Anda di halaman 1dari 4

Nama : Made Diva Apriliasih Arya Putri

NIM : 2106091027
Program Studi : D3 Kebidanan
Rombel :5

SOAL UAS MK PANCASILA (MPK)


MAHASISWA SEMSTER 1 UDIKSHA

SOAL :

1. Jelaskan secara rinci bagaimana hubungan Nilai luhur Pancasila dengan etika dan
moral dalam pelaksanaan kehidupan Politik di Indonesia.
2. Suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri selalu ada saja Isu Kontroversial dalam
praktek kehidupan berpolitik di Indonesia. Silahkan Anda memberikan contoh
kejadian berpraktek Politik yang menurut Anda kontroversial {Peristiwa Politik
seperti apa, masalah Politik dan seharusnya seperti apa)
3. Jelaskan secara rinci Mengapa Pancasila dikatakan sebagai Paradigma dalam
pelaksanaan Pembangunan Nasional pada era globalisasi saat ini.
4. Jelaskan dengan contoh kongkrit bahwa membangun dalam bidang idealogi juga
penting dilakukan dengan mengacu pada Nilai, Norma dan Moral berdasarkan
Pancasila. Jelaskan bagaimana tanggapan Anda.
5. Bagaimana tanggapan anda secara rasional dan normatif tetang praktek penggunaan
Pancasila dalam pelaksanaan Pembangunan dibidang Ekonomi secara nasional,
sehingaga terwujud sila ke 5 Pancasila. Jelaskan pendapat Anda.
6. Berikanlah penjelasan secara kongkrit baik secara rasional maupun secara normatif
tetang kebijakan publik antara lain :
a) Dalam mengatasi adanya praktek intoleransi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b) Dalam usaha mensejahterakan dalam bidang ekonomi terutama pada masa
Pandemi Covid 19 saat ini.

JAWAB :

