berlaku
g (t ) − g (d ) < δ
mengingat g fungsi injektif dan c =g(d), maka diperoleh :
f ( g ( t )) − f ( g ( d ))
H (t ) − f ' ( c ) = − f '(c )
g(t ) − g(d )
f ( x ) − f (c ) '
= f (c ) < ε
x −c
Untuk setiap x ≠ c , x ∈ A ∩ (x − δ , x + δ ) atau
0 < x − c = g (t ) − g (d ) < δ
dengan
0 < t −d <γ .
Dengan demikian terbukti bahwa
lim t →c H ( t ) = f ' ( c ) .
Lebih lanjut, karena H ( t ) ≠ 0 untuk t ≠ d serta
g (t − g (d )) 1
=
t −d H(t )
Untuk setiap t ∈ A dengan t ≠ d , maka diperoleh
134
g(t ) − g(d ) 1
lim = lim
t →d t −d t →d H ( t )
1 1
= = '
lim t →d H ( t ) f ( c )
1
sehingga g ' ( d ) = '
. ◘
f (c )
Akibat 6.1.13 Diberikan fungsi f monoton tegas dan kontinu pada selang I maka f
terdeiferensial pada I dengan f’(x) ≠ 0 untuk setiap x ∈ I .
Akibat 6.1.14 Diberikan fungsi inverse fungsi f, yaitu fungsi g monoton tegas dan kontinu
1
pada selang J=f(I) maka g terdiferensial pada J dan g ' =
f ' og
Contoh 6.1.15 Fungsi f dengan rumus f ( x ) = x n untuk setiap x ∈ (0, ∞ ) dan n suatu
bilangan asl, merupakan fungsi naik monoton tegas dan kontinu pada selang (0, ∞ ) . Fungsi
inversenya adalah fungsi g dengn rumus
1
g( y) = y n
Untuk setiap y ∈ (0, ∞ ) . Fungsi g tersebut merupakan fungs monoton tegas dan kontinu pada
selang (0, ∞ ) . Lebih lanjut f ' ( x ) = nx n −1 ≠ 0 untuk setiap x ∈ (0, ∞ ) . Maka diperoleh
1
g'( y) =
( f ' og )( y )
1
= '
f ( g ( y ))
1
=
n.{ g ( y )n −1
1
= n −1
n
n. y
.
1
= 1
1−
n
n. y
1 n1 −1
= y . ☻
n
135
Latihan 6.1
1. Misalkan f : R → R dengan definisi f (x ) = x 2 untuk x rasional, f (x ) = 0
untuk x irrasional. Tunjukkan bahwa f terdeferensial di x = 0 dan temukan
f ′(0 ).
2
2. Tunjukkan bahwa f (x ) = x 3 , x ∈ R tidak terdefensial di titik x = 0.
3. Misalkan f : R → R terrdefensial di c ∈ R tunjukkan bahwa
⎛ ⎧ ⎛ 1⎞ ⎫⎞
f ′(c ) = lim ⎜⎜ n ⎨ f ⎜ c + ⎟ − f (c )⎬ ⎟⎟.
⎝ ⎩ ⎝ n⎠ ⎭⎠
4. jika r >0 suatu bilangan rasional, f :R →R dengan definisi
⎛1⎞
f (x ) = x r sin⎜ ⎟ untuk x ≠ 0, dan f (0 ) = 0 . Hitung nilai r jika f ′(0 ) ada.
⎝x ⎠
a
x0 b
136
Bukti: Jika f ( x ) = 0 untuk setiap x ∈( a , b ) , maka bukti selesai. Jika, ada
t ∈( a , b ) sehingga f ( t ) ≠ 0 , tak mengurangi arti jika dianggap a dan b dua titik nol
fungsi f yang berturutan pada [a,b]. Jadi ada dua kemungkinan yaitu f ( x ) > 0 untuk
setiap x ∈( a , b ) atau f ( x ) < 0 untuk setiap x ∈( a , b ) , dan karena f kontinu pada
[a,b], maka ada x 0 ∈( a , b ) sehingga
f ( x 0 ) = sup { f ( x ) : x ∈ [a , b ]} ......(1)
Tinggal diperhatikan bahwa f’(x0) = 0. Karena f’(x) ada untuk setiap x ∈ ( a , b ) maka
f (x0 + h )− f (x0 )
f ' ( x 0 ) = lim
h →0 h
ada. Tak mungkin f ' ( x 0 ) > 0 , sebab untuk h > 0 dan h cukup kecil diperoleh
f (x0 + h ) − f (x0 ) > 0
atau
f (x0 + h ) > f (x0 )
yang merupakan suatu kontradiksi terhadap (1). Juga, tak mungkin f ( x 0 ) < 0,
Teorema 6.2.2 (Teorema Nilai Rata-rata I) The first mean Value Teotem)
Jika fungsi f : [a , b ] → R mempunyai sifat-sifat
i. f kontinu pada [a , b ]
ii. f’(x) ada untuk setiap x ∈ ( a , b )
137
maka terdapat x 0 ∈ ( a , b ) sehingga
f (b ) − f ( a )
f '( x 0 ) =
b −a
Perhatian: bahwa syarat-syarat (i) dan (ii) pada Teorema Roole dan Teorema Rata-
rata I, tetapi syarat (iii) pada Teorema Rolle tak perlu ada pada Teorema Rata-rata I.
d(x)
a x x0 b
6.2.2.1 Teorema Nilai Rata-Rata
f (b ) − f ( a )
d ( x ) = f '( x 0 ) −
b −a
atau
f (b ) − f ( a )
f '( x 0 ) − ◘.
b −a
Teorema Nilai rata-rata I dapat diubah bentuknya sebagai berikut. Ditulis
d=b–a
Oleh karena itu d = a + b. Jika θ ∈ ( 0,1) tentu a < a + θd < a + d = b . Dengan
demikian Teorema Nilai Rata-rata I dapat ditulis sebagai berikut.
Teorema 6.2.3 Jika fungsi f : [a , a + d ] → R maka mempunyai sifat-sifat
i. f kontinu pada [a , a + d ]
ii. f’(x) ada untuk setiap f : [a , a + d ]
138
maka terdapat bilangan θ dengan 0 < θ < 1 sehingga
f ( a + d ) = f ( a ) + df ' ( a + θd )
Selanjutnya, jika fungsi f’ fungsi kontinu di sekitar titik a, maka
f ' ( a ) = lim f ' ( a + θd )
h →0
sehingga diperoleh
f ( a + d ) ≈ f ( a ) + df ' ( a )
Contoh 6.2.4. Hitung nilai pendekatan e −0 , 01 . Diambil f(x) = e x dan karena -0,01 dekat
dengan 0, maka diambil a = 0 dan a + h = 0 + (-0,01). Jadi, h = -0,01. Karena f(x) = e x
dan kontinu di 0, maka
f ( a + h ) ≈ f ( a ) + hf ' ( a )
yaitu
e −0 , 01 ≈ e 0 + ( −0,01)e 0 ≈ 0,99 . ☻
139
Teorema 6.2.6 (Teorema Nilai Rata-rata II) Diberikan fungsi f , g : [a , a + h ] → R
mempunyai sifat-sifat:
(i) f dan g kontinu pada [a , a + h ]
(ii) f’(x) dan g’(x) ada untuk setiap x ∈ ( a , a + h ),
Maka terdapat bilangan θ dengan 0 < θ < 1 sehingga
f ' ( a + θh ) f ( a + h ) − f ( a )
=
g ' ( a + θh ) g ( a + h ) − f ( a )
asalkan g(a+h) ≠ g(a).
