Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TRANSFORMASI DAN KOLINEASI

A. Tujuan Pembelajaran Umum


Mahasiswa memahami konsep transformasi dan Kolineasi
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah selesai mempeiajari pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan dapat
1. Menentukan apakah suatu pemetaan merupakan suatu transformasi atau
bukan,
2. Menentukan unsur tetap dalam suatu transformasi.
3. Menentukan hasil transformasi dari suatu unsur.
4. Meiukis hasil transformasi dari suatu unsur.
5. Menentukan apakah suatu transformasi merupakan suatu kolineasi atau
bukan.

Istilah geometri transformasi dapat ditafsirkan sebagai geometri yang membahas


transformasi dan juga geometri yang diiandasi oieh transformasi. Konsep transformasi
sangat erat kaitannya dengan konsep fungsi yang bijektif. Pada pembahasan berikut
akan dibahas konsep transformasi terutama dibatasi pada geometri bidang Euclides.

C. Uraian Materi
2.1 Transformasi sebagai Suatu Fungsi
Sebelum membahas pokok permasalahan transformasi dan kolineasi ada
baiknya jika sebelumnya dibahas kembali konsep fungsi karena pada dasarnya konsep
fungsilah yang mendasari konsep-konsep pada geometri transformasi.

Definisi 2.1

Suatu fungsi f dari himpunan A ke dalam (into) himpunan B adalah


pengawanan yang memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota
B . Bila a∈ A maka pasangannya dinyatakan dengan

f (a)=b ∈ B
B disebut dengan peta dari A oleh f dan A disebut prapeta dari B .
Definisi 2.2

Suatu fungsi f dari himpunan A ke himpunan B disebut satu-satu (injektif)

bila untuk sembarang elemen berlainan a1 dan a2 yang berada di dalam A

maka f (a1 )≠f (a2 ) .

Dalam notasi matematis dinyatakan, f : A→ B dikatakan satu-satu jika


∀ a 1 , a2 ∈ A dengan a1 ≠a 2 maka f (a1 )≠f (a2 ) .

Definisi di atas dapat dinyatakan dalam bentuk ekuivalen


f : A→ B dikatakan satu-satu jika ∀ f (a1 ), f (a 2 )∈ B

dengan f (a1 )=f (a2 ) maka a1 =a 2

Definisi 2.3

Suatu fungsi f dari himpunan A ke himpunan B disebut kepada (surjektif)


bila untuk setiap b ∈ B terdapat a∈ A sehingga f (a)=b . Dalam notasi

matematis dinyatakan dengan f : A→ B dikatakan surjektif bila ∀ b ∈ B

maka ∃a ∈ A sehingga f (a)=b


Fungsi yang bersifat injektif dan surjektif dikatakan suatu fungsi yang
bijektif.

Definisi 2.4
Suatu transformasi T adalah suatu fungsi bijektif dari himpunan titik dalam bidang
Euclides ke dalam himpunan yang sama.
Contoh 2.1
Andaikan g dan h dua garis yang sejajar pada bidang Euclides V . A adalah sebuah
titik yang terletak di pertengahan antara g dan h . Suatu padanan T dengan daerah
asal g yang didefinisikan seperti berikut.

Apabila P∈ g maka P'=T ( P )=⃗


PA∩h
a. Apakah daerah nilai dari T ?
'
b. Apabila D∈ g , E ∈ g , D≠E , buktikan bahwa D E =DE dengan D =T ( D )
' '

'
dan E =T ( D ) .
c. Apakah T merupakan suatu transformasi ?
Jawab :
a.

Gambar 2.1
Daerah nilai dari T adalah h .

b. Karena A di tengah-tengah g dan h dan juga g // h maka AE= AE dan


'

' ' ' ' '


AD =AD . Perhatikan bahwa ∠ DAE =∠ D AE sehingga Δ DAE≃ΔB AE

menurut ( S−Sd−S ) . Jadi, DE=D E .


' '

c. Akan diselidiki apakah T suatu pemetaan yang bijektif dengan menyelidiki sifat

injektif dan surjektifnya T. Ambi! T ( C )=T ( B ) ∈h ,

akan diselidiki apakah C=B ∈ g .