1. Pancasila dan etika adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena merupakan satu
kesatuan. Suatu sistem yang membentuk satu kesatuan yang utuh, saling terhubung
satu sama lain. Ia berfungsi sebagai pedoman hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
berbangsa. Pancasila sebagai sistem etika diperlukan dalam kehidupan politik untuk
mengatur sistem ketatanegaraan. Bayangkan jika tidak ada sistem etika dalam
mengatur kehidupan bernegara yang menjadi pedoman penyelenggara negara, pasti
negara akan hancur. Ada beberapa alasan mengapa Pancasila diperlukan sebagai
sistem etika dalam mengatur kehidupan berbangsa Indonesia. Alasannya adalah
sebagai berikut.
Pertama, penyelenggara negara akan mengintensifkan korupsi karena tidak ada tanda-
tanda normatif dalam menjalankan tugasnya. Penyelenggara negara tidak bisa
membedakan mana yang boleh dan tidak, mana yang pantas dan tidak, dan mana yang
baik dan mana yang buruk (baik dan buruk). Pancasila sebagai sistem etika mengacu
pada pemahaman kriteria baik (baik) dan buruk (buruk). Archie Bahm dari Axiology
of Science menjelaskan bahwa yang baik dan yang buruk adalah dua hal yang
berbeda. Namun, ada aspek baik dan buruk dalam kehidupan manusia. Dengan kata
lain, selalu ada godaan untuk melakukan hal-hal buruk. Jika seseorang menjadi PNS
dan berpeluang melakukan perbuatan buruk (korupsi), hal itu bisa menimpa siapa
saja. Archie Bahm menyimpulkan bahwa “memaksimalkan yang baik dan
meminimalkan yang buruk” (Bahm, 1998: 58). Kedua, kemerosotan moral yang
melanda kehidupan masyarakat, terutama generasi muda, sangat mengancam
kelangsungan hidup bangsa. Generasi muda yang tidak memiliki pendidikan pribadi
yang memadai dihadapkan pada berbagai nilai bahwa globalisasi akan merugikan dan
kehilangan Indonesia. Dekadensi moral terjadi ketika pengaruh globalisasi tidak
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, melainkan nilai-nilai eksternal yang mendominasi.
Contoh dekadensi moral adalah penyalahgunaan zat, kebebasan tanpa batas,
rendahnya rasa hormat kepada orang tua, kurangnya kejujuran, dan pertengkaran
siswa. Semua ini menunjukkan lemahnya tatanan nilai moral dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, sebagai sistem etika, Pancasila perlu
kehadirannya sejak dini, terutama dalam bentuk pembentukan kepribadian di sekolah.
Ketiga, pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan berbangsa Indonesia
ditandai dengan melemahnya penghormatan terhadap hak orang lain. Kasus-kasus
pelanggaran HAM yang diberitakan di berbagai media, antara lain kekerasan dalam
rumah tangga (PRT), penelantaran anak yatim oleh pihak-pihak yang dirancang untuk
melindungi anak yatim, dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Semua ini
menunjukkan bahwa persepsi umum tentang nilai-nilai Pancasila sebagai sistem etika
belum berjalan secara maksimal. Oleh karena itu, selain mensosialisasikan sistem
etika Pancasila, juga perlu mentransformasikannya ke dalam peraturan perundang-
undangan hak asasi manusia. Keempat, kerusakan lingkungan yang berdampak pada
berbagai aspek kehidupan manusia, seperti kesehatan, kelancaran penerbangan, nasib
generasi penerus, pemanasan global, dan perubahan cuaca. Kasus-kasus ini
menunjukkan bahwa persepsi nilai-nilai Pancasila sebagai sistem etika belum terjadi
di benak masyarakat. Orang Indonesia saat ini cenderung membuat keputusan
berdasarkan sikap emosional mereka dan ingin mendapatkan keuntungan sementara
tanpa mempertimbangkan efek dari perilaku mereka. Contoh paling nyata adalah
kebakaran hutan dan kabut asap di Riau. Oleh karena itu, Pancasila perlu dimasukkan
sebagai sistem etika hukum dan peraturan yang mengambil tindakan tegas terhadap
individu dan perusahaan yang bertanggung jawab atas kebakaran hutan.
2. Di Indonesia pada saat masa pandemi pun masih ada oknum-oknum yang
memanfaatkan keadaan untuk melakukan hal-hal yang tidak baik untuk dilakukan.
Seperti pada kasus politik yang dilakukan oleh Juliari sebagai mentri sosial saat itu
melakukan pengadaan bansos penanggulangan COVID -19 berupa paket sembako
yang akan dibagikan pada masyarakat terdampak. Diduga total suap yang diterima
oleh Juliari sebesar Rp. 8,2 miliar. Karena telah melanggar hukum dan tidak ssangat
tidak mencerminkan nilai Pancasila, Juliari divonis 12 tahun penjara dan denda Rp
500 juta oleh majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta pada
Senin (23/8/2021). Majelis hakim menilai Juliari terbukti melanggar Pasal 12 huruf a
Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana diubah dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2001. Hakim juga
menilai Juliari telah divonis oleh masyarakat telah bersalah padahal secara hukum
terdakwa belum tentu bersalah sebelum adanya putusan pengadilan yang berkekuatan
hukum tetap. Sebagai mentri sosial yang menjadi tauladan bagi rakyatnya, seharusnya
Juliari tidak melakukan hal yang benar-benar merugikan bagi rakyatnya. Dengan
kelakuannya tersebut Juliari melanggar atau mengabaikan Pancasila khususnya sila ke