Bukti: Dibentuk fungsi k : [a , a + h ] → R dengan rumus
f (a + h ) − f (a )
h( x ) = f ( x ) − f ( a ) − {g ( x ) − g ( a )}
g(a + h ) − g(a )
f (a + h ) − f (a )
k' ( a + θh ) = f ' ( a + θh ) − 0 − {g ' ( a + θh ) − 0} = 0
g(a + h ) − g(a )
atau
f ' ( a + θh ) f ( a + h ) − f ( a )
= . ◘
g ' ( a + θh ) g( a + h ) − g( a )
Teorema Nilai Rata-rata II tetap berlaku jika selang (a,a+h) diganti dengan selang
(a-h,a).
Seklanjutnya akan Aplikasikan suatu dalil L’Hospital menjadi teorema berikut ini
Teorema 6.2.7. Diberikan fungsi f , g : [a , a + h ] → R , sehingga
0
1. Jika f dan d terdeferensuial dan f ( x 0 ) = g ( x 0 ) = 0 berlaku bentuk
0
140
2. Jika f dan g kontinu dan terdeferensial di sekitar dan lim f ( x ) = ∞ dan
x →x 0
∞
lim g ( x ) = ∞ . berlaku bentuk
x →x 0 ∞
3. Jika f dan g kontinu dan terdeferensial di sekitar dan lim f ( x ) = ∞ dan
x →x 0
Bukti:
1. Diketahui fungsi f dan d terdeferensial di sekitar (pada suatu perserikatan) titik
x0, g ( x ) ≠ 0 dan g ' ( x ) ≠ 0, untuk x ≠ x 0 . Jika
f ( x 0 ) = g( x 0 ) = 0
akan dicari
f (x )
lim
x→x 0 g( x )
Menurut hipotesis, ada bilangan δ > 0 sehingga f dan g kontinu pada
[x 0 − h , x 0 + h ] serta f ' ( x ) dan g ' ( x ) ada untuk setiap x ∈ [x 0 − h , x 0 + h ]
untuk setiap h dengan 0 < h < δ . Oleh karena itu, berdasarkan Teorema Nilai
Rata-rata II, Terdapat bilangan θ dengan 0 < θ < 1 sehingga berlaku
f ' ( x 0 + θh ) f ( x 0 + h ) − f ( x 0 )
=
g ' ( x 0 + θh ) g( x 0 + h ) − g( x 0 )
Hal ini berakibat
141
f (x ) f (x0 + h )
lim = lim
x →x 0 g ( x ) h →0 g ( x 0 + h )
f (x0 + h ) − f (x0 )
= lim
h →0 g ( x + h ) − g ( x )
0 0
f '( x 0 + h )
= lim
h →0 g ' ( x + h )
0
f '(t )
= lim
t →x 0 g '(t )
f '( x )
= lim
x →x 0 g '( x )
Jadi diperoleh:
f (x ) f '( x )
lim = lim
x →x 0 g( x ) x → x 0 g'(x )
x ≠ x 0 akan dicari
f (x )
lim
x →x 0 g( x )
Karena lim f ( x ) = ∞ dan lim g ( x ) = ∞ , maka diperoleh lim F ( x ) = 0 dan
x →x 0 x →x 0 x →x 0
1 1
lim G( x ) = 0 dengan F ( x ) = dan G( x ) = . Oleh karena itu
x →x 0 f (x ) g( x )
dengan didefinisikan fungsi F dan G seperti itu sehingga F ( x 0 ) = G( x 0 ) = 0 .
Mudah difahami bahwa F dan G kontinu dan terdeverensial di sekitar x0.
0
Selanjutnya, menurut bentuk diperoleh
0
142
f (x ) F(x )
lim = lim
x →x 0 g ( x ) x → x 0 G( x )
F '( x )
= lim
x → x 0 G' ( x )
g ' ( x ) { f ( x )}2
= lim
x → x 0 {g ( c )}
2
f '( x )
Akibatnya
g '( x ) f (x )
1 = lim ⋅ lim
x →x 0 f '( x ) x → x 0 g( x )
atau
f (x ) f '( x )
lim = lim
x →x 0 g ( x ) x →x 0 g ' ( x )
∞ 0
Perlu mendapat perhatian bahwa limit dan limit bentuk walaupun
∞ 0
mempunyai rumus yang sama tetapi persyaratannya sedikit berbeda; pada limit
∞
bentuk fungsi f dan g tak terdefinisi di titik x0.
∞
3. a) Diketahui lim f ( x ) = ∞ dan lim g ( x ) = ∞ , akan di carim dan
x →x 0 x →x 0
lim { f ( x ) − g ( x )} .
x →x 0
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh fungsi f dan g para bentuk ∞ − ∞ ini
∞
sama dengan yang terdapat pada limit bentuk . Selanjutnya, karena
∞
1 1
−
g( x ) f ( x )
f ( x ) − g( x ) =
1
f ( x ) g( x )
maka diambil
1 1
F(x ) = −
g( x ) f ( x )
dan
143
1
G(x) = ,
f ( x ) g( x )
masing-masing untuk x ≠ x 0 berlaku F ( x 0 ) = 0 dan G( x 0 ) = 0 . Jadi,
0
diperoleh limit bentuk . Selanjutnya
0
F(x )
lim { f ( x 0 − g ( x )} = lim
x →x 0 x →x 0
G( x )
.
F '( x )
= lim
x →x 0 G ' ( x )
lim f ( x ) g ( x ) .
x →x 0
0 ∞
4. Limit bentuk 1∞ ,00 , ∞ 0 dapat dibawa ke limit bentuk atau asalkan
0 ∞
sepasang fungsi yang terkait memenuhi syarat-syarat yang sesuai dengan limit
144
0 ∞ 0
bentuk atau . Untuk mengubag limit bentuk 1∞ ,00 , ∞ 0 ke limit bentuk
0 ∞ 0
∞
atau digunakan rumus a b = e b ⋅log a . ◘
∞
Contoh 6.2.8. Jika f(x) = sin x dan g(x) = x, maka mudah difahami bahwa f dan g
kontinu dan mempunyai turunan di sekitar titik 0 serta f(0) = g(0) = 0, f ' ( x ) = cos x ≠ 0
dan g ' ( x ) = 1 ≠ 0 untuk setiap x ≠ 0 (x disekitar 0). Oleh karena itu diperoleh
sin x f (x )
lim = lim
x →x 0 x x →x 0 g( x )
f '( x )
= lim .