T ( C )=C ' dan T ( B )=B' akibatnya,
' '
C =B . Karena C =B
' '
maka

AC
'
berhimpit dengan AB (ingat kelompok aksioma insidensi euclides bahwa melalui
'
dua titik yang berbeda hanya bisa dibuat tepat satu garis lurus). Karena B ∈ h,
'
maka pasti ada B ∈ g sedemikian sehingga T ( B )=B
'
begitu pula untuk C
'
sedemikian sehingga T ( C )=C (ini menunjukkan sifat surjektif dari T ). A
' '
adalah titik tengah dari BB dan A juga merupakan titik tengah dari CC dan
B'=C ' akibatnya, B=C . Jadi T injektif. Dengan demikian T adalah suatu
transformasi

Contoh 2.2

Misalkan diberikan pemetaan β pada bidang Cartesian yang memasangkan ( x, y ) ke


( x , y 3 ) . Dapat diselidiki bahwa β merupakan suatu transformasi. Perhatikan bahwa

(u , v )
1
3
oleh β setiap titik akan dipetakan ke titik ( u, v ) dengan kata lain,

( )=( u , v ) .
1
3
β u ,v

Contoh 2.3

Misalkan diberikan pemetaan α pada bidang Cartesian yang memetakan titik ( x, y )

ke titik ( x , y ) . Maka α bukanlah suatu transformasi karena tidak ada titik ( x, y )


2

sedemikian sehingga α ( ( x , y ) )=(−1,3 ) sehingga α tidak surjektif.


Contoh 2.4
Misalkan diberikan suatu pemetaan γ dengan rumus

(
γ ( x , y )= −x+
y
2
, x +2).
y
u=− x+
Misalkan 2 dan v =x+2 . Akibatnya diperoleh penyelesaian tunggal
x=v −2 dan y=2 u+2 v−4 sedemikian sehingga

γ ( x , y )= ( u , v )
Selanjutnya, dapat diselidiki bahwa γ merupakan suatu transformasi.
Contoh 2.5
Andaikan A ∈V . Di definisikan suatu pemetaan T dengan daerah asal V dan daerah
nilai V dengan definisi seperti berikut.

(1) T ( A ) =A

(2) Apabila ada titik lain P selain A maka T ( P )=Q dengan Q adalah titik

tengah ruas garis AP .


Selidiki apakah pemetaan tersebut merupakan suatu transformasi.
Jawab :

Gambar 2.2

Jelas A memiliki peta yakni A sendiri. Ambil sembarang titik R A pada V . Karena V
suatu bidang Euclides maka menurut aksioma insidensi ada suatu garis yang melalui
A dan R dan tentu pula ada suatu ruas garis AR sehingga ada tepat satu titik S
diantara A dan R sedemikian sehingga AS=SR . Hal ini berarti untuk setiap X V ada
dengan tunggal Y dengan Y =T ( X) yang memenuhi persyaratan (2). Jadi daerah asal
dari T adalah V .
Untuk menunjukkan T surjektif maka dapat pula ditunjukkan bahwa daerah nilai dari
T adalah juga V . Untuk hal itu akan diselidiki apakah setiap titik di V memiliki
prapeta. Jadi, apabila Y V apakah ada X V dengan T ( X )=Y . Menurut ketentuan (1),
jika Y = A maka prapetanya adalah Y sendiri sebab T ( A )= A .

Gambar 2.3
Jika Y A maka ada dengan tunggal X dengan X AY sehingga AY =YX . Jadi Y adalah
titik tengah dari AX yang merupakan satu-satunya titik tengah. Jadi Y =T ( X) . Hal ini
menunjukkan bahwa X merupakan prapeta dari Y sehingga setiap titik padaV
memiiiki prapeta. Jadi T surjektif. Untuk menyelidiki apakah T injektif, ambil
sembarang dua titik P dan Q dengan P A ,Q A dan P Q dan juga P ,Q dan A tak
segaris. Selanjutnya akan diselidiki kedudukan dari T ( P) dan T (Q) .