5 yaitu keadilan bagi seluruh rakyat Indnesia.
3. Paradigma memiliki posisi dan fungsi yang strategis dalam setiap proses kegiatan.
Perencanaan, pelaksanaan, dan penggunaan hasil dalam setiap kegiatan apapun dapat
diukur dengan paradigma tertentu yang diyakini kebenarannya. Pembangunan
nasional sendiri merupakan rangkaian upaya pembangunan berkelanjutan yang
mencakup aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, serta pertahanan dan keamanan.
Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka mencapai kemakmuran
masyarakat Indonesia. Pancasila dianggap sebagai paradigma karena pancasila
dijadikan landasan, acuan, metode, nilai, dan tujuan yang ingin dicapai dalam setiap
program pembangunan nasional. Dengan menempatkan pancasila sebagai paradigma
pembangunan nasional, maka semangat, arah, dan gerak pembangunan nasional harus
mencerminkan pengamalan semua sila pancasila sebagai sebuah kesatuan yang utuh.
Selain itu, Pancasila merupakan jiwa seluruh rakyat Indonesia yang dijadikan sebagai
pandangan hidup bangsa, sehingga pembangunan nasional harus mencerminkan nilai
– nilai Pancasila yaitu nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan
Keadilan karena dasar dari pembangunan nasional adalah kesejahteraan masyarakat
Indonesia. Oleh sebab itu Pnacasila dijadikan sebagai paradigma pembangunan
nasioanl pada era globalisasi saat ini.
4. Tentu saja, membangun dalam bidang idealisme sangat penting karena berkaitan
dengan komitmen. Sila kedua Pancasila, mengenai nilai-nilai, kewajaran dan moral
yang terkait dengan umat manusia. Kenali dan perlakukan faktor keuangan, rasa
hormat, dan rekan kerja yang tidak dihormati. Menaati kewajiban memang tidak
mudah, namun ketika seseorang memiliki tingkat tanggung jawab yang tinggi. Dalam
pekerjaannya, dia bersedia memenuhi tugasnya sampai akhir. Contoh membangun
disiplin idealis yang dapat mengacu pada nilai, norma, dan moral adalah penyaringan
budaya asing terhadap budaya Indonesia. Artinya, Pancasila dapat digunakan untuk
mengesampingkan perlakuan apapun di luar Indonesia. Penyaringan ini dilakukan
untuk melindungi budaya Indonesia, dan tanpa penyaringan oleh Pemerintah dengan
berpedoman Pancasila, sehingga masuknya budaya asing tidak akan mengurangi
budaya Indonesia.
5. Perwujudan keadilan sosial dalam Negara Indonesia merupakan aktor utama dan
fundamental, serta paling kompleks dan luas dimensinya. Keadilan merupakan suatu
kemauan yang bersifat tetap dan terus-menerus untuk diberikan kepada setiap orang
terkait apa yang seharusnya diterima. Terwujudnya keadilan sosial, diperlukan peran
masyarakat yang seluas-luasnya, baik perseorangan, keluarga, organisasi dimana
setiap orang mempunyai kesempatan membangun kehidupan yang layak sehingga
tercipta kesejahteraan umum. Keadilan sosial selalu bertujuan untuk mewujudkan atau
menciptakan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Berdasarkan Pasal 34
ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan kewajiban negara untuk memelihara fakir miskin dan anak terlantar.
Dalam penyelenggaraan pembangunan di bidang ekonomi secara nasional,
perwujudan keadilan sosial menghendaki upaya pemerataan sumber daya agar
kelompok masyarakat yang lemah dapat terhindar dari kemiskinan dan agar
kesenjangan ekonomi di tengah-tengah masyarakat dapat dikurangi.
6. Penjelasan secara kongkrit baik secara rasional maupun secara normatif tetang
kebijakan publik :
a) Tindak intoleran yang ektrim telah merampas hak asasi manusia. Di dalam
Pasal 28G ayat (1) UUD 1945 ditegaskan bahwa setiap orang berhak atas
perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat serta berhak atas
rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan. Hak atas rasa aman
adalah hak konstitusional setiap warga negara yang harus dipenuhi oleh
negara. Dan hak atas kebebasan berkeyakinan dan beragama yang dijamin di
dalam Pasal 22 Undang-Undang Nomor 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia.
b) Karena persebaran COVID-19 yang sudah tak terkontrol sekitar bulan Juni –
Agustus pemerintah terpaksa mengeluarkan kebijakan PPKM level 4 yang
mana kita ketahui penerapannya sangat ketat sehingga sangat memberi
dampak besar bagi pengusaha UMKM. Sehingga pemerintah memberikan
bantuan sosial bagi masyarakat yang kebutuhannya kurang terpenuhi dimasa
pandemi saat ini. Tapi beberapa bulan kemudian yaitu sekitar bulan November
2021 kondisi justru jauh menjadi lebih baik. Alhasil pemerintah menurunkan
level PPKM yang awalnya level 4 menjadi level 2 sehingga banyak mall,
bioskop, dan tempat umum lain yang mulai kembali di buka. Dengan hal itu
perputaran ekonomin menjadi jauh lebih stabil. Selain itu bahkan di Jakarta
diterapkan PPKM level 1 sehingga pasar 100% buka. Jadi tidak hanya
kalangan atas saja yang bisa bertahan, kalangan bawah pun juga masih punya
harapan untuk bertahan hidup. Sehingga ekonomi menjadi lebih stabil.

SELAMAT BEKERJA
TETAP SEMANGAT DAN SUKSES SELALU

Anda mungkin juga menyukai