x →0 g ' ( x )
cos x
= lim
x →0 1
= cos 0 = 1 . ☻
Contoh 6.2.9. Jika f ( x ) = e x − 1 dan g ( x ) = x , maka mudah difahami bahwa f dan g
kontinu dan mempunyai turunan di sekitar titik 0 serta f(0) = g(0) = 0 , f ' ( x ) = e x dan
g ' ( x ) = 1 ≠ 0 untuk setiap x ≠ 0 (x disekitar 0). Oleh karena itu diperoleh
ex − 1 f (x )
lim = lim
x →0 x x →0 g ( x )
f '( x )
= lim
x →0 g ' ( x )
ex
= lim = e0 = 1
x →0 1
145
1 1
F(x ) = −
g( x ) f ( x )
dan
1
G( x ) =
f ( x ) g( x )
untuk x ≠ x 0 dan F ( 0 ) = G( 0 ) = 0 . Jelas bahwa fungsi F dan G merupakan sepasang fungsi
0
yang memenuhi syarat-syarat limit bentuk . Oleh karena itu
0
⎛1 1 ⎞ sin x − x
lim ⎜ − ⎟ = lim
x → 0⎝ x sin x ⎠ x → 0 x sin x
F(x )
= lim
x → 0 G( x )
F '( x )
= lim
x →0 G' ( x )
cos x − 1
= lim
x → 0 x cos x + sin x
Karena
F ' ( x ) = cos x − 1
dan
G' ( x ) = x cos x + sin x ,
0
maka diperoleh F ' dan G' sepasang fungsi yang memenuhi syarat-syarat limit bentuk . Oleh
0
karena itu,
cos x − 1 F '( x )
lim = lim
x → 0 x cos x + sin x x → 0 G' ( x )
F ' '( x )
= lim
x → 0 G' ' ( x )
− sin x
= lim
x → 0 2 cos x − x sin x
0
= =0. ☻
2
146
y
⎛ 1⎞
Contoh 6.2.11. Diberikan lim = ⎜⎜ 1 + ⎟⎟ Limit bentuk 1∞ . Untuk menyelesaikan,
y → y0
⎝ y⎠
ambil
1
f ( y) = 1+
y
dan g ( y ) = y . Jadi,
y
⎛ 1⎞
lim ⎜⎜ 1 + ⎟⎟ = lim ( f ( y )) g ( y )
y →∞ y →∞
⎝ y⎠
= lim e g ( y )⋅log f ( y )
y →∞
{g ( y )}2
f ' ( y ) {g ( y )}2
= lim ⋅−
y →∞ g '( y ) f (x )
1
− 2
y − y2
= lim ⋅
y →∞ 1 1+ 1
y
1
= lim
y →∞ 1
1+
y
=1
Jadi dapat disimpulkan
y
⎛ 1⎞
lim ⎜⎜ 1 + ⎟⎟ = e 1 = e . ☻
y →∞
⎝ y⎠
147
Latihan 6.2.
1. Gunakan teorema nilai rata-rata untuk membuktikan sin x − sin y ≤ x − y ,
untuk semua x , y ∈ R .
1 1 1
2. Misalkan a > b > 0 dan n ∈ N memenuhi n ≥ 2 . Buktikan a n − b n < (a − b )n
3. Misalkan f : [a , b ] → R continu pada [a,b] dan terdeferential di (a,b)
tunjukkan jika lim f ′ = A maka f ′(a ) ada dan f ′(a ) = A .
x →a
f ( x ) = c 0 + c 1 ( x − a ) + c 2 ( x − a )2 + ...
Yang berarti untuk setiap x ∈ I dan bilangan ε > 0 terdapat bilangan asli
η0 sehingga untuk setiap η ≥ η 0 berakibat
n0
Rn ( x ) = f ( x ) − ∑ c k ( x − a )k = ∑c k ( x − a )k < ε
k =0 k >n0
Sekarang masalahnya dibalik, jika diketahui fungsi f dan titik a, apakah ada
nilai c 1,c 2 , ..., c n 0 sehingga untuk setiap ε > 0 ada bilangan asli η0 sehingga
n0
Rn ( x ) = f ( x ) − ∑ c k ( x − a )k < ε
k =0
148
Untuk setiap x ∈ I dengan a ∈ I , dan syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi
oleh fungsi f itu.
Teorema 6.3.1 (Teorema Taylor) Jika x 0 ∈ [a , b ] dan fungsi f : [a , b ] → R
memenuhi syarat-syarat
i. f kontinu pada [a, b] dan
149
n +1
⎛ x −x ⎞
G( x ) = F ( x ) − ⎜⎜ ⎟⎟ F(x0 )
⎝ x − x0 ⎠
G( x ) = 0 − 0
G( x ) = 0
Maka terpenuhi teorema rolle bahwa G kontinu pada I G′(t ) ada untuk setiap
t ∈ I dan
G( x ) = G( x 0 ) = 0
maka terdapat c yang terletak diantara x 0 dan x sehingga G′( c ) = 0
n+1
⎛ x −c ⎞
G( c ) = F ( c ) − ⎜⎜ ⎟⎟ F ( x 0 )
⎝ x − x0 ⎠
⎛ ( x − c )n ⎞
G′( c ) = F ′( c ) + ( n + 1)⎜⎜ ⎟ F(x0 )
n +1 ⎟
⎝ (x − x0 ) ⎠
⎛ ( x − c )n ⎞
′
F ( c ) = −( n + 1)⎜⎜ ⎟ F(x0 )
n +1 ⎟
⎝ ( x − x 0 ) ⎠
F ′( c )
F(x0 ) = −
( x − c )n
( n + 1)
( x − x 0 )n +1
( x − c )n ( n + 1 )
f (c )
F(x0 ) = − n!
( x − c )n
( n + 1)
( x − x 0 )n + 1
1 ( x − c )n ( x − x 0 ) n + 1 ( n +1)
= . . .f (c )
(n + 1) n ! ( x − c )n
f ( n + 1) ( c )
= ( x − x 0 )n +1
( n + 1)!
= R n (x )
dan
150
(x − t ) ( x − t )n ( n )
F ( x ) = f ( x ) − f (t ) − f ′( t ) − ... − f (t )
1! n!
(x − t ) ( x − t )n ( n )
f ( x ) = F (t ) + f (t ) + f ′( t ) + ... + f (t )
1! n!
subsitusi t = x 0
(x − x0 ) ( x − x 0 )n ( n )
f (x ) = F(x0 ) + f (x0 ) + ′
f ( x 0 ) + ... + f (x0 )
1! n!
(x − x0 ) ( x − x 0 )n ( n )
= f (x0 ) + f ′( x 0 ) + ... + f ( x 0 ) + Rn ( x ) . ☻
1! n!
Untuk selanjutnya berdasarkan Teorema 5.3.1
f ′( x 0 ) f ′′( x 0 ) f (n )( x 0 )
Pn ( x ) = f ( x 0 ) + (x − x0 ) + + ... + ( x − x 0 )n
1! 2! n!
Disebut polinomial Taylor berderajat n ntuk fungsi f di x 0 dan
f ( n + 1) ( c )
Rn ( x ) = ( x − x 0 )n +1
( n + 1)!
Disebut sisa taylor, oleh karena itu jika fungsi f memenuhi syarat-syarat teorema
taylor sehingga diperoleh
f ( x ) = Pn ( x ) + R n ( x )
untuk setiap x ∈ [a , b ] jika nilai Rn (x ) cukup kecil maka polynomial taylor dapat
151
f ( n + 1) ( c ) n +1
Rn ( x ) = x − x0
( n + 1)!
n +1
M x − x0
≤
( n + 1)!
Dengan
{
M = sup f ( n +1) ( x ) : x ∈ I }
Dan I selang tertutup yang dibentuk oleh x 0 dan x . Jika x − x 0 mengecil, maka
berakibat nilai Rn (x ) mengecil pula. Nilai M juga mengecil pula asalkan f ( n +1)
kontinu.
Contoh 6.3.2. Akan dihitung nilai pendekatan e −0 , 02 sampai benar 7 angka dibelakang
koma. Dapat diambil f ( x ) = e x . Karena -0,02 dekat dengan 0, maka diambil
x 0 = 0 dan x = −0,02 . Karena
f n +1( c )
Rn ( 0,02 ) = ( −0,02 − 0 )n +1
( n + 1)!
c
= ( 0,02 )n +1
( n + 1)!
2n +1
≤ ( 0,01)n +1 sup{e t ; t ∈ [− 0,02, 0]}
( n + 1)!
2n +1
≤ ( 0,01)n +1
( n + 1)!
Dengan mengambil n=3 dan karena x − x 0 = ( −0,02 − 0 ) = −0,02 sehingga
e −0 , 02 ≅ f ( −0,02 )
f '(0) f ' '(0) f ' ' '(0)
≅ f (0) + ( −0,02 ) + ( −0,02 )2 + ( −0,02 )3
1! 2! 3!
( −0,02 ) ( −0,02 )2 ( −0,02 )3
≅ 1+ + +
1! 2! 3!