Gambar 2.4

´ dan T (Q) AQ
Andaikan T ( P ) =T (Q). Karena T ( P) AP ´ maka dalam hal ini AP
´ dan
´ memiliki dua titik sekutu yakni A dan T (P)=T (Q). Ini berarti garis AP
AQ ´ dan AQ
´
´ . Ini bertentangan dengan pemisalan bahwa A , P
berhimpit yang mengakibatkan Q AP
dan Q tak segaris. Jadi pengandaian bahwa T ( P ) =T (Q) adalah salah. Jadi yang benar
adalah T ( P ) T (Q). Kasus jika A , P dan Q yang segaris dapat dijelaskan secara analog.
Dari uraian di atas teriihat bahwa T suatu pemetaan yang injektif dan juga T adalah
suatu pemetaan yang surjektif. Jadi T merupakan suatu pemetaan yang bijektif.
Kesimpulannya T adalah suatu transformasi.

2.2 Kolineasi
Dalam mempelajari transformasi perlu dikenal adanya unsur-unsur yang
bertahan (tidak berubah / invarian) jika dikenakan suatu transformasi padanya. Suatu
titik yang bertahan terhadap transformasi disebut dengan titik tetap. Sedangkan garis
yang bertahan terhadap transformasi disebut dengan garis tetap. Jika suatu
transformasi punya sifat yang demikian maka transformasi tersebut disebut
mempertahankan titik atau garis. Suatu sifat yang bertahan terhadap suatu
transformasi bila sifat yang berlaku bagi unsur di bidang akan berlaku pula bagi unsur
hasil transformasinya.
Definisi 2.5
Misalkan T suatu transformasi. T disebut suatu Kolineasi bila hasil
transformasi suatu garis akan berupa garis lagi. Dengan kata lain, jika k suatu
garis maka T (k ) juga merupakan suatu garis.
Contoh 2.6
Pemetaan pada bidang Cartesius dengan aturan
2
(x , y )=( x , y )
bukan merupakan suatu transformasi karena tidak bijektif, sebab
(−1 , 2)(1 , 2) tetapi (−1 , 2 )=(1 , 2)=(1 , 2) .
Contoh 2.7
y
(
Diketahui suatu pemetaan dengan rumus ( x , y ) = −x + , x+ 2
2 )
a) apakah suatu kolineasi ?
b) tentukan dan gambar peta dari y=x 2
c) jika ada, tentukan unsur-unsur tetapnya.
Jawab :
a. Pemetaan ini dapat dinyatakan dalam bentuk
y
: x '=−x + dan y '=x +2 (1)
2
Untuk menunjukkan bahwa suatu kolineasi terlebih dahulu harus ditunjukkan
bahwa suatu transformasi. Untuk sembarang (x 1 , y 1 )( x2 , y 2)maka

( y ) 1
( x 1 , y 1 ) = −x 1 + 2 , x 1 +2 dan

( x , y ) =(−x + 2 , x +2 ).
y 2
2 2 2 2
Untuk setiap hasil transformasi (x ' , y ' ) selalu berasal dari tepat satu (x , y )
melalui rumus
❑ : x= y ' – 2 dan y=2(x ' + y ' – 2) (2)
−1

Ambil sembarang garis h :ax +b y +c =0. Oleh maka h akan dipetakan menjadi
h ' :a ( y ' −2)+b[ 2(x '+ y '−2)]+c =0
ay ' −2 a+2 b x '+2 b y '−4 b+ c=0
2 b x '+(2 b+a) y ' +(c−2 a−4 b)=0
Hasilnya merupakan suatu garis lagi. Akibatnya adalah suatu Kolineasi.
b. Untuk menentukan peta dari y=x 2 substitusikan x dan y pada persamaan (2)
sehingga diperoleh
2
2(x '+ y ' – 2)=( y ' – 2 )
' 2
2 x +2 y – 4=( y ) – 4 y '+ 4
' '

2
2 x '=( y ' ) – 6 y ' +8
1 '2
x = ( y ) – 3 y '+4
'
2

Gambar 2.5
c. Untuk menyelidiki ada tidaknya unsur tetap maka dari (1) ambil x' = x dan y '= y.
Dengan demikian akan diperoleh x = - x + y/2 ;Y=X+2 Atau y = 4x dan y = x +
2. Yang terpenuhi untuk x = 2 dan y = 4 Jadi titik tetapnya adaiah (2/3,8/3).
Untuk menentukan garis tetapnya, untuk x' = x dan y '= y, persamaan
garis h dan h' harus dibuat identik sehingga diperoleh
(ax + by + c = 0) = (2bx+ (2b-a) y + (c-2 a-4b) = 0)

a b c
= =
Jika dan hanya jika 2b 2b-a c-2a-4b
2ab- a 2 =2 b 2
ac-2a2 -4ab = 2bc
bc-2ab-4b2=2bc-ac atau -2ab-4b2 =bc-ac
yang terpenuhi hanya untuk a = b = c = 0.
Kesimpulanhya tidak ada garis yang tetap.