≅ 0,980198666
152
Benar sampai dengan 7 angka di belakang koma, atau dengan kesalahan mutlak
Rn ( −0,02 ) < ( 0,01)4 = 0,00000001 . ☻
f ′( x 0 ) f ′′( x 0 )
f (x ) = f (x0 ) + (x − x0 ) + ( x − x 0 )2 + ⋅ ⋅ ⋅
1! 2!
Atau
f ′( x 0 ) f ′′( x 0 ) 2
f (x0 + h ) = f (x0 ) + h+ h + ⋅⋅⋅
1! 2!
yang disebut deret Taylor atau ekspansi Taylor untuk f(x) di x 0 .
Khususnya, deret Taylor untuk f(x) di 0 adalah (ii).
f ′( 0 ) f ′′( 0 ) 2
f ( x ) = f (0) + x+ x + ⋅⋅⋅
1! 2!
yang disebut deret Maclaurin untuk f(x)
Jika f ′(x ) dan f ′′(x ) ada untuk setip x ∈ [a , b ] dan f ′′ kontinu pada
[a, b ] maka menurut teorema taylor diperoleh
f ′( x 0 ) f ′′( x 0 )
f (x ) = f (x0 ) + (x − x0 ) + ( x − x 0 )2
1! 2!
Dengan c suatu titik di antara x 0 dan x
153
h2
f ( x 0 + h ) = f ( x 0 ) + f ′( x 0 )h + f ′′( x 0 + θh )
2
Dengan h = x − x 0 dan θ suatu bilangan dengan 0 < θ < 1 karena disyaratkan f ′′
kontinue pada [a, b ]
f ′( x 0 ) f ′′( x 0 )
f (x ) = f (a ) + ( x − a )2 + ( x − a )3 + ⋅ ⋅ ⋅
2! 3!
atau
ea ea ea
ex = ea + ( x − a ) + ( x − a )2 + ( x − a )3 + ⋅ ⋅ ⋅
1! 2! 3!
a⎧ ( x − a ) ( x − a ) ( x − a )3 ⎫
2
= e ⎨1 + + + + ⋅ ⋅ ⋅⎬
⎩ 1! 2! 3! ⎭
Selanjutnya, karena x = 0, 98 dekat dengan a = 1 , maka diperoleh
(benar paling sedikit 20 angka di belakang koma, atau R3 ( 0,98 ) < 10 −20 ). ☻
Bilangan a disebut titik nol fungsi f jika f ( a ) = 0 . Dengan kata lain titik
nol fngsi f adalah akar persamaan f ( x ) = 0 . Secara geometri titik nol fungsi f
adalah nilai x sehingga kurva y = f (x ) memotong sumbu datar. Jadi a titik nol
fungsi f jika dan hanya jika ( a , f ( a )) = ( a ,0 ) merupakan titik potong kurva
y = f (x ) dengan sumbu-X
154
Teorema 6.3.5 (Metode Newton) Diberikan selang tertutup I = [a , b ] dan fungsi
f : I → R yang terdeferensial dua kali berturut-turut, jadi f ′( x ) dan f ′′( x ) ada untuk
setiap x ∈ I . Diketahui pula bahwa f ( a ) f ( b ) < 0, f ′( x ) ≥ m > 0 untuk setiap x ∈ I
dan f ′′( x ) ≤ M untuk setiap x ∈ I dn untuk suatu konstanta M > 0 tentu ada selang
I ∗ ⊂ I yang memuat titik nol fungs f katakanlah r sehingga untuk setiap x 1 ∈ I ∗ baris
bilangan {x n } ⊂ I ∗ dengan
f (xn )
x n +1 = x n −
f ′( x n )
Konvergen ke r lebih lanjut
M
x n +1 − r ≤ K x n − r , dengan K =
2
2m
y=f(x)
(x1, f(x1))
r
x3 x2 x1
6.3.5.1 Ilustrasi Metode Newton
Bukti: Menurut hipotesis fungsi f kontinu pada I , naik tegas atau turun tegas
pada I selalu terdapat garis singgung pada kurva y = f (x ) di setiap titik (a, f (a))
dengan a ∈ I dan f mempunyai titik nol didalam ( a , b ) . Jika diambil x 1 ∈ I garis
singgung pada kurva di titik ( x 1 , f ( x 1 )) mempunyai persamaan
y − f ( x 1 ) = f ′( x 1 )( x − x 1 )
Dari garis singgung ini memotong sumbu-X di titik (x 2 ,0) dengan
0 − f ( x 1 ) = f ′( x 1 )( x 2 − x 1 )
atau
155
f (x1 )
x 2 = x1 −
f ′( x 1 )
Dengan cara yang sama, dibuat garis singgung di titik ( x 2 , f ( x 2 )) pada
kurva y = f (x ) yang memotong sumbu-X dititik ( x 3 ,0 ) dengan
f (x2 )
x3 = x2 −
f ′( x 21 )
Proses tersebut dikerjakan terus-menerus maka dperoleh rumus umum
f (xn )
x n +1 = x n − ; n ∈Ν
f ′( x n )
Tinggal diperlihatkan bahwa {x n } konvergen ke r dan
2
x n +1 − r < K x n − r .
156
1 f ' '(c )
x ' ' = x '+( r − x ' ) + ( r − x ' )2
2 f '( x ' )
yang berakibat
1 f ' '(c )
x ' '−r = ( r − x ' )2
2 f '( x ' )
dan karena c ∈ I , serta f ' dan f ' ' terbatas pada I, maka diperoleh
1 f ' '(c )
x ' '−r = x '−r
2
2 f ' '(c )
≤ K x '−r
2
1
Selanjutunya diambil bilangan δ > 0 dengan δ < dan dibentuk selang tertutup
k
I * = [r − δ , r + δ ]
x n + 1 − r ≤ K x n − r ≤ Kδ 2 ≤ δ
2
yang berarti x n +1 ∈ I * . Oleh karena itu, jika pada awalnya diambil x 1 ∈ I * akan
x n + 1 − r < ( Kδ )n x 1 − r
Contoh. 6.3.6. Akan dihitung nilai pendekatan 2 , yaitu titik nol fungsi: f ( x ) = x 2 − 2
xn2 − 2 1 2
x n +1 = x n − = (xn + )
2x n 2 xn
157
Dengan mengambil titik awal x 1 = 1 diperoleh
3 17 577
x2 = = 1,5, x 3 = = (1, 14666...), x 4 = = (1, 414215...),
2 12 408
665857
x5 = = (1,414213562374...)
470832
yang telah benar 10 angka di belakang koma. ☻
Latihan 6.3.
1. Misalkan f ( x ) = cos ax untuk x ∈ R dimana a ≠ 0 . Temukan f n (x )
untuk n ∈ N, x ∈ R .
1 1 1
2. Tunjukkan bahwa jika x > 0 , maka 1 + x − x 2 ≤ 1 + x ≤ 1 + x .
2 8 2
3. Gunakan teorema taylor dengan n=2 untuk aproximasikan 1.2 dan 2.
1
⎛ 1 1 ⎞ ⎛5⎞
4. Jika x > 0 tunjukkan bahwa (1 + x )3 − ⎜ 1 + x − x 2 ⎟ ≤ ⎜ ⎟x 3 .
⎝ 3 9 ⎠ ⎝ 81 ⎠
5. Hitung e dengan koreksi tepat 7 desimal.
158
7
INTEGRAL
RIEMANN
Pembahasan fungsi yang dibicarakan adalah fungsi bernilai real dan yang
didefinisikan pada selang tertutup dan terbatas. Suatu partisi P pada selang (a,b)
suatu himpunan berhingga
{a = x0, x1, x3, x4, x5, ….xn = b}
sedemikian sehingga
a = x 0 < x 1 < x 2 < L < x n −1 < x n = b .
A=x0 x1 x2 x3 xn-1 xn
7.1.1.1. Partisi pada [a,b]
Dengan
mi = sup f (x) dan
159
mi = inf f (x), i = 1, 2, …, n.
dengan xi-1 ≤ x ≤ xn .
Maka dapat dibentuk
− b
R ∫ f (x)dx = inf U(P,f)
a
disebut Integral Bawah Riemann fungsi f pada [a,b] dengan infimum dan
supremum diambil meliputi semua partisi P pada [a,b], jika nilai integral atas dan
integral bawah sama, maka dikatakan bahwa f dapat Terintegral Riemann pada
[a,b] dan dinyatakan Riemann fungsi f pada [a,b] dan dinyatakan dengan f∈[a,b].
Nilai yang sama ini dinamakan Integral Riemann fungsi f pada [a,b] dan ditulis
(R )∫a f ( x )dx
b
jadi
− b b
(R )∫a f (x)dx = (R )∫ f (x)dx = (R )∫ f (x)dx
b
a − a
160
sehingga
f ∈ R [a, b] dan (R )∫
b
f (x)dx = k(b-a)
a
sedang
U(P,g) = b – a
dan
L(P, g) = 0
untuk setiap partisi P pada [a,b]. dengan demikian didapatkan
− b
(R )∫ f (x)dx = b – a
a
dan
b
(R )∫ f (x)dx = 0.
− a
sehingga g ∉ R [a,b] yakni g tidak dapat terintegral Riemann pada [a, b]. ☻
Definisi 7.1.3. Diberikan P dan Q partisi [a, b] dan P ⊃ Q sehingga dikatakan bahwa
partisi P lebih halus dari pada Q, atau P suatu penghalusan Q, Jika P1 dan P2 partisi pada
[a,b] maka P* = P1 ∪ P2 merupakan partisi penghalusan untuk P1 dan untuk P2 partisi P*
disebut penghalusan gabungan untuk P1 dan P2.
Teorema 7.1.4. Dibrikan fungsi terbatas pada [a,b], jika P ⊃ Q maka
L(P,f ) ≥ L(Q,f ) dan U(P,f ) ≤ U(Q,f ).
Bukti: Akan dibuktikan ketidaksamaan yang kedua saja. Diandaikan bahwa P
hanya memuat satu titik c di luar Q = {x0, x1, …. xn) dan xk-1 < c < xk. Kita
namakan m k′ dan m k′′ berturut-turut supremum nilai f (x) pada [xk-1,c] dan pada
[c,xk], dan Mk supremum f (x) pada [xk-1, xk]. maka m k′ ≤ m k dan M” ≤ Mk.
Jadi
U(P,f ) – U(Q,f ) = m k′ (c-xk-1) + m k′′ (xk-c) – Mk (xk – xk-1)
161
Telah kita buktikan bahwa U(P,f ) ≤ U(Q,f ) untuk P hanya memuat satu titik di
luar Q, jika P memuat lebih dari satu titik di luar partisi Q, misalnya r titik, maka
bukti dikerjakan dengan mengulang proses di atas sampai r kali. ◘
Teorema 7.1.5. Diberikan fungsi terbatas pada [a,b], maka Untuk sembarang P dan Q
berlaku
L(P,f ) ≤ U(Q,f )
Bukti: Dibentuk penghalusan gabungan P* = P ∪ Q. Mudah dimengerti bahwa
untuk setiap partisi T berlaku
L(T,f ) ≤ U(T,f ).
Menurut Teorema 7.1.4 diperoleh
L(P,f ) ≤ L(P*,f ) ≤ U (P*,f ) ≤ I(Q,f ), ◘
162
b − b
sup {L (P,f )} = (R )∫ f (x) dx ≤ (R )∫ f (x) dx. ◘
− a a
Teorema 7.1.7. Diberikan fungsi f ∈R [a,b] jika dan hanya jika untuk setiap ε > 0
terdapat partisi P pada [a, b] sehingga berlaku
U(P,f ) – L(P,f ) < ε
Bukti: Untuk setiap partisi P berlaku
b − b
L(P,f ) ≤ (R )∫ f (x) dx ≤ (R )∫ f (x) dx ≤ U(P,f )
− a a
Jadi
− b b
0 ≤ (R )∫ f (x) dx - (R )∫ f (x) dx ≤ U(P,f ) – L(P,f )
a − a
yang berarti f ∈R [a,b]. Sekarang diandaikan f ∈R [a, b] dan diberikan ε > 0 karena
b
(R )∫ f (x) dx = sup L(P,f ) = inf U(P,f ),
a
dan
163
b ε b ε
(R )∫ f (x) dx - < L(P2, f ) ≤ (R )∫ f (x) dx +
a 2 a 2
b ε b
(R )∫ f (x) dx - < L(P2,f ) ≤ L(P,f ) < (R )∫ f (x) dx
a 2 a
Jadi diperoleh
b ε b ε
(R )∫ f (x) dx - < L(P, f ) ≤ U(P1, f ) < (R )∫ f (x) dx +
a 2 a 2
sehingga
U(P,f ) – L(P,f ) < ε
Latihan 7.1.
1. Jika I=[0,4] hitung bentuk partisi berikut ini
• P1=(0,1,2,4).
• P2=(0,1,1,5,2,3,4,4).
Dimana ti titik sembarang pada subselang tertutup [xi-1, xi], i = 1, 2, …., n. Bilangan real A
disebut limit S(P,f ) untuk norma |P | → 0 dan ditulis lim S(P,f ) = A jika dan hanya
P →0
jika untuk setiap ε > 0 yang diberikan dan sembarang pengambilan titik ti ∈ [xi-1, xi],
terdapat δ > 0 sedemikian sehingga untuk semua partisi P pada [a,b] dengan |P |< δ berlaku
164
|S(P ,f ) - A| < ε.
Sesungguhnya jika untuk setiap f yang ditentukan, jumlah S(P, f ) adalah fungsi dari
P dan dari pemilihan ti ∈ [xi-1, xi]. Jadi pada definisi limit di atas ketidaksamaan
|S(P, f ) - A| < ε
harus dipenuhi untuk semua P dengan |P | < δ dan setiap pengambilan ti ∈ [xi-1, xi].
t1 t2 t3 tn
A=x0 x1 x2 x3 xn-1 xn
t1 t2 t3 tn-1 tn
A=x0 x1 x2 x3 xn-1 xn
Contoh 7.2.2. Jika limit S(P ,f ) dan S(P, g) untuk fungsi f dan g pada fungsi konstan
f (x) = k
dan
⎧1, x rasional
g( x ) = ⎨
⎩0, x irrasional
untuk setiap partisi P dari [a,b] diperoleh
n
S(P,f ) = ∑
i =1
f (ti)(xi-xi-1) = k(b-a),
jadi
lim S(P,f ) = k(b-a).