Co
ntoh 2.8
Diberikan suatu pemetaan dengan aturan f (x , y) = (x ,y 3). Dapat ditunjukkan
bahwa f suatu transformasi tetapi bukan suatu kolineasi sebab garis y = x akan
dipetakan menjadi fungsi kubik y = x3.
Contoh 2.9
Diberikan garis g ∈ E. Susun suatu pemetaan T yang membawa B, (B ∈ g) ke B
sendiri sedangkan jika titik A ∉ g dibawa ke A' sedemikian sehingga


'
AA ⊥ g , jarak berarah (A’, g) setengah dari jarak berarah (A , g).
a. Buktikan bahwa T merupakan suatu transformasi.
b. Buktikan bahwa T merupakan suatu kolineasi.
c. Temukan garis tetapnya jika ada.
Jawab
a. Untuk sembarang titik A ∈ E selalu dapat dilukis A '=T ( A) secara tunggal,
demikian pula sebaliknya, untuk sembarang C ' ∈ E selalu dapat dilukis kembali
prapetanya C secara tunggal. Akibatnya T merupakan suatu transformasi.
Gambar 2.6
b. Garis g adalah hirnpunan titik tetap jadi T ( g ) =g' =g berupa garis lagi. Ambil garis
h ≠ g . Misalkan titik potong (g , h)=Q maka T (Q)=Q'=Q . Ambil P ∈h dan lukis
'
P =T (P), tarik garis m(Q ' , P '). Dengan sifat kekongruenan dua segitiga dapat
dibuktikan bahwa untuk sembarang

Gambar 2.7
R ∈h maka R '=T (R) akan terletak pada m. Sebaliknya untuk sembarang titik
C ' pada m dapat dilukis C pada h sedemikian sehingga C ' =T (C). Dengan
demikian maka garis lurus m adalah T (h). Jadi T merupakan suatu kolineasi.
c. Telah diperoleh dari b bahwa g adalah garis tetap. Misalkan ada garis tetap lain k .
Ambil S ∈k , maka S '=T ( S) harus pada k sedangkan SS ' ⊥ g . Jadi haruslah
k ⊥ g . Sebaliknya dengan cara yang sama dapat dibuktikan bahwa untuk
sembarang s ⊥ g maka s akan merupakan garis tetap. Jadi garis tetap terhadap T
adalah garis gdan semua garis yang tegak lurus terhadap g.
Berikut ini akan diperkenalkan tentang konsep Isometri. Pembahasan Isometri
secara lebih mendalam akan dibahas pada bab selanjutnya.
Defmisi 2.6
Suatu trasformasi T disebut suatu Isometri jika dan hanya jika untuk setiap
pasang titik P dan Q memenuhi
P ' Q' =PQ dengan P' =T (P) dan Q '=T (Q).
Untuk notasi selanjutnya, suatu Isometri akan dilambangkan dengan U.

Contoh 2.10
Misaikan diberikan suatu pernetaan T dengan aturan, untuk setiap titik P( x , y )
maka T ( P)=P’=(x ,− y ). T merupakan suatu transformasi mudah ditunjukkan.
Selanjutnya akan diselidiki apakah T merupakan suatu Isometri (U).
Ambil sembarang pasangan titik A(x 1 , y1 ) dan B( x 2 , y 2 ). Oleh transformasi T
maka A( x 1 , y1 ) dibawa ke A '( x 1 ,− y 1) dan B( x 2 , y 2 ) dibawa ke B' (x 2 ,− y 2 ).
Akan diselidiki apakah AB= A ' B' .
2 2 1 /2 2 2 1/ 2
AB=[( x 2−x 1 ) + ( y 2− y 1 ) ] =[ ( x 2−x 1) + ( y 1− y 2 ) ]
2 1/ 2
¿ [ ( x 2−x 1 )2 + (− y 2 −[− y 1 ]) ] = A ' B'
Jadi, T adaiah suatu U
Karena AB menyatakan panjang garis AB dan A ' B' menyatakan panjang
dari garis A ' B' maka U mempertahankan panjang garis (mempertahankan jarak).
D. Latihan
1. Tentukan manakah dari pemetaan-pemetaan yang didefinisikan pada bidang
Kartesian berikut merupakan suatu transformasi. Jelaskan jawaban Anda.
a. Ux , y ¿=( x3 , y 3)
b. f ( x , y )=( 2 x ,3 y )
c. f ( x , y )=√3 x , e y ¿
d. f (x , y )=( cos x , sin y )
e. f ( x , y )=( 3 y , x+ 2)
f. f ( x , y )=( x3 , y 2)
Diberikan f( x, y) = (2x + 1 , y - x)
a. Seildiki apakah f merupakan suatu kolineasi atau bukan.
b. Kenakan f pada P(3 ,−4) dan juga pada y=x 3. Lukislah hasil pemetaan
dari P dan y=x 3.
c. Jika ada tentukan unsur-unsur tetapnya.
2. Diketahui f suatu transformasi dengan rumus ( x ' , y ' )=( y , 4 x) .
a. Apakah f suatu kolineasi ?
b. Apakah f memuat titik tetap atau garis tetap ?
3. Diberikan tiga titik tak segaris A , R dan S . Seperti pada gambar di bawah.