P →0
akan tetapi untuk setiap partisi P, jika ti diambil bilangan rasional maka
n
S(P,g) = ∑
i =1
1(xi-xi-1) = b – a,
Teorema 7.2.3. Jika lim S(P,f ) ada maka mempunyai limit tunggal
P →0
Bukti: Andaikan lim S(P,f ) adalah A dan B. Diambil ε > 0, maka terdapat δ1 > 0
P →0
b
lim S(P,f ) = (R )∫ f (x) dx
P →0 a
Bukti: Andaikan lim S(P,f ) = A dan diberikan ε > 0. dapat dicari δ > 0 sehingga
P →0
166
untuk sembarang pemilihan ti ∈ [xi-1,xi]. Diambil sembarang partisi P dengan
|P | < δ. Jika Mi dan mi berturut-turut supremum dan infimum f (x) untuk
xi-1 ≤ x ≤ xi, maka dapat dipilih t 'i dan t ''i pada [xi-1,xi] sedemikian hingga
ε
F( t 'i ) > Mi -
4(b − a )
dan
ε
f ( t ''i ) < mi +
4(b − a )
Jadi
n
U(P,f ) = ∑
i =1
Mi(ti)(xi-xi-1)
n
ε
< ∑
i =1
( f ( t 'i ) +
4(b − a )
) (xi-xi-1)
n
ε
= ∑
i =1
f ( t 'i ) (xi-xi-1) +
4
Karena |P | < δ, maka diperoleh
ε ε ε
U(P,f ) < A + + =A+
4 4 2
Demikian juga dapat diturunkan
ε
L(P,f ) > A -
2
Jadi asal |P | < δ diperoleh
U(P,f ) – L(P,f ) < ε,
dan terbukti bahwa f ∈ R [a,b]. Mengingat
a 2
dan
167
(R )∫ f (x) dx = sup L(P,f ) > A - ε ,
b
a 2
dan
b
(R )∫ f (x) dx ≥ A,
a
Jadi
b
(R )∫ f (x) dx = A
a
sekarang akan dibuktikan jika f ∈ R [a,b] maka lim S(P,f ) ada. Namun sebelumnya
P →0
Lemma 7.2.5. Diberikan fungsi f yang didefinisikan dan terbatas pada [a,b]. Maka untuk
setiap ε > 0 yang diberikan terdapat δ > 0 sehingga untuk semua partisi P dengan |P | < δ
berlaku
− b
U(P,f ) < (R )∫ f (x) dx + ε
a
dan
b
L(P,f ) > (R )∫ f (x) dx - ε
− a
Bukti: Diberikan ε > 0 maka terdapat suatu partisi P0 = {y0, y1, …. yr} pada [a,b]
sehingga
− b
ε
U(P0,f ) < (R )∫ f (x) dx +
a 2
* **
supremum dari f (x) pada [ x i , x i ] , m i dan m i untuk supremum f(x) berturut
k −1 k k k
mi ( x i − x i ) - m i ( yk − x i ) - m i ( x i − yk ) < M ( x i − x i ) -
* **
k k k −1 k k −1 k k −1 k k −1
m ( yk − x i ) - m [ x i , yk ] = (M-m) ( x i − x i )
k −1 k −1 k k −1
p
≤ ∑
k =1
(M-m)h
r −1
≤ ∑
k =1
(M-m)h
ε
= (r-1) (M-m)h <
2
Jadi
ε
U(P,f ) < U(Q,f ) + .
2
Karena Q ⊃ P0 maka
U(Q,f ) ≤ U(P0,f )
Sehingga diperoleh
169
−
ε b
U(P,f ) < U(P0,f ) + < (R )∫ f (x) dx + ε
2 a
Asalkan |P| < h. Dengan cara yang serupa dapat ditunjukkan bahwa terdapat
bilangan h’ > 0 sehingga untuk |P | < h’ berlaku
b
L(P,f ) > (R )∫ f (x) dx - ε.
− a
Jika δ dipilih yang terkecil di antara h dan h’ maka untuk semua partisi p dengan
|P | < δ berlakulah kedua ketidaksamaan dalam teorema di atas. ◘
Teorema 7.2.6. Fungsi f dapat terintegral Riemann pada [a,b] jika dan hanya jika
lim S(P,f ) ada,
P →0
dan
b
(R )∫ f (x) dx = lim S(P,f )
P →0
a
Bukti: Jika lim S(P,f ) ada maka f ∈ R [a, b] sehingga diberikan ε > 0. Menurut
P →0
Lemma di atas jika f ∈ R [a,b] maka terdapat δ > 0 sehingga untuk semua |P | < δ
berlaku
b
U(P,f ) < (R )∫ f (x) dx + ε
a
dan
b
L(P,f ) > (R )∫ f (x) dx - ε
a
170
Diperoleh
b
|S(P,f ) - (R )∫ f (x) dx | < ε
a
Contoh 7.2.7. Jika f terbatas pada selang [a,b] dengan supremum h dan infimum m, sehingga
h –m = sup {|(x) – f (y)| : x dan y ∈ [a,b]}.
Jadi semua x dan y dalam [a,b] berlaku
m ≤ f (x) ≤ M
dan
m ≤ f (y) ≤ M,
sehingga f (x) dan f (y) pada selang (m,h). Maka selalu berlaku
|f (x) – f (y)| ≤ M-m
untuk setiap x dan y pada [a,b]. Diberikan ε > 0. Maka terdapat x dan y anggota [a,b]
sedemikian hingga
ε ε
m ≤ f (y) < m + <M- < f (x) ≤ M.
2 2
jadi
M-m-ε < f (x) – f (y) = |f (x) – f (y)| ≤ M-m.
dengan demikian M-m adalah suatu batas
E = {|f (x) – f (y)| : x dan y ∈ [a,b]}
dan setiap bilangan yang kurang dari M-m bukan batas E. jadi
M-m = sup E. ☻
Teorema 7.2.8. Jika f ∈ R [a,b] maka f 2 ∈ R [a,b].
Bukti: Diberikan ε > 0 sebarang. Karena f ∈ R [a,b] maka terdapat partisi
P = {x0 x1, …, xn}
pada [a,b] sehingga
171
n
ε
U(P,f ) – L(P,f ) = ∑
i =1
(Mi – mi) (xi – xi-1) <
2M
dengan
sup {|f (x)| : a ≤ x ≤ b}.
| f 2(x) – f 2(y)| = |f (x) – f (y)| |f (y) + f (y)|
≤ 2M| f (x) – f (y)
≤ 2M(Mi – mi)
Jika M *i dan m*i adalah suprenum dari infimum nilai f 2(t) untuk xi-1 ≤ t ≤ xi, maka
diperoleh
M *i - m*i = sup {|f (x) – f (y)| : x dan y ∈ [xi-1, xi]} ≤ 2M(Mi – mi).
2 2
Jadi
n
2
U(P,f ) – L(P,f ) = 2
∑
i =1
(Mi – mi) (xi – xi-1)
n
≤ 2M ∑ (Mi – mi) (xi – xi-1) < ε
i =1
b b b
(RS )∫ f (f+g)(x) dx = (RS )∫ f (x) dx + (RS )∫ g(x) dx
a a a
2. Jika f ∈ R [a,b] dan a < c < b maka f ∈ R [a,b] dan f ∈ R [c,b] dan
b b b
(RS )∫ f( x) dx = (RS )∫ f (x) dx + (RS )∫ f (x) dx
a a a
173
8
INTEGRAL
RIEMANN-STIELTJES
Pada bab ini dibicarakan integral lebih umum dari integral Riemann, yang disebut
integral Riemann-Stieltjes. Integral Riemann adalah keadaan khusus untuk integral
Riemann-Stieltjes. Dengan demikian sifat-sifat atau teorema-teorema tentang
integral Riemann-Stieltjes akan berlaku juga untuk integral Riemann setelah
diadakan pengkhususan.
b
(RS )∫ f dg = sup L(P, f, g)
− a
dengan inf dan sup diambil meliputi semua partisi pada [a,b]. Jika
174
− b b
(RS )∫ f dg = (RS )∫ f dg,
a − a
ada, yakni
− b b
(RS )∫ f dg = (RS )∫ f dg
a − a
maka dikatakan bahwa f dapat terintegral terhadap g menurut Riemann dan ditulis
f ∈ RS(g). Dengan mengambil g(x) = x, terlihat bahwa integral Riemann merupakan
keadaan khusus integral Riemann-Stieltjes. Perlu dinyatakan secara eksplisit di sini
bahwa fungsi naik monoton g tidak perlu kontinu. Nilai integral bergantung kepada
f, g (yang naik), a, dan b tetapi tidak kepada variabel pengintegralan, yang boleh
dihapuskan. Dengan diketahui f terbatas pada [a,b] maka baik inf U(P, f, g) maupun
sup L(P, f, g) dijamin berhingga, sehingga masalah tentang kedapatanterintegralan f
pada [a,b] adalah masalah kesamaan inf I(P, f, g) dan sup L(P, f, g)
Teorema 8.1.2. Jika partisi P* suatu penghalusan partisi P pada [a, b], maka
U(P*, f, g) ≤ U(P, f, g)
dan
L(P*, f, g) ≥ L(P, f, g).
Untuk sebarang P dan Q berlaku
L(P, f, g) ≤ U(Q, f, g).
b − b
Teorema 8.1.3. Jika fungsi f terhadap g pada [a,b] maka (RS )∫ f dg ≤ (RS )∫ f dg
− a a
175
Teorema 8.1.4. Fungsi f ∈ RS(g) jika hanya setiap ε > 0 yang diberikan terdapat suatu
partisi P pada [a,b] sehingga
U(P, f, g) – L(P, f, g) < ε
Teorema selanjutnya sangat penting untuk membuktikan apakah suatu fungsi
adalah dapat terintegral Riemann-Stieltjes terhadap g.
Teorema 8.1.5 Jika f kontinu pada [a,b] maka f ∈ RS (g).
Bukti: Diberikan ε > 0. Karena f kontinu pada [a,b] maka f kontinu seragam pada
[a,b]. Dapatlah dipilih η > sehingga
(g(b) – g(a)) < ε
Dengan demikian terdapat δ > 0 sehingga untuk semua z dan y ∈ [a,b] dengan
|x - y| < δ berlaku
|f (x) – f (y) | < η
Dipilih suatu partisi P pada [a,b] dengan |P | < δ. Maka pada setiap subselang
[xi-1, xi] terdapat titik t i′ dan t i′′ sehingga
f ( t i′ ) = Mi
dan
f ( t i′′ ) = mi
dan
|Mi - mi| < η, (I = 1, 2, …., n)
Dengan demikian
n
U(P, f, g) – L(P, f, g) = ∑
i =1
(Mi – mi) Ugi
n
(η ∑ (g’xi) – g(xi-1)) = η (g(b)) – g(a) < ε
i =1
maka f ∈ RS (g).
Teorema 8.1.6. Jika f fungsi monoton pada [a,b] dan g kontinu pada [a,b], maka f ∈RS(g).
176
Bukti: Diandaikan bahwa f naik monoton pada [a,b]. Karena g kontinu pada [a,b],
untuk setiap bilangan asli n dapat dipilih suatu partisi P pada [a,b], sehingga
g (b ) − g ( a )
Ugi = , (i = 1, 2, …, n)
n
Karena f naik, maka
Mi = f (xi) dan mi = f (xi-1) untuk i = 1, 2, …., n.
Jadi
n
U(P, f, g) – L(P, f, g)= ∑
i =1
(f (xi) – f (xi-1))Ugi
g (b ) − g ( a )
= (f (b) – f (a)).
n
Dengan demikian untuk setiap ε > 0, dengan mengambil n yang cukup besar dapat
dicari partisi P pada [a,b] sehingga
U(P, f, g) – L(P, f, g) < ε
Sehingga fungsi f ∈ RS(g). ◘
Teorema 8.1.7. Jika f terbatas pada [a,b] dan mempunyai titik-titik diskontinu yang
berhingga pada [a,b], dan g kontinu di setiap titik di mana f diskontinu, maka f ∈RS (g).
Bukti: Diberikan ε > 0 . Diambil M = sup | f(x)| dan dimisalkan E adalah
himpunan (berhingga) titik titik diskontinu fungsi f. Karena E berhingga dan g
kontinu di setiap titik anggota E, maka E dapat diselimuti oleh selang-selang
tertutup saling asing yang cacahnya berhingga (uj, vj) ⊂ [a,b] sedemikian hingga
jumlah selisih-selisih yang bersangkutan g(vj) – g(uj) kurang dari ε. Selanjutnya,
selang-selang ini diletakkan sedemikian hingga setiap titik E yang terletak di selang
terbuka (a,b) terletak di dalam interior sesuatu [uj, vj]. Jika semua selang terbuka
(uj, vj) dikeluarkan dari [a,b], maka himpunan K yang tertinggal adalah suatu
himpunan kompak. Jadi f kontinu seragam pada K, dan terdapatlah suatu δ > 0
sehingga
| f(s) – f(t) | < ε
177
untuk semua s dan t di dalam K dengan |s - t| < δ. Sekarang dibentuk partisi
P = {x0, x1, …, xn}
pada [a,b] sedemikian hingga, setiap uj dan setiap vj anggota P. dan untuk setiap j,
P ∩ (uj, vj)
adalah kosong. Jika xi-1 bukan suatu uj maka diambil xi – xi-1 < δ, perhatikan bahwa
untuk setiap i berlaku
Mi – mi ≤ 2M.
dan
Mi – mi < ε
kecuali apabila xi-1 adalah salah satu antara uj. Dengan demikian
U(P, f, g) – L(P, f, g) = ∑
xi −1 ≠u j
(Mi – mi) Ugi
∑
x i −1 = u j
(Mi – mi) Ugi < ε ∑
i =1
Ugi + 2M ∑ (g(vj) – g(uj))
j
= (g(b) – g(a)) ε + 2 M ε
Karena ε > 0 sembarang, maka f ∉ RS (g). ◘
Contoh 8.1.8. Buktikan bahwa f ∈ RS (g) pada [0,3] jika diberikan
⎧2 untuk 0 ≤ x < 1
⎪
f (x ) = ⎨1 untuk 1 ≤ x < 2
⎪3 untuk 2 ≤ x ≤ 3
⎩
dan
⎧ 1
0 untuk 0 ≤ x ≤ 1
⎪⎪
g (x ) = ⎨
2
1
⎪2 untuk 1 < x ≤ 3
⎪⎩ 2
3
nilai (RS )∫ f dg karena f ∈ RS(g). Diambil P = {0, 1 12 , 1 34 , 3}, maka
0
U(P, f, g) = 2
178
dan
L(P, f, g) = 2
Karena
3
L(P, f, g) ≤ (RS )∫ f dg
0
≤ U(P, f, g),
3
maka (RS )∫ f dg = 2. ☻
0
179
Latihan 8.1.
1. Tunjukkan fungsi Dirichlet tidak terintegral Riemann-Stieltjes
2. buktikan bahwa setiap fungsi kontinu pada [a,b] adalah Terintegral
Riemann-Stieltjes pada [a,b].
3. Diberikan f ∈ RS(g) jika hanya setiap ε > 0 yang diberikan terdapat suatu
partisi P pada [a,b] sehingga
U(P, f, g) – L(P, f, g) < ε
4. Buktikan bahwa fungsi interval tertutup Terintegral Riemann-Stieltjes dan
subinterval juga terintegral Riemann-Stieltjes
5. Buktikan jika f terintegral Riemann-Stieltjes pada [ab]maka | f | teritegral
pada [a,b]
b b
(RS )∫ cf dg = c (RS )∫ f dg
a a
Teorema 8.2.3. Jika f ∈ RS(g) pada [a,b] dan jika a < c < b, maka f ∈ RS(g) pada
[a,b] dan [c,b], dan
c b b
(RS )∫ f dg + (RS )∫ f dg = (RS )∫ f dg.
a c a
Teorema 8.2.4. Jika f ∈ RS(g) pada [a,b] dan jika ⎪f (x)⎪ ≤ M pada [a,b], maka
180
(RS )∫a
b
f dg ≤ M [g(b) – g(a)]
b b b
Teorema 8.2.5. (RS )∫ f d(g1 + g2) = (RS )∫ f dg1 + (RS )∫ f dg2
a a a
Teorema 8.2.6. Jika f ∈ RS(g) dan c suatu tetapan positif, maka f ∈RS(cg) dan
b b
(RS )∫ f d(cg) = c (RS )∫ f dg
a a
ε
Karena hubungan ini berlaku untuk setiap ε > 0, maka didapatkan
b − b
f (s) = (RS )∫ f dg ≤ (RS )∫ f dg.