Garmbar 2.8
4. Misalkan T adalah suatu pemetaan yang didefinisikan seperti berikut. T ( A )= A .
Untuk P ≠ A maka T ( P)=P' dengan P adalah titik tengah dari AP '
a. Lukislah R '
b. Lukislah suatu titik Z sedemikian sehingga T (Z )=S.
c. Selidiki apakah T merupakan suatu transformasi.
5. Diketahui P = (0,0), C1 = { (x,y) | x2 + y2 = 1 } dan C2 = {(x,y) | x2 + y2 = 25 }.
T : C1 C2 adalah suatu pemetaan yang didefinisikan seperti berikut.
Apabila X  C1 maka T(X) = X' = ⃗
PX  C2.
a. Apabiia A = (0,1) tentukan T(A)
b. Tentukan prapeta dari B(4,3)
c. Apabila Z sembarang titik pada daerah asal T tentukan jarak ZZ' dengan Z'
= T(Z).
d. Apabila E dan F dua titik pada daerah asal T apakah yang dapat
dikatatakan tentang jarak E'F' ?

6. Pernetaan f dari bidang ke bidang didefinisikan untuk sembarang titik P(x,y)


dengan f(P) = (|x|,|y|).
a. Tentukan f (A) jika A = (–3 , 6)
b. Tentukan semua prapeta dari titik B (4 , 2)
c. Bagaimana bentuk daerah niiai dari f ?
d. Apakah f merupakan suatu transformasi ?

7. Fungsi g dari sumbu X ke bidang V didefinisikan untuk sembarang titik P(x,0)


maka g(P) = (x,x2)
a. Tentukan dan lukislah g(A) jika A = (3,0)
b. Apakah R(–14,196) termasuk pada daerah nilai dari g ?
c. Apakah g surjektif ?
d. Gambarlah daerah niiai dari g.

8. Misalkan F adalah suatu fungsi dengan daerah asal suatu bidang dan didefinisikan
untuk sembarang titik P(x,y) dengan F(P) = (x + 2, 2y –3).
a. Tentukan F(A) jika A = (1 , –6)
b. Carilah prapeta dari B jika B = (–2 ,4)
c. Buktikan atau beri contoh kontra tentang injektitltas dari F.
d. Apakah F suatu transformasi ?
9. Pemetaan T dari bidang ke bidang didefinisikan untuk setiap titik P( x ,y)
sebagai berikut.
(i) Jika x ≥ 0 maka T(P) = (x + 1 , y) (ii)
(ii) Jika x < 0 maka T(P) = (x – 1 , y)
Selidiki apakah T merupakan suatu transformasi atau bukan.

10. Diberikan garis s dan titik A, B dan C seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2.9

Misalkan M adalah suatu pemetaan yang didefinisikan dengan


(i) Jika P  s maka M(P) = P
(ii) Jika P  s maka M(P) = P' sedemikian sehingga s merupakan garis sumbu
dari P P'
a. Lukislah A' = M(A) danB' = M(B)
b. Lukislah prapeta dari C
c. Apakah M suatu transformasi ?
d. Buktikan bahwa A'B' = AB.

Anda mungkin juga menyukai