− a a
181
b
Jadi ∫ a
f dg = f (s). ☻
Contoh 8.2.8. Diberikan deret suku positif ∑cn yang konvergen, dan {sn } barisan titik-titik
berlainan pada [a,b], dan
∞
g(x) = ∑n =1
cn1(x – sn)
karena untuk setiap x berlaku 0 ≤ cn I(x-sn) < cn dan deret ∑cn konvergen, maka g(x)
konvergen untuk setiap x. Jelas bahwa g naik monoton, dan g(a) = 0 dan g(b) = ∑cn,
Diberikan ε > 0, Maka dapat dipilih bilangan bulat positif p sehingga
∞
∑
n = p +1
cn < ε
diambil fungsi
p
g1(x) = ∑
n =1
cnI(x – sn)
dan
∞
g2(x) = ∑
n = p +1
cnI(x – sn)
Karena
g2(a) = 0
dan
g2(b) = ∑
n = p +1
cn < ε,
182
maka
g 2 (b) - g 2 (a) < ε
dan
b
(RS )∫ f dg 2 ≤ M ε
a
jadi
b p b b b
(RS )∫ f dg − ∑ c n (s n ) = (RS )∫ f dg − (RS )∫ f dg 1 = (RS )∫ f dg 2 ≤ Mε
a n =1 a a a
b
jika diambil p → ∞ diperoleh (RS )∫ f dg = ∑ c n f ( s n ) . ☻
a n =1
Teorema 8.2.9. Diberikan fingsi g naik monoton dan g ′ ∈RS ( g ) . Diberikan f suatu
fungsi real yang terbatas pada [a, b ] . Maka f ∈RS ( g ) pada [a, b ] jika dan hanya jika
fg ' ∈RS [a, b ] . Dalam hal ini
b b
(RS )∫ f dg = (RS )∫ f (x )g ' (x ) dx
a a
183
jika kita menamakan m i' dan m in berturut-turut untuk inf dan sup g ' (x ) pada
[x i −1 , x 1 ] , maka untuk setiap s i ∈ [x i −1 , x 1 ] berlaku
m i' ≤ g ' (s i ) ≤ m i'
sehingga
n
∑ g ' (s ) − g ' (t ) (x
i =1
i i 1 − x i −1 ) < ε
∑ f (s i ) Δ g i = ∑ f (s )g ' (t ) Δ x
i i i
i =1 i =1
maka diperoleh
∑ f (s ) Δ g − ∑ f (s g ')(s )(x
n n
i i i i 1 − x i -1 ) ≤ Mε
i =1 i =1
Khususnya diperoleh
∑ f (s ) Δ g
n
i i ≤ U ( P , fg ' ) + Mε
i =1
184
−b −b
(RS ) ∫ f dg = (RS ) ∫ f (x ) g ' dx
a a
Teorema 8.2.11. Diberikan h suatu fungsi yang naik tegas dari selang [ A, B ] terhadap
selang [a, b ] , f∈RS(g) pada [a, b ] . Selanjutnya didefinisikan G dan F pada [ A, B ] dengan
G(y) = g(h(y)) dan F(y) = f (h(y).
Maka f ∈ RS(G) pada [ A, B ] dan
dengan partisi Q = {y0, y1, … yn} pada [ A, B ]. Semua partisi pada [ A, B ] dapat
diperoleh dengan cara ini. Karena nilai-nilai yang diperoleh f pada [x i- 1 , x i ] tepat
sama dengan nilai-nilai yang diperoleh F pada [ y i- 1 , y i ] , maka mudah dimengerti
bahwa
U(Q, F, G) = U(P, f, g)
dan
185
L(Q,F,G) = L(P, f, g)
Karena f ∈ RS(g) maka P dapat dipilih sehingga U(P, f, g) dan L(P, f, g) dekat
terhadap (RS )∫ f dg . Yakni, jika diberikan ε > 0, dapat dicari P pada [a, b ]
b
sehingga
B b
Karena ini berlaku untuk setiap ε > 0, maka F ∈ RS(G) dan ∫ A
F dG = ∫ f dg
a
(RS )∫A F dG = (RS )∫A f (h ( y ))h ' ( y )dy = (RS )∫a f (x )dx
B B b
Maka F adalah kontinu pada [a, b ] , jika f kontinu di x0∈ [a, b ] , maka F dapat terdiferensial
di x0, dan
F' (x0) = f(x0).
Bukti: Karena f ∈RS [a, b ] , maka f terbatas pada [a, b ] . Diandaikan ⏐F(x)⏐ ≤ M
untuk a ≤ x ≤ b.
F (t ) − F (s )
− f (x 0 ) =
1
(RS )∫s ( f (u ) − f (x ))du < ε
t
t −s t −s
(RS )∫a
b
f(x) dx = F (b ) – F (a )
∑ f (t ) (x
n
i i - x i- 1 )= F(b) - F(a )
i =1
sehingga diperoleh
F ( b ) − F ( a ) - (RS )∫ f ( x ) dx ≥ L ( P,f ) ≥ ε
b
Bukti: Misalkan H (x) = F(x) G(x), maka H ∈ RS [a,b] . Karena F dan G dapat
terdidefensial maka H demikian juga h′ = FG′ + F′G. maka, diperoleh
188
2. Misalkan fungsi real terbatas yang didefinisikan pada [0.1]. Jika f diskontinu
di setiap titik pada himpunan Cantor c, dan Kontinu di titik yang lain,
buktikan bahwa f ∈ RS [0,1]
3. Misalkan f fungsi real yang didefinisikan pada [0,1] dan untuk setiap
k > 0 diketahui bahwa f ∈ RS [k ,1]. Didefiniskan
k →0
Buktikan f ∈ RS [0,1].
4. Diandaikan f ∈ RS[a,b] untuk setiap b > a dengan a tertentu. Didefinisikan
∞
(RS )∫a f (x )dx = blim
→∞
f (x )dx
Jika limit itu juga ada setelah f diganti f , maka dikatakan bahwa
∞
RS ∫ f (x )dx konvergen mutlak.
a
konvergen.
5. Jika p dan q bilangan real positif sedemikian hingga. Buktikan jika u ≥ 0 dan
u p uq
v ≥ 0, maka uv ≤ + kesamaan berlaku jika dan hanya jika up = vq
p q
1 1
6. Jika p dan q bilangan real positif sedemikian hingga + = 1 . Buktikan
p p
b
maka : ∫ fhdg ≤ 1
a
189
(c) jika f dan h di dalam RS (q), maka
1 1
RS ∫ fhdg ≤ ⎛⎜ RS ∫ f dg ⎞⎟ ⎛⎜ RS ∫ f dg ⎞⎟
b b p p b q q
a ⎝ a ⎠ ⎝ a ⎠
Ini dinamakan ketidaksamaan Holder. Jika p=q=2 ketidaksamaan itu
biasanya dinamakan ketidaksamaan Schwarz.